Download - Macam1 askum

Transcript

Macam-Macam Kontrak Kostruksi Berdasarkan Aspek Pembagian TugasBerdasarkan aspek pembagian tugas kontrak kontruksi terdiri dari:1. Kontrak konvensionalPengguna Jasa menugaskan Penyedia Jasa untuk melaksanakan salah satu aspek pembangunan saja. Setiap aspek satu Penyedia Jasa dimana perencanaan, pengawasan, pelaksanaan dilakukan Penyedia Jasa yang berbeda. Oleh karena itu pengawas pekerjaan secara khusus diperlukan untuk mengawasi pekerjaan Penyedia Jasa. bentuk kontrak ini adalah yang paling tua yangdigunakan di Indonesia. Bentuk pembagian tugasnya sederhana sekaliyaitu pengguna jasa menugaskan penyedia jasa untuk melaksanakan suatupekerjaan yang telah dibuat rencananya oleh pihak lain yang diawasi oleh pimpro yang ditunjuk pengguna jasa.Keuntungan kontrak konvensional adalah: Pengguna jasa dalam memberikan pekerjaan sudah dibagi-bagi kepada penyedia jasa khusus (Konsultan Perencana), Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa yang mengerjakan proyek), sehingga pengguna jasa dapat mengurangi banyak keterlibatannya secara langsung kepadaproyek.Kelemahannya adalah: Tambahan koordinasi dari pengguna jasa sehingga menuntut tambahan permintaan staf Pengguna Jasa.Dalam kontrak konvensional terdapat 3 jens kontrak terpisah yaitu:a. Kontrak Perencanaan,b. Kontrak Pengawasan,c. Kontrak Pelaksanaan.

2. Konrak SpelisasiPenggunan jasa menandatangani kontrak dengan beberapa perusahaan spesialis untuk masing-masing keahlian. kontrak konstruksi yang dibagi-bagi berdasarkan bidang pekerjaan khusus atau spesial. Di sini tidak ada satu Penyedia Jasa Utama, tetapi masing-masing mempunyak keahlian khususKeuntungan dari kontrak ini adalah: menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih baik, waktu pelaksanaan pekerjaan bisa dihemat, biaya pekerjaan bisa di hemat, penyedia jasa bisa diganti dengan leluasa jika tidak bagus.Kelemahannya adalah: membutuhkan kualitas pengawasan yang lebih banyak karena ada banyak Penyedia Jasa spesialis.

3. Bentuk kontrak rancang bangun (design construction/built, turn-key)Pemilik hanya menentukan persyaratan-persyaratan yang diinginkan dalam KAK/TOR kepada kontraktor utama untuk nantinya dikembangkan dan dirinci. Kontraktor boleh menunjuk konsultan perencana yang lebih ahli, namun tanggung jawab sepenuhnya tetap pada kontraktor. Sistem kontrak ini dapat meperkecil resiko kesalahan perhitungan harga karena keterlibatan kontraktor dalam proses perencanaan cukup kuat. Dalam bentuk kontrak ini, penyedia jasa bertugas membuat perencanaan yang lengkap dan melaksanakannya dalam suatu kontrak konstruksi. Perbedaan antaradesign construction/built,danturn-keyadalah dari sistem pembayarannya, dimana padadesign construction/builtpembayaran secara term sesuai pekerjaan. Sedangkankey-turnpembayarannya sekaligus setelah pekerjaan selesai. secara teknis istilah rancang bangun (design buildatau design construct)adalahlebih jelas menggambarkan pembagian tugas dalam kontrak tersebut. Kontraktor melaksanakan perencanaan dan pembangunan, perencanaan dapat dilakukan melalui konsultan perencana, tetapi kontrak perencanaan kepada kontraktor bukan kepada pengguna jasa. Selain dapat keuntungan, kontraktor sekaligus juga mendapat bayaran untuk jasa perencanaannya, pembayaran pertermin pengguna jasa tidak lagi menempatkan konsultan pengawas tetapi cukup menunjuk wakil yang fungsi dan tugasnya mengamati jalannya pekerjaan apakah sesuai spesifikasi teknis dan jadwal. Diperlukan jaminan kemampuan membayar dari pengguna jasa yang besarnya senilai kontrak dan masa berlaku selama masa pelaksanaan.Perlu kehati-hatian pengguna jasa dalam memelih kontraktor karena semua aspek pembangunan proyek dipercayakan kepada satu perusahaan. Jadi profesionalisme dan bonafidifitas perusahaan harus benar-benar dipertimbangkan dalam memilih kontraktor. Penyedia Jasa memiliki tugas membuat perencanaa proyek yang lengkap dan sekaligus melaksanakannya dalam satu kontrak konstruksi. Jadi, Penyedia Jasa selain mendapat pembayaran atas pekerjaan konstruksi (termasuk imbalan jasanya) turut pula menerima jasa atas pembuatan rencana/design proyek tersebut. Menurut aspek penugasan design build dan turnkey sama-sama melaksanakan perencanaan dan sekaligus membangun. Contoh penerapan kontrak ini adalah pembangunan rumah untuk tempat tinggal yang baru.Keuntungan dari kontrak Turn Key ini adalah: pengguna jasa tidak menempatkan pengawas di lapangan, tetapi cukup menunjuk wakil (owners representative) yang bertugas untuk analisa risiko, mengamati jalannya pekerjaan apakah sesuai dengan spesifikasi teknis dan jadwal pelaksanaannya.Kelemahannya adalah: Pengguna Jasa harus menyiapkan jaminan pembayaran, minimalsenilai kontrak dan selama proses konstruksi.

4. Bentuk kontrakengineering, procurementdanconstruction(EPC),kontrak yang hampir sama dengan kontrak Design Build/Turn key, yang cenderung dipakai untuk pembangunan pekerjaan-pekerjaan dalam industri minyak, gas bumi, pembangkit listrik dan petrokimia. Penyedia Jasa mendapat Pokok-Pokok Acuan Kerja (TOR) dari pabrik yang diminta, sehingga mulai dari perencanaan/design (engineering) dilanjutkan dengan penentuan proses pemasangan/pengerjaannya (construction) menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.Keuntungannya adalah: yang dinilai tidak hanya selesainya pekerjaan tetapi juga kinerja dari pekerjaan tersebut, Pengguna jasa hanya memberi pokok-pokok acuan tugas yang diminta dan semua proses dari desain sampai pelaksanaan merupakan tanggung jawab penyedia jasa.

5. Bentuk kontrak BOT/BLTKontrak BOT/BLT merupakan pola kerja sama antara pemilik tanah/lahan yang digunakan menjadikan lahan tersebut menjadi satu fasilitas seperti untuk jalan tol, kawasab perdagangan, dan lain-lain. B(build), kegiatan dilakukan oleh investor dimulai dari membangun fasilitas sesuai dengan kehendak pemilik lahan. O (operate), setelah fasilitas selesai dibangun investor diberi hak untuk mengelola dan mengambul hasil dari fasilitas selama kurun waktu tertentu. T (transfrer), setelah masa pngoperasian/konsesi selesai, fasilitas tadi dikembalikan kepada pengguna. Setelah selesai fasilitas dibangun, pemilik fasilitas seolah menyewa fasilitas yang baru dibangun untuk kurun waktu (lease) kepada investor untuk dipakai sebagai angsuran dari investasi yang sudah ditanam atau fasilitas tersebut dapat pula disewakan kepada pihak lain, setelah masa sewa berakhir, fasilitas dikembalikan kepada pemilik fasilitas.

6. Bentuk swakelola (force account)Kontrak swakelola adalah suatu tindakan pemilik proyek yang melibatkan diri dan bertanggung jawab secara langsung dalam pelaksanaan proyek tersebut.Pada proyek yang bersifat swakelola pemilik proyek tidak melakukan kontrak bagi proyek yang akan dilaksanakan, karena pemilik mendanai sendiri, merancang sendiri, melaksanakan sendiri, dan mengawasi sendiri proyeknya. Jelas bahwa ketiga bagian proyek konstruksi berada dalam satu pihak, sehingga pemilik proyek harus mempunyai kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh konsultan dan kontraktor.swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri. Sontohnya: suatu instansi pemerintah melaksanakan suatu pekerjaan dengan mempekerjakan sekumpulan orang dalam dalam instansi itu sendiri, yang member perintah, yang mengasi, dan yang mengerjakan adalah orang-orang dari satu instansi yang sama.Keuntungannya adalah: pemilik proyek merencanakan serta membangun seluruh proyek, menggunakan pegawai dan peralatan sendiri. Kelemahannya adalah : kemungkinan ada reaksi dari pihak luar, keterbatasan sumber daya manusia, memerlukan penghimpunan pegawai, pelatihan dan biaya retensi, kesulitan-kesulitan dalam hubungan pekerjaan konstruksi, kenaikan tanggung jawab untuk tugas-tugas seperti transportasi, logistik, keselamatan dan keamanan.

Sumber :http://www.ilmusipil.com/kontrak-kerja-proyek-konstruksihttp://manajemenproyekindonesia.com/?p=884http://konstruksimania.blogspot.com/2012/10/metode-kontrak-konstruksi.htmlhttp://civilhighway.wordpress.com/2009/05/05/pola-boobot-build-operate-own-build-operate-transfer-dalam-pembangunan-infrastruktur-di-daerah/