10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata adalah mata kuliah yang umum dimiliki oleh satuan
pendidikan setingkat perguruan tinggi sebagai perwujudan dari salah satu dari tiga
isi Tridharma Pendidikan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat. Tiap-tiap
perguruan tinggi tentunya memiliki ketentuan masing-masing dalam pelaksanaan
mata kuliah ini bagi para mahasiswanya, tak terkecuali Universitas Indonesia.
Sejak tahun 2009, Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia, atau yang lebih
ringkas dikenal dengan akronim K2N UI, memfokuskan diri terhadap daerah
perbatasan Indonesia. Dengan semangat sebagai universitas yang menyandang
nama negara dan karena negara kita memiliki wilayah yang begitu luas, dari
Sabang sampai Merauke secara horizontal dan dari Timor sampai ke Talaud
secara vertikal, UI maju bersama para mahasiswanya untuk menjangkau seluruh
wilayah Indonesia, khususnya daerah perbatasan yang seringkali luput dari
perhatian akibat letaknya terpelosok dan sulit dijangkau. Oleh karena itu, melalui
K2N ini, kami sebagai mahasiswa-mahasiswi UI mencoba untuk memberikan
kontribusi kepada bangsa dan negara dengan memberi apa yang kami bisa untuk
saudara kita di daerah perbatasan melalui program-program yang kami usung.
Program-program tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ekonomi Kreatif Berbasis SDA Lokal
2. Intervensi untuk Anak Berkebutuhan Khusus
3. Kampung Berseri
4. Kesehatan untuk Semua
5. Pencerahan Hukum
6. Posyandu Lansia
7. Rumah Kreatif
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Program-program ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di
lokasi berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh tim khusus sebelum
K2N UI ini dimulai.
Di tahun 2012 ini, K2N UI kembali mencoba untuk menjalankan misinya ke
delapan titik perbatasan Indonesia dengan tema ‘Menghalau Batas Negeri,
Menjangkau Keterasingan, Menuju Percepatan Pembangunan’. Salah satu dari
delapan titik tersebut adalah Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang,
Kalimantan Barat, tepatnya di Desa Jagoi dan Desa Sekida, yang merupakan salah
satu titik perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Seperti yang telah kami jelaskan
di paragraf sebelumnya, program-program yang kami bawa telah disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat di lokasi ini. Dengan alasan tersebut, panitia
pelaksana K2N UI tahun ini memutuskan bahwa program yang akan dilaksanakan
adalah Rumah Kreatif, Posyandu Lansia, dan Ekonomi Kreatif Berbasis SDA
Lokal di Desa Jagoi, serta Kampung Berseri, Pencerahan Hukum, dan Kesehatan
untuk Semua di Desa Sekida. Kami merupakan kelompok yang ditugaskan untuk
menjalankan program Rumah Kreatif.
1.1.1 Program Rumah Kreatif
Sesuai dengan namannya, Rumah Kreatif merupakan sebuah tempat yang dapat
digunakan oleh masyarakat perbatasan untuk berkumpul dan bersilaturahmi.
Rumah Kreatif merupakan tempat yang netral, bebas dari intervensi pihak
manapun, dimiliki oleh seluruh warga tanpa batasan usia, dan diharapkan dapat
membuat kesatuan negara di daerah perbatasan semakin kokoh. Disebut sebagai
Rumah Kreatif, karena di rumah inilah warga bebas mengembangkan diri dan
berekspresi dengan berbagai pilihan kegiatan yang diselenggarakan dan dengan
cara yang menyenangkan. Melalui berbagai fasilitas yang tersedia, khususnya
melalui buku-buku, Rumah Kreatif dapat menjadi jendela dunia yang
menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat di luar pendidikan
formal.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Walaupun dalam Rumah Kreatif adalah sebuah tempat, bukan berarti seluruh
kegiatan terpusat di dalam ruangan. Rumah Kreatif dapat pula mengadakan
kegiatan di luar rumah, karena pada dasarnya Rumah Kreatif adalah markas yang
dapat menaungi berbagai kegiatan warga.
Dengan adanya berbagai kegiatan yang diadakan oleh Rumah Kreatif, diharapkan
masyarakat di daerah perbatasan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan mereka. Selain itu, mereka juga dapat menumbuhkan minat untuk
mengenal lingkungan sekitar maupun luar daerah mereka serta sebagai sarana
mengembangkan diri agar mampu menghadapi tantangan dari luar.
1.2 Tujuan Program
Program Rumah Kreatif memiliki tujuan sebagai sarana bagi para warga untuk
mengasah kreativitas warga di berbagai bidang, seperti seni, sains, hingga
olahraga. Rumah Kreatif juga dapat menjadi sarana penyedia informasi melalui
buku-buku yang sarat akan ilmu dan pengetahuan. Selanjutnya, peran Rumah
Kreatif sebagai wadah silaturahmi tentunya dapat meningkatkan kesatuan
antarwarga. Di samping itu, Rumah Kreatif juga menjadi sarana hiburan sekaligus
pembentukan calon-calon pemimpin daerah di masa depan.
1.3 Sasaran
Sesuai tujuan program, sasaran Rumah Kreatif sejatinya adalah seluruh
masyarakat dari berbagai tingkat usia, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Namun, fokus utama program ini tetap pada anak-anak usia sekolah sebagai
peserta program. Hasil survei yang menunujukkan bahwa di desa ini telah ada
sebuah TK menunjukkan bahwa di daerah ini terdapat anak-anak dengan jumlah
yang signifikan yang dapat menjadi sasaran jitu program ini. Sasaran selanjutnya
yang tak kalah penting adalah pemuda usia remaja sebagai kader potensial
penerus Rumah Kreatif agar program tetap berjalan selepas program K2N ini.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
1.4 Program Kerja Rumah Kreatif
Program kerja Rumah Kreatif dibagi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu pra
pelaksanaan, pelaksanaan, dan yang terakhir adalah tahap kaderisasi.
1. Pra Pelaksanaan
Pra pelaksanaan adalah tahap yang kami lakukan sebelum program Rumah Kreatif
dimulai. Kegiatan-kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Observasi dan Sosialisasi
Observasi bertujuan untuk mencari tahu kebiasaan warga serta mencari lokasi
yang tepat untuk markas Rumah Kreatif. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
langkah yang kami ambil adalah dengan berbincang bersama warga sekitar pada
umumnya serta para petinggi desa pada khususnya untuk menggali informasi
sebanyak-banyaknya. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 4 (empat) hari pertama
oleh seluruh anggota program Rumah Kreatif.
Sementara itu, sosialisasi bertujuan untuk menyebarluaskan informasi kepada
warga dusun tentang kehadiran kami beserta program Rumah Kreatif yang kami
usung. Berawal dari berbagai langkah sosialisasi inilah masyarakat dapat
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan-kegiatan Rumah Kreatif ke depannya.
b. Penataan dan Dekorasi
Penataan yang kami lakukan adalah katalogisasi buku-buku serta penataan
ruangan yang akan digunakan sebagai Rumah Kreatif. Selanjutnya, dekorasi yang
kami lakukan adalah pembuatan ornamen untuk menghias Rumah Kreatif
dilanjutkan dengan penempelan ornamen hiasan tersebut, serta poster-poster dan
peta yang telah kami bawa, di dinding Rumah Kreatif. Dua kegiatan ini bertujuan
untuk mempersiapkan fisik Rumah Kreatif semaksimal mungkin agar menarik
dan apik.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
c. Peresmian Rumah Kreatif
Peresmian dilakukan untuk menandai dimulainnya program Rumah Kreatif Jagoi
Babang. Pada peresmian ini, kami mengundang petinggi desa.
2. Pelaksanaan
Segera setelah Rumah Kreatif diresmikan, pelaksanaan kegiatan-kegiatan dimulai.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rumah Baca dan Gedung Bermain
Merupakan kegiatan dasar dari program Rumah Kreatif itu sendiri. Berbagai
logistik yang dibawa dari kampus khusus disediakan untuk kegiatan ini. Bertujuan
sebagai penggerak program Rumah Kreatif sebagai tempat berkumpul, bermain,
dan belajar bagi seluruh warga. Buku-buku yang disediakan terdiri dari bergam
kategori yang diperuntukkan bagi berbagai lapisan usia. Begitu pula permainan
yang ada, yang tidak hanya dapat dimainkan oleh anak-anak namun juga oleh
orang dewasa.
b. Corak Hasta
Kegiatan Corak Hasta meliputi menggambar, mewarnai, melipat kertas, dan
membuat mosaik. Sasaran kegiatan adalah anak-anak dan tujuannya adalah
mengasah kreativitas sekaligus menggali bakat seni mereka.
c. Belajar Bersama
Kegiatan Belajar Bersama meliputi membaca, menulis, wawasan Nusantara, serta
pengenalan Bahasa Inggris. Sasaran kegiatan adalah anak-anak dan pemuda.
Bertujuan memberi muatan akademis dalam wadah Rumah Kreatif dengan
suasana santai yang jauh dari kesan menggurui.
d. Dinding Apresiasi
Dinding Apresiasi adalah dinding-dinding sisi dalam Rumah Kreatif yang
dikhususkan untuk menempel karya para peserta Rumah Kreatif. Sasaran kegiatan
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
adalah anak-anak dan remaja. Tujuannya adalah sebagai bentuk apresiasi terhadap
karya mereka, serta sebagai bentuk motivasi agar mereka tidak berhenti berkarya.
e. Melodi Negeriku
Kegiatan Melodi Negeriku meliputi menyanyi dan melakukan permainan
tradisional, karena permainan tradisional biasanya juga memiliki nyanyiannya
sendiri. Sasaran kegiatan adalah anak-anak dan pemuda. Tujuannya adalah
mengenal dan melestarikan tradisi dan budaya lokal maupun nasional.
f. Kreasi Dongeng
Kegiatan Kreasi Dongeng meliputi dongeng konvensional menggunakan buku
maupun dongeng modern menggunakan media lain seperti film. Sasaran kegiatan
adalah anak-anak dan tujuannya adalah untuk menyisipkan nilai-nilai moral dan
motivasi kepada khalayak muda dengan cara yang menyenangkan.
g. Segar (Sehat dan Bugar)
Kegiatan ini adalah kegiatan olahraga bersama. Olahraga yang dapat dilakukan
adalah voli, bulu tangkis, sepak bola, dan berenang bersama. Kegiatan Segar
tentunya dilaksanakan di luar Rumah Kreatif dengan sasaran seluruh warga
sebagai cara untuk merekatkan diri dengan warga setempat, sekaligus upaya
Rumah Kreatif untuk menjangkau berbagai lapisan usia.
h. Hari Keakraban
Hari Keakraban merupakan ajang silaturahmi kami dengan warga. Sasaran
kegiatan adalah warga sekitar. Kegiatan ini bertujuan untuk merekatkan diri
dengan warga sekaligus merekatakan hubungan antarwarga sendiri.
i. Pentas Rakyat
Pentas Rakyat merupakan program terintegrasi, gabungan seluruh program K2N
UI 2012 yang ditugaskan di titik Jagoi Babang. Pada kegiatan ini, kami
menyatukan warga dari 6 (enam) dusun dan menampilkan beragam pertunjukan
sebagai hasil dari program masing-masing. Pentas rakyat ini kami beri judul
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
‘Jagoi Babang Merah Putih’ dengan jargon ‘Sejuta Cita dan Cinta dalam Satu
Nusantara.’ Kegiatan bertujuan sebagai acara puncak pelaksanaan K2N UI di
lokasi ini.
j. Dokumentasi Budaya
Kegiatan ini merupakan penelitian tentang budaya, khusunya bahasa sebagai salah
satu dari produk budaya. Kegiatan ini kami lakukan sebagai bentuk apresiasi kami
terhadap warga Jagoi Babang yang masih mempertahankan sebagian dari
kebudayaan tradisional mereka. Kami melakukan penelitian bahasa melalui
metode wawancara kepada beberapa warga. Melalui kegiatan ini, diharapkan
dapat dihasilkan kamus mini Bahasa Indonesia-Bahasa Jagoi.
3. Kaderisasi dan Monitoring
Kaderisasi bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program Rumah Kreatif
selepas K2N UI 2012. Sasarannya adalah pemuda yang berpengaruh di dusun.
Monitoring dilakukan untuk mengecek kader dalam melanjutkan program.
Monitoring dapat dilakukan via telepon mengingat Dusun Jagoi Babang sudah
terjangkau sinyal telepon genggam.
1.5 Indikator Keberhasilan Program
1. Rumah Kreatif memiliki sejumlah pengunjung tetap.
2. Memperoleh kader pemimpin yang dapat mengelola serta
mengembangkan keberlanjutan program.
3. Antusiasme warga terhadap keberadaan Rumah Kreatif besar, dilihat dari
partisipasi warga dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan.
4. Adanya rasa memiliki dari warga terhadap Rumah Kreatif, ditunjukkan
dengan kesediaan untuk merawat Rumah Kreatif beserta fasilitas yang ada.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
1.6 Kelompok Rumah Kreatif Dusun Jagoi Babang
Kelompok Rumah Rumah Kreatif Dusun Jagoi Babang terdiri dari 4 (orang)
dengan data dan latar belakang sebagai berikut.
- Febri Hermawan dari Program Studi Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya (FIB), angkatan 2010 sebagai ketua kelompok.
- Anida Nurrahmi dari Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya (FIB), angkatan 2009.
- Syifa Annisa dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Penetahuan Alam (FMIPA), angkatan 2009.
- Lastiti dari Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK),
angkatan 2010.
Selama kegiatan K2N UI 2012 ini kelompok kami didampingi oleh seorang
pendamping lapangan, Irhamni Rahman, S. Hum yang merupakan lulusan
Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas
Indonesia.
1.7 Visi Kelompok
Keberadaan Rumah Kreatif dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan
diharapkan dapat membawa pengaruh positif kepada masyarakat di Desa Jagoi.
Tujuan Rumah Kreatif sebagai basis informasi dan silaturahmi warga akan dicapai
melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Dengan tercapainya tujuan awal
Rumah Kreatif, manfaat akan didapat pula oleh Indonesia se bagai sebuah negara,
karena satu lagi wilayah perbatasan tercerahkan oleh kehadiran K2N UI dengan
berlangsungnya program Rumah Kreatif di sana.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
BAB 2
RUMAH KREATIF DUSUN JAGOI BABANG BABANG
2.1 Lokasi Rumah Kreatif K2N UI 2012-09-22
2.1.1 Keadaan Perbatasan Indonesia
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu
unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman,
perairan kepulauan dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya,
serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung
di dalamnya. Sebagai pemilik wilayah negara, Indonesia berhak melakukan
pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dan lingkungan laut di laut bebas
serta dasar laut internasional yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan hukum internasional. Dalam hal ini, NKRI memiliki
kedaulatan atas wilayah serta memiliki hak-hak berdaulat di luar wilayah
kedaulatannya untuk dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Subbagian
Publikasi dan Dokumentasi Arsip Nasional Republik Indonesia : 1).
Posisi Indonesia yang berada di jalur pelayaran internasional, membuat
Indonesia menjadi negara strategis sehingga membuat bangsa Eropa pada abad
ke-15 melirik dan ingin menguasai Indonesia (nusantara ). Secara geografis,
Indonesia memiliki batas wilayah darat, laut, udara dan batas wilayah negara
secara unilateral. Wilayah darat Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Papua
Nugini, dan Timor Leste. Wilayah laut Indonesia berbatasan dengan Malaysia,
Papua Nugini, Singapura, dan Timor Leste. Wilayah udara Indonesia batasnya
mengikuti batas kedaulatan negara di darat dan di laut dan batasnya dengan
angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan hukum internasional.
Selanjutnya, dalam hal wilayah negara tidak berbatasan dengan negara lain,
Indonesia menetapkan batas wilayah negara secara unilateral berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan hukum internasional (Subbagian Publikasi
dan Dokumentasi Arsip Nasional Republik Indonesia : 1).
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Melihat posisi Indonesia yang strategis ini, dapat dikatakan bahwa daerah
perbatasan memiliki peranan sangat penting bagi kedaulatan NKRI. Daerah
perbatasan menjadi pintu gerbang terdepan NKRI dalam segala aspek kehidupan.
Dapat dibilang wajah Indonesia tercermin dari wajah perbatasana ini. Untuk itu,
peningkatan infrastruktur, perekonomian, SDM, dan segala aspek kehidupan
sangat diperlukan di daerah perbatasan ini.
Peran serta masyarakat juga diperlukan dalam mengelola dan menjaga
kawasan perbatasan. Peran serta masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk
mengembangkan pembangunan kawasan perbatasan dan menjaga serta
mempertahankan kawasan perbatasan. Artinya, kawasan perbatasan seharusnya
tidak hanya memiliki “status” sebagai bagian dari wilayah sebuah negara.
Kawasan perbatasan juga harus dikelola dan dimanfaatkan sedemikian rupa oleh
pemerintah maupun masyarakat yang berada menempatinya.
2.1.2 Kalimantan Barat sebagai Provinsi Perbatasan Indonesia-Malaysia
Propinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau
di antara garis 2o08 LU serta 3005 LS serta di antara 108o0 BT dan 114o10 BT
pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah
Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0o) tepatnya
di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalbar adalah salah
satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang
tinggi.
Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat
termasuk salah satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan
negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan
dengan posisi ini, maka daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya
propinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk
masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalbar dan
Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak - Entikong - Kuching
(Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam
sampai delapan jam perjalanan. Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah
propinsi Kalbar adalah :
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Utara : Sarawak (Malaysia)
Selatan : Laut Jawa & Kalteng
Timur : Kalimantan Timur
Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata
Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan
berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas
Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari
Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke
Timur. Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk Provinsi
terbesar keempat setelah pertama Irian Jaya (421.891 km2), kedua Kalimantan
Timur (202.440 km2) dan ketiga Kalimantan Tengah (152.600 km2).
Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2006 diperkirakan
berjumlah sekitar 4,12 juta jiwa (angka proyeksi), dimana sekitar 2,11 juta jiwa
berjenis kelamin laki-laki dan 2,01 juta jiwa adalah perempuan. Luas wilayah
Provinsi Kalimantan Barat sebesar 146.807 Km2 atau lebih besar dari Pulau Jawa,
maka kepadatan penduduk Kalimantan Barat baru sekitar 28 Jiwa per kilometer
persegi. Kondisi ini tentunya kurang menguntungkan dalam rangka percepatan
pembangunan wilayah khususnya menyangkut pengelolaan Sumber Daya Alam
(SDA) dengan segala potensi dan keragamannya.
2.1.3 Kabupaten Bengkayang sebagai Kabupaten Perbatasan Indonesia-
Malaysia
Kabupaten Bengkayang merupa-kan salah satu kabupaten yang terletak di
sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat. Secara geografis, Kabupaten
Bengkayang terletak di 0033'00" Lintang Utara sampai 1030'00" Lintang Utara dan
108039'00" Bujur Timur sampai 110010'00" Bujur Timur. Secara administrasi
Kabupaten Bengkayang memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :
Utara: Berbatasan dengan Kec. Selakau, Tebas, Sambas, Sejangkung dan
Sajingan Besar (Kabupaten Sambas).
Timur: Berbatasan dengan Serawak Malaysia Timur (Negara Malaysia) dan
Kec. Sekayam (Kab. Sanggau).
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Selatan: Berbatasan dengan Kec. Sungai Kunyit, Toho (Kab. Pontianak), serta
Kec. Menjalin, Mempawah Hulu, Manyuke dan Air Besar (Kab. Landak).
Barat: Berbatasan dengan Laut Natuna dan Pemerintahan Kota Singkawang.
sumber Foto : pnpm-kalbar.org
Situs resmi pemerintah Kabupaten Bengkayang menuliskan bahwa
Kabupaten Bengkayang merupakan Kabupaten yang baru terbentuk berdasarkan
Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1999, Tanggal 27 April 1999. Sebelumnya
merupakan pemekaran dari Kabupaten Sambas yang karena adanya Undang-
undang Otonomi Daerah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom yang terpisah,
yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang. Saat ini
Kabupaten Bengkayang memiliki 17 kecamatan yaitu :
1. Bengkayang,
2. Capkala,
3. Jagoi Babang,
4. Ledo,
5. Lembah Bawang,
6. Lumar,
7. Monterado,
8. Samalantan,
9. Sanggau Ledo,
10. Seluas,
11. Siding,
12. Sungai Betung,
13. Sungai Raya,
14. Sungai Raya Kepulauan,
15. Suti Semarang,
16. Teriak,
17. Tujuh Belas.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Bengkayang adalah sebesar
5.396,30 Km² atau sekitar 3,68 persen dari total luas wilayah Propinsi Kalimantan
Barat. Dilihat dari luas masing-masing kecamatan, Jagoi Babang merupakan
kecamatan yang paling luas di Kabupaten Bengkayang dengan cakupan wilayah
sebesar 655 km2 atau sekitar 12,14 persen dari luas Kabupaten Bengkayang
keseluruhan dan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Capkala
dengan luas wilayah sebesar 46,35 km2 atau hanya sekitar 0,86 persen dari total
luas Kabupaten Bengkayang. Dilihat dari jarak tempuh terjauh dari ibukota
kecamatan ke ibukota kabupaten di Kabupaten Bengkayang, Kecamatan Siding
adalah kecamatan dengan jarak tempuh terjauh, yaitu sekitar 103,68 km disusul
Kecamatan Jagoi Babang dan Kecamatan Sungai Raya.
2.1.4 Kecamatan Jagaoi Babang sebagai Kecamatan Perbatasan Indonesia-
Malaysia
Kecamatan Jagoi Babang merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Kacamatan ini dapat dikatakan
sebagai kecamatan paling tepi dari Kabupaten Bengkayang karena letaknya yang
berbatasan langsung dengan Malaysia di sebelah timurnya. Batas-batas kecamatan
Jagoi Babang menurut data dari Kantor Kecamatan Jagoi Babang tentang Profil
Kecamatan Jagoi Babang Tahun 2012, adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan : Kec. Sajingan
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kec. Siding
Sebelah Barat berbatasan dengan : Kec. Seluas
Sebelah Timur berbatasan dengan : ( Sarawak ) Malaysia
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Gambar 1 Peta Kecamatan Jagoi Babang
(dok. Kecamatan Jagoi Babang)
Kecamatan yang memiliki luas wilayah 655 km2 ini, dihuni oleh 6.948
Jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 3.625 Jiwa penduduk laki-laki dan
3.323 Jiwa penduduk perempuan. Jumlah kepala keluarga yang ada di Kecamatan
Jagoi Babang ini adalah sejumlah 1.679 KK. Dilihat dari luas wilayah dan jumlah
penduduknya dapat dikatakan kepadatan penduduk di Kecamatan Jagoi Babang
adalah 12 Jiwa/Km. Secara administratif, Kecamatan Jagoi Babang terdiri atas 6
(enam) desa, yaitu Desa Jagoi Babang, Desa Sekida, Desa Gersik, Desa Kumba,
Desa Semunying Jaya, dan Desa Sinar Baru (Team Kecamatan Jagoi babang,
2012 : 3).
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Jagoi Babang
(dok. Kecamatan Jagoi Babang)
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Jagoi Babang tentang Profil
Kecamatan Jagoi Babang Tahun 2012, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
masih rendah, begitu pula dengan tingkat sosial ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Selain itu masih Terbatasnya lapangan pekerjaan, serta Aktivitas
perekonomian masyarakat berorientasi pada negara tetangga Malaysia. Terkait
keadaan infrastruktur dasar masih terdapat keterbasan Infrastruktur dasar (Jalan,
Jembatan, listrik, air bersih, irigasi dan telekomunikasi) serta keterbatasan fasilitas
pendidikan dan kesehatan. Di kecamatan jagoi babang ini juga masih terdapat
lahan terlantar ± 40.000 / ha (Team Kecamatan Jagoi babang, 2012 : 3).
2.1.5 Desa dan Dusun Jagoi Babang sebagai Desa Perbatasan Indonesia-
Malaysia
Dusun Jagoi Babang terletak di Desa Jagoi, salah satu dari 6 (enam) desa di
Kecamatan Jagoi Babang. Desa Jagoi sendiri merupakan wilayah yang sudah
maju dibandingkan dengan lima desa lainnya. Terdiri dari 3 (tiga) dusun, yaitu
Jagoi Babang, Risau, dan Sei Take, desa yang merupakan tempat tinggal bagi
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
2494 jiwa1 warganya ini telah memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap dari
tingkat Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas, walaupun tersebar
di tiga dusun yang berbeda. Fasilitas kesehatan pun memadai ditandai dengan
berdirinya sebuah Puskesmas di salah satu dusun di sana. Kegiatan beragama
warga terjamin dengan adanya tempat beribadah untuk agama Islam, Kristen
Katholik, dan Kristen Protestan. Air dan listrik mengalir 24 jam sehari dan jalan
yang yang menghubungkan ketiga dusun di Desa Jagoi pun sudah diaspal.
Dari ketiga dusun di Desa Jagoi, Dusun Jagoi Babang merupakan dusun terluar
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. Fakta tersebut dapat
dilihat dari peta berikut.
2.1.5.1 Infrastruktur Dusun
Infrastruktur yang terdapat di Dusun Jagoi Babang adalah sebagai berikut :
- 1 unit Sekolah Dasar (SD), yaitu SD Negeri Nomor 01 Jagoi Babang.
- 1 unit Taman Kanak-Kanak (TK).
- 1 unit Gereja Katholik, yaitu Gereja Santo Mikhael.
- 1 unit Gereja Protestan, yaitu Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia
(GPIBI) Bukit Henderson.
- 1 unit Masjid, yaitu Masjid Shirotul Jannah.
- 1 unit Gedung Adat.
- 1 unit Kantor Desa (Desa Jagoi).
- 7 unit Jembatan, satu di antaranya adalah jembatan gantung dari kayu.
Selain itu, di Dusun Jagoi Babang terdapat dua buah menara BTS (Base
Transceiver System) dari dua perusahaan penyedia jasa telekomunikasi seluler
yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi bukan lagi merupakan
masalah bagi penduduk Dusun Jagoi Babang khususnya. Telepon seluler bukan
lagi barang mewah di sini dan bahkan tidak sedikit anak-anak memiliki telepon
seluler dengan fitur-fitur canggih.
2.1.5.2 Hubungan dengan Malaysia
1 Data resmi berdasarkan Profil Kecamatan Jagoi Babang Tahun 2012
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Jarak dari Dusun Jagoi Babang ke pasar terdekat di Kecamatan Seluas mencapai
18 km. Namun, dengan keadaan jalan yang mulus dan kendaraan berupa sepeda
motor yang telah umum dimiliki warga, jarak tersebut bukanlah masalah yang
berarti. Selain itu, di dalam dusun terdapat banyak warung yang menjual
kebutuhan sehari-hari sehingga warga tidak perlu sering-sering ke Seluas untuk
berbelanja. Satu fakta yang tidak dapat dipungkiri adalah banyaknya produk
Malaysia yang digunakan oleh warga di sana.
Selain produk, hal yang berhubungan dengan Malaysia yang telah menjadi bagian
Dusun Jagoi Babang adalah waktu dan mata uang. Masyarakat di sini terbiasa
menggunakan dua patokan waktu, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB) karena
secara de jure mereka masih berada di wilayah Indonesia bagian Barat dan waktu
Malaysia yang 1 jam lebih cepat karena secara de facto wilayah mereka memang
sangat dekat ke Malaysia. Untuk mata uang, Ringgit (RM) juga masih diterima
dalam bertransaksi. 1 RM setara dengan Rp.3000,00.
Fenomena perpindahan status kewarganegaraan warga perbatasan
Kalbar menjadi warga negara Malaysia terjadi di Sanggau. Khusus perbatasan
di Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, tidak terjadi hal seperti itu,
meskipun pembangunan infrastruktur masih jauh tertinggal.
Kepala Dusun Jagoi Babang mengungkapkan, semenjak Bengkayang
menjadi kabupaten, warganya baru merasakan enaknya hidup di alam
kemerdekaan. Bahkan sejak masih di bawah wilayah Kabupaten Sambas dan
baru pada akhirnya di tahun 1999 dimekarkan menjadi dua kabupaten.
Namun kini, semua telah berubah setelah Pemda Bengkayang membangun
SMP dan SMA di Jagoi Babang. Anak-anak dapat melanjutkan pendidikan hingga
ke jenjang yang lebih tinggi. Kehidupan sebagai warga perbatasan di antara dua
negara amat sulit dan selalu merasa dianaktirikan, karena kurang
perhatiannya Pemda dalam segala aspek kehidupan.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
2.1.5.3 Keadaan Masyarakat
Suku asli yang menetapi wilayah Jagoi Babang adalah suku Dayak Bedayuh.
Keunikan yang dimiliki oleh Dayak Bedayuh adalah hanya terdapat di Jagoi
Babang untuk di Indonesia dan sisanya terdapat di Malaysia. Hal ini membuat
kekerabatan Orang Jagoi dengan Malaysia begitu erat karena walaupun berbeda
bangsa, mereka masih memiliki hubungan kesukuan.
Dayak Bedayuh merupakan salah salah satu subsuku Dayak yang berdiam di
Provinsi Kalimantan Barat. menurut cerita lisan mereka berasal dari Tamong
(sebuah kampung di Gunung Niut) kemudian menyebar ke Sungkung, Kemudian
menyebar ke Bau (Malaysia) dan akhirnya ke Jagoi.
Walaupun data dari kecamatan mengatakan bahwa keadaan ekonomi dan
kesejahteraan warga di Kecamatan Jagoi Babang secara keseluruhan cenderung
rendah, kami menemukan bahwa keadaan di Dusun Jagoi Babang telah berada
pada taraf yang cukup baik dengan tingkat keamanan yang relatif tinggi. Tingkat
keamanan suatu daerah berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan warganya.
Keamanan daerah menunjukkan tidak adanya kesenjangan sosial yang berarti. Hal
inilah yang kami temukan di Dusun Jagoi Babang .
Di sektor pendidikanlah kami menemukan beberapa masalah yang memerlukan
perhatian khusus. Data pada Profil Kecamatan Jagoi Babang Tahun 2012 dengan
tegas menyatakan rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan hal ini
sedikit banyak tercermin dari keadaan pendidikan dasar di sana. Tinggal kelas
merupakan hal yang biasa terjadi begitu juga putus sekolah yang bukan karena
masalah ekonomi namun lebih karena masih kurangnya kesadaran akan
pentingnya pendidikan. Budaya merokok dan minuman keras yang masih kuat di
sini pun menjadikan sekolah sebagai wilayah yang tidak sehat karena masih dapat
dengan mudah terkontaminasi dua hal tersebut.
Selanjutnya, sebagai penerus Dusun Jagoi Babang ke depannya, pemberdayaan
pemuda menjadi penting. Telah terdapat dua kelompok besar pemuda di bawah
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
naungan gereja, yaitu Orang Muda Katholik (OMK) dan Muda-Mudi Protestan
(MMP). Peran dan integrasi dari kedua organisasi inilah yang perlu diperkuat.
Selama berada di Dusun Jagoi Babang Babang, kami tinggal di rumah warga.
Kami berempat ditempatkan di dua rumah yang berbeda, yaitu di rumah Keluarga
Edi dan rumah Keluarga Sudibyo.
2.2 Deskripsi Kegiatan
Kami berada di Dusun Jagoi Babang selama hampir empat minggu, tepatnya sejak
Minggu malam, 24 Juni 2012 hingga Jumat siang, 20 Juli 2012. Seminggu
pertama adalah tahap pra pelaksanaan, dua minggu berikutnya adalah tahap
pelaksanaan, dan 5 hari terakhir adalah tahap kaderisasi dan monitoring.
Tabel 1. Waktu dan kegiatan program kerja Rumah Kreatif :
Tanggal Kegiatan Inti/ Pokok
26/06/201
2Observasi dan Sosialisasi
27/06/201
2Katalogisasi Buku
28/06/201
2Sosialisasi di Kecamatan
29/06/201
2Sosialisasi ke Skertaris Desa, KOSTRAD, dan Kepala Dusun
30/06/201
2Fiksasi Program, Berbincang dengan Pengurus Gedung Adat
01/07/201
2Penataan dan Dekorasi
02/07/201
2
Grand Launching Rumah Kreatif, Berkenalan, Corak hasta
(Menggambar Cita-cita dan Origami), Rumah Baca
03/07/201
2
Rumah Baca, Belajar Bersama (Belajar menulis karangan dan
Belajar Bahasa Inggris)
04/07/201 Rumah Baca, Permainan Nusantara, Persiapan Pesta Rakyat
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
2
05/07/201
2Rumah Baca, Kreasi Dongeng dengan media Film dan Buku
06/07/201
2Rumah Baca, Latihan Pentas dalam Pesta rakyat
07/07/201
2Segar (Lomba Volly untuk umum)
08/07/201
2Kumpul Pemuda desa
09/07/201
2
Rumah Baca, Corak hasta (mozaik dan mewarnai), Final Lomba
Volly
10/07/201
2
Rumah Baca, Belajar Bersama (Belajar menulis dikte), Wawasan
Nusantara
11/07/201
2Rumah Baca, Mewarnai, Latihan untuk pentas rakyat.
12/07/201
2Rumah baca
13/07/201
2Rumah baca, Geladi Bersih Pentas rakyat
14/07/201
2Pentas rakyat (Jagoi babang Merah Putih)
15/07/201
2Perpisahan dengan anak-anak rumah kreatif
16/07/201
2Monitoring kader
17/07/201
2Monitoring kader
18/07/201
2Monitoring kader
2.2.1 Pra Pelaksanaan
2.2.1.1 Observasi dan Sosialisasi
Observasi dan sosialisasi dilakukan pada tanggal 26, 28, 29, dan 30 Juni 2012.
Informasi yang kami peroleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
a. Survei ke SD Negeri 01 Jagoi Babang pada 26 Juni 2012
Di sini kami menemui dewan guru di ruang guru sekaligus menemui anak-anak
yang dikumpulkan di lapangan untuk mendengarkan pengumuman tentang Rumah
Kreatif. Informasi penting yang kami peroleh di sini adalah sebagai berikut.
1. Sekolah yang terletak di Dusun Jagoi Babang adalah sebuah SD, yaitu SD
Negeri Nomor 01 Jagoi Babang, dan sebuah TK.
2. Jumlah murid SD Negeri 01 Jagoi Babang pada tahun ajaran 2011/2012
adalah 188 orang.
3. Tidak semua anak yang bersekolah di SD ini bertempat tinggal di Dusun
Jagoi Babang , bahkan ada anak yang tinggal di Serikin, Malaysia.
4. Sudah tidak terdapat tren menyekolahkan anak di Malaysia, karena
fasilitas yang tersedia di Indonesia, khususnya di titik perbatasan
Kecamatan Jagoi Babang, sudah cukup memadai.
5. Pada hari Rabu, 26 Juni 2012, diadakan lomba olahraga antar SD di SD
Negeri 08 Risau.
6. Pembagian rapor dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Juni 2012 dan siswa-
siswi libur sampai hari Senin, 16 Juli 2012.
b. Survei ke Gedung Adat Desa Jagoi Babang pada 26 Juni 2012
Di sini, kami menemui perwakilan dari mahasiswa Akademi Keperawatan
(Akper) Bethesda Serukam yang kebetulan juga tengah melakukan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di titik K2N kami dan selama kegiatan tersebut menginap di
Gedung Adat ini. Gedung Adat telah diproyeksikan oleh pihak desa sebagai lokasi
Rumah Kreatif. PKL mahasiswa Akademi Keperawatan ini akan berakhir pada
hari Minggu, tanggal 1 Juli 2012.
Untuk ruangan, Gedung Adat sebenarnya hanya terdiri dari satu aula besar yang
biasa digunakan untuk pertemuan warga maupun upacara adat. Para mahasiswa
Akper memodifikasi ruangan ini dengan membangun bilik dari triplek dan kayu di
ujung kiri aula untuk kamar tidur mahasiswi. Belum jelas apakah bilik tersebut
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
akan dipermanenkan atau akan dibongkar setelah para mahasiswa Akper ini
meninggalkan Gedung Adat.
c. Survei ke Gereja Protestan Bukit Hendersen pada 26 Juni 2012
Di sini kami menemui pendeta gereja, Bapak Michael, untuk mensosialisasikan
program Rumah Kreatif kepada pihak gereja. Hal ini kami lakukan karena di sini
gereja adalah tempat berkumpul warga di mana pengumuman-pengumuman
penting biasa disampaikan. Bapak Michael sendiri sebenarnya bukan penduduk
asli Jagoi, melainkan berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Sudah hampir dua
tahun beliau ditugaskan untuk menjadi gembala bagi umat Kristen Protestan Jagoi
Babang. Fakta ini menunjukkan bahwa warga Jagoi terbuka terhadap pendatang.
d. Survei ke Komunitas Voli pada 26 Juni 2012
Komunitas Voli yang kami maksud di sini adalah sekumpulan warga yang
bermain voli di lapangan yang terletak di samping Gedung Adat. Kegiatan
olahraga voli biasa dilakukan warga pada sore hari. Di sana, warga berkumpul
untuk bermain bersama, tidak peduli gender maupun usia. Survei ini kami lakukan
terkait program Segar dan Lomba Voli.
e. Pertemuan dengan Bapak Camat pada 28 Juni 2012
Pertemuan ini dikoordinasikan oleh pembimbing lapangan kami, Irhamni
Rahman, S. Hum, untuk memperkenalkan K2N UI sekaligus mempresentasikan
program kerja yang telah kami susun. Dari pertemuan ini, kami mendapat
masukan dari Bapak Camat berupa alternatif lokasi Rumah Kreatif jika Gedung
Adat tidak bisa dipermanenkan, yaitu Balai Desa atau Mess milik Pemda.
f. Berbincang dengan Sekretaris Desa (Sekdes) pada 29 Juni 2012
Untuk pendekatan terhadap pihak desa, kami memilih untuk membuka jalur
melalui Sekdes. Alasan kami adalah karena Sekdes yang bernama Dedeng ini
seusia dengan kami, sehingga lebih mudah dan lebih santai dalam berkomunikasi.
Selain itu, beliau juga lebih mudah ditemui karena bertempat tinggal di Dusun
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Jagoi Babang Babang, dibandingkan dengan Kepala Desa yang bertempat tinggal
di Dusun Risau.
Dari perbincangan ini kami memperoleh informasi berikut ini.
1. Selain Sekdes, ternyata Dedeng juga ketua OMK (Orang Muda Katolik),
sehingga dalam pertemuan ini secara tidak langsung kami juga telah
mensosialisasikan kegiatan ke pihak gereja Katolik.
2. Mengenai kader yang juga telah kami singgung dalam pertemuan ini,
Dedeng mengatakan bahwa warga desa terkenal cuek dan pemuda di sini
tidak terbiasa untuk bekerja secara sukarela.
3. Dedeng mengatakan bahwa perpustakaan yang akan dibuka di Balai Desa
nanti akan diurus oleh beliau dan secara tersirat beliau menyatakan dapat
membantu keberlangsungan Rumah Kreatif nantinya.
g. Berbincang dengan Pengurus Gedung Adat pada 26 dan 30 Juni 2012
Meskipun pihak desa telah meyakinkan kami bahwa kami dapat menggunakan
Gedung Adat untuk program, kami merasa perlu untuk berbicara langsung dengan
Pengurus Gedung Adat langsung, yaitu Bapak Ahau. Di sini kami juga meminta
izin untuk mempermanenkan bilik di dalam Gedung Adat buatan mahasiswa
Akper sebagai markas Rumah Kreatif. Permintaan ini mendapat sambutan positif,
sehingga kami tidak perlu lagi khawatir mengenai lokasi dan perizinannya.
h. Berkunjung ke Pos KOSTRAD Lintas Batas RI-Malaysia pada 29 Juni
2012
Kunjungan ini merupakan berntuk observasi terkait masalah pemberdayaan
pemuda, karena di sini pihak KOSTRAD-lah yang berperan dalam kegiatan
kepemudaan, khususnya untuk kegiatan olahraga bersama. Informasi yang
berhasil kami kumpulkan dari kunjungan ini adalah sebagai berikut:
1. Warga di sini sudah seperti masyarakat perkotaan yang tingkat
individualitasnya cukup tinggi. Tidak mudah untuk mendekati mereka.
2. Olahraga adalah jalur yang dapat mengantarkan kami untuk mendekati
warga, khususnya pemuda desa.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
3. Perlombaan olahraga yang sesuai dan memungkinkan adalah voli. Sepak
bola dapat menjadi alternatif, tetapi voli tetap pilihan utama karena
digemari oleh seluruh warga.
4. Berkumpul di warung untuk merokok, minum-minum, bahkan
mengonsumsi narkoba sudah menjadi hal biasa bagi warga di sini dan
bukan merupakan sesuatu yang dapat kami intervensi.
i. Berkunjung ke Kediaman Kepala Dusun pada 29 Juni 2012
Kepala Dusun Jagoi Babang sangat sulit ditemui karena beliau bertempat tinggal
di perbatasan. Akhirnya, kami berkesempatan mengunjungi kediaman beliau pada
tanggal 29 Juni 2012 untuk memperkenalkan diri sekaligus program yang kami
usung. Ternyata walaupun kami belum pernah bertemu sebelumnya, Bapak
Kepala Dusun sudah memiliki daftar lengkap nama-nama kami serta telah
mengetahui secara singkat program Rumah Kreatif yang akan dilangsungkan di
Gedung Adat. Kunjungan pun berjalan singkat.
2.2.1.2 Penataan dan Dekorasi
Penataan dan dekorasi ruangan Rumah Kreatif baru dapat dilaksanakan setelah
teman-teman dari Akper selesai melaksakan PKL pada tanggal 1 Juli 2012.
Sebelumnya, pada 27 dan 28 Juni 2012, kami mempersiapkan diri dengan
membongkar dan mengatur logistik khususnya buku-buku bacaan serta membuat
sendiri hiasan untuk dekorasi Rumah Kreatif.
Peralatan yang dibutuhkan untuk membuat hiasan-hiasan tersebut adalah kertas
lipat, karton, pensil, tali raffia, gunting, dan cutter. Dari bahan-bahan tersebut
kami berhasil membuat orang-orangan dari karton, tulisan Rumah Kreatif, 26
model huruf kapital maupun huruf kecil, model angka dari 0-9, serta berbagai
bentuk lain untuk menghiasi interior Rumah Kreatif
Pada 1 Juli 2012, kami memulai memindahkan logistik ke lokasi pada siang hari.
Berkardus-kardus buku dan perlengkapan lainnya kami pindahkan dari kediaman
kami selama satu bulan kegiatan K2N UI 2012 ini, yaitu rumah Keluarga Edi dan
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Keluarga Sudibyo, ke Gedung Adat. Kehadiran kami membawa berkardus-kardus
barang ke Gedung Adat cukup menarik perhatian warga.
Kami melakukan penghitungan dan katalogisasi buku-buku. Dari kegiatan ini
diketahui bahwa buku yang kami peroleh total berjumlah 400 buah. Katalogisasi
yang kami lakukan tidak mengikuti apa yang telah diajarkan oleh rekan kami dari
Program Studi Ilmu Perpustakaan, tetapi kami buat lebih sederhana karena
keterbatasan waktu dan tenaga.
2.2.1.3 Peresmian Rumah Kreatif
Rumah Kreatif diresmikan pada tanggal 2 Juli 2012 pukul 9.00 WIB oleh Dedeng,
Sekdes Jagoi Babang. Beliau memberikan sambutan dan sebagai simbolisasi
dibukanya Rumah Kreatif, dilaksanakan dengan pemotongan pita yang terbuat
dari tali dan kertas krep warna-warni. Acara peresmian juga dihadiri oleh Humas
Desa Jagoi Babang, Bapak Jimou, serta peserta yang terdiri dari anak-anak dan
remaja yang sudah tidak sabar untuk memulai kegiatan di Rumah Kreatif. Jumlah
peserta yang hadir menyentuh angka 70.
Gambar 2 Suasana Peresmian Rumah Kreatif
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
(dok. Kelompok Rumah Kreatif Jagoi Babang)
2.2.2 Pelaksanaan
Rumah Kreatif dibuka setiap hari Senin-Jumat pukul 9.00-11.30 WIB kemudian
dilanjutkan pukul 13.00-16.00 WIB. Untuk akhir pekan, Rumah Kreatif tutup
karena kegiatan difokuskan untuk kegiatan luar ruangan.
2.2.2.1 Rumah Baca dan Gedung Bermain
Rumah Baca dan Gedung Bermain adalah kegiatan yang menjadi fokus utama dari
program Rumah Kreatif. Sebagai Rumah Baca, terdapat koleksi buku sejumlah
400 eksemplar yang dapat dibaca di tempat oleh pengunjung. Sebagai Gedung
Bermain, Rumah Kreatif memiliki dua set congklak, dua papan catur, dan
sepasang raket bulu tangkis beserta koknya.
Temuan Lapangan
Kami menemukan bahwa fungsi Rumah Kreatif sebagai Gedung Bermain lebih
berkembang ketimbang sebagai Rumah Baca, dikarenakan minat baca pengunjung
masih kurang, sementara minat bermain mereka sangat tinggi. Oleh karena itu,
fungsi sebagai Rumah Baca kami coba optimalkan melalui kegiatan-kegiatan lain
yang akan kami paparkan selanjutnya.
Dari banyaknya judul dan jenis buku yang tersedia, tentunya ada buku-buku yang
menjadi favorit. Anak-anak menyenangi buku-buku dengan label majalah anak,
aktivitas, dan komik, sementara remaja lebih memilih novel dan kamus Bahasa
Inggris.
2.2.2.2 Corak Hasta
Corak Hasta merupakan payung besar dari sub-sub kegiatan berikut.
a. Menggambar Cita-cita
Merupakan kegiatan pertama di hari pertama diresmikannya Rumah Kreatif pada
tanggal 2 Juli 2012. Kegiatan dimulai dengan pendahuluan berupa perkenalan diri
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
tiap-tiap peserta yang hadir beserta cita-cita mereka. Kami mencoba untuk
menyemangati mereka dalam menggapai cita-cita dengan mengajari mereka
‘Tepuk Pandu Positif’ (terlampir). Selanjutnya, mereka kami organisasikan untuk
duduk rapi dan menyebar. Kami membagikan selembar kertas gambar ukuran A4
dan meminta mereka untuk menggambar sesuatu yang berhubungan dengan cita-
cita mereka di kertas tersebut.
Jumlah peserta yang mencapai 70 orang lebih membuat kami kesulitan untuk
menertibkan mereka. Cara yang kami gunakan untuk mengatasi hal ini adalah
dengan mengajari mereka ‘Tepuk Diam’ (terlampir). Namun, alat menggambar
yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah peserta yang hadir. Hanya tersedia 5
set krayon dan 1 set pensil warna isi 12. Banyak anak yang tidak mendapatkan
krayon dan pensil warna. Sebagai alternatif, kami memberikan pensil biasa.
Konsekuensinya, terdapat banyak gambar yang seadanya dan tidak diwarnai sama
sekali.
Temuan Lapangan
Fakta yang kami temukan dari kegiatan ini adalah tidak semua anak mampu
menggambar cita-cita mereka. Usia turut memengaruhi tingkat kemampuan anak
dalam menggambar. Namun, hal yang tidak bisa dipungkiri adalah bakat. Dari
kegiatan inilah mulai terlihat anak-anak yang memiliki bakat lebih dalam
menggambar.
Cita-cita mereka bervariasi namun cenderung berpola mengikuti teman-teman
mereka. Profesi yang menjadi cita-cita mereka adalah sebagai berikut.
- Dokter
- Guru
- Perawat
- Tentara
- Polisi
- Pemain bola
- Pilot
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Keterbatasan alat gambar, kesulitan untuk mengayomi seluruh anak, serta kurang
mampunya mayoritas anak untuk menggambar cita-cita mereka, memaksa kami
untuk membebaskan mereka menggambar apapun yang mereka inginkan.
Hasilnya, kebanyakan menggambar rumah dan pemandangan alam.
b. Melipat Kertas
Merupakan kegiatan kedua di hari pertama Rumah Kreatif tanggal 2 Juli 2012.
Menggunakan media berupa kertas lipat berwarna. Setiap anak mendapat
selembar kertas. Pada pelaksanaan kegiatan ini, pembagian kelompok kecil
berdasarkan kelas telah dijalankan. Materi melipat kertas yang diajarkan pun telah
disesuikan dari yang paling mudah hingga yang paling sulit.
- Untuk prasekolah-1 SD membuat rumah.
- Untuk kelas 2-3 SD membuat ikan paus.
- Untuk kelas 4 SD membuat dompet.
- Untuk kelas 5 SD membuat wadah 4 ruang.
- Untuk kelas 6 SD membuat burung bangau.
Temuan Lapangan
Ini merupakan pengalaman pertama mereka menggunakan kertas lipat berwarna.
Mereka bahkan meminta kerta lebih untuk belajar melipat kertas lagi di rumah.
Dari hasil perbincangan selama kegiatan berlangsung, kami mengetahui bahwa
pelajaran keterampilan seperti ini tidak diajarkan di sekolah.
c. Membuat Mosaik
Dilakukan pada pagi hari di tanggal 9 Juli 2012. Menggunakan media berupa
kertas lipat beraneka warna yang telah digunting kecil-kecil, pola pada selembar
kertas berupa nama mereka masing-masing, dan lem kertas.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Gambar 3 Hasil Mosaik
(dok. Kelompok Rumah Kreatif Jagoi Babang)
Temuan Lapangan
Kegiatan yang semula diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama
ternyata selesai dalam waktu singkat karena anak-anak semangat dan tekun dalam
membuatnya. Kegiatan ini juga mampu meningkatkan jumlah pengunjung usia
SMP dan menyebabkan lem habis dalam waktu singkat.
Inovasi dan kreasi anak mulai terlihat dengan menciptakan pola lain untuk
dijadikan mosaik, selain pola utama berupa nama mereka.
Semua hasil mosaik yang ada kami tempel di dinding Rumah Kreatif sebagai
bentuk apresiasi terhadap hasil karya mereka. Ini adalah satu-satunya hasil
kegiatan Corak Hasta yang kami pajang tanpa melalui proses seleksi.
d. Mewarnai dan Menggambar Bebas
Mulai minggu kedua, kami mulai membebaskan peserta yang hadir ke Rumah
Kreatif untuk melakukan hal yang mereka inginkan dan ternyata banyak memilih
untuk menggambar dan mewarnai. Media yang digunakan adalah kertas HVS
untuk menggambar atau mewarnai pola yang kami buatkan untuk mereka serta
alat pewarna berupa krayon dan pensil warna.
Temuan Lapangan
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Anak-anak yang suka menggambar dan mewarnai memanfaatkan kegiatan ini
untuk membuat karya sebanyak-banyaknya, karena gambar yang bagus akan
dipajang di dinding. Kegiatan mewarnai merupakan salah satu kegiatan yang
paling diminati oleh anak-anak, tetapi tetap dapat dibedakan mana yang suka
menggambar maupun mewarnai dan mana yang benar-benar memiliki bakat di
bidang ini. Gambar yang umum dibuat adalah gambar rumah, pemandangan,
bunga, dan gambar-gambar yang mereka contoh dari buku yang mereka baca.
Terdapat fakta unik ketika kegiatan tersebut dilaksanakan. Fakta tersebut adalah,
ketika ada seseorang yang menggambar atau mewarnai suatu pola tertentu,
misalnya ikan, maka anak-anak yang lain akan mengikutinya, menggambar dan
mewarnai gambar ikan juga.
e. Menggambar Wajah Teman
Kegiatan dilakukan pada siang hari di hari Selasa, 10 Juli 2012. Kegiatan ini kami
maksudkan untuk memberi variasi baru terhadap gambar-gambar yang dibuat oleh
anak-anak Rumah Kreatif. Sebelum kegiatan ini, belum ada peserta yang
menggambar orang.
Gambar 4 Lukisan Wajah
(dok. Kelompok Rumah Kreatif Jagoi Babang)
Temuan Lapangan
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Walaupun pada awalnya para peserta mengaku tidak mampu menggambar wajah,
namun hasil menunjukkan bahwa sebenarnya mereka mampu membuat gambar
tersebut, bahkan terdapat gambar yang relatif mirip dengan wajah aslinya.
2.2.2.3 Belajar Bersama
a. Menulis Surat tentang Cita-cita
Kegiatan ini dilakukan untuk peserta kelas 4-6 SD. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk belajar mengekspresikan diri lewat media tulis. Kami memilih tema tentang
cita-cita dan karya-karya mereka kami proyeksikan untuk dipajang di Dinding
Apresiasi.
Temuan Lapangan
Berdasarkan obrolan dengan anak-anak, mereka tidak terbiasa untuk membuat
karangan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah sehingga mereka kesulitan
dalam menuangkan ide-ide lewat tulisan. Kami melihat fakta bahwa sebenarnya
mereka memiliki kemampuan untuk menulis. Ada segelintir anak yang menulis
dengan cukup baik, namun mereka kurang percaya diri dengan hasil karya mereka
sendiri. Tulisan yang sudah hampir jadi kemudian mereka hapus dan mereka ganti
dengan meniru tulisan kawan mereka yang mereka anggap lebih baik dari karya
mereka sendiri.
Kesalahan umum yang biasa mereka buat adalah:
1. Pengunaan tanda baca
2. Penggunaan huruf kapital dan huruf kecil
3. Membedakan ‘r’ dan ‘l’
4. Membedakan kata depan dan imbuhan ‘di’
5. Sinkronisasi tulisan dengan apa yang ingin disampaikan
b. Dikte
Kegiatan dilakukan untuk anak kelas 2-3 SD. Tujuan kegiatan ini adalah
mengetahui sejauh mana kemampuan menulis anak-anak. Kegiatan ini kami pilih
karena tema kegiatan di hari itu adalah menulis dan menurut hasil pengamatan
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
kami mereka sudah mampu menulis namun belum mampu menggunakan media
tulis sebagai sarana penyampaian ide-ide mereka.
Temuan Lapangan
Mayoritas sudah mampu menulis, tetapi belum mampu mensinkronisasikan apa
yang mereka dengar ke dalam tulisan, sehingga dikte pun perlu dieja. Kesalahan
yang umum terjadi adalah penulisan huruf yang terbalik, seperti b dan d serta p
dan q. Beberapa anak cocok dengan metode dikte dan di kesempatan-kesempatan
berikutnya justru berinisiatif untuk meminta latihan menulis dengan metode ini.
c. Belajar Menulis Alfabet dan Nama Sendiri
Kegiatan tersebut ditujukan untuk yang pra-sekolah dan anak kelas 1 SD. Hal ini
kami lakukan karena masih banyak anak yang belum mampu menulis nama
sendiri di buku pengunjung.
Temuan Lapangan
Belum seluruh anak dapat menulis, maka alternatif kegiatan yang kami pilih
membuatkan pola berupa garis putus-putus serta mencari huruf tertentu yang
terdapat di majalah.
d. Belajar Bahasa Inggris
Kegiatan ini kami anggap perlu, mengingat lokasi desa di perbatasan dengan
negara lain, sehingga globalisasi pun tak terhindarkan lagi. Selain itu, bahasa
Inggris merupakan bahasa internasional yang menjadi salah satu kunci untuk
bersaing di masa yang akan datang. Nasionalisme pun bukan berarti menutup diri
dari pengaruh asing, melainkan mengambil aspek positif dari luar untuk
membangun apa yang ada di dalam.
Belajar bahasa Inggris dibagi berdasarkan sasarannya. Untuk usia SMP, kami
belajar kosakata dengan memberi mereka beberapa kata dalam bahasa Indonesia
dan meminta mereka mencari padanan katanya dalam bahasa Inggris karena kami
berhipotesis bahwa mereka sudah memiliki dasar kosakata yang memadai Namun,
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
ternyata dasar kosakata yang mereka miliki belum cukup luas. Metode pun diubah
menjadi dikte per kata bahkan per huruf.
Sementara untuk usia SD, metode yang kami gunakan adalah bernyanyi bersama
dan membuat lagu-lagu tersebut menjadi bilingual agar anak-anak tersebut juga
paham arti dari lagu yang mereka nyanyikan. Lagu-lagu tersebut adalah:
- ABC
- Twinkle Twinkle Little Star
- Family Song
Metode ini dipilih karena sebagian besar anak belum mendapat pelajaran bahasa
Inggris di sekolah.
Temuan Lapangan
Dari kegiatan ini kami melihat bahwa sebenarnya kemampuan berbahasa Inggris
mereka tidak merata, tetapi karena belajar dilakukan dengan bernyanyi dan gerak
tubuh, semua anak terlihat menikmati kegiatan ini. Anak-anak pun mulai berani
untuk maju ke depan, walaupun pada awalnya kami iming-imingi hadiah berupa
permen.
e. Wawasan Nusantara
Kegiatan ini berupa pengenalan Presiden, Wakil Presiden, Mata Uang, Ibu Kota
Negara, dan segala sesuatunya mengenai Indonesia serta belajar peta Indonesia.
Terdapat 3 metode yang kami gunakan, yaitu :
1. Tanya-jawab, dengan menggunakan media peta untuk pertanyaan yang
berkaitan dengan unsur geografis.
2. Dikte tentang wawasan Nusantara yang dilanjutkan dengan menggambar
pulau-pulau besar di Indonesia.
3. Menggambar peta Indonesia dilengkapi dengan keterangan nama pulau
besar dan tambahan berupa informasi lain yang telah diajarkan.
Temuan Lapangan
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Fakta menunjukkan bahwa masih banyak anak yang salah menjawab pertanyaan
tentang wawasan Nusantara. Metode tanya-jawab yang diharapkan berlangsung
dua arah pun akhirnya menjadi penyampaian informasi searah.
2.2.2.4 Dinding Apresiasi
Sesuai dengan namanya, Dinding Apresiasi merupakan dinding sebagai bentuk
apresiasi kami terhadap peserta Rumah Kreatif yang telah menghasilkan banyak
karya melalui berbagai kegiatan Rumah Kreatif yang telah mereka ikuti. Dinding
Rumah Kreatif penuh dengan hasil gambar, mosaik, tulisan, maupun hasil
mewarnai mereka.
Temuan Lapangan
Dinding Apresiasi mampu mendorong semangat anak-anak untuk terus
menghasilkan karya baru setiap harinya. Jumlah karya yang dihasilkan meningkat
di minggu kedua.
2.2.2.5 Melodi Negeriku
a. Permainan Tradisional
Kegiatan kami lakukan pada hari Rabu, 4 Juli 2012. Permainan tradisional yang
kami lakukan adalah permainan anak-anak yang bersifat nasional, dalam artian
merupakan permainan anak-anak Indonesia pada umumnya dan bukan merupakan
permainan khas yang berasal dari Jagoi Babang. Berdasarkan pengamatan kami
ditambah dengan pengakuan dari anak-anak di sana, mereka tidak mengenal
permainan tradisional asli Jagoi Babang. Untuk menyiasati hal tersebut,
permainan kami modifikasi agar tetap memilik unsur khas masyarakat Jagoi.
Permainan pertama yang kami lakukan adalah Domikado. Dalam permainan ini,
anak-anak duduk membentuk lingkaran besar dan melakukan tepuk berantai
sambil menyanyikan lagu berikut:
“Do mika do mika do eska, eska do eska do bela beli
One, two, three, ..., ten!”
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Untuk menyelipkan nilai-nilai tradisional, kami mengubah lirik lagu dengan
mengganti hitungan satu sampai sepuluh yang biasanya menggunakan Bahasa
Inggris, menjadi hitungan dalam Bahasa Jagoi sehingga berbunyi:
“Ni, duo, talu, pat, limo, nuam, juh, moih, pi’ih, smong!”
Gambar 5 Suasana Permainan Domikado
(dok. Kelompok Rumah Kreatif Jagoi Babang)
Permainan lain yang kami lakukan adalah bermain ayam-ayaman (permainan dua
tim yang berbaris memanjang ke belakang dan saling merebut anggota tim lawan),
bermain benteng (permainan dua tim yang harus menjaga benteng masing-masing
agar tidak direbut tim lawan), serta bermain Paman Abraham (seorang anak maju
dan melakukan gerakan yang harus diikuti oleh teman-temannya).
Temuan Lapangan
Permainan tradisional yang dapat dilakukan beramai-ramai memang membuat
gaduh, namun juga berhasil menarik perhatian beberapa anak yang biasa sibuk
dengan gadget-nya. Sebagai tambahan, terdapat sebuah tempat penyewaan Play
Station yang kemungkinan besar merupakan salah satu faktor lunturnya
permainan tradisional di Jagoi.
b. Menyanyikan Lagu Nasional
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Dari hari pertama dibukanya Rumah Kreatif, menyanyikan lagu nasional
merupakan program rutin yang selalu dilakukan. Lagu wajib di setiap awal hari
adalah lagu Indonesia Raya. Lagu lain dinyanyikan antara lain Dari Sabang
Sampai Merauke, Hari Merdeka, Garuda Pancasila, dan Satu Nusa Satu Bangsa.
Sejujurnya, tujuan utama kegiatan ini bukanlah untuk memupuk nasionalisme,
melainkan lebih untuk melatih keberanian mereka. Setiap akan mulai bernyanyi,
dibutuhkan seorang relawan yang berani memimpin sebagai dirigen. Selain itu,
lagu-lagu nasional inilah yang mereka nyanyikan di atas panggung pada Pentas
Rakyat ‘Jagoi Babang Merah Putih’.
Temuan Lapangan
Fakta yang kami peroleh adalah tidak terlalu banyak lagu nasional yang dihafal
oleh anak-anak Jagoi Babang. Juga, masih terdapat beberapa kesalahan lirik pada
lagu yang mereka hafal. Terdapat pula perbedaan versi nada di beberapa lagu.
Kesalahan lain adalah dirigen hanya paham birama 4/4 dan tidak paham ketukan.
2.2.2.6 Kreasi Dongeng
Kreasi Dongeng adalah kegiatan mendongeng yang kami modifikasi dengan
harapan nilai-nilai moral yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dicerna oleh
pendengarnya.
a. Menggunakan media buku
Dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan kami dan para peserta agar
kegiatan berjalan optimal. Buku yang dipilih adalah sebuah komik berjudul
Bintang Lapangan karena buku tersebut tersedia dalam jumlah banyak sehingga
setiap anak memegang bukunya masing-masing. Setiap peserta bergiliran
membacakan cerita per halaman untuk peserta lainnya.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Gambar 6 Dongeng lewat Media Buku
(dok. Kelompok Rumah Kreatif Jagoi Babang)
Temuan Lapangan
Kemampuan membaca anak tidak merata. Pada kelompok kelas III, masih
terdapat anak yang harus mengeja kata.
b. Menggunakan media film
Kami memilih untuk memodifikasi program Kreasi Dongeng menggunakan media
film dengan asumsi bahwa film lebih menarik dan metode lisan dirasa kurang
efektif mengingat jumlah anak yang banyak dan sering membuat gaduh. Suara
kami seringkali tidak menjangkau seluruh penjuru ruangan.
Film yang kami putarkan adalah Laskar Pelangi dan How to Train Your Dragon.
Kedua film tersebut memiliki nilai moral yang ingin kami sampaikan kepada
audiens. Reaksi audiens terhadap kedua film pun berbeda-beda.
Temuan Lapangan
Film How to Train Your Dragon lebih menarik perhatian penonton dibandingkan
film Laskar Pelangi. Sebagian penonton mengaku sudah pernah menonton Laskar
Pelangi saat dutayangkan di televisi, sementara ini adalah kali pertama mereka
menonton How to Train Your Dragon, film animasi dengan visualiasasi yang
apik.
2.2.2.7 Segar (Sehat dan Bugar)
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Program Segar merupakan program yang dapat dikategorikan sebagai program
keakraban bersama warga dari berbagai lapisan usia. Hal tersebut dikarenakan
waktu berolahraga merupakan waktu berkumpul warga, mulai dari anak-anak
sampai orang tua. Kami lebih berperan sebagai fasilitator dalam bentuk
penyelenggara lomba atau teman bermain bersama, karena pada dasarnya kegiatan
olahraga memang telah menjadi kebiasaan masyarakat Jagoi. Olahraga yang kami
lakukan adalah sebagai berikut.
a. Voli
Voli merupakan olahraga terfavorit di Jagoi Babang. Biasa dimainkan sore hari di
lapangan di samping Gedung Adat oleh berbagai lapisan usia. Untuk olahraga ini,
kami mengadakan lomba antarwarga. Lomba voli kami adakan dalam dua tahap,
yaitu penyisihan dan final. Tahap penyisihan kami adakan pada hari Sabtu, 7 Juli
2012 dengan 4 tim peserta. Dua tim pemenang pada tahap penyisihan melaju ke
tahap final yang rencana awalnya akan diadakan keesokan harinya, tetapi
terkendala akibat turunnya hujan. Final pun kami laksanakan dua hari setelahnya,
yaitu pada Senin, 9 Juli 2012. Hasil pertandingan selengkapnya terlampir.
Lomba voli ini melibatkan warga dari berbagai lapisan usia dan tidak mengenal
gender. Pertandingan juga diramaikan dengan kehadiran KOSTRAD yang ikut
berbaur bersama warga lokal. 4 tim yang bertanding pun komposisinya kami atur
sedemikian rupa agar dalam satu tim terdapat warga anak-anak, pemuda, dewasa,
baik pria maupun wanita, serta perwakilan pihak KOSTRAD.
Gambar 7 Lomba Voli
(dok. Kelompok Rumah Kreatif Jagoi Babang)
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
b. Bulu tangkis
Olahraga bulu tangkis biasa dilaksanakan di dalam Gedung Adat di sela-sela
kegiatan inti Rumah Kreatif sehari-hari. Peralatan disediakan oleh Rumah Kreatif.
Sebelumnya, anak-anak biasa bermain menggunakan pemukul kayu.
c. Sepak bola
Sepak bola biasa dilaksanakan di lapangan bola depan SDN 01 Jagoi Babang,
sebagai alternatif dari voli. Jika voli tidak mengenal lapisan usia, untuk sepak bola
biasa dimainkan oleh anak-anak usia belasan dan pemuda dusun. Di sini kami
berperan sebagai teman bermain bersama.
Olahraga sepakbola yang dilaksanakan seringkali merupakan pertandingan antar
dusun. Dusun yang bertanding yaitu dusun Jagoi Babang dengan Sintabeng.
Selain itu, teman-teman dari KOSTRAD juga datang ikut bergabung.
d. Renang
Renang yang dilaksanakan bukanlah renang di kolam renang, melainkan di
bendungan. Tempat tersebut sebenarnya adalah pengairan untuk sawah. Anak-
anak sampai pemuda biasa mandi dan renang di bendungan, baik pagi, siang,
maupun sore hari. Kehadiran kami di sana adalah untuk mengakrabkan diri
dengan warga sekaligus menjaga anak-anak kecil yang belum mahir berenang.
2.2.2.8 Hari Keakraban
a. Kumpul Pemuda Desa
Kumpul dengan pemuda desa kami adakan dua kali. Pertama, kami menemui
OMK di Gereja Katolik pada Sabtu malam, 7 Juli 2012. Tujuannya adalah untuk
menyambung tali keakraban sekaligus mensosialisasikan acara Pentas Rakyat
‘Jagoi Babang Merah Putih’. Antusiasme mereka sangat bagus.
Kumpul kedua dilaksanakan keesokan harinya di Gedung Adat pukul 13.00 WIB.
Perkumpulan kedua tersebut dihadiri oleh pemuda-pemudi baik dari OMK
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
maupun MMP. Tujuan utamanya adalah untuk membicarakan keberlangsungan
dari keberadaan Rumah Kreatif di Jagoi Babang. Pertemuan tersebut
menghasilkan kader yang akan melanjutkan Rumah Kreatif selanjutnya.
Temuan Lapangan
Berbeda dengan anak-anak yang cenderung aktif dalam berbagai kegiatan Rumah
Kreatif, para pemuda justru terlihat malu-malu dan pendiam. Kami sudah
berusaha mengajak mereka untuk ikut bergabung dengan kami. Salah satu jalan
untuk mengajak mereka bergabung adalah dengan mengikutsertakan mereka
dalam acara pentas rakyat.
b. Kumpul Sore
Kumpul sore merupakan kegiatan yang dilakukan secara insidental. Kami
melakukan jalan santai dengan rute melewati hutan dengan ujungnya adalah air
terjun. Hal tersebut dikarenakan anak-anak di sini senang bermain ke air terjun.
Kami juga sering menerima kehadiran anak-anak dan remaja yang datang
berkunjung ke kediaman Keluarga Edi maupun Keluarga Sudibyo. Beberapa kali
pula kami menerima undangan ke rumah warga, seperti makan rujak di kediaman
Meissy serta membantu pelaksanaan pengajian mingguan di kediaman Keluarga
Sudibyo.
Temuan Lapangan
Dari kegiatan ini kami berhasil mendapatkan trivia-trivia yang berhubungan
dengan warga, seperti mitos-mitos yang masih mereka percaya serta kebiasaan-
kebiasaan mereka, yaitu :
1. Hujan tata’, yaitu hujan yang turun saat cuaca panas, dan dianggap sebagai
hujan pembawa penyakit. Saat hujan tata’ turun, anak-anak tidak berani
untukkeluar rumah.
2. Tidak boleh menunjuk pelangi. Seiring dengan seringnya hujan tata’,
fenomena alam yang satu ini juga sering muncul di langit. Namun,
menunjuk pelangi adalah tabu yang dipercaya dapat membuat sakit kulit.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
3. Ikan teri bukanlah lauk bagi masyarakat Jagoi, melainkan sudah seperti
bumbu masak. Hampir semua masakan menggunakan ikan teri, bahkan
untuk rujak buah sekalipun. Ikan teri juga dihaluskan dalam membuat
sambal.
4. Mentimun bukan dimakan sebagai lalapan, melainkan dimasak seperti
sayuran lainnya.
5. Warga Jagoi punya kebiasaan mandi 3 kali sehari. Hal tersebut dapat
dimaklumi, mengingat kondisi geografis Jagoi Babang yang dekat dengan
garis khatulistiwa. Menyebabkan suhu udara di Jagoi Babang menjadi
lebih tinggi dibanding di daerah lainnya.
2.2.2.9 Pentas Rakyat
Merupakan sebuah program integrasi antara 6 dusun. Acara ini kami beri judul
“Jagoi Babang Merah Putih” dan memiliki struktur kepanitian sendiri yang diisi
oleh kami ber-19. Acara diselenggarakan di Gedung Adat pada hari Sabtu, 14 Juli
2012. Pada acara ini kami mengundang berbagai pihak dan lembaga yang telah
membantu kami sepanjang K2N berlangsung, seperti pihak Kecamatan, Desa,
Dusun, KOSTRAD, serta para kader. Acara ini terbuka untuk umum dan semua
warga dapat menikmatinya.
Pentas Rakyat ini diisi oleh warga sendiri, tepatnya para peserta yang telah
membantu dan mengikuti rangkain program K2N UI 2012 di masing-masing
dusun. Masing-masing program menampilkan hasil kegiatan.
Kelompok Rumah Kreatif mengadakan lomba mewarnai dan menyanyi lagu
‘Hymne Guru’ yang diikuti oleh anak-anak dari keenam dusun tersebut. Anak-
anak Rumah Kreatif juga mengisi acara dengan menampilkan 4 kelompok
menyanyi serta fashion show kerajinan tangan khas Jagoi Babang sebagai bentuk
kegiatan terintegrasi dengan program Ekonomi Kreatif. Sebanyak 10 pasang anak
ditambah dengan sepasang peserta K2N UI dipilih untuk memamerkan 6 jenis
kerajinan yang berbeda, yaitu stupap (pemukul lalat), ragak, takin (tas kecil
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
berbentuk silinder), tapan (penampi beras), bubu (alat untukmenangkap ikan), dan
bidai (tikar dari anyaman bambu).
Gambar 8 Fashion Show Kerajinan Tangan
(dok. Kelompok Rumah Kreatif Jagoi Babang)
Kelompok Ekonomi Kreatif dari Dusun Risau mengadakan pameran kerajinan
lokal khas Jagoi Babang yang terbuat dari rotan. Pameran dilakukan di beranda
Gedung Adat dengan mendirikan sebuah booth yang memajang kerajinan-
kerajinan tersebut. Sebagian merupakan barang pinjaman dan sebagian memang
untuk dijual. Selain itu, kelompok ini pula lah yang meyediakan kerajinan tangan
yang ditampilkan dalam fashion show yang dilakukan oleh anak-anak Rumah
Kreatif.
Kelompok Posyandu Lansia dari Dusun Sei Take membacakan hasil dari lomba
menulis surat untuk kakek dan nenek. Selanjutnya, Kelompok Pencerahan Hukum
menampilkan lagu daerah dusun mereka, yaitu Dusun Kindau. Selain itu, ada
kelompok Kampung Berseri yang melakukan pameran tong sampah hasil lomba
yang telah mereka lakukan sebelumnya. Terakhir, dari kelompok Kesehatan untuk
Semua meluncurkan permainan ular tangga unik yang mengajarkan kita perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
Pada acara ini pula dilakukan pelantikan kader dari masing-masing program.
Setiap kader maju ke atas panggung dan diberikan seritfikat agar warga tahu
bahwa selanjutnya di tangan para kader tersebutlah keberlangsungan berbagai
program kami ini bergantung.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Temuan Lapangan
Sambutan warga cukup meriah, terlihat dari penuhnya ruangan sehingga ada
warga yang harus berdiri di luar. Perlombaan yang diadakan berlangsung
kompetitif dan menghasilkan juara-juara yang berasal dari dusun yang berbeda.
Wajah anak-anak yang mendapat kesempatan tampil di panggung terlihat bahagia.
Acara ditutup dengan tangisan anak-anak yang bersedih karena kami akan segera
pergi meninggalkan dusun mereka.
2.2.2.10 Dokumentasi Budaya
Kegiatan ini dilakukan dengan pembuatan kamus mini bahasa Indonesia-bahasa
Jagoi melalui wawancara langsung dengan narasumber yang kami rasa tepat,
yakni Ibu Sudibyo yang merupakan warga natif dan menantunya, Saudari Salma
2.2.3 Kaderisasi
Kami bekerja sama dengan dua organisasi besar pemuda berbasis gereja di Desa
Jagoi, yaitu OMK (Orang Muda Katolik) dan Muda-Mudi Protestan. Kedua
organisasi ini bersedia untuk bersinergi melanjutkan Rumah Kreatif selepas
kepergian kami. Secara mufakat dipilih Dedeng, ketua OMK yang sekaligus
Sekretaris Desa Jagoi, sebagai ketua kepengurusan Rumah Kreatif dan Jepride,
ketua Muda-Mudi Protestan sebagai wakilnya. Kombinasi ini kami strategikan
untuk menyatukan dua kubu pemuda Jagoi yang kurang bersatu.
Data diri kader Rumah Kreatif Jagoi Babang adalah sebagai berikut.
1. Ketua
Nama Lengkap : Dedeng
Nama Panggilan : Dedeng
Tempat, tanggal lahir : Sebujit, 28 Desember 1988
Alamat : Dusun Jagoi Babang Babang
Jabatan : Sekretaris Desa Jagoi
Ketua Organisasi Orang Muda Katolik
Riwayat Pendidikan :
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
SD : SDN 01 Jagoi Babang
SMP : SMPN 01 Jagoi Babang
SMA : SMAN 01 Jagoi Babang
2. Wakil Ketua
Nama Lengkap : Jepride
Nama Panggilan : Dede
Tempat, tanggal lahir : Jagoi Babang, 21 Oktober 1991
Alamat : Dusun Jagoi Babang No. 18 RT 03 RW 01
Jabatan : Staf Pemasaran PT TOYOTA
Ketua Organisasi Muda-Mudi Protestan
Riwayat Pendidikan :
SD : SDN 01 Jagoi Babang
SMP : SMPN 01 Jagoi Babang
SMA : SMAN 01 Jagoi Babang
Gambar 9 Pelantikan Kader di Acara JBMP
(dok. Kelompok Rumah Kreatif Jagoi Babang)
Kegiatan monitoring kami lakukan untuk menjamin keberlangsungan Rumah
Kreatif selepas kami meninggalkan Dusun Jagoi Babang Babang. Kepengurusan
baru Rumah Kreatif sepakat untuk membuka Rumah Kreatif di akhir pekan, yaitu
hari Jumat dan Sabtu siang hingga sore. Sejauh ini, komunikasi dilakukan lewat
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
telepon dan SMS (Short Message Service) dengan kader dan cek silang dengan
anak-anak Jagoi Babang untuk memastikannya.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Observasi dan Sosialisasi
Kegiatan ini dapat berlangsung dengan cepat dan mudah berkat tim survei yang
telah hadir di lokasi sebelum kami hadir. Kami tidak perlu lagi menjajaki
birokrasi yang rumit dengan berbagai pihak.
Walaupun demikian, kami merasa bahwa informasi tersebut masih kurang dan
tidak sepenuhnya sesuai dengan realitas yang ada. Oleh karena itu, observasi
ulang sangat diperlukan, selain sebagai bentuk kroscek juga sebagai bentuk
perkenalan dengan warga sekaligus sosialisasi program. Sejalan dengan apa kata
pepatah, “Tak kenal maka tak sayang”, melalui kegiatan inilah kami mencoba
untuk mengenal masyarakat Jagoi Babang.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
3.2 Penataan dan Dekorasi
Kegiatan Penataan dan Dekorasi ini sedikit terhambat dikarenakan Gedung Adat
yang masih digunakan oleh teman-teman Akper yang mengakibatkan kegiatan-
kegiatan lain baru bisa dimulai tepat di minggu kedua kami di Dusun Jagoi
Babang . Walaupun waktu pelaksanaan program terpaksa sedikit mundur dari
jadwal yang kami rencanakan, kami mendapat sambutan positif dari warga.
Pemuda dan anak-anak sebagai sasaran utama program kami dengan senang hati
membantu kami menata dan mendekor Rumah Kreatif. Dengan demikian,
anggapan miring mengenai sikap warga yang cenderung cuek telah terpatahkan.
Penataan dan dekorasi merupakan hal yang sangat penting dalam program ini.
Penataan dan dekorasi yang bagus dan menarik dapat meningkatkan antusiasme
warga untuk menghadiri Rumah Kreatif. Tidak hanya ketertarikan /antusiasme,
pemberian kenyamanan dan kemudahan dalam pencarian buku bacaan merupakan
tujuan dilakukanya penataan dan dekorasi ini. Selain itu juga memberikan ciri
khas yang menandakan bahwa tempat tersebut merupakan Rumah Kreatif.
3.3 Rumah Baca
Saat Rumah Kreatif pertama kali dibuka, hal yang menjadi perhatian mereka
adalah buku. Namun, mereka cenderung lebih memilih buku-buku yang memiliki
banyak gambar. Hal tersebut menunjukkan bahwa membaca belum menjadi
budaya mereka. Padahal, ketertarikan mereka terhadap buku sudah ada, sehingga
yang dibutuhkan selanjutnya adalah bagaimana mengembangkan minat mereka
untuk membaca. Hal ini senada dengan pendapat Riris K. Toha Sarumpaet
(Ratnawati: 2002, 37), seorang dosen dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
berikut.
“Minat baca pada anak-anak sebenarnya sudah ada. Itu bisa dilihat dari
dunia buku anak-anak yang secara fisik sudah semakin maju, meski di
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
sana-sini terasa kekurangannya. Demikian juga kalau dilihat banyak anak
duduk dan membaca di toko-toko buku. Itu berarti, anak-anak sebenarnya
sudah masuk ke dunia perbukuan. Tinggal bagaimana cara
mengembangkan mereka.”
Melalui Rumah Kreatif inilah kami mencoba untuk mendekatkan mereka dengan
buku. Program kerja kami lainnya pun kami upayakan untuk menggunakan media
buku, seperti Corak Hasta, Belajar Bersama, dan Kreasi Dongeng.
Buku-buku yang menjadi favorit anak adalah buku-buku cerita bergambar dengan
berbagai warna. Pemilihan buku tersebut dikarenakan warna membuat anak-anak
tertarik untuk membaca. Buku-buku yang mereka pilih adalah buku-buku yang
bertipe demikian. Warna dapat mengimplemetasikan berbagai ekspresi dari emosi
serta dapat membangkitkan perasaan. Bagi orang-orang tertentu, variasi warna
penting untuk menghilangkan kebosanan (Shihab 2003: 64). Sementara itu, bagi
pengunjung usia remaja, favorit mereka adalah novel dan kamus Bahasa Inggris,
karena buku-buku tersebutlah yang dekat dengan kehidupan dan kebutuhan
mereka.
3.4 Gedung Bermain
Sebagai Gedung Bermain, fungsi Rumah Kreatif sudah mencapai level maksimal.
Menurut Yanti Sugarda (Ratnawati: 2002, 83), bermain yang murni adalah
membiarkan anak bersenang-senang tanpa harus menjadi pintar, atau harus ada
pelajaran tertentu di dalam permainan itu. Di sana, kita juga melakukan hal yang
sama. Saat bermain, kami membebaskan mereka tanpa memberikan banyak
aturan. Pada permainan catur, mereka memiliki peraturan berbeda dari permainan
catur pada umumnya. Namun, kami tidak mengintervensinya dan membiarkan
mereka mengembangkan kreativitas dalam permainan tersebut.
Bermain bagi seorang anak merupakan suatu kebutuhan. Dengan bermain anak-
anak bisa mengembangkan semua potensi dalam dirinya, moral, sosial, emosi,
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
ekspresi, dan sebagainya. Melalui permainan, anak dapat menyalurkan energinya
serta mempunyai kesempatan untuk tertawa dan bebas bercanda (Ratnasari, 2002 :
83). Mengingat sebegitu pentingnya bermain bagi anak, Rumah Kreatif hadir
sebagai alternatif pilihan bermain anak. Selain itu, Rumah Kreatif sebagai Gedung
Bermain juga melatih anak untuk bertanggung jawab, karena sehabis bermain
semua peralatan harus dirapikan dan dikembalikan ke tempat semula.
3.5 Corak Hasta
Dari kegiatan Menggambar Cita-cita, kami mengetahui bahwa usia dan bakat
memengaruhi hasil karya seseorang, serta masih terdapatnya mainstream di
kalangan anak-anak Jagoi Babang mengenai cita-cita dan objek gambar.
Dari kegiatan Melipat Kertas, hasil yang kami peroleh adalah tingginya minat
anak-anak dalam kegiatan ini, namun terkendala oleh fasilitas.
Dari kegiatan Membuat Mosaik, hasil yang kami peroleh adalah bahwa untuk
menarik perhatian anak-anak dan pemuda, kita membutuhkan sesuatu yang baru.
Beberapa anak tidak hanya membuat mosaik dari pola yang sudah ada tetapi juga
menambah pola baru sesuai kreatifitas dan imajinasi mereka. Mosaik merupakan
satu-satunya kegiatan dari Corak Hasta yang diikuti dengan serius oleh seluruh
pengunjung.
Pada dasarnya, kegiatan Corak Hasta merupakan kegiatan yang paling digemari
oleh peserta, khususnya kegiatan menggambar bebas. Mereka antusias karena
merasa karyanya dihargai dengan dipajang di Dinding Apresasi. Masalah yang
kami hadapi adalah kurangnya inovasi dalam berkarya. Oleh karena itu, kami
menyiasatinya dengan memberikan mereka tema dalam menggambar, seperti
menggambar cita-cita dan wajah teman, sebagai jalan keluar untuk memancing
kreativitas mereka yang biasanya hanya menggambar rumah, pemandangan,
bunga, dan figur Angry Birds. Kegiatan Melipat Kertas dan Membuat Mosaik pun
merupakan cara kami untuk mengasah kreativitas mereka.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Anak-anak di sini memiliki semangat yang tinggi dalam mempelajari hal baru.
Namun, sekolah di sini kurang berinovasi dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Rumah Kreatif dapat hadir sebagai solusi akan hausnya rasa ingin tahu
anak terhadap hal-hal baru.
3.6 Belajar Bersama
3.6.1 Menulis
Hasil dari kegiatan Menulis baik surat maupun dikte adalah ditemukannya banyak
kesalahan ortografi. Uniknya, anak-anak usia prasekolah yang telah duduk di
bangku TK memiliki kemampuan ortografi yang lebih baik dibandingankan anak-
anak SD. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan solusi yang tepat untuk
mempersiapkan anak-anak sebelum memasuki pendidikan di tingkat Sekolah
Dasar. Pemerintah pun telah membuat peraturan tentang PAUD yang tercantum
dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, dan secara
khusus pada pasal 28.
Dalam kegiatan menulis ini diketahui bahwa anak-anak Jagoi Babang sukar
membedakan huruf ‘l’ dan ‘r’. Seperti saat didikte menulis kata ‘belajar’ yang
mereka tulis adalah ‘berajal’ atau ‘belajal’. Kesulitan membedakan huruf ‘l’ dan
‘r’, setelah kami teliti lebih lanjut diakibatkan oleh bahasa daerah Jagoi Babang,
Bahasa Dayak bedayuh, yang tidak mengenal huruf ‘r’. Hal ini menunjukan
bahwa sosial-budaya disekitar anak mempengaruhi kemampuan menulis dan
berbahasa (keaksaraan) anak. Seperti teori dalam pembelajaran keaksaraan yang
dikemukakan oleh Vygoytsky (1978) berikut :
“Mengembangkan keaksaraan merupakan tantangan yang signifikan bagi
kebanyakan siswa karena bahasa yang digunakan sebagai alat untuk
mempresentasikan hasil pembelajaran yang bersifat akademik berbeda dengan
bahasa sosial yang digunakan anak dalam kehidupan sehari-hari.”
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Yang mendasari teori Vygotsky adalah pengamatan yang menunjukan bahwa
perkembangan dan pembelajaran terjadi dalam suatu konteks sosial, yaitu dalam
lingkungan yang terdiri dari banyak orang lain tempat terjadinya interaksi antara
mereka dengan anak sejak seorang anak lahir sampai dengan seterusnya (Diem,
2011 : 25). Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa sesuatu yang wajar terjadi
kesalahan seperti itu pada anak-anak Dusun Jagoi Babang karena bahasa yang
biasa mereka dengar seperti itu. Pemberian pelajaran dan pelatihan menulis sesuai
EYD yang rutin kami lakukan sedikit demi sedikit mengurangi masalah ini.
Selain kesalahan ortografi, hasil lain dari kegiatan menulis ini adalah kurangnya
budaya menulis karangan pada anak di Dusun Jagoi Babang. Dari hasil obrolan
dengan beberapa anak, mereka menyatakan bahwa mereka tidak terbiasa untuk
membuat karangan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah sehingga mereka
kesulitan dalam menuangkan ide-ide lewat tulisan. Kurangnya budaya menulis
karang pada anak ini menyebabkan anak hanya meniru apa yang sudah
dicontohkan oleh kami atau meniru rekan lain yang dianggap lebih baik. Hal ini
tentu saja mengurangi kreatifitas. Kurangnya budaya menulis karangan ini dapat
dikatakan sebagai faktor penghambat dalam kegiatan menulis ini.
Dilihat dari hal tersebut, sangatlah diperlukan adanya peningkatan budaya menulis
karangan dikalangan anak-anak dusun Jagoi Babang. Dengan meningkatkan
kebiasaan menulis karangan maka secara langsung kemampuan anak untuk
menulis meningkat dan begitupula kreatifitas mereka dalam menuangkan ide-ide
melalui tulisan. Hal ini senada dengan Jhon Dawey (1902) yang menyatakan
bahwa seseorang dapat menguasai sesuatu dengan melakukanya (Diem, 2011 :
27).
Namun demikian, terdapat faktor pendukung dalam kegiatan menulis karangan
bertema Cita-cita. Faktor pendukung tersebutt berupa telah dikenalnya berbagai
profesi yang memang ada disekitar tempat tinggal mereka seperti dokter, guru,
perawat, tentara, polisi. Profesi-profesi tersebut memang ada di Jagoi Babang dan
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
hal ini menjadi faktor pendukung karena memudahkan anak untuk
mendeskripsikan profesi yang menjadi cita-citanya tersebut.
3.6.2 Belajar Bahasa Inggris
Hasil dari kegiatan ini kami mengetahui kemampuan berbahasa Inggris hingga
usia SMP masih tergolong rendah, namun cara yang menarik lewat lagu membuat
mereka semangat. Yang terpenting belajar sejak dini dan membiasakan mereka
dengan bahasa tersebut.
Kembali beracuan pada “teori sosio-budaya-bahasa” Vygotsky kemampuan
bahasa Inggris yang rendah ini dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari yang
digunakan. Selain itu teori Jhon Dewey yang menyatakan seseorang dapat
menguasai sesuatu dengan melakukanya juga mendukung hal tersebut.
Berdasarkan perbincangan dengan beberapa anak ditemukan fakta bahwa
sebagian besar dari mereka belum memperoleh pelajaran bahasa inggris di
Sekolah Dasar. Mengingat arus globalisasi yang semakin tinggi terlebih Dusun
Jagoi Babang merupakan sebuah perbatasan, penambahan mata pelajaran Bahasa
Inggris di SD N 1 Jagoi Babang perlu dilakukan. Terlebih pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan tentang dimungkinkannya pembelajaran bahasa Inggris
di sekolah dasar. Kebijakan pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri
Depdikbud RI No. 0487/4/1992, Bab VIII menyatakan bahwa sekolah dasar dapat
menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak
bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional (Diem, 2011 : 29).
3.6.3 Wawasan Nusantara
Wawasan berasal dari kata kerja bahasa Jawa “wawas” yang berarti melihat,
memandang, seperti terdapat dalam istilah “mawas-muwus” yang berarti melihat
diri pribadi. Nusantara berasal dari dua kata, yaitu Nusa yang berarti pulau dan
antar. Wawasan Nusantara (Lemhanas: 1997, 3) adalah cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri yang serba Nusantara dan lingkungan dunia yang serba
berubah, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan memperhatikan sejarah
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
dan budaya, serta dengan memanfaatkan kondisi dan konstelasi geografinya,
dalam upaya mewujudkan aspirasi bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita
nasional.
Hasil dari kegiatan ini adalah kami mengetahui bahwa pengetahuan mengenai
wawasan kebangsaan tidak sampai ke perbatasan. Hal ini cukup memprihatinkan
mengingat mereka yang tinggal di perbatasan adalah garda terdepan NKRI.
Mengingat begitu pentingnya wawasan nusantara bagi setiap bangsa Indonesia,
program Rumah Kreatif Dusun Jagoi Babang berusaha mengajarkan hal-hal kecil
kepada anak-anak agar mereka paham tentang Indonesia, seperti dengan belajar
geografis Indonesia dan membuat peta Indonesia.
Sebenarnya, antusiasme anak-anak tentang wawasan nusantara cukuplah tinggi.
Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan
mengenai wilayah Indonesia yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Kami
menceritakan tentang luasnya laut Indonesia beserta isinya. Selain itu, kami juga
memotivasi mereka agar suatu saat nanti mereka dapat mengelilingi seluruh
wilayah kepulauan Indonesia.
3.7 Dinding Apresiasi
Rumah Kreatif adalah wadah untuk berkarya, namun karya butuh diapresiasi.
Dinding Apresiasi merupakan bukti dari hasil berbagai kegiatan lain seperti
menggambar, mewarnai, membuat mosaik, menulis surat, dan wawasan
Nusantara.
Dinding Apresiasi merupakan sarana kami untuk memberikan apresiasi kepada
mereka-mereka yang memiliki karya bagus di setiap kegiatan seperti menulis,
menggambar, dan mozaik. Apresiasi ini sangat penting karena dengan apresiasi
seorang anak akan merasa percaya diri kerena dia merasa dihargai. Dengan
apresiasi seorang anak lebih bersemangat lagi mengerjakan sebuah karya dan
prestasi (Hayati, 2012). Hal tersebut terbukti setelah diadakan Dinding Apresiasi
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
jumlah karya yang dihasilkan meningkat di minggu kedua, yang berarti hal ini
mampu ini mendorong semangat anak-anak untuk terus menghasilkan karya baru
setiap harinya.
Menurut Istadi (2003: 52), memajang hasil karya anak atau kesuksesannya
bermanfaat untuk menggairahkan anak belajar sekaligus meingkatkan
kepercayaan diri si anak. Jika indra penglihatan anak sering merekam gambar-
gambar penghargaan tersebut, maka otak akan menanamkan citra diri anak seperti
itu pula, yaitu citra seorang juara. Mereka yakin akan kemampuan dan potensi
dirinya serta memahami letak kelebihannya.
Faktor pendukung dalam mengadakan Dinding Apresiasi di Rumah Kreatif Dusun
Jagoi babang adalah adanya tempat khusus ruang baca yang merupakan ruang
tersendiri di dalam Gedung Adat. Adanya ruang tersendiri yang berdinding kayu
ini memungkinkan kita untuk menempel semua karya anak-anak yang bagus tanpa
harus takut merusak dinding. Selain itu adanya ruangan ini juga memungkinkan
karya-karya tersebut tetap tertempel tanpa harus khawatir mengganggu aktifitas
warga yang menggunakan balai adat.
3.8 Melodi Negeriku
3.8.1 Permainan Tradisional
Kemudian, mengenai permainan tradisional asli daerah Jagoi Babang memang
tidak kami temukan selama kami berada di sana. Hal tersebut dimungkinkan
anak-anak di sana cenderung lebih senang bermain di alam terbuka yang
tanpa menggunakan peraturan-peraturan khusus, seperti berenang di sungai
atau bendungan, mencari ikan dengan tembakan buatan sendiri di sungai,
maupun bersepeda mengitari dusun. Apalagi, kecanduan terhadap teknologi
modern di sana sudah meraja lela. Beberapa anak sudah mempunyai telepon
genggam dengan berbagai aplikasi yang dapat memanjakan mereka dengan
permainan yang ada. Selain itu, karena di sana terdapat rental PS juga
menyebabkan banyak anak-anak yang melakukan permainan modern di sana.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Perkembangan teknologi memiliki dampak positif mempermudah hidup manusia.
Segala yang rumit dapat menjadi praktis berkat kehadiran teknologi. Namun,
segala kemudahan yang ada membuat manusia sedikit demi sedikit meninggalkan
tradisi yang mereka miliki. Teknologi dianalogikan sebagai suatu kemajuan dan
tradisi dianggap sesuatau yang sudah tidak sejalan dengan perkembangan zaman.
Tidak adanya permainan tradisional asli Jagoi Babang yang masih eksis sedikit
banyak dipengaruhi oleh masuknya berbagai teknologi canggih yang perlahan tapi
pasti mulai menyisihkan permainan tradisional. Oleh karena itu, anak-anak perlu
dibiasakan kembali untuk memainkan permainan rakyat, walaupun permainan
tersebut bukan permainan asli Jagoi Babang. Permainan rakyat yang dimainkan
secara masssal terbukti ampuh melepaskan anak-anak dari pengaruh gadget yang
cenderung membuat anak pasif dan individualis.
3.8.2 Menyanyikan Lagu Nasional
Terkait lagu nasional, secara umum anak-anak di sana sudah hafal beberapa lagu
nasional yang umum dan sering diperdengarkan di masyarakat. Guru-guru SD-lah
yang pada mulanya mengajarkan mereka beragam lagu-lagu nasional. Namun
demikian, perlu adanya bimbingan yang ‘lebih’ selain hanya mengajarkan mereka
bernyanyi. Selama ini, mereka menyanyi hanya sekedar menyanyi, artinya asal
suaranya keras, sehingga kurang menghayati.
Namun, ternyata terdapat beberapa jenis lagu nasional yang mereka rubah
liriknya. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh pengaruh arus globalisasi.
Ketika mengetahui kejadian tersebut, kami mengarahkan mereka agar lagu
nasional dinyanyikan apa adanya, tidak diganti-ganti liriknya.
Kebiasaan mereka untuk bernyanyi bersama di bawah pimpinan seorang dirigen
merupakan peluang bagi kami untuk melatih keberanian dan jiwa kepemimpinan
mereka. Hal tersebut juga menunjukan bahwa mereka membutuhkan sosok
pemimpin untuk mengarahkan mereka.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
3.9 Kreasi Dongeng
3.9.1 Menggunakan Media Buku
Penentuan buku-buku yang baik untuk anak-anak tidaklah mudah. Buku anak
yang baik harus memberikan nilai edukatif, menghormati hak anak-anak,
menghormati agama, dan memiliki kualitas sastra. Dongeng dalam buku bukan
sekadar dongeng, tetapi di dalamnya ada unsur pendidikan untuk anak (Ratnawati
2002: 61). Buku yang kami gunakan untuk mendongeng, selain bergambar dan
berwarna juga mengandung unsur yang telah disebutkan sebelumnya. Salah satu
buku yang kami gunakan adalah Bintang Lapangan. Buku tersebut bercerita
tentang seorang anak yang gemar akan olah raga sepak bola, yang terus berlatih
dan berusaha untuk menjadi juara.
Mendongeng merupakan kegiatan belajar yang mengarahkan anak-anak untuk
berimajinasi. Ketika kami menceritakan tentang kisah si Bintang Lapangan,
mereka begitu antusias khususnya bagi anak-anak usia prasekolah. Menurut
hemat kami, kegiatan mendongeng yang kami lakukan meskipun tanpa
menggunakan dongeng tradisional atau dongeng rakyat semakin
meningkatkan minat baca anak-anak. Terbukti dengan ketertarikan mereka
meminjam buku dan membaca buku lain yang mereka rasa menarik.
3.9.2 Menggunakan Media Film
Tujuan penggunaan media film adalah untuk efektifitas dan efisiensi. Namun,
kami mendapat keuntungan lain, yaitu perasaan senang yang dirasakan oleh anak-
anak ketika menonton (Ratnawati, 2002: 124). Selain itu, kami mengetahui bahwa
selain kekuatan cerita, dibutuhkan hal lain untuk menarik penonton.
Film yang dipilih adalah film dengan tema yang mendukung pengembangan
kepribadian anak. Melalui pemilihan tema tersebut, pengembangan kepribadian
anak bisa berdampak positif. Selain itu, tema juga berpengaruh bergantung pada
usia dan tahap perkembangan anak. Sebagai contoh, pada usia balita, anak
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
biasanya melakukan proses imitasi. Sedangkan pada usia 6-9 tahun, dimulailah
proses identifikasi (Ratnawati 2002: 128). Dengan pertimbangan tersebut, maka
film yang kami pilih adaalah How to Train Your Dragon dan Laskar Pelangi.
Kedua film tersebut memiliki nilai-nilai kehidupan dan edukatif yang dapat
diterima oleh anak-anak.
Masalah bahasa pengantar juga harus diperhatikan (Ratnawati 2002 :126). Film
How to Train Your Dragon menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris.
Namun, terdapat terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Ketika menonton, kami
juga menjelaskan secara lisan kepada anak-anak, sehingga mereka dapat mengerti
dan memahami alur cerita.
How to Train Your Dragon lebih menarik bagi audiens muda karena
menampilkan visualisasi yang apik dan efek suara yang menambah sensasi dalam
menonton film. Mungkin perbedaan bahasa agak menjadi kendala, namun kembali
lagi ke esensi film menurut Boggs, bahwa esensi dari film adalah gambar yang
bergerak sehingga aspek lainnya dapat dikatakan dinomorduakan. Di sinilah
alasan mengapa film ini lebih diminati oleh anak-anak dibanding film Laskar
Pelangi yang hanya, dalam tanda kutip, menampilkan apa yang biasa mereka lihat
sehari-hari
.
3.10 Segar (Sehat dan Bugar)
Kegiatan berolahraga yang kami beri nama dengan Segar (Sehat dan Bugar)
diikuti oleh anak-anak, pemuda, dan orang tua. Olahraga yang dimainkan antara
lain: permainan bola voli, bulu tangkis, sepak bola, dan renang. Fakta lapangan
yang ditemukan di Desa Jagoi Babang yaitu anak-anak dan orang tua di sana
sangat antusias dengan segala jenis kegiatan olahraga. Hal ini terlihat dari
banyaknya anak dan warga yang ikut serta dalam olahraga yang diselenggarakan.
Tidak hanya saat kami datang, kegiatan olahraga memang sudah aktif berjalan di
Desa Jagoi Babang dengan bimbingan KOSTRAD yang bertugas disana.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Dari antusiasme terhadap olahraga yang tinggi ini tampaklah fisik dan kesehatan
warga dan anak di Desa Jagoi Babang relatif baik. Umumnya anak-anak yang
mengikuti latihan dengan takaran yang cukup, pertumbuhan badannya cenderung
lebih baik. Mereka tumbuh tinggi, badannya lebih berat, lingkar dadanya lebih
luas, dan persendian lututnya lebih besar. (dr. Sadoso (Ratnawati: 2002, 91))
Aktifitas sangat diperlukan untuk melatih keterampilan fisik. Kegiatan fisik juga
dibutuhkan untuk menyeimbangkan diri dari kebiasaan buruk yang biasa
dilakukan warga seperti merokok dan minum-minuman keras.
3.11 Hari Keakraban
Hari keakraban merupakan program kerja yang dimaksudkan untuk meningkatkan
keakraban antara peserta K2N UI denga warga masyarakat. Kegiatan yang
dilakukan dalam hari keakraban antara lain kumpul pemuda desa dan jalan-jalan
sore. Kegiatan ini bukanlah kami mengumpulkan dalam satu moment, namun
kami berusaha untuk ikut serta dalam acara perkumpulan yang ada di warga
masyarakat.
3.11.1 Kumpul Pemuda Desa
Pemuda desa di Dusun Jagoi babang dibagi menjadi dua kelopmok berdasarkan
agama, yaitu Muda-mudi protresta (MMK) dan Orang Muda Katolik (OMK).
ketua dari OMK yaitu Dedeng, sedangkan ketua dari MMK adalah Jepri. masing-
masing dari kelompok tersebut biasa melaksanakam ibadah di waktu ynng
bersamaan, sehingga bias dibilamg mereka agak kurang saling menyatu.
Pengelompokan tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk struktur social
masyarakatnya, yaitu gambaran heterogenitas sosial masyarakat. terdapat 14
variabel yang menjadi penyebab heterogenitas, yaitu kekerabatan (hubungan
darah), perkawinan, kesamaan agama (kepercayaan), kesamaan dalam bahasa
(serta adat setempat), kepemilikan (penggunaan tanah bersama), proksimitas
(kedekatan tanah bersama), tanggung jawab bersama, kebersamaan dalam
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
kepentingan okupasi, kebersamaan dalam kepentingan ekonomi, sama-sama
menjadi bawahan dari seorang tuan, kesamaan dalam akses dalam suatu lembaga,
pertahanan (keamanan bersama), saling tolong-menolong, dan hidup (pengalaman
bersama) (Rahardjo 2010: 121 &123).
Hambatan yang kami temui dalam berinteraksi dengan pemuda desa adalah
sulitnya mengajak mereka untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
indoor Rumah Kreatif, padahal merekalah yang kami bidik untuk menjadi kader
penerus Rumah Kreatif. Untuk itu, kami menyiasatinya dengan mengumpulkan
mereka di waktu yang berbeda dengan kegiatan untuk anak-anak. Ternyata cukup
banyak pemuda yang hadir dan kami pun memulai penjajakan kader.
Dalam pertemuan tersebut pun dirasa bahwa terdapat perbedaan karakter antara
anak-anak dengan pemuda-pemuda ini. Jika anak-anak selalu tampak aktif dan
antusias, para pemuda cenderung pasif dan pendiam. Hal inilah yang patut
menjadi perhatian bersama agar api semangat yang dimiliki oleh generasi muda di
sana tidak padam seiring berjalannya waktu.
3.11.2 Kumpul Sore
Kegiatan Kumpul Sore yang paling efektif adalah kegiatan jalan sore yang
laksanakan kami setiap hari. Jalan sore ini tidaklah memiliki tujuan arah yang
pasti, dalam artian kami tidak diwajibkan untuk pergi ke tempat A (tempat
tertentu). tujuan kami adalah agar kami dapat berbaur dengan warga dusun Jagoi
Babang.
Jalan sore yang kami lakukan dilakukan sambil melakukan kegiatan tertentu,
seperti, kami berjalan menyusuri warung-warung dan tempat berkumpul warga
untuk memberikan flyer dan sosialisasii program Rumah Kreatif. Kami
berbincang-bincang dan saling bercerita dengan warga sekitar. jalan sore lain yang
kami lakukan adalah perjalanan menuju air terjun dan bendungan bersama-sama
anak-anak Jagoi Babang
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
3.12 Pentas Rakyat
Acara puncak Kriya Nusantara terbukti paling meriah dan paling menarik
perhatian penonton. Hal yang perlu diperhatikan adalah, sebenarnya antusisme
mereka terhadap lomba cukup tinggi. Namun, karena tingkat lombanya adalah
tingkat desa, dan mengingat jumlah anak SD cukup banyak akhirnya kami
memutuskan jumlah anak yang ikut lomba tiap sekolah adalah terbatas.
Permasalahan dalam pentas rakyat adalah kurangnya koordinasi antar panitia di
awal pagi hari. Permasalahan yang kurang dikoordinasikan adalah masalah
sertifikat serta surat-surat. Belum lagi kurangnya ketas cooncord dan tutupnya
tempat mengeprint. Setelah dianalisis lebih jauh, dapat dikatakan bahwa masalah
utamanya adalah kurananya orang. Jumlah panitia dengan peserta dan warga di
desa Jagoi tidaklah sebanding.
Namun, kami cukup puas, dikarenakan ajang pentas yang kami buat ini dapat
meningkatkan motivasi dan antusiasme mereka. Selain itu, dapat menambah relasi
dan kawan antar dusun. Dan juga merupakan wadah untuk menyalurkan bakat dan
energi positif mereka.
3.13 Dokumentasi Budaya
Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama
lain, sedangkan kebudayaan adalah sistem norma dan nilai yang terorganisasi
menjadi pegangan masyarakat tersebut. Ralph Linton, seorang ahli antropologi
yang terkemuka mengemukakan bahwa kebudayaan secara umum diartikan
sebagai way of life suatu masyarakat (Linton, 1936). Way of life dalam pengertian
ini tidak sekadar berkaitan dengan bagaimana cara orang untuk bias hidup secara
biologis, melainkan lebih jauh dari itu. dijabarkan lebih rinci, way of life
mencakup way of thinking (cara berfikir, bercipta), way of feeling (cara berasa,
mengekspresikan rasa), dan way of doing (cara berbuat, berkarya) (Rahardjo
2010: 64).
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan, yaitu golongan dari way of
feeling, cara mengungkapkan persaan. Masyarakat dusun Jagoi Babang
menggunakan bahasa pengantar yang mereka sebut dengan bahasa Jagoi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa penduduk asli dusun Jagoi
Babang, bahasa Jagoi hanya tersebar di dua tempat, yaitu di Dusun Jagoi Babang
itu sendiri dan sebagian wilayah Malaysia yang terletak di perbatasan.
Bahasa Jagoi dapat dikatakan bahasa tradisional yang cukup langka mengingat
daerah persebarannya sangat terbatas. maka, kami berinisiatif untuk
mendokumentasikan kebudayaan ini, yaitu dengan membuat sebuah kamus mini
Bahasa Jagoi. Kamus tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok agar lebih
mudah dipahami. Kami berharap, kamus tersebut dapat membantu orang-orang
yang tidak mengerti bahasa Jagoi namun ingin pergi ke dusun tersebut dapat lebih
mudah berkomunikasi.
Selain hal tersebut, kamus mini ini juga dapat menjadi alat bukti adanya suatu
bahasa, adanya suatu kebudayaan. Kebudayaan tradisional suatu masyarakat,
dapat mengalami kepunahan karena berbagai faktor, seperti pengaruh modernisasi
dan globalisasi. Dengan adanya kamus mini Bahasa Jagoi, dapat menjadi suatu
bukti valid akan keberadaan bahasa Jagoi.
3.14 Kaderisasi dan Monitoring
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kader adalah orang yang diharapkan atau
dipersiapkan untuk dapat memegang jabatan atau pekerjaan penting dalam bidang
tertentu. Dengan demikian, kaderisasi adalah proses pencarian kader atau
persiapan kader. Dalam hal ini adalah kaderisasi pengurus Rumah Kreatif yang
akan menjalankan Rumah Kreatif untuk selanjutnya, setelah kepergian kami dari
dusun Jagoi Babang.
Kriteria kader yang kami pilih adalah pemuda yang supel, dapat dipercaya serta
memiliki pengaruh terhadap masyarakat dusun Jagoi Babang. Kami memilih
pemuda dikarenakan kami ingin memberdayakan pemuda di dusun tersebut.
Selain itu, sosok pemuda diharapkan memiliki fisik yang prima serta masih
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
memiliki idealisme untuk membuat suatu perubahan, masih bersemangat dalam
bermimpi dan merajut cita-cita. Kriteria lainnya adalah supel dan memiliki
pengaruh terhadap masyarakat sekitar. Bertujuan agar si kader dapat mengajak
warga dari berbagai usia dan latar belakang untul dapat berpartisipasi berkumpul
di rumah kreatif. Agar sesuai dengan visi misi rumah kreatif, yaitu sebagai tempat
berkumpul dan berbincang.
Akhirnya, kami pun berhasil memeroleh dua orang kader. kader pertama bernama
Dedeng. Beliau adalah sosok pemuda yang cukup disegani, cukup supel dan dapat
merangkul warga. Selain itu, Dedeng juga sekertaris desa. Dengan demikian,
dapat dibilang wawasan dan tingkat intelektual dedeng di atas rata-rata warga
jagoi lainnya. Akan tetapi, mengingat profesi dedeng yang cukup sibuk, maka
kader selanjutnya, diharapkan dapat mengisi kekosongan tersebut, beliau adalah
Jepri. Jepri merupakan ketua Muda-mudi Protestan. Kami berharap kedua kader
tersebut dapat melanjutkan semangat Rumah Kreatif lebih membara.
Kegiatan selanjutnya setelah kaserisasi adalah monitoring. Monitoring di sini
artinya adalah memonitor kinerja dan keberlanjutan kegiatan dan aktivitas di
rumah kraetif. Kami mengawasi bagaimana hubungan dia dengan warga sekitar.
dedeng dan jepri diharapakan dapt merangkuk semua masyarakat.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Daerah perbatasan belum tentu merupakan daerah tertinggal. Dengan berbagai
infrastruktur yang telah tersedia di Dusun Jagoi Babang ini, tidak salah jika kami
menyebut dusun kami sebagai daerah yang sudah cukup maju.
Namun demikian, daerah perbatasan tetap memiliki dinamika tersendiri yang
membedakannya dengan daerah-daerah lain dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini, khususnya masalah pemberdayaan SDM-nya. Dapat diilihat,
semangat dan potensi yang dimiliki seorang anak tampak menyusut saat mereka
dewasa. Di sinilah Rumah Kreatif diharapkan dapt tumbuh bersama masyarakat
dan turut mencerdaskan masyarakat dan kehidupan di Jagoi Babang.
Untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatannya, program Rumah Kreatif K2N di Dusun
Jagoi Babang ini sungguh penuh kejutan dan berjalan di luar prediksi.
Antusiasme warga, khususnya anak-anak, dalam mengikuti kegiatan yang kami
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
selenggarakan cukup tinggi. Indikator keberhasilan yang kami tetapkan di
proposal pun berhasil kami raih. Mayoritas program berjalan maksimal dan
melebihi ekspektasi kami. Beberapa program kerja kami modifikasi dan kami
sesuaikan dengan fakta lapangan yang ada.
4.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas Rumah Kreatif Jagoi Babang ke
depannya, kami menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
1. Dilengkapinya peralatan dan perlengkapan pendukung Rumah Kreatif, seperti
rak, alat mewarnai, pengeras suara, lem, alat tulis, dan permainan asah otak.
2. Kesibukkan kader sebaiknya tidak menjadi halangan untuk tetap membuka
Rumah Kreatif sekalipun hanya sebentar saja.
3. Rumah baca tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak, tetapi untuk semua
kalangan, sehingga harus ada upaya lebih menggalang massa.
4. Rumah Kreatif tetap permanen di Gedung Adat dan tidak digabung dengan
Perpustakaan Daerah yang akan dibangun di Balai Desa.
5. Komunikasi antara kader, peserta, dan kami sebagai founding fathers Rumah
Kreatif harus tetap terjaga dengan baik.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Profil Kecamatan Jagoi Babang 2012. --.
Diem, C. 2011. Perpustakaan, Kepustakaan, dan Keaksaraan Model
Pembelajaran EYL. Palembang : Universitas Sriwijaya.
Hayati, Nina. 2012. Pentingnya Apresiasi untuk Anak.
http://shiwpembelajar.blogspot.com/2012/02/pentingnya-apresiasi-untuk-
anak-oleh.html. Diakses pada 2-11-12, 23.35 WIB.
http://sejarah.kompasiana.com/2010/06/22/dayak-bidayuh-jagoi-ii/. Diakses pada
2-11-12, 22.15
http://www.equator-news.com/utama/pindah-warga-negara-tak-terjadi-di-jagoi-
babang. Diakses pada 2-11-12, 22.04 WIB
Istadi, I. 2003. Aku Senang Belajar. Pustaka Inti, Jakarta: xii + 104 hlm.
Lemhanas. 1997. Wawasan Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahardjo. 2010. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. UGM Press,
Yogyakarta: viii + 238 hlm.
Ratnawati, Sinta. 2002. ’Sekolah’ Alternatif untuk Anak. Jakarta: Buku Kompas.
Reid, Jerry C. 2006. Mengajari Anak Berpikir. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012
10
Laporan Pertanggungjawaban Rumah Kreatif Jagoi Babang Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia Tahun 2012