BAB I
SKIZOFRENIA
A. DEFINISI
Skizofrenia adalah gangguan psikosa yang ditandai oleh split / disorganisasi
personality. Mengalami disharmoni psikologis secara myeluruh, pendangkalan / kemiskinan
emosi, proses berpikir yang memburuk, menghilangnya kesadaran social, adanya delusi,
halusinasi, sikap / perilaku yang aneh, dan emosinya inkoheren dimana bila terdapat kejadian
yang menyenangkan bisa saja penderita malah menjadi berhati sesdih, demikian pula
sebaliknya (Coleman,1976).
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial
budaya (Rusdi Maslim, 1997; 46).
B. ETIOLOGI
a. Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %,
bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita
Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis,
1998; 215 ).
b. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu
pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini
tidak dapat dibuktikan.
c. Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung
extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada
penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam
pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.
d. Susunan saraf pusat
Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon atau kortek
otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan
postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat sediaan.
e. Teori Adolf Meyer :
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat
ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer
mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat
mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu
reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama
kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).
f. Teori Sigmund Freud
Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik
ataupun somatik (2) superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg
berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk
pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.
g. Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang
terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan
perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer
(gaangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala
sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang
lain).
h. Teori lain
Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-macaam
sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit
badaniah seperti lues otak, arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.
i. Ringkasan
Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat dikatakan bahwa
faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang mempercepat, yang menjadikan
manifest atau faktor pencetus (presipitating factors) seperti penyakit badaniah atau stress
psikologis, biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap
suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ).
C. JENIS-JENIS SKIZOFRENIA
Skizofrenia dibagi pula dalam beberapa tipe, yaitu:
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan emosi
dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham dan
halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-lahan.
b. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja atau
antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses berfikir, gangguan
kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double personality. Gangguan psikomotor
seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham
dan halusinaasi banyak sekali.
c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh
stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder
dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses
berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.
e. Episode Skizofrenia akut
Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi.
Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia
luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang
khusus baginya.
f. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-
gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan Skizofrenia.
g. Skizofrenia Skizo Afektif
Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga gejala-gejal
depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini cenderung untuk
menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi.
D. TANDA DAN GEJALA
Adapun gejala-gejala skizofrenia dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Gejala primer, meliputi:
a. Gangguan proses pikiran
Lebih mengarah pada bentuk daripada isi: kelainan pikiran. Pikirannya berbelit-
belit dan menyebar. Hubungan normal antara ide dengan ide yang lain terputus
(pikiran knight’s move). Pasien mungkin mengalami blok pikiran mendadak ata
penghambatan pikiran. Pikiran konkrit mungkinterlihat jika pasien diminta untuk
memberikan arti umum suatu pribahasa yang sudah dikenal. Pikirannya terganggu
oleh gangguan tema personal (autistic dan dereistik) dan oleh ketidakmampuan untuk
memiliki pikiran (pikiran overiniusive).
b. Gangguan emosi
Reaksi emosi dan afek yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan keadaan dan
pikiran pasien. Kemudian timbul penumpukan. Tanda awalnya tak ada raport yang
ditemukan saat wawancara.
c. Gangguan kemauan
Ada kehilangan kehendak, kelemahan dan tidak ada dorongan dari kegagalan
dalam pekerjaan rumah, pelajaran dan pekerjaan. Suatu saat dapat ditemukan
kekerasan hati yang berlebihan, negatifisme atau suatu kepatuhan secara otomatis.
d. Otisme
Penderita kehilangan hubungan dengan dunia luar,ia seakan-akan hidup dalam
dunianya sendiri, tidak psikomotor dan menghiraukan yang terjadi disekitarnya.
2. Gejala sekunder
1. Waham
Waham dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Waham primer, yaitu waham yang berkembang penuh dari suatu persoalan
normal, munculnya mendadak dan sangat diyakini oleh penderita.
b. Waham sekunder, merupakan suatu keyakinan yang salah dan muncul dari
gejala yang disebabkan karena ada suatu agent dari yang meletakkan pikiran itu
atau mengacaukan pikiran itu dikepalanya.
2. Halusinasi
Dapat terjadi dalam banyak penyakit, tetapi dalam skizofrenia halusinasi
ditemukan dalm keadaan kesadaran yang jernih. Biasanya merupakan halusinasi
pendengaran, tetapi indera sensorik lain mungkin terlibat.
3. Gejala Katatonik dan Gangguan Psikomotorik yang lain
Kelainan gerakan mungkin timbul dalam bentuk kekakuan gerakan yang
kurang terkoordinasi serta agaya berjalan, menyerinagi, sikap dalam kasus ekstrem,
fleksibilitas serea dan ekopraksia.
BAB II
SKIZOFRENIA AFEKTIF
A. DEFINISI
Skizo-afektif adalah:
1. Suatu perasaan euphoris meliputi rasa gembira yang tidak ada taranya, solah-olah dunia
ini dikuasainya. Dia mempunyai perasaan optimis yang sangat berlebihan, jalan
pikirannya cepat, tidak mengenal lelah, menganggap semua persoalan enteng, tapi
perasaan ini nantinya beralih menjadi rasa sedih yang sangat mendalam pula
(Keperawatan Jiwa, Penerbit Bulan Bintang, dr Tarmizi, Jakarta, 4 Februari 1975)
2. Gangguan utama yang disebabkan karena gangguan afek (alam perasaan/ mood)yang
disertai oleh sindrom manik atau depresif yang lengkap ataupun tidak lengkap yang tidak
disebabkan oleh gangguan fisik atau gangguan jiwa lainnya.(Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa,1995,W.F Maramis,Erlangga University, Surabaya)
3. Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan emosi (afektif) sehingga gejala
perilaku diwarnai oleh ketergantungan keadaan emosi (Drs.H.Zainudin Sri
Kuntjoro,M.Ps,2002)
B. ETIOLOGI
1. Data genetik
Seseorang menderita skizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga menderita
skizofrenia dan kemungkinan seseorang menderita skizofrenia adalah berhubungan
dengan dekatnya hubungan persaudaraan tersebut (ex: sanak saudara derajat pertama atau
derajat kedua). Pada hunbunga antara tempat kromosom tertentu dengan skizofrenia telah
dilaporkan, lebih dari setengah kromosom telah dihubungkan dengan skizofrenia.
2. Faktor Biokimia
Faktor biokimia terdiri dari aktifitas dopamine dimana skizofrenia disebabkan
dari terlalu banyaknya aktifitas dopaminergik. Neuron dopaminergik dalam jalur
mesokortial dan jalur mesolumbik berjalan dari badan selnya diotak tengah ke neuron
dopaminoseptik di sistem limbik dan korteks serebral. Peran penting dopamine adalah
konsisten dengan penelitian yang telah mengukur plasma metabolic dopamine utama,
yaitu homovanilic acid. Dalam kondisi eksperimental yang terkontrol cermat, konsentrasi
homovenilic acid dalam system saraf pusat.
Melankolia involusi
Faktor yang mempengaruhi dan memudahkan timbulnya melankolia involusi
ialah yang berhubungan dengan usia lanjut dalam bidang social, psikologik dan
ekonomik.
Psikosa manik depresif
Faktor yang mempengaruhi yaitu salah satunya faktor keturunan.
C. KLASIFIKASI DAN TANDA GEJALA
Terjadi waham atau halusinasi selama paling sedikit 2 minggu tanpa gejala, alam perasaan yang menonjol. Gangguan skizo-afektif diklasifikasikan menjadi 2:
1. Melankolia involusiKelainan fisik yang disebabkan oleh kemunduran fungsi endokrin yang belum
jelas pengaruhnya tetapi terdapat hal yang menunjukkan bahwa pengaruh ini tidak sepenting faktor psikologik yang diakibatkan oleh masa involusi.
Tanda dan gejalanya antara lain: beberapa minggu sampai beberapa bulan permulaaan penderita cenderung menjadi hipokondrik, lekas marah, pesimis, ia mengeluh tentang insomnia dan mulai tidak suka bekerja serta sering menangis. Ia ragu-ragu dan tidak dapat mengambil keputusan, lapangan minatnya menyempit dan ia menarik diri dari kehidupan sosial.
Bila penyakit sudah jelas maka timbul depresi hebat, kecemasan, agitasi, hipokindriasis dan waham dosa, waham penyakit dan rasa akan mati sampai dengan waham nihilistik, sering keluar ucapan yang menyatakan keputusannya.
2. Psikoza Manik Depresif
Kadang-kadang timbul satu atau dua kali serangan saja seumur hidup orang itu. Interval antara dua fase tidak tentu lamanya, kadang-kadang lama, tetapi kadang-kadang tidak ada sama sekali.
Ada dua jenis psikoza manik depresif:
a. Jenis mania
Tanda dan gejala:
1) Gangguan emosi: penderita merasa senang dan optimistic. Terlalu percaya diri.
Setiap usaha dan pekerjaan dianggap enteng, kadang-kadang percaya diri. Setiap
usaha dan pekerjaaan dianggap enteng, kadang-kadang disertai halusinasi dan
waham kebesaran.
2) Aktifitas yang berlebihan: penderita sangat gelisah, tidak dapat duduk diam dan
tinggal ditempat tidur, sangat boros, terus berbicara dan menyanyi-nyanyi, sering
berbicara dengan kata yang tidak sopan, tidak mau makan, tidak bisa tidur, tidak
merasa lelah akibat kegelisahan yan g tinggi sehingga timbul bahaya dehidrasi
dan kolaps.
3) Gangguan proses berfikir: dalam keadaan mania arus pikiran menjadi cepat,
pikiran melayang dan asosiasi bunyi. Perhatian sangat terganggu, mudah tertarik
pada hal-hal lain. Halusinasi mungkin timbul tetapi jarang, sering timbul ilusi,
waham sering berupa waham kebesaran dan tidak simetris.
b. Jenis depresif1) Gangguan emosi: tampak selalu lelah dan khawatir. Penderita merasa tidak
mampu menyelesaikan atau melakukan sesuatu. Segala masalah ditinjau secara
pesimistik. Ia merasa sangat rendah diri kadang-kadang rasa sedih yang
berlebihan sehingga putus asa dan timbul bahaya bunuh diri. Keinginan bunuh
diri sering dilakukan dengan sungguh-sungguh dan direncanakan secara matang.
Terkadang ia membunuh keluarganya lebih dulu dengan maksud hendak
membebaskan mereka dari penderitaan.
2) Penghambatan aktifitas: dapat dilihat dari roman muka dengan lipatan nasolabial
yang jelas, sudut mulut yang turun dan banyak lipatan di dahi dan di sudut mata.
Gerakan berkurang dan menjadi sangat lambat. Penderita menghindari pergaulan
dan teman-temannya . pada penderita wanita sering tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan rumah tangga pada waktunya. Ia kurang memeperhatikan dirinya
sendiri.
3) Gangguan proses berfikir: arus pikiran tidak lancar lagi seperti biasa. Kemampuan
untuk mengutarakan isi hati berkurang. Penderita tidak sanggup mengambil
keputusan, selain itu penderita menjadi cemas dan takut. Halusinasi jarang timbul
lebih sering ilusi.
4) Keluhan badaniah yang menyertai adalah: rasa lelah, perasaan tertekan pada
kepala dan dada, kedua tungkai berat sekali, sukar tidur, nafsu makan
berkurang,obstipasi, pada wanita haid terganggu dan pada pria terjadi impotensi.
c. Jenis sirkular
Pada jenis ini terdapat episode mania dan depresi berganti-ganti, diselingi oleh suatu
interval yang normal. Diagnosa dari interval iniharus kurang dari 12 bulan, bila lebih
maka didiagnosa sebagai jenis mania atau jenis depresi sendiri-sendiri.
RENTANG RESPON EMOSIONAL
Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit akan yampak beberapa parameter yang relevan.
1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan
eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaan
sendiri
2. Reaksi berduka takterkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan tersirat
bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam
proses berdukanya .
3. Supresi Emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan
sendiri,terlepas dari perasaan tersebut,atau internalisasi terhadap semua aspek dari dunia
afektif seseorang.
4. Penundaan reaksi berduka adalah ketiadaan yang persisten respon emosional terhadap
kehilangan.Ini dapat terjadi pada awal proses bergabung,dan menjadi nyata pada proses
berduka,atau keduanya.Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi
bertahun- adalah ketiadaan yang persisten respon emosonal terhadap kehilangan. Ini
dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata pada proses berduka, atau
keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun- tahun.
5. Depresi atau melankolia adalah suatu kesedihan dan perasaan duka yang berkepanjangan
atau abnormal. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, seperti tanda,
gejala, sindrom, keadaan emosional,reaksi, penyakit atau intitas klinik.
6. Mania ditandai dengan alam perasaan yang meningkat, bersemangat, atau mudah
terganggu. Hipomania digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis serupa, tetapi
tidak separah mania atau episode manik.
RENTANG RESPON EMOSIONAL
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Respon reaksi berduka supresi penundaan depresi/mania
Emosional tak terkomplikasi emosi reaksi berduka
D. PSIKOFISIOLOGI
Skizofrenia
Genetika Neurologis Biokimia Otak
Implikasi mutasi DNA Trauma Peningkatanoleh trinukleat > 1 reseptor serotonin
Kelainan gen selama Pengurangan ukuran Gangguan gerakandalam kandungan system limbie (daerah
amihdala, hipokampus, girus hipokampus)
Kelainan struktur &fungsi otak saat tumbuh Defisit lobus di Penurunan pusat kembang garis depan kontrol emosi
Tingkat II (kakek, Gangguan transfer Paramimi,nenek, paman,bibi, dan control parathimi, emosi,keponakan) asosiasi, memori berlebih bahasa, suara
Tingkat I (orang tua ApatisSaudara)
Resiko mencederai diri
Isolasi sosial
Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
Menarik diri
E. PSIKOPATOLOGI
Skizofrenia
Faktor eksternal
Keluarga Sosiokultural Lingkungan
Konflik keluarga Pernikahan lintas Tuntutan hidupbudaya
Hum-bang anak Perbedaan adat Stressor ekonomitidak optimal istiadat dan kebiasaan
Anak merasa tidak Konflik hubungan Kebutuhan hidupdiperhatikan meningkat pendapat
tidak mencukupi
Stressor Dikucilkan oleh masyarakat
Pendapat tidakdihargai
Resiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial
Menarik diri
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
b. Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien datang ke rumah sakit?
Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah tersebut?
Bagaimana hasilnya?
c. Faktor Presdiposisi
Tanyakan kepada klien/ keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
di masa lalu, apakah klien pernah mengalami perasaan senang atau sedih yang
berlebihan,percaya diri yang terlalu besar, dan aktivitas berlebih-lebihan seperti
terus berbicara atau menyanyi-nyanyi.
Tanyakan apakah ada anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa
dan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut.
Tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah di alami
klien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit keluarga
e. Faktor fisik
Ukur tanda- tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan.
Ukur tinggi dan berat badan.
Tanyakan pada klien/ keluarga apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien
f. Faktor psikososial
Genogram yang menggambarkan hubungan klien dengan keluarga.
Konsep diri
Tanyakan tentang gambaran diri klien, identitas/ status klien, peran klien
dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat, ideal diri/ harapan terhadap
dirinya, harga diri tentang bagaimana klien berhubungan dengan orang
lain.
Hubungan sosial
Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti. Kelompok apa yang di ikuti
dalam masyarakat.
spiritual
Tanyakan tentang pandangan dan keyakinan klien dan bagaimana kegiatan
ibadahnya.
g. Status mental
Penampilan klien.
Pembicaraan yang dikemukakan klien bagaimana?
Aktivitas motorik klien seperti lesu, gelisah, agitasi, tremor, dll.
Alam perasaan seperti apakah klien sedih, putus asa, takut, khawatir, dll.
Afek klien yaitu datar, tumpul, labil, atau tidak sesuai.
Interaksi selama wawancara.
Persepsi klien.
Proses pikir.
Isi pikiran.
Waham.
Tingkat kesadaran.
Memori/ ingatan.
h. Kebutuhan persiapan pulang
i. Mekanisme koping
j. Masalah psikososial dan lingkungan
k. Pengetahuan
l. Aspek medis
m. Daftar masalah keperawatan
n. Daftar diagnosa keperawatan
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakberdayaan, dan keputusan terhadap
interaksi sosial masyarakat.
2. Resiko tinggi terhadap kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan
dengan agitasi dan harga diri rendah.
3. Menarik diri berhubungan dengan penyangkalan terhadap realita.
4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perasaan tidak berguna dan harga diri
rendah.
5. Gangguan perawatan diri berhubungan dengan rasa tidak berharga, dan kurangnya
perhatian terhadap kebutuhan dirinya sendiri.
B. RENCANA KEPERAWATAN DAN RASIONAL
A.
Nama Diagnosa Keperawatan Perencanaan RasionalNO
Hari/Tgl Tujuan & kriteria hasil Tindakan keperawatan
1 Isolasi sosial b/d ketidakberdayaan, dan keputusan terhadap anteraksi social masyarakat
Tujuan Jangka Panjang:Klien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan perawat dalam aktivitas kelompokTujuan Jangka Pendek: Setelah dilakukan asuhan
keperawatan dalam waktu tertentu klien diharapkan:
Klien dapat mendemonstrasikasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain
Klien dapat mengikuti aktivitas kelompok tanpa disuruh.
Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai/ dapat diterima
KH: Klien dapat
Atur setiap hari untuk menyusun rencana waktu untuk berinteraksi dan beraktivitas dengan klien.
Identifikasi faktor signifikan support individu klien dan mendorong mereka untuk berinteraksi dengan klien, percakapan ditelepon, beraktivitas dan mengunjunginya.
Bantu klien membedakan antara isolasi sosial dan hasrat untuk menyendiri.
Struktur menolong klien mengatur waktu untuk berinteraksi dengan yang lain dan mengatakan bahwa partisipasi klien diharapakan dan diharapkan dan anggota yang berguna dalam komunitas.
Jaringan pendukung yang kuat menambah kontak social klien, mempertinggi kemampuan social, meningkatkan harga diri dan memfasilitasi hubungan yang positif.
Klien kadang memilih untuk menyendiri diwaktu yang tepat dan seharusnya diberi kesempatan untuk itu.
mendemonstrasikasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain
Klien dapat mengikuti aktivitas kelompok tanpa disuruh.
Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai/ dapat diterima.
Bantu klien menemukan klien lain untuk sosialisasi dengan orang yang memiliki kesukaan yang sama.
Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi singkat.
Perlihatkan penguatan positif kepada klien.
Temani klien untuk memperlihatkan dukungan selama aktivitas kelompok yang mungkin merupakan hal yang menakutkan atau sulit bagi klien.
Jujur dan menepati janji.
Berbagi atau kesukaan yang sama meningkatkan rasa percaya pada orang lain.
Sikap menerima orang lain akan meningkatkan harga diri klien dan memfasilitasi rasa percaya pada orang lain.
Hal ini akan membuat pasien merasa menjadi seseorang yang berguna.
Kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberikan rasa aman kepada klien.
Kejujuran dan rasa membutuhkan menimbulkan suatu hubungan saling percaya.
2 Resiko tinggi terhadap kekerasan pada diri
Tujuan Jangka Panjang:Klien tidak membahayakan
Pertahankan lingkungan dengan stimulus tingkat
Tingkat ansietas akan meningkat dalam
sendiri dan orang lain b.d agitasi dan harga diri rendah
dirinya dan orang lain selama di rumah sakitTujuan Jangka Pendek:Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu tertentu klien diharapkan: Ansietas dipertahankan
pada tingkat dimana klien tidak menjadi agresif klien memperlihatkan rasa percaya pada orang lain disekitarnya.
Klien mempertahankan orientasi realitasnya.
KH: Ansietas dipertahankan
pada tingkat dimana klien tidak menjadi agresif klien memperlihatkan rasa percaya pada orang lain disekitarnya.
Klien mempertahankan orientasi realitasnya.
rendah.
Observasi secara ketat perilaku klien (setiap 15 menit)
Singkirkan semua benda yang dapat membahayakan diri dan lingkungan klien.
Bimbing klien untuk menyalurkan perilaku merusak diri kepada kegiatan fisik untuk menurunkan ansietas klien.
Perawat mempertahankan sikap dan perilaku yang tenang dihadapan klien.
Miliki cukup staf yang kuat secara fisik yang dapat membantu mengamankan klien jika dibutuhkan.
Beri obat-obatn transquilizer sesuai
lingkungan yang penuh dengan stimulus.
Intervensi yang tepat dapat segera diberikan dan untuk selalu memastikan bahwa klien berada dalam keadaaan aman.
Ada kemungkinan klien akan melakukan hal-hal yang membahayakan dengan alat-alat tersebut ketika gelisah.
Latihan fisik adalah cara yang aman dan efektif untuk menghilangkan ketegangan yang terpendam.
Ansietas menular dan dapat ditransfer dari perawat kepada klien.
Untuk mengontrol situasi dan memberi keamanan fisik kepada perawat.
Pencapaian “batasan alternative” yang paling
program terapi pengobatan pantau keefektifan obat dan efek sampingnya.
Jika paien belum dapat tenang, gunakan alat-alat pembatasan gerak (fiksasi) jika diperlukan.
Observasi ketat klien dalam masa fiksasi (15 menit)
Begitu kegelisahan klien menurun, kaji kesiapan klien untuk dilepaskan dari fiksasi.
sedikit harus diseleksi ketika merencanakan intervensi untuk psikiatri.
Untuk meminimalkan mobilisasi klien dan menjaga keamanan klien dan perawat.
Keamanan klien merupakan prioritas keperawatan.
Untuk meminimalakan resiko kecelakaan bagi klien dan perawat.
3 Menarik diri b.d penyangkalan trhadap realita
Tujuan Jangka Panjang:Pasien dapat melakukan interaksi dengan orang lain.Tujuan Jangka Pendek:Klien dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan dapat mengungkapkan perasaannya kepada orang lain.KH: Klien dapat
berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan
Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan yang dialami.
Dengan mengetahui apa yang dirasakan klien, perawat dapat membantu menemukan koping yang tepat.
dapat mengungkapkan perasaannya kepada orang lain.
4 Gangguan konsep diri b.d perasaan tidak berguna dan harga diri rendah.
Tujuan Jangka Panjang:Mengembalikan rasa percaya diri pasien.Tujuan Jangka Pendek:Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu tertentu klien diharapkan:Pasien dapat mengaktualisasikan dirinya pada orang lain.KH:Pasien dapat mengaktualisasikan dirinya pada orang lain.
Bantu klien untuk membangkitkan perasaan, terutama perasaan marah saat klien tidak punya kekuatan.
Beri klien umpan balik positif sehingga klien siap untuk mengidentifikasi area yang sulit untuk dirinya.
Tanya klien untuk mengklarifikasi dan merasakan yang diekspresikan secara samar.
Jika klien bingung saat mendiskusikan topik yang sensitif atau tidak sanggup mengekspresikan dirinya, kembalikan klien kea rah topik yang netral, atau ajak klien untuk melakukan aktivitas yang tidak perlu tenaga dan menyenangkan.
Bangkitkan interaksi klien dengan staf atau klien lainnya dalam topik yang
Mengungkapkan perasaan dari awal sampai tindakan yang membangun
Keinforsemen dan keinginan besar perilaku yang membantu untuk meningkatkan perilaku tersebut.
Klarifikasi menghindari kesalahpahaman terhadap apa yang disampaikan klien
Suatu saat klien akan merasa sangat dapat mengekspresikan dirinya dengan terapeutik dan produktif. Ini merupakan bagian dari proses perubahan organik.
menarik.
Beri klien umpan balik untuk mengikutsertakan dalam interaksi sosial dan aktivitas saat luang.
Damping klien untuk mengembangkan perawatan selanjutnya yang dibutuhkan.
Berikan pengarahan ke pelayanan sosial dan agen komunitas saat di indikasi.
Klien mungkin mengalami kemajuan dalam berinteraksi dan mungkin membutuhkan stimulasi eksternal untuk berkomunikasi dengan yang lainnya.
Umpan balik yang positif meningkatkan kemungkinan berlanjutnya interaksi dan partisipasi saat aktivitas.
Jika kesembuhan delirium tidak lengkap klien mungkin membutuhkan dukungan atau pendampingan saat kembali ke masyarakat.
5 Gangguan perawatan diri b.d rasa tidak berharga, dan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan dirinya sendiri.
Tujuan Jangka Panjang:Klien dapat meningkatkan minat atau motivasi dan mempertahnkan kebersihan diri.Tujuan Jangka Pendek:Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu tertentu klien diharapkan:Klien mampu melakukan perawatan diri secara rutin
Perhatikan kebutuhan fisik pasien.
Observasi kebutuhan klien seperti makanan dan
Mungkin klien tidak sadar dan tidak responsive terhadap kebutuhannya. Kebutuhan fisik klien mungkin ditemukan penambahan kemampuan klien untuk menemukan kebutuhan emosional.
Klien mungkin tidak sadar atau tidak tahau kebutuhan
dan teratur tanpa perinta.KH:Klien mampu melakukan perawatan diri secara rutin dan teratur tanpa perintah
pemasukan minuman, mungkin diperlukan monitor dan penulisan pemasukan, pengeluaran dan berat sehari-hari.
Monitor eliminasi klien gunakan obat PRN untuk meningkatkan keteraturan.
Jelaskan latihan atau tugas dengan singkat dan mudah.
Gunakan kalimat yang jelas dan langsung, minta klien untuk melaksanakan satu bagian dari latihan saat itu juga.
Ungkapkan secara langsung keinginan perawat kepada klien.
Jangan memaksa klien untuk memilih , katakana kepada klien waktu yang tepat untuk makan atau
makanan dan cairannya.
Konstipasi yang sering terjadi dengan transqualizer mayor, pengurangan makanan dan pemasukan cairan dan mengurangi aktivitas.
Latihan yang sangat sulit akan memudahkan klien mengikuti rangkaian tersebut.
Klien mungkin tidak dapat mengingat semua langkah atau cara-cara.
Klien mungkin tidak sanggup membuat pilihan atau bahkan membuat pilihan yang salah.
Ide yang abstrak tidak akan dimengerti dan akan mancampuri latihan yang lengkap.
memakai baju daripada menawarkan makan atau berpakaian.
Jangan membingungkan klien dengan alas an mengapa hal tersebut harus diselesaikan.
Izinkan klien untuk menambah waktu untuk melengkapi latihan.
Klien yang tidak bisa menyelesaikan latihan jangan terburu-buru meminta klien untuk mencoba.
Bantu klien saat klien membutuhkan untuk menjaga kelangsungan fungsi sehari-hari dan personal hygiene yang adekuat.
Pilihan-pilihan pengambilan alihan bantuan dan supervise klien untuk merawat diri.
Mungkin klien lebih lama dalam berpakaian dan menyisir karena tidak memiliki konsentrasi dan perhatian yang sedikit.
Mencoba akan membuat klien frustasi dan membuat latihan mustahil untuk diselesaikan.
Kesadaran klien akan harga diri dan kesejahteraan akan bertambahn.
Jika pasien bersih, harum, terlihat menyenangkan dan mengalami kemajuan.
Penting untuk mengambil keuntungan tertentu. Penghargaan positif meningkatkan
Puji klien untuk aktivitas yang lengkap dari kehidupan sehari-hari untuk perawatan diri di awal.
kemungkinan yang akan datang.
Top Related