MeiosisI. Pengertian Pembelahan Meiosis
Pembelahan ini disebut juga pembelahan reduksi. Perkembangan individu baru
dimulai saat terjadi fertilisasi yaitu peleburan dua sel gamet (spermatozoa dengan ovum) atau
terjadi pada proses pembentukan sel kelamin (sel gamet), dimana satu sel induk (2n)
menghasilkan 4 sel anakan (n). Sel gamet atau gamet adalah sel haploid khusus untuk
fertilisasi. Gamet-gamet yang melebur dapat identik dalam bentuk dan ukuran (isogami)
ataupun berbeda dalam satu atau kedua sifat tersebut (anisogami). Istilah 'jantan' dan 'betina'
acap kali diterapkan untuk gamet, tetapi hanya berfungsi untuk menunjukkan kelamin
asalnya, karena gamet tidak mempunyai kelamin. Bilamana berbeda dalam ukuran, biasanya
gamet yang lebih besar disebut makrogamet, dan yang lebih kecil disebut mikrogamet.
Kadang-kadang tidak ada pada plasmogami dalam fertilisasi, dalam hal ini nukleus-nukleus
yang melebur dapat dianggap sebagai gamet.Di mana pada proses pembelahan ini terjadi
pengurangan jumlah kromosom. Pembelahan meiosis adalah suatu peristiwa reproduksi sel
yang menghasilkan sel-sel anak berupa sel-sel haploid. Dalam pembelahan Meiosis terjadi
dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap
meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n).
II. Tujuan Pembelahan Meiosis
Tujuan pembelahan meiosis adalah untuk pembentukan sel kelamin (gametogenesis).
Pembentukan sperma pada hewan jantan disebut spermatogenesis sedangkan pembentukan
ovum disebut oogenesi. Pada tumbuhan tingkat tinggi pembentukan serbuk sari disebut
mikrosporogenesis, sedangkan pembentukan bakal buah disebut makrosporogenesis atau
megasporogenesis.
Keterkaitan /hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifat
Pembelahan sel baik itu mitosis maupun meiosis sebenarnya mempunyai tujuan yang sama
yaitu mewariskan sifat (genetik) yang ada pada sel yang sedang membelah tersebut kepada
sel-sel turunannya. Di dalam sel terdapat kromosom yang mengandung gen. Ketika sel
melakukan pembelahan, kromosom di dalam inti akan menduplikat yang akan diwariskan
kepada sel anak. Sehingga sel anak akan menerima (mewarisi) kromosom-kromosom dan
gen-gen dengan tipe dan ukuran yang sama dari induknya.
III. Tahapan pembelahan meiosis
Meiosis I
A. Profase I
i. Leptoten
Pada tahap ini benang-benang kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom.
ii. Zigoten
Sentrosom membelah menjadi 2 sentriol. Tiap-tiap sentriol bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Terjadi sinapsis antar kromosom homolog dari gamet kedua induk.
iii. Pakiten
Tiap kromosom membelah diri (duplikasi) menjadi 2 kromatid sehingga setiap kelompok
sinapsis terdiri atas 4 kromatid (tetrad).
iv. Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi rapat.
v. Diakinesis
Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah
mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja, yang dapat mengakibatkan
terjadinya rekombinasi gen. Nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju
kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
B. Metafase I
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membran inti sudah
tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan. Sentromer diatur mengarah
ke kutub-kutub sel yang bertentangan letaknya.
C. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad ke kutub sel
berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang
bergerak ke kutub sel membawa materi genetik yang berbeda.
D. Telofase I
Pada tahap ini, membran sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang
bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser cromatid)
yang terhubung melalui sentromer.
Meiosis II
A. Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
B. Metafase II
Pada tahap ini Kromosom yang telah membelah menjadi dua kromatid berjajar pada
bidang pembelahan. Selanjutnya sentromer menempatkan diri di tengah sel.
C. Anafase II
Pada tahap ini Sentromer membelah menjadi dua. Masing-masing kromatid berpisah dan
bergerak ke kutub yang berlawanan. Kromatid tersebut merupakan kromosom baru.
D. Telofase II
Pada telofase II ini Kromatid sampai di kutub dan berubah menjadi benang kromatin.
Kemudian terbentuk kembali membran inti dan anak inti. Pada tahap ini terjadi sitokinesis
dan terbentuk 4 sel anakan yang memiliki kromosom setengah dari induknya.
IV. Gametogenesis
Gametogenesis (gamet = sel kelamin, genesis = kelahiran,
pembentukan) adalah proses terbentuknya gamet (sel
kelamin), baik gamet jantan maupun gamet betina.
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet
(sel kelamin) yang terjadi melalui pembelahan meiosis.
Gametogenesis berlangsung pada sel kelamin dalam alat
perkembangbiakan.
Peristiwa gametogenesis terjadi pada organ reproduksi
hewan dan tumbuhan. Hasil gametogenesis adalah
sel-sel kelamin jantan dan betina yang siap
mengadakan pembuahan (melebur menjadi satu), dan
kelak menjadi makhluk hidup yang baru.
Gametogenesis Pada Hewan
Sebagian besar hewan berkembang biak secara
seksual. Oleh karena itu, gametogenesis sangat
penting untuk kelangsungan hidup hewan.
a. Gametogenesis pada hewan jantan (spermatogenesis)
Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan sperma di epididimis.
Tahap awalnya yaitu, sel diploid yang akan menjadi sel induk sperma (spermatogonium)
menjadi besar sebelum membelah secara meiosis. Sel demikian disebut spermatosit primer.
Sel ini kemudian membelah pada tahap meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder.
Selanjutnya, kedua sel tersebut membelah pada meiosis II menghasilkan empat sel spermatid.
Sel spermatid kemudian berkembang menjadi sperma.
b. Gametogenesis pada hewan betina (oogenesis)
Umumnya tahap – tahap oogenesis serupa dengan
spermatogenesis. Sel induk telur (oogonium) menjadi
besar sebelum membelah secara meiosis. Sel yang menjadi
besar ini disebut oosit primer. Akan tetapi dibandingkan
spermatogenesis, ada dua perbedaan utama pada
oogenesis. Pertama, sel oosit primer jauh lebih besar
karena mengandung komponen sitoplasmik lebih banyak.
Kedua, dua oosit sekunder (hasil pembelahan meiosis I)
berbeda ukuran dan fungsi. Salah satu sel oosit sekunder
memiliki ukuran lebih besar. Sel oosit sekunder yang
berukuran lebih besar ini akan melakukan meiosis II yang
hanya akan menghasilkan satu ovum (sel telur) yang sehat
dan fungsional dan satu badan kutub yang akan mengalami degenerasi. Sedangkan sel oosit
sekunder yang berukuran lebih kecil (badan kutub pertama) juga mengalami degenerasi
(mati). Dengan demikian, dari total empat sel
haploid hanya satu sel haploid saja yang fungsional
menjadi sel ovum, sedangkan tiga sel lainnya
mengalami degenerasi.
Gametogenesis Pada Tumbuhan
a. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan
serbuk sari (mikrospora) di dalam kepala sari
(anthera). Di dalam kepala sari terdapat sel induk
serbuk sari yang diploid (2n). Sel induk serbuk sari
ini disebut mikrosporosit. Sel induk serbuk sari
mengalami pembelahan meiosis menghasilkan empat mikrospora yang bersifat haploid (n)
dan masih menyatu. Kemudian, setiap inti mikrospora membelah menjadi dua yang masing-
masing haploid. Satu inti dinamakan inti buluh serbuk sari. Inti buluh serbuk sari merupakan
inti vegetatif. Satu inti lagi dinamakan inti generatif. Dalam perkembangan selanjutnya,
setelah terbentuk serbuk sari. inti generatif membelah lagi menjadi dua inti sperma yang
masing-masing haploid. Dengan demikian, serbuk sari yang telah masak mengandung tiga
inti yang masing-masing haploid. yaitu satu inti vegetatif dan dua inti sperma. Inti vegetatif
dalam perkembangannya akan mati.
b. Megasporogenesis
Megasporogenesis adalah proses
pembentukan kandung lembaga di dalam
bakal biji (ovulum). Di dalam bakal biji
terdapat sebuah sel induk megaspora
yang bersifat diploid. induk megaspora
ini disebut megasporosit. Di dalam bakal
biji, sel induk mengalami meiosis
sehingga menghasilkan empat
megaspora yang masing-masing haploid.
Tiga megaspora itu mengalami
degenerasi dan mati. Sementara itu, satu
megaspora yang hidup mengalami
pembelahan inti secara mitosis tiga kali
berturut-turut tanpa diikuti pembelahan
plasma sehingga terbentuk sebuah sel
kandung lembaga yang mengandung delapan inti haploid. Dari delapan inti, tiga inti menuju
ke arah mikrofil, tiga inti menuju ke arah yang berlawanan dengan mikrofil, dan dua inti ke
tengah. Mikrofil adalah lubang kecil tempat masuknya inti sel sperma. Tiga inti yang menuju
ke arah mikrofil, yang tengah menjadi sel telur (ovum), sedangkan dua inti yang
mendampingi menjadi sinergid. Tiga inti yang bergerak ke arah yang berlawanan dengan
mikrofil menjadi antipoda. Antipoda kemudian mengalami degenerasi dan mati. Sedangkan
dua inti yang ke tengah bersatu membentuk kandung lembaga sekunder yang bersifat diploid
(2n). Sel telur dan kandung lembaga yang telah masak siap untuk dibuahi oleh inti sperma
dari serbuk sari.
Perbedaan Pembelahan Mitosis dengan Pembelahan Meiosis
No. Uraian Mitosis Meiosis
1. Tujuan - memperbanyak jumlah sel
- pertumbuhan
- mengganti sel-sel yang rusak
- pembiakan organisme bersel
satu
- mengurangi jumlah kromosom sehingga pada generasi berikutnya tetap
2. Tempat
terjadinya
Terjadi pada sel soma (tubuh).
- Pada tumbuhan terjadi pada jaringan meristem. misal : ujung akar, ujung batang, ujung daun, kambium.
- Pada hewan terjadi pada sel
somatis (sel tubuh).
Terjadi pada proses pembentukan kelamin (gamet).
- pada tumbuhan terjadi di benang sari dan putik.
- pada hewan terjadi pada gonade
(alat reproduksi).
3. Tahap
pembelahan
Satu kali pembelahan, meliputi :
- Profase
- Metafase
- Anafase
- Telofase
Dua kali pembelahan, meliputi :Meiosis I:
- Profase I- Metafase I- Anafase I- Telofase I
Meiosis II:- Profase II- Metafase II- Anafase II- Telofase II
4. Hasil 1 sel induk 2 sel anak
2n
2n
2n
1 sel induk 4 sel anakan n n2n n n
5. Sifat sel anak Sifat sel anak sama dengan induknya
Sifat sel anak tidak identik dengan induknya
Cara Kerja Meiosis
1. Kromosom di duplikasi pada fase S di fase Interfase
2. Di Meiosis terjadi dua pembelahan sel
3. Dalam Mitosis, Kromosom berbaris secara Indvidual, namun dalam Meiosis
mereka berbaris pada pasangan homolog satu sama lain.
Crossing Over
Pada Diplonema kromosom membelah membujur sehingga setiap kelompok sinapsis
terbentuk empat kromatid dan letaknya saling menjauh. Namun, pada titik-titik tertentu
masih ada hubungan disebut kiasma. Adanya kiasma ini memungkinkan terjadinya
pindah silang (crossing over)
Top Related