Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Endokrin I
Disusun oleh:
Kelompok 8
Anggie Putriyani 220110110127
Anggraeni Mardianti 220110110091
Bagus Dwi Santoso 220110110151
Desi Afriyanti 220110110019
Ezaryana Octary 220110110115
Hilda Ayu Septian 220110110139
Iis Septiana Dewi 220110110079
Melda Iskawati 220110110043
Neng Tuti Haryati 220110110067
Nuke Saleh 220110110103
Nurnila Novia 220110110031
Nurul Iklima 220110110055
Vathnawaty Carmilla 220110110007
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Endokrin I
Disusun oleh:
Kelompok 8
Anggie Putriyani Anggota
Anggraeni Mardianti Anggota
Bagus Dwi Santoso Chair 1
Desi Afriyanti Scriber 1
Ezaryana Octary Anggota
Hilda Ayu Septian Anggota
Iis Septiana Dewi Anggota
Melda Iskawati Scriber 2
Neng Tuti Haryati Anggota
Nuke Saleh Anggota
Nurnila Novia Chair 2
Nurul Iklima Anggota
Vathnawaty Carmilla Anggota
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini membahas tentang sistem endokrin I khususnya mengenai penyakit
Hiperemesis Gravidarum.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi dapat
teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Nursiswati, S.Kp., Ners., M.Kep, Sp.KMB selaku dosen koordinator mata
pelajaran Sistem Endokrin I
2. Ibu Ridha Wahdini, S.Kp., Ners selaku dosen tutor kelompok 8
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Akhirnya,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita. Amin.
Jatinangor, 26 April 2013
Penulis
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mual dan muntah merupakan gejala yang umum terjadi pada sekitar 50%
sampai 80% dari seluruh kehamilan. Kondisi ini umumnya disebut morning
sickness. Bagaimanapun sebesar 0,05% - 2% pada seluruh kehamilan dapat terjadi
mual dan muntah yang berat, kondisi ini sering disebut dengan hiperemesis
gravidarum,dengan prevalensi 1% sampai 3% atau 5-20 kasus per 1000
kehamilan(Simpson et.al, 2001).
Hiperemesis gravidarum (HG) dapat menyebabkan komplikasi bahkan
kematian pada ibu dan janin jika tidak tertangani dengan baik. Mual dan muntah
secara terus menerus, mengakibatkan turunnya berat badan hingga lebih dari 5%
berat sebelum hamil, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan
komplikasi maternal seperti kerusakan hati dan ginjal, robekan pada esofagus,
pneumothoraks, neuropati perifer, ensefalopati wernicke, dan kematian. Pada janin
dengan ibu yang menderita hiperemesis gravidarum berkepanjangan dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian (Asih, Kampono, &
Prihartono, 2009).
Adanya berbagai macam dampak yang ditimbulkan akibat hiperemesis
gravidarum, perlu menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan.Penanganan cepat dan
tepat dari tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan sangat diperlukan. Soltani &
Taylor (2003) menyatakan bahwa tenaga kesehatan kadang menunjukkan sikap yang
tidak mendukung (ambivalent) jika menemui kasus HG dan menganggap kondisi HG
merupakan masalah pasien. Selain itu, literatur yang membahas tentang sikap tenaga
kesehatan dalam menangani kasus HG masih sangat terbatas.
Makalah ini akan membahas tentang bagaimana sikap tenaga kesehatan terhadap
perempuan dengan HG yang dating untuk mencari pertolongan di pelayanan
kesehatan.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Apakah definisi hiperemesis garvidarum ?
Apa etiologi hiperemesis garvidarum?
Bagaimana penyebaran penyakit hiperemesis garvidarum?
Bagaimana klasifikasi penyakit hiperemesis garvidarum?
Apakah manifestasi klinis dari hiperemesis garvidarum?
Bagaimana patofisiologi hiperemesis garvidarum?
Bagaimana pemeriksaan diagnostik hiperemesis garvidarum?
Bagaimana penatalaksanaan hiperemesis garvidarum?
Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
hiperemesis garvidarum ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan hiperemesis garvidarum.
Tujuan khusus
Mengetahui definisi hiperemesis garvidarum.
Mengetahui etiologi hiperemesis garvidarum.
Mengetahui penyebaran penyakit hiperemesis garvidarum.
Mengetahui klasifikasi penyakit hiperemesis garvidarum
Mengetahui manifestasi klinis hiperemesis garvidarum.
Mengetahui patofisiologi hiperemesis garvidarum.
Mengetahui pemeriksaan diagnostik hiperemesis garvidarum.
Mengetahui penatalaksanaan hiperemesis garvidarum.
Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien hiperemesis
garvidarum.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
BAB II
ANALISA KASUS
2.1 Uraian Kasus
Ny. S 28 tahun, G2P1A0, datang ke klinik pada hari rabu, 17 April 2013.
Mengaku hari pertama haid terakhir 10 Februari 2013 dengan siklus 28 hari. Ia
mengeluh mual dan muntah sejak 6 hari yang lalu. Muntah-muntah awalnya hanya
terjadi pada hari dan setelah makan dan minum. Hari ini muntah dialami lebih dari 10
x perhari, yang dimuntahkan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi
sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin
bertambah berat setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Badan terasa
lemah, aktivitas sehari-hari terganggu. Merasa haus dan bibir terasa kering. Nafsu
makan dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan
semakin menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati.
Dari hasil pemeriksaan didapat: keadaan umum sedang, composmentis, TD
100/60 mmHg, nadi 94 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 37o
, BB 44 kg (sebelumnya 47
kg). Hasil lab keton 150,00 mg/dL, +4. Ny. S mendapat terapi resusitasi cairan RL
1,5 L/12 jam, metokloferamid 3x1 ampul, neurobion 3x1 ampul, dan puasa 24 jam.
2.2 Pembahasan kasus
2.2.1 Step 1
G2P1A0 (Neng Tuti) : menunjukan keadaan pasien yang
berhubungan dengan kehamilan dan
aborsi (Melda)
Metokloferamid (Ezaryana) : LO
Lab keton (Riezka) : LO
Neurobion (Melda) : vitamin B komplek (Nurnila)
Resusitasi : pemberian cairan untuk mengganti
cairan yangh ilang (Riezka)
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
2.2.2 Step 2
1 Apakah efek dari mual dan muntah? (Anggra)
2 Apakah yang dihasilkan dari pemeriksaan lab keton?(Anggi)
3 Apa pemeriksaan tambahan pada kasus ini?(Anggi)
4 Apakah tanda dan gejala yang terjadi pada pasien tersebut normal?
(Riezka)
5 Apa saja pengobatan lain yang dapat diberikan kepada pasien
tersebut?(Riezka)
6 Apakah nyeri ulu hati merupakan komplikasi pada penyakitnya?(Iis)
7 Mengapa pasien harus dipuasakan sedangkan pasien tersebut kekurangan
nutrisi?(Anggi)
8 Mengapa mual dan muntah terjadi pada pagi hari dan setelah makan?
(Vathnawaty)
9 Apakah penyebab frekuensi muntah klien 10 x dalam sehari? (Ezaryana)
10 Mengapa mual tidak hilang ketika diistirahatkan?(Nurul)
11 Mengapa BAB dan BAK klien menurun?(Nurnila)
12 Kenapa cairan yang diberikan kepada pasien harus 1,5 L/12 jam?(Melda)
13 Apa saja klasifikasi dari penyakit ini?(Anggra)
14 Apa yang harus dilakukan perawat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien?(Hilda)
15 Kenapa tekanan darah pasien rendah?(Iis)
16 Apakah efek samping dari obat yang diberikan?(Riezka)
17 Apakah indikasi diberikan obat-obat tersebut?(Anggi)
18 Apa saja peran perawat terhadap kasus?(Tuti)
19 Apakah pasien ini perlu diberikan penkes?(Desi)
20 Apakah diagnose medis dari kasus ini?(Bagus)
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
2.2.3 Step 3
1 Pasien akan kekurangan banyak cairan sehingga banyak elektrolit yang
hilang, mengalami kekurangan nutrisi, kelemahan, penurunan tekanan
darah. (Tuti dan Riezka)
3. USG untuk mengetahui perkembangan janin
Tes urin
Pemeriksaan darah lengkap (Desi, Anggi)
4. Tanda dan gejala yang terjadi pada pasien tersebut tidak normal. Sebab
ketika seorang wanita hamil akan terjadi perubahan fisiologis pada tubuh.
Pada umumnya seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami mual
muntah. Namun, pada kasus ini pasien mengalami mual muntah lebih dari
sepuluh kali perhari (Melda)
5. Pengobatan yang bisa dilakukan diantaranya pemberian makan sedikit tapi
sering, pemberian makanan berupa biscuit, pemberian makananan melalui
NGT, pemenuhan cairan lewat RL.(Riezka, Melda, Tuti, Desi)
7. Pasien harus dipuasakan karena ketika diberi makanan ataupun minuman
akan dikeluarkan. Maka dari itu klien harus dipuasakan 24 jam setelah itu
dipantau apakah klien sudah dapat makan secara oral ataupun belum.
8. Hal tersebut dikarenakan peningkatan hormon sehingga memicu mual dan
muntah (Bagus)
11.BAB dan BAK pasien berkurang karena pasien mengalami mual muntah
secara berlebihan. Ketika mual muntah banyak cairan dan elektrolit yang
keluar. Ketika cairan dalam tubuh berkurang maka akan berdampak pada
BAK dan BAB pasien.
12. Hal tersebut diberikan untuk mengganti cairan yang hilang agar keutuhan
cairan pasien terpenuhi (Anggra)
13.Klasifikasi pada penyakit ini didasarkan pada frekuensi mual muntah
pasien, tingkat kesadaran pasien. (Desi, Nurnila)
14. Memberikan asupan nutrisi yang adekuat kepada pasien seperti pemberian
cairan RL, kolaborasi dengan pemberian obat antiemetic.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
15.Pasien mengalami kekurangan cairan di dalam tubuh sehingga asupan
darah ke jantung juga rendah, maka tekanan darah akan turun.(Tuti)
19. Pasien perlu diberikan penkes dengan memberikan informasi kepada
pasien mengenai efek samping pemberian obat, efek yang terjadi dari
mual muntah, derajat mual muntah pasien yang dialami.
2.2.4 Step 4
Hamil
Peningkatan hormon
Mual dan muntah
berlebihan
Konsep Umum
Etiologi
Pemeriksaan diagnostik
Asuhan Keperawatan
Manifestasi klinis
Penatalaksanaan
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
2.2.5 Step 5
1. Mind Map
2. Metokloferamid
3. Lab keton
4. Apakah yang dihasilkan dari pemeriksaan lab keton?
5. Apakah nyeri ulu hati merupakan komplikasi pada penyakitnya?
6. Apakah efek samping dari obat yang diberikan?
7. Apakah efek samping dari obat yang diberikan?
8. Apakah diagnose medis dari kasus ini?
2.3 Reporting
2.3.1 Konsep Umum
a. Definisi
Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis Gravidarum) adalah
mual dan muntah selama kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu
kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16 minggu kehamilan dan gejala
biasanya akan membaik. Mual dan muntah selama kehamilan dapat berupa
gejala yang ringan hingga berat. Mual dan muntah adalah keluhan utama pada
70 %-80 % kehamilan.
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang berat
selama kehamilan, yang terjadi pada 1 %-2 % dari semua kehamilan atau 1-20
pasien per 1000 kehamilan.
Hiperemesis gravidarum menyebabkan tidak seimbangnya cairan,
elektrolit, asam-basa, defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan yang cukup
berat. Pada hiperemesis gravidarum dapat terjadi dehidrasi, asidosis akibat
kelaparan, alkalosis akibat hilangnya asam hidroklorida pada saat muntah,
hipokalemia dan ketonuria, sehingga mengharuskan pasien masuk dan dirawat
di rumah sakit
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
b. Epidemiologi
Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi
pada 50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi
gravida dan 40-60% multi gravida. Dari seluruh kehamilan yang terjadi di
Amerika Serikat 0,3-2% diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum atau
kurang lebih lima dari 1000 kehamilan. Mual dan muntah yang berkaitan
dengan kehamilan biasanya dimulai pada usia kehamilan 9- 10 minggu,
puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu, dan sembuh pada kebanyakan
kasus pada umur kehamilan 12-14 minggu. Dalam 1-10% dari kehamilan,
gejala-gejala dapat berlanjut melampaui 20-22 minggu. Kejadian hiperemesis
dapat berulang pada wanita hamil. J. Fitzgerald (1938-1953) melakukan studi
terhadap 159 wanita hamil di Aberdeen, Skotlandia, menemukan bahwa
hiperemesis pada kehamilan pertama merupakan faktor risiko untuk terjadinya
hiperemesis pada kehamilan berikutnya. Berdasarkan penelitian, dari 56 wanita
yang kembali hamil, 27 diantaranya mengalami hiperemesis pada kehamilan
kedua dan 7 dari 19 wanita mengalami hiperemesis pada kehamilan ketiga.
Banyak studi berusaha menilai kejadian dan prevalensi infeksi H. pylori,
cara penularannya dan setiap faktor risiko yang turut mendukung perkembangan
infeksi. Kejadian per tahun yang dilaporkan untuk infeksi H. pylori sebagai
salah satu penyebab hiperemesis gravidarum di negara-negara maju adalah 0,3
%- 0,5 % per tahun, sedangkan di negara-negara yang sedang berkembang 10
%-20 %.
Bakteri ini merupakan patogen dengan penyebaran di seluruh dunia,
yang menyerang populasi manusia di negara-negara maju dan di negara-negara
yang sedang berkembang. Prevalensi ditemukan lebih tinggi di negara yang
sedang berkembang dibandingkan dengan negara maju. Prevalensi infeksi H.
pylori sekitar 30 % di Amerika Serikat, sedangkan di negara yang sedang
berkembang > 80 %. Prevalensi ini sangat bervariasi tergantung kelompok
etnik, budaya, genetik, sosial ekonomi, lingkungan, dan beberapa faktor lainnya
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
termasuk lokasi kelompok studi dan ciri-ciri populasi yang di studi. Angka
infeksi ini juga ditemukan tinggi di daerah yang padat penduduknya dengan
lingkungan sosial ekonomi yang rendah, yang mengindikasikan bahwa H. pylori
ditularkan melalui kontak langsung. H. pylori didapat selama masa anak-anak,
yang paling sering dengan rute feces-oral atau oral-oral.
Hubungan antara H. pylori dan hiperemesis gravidarum bisa menjadi
penjelasan yang mungkin untuk variasi yang diamati dalam kejadian
hiperemesis gravidarum pada kelompok etnis yang berbeda-beda, karena angka
kejadian infeksi H. pylori juga berbeda secara mencolok antara populasi. Akan
tetapi, hipotesa ini rentan terhadap faktor-faktor pengganggu seperti status
sosial ekonomi yang lebih rendah, yang disebut-sebut pada hiperemesis
gravidarum maupun infeksi H. pylori. Karaca di Turkey tahun 2004
menemukan bukti yang mendukung hubungan antara status sosial ekonomi dan
infeksi H. pylori pada wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
dalam studi perbandingan prospektif dengan wanita hamil asimptomatik.
Menurutnya, status sosial ekonomi yang rendah juga merupakan faktor resiko
yang penting untuk infeksi H. pylori pada wanita hamil dengan hiperemesis
gravidarum. Walaupun infeksi H. pylori sering ditemukan pada pasien penderita
hiperemesis gravidarum, sebagian besar wanita hamil dengan infeksi H. pylori
bisa tetap asimptomatik. Jadi bila dalam lambung manusia terdapat H. Pylori
maka dapat menimbulkan ulkus duodenal dan ulkus peptikum yang tidak dapat
disembuhkan dengan pengobatan antiemetik biasa, sehingga biaya pengobatan
akan lebih tinggi dan waktu pengobatan yang lebih lama dengan hasil yang
mengecewakan.
c. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 1.301 kasus hiperemesis
gravidarum di Canada diketahui beberapa hal yang menjadi faktor risiko
terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya komplikasi dari kelainan
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
hipertiroid, gangguan psikiatri, kelainan gastrointestinal, dan diabetes
pregestasional. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor
toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan
adalah sebagai berikut:
1. Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Pada mola hidatidosa
dan kehamilan ganda, faktor hormon memegang peranan dimana hormon
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
tersebut.
3. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
Pada kehamilan, di mana di duga terjadi invasi jaringan villi korialis yang
masuk peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan
kejadian hiperemesis gravidarum.
4. Faktor psikologis
Faktor psikologis seperti depresi, gangguan psikiatri, rumah tangga
yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadaptanggung jawab sebagai ibu, tidak siap untuk menerima
kehamilan memegangperanan yang cukup penting dalam menimbulkan
hiperemesis gravidarum.
5. Faktor adaptasi dan hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis
gravidarum
Dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dgn
anemia, wanita primigravida, & overdistensi rahim pada hamil ganda &
hamil molahidatidosa
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon
estrogen & koreonik gonadotropin, sedangkan pada hamil ganda &
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
molahidatidosa, jumlah hormon yangg dikeluarkan terlalu tinggi terjadi
hiperemesis gravidarum
Menurut Goodwin, dkk. (1994) dan Van de Ven (1997), hiperemesis
nampaknyaterkait dengan tingginya atau peningkatan bertahap kadar hormon
korionik gonadotropin, estrogen atau kadar keduanya di dalam serum. Selain
itu, pada beberapa kasus yang berat mungkin terkait dengan faktor psikologis.
Namun adanya hubungan dengan serum positif terhadap Helicobacter pylori
sebagai penyebab ulkus peptikum tidak dapat dibuktikan oleh beberapa peneliti.
H. pylori adalah bakteri Gram negatif, dengan bentuk spiral melengkung
dan berflagel yang ditemukan hidup berkoloni pada lapisan mukosa lambung yang
dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan. Bakteri ini dicirikan oleh
aktivitas urease yang tinggi. Bakteri ini mampu hidup dalam suasana asam yang
kuat dengan cara memproduksi urease. H. Pylori mempunyai mekanisme resistensi
asam, yang menghidrolisa urea menjadi karbon dioksida dan ammonia. Bakteri ini
mempunyai sifat pertumbuhan yang lambat tetapi mampu merusak lapisan lendir /
mukus pada epitel lambung sehingga menimbulkan peradangan lambung yang
kronik, menetap/ persistent, menahun dan ulkus peptikum.
Bakteri ini ada pada 95 %-98 % pasien penderita ulkus duodenal dan 60
%-90 % pasien penderita ulkus peptikum. Taksiran angka kejadian infeksi menurut
berbagai test diagnostik termasuk test bakteriologi, test histologi dan test serologi
menunjukkan bahwa 90 % pasien yang terserang tanpa adanya gejala-gejala klinik.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Faktor- faktor predisposisi :
a. Faktor organik
Karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun terhadap
perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.
b. Faktor psikologik
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini, konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keenganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran
hidup.
c. Faktor endokrin
Hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG
d. Klasifikasi
Batasan seberapa banyak terjadinya mual muntah yang disebut
hiperemesis gravidarum belum ada kesepakatannya. Akan tetapi jika keluhan
mual muntah tersebut sampai mempengaruhi keadaan umum ibu dan sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari sudah dapat dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat
dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
1. Tingkat I.
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah
sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkat II.
Penderita tampak lebih lemas dan kesadaran apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton
dapat tercium dalam bau pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkat III.
Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
EncephalopathyWernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan
mental. Keadaan ini terjadi akibat defisiensi zat makanan, termasuk vitamin B
kompleks. Timbulnya ikterus menunjukan adanya gangguan hati.
2.3.2 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium
meliputi :
1. Kadar potassium , sodium klorida, protein menurun.
2. Hemoglobin dan hematokrit menurun.
3. Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein
4. Kadar vitamin dalam darah menurun
5. BUN, non protein , uric acid meningkat.
6. Pemeriksaan lab keton
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam -hidroksibutirat)
diproduksi untuk menghasilkan energi saat karbohidrat tidak dapat digunakan.
Asam aseotasetat dan asam -hidroksibutirat merupakan bahan bakar respirasi
normal dan sumber energi penting terutama untuk otot jantung dan korteks ginjal.
Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakan keton sudah mencukupi maka
akan diekskresi ke dalam urine, dan apabila kemampuan ginjal untuk
mengekskresi keton telah melampaui batas, maka terjadi ketonemia. Benda keton
yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.
Ketonuria disebabkan oleh kurangnya intake karbohidrat (kelaparan, tidak
seimbangnya diet tinggi lemak dengan rendah karbohidrat), gangguan absorbsi
karbohidrat (kelainan gastrointestinal), gangguan metabolisme karbohidrat (mis.
diabetes), sehingga tubuh mengambil kekurangan energi dari lemak atau protein,
febris.
Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan
asam -hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam
lemak yang berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat
digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan
metabolisme karbohidrat (mis.Diabetes melitus yang tidak terkontrol), kurangnya
asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak rendah
karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), atau
gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak
untuk dibakar.
Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga
dapat menghabiskan cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan
menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetik, keton serum meningkat hingga
mencapai lebih dari 50 mg/dl.
Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam urin.
Namun, kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma atu serum,
kemudian baru urin. Ketonuria (keton dalam urin) terjadi akibat ketosis. Benda
keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Prosedur
Kumpulkan spesimen urine secara acak (urin random atau urin sewaktu).
Urin harus segar dan ditampung dalam wadah tertutup rapat. Pengujian harus
segera dilakukan, karena penundaan pengujian lebih lama dapat menyebabkan
temuan negatif palsu. Hal ini dikarenakan keton mudah menguap. Uji ketonuria
dapat dilakukan dengan menggunakan tablet Acetest, atau strip reagen (dipstick)
Ketostix atau strip reagen multitest (mis. Combur, Multistix, Arkray, dsb).
Uji ketonuria dengan tablet Acetest digunakan untuk mendeteksi dua keton
utama, yaitu aseton dan asam asetoasetat. Letakkan tablet Acetest di atas kertas
saring atau tissue, lalu teteskan urin segar di atas tablet tersebut. Tunggu selama
30 detik. Amati perubahan warna yang terjadi pada tablet tersebut; jika berubah
warna menjadi berwarna lembayung terang gelap, maka uji keton dinyatakan
positif.
Uji ketonuria dengan strip reagen (Ketostix atau strip reagen multitest)
lebih sensitif terhadap asam asetoasetat daripada aseton. Celupkan strip reagen ke
dalam urin. Tunggu selam 15 detik, lalu amati perubahan warna yang terjadi.
Bandingkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument
otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara
visual.
Nilai Rujukan
Dewasa dan anak : uji keton negatif (kurang dari15 mg/dl)
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium
Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan positif
palsu.
Obat tertentu
Urin disimpan pada temperature ruangan dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan hasil uji negaif palsu
Adanya bakteri dalam urin dapat menyebabkan kehilangan asam asetoasetat
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Anak penderita diabetes cenderung mengalami ketonuria daripada penderita
dewasa.
2.3.3 Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar ridak terjadi hiperemesis
gravidarum dengan cara :
1. Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tapi sering.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
6. Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
7. Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula (Wiknjosastro, 2005)
b. Tindakan
Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus
dilakukan rawat inap dirumah sakit, dan dilakukan penanganan yaitu :
1. Medikamentosa
Berikan obat-obatan seperti yang telah dikemukakan diatas. Namun
harus diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogenik. Obat-obatan yang
dapat diberikan diantaranya suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin
antagonis, serotonin antagonis, dan kortikosteroid. itamin yang dianjurkan
adalah vitamin B1 dan B6 seperti pyridoxine (vitamin B6). Pemberian pyridoxin
cukup efektif dalam mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamin yang
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
dianjurkan adalah 8doxylamine dan dipendyramine. Pemberian antihistamin
bertujuan untuk menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H1
dan secara tidak langsung mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan
rangsangan di pusat muntah.
Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamin di lambung berperan
dalam menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopamin
antagonis. Dopamin antagonis yang dianjurkan diantaranya
prochlorperazine,promethazine, dan metocloperamide. Prochlorperazin dan
promethazine bekerja pada reseptor D2 untuk menimbulkan efek antiemetik.
Sementara itu metocloperamide bekerja di sentral dan di perifer. Obat ini
menimbulkan efek antiemetik dengan cara meningkatkan kekuatan spincter
esofagus bagian bawah dan menurunkan transit time pada saluran cerna.
Pemberian serotonin antagonis cukup efektif dalam menurunkan
keluhan mual dan muntah. Obat ini bekerja menurunkan rangsangan pusat
muntah di medula. Serotonin antagonis yang dianjurkan adalah ondansetron.
Odansetron biasanya diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum yang tidak
membaik setelah diberikan obat-obatan yang lain. Sementara itu pemberian
kortikosteroid masih kontroversial karena dikatakan pemberian pada kehamilan
trimester pertama dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan.
Metokloferamid
Indikasi:
- Untuk meringankan (mengurangi simptom diabetik gastroparesis akut dan
yang kambuh kembali).
- Juga digunakan untuk menanggulangi mual, muntah metabolik karena
obat sesudah operasi.
- Rasa terbakar yang berhubungan dengan refluks esofagitis.
- Tidak untuk mencegah motion sickness.
Kontra Indikasi:
- Penderita gastrointestinal hemorrhage, obstruksi mekanik atau perforasi.
- Penderita pheochromocytoma.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
- Penderita yang sensitif terhadap obat ini.
- Penderita epilepsi atau pasien yang menerima obat-obat yang dapat
menyebabkan reaksi ekstrapiramidal.
Komposisi
METOCLOPRAMIDE HCl 5 mg
Tiap tablet mengandung:
Metoklopramida HCl 5 mg
METOCLOPRAMIDE HCl 10 mg
Tiap tablet mengandung:
Metoklopramida HCl 10 mg
Farmakologi:
Kerja dari metoklopramida pada saluran cerna bagian atas mirip
dengan obat kolinergik, tetapi tidak seperti obat koliergik, metoklopramida
tidak dapat menstimulasi sekresi dari lambung, empedu atau pankreas, dan
tidak dapat mempengaruhi konsentrasi gastrin serum.
Cara kerja dari obat ini tidak jelas, kemungkinan bekerja pada jaringan
yang peka terhadap asetilkolin. Efek dari metoklopramida pada motilitas
usus tidak tergantung pada persarafan nervus vagus, tetapi dihambat oleh
obat-obat antikolinergik.
Metoklopramida dapat meningkatkan tonus dan amplitudo pada
kontraksi lambung (terutama pada bagian antrum), merelaksasi sfingter
pilorus dan bulbus duodenum, serta meningkatkan paristaltik dari duodenum
dan jejunum sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung dan usus.
Mekanisme yang pasti dari sifat antiemetik metoklopramida tidak
jelas, tapi mempengaruhi secara langsung CTZ (Chemoreceptor Trigger
Zone) medulla yaitu dengan menghambat reseptor dopamin pada CTZ.
Metoklopramida meningkatkan ambang rangsang CTZ dan menurunkan
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
sensitivitas saraf visceral yang membawa impuls saraf aferen dari
gastrointestinal ke pusat muntah pada formatio reticularis lateralis.
Dosis:
Dewasa : sehari 3 kali 1 tablet (1 tablet = 10 mg)
Anak-anak usia 5-14 tahun : sehari 3 kali tablet (1 tablet = 10 mg)
Diberikan 30 menit sebelum makan dan waktu mau tidur atau menurut
petunjuk dokter.
Efek samping:
Efek SSP: kegelisahan, kantuk, kelelahan dan kelemahan.
Reaksi ekstrapiramidal: reaksi distonik akut.
Gangguan endokrin: galaktore, amenore, ginekomastia, impoten
sekunder, hiperprolaktinemia.
Efek pada kardiovaskular: hipotensi, hipertensi supraventrikular,
takikardia dan bradikardia.
Efek pada gastrointestinal: mual dan gangguan perut terutama diare.
Efek pada hati: hepatotoksisitas.
Efek pada ginjal: sering buang air, inkontinensi.
Efek pada hematologik: neutropenia, leukopenia, agranulositosis.
Reaksi alergi: gatal-gatal, urtikaria dan bronkospasme khususnya
penderita asma.
Efek lain: gangguan penglihatan, porfiria, Neuroleptic Malignant
Syndrome (NMS).
Interaksi obat:
Efek metoklopramida pada motilitas gastrointestinal diantagonis oleh
obat-obat antikolinergik dan analgesik narkotik.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Efek aditif dapat terjadi bila metoklopramida diberikan bersama
dengan alkohol, hipnotik, sedatif, narkotika atau tranquilizer.
Absorpsi obat tertentu pada lambung dapat dihambat oleh
metoklopramida misalnya digoksin.
Kecepatan absorpsi obat pada small bowel dapat meningkat dengan
adanya metoklopramida misalnya: asetaminofen, tetrasiklin, levodopa, etanol
dan siklosporin.
Metoklopramida akan mempengaruhi pengosongan makanan dalam
lambung ke dalam usus menjadi lebih lambat sehingga absorpsi makanan
berkurang dan menimbulkan hipoglikemia pada pasien diabetes. Oleh
karenanya perlu pengaturan dosis dan waktu pemberian insulin dengan tepat.
Neurobion
Indikasi:
Untuk pencegahan dan pengobatan penyakit karena kekurangan vitamin B1,
B6,dan B12 seperti beri-beri, neuritis perifer, neuralgia.
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
1 tablet salut gula mengandung:
Vitamin B1 (Thiamine mononitrate) 100 mg
Vitamin B6 (Pyridoxol Hydrochloride) 200 mg
Vitamin B12 200 mcg
Takaran Pemakaian:
1 tablet salut gula sehari atau sesuai petunjuk dokter.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Cara Kerja Obat:
Thiamine penting untuk metabolisma kabohidrat, dalam tubuh dikonversi
menjadi bentuk aktifnya thiamine pirofosfat yang merupakan koenzim pada
reaksi dekarboksilasi asam a-keto. Pyridoxol HCI di dalam tubuh di ubah
menjadi pyridoxol fosfat, yang merupakan koenzim reaksi karbksilasi dan
transaminasi, berfungsi terutama dalam metabolisme protein dan asam
amino.vitamin B12 diperlukan dalam sintesis asam nukleat, dan mielin,
dangan demikian mempengaruhi pematangan sel dan memelihara keutuhan
jaringan saraf.
Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering, suhu di bawah 25 derajat C.
Jenis: Tablet
2. Terapi Nutrisi
Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi tergantung
pada derajat muntah, berat ringannya deplesi nutrisi dan peneriamaan penderita
terhadap rencana pemberian makanan. Pada prinsipnya bila memungkinkan
saluran cerna harus digunakan. Bila peroral menemui hambatan dicoba untuk
menggunakan nasogastric tube (NGT). Saluran cerna mempunyai banyak
keuntungan misalnya dapat mengabsorsi banyak nutrien, adanya mekanisme
defensif untuk menanggulangi infeksi dan toksin. Selain itu dengan masuknya
sari makanan ke hati melalui saluran porta ikut menjaga pengaturan
homeostasis nutrisi.
Bila penderita sudah dapat makan peoral, modifikasi diet yang diberikan
adalah makanan dalam porsi kecil namun sering, diet tinggi karbohidrat, rendah
protein dan rendah lemak, hindari suplementasi besi untuk sementara, hindari
makanan yang emetogenik dan berbau sehingga menimbulkan rangsangan
muntah.1,2 Pemberian diet diperhitungkan jumlah kebutuhan basal kalori
seharihari ditambah dengan 300 kkal perharinya.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan memiliki
peredaran udara yang baik. Sebaiknya hanya dokter dan perawat saja yang
diperbolehkan untuk keluar masuk kamar tersebut. Catat cairan yang keluar dan
masuk. Pasien tidak diberikan makan ataupun minum selama 24 jam. Biasanya
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
4. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan.
Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan dan persalinan karena itu
merupakan proses fisiologis, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah
dan konflik lainnya yang melatarbelakangi penyakit ini. Jelaskan juga bahwa
mual dan muntah adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan
akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan.
5. Cairan parenteral
Resusitasi cairan merupakan prioritas utama, untuk mencegah
mekanisme kompensasi yaitu vasokonstriksi dan gangguan perfusi uterus.
Selama terjadi gangguan hemodinamik, uterus termasuk organ non vital
sehingga pasokan darah berkurang. Pada kasus hiperemesis gravidarum, jenis
dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi karena kehilangan cairan (pure
dehidration). Maka tindakan yang dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti
cairan tubuh yang hilang ke volume normal, osmolaritas yang efektif dan
komposisi cairan yang tepat untuk keseimbangan asam basa. Pemberian cairan
untuk dehidrasi harus memperhitungkan secara cermat berdasarkan: berapa
jumlah cairan yang diperlukan, defisit natrium, defisit kalium dan ada tidaknya
asidosis.
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin, terutama vitamin B kompleks dan
vitamin C, dapat diberikan pula asam amino secara intravena apabila terjadi
kekurangan protein.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Urin
perlu diperiksa setiap hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu
tubuh dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.
Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut
keperluan. Bila dalam 24 jam pasien tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat dicoba untuk memberikan minuman, dan lambat laun makanan dapat
ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan ini, pada
umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan aman bertambah baik.
c. Diet Hiperemesis gravidarum
Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya
berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua
zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam
semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
kalsium.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
2.3.4 Asuhan Keperawatan
a. Patofisiologi
Mual/muntah
Perubahan sistem endokrin
sel-sel trofoblas blastosit Kadar HCG
melewati kontrol ovarium di meningkatnya kadar estrogen
hipofisi
korpus luteum terus memproduksi
estrogen dan progesteron
diambil olih lapisan karonik plasenta cadangan karbohidrat dan lemak habis
karena oksidasi lemak yang tak sempurna
ketosis dengan tertimbunya asam aseton asetik, asam
hidrok sibutirik dan aseton dalam darah
kekurangan cairan dan kehilangan cairan
robekan pada selaput lendir dehidrasi
esofagus dan lambung
cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang
perdarahan gastrointestinal
natrium dan klorida menurun
klorida air kemih menurun
HYPEREMIS
GRAVIDARUM
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
hemokonsentrasi
aliran darah ke jaringan berkurang
jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang
tertimbunya zat metabolik yang toksik
kurang kalium
bertambahnya ekskresi lewat ginjal
frekuensi muntah lebih banyak
merusak hati
susah istirahat
lemah dan lesu
susah aktivitas
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
b. Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas Ibu
Nama : Ny. S
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Inisial Suami : Tn. X
Umur : -
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal masuk klinik : Rabu,17 April 2013
II. Riwayat kesehatan sekarang
A. Keluhan Utama
Klien mengeluh muntah sejak 6 hari yang lalu, muntah awalnya
terjadi pada pagi hari, setelah makan dan minum.
B. Riwayat penyakit sekarang
Muntah dialami lebih dari sepuluh kali perhari yang dimuntahkan
berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Pada
muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual muntah bertambah berat
setelah makan dan minum dan tidak berkurang saat istirahat. Badan terasa
lemas, aktivitas sehari-hari terganggu, merasa haus dan bibir terasa kering.
Nafsu makan menurun karena takut muntah. BAB dan BAK dirasakan
menurun. Pasien mengeluh nyeri ulu hati.
C. Riwayat Menstruasi
a. Haid pertama Haid terakhir : 10 Februari 2013
b.Siklus : 28 hari
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
D. Riwayat kesehatan lain
G2P1A0 meunjukan kehamilan kedua, pasien pernah mengalami
persalinan 1 kali, dan tidak pernah keguguran.
E. Pola Kebiasaan
a. Pola nutrisi
Mual muntah bertambah berat setelah makan dan minum,nafsu
makan menurun karena pasien takut muntah.
b.Pola eliminasi
BAB dan BAK dirasakan semakin menurun.
c. Pola aktivitas
Pasien merasa lemah, aktivitas sehari-hari terganggu.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : sedang
b.TTV :
BB : 44 kg (sebelumnya 47 kg)
Nadi : 90 x/menit
RR : 16 x/menit
S : 37o
c. Pemeriksaan Lab : hasil lab keton 150 mg/dL (+) 4
IV. Terapi
Pasien mendapat resusitasi cairan RL 1,5 L/12 jam, metokloferamid 3x1 ampul,
neurobion 3 x 1 ampul, dan puasa 24 jam.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
c. Analisa Data
Data yang Menyimpang Etiologi Masalah
Ds : klien mengeluh
mual dan muntah sejak
6 hari yang lalu.
Muntah-muntah
awalnya hanya terjadi
pada hari dan setelah
makan dan minum. Hari
ini muntah dialami
lebih dari 10 x perhari,
yang dimuntahkan
berupa makanan dan
minuman yang
dikonsumsi
sebelumnya, pada
muntahan tidak terdapat
darah. Keluhan mual
dan muntah semakin
bertambah berat setelah
makan dan minum, dan
berkurang saat istirahat.
BAB dan BAK
dirasakan semakin
menurun.
Do:Dari hasil
pemeriksaan didapat:
keadaan umum sedang,
composmentis, TD
100/60 mmHg.
cadangan karbohidrat dan
lemak habis
karena
oksidasi lemak yang tak
sempurna
ketosis dengan tertimbunya
asam aseton asetik, asam
hidrok sibutirik dan aseton
dalam darah
kekurangan cairan dan
kehilangan cairan
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit.
Ds: klien mengeluh
mual dan muntah sejak
6 hari yang lalu.
Muntah-muntah
awalnya hanya terjadi
pada hari dan setelah
makan dan minum. Hari
ini muntah dialami
lebih dari 10 x perhari,
yang dimuntahkan
berupa makanan dan
Dehidrasi
cairan ekstraseluler dan plasma
natrium dan klorida menurun
klorida air kemih menurun
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
minuman yang
dikonsumsi
sebelumnya, pada
muntahan tidak terdapat
darah. Nafsu makan
dirasakan menurun
karena pasien takut
muntah.
Do: BB 44 kg
(sebelumnya 47 kg).
Hasil lab keton 150,00
mg/dL.
hemokonsentrasi
aliran darah ke jaringan
berkurang
jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang
tertimbunya zat metabolik yang
toksik
kurang kalium
bertambahnya ekskresi
lewat ginjal
frekuensi muntah lebih
banyak
Ds: Keluhan mual dan
muntah semakin
bertambah berat setelah
makan dan minum, dan
berkurang saat istirahat.
Badan terasa lemah,
aktivitas sehari-hari
terganggu.
Do: TD 100/60 mmHg,
nadi 94 x/menit, RR 18
x/menit.
frekuensi muntah lebih
banyak
merusak hati
lemah dan lesu
susah aktivitas
Intoleransi aktivitas
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
d. Nursing Care Planning
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan
keseimbkangan cairan
dan elektrolit
berhubungan dengan
output yang berlebihan
ditandai dengan klien
mengeluh mual dan
muntah sejak 6 hari
yang lalu. Muntah-
muntah awalnya hanya
terjadi pada hari dan
setelah makan dan
minum. Hari ini
muntah dialami lebih
dari 10 x perhari, yang
dimuntahkan berupa
makanan dan minuman
Tidak terjadi
dehidrasi
Kriteria Hasil :
- Mual muntah
hilang
- Tanda-tanda
dehidrasi hilang
- Keadaan umum
kembali membaik
- Nadi : 60 - 100
x/menit
Monitor intake dan out put
Pertahankan infus tetap
terpasang dan berikan
makanan berinfus glukosa
10% dan larutan garam
fisiologis
Anjurkan untuk banyak
minum
Mengetahui banyak muntah yang
keluarkan dan cairan yang masuk
melalui cairan parenteral dan minum
air, sehingga mudah untuk
menentukan sejauh mana tubuh
kekurangan cairan.
Keadaan infus yang tertata dan tetap
menunjang kelancaran masukan
cairan parenteral dalam tubuh dan
glukosa serta larutan garam
menggantikan cairan yang keluar
dari tubuh dan mengikat larutan
elektrolit yang masuk dalam tubuh
Banyak minum adalah salah satu
upaya dalam dehidrasi dan cairan
tubuh yang hilang melalui muntah
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
yang dikonsumsi
sebelumnya, pada
muntahan tidak
terdapat darah. Keluhan
mual dan muntah
semakin bertambah
berat setelah makan
dan minum, dan
berkurang saat istirahat.
BAB dan BAK
dirasakan semakin
menurun. Dari hasil
pemeriksaan didapat:
keadaan umum sedang,
composmentis, TD
100/60 mmHg.
Periksa kadar Hemoglobin
Pertahankan atau anjurkan
bedrest total.
Anjurkan pasien untuk
mobilisasi selama bedrest
Observasi tanda-tanda vital
akan membantu terpenuhi terutama
minum yang banyak.
Merupakan petunjuk yang lebih
berguna untuk menentukan
hilangnya cairan dan seberapa
banyaknya cairan yang dibutuhkan.
Mual muntah dapat disebabkan
karena perubahan aktivitas pasien
sehingga pasien dianjurkan
istirahat guna mengurangi muntah
yang berulang.
Mobilisasi miring kiri miring kanan
melancarkan sirkulasi atau
mengurangi kemungkinan kekakuan
serta melatih gerakan sendi.
Perubahan dari tanda-tanda vital
menunjukkan adanya gangguan
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
dalam tubuh dan bilaterjadi suatu
keadaan yang gawat yaitu tensi
menurun nadi meningkat, suhupanas
yangdiakibatkan oleh dehidrasi
dengan tanda-tanda vital dapat
diketahui segera.
2 nutrisi kurang dari
kebutuhan
berhubungan dengan
mual muntah berlebih
ditandai dengan
Kebutuhan nutrisi
segera terpenuhi
setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
Kriteria Hasil :
-Diet yang
disediakan dapat
dihabiskan.
-BB menjadi
normal
-keadaan umum
Memberikan makanan
dalam bentuk menarik dan
sesuai dengan selera.
menganjurkan untuk tidak
makan makanan yang
berlemak.
Memberikan lingkungan
yang bersih dan nyaman.
Beri penjelasan pada pasien
tentang fungsi makanan bagi
Mengkaji menu makanan dan
penyajian yang menarik diharapkan
dapat merangsang nafsu makan.
Makanan yang berlemak dapat
menimbulkan rasa mual.
Keadaan yang bersih dapat
mendorong pasien dalam
mengkonsumsi makanan dengan
nyaman dan tenang
Penjelasan tentang pentingnya
makanan bagi tubuh dan ibu hamil
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
membaik
-Tanda-tanda
dehidrasi dapat
diidentifikasikan
tubuh
Timbang berat badan pasien
tiap hari.
Kolaborasi dengan tim
medis.
dapat menambah pengetahuan
pasien tentang gizi dan diharapkan
pasien menghabiskan porsi
makannya yang disediakan.
Tingkat keberhasilan dalam
pemenuhan nutrisi dapat diketahui
dengan menimbang berat badan,
berat badan yang meningkat sebagai
gambaran tentang keberhasilan.
Bisa memberikan yang tepat
misalnya pemberian primperan
tablet yang mengurangirasa mual
muntah sehingga pasien bisa tenang.
3 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelelahan
Tujuan kebutuhan
aktifitas terpenuhi
Kriteria Hasil:
- Kondisi Fisik
membaik
- Dapat elakukan
menganjurkan klien untuk
membatasi aktifitas dengan
isrirahat yang cukup.
menganjurkan klien untuk
menghindari mengangkat
Menghemat energi dan menghindari
pengeluaran tenaga yang terus
menerus untuk meminimalkan
kelelahan/kepekaan uterus.
Aktifitas yang ditoleransi
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
aktifitasnya
secara mandiri
berat.
sebelumnya mungkin tidak
dimodifikasi untuk wanita
beresiko
menganjurkan tirah baring
yang dimodifikasi sesuai
indikasi
Aktifitas bertahap meminimalkan
terjadinya trauma seita meringankan
dalam memenuhi kebutuhannya.
Tingkat aktifitas mungkin periu
dimodifikasi sesuai indika
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Konsep Dasar Kehamilan
3.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.lama
kehamilan normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari,dihitung dari hari pertama
dan haid terakhir.
Kehamilan matur (cukup bulan ) bberlangsung 40 minggu (280 hari) dan
tidak lebih dari 43 minggu (300 hari).kehamilan yang berlangsung antara 28dan 36
minggu di sebut premature , sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan
postmatur.
Seorang ibu belum tentu dikatakan hamil apabila hanya memiliki tanda-
tanda seperti terlambat haid, mual, muntah, perut dan payudara membesar karena
dikatakan hamil apabila sudah terdengar bunyi denyut jantung janin serta
terlihatnya tulang janin melalui ultra sonografi (USG) dan dalam foto rontgen.
3.1.2 Patofisiologi Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal kira-kira
280 hari (40 minggu) sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari haid
terakhir.Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan cukup bulan, bila kehamilan lebih
dari 42 minggu disebut kehamilan post matur. Kehamilan dibagi 3 fase yaitu :
1. Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)
2. Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) dan
3. Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu)
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
3.1.3 Tanda dugaan hamil
Menurut Hanifa (2002:125) pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala
antara lain sebagai berikut :
a. Amenore (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi.Penting
diketahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan perkiraan persalinan.
b. Nausea (enek) dan Emesis (muntah)
Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-
kadang oleh emosi. Morning sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini
masih fisiologik.Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan dan disebut Hiperemesis Gravidarum.
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang
dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai, dianjurkan pada bulan-
bulan pertama tidak berada ditempat tersebut. Keadaan ini akan hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
e. Payudara Tegang dan Membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di payudara.
f. Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul
lagi.Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang
sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
g. Sering kencing
Kejadian ini terjadi karena kandung kencing pada bulan -bulan pertama
kehamilan karena tertekan uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang mulai membesar dari
rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.
h. Obstipasi (sulit buang air besar)
Keadaan ini karena pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus.
i. Pigmentasi kulit
Terjadi pada usia kehamilan 12 minggu keatas pada pipi hidung dan dahi.
Kadang-kadang nampak deposit pigmen yang berlebihan dikenal sebagai
kloasma gravidarum. Aerola mamae lebih hitam karena didapatkan deposit
pigmen yang berlebih.
j. Epulis hipertropi dari papil gusi terjadi pada trimester pertama.
k. Varices
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penumpukan pembuluh
darah vena.Penumpukan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna,
kaki, betis dan payudara.Penumpukan pembuluh darah ini dapat menghilang
setelah persalinan.
3.1.4 Proses kehamilan
a. Ovulasi
1) Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel
de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan
folikel.
2) Desakan folikel de graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan
devaskilarisasi.
3) Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf ovarium mengeluarkan
hormone estrogen yang dapat mempengaruhi :
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
a) Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
b) Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
c) Peristaltic tuba makin aktif
4) Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak,
terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi
5) Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang
telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
6) Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam
bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
1) Spermatogonium berasal dari selprimitif tubulus.
2) Menjadi spermatosit pertama
3) Menjadi spermatosit kedua
4) Menjadi spermatid
5) Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari
pancaindara, hipotalamus, hipofisis dan interstitial Leydig sehingga spermatogonium
dapat mengalami mitosis, Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk
kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu
untuk mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata
yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang
disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pellusida.
Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pellusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Implantasi
Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang
mengandung cairan yang disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berjalan,
blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk
mengadakan nidasi. Sementara sekresi endometrium telah mungkin gembur dan
makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas primer vili
korialis melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri
di dalam endometrium. Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi,
terladi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. (Manuaba, 2010 : 75 82)
3.1.5 Tanda-tanda Kehamilan
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada
kehamilan 18 minggu sedang pada multigravida pada 16 minggu oleh karena sudah
berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Gerakan janin kadang-kadang pada
kehamilan 20 minggu dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa, balotemen dalam
uterus sudah dapat diraba pada kehamilan lebih tua.Bila dilakukan pemeriksaan
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
dengan sinar rontgen kerangka fetus mulai dapat dilihat.Dengan alat fetal elektro
cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu (8)
Dalam triwulan terasa gerakan janin lebih gesit.Bunyi jantung janin juga
dapat didengar lebih jelas.Bagian-bagian besar janin ialah kepala dan bokong dan
bagian-bagian kecil ialah kaki dan lengan dapat pula diraba dengan jelas.Pada
primigravida kepala janin mulai turun pada kehamilan kira-kira 36 minggu sedang
pada multigravida pada kira-kira 38 minggu.
Dari keseluruhan yang diuraikan maka diagnosis pasti kehamilan dapat dibuat
apabila:
a. Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.
b. Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara.
c. Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.
e. Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang
janin (crown rump) dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya
kehamilan dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual muntah pada
kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Mual dan muntah bila
terjadi terus menerus dapat menyebabakan dehidrasi dan jika dehidrasi tidak
mendapatkan penanganan yang baik maka akan membahayakan nyawa ibu dan bayi.
Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan pula karena kurangnya asupan gizi untuk
wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan semua sehingga
dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan perdarahan kemudian
syok dan keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada ibu(1)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-
perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada
primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan
kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan
pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung
jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80%
primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual biasanya terjadi pagi hari.Rasa mual
biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan
keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan6).
4.2 Saran
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional
keperawatan yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) berkaitan dengan
sistem reproduksi, kehamilan , melahirkan, nifas, antar dua kehamilan dan bayi lahir
sampai umur 40 hari, beserta keluarganya. Berfokus pada pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam beradaptasi secar fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan
keluarga dengan menggunakan pedekatan proses keperawatan. Setiap individu
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Disamping itu asuhan keperawatan yang
diberikan bersifat holistic dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta
menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai
untuk dirinya.
Peran perawat haruslah dilaksanakan sebagai mestinya untuk memenuhi
kepuasan klien, demi terlaksananya pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi
secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dan bagi teman teman mahasiswa
agar memahami tentang fungsi dan peran perawat.
Makalah Hiperemesis Gravidarum Tutor 8
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, ME. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta: EGC.
Kasdu, Dini .2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.
Magee LA, Mazotta P, Korean G. Evidence-Based View of Safety and Effetiveness of
Pharmacologic Therapy for Nausea and Vomiting of Pregnancy (NVP). Obset
Gynecol. 2002:186:256.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk .2009. Memahami Kesehatan Repsoduksi
Wanita Ed 2. Jakarta : EGC.
Tiran, B. 2008. Mual dan Muntah Kehamilan: Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC
Wylie, L. 2010. Esensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas.
Jakarta:EGC
Anonim.2013. Pemeriksaan Keton Urine Metode. CarikCelup. Available at:
http://www.labsaya.com/2013/03/materi-kuliah-kimia-klinik-i_9913.html diakses
pada 30 April 2013 pukul 20.00 WIB
Anonim. 2012. Metokloferamid HCl. Available at:
http://www.dechacare.com/Metoclopramide-Hcl-P759.html diakses pada 30 April
2013 pukul 20.30 WB
Anonim. 2012. Neurobion. Available at: http://www.dechacare.com/Neurobion-
P79.html diakses pada 30 April 2013 pukul 21.00 WIB