Download - Makalah ketahanan nasional

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKetahanan nasional merupakan istilah khas Indonesia yang muncul pada tahun 1960-an. Istilah ketahanan nasional dalam bahasa Inggris bisa disebut sebagai national resilience atau lebih dikenal dengan istilah national power (kekuatan nasional). Ketahanan bangsa merupakan kemampuan suatu bangsa untuk mempertahankan persatuan dan kesatuannya serta memperkuat daya dukung kehidupannya. Jadi, suatu bangsa mampu menghadapi segala bentuk ancaman yang dihadapinya, sehingga memiliki kemampuan melangsungkan kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut. Konsepsi ketahanan bangsa untuk konteks Indonesia dikenal dengan nama Ketahanan Nasional yang dikembangkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) pada tahun 1970-an. Secara konsepsional, ketahanan nasional diartikan sebagai kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Isinya berupa keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar. Tujuannya untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Adapun inti dari Ketahanan Nasional Indonesia adalah kemampuan yang dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin luas dan kompleks. Ancaman tersebut bisa berupa Illegal Logging yang akan dibahas pada makalah ini.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana hubungan Illegal Logging pada aspek ketahanan nasional?2. Apa pengaruh Illegal Logging terhadap fungsi hutan sebagai penghasil devisa negara?3. Bagaimana cara untuk menghentikan Illegal Logging yang berdampak pada ketahanan nasional? 1.3 Tujuan dan Manfaat PenulisanMakalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing kewarganegaraan kami Ibu Khrisna Hadiwinata. Kemudian untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar mengerti tentang seluk beluk Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Serta membuka pikiran pembaca guna mengetahui permasalahan yang ada di Indonesia mengenai Ketahanan Nasional dan apa saja dampak yang akan ditimbulkan apabila permasalahan tersebut terus-terusan berlanjut.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara Dasar pemikiran wawasan nusantara ditinjau dari latar belakang pemikiran aspek kewilayahan nusantara, aspek social budaya bangsa Indonesia dan aspek kesejarahan bangsa Indonesia adalah : 2.1.1 Pemikiran Aspek Kewilayahan Indonesia Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah, dan merupakan ruang atau wadah yang harus dipedomani sebagai aspek hidup dan kehidupan suatu bangsa yang di dalamnya terdapat sumber kekayaan alam dan manusia atau penduduk yang bermukim di wilayah tersebut.Kondisi objektif geografi nusantara merupakan untaian ribuan pulau dan kecil (17.508) dan tersebar di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yg sangat strategis. 2.1.2 Pemikiran Aspek Sosial Budaya Budaya atau kebudayaan dalam arti etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan budi manusia (berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kekuatan budi).Karena manusia tidak hanya bekerja dengan kekuatan budinya melainkan juga dengan perasaan fantasia tau imajinasi dan dengan kehendaknya, maka lebih lengkap jika kebudayaan diungkapkan sebagai cita, rasa, cipta, karsa dan karya (budi perasaan pemikiran kehendak dan tindakan. Sosial budaya sebagai salah satu aspek kehidupan nasional di samping politik, ekonomi, dan hankam adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan social di antara anggota-anggota nya, di antaranya : 1) Kebhinekaan budaya Indonesia 2) Budaya sebagai bangsaIndonesia yang bersatu 3) Budaya toleransi Indonesia yang bersatu 4) Budaya toleransi dan saling menghargai 2.1.3 Pemikiran Aspek Kesejarahan Indonesia Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh dan berkembang dari latar belakang sejarahnya.Begitu pula sejarah Indonesia diawali dari negara-negara kerajaan tradisional yang pernah ada di wilayah Nusantara melalui kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit.Landasan kedua kerajaan tersebut adalah mewujudkan kesatuan wilayah.Dengan semangat kebangsaan, melalui perjuangan berikutnyamenghasilkan Proklamasi 17 Agustus 1945 yakni Indonesia mulai menegara. 2.2 Landasan Pemikiran Ketahanan Nasional Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara khususnya dalam upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa secara terus menerus berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan alamiah maupun lingkungan social dan lingkungan dalam negeri maupun lingkungan luar negeri atau sering dinamakan lingkungan regional , nasional maupun internasional. Proses interaksi dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan dan merugikan. Dampak yang menguntungkan akan dapat mendorong dan memperkuat laju pencapaian tujuan nasional. Sebaliknya, dampak yang merugikan berupa ancaman-ancaman akan menghambat pencapaian tujuan nasional. Maka untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, suatu bangsa senantiasa akan menghadapi berbagai tantangan dengan ketahanan nasional yang memiliki landasan pemikiran sebagai berikut : a. Manusia berbudaya Manusia berbudaya akan selalu melakukan hubungan-hubungan : 1) Dengan Tuhan melahirkan agama2) Dengan cita-cita melahirkan ideology 3) Dengan kekuatan/kekuasaan melahirkan politik 4) Dengan pemenuhan kebutuhan melahirkan ekonomi 5) Dengan manusia melahirkan social 6) Dengan rasa keindahan melahirkan kesenian 7) Dengan penguasaan/pemanfaatan fenomena alam melahirkan IPTEK 8) Dengan rasa aman melahirkan pertahanan keamanan.

b. Tujuan nasional, falsafah bangsa dan ideology negara Tujuan nasional menjadi pokok pemikiran dalam ketahanan nasional karena suatu organisasi apapun bentuknya, dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal dan eksternal. Oleh karena itu, diperlukan kondisi yang siap untuk menghadapinya. Selanjutnya falsafah dan ideology menjadi pokok pemikiran karena dalam pencapaian tujuan nasional pasti aka nada masalah yang dihadapi, hal ini dapat dipahami dari makna falsafah dan ideology dalam Pembukaan UUD 1945.c. Wawasan nasional Manifestasi wawasan nasional Indonesia (Wawasan Nusantara) itu ditentukan oleh kesejarahan, kondisi objektif dan subjektif, kultural serta idealism yang dijadikan aspirasi dalam eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bertabat.Wawasan nusantara ini memiliki identitas yang khas yang dapat menjiwai setiap tindakan kebijakan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional.2.3. Pengertian Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional a. Wawasan nusantara Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, di dalam eksistensinya yang sarwa nusantara serta pemekarannya di dalam mengekspresika diri di tengah-tengah lingkungan nasionalnya (Lemhanas, 1992). Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam (Prof. Dr. Wan Usman) Wawasan nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenal diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional (Tap MPR, 1993 dan 1998).

b. Ketahanan nasionalKetahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang dating dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun yang tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya (Lemhannas, 1989).2.4 Tujuan Wawasan NusantaraDari tulisan Prof.Dr. Hasjim Djalal, MA tentang Pemantapan Sistem Ketahanan Nasional dalam menjaga keutuhan NKRI menjelaskan bahwa Dalam pengertian LEMHANAS, ketahanan nasional mencakup konsep ASTAGRAHA yang terdiri dari TRIGATRA dan PANCAGATRA. TRIGATRA terdiri dari faktor : Geografi, Demografi, Sumber daya alamPANCAGATRA terdiri dari unsur-unsur: Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam.Ideologi Negara adalah Pancasila. Ideologi ini kiranya cukup mantap, walaupun selalu ada tekanan-tekanan baik dari ekstrim kanan maupun kiri.Unsur Politik sering kali menjadi persoalan, terutama dengan maraknya kepartaian, menonjolnya kepentingan kelompok, dan kini ada yang di picu oleh amandemen-amandemen UUD 1945 dan perkembangan OTDA.Di bidang Ekonomi; tercatat ada perbaikan-perbaikan pada Makro Ekonomi tetapi belum terasa benar pengaruh positifnya ke bawah/kehidupan rakyat. Disamping itu KKN dan penegakan hukum masih rumit.Di bidang SosBud; terasa sangat banyak pengaruh budaya luar terhadap budaya nasional/lokal, dan kehidupan sosial masih sangat rawan terutama karena sangat banyaknya terjadi bencana alam, persoalan etnis, dan persoalan pertanahan.Di bidang Hankam, berbagai-bagai persoalan masih di hadapi oleh NKRI seperti:Mempertahankan kesatuan nasional dan integritas wilayah Indonesia.Menghilangkan illegal fishing, illegal logging, penambangan liar, dan lain-lainMencegah berbagai-bagai penyelundupan dan kejahatan serta pelanggaran hukum lainnya, terutama di laut.Penentuan yang jelas dari perbatasan Indonesia, baik di darat, laut, dasar laut dan udaranya.Masalah yang berkaitan dengan pelayaran internasional di laut-laut Indonesia, khususnya masalah passage/lewat melalui perairan kepulauan/laut wilayah, dan melalui archipelagic sealanes passage melewati ALKI di bagian-bagian tertentu periaran Indonesia.Masih belum habisnya persoalan terorisme di dalam negeri maupun di kawasan Asia Tenggara.Masih adanya pikiran-pikiran separatisme didaerah tertentuMasih banyaknya hujatan-hujatan terhadap TNI, POLRI dan penegak hukum lainnya yang berkaitan dengan proses demokratisasi, perlindungan HAM, kebebasan Pers, dan kewenangan OTDA. Hal-hal ini sering berkesan kebablasan.Masih sangat minimnya anggaran pertahanan dan keamanan negara. (lihat table perbandingan Anggaran Belanja Pertahanan terlampir)Belum jelasnya perimeter pertahanan Indonesia, baik ke laut dan samudera maupun keudara.BAB IIIPEMBAHASAN

Illegal Logging adalah meliputi serangkaian pelanggaran peraturan yang mengakibatkan exploitasi sumber daya hutan yang berlebihan. Pelanggaran-pelanggaran ini terjadi di semua lini tahapan produksi kayu, misalnya pada tahap penebangan, tahap pengangkutan kayu gelondongan, tahap pemrosesan dan tahap pemasaran; dan bahkan meliputi penggunaan cara-cara yang korup untuk mendapatkan akses ke kehutanan dan pelanggaran-pelanggaran keuangan, seperti penghindaran pajak. Pelanggaran-pelanggaran juga terjadi karena kebanyakan batas-batas administratif kawasan hutan nasional, dan kebanyakan unit-unit hutan produksi yang disahkan secara nasional yang beroperasi di dalam kawasan ini, tidak didemarkasi di lapangan dengan melibatkan masyarakat setempat.Ilegal logging dalam konsep hukum adminitrasi tidak berarti tidak mempunyai izin (dokumen-dokumen perizinan), atau memiliki izin, namun ada cacat karena tidak memenuhi legalitas formal ataupun legalitas substansial. Keduanya memiliki akibat hukum tidak sah (illegal), sehingga muncul istilah iilegal logging. Sehingga ada perbedaan antara istilah tidak berizin dan memiliki izin akan tetapi mengandung cacat yuridis. Dari perspektif ekonomi kegiatan illegal logging telah mengurangi penerimaan devisa negara dan pendapatan negara. Berbagai sumber menyatakan bahwa kerugian negara yang diakibatkan oleh illegal logging , mencapai Rp.30 trilyun per tahun. Permasalahan ekonomi yang muncul akibat penebangan liar bukan saja kerugian finansial akibat hilangnya pohon, tidak terpungutnya DR dan PSDH akan tetapi lebih berdampak pada ekonomi dalam arti luas, seperti hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan keragaman produk di masa depan (opprotunity cost). Sebenarnya pendapatan yang diperoleh masyarakat (penebang, penyarad) dari kegiatan penebangan liar adalah sangat kecil karena porsi pendapatan terbesar dipetik oleh para penyandang dana (cukong). Tak hanya itu, illegal logging juga mengakibatkan timbulnya berbagai anomali di sektor kehutanan. Salah satu anomali terburuk sebagai akibat maraknya illegal logging adalah ancaman proses deindustrialisasi sektor kehutanan. Artinya, sektor kehutanan nasional yang secara konseptual bersifat berkelanjutan karena ditopang oleh sumber daya alam yang bersifat terbaharui yang ditulang punggungi oleh aktivitas pengusahaan hutan disektor hulu dan industrialisasi kehutanan di sektor hilir kini tengah berada di ambang kehancuran.Pelestarian hutan Perlu dan Harus secapatnya dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian semakin merebak karena untuk usaha pertanian bergeser dari lahan subur yang terus berkurang ke lahan marginal yang kurang subur (hutan), demikian pula penebangan hutan tak terkendali untuk memenuhi kebutuhan kayu baik untuk bahan bagunan, bahan perkakas rumah tangga, maupun untuk bahan bakar. Kita bisa menghitung berapa volume kayu untuk semua kebutuhan tadi, dan berapa dari luar Jawa yang masuk, dan berapa yang dihasilkan oleh Perhutani, maka akan tidak seimbang, sehingga kekurangan itu berasal dari hutan di sekitar kita sendiri, yang seharusnya kita lestarikan dan kita jaga bersama.Upaya yang perlu dilakukan untuk melestarikan hutan:1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.4. Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.Oleh sebab itu, kepada semua pihak yang bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan lindung, baik Perum Perhutani, Dinas Kehutanan, maupun Pemda setempat Harus lebih aktif dalam proses pelestarian alam. Pemahaman masyarakat mengenai dampak dari penebangan hutan sangatlah kurang. Sosialisasi mengenai lingkungan hidup perlu dan harus dilakukan. Masyarakat tidak sepenuhnya memahami akibat yang akan terjadi nantinya. Upaya penanganan dan pencegahan harus segera dilakukan, mulai dari reboisasi, rehabilitasi lahan kritis, pengelolaan hutan, serta menindak tegas para pelaku penebangan liar.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanDari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ketahanan nasional tidak lepas dari pengaruh kaki tangan manusia. Terlebih halnya dalam masalah sumber daya alam. Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah harus menjaga hutan kita ini agar tidak lagi dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab serta dibantu oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. Karena ketahanan nasional yang kuat berasal dari rakyat negara itu sendiri dan juga Pemerintahannya.4.2 SaranBerdasarkan simpulan diatas, maka saran /rekomendasi yang diajukan dirumuskan sebagai berikut.

DAFTAR PUSTAKA

http://budidubi.blogspot.com/2012/04/kasus-ketahanan-nasional-illegal.htmlhttp://triscamiaa-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-80053-Pendidikan%20Kewarganegaraan-Ketahanan%20Nasional%20Indonesia.htmlhttp://dimaswarning.wordpress.com/2011/09/26/dampak-dan-kerugian-penebangan-hutan-secara-liar/

12