PENGELOLAAN PESERTA DIDIK
Makalah dibuat untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan
pada Semester 4
Dosen Pengampu :
Dr. Elly Susanti, M.Pd
Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc
Dibuat oleh :
Adelia Afissa (06081381520045)
Alma Alpiana (06081181520075)
Kiki Ismayanti (06081181520008)
Renni Juli Yanna (06081181520076)
Restu Sri Rahayu (06081181520001)
Robi’atul Bangka Wiyah (06081281520069)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016/2017
ii
Kata Pengantar
Penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah
SWT karena masih diberi nikmat kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PENGELOLAAN PESERTA DIDIK” tanpa ada
hambatan tempat dan waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata
Kuliah Pengelolaan Pendidikan pada semester empat.
Atas dukungan dari dosen pengampu dan teman-teman, penulis
mengucapkan terima kasih. Selain itu, untuk orang tua dan keluarga penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena atas motivasinyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis yakin makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kekurangan seperti pepatah mengatakan tidak ada gading yang tak retak. Untuk
itu, penulis meminta maaf atas kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam makalah
ini.
Selesainya penulisan makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca
untuk memberikan kritik maupun saran agar penulis dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Indralaya, 15 Maret 2017
Penulis
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................5
1.1 Latar Belakang ................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Pengelolaan Peserta Didik...........................................................7
2.1.1 Pengertian Peserta Didik...............................................................................7
2.1.2 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik ............................................................8
2.2 Tujuan, Fungsi, Prinsip dan Pendekatan Pengelolaan Peserta Didik .....................9
2.2.1 Tujuan Pengelolaan Peserta Didik .................................................................9
2.2.2 Fungsi Pengelolaan Peserta Didik................................................................ 10
2.2.3 Prinsip Pengelolaan Peserta Didik ............................................................... 11
2.2.4 Pendekatan Pengelolaan Peserta Didik......................................................... 11
2.3 Ruang Lingkup Pengelolaan Peserta Didik ...................................................... 13
2.3.1 Perencanaan Terhadap Peserta Didik ........................................................... 13
2.3.2 Pembinaan Peserta Didik ............................................................................ 21
2.3.3 Evaluasi Kegiatan Peserta Didik.................................................................. 23
2.3.4 Mutasi Peserta Didik .................................................................................. 31
2.4 Metode Penelitian .......................................................................................... 36
2.4.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 36
2.4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 36
2.4.3 Subjek Penelitian ....................................................................................... 36
2.4.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36
BAB III HASIL OBSERVASI................................................................................... 37
3.1 Profil SMP IT Raudhatul Ulum....................................................................... 37
3.2 Sejarah SMP IT Raudhatul Ulum .................................................................... 37
iv
3.3 Visi dan Misi ................................................................................................. 38
3.4 Tujuan Sekolah.............................................................................................. 39
3.5 Struktur Organisasi ........................................................................................ 40
3.6 Fungsi dan Tugas Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan ............................. 41
3.7 Ruang Lingkup Pengelolaan Peserta Didik ...................................................... 42
3.7.1 Perencanaan Terhadap Peserta Didik ........................................................... 42
3.7.2 Pembinaan Peserta Didik ............................................................................ 43
3.7.3 Evaluasi Kegiatan Peserta Didik.................................................................. 46
3.7.4 Mutasi Peserta Didik .................................................................................. 48
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 49
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 49
4.2 Saran............................................................................................................. 50
4.2.1 Untuk PemSerintah .................................................................................... 50
4.2.2 Untuk Mahasiswa yang akan menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang
Pengelolaan Peserta Didik ......................................................................................... 50
Lampiran.................................................................................................................. 51
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 53
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di lingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiatan
pendidikan. Karena itu jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak akan ada
kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era persaingan antar lembaga pendidikan
yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara sungguh-
sungguh untuk mendapat peserta didik. Tak sedikit lembaga pendidikan yang
mati karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan
yang mengatakan bahwa mencari peserta didik jauh lebih sulit ketimbang
mencari guru baru. Dikatakannya, untuk mendapatkan guru baru cukup
membuka lamaran, sehari sudah banyak yang datang. Sedangkan untuk
mencari peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan
memasang sepanduk peserta didik akan datang.
Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan di era
persaingan ini, peserta didik merupakan unsur utama yang harus dikelola dan
dihargai martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam
dunia usaha.
Pengelolaan kurikulum, sarana dan prasarana, peserta didik,
personalia dan pembiayaan adalah komponen-komponen pendukung untuk
keberhasilan penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah). Komponen-
komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan
lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak lebih
penting dari komponen lainnya. Satu komponen memberikan dukungan bagi
komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut.
Keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan
saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembagaan
pendidikan (sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan pengelolaan peserta didik
yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga
6
peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial emosional, dan kejiwaan peserta didik. (Sesuai
filosofi tujuan pendidikan, memanusiakan manusia). Pengelolaan peserta
didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai
dari peserta didik tersebut mendaftarkan sekolah sampai peserta didik tersebut
menyelesaikan studi di sekolah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa konsep dasar Pengelolaan Peserta Didik?
1.1.2 Apa tujuan, fungsi, prinsip dan pendekatan Pengelolaan Peserta
Didik?
1.1.3 Bagaimana ruang lingkup Pengelolaan Peserta Didik?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep dasar Pengelolaan Peserta Didik
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan, fungsi, prinsip dan pendekatan Pengelolaan
Peserta Didik
1.3.3 Untuk mengetahui ruang lingkup Pengelolaan Peserta Didik
7
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Pengelolaan Peserta Didik
2.1.1 Pengertian Peserta Didik
Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik
merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang
berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan
dasar dari sutu lembaga pendidikan. Peserta didik adalah subjek utama dalam
pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat.
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak
(pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab
pendidik (Yusrina, 2006).
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, sebagaimana yang dikutip oleh Murip Yahya (2008 :
113), dijelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah “anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal pada
jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Di Indonesia sebutan bagi peserta didik berbeda antara tiap jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan, misalnya sebutan siswa/siswi untuk peserta
didik di jenjang pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa/mahasiswi
untuk peserta didik di jenjang pendidikan tinggi, warga belajar untuk peserta
8
didik pada pendidikan nonformal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat
baik paket A, paket B, atau paket C, ada pula sebutan santri bagi peserta didik
yang mengikuti proses pendidikan di pondok pesantren.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
peserta didik adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan untuk
mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan
belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan
tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan obyek
utama (central object), yang kepadanya lah segala yang berhubungan dengan
aktivitas pendidikan dirujukkan.
2.1.2 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik
Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo
dan Wasty Soemanto (1982) adalah merupakan suatu penataan atau
pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari
mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut
dari suatu sekolah atau suatu lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta
didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan/ pengelolaan data peserta didik
saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat
dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Pengelolaan peserta didik merupakan salah satu bagian dari
pengelolaan sekolah yang memiliki peran yang cukup besar dalam
menentukan keberhasilan pengelolaan sekolah
Pengelolaan peserta didik dapat diartikan sebagai suatu usaha
pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Knezivich mendefinisikan pengelolaan peserta didik sebagai suatu
layanan yang memusatkan perhatian kepada pengaturan, pengawasan, dan
9
layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti pengenalan, pendaftaran,
layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat,
kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Jadi, secara simpel pengelolaan peserta didik dapat dipahami sebagai
suatu usaha untuk mengatur, mengawasi, dan melayani berbagai hal yang
memiliki kaitan dengan peserta didik agar peserta didik mampu mencapai
tujuan pembelajaran di sekolah, mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai peserta didik tersebut lulus dari sekolah.
2.2 Tujuan, Fungsi, Prinsip dan Pendekatan Pengelolaan Peserta Didik
2.2.1 Tujuan Pengelolaan Peserta Didik
Tujuan Pengelolaan Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran
di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di
lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Tujuan Pengelolaan Peserta Didik adalah
menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran
sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional yang berlangsung
secara efektif dan efisien.
Pengelolaan peserta didik bertujuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar dapat menunjang proses belajar mengajar sehingga tujuan
dari sebuah pendidikan dapat tercapai.
Adapun tujuan khusus pengelolaan peserta didik adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik.
10
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
2.2.2 Fungsi Pengelolaan Peserta Didik
Fungsi pengelolaan peserta didik secara umum adalah sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi
aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya
Fungsi pengelolaan peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai
berikut:
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta
didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi
individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan
tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus
(bakat), dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik
ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya,
dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya
dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan
hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta
didik, ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh
karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik
secara keseluruhan.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya.
11
Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan demikian ia akan
juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.
2.2.3 Prinsip Pengelolaan Peserta Didik
Agar tujuan dan fungsi pengelolaan peserta didik dapat tercapai, ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-
prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.
2) Pengelolaan peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau
mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan.
3) Segala bentuk kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4) Kegiatan-kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan
punya banyak perbedaan.
5) Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
6) Pengelolaan peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian
peserta didik.
7) Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
2.2.4 Pendekatan Pengelolaan Peserta Didik
Pendekatan yang digunakan ada 2 macam, yaitu pendekatan
pendekatan kuantitatif yang menitik beratkan pada aspek-aspek administrasi
dan birokrasi lembaga tempat peserta didik tersebut belajar. Dan pendekatan
kualitatif yang lebih memperhatikan masalah kesejahteraan peserta didik.
Dalam praktiknya, usaha yang dilakukan adalah mengambil jalan
tengah dari kedua pendekatan ini. Di mana peserta didik diminta untuk
12
memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu
pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang
dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya.
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan peserta didik
(Yeager, 1994). Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative
approach). Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif
dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta
didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan
lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi
pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai
keinginannya, manakala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan
harapan-harapan yang diminta oleh lembaga pendidikannya.
Wujud pendekatan ini dalam pengelolaan peserta didik secara
operasional adalah mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik
di sekolah, memperketat presensi, penuntutan disiplin yang tinggi,
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Pendekatan demikian,
memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik menjadi mampu.
Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan
ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika
pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka
pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang. Asumsi
dari pendekatan ini adalah jika peserta didik senang dan sejahtera, maka
mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan
diri mereka sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini
juga menekankan perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan
menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan
tengahnya, atau sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu
demikian, peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik
dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga
13
menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-
tugas berat yang berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga disediakan
iklim yang kondusif untuk menyelesaikan tugasnya. Atau, jika dikemukakan
dengan kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim yang kondusif,
pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam rangka mendisiplinkan
peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta didik.
2.3 Ruang Lingkup Pengelolaan Peserta Didik
Daryanto dan Farid mengemukakan bahwa terdapat 4 bagian penting
dalam pengelolaan peserta didik jika dilihat dari proses memasuki sekolah
sampai siswa lulus dari sekolah, yaitu: 1) Perencanaan terhadap peserta didik,
2) Pembinaan peserta didik, 3) Evaluasi peserta didik, 4) Mutasi peserta
didik.
2.3.1 Perencanaan Terhadap Peserta Didik
Perencanaan terhadap peserta didik menyangkut perencanaan
penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah dan kepindahan
(Badrudin, 2013: 31). Khusus mengenai perencanaan peserta didik akan
berhubungan langsung dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan
atau dokumentasi data pribadi siswa, yang kemudian tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan pencatatan atau dokumentasi data hasil belajar dan aspek-
aspek lain yang diperlukan dalam kegiatan kurikuler dan ko-kurikuler (
Daryanto dan farid, 2013: 54).
Perencanaan siswa dimaksudkan untuk mengetahui daya tampung
sekolah dengan memperhitungkan jumlah siswa yang keluar atau lulus dan
yang tertinggal kelas atau mengulang. Berdasarkan fakta inilah jumlah
peserta baru dapat ditentukan, (Ula, 2013: 54).
Perencanaan terhadap peserta didik, yaitu meliputi kegiatan :
14
a. Analisis kebutuhan peserta didik yaitu penetapan siswa yang
dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi :
1) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan
pertimbangan daya tamping atau jumlah kelas yang tersedia, serta
pertimbangan rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid dan
guru adalah 1:3.
2) Menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi
sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan prasarana yang ada,
anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang tersedia.
b. Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan pada
hakikatnya merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik
peminat yang nantinya akan menjadi peserta didik di lembaga sekolah
yang bersangkutan, ( Daryanto dan Farid, 2013: 55).
Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah:
1) Pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, penyusunan
panitia ini dilakukan secara musyawarah yang meliputi dari
semua unsur guru, tenaga TU dan dewan sekolah atau komite
sekolah.
2) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta
didik baru yang dilakukan secara terbuka. Informasi yang harus
ada dalam pengumuman tersebut adalah gambaran singkat
lembaga, pesyaratan pendaftaran siswa baru (syarat umum dan
syarat khusus), cara pendaftaran, waktu pendaftaran, tempat
pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan tempat seleksi dan
pengumuman hasil seleksi.
c. Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan calon peserta
didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik di
lembaga pendidikan yang bersangkutan berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.
Pertama, dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan
yang kedua dengan menggunakan sistemseleksi. Yang dimaksud
dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik, yang
15
sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar
sebagai peserta didik di suatu sekolah, diterima semua begitu saja.
Sehingga mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada
yang ditolak. Sistem promosi demikian, secara umum berlaku pada
sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari jatah atau daya
tamping yang ditentukan.
Kedua, adalah sistem seleksi. Sistem seleksi ini dapat
digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar
nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), yang kedua berdasarkan
penulusuran minat dan kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga
adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk. Sementara menurut
Shoimatul Ula (2013: 31) dalam penerimaan siswa baru, dapat
digunakan beberapa sistem, antara lain dengan tes atau ujian masuk,
penelusuran minat dan kemampuan, hasil dan nilai Ujian Nasional,
serta pindah sekolah.
Sekolah menentukan terlebih dahulu kriteria penerimaan
peserta didik, diantaranya:
1) Kriteria acuan patokan (standard criterian referenced) yaitu
status penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-
patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah
terlebih dahulu membuat patokan bagi peserta didik dengan
kemampuan minimal setingkat mana yang dapat diterima di
sekolah tersebut. Sebagai konsekuensi dari penerimaan yang
didasarkan atas criteria acuan patokan demikian, jika semua calon
peserta didik yang mengikuti seleksi memenuhi patokan minimal
yang ditentukan, maka mereka harus diterima semua, sebaliknya
jika calon peserta didik yang mendaftar kurang dari patokan
minimal yang telah ditentukan, haruslah ditolak atau tidak
diterima.
2) Kriteria acuan norma (norma criterian referenced) yaitu status
penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan
prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini
16
sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi
keseluruhan peserta didik. Keseluruhan prestasi peserta didik
dijumlah, kemudian dicari reratanya. Calon peserta didik yang
nilainya berada dan diatas rata-rata, digolongkan sebagai calon
yang dapat diterima sebagai calon peserta didik. Sementara yang
berada di bawah rata-rata termasuk peserta didik yang tidak
diterima.
3) Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah
terlebih dahulu menentukan berapa jumlah daya tampungnya,
atau berapa calon peserta didik baru yang akan diterima. Setelah
sekolah menentukan, kemudian merengking prestasi siswa mulai
dari yang berprestasi paling tinggi sampai dengan prestasi paling
rendah. Penentuan peserta didik yang dierima dilakukan dengan
cara mengurut dari atas ke bawah, sampai daya tampung tersebut
terpenuhi, ( Prihatin, 2011: 54).
Adapun cara- cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
1) Melalui tes atau ujian, yaitu tes psikotes, tes jasmani, tes kesehatan,
tes akademik atau tes keterampilan.
Sistem seleksi dengan tes masuk adalah bahwa mereka yang
mendaftar di suatu sekolah terlebih dahulu diwajibkan menyelesaikan
serangkaian tugas yang berupa soal-soal tes. Jika yang bersangkutan
dapat menyelesaikan suatu tugas berdasarkan criteria tertentu yang
telah ditentukan, maka ia akan diterima. Sebaliknya jika mereka tidak
dapat menyelesaikan tugas berdasarkan kriteria tertentu yang telah
ditentukan, yang bersngkutan tidak diterima sebagai peserta didik (Ali
Imron,2011:45).
Sistem seleksi ini lazimnya dilakukan melalui dua tahap, ialah
seleksi administratif dan baru kemudian seleksi akademik. Seleksi
adaministratif adalah seleksi atas kelengkapan-kelengkapan
administratif calon, apakah kelengkapan-kelengkapan administratif
yang dipersyaratkan bagi calon telah dipenuhi ataukah tidak. Jika
17
calon tidak dapat memenuhi persyaratan-persyaratan administrstif
yang telah ditentukan, maka mereka tidak dapat mengikuti seleksi
akademik.
Sekolah juga masih dapat memberikan kebijaksanaan kepada
masing-masing calon, misalnya saja penunda pemenuhan persyaratan
administratif dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sebab,
dengan cara demikian, sekolah memang akan lebih dapat merekrut
calon-calon yang lebih potensial. Jangan sampai calon yang potensial
gagal mengikuti seleksi, hanya karena tertundanya persyaratan
administratif. Sebab, ada kalanya persyaratan administratif demikian
melibatkan instansi lain dalam hal pemenuhannya. Adapun seleksi
akademik, adalah suatu aktivitas yang bermaksud mengetahui
kemampuan akademik calon. Apakah calon yang akan diterima di
suatu sekolah tersebut dapat memenuhi kemampuan persyaratan yang
ditentukan ataukah tidak. Jika kemampuan prasyarat yang didinginkan
oleh sekolah tidak dapat dipenuhi, maka yang bersangkutan tidak
diterima sebagai calon peserta didik. Sebaliknya, jika calon dapat
memenuhi kemampuan prasyarat yang ditentukan, maka yang
bersangkutan tidak diterima sebagai calon peserta didik di sekolah
tersebut.
Seleksi peserta didik baru, sebagaimana dikemukakan di atas,
selain dengan menggunakan nilai raport (jika menggunakan sistem
PMDK) dan nilai ebtabas murni (jika menggunakan sistem DANEM),
juga menggunakan tes. Jika yang digunakan sebagai alat seleksi
adalah tes, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
mengatru pengawas tes dan peserta tes (Ali Imron, 2011:60).
Pengawas tes perlu diatur, agar merek dapat mengerjakan tugasnya
sesuai dengan yang ditentukan. Para pengawas ini, sehari sebelum
melaksanakan tugasnya, perlu diberi pengarahan terlebih dahulu
mengenai apa yang boleh mereka lakukan dan apa tidak pada saat
pelayanan tes. Mereka juga diberi tahu, kapan atau jam berapa harus
18
datang pada hari pelaksanaan tes. Untuk itu, perlu ditetapkan tata
tertib pengawas dalam pelaksanaan tes.
Adapun tata tertib pengawas ini meliputi sebagai berikut.
a. Datang satu setengah jam sebelum pelaksanaan tes dimulai.
Misalnya, bila pelaksanaan tes dimulai jam 08.00 waktu setempat,
pengawas tes harus sudah berada di secretariat lokasi pada jam
06.30 waktu setempat.
b. Menandatangani daftar hadir pengawas secretariat lokasi tes.
c. Menerima naskah soal-soal tes dan lembar jawabannya, daftar
presensi peserta, album foto peserta, dan berita acara pelaksanaan
tes. Pada saat menerima tersebut pengawas tes menandatangani
serah terima soal di hadapan seksi pengawas.
d. Memakai tanda pengawas yang disediakan oleh panitia di saku
baju kiri.
e. Mempersilakan calon peserta didik masuk ruangan dengan antre
satu per satu sambil menunjukkan tanda peserta tes. Pada saat
calon peserta didik menunjukkan kartu, pengawas mencocokkan
foto calon dengan wajahnya.
f. Pengawas memberi tahu kepada peserta tes, bahwa yang boleh
dibawa keruang tes hanyalah alat-alat tulis. Sementara buku-
buku, kalkulator, tas, alat-alat seperti logaritma harrus
dikeluarkan dari ruang tes.
g. Memeriksa apakah calon peserta didik telah menempati tempat
sesuai dengan nomor yang tertempel pada kursi peserta.
h. Membacakan tata tertib peserta tes secara jelas dan pelan,
sehingga semua peserta dapat menangkap tata tertib yang
dibacakan dengan baik.
i. Membagikan buku soal-soal tes kepada peserta dengan posisi
tertelungkup dan terbalik. Sambil membagikan pengawas
menginformasikan, bahwa buku soal tes tidak boleh dijamah
sebelum ada perintah dari pengawas.
19
j. Setelah waktu menunjukkan bahwa pengerjaan tes harus dimulai,
pengawa memberikan aba-aba bahwa pengerjaan tes dapat
dimulai.
k. Ketika peserta sedang mengerjakan soal-soal tes, pengawas
mengedarkan daftar presensi. Sambil mengedarkan presensi,
pengawas memeriksa apakah nama, foto dan tanda tangan peserta
sama persis antara yang berada di album peserta, kartu peserta,
daftar presensi dan lembar jawaban. Pengawas juga mengawas
apakah pas foto sama dengan wajah peserta.
l. Pengawas membuat berita acara, tentang jumlah peserta tes yang
hadir dan tidak hadir serta jalannya pelaksanaan tes.
m. Ketika waktu penyelesaian pengerjaan soal-soal tes kurang 10
menit, pengawas mengingatkan kepada peserta bahwa waktu
pengerjaan tes kurang 10 menit. Pengawas juga mengingatkan
kepada peserta, agar mengecek kembali apakah identitas pada
lembar jawaban telah diisi lengkap atau belum.
2) Melalui penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada
prestasi yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olahraga
atau kesenian.
3) Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN, (Daryanto dan Farid, 2013:
55).
a. Orientasi peserta didik baru upaya yang dilakukan sekolah untuk
mengenalkan lingkungan sekolah dimana peserta didik akan
menimba ilmu, Adapun lingkungan sekolah yang diperkenalkan
secara rinci tersebut adalah peraturan dan tata tertib sekolah, guru
dan personalia sekolah, perpustakaan sekolah, laboratorium
sekolah, bengkel sekolah, bimbingan dan konseling sekolah,
layana kesehatan sekolah, layanan asmara sekolah, orientasi
program studi, cara belajar yang efektif dan efisien di sekolah dan
organisasi peserta didik ( Ali Imron, 2011:77).
Kegiatan ini fokus pada pengenalan lingkungan belajar
sehingga para peserta didik mengenal lingkungn dan budaya
20
sekolahnya yang baru sehingga bisa menyesuaikannya. Tujuan
dengan orientasi tersebut adalah agar siswa mengerti dan mentaati
peraturan yang berlaku di sekolah, peserta didik dapat aktif dalam
kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi
lingkungan baru secara fisik, mental dan emosional, ( Daryanto
dan Farid, 2013: 55).
b. Penempatan peserta didik (pembagian kelas) yaitu kegiatan
pengelompokkan peserta didik yang dilakukan dengan sistem
kelas, pengelompokkan peserta didik bisa dilakukan berdasarkan
kesamaan yang ada pada peserta didik yaitu jenis kelamin dan
umur. Selain itu juga pengelompokkan berdasarkan perbedaan
yang ada pada individu peserta didik seperti minat, bakat dan
kemampuan, ( Prihatin, 2011: 69).
c. Pencatatan dan Pelaporan peserta didik dimulai sejak peserta
didik diterima disekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan
sekolah. Tujuan pencatatan tentang kondisi peserta didik
dilakukan agar lembaga mampu melakukan bimbingan yang
optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan
sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam perkembangan
peserta didik di sebuah lembaga, ( Daryanto dan farid, 2013: 56).
Adapun pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data
mengenai siswa adalah:
1) Buku induk siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang
masuk di sekolah tersebut, pencatatan disertai dengan
nomor induk siswa atau nomor pokok.
2) Buku klapper, pencatatannya diambil dari buku induk dan
penulisannya diurutkan berdasarkan abjad.
3) Daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran
peserta didik pada kegiatan sekolah.
21
4) Daftar catatan pribadi peserta didik berisi data setiap peserta
didik beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data
psikologis, (Badrudin, 2013: 40).
2.3.2 Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan peserta didik dilakukan supaya peserta didik mendapatkan
bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya dimasa
yang akan datang, ( Daryanto dan Farid, 2013: 57).
Pembinaan tersebut meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang
pengelolaan peserta didik diantaranya:
1) Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap
siswa agar perkembangannya optimal sehingga anak didik bisa
mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai dengan
tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Bimbingan dan konseling membantu guru dalam menyesuaikan
program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa, serta
membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat siswa
untuk mencapai perkembangan yang optimal, (Badrudin, 2013: 61).
2) Layanan Perpustakaan
Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Keberadaan
perpustakaan di sekolah sangatlah penting. Perpustakaan sekolah sering
disebut sebagai jantungnya sekolah, perpustakaan juga dipandang
sebagai kunci bagi ilmu pengetahuan dan inti setiap proses pembelajaran
di sekolah. Bagi siswa perpustakaan bisa menjadi penyedia bahan
pustaka yang memeprkaya dan memeperluas cakrawala pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, membantu siswa dalam mengadakan
penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang
22
diamati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan
membaca, dan sebagainya, (Daryanto dan Farid, 2013: 57).
3) Layanan Kantin
Layanan kantin sangat diperlukan ditiap sekolah, yaitu agar
terpenuhinya kebutuhan anak terhadap makanan yang bersih, bergizi dan
higienis bagi anak sehingga kesehatan anak terjamin selama di sekolah.
Guru bisa mengkontrol dan berkonsultasi dengan pengelola kantin dalam
menyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Peranan lain dengan
adanya kantin didalam sekolah supaya anak didik tidak berkeliaran
mencari makanan dan tidak harus keluar dari lingkungan sekolah,
(Badrudin, 2013: 62).
4) Layanan Kesehatan
Untuk pemeliharaan kesehatan di sekolah biasanya terdapat
layanan kesehatan yang dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk
meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya.
Program UKS sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup yang
sehat; (2) pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah,
(Daryanto dan Farid, 2013: 58).
5) Layanan Transportasi
Sarana transportasi bagi peserta didik sebagai penunjang untuk
kelancaran proses belajar mengajar, biasanya layanan transport
diperlukan bagi peserta didik ditingkat persekolahan dan pendidikan
dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah
yang bersangkutan atau pihak swasta, (Badrudin, 2013: 62).
6) Layanan asrama
Bagi siswa layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang
jauh dari keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman
untuk mereka beristirahat. Biasanya yang mengadakan layanan asrama di
tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi, (Daryanto dan farid,
2013: 57).
23
2.3.3 Evaluasi Kegiatan Peserta Didik
Evaluasi hasil belajar peserta didik merupakan kegiatan menilai proses
dan hasil belajar siswa baik yang berupa kegiatan kurikuler, ko-kurikuler,
maupun ekstrakurikuler (Daryanto dan Parid, 2013: 58).
Evaluasi hasil belajar peserta didik perlu dilakukan dan diketahui
untuk melihat sejauh mana perkembangan peserta didik dalam kurun waktu
tertentu atau dari waktu ke waktu. Manfaat dari evaluasi ini adalah selain bagi
peserta didik itu sendiri untuk mengetahui seberapa besar perkembangan
kognitif, afektif dan psikomotor selama mengikuti pendidikan (Prihatin,
2011: 107).
Bagi lembaga pendidikan evaluasi peserta didik merupakan data yang
menunjukkan sejauh mana kinerja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, dan bagi guru evaluasi bisa
menjadi uji kinerja sejauh mana profesionalisme guru dalam melakukan
pekerjaannya saebagai transfomasi pendidikan kepada murid, uji terhadap
strategi pembelajaran yang diberikan, apakah sudah tepat atau tidak. Dan bagi
semuanya, evaluasi merupakan penilaian dalam melihat keoptimalan
perkembangan anak, pada akhirnya evaluasi akan meningkatkan performance
serta citra bagi sekolah tersebut.
Intinya evaluasi adalah penilaian kinerja lembaga pendidian terhadap
proses pembelajaran yang diselenggarakan, dan bagi peserta didik itu sendiri
dapat dijadikan penilaian terhadap kemampuan diri dalam mengikuti proses
pembelajaran dan perbandingannya dengan peserta didik yang lain. Hal itu
bisa memacu peserta didik untuk melakukan usaha lebih keras lagi dalam
mengikuti pembelajaran.
1. Tujuan evaluasi peserta didik
Pasaribu dan Simanjuntak (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain,2002; 58) yang dikutip oleh Daryanto dan farid menyatakan
bahwa:
24
1) Tujuan umum dari evaluasi peserta didik adalah :
a. Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan
peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Memungkinkan pendidik atau guru menilai aktifitas atau
pengalaman yang didapat.
c. Menilai metode mengajar yang digunakan, ( Daryanto dan
Farid, 2013: 58).
2) Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah:
a. Merangsang kegiatan peserta didik.
b. Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar
peserta didik.
c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
d. Untuk memperbaiki mutu pembelajran atau cara belajar dan
metode mengajar, ( Badrudin, 2013: 63).
2. Fungsi evaluasi peserta didik
Berdasarkan tujuan penilaian hasil belajar tersebut, ada beberapa
fungsi penilaian ( Daryanto dan Parid, 2013: 59), antara lain:
1) Fungsi selektif
Dengan mengadakan evaluasi, guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya. Evaluasi
dalam hal ini bertujuan untuk :
a. Memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b. Memilih peserta didik yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
c. Memilih siswa yang seharusnya menadapat beasiswa.
d. Memilih siswa yang sudah berhak meningglakan sekolah.
2) Fungsi diagnostic
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi
pesyaratan, dengan melihat hasilnya guru akan dapat mengetahui
kelemahan peserta didik, sehingga lebih mudah untuk mencari cara
mengatasinya.
25
3) Fungsi penempatan
Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan
peesrta didik adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat
menentukan dengan pasti dikelompok mana seseorang peserta didik
harus ditempatkan.
4) Fungsi pengukur keberhasilan program
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. Secara garis besar ada dua macam alat
evaluasi, yitu tes dan non test. Dalam penggunaan alat evaluasi yang
berupa tes, hendaknya guru membiasakan diri tidak hanya menggunakan
tes objektif saja tetapi juga diimbangi dengan tes uraian. Tes adalah
penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan
usaha evaluasi program, ( Daryanto dan Farid, 2013: 59).
3. Teknik-teknik evaluasi peserta didik
Teknik evaluasi merupakan suatu cara yang ditempuh seseorang
dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknik evaluasi dapat
dilakukan dengan melakukan tes atau non-test (Prihatin, 2011: 110).
a. Tes merupakan uji kemampuan berupa tugas yang harus dikerjakan
oleh peserta didik, prosedur pengerjaanya harus sesuai denga
kehendak yang memberi tugas. Test ini bisa diselenggarakan oleh
seorang guru,kelompok tertentu, lembaga penelitian, lembaga
pendidikan tingkat mikro (sekolah), lembaga pada tingkat messo
(dinas kabupaten), ataupun lembaga yang bersifat makro (dinas
pusat).
Test yang dilakukan oleh guru disebut juga test formatif,
yaitu test untuk memeprlihatkan performa peserta didik, terkenal
dengan nama ulangan, sedangkan oleh kelompok tertentu tergantung
dari kelompok apa yang melakukannya, bisa saja test bakat yang
dilakukan oleh psikolog atau test-test lain yang bertujuan untuk
memilih peserta didik.
Test yang dilakukan oleh lembaga tingkat mikro yaitu
sekolah biasanya berupa ujian tengah semester, dimana sekolah ingin
26
melihat dan mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik
selama jangka waktu tiga bulan pembelajaran, hal itu bisa dijadika
tolak ukur atau gambaran baik oleh pihak sekolah, orang tua maupun
peserta didik untuk mengevaluasi kinerja masing-masing, sehingga
sedini mungkin dilakukan revisi perencanaan untuk mewujudkan
tujuan bersama, ( Prihatin, 2011: 110).
Test yang dilakukan oleh lembaga pada tingkat messo (dias
kabupaten), biasanya dilakukan pada ujian akhir semester dan ujian
kenaikan kelas. Cirinya adalah soal pada satu kabupaten itu seragam
tergantung rayonnya, akan tetapi soalnya tetap dari dinas kabupaten.
Soal tersebut dibuat oleh guru-guru dari setiap Dinas Pendidikan
Kecamatan yang berkompeten di bidangnya, kemudian dikumpulkan
di kabupaten dan dijadikan bank soal untuk setiap sekolah.
Sedangkan test yang dilakukan oleh lembaga yang bersifat makro
adalah yang dikenal dengan UAN atau UNTUS. Ujian tersebut
serentak dilaksanakan secara nasional, soal test tersebut merupakan
kumpulan-kumpulan soal-soal yang diajukan oleh seluruh
kabupaten, kemudian di acak dan jadilah kumpulan soal untuk UAN
atau UNTUS. Seperti test yang bersifat messo, test ini merupakan
kumpulan dari soal-soal yang diajukan oleh guru-guru yang
kompeten di bidangnya, kemudian dikumpulkan menjadi bank soal.
Bank soal tersebut dapat dipakai sewaktu-waktu oleh lembaga atau
orang yang berkepentingan.
Test yang dilakukan oleh lembaga yang setingkat mikro,
messo dan makro lebih dikenal dengan test sumatif, yaitu test yang
dilaksanakan pada akhir periode tertentu, ( Prihatin, 2011: 113).
a. Test dilihat dari segi bentuknya yaitu test subjektif dan test
objektif.
1) Test subjektif merupakan bentuk test yang harus dikerjakan
berupa uaraian-uaraian, dikenal dengan esai.
2) Test objektif merupakan test dimana soal dan jawabannya
telah disediakan dan peserta didik tinggal memilih mana
27
yang paling benar, test seperti ini bisa berbentuk multiple
choice, benar-salah, menjodohkan dan sebagainya.
b. Test dilihat dari apa yang hendak diukur pada peserta didik,
maka dibedakan pre-test dan post-test.
1) Pre test adalah suatu test yang ditujukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik terhadap masalah atau topic yang
akan dibahas.
2) Post test adalah suatu test untuk mengetahui seberapa besar
keberhasilan proses pembelajaran topic tersebut.
Dengan membandingkan pre test dan post test maka akan
memberikan beberapa informasi diantaranya adalah daya serap
siswa ketika menggunakan suatau strategi pembelajaran tertentu.
Juga informasi bagi guru, seberapa besar keberhasilan strategi
belajar mengajar yang diterapkan pada peserta didik pada topic
tertentu.
c. Test dilihat dari segi kebakuan test, maka test yang dibuat oleh
guru merupakan suatu test yang kurang diperhitungkan validitas
dan reliabilitasnya, sedangkan test standar yang dibuat khusus
untuk wilayah yang lebih luas, misalnya tingkat messo dan
makro hal itu membutuhkan validitas dan realibilitasnya,
sehingga test tersebut dapat diterapkan pada seluruh wilayah
Indonesia. Validitas artinya test yang digunakan mengukur apa
yang seharusnya diukur, sedangakan reliabilitas adalah keajegan
artinya test tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama tetap menghasilkan data yang sama, ( Prihatin,
2011: 111).
d. Tes dilihat dari cara penyampaiannya, test dibedakan menjadi
test tertulis, test tidak tertulis dan test pesrbuatan. Test tertulis
adalah suatu test yang peserta testnya diberi soal-soal secara
tertulis dan ia dituntut juga untuk memberikan jawaban secara
tertulis, test tidak tertulis atau lebih dikenal dengan test lisan
28
adalah suatu test yang pesertanya diberikan soal secara lisan dan
diharapkan menjawab secara lisan juga, sedangkan test
perbuatan adalah test yang setiap pesertanya diberikan soal dan
diharuskan untuk kebolehan menampilkan performansi tertentu
sesuai soal, (Prihatin, 2011: 112).
e. Test ditinjau dari jenis kemampuan yang hendak diukur, dapat
dibedakan: test intelegence, test minat dan bakat, test prestasi
belajar dan test kepribadian. Test intelegence adalah tes yang
bermaksud untuk mengukur kemampuan umum atau
kecerdasan. Test bakat adalah test yang dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan khusus atau bakat. Test minat adalah
suatu test dimaksudkan untuk mengetahui minat seseorang akan
suatu program tanpa mempertimbangkan apakah program
tersebut menguntungkan secara financial atau tidak. Test
prestasi belajar adalah suatu test yang dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan peserta didik setelah yang bersangkutan
melaksanakan aktivitas belajar yang diberikan oleh guru. Test
kepribadian adalah suatu test yang diperuntukkan mengetahui
seberapa besar peserta test mempunyai integrasi dan konsistensi.
b. Non test adalah teknik evaluasi selain test, seperti observasi,
wawancara, angket, sosiometri, anecdotal record dan skala penilaian,
(Prihatin, 2011: 113).
1) Observasi adalah suatu pengamatan atau memberikan perhatian
terhadap suatu objek tertentu, seperti pengamatan perubahan
tingkah laku peserta didik sebagai akibat dari adanya proses
belajar.
2) Wawancara adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk mendapatkan
informasi mengenai sesuatu hal.
3) Angket adalah suatu instrument yang berisi daftar pertanyaan
yang dapat dibagi menjadi angket tertutup dan terbuka. Angket
tertutup adalah angket yang berisi daftar pertanyaan yang sudah
29
disediakan jawabannya, sedangkan angket terbuka adalah suatu
angket dimana jawabannya tidak disediakan sehingga responden
dapat memeberikan jawaban secara bebas.
4) Sosiometri adalah suatu metode yang dimaksudkan untuk
mengetahui kedudukan responden di dalam kelompoknya,
maksudnya adalah untuk mengetahui pola-pola hubungan yang
di bangun oleh kelompok.
5) Catatan berkala (Anecdotal record) adalah instrument
pengumpul data yang dapat melengkapi observasi tentang
kejadian-kejadian menegenai peserta didik secara incidental.
Dilihat dari bentuknya, catatan berkala ini berupa tiga bentuk
yaitu:
a. Berkala yang bersifat deskriptif yang isinya hanya sekedar
memaparkan apa yangdilihat.
b. Catatan anecdote interpretative yang berisi tentang
penjelasan dan penafsiran mengenai kejadian-kejadian yang
dilihat.
c. Catatan berkala evaluative adalah catatan mengenai
penilaian pengamat terhadap apa yang ia amati, dengan
ukuran baik buruk, layak dan tidak layak sesuai dengan
yang diharapkan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
6) Skala penilaian atau rating scale adalah suatu daftar pertanyaan
yang dipergunakan sebagai pelengkap observasi untuk
menjelaskan, menggolongkan dan menilai peserta didik dalam
suatu situasi. Apabila skala tersebut dipergunakan untuk
menjelaskan dan menggolongkan disebut
sebagai inventory atau self-report-form, akan tetapi jika
dipergunakan untuk menilai disebut skala sikap, ( Prihatin,
2011: 115).
30
4. Kriteria Evaluasi Peserta Didik
Kriteria merupakan acuan-acuan yang dijadikan pedoman dalam
memberikan penilaian terhadap peserta didik. Menurut Prihatin ada dua
kriteria evaluasi peserta didik, yaitu acuan patokan dan acuan norma.
Acuan patokan memberikan criteria peserta didik yang dinilai
baik dan memenuhi syarat untuk dinaikkan, diluluskan atau
dipromosikan. Ciri dari criteria ini adalah jika semua peserta didik berada
di dalam atau atas standar maka semua peserta didik dinaikkan,
diluluskan dan dipromosikan, demikian juga jika sebaliknya maka semua
peserta didik tidak dinaikkan dan tidak diluluskan.
Acuan norma mengharuskan pendidik atau lembaga pendidikan
mendasarkan tafsiran penilaian pada keberhasilan rata-rata peserta didik
didalam kelas, artinya jika peserta didik didalam kelasnya ada diatas rata-
rata maka dapat diidentifikasikan berhasi. Dengan demikian cirri yang
menonjol pada karakter ini adalah selalu ada peserta didik yang berhasil
ataupun tidak berhasil.
5. Tindak Lanjut Evaluasi Pendidikan
Evaluasi dapat dijadikan informasi bagi peserta didik, orang tua,
guru maupun lembaga pendidikan. Tindak lanjut dari informasi evaluasi
tersebut meliputi mengadakan pengayaan,mengadakan remedial secara
kelompok atau perorangan, mengurangi materi pelajaran, menentukan
promosi atau kenaikkan, menentukan kelulusan, bimbingan penyuluhan
dan pelaporan.
Pengadaan pengayaan dilakukan jika materi pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik telah dikuasai sepenuhnya, hal ini agar
peserta didik paham akan materi yang diberikan, menjadi semakin luas
pengetahuannya sehingga lebih paham lagi (Badrudin, 2013: 70).
31
2.3.4 Mutasi Peserta Didik
Mutasi peserta didik adalah proses perpindahan peserta didik dari
sekolah satu ke sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada
dalam sekolah ( Daryanto dan Parid, 2013: 67). Ada dua jenis mutasi peserta
didik, yaitu:
1) Mutasi Ekstern
Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah
ke seolah yang lain. Perpindahan ini hendaknya menguntungkan kedua
belah pihak, artinya perpindahan tersebut harus dikaitkan dengan kondisi
sekolah yang bersangkutan, kondisi peserta didik, dan latar belakang
orang tuanya, serta sekolah yang akan ditempati, ( Badrudin, 2013: 71).
Adapun tujuan mutasi ekstern adalah :
a. Mutasi didasarkan atas kepentingan peserta didik untuk dapat
mengikuti pendidikan di sekolah sesuai dengan keadaan dan
kemampuan peserta didik serta lingkungan yang mempengaruhi.
b. Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar dan sesuai dengan keadaan
kemampuan sekolah serta lingkungan yang mempengaruhinya,
(Daryanto dan Farid, 2013: 69).
Mutasi ekstern harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain:
a. Permintaan mutasi peserta didik diajukan oleh orang tua atau wali
karena alasan yang dapat dibenarkan ( keluarga, kesehatan,
kejiwaan, ekonomi dan lain-lain).
b. Mutasi peserta didik berlaku dari :
1) Sekolah negeri ke sekolah negeri, maupun ke sekolah swasta.
2) Sekolah swasta mandiri ke sekolah swasta mandiri, maupun ke
sekolah swasta yang EBTA nya menggabung.
32
c. Sekolah swasta menggabung ke sekolah swasta yang jiga
menggabung EBTA-nya.
d. Penyimpangan tersebut diatas dapat terjadi apabila disuatu
kabupaten atau kotamadya yang dituju tidak ada sekolah yang
berstatus sama, dengan syarat :
1) Mutasi tersebut terpaksa dilakukan karena alasan mendesak,
maka perlu surat keterangan dari pengawas.
2) Dilakukan tes penjajagan.
e. Hendaknya dihindarkan mutasi pseserta didik didalam suatu
kabupaten atau kotamadya, kecuali dengan alasan yang sangat
mendesak, maka perlu surat keterangan dari pengawas.
f. Mutasi antar kanwil atau propinsi pada dasarnya sama dengan mutasi
didalam satu kanwil atau propinsi. Perbedaannya terletak pada
adanya ijin dari kanwil bidang dikmenum dari propinsi baik yang
ditinggalkan maupun yang akan didatangi. Prosedur mutasinya
adalah sebagai berikut :
1) Kepala sekolah membuat keterangan pindah
2) Surat keterangan pindah tersebut harus diketahui dan disahkan
oleh kantor wilayah pendidikan nasional yang akan ditinggalkan
maupun yang akan didatangi.
g. Alasan-alasan mutasi ekstern, antara lain :
1) Keluarga
2) Ekonomi
3) Sosial
4) Agama
5) Kejiwaan
h. Syarat-syarat mutasi ekstern, antara lain :
1) Menyerahkan raport.
2) Menyerahkan surat keterangan pindah dari sekolah asal.
3) Terdapat formasi ( daya tampungnya masih ada).
i. Bagi sekolah swasta mungkin peserta didik dikenakan syarat untuk
membayar sejumlah uang.
33
j. Penomoran di buku induk
Peserta didik yang mutasi akan diberikan nomor induk yang
baru disekolah tersebut sehingga nomor induk dari sekolah asal tidak
diapaki lagi, ( Badrudin, 2013: 72).
Kemungkinan yang terjadi dalam pemberian nomor induk
bagi peserta didik yang mutasi adalah:
1. Diberi nomor induk terakhir dari jumlah peserta didik yang ada.
2. Menempati nomor induk peserta didik lama yang pindah atau
keluar.
3. Dengan cara menempatkan kembali pada nomor induk semula.
k. Penempatan peserta didik
Peserta yang mutasi sebaiknya ditempatkan sesuai dengan
jurusan yang pernah diambilnya di sekolah asal. Peserta didik yang
mutasi karena tidak naik kelas, hendaknya juga tetap berada pada
kelas dimana mereka tidak naik kelas. Hal ini dilakukan untuk selalu
menjaga kualitas pendidikan, (Daryanto dan Farid, 2013: 69).
2) Mutasi Intern
Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu
sekolah, ( Prihatin, 2011: 143). Hal ini dapat juga dikatakan naik kelas.
Naik kelas adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program
pendidikan selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk
dinaikkan, maka kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya,
(Daryanto dan Farid, 2013: 70).
Seorang peserta didik dinyatakan naik kelas apabila telah
memenuhi persyaratan.
a. Tidak terdapat nilai mati.
b. Program pendidikan umum rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0.
Boleh ada duan nilai yang kurang dari 6,0 asal bukan pendidikan
agama dan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
34
c. Program pendidikan akademis rata-rata nilai sekurang-kurangnya
6,0. Boleh ada dua nilai yang kurang dari 6,0 asal bukan bahasa
Indonesia.
d. Program pendidikan keterampilan rata-rata nilai sekurang-kurangnya
6,0 dan boleh ada satu nilai yang kurang dari 6,0.
Mengingat betapa pentingnya kenaikkan kelas ini, maka setiap
akhir semester sekolah selalu mengadakan rapat kenaikkan kelas yang
dihadiri oleh kepala sekolah dan dewan guru. Dalam hal ini peran wali
kelas sangat menentukan naik tidaknya peserta didik dalam kelas
tertentu, ( Badrudin, 2013: 74).
Disamping nilai akhir mata pelajaran, ada beberapa faktor yang
dapat menentukan seorang peserta didik berhasil atau tidak untuk naik
kelas, antara lain :
1. Kerajinan
2. Kedisiplinan
3. Tingkahlaku
Dalam rapat kenaikkan kelas ini dibicarakan juga tentang peserta
didik yang nyaris tidak naik kelas, sehingga perlu mendapat
pertimbangan dari berbagai pihak dan juga peserta didik yang terpaksa
tidak naik kelas.Kepada peserta didik ini masih diberi kesempatan untuk
mengulang kelas atau pindah ke sekolah lain, (Daryanto dan farid, 2013:
70).
Dispensasi bagi peserta didik yang mengulang diberikan untuk
kepentingan peserta didik dan sekolah.
Bagi peserta didik :
a. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri
dengan sekola yang baru.
b. Dapat belajar lebih intensif.
35
c. Karena malu, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk naik
kelas.
Bagi sekolah : Dispensasi bagi peseta didik yang mengulang akan
memberikan nilai tambah minimal dari segi ekonomi.
Ada beberapa ketentuan peserta didik yang dapat mengajukan
dispensasi, antara lain:
a. Pada kelas satu tidak naik kelas dua kali
b. Pada kelas satu tidak naik kelas satu kali kemudian naik kelas, di
kelas dua tidak naik kelas satu kali.
c. Pada kelas dua tidak naik kelas berturut-turut dua kali.
d. Peserta didik yang tidak naik kelas di kelas II dan III masing-masing
satu kali.
e. Peserta didik yang berturut-turut tidak lulus atau tamat di kelas III
sebanyak dua kali, ( Daryanto dan Farid, 2013: 71).
Untuk penempatan peserta didik yang naik kelas dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:
a. Secara vertical, cara ini dilakukan apabila peserta didik selalu
mengikuti kelasnya dari kelas I sampai kelas III.
b. Secara horizontal, pengelompokkan secara horizontal sebenarnya
mendasarkan prestasi peserta didik di kelas, sehingga didalam suatu
kelas bervariasi prestasinya. Hal ini akan mendorong peserta didik
untuk berkompetisi meningkatkan prestasinya, ( Badrudin, 2013:
75).
36
2.4 Metode Penelitian
2.4.1 Jenis Penelitian
Jenis : Kualitatif Deskriptif
2.4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : SMP IT Raudhatul Ulum, Indralaya
Waktu : Selasa, 7 Maret 2017
2.4.3 Subjek Penelitian
Subjek : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Putri (Nizarani)
2.4.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik : Wawancara
37
BAB III HASIL OBSERVASI
3.1 Profil SMP IT Raudhatul Ulum
Nama : SMP IT Raudhatul Ulum
NDS/NPSN : 10605913
NSS : 202110805913
Akreditasi : A
Alamat : Jln. Abdullah Kenalim Sakatiga Indralaya Kab. Ogan Ilir,
Sumatera Selatan Telp. 0711 824 0 086 Fax. 0711 581 744
Kode Pos : 30862
Email : [email protected]
Jenjang : SMP
Status : Swasta
3.2 Sejarah SMP IT Raudhatul Ulum
SMP Islam Terpadu Raudhatul Ulum, Sakatiga Indralaya, diresmikan
oleh Gubernur Sumsel, Ir. H. Syahrial Oesman pada tanggal 3 Juli 2004
bersamaan dengan haflah, reuni alumni beserta wisuda santri.
Sebelumnya telah diadakan audiensi oleh mudir (Pimpinan) Ponpes
Raudhatul Ulum Sakatiga, K.H. Tol’at Wafa Ahmad, LC dengan pejabat
bupati OI, Drs. H. Indra Rusdi. K.H. Tol’at Wafa Ahmad, LC
mengungkapkan bahwa siswa SMP IT ini nntinya ditargetkan bukan saja
menguasai ilmu agama secara baik dan menguasai tiga bahasa (Inggris, Arab
dan Indonesia), tetapi juga tidak ketinggalan dengan perkembangan
teknologi.
Tujuan dari dibangunnya SMP IT inia dalah agar siswa-siswi SMP IT
ini mempunyai jiwa kepemimpinan yang andal serta mandiri, mampu hafal
Al-qur’an minimal dua juz, berakhlak mulia dan memiliki kepekaan sosial.
38
SMP IT ini dimulai tahun ajaran 2004/2005 dan untuk
menyukseskannya telah diadakan kegiatan studi banding oleh dewan
guru/pengurus maupun kepala sekolah ke SMP-SMP sejenis di wilayah
Jabodetabek.
Jumlah siswa dan siswi pada tahun pertama adalah 39 orang, terdiri
dari 19 orang putra dan 20 orang putri. Pada waktu itu SMP IT hanya
menempati 1 lokal, yang terdiri dari 3 kelas 1 kantor. Memasuki tahun ajaran
kedua, SMP IT RU mengalami penambahan 1lokal lagi yang dikhususkan
untuk siswa putra. Siswa baru pada angkatan kedua itu berjumlah 51 orang,
terdiri dari 25 putri dan 26 putra. Pada tahun ajaran ketiga ini, total jumlah
keseluruhan siswa mencapai 143 orang putra maupun putri.
Alhamdulillah, sejak tahun ajaran pertama SMP IT Raudhatul Ulum
sudah mulai mengantongi prestasi di tingkat kabupaten OI, dibidang
olahraga, pencak silat maupun akademis dan sudah mengadakan atau
mengikutsertakan dewan guru maupun pengurus ke beberapa pelatihan
tingkat Provinsi maupun tingkat Nasionaldan mengikutsertakan beberapa
guru mata pelajaran untuk mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran sejak
tahun ajaran kedua.
3.3 Visi dan Misi
Visi :
Membangun sistem pembelajaran Islam terpadu yang berkualitas tinggi dan
bertaraf internasional
Misi :
a. Menyelenggarakan pendidikan umum yang mengintegrasikan antar ayat-
ayat qouliyah dengan ayat-ayat kauniyah : ruhiyah jasadiyah, dalam
lingkungan yang nyaman, aman dan Islami.
b. Melahirkan generasi pembelajar yang Islami cerdas, mandiri, berprestasi
dan berjiwa sosial.
39
3.4 Tujuan Sekolah
1. Aqidah yang bersih (salimul aqidah) meyakini Allah SWT sebagai
pencipta, pemilik, pemelihara dan penguasa alam semesta dan
menjauhkan diri dari segala fikiran, sikap dan perilaku bid’ah, khufarat
dan syirik.
2. Ibadah yang benar (sholihul inadah) terbiasa dan gemar melaksanakan
ibadah meliputi sholat, puasa, tilawah Al-Qur’an, dzikir dan do’a sesuai
dengan petunjuk Al-Qur’am dan As-Sunnah.
3. Pribadi yang matang (matinul khuluq) menampilkan perilaku yang
santun, tertib dan disiplin, peduli terhadap sesama dan lingkungan serta
sabar, ulet dan pemberani dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-
hari.
4. Mandiri (qodirun ‘alal kasbi) mandiri dalam memenuhi keperluan dan
memiliki bekal yang cukup berupa motivasi, pengetahuan, kecakapan
dan keterampilan dalam usaha memenuhi kebutuhan nafkahnya kelak.
5. Cerdas dan berpengetahuan (mutsaqaful fikri) memiliki kemampuan
berfikir yang kritis, logis, sistematis kreatif yang menjadikan dirinya
berpengetahuan luas dan menguasai bahan agar dengan sebaik-baiknya
dan cermat serta cerdik dalam mengatasi segala problema yang dihadapi.
6. Sehat dan kuat (qowiyul jismi) memiliki badan dan jiwa yang sehat dan
bugar stamina dan daya tahan tubuh yang kuat serta keterampilan bela
diri yang cukup menjaga diri dari kejahatan pihak lain.
7. Bersungguh-sungguh dan disiplin (mujahidin linafsih) memiliki
kesungguhan dan motivasi yang tinggi dalam memperbaiki diri dari
lingkungan yang ditunjukkan dengan etos dan kedisiplinan yang baik.
8. Tertib dan cermat (munazhomun fi syu’unihi) tertib dalam menata segala
pekerjaan, tuags dan kewajiban, berani dalam mengambil resiko namun
tetap cermat dan perhitungan dalam melangkah.
9. Efisien (haritsun ‘ala waqtihi) selalu memanfaatkan waktu dengan
pekerjaan yang bermanfaat dan mampu mengatur jadwal kegiatan sesuai
dengan skala prioritas.
40
10. Bermanfaat (nafi’un lighoirihi) peduli kepada sesama dan memiliki
kepekaan untuk membantu orang lain yang memerlukan pertolongan.
3.5 Struktur Organisasi
STRUKTUR PENGURUS
SMP ISLAM TERPADU RAUDHATUL ULUM
PERIODE 2015-2017
41
3.6 Fungsi dan Tugas Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan
Tugas Wakil Kepala Sekolah Bagian Pengelolaan Peserta Didik Putri
di SMP IT RU secara umum yaitu mendidik dan membimbing anak selama di
sekolah maupun di asrama. Baik mulai dari anak tidur sampai tidur lagi, yaitu
selama 24 jam (fullday). Inilah yang membedakan tugas waka kesiswaan
yang ada di lingkungan pesantren dengan waka kesiswaan yang ada di
sekolah lain.
Fungsi dan Tugas Wakil Kepala Sekolah Bagian Pengelolaan Peserta
Didik secara khusus :
1. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
2. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7 K (Keamanan,
Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, kekeluargaan, Kesehatan dan
Kerindangan)
3. Mengatur dan membina program kerja OSIS meliputi Kepramukaan,
Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha
Kesehatan Sekoah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah, PASKIBRA.
4. Mengatur program pesantren kilat.
5. Menyusun dan mengatu pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah.
6. Mengadakan cerdas cermat, olahraga prestasi.
7. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapatkan beasiswa.
42
3.7 Ruang Lingkup Pengelolaan Peserta Didik
3.7.1 Perencanaan Terhadap Peserta Didik
Untuk perencanaan peserta didik yang menyangkut penerimaan
peserta didik baru, jumlah daya tampungnya yaitu 120 orang. Terdiri dari 60
orang putra dan 60 orang putri, yang nantinya akan dibagi menjadi 4 kelas : 2
putra dan 2 putri. Kelas putra diberi nama A1 dan A2, kelas putri diberi nama
B1 dan B2. Pembagian kelas tidak dilakukan dengan melihat peringkat atau
kemampuan siswa, namun pembagian kelas dilakukan secara acak. Untuk
kriteria penerimaan peserta didik, lebih ditekankan kepada niat yang dimiliki
calon peserta didik terlebih dahulu. Sekolah juga menyiapkan beberapa
indikator yang harus dimiliki anak-anak, namun hal itu tidak terlalu dituntut.
Karena indikator tersebut bisa didapat ketika ada proses dan agar siswa
mencapai untuk memiliki indikator tersebut tentu harus adanya proses
terlebih dahulu.
SMP IT RU juga memiliki syarat formal untuk penerimaan peserta
didik baru. Namun hal itu tidak menjadi fokus utama. Seperti di SMP lain,
misalnya lebih diperhatikan ke nilai UN, peringkat ataupun nilai mata
pelajaran yang dimiliki siswa. Yang menjadi fokus utama di sini yaitu
keinginan yang dimiliki calon peserta didik. Karena jika mereka sudah
memiliki keinginan, maka itu yang akan dibina.
Penyebaran informasi penerimaan peserta didik baru dilakukan
dengan memasang banner atau memberikan brosur-brosur. Yang didalamnya
terdapat cara pendaftaran, syarat pendaftaran, tempat dan waktu seleksi dan
pengumuman hasil seleksi. Jadi sistem penerimaan peserta didik baru
dilakukan dengan seleksi atau tes.
Tes yang dilakukan tidak hanya melihat hasil seleksi mata pelajaran
yang di UN atau UASBN kan. Tes seperti mengaji juga dilakukan, namun hal
ini tidak menjadi patokan diterima atau tidaknya peserta didik. Ini hanya
43
untuk mengetahui batas kemampuan yang dimiliki calon peserta didik dalam
membaca ayat suci Al-Qur’an atau bahkan yang masih Iqra’.
3.7.2 Pembinaan Peserta Didik
Peserta didik dibina mulai dari nol dan seutuhnya. Misalnya dari anak
yang awalnya tidak bisa membaca Al-Qur’an hingga anak tersebut lancar
dalam membaca Al-Qur’an. Jadi harapannya sederhana, dari yang tidak bisa
menjadi luas biasa.
Peserta didik juga dibina dengan adanya aturan-aturan atau tata tertib
yang berlaku untuk di sekolah maupun di asrama.
TATA TERTIB DAN ADAB DI ASRAMA
1. Santri wajib melapor kepada wali kamar/kesiswaan jika ada tamu berada
di asrama
2. Santri tidak menerima tamu/orang lain di dalam kamar/asrama.
3. Santri wajib melaksanakan piket sesuai jadwal yang telah ditentukan.
4. Santri wajib menjaga dan memelihara fasilitas pribadi dan umum di
lingkungan asrama
5. Santri wajib menjaga dan memelihara kebersihan asrama dan
lingkungannya
6. Santri tidak masuk kamar pada saat kegiatan pondok.
7. Santri tidak menggunakan fasilitas kamar lain tanpa seizing anggota
kamar tersebut.
8. Santri wajib izin dan membawa kartu mahrom jika ingin menemui
saudaranya.
9. Santri tidak mencoret-coret fasilitas asrama
10. Santri tidak berbuat kegaduhan di asrama
11. Santri diperbolehkan menyimpan uang maksimal 50.000, selebihnya
dititpkan kepada wali asrama atau kesiswaan.
12. Santri tidak membawa barang elektronik.
13. Santri menutup aurat ketika keluar kamar
44
14. Santri tidak berbicara kotor
15. Santri membuang sampah pada tempatnya
16. Santri tidak menggantungkan pakaian di atas ranjang
17. Santri tidak meletakkan peralatan makan dalam kondisikotor
18. Santri menjemur kasur minimal satu bulan sekali.
19. Santri tidak membuat aliran listrik illegal
20. Santri menjemur pakaian pada tempatnya.
TATA TERTIB DAN ADAB TIDUR
1. Santri tidur pada pukul 22.00
2. Santri tidur di kamar dan di tempatnya masing-masing
3. Memakai pakaian aman dari kemungkinan terbukanya aurat
4. Mencuci tangan, kaki dan menyikat gigi sebelum dan sesudah tidur
5. Berwudhu dan membaca al-qur’an sebelum tidur
6. Berdo’a sebelum dan sesudah tidur
7. Berbaring sebelah kanan, posisi tangan dibawah pipi kanan
8. Bangun tidur pada pukul 04.00
9. Tidak membuat kegaduhan pada jam tidur
10. Memiliki dan memakai peralatan tidur sendiri
11. Membersihkan dan merapikan tempat tidur sebelum dan sesudah tidur
TATA TERTIB DAN ADAB MANDI
1. Berdo’a ketika masuk dan keluar kamar mandi
2. Mendahulukan kaki kiri ketika masuk dan kaki kanan ketika keluar
3. Mandi dua kali sehari
4. Hemat dalam menggunakan air
5. Memliki dan memakai peralatan mandi masing-masing
6. Tidak berbicara saat berada di kamar mandi dan wc
7. Tidak bermain dan bercanda di kamar mandi
8. Masuk dan keluar kamar mandi dalam keadaan menutup aurat
9. Tidak meninggalkan pakaian di kamar mandi
45
10. Tidak membuang sampah di kamar mandi dan closet
11. Mandi pada waktu dan tempat yang telah ditentukan
12. Mandi memakai penutup aurat ( basahan/telasan)
13. Merapikan alat-alat mandi
14. Disarankan untuk menggunakan sabun cair
15. Buang Air Kecil dalam kondisi duduk
16. Menyiram, membersihkan kamar mandi dan closet setelah dipakai
17. Tidak merusak fasilitas kamar mandi
TATA TERTIB DAN ADAB BERPAKAIAN
1. Berpakaian rapi, bersih, sopan, sederhana dan menutup aurat
2. Tidak memakai pakaian bergambar dan bertulisan yang tidak syar’i
3. Tidak memakai pakaian berbahan jeans, ketat dan transparan
4. Memberi label nama pada pakaian masing-masing
5. Tidak memakai pakaian yang menyerupai lawan jenis
6. Tidak memakai celana pendek di dalam kamar
7. Tidak memakai baju you can see di dalam kamar
8. Pakaian disesuaikan situasi, kondisi, tempat dan waktu
9. Pakaian sholat santri, maghrib, isya dan subuh: memakai sarung,
koko/jubah dan peci putih. Dzuhur dan asar: memakai celana,
koko/kemejah dan peci songkok
Pembinaan peserta didik juga meliputi layanan-layanan khusus yang
menunjang pengelolaan peserta didik diantaranya:
2.4.5 Layanan Bimbingan dan Konseling
2.4.6 Layanan Perpustakaan
2.4.7 Layanan Kantin
2.4.8 Layanan Kesehatan
2.4.9 Layanan Asrama
46
3.7.3 Evaluasi Kegiatan Peserta Didik
Evaluasi kegiatan atau hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari
kegiatan formal maupun non-formal, atau kegiatan ekstrakulikuler. Hasil
belajar siswa juga diapat dilihat dari prestasi-prestasi yang dicapai siswa SMP
IT RU ini.
Evaluasi peserta didik tidak hanya dilihat dari kemampuan yang
dimiliki, namun juga dilihat dari perilaku peserta didik. Evaluasi ini perlu
dilakukan dan diketahui untuk melihat sejauh mana perkembangan peserta
didik dalam kurun waktu tertentu dari waktu ke waktu.
Kegiatan Formal peserta didik SMP IT RU :
1. Kurikulum Nasional
2. Kurikulum JSIT
3. Kurikulum Pendidikan Pesantren meliputi :
2.5 Aqidah Akhlak
2.6 Hadits
2.7 Tafsir
2.8 Siroh
2.9 Fiqih
2.10Bahasa Arab
2.11Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an
Kegiatan Non-formal peserta didik SMP IT RU :
1. Ekstrakulikuler wajib : Pramuka, mentoring, khitbah
2. Ekstrakulikuler pilihan :
a. Bela Diri
b. Olahraga (Sepak bola, volley, futssal, badminton, tenis meja,
takraw, dll)
c. Seni (Drama, musikalisasi puisi, menjahit, nasyid, rebana,
kaligrafi, kerajinan tangan, berkebun)
47
d. Keilmuan (Be A Master, Jurnalistik, Astronomi/Kebumian,
Robotika, dll)
3. Akademis (Jaringan Topik dan Kunjungan Edukatif)
4. Pendidikan karakter
a. Pembiasaan Akhlak
b. Pembiasaan sholat berjama’ah
c. Pembiasaan membaca Al-Qur’an
d. Pembiasaan disiplin
e. Pembiasaan sholat dhuha dan tahajud
Prestasi-prestasi peserta didik SMP IT RU (Periode 2014 – 2016):
JUARA TINGKAT JENIS LOMBA TAHUN
Medali Perunggu Provinsi Olimpiade Biologi 2014
Juara 1 Provinsi Olimpiade Matematika
di SMAN Sampoerna
2014
Juara 1 Kabupaten OSN Matematika 2014
Juara 1 Kabupaten OSN Fisika 2014
Juara 1 Nasional OSN IPA SMP JSIT 2014
Juara 4 Provinsi UN Terbesar 2014
Juara 1 Provinsi OSN Matematika JSIT 2014
Juara 1 Provinsi OSN IPA JSIT 2014
Juara 1 Nasional Pentas Seni Kenmas 2015
Juara Umum Kabupaten Hasta Karya 2015
Juara 2 Provinsi Robotik 2015
Juara 1 Kabupaten OSN Matematika 2015
48
Juara 1 Kabupaten OSN IPS 2015
Juara Umum Kabupaten Lomba Pramuka
Penggalang
2015
Juara 7 Nasional Robotik 2015
Juara 1 Kabupaten Futsal Puncak
Gemilang Cup 2016
2016
Juara 1 Provinsi LCC IPA 2016
Juara 2 Provinsi LCC IPA 2016
Juara 3 Provinsi LCC Matematika 2016
Juara 1 Provinsi Tahfidz Qur’an 2016
Juara 3 Provinsi Tahfidz Qur’an 2016
Juara 3 Provinsi Liga Santri 2016
Juara 2 Kabupaten Asah Terampil IPA 2016
Juara 3 Kabupaten Asah Terampil IPA 2016
3.7.4 Mutasi Peserta Didik
Mutasi peserta didik dalam lingkungan sekolah seperti ketika
kenaikan kelas, penempatan peserta didik tidak didasarkan pada hasil nilai
raport siswa. Namun tetap dilakukan secara acak seperti penerimaan siswa
baru.
49
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan singkat makalah kami ini, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengelolaan peserta didik adalah suatu usaha untuk mengatur, mengelola,
dan melayani segala hal yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari
peserta didik tersebut masuk sekolah sampai peserta didik tersebut lulus
dari sekolah.
2. Pengelolaan peserta didik bertujuan untuk mengatur segala kegiatan
peserta didik agar kegiatan tersebut dapat menunjang proses belajar
mengajar, sehingga tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan dapat dicapai.
3. Pengelolaan peserta didik berfungsi sebagai wahana untuk
mengembangkan potensi diri peserta didik seoptimal mungkin, baik yang
berkaitan dengan segi individualitas, segi sosial, segi aspirasi, segi
pemenuhan kebutuhan, dan segi-segi lainnya.
4. Ruang lingkup pengelolaan peserta didik meliputi kegiatan perencanaan
peserta didik, pembinaan peserta didik, evaluasi peserta didik, dan mutasi
peserta didik.
Pelayanan pada lembaga pendidikan, yang menjadi fokus utama
tentunya adalah peserta didik, yang mana kesuksesan lembaga akan terukur
dari perkembangan anak yang optimal dari setiap aspek perkembangannya.
Oleh karena itu pengelolaan peserta didik menjadi sangat penting untuk
dikuasai oleh setiap pengelola lembaga pendidikan.
50
4.2 Saran
4.2.1 Untuk Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah untuk tidak hanya berfokus kepada
peserta didik yang ada di kota saja, namun haruslah berfokus pada peserta
didik yang berada di desa juga. Pemerintah juga sebaiknya memperhatikan
segala bidang atau kemampuan yang dimiliki peserta didik, tidak hanya
memperhatikan bidang akademik saja, namun juga harus memperhatikan
bidang non-akademik atau bakat dan minat yang dimiliki peserta didik.
4.2.2 Untuk Mahasiswa yang akan menjadi Wakil Kepala Sekolah
Bidang Pengelolaan Peserta Didik
Diharapkan dengan banyaknya literature dan pengalaman para ahli
dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam menangani peserta didik baru,
dapat dijadikan bekal oleh setiap mahasiswa sebagai calon pengelola lembaga
pendidikan atau bahkan menjadi Wakil Kepala Sekolah Bagian Pengelolaan
Peserta Didik agar dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik yang
belajar di tempatnya.
51
Lampiran
Halaman Depan Sekretariat
SMP IT RU Sekretariat SMP IT RU
Jadwal Pendaftaran SMP IT RU Rombel Siswa/i SMP IT RU
Grafik Penerimaan Siswa/i Baru
SMP IT RU
Grafik Kelulusan Siswa/i
SMP IT RU
52
Kohort Siswa/i SMP IT RU
Wakil Kepala Sekolah
Bagian Kesiswaan (Putri)
SMP IT RU :
Nizarani
Proses wawancara di sekretariat SMP IT RU
Proses wawancara di Asrama SMP IT RU
53
Daftar Pustaka
Nurdin, Diding & Imam, Sibaweh. 2015. Pengelolaan Pendidikan Dari Teori
Menuju Implementasi. Jakarta: Rajawali Pers.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/22/pengelolaan-peserta-didik/
(22 Januari 2014, Penulis : Imroatul Azizah)
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-
peserta-didik/ (14 Februari 2010, Penulis : Akhmad Sudrajat)
http://kamiluszaman.blogspot.co.id/2015/04/konsep-dasar-manajemen-peserta-
didik.html (6 April 2015, Penulis : Moh.kamilus zaman, S.Pd.I)
http://restisanggraini.blogspot.co.id/2014/11/manajemen-peserta-didik-konsep-
dasar.html (9 November 2014, Penulis :Resti Sanggraini)
http://soni-guruidaman.blogspot.co.id/2012/05/makalah-manajemen-peserta-
didik.html (6 Mei 2012, Penulis : Soni SD)
http://toserbatips.blogspot.co.id/2016/04/definisi-dan-ruang-lingkup-
manajemen.html
http://zanksantri.blogspot.co.id/2015/09/b-ruang-lingkup-manajemen-peserta-
didik.html (13 September 2015, Penulis : Yani Hamidah)