MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI
Disusun Oleh:
1. Novi (11150000111)
2. Uswatun Hasanah (11150000088)
3. Fathur Rohmah (11150000133)
4. Sherly Angraini (11150000135)
5. Mandah Lestari (11150000156)
6. Roni Gunawan (11150000171)
7. Nony Saraswati Gendis (11150000194)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA ( STEI )
2015/2016
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………..……. 1
KATA PENGANTAR ……………………………………………….…. 2
DAFTAR ISI .…………………………..…………………………......…. 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………..………………………....... 5
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………….…….. 5
1.3. Tujuan .………………………………………………………….……. 6
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Perspektif Teoritis Keuangan Versi Klasik dan Modern ..………… 7
2.2. Pengertian Uang ………..………………………………………….... 8
2.2.1 Pengertian Uang Menurut Ahli ……………………….………. 9
2.3. Syarat –Syarat Uang ……….……………………………………….. 10
2.4. Jenis – Jenis Uang …………………………………………………. 11
2.5. Sejarah Uang …...………………………………………………...…. 13
2.6 Tahapan –Tahapan Perkembangan Uang …………………………. 15
2.7 Berbagai Macam Uang yang Pernah Berlaku di Indonesia ……….. 20
2.8 Fungsi Uang ……………………………………………………….. 27
2.9 Peranan Uang dalam Ekonomi ……………………………………. 30
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan ……………………………………………………........ 32
3
3.2. Saran ……………………………………………………………..….. 32
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….…. 33
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini uang dalam wujudnya terdiri dari lembaran – lembaran kertas
dan kepingan – kepingan logam yang dicetak dan dicap yang pengaruhnya amat
besar dalam kehidupan manusia. Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai
perananan yang sangat penting. Dengan adanya uang kegiatan ekonomi
masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan oleh masyarakat untuk
membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk
menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Apa yang terjadi jika di dunia
ini tidak ada uang? Tentu manusia menjadi repot. Jika tidak ada uang, kita
mungkin akan membayar iuran sekolah dengan kelapa, beras, ayam, kambing atau
barang lainnya.
Oleh karena itu semakin besar jumlah uang yang diperoleh maka makin
puaslah seseorang karena barang yang diperolehnya akan semakin banyak.
Sistem keuangan modern dengan uang kertas, uang logam, cek, dan kartu kredit
tidak tercipta dalam sekejap mata. Uang sebagai alat pembayaran yang sah tidak
tercipta dalam waktu yang sekejap Diperlukan waktu berabad – abad sampai
orang menemukan sistem keuangan seperti pada zaman modern seperti ini.
Melihat semakin berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di
Negara kita, sangatlah penting adanya lembaga keuangan di Negara kita, entah itu
sebagai tempat menyimpan atau meminjam guna membuka usaha demi
meningkatkan taraf hidup masyarkat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Perspektif teoritis uang versi klasik dan modern
2. Jelaskan pengertian Uang secara umum,fungsi dan hokum,nilai serta secara
tradisional dan modern
3. Jelaskan pengertian uang menurut para ahli
4. Sebutkan syarat-syarat uang
6
5. Sebutkan sejarah uang
6. Berikan contoh perkembangan uang dari tahun ke tahun
7. Jelaskan Fungsi uang.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui fungsi dan
perkembangan bentuk-bentuk uang.
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perspektif Teoritis Uang Versi Klasik dan Modern
Pandangan Klasik
Dalam abad kedelapan belas, para ahli ekonomi mengutarakan kebebasan
Y* dari factor-faktor moneter dalam kaitan dengan teori ekonomi yang
membedakan dengan tajam antara “sector riil ekonomi” dan “sector moneter”.
Pendekatam ini menghasilkan sebuah pandangan tentang ekonomi yang sekarang
disebut dikotomi klasik.
Menurut para ahli ekonomi klasik ini, alokasi sumber daya, dan karenanya
determinasi pendapatan nasional riil ditentukan dalam sector riil. Lebih jauh,
mereka beragumen bahwa harga relatif-lah, termasuk ingkat upah relative dengan
harga komoditi, yang penting untuk proes ini
“Menurut para ahli ekonomi klasik, alokasi sumber daya, dan determinasi
pendapatan nasional riil, bergantung hanya pada harga relative”
Para ahli ekonomi awal ini berpendapat bahwa tingkat harga ditentukan
dalam sector moneter ekonomi. Jika kuantitas uang dilipatduakan, dengan semua
yang sama, maka harga semua komoditi dan pendapatan nasioanal akan berlipat
dua. Harga relative akan tetap takberubah dan sector riil tidak akan terpengaruh.
“Menurut para ahli ekonomi klasik, kenaikan pasokan uang menyebabkan
kenaikan sebanding pada semua harga uang, tanpa perubahan dalam alokasi
sumber daya atau tingkat pendapatan nasional riil.”
Doktrin bahwa kuantitas uang mempengaruhi tingkat harga uang, tetapi
tidak berpengaruh pada bagian riil ekonomi disebut “netralitas uang”. Karena ahli
ekonomi awal percaya bahwa pertanyaan paling penting – Berapa banyak yang
dihasilkan ekonomi? Berapa banyak bagian yang didapat oleh setiap kelompok
7
dalam masyarakat? – terjawab dalam sector riil, mereka berbicara tentang uang
sebagai “selubung” yang dibaliknya menjadi peristiwa riil yang mempengaruhi
kesejahteraan materi.
Pandangan Modern
Kebanyakan ahli ekonomimodern msih menerima wawasan dari para ahli
ekonomi klasik bahwa harga relative merupakan determinan atau penentu utama
alokasi sumber daya dan bahwa kuantitas uang sangat menentukan tingkat harga
absolut. Mereka menerima netralitas uang dalam ekuilibriumjangka panjang
ketika semua kekuatan penyebab perubahan telah berperan sepenuhnya. Akan
tetapi, mereka tidak menerima netralitas uang jika ekonomi menyesuaikan diri
dengan berbagai factor ekonomi yang menyebabkannya berubah, yaitu, jika
ekonomi tidak berada dalam keadaan ekuilibrium jangka panjang. Jadi, mereka
menolak dikotomi klasik.
Uang dan tingkat harga. Para ahli ekonomi modern menekankan bahwa
ada kaitan kuat antara uang dan tingkat harga, khususnya selama jangka waktu
yang panjang, ketika kondisi ekuilibrium jangka panjang cenderung paling
relevan.
2.2 Pengertian Uang
Uang adalah suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dalam berbagai teransaksi dan
berlaku di dalam wilayah tertentu. Demikian pentingnya fungsi uang, sehingga
keberadaan uang di suatu Negara diatur dengan undang-undang.
Dalam ekonomi tradisional uang didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang
dan jasa. Uang seperti ini disebut Uang Barang.
Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
7
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk
pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran.
Selain itu uang juga bisa di artikan berdasarkan porporsinya:
Pengertian Secara Umum
Secara umum uang merupakan alat tukar yang diterima serta
mempermudah proses tukar menukar.
Pengertian Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya uang merupakan benda yang berfungsi sebagai alat
pembayaran.
Pengertian Berdasarkan Hukum
Berdasarkan hukum uang adalah benda yang telah ditetapkan oleh undang-
undang sebagai alat pembayaran yang sah.
Pengertian Berdasarkan Nilai
Pengertian Berdasarkan Nilai
Pengertian uang berdasarkan nilai memiliki pengertian bahwa uang adalah
satuan hitung yang dapat digunakan untuk menyatakan nilai.
Dalam Ensiklopedia Indonesia, uang adalah segala sesuatu yang biasanya
digunakan dan diterima secara umum sebagai alat penukar atau standar penukar
nilai, yaitu standar daya beli, standar uang dan garansi menanggung utang.
2.2.1 Pengertian Uang Menurut Ahli
Beberapa pengertian uang yang dikutip oleh beberapa ahli :
a) Albert Gailort Hart
Dalam bukunya yang berjudul Money Debt And Economic Activity, ia
mendefinisikan uang sebagai suatu kekeyaan yang dimilki untuk dapat melunasi
utang dalam jumlah tertentu dan pada waktu yang tertentu pula.
b) A. C. Pigou
7
Dalam bukunya yang berjudul The Veil Of Money, ia mengatakan bahwa
uang adalah segala sesuatu yang umum digunakan sebagai alat tukar menukar.
c) H. Robertson
Dalam bukunya yang berjudul Money, ia mengatakan bahwa uang adalah
segala sesuatu yang umum di terima dalam pembayaran barang dan jasa.
d) R. S. Sayers
Dalam bukunya Modern Banking, ia menyebutkan bahwa uang adalah
segala sesuatu bagi pembayaran utang.
e) Rollin G. Thomas
Dalam bukunya yang berjudul Our Modern Banking and Monetary
System, ia menyebutkan bahwa uang adalah segala sesuatu yang tersedia dan
umumnya diterima umum sebagai alat pembayaran untuk pembelian barang dan
jasa, serta untuk pelunasan utang.
f) Walker
Ia mendefinisikan uang dengan mengatakan “ Money is what money does“
artinya uang adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu. Dengan kata
lain, uang adalah uang karena fungsinya sebagai uang dan bukan karena fungsi –
fungsi lain.
2.3 Syarat - Syarat Uang
Ada beberapa syarat agar uang dapat digunakan sebagai alat tukar dalam
perekonomian. Baik secara teknis maupun secara psikologis. Berikut ini syarat-
syarat uang.
1. Ada Jaminan
Setiap uang yang diterbitkan harus dijamin oleh pemerintah. Dengan
adanya jaminan dari pemerintah, penggunaan uang untuk berbagai keperluan
mendapat kepercayaan dari masyarakat luas.
2. Diterima Secara Umum (Acceptability)
Artinya uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya, baik
sebagai alat tukar, penimbun kekayaan, atau sebagai standar pencicilan utang.
7
3. Nilainya Stabil (Stability of Value)
Nilai uang harus stabil. Apabila nilai uang naik-turun tidak menentu, orang
pun tidak mau menggunakannya sebagai alat tukar karena ia tidak
memercayainya.
4. Mudah Disimpan (Storable)
Uang harus memiliki fleksibilitas, seperti bentuk fisiknya yang tidak
terlalu besar, mudah dilipat, dan memiliki nilai nominal mulai dari yang kecil
sampai yang besar. Hal tersebut ditujukan agar uang mudah disimpan.
5. Mudah Dibawa (Portability)
Coba bayangkan seandainya berat sekeping uang logam mencapai 1 kg
dan sebesar piring. Orang pasti tidak bisa leluasa membawa uang tersebut ke
mana pun. Oleh karena itu, sebuah uang harus memenuhi syarat mudah
dipindahkan dan mudah dibawa ke mana pun. Artinya, uang harus mudah
dipindahkan dari satu tangan ke tangan yang lain.
6. Tidak Mudah Rusak (Durability)
Orang tentu tidak mau menggunakan uang jika uang tersebut mudah sekali
rusak. Uang harus tahan lama, tidak mudah robek, pecah, atau luntur. Oleh karena
itu, kualitas fisik uang harus betul-betul dapat dipastikan bertahan untuk jangka
waktu yang relatif lama.
7. Mudah Dibagi (Divisibility)
Uang juga harus mudah dibagi ke dalam berbagai nilai nominal, misalnya
Rp100.000,00; Rp50.000,00; Rp1.000,00, dan Rp500,00. Seandainya nilai uang
hanya Rp50.000,00 sedangkan untuk membeli satu kilogram jeruk hanya
dibutuhkan uang Rp5.000,00, bagaimana dengan kembaliannya? Tentu saja hal
tersebut akan menghambat transaksi.
2.4 Jenis – Jenis Uang
a) Menurut bahan pembuatannya
7
Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang
logam dan uang kertas.
1. Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya
dari emas atau perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung
tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah
hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa
mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai:
1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya
berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga
yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau
lima ratus rupiah (Rp. 500,00).
3. Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan
dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya
dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat
ditukarkan dengan semangkuk bakso).
Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai
berdasarkan nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang
terkandung di dalamnya; semakin besar kandungan emas atau perak di
dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini, uang logam tidak dinilai
dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal adalah
nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.
2. Uang kertas
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang
yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan
alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang
7
dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya
(yang menyerupai kertas).
b) Menurut nilainya
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money)
dan uang tanda (token money)
1. Uang Penuh (full bodied money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera
di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan
kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang
terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka
nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
2. Uang Tanda (token money)
Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai
yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk
membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai
intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00
pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
2.5 Sejarah Uang
Pada awalnya, dahulu manusia sama sekali belum mengenal pertukaran
barang (barter) apalagi uang, karena kehidupan saat itu belum sekompleks seperti
sekarang ini. Dengan sangat sederhana sekali, manusia saat itu memenuhi
kebutuhan hidup sendiri-sendiri. Misalnya: Berburu jika lapar, jika butuh pakaian
mereka membuatnya sendiri dengan bahan sederhana seperti kulit dan dedaunan
pohon, jika ingin makan lainnya tinggal pergi ke hutan untuk memetik buah yang
bisa dimakan.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, lama-kelamaan manusia
menghadapi kenyataan bahwa apa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara untuk tukar-
7
menukar barang antara individu satu sama yang lain. Cara seperti ini dikenal
sebagai sistem barter.
Sistem Barter
Sistem barter digunakan cukup lama, berabad-abad. Hingga akhirnya
kehidupan manusia makin kompleks sehingga adakalanya sistem barter
menghadapi kendala seperti sulitnya ketemu dua orang yang mempunyai barang
yang mau ditukarkan satu sama lain. Misal: Si A mempunyai buah dan
membutuhkan ikan, bertemu dengan si B yang mempunyai ikan tetapi tidak
membutuhkan buah, tapi pakaian.
Uang Barang
Menghadapi masalah seperti diatas, maka manusia memikirkan lagi hingga
menemukan solusi yaitu menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.
Benda yang ditetapkan sebagai alat tukar biasanya benda yang bisa diterima
dengan secara umum, seperti misalnya pada orang Romawi dulu menggunakan
garam.
Jika diilustrasikan pada si A dan si B diatas, maka akan terjadi seperti ini:
Si A menemui penghasil garam yang membutuhkan buah, kemudian buah ditukar
dengan garam. Setelah garam dia dapat, barulah menukar garamnya dengan
ikannya si B. Meskipun yang dibutuhkan si B adalah pakaian, tapi si B mau
menerima karena garam sudah ditetapkan sebagai alat pertukaran sehingga
nantinya akan mempermudah si B untuk menukarnya lagi dengan yang ia
butuhkan, yaitu pakaian.
Meskipun alat tukar sudah ditentukan, seiring waktu menemui kendala
juga. Seperti: Tidak mempunyai pecahan nilai sehingga kesulitan menentukan
nilainya, penyimpanan dan pengangkutan (transportation) yang susah, dan mudah
hancur atau tidak bertahan lamanya benda tersebut.
Hingga akhirnya dicarilah benda yang mempunyai syarat-syarat:
Diterima secara umum
7
lebih mudah dibawa, dan tahan lama
Benda tersebut ialah uang logam yang bahan pembuatannya dari emas dan perak.
Pada waktu itu setiap orang yang mempunyai uang logam tersebut berhak
penuh atas uang tersebut. Setiap orang boleh menimbun sebanyak-banyaknya
bahkan boleh untuk menempa atau melebur untuk digunakan perhiasan, sehingga
timbul anggapan bahwa suatu saat jika tukar menukar mengalami perkembangan
yang membutuhkan uang logam dalam jumlah banyak, maka tidak bisa dilayani
karena mengingat emas dan perak jumlahnya terbatas. Lagi pula untuk transaksi
tukar-menukar dalam skala besar, uang logam jumlah banyak juga mempunyai
kekurangan yaitu sulitnya untuk dipindah-pindahkan dari tangan satu ke tangan
lainnya. Sampai akhirnya terciptalah uang kertas.
Tapi, uang kertas yang beredar saat itu merupakan bukti kepimilikan atas
emas atau perak. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu
merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di
pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan
jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan
emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka
menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.
2.6 Tahapan – Tahapan Perkembangan Uang
Kata "money(=uang)" diyakini berasal dari sebuah kuil pemujaan Hera.
Bagi bangsa Romawi kuno Hera adalah dewi yang sering dikaitkan dengan uang.
Berikut ini adalah tahap-taha dalam perkembangan uang dalam sejarah
perekonomian manusia.
A. Tahap Sebelum Barter
Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Apa yang diperolehnya
itulah yangdimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya
B. Tahap Barter
7
Diperkirakan metode barter sudah digunakan sejak 100 ribu tahun yang
lalu. Walaupun demikian tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa transaksi
ekonomi pada masa itu benar-benar tergantung pada metode barter.
Metode barter muncul saat manusia sudah mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri, dan memiliki surplus produksi. Kelebihan produksi inilah
yang memungkinakan mereka untuk bisa menukarnya dengan barang lain yang
mereka butuhkan. Bisa jadi metode ini muncul di zaman perundagian dimana
manusia mulai melakukan pembagian tugas.
Namun pada prakteknya, metode ini memiliki banyak kekurangan
sehingga sulit diterapkan. Kesulitan-kesulitan yang dirasakan antara lain sebagai
berikut :
o Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan
dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.
o Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama
lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
C. Tahap Uang-Komoditas
Manusia tidak langsung menemukan uang sebagai alat tukar. Sebelum
benar-benar memasuki ‘zaman uang’ dan meninggalkan ‘zaman barter’, manusia
menggunakan barang sebagai alat tukar. Barang tertentu yang digunakan sebagai
alat tukar ini dikenal sebagai uang-komoditas (commodity money). Perbedaan
mendasar antara ‘barter barang-dengan-barang’ dengan ‘uang-komoditas’ adalah
adanya kesepakatan penggunaan (generally accepted) suatu barang/komoditas
tertentu sebagai alat tukar. Jenis uang-komoditas yang disepakati biasanya sangat
dipengaruhi persepsi suatu bangsa terhadap nilai barang tersebut. Dengan
demikian uang-komoditas bisa berbeda di tiap wilayah dan bisa berubah seiring
waktu. Barang yang dijadikan uang-komoditas, biasanya merupakan barang yang
tinggi nilainya, sulit diperoleh, memiliki nilai mistik/magis atau berupa barang
kebutuhan dasar yang digunakan sehari-hari.
Banyak jenis komoditas yang pernah digunakan sebagai uang-komoditas
diantaranya: emas, perak, tembaga, kulit kerang, barley, manik-manik, beras,
7
garam, merica, batu-batu besar, ikat pinggang hias, alkohol, rokok, ganja, gula-
gula, dll.
Walaupun uang-komoditas sudah mampu memecahkan beberapa
kekurangan sistem barter, namun ia masih memiliki beberapa kekurangan.
Beberapa kekurangan tersebut diantaranya:
o Perbedaan komoditas yang disepakati sebagai alat tukar dalam suatu wilayah
o Beberapa jenis uang-komoditas, masih ada yang tidak tahan lama, mudah
hancur/rusak atau menurun nilainya.
o Beberapa jenis uang-komoditas masih sulit menyatakan pecahan-pecahan
kecil
o Dalam jumlah besar, uang-komoditas masih membutuhkankanstorage
o Dalam jumlah besar, uang-komoditas menimbulkan masalah transportasi
D. Tahap Uang Logam
Uang-komoditas berupa emas, perak dan logam lainnya, dapat memenuhi
syarat uang yang baik. Mereka memiliki nilai yang tinggi, namun bisa dipecah
menjadi lebih kecil tanpa mengurangi nilainya. Uang logam cenderung tahan
lama, bisa disimpan pada storage yang lebih kecil, mudah dibawa-bawa dan
hampir bisa diterima sebagai alat tukar di wilayah manapun. Pada masa ini setiap
orang berhak menempa, melebur, menjual, memakai dan menyimpannya. Tidak
ada ketentuan tertentu untuk mengatur uang. Hal ini tidak menimbulkan masalah
karena nilai tukar uang dinilai dari nilai instrinsiknya, yaitu nilai sebenarnya dari
kadar dan volume dari uang logam tersebut (full boddied money).
Beberapa peneliti meyakini bahwa uang diciptakan pertama kali di negeri
Cina lebih kurang 2700 SM pada masa Huang (Kaisar Kuning). Namun informasi
lain menyatakan bahwa "Uang logam" pertama kali diproduksi oleh Cina pada
abad 500 SM. Meskipun secara teknis tidak berbentuk koin, bentuk uang logam
tersebut terbuat dari bahan logam, seperti perunggu. Di Di awal penggunaanya
"Koin" ini tidak memiliki standar tertentu dan tidak memiliki jaminan dari otoritas
manapun. Hingga akhirnya Raja Croesus Lydian mengeluarkan koin berupa perak
murni dan emas yang berlaku sebagai alat tukar (560-546 SM). Uang yang
dibuatnya itu memiliki otoritas negara dan jaminan raja. Croesus melarang
7
penggunaan uang lainnya di wilayah Lydian, selain koin tersebut. Croesus pulalah
yang pertama kali menetapkan standar perbandingan nilai koin perak terhadap
koin emas. Inisiatif Croesus inilah yang membawa manusia memasuki ‘zaman
uang’ modern.
E. Tahap Uang Kertas
Manusia memang makhluk yang tidak pernah puas dan tidak pernah
berhenti mempermudah hidupnya. Seiring berjalannya waktu, manusia menyadari
bahwa uang logam memiliki beberapa kekurangan. Walau tidak se-parah uang-
komoditas, uang logam juga sulit di bawa-bawa dalam jumlah besar. Di saat
ekonomi semakin berkembang, kebutuhan emas, perak dan logam berharga
lainnya sebagai alat tukar semakin besar, sedangkan bahan baku yang tersedia
semakin terbatas.
Uang logam bisa menimbulkan masalah saat manusia melakukan transaksi
ekonomi dengan nilai yang cukup besar. Mereka perlu membawa uang logam
yang cukup banyak ke tempat transaksi. Membawa benda berharga dalam jumlah
besar tidak mungkin dilakukan tanpa ‘terlihat’. Selain beresiko, membawa uang
logam dalam jumlah yang cukup banyak membutuhkan biaya yang cukup besar.
Agar uang logam itu tidak ‘memberatkan’ pemiliknya, mereka kemudian
membuat secarik kertas yang menyatakan bukti kepemilikan emas dan perak.
Emas dan perak yang mereka miliki masih disimpan di pandai emas/bank. Surat
tersebut dapat ditukarkan dengan uang logam sewaktu-waktu mereka
membutuhkannya. Maka, untuk melakukan transaksi, mereka tidak perlu lagi
membawa uang logam yang banyak dan berat.
Kertas bukti kepemilikan emas atau perak itu kemudian berevolusi
menjadi uang kertas seperti yang kita kenal sekarang. Penggunaan uang dengan
bahan kertas, tidak lepas dari penemuan kertas di Cina. Bahkan para ilmuwan
percaya bahwa bangsa Cina adalah bangsa yang menggunakan uang kertas
pertama di dunia. Bangsa Cina telah memakai uang kertas sejak abad pertama
masehi, yaitu pada Dinasti T’ang (Song) berkuasa.
F. Tahap Uang di Masa Modern
7
Seiring dengan kemajuan zaman, negara mulai mengatur pembuatan uang
logam dan uang kertas. Uang menjadi simbol dan atribut bagi suatu negara.
Negara memiliki kewajiban menjaga peredaran uang di negaranya dan jumlahnya
harus dikaitkan dengan jumlah cadangan emas yang mereka miliki.
Tahun 1976, ketergantungan pencetakan uang kertas tidak lagi
dihubungkan dengan cadangan emas, tapi dibiarkan menuruti mekanisme pasar.
Setiap mata uang di dunia terjun ke pasar secara bebas, hanya dipengaruhi oleh
faktor permintaan dan penawaran sesuai dengan hukum ekonomi. Jumlah uang
beredar dari suatu negara merupakan jumlah mata uang yang beredar ditambah
jumlah total cek dan tabungan di bank-bank komersial di negara tersebut. Dalam
perekonomian modern, relatif sedikit dari jumlah uang beredar dalam mata uang
fisik.
Pada perkembangan sebelumnya, terlihat bahwa manusia sudah
menggunakan uang fiat dalam kegiatan ekonominya. Masyarakat sudah mengenal
institusi bank untuk menyimpan logam-berharga atau uang-komoditas mereka.
Namun seiring berjalannya teknologi, khususnya teknologi informasi, bank tidak
hanya menyimpan komoditas berharga saja, namun juga menyimpan uang.
a. Uang Bank Komersial
Uang bank komersial atau giro adalah klaim terhadap lembaga
keuangan yang dapat digunakan untuk pembelian barang dan jasa. Sebuah
rekening giro adalah rekening dari mana dana dapat ditarik setiap saat melalui
cek atau penarikan tunai tanpa memberikan bank atau lembaga keuangan
pemberitahuan sebelumnya. Bank memiliki kewajiban hukum untuk
mengembalikan dana yang disimpan di giro segera setelah permintaan (uang
fiat).
b. Uang Elektronik
Saat ini transaksi semakin mudah dilakukan. Manusia tidak perlu
membawa uang tunai saat bertransaksi, cukup dengan melakukan pembayaran
secara elektronik melalui kartu kredit, transfer antar rekening, melalui internet,
serta sms dan telepon seluler (online banking).
Alternatif uang elektronik
7
Mata uang digital mendapatkan momentum yang tepat sesaat sebelum
memasuki abad milenium. Flooz dan Beenz secara khusus diiklankan sebagai
alternatif bentuk uang. Walau begitu umur jenis uang ini tidak begitu panjang.
Sebagian besar mata uang digital hanya uang fiat yang bergerak di media
digital. Namun, protokol seperti Bitcoin memungkinkan uang untuk hanya ada
di dunia maya yang memungkinkan untuk menyelesaikan beberapa
keterbatasan klasik. Belakangan bentuk mata uang baru ini mulai membuahkan
hasil. Uang digital ini memungkinkan pertukaran kekayaan melintasi jarak dan
wilayah. Jenis uang ini masih bisa berkembang menjadi suatu bentuk yang
belum pernah manusia bayangkan sebelumnya.
2.7 Berbagai Macam Uang yang Pernah Berlaku di Indonesia
Indonesia memiliki beragam perbedaan fisik dan nilai nominal uang dari
tahun ke tahun.
a) Uang Kertas
Berikut merupakan gambar gambar uang kertas dari tahun 1946-sekarang yang
pernah berlaku di Indonesia :
7
7
7
7
7
7
b) Uang Logam
7
Sejak kemerdekaan kita, Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk
pecahan uang logam, ada yang terbuat dari nickel, kuningan, alumunium bahkan
yang terbaru berbahan bimetal. Secara keseluruhan Indonesia memiliki 15 jenis
pecahan dari yang terkecil yaitu 1 sen s/d yang terbesar 1000 rupiah.
Pecahan-pecahan tersebut adalah:
1. 1 sen
2. 5 sen
3. 10 sen
4. 25 sen
5. 50 sen (2 jenis)
6. 1 rupiah
7. 2 rupiah
8. 5 rupiah (3 jenis)
9. 10 rupiah (3 jenis)
10. 25 rupiah (2 jenis)
11. 50 rupiah (3 jenis)
12. 100 rupiah (4 jenis)
13. 200 rupiah
14. 500 rupiah (2 jenis)
15. 1000 rupiah ( 2 jenis)
Uang-uang logam ini merupakan uang logam yang dipergunakan sebagai
alat pembayaran yang sah, tetapi selain uang-uang tersebut di atas, Bank
Indonesia juga mengeluarkan uang-uang logam yang terbuat dari perak dan emas
dengan pecahan yang beragam seperti 250 rupiah, 750 rupiah, 2000 rupiah, 5000
rupiah, 10000 rupiah, bahkan ada yang 850 ribu rupiah. Uang logam jenis ini
merupakan uang logam peringatan, dikeluarkan dalam jumlah amat terbatas dan
mempunyai nilai koleksi yang sangat tinggi.
2.8 Fungsi Uang
7
Dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, uang memegang peranan yang
sangat penting. Bahkan uang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan. Sulit membayangkan orang dapat hidup tanpa uang. Dalam sistem
perekonomian, uang mempunyai tujuan pokok, yaitu: memudahkan pertukaran
barang dan jasa, dapat menghemat waktu dan tenaga untuk melangsungkan
perdagangan.
Fungsi uang, berarti kegunaan uang itu bagi setiap orang, organisasi atau
masyarakat yang memilikinya. Fungsi uang yang sedemikian penting itu dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu: fungsi primer, fungsi sekunder, dan fungsi dinamis.
Fungsi Primer (Fungsi Asli)
Fungsi asli uang dapat dibedakan menjadi dua yaitu: uang sebagai alat
tukar umum dan uang sebagai alat satuan hitung atau pengukur nilai.
1. Uang sebagai alat tukar umum ( medium of change)
Dengan uang, seseorang dapat dengan mudah menukarkannya dengan apa
yang dikehendaki dan yang dibutuhkannya. Dalam hal ini, uang mempunyai daya
beli. Uang dapat mempermudah pertukaran barang dan jasa, serta memperlancar
perekonomian. Jadi, uang dapat ditukarkan dengan berbagai jenis barang/jasa
yang diperlukan secara mudah.
2. Uang sebagai alat satuan hitung (unit of account) atau pengukur nilai (standard
of value)
Satuan hitung adalah nilai suatu barang dan jasa yang dinyatakan dengan
uang. Sebagai satuan hitung berarti uang dipergunakan sebagai alat untuk
menunjukkan nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan di pasar dan besarnya
kekayaan yang bisa dihitung berdasarkan penentuan harga barang tersebut. Atau
bahwa uang itu dipakai sebagai satuan untuk mengukur nilai tukar atau harga
barang.
Fungsi Sekunder (Fungsi Turunan)
Dengan adanya fungsi asli uang, muncullah fungsi-fungsi lain yang
disebut fungsi turunan. Fungsi turunan dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Uang sebagai alat pembayaran yang sah (means of payment)
7
Pemerintah menetapkan, bahwa uang itu adalah tanda pembayaran yang
sah. Artinya, uang itu harus diterima sebagai alat pembayaran yang sah. Uang
berfungsi sebagai alat pembayaran yang dapat diterima oleh semua orang.
Misalnya: untuk membayar pajak, gaji, jasa, denda, utang pemberian hadiah,
penghargaan atas prestasi seseorang, pembelian barang, dan lain-lain.
2. Uang sebagai alat untuk menabung
Orang yang mempunyai kelebihan penghasilan dapat menyisihkan
sebagian uangnya untuk ditabung atau disimpan di bank. Menurut J.M. Keynes,
alasan seseorang menabung uangnya dalam bentuk tunai adalah untuk melakukan
transaksi, berjaga - jaga, atau spekulasi. Karena kalau orang ingin menyimpan
atau menabung, maka barang yang disimpan atau ditabung adalah uang.
3. Uang sebagai alat menimbun kekayaan (store value)
Dengan uang seseorang dapat menimbun kekayaan dengan cara membeli
tanah, rumah, kendaraan, dan perhiasan. Dengan uang seseorang akan lebih
mudah menukarkan suatu barang dengan barang lain yang ia kehendaki.
4. Uang sebagai alat untuk menciptakan kesempatan kerja.
Orang dapat menggunakan uang untuk membuka lapangan kerja baru atau
memperluas usahanya. Ia dapat mendirikan pabrik, membuka bengkel, membuka
perkebunan atau usaha dagang. Semua usaha itu dapat menyerap tenaga kerja,
sehingga mengurangi pengangguran. Adanya uang memungkinkan serta
mendorong diadakannya spesialisasi dan pembagian kerja, yang menjadi landasan
meningkatnya produktivitas dan efisiensi kehidupan ekonomi modern. Uang
merupakan lambang kedudukan dalam masyarakat serta dasar kekuasaan
ekonomi. Harapan untuk mendapatkan uang mendorong orang untuk bekerja dan
berusaha.
5. Standar pembayaran utang (standard of deffered payment)
Uang disebut alat pembayaran yang sah, tidak hanya dalam hal jual beli
barang dan jasa, tetapi juga bila tidak ada balas jasa yang langsung diterima.
Misalnya orang membayar pajak kepada negara, melunasi utang, dan membayar
denda.
6. Penunjuk harga
7
Dalam perdagangan barang dan jasa, uang itu ditetapkan sebagai penunjuk
harga untuk satuan barang atau jasa.
7. Alat pembentuk modal.
Jika seseorang atau beberapa orang mendirikan atau sedang menjalankan
perusahaan maka modal perusahaan itu dinyatakan dengan uang.
Fungsi Dinamis
Uang dapat menentukan kegiatan perekonomian terutama dalam kegiatan
moneter dan fiskal di mana kebijakan yang dapat ditempuh oleh suatu negara
maupun oleh seseorang kadang-kadang dipengaruhi oleh beredarnya uang di
masyarakat, sehingga pada gilirannya akan timbul kecenderungan -
kecenderungan terhadap pengaruh naiknya barang-barang atau sebaliknya
mungkin akan berakibat turunnya harga barang-barang tersebut. Sebagai contoh,
kebijakan pemerintah dalam bidang moneter dan fiskal untuk mengatasi inflasi
jelas sebagai akibat dari pengaruh uang secara dinamis, yang mengakibatkan
harga-harga barang kebutuhan pokok naik secara drastis. Sebaliknya, pemerintah
akan melakukan kebijakan terhadap arus beredarnya barang atau jasa di
masyarakat. Dengan demikian, pemerintah selalu berupaya menstabilkan lalu
lintas uang dan barang agar dampak negatif dari fungsi uang secara dinamis dapat
digunakan sebagai salah satu derajat perkembangan perekonomian bangsa secara
positif.
2.9 Peranan Uang dalam Ekonomi
Uang adalah salah satu topik utama dalam
pembelajaran ekonomi dan finansial.Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi
yang kebanyakan membahas tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum
tahun 80-an, masalah stabilitas permintaan uang menjadi bahasan utama karya-
karya Milton Friedman, Anna Schwartz, David Laidler, dan lainnya.
Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini tidak
terlepas dan ditopang sepenuhya oleh uang.tidak ada satu peradaban pun di dunia
7
ini yang tidak mengenal dan menggunakan uang.Kalaupun ada maka
perekonomian dalam peradaban tersebut pasti stagnan dan tidak berkembang.
Peran uang dalam perekonomian bias diibaratkan seperti darah dalam
tubuhmanusia.Tanpa darah ,manusia seakan-akan hendak mati.Kekurangan uang
diibaratkan kekurangan darah yang mengakibatkan gairah hidup yang turun dan
melemah , yang pada akhirnya manusia menjadi sakit-sakitan.Abraham H.Maslow
dalam teori motivasainya menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling
penting adalah kebutuhan fisik.Kebutuhan fisik manusia antara lain barang
dan jasa.Untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa tersebut,cara yang
paling mudah adalanh dengan memiliki sesuatu yang disebut UANG.Karena
uanga adalah seseuatu benda yang diterima dan digunakan secara umum sebagai
alat yang memudahkan proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan manusia
berupa barang dan jasa.Sehingga secara tidak langsung juga dapat dikatakan
bahwa kebutuhan yang paling mendasar dalam perekonomian dan kehidupan
sosialnya adalah uang
Uang yang semula dimaksudkan berfungsi sebagai alat tukar dan standar
satuan nilai ternyata juga berdampak terhadap focus budaya manusia ketika uang
diaplikasikan sebagai properti yang menentukan martabat seseorang di
tengah masyarakat.Dalam sejarahnya peranan dan fungsi uang telah berkembang
secara pesat tanpa mengenal batas ras,bangsa, da Negara sehigga uang telah
memberikan andil yang sangat penting dalam proses perkembangan peradaban
manusia secara global.Aphra Behn seorang dramawan abad ke-17 menulis dalam
bukunya The Rovers”Uang berbicara dalam bahasa yang bias dimengerti oleh
semua bangsa”.
Uang memang benda mati,namun ternyata ia bias mengembalikan
hidup manusia.Ini bisa terjadi jika manusia lupa akan fungsi dan peran uang ysng
sesungguhnya.Dengan uang napas hidup perekonomian suatu Negara dapat
terlihat.Dengan uang manusia bias membeli rasa aman,bersosislisasi,dihargai dan
dihormati.Dengan uang manusia bias mengaktualisasikan dirinya.
7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
7
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka kesimpulan yang diambil dalam
makalah ini adalah :
Uang adalah suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dalam berbagai teransaksi dan
berlaku di dalam wilayah tertentu.
Fungsi uang, berarti kegunaan uang itu bagi setiap orang, organisasi atau
masyarakat yang memilikinya. Fungsi uang yang sedemikian penting itu dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu: fungsi primer, fungsi sekunder, dan fungsi dinamis.
Fungsi Primer (Fungsi Asli). Definisi uang menurut hukum menyebutkan bahwa
uang tidak memuaskan untuk keperluan analisis ekonomi. Alasannya antara lain,
bahwa orang mungkin menolak menerima benda-benda secara hukum yang
didefinisikan sebagai uang dan mungkin bahkan menolak untuk menjual barang
dan jasa kepada mereka yang memberikan alat pembayaran yang sah dalam
pembayarannya.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap pembaca, dan
diharapkan juga semoga makalah ini dapat dijadikan sebagian dari referensi
kepustakaan. Mohon kritikan dan saran jika ada kekurangan dalam isi makalah
yang sederhana ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.informasiku.com/2011/04/uang-definisi-fungsi-dan-jenisnya.html
7
Adrian Sutedi. 2006. Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika.
Henry Campbell Black, Black's Law Dictionary (Sixth Edition), St. Paul Minn.
West
Rindjin, Ketut. 2004. Etika Bisnis; dan Implementasinya. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
7
Top Related