1
MAKALAH DIAGRAM FLOW DATA (DFD) PEMBUATAN SIM
(SURAT IZIN MENGEMUDI)
Disusun Oleh :
Laras Asokawati (11120964)
STIE BINA BANGSA BANTEN
2015 - 2016
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pembuatan DFD (Diagram Flow Data).
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Serang, Mei 2015
Penulis
i
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
2.1 Batasan Masalah ........................................................................... 1
3.1 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 3
2.1 DFD (Data Flow Diagram) .............................................................. 3
2.2 SIM (Surat Izin Mengemudi) .......................................................... 10
BAB III DFD MEMBUAT SIM ......................................................................... 11
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 19
4.2 Saran .............................................................................................. 19
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan / rekayasa system informasi (system development) dan
perangkat lunak (system engineering) dapat berarti menyusun system /
perangkat lunak yang benar benar baru atau yang lebih sering terjadi adalah
menyempurnakan yang telah ada sebelumnya. Juga sering terjadi
pengembangan system informasi berbasis computer dilakukan dengan
motivasi untuk memanfaatkan computer sebagai alat bantu yang dikenal
sebagai alat yang cepat, akurat, tidak cepat lelah, serta tidak mengenal arti
kata bosan, untuk melaksanakan instruksi instruksi pengguna untuk
mendapatkan hasil hasil tertentu.
Untuk melakukan pengembangan suatu perangkat lunak, ada beberapa
langkah awal yang harus dilakukan, diantaranya adalah :
a. Proses pengumpulan Requirement, merupakan proses pengumpulan
informasi dan permintaan dari klien terhadap system yang akan
dikembangkan / dirancang.
b. Pembuatan Use Case, digunakan untuk memodelkan dan menyatakan unit
fungsi / layanan yang disediakan oleh sistem (bagian sistem: subsistem atau
class) ke pemakai atau klien.
c. Pembuatan Data Flow Diagram (DFD), adalah diagram yang menggunakan
notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari sistem.
1.2 Batasan Masalah
Penulis hanya akan membahas DFD (Data Flow Diagram) tentang bagaimana
membuat SIM (Surat Izin Mengemudi).
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui DFD (Data Flow
Diagram) pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi).
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 DFD (Data Flow Diagram)
Menurut Jogiyanto (1990), ide dari suatu bagan untuk mewakili arus data dalam suatu sistem bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1967, Martin dan Estrin memperkenalkan suatu algoritma program dengan menggunakan symbol lingkaran dan panah untuk mewakili arus data. Pada tahap analisis, penggunaan notasi ini sangat membantu sekali di dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi ini untuk menggambarkan arus dari data sistem sekarang dikenal dengan nama diagram arus data (data flow diagram atau DFD).
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured Analysis and design). DFD merupakan alat yang cukup popular sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan dikumentasi dari sistem yang baik.
Beberapa symbol digunakan di DFD untuk maksud mewakili (Jogiyanto ,1990):
1. External entity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem); 2. Data flow (arus data); 3. Process (proses); 4. Data store (simpanan data).
KESATUAN LUAR Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada dilingkungan luarnya yang akan memberikan input atau
4
menerima output dari sistem. Kesatuan luar ini kebanyakan adalah salah satu dari berikut ini (Jogiyanto ,1990).
1. Suatu kantor, departemen atau divisi dalam perusahaan tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan.
2. Orang atau sekelompok orang diorganisasi tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan.
3. Suatu organisasi atau orang yang berada di luar organisasi seperti misalnya langganan, pemasok.
4. Sistem informasi yang lain di luar sistem yang sedang dikembangkan. 5. Sumber asli dari suatu transaksi. 6. Penerima akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh sistem.
ARUS DATA Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (exsternal entity). Arus data menunjukan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk sebagai berikut ini (Jogiyanto ,1990).
1. Formulir atau dokumen yang digunakan di perpustakaan. 2. Laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem. 3. Tampilan atau output di layar komputer yang dhasilkan oleh sistem. 4. Masukan untuk komputer. 5. Komunikasi ucapan. 6. Surat-surat atau memo. 7. Data yang dibaca atau direkamkan ke suatu file. 8. Suatu isian yang dicatat pada buku agenda. 9. Transmisi data dari suatu komputer ke komputer yang lain.
PROSES Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Untuk physical dataflow diagram (PDFD), proses dapat dilakukan oleh orang, mesin atau computer, sedang untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya menunjukkan proses dari computer. Perbedaan dari PDFD dan LDFD akan dibahas kemudian.
5
Suatu proses dapat menunjukkan dengan symbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudut tumpul (Jogiyanto ,1990).
SIMPANAN DATA Menunjukkan informasi yang tersimpan dalam file diantara transactions. Data store diidentitaskan dengan D dengan nomor untuk data store komputer dan M dengan nomor untuk manual data store. Data store disimbolkan sebagai berikut (Jogiyanto ,1990) : Penggambaran simpanan data di DFD perlu memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Hanya proses saja yang berhubungan dengan simpanan data, karena yang menggunakan atau merubah data di simpanan data adalah proses.
2. Arus data yang menuju ke simpanan data dari suatu proses menunjukkan proses update terhadap data yang tersimpan di simpanan data. Update dapat berupa proses:
1. Menambah atau menyimpankan record baru atau dokumen baru ke dalam simpanan data.
2. Menghapus record atau mengambil dokumen dari simpanan data. 3. Merubah nilai data di suatu record atau di suatu dokumen yang ada di
simpanan data. 3. Arus data yang berasal dari simpanan data ke suatu proses menunjukkan
bahwa proses tersebut menggunakan data yang ada di simpanan data. Untuk media simpanan data berupa simpanan luar komputer (disk atau tape) berarti membaca data dari suatu record di file sedang untuk disimpanan data berupa media manual berarti mengambil suatu formulir atau dokumen untuk dilihat isinya dari suatu simpanan data.
4. Proses yang melakukan kedua-duanya, yaitu menggunakan dan update simpanan data dapat dilakukan hal berikut:
1. Dapat menggunakan sebuah garis dengan panah mengarah kedua arah yang berlawanan dari simpanan data.
2. Menggunakan arus data yang terpisah.
DFD sangat berbeda dengan bagan alir (flowchart). Perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Proses di DFD dapat beroperasi secara parallel, sehingga beberapa proses dapat dilakukan serentak sedangkan bagan alir cenderung menunjukkan proses yang urut.
6
2. DFD lebih mencerminkan arus dari data di suatu sistem, sedang bagan alir sistem lebih menunjukkan arus dari prosedur dan bagan alir program lebih menunjukkan arus dari algoritma.
3. DFD tidak menunjukkan proses perulangan (loop) dan proses keputusan (decision), sedang bagan alir menunjukkanya.
Selain itu, DFD juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: 1. DFD tidak menunjukkan proses perulangan (loop). 2. DFD tidak menunjukkan proses keputusan (decision). 3. DFD tidak menunjukkan proses perhitungan.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Jogiyanto, 1990).
Beberapa simbol digunakan di DFD untuk maksud mewakili (Jogiyanto,1990) :
EXTERNAL ENTITY (KESATUAN LUAR) ATAU BOUNDARY (BATAS SITEM) Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.
DATA FLOW (ARUS DATA) Arus data di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. PROSES Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.
7
DATA STORE (SIMPANAN DATA)
Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa sebagai berikut ini (Jogiyanto, 1990):
1. Suatu file atau database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual. 3. Suatu kotak atau tempat data di meja seseorang. 4. Suatu tabel acuan manual. 5. Suatu agenda atau buku.
Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horisontal pararel yang tertutup disalah satu ujungnya.
Pedoman untuk menggambar DFD adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 1990):
1. Identifikasi terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat di sistem. 2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar. 3. Gambarlah terlebih dahulu suatu diagram konteks (context diagram). DFD
yang pertama kali digambar adalah yang level teratas (top level) yang disebut dengan context diagram. Dari context diagram ini kemudian akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut dengan overview diagram (level G). Tiap-tiap proses di overview diagram akan digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1. Tiap-tiap proses di level 1 akan digambar kembali dengan lebih terinci lagi dan disebut dengan level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi
4. Gambarlah bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di sistem terlebih dahulu. Bagan berjenjang (hierarchy chart) digunakan untuk mempersiapkan penggambaran DFD ke level-level lebih bawah lagi.
5. Gambarlah sketsa DFD untuk overview diagram (level 0) berdasarkan proses di bagan berjenjang.
6. Gambarlah DFD untuk level-level berikutnya untuk tiap-tiap proses yang dipecah-pecah sesuai dengan bagan berjenjangnya.
DFD Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang mengunakan notasi-notasi atau simbol-simbol untuk mengambarkan sistem jaringan kerja antar fungsi-fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data (Adi Nugroho, 2011).
8
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai (user) yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan.
DFD terdiri dari diagram konteks (context diagram) dan diagram rinci (level diagram). Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Dalam diagram konteks biasanya hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks. Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram level di atasnya.
KOMPONEN DFD Adapun komponen-komponen dalam DFD adalah sebagai berikut : Menurut Yourdan dan DeMarco : Menurut Gene dan Serson :
1. Entitas Eksternal (External Entity) Entitas Eksternal (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.
2. Aliran data Aliran data mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (External entity). Aliran data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Proses Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu aliran data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan aliran data yang akan keluar dari proses.
4. Penyimpan Data (Data Store) Penyimpan data (data store) merupakan penyimpan data yang dapat berupa:
o Suatu file atau basis data di sistem komputer. o Suatu arsip atau catatan manual. o Suatu tabel acuan manual. o Suatu agenda atau buku.
9
NOTASI NOTASI DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
NOTASI KETERANGAN
Proses atau fungsi atau prosedur; pada
permodelan perangkat lunak yang akan
diimplementasikan dengan pemrograman
terstruktur.
File atau basis data atau penyimpanan
(storage); pada permodelan perangkat
lunak yang akan diimplementasikan
dengan pemrograman terstruktur.
Entitas luar atau masukan atau keluaran
atau orang yang memakai / berinteraksi
dengan perangkat lunak yang
dimodelkan.
Aliiran data; merupakan data yang dikirim
antar proses, dari penyimpanan ke proses
atau dari proses ke masukkan atau
keluaran.
10
2.2 SIM (Surat Izin Mengemudi)
Di Indonesia, Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan
identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi
persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu
lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang
mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin
Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan (Pasal
77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009).
Peraturan perundang-undangan terbaru adalah Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 yang menggantikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992. UU
No. 14 Tahun 1992 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, tetapi
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 yang menjelaskan UU No. 14
Tahun 1992 dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
belum diganti dengan yang baru berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009.
- Jenis SIM (Surat Izin Mengemudi)
Surat Izin Mengemudi di Indonesia terdapat dua (2) jenis (Pasal 77 ayat (2)
UU No. 22 Tahun 2009) :
Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor perseorangan
Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum
SIM C SIM A SIM B UMUM SIM B1 UMUM SIM B2 UMUM
- Golongan SIM perseorangan
Golongan SIM berdasarkan Pasal 80 UU No. 22 Tahun 2009
SIM A, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan
dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg.
SIM B1, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang
perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg
SIM B2, untuk mengemudikan Kendaraan alat berat, Kendaraan penarik,
atau Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau
gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta
tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 kg.
SIM C, untuk mengemudikan Sepeda Motor.
SIM D, untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat.
11
- Golongan SIM Umum
Golongan SIM Umum berdasarkan Pasal 82 UU No. 22 Tahun 2009 :
- SIM A Umum, untuk mengemudikan kendaraan bermotor umum dan
barang dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500
kg.
- SIM B1 Umum, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang
umum dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.
- SIM B2 Umum, untuk mengemudikan Kendaraan penarik atau
Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan
dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau
gandengan lebih dari 1.000 kg.
- Persyaratan Permohonan SIM perseorangan
Persyaratan pemohon SIM perseorangan berdasarkan Pasal 81 ayat (2),
(3), (4), dan (5) UU No. 22 Tahun 2009
1. Usia
- 17 tahun untuk SIM A, C, dan D
- 20 tahun untuk SIM B1
- 21 tahun untuk SIM B2
2. Administratif
- memiliki Kartu Tanda Penduduk
- mengisi formulir permohonan
- rumusan sidik jari
3. Kesehatan
- sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter
- sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis
4. Lulus ujian
- ujian teori
- ujian praktek dan/atau
- ujian ketrampilan melalui simulator
Syarat tambahan berdasarkan Pasal 81 ayat (6) UU No. 22 Tahun 2009
bagi setiap Pengemudi Kendaraan Bermotor yang akan mengajukan
permohonan:
1. Surat Izin Mengemudi B1 harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya
12 (dua belas) bulan; dan
12
2. Surat Izin Mengemudi B2 harus memiliki SIM B1 sekurang-kurangnya
12 (dua belas) bulan
- Persyaratan Permohonan SIM Umum
Persyaratan permohonan SIM Umum berdasarkan Pasal 83 ayat (1), (2),
dan (3) UU No. 22 Tahun 2009:
1. Persyaratan Usia
- SIM A Umum 20 tahun
- SIM B1 Umum 22 tahun
- SIM B2 Umum 23 tahun
2. Persyaratan Khusus
- Lulus Ujian Teori
- Lulus Ujian Praktik
Syarat tambahan berdasarkan Pasal 83 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009 :
- Permohonan SIM A Umum harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya
12 bulan
- Permohonan SIM B1 Umum harus memiliki SIM B1 atau SIM A Umum
sekurang-kurangnya 12 bulan
- Permohonan SIM B2 Umum harus memiliki SIM B2 atau SIM B1 Umum
sekurang-kurangnya 12 bulan
- Kemudahan
SIM untuk kendaraan bermotor dapat digunakan sebagai SIM kendaraan
bermotor yang jumlah beratnya sama atau lebih rendah, sebagai berikut
Pasal 84 UU No. 22 Tahun 2009 :
- SIM A Umum dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan
bermotor yang seharusnya menggunakan SIM A.
- SIM B1 dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor
yang seharusnya menggunakan SIM A.
- SIM B1 Umum dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan
bermotor yang seharusnya menggunakan SIM A, SIM A Umum, dan
SIM B1.
- SIM B2 dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor
yang seharusnya menggunakan SIM A dan SIM B1.
- SIM B2 Umum dapat berlaku untuk mengemudikan kendaraan
bermotor yang seharusnya menggunakan SIM A, SIM A Umum, SIM
B1, SIM B1 Umum, SIM B2.
13
- Ketentuan Pidana
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak
dapat menunjukkan Surat Izin Mengemudi yang sah Kendaraan Bermotor
yang dikemudikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf
b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
(Pasal 288 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009).
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak
memiliki Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) bulan
atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) (Pasal 281 UU
No.22 Tahun 2009).
- Prosedur dan Biaya pembuatan SIM baru (DKI Jakarta)
1. Prosedur pembuatan SIM baru terbilang mudah dan praktis, dimana
pemohon harus melalui tahap-tahap yang telah ditentukan sebagai
berikut.
2. Membuat surat keterangan sehat jasmani dan rohani yang
dikeluarkan oleh dokter (dapat dilakukan di polres setempat).
3. Menyiapkan fotokopi KTP sebanyak 4 lembar.
4. Membeli formulir permohonan pembuatan SIM sesuai harga yang
telah ditentukan (misal: SIM C Rp.100.000).
5. Membeli asuransi sebesar Rp. 30.000.
6. Isi formulir dan kumpulkan di loket yang telah disediakan, tunggu
hingga nama anda dipanggil.
7. Setelah anda dipanggil, anda akan diminta untuk melalui 2 tahap tes
yaitu, Tes Tulis dan Tes Praktek.
8. Jika anda lulus 2 tes tersebut, anda akan diminta menunggu panggilan
untuk menandatangani SIM anda dan difoto.
9. Anda harus menunggu hingga nama anda dipanggil untuk mengambil
SIM anda.
14
BAB III
PEMBUATAN DFD (DATA FLOW DIAGRAM) SIM
(SURAT IZIN MENGEMUDI)
DFD LEVEL 0
Pemohon Petugas PolisiPembuatan
SIM Baru
Nomor E-KTP Data Pemohon
Surat Izin Pengemudi Data SIM
15
DFD LEVEL 1
PEMOHON
Putor TP3S
Petugas
Dokumentasi
Petugas Ujian
Melakukan
Registrasi
1.0
Registrasi
Tempat Ujian
3.0
Melakukan
Pembayaran
4.0
Mengikuti Ujian
5.0
Produksi SIM
6.0
Nomor E-KTP
Tempat Ujian
Uang
Bukti Pembayaran
Lembar Ujian
Hasil Ujian
Data Pemohon
CAPIL
Penyalinan
Data
2.0
Data Pemohon
Pilihan Tempat
Status
Registrasi
Foto
SIM
Status Tempat
Ujian
Kartu Ujian
Hasil Ujian
Uang
16
DFD LEVEL 2
- PROSES 1
Verifikasi
Pembayaran
4.1
Transaksi
Pembayaran
SIM
4.2
PEMOHON
Sidik Jari
Produksi Kartu
Ujian
4.4
Putor TP3S
Data Pemohon
Pencatatan
Pembayaran
4.3
Record
Pembayaran
Status
Pemba
yaran
Uang
Uang
Sidik Jari
Status
Verifikasi
Kartu Ujian
Data Calon
Status
Pemba
yaran
Data
Pemba
yaran
Status
Verifikasii
17
- PROSES 2
Verifikasi Ujian
5.1
Pelaksanaan
Ujian
5.2
PEMOHON
- Sidik Jari
- Kartu Ujian
Pengumuman
Ujian
5.3
Petugas Ujian
Data Pemohon
- Jawaban
Ujian
- Praktek Ujian
- Jawaban
Ujian
- Praktek
Ujian
- Sidik Jari
- Kartu Ujian
Status
Verifikasi
Hasil UjianHasil Ujian
Hasil Ujian
Status Verifikasi
18
- PROSES 3
Verifikasi
6.1
Pengambilan
Foto
6.2
PEMOHON
- Sidik Jari
Cetak SIM
6.3
Petugas
Dokumentasi
Data Pemohon
Foto Foto
- Sidik Jari
Status
Verifikasi
SIM
Data
Pemohon
Data
Pemohon
Data SIM
Status Verifikasi
19
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Di dalam setiap proses pengembangan perangkat lunak (software),
pengembang memerlukan perencanaan yang matang. Hal itu diperlukan untuk
memudahkan pengembang dalam beberapa hal, yaitu :
Memudahkan pengembang dalam mengimplementasikan rancangan
perangkat lunak yang telah didesain.
Memudahkan pengembangan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang ditemukan pada saat pengujian software.
Memudahkan pengembang untuk memodifikasi rancangan tatkala
requirement klien berubah.
Memudahkan pengembang lain untuk maintenance atau mengembangkan
ulang perangkat lunak tersebut.
4.2 SARAN
Demikian hasil laporan tugas saya, saya berharap dengan adanya ini makalah ini
dapat membantu teman teman untuk bisa mempelajari DFD (Data Flow
Diagram) lebih jauh.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Izin_Mengemudi
Top Related