Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

download Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

of 23

Transcript of Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    1/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANGIstilah „katolik„ merupakan istilah yang sudah ada sejak abad awal, yaitu sejak

    zaman Santo Polycarpus (murid Rasul Yohanes) untuk menggambarkan iman Kristiani,

    bahkan pada jaman para rasul, sebagaimana dicatat dalam Kitab Suci.

    Di alam makalah ini akan dijelaskan tentang berapa banyak kitab suci Katolik,

    tradisi-tradisi yang ada di dalam Gereja Katolik, dan Megistarium Gereja Katolik. Dan

    diharapkan dengan informasi-informasi yang telah disampaikan di dalam makalah ini

    kiranya dapat menambah pengetahuan pembaca.

    1.2. TUJUAN

    1. Mengetahui berapa banyak kitab suci yang ada baik di perjanjian baru ataupun di

    perjanjian lama.

    2. Mengetahui tradisi-tradisi yang ada di Gereja Katolik.

    3. Untuk mengetahui Megistarium Gereja Katolik.

    1.3 RUMUSAN MASALAH

    1. Berapa banyak kitab perjanjian baru dan lama ?

    2. Apa saja tradisi Gereja Katolik ?

    3. Apakah Megistarium Gereja Katolik ?

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    2/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. MENGENAL KITAB SUCI KATOLIKa. Apa itu Kitab Suci?

    Kitab Suci disebut juga Alkitab. Istilah “Kitab Suci” lebih akrab di hati umat

    Katolik. Karena Allah dan Sabda-Nya adalah suci, maka kitab yang memuat sabda-

    Nya disebut Kitab Suci. Sedangkan “Alkitab”, berasal dari bahasa Arab yang artin ya

    sang kitab, lebih akrab di hati umat Protestan. Kitab Suci merupakan kumpulan buku

    yang ditulis oleh penulis manusia dengan ilham dari Allah. Buku-buku tersebut berisi

    tulisan tentang wahyu Tuhan dan rencana keselamatan umat manusia.

    b. Berapa Jumlah Kitab dalam Kitab Suci?

    Menurut Gereja Katolik, Kitab Suci terdiri dari 72 atau 73 kitab, tergantung dari

    cara kita menghitungnya. Perinciannya adalah 46 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab

    Perjanjian Baru; jumlah seluruhnya 73 kitab. Namun, karena Konsili Trente (tahun

    1545-1563) menghitung Kitab Ratapan sebagai bagian dari Kitab nabi Yeremia, maka

    jumlah kitab menjadi 72 saja.

    Kitab-kitab dalam Kitab Suci ditulis dalam beberapa bentuk literatur yang berbeda.

    Penting bagi kita mengenali bentuk-bentuk literatur yang berbeda tersebut ketika

    membaca Kitab Suci, sama halnya penting bagi kita mengenali bentuk-bentuk tulisan

    yang berbeda dalam suatu surat kabar. Misalnya, ketika membaca surat kabar kita

    harus tahu apakah kita sedang membaca bagian editorial, atau berita, atau iklan.

    c. Apa itu Perjanjian Lama?

    Perjanjian Lama, atau Kitab-kitab Yahudi, merupakan tulisan tentang hubungan

    Tuhan dengan Israel, “bangsa pilihan”. Ditulis antara tahun 900 SM hingga 160 SM.

    Ke-46 kitab dalam Perjanjian Lama dapat dibagi dalam empat bagian: 5 Kitab

    Pentateukh, 16 Kitab Sejarah, 7 Kitab Puitis dan Hikmat, serta 18 Kitab Para Nabi.

    Sebagian besar Perjanjian Lama dipengaruhi oleh literatur negara-negara tetangga

    Israel di Timur Tengah. Untuk menceritakan kisah-kisah mereka sendiri, bangsa Israel

    meminjam kebudayaan bangsa-bangsa sekitarnya serta meniru bentuk-bentuk literatur

    mereka.

    d. Apa itu Panteukh ?Pentateukh adalah kelima kitab pertama dalam Perjanjian Lama, yaitu:

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    3/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 3

    5 Kitab Pentateukh:

    1 Kejadian Kej

    2 Keluaran Kel3 Imamat Im

    4 Bilangan Bil

    5 Ulangan Ul

    Banyak kisah-kisah Kitab Suci yang terkenal ditemukan dalam kitab-kitab

    Pentateukh termasuk kisah penciptaan, Adam dan Hawa, bahtera Nuh serta kisah-

    kisah lain tentang asal-mula bangsa Israel dan pelarian mereka di bawah pimpinan

    Musa dari perbudakan Mesir.

    Sepuluh Perintah Allah dan hukum-hukum lainnya menyangkut hidup dan ibadat

    bangsa Israel juga didapati dalam Kitab Pentateukh. Oleh sebab itu, Kitab Pentateukh

    disebut juga Kitab Hukum atau Kitab Taurat.

    e. Apa itu Kitab Sejarah?

    Sesuai namanya, Kitab Sejarah berisi kisah tentang sejarah bangsa Israel serta

    campur tangan Allah dalam sejarah mereka.

    16 Kitab Sejarah:

    1 Yosua Yos

    2 Hakim-Hakim Hak

    3 Rut Rut

    4 1 Samuel 1 Sam

    5 2 Samuel 2 Sam

    6 1 Raja-Raja 1 Raj

    7 2 Raja-Raja 2 Raj

    8 1 Tawarikh 1 Taw

    9 2 Tawarikh 2 Taw

    10 Ezra Ezr

    11 Nehemia Neh

    12 Tobit Tob

    13 Yudit Ydt

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    4/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 4

    14 Ester Est

    15 1 Makabe 1 Mak

    16 2 Makabe 2 Mak

    Kisah-kisah tentang para tokoh terkenal, baik pria maupun wanita, dalam sejarah

    Israel dapat ditemukan dalam kitab-kitab ini, termasuk tentang Raja Daud dan Raja

    Salomo, juga Debora, Yudit, Ratu Ester. Kitab-kitab Sejarah mengungkapkan suatu

    pola hubungan yang menarik antara Tuhan dengan Bangsa Pilihan-Nya. Apabila

    mereka setia pada Tuhan dan pada hukum-hukum-Nya, maka hidup mereka sejahtera

    dan Tuhan melindungi mereka dari para musuh. Tetapi, apabila mereka menyembah

    allah-allah lain dan hidup penuh cela di hadapan Tuhan, dengan kata lain mengatakan

    kepada- Nya, “Kami tidak membutuhkan Engkau,” maka bencana datang susul -

    menyusul menimpa mereka.

    f. Apa itu Kitab Puitis dan Hikmat?

    Ada tujuh Kitab Puitis dan Hikmat yang agak berbeda dalam gaya literatur serta

    isinya. Termasuk di dalamnya adalah Mazmur, yaitu doa-doa yang ditulis dalam

    bentuk puitis. Terdapat kitab-kitab tentang bagaimana mencapai hidup bahagia,

    seperti Amsal dan Putera Sirakh. Kidung Agung, salah satu puisi cinta paling sensual

    yang pernah ditulis, menggambarkan kasih mesra Tuhan yang begitu besar bagi umat-

    Nya.

    7 Kitab Puitis dan Hikmat:

    1 Ayub Ayb

    2 Mazmur Mzm

    3 Amsal Ams

    4 Pengkotbah Pkh

    5 Kidung Agung Kid

    6 Kebijaksanaan Salomo Keb

    7 Putera Sirakh Sir

    g. Apa itu Kitab Para Nabi?

    Kitab Para Nabi berisi tulisan-tulisan para nabi besar Israel. Peran para nabi adalah

    menjaga agar Bangsa Terpilih tetap setia pada perjanjian yang telah mereka buat

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    5/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 5

    dengan Tuhan dan membawa mereka kembali apabila mereka menyimpang dari

    Tuhan. Tulisan-tulisan yang amat berpengaruh ini menggambarkan dengan jelas

    ganjaran jika mereka setia dan hukuman jika mereka tidak setia. Di samping itu,

    secara misterius, kitab-kitab para nabi menubuatkan kedatangan Sang Mesias danmemberikan gambaran tentang-Nya. Kelahiran Yesus di Betlehem dari seorang

    perawan, pewartaan-Nya bagi mereka yang sakit, miskin, dan tertindas, juga wafat-

    Nya yang ngeri, semuanya telah dinubuatkan dalam kitab-kitab para nabi.

    18 Kitab Para Nabi:

    1 Yesaya Yes

    2 Yeremia Yer

    3 Ratapan Rat

    4 Barukh Bar

    5 Yehezkiel Yeh

    6 Daniel Dan

    7 Hosea Hos

    8 Yoel Yl

    9 Amos Am

    10 Obaja Ob

    11 Yunus Yun

    12 Mikha Mi

    13 Nahum Nah

    14 Habakuk Hab

    15 Zefanya Zef

    16 Hagai Hag

    17 Zakharia Za

    18 Maleakhi Mal

    h. Apa itu Perjanjian Baru ?

    Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh kitab yang semuanya ditulis dalam

    bahasa Yunani antara tahun 50 M hingga 140 M. Perjanjian Baru meliputi Injil, Kisah

    Para Rasul, Epistula atau Surat-surat dan Kitab Wahyu. Tema inti Perjanjian Baru

    adalah Yesus Kristus; pribadi-Nya, pesan-Nya, sengsara-Nya, wafat serta

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    6/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 6

    kebangkitan-Nya, identitas-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan dan hubungan-Nya

    dengan kita sebagai Tuhan dan saudara.

    i. Mengapa Perjanjian Baru Ditulis dalam Bahasa Yunani?

    Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani karena pada waktu itu bahasa Yunanimerupakan bahasa percakapan yang paling umum dipergunakan di wilayah Laut

    Tengah.

    j. Apa itu Injil ?

    Injil merupakan turunan kata Arab yang artinya Kabar Gembira. Dalam bahasa

    Yunani 'euaggelion'; dalam bahasa Latin 'evangelium'. Ada empat Injil. Masing-

    masing Injil menceritakan kisah hidup, ajaran-ajaran, sengsara, wafat dan kebangkitan

    Yesus Kristus:

    4 Injil :

    1 Matius Mat

    2 Markus Mrk

    3 Lukas Luk

    4 Yohanes Yoh

    Ketiga Injil pertama: Matius, Markus dan Lukas disebut Injil Sinoptik. Sinoptik

    berasal dari kata Yunani yang artinya 'satu pandangan', sebab ketiga Injil tersebut

    mirip dalam struktur maupun isinya. Injil Yohanes, meskipun tidak bertentangan

    dengan Injil Sinoptik, berbeda dalam struktur dan mencakup beberapa kisah dan

    perkataan-perkataan Yesus yang tidak ditemukan dalam Injil Sinoptik.

    Banyak kisah Kitab Suci yang terkenal tentang Yesus ditemukan dalam Injil,

    termasuk kisah kelahiran-Nya di Betlehem, kisah-kisah tentang Yesus

    menyembuhkan mereka yang sakit, juga perumpamaan-perumpamaan, misalnya

    perumpamaan tentang Anak yang Hilang.

    k. Apa itu Kisah Para Rasul ?

    Kisah Para Rasul ditulis oleh St. Lukas sekitar tahun 70 M hingga 75 M. Kitab ini

    berisi catatan tentang iman, pertumbuhannya dan cara hidup Gereja Perdana. Kisah

    Kenaikan Yesus ke surga, turunnya Roh Kudus atas Gereja pada hari Pentakosta,

    kemartiran St. Stefanus dan bertobatnya St. Paulus, semuanya dapat ditemukan dalam

    kitab ini.

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    7/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 7

    l. Apa itu Epistula ?

    Epistula atau Surat-surat merupakan bagian terbesar dari Perjanjian Baru. Epistula

    dibagi dalam dua kelompok: Surat-surat Paulus dan Surat-surat Apostolik lainnya.

    Semua surat mengikuti format penulisan surat pada masa itu. Setiap surat biasanyadiawali dengan salam dan identitas pengirim serta penerima surat. Selanjutnya adalah

    doa, biasanya dalam bentuk ucapan syukur. Isi surat adalah penjelasan terperinci

    tentang ajaran-ajaran Kristiani, biasanya menanggapi keadaan penerima surat. Bagian

    berikutnya dapat berupa pembicaraan tentang rencana perjalanan misi penulis surat

    dan diakhiri dengan nasehat-nasehat praktis dan salam perpisahan.

    Surat-surat Paulus ditulis oleh St. Paulus atau salah seorang muridnya; tak lama

    sesudah wafat dan kebangkitan Yesus, yaitu antara tahun 54 M hingga 80 M. Surat-

    surat tersebut menggambarkan perkembangan awal ajaran dan praktek Kristiani.

    1 Roma Rom

    2 1 Korintus 1 Kor

    3 2 Korintus 2 Kor

    4 Galatia Gal

    5 Efesus Ef

    6 Filipi Flp

    7 Kolose Kol

    8 1 Tesalonika 1 Tes

    9 2 Tesalonika 2 Tes

    10 1 Timotius 1 Tim

    11 2 Timotius 2 Tim

    12 Titus Tit

    13 Filemon Flm

    14 Ibrani Br

    Surat-surat Apostolik dimaksudkan untuk ditujukan, bukan kepada suatu

    komunitas atau individu tertentu, tetapi kepada pembaca yang lebih universal. Surat-

    surat Apostolok ditulis oleh beberapa penulis antara tahun 65 M hingga 95 M.

    7 Surat Apostolik :

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    8/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 8

    1 Yakobus Yak

    2 1 Petrus 1 Pet

    3 2 Petrus 2 Pet

    4 1 Yohanes 1 Yoh5 2 Yohanes 2 Yoh

    6 3 Yohanes 3 Yoh

    7 Yudas Yud

    m. Apa itu Kitab Wahyu ?

    Kitab terakhir dalam Perjanjian Baru, yaitu Kitab Wahyu, ditulis sekitar sesudah

    tahun 90 M. Dengan banyak bahasa simbolik, Kitab Wahyu menyajikan kisah pertarungan antara Gereja dengan kekuatan-kekuatan jahat yang berakhir dengan

    kemenangan Yesus. Meskipun Kitab Wahyu menuliskan peringatan-peringatan yang

    mengerikan akan apa yang terjadi di masa mendatang, Kitab Wahyu pada pokoknya

    merupakan pesan pengharapan bagi Gereja.

    B. TRADISI GEREJA KATOLIK

    Tradisi Gereja atau Tradisi Suci yang diajarkan oleh Gereja Katolik adalah Tradisi

    Apostolik, yaitu Tradisi yang diperoleh dari para rasul, yang diperintahkan oleh Kristus

    untuk mewartakan semua perintah-Nya (lih. Mat 28:19-20). Para rasul mewartakan Injil

    dengan dua cara, yaitu secara lisan dan tertulis, dan yang lisan ini disebut Tradisi Suci.

    a. Katekismus mengajarkan demikian tentang Tradisi Suci, yang tidak terpisahkan

    dari Kitab Suci:

    1. KGK 75

    ”Maka Kristus Tuhan , yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang

    Maha tinggi, memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil , yang dahulu

    telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya

    sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran

    yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-

    bagikan karunia- karunia ilahi kepada mereka” (DV 7).

    2. KGK 76

    Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara :

    - secara lisan “ole h para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    9/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 9

    penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut,

    pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus

    telah mereka pe lajari”;

    - secara tertulis “oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudusitu juga membukukan amanat keselamatan” (DV 7).

    3. KGK 77

    ”Adapun, supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di

    dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-

    pengganti mereka, yang „mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar‟” (DV

    7). Maka, “pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalam kitab -

    kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui

    penggantian, penggantia n yang tiada putusnya” (DV 8).

    4. KGK 78

    Penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus,

    dinamakan “Tradisi” , yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat

    erat berhubungan dengannya. “Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta

    ibadatnya dilestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya

    seluruhnya, imannya yang seutuhnya” (DV 8). “Ungkapan -ungkapan para Bapa

    Suci memberi kesaksian akan kehadiran Tradisi ini yang menghidupkan, dan yang

    kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa.”

    (DV 8). 174, 1124, 2651.

    5. KGK 79

    Dengan demikian penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh

    Kudus tetap hadir di dalam Gereja dan berkarya di dalamnya: “Demikianlah

    Allah, yang dahulu telah bersabda, tiada henti-hentinya berwawancara dengan

    Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus, yang menyebabkan suara

    Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui Gereja dalam dunia,

    menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan Sabda

    Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah (lih. Kol 3:16)” (DV 8).

    6. KGK 80

    ”Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab

    keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama , dan dengan cara tertentu

    bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama” (DV 9). Kedua-

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    10/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 10

    duanya menghadirkan dan mendaya-gunakan misteri Kristus di dalam Gereja

    yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang- Nya “sampai akhir zaman”

    (Mat 28:20).

    7. KGK 81

    ”Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh

    ilahi”.”Dan Tradisi Suci, menyalurkan secara keseluruhan Sabda Allah, yang

    oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul . Tradisi

    menyalurkan Sabda Allah kepada para pengganti Rasul, supaya mereka ini dalam

    terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka, memelihara, menjelaskan, dan

    menyebarkannya dengan setia” (DV 9).

    8. KGK 82

    ”Dengan demikian maka Gereja”, yang dipercay akan untuk meneruskan dan

    menjelaskan wahyu, “menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang

    diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [ baik

    Tradisi maupun Kitab Suci ] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa

    kesalehan dan hormat yang sama ” (DV 9).

    9. KGK 83

    Tradisi yang kita bicarakan di sini, berasal dari para Rasul , yang

    meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang

    mereka dengar dari Roh Kudus . Generasi Kristen yang pertama ini belum

    mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu sendiri memberi

    kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu. Tradisi-tradisi teologis, disipliner,

    liturgis atau religius, yang dalam gelindingan waktu terjadi di Gereja-gereja

    setempat, bersifat lain. Mereka merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang

    disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda. Dalam terang Tradisi

    utama dan di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret

    itu dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus.

    Maka contoh Tradisi Suci adalah:

    1) Doktrin- doktrin yang diajarkan Gereja Katolik melalui Konsili- konsili;

    2) Doktrin/ ajaran yang diajarkan oleh Bapa Paus, selaku penerus Rasul Petrus, dan

    yang juga diajarkan oleh para uskup dalam kesatuan dengan Bapa Paus;

    3) Tulisan pengajaran dari para Bapa Gereja dan para orang kudus (Santo/ Santa)

    yang sesuai dengan pengajaran Magisterium;

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    11/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 11

    4) Katekismus Gereja Katolik; 5) Liturgi dan sakramen-sakramen.

    b. Liturgi dan lain-lain yang berkaitan dengan tradisi Gereja Katolik

    1. Membawa Jenazah ke Gereja

    Aturan mengenai pemakaman gerejawi ada di Kitab Hukum Kanonik (KHK),

    tepatnya di Kanon 1176-1185. Di situ disebutkan bahwa, "Umat beriman kristiani

    yang telah meninggal dunia harus diberi pemakaman gerejawi menurut norma

    hukum." (Kan 1176-1) Lebih lanjut, diatur juga bahwa, "Pemakaman bagi setiap

    orang beriman yang telah meninggal dunia harus dirayakan pada umumnya dalam

    gereja parokinya sendiri." (Kan 1177-1) Aturan ini selaras dengan pemikiran

    bahwa, saat ada anggotanya yang meninggal, Gereja, dalam hal ini kelompok umat

    beriman yang tergabung dalam suatu paroki, turut berduka dan mendoakan yang

    meninggal, dan turut serta memberikan penghiburan kepada keluarga yang

    ditinggalkan. Akhirnya, Kanon 1181 mengatur, "... namun hendaknya diusahakan

    agar dalam pemakaman jangan ada pandang bulu dan orang-orang miskin jangan

    sampai tidak diberi pemakamanyang semestinya."

    Dari paragraf di atas jelas bahwa pemakaman gerejawi adalah untuk umat beriman Kristiani, tanpa pandang bulu. Berikutnya, apa yang dimaksud dengan

    "pemakaman gerejawi"? Pasca Konsili Vatikan II, atau tepatnya tanggal 15

    Agustus 1969, Gereja mengeluarkan dokumen Ordo Exsequiarum atau Tata

    Perayaan Pemakaman. Ini adalah edisi tipikal yang dijadikan acuan oleh Gereja

    Katolik Ritus Romawi di seluruh dunia. Berdasarkan edisi tipikal dalam Bahasa

    Latin itu, para asisten imam yang sering membantu dalam berbagai ritual seputar

    kematian.

    http://www.imankatolik.or.id/khk.php?q=1176-1185http://www.scribd.com/doc/73137744/ORDO-EXSEQUIARUMhttp://www.scribd.com/doc/73137744/ORDO-EXSEQUIARUMhttp://www.imankatolik.or.id/khk.php?q=1176-1185

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    12/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 12

    Dalam Ordo Exsequiarum 1969 ditawarkan tiga model pemakaman gerejawi.

    Model pertama mengacu pada Ritual Romawi tradisional, di mana ritus terpenting

    (Misa Arwah) dilaksanakan di gereja (dengan jenazah) dan didukung dengan ritus-

    ritus lain di rumah serta kuburan atau krematorium. Model keduamerupakan praktik yang berlaku di beberapa bagian Eropa, di mana ritus-ritus

    terpenting dirayakan di kuburan dan Misa Arwah dilaksanakan kemudian di gereja

    (tanpa jenazah). Yang terakhir adalah model ketiga, di mana ritus-ritus terpenting

    dilaksanakan di rumah duka. Model terakhir ini dipakai di beberapa bagian di

    Afrika.

    Dari sudut pandang teologis-liturgis: "Kurban ekaristis Paskah Kristus

    dipersembahkan oleh Gereja bagi para arwah. Sebab semua anggota dalam Tubuh

    Kristus merupakan persekutuan, sehingga dengan demikian yang sudah mati pun

    menerima pertolongan rohani, sedangkan yang masih hidup dihibur dengan

    harapan." (PUMR 379) "Gereja merayakan upacara-upacara liturgi untuk orang

    mati, supaya hubungan antara kematian orang beriman dan misteri Paskah Kristus

    tampak dengan jelas. Terutama dalam Perayaan Ekaristi misteri Paskah Kristus

    dihadirkan di tengah-tengah umat. Maka sangat tepat untuk merayakan Misa dalam

    rangka pemakaman orang-orang beriman. ..." (UP 2) Lagi, "Misa arwah yang

    terpenting ialah yang dirayakan pada hari pemakaman. ..." (PUMR

    380) Berikutnya, "Perayaan Ekaristi hendaknya dilakukan di tempat suci, kecuali

    dalam kasus khusus kebutuhan menuntut lain. Kurban Ekaristi haruslah

    dilaksanakan di atas altar yang sudah didedikasikan atau diberkati ." (Kan 932)

    Gereja memang mengajarkan agar kita menghadirkan Kristus dengan sungguh

    hormat, di altar yang sudah diurapi, dan bukan di sembarang meja yang diberi

    taplak putih, kecuali bila memang keadaan memaksa lain

    Dari sudut pandang logistik: Umumnya pemakaman atau kremasi dilakukan di

    pagi hari, sebelum tengah hari, atau, kalau lokasi makam di luar kota, setidaknya

    sebelum matahari terbenam. Membawa peti jenazah mampir ke gereja dalam

    perjalanan ke kuburan rasanya tidak terlalu sulit dan rasanya tidak akan ada biaya

    tambahan untuk mobil jenazah. Gedung gereja pun biasanya tidak dipakai pada

    rentang waktu 08:00-10:00, kecuali pada hari Minggu. Misa Arwah di gereja akan

    sangat memudahkan imam; beliau tidak harus menghabiskan waktunya yang

    terbatas untuk perjalanan pulang-pergi ke rumah duka yang belum tentu tanpa

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    13/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 13

    macet. Sekali lagi, "Misa arwah yang terpenting ialah yang dirayakan pada hari

    pemakaman. ..." (PUMR 380). Misa ini lebih penting dari segala doa kita bagi yang

    wafat, dan ini demi keselamatan jiwanya. Jadi, janganlah enggan menghabiskan

    satu atau dua jam tambahan saja untuk Misa ini.Masalah ketersediaan imam: Uskup atau imam adalah gembala kawanannya.

    Tentu sangatlah tepat bila gembala hadir saat kawanannya berduka. Meski begitu,

    kita sungguh maklum bahwa banyak tempat di Indonesia saat ini masih sangat

    kekurangan imam. Dalam kasus ini, bila tidak ada imam atau diakon, berbagai

    ritual di rumah duka sebenarnya dapat dipimpin oleh awam. Awam dapat

    memimpin ritual merawat jenazah dan memasukkan ke dalam peti (Bdk. UP 18),

    memimpin ibadat sabda, termasuk tirakatan pada malam menjelang hari

    pemakaman (Bdk. UP 22), dan memimpin ritual pemberangkatan ke gereja untuk

    Misa Arwah (Bdk. UP 30). Usai Misa Arwah, awam dapat memimpin perarakan

    atau pemberangkatan ke kuburan atau krematorium (Bdk. UP 56), juga upacara di

    kuburan atau krematorium (Bdk. UP 59, 69). Awam yang memimpin berbagai

    ritual kematian boleh memerciki jenazah, peti, dan liang kubur dengan air suci dan

    mendupainya (Bdk. UP 20, 63). Pemercikan dengan air suci dan pendupaan

    memang bukan melulu wewenang imam atau diakon. Seluruh umat yang hadir pun

    bila perlu dapat dipersilakan memerciki jenazah dan liang kubur dengan air suci

    (Bdk. UP 65). Hal pendupaan, dalam Misa yang menggunakan dupa, umat kan

    didupai oleh misdinar, bukan oleh imam? Jadi, dalam situasi kekurangan imam,

    kita tidak perlu kawatir akan keselamatan jiwa yang wafat. Satu saja yang mutlak

    harus dipimpin oleh imam, Misa Arwah.

    2. Busana Misdinar

    Misdinar di Les Combes, Italia siap menyambut Paus (Foto: Corbis)

    http://3.bp.blogspot.com/-HI-xJzF9fKw/UP_A1AMaqqI/AAAAAAAAAg0/h6_9M5kUnhY/s1600/Acolyte+7.jpg

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    14/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 14

    Busana misdinar yang sesuai dengan aturan liturgy adalah alba. Atau lebih

    tepatnya, amik, alba dan singel. Mungkin banyak yang kaget, tapi memang

    begitulah aturannya. Setidaknya pasca Konsili Vatikan II.

    Soal alba sebagai busana misdinar, berikut ini pasalnya: "Busana liturgis yanglazim dikenakan oleh semua pelayan liturgi, tertahbis maupun tidak tertahbis, ialah

    alba, yang dikencangi dengan singel, kecuali kalau bentuk alba itu memang tidak

    menuntut singel. Kalau alba tidak menutup sama sekali kerah pakaian sehari-hari,

    maka dikenakan amik sebelum alba. " Hal yang sama ditegaskan lagi dalam Tata

    Upacara Para Uskup.

    Pelayan komuni tak lazim mengenakan alba model Romawi (Foto: TK)

    Dalam foto di atas, para pelayan komuni tak lazim (asisten imam atau pro

    diakon) mengenakan alba model Romawi dengan ploi/wiru/lipatan, yang diikat

    dengan singel dan dilengkapi dengan kerah yang dapat menutup pakaian sehari-

    hari, dan oleh karenanya tidak lagi membutuhkan amik.

    Kenapa harus alba? Alba (Latin: albus, artinya putih) merupakan lambang

    kesucian dan kemurnian hati yang dibutuhkan untuk dapat melihat Allah (Bdk. Mat5:8). Sungguh penting menunjukkan kepada Allah niat baik kita untuk menyucikan

    dan memurnikan hati dengan mengenakan alba yang benar. Gunakan warna putih

    yang bersih dan cerah dan bukan krem atau kuning. Kenakan alba yang panjang

    dan bisa menutup pakaian sehari-hari sepenuhnya, termasuk celana panjang. Di

    bagian leher, pastikan kerah pakaian sehari-hari tidak kelihatan, atau kenakan amik

    untuk menutupinya. Meski terkesan polos, jangan lalu tergoda untuk

    menambahkan salib dada sebagai asesoris. Salib dada merupakan privilese uskup

    (Bdk. CE 1199-1210). Berhati-hatilah dalam berkreasi untuk memperindah alba

    http://3.bp.blogspot.com/-v2y6YWWu8WQ/UP_AS7L6a6I/AAAAAAAAAgs/3i-3OikIOGs/s1600/Picture+044s.jpg

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    15/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 15

    yang terkesan polos. Di beberapa tempat saya melihat alba dikenakan dengan

    "samir", suatu asesoris yang mirip pallium. Silakan periksa foto Paus di bawah ini.

    Selempang putih yang digunakan Paus itu adalah pallium model kuno. alba yang

    bisa dipakai oleh pelayan liturgi, termasuk juga misdinar.

    "Apa warna jubahnya?" Seturut tradisi ratusan tahun, akolit atau misdinarmengenakan jubah yang sama dengan jubah imam. Sama modelnya dan sama pula

    warnanya. Hitam. Waktu imam-imam di daerah tropis diberi kelonggaran untuk

    memakai jubah warna putih dan tidak lagi harus warna hitam, misdinar tidak ikut

    berubah memakai jubah warna putih. Memang, jubah putih dan superpli putih

    bukan kombinasi yang baik. Di beberapa tempat di Eropa, seturut tradisi ratusan

    tahun, misdinar mengenakan jubah berwarna merah. Ini juga merupakan tradisi

    atau kebiasaan yang legitim.

    Paus mengenakan pallium (Foto: TPBF)

    http://4.bp.blogspot.com/-abnfCvtpBmM/UP_QqS6O7aI/AAAAAAAAAiI/NkSI7MQg_vU/s1600/June21stpallium.jpg

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    16/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 16

    Misdinar di Vatikan (Foto: Spaziani)

    Warna jubah misdinar yang legitim adalah hitam, atau merah bila dikehendaki.

    Misdinar di Vatikan mengenakan jubah warna ungu karena Ungu adalah warna

    "episcopal livery" atau seragam keuskupan. Seturut tradisi, dalam rumah tangga

    uskup, semua pelayannya, dari MC sampai diakon dan akolit atau misdinar,

    mengenakan warna ungu juga. Misdinar-misdinar dewasa saat Misa Paskah atauMisa Natal Paus mengenakan warna hitam , karena mereka umumnya adalah para

    seminaris yang sedang studi di Roma, dan mereka semuanya mengenakan jubah

    mereka sendiri yang berwarna hitam. Jadi, sampai di sini warna jubah misdinar

    yang legitim adalah hitam, merah dan ungu; yang terakhir ini hanya untuk misdinar

    yang melayani uskup.

    Perlu saya garis bawahi, bahwa tidak ada aturan maupun tradisi bahwa

    misdinar perlu mengenakan jubah sesuai warna liturgi. Sama dengan tidak adaaturan maupun tradisi bagi imam untuk mengenakan jubah sesuai warna liturgi.

    Jubah Paus, kardinal, uskup, imam, diakon dan misdinar tidak pernah mengikuti

    warna liturgi. Warna liturgi hanya untuk kasula, dalmatik dan stola, plus singel

    kalau mau. Plus juga antependium, kain yang menggantung di depan altar dan

    ambo (mimbar baca). Itu saja. Jadi, meski paroki punya cukup dana, tidak perlu

    memesan jubah misdinar warna putih, merah, hijau, ungu dan hitam. Jubah

    misdinar cukup satu warna saja.

    http://1.bp.blogspot.com/-VN6KMsv9C_k/UP_CDEVqonI/AAAAAAAAAhQ/aKby5cE8cHM/s1600/Beatification-Pope-John-Paul-II-1-may-2011-75.jpg

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    17/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 17

    3. Kardinal / Pangeran Gereja Katolik

    Kebanyakan orang tahu bahwa para kardinal adalah pembantu Paus. Mereka biasanya menjadi pusat perhatian publik saat Paus wafat atau terjadi kekosongantakhta, karena mereka lah yang kemudian berkumpul dalam sebuah konklaf untukmemilih Paus yang baru. Dalam kenyataannya, peran kardinal tidak hanya untukmemilih Paus. Mereka membantu Paus dalam mengurus Gereja Katolik. Parakardinal memberikan saran-saran tentang berbagai urusan Gereja saat Bapa Sucimemanggil mereka dalam suatu rapat yang disebut konsistorium.

    Karena jumlahnya yang terbatas dibandingkan dengan uskup yang jumlahnya

    ribuan, dan juga karena hak-haknya yang istimewa, jabatan kardinal sering

    dipandang sebagai suatu promosi untuk uskup. Seolah-olah ada urutan begini:imam, uskup, uskup agung, kardinal dan Paus. Kenyataannya, yang benar adalah:

    Para Kardinal di Konklaf 2005 (Foto: Corbis)

    Para kardinal memberi hormat kepada Paus

    http://en.wikipedia.org/wiki/Conclavehttp://en.wikipedia.org/wiki/Consistory#Roman_Catholic_Churchhttp://3.bp.blogspot.com/-v57FjABoX5k/SokYAYBjgbI/AAAAAAAAARk/fsDcyscu5WE/s1600/Cardinal+07+with+Pope.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-Af5ym0-XgIk/SokD3OAR7JI/AAAAAAAAAQ0/436NkWIc9x8/s1600/Cardinal+10+Conclave.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-v57FjABoX5k/SokYAYBjgbI/AAAAAAAAARk/fsDcyscu5WE/s1600/Cardinal+07+with+Pope.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-Af5ym0-XgIk/SokD3OAR7JI/AAAAAAAAAQ0/436NkWIc9x8/s1600/Cardinal+10+Conclave.jpghttp://en.wikipedia.org/wiki/Consistory#Roman_Catholic_Churchhttp://en.wikipedia.org/wiki/Conclave

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    18/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 18

    imam, uskup dan Paus. Itu saja. Kardinal bukan atasan uskup. Yang Utama Julius

    Kardinal Darmaatmadja, satu-satunya kardinal dari Indonesia, juga bukan

    perpanjangan tangan Paus untuk mengatur para uskup di Indonesia. Kolegium

    Kardinal dan Sinode Para Uskup memiliki peran sendiri-sendiri dalam GerejaKatolik dan tidak bisa dibilang bahwa yang satu lebih penting daripada yang lain.

    Meski begitu, secara ranking, kardinal memang lebih tinggi dari uskup dan

    biasanya diangkat dari kalangan uskup yang senior.

    Meski kelihatannya sama semua, di kalangan kardinal sebenarnya ada tiga

    tingkatan. Yang paling utama adalah kardinal uskup, kemudian kardinal imam dan

    kardinal diakon. Memang agak membingungkan istilah-istilah ini. Pada mulanya,

    kardinal adalah klerus yang ditugaskan untuk membantu Paus di Keuskupan Roma.

    Istilah kardinal bermula dari kata inkardinasi, yang artinya menempatkan seorang

    klerus di bawah yurisdiksi seorang ordinaris (uskup, abbas atau ordinaris lain).

    Uskup, imam dan diakon yang diminta membantu Paus di-inkardinasi ke

    Keuskupan Roma, di bawah Paus yang adalah Uskup Roma. Jadilah mereka

    kardinal uskup, kardinal imam atau kardinal diakon di Keuskupan Roma. (Catatan:

    Secara kaidah bahasa Indonesia, sebenarnya memang lebih tepat dibilang uskup

    kardinal, imam kardinal atau diakon kardinal.)

    Pengangkatan kardinal merupakan hak prerogatif Paus. Secara garis besarnya,

    saat ini ada tiga jalur pengangkatan kardinal. Yang pertama adalah jalur uskup

    diosesan, seperti Yang Utama Julius Kardinal Darmaatmadja. Kardinal dari jalur

    ini biasanya diangkat menjadi kardinal imam. Yang kedua adalah jalur Kuria

    Romawi, jalur untuk pejabat-pejabat Gereja yang membantu Paus di Vatikan.

    Contohnya adalah Sua Eminenza Angelo Cardinal Comastri, Imam Agung Basilika

    Santo Petrus. Kardinal dari jalur ini biasanya diangkat menjadi kardinal diakon.

    Yang ketiga adalah jalur lain-lain. Kardinal dari jalur ini biasanya diangkat

    menjadi kardinal diakon juga. Bapa Suci bisa mengangkat siapa saja yang

    dianggap pantas menerima martabat kardinal.

    http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/College_of_Cardinalshttp://en.wikipedia.org/wiki/College_of_Cardinalshttp://en.wikipedia.org/wiki/Synod_of_Bishops_%28Catholic%29http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bcomastri.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bcomastri.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Synod_of_Bishops_%28Catholic%29http://en.wikipedia.org/wiki/College_of_Cardinalshttp://en.wikipedia.org/wiki/College_of_Cardinalshttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.html

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    19/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 19

    4. Rumus Misa untuk Pemilihan Paus

    Bendera Takhta Suci Saat Kekosongan Takhta

    Sesuai rubrik khusus untuk "Misa untuk Pelbagai Keperluan dan

    Kesempatan" , dan dengan asumsi Paus baru telah dapat terpilih sebelum Hari

    Minggu Palma, rumus Misa di bawah ini dapat digunakan pada hari-hari biasa

    mulai 1 Maret 2013 sampai dengan terpilihnya Paus baru. Rumus Misa ini tidak

    boleh digunakan pada hari-hari Minggu Prapaskah dan juga pada Hari Raya Santo

    Yusuf tanggal 19 Maret 2013. Rubrik selengkapnya adalah sebagai berikut.

    5. SIM: Surat Ijin Misa

    Terhitung sejak menerima tahbisan imamat, seorang imam mendapat kuasadari uskupnya untuk mempersembahkan Misa Kudus. Kalau suatu saat sang imam

    bepergian dalam wilayah keuskupannya, sangat mungkin bahwa pihak yang

    didatangi mengenalnya dan dengan suka hati akan memberikan kesempatan

    baginya untuk merayakan Ekaristi di gereja atau kapel setempat. Kasusnya bisa

    jadi lain kalau sang imam bepergian ke tempat lain di mana ia tidak dikenal. Saat

    sang imam ingin mempersembahkan Misa di suatu gereja atau kapel tertentu, bisa

    jadi sang tuan rumah akan menanyakan identitasnya. Tuan rumah dalam hal ini bisa pastor paroki setempat, rektor gereja, kapelan, atau bahkan koster. Nah, di saat

    seperti inilah "SIM Imam" akan berguna. Tentu akan lebih praktis bagi sang imam

    untuk membawa "SIM Imam" yang berukuran kecil daripada sertifikat

    tahbisannya. "SIM Imam" yang lebih dikenal dengan nama "Celebret" (dari Bahasa

    Latin "celebrare", merayakan) pada intinya merupakan suatu tanda pengenal

    sekaligus surat pengakuan gerejawi atas kuasa-kuasa yang dimiliki sang imam.

    http://tradisikatolik.blogspot.com/2013/03/rumus-misa-untuk-pemilihan-paus.htmlhttp://www.clerus.org/bibliaclerusonline/en/f14.htm#conhttp://www.clerus.org/bibliaclerusonline/en/f14.htm#conhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2013/01/sim-surat-ijin-misa.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/-hq-6HBTuxr4/US9fvp8rt7I/AAAAAAAAAjA/KpaSeLsMzIY/s1600/Vatican_sede_vacante_83DD.PNGhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2013/01/sim-surat-ijin-misa.htmlhttp://www.clerus.org/bibliaclerusonline/en/f14.htm#conhttp://www.clerus.org/bibliaclerusonline/en/f14.htm#conhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2013/03/rumus-misa-untuk-pemilihan-paus.html

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    20/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 20

    6. Vatikan Larang Imam Pakai Busana Awam

    Atas petunjuk Paus Benedictus XVI, Sekretaris Negara Vatikan Kardinal

    Bertone baru-baru ini (15 Oktober 2012) mengeluarkan surat yang melarang uskup

    dan imam di Vatikan dan Roma mengenakan busana awam. Larangan ini berlaku juga untuk para uskup dari seluruh dunha yang berkunjung ke Roma.

    7. Bulla Kepausan Pengangkatan Uskup

    Foto di atas ini adalah Bulla Kepausan untuk Pengangkatan Uskup Surabaya

    yang sekarang, Yang Mulia Vincentius Sutikno Wisaksono, yang akan saya pakai

    sebagai contoh pembahasan. Surat Keputusan Paus ini ditulis tangan dengan indah,

    di atas suatu vellum atau perkamen yang halus. Bahasa yang digunakan, seperti

    sudah diduga, adalah Bahasa Latin, yang merupakan bahasa resmi Gereja Katolik

    Ritus Romawi. Setiap uskup yang diangkat Paus mendapatkan surat semacam ini,

    yang bunyinya tentu berbeda meski formatnya kurang lebih sama.

    C. MEGISTARIUM GEREJA KATOLIK

    Berikut ini definisi dan penjelasan tentang Magisterium, yang terjemahan bebasnya

    adalah “Wewenang mengajar”, yang diambil dari Katekismus Gereja Katolik (KGK):

    a. KGK 85

    “Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau

    diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang

    hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Krist us” (DV 10).

    b. KGK 86

    “Wewenang Mengajar itu tidak berada di atas Sabda Allah, melainkan

    melayaninya , yakni dengan,hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh

    http://tradisikatolik.blogspot.com/2012/12/vatikan-larang-imam-pakai-busana-awam.htmlhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2012/11/bulla-kepausan-pengangkatan-uskup.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Papal_bullhttp://www.catholic-hierarchy.org/diocese/dsura.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bwisak.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Vellumhttp://en.wikipedia.org/wiki/Parchmenthttp://3.bp.blogspot.com/-XxNaMDPyMko/UKc3aQiedmI/AAAAAAAAAcY/Jg_tkJ9Xzlk/s1600/photo-16.jpghttp://en.wikipedia.org/wiki/Parchmenthttp://en.wikipedia.org/wiki/Vellumhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bwisak.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/diocese/dsura.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Papal_bullhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2012/11/bulla-kepausan-pengangkatan-uskup.htmlhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2012/12/vatikan-larang-imam-pakai-busana-awam.html

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    21/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 21

    Sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya

    dengan khidmat, dipelihara dengan suci, dan diterangkannya dengan-setia; dan itu

    semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani

    sebagai hal- hal yang diwahyukan oleh Allah” (DV 10). c. KGK 87

    Kaum beriman mengenangkan perkataan Kristus kepada para Rasul: “ Barang

    siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku ” (Luk 10:16) Bdk. LG 20. dan

    menerima dengan rela ajaran dan petunjuk yang diberikan para gembala kepada

    mereka dalam berbagai macam bentuk.

    d. KGK 88

    Bersama para imam, rekan sekerjanya, para Uskup mempunyai “tugas

    utama mewartakan Injil Allah kepada semua orang” (PO 4), seperti yang

    diperintahkan Tuhan Bdk. Mrk 16:15.. Mereka adalah “pewarta iman, yang

    mengantarkan murid-murid baru kepada Kristus dan mereka pengajar yang otentik

    atau mengemban kewibawaan Kristus” (LG 25).

    e. KGK 89

    Untuk memelihara Gereja dalam kemurnian iman yang diwariskan oleh para Rasul,

    maka Kristus yang adalah kebenaran itu sendiri, menghendaki agar Gereja-Nya

    mengambil bagian dalam sifat-Nya sendiri yang tidak dapat keliru . Dengan “cita

    rasa iman yang adikodrati”, Umat Allah memegang teguh iman dan tidak

    menghilangkannya di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja yang hidup

    Bdk. LG12;DV 10.

    f. KGK 90

    Perutusan Wewenang Mengajar berkaitan dengan sifat definitif perjanjian, yang

    Allah adakan di dalam Kristus dengan Umat-Nya. Wewenang Mengajar itu harus

    melindungi umat terhadap kekeliruan dan kelemahan iman dan menjamin

    baginya kemungkinan obyektif, untuk mengakui iman asli, bebas dari kekeliruan.

    Tugas pastoral Wewenang Mengajar ialah menjaga agar Umat Allah tetap bertahan

    dalam kebenaran yang membebaskan. Untuk memenuhi pelayanan ini Kristus telah

    menganugerahkan kepada para gembala karisma “ tidak dapat sesat” [infallibi litas]

    dalam masalah-masalah iman dan susila . Karisma ini dapat dilaksanakan dengan

    berbagai macam cara.

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    22/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 22

    g. KGK 91

    “Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, kepala dewan

    para Uskup, berdasarkan tugas beliau , bila selaku gembala dan guru tertinggi

    segenap umat beriman , yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman,menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif …

    Sifat tidak dapat sesat, yang dijanjikan kepada Gereja, ada pula pada Badan para

    Uskup, bila melaksanakan wewenang tertinggi untuk mengajar bersama dengan

    pengganti Petrus” (LG 25) terutama dalam konsili ekumenis Bdk. Konsili Vatikan 1:

    DS 3074.. Apabila Gereja melalui Wewenang Mengajar tertingginya “menyampaikan

    sesuatu untuk diimani sebagai diwah yukan oleh Allah” (DV 10) dan sebagai ajaran

    Kristus, maka umat beriman harus “menerima ketetapan -ketetapan itu dengan

    ketaatan iman” (LG 25). Infallibilitas ini sama luasnya seperti warisan wahyu ilahi

    Bdk. LG 25.

    h. KGK 92

    Bantuan ilahi juga dianugerahkan kepada pengganti-pengganti para Rasul,

    yang mengajarkan dalam persekutuan dengan pengganti Petrus, dan terutama

    kepada Uskup Roma, gembala seluruh Gereja , apabila mereka, walaupun tidak

    memberikan ketetapan-ketetapan kebal salah dan tidak menyatakannya secara

    definitif, tetapi dalam pelaksanaan Wewenang Mengajarnya yang biasa

    mengemukakan satu ajaran, yang dapat memberi pengertian yang lebih baik mengenai

    wahyu dalam masalah-masalah iman dan susila. Umat beriman harus mematuhi

    ajaran-ajaran otent ik ini dengan: “kepatuhan kehendak dan akal budi yang suci” (LG

    25), yang walaupun berbeda dengan persetujuan iman, namun mendukungnya.

  • 8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik

    23/23

    Gereja Katolik

    LEINSAH SINAGA 13021101062)

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULANMagisterium adalah Wewenang Mengajar Gereja, yang terdiri dari Bapa Paus

    (sebagai pengganti Rasul Petrus) dan para uskup (sebagai pengganti para rasul) dalam

    persekutuan dengannya, yang diberikan karisma “tidak dapat sesat” (infalibilitas) oleh

    Yesus, yaitu dalam hal pengajaran mengenai iman dan moral. Maka kita ketahui bahwa

    sifat infalibilitas ini tidak berlaku dalam segala hal, namun hanya dalam hal iman dan

    moral , yaitu pada saat mereka mengajarkan dengan tindakan definitif, seperti yang

    tercantum dalam Dogma dan doktrin resmi Gereja Katolik.

    Tradisi yang dibuat oleh Gereja Katolik adalah Tradisi Suci yang diajarkan oleh

    Gereja Katolik yang Apostolik, yaitu Tradisi yang diperoleh dari para rasul, yang

    diperintahkan oleh Kristus untuk mewartakan semua perintah-Nya dan untuk

    melaksanana semua perintah-Nya.

    Kitab Suci adalah kumpulan buku yang ditulis oleh penulis manusia dengan ilham

    dari Allah yang diturunkan dengan tujuan untuk tetap diingat oleh manusia dan untuk

    dilakukan agar anak manusia tidak mudah untuk jatuh di dalam dosa dan tetap mengingat

    akan Allah yang telah berkorban demi kita anak-Nya.