BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu komoditas holtikultura
yang banyak digemari masyarakat. Salah satu spesies cabai yang banyak
dibududayakan adalah cabai merah (Capsicum annuum var. Longum). Selain
dapat dikonsumsi segar, cabai dapat dikonsumsi kering sebagai bumbu masakan
dan juga sebagai bahan baku industri. Rubatzky (1997) menyatakan bahwa cabai
juga digunakan dalam industry pangan, pakan unggas, dan farmasi. Bosland
(2000) melaporkan bahwa cabai mengandung zat-zat gizi antara lain protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin (A, C, dan B1), dan senyawa
alkaloid seperti capsaicin, flavonoid, dan minyak esensial.
Cabai merah (Capsicum annuum var. Longum) merupakan salah satu
komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena
buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas
menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang
ekspor, membuka kesempatan bekerja, serta mengandung vitamin C. Cabai
digunakan untuk keperluan rumah tangga dan bahan baku industri obat-obatan.
Kandungan vitamin C pada buah cabai cukup tinggi. Hal ini merupakan suatu
indikator bahwa cabai dapat dikategorikan sebagai komoditas komersial dan
potensial untuk dikembangkan.
Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan
manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar
antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase
dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano &
Sivaramakrishnan 1980). Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan
vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa
pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah
(bumbu dapur). Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki
harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah
satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit
kanker.
Pada permulaan musim hujan, kita sadari cabai di pasaran berkurang
jumlahnya, karena tanaman cabai musim kemarau sudah menjelang habis dipanen,
sedangkan tanaman awal musim hujan belum berbuah. Pasokan cabai yang
menurun di pasar mengakibatkan harga naik, karena permintaan akan cabai
konstan dan kontinyu, terus menerus setiap hari, tidak mengenal musim. Lidah
bangsa Indonesia nampaknya tidak dapat menyesuaikan dengan kapasitas
kemampuan penyediaan bahan pangan yang menurun pada musim kosong (off
season). Apa boleh buat, Kementerian Pertanian menjadi sasaran tuding.
Manajemen produksi adalah perencanaan dan pelaksanaan sistem produksi
barang secara terjadwal, menyesuaikan dengan irama kebutuhan konsumen.
Penerapan manajemen produksi cabai berarti menginventarisasi kebutuhan pasar
cabai di kota-kota besar seluruh Indonesia, untuk disesuaikan (matching up)
dengan jadwal dan luas tanam cabai di sentra produksi. Kebutuhan cabai nasional
dalam satu tahun, sudah kita ketahui sekitar 800.000 kg. Dari kebutuhan setahun
dibagi 12 memperoleh 66.000 ton, menjadi kebutuhan cabai sebulan secara
nasional.
Kebutuhan cabai sebulan tersebut dirinci manjadi kebutuhan setiap wilayah
kota besar utama yang berpenduduk di atas satu juta orang, atau disebut sebagai
wilayah konsumen. Angka yang diperoleh adalah kebutuhan cabai setiap wilayah
konsumen per bulan yang perlu dipasok dari sentra produksi cabai terdekat. Sentra
produksi cabai di seluruh Indonesia sudah kita ketahui, berarti luas tanam dan
produksi cabai yang diperlukan per bulan dapat kita hitung.
Tanaman cabai dapat dipanen pada bulan ke tiga dan bulan ke empat,
produktivitasnya mencapai 4-8 ton/ha, atau rata-rata 6 ton/ha. Dari jumlah
kebutuhan cabai satu wilayah konsumen, berapa ton sebulan, dibagi dengan 6,
memperoleh luasan tanaman cabai yang diperlukan di wilayah produsen pemasok
pada periode satu bulan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan cabai?
2. Jenis-jenis Cabai.
3. Bagaimana cara bertanam cabai?
4. Apa saja manfaat dari cabai?
5. Bagaiman cara penanaman dan memanen?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan cabai.
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Cabai.
3. Untuk memahami bagaimana cara bertanam cabai.
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari cabai.
5. Untuk memahami bagaiman cara penanaman dan memanen.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Cabai
Cabai atau cabai merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah
dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan
sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan.
Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara
sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan
dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan).
Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
B. Jenis Cabai
1. Rocoto
Cabe ini berbentuk hampir bulat, banyak ditemukan di Peru, Bolivia,
Chile, Argentina Utara dan Ecuador. Daging cabe ini tebal seperti paprika,
namun cabe ini sangat pedas dengan biji berwarna hitam. Rocoto dapat tumbuh
baik pada iklim sedang dan bahkan iklim dingin yang tidak memiliki musim
panas yang benar benar panas, ini adalah salah satu perbedaanya dengan cabe
pedas yang lain. Kebanyakan rocoto berwarna merah, namun terdapat pula yang
berwarna kuning dan oranye di Karibia dan Meksiko.
2. Datil Pepper
Cabe ini banyak diproduksi si St. Augustine, Florida, yang aslinya
dibawa dari Cuba pada tahun 1880 oleh seorang pembuat jelly bernama S.B
Valls. Kalau dilihat lihat bentuknya mirip seperti cabe rawit merah yang kadang
disebut rawit domba, atau juga cabe Tom Yum.. Mungkin memang masih
saudara dekat dengan ini, dan memang rawit merah lebih pedas dari rawit biasa.
3. Chilli Tepin
Chilli tepin adalah cabe liar yang tumbuh terutama di Amerika Tengah,
Meksiko dan baratdaya USA. Kadang disebut sebagai “ibu dari semua cabe”
karena dianggap sebagai spesies Capsicum annuum yang tertua. Nama Tepin
berasal dari bahasa Nahuatl yang artinya “kutu”. Pada tahun 1997, orang Texas
menamai Tepin sebagai “cabe resmi asli dari Texas”, dua tahun setelah Jalapeno
menjadi cabe resmi di Texas.
4. Bishop Crown Pepper
Mungkin ini salah satu cabe yang bentuknya paling aneh yang pernah
ada, cabe ini dikenal juga dengan nama Peruvian Hot Pepper.
5. Red Savina Pepper
Scoville rating : 350.000-580.000 Cabe ini adalah varietas khusus dari
cabe Habanero, yang dikembangbiakkan khusus agar mendapat cabe yang lebih
pedas, besar dan berat. Frank Garcia di Walnut, California adalah pengembang
cabe Red Savina ini. Metodenya masih rahasia dan tidak diketahui umum. Cabe
ini memegang rekor sebagai cabe terpedas di dunia dari tahun 1994 sampai 2006
dan dicatat oleh Guinness World Records. Namun pada Februari 2007, cabe ini
harus dikalahkan oleh bhut jolokia.
6. Cayenne atau Guinea Pepper
Scoville rating : 30.000-50.000 Cabe ini namanya Cayenne atau Guinea
Pepper atau Bird Pepper. Cabe ini adalah cabe merah yang pedas, digunakan
untuk bumbu masakan ataupun untuk keperluan medis. Namanya berasal dari
kota Cayenne di French Guiana. Cabe ini digunakan untuk masakan pedas, baik
dalam bentuk utuh ataupun bubuk. Bahkan cabe ini juga digunakan untuk herbal.
7. Serrano Pepper
Scoville rating : 10.000-23.000 Cabe ini juga dari Meksiko, di daerah
pegunungan Meksiko. Rasa pedasnya menggigit, lebih pedas dari jalapeño, dan
biasanya dimakan mentah – mentah. Bentuknya memang mirip dengan cabe
rawit dari Indonesia, tapi ini adalah spesies yang berbeda.
8. Anaheim Pepper
Nama Anaheim sebenarnya adalah nama sebuah daerah. Nama itu
diberikan karena ada seorang petani bernama Emilio Ortega yang membawa
benih cabe ini ke daerah Anaheim pada awal tahun 1900. Sebutan lainnya adalah
California Chile atau Magdalena. Varietas cabe ini yang tumbuh di New Mexico
memiliki tingkat kepedasan yang lebih tinggi, yaitu sekitar 4500 sampai 5000
Scoville units.
9. Pimento atau cabe cheri
Pimento atau cabe cheri adalah cabe yang besar, merah berbentuk seperti
hati, panjang antara 7 – 10 cm lebar 5-7 cm. Daging buahnya termasuk manis,
berair, dan lebih beraroma dibandingkan dengan paprika merah. Namum
beberapa varietas dari pimento ini cukup pedas. Pimento atau pimentão sendiri
adalah bahasa Portugis dari “bell pepper”.
10. Bell pepper atau Paprika
Bell pepper atau umumnya disebut Paprika ini biasanya terdapat dalam 4
warna, yaitu merah, kuning, hijau, oranye. Bell Pepper kadang dikelompokkan
ke dalam cabe yang kurang pedas atau “sweet peppers”. Namun terdapat paprika
langka berwarna putih dan ungu, tergantung dimana mereka ditanam dan dari
varietas apakah mereka. Paprika hijau berasa lebih pahit dibandingkan dengan
paprika merah, kuning atau oranye.
11. Cabai Gendol / Gendot, Habanero (Capsicum chinense)
adalah salah satu spesies cabai dari Capsicum. Cabai ini berasal dari
semenanjung Yucatan. Cabai ini sangat pedas bahkan melebihi pedas cabai
rawit. Tingkat kepedasan cabai habareno mencapai 100.000-350.000 skala
Scoville.
Di Indonesia Cabai jenis ini di jawa barat dinamakan Cabai Gendot atau Cabai
Bendot sedang di jawa tengah dinamakan Cabai Gendol. Dinamakan cabai
gendol karena bentuk cabai ini yang bengkak atau mengembung.
Untuk penanaman di Pulau Jawa sendiri persebaran cabai ini sebatas perkebunan
di sekitar bandung dan di sekitar dieng Jawa Tengah. Penghasil cabai gendol
yang terbesar di dunia adalah Meksiko, yang tumbuh di Yucatan, Campeche, dan
Quintana Roo, meskipun ada perkebunan komersial di Belize, Kosta Rika, Texas
dan California
12. Cabai setan atau dalam bahasa inggris disebut bhut jolokia
adalah cabai terpedas di dunia. Cabai ini berasal dari timur laut India
(Assam, Nagaland dan Manipur ) dan Bangladesh. Pada tahun 2006 diumumkan
oleh Guinness World Records sebagai cabai terpedas di dunia dengan tingkat
kepedasan mencapai 1.001.304 skala Scoville. Hal ini berarti jauh lebih pedas
dari cabai rawit.Bentuk cabe ini keriput dan ukurannya gemuk kecil.
Penduduk Assam percaya bahwa banyak makan cabe Bhut Jolokia dapat
membantu memerangi penyakit rematik, kanker, rematik, osteoporosis,
menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Cabe sendiri mengandung vitamin A,
C, Kalium, Magnesium, dan Besi yang membantu mencegah penggumpalan
darah, menghilangkan plak dari arteri, menyembuhkan luka, dan menangkal flu.
13. Cabai Jalapeño ( Capsicum annuum )
merupakan cabai yang berasal dari Meksiko. Cabai ini memiliki rasa
pedas yang kuat menggigit. Karena itu biasanya dijual dalam bentuk acar dalam
kemasan botol kaca. Tiriskan cabai hingga agak kering lalu cincang kasar. Cabai
jenis ini memiliki tingkat kepedasan 2.500 - 8.000 Skala Scoville. Nama
Jalapeno ini diambil dari nama ibu kota Veracruz, Meksiko.
14. Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.)
merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang
tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan
yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan
terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung
Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.
15. Cabai Keriting
merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang
tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan
yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Cabai juga
mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker
(Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).
16. Cabai Numex Twilight (Bolivian Rainbow)
adalah salah satu varietas yang paling tidak biasa cabai dikembangkan di
New Mexico State University (yang menciptakan semua "NuMex" . tumbuh
sekitar 18 inci tinggi, dan berbuah diawali yang berwarna ungu, kemudian
berubah ke kuning dan oranye, sampai menjadi merah bila sudah masak,
menghasilkan efek pelangi diatas daun tanaman nya yang hijau.
17. Cabai rawit atau cabe rawit
adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Selain di Indonesia,
ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia
Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina
siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan
tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu.
Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird's eye chili
pepper. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, ia
dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 - 100.000 pada
skala Scoville.
18. Cabai kathur (Capsicum frutescens)
adalah cabai yang buahnya tumbuh menjulang menghadap langit
(ngathur, Jawa red). Warnanya hijau sewaktu muda dan jika telah masak
berwarna merah tua. Bila ditekan terasa keras karena jumlah bijinya sangat
banyak. Kadar airnya rendah sehingga dapat disimpan hingga 12 hari setelah
dipetik serta tahan pengangkutan jarak jauh.
C. Cara Bertanam Cabai
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan
merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran
tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta
mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan
memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur).
Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-
hari tanpa harus membelinya di pasar.
Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang,
serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5-6. Waktu tanam yang baik
untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret-April). Untuk
memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan
panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai
diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari
hama dan penyakit. Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga
kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil
bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabai (300-500 gr
biji).
D. Manfaat Cabai
Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran
yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam
senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai
mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal
bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga
mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker
(Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).
Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang
banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang
tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat
capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu
kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan
harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri
lambung.
E. Panen dan Cara Panen Cabai
Umumnya cabai dapat dipanen setelah 70-80 hari setelah tanam dengan
interval panen 1-3 hari. Panen juga bisa dilakukan jika kondisi buah sudah masak
sempurna ditandai dengan perubahan warna merah pada seluruh permukaan kulit
cabai. Cabai yang belum masak sempurna biasanya memiliki noktah kehitaman
pada kulitnya. Agar buah cabai yang dipanen tetap segar saat dijual sebaiknya
seluruh buah yang telah masak sempurna segera dipasarkan. Beda jika buah cabai
yang dipanen belum masak sempurna, pemasaran bisa ditunda dulu sampai kulit
cabai merahnya rata. Cabai dipanen dengan cara dipetik satu per satu pakai
tangan. Pemetikan dengan tangkainya harus hati-hati agar bunga yang baru
tumbuh dari buah muda tidak ikut rontok. Penangangan yang kasar saat pemetikan
akan mempengaruhi hasil. Pemanenan dapat dilakukan secara kontnu sampai
tanaman umur 6-7 bulan dengan periode panen 1,5 - 2 bulan.
Hal yang perlu diperhatikan saat panen cabai :
1. Panen setelah sekuruh cabai telah mencapai tingkat kematangan yang sama atau berwarna merah.
2. Lakukan pemetikan setelah permukaan kulit cabai tak bacah oleh air. Ini untuk mengurangi terjadinay kontaminasi mikroba pembusuk
3. Pada saat panen, hindari terjadinya luka dan patah pada cabang dan ranting.
4. Pisahkan seghera buah yang busuk dengan buah yang sehat agar tidak terjadi penularan penyakit dari vcabai yang busuk ke cabai yang sehat.
5. Upayakan agar hasil panen tidak kena sinar matahari langsung.
BAB III
PEMBAHASAN
Cabai cukup banyak ditanam oleh petani di Indonesia dari dataran rendah
hingga dataran tinggi (0 -1.200 m dpl). Tanaman cabai dapat ditanam di berbagai
tipe lahan yaitu lahan sawah dan tegalan (kering). Produktivitas yang dapat di
capai dengan menggunakan teknologi budidaya yang sempurna adalah 10,8
ton/ha.
A. Syarat iklim
Tinggi tempat 5-1500 mdpl.
Curah hujan 90-120 mm/bulan atau 1500-2500 mm/tahun dengan distribusi
merata.
Temperatur yang baik minimal 16 derajat celcius, optimal 27 derajat
celcius, maksimal 32 derajat celcius.
Saat pembungaan sampai dengan pemasakan buah, keadaan sinar matahari
cukup (10-12 jam).
B. Syarat tanah
pH tanah yang cocok 5,5- 6,5.
Bila pH tanah kurang dari 5,5 maka garam-garam Al yang terlarut dalam
tanah dapat meracuni tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat. Sebaliknya jika pH lebih dari 6,5 maka unsur mikro tidak dapat
diambil oleh tanaman sehingga produksi tanaman menurun.
Struktur tanah sebaiknya remah, subur, dan gembur.
Tanah banyak mengandung bahan organik maupun anorganik.
Drainase dan airase harus baik, draenase dapat diatur dengan membuat
saluran pembuangan dan aerase yang baik agar tata udara dalam tanah
mudah.
Tanah tidak becek atau tidak ada genangan air.
Reaksi kimia dalam tanah harus berjalan dengan baik agar tidak merusak
tanaman dan pertumbuhannya.
Tekstur lempung.
Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.
C. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur dan porositas
tanah sehingga peredaran air dan udara menjadi optimal. Pengolahan tanah
dilakukan secara sempurna yaitu pembajakan 2 kali dan penyisiran satu kali.
Setelah pengolahan tanah (7-14) hari, dibuat bedengan dengan tujuan
memudahkan pembuangan air hujan yang berlebihan, mempermudah
pemeliharaan, mempermudah meresapnya air hujan atau air pengairan, serta
menghindari tanah terinjak-injak sehingga menjadi padat. Ukuran bedengan
yang baik yaitu lebar 110 - 120 cm, dengan tinggi 20 - 30 cm, panjang
disesuaikan dengan keadaan lahan, serta jarak antara bedengan 40 - 50 cm.
Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk dipupuk dengan pupuk kandang atau
kotoran ayam yang telah matang sebanyak 1,0 - 1,5 kg/lubang tanam. Pada
tanah yang pH-nya asam juga diberikan pengapuran sebanyak 100 - 125
g/lubang pertanaman.
D. Penyiapan Benih Dan Persemaian
Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan benih 180 gram atau 18 bungkus
kemasan yang masing-masing berisi 10 gram. Ada 2 cara untuk membibitkan
cabai yaitu disemai dibedengan atau disemai langsung di polybag (kantong
plastik).
Jika benih disemai di bedengan terlebih dahulu disiapkan bedeng
pesemaian, kemudian benih disebar dengan cara berbaris, jarak antara barisan 5
cm dan diberi naungan dari daun kelapa atau daun pisang.Benih juga dapat
disemai langsung dalam polybag kecil yang ukuran 5 - 8 x 10 cm. Sebelum
dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air hangat dengan
suhu 55 - 60°C selama 15 - 30 menit untuk mempercepat proses
perkecambahan benih. Bila benih cabai akan disemai langsung di polybag,
sebelumnya polybag diisi dengan media campuran tanah halus 2 bagian + 1
bagian pupuk kandang matang halus + 80 gr pupuk NPK + 75 gram furadan.
Bahan media dicampur secara merata lalu dimasukkan ke dalam polybag.
Selanjutnya benih cabai ditanam dan diletakkan di bedengan secara teratur dan
segera ditutup dengan karung goni basah selama ± 3 hari agar benih cepat
berkecambah.
E. Pemasangan Mulsa Plastik
Sebelum dilakukan pemasangan mulsa plastik terlebih dahulu dilakukan
pemupukan P. Mulsa Plastik yang digunakan adalah berwarna Hitam Perak
(MPHP). Pemasangan sebaiknya dilakukan pada saat terik matahari antara
pukul 14.00 -16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) sehingga dapat
menutup tanah serapat mungkin.
Pemasangan MPHP minimal dilakukan 2 orang dengan cara menarik
kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan, lalu dikuatkan dengan
pasak bila bambu berbentuk "V" yang ditancapkan dikedua sisi kiri dan kanan,
setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan selama
±5 hari kemudian dilakukan penanaman.
F. Penanaman
Waktu penanaman yang paling baik adalah pagi atau sore hari. Umur
cabai yang sudah dapat ditanam adalah umur 17.- 23 hari atau tanaman cabai
mempunyai daun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam bedengan yang telah
ditutup mulsa plastik harus dibuatkan lubang tanam. Jarak tanam cabai yaitu 50
- 60 x 60 - 70 cm. Bibit cabai yang siap dipindahkan segera disiram
secukupnya dan sebaiknya juga direndam dalam larutan fungisida sistematik
atau bakterisida dengan dosis 0,5 - 1,0 g/l air selama 15 - 30 menit untuk
mencegah penularan hama dan penyakit.
G. Pemupukan
Pupuk yang sukar larut atau pupuk yang bekerjanya lambat seperti pupuk
yang mengandung P, umumnya diberikan sebelum tanam dan pupuk yang
bekerjanya cepat dan mudah larut, seperti pupuk yang mengandung N,
sebaiknya diberikan setelah tanaman tumbuh aktif. Adapun dosis pupuk yang
digunakan adalah Urea 150 kg/ha + ZA 50kg/ha + SP36 150kg/ha + KCI 200
kg/ha. Pupuk dasar diberikan pada saat 2 - 3 hari sebelum tanam dengan semua
dosis pupuk SP36. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 10 hari setelah
tanam dengan sepertiga dosis masing-masing pupuk Urea, ZA dan KCI.
Pemupukan susulan kedua dan ketiga masing-masing pada 40 dan 70 hari
setelah tanam dengan dosis sama dengan pemupukan pertama setelah tanam.
Waktu pemupukan disesuaikan dengan ketersediaan air dimana keadaan air
tanah dalam keadaan cukup. Pupuk diberikan dengan cara tugal sedalam 5 -15
cm dan ditutup kembali dengan tanah.
H. Pengendalian Hama Dan Penyakit
Salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai adalah adanya
serangan hama dan penyakit. Kehilangan hasil produksi karena serangan
penyakit berkisar antara 5 - 30%. Cara yang paling baik untuk pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman cabai yaitu penerapan pengendallan secara
terpadu.
Hama
1.Ulat Grayak
Pengendalian terpadu yang dilakukan adalah kultur teknis, hayati dan
kimiawi.
Cara kultur teknis dengan menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa
tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama. Cara hayati dengan
menyemprotkan cairan berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperi Dipel,
Florbac, Bactospine dan Thuricide. Cara kimiawi dengan menyemprotkan
insektisida Hostathion 40 EC (2 cc/L) atau Orthene 75 SP I g/L.
2. Kutu Daun
Pengendalian secara terpadu dilakukan dengan cara kultur teknis yaitu
menanam tanaman perangkap (trap crop) disekeliling kebun cabai misalnya
jagung. Cara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida yang efektif dan
selektif seperti Deltamethrin 25 EC (0,1 - 0,2 cc/L), Decis 2,5 EC (0,04%
atau Orthene 75 SP 0,1%.)
3. Lalat Buah
Pengendalian hama ini dilakukan secara terpadu dengan cara pergiliran
tanaman yang bukan tanaman inang, mengumpulkan buah cabai yang
terserang lalu dimusnahkan; pemasangan perangkap beracun metil eugenol
serta disemprot dengan insektisida Buldok, Lannate ataupun Tamaron.
Penyakit
1. Layu Bakteri
Penyebaran penyakit dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit
dan residu tanaman. Pengendalian terpadu dilakukan dengan perlakuan benih
dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin 0,5 g/L selama 5 - 15
menit.
2. Layu Fusarium
Penyakit disebabkan organisme cendawan yang bersifat tular tanah. Gejala
serangan adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun disebelah
alas dan diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun. Pengendalian
dilakukan dengan perlakuan benih direndam dalam larutan fungisida Benlate
atau Derosal 0,5 - 1,0 g/L selama 5 - 15 menit. Pengapuran tanah sebelum
tanam dengan dolomit pada tanah yang ber pH rendah.
I. Panen
Pada umumnya tanaman cabai mulai dipanen pada umur 75 - 80 hari
setelah tanam, panen berikutnya dilakukan selang waktu 2 - 3 hari sekali.
Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan) panen perdana dimulai pada umur
90 - 100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang
waktu 6 - 10 hari sekali. Khusus untuk tanaman cabai yang sasarannya untuk
ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan 85 -90% saat warna buah
merah kehitaman. Adapun cara panen buah cabai adalah dengan memetik
buah bersama tangkainya secara hati-hati disaat cuaca terang dan hasil panen
dimasukkan ke dalam wadah yang selanjutnya dikumpulkan di tempat
penampungan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cabai merah (Capsicum annuum var. Longum) merupakan salah satu
komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia,
karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai
kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki
peluang ekspor, membuka kesempatan bekerja, serta mengandung vitamin C.
Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan
manusia.
Pasokan cabai yang menurun di pasar mengakibatkan harga naik, karena
permintaan akan cabai konstan dan kontinyu, terus menerus setiap hari, tidak
mengenal musim.
Tanaman cabai dapat dipanen pada bulan ke tiga dan bulan ke empat,
produktivitasnya mencapai 4-8 ton/ha, atau rata-rata 6 ton/ha.
Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang
serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6.
Cara panen buah cabai adalah dengan memetik buah bersama tangkainya
secara hati-hati disaat cuaca terang dan hasil panen dimasukkan ke dalam
wadah yang selanjutnya dikumpulkan di tempat penampungan.
B. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang
adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan
kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih
atas Guru yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita
sendiri dan untuk negara dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Alversia. 2010. Syarat Tumbuh Tanaman Cabe. www.sayurtoge.com/faktor-
faktor-syarat-tumbuh-tanaman-cabe.html (diakses tanggal 13 Mei
2011).
Anonim. 2009. Teknik Budidaya Cabai.
http://sultra.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=126:teknik-budidaya-
cabai&catid=34:paket-teknologi&Itemid=47 (diakses tanggal 13 Mei
2011).
Lesman. 2010. Budidaya Tanaman Cabe. lestarimandiri.org/.../budidaya-
tanaman.../tanaman.../106-budidaya-tanaman-cabe.html. (diakses tanggal
13 Mei 2011).
Wikipedia. Cabai. www.wikipedia.com. (diakses tanggal 13 Mei 2011).
Top Related