BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya tes adalah untuk mengetahui seberapa besar kekuatan atau
kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu, baik itu kemampuan dari
psikomotornya, kognitif, dan afektif. Kemudian selain dari pada itu mungkin tes
hanya sebagai alat yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu ataupun
pelatih tanpa menghiraukan alat tes yang digunakan tersebut itu tanpa mengetahui
seberapa besar reliabel dan validitas. Dikalangan masyarakat atau fakta yang terjadi
adalah tes yang digunakan tidak diukur terlebih dahulu alat tesnya, mungkin yang
difikirkan alat tes tersebut sudah banyak digunakan pada umumnya, sehingga
berfikiran bahwa alat tes tersebut baik untuk digunakan.
Kemudian dari pada itu untuk memudahkan alat tes yang sudah terbukti
adalah ada beberapa cara untuk menguji alat tes tersebut, supaya ada bukti otentik,
serta dapat membandingkan reliabel dan validitas dari jenis tes yang satu dengan
yang lainnya, dan selanjutnya bagi para pelatih bisa memilih jenis tes yang
dibutuhkan pada setiap cabang olahraga yang digelutinya.
Selain para pelatih memperhatikan dari reliabel dan validitas dari jenis tes
yang satu dengan yang lainnya, pelatih juga harus memperhatikan tes tersebut mudah
dilaksanakan atau malah mungkin sebaliknya sulit dilaksanakan, untuk
mengantisipasi hal tersebut terjadi maka persiapkan segala sesuatunya dengan baik
agar pada saat pelaksanaan tes cabor apa saja itu dapat mudah dilaksanakan dengan
baik dan lancar.
1
1.2. Rumusan Makalah
Pada rumusan makalah ini kelompok kami melihat dari pengalaman yang
sudah terjadi dikalangan masyarakat, dimana masyarakat yang pada umumnya hobi
dengan salah satu cabang olahraga yang digeluti tersebut itu tidak dilaksanakan tes
kemampuan gerak pada cabor tersebut, dikarenakan
tidak mengetahui apa yang harus dites pada cabor tersebut
repot untuk melaksankan tesnya
sarana tes yang kurang mendukung
adanya tes hanya sekedar tes, tidak berkelanjutan
Dari beberapa pengalaman yang terkait didalam rumusan makalah tersebut
sebenarnya masih banyak lagi alasan mengapa tes tidak dilaksanakan, mungkin itu
hanya garis besarnya saja. Untuk dapat menerapkan tes tersebut ada baiknya dari
beberapa tes yang ada disetiap cabang olahraga tersebut itu harus dipublikasikan
kepada masyarakat, khususnya utnuk olahraga prestasi yang membutuhkan data
kemampuan gerak yang dilakukan oleh setiap atlit, sehingga kita dapat membaca,
memahami apa kekurangan dan kelebihan dari atlit tersebut dalam olahraga prestasi.
Sebenarnya didalam beberapa buku setiap cabang olahraga itu ada beberapa
cara melatih atau tes yang diterapkan untuk olahraga prestasi, serta membantu bagi
para pelatih terhadap program latihan yang diberikan oleh atlitnya, sehingga dapat
membaca hasil dari program yang dilaksankan oleh pelatih tersebut, dan hasil nya
pun tidak akan sia-sia.
2
1.3. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun oleh kelompok kami bertujuan untuk salah satunya
adalah sebagai memenuhi tugas pengganti UTS dari mata kuliah tes dan pengukuran,
selain itu juga sebagai media pembelajaran untuk membantu khususnya kelompok
kami dan umumnya masyarakat sekalian dalam memahami pentingnya dilakukan tes
dari setiap cabang olahraga yang digelutinya, karena tanpa adanya tes kita tidak
mengetahui kemampuan gerak dari atlit/siswa tersebut, kemudian selain itu juga kita
dapat mengetahui alat tes yang digunakan tersebut itu brapa nilai dari reliabel dan
validitasnya yang selanjutnya kita dapat mengetahui perbandingan dari beberapa jenis
tes pada setiap cabang olahraga.
Untuk menerapkan isi dari makalah yang kami susun ini mungkin awalnya
sangat sulit, dikarenakan pasti ada beberapa masalah yang terjadi pada
pelaksanaannya, baik dari sarana dan prasarana tes srta dari atlit atau pesertanya
sendiri. untuk mengantisipasi akan hal itu terjadi, kelompok kami akan menyiapkan
beberapa jenis tes pilihan dari berbagai tehnik cabor yang digelutinya, agar tes
tersebut dapat berjalan dengan lancar ssuai dengan apa yang kita inginkan serta dapat
menghasilkan hasil tes yang memuaskan dan maksimal
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tentang Bola Voli
1.1. Lapangan permainan
Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter. Ukuran tinggi
net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter. Garis batas serang untuk pemain
belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar dengan jaring). Garis tepi
lapangan adalah 5 cm.
1.2. Cara permainan
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang
pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.
Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser (atau setter), spiker
(smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah
orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan
mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di
daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan
masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain
yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus
dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia
perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian
detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan. Permainan ini dimainkan
4
oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan mengusahakan untuk
mencapai angka 25 terlebih dahulu untuk memenangkan suatu babak.
1.3. Penghitungan angka
Aturan permainan dari bola voli adalah:
1. Jika pihak musuh bisa memasukkan bola ke dalam daerah kita maka kita
kehilangan bola dan musuh mendapatkan nilai
2. Serve yang kita lakukan harus bisa melewati net dan masuk ke daerah musuh.
Jika tidak, maka musuh pun akan mendapat nilai
1.4. Sistem Pertandingan
Sistem pertandingan menggunakan sistem setengah kompetisi yang terdiri
dari 8 tim dan akan disitribusikan ke dalam 2 (dua) group, masing-masing
group terdiri dari 4 (empat) tim.
Setiap tim terdiri dari 10 pemain meliputi 6 pemain inti yang bermain di
lapangan dan 4 pemain cadangan.
Pergantian pemain inti dan cadangan pada saat pertandingan berlangsung
tidak dibatasi.
Pertandingan tidak akan ditunda apabila salah satu atau lebih dari satu anggota
tim sedang bermain untuk cabang olahraga yang lain.
Jumlah pemain minimum yang boleh bermain di lapangan adalah 4 orang.
Apabila di lapangan terdapat kurang dari 4 orang, maka tim yang
bersangkutan akan dianggap kalah.
Setiap pertandingan berlangsung 3 babak (best of three), kecuali pada 2 babak
sudah di pastikan pemenangnya maka babak ke tiga tidak perlu dilaksanakan.
5
Sistem hitungan yang digunakan adalah 25 rally point. Bila poin peserta seri
(24-24) maka pertandingan akan ditambah 2 poin. Peserta yg pertama kali
unggul dengan selisih 2 poin akan memenangi pertandingan.
Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1. Apabila ada
dua tim atau lebih mendapat nilai sama, maka penentuan juara group dan
runner-up akan dilihat dari kualitas angka pada tiap-tiap set yang dimainkan.
Kesalahan meliputi:
o Pemain menyentuh net atau melewati garis batas tengah lapangan lawan.
o Tidak boleh melempar ataupun menangkap bola. Bola voli harus di pantulkan tanpa
mengenai dasar lapangan.
o Bola yang dipantulkan keluar dari lapangan belum dihitung sebagai out sebelum
menyentuh permukaan lapangan.
o Pada saat servis bola yang melewati lapangan dihitung sebagai poin bagi lawan,
begitu juga sebaliknya penerima servis lawan yang membuat bola keluar dihitung
sebagai poin bagi lawan.
o Seluruh pemain harus berada di dalam lapangan pada saat serve dilakukan.
o Pemain melakukan spike di atas lapangan lawan.
o Seluruh bagian tubuh legal untuk memantulkan bola kecuali dengan cara
menendang.
o Para pemain dan lawan mengenai net 2 kali pada saat memainkan bola dihitung
sebagai double faults.
6
Setiap team diwajibkan bertukar sisi lapangan pada saat setiap babak berakhir.
Dan apabila dilakukan babak penetuan (set ke 3) maka tim yang memiliki
nilai terendah boleh meminta bertukar lapangan sesaat setelah tim lawan
mencapai angka 13.
Time out dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan berlangsung hanya 1
menit.
Diluar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti
peraturan internasional.
1.5. Teknik Bola Voli
1.5.1. Servis
Servis pada jaman sekarang bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan
atau sekedar menyajikan bola, tetapi sebagai suatu serangan pertama bagi regu yang
melakukan servis.
Servis terdiri dari servis tangan bawah dan servis tangan atas.Servis tangan atas
dibedakan lagi atas tennis servis,floating dan cekis.
a. Servis tangan bawah
-mula-mula pemain berdiri dipetak servis dengan kaki kiri lebih kedepan dari kaki
kanan.
-bola dipegang dengan tangan kiri
-Bola dilambungkan tidak terlalu tinggi,tangan kanan ditarik ke bawah belakang
-setelah bola kira-kira setinggi pinggang,lengan kanan diayunkan lurus kedepan
untuk memukul bola
-telapak tangan menghadap bola dan tangan ditegangkan untuk mendapat pantulan
yang sempurna,tangan dapat pula menggenggam.
b. Tennis servis
7
-Sikap persiapan dimulai dengan mengambil posisi kaki kiri lebih kedepan,kedua
lutut agak rendah
-tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola,tangan kirimenyangga
bola,tangan kanan diatas
bola.
-bola dilambungkan dengan tangan kiri kira-kira 1/2 meter diatas kepala
-tangan kanan ditarik kebelakang atas kepala,menghadap depan
-lakukan gerakan seperti mensmesh bola,perhatian terpusat pada bola
-lecutan tangan diperlukan pada saat p[erkenaan bola.
c. Floating servis
-posisi kaki sama seperti tennis servis
-tangan kiri memegang bola dan tangan kanan disamping setinggi pelipis
-dengan tangan kiri bola dilambungkan sedikit kesamping kanan tidak terlalu tinggi
-setelah bola melambung keatas setinggi kepala, tangan kanan dipukulkan pada
bagian tengah bola.
-pukulan float dapat dilakukan dengan beberapa cara:
dengan tumit tangan
dengan tangan, dimana ibu jari dilipat kedalam dan menempel pada
telapak tangan
memukul dengan tangan tergenggam.
d. Cekis
Sikap permulaan dengan mengambil sikap berdiri menyamping dengan
tubuh bagian kiri lebih dekat kejaring.
Bola dipegang tangan kiri dan kanan.
Saat bola dilambungkan, badan diliukkan sedikit kebelakang dan lutut
ditekuk
Kedua tangan dijulurkan kearah samping bawah kanan dalam keadaan
memegang bola.
Bola dilambung keatas kepala dengan kedua belah tangan.
8
Setelah bola lepas, tangan kanan ditarik kesamping kanan bawah, liukkan
badan kekanan.
Berat badan ada dikaki kanan,telapak tangan menghadap keatas
Setelah bola ada pada jangkauan tangan,secepatnya bersama sama
lengan,liukkan badan kesamping kiri
Perkenaan bola bagian bawah belakang bola,pukulan bola dibantu liukkan
badan dan lecutan tangan.
1.5.2. Passing
Passing Bawah (Pukulan/pengambilan tangan kebawah)
o Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
o tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
o Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.
Passing Keatas (Pukulan/pengambilan tangan keatas)
o Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
o Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka
membentuk lengkungan setengah bola.
o Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
o Penyentuhan pada semua jari-jari dan gerakannya meluruskan kedua
tangan
1.5.3. Smash (spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada diatas
jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu
memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.
Teknik smash Menurut Muhajir Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan
sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan
permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal (2006,23). Menurut
9
pendapat M. Mariyanto mengemukakan bahwa : “ Smash adalah suatu pukulan yang
kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas , sehingga
jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi
berada diatas net , maka bola dapat dipukul tajam ke bawah .” (2006 : 128 ) Menurut
Iwan Kristianto mengemukakan bahwa , Smash adalah pukulan keras yang biasanya
mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan . “ (2003 : 143 ) . Spike
adalah merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang
dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli . Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Teknik Smash atau spike adalah cara
memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan untuk
mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan. Tes smash
Menurut Sandika mengemukakan bahwa tes smash adalah tolok ukur untuk
mengukur kemampuan smash.
1.5.4. Membendung (blocking)
Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan/menghalangi
bola yang datang dari daerah lawan. Sikap memblok yang benar adalah:
Jongkok, bersiap untuk melompat.
Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus ke atas.
Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi kesempatan
pada kawan satu regu untuk bergantian memblok.
10
1.5.5. Kedudukan pemain (posisi pemain)
Pada waktu service kedua regu harus berada dalam lapangan / didaerahnya
masing-masing dalam 2 deret kesamping. Tiga deret ada di depan dan tiga deret ada
di belakang. Pemain nomor satu dinamakan server, pemain kedua dinamakan spiker,
pemain ketiga dinamakan set upper atau tosser,pemain nomor empat dinamakan
blocker, pemain nomor lima dan enam dinamakan libero.
B. Bulu Tangkis
Bulu tangkis (sering disingkat bultang) atau badminton adalah suatu olahraga
raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk
ganda) yang saling berlawanan.
Mirip dengan tenis, bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok"
atau "shuttlecock") melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah
ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama.
Lapangan bulu tangkis
11
Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis, yaitu:
1. Tunggal putra
2. Tunggal putri
3. Ganda putra
4. Ganda putri
5. Ganda campuran
2.1. Lapangan dan jaring
Lapangan bulu tangkis berbentuk persegi panjang dan mempunyai ukuran
seperti terlihat pada gambar. Garis-garis yang ada mempunyai ketebalan 40 mm dan
harus berwarna kontras terhadap warna lapangan. Warna yang disarankan untuk garis
adalah putih atau kuning. Permukaan lapangan disarankan terbuat dari kayu atau
bahan sintetis yg lunak. Permukaan lapangan yang terbuat dari beton atau bahan
sintetik yang keras sangat tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan cedera pada
pemain. Jaring setinggi 1,55 m berada tepat di tengah lapangan. Jaring harus
berwarna gelap kecuali bibir jaring yang mempunyai ketebalan 75 mm harus
berwarna putih.
2.2. Perlengkapan
Raket
Secara tradisional raket dibuat dari kayu. Kemudian aluminium atau logam
ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulu tangkis
profesional berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Serat
karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi
perpindahan energi kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan masih
menggunakan baja atau aluminium untuk sebagian atau keseluruhan raket.
12
Senar
Mungkin salah satu dari bagian yang paling diperhatikan dalam bulu tangkis
adalah senar nya. Jenis senar berbeda memiliki ciri-ciri tanggap berlainan. Keawetan
secara umum bervariasi dengan kinerja. Kebanyakan senar berketebalan 21 ukuran
dan diuntai dengan ketegangan 18 sampai 30+ lb. Kesukaan pribadi sang pemain
memainkan peran yang kuat dalam seleksi senar.
Kok
Kok adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis, terbuat dari
rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk kerucut terbuka, dengan pangkal
berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus. Dalam latihan atau pertandingan
tidak resmi digunakan juga kok dari plastik.
Sepatu
Karena percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain
membutuhkan pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat. Sepatu bulu
tangkis membutuhkan sol karet untuk cengkraman yang baik, dinding sisi yang
bertulang agar tahan lama selama tarik-menarik, dan teknologi penyebaran
goncangan untuk melompat; bulu tangkis mengakibatkan agak banyak stres
(ketegangan) pada lutut dan pergelangan kaki.
2.3. Memainkan bulu tangkis
Area permainan
13
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi berseberangan pada kedua sisi
jaring di lapangan bulu tangkis.
Permainan dimulai dengan salah satu pemain melakukan servis.
Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket,
melewati jaring ke wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikannya
kembali. Area permainan berbeda untuk partai tunggal dan ganda, seperti yang
diperlihatkan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dikatakan
"keluar". Setiap kali pemain/pasangan tidak dapat mengembalikan kok (karena
menyangkut di jaring atau keluar lapangan) maka lawannya akan memperoleh poin.
Permainan berakhir bila salah satu pemain/pasangan telah meraih sejumlah poin
tertentu.
2.4. Servis
Area servis
Servis dilakukan dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang
menyeberangi jaring ke area lawan. Partai tunggal dan ganda memiliki area servis
yang berbeda seperti yang diilustrasikan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area
tersebut maka kok dinyatakan "keluar" dan poin untuk penerima servis.
14
Posisi kiri atau kanan tempat servis dilakukan ditentukan dari jumlah poin
yang telah dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Posisi kanan untuk
jumlah poin genap dan posisi kiri untuk jumlah poin ganjil. Servis dari posisi kanan
juga dilakukan saat jumlah poin masih nol.
Pada set pertama pemain/pasangan yang melakukan servis untuk pertama kali
ditentukan dengan undian, sedangkan untuk set berikutnya dilakukan oleh pemenang
dari set sebelumnya.
Untuk partai ganda, beberapa peraturan berbeda diterapkan untuk perhitungan poin
menggunakan sistem pindah bola dan sistem reli poin:
2.5. Sistem pindah bola
Sebelum pertandingan dimulai, harus ditentukan salah seorang pemain dari
tiap-tiap pasangan sebagai "orang pertama". Pilihan ini berlaku untuk setiap
set yang dimainkan.
Jumlah poin genap atau ganjil menentukan posisi "orang pertama" saat
melakukan servis.
Setiap pasangan mempunyai dua kali kesempatan servis (masing-masing
untuk tiap pemain) sebelum pindah bola, kecuali servis pertama pada tiap-tiap
awal set tidak mendapat kesempatan kedua.
Saat pindah bola, servis pertama selalu dilakukan oleh pemain yang berada di
sebelah kanan, bukan oleh "orang pertama".
2.6. Sistem reli poin
Setiap pasangan hanya mendapat satu kali kesempatan servis, tidak ada servis
kedua.
15
Servis dilakukan oleh pemain yang posisinya sesuai dengan poin yang telah
diraih oleh pasangan tersebut.
Pemain yang sama akan terus melakukan servis sampai poin berikutnya diraih
oleh lawan.
2.7. Sistem perhitungan poin
Sejak Mei 2006, pada kejuaraan resmi seluruh partai menggunakan sistem
perhitungan 3x21 reli poin. Pemenang adalah pemain/pasangan yang telah
memenangkan dua set.
2.8. Induk organisasi
International Badminton Federation (IBF) didirikan pada tahun 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada,
Selandia Baru, dan Perancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung
sebagai afiliat pada tahun 1936. Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid,
Spanyol, September 2006, usulan untuk mengubah nama International Badminton
Federation menjadi Badminton World Federation (BWF) diterima dengan suara bulat
oleh seluruh 206 delegasi yang hadir.
Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade
Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-
masing dua medali emas tahun itu.
16
C. Uraian
Tes dan Keterampilan Bola Voli dan Bulutangkis
Tes keterampilan ini berguna untuk mengukur keterampilan (penguasaan)
teknik dasar bermain olahraga Bola Voli dan Bulutangkis bagi mahasiswa. Hasil
pengukuran keterampilan cabang olahraga tersebut, dapat dijadikan salah satu dasar
pertimbangan dalam kegiatan proses pembelajaran yang berkaitan dengan strategi
pengelompokan mahasiswa, menilai perkembangan keterampilan mahasiswa sebagai
hasil belajarnya, dan menentukan status mahasiswa dalam kelasnya, yang berkaitan
dengan cabang olahraga tersebut. Selain daripada itu tes ini dapat dijadikan dasar
dalam mendiagnosis kelemahan mahasiswa pada cabang tersebut, sehingga akan
membantu dalam proses bimbingan selanjutnya. Kedua jenis tes tersebut akan
dipaparkan secara rinci berikut ini :
A. Tes Keterampilan Bola Voli
Tes keterampilan bila voli terdiri dari beberapa butir tes. Butir-butir tes
keterampilan bola voli, yaitu :
1. Tes mengoperkan bola (passing)
Tujuan :
Tes ini dipergunakan sebagai suatu tes untuk mengukur keterampilan paa atas.
Alat yang digunakan :
1) Dinding/tembok untuk petak sasaran
2) Bola voli 3 buah
3) Stop watch
17
Gambar
Lapangan untuk tes Pas Atas
Petunjuk Pelaksanaan :
- Testee berdiri dibawah petak sasaran
- Begitu tanda dimulainya tes diberikan/ Stop watch dijalankan, maka bola
dilemparkan ke dinding dari tempat yang bebas.
- Setelah bola memantul kembali, bola di pas ke dinding ke dalam kotak
sasaran.
Cara Menskor (menghitung)
- Bola yang di pas secara sah sesuai dengan peraturan permainan bola voli
selama satu menit
- Jumlah sentuhan-sentuhan yang sah dengan bola mengenai dinding pada
petak sasaran atau bola mengenai garis kotak sasaran.
Tidak diberi angka :
- Bola yang ditangkap, atau tidak dapat dikuasai
- Bola menyentuh lantai, dimulai lagi dengan lemparan
- Lemparan-lemparan tidak dihitung
18
2. Tes Service
Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan mengarahkan bola service ke
arah sasaran dengan tepat dan terarah.
Alat yang digunakan :
1. Lapangan bola voli
2. Net dan tiang net
3. Tiang bambu 2 buah
4. Tambang plastic 30 meter
5. Bola voli 6 buah
Gambar
Lapangan untuk tes service
Petunjuk pelaksanaan :
- Testee berada dalam daerah service dan melakukan yang sah sesuai
dengan peraturan permainan yang berlaku untuk service
- Bentuk pukulan service adalah bebas
- Kesempatan melakukan service sebanyak enam kali
19
Cara menskor ;
Skor setiap ditentukan oleh tinggi bola waktu melampaui jaring dan angka
sasaran dimana bola jatuh.
1. Bola yang melewati jaring diantara batas atas jaring dan tali setinggi 50
cm, skor : angka sasaran dikalikan tiga.
2. Bola yang melampaui jaring diantara kedua tali yang direntangkan, skor :
angka sasaran dikalikan dua
3. Bola yang melampaui jaring lebih tinggi dari tali yang tertinggi, skor :
angka sasaran
4. Bola yang menyentuh tali batas di atas jaring, dihitung telah melampaui
ruang dengan angka perkalian yang lebih besar
5. Bola yang menyentuh garis batas sasaran dihitung telah mengenai sasaran
dengan angka yang lebih besar
6. Bola yang dimainkan dengan cara yang tidak sah atau bola menyentuh
jaring dan atau jatuh di liar bagian lapangan dimana terdapat sasaran,
skor : 0
“skor” untuk service adalah jumlah dari empat skor hasil perkalian terbaik.
3. Tes Spike/Serangan
Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan melakukan spike/serangan diatas
net ke sasaran dengan cepat dan terarah.
Alat yang digunakan :
1. Lapangan bola voli
2. Net dan tiang net
3. Stop watch
4. Bola voli 5 buah
20
2,24 m
1 m
4 2 5
3 1
4 2 5 1 m
3 m
Gambar
Lapangan untuk tes spike/serangan
Petunjuk pelaksanaan :
- Testee berada dalam daerah serang atau bebas di dalam lapangan permainan
- Bola dilambungkan atau diumpan dekat atas jaring ke arah testee
- Dengan atau tanpa awalan, testee loncat dan memukul bola melampaui jaring
ke dalam lapangan di seberangnya dimana terdapat sasaran dengan angka-
angka
- Stop watch dijalankan pada waktu bola tersentuh oleh tangan testee, dan
dihentikan pada saat bola menyentuh lantai.
Cara menskor
1. Skor terdiri dari dua bagian yang tidak terpisahkan ; angka sasaran + waktu
dari kecepatan jalanan bola
2. Skor waktu dalam detik hingga persepuluhnya
21
3. Bola yang menyentuh batas sasaran, dihitung telah masuk sasaran denga
angka yang lebih besar
4. Skor = 0, jika pemukul menyentuh jaring dan atau jatuh di luar sasaran.
Meskipun skor = 0, waktu tetap dicatat.
“skor” untuk spike/serangan : jumlah angka dan detik dari semua lima kali
kesempatan.
Sebagai contoh cara menskor tes spike/serangan adalah sebagai berikut :
Kesempatan pukulan pertama skor : 5 waktu 12 detik
Kesempatan pukulan pertama skor : 4 waktu 0,9 detik
Kesempatan pukulan pertama skor : 4 waktu 1,5 detik
Kesempatan pukulan pertama skor : 0 waktu 1,3 detik
Kesempatan pukulan pertama skor : 3 waktu 1,2 detik
Jadi skor tes spike adalah : 17 waktu 4,6 detik
Penilaian keterampilan spike, merupakan gabungan dari jumlah skor dan jumlah
waktu, dari kelima pukulan tersebut.
Cara penggabungan kedua skor tersebut, dilakukan pendekatan statistika dengan
teknik T-score.
Sebagai ilustrasi mengembangkan hasil pengukuran spike dengan contoh sebagai
berikut :
Misalnya skor rata-rata dari angka sasaran = 10, simpangan bakunya 2, sedangkan
rata-rata waktunya 4,2 detik dengan simpangan bakunya 0,5 detik.
22
Si Amir dalam tes spike memperileh skor 14 dan waktunya 4,0 detik. Langkah
pertama yang harus ditempuh yaitu mengubah data skor mentah data skor matang,
dalam rumus T-score.
T-SCORE = 50 + 10 ( X - X)
S
Keterangan symbol yaitu :
X = skor yang dicapai
X = rata-rata
S = simpangan baku
Dengan menggunakan rumus tersebut maka skor si Amir dalam tes spike untuk
skor sasaran :
Skor sasaran = 50 + 10 ( 14 – 10 )
2
= 50 + 10 4
2
= 50 + 10 (2)
= 70
Skor waktu, dalam dalam menggunakan T-SCORE, dengan rumus :
T-SCORE = 50 + 10 ( X – X ) ,
S
23
Maka hasil dari tes spike untuk waktu skor adalah :
= 50 + 10 ( 4,0 – 4,5 )
0,5
= 50 + 10 -0,5
0,5
= 50 – 10 = 40
Jadi skor si Amir pada tes spike adalah = 70 + 40 = 110
Cara menskor tes keterampilan bola voli :
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :
Pertama, menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku dari setiap butir tes,
sehingga diperoleh nilai rata-rata dan simpangan baku dari setiap butir tes.
Kedua, mengubah skor-skor mentah dari hasil tes ke dalam T-Score dengan
rumus :
50 + 10 ( X –X )
S
Keterangan symbol yaitu :
X = skor yang dicapai
X = rata-rata
S = besarnya simpangan baku
24
Ketiga, setelah skor mentah itu, diubah menjadi skor masak (skor standar),
dengan pendekatan Rumus T-Score, selanjutnya menjumlahkan skor masak dari
setiap butir tes menjadi satu skor.Skor inilah merupakan skor yang diperoleh
seseorang dalam tes keterampilan bola voli.
Penafsiran tes keterampilan bola voli, dengan bantuan norma penilaian yang
disusun berdasarkan pedoman penilaian dengan norma sebagai berikut :
Norma Penilaian dan Standar 1 – 10
Skala Nilai
X + 2,25 (S)
X + 1,75 (S)
X + 1,25 (S)
X + 0,75 (S)
X - 0,25 (S)
X – 0,75 (S)
X – 1,25 (S)
X – 1,75 (S)
X – 2,25 (S)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Sebagai contoh, misalnya nilai rata-rata dari hasil tes sebesar 55, simpangan
bakunya 10, maka norma penilaian dapat disusun sebagai berikut :
25
Nilai Penilaian dalam Standar 1 – 10
Skala Rentang Skor Nilai
55 + 2,25 (10)
55 + 1,75 (10)
55 + 1,25 (10)
55 + 0,75 (10)
55 + 0,25 (10)
55 – 0,25 (10)
55 – 0,75 (10)
55 – 1,25 (10)
55 – 1,75 (10)
55 – 2,25 (10)
77 – ke atas
72,5 – 76
67,5 – 71
62,5 – 66
57,5 – 61
52,5 – 56
47,5 – 51
42,5 – 46
37,5 – 41
32,5 - 36
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
B. Tes Keterampilan Bulutangkis
Petunjuk Pelaksanaan Tes Ketangkasan Bulutangkis
1. Tes Wall Volley
Tes ini pertama kali diperkenalkan oleh Miller pada tahun 1951. Kegunaan
utama dari tes ini adalah mengukur kemampuan pukulan “clear shot” dan
menentukan keterampilan bermain.
Alat/fasilitas yang dibutuhkan :
1) Raket dan shuttle cock
2) Dinding
3) Formulir pencatat hasil
Pelaksanaan :
Orang coba berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba siap “ya” maka
dengan serve yang sah shuttle cock diarahkan ke tembok pada atau garis net.
Pada saat tersebut pengetes menjalankan stop watchnya.
26
Shuttle cock yang memantul dari tembok dipukul ke tembok lagi sebanyak
mungkin dalam waktu 30 detik. Bila shuttle cock jatuh ke lantai, maka orang
coba harus mengambilnya, dan mulai melakukan serve lagi dari belakanga
garis start. Tiap-tiap orang coba melakukan tiga kali percobaan.
Cara menskor :
Tiap pukulan yang benar diberi nilai satu.Nilai terakhir adalah jumlah dari
pukulan yang benar dalam tiga kali percobaan.
Gambar
Lapangan untuk Tes Wall Volley
Keterangan :
a. Garis net : selebar 2,54 cm pada tembok, berjarak 1,525 m di atas dan
sejajar dengan lantai.
b. Garis star pada lantai, sejajar dengan tembok serta berjarak 1,98 m
c. Garis batas pada lantai berjarak 0,915 m dari tembok dan sejajar dengan
garis start.
27
2. Tes Serve Pendek
Tes ini pertama kali diperkenalkan oleh French pada tahun 1941. Kegunaan
utama dar tes ini adalah mengukur kemampuan dan ketetapan penempatan
serve dengan shuttle cock di bawah (Collins dan Hudges, 1978, hal 36).
Pelaksanaan :
Orang coba berdiri pada bagian lapangan yang terletak sudut menyudut
dengan sasaran yang dibuat untuk melaksanakan serve. Setelah aba-aba “ya”
orang coba mulai melakukan serve diarahkan ke sasaran dengan kesempatan
sebanyak 20 kali serve. Shuttle cock harus melintas di atas net dan dibawah
pita.
Cara menskor :
Shuttle cock yang jatuh pada sasaran terdalam diberi nilai 5, kemudian 4,3,2
dan shuttle cock yang jatuh diluar target tetapi masih pada bagian service
court (daerah ke arah mana pukulan serve harus dijatuhkan) diberi nilai satu.
Bila shuttle cock jatuh pada garis, dianggap jatuh pada daerah yang bernilai
lebih tinggi.
Gambar
Lapangan untuk Tes Serve Pendek
Lapangan bulutangkis yang digunakan hanya sebelah.
Pada sebelah lapangan tersebut, sudut menyudut denga orang coba berbeda.
Digaris short service line (garis yang berjarak 1,98 m dari jaring). Pada titik
sudut lapangan dibuat garis-garis lengkung dari titik sudutnya dengan jari 22
28
inch (55 cm), 30 inch (76 cm), 38 inch (97 cm) dan 46 inch (107 cm), ukuran
ini termasuk 2 inch (5,08 cm).
3. Tes Service Panjang
Tes ini pertama kali diperkenalkan oleh Scott Fox pada tahun 1959. Kegunaan
utama dari tes ini adalah untuk mengukur ketepatan memukul shuttle cock ke
arah sasaran tertentu dengan pukulan service panjang (serve tinggi/panjang).
Pelaksanaan :
Orang coba berdiri di daerah yang terletak di sudut-menyedut dengan bagian
lapangan yang diberi sasaran. Kemudian testee melakukan serve diarahkan ke
daerah sasaran dan berusaha melewatkan shuttle cock di atas tali dengan cara
serve yang sah. Tiap testee diberi kesempatan melakukan serve sebanyak 20
kali.
Gambar 3
Lapangan untuk Tes Serve Panjang
Untuk serve panjang daerah-daerah sasaran dibuat pada sudut belakang.
Bagian samping, masing-masing dengan ukuran yang sama dengan sasaran
untuk serve pendek, dengan jari-jari 55, 76, 97, dan 107 cm.
Pada sepanjang net dengan lebih 5 cm direntangkan sejajar dengan net
berjarak 14 feet (4,27 m) dari lantai.
29
4. Clear Test
Tes ini pertama kali diperkenalkan oleh French pada tahun 1941. Kegunaan
utama dar tes ini adalah untuk mengukur kekuatan memukul shuttle cock.
Pelaksanaan :
Orang coba berdiri di daerah yang sudah disediakan. Seorang pembantu
berdiri ditengah-tengah lapangan yang bertarget sasaran, untuk memberikan
serve. Sesudah pembantu melakukan serve orang coba boleh meninggalkan
tempatnya serta memukul shuttle cock sekuatnya dan harus lewat di atas tali.
Orang coba diberikan kesempatan memukul sebanyak 20 kali.
Gambar
Lapangan untuk Clear Tes
Keterangan :
Y = start orang coba
X = tempat melakukan pukulan
B = tempat melakukan serve
/// = daerah menerima serve/ memukul shuttle cock
Pada bagian lapangan yang bertali dibuat garis-garis batas sasaran yaitu :
a. Sebelah dalam dari garis batas serve belakang dibuat garis denga jarak
masing-masing 61 cm dan sejajar dengan garis serve belakang.
30
b. Di sebelah luar garis belakang batas serve dibuat garis dengan berjarak 61
cm dan sejajar dengan garis serve dari garis belakang batas service.
Cara menskor :
Shuttle cock yang dipukul dengar benar dan memenuhi syarat-syarat tes serta
jatuh di daerah sasaran, yang bernilai dengan urutan dari luar ke dalam yaitu :
3, 5, 4 dan 2. Shuttle cock yang jatuh pada garis sasaran dianggap mesuk
kedaerah sasaran yang bernilai lebih tinggi.Nilai dari 20 kali percobaan
tersebut kemudian dijumlahkan.Jumlah ini merupakan skor dari clear tes
seseorang.
D. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Coba anda peragakan bersama teman anda, pelaksanaan tes keterampilan bola
voli!
Perhatikan dengan seksama mengenai pelaksanaan dan cara mencatat
hasil tes dari setiap butir tesnya!
Jawab : *langsung pratekan...
Perhatikan dan telaah lebih dalam petunjuk pelaksanaan dan cara
mencatat hasil tes dari masing-masing butir tes
Jawab : dari pertanyaan tersebut serta pengalaman yang sudah kami
alami dilapangan bahwa alat tes tersebut bahwa memang alat tes yang
digunakan itu cukup baik dan bagus, tetapi yang sulit adalah
pengimplementasian dari bentuk tes tersebut kepada atlit/siswanya,
karena jika atlit/siswa tersebut tidak benar – benar melakukan tes
dengan baik, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dan kemudian
untuk pencatat hasil dari tes tersebut biasanya kurang memperhatikan
dengan seksama terhadap siswa/atlit yang melakukan jenis tes
tersebut.
31
2. Coba anda diskusikan dengan teman anda mengenai kelemahan dan kendala
yang dijumpai dalam pelaksanaan dan cara pencatatan hasil tes dari setiap
butir tes keterampilan bola voli!
Atas dasar pengamatan dan pengalaman dalam pelaksanaan tes dan
cara mencatat hasil tes dari setiap butir tes. Hal-hal apa saja yang
masih memerlukan penyempurnaan. Fokuskan perhatian anda kepada
petunjuk pelaksanaan dan cara pencatatan hasil tes!
Jawab :
hal yang perlu penyempurnaan yaitu guru/dosen yang
mengajar/menilai sangat kurang, sehingga kurang pengawasan
terhadap siswa/mahasiswa tersebut dalam melaksanakan tes.
Jadi banyak diantara mereka yang belum bisa melakukan tes
keterampilan bola voli.
Untuk disekolah biasanya sarana dan prasarana yang kurang
memadai dengan jumlah siswa.
Waktu yang terlalu singkat sehingga semua siswa terkadang
tidak mendapat kesempatan untuk tes, sehingga tertunda.
Dalam evaluasi kebanyakan guru/dosen jarang sekali melihat
prosesnya tapi hanya melihat dari hasil akhirnya saja.
Setelah melakukan evaluasi disekolah, seorang guru biasanya
jarang sekali memperhatikan siswa yang belum menguasai
dalam melakukan tes tersebut, sehingga siswa yang belum
lulus tidak ada kemajuan.
3. Anda bersama teman anda coba peragakan pengukuran keterampilan
bulutangkis dengan tesnya yaitu tes keterampilan bulutangkis yang
dipaparkan dalam modul ini (Unit Belajar 2)!
Siapkan semua alat/fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan tes
tersebut!
32
Perhatikan dengan seksama petunjuk pelaksanaan tes itu dan cara
mencatat hasil tersebut!
Jawab : terkadang memang pada saat melaksanakan tes itu harus seuai
dengan prosedur tes yang telah ditetapkan sebelumnya, tetapi pada
kenyataannya prosedur tes tersebut tidak dilakukan sepenuhnya oleh
pihak penguji, jadi hasil data yang didapatkan hanya sebagai data yang
kurang akurat mengenai tes tersebut. Serta sarana dan prasarana tes
yang kurang memadai
4. Coba diskusikan dengan teman anda tentang manfaat dari hasil tes
keterampilan bulu tangkis para mahasiswa anda, dikaitkan dengan proses
pembelajaran. Penjaskes!
Untuk hal tersebut coba anda kaji dan kaitkan dengan dasar
pengelompokan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan kaitkan
pula dengan penilaian hasil belajar siswa dan perkembangannya!
Jawab :
Manfaatnya yaitu agar mahasiswa memiliki kemampuan
pukulan “clear shoot” dan menentukan keterampilan bermain.
Agar mahasiswa mampu menempatkan shuttle cock pada
posisi yang sulit diterima lawan saat melakukan serve pendek.
Agar mahasiswa mampu melakukan serve panjang yang dan
menempatkannya diposisi yang sulit diterima lawan.
Agar mahasiswa mampu melakukan pukulan smash yang
efektif.
BAB III
33
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan diatas dimulai dari perkenalan cabang olahraga bola
voli dan bulu tangkis serta sampai kepada permainannya dan mudah – mudahan kita
faham dengan semuanya. Dari kedua cabang olahraga tersebut mungkin kita tidak
bisa mengetahui seberapa jauh tentang keterampilan gerak yang dibutuhkan oleh
kedua cabang olahraga tersebut tanpa adanya tes yang merangsang keterampilan dan
tehnik – tehnik yang dibutuhkannya. Serta selain faktor tes yang membantu kita
mengetahui keterampilan dalam gerak faktor alat tes juga mempengaruhi, dimana
nilai dari reliabilitas dan validitas alat tes tersebut. Dan selanjutnya adalah faktor dari
pelaksanaan tes tersebut, jika pada saat pelaksanaannya sesuai dengan prosedur serta
sarana dan prasarana tes memadai, maka tidak menutup kemungkinan tes tersebut
berjalan sesuai dengan rencana dan menghasilkan tes yang berkualitas, tetapi jika
sebaliknya yang terjadi adalah tidak sesuai rencann dan hasilnya tidak maksimal.
3.2. Saran
34
Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data
seseorang atau objek yang diukur, dari pengertian tes tersebut sudah jelas bahwa data
yang dibutuhkan adalah data yang benar – benar yang dihasilkan dari objek
lasngsung, serta tidak ada data yang manipulasi dari tes tersebut, jadi yang
seharusnya yang dilakukan oleh para penguji adalah melaksankan tes sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dan dibutuhkan oleh setiap cabang olahraga, agar dat
yang dihailkannya akurat serta dapat menyusun program latihannya sesuai dengan
kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
35
1. Nurhasan, dan Cholil Hasanudin, ( 2007 ), Tes dan Pengukuran Keolahragaan,
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu Tangkis
36
Top Related