ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PENCERNAAN
HEMOROID
di susun oleh :
D III Keperawatan II B
Suriyanita barus Jon Bayer simanjuntak
Kultsum
Jl. Kerkof No. 243 Leuwi Gajah Cimahi2012/2013
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga kami kelompok 10 dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang berjudul“ ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID “ guna disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.Selain itu pembaca diharapkan dapat memahami tentang gejala-gejala hemoroid secara baik dan benar setelah membaca makalah ini. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada :1. Ibu sadaukur Barus S.Kep,Ners selaku dosen pembimbing2. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah.3. Orang tua kami yang selalu memberi support yang positif dan do’a
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Cimahi, Oktober 2012
Penyusun
Daftar Isi
2
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
DAFTAR ISI ...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................4
A. Latar Belakang MasalahB. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................5
A. Konsep Penyakit .................................................................................................5
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Patofisiologi
5. Tanda dan gejala spesifik
6. Managemen Medik
B. Konsep askep .................................................................................................11
1. Pengkajian
2. Kemungkinan diagnose keprawatan yang muncul
3 Intervensi tiap tiap diagnose keperawatan
4. Evaluasi
BAB III. PENUTUP ..................................................................................................18
A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................19
3
BAB IPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANGSecara sederhana definisi hemoroid adalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan keluhan dan gejala – gejala. hemoroid merupakan gangguan kesehatan yang paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau pembesaran vena pada ranus.Pada sebagian besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya keluhan pasien dan gejala klinis passien berkolerasi dengan komplikasi hemoroid.
1.2. TUJUANTujuan umumMampu melakukan manajemen asuhan keperawatan pasien dengan hemoroidTujuan Khusus
a. Mampu mengetahui Penyakit hemoroid ( Pengertian, Etiologi, Klasifikasi, Patofisiologi, Tanda dan Gejala Spesifik)
b. Mampu melakukan Pengkajian pada pasien hemoroidc. Mampu membuat analisa data pada pasien hemoroidd. Mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada pasien hemoroide. Mampu menyusun Rencana Tindakan ( Intervensi ) pada pasien hemoroidf. Mampu Melakukan Tindakan ( Implementasi ) pada pasien hemoroidg. Mampu Mengevaluasi Tindakan pada pasien hemoroid
4
BAB IIPEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus hemoroidalis. Hemoroid mempunyai nama lain,seperti wasir dan ambeien.(Haas P.A.,Fox T.A.Jr,Haas G.P.,1984)
Hemoroid adalah pembesaran dan penonjolan vena disekitar rektum. (Potter, 1997 ; 1374).
Hemoroid adalah dilatasi pembuluh darah vena varicose pada anus dan rektum. (Reeves, 1999 ; 162).
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar. (www.fkuii.org, 2006).
2. Etiologi
Hemoroid dapat terjadi karena dilatasi (pelebaran), inflamasi (peradangan) atau pembengkakan vena hemoroidalis yang disebabkan:
o Konstipasi kronik: sulit buang air besar, sehingga harus mengejan.
o Kehamilan: karena penekanan janin pada perut
o Melahirkan
o Terlalu banyak duduk
o Diare kronik.
o Usia lanjut.
o Konsumsi makanan rendah serat
o Obesitas
o Hipertensi Portal
o Duduk terlalu lama
o Hubungan seks perianal
o Batuk berat
o Mengangkat beban berat
o Tumor di abdomen/usus proksimal
o Peradangan pada usus,seperti pada kondisi colitis ulseritif atau penyakit Crohn
5
3. Klasifikasi
a. Berdasarkan asal / tempat penyebabnya:
1) Hemoroid interna
Hemoroid ini berasal dari vena hemoroidales superior dan medial, terletak diatas garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa anus. hemoroid ini tetap berada di dalam anus.
2) Hemoroid eksterna
Hemoroid ini dikarenakan adanya dilatasi (pelebaran pembuluh darah) vena hemoroidales inferior, terletak dibawah garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa usus. hemoroid ini keluar dari anus (wasir luar)
b. Hemoroid interna diklasifikasikan lagi berdasarkan perkembangannya :
o Stadium I : Hemoroid interna dengan perdarahan segar tanpa nyeri pada waktu defekasi
o Stadium II : Hemoroid interna yang menyebabkan perdarahan dan mengalami prolaps
pada saat mengedan ringan,tetapi dapat masuk kembali secara spontano Stadium III : Hemoroid interna yang mengalami perdarahan dan disertai prolaps dan
diperlukan intervensi manual memasukkan ke dalam kanaliso Stadium IV : Hemoroid interna yang tidak kembali ke dalam atau berada terus-menerus
di luar (Thornton,scott C 2009)
6
Hemoroid Interna
Pembuluh Darah perinal
Prolaps hemoroid interna
Hemoroid eksterna
Garis pektinat
Anoderm
Sfingter anus interna
Sfingter anus eksterna
Ilustrasi dari Hemoroid interna dan hemoroid eksterna (Haas P.A.,Fox T.A.Jr,Haas G.P.,1984)
4. Patofisologi
7
Konsumsi makanan rendah serat
Feses kecil dan mengejan slma BAB
Terlalu lama duduk di toilet(atau saat membaca)
Kehamilan Obesitas
Peradangan pada usus,seperti colitis ulseratif atau penyakit Chohn
Penurunan relative venous return di daerah perianal
Peningkatan frekuensi BAB
Sering penggunaan otot-otot perianalPeningkatan
vena portalPelebaran dari vena-vena
didalam pleksus hemoroidalis
HEMOROID
Kondisi penurunan
Melemahnya struktur pendukung dan
memfasilitasi proplas
Anoreksia
Intake nutrisi tdk adekuat
Anemia
Peradangan pada pleksus hemoroidalis
Kompresi saraf lokal
Nyeri
Ruptur venaPerdarahan anus feses darah
Prolaps pleksus keluar anus
Intoleransi aktivitas
Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan
5. Tanda dan Gejala Spesifik
- Terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar.
- Rasa sakit atau nyeri.
Rasa sakit yang timbul karena prolaps hemoroid (benjolan tidak dapat kembali) dari anus terjepit karena adanya trombus.
- Perih.
- Perdarahan segar disekitar anus.
Perdarahan terjadi dikarenakan adanya ruptur varises.
- Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama)
- Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua.
(www.fkuii.org, 2006)
Gejala-gejala yang lain termasuk :
- Rasa gatal pada rektal.
- Konstipasi.
- Nyeri.
- Perdarahan berwarna merah terang.
(Black, 1997 ; 1826)
8
6. Manajemen Medik
1. Penatalaksanaan Medis
a. FarmakologisMenggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan mengurangi sembelit dan terlalu mengedan saat defekasi, dengan demikian resiko terkena hemoroid berkurang.Menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan rasa sakit, gatal, dan kerusakan pada daerah anus. Obat ini tersedia dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk supositoria untuk hemoroid interna, dan dalam bentuk krim / salep untuk hemoroid eksterna.Obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah campuran diosmin (90%) dan hesperidin (10%)
b. NonfarmakologisPerbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat diserap selama proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar, selain itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses. Mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. Menghindari makanan yang sulit dicerna oleh usus. Tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. Perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.Perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. Jika terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit pembuluh darah.Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. Selain itu penderita disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan
c. Tindakan minimal invasif
Dilakukan jika pengobatan farmakologi dan non farmakologi tidak berhasil, tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
Skleroskopi hemoroid, dilakukan dengan cara menyuntikkan obat langsung kepada benjolan / prolaps hemoroidnya.
9
2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif
Ditujukan untuk hemoroid interna stadium IV dan eksterna atau sederajat hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis
Produser ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat hemoroid. Prolaps akan menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.Hemoroidektomi kriosirurgiLaser Nd: YAGHemoroidektomi
3. Penatalaksaan Tindakan Non-operatif
Fotokoagulasi inframerah,diatermi bipolar, terapi laserInjeksi larutan sklerosan,efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah.
Terapi medikal hanya digunakan untuk kasus ringan, hemoroid tanpa komplikasi dengan manifestasi ringan. Pengobatan meliputi :
1) Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene personal yang baik.
2) Menghindari mengejan yang berlebihan selama defekasi.
3) Diit tinggi serat.
4) Pemberian laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati anus.
5) Rendam duduk dengan salep dan supositoria yang mengandung anastesi.
6) Tirah baring.
7) Tindakan non operatif seperti : fotokoagulasi infra merah, diatermi bipolar dan terapi laser.
8) Injeksi larutan sklerosan untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah.
9) Tindakan bedah konservasif hemoroid internal adalah prosedur ligasi pita-karet.
10) Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid dengan cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis.
11) Penyinaran sinar laser yang digunakan terutama pada hemoroid eksternal.
(Smeltzer, 2002 ; 1138)
10
B. Konsep Askep
1. Pengkajian
1. Identitas pasien2. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
3. Riwayat penyakito Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
o Riwayat penyakit dahuluApakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
o Riwayat penyakit keluargaApakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
Pemeriksaan FisikPasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel pada tempat tidur.
1. Insfeksio Pada insfeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anuso Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.o Bagaiman warnaya , apakah kebiruaan, kemerahan, kehitaman.o Apakah benjolan tersebut terletak di luar ( Internal / Eksternal ).
2. PalapasiDapat dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan + vaselin dengan melakuakn rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan tersebut lembek, lihat apakah ada perdarahan
11
Pengkajian Diagnostik1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hitung darah lengkap untuk mendeteksi kadar hematokrit dan adanya anemia
2. Pemeriksaan anoskopiPenilaian dengan anoskopi diperlukan untuk melihat hemoroid internal yang tidak menonjol ke luar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk mengamati keempat kuadran. Hemoroid internal terlihat sebagai struktur vascular yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengeden sedikit,ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopiProktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh prows radang atau prows keganasan ditingkat yang lebih tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.
2. KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEP. YANG MUNCUL1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan,respon pembedahan2. Pemenuhan informasi berhubungan dengan adanya evaluasi diagnostic, rencana
pembedahan, dan rencana perawatan di rumah.
12
3. Intervensi Tiap-tiap Diagnosa keperawatan
No Diagnosa Kep. Intervensi Rasional1 Nyeri berhubungan
dengan kerusakan integritas jaringan,respon pembedahan
1. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasive
2. Lakukan manajemen nyeri keperawatan meliputi:- Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST
- Anjurkan melakukan rendam bokong
- Anjurkan mandi rendam air hangat
- Beri es pada kondisi nyeri akibat thrombus pada hemoroid eksternal.
- Istirahatkan pasien pada saat
1.Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri
2.
-Pendekatan PQRST dapat secara kompreshif menggali kondisi nyeri pasien,Apabila pasien mengalami skala nyeri 3(0-4)
-Rendam bokong dengan larutan PK dapat menurunkan kolonisasi jamur pada area perianal sehingga menurunkan stimulus gatal atau nyeri.
-Mandi di bak mandi dengan air hangat sec. umum menurunkan nyeri perianal. Meningkatkan relaksasi sfingter dan menurunkan spasme dari perinal yang menjadi stimulus nyeri sehingga menurunkan resnpos nyeri.
-Pemberian es dapat meningkatkan vasokontriksi local sehingga menurunkan rangsang nyeri dari thrombus hemoroid
-Istirahat secara fisiologi akan
13
nyeri munculAjarkan tehnik distraksi
-Atur posisi fisiologi
- Ajarkan tehnik relaksasi pernapasan dalam pada saat nyeri muncul
-Ajarkan teknik distraksi
2. Tingkatkan pengetahuan tentang: sebab-sebab nyeri dan menguhungkan berapa lama nyeri akan berlangsung
3.Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian:-Analgetik
-Agen Antidiare
menurunkan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk memenuhi keb.metabolisme basal
-Pengaturan posisi semiflower dapat membantu merelaksasi otot-otot abdomen pascabedah sehingga dapat menurunkan stimulus nyeri dari luka pascabedah.
- Meningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari penurunan oksigen local.
-Distraksi(pengalih perhatian) dapat menurunkan stimulus internal
2. Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya
-Analgetik diberikan untuk membantu menghambat stimulus nyeri ke pusat persepsi nyeri di korteks serebri sehingga nyeri berkurang
-Agen antidiare terkadang diperlukan pada pasien untuk menurunkan efek hipermotilitas (Thonton, 2009)
14
2. Pemenuhan informasi berhubungan dengan adanya evaluasi diagnostic, rencana pembedahan, dan rencana perawatan di rumah
1.Kaji tingkat pengetahuan tentang produser diagnostic, pembedahan hemoroid, dan rencana perawatan rumah
1. Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh kondisi social ekonomi pasien. Perawat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi individu pasien.
2. Cari sumber yang meningkatkan penerimaan informasi
2.Keluarga terdekat dengan pasien perlu dilibatkan dalam pemenuhan informasi untuk menurunkan risiko misinterprestasi terhadap informasi yang diberikan.
3. Ajarkan toilet retraining 3.Toilet retraining dilakukan dengan mengingatkan kembali pasien bahwa kamar mandi bukanlah perpustakaan. Pasien tidak harus duduk ditoilet cukup lama untuk mengevakulasi isi usus dan tidak berupaya untuk mengejan terlalu kuat karena dapat menyebabkan hemoroid membesar.
4. Jelaskan tentang terapi skleroterapi
4. Peran perawat menklarifikasi pemberian penjelasan medis mengenai terapi skleroterapi. Sklerotrapi adalah penyuntikan larutan kimia ke area pleksus hemoroidalis yang kemudian menjadi fibrotic dan meninggalkan jaringan parut sehingga tidak terjadi lagi pelebaran vena
5. Jelaskan tentang prosedur pembedahan
- Diskusikan jadwal pembedahan
Operasi hemoroid biasanya dapat dilakukan dengan menggunakan anestesi local dengan obat penenang IV. Regional atau tekhnik anestesi umum juga digunakan-Pasien dan keluarga harus diberitahu waktu dimulainya
15
- Persiapkan administrasi dan informasi consent
-Persiapan intestinal
pembedahan. Beri tahu jadwal operasi yang telah ditetapkan -Pasien sudah menyelesaikan administrasi dan mengetahui secara financial biaya penbedahan. Pasien sudah mendapat penjelasan tentang pembedahan kolektomi atau kolostomi oleh tim bedah dan menandatangani informed consent.- Pagi hari sebelum pembedahan,maka lakukan pemberian laksatif salin ringan dan pemberian dengan hati-hati enema pembersih mungkin cukup diberikan pada pasien
-Persiapan Puasa Puasa dilakukan minimal 6-8 jam sebelun dilakukan pembedahan.
-Pencukuran area operasi -Pencukuran area operasi dilakukan secara hati-hati pada area perianal.
-Persiapan istiraht dan tidur -Istirahat merupaka hal yang paling penting untuk penyembuhan normal.Kecemasan tentang pembedahan dapat dengan mudah menggangu kemampuan untuk istirahat atau tidur.
Beritahu pasien dan kluarga kapan pasien sudah bisa di kunjungi
Pasien akan mendapat manfaat bila mengetahui kapan kluarga dan temen nya dapat berkunjung stelah pembedahan
Anjurkan kunjungan berkala Monitor pasien secarateratur sampai mreka sembuh dan tidak memiliki gejala
Berikan motivasi dan dukungan moral
Intervensi untuk meningkatkan keinginnan pasien dalam pelaksanaan prosedur pengembalian fungsi pasca bedah kolostomi
16
4. EVALUASI
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Informasi kesehatan terpenuhi2. Tidak mengalami injuri pasca produser bedah reseksi kolon.3. Nyeri berkurang atau teradaptasi4. Asupan nutrisi optimal5. Infeksi luka operasi tidak terjadi\6. Kecemasan berkurang7. Peningkatan konsep diri atau gambaran diri8. Peningkatan aktivitas
17
BAB IIIPenutup
A. KESIMPULANHemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus hemoroidalis.
Hemoroid mempunyai nama lain,seperti wasir dan ambeien.Hemoroid dapat terjadi karena dilatasi (pelebaran), inflamasi (peradangan) atau pembengkakan vena hemoroidalis yang disebabkan:.Konstipasi kronik: sulit buang air besar, sehingga harus mengejan, Kehamilan: karena penekanan janin pada perut, Melahirkan dengan tanda dan gejala :Terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar,Rasa sakit atau nyeri.
B. SARANSebagai calon perawat, kita harus mengetahui Pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
Patifisologi pada HEMOROID. Perawat harus tahu bagaimana membuat Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan pada HEMOROID.
18
Daftar Pustaka
Chawla, Y. dan Dilawari J.B. “Anorectal Varices—Their Frequency in
Cirrhotic and non- ciihotic portal hypertension” gut.32(3):309-11/maret 1991
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 2. Media Aesculapius. Jakarta.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit Ed. 6 Vol 1. EGC. Jakarta.
Duthie,H.L. dan Gairns F.W.”Sensory Nerve-Endings and Sensation in The Anal Gegional of Man”. Br J Surg. 47:585-95/Mei 1960
El Nakeeb, A.M.et al.”Rubber Band Ligation for 750 Cases of Symptomatic Hemorrhiods Out of 2200 Cases”. World J Gastronenterol.14(42):945-9/Juni 1988.
Faucheron j.L dan gangner Y. Doppler-guided hemorroidal artery ligation for the treatment of symptomatic hemorrhoids: early and three-year Follow-up result in 100 consecutive patients”. Dis colon Rectum. 51(6): 945-9/juni 2008
Gibbons, C.P., Banniseter J.J, dan Read N.Wr Role of Constipation and Anal Hypertonia in The Pathogenesis of Hemorrhoids “. Br J Surg . 75(7): 656-60/Juli 1988
Haas, P.A., FoxT.A.Jr., dan Haas G.P” The Phathogenesis of Hemorrhoids”. Dis Colon Rectum 27(7):442-50/Juli 1984
Hosking, S.W. et al.”Anorectal Varices, Haemorrhoids, And Portal Hypertension.”Lancet1(8634) : 349-52/18 Februari 1989.
Johanson , J.F. dan sonnenbereg A. “Constipation is Not A Risk Factor for Hemorrhoids: A Case-control Study of Potential Etiologikal Agents “. Gastroenterol . 89 (11) : 1981-6/November 1994.
19