1. DEFINISI
Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisanmukosa gaster (Hadi, 1999).Gastritis adalah suatu keadaan peradanganatau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus,atau lokal (Price 2005). Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung, seringdiakibatkan dari pola diet yang sembrono. Sedangkan gastritis kronikadalah inflamasi mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkanbaik oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau olehbakterihelicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2002) Dari keempatdefinisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa gastritis adalah suatu inflamasi atau peradangan yang sering terjadi pada dinding lambungyang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal.
Hadi, Soeparman. (1999). Ilmu Penyakit Dalam, jilid kedua. Depok: Balai PustakaFKUI.
Price, Sylvia A, dkk.( 2005). Patofisiologi “Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit”,Edisi 6 Vol I. Jakarta: EGCSmeltzer, Suzanne C.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddart, Edisi 8 Vol 2. Jakarta: EGC
2. ETIOLOGI
a. Pola makan yang tidak teratur: tidak tepat waktu.
b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, mislanya makanan
pedas, terlalu asam, dan alkohol.
c. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun,
aseton, an lain-lain yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa
lambung.
d. Infeksi oleh bakteri (toksin) atau infeksi virus.
e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat
berdampak terhadap erosi pada mukosa lambung.
f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis.
(Arif, 1999)
1.1.1. Etiologi
1) Endotoksin bakteri masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi
(staphylococcus, salmonella).
2) Mengkonsumsi kafein, alcohol, merokok
3) Penggunaan aspirin, dimana aspirin dapat menyebabkan penurunan sekresi
prostaglandin.
4) Obat-obatan lain dari golongan NSAID (Indometasin, Ibuprofen, naproksen),
sulfonamide, steroid dan digitalis
5) Makanan berbumbu termasuk lada, cuka atau mustard, dapat menyebabkan gejala yang
mengarah pada gastritis.
6) Apabila alcohol diminum bersama dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak
dibandingkan dengan efek masing-masing agen tersebut jika diminum secara terpisah.
Gastritis erosive hemoragik difus biasanya terjadi pada peminum berat dan pemakai
aspirin, dan dapat menyebabkan perlunya dilakukan sekresi lambung.
7) Stress fisik (luka bakar, sepsis, trauma)
Manifestasi klinis
Pada gastritis superficial, mukosa memerah, edematosa, dan ditutupi oleh mucus
yang melekat: erosi kecil dan perdarahan sering timbul. Derajat peradangan sangat
bervariasi. Pada umumnya manifestasi klinis dari gastritis akut dapat bervariasi dari
keluhan abdomen yang tidak jelas, seperti anoreksia atau mual, sampai gejala yang
lebih berat seperti nyeri epigastriun, muntah, perdarahan, dan hematemesis.
Pada beberapa kasus, bila gejala-gejala memnjang dan resisten terhadap
pengobatan, mungkin diperlukan tindakan diagnostic tambahan seperti endoskopi,
biopsy mukosa, dan analisis cairan lambung untuk memperjelas diagnosis.
3. PatofisologiGastritis terjadi akibat peradangan pada mukosa lambung yangmenimbulkan rasa nyeri yang dialihkan ke epigastirum bagian atas.Reflek-reflek pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer salivamengeluarkan saliva dalam jumlah besar. Dan sering menelan salivamenyebabkan banyak udara yang berkumpul di lambung. Penggunaanaspirin, alkohol, memakan makanan yang berbumbu secara berlebihanatau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya tahan mukosa,ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam lambung berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukaklambung. (Guyton, 1998)
PATOFISIOLOGI GASTRITIS
ASPIRIN Kurang Pengetahuan POLA MAKAN TIDAK TERATUR
Menghambat aktifitas siklooksigenase gesekan antara dinding-dinding lambung
Produksi prostaglandin erosi pada lambung
Merusak factor defensive kerusakan topical produksi HCL pencernaan digaster
(untuk pengeluran mucus) obat bersifat korosif asam dilambung molekul makanan masih besar
Mucus pada gaster merusak sel-sel epitel mukosapolarisasi usus
Mukopolisakarida mengiritasi mukosa
dan lambung perangsangan medulla tekanan usus
mukopolipeptida nyeri epigastrium oblongata masuk ke colon
vitamin B12 rusak sebelum Gangguan Rasa Nyaman Nyeri menekan impuls mual, tekanan osmotik
diabsropsi muntah dan anorexia mengganggu penyerapan
sel darah banyak immature keseimbangan saraf otonom anorexia air
anemia pernisiosa terganggu Resti Nutrisi Kurang dari diare Kebutuhan
simpatis pengeluaran cairan
Resti Perubahan Keseimbangan
HR Cairan Dan Elektrolit
Beban jantung
Aliran darah ke otak cepat
Suplai darah dan oksigen ke otak
Kesadaran menurun
pingsan
1.2. Mekanisme Mual
Mual yaitu rasa ingin muntah yang dapat di sebabkan oleh impuls iritasi yang
datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah yang
berhubungan dengan motion sickness, maupun impuls yang berasal dari korteks serebri
untuk memulai muntah.
Mekanisme mual pada penderita maag atau gastritis:
1) Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita makan-makanan yang
mengandung alcohol, aspirin, steroid, dan kafein sehingga menyebabkan terjadi
iritasi pada lambung dan menyebabkan peradangan di lambung yang diakibatkan
oleh tingginya asam lambung.
2) Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan merangsang pengeluaran zat
yang di sebut vas aktif yang menyebabkan permeabilitas kapiler pembuluh darah
naik.
3) Lambung menjadi edema (bengkak) dan merangsang reseptor tegangan dan
merangsang hypothalamus untuk mual.
1.3. Mekanisme Muntah
Muntah yaitu pengeluaran isi lambung/perut melalui esophagus dan mulut karena
terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang di sertai dengan penurunan
diafragma dan di control oleh pusat muntah otak.
Penyebabnya bisa dari infeksi virus, stress, kehamilan, dan obat-obatan. Mekanisme
muntah pada penderita maag atau gastritis:
1) Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf aferen dan s.
simpatis sehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan menyebabkan
makanan kembali ke duodenum dan lambung setelah masuk ke usus.
2) Sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja lambung
dan duodenum sehingga duodenum teregang.
3) Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot
dinding abdominal sehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung tinggi.
4) Setelah itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan laring untuk
menarik sfingter esophagus bagian atas supaya terbuka. Sfingter bagian bawah
berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus dan keluar. Hal ini
disebut muntah.
1.4. Mekanisme Diare
1.4.1. Definisi
Secara epidemiologi, diare didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau
cair dengan frekuensi 3x atau lebih per hari dengan atau tanpa darah atau lender
dalam tinja. Atau ibu merasakan adanya perubahan konsistensi dan frekuensi BAB
pada anaknya.
1.4.2. Etiologi
Sebagian besar (85%) diare disebabkan oleh virus dan sisanya (15%) disebabkan
oleh bakteri, parasit, jamur, alergi makanan, keracunan makanan, malabsorpsi
makanan dan lain-lain.
1) Golongan virus penyebab diare, terdiri dari Rotavirus, virus Norwalk, Norwalk
like virus, Astrovius, Calcivirus, dan Adenovirus.
2) Golongan bakteri penyebab diare, antara lain Escherichia coli (EPEC, ETEC,
EHEC, EIEC), Salmonella, Shigella, Vibrio cholera, Clostridium difficile,
Aeromonas hydrophilia, Plesiomonas shigelloides, Yersinia enterocolitis,
Campilobacter jejuni, Staphilococcus aureus dan Clostridium botulinum.
3) Golongan parasit penyebab diare, antara lain Entamoeba histolytica, Dientamoeba
fragilis, Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, Cyclospora sp, Isospora belli,
Blastocyctis hominis dan Enterobius vermicularis.
4) Golongan cacing penyebab diare, antara lain Strongiloides stercoralis, Capillaria
philippinensis dan Trichinella spiralis.
5) Golongan jamur penyebab diare, antara lain Candidiasis, Zygomycosis dan
Coccidioidomycosis.
1.4.3. Patofisiologi
Patofisiologi dasar terjadinya diare adalah absorpsi yang berkurang dan atau
sekresi yang meningkat. Adapun mekanisme yang mendasarinya adalah mekanisme
sekretorik, mekanisme osmotik dan campuran.
Mekanisme sekretorik atau disebut juga dengan diare sekretorik disebabkan oleh
sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus. Hal ini terjadi, bila absorpsi natrium
oleh villi gagal sedangkan sekresi klorida di sel epitel berlangsung terus atau
meningkat. Kalau pada diare infeksi prinsip dasarnya adalah kemampuan bakteri
mengeluarkan toksin-toksin yang bertindak sebagai reseptor untuk melekat pada
enterosit, merusak membran enterosit dan kemudian menghancurkan membran
enterosit, mengaktifkan enzim-enzim intraseluler sehingga terjadi peningkatan
sekresi, sehingga terjadi diare sekresi. Tapi jika ada kerusakan enterosit, maka
disamping diare sekresi juga dapat terjadi diare osmotik tergantung dari derajat
kerusakannya.
Diare osmotik terjadi karena tidak dicernanya bahan makanan secara maksimal,
akibat dari insufisiensi enzim. Makanan dicerna sebagian, dan sisanya akan
menimbulkan beban osmotik intraluminal bagian distal. Hal ini memicu pergerakan
cairan intravascular ke intraluminal, sehingga terjadi okumulasi cairan dan sisa
makanan. Di kolon sisa makanan tersebut akan didecomposisi oleh bakteri-bakteri
kolon menjadi asam lemak rantai pendek, gas hydrogen dan lain-lain. Adanya bahan-
bahan makanan yang sudah didecomposisi ini menyebabkan tekanan osmotik
intraluminal kolon akan lebih meningkat lagi, sehingga sejumlah cairan akan tertarik
lagi ke intraluminal kolon sehingga terjadi diare osmotik.
1.5. Pemeriksaan Diagnostik.
1.5.1. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI atas,
dilakukan untuk melihat sisi perdarahan /derajat ulkus jaringan / cedera.
1.5.2. Gastrointestinal Endoskopi
Gastrointestinal endoskopi adalah prosedur yang memungkinkan spesialis
pencernaan untuk melihat lapisan dalam saluran pencernaan. The endoskopi
gastrointestinal menawarkan akses ke saluran pencernaan yang meliputi seluruh usus
kecil, saluran empedu, usus, duodenum, perut, dan kerongkongan. Berdasarkan organ-
organ yang spesialis pencernaan ingin lihat, prosedur GI dapat disebut sebagai
endoskopi perut atas atau bawah endoskopi. Endoskopi saluran pencernaan atas (juga
dikenal sebagai EGD) membantu dalam melihat kerongkongan, lambung dan
duodenum sedangkan endoskopi saluran pencernaan bawah membantu dalam
memvisualisasikan usus besar. Biasanya endoskopi pasien masuk melalui anus,
tenggorokan, dan uretra atau melalui insisi kecil dibuat di kulit.
Prosedur endoskopi ini dapat dilakukan baik di dasar rawat jalan atau dasar rawat
inap. Endoskopi saluran pencernaan membantu dalam mendiagnosis beberapa
gangguan GI. Prosedur endoskopi gastrointestinal tidak hanya digunakan untuk
diagnosis penyakit saluran pencernaan tetapi juga digunakan untuk masalah perawatan
GI. Prosedur endoskopik kurang menyakitkan dan umumnya dikaitkan hanya dengan
sedikit ketidaknyamanan.
Hanya sedikit masalah endoskopi GI yang bisa membantu untuk mendiagnosis atau
menyelidiki adalah –
1) Infeksi saluran kemih
2) Perdarahan Internal gastrointestinal
3) Ulkus gastrointestinal
4) sindrom iritasi usus (IBS)
5) Masalah Usus Besar
6) Diare kronis
Jenis prosedur endoskopi
Ada berbagai jenis prosedur endoskopik yang terlibat dalam pemeriksaan organ
yang berbeda atau sistem. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut -
1) Kolposkopi
2) Bronkoskopi
3) Kapsul Endoskopi
4) Laparoskopi
5) Double Balloon Enteroskopi
6) Fetoskopi
7) Kolonoskopi
8) Fleksibel Sigmoidoskopi
9) Endoskopik mundur cholangio-pankreatografi
10) Arthroskopi
11) Amnioskopi
12) Endoskopi gastrointestinal Atas (OCD)
13) Proctoskopi
14) Rhinoskopi
15) Thorakoskopi
Persiapan
Pasien menjalani prosedur pencernaan ini tidak boleh makan atau minum apa pun dalam
delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal ini jika ada makanan di perut,
makanan akan menghalangi pandangan melalui endoskopi, dan bisa menyebabkan muntah.
Prosedur
Prosedur endoskopi biasanya berlangsung antara 5 sampai 10 menit. Selama prosedur
ini, pasien diminta untuk berbaring di sisi kiri. Selama prosedur endoskopi, pasien berada di
bawah anestesi pendek. Prosedur endoskopi dilakukan dengan bantuan endoskop. endoskop
adalah tabung fleksibel dengan sistem pengiriman cahaya yang menerangi saluran tersebut.
Lebih lanjut memiliki sistem lensa yang menyampaikan gambar dari fiberscope dan
menampilkan gambar di TV warna. endoskop ini diturunkan kerongkongan, ke perut dan ke
dalam usus. endoskopi yang gagal dapat mengganggu pernapasan. Selama prosedur,
pengambilan napas lambat dan dalam dapat membantu pasien rileks.
Sebuah endoskopi kapsul adalah bentuk lain dari endoskopi dimana pasien memakan
kamera berbentuk kapsul yang merekam gambar ketika kapsul bergerak melalui saluran
pencernaan. Kapsul keluar dari tubuh pasien melalui gerakan usus.
Komplikasi mungkin terdiri dari
1) Perforasi gastrointestinal,
2) Pendarahan dan
3) Infeksi.
1.5.3. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa
penyebab / sisi lesi.
1.5.4. Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas
sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam
nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus
gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan sindrom Zollinger-Ellison.
1.5.5. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan
atau tidak dapat d
1.5.6. ilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan. Amilase
serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis.
1.5.7. Tes serologi darah = dilakukan untuk memeriksa adanya anemia persiosa, selain itu
untuk menentukan apakah terdapat antibodi akibat infeksi bakteri H.Pylori.
1.6. Penatalaksanaan
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin
memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang,
pembedahan untuk mengobatinya.
1.6.1. Terapi terhadap asam lambung
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan
menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi
sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau
menetralkan asam lambung seperti :
1) Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau
tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat
asam lambung dengan cepat.
2) Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit
tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin,
ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang
diproduksi.
3) Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam
lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung
penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara
menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah
omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini
juga menghambat kerja H. pylori.
4) Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi
jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke
dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS
secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk
meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah
bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori.
1.6.2. Terapi terhadap H. pylori
Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling
sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton.
Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk
membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa
sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk
membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan.
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi
dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu
dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali
setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah
dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H.
pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa
bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.
3.7.1 Pendidikan kesehatan pada pasien dengan gastritis
Sebelum perawat memberikan pendidikan kesehatan, ada baiknya jika
pengetahuan pasien tentang gastritis dievaluasi sehingga rencana penyuluhan dapat
bersifat individual. Diet diresepkan dan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kalori
harian pasien, makanan yang disukai, dan pola makan. Pasien diberi daftar tentang
makanan dan zat-zat yang harus dihindari(mis,. kafein;nikotin;bumbu
pedas;alkohol,dll). Antibiotik, garam bismut, obat-obatan untuk menurunkan sekresi
lambung dan melindungi sel-sel mukosa dari sekresi lambung diberikan sesuai
resep.
Pengobatan setelah menderita gastritis
Penanganan Gastritis yang utama adalah dengan menghilangkan penyebabnya.
Misalnya, untuk beberapa tipe gastritis, mengurangi asam lambung dengan
mengonsumsi obat akan sangat membantu. Antibiotik untuk infeksi. Jika disebabkan
oleh alkohol, AINS dan aspirin, maka konsumsinya harus dikurangi hingga
dihentikan.
Selain itu, langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Sebagai langkah awal konsumsi makanan lunak dalam porsi yang kecil-kecil,
berhenti mengonsumsi makanan yang pedas dan asam, dan berhenti merokok
serta minuman beralkohol. Jika memang diperlukan, kita dapat meminum
antasida sekitar setengah jam sebelum makan atau sewaktu makan. Namun bila
keluhan pada ulu hati tetap terjadi, secepatnya harus diperiksakan lebih lanjut ke
dokter.
2) Yang dapat menyembuhkan sakit maag adalah jika dapat mengatur agar produksi
asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan, yaitu dengan
menghilangkan stres dan makan dengan teratur. Jika sudah dapat mengendalikan
produksi asam lambung, Insya Allah tidak akan lagi memerlukan obat-obat maag.
Tetapi selama dalam proses penyembuhan, tetaplah makan obat seperti yang
disarankan dokter.
3) Hindari makanan yang sulit dan susah dicerna pada saat-saat pertama serangan
maag, berikan istirahat pada lambung dan pilihan utama minumlah liguid saja.
Seperti air dan susu kemudian tambahkan dengan makanan lunak perlahan-lahan
seperti sereal, pisang, nasi, kentang dan roti serta hindari makanan yang pedas
dan asam.
4) Sementara itu, untuk meredakan rasa sakit akibat penyakit ini, penderita bisa
mengonsumsi obat sakit maag yang biasanya mengandung antasida. Obat ini
berguna untuk menetralisir asam lambung.
5) Minum obat secara teratur.
Selain dengan klien, perawat juga harus bekerja sama dengan keluarga klien,
pengawasan keluarga klien terhadap pola makan, jenis makanan yang dimakan dan
aktivitas klien dapat membantu klien agar gejala yang dialami dapat berkurang.
Berikut beberapa saran untuk mengurangi resiko kambuhnya gastritis :
1) Makan secara benar.
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam,
gorengan atau berlemak, keras dll yang dapat mempengaruhi radang lambung
seperti kopi, mie, ketan, kangkung, kol, daun singkong, seledri, durian, nanas,
nangka, salak, pisang ambon, ubi, nangka, sofdrink (makanan dan minuman yang
banyak mengandung gas), dll. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis
makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya.
Makanlah dengan jumlah yang cukup,tidak berlebihan, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
2) Hindari alkohol.
Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.
3) Jangan merokok.
Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung
lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab
utama terjadinya kanker lambung.
4) Lakukan olah raga secara teratur.
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
5) Banyak minum air putih.
6) Usahakan buang air besar secara teratur
7) Menerapkan pola makan dan tidur yang teratur.
8) Hindari stress dan bekerja terlalu berat.
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan.
Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah
mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang
cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
9) Ganti obat penghilang nyeri.
Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS(anti inflamasi nonsteroid
seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen), obat-obat golongan ini akan
menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah
ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung
acetaminophen.
10) Ikuti rekomendasi dokter.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir gejala
dan keluhan gastritis. Bila kesempatan untuk makan siang tidak ada, maka sebaiknya
membawa bekal minimal biskuit yang bisa dikulum dalam mulut tanpa perlu
menguyah dan menimbulkan suara berisik, sambil tetap bisa bekerja. Minimal untuk
‘mengganjal’, sehingga asam lambung akan berkurang karena telah dimanfaatkan
untuk mencerna biskuit. Atau ada cara lain, minumlah susu bisa dari kemasan siap
minum, sedikit-sedikit. Jadi dengan demikian kita telah melatih makan atau minum
dalam porsi kecil, tapi frekuensi sering. Bila pola makan ‘frequent small feeding’ ini
dipraktekkan, maka lambung akan terbiasa dan kembali berfungsi normal karena
telah terlatih kapan dan seberapa banyak asam lambung harus diproduksi dan
dikeluarkan.
Mengenai waktu makan yang baik. Karena pengosongan lambung terjadi dalam
waktu empat jam, maka sebaiknya orang sehat mengkonsumsi makanan setiap
empat jam juga. Bagi yang telah terlanjur sakit maag, pola makan ‘frequent small
feeding’ dapat diterapkan, sampai kondisi lambung kembali normal.
Ada satu cara sederhana untuk menjaga kesehatan lambung. Cobalah
mengkonsumsi daging aloe vera (lidah buaya). Tanpa perlu dimasak, buang
kulitnya, ambil isinya. Sebaiknya dipotong kotak-kotak seperti potongan es batu di
dalam lemari es. Campurkan juice apa saja kedalamdaging aloe vera. Langsung
diminum dan dikunyah daging aloe vera tersebut. Khasiatnya dapat dirasakan hanya
dalam satu kali minum, semua keluhan hilang. Bila ingin menjaga kesehatan
lambung dan saluran cerna, konsumsilah secara rutin 3 kali seminggu.
3.7.2. Terapi Nutrisi
Nutrisi merupakan suatu bagian dariproseskehidupan,baik dalam keadaan sehat
maupun dalam keadaan sakit. Peranan nutrisi dalam upaya penyembuhan penyakit
sebenarnya merupakanyangterpenting, namun sering terlupakan.Pada setiap orang
sakit, sering timbul masalah dalam halmenjaga keseimbangan nutrisi, karena
berberapa sebab:
a. Pasien mengalami anoreksia
b. Pasien tidak mau makan/psikosis, anoreksia-nervosa dan lain-lain.
c. Pasien dalam keadaan sakit berat hingga tidak dapat menolong dirinya sendiri
dalam memasukkan makanan.
d. Adanya kelainan padagastrointestinal.
Dalam keadaan-keadaan diatas tersebut, diperlukan upayaagarkonsumsi (intake)
nutrisi senantiasa terjaga. Upaya tersebut disebut terapi nutrisi intensif (TNI).
Tujuan pemberian terapi nutrisi:
a. Suportif/suplemen.
b. Mencukupi kebutuhan nutrisi seluruhnya.
c. Meningkatkan keseimbangan cairan
Cara pemberian
Ada 3 cara pemberian nutrisi intensif :
a. Nutrisi Oral(NO)
Pemberian nutrien ke dalam saluran cerna melwati mulut.
b. Nutrisi enteral(NE)
Pemberian nutrien ke dalam saluran cerna yang biasanya dilakukan dengan
pemasangan sonde ke dalam lambung atau usus 12-jari.
c. Nutrisi parenteral(NP)/Nutrisi perinfus
Pemberian nutrien ke dalam saluran cerna lewat pembuluh darah balik vena.
Diet yang tepat untuk penderita sakit mag adalah pola makan teratur dengan menu
makanan dan minuman yang dirancang sesuai 'kemampuan' lambung, yaitu mudah
dicerna dan tidak terlalu banyak perasa(bumbu).
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat merancang menu
untuk penderita maag, yaitu:
a. Hindari makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak
serat, antara lain beras ketan, tales, ubi, singkong, sayuran (kol, sawi hijau, sayur
mentah), buah-buahan (nangka, pisang ambon, durian, nanas), makanan berserat
tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas
(minuman bersoda).
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti kopi,teh
kental, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, dan sari buah sitrus.
c. Hindari makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan
lambung. Hal ini akan menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang
akhirnya dapat meningkatkan asam lambung seperti makanan berlemak, kue tart,
cokelat, keju.
d. Hindari makanan yang mudah mengiritasi/merangsang lambung dan secara langsung
merusak dinding lambung seperti makanan yang mengandung cuka, pedas, merica,
asam, bumbu yang merangsang, makanan yang berlemak/gorengan, dan vitamin C
dosis tinggi.
e. Hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga
menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol,
coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
f. Dianjurkan, minum susu untuk menetralkan asam lambung yang berlebih, sebab,
susu mengandung protein dan kalsium tinggi untuk regenerasi sel.
g. Jangan konsumsi makanan yang bertekstur keras seperti dendeng, nasi kerak, dll.,
pilihlah makanan lembut yang dimasak dengan direbus, disemur, ditim, atau
diungkep. Sebab, makanan digoreng akan sulit dicerna dan hangat seperti : nasi
hangat, bubur hangat, dll.
h. Hindari makanan yang mengandung banyak garam.
i. Tetap konsumsi gizi seimbang (makanan pokok, lauk, sayur, dan buah).
j. Makan secara teratur dengan interval tiga jam sekali antara makanan pokok dan
selingan (tiga kali makan pokok, tiga kali selingan).
k. Makan dalam porsi secukupnya, jangan sampai perut kosong atau kekenyangan.
l. Makan dengan tenang, kunyah makanan hingga hancur, dan lumat menjadi butiran
lembut.
Beberapa makanan yang sebaiknya dihindari saat nyeri lambung melanda
diantaranya: ketan, bulgur, jagung, ubi-ubian, daging merah, daging/ikan yang
diawetkan, kacang-kacangan, santan, goreng-gorengan, sayuran mentah, kol, kembang
kol, sawi, nangka, oyong, kangkung, daun singkong, sayuran banyak serat, buah-
buahan segar/mentah (kecuali pepaya dan pisang masak), buah yang dikeringkan
(kismis, korma) soda, alkohol, bumbu tajam, kopi.
A. Analisa Data
No
.Data yang menyimpang Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : klien mengeluh
nyeri seperti terbakar
Pola makan tidak teratur Gangguan Rasa
Nyaman: Nyeri
pada area epigastrium.
DO: -
Gesekan antara dinding-dinding
lambung
erosi pada lambung
produksi HCL
asam dilambung
mengiritasi mukosa lambung
nyeri epigastrium
2. DS : klien mengeluh
perutnya kembung dan
diare.
DO: -
erosi pada lambung
pencernaan digaster
molekul makanan masih besar
polarisasi usus
tekanan usus
masuk ke colon
tekanan osmotic
mengganggu penyerapan air
diare
pengeluaran cairan
Resiko Tinggi Perubahan
Keseimbangan Cairan dan
Resiko Tinggi
Perubahan
Keseimbangan Cairan
dan Elektrolit
Elektrolit
NO. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Nyeri yang
berhubungan dengan
proses inflamasi
lambung yang
meningkat ditandai
dengan klien mengeluh
nyeri seperti terbakar
pada area epigastrium
yang dirasakan lebih
nyeri setelah makan
Nyeri berkurang,
terkontrol, atau
teratasi dalam
waktu 3X24 jam
Kriteria hasil :
Secara
subjektif, klien
melaporkan
nyeri
berkurang atau
dapat teratasi.
Klien tidak
mengeluh byeri
setelah makan
Mandiri
1.Gunakan upaya mengontrol
nyeri:
a. Berikan lingkungan yang
nyaman, dan aktivitas hiburan
(misalnya : musik, televisi)
b. Ajarkan teknik manajemen
nyeri seperti teknik relaksasi
napas dalam, dan distraksi
c. Melakukan perubahan posisi
dengan perlahan.
2. Batasi makanan yang dapat
menimbulkan rasa nyeri, seperti
makanan pedas, berasam.
3. Catat petunjuk nonverbal misal
berhati-hati dengan abdomen
menolak untuk bergerak.
Kolaborasi
4. Berikan antasida sesuai resep
dokter, contoh: sucralfat
a. lingkungan yang nyaman akan
meningkatkan relaksasi klien.
b. manajemen nyeri akan m
relaksasi yang dapat menurunkan
rasa nyeri klien dan menurunkan
ketegangan pada otot
c. perubahan posisi dengan peerlahan
dapat mengurangi spasme otot.
2. makanan yang pedas dan berasam
dapat memperparah penderita gastritis
sehingga harus dihindari.
3. Petunjuk nonverbal untuk
mengidentifikasi luas dan beratnya
masalah.
4. Antasida dapat menurunkan asam
lambung. Jika asam lambung berkurang
maka nyeri akan berkurang dan
mengurangi proses inflamasi.
3. Kekurangan volume
cairan dan elektrolit
berhubungan dengan
motalitas usus
Cairan klien terpenuhi dalam.....hari. Dengan kriteria hasil :
Mandiri
a. Awasi tanda vital
a. Pengawasan tanda vital dapat mengecek perubahan-perubahan, sehingga dapat dilakukan intervensi selanjutnya
meningkat ditandai
dengan klien sering
mengalami diare dan
muntah.
- Klien tidak
mengalami
diare dan
muntah
- Volume
cairan
dalam
tubuh di
batas
normal
b. Awasi masukan dan kehilangan
cairan
c. Pertahankan tirah baring,
mencegah muntah. Jadwalkan
aktivitas untuk memberikan
periode istirahat tanpa gangguan
d. Tinggikan kepala tempat tidur
selama pemberian antasida
Kolaborasi
a. Berikan cairan tambahan sesuai
indikasi
b Berikan obat sesuai indikasi :
- Ranitidin
- Antasida
- Antiemetik
b. Memberikan pedoman untuk pergantian cairanc. Aktivitas/muntah meningkatkan tekanan intra-abdominal dan dapat mencetuskan perdarahan lanjut
d. Mencegah reflex gaster pada aspirasi antasida dimana dapat menyebabkan komplikasi paru serius
a. Pergantian cairan tergantung pada derajat hipovolemib. Ranitidin menghambat histamine H2 menurunkan produksi asam gaster, antasida dapat digunakan untuk mempertahankan pH gaster pada tingkat 4,5 atau lebih tinggi untuk menurunkan risiko pendarahan, antiemetic menghilangkan mual dan mencegah muntah.