BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua
makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Demikian pula
manusia tak dapat hidup tanp air. Kebutuhan air dalam hal ini menyangkut dua
hal. Pertama, air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati dan kedua, air
untuk kehidupan kita sebagai manusia.
Tubuh kita sebagian besar terdiri atas air. Proses kimai yang terjadi dalam
tubuh kita, yaitu yang disebut metabolisme, berlangsung dalam medium air.
Molekul air juga ikutdalam banyak reaksi kimia metabolisme. Air merupakan alat
untuk mengangkut zat dari bagian tubuh yang satu ke bagian lain. Misalnya,
darah, yang sebagian besar terdiri atas air, mengalir ke seluruh bagian tubuh dan
membawa oksigen yang terikat pada sel darah merah ke semua sel dalam tubuh.
Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.
Di samping kebutuhan air untuk kehidupan hayati secara langsung, air kita
perlukan dalam produksi bahan makanan kita. Tanaman padi kita misalnya,
memerlukan banyak air. Produksi ikan yang kita pelihara di kolam maupun di
peraiaran alamiah, hanya mungkin dengan adanya air. Industri kita juga
memerlukan air, yaitu dalam proses poduksi.
1
Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, yaitu zat yang terlarut, zat yang
tersuspensi, dan makhlik hidup, khusunya jasad renikj di sdalam air. Air
murni ,yang tidak mengandung zat terlarut ,tidak baik untuk kehidupan kita .
Sebaliknya ,zat yang terlarut ada yang bersifat racun. Apabila zat yang terlatrut
zat yang tersuspensi,dan makhlukn hidup dalam air menjadi tidak sesuai untuk
kehidupan kita,air tersebut tercemar
Pencemaran daat berasal dari beberapa sumber. Sumber pencemaran yang
paking utama di negara kita adalah limbah rumah tangga. Apabila tidsk di
tanggulangi,maka dapat menimbulkan masalah yang pelik. Karena itu sendiri
mungkin kita harus memberi perhatian terhadapap jenis pencemaran ini namun
perhatian itu harus sewajarnya saja untuk menghuindarkan terjadinya konveksi
yang emosional.Salah satu carnya dengan mengolah limbah tersebut sebelum di
buang ke muara air atau sebelum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan Pembuatan Makalalah
Adapaun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu
1. Mengetahui ciri-ciri air yang tercemar
2. Mengetahuiciri-ciri air bersih
3. Mengetahui cara mengolah air limbah
4. Mengetahui cara penanggulangan pencemaran khususnya pencemaran air
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll
juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak
dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal
dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien
dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage)
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap
seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air
limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
3
2.2 Pengertian Air bersih
Air bersih itu pengertiannya air yang memenuhi persyaratan untuk
pengairan sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi.
Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.
Pengertian Air Persih:
1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
3. Secara Kimia:
a. PH netral (bukan asam/basa)
b. Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.
c. Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti
memenuhi aturan pemerintah setempat
4
2.3. Parameter Kualitas Air
2.3.1. Kesadahan (Hardness)
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air
berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya
bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air
yang diperlukan bagi ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan
yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai
kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga
merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk
memanipulasi nilai pH.
2.3.2. Alkalinitas
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion
bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga
menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan
dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan
kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air
5
dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat
alkalinitas sedang.
Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai
alkalinitas diatas 20 ppm.
2.3.3. Kapasitas pem-buffer-an
Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga
dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air.
Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah
Kapasitas pem-buffer-an pH.
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan
proses sbb:
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3- CO3
– + 2H+
CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air.
Sedangkan H(+) merupakan sumber kemasaman.
Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan
ke arah kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2). Oleh
karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan
“asam-asaman” artinya menambahkan H+ saja maka (seperti ditunjukan
mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak
kekiri menghasilkan CO2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam
baru ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu
kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri,pH akan kembali bergerak ke
6
angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu pulalah kita masih bisa
menemukan ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan demikian penurunan pH
tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam saja. Untuk
itu, cobalah pula usahakan untuk menurunkan alkalinitasnya. Kalaupun
dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan
dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih dahulu,
seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.
2.3.4. pH
pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air.
Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Sebagai
contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H dalam air tersebut
adalah 0.000001 bagian dari total larutan. Karena untuk menuliskan 0.000001
(bayangkan kalau pH 14) terlalu panjang maka orang melogaritmakan angka
tersebut
2.3.5. Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan
dan phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan
bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida
berfungsi sebagai anestesi bagi ikan. Kadar karbon dioksida tinggi juga
menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida
diperlukan dalam proses pem-buffer-an .
7
Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan, terutama, oleh sistem pem-
buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan CO2 terlaut akan merupakan
hubungan yang tetap. Dengan demikian, salah satu dari parameter tersebut dapat
diatur dengan mengatur parameter yang lain. Sebagai contoh nilai pH dapat diatur
dengan mangatur KH atau kadar CO2. Suatu sistem CO2 injektor, misalnya, dapat
digunakan untuk mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa
apabila nilai pH nya mencapai nilai tertentu. Dalam hal ini KH dibuat tetap. CO2
digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik. Dengan
sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan
berjalan sedemikian rupa disekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2
yang memadai.
2.3.6. Salinitas
Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air.
Dalam pengukuran salinitas turut pula diperhitungkan komponen GH dan KH
disamping bahan-bahan terlarut lainnya seperti natrium. Informasi kadar salintas
sangat penting artinya dalam akuairum laut. Sedangkan dalam akuarium air tawar
mengetahui pH,KH dan GH sudah memadai.
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity),
yaitu rasio antara berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama.
Rasio ini dihitung berdasarkan konidisi suhu 15°C. Pengukuran salinitas dalam
8
kehidupan sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah
dikalibrasikan untuk digunakan pada suhu kamar.
Salah satu komponen salinitas yang tidak tercakup baik oleh KH dan GH
adalah kadar natrium. Beberapa ikan air tawar dapat menerima (toleran) kehadiran
sejumlah kecil natrium dalam bentuk garam. Bahkan sampai tahap tertentu
digunakan sebagak terapi pengobatan akibat parasit seperti ich. Sedangkan
beberapa spesies yang lain sama sekali tidak toleran terhadap garam. Jenis-jenis
ikan tidak bersisik dan corydoras diketahui sangat sensitif terhadap garam
dibandingkan dengan kebanyakan ikan air tawar lainnya (Lina Marlina,
http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf, 2004).
2.3.7 Pentingnya Air Bersih Bagi Kesehatan Kita & Lingkungan
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah
air bersih, persampahan dan sanitasi. Kebutuhan akan air bersih, pengelolaan
sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah
yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan
pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada
saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita.
Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi,
mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar
dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang
9
langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, air
bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti
halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan
selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu
itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini
berbeda tidak sealami dulu dikarenakan oleh polusi tersebut.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan
oleh tangan manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di
perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan
pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di
desa.Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah
tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian
tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita.
Jumlah pencemaran yang sangat masal oleh manusia membuat alam tidak
mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan
kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti
plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin
memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.
Ada beberapa yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran lingkungan
di Air dan di Tanah antara lain :
10
1. Terjadinya erosi dan curah hujan yang tinggi.
2. Banyaknya sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman
penduduk.
3. Menyebarnya zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan
sebagainya.
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-
gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa
organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah
yang kurang baik seperti: pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka, atau
dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara.
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan
penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya
mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia
penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.Terdapat beberapa penyakit yang
ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air
limbah yang kurang baik diantaranya adalah : Diare, Demam berdarah, Disentri,
Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Malaria, Cacingan.
Maka yang harus kita lakukan dalam menanggulangi pencemaran air dan
tanah serta terhindar dari berbagai penyakit adalah pola hidup bersih dan sehat.
Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki
11
standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih
dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas
kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di
sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi
buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan
hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat.
Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan
sekitar rumah yang sehat (Dinas Kesehatan Lampung Selatan,
http://keslamsel.wordpress.com/2008/08/21/pentingnya-air-bersih-bagi-kesehatan-
kita-lingkungan/, 2010)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Air
12
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua
makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Demikian pula
manusia tak dapat hidup tanp air. Kebutuhan air dalam hal ini menyangkut dua
hal. Pertama, air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati dan kedua, air
untuk kehidupan kita sebagai manusia.
Tubuh kita sebagian besar terdiri atas air. Proses kimai yang terjadi dalam
tubuh kita, yaitu yang disebut metabolisme, berlangsung dalam medium air.
Molekul air juga ikutdalam banyak reaksi kimia metabolisme. Air merupakan alat
untuk mengangkut zat dari bagian tubuh yang satu ke bagian lain. Misalnya,
darah, yang sebagian besar terdiri atas air, mengalir ke seluruh bagian tubuh dan
membawa oksigen yang terikat pada sel darah merah ke semua sel dalam tubuh.
Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.
Disamping kebutuhan air untuk kehidupan air untuk kehidupan hayati
secara langsung, air kita perlukanb dalam produksi bahan makanan kita. Tanaman
padi kita misalnya, memerlukan banyak air. Produksi ikan di kolam yang kita
pelihara , maupun peraiaran alamiah, hanya mungkin dengan adanya air. Industri
kita juga memerlukan air, yaitu dalam proses produksi pendinginan mesin dan
untuk mengangkat limbah.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya memerlukan air tidak saja
untuk keperluan kehidupan hayatinya, melainkan juga untuk kehidupan
budayanya. Mandi, mencuci pakain dan mengepel lantai adalah beberapa contoh.
13
Dalam kehidupan keagamaan kita, seringkali kita perlukan air, misalnya untuk
berwudhu.
Baik kualitas maupun kuantitas air harus dapat memenuhi kebutuhan kita.
Si sebagian besar tanah air kita, curah hujan cukup tinggi. Oleh sebab itu dari segi
kuantitas di banyak tempat di negra kita, air tidak masalah, apalagi jika kita dapat
mengelolanya dengan baik. Akan tetapi dari segi kualitas, air bersih kita semakin
memperhatinkan.
Sebenarnya apa itu air bersih? Air bersih dapat diartikan air yang
memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum dan
untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan
kimia, fisika dan biologis. Atau memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
3. Secara Kimia:
a. PH netral (bukan asam/basa)
b. Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.
c. Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti
memenuhi aturan pemerintah setempat.
3.2 Adapun parameter air dapat dikatakan bersih antara lain:
3.2.1. kesadahan (Hardness)
14
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air
berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya
bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air
yang diperlukan bagi ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan
yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai
kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga
merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk
memanipulasi nilai pH.
3.2.2. Alkalinitas
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion
bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga
menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan
dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan
kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air
dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat
alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan
adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm.
15
3.2.3. Kapasitas pem-buffer-an
Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga
dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air.
Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah
Kapasitas pem-buffer-an pH.
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan
proses sbb:
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3- CO3
– + 2H+
CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air.
Sedangkan H(+) merupakan sumber kemasaman.
Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan
ke arah kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2). Oleh
karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan
“asam-asaman” artinya menambahkan H+ saja maka (seperti ditunjukan
mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak
kekiri menghasilkan CO2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam
baru ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu
kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri,pH akan kembali bergerak ke
angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu pulalah kita masih bisa
menemukan ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan demikian penurunan pH
tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam saja. Untuk
itu, cobalah pula usahakan untuk menurunkan alkalinitasnya. Kalaupun
dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan
16
dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih dahulu,
seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.
3.2.4. PH
Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan
laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-
mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan
diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak
untuk menunjang kehidupan mereka.
Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat
basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam
sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan
pH = 7 disebut sebagai netral.
Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila
alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke
nilai semula, dari setiap “gangguan” terhadap pengubahan pH.
Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan
alkalinitas dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka
penurunan pH akan lebih mudah dilakukan.
3.2.5. Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan
dan phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan
17
bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida
berfungsi sebagai anestesi bagi ikan. Kadar karbon dioksida tinggi juga
menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida
diperlukan dalam proses pem-buffer-an .
Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan, terutama, oleh sistem pem-
buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan CO2 terlaut akan merupakan
hubungan yang tetap. Dengan demikian, salah satu dari parameter tersebut dapat
diatur dengan mengatur parameter yang lain. Sebagai contoh nilai pH dapat diatur
dengan mangatur KH atau kadar CO2. Suatu sistem CO2 injektor, misalnya, dapat
digunakan untuk mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa
apabila nilai pH nya mencapai nilai tertentu. Dalam hal ini KH dibuat tetap. CO2
digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik. Dengan
sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan
berjalan sedemikian rupa disekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2
yang memadai.
3.2.6. Salinitas
18
Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air.
Dalam pengukuran salinitas turut pula diperhitungkan komponen GH dan KH
disamping bahan-bahan terlarut lainnya seperti natrium. Informasi kadar salintas
sangat penting artinya dalam akuairum laut. Sedangkan dalam akuarium air tawar
mengetahui pH,KH dan GH sudah memadai.
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity),
yaitu rasio antara berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama.
Rasio ini dihitung berdasarkan konidisi suhu 15°C. Pengukuran salinitas dalam
kehidupan sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah
dikalibrasikan untuk digunakan pada suhu kamar.
Dengan makin meningkatnya kegiatan ekonomi, masalah pencemaran oleh
industri dan limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga juga semakin
meningkat. Kasus pencemaran semakin sering terjadi. Apabila tidak hati-hati
pencemaran ini bisa menyebabkan masalah yang cukup pelik.
Seperti yang telah dijelaskan di atas tadi bahwa, negari kita merupakan
daerah dengan curah hujan yang tinggi, sehingga secara kuantitas pasokan air
yang ada di negara bisa dikatakan cukup banyak, sehingga dibutuhkan
kebijaksannan dalam penggunaannya, sehingga air tersebut bisa kita gunakan
untuk keperlun kita sehari-hari, baik untuk untuk sanitasi maupun untuk
dikonsumsi.
Tapi pada kenyataannya, masih banyak masyarakat ketika musim kemarau
tiba, banyak yang mengalami kekurangan air bersih, contohnya saja di Jakarta,
yang katanya jantungnya negara kita, di sejumlah wilayah, seperti Jakarta Barat,
19
para penyedia jasa toilet umum terkena imbasnya. Bahkan ada beberapa warga
yang tidak mandi selama tiga hari. Penyebabnya adalah ketidakmampuan PT
PAM Paylja dan PT Aerta Air Jakarta untuk mengalirkan air-air ke rumah-rumah
warga. Menurut warga mereka terpaksa membeli air mineral dengan harga yang
tinggu untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Sangat miris di tengah keadaan
negara kita di mana banyak paraa pejabat yang tidur nyenyak tanpa harus
memikirkan kekurangan air, masih banyak masyarakat kita yang masih
kekurangan. Seharusnya ini menjadi perhatian kita bersama sehingga kita bisa
mermanfaatkan sumberdaya yang ada.
Masalahnya sekarang adalah sumber-sumber air yang ada, yang menjadi
harapan untuk sumber air yang bisa dimanfaatkan juga ikut tercemar. Baik karena
ekspoitasi manusia secara berlebihan maupun ulah manusia yang mencemari
sumber-sumber air bersih tersebut.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll
juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak
dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal
dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien
dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage)
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap
seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air
20
limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Setahun lalu di Istambul, Turki di adakan The Fifth World Water Forum.
Dalam laporan in, PBB memberikan gambaran suram tentang kondisi lingkungan
khususnya ketersediaan air ditahun 2050. Dalam laporan ini, akan berkaitan erat
dengan adanya krisis iklim, energi, krisis pangan dan lain-lain. Menurut PBB,
pertumbuhan penduduk merupakan faktor yang sangat mengkhawatirkan yang
mendukung krisis air ditahun 2050, di mana diperkirakan tingkan konsumtifitas
masyarakat dunia terutama air akan meningkat dengan besar, sehingga mereka
mengeksploitsi sumber-sunber air yang ada, tanpa memperhatikan Analisis
Mengenai dampak yang ditimbulkan dari eksploitasi masyarakat tersebut. Selain
itu diperparah juga dengan meninglatnya perubahan lingkungan, seperti tiba-tiba
musim hujan kemarau berkepanjangan, dengan kecendrungan kerusakan yang
sedemikian, kemungkinan terjadinya konflik air bisa saja terjadi secara meluas..
Itu bukan hanya ancaman, tapi itu nyata. Dengan perubahan iklim, akan terjadi
suatu hidrogikal shock yang akan bisa terjadi dalam waktu yang tidak terlalu
lama.
Hannya untuk memperbaikai, atau setidaknya menguarangi, kemungkinan
terjadinya bencana krisis air, diperkirakan diperlukan investasi yang tidak cukup
besar. Ini merupakan potret betapa mahalnya harga yang harus dibayar, karena
ulah manusia yang tidak memperhatikan norma-norma dalam penggunaan SDA,
bukan masalah materi mungkin sekarang yang dipermasalahkan, akan tetapi lebih
kepada punahnya sumber daya, karena keegoisan kita yang berfikir keuntungan
kita semata tanpa berfikir akan ada generasi kita yang akan melanjutkan
21
kehidupan ini. Yang terpinting dari itu semua adalah, sekarang kita harus
menghemtikam setidaknya mengurangi pemakaian air yang tidak sesuai
kebutuhan.
3.3 Pencemaran air dan dampak yang diakibatkan secara umum bisa disebabkan oleh:
3.3.1. Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik
dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat
diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-
buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik,
gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini
tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang
dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena
sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah
anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan
oksigen. Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang
ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling
potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan
deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri.
Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen
secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau
danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan
22
permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya
cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang
menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang
menyebabkan pendangkalan.
3.3.2. Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat
tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat
mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang
pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan
gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang
diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan
ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan
yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida
mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung
konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut
Biological Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan
konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak.
Contohnya ketika di dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung
pemakan ikan kadarnya naik menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai
konsumen puncak.
23
3. 3. 3. Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran
air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan
berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa
suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang
dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan
kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. Karakteristik
limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak,
bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri
yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya
limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga
dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan
asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan
air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu
pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang
dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung
merkurei selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik,
batu baterai, plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih
dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal
dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah
pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai
makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang
kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam
24
tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut
pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/
acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/ mucocutaneous lymph node
syndrome.
Kalau sudah seperti ini masalahnya, yang bisa kita lakuakan untuk mengurangi
pencemaran adalah mengurangi bahkan kalau bisa mencegahnya. Salah satu cara
mengurangi pencemaran air, umtuk keberlangsungan hidup adalah mengolah
terlebih dahulu limbah akan kita buang. Seperti yang kita ketahui bahwa masalah
utama pencemaran air di Indonesia adalah limbah rumah tangga dan limbah
industri.
Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mengolah air yang tercemar antara lain:
a. Pengolahan secara fisik
dapat diterapkan untuk berbagai pengolahan limbah. Dalam pengolahan
limbah secara fisik, polutan akan dipisahkan dengan cara diendapkan.
Hasil yang dicapai sangat terbatas dan memerlukan waktu yang cukip
lama.
b. Pengolahan secara kimiawi
dapat dilakukan dengan menambahkann bahan-bahan kimia kedalam air limbah.
Dalam hal i ni yang sangat penting adalah menentukan jenis-jenis bahan kimia
yang diperlukan. Dalam pengolahan air limbah secara kimiawa, waktu dan area
yang diperlukan jauh lebih kecil dibandngkan pengolahan limbah secara fisik dan
biologi. Zat kimia yang mengandung zat-zat kimia termasuk logam berat, sangat
tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara kimiawi.
25
c. pengolahan secara biologis
Pengolahan limbah secara biologi terutama memanfaatkan keja mikroorganisme.
Polutan yang degradebel merupakan makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu
singkat bakteri akan berkembang biak dan menghabiskan makanan yang ada di
limbah.
Menurut WHO, jumlah air bersih yang harus dipenuhi bagi kehidupan
yang sehat adalah 86,4 liter perkapita/hari, baik untuk memenuhi keperluan
sehari-hari maupun untuk keperluan yang lainnya. Pada prinsipnya air yang di
alam itu tetap, tidak akan merubah jumlahnya.
3.4 Langkah-langkah Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah dengan tujuan untuk dipergunakan kembali, baik
untuk dikonsumsi maupun untuk MCK, biasanya akan memerlukan biaya yang
lebih besar dibandingkan apabila pengolahan air limbah hanya akan dibuang ke
lingkungan.
Pengolahan Limbah rumah tangga
Tujuan utama pengolahan air limbah rumah tangga adalah mengurangi BOD,
partikel tercampur dan membunuh partikel tercampur dan membunuh bakteri
patogen.
26
Diagram pengelohan air limbah rumah tangga
Keterangan:
1. Saringan Kasar
2. Penangkap pasir
3. Penangkap lumpur
4. Pembusuk lumpur
5. Bak aersi
6. Bak kaporisasi
1. Air kotor atau air buangan rumah tangga yang masih segar dialirkan
melewati saringan kasar, ini dimaksudkan agar benda-benda yang
ukurannya besar( potongan kayu, daun, kertas, kain, kaleng, plastik, dan
lain-lain) tertahan.
2. Dari saringan kasar air, dialirkan ke bangunan penangkap pasir. Ukuran
bangunan penagkap pasir ini disesuaikan dengan debit air. Diusahakan
agar air yang mengalir melalui bangunan penangkap pasir mempunyai
27
1
2
23 5 6
4
kecepatan lebih kurang 30 m/skon. Dengan kecepatan 30 m/s ini, pasir
dapat mengendap, akan tetapi benda-benda yang halus(lumpur) dapat terus
terbawa air. Bangunnan penangkap pasir sebaiknya terdiri dari dua
bangunan yang sama dan bekerja secara bergantian. Bila bagian yang satu
telah penuh berisi pasir, maka air limbah dialirkan melaui bagian kedua,
sedang bagian pertama diambil pasirnya, dan demikian pula sebaliknya,
bila bagian kedua penuh berisi pasir, maka air limbah akan dialirkan
melalui bagian pertama, sedangakan bagian kedua diambil pasirnya.
3. Setelah air limbah keluar dari tempat penahan pasir, air limbah dialirkan
melaui bangunan penahan lunpur. Dalam bangunan penahan lumpur,
aliran air limbah harus tenang supaya sebagian besar dari lumput dapat
terendapkan denagn hilangnya atau terpisahnya pasir dan lumpur dari
aliran air limbah, maka BOD air limbah ersebut telah turun lebih kurang
30%. Dengan demikain beban aerasi menjadi berkurang.
4. Lumpur yang sudah terkumpul kemudian di pmpa kebangunan pembusuk
lumpur, dan didalam bangunan pembusuk lumpur, ini dihasilkan gas
metan dan gas karbondioksida. Gas ini dialirkan untuk keperluan rumah
tangga.
5. Air yang keluar dari bak penahan lumpur kemudian diaerasi dengan
menggunakan berbagaimacam cara, disesuiakan dengan kondisi yang ada.
Oksigen diperlukan di dalam proses pengolahan air limbah, khususnanya
air limbah tingkat tinggi. Dengan ditambahkannya oksigen pada air ini,
maka bakteri yang berkembang adalah bakteri aerob dimana akan
memakan kotorsn yang terdapat di dalam air.
28
6. Bila air tersebut ingin dikonsumsi langkah selanjutnya adalah membunuh
bakteri yang ada pada air tersebut salah satunya dengan memberi kaporit,
sehingga bakteri-bakteri yang tidak diinginkan bisa hilang. Bila bakterinya
sudah mati maka air siap untuk digunakan dalam kebutuhan sehari-hari
baik untuk dikonsumsi maupun untuk MCK.
Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita.
Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi,
mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar
dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang
langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, air
bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti
halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan
selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu
itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini
berbeda tidak sealami dulu dikarenakan oleh polusi tersebut.
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas
terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa
organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah
yang kurang baik seperti: pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka, atau
dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara.
29
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan
penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya
mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia
penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Terdapat beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang
baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya
adalah :Diare, Demam berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Malaria,
Cacingan.
Maka yang harus kita lakukan dalam menanggulangi pencemaran air dan
tanah serta terhindar dari berbagai penyakit adalah pola hidup bersih dan sehat.
Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki
standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih
dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas
kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di
sekitarnya juga baik. . Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal
(rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
30
1. Air bersih dapat diartikan air yang memenuhi persyaratan untuk pengairan
sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi.
Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan
biologis,
2. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai,
gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap
kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran,
3. Pencemaran air secara umum dapat di sebabkan oleh: limbah pemukiman,
limbah pertanian, limbah industri
4. Penyebab utama limbah yang mencemari air di perlotaan besar, khusunya
perkotaaan yang ada di Indonesia adalah pencemaran yang di akibatkan
oleh limbah indusrti dan limbah rumah tangga, adapun alternatif untuk
mencegah pencemaran yang meluas adalah dengan mengolah air yang
berisi limbah tersebut sebelum di buang kesumber air ataupun untuk
keperluan konsumsi.
5. Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-
gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta
mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air
limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit.
6. jumlah air semalin hari semalin menipis, maka perlu kebijaksanan dalam
penggunaan air, sehingga krisis air bias di minimalisir.
31
7. Terdapat beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang
baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik
diantaranya adalah :Diare, Demam berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera,
Tiphus, Malaria, Cacingan.
DAFTAR PUSTAKA
Hassler J.W. 1963. Activated Carbon. Chemical Publishing Company Inc. New
York. pp 325-329.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/
penanggulangan-terhadap-terjadinya-pencemaran-air-dan-pengolahan-limbah/
http://www.whosea.org
32
http://keslamsel.wordpress.com/2008/08/21/pentingnya-air-bersih-bagi-kesehatan-
kita-lingkungan/, 2010)
http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf, 2004).
33