LIVER FUNCTION TEST
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1500 gram atau 2% berat
badan orang dewasa normal. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Setiap lobus hati
terbagi menjadi lobules yaitu unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap lobules merupakan
badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus. Hati manusia
memiliki maksimal 100.000 lobulus. Di antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kalpiler yang
disebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteria hepatica. Tidak seperti
kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel gafositik atau sel Kupffer. Sel Kupffer merupakan monosit-
makrofag, dan fungsi utamanya adalah pertahanan melawan invasi bakteri dan agen toksik.
Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu; saluran empedu
mengangkut empedu, sedangkan kandung empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke dalam
usus halus sesuai kebutuhan. Unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu,
fosfolipid, kolesterol, garam organic, dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi).
Hati juga mensintesis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis). Serum protein
plasma (kecuali gama globulin) disintesis oleh hati . Protein tersebut antara lain albumin,
protrombin, fibrinogen, dan faktor pembekuan lain.
Sebagian besar degradasi asam amino dimulai dalam hati melalui proses deaminasi atau
pembuangan gugus amino. Amonia yang dilepaskan kemudian disintesis menjadi urea dan di
ekskresi oleh ginjal dan usus. Amonia yang terbentuk dalam usus akibat kerja bakteri pada protein
juga diubah menjadi urea dalam hati.
Secara keseluruhan, fungsi hati terbagi atas 3:
1. Sistem biokimia sel hati
Sistem ini bertanggung jawab terhadap hampir seluruh aktifitas metabolik dalam tubuh. Aktifitas
metabolik itu antara lain :
- Sintesa protein
- Metabolism glukosa dan gula lainnya secara aerob maupun an-aerob
- Sintesis dan perombakan glikogen
- Metabolism asam amino dan nukleat
- Interkonversi antara Asam amino dan sama dikarboksilik melalui transaminase (aminotransferase)
- Sintesis lipoprpotein dan metabolismenya
- Metabolism xenobiotik (seperti metabolism obat)
- Biasanya juga melibatkan sistem oksidasi P450 sitokrom
- Penyimapanan vitamin dan besi seperti A, D, dan B12
By: Ira, Daniel, Bagas :)
- Sintesis hormone seperti : angiotensinogen, insulin-seperti factor pertumbuhan I, dan
triiodothyronine.
Hati juga berfungsi sebagai klirens dari berbagai hormone seperti insulin, hormone
parathyroid, estrogen, dan kortisol. hati juga merupakan tempat dimetabolismenya ammonia
menjadi urea. Albumin dalam tubuh juga disintesis di hati sebagai factor koagulasi protein, dengan
pengecualian untuk factor von Willebrand, yang mana disintesis di sel endhotelian dan
megakaryosit. Pasien dengan penyakit liver memiliki beberapa tanda atau gejala yang berhubungan
dengan gangguan dari fungsi albumin ini.
2. sistem hepatobiliary
Berhubungan dengan metabolism billirubin, sebuah proses yang meliputi transport billirubin
ke sel hati dan konjugasinya ke asam glukoronic, dan sekresinya ke saluran empedu dan sistem
enterohepatik. Billirubin merupakan matabolit utama dari heme. Ikatan besi dalam cincin tetrapirol
ditemukan dalam haemoglobin, myoglobin, dan sitokrom. Lebih kurang 250-350 mg billirubin
diproduksi setiap harinya pada orang dewasa sehat. Delapan puluh lima persen (85 %) di antaranya
berasal dari pergantian sel darah merah yang sudah tua. Heme oleh makrofag di lien dan sumsum
tulang akan diubah menjadi bilirubin indirek (unconjugated). Bilirubin indirek akan diikat oleh
albumin dalam sirkulasi darah dan akan masuk ke hati. Di hati oleh enzim glukoronic acid, diubah
menjadi bilirubin dirk (conjugated) yang larut dalam air. Bilirubin dalam keadaan normal tidak
ditemukan dalam urine. Bilirubin direk disimpan di empedu dan dikeluarkan secara teratur ke usus
halus. Di dalam usus halus, oleh bakteri usus, bilirubin diubah menjadi urobilinogen yang dibuang
melalui tinja dan urine, serta sebagian lagi diserap lagi untuk kemudian memasuki hati lagi (siklus
enterohepatik).
By: Ira, Daniel, Bagas :)
3. sistem retikoloendotelial yaitu sel Kupffer.
Berkaitan dengan makrofag meliputi : (a) dengan sistem imun, termasuk tempat yag paling
utama dalam perlindungan melawan bakteri saluran cerna, dan meurupakan lokasi pertama untuk
perpindahan komplek antigen-antibody dari sirkulasi. (b) dengan perombakan hemoglobin dari
eritrosit yang telah mati, memberikan peningkatan terhadap billirubin, bersamaan dengan billirubin
dari limfa memasuki sel hati.
Untuk mengetahui fungsi hati dapat dilakukan pemeriksaan lab sebagai berikut:
ALT (alanin aminotransferase)
ALP (alkali phosphatase)
AST (aspartate aminotransferase)
Bilirubin à total bilirubin, direct bilirubin
Albumin
Total protein à albumin dan protein lain termasuk antibodi
Gamma Glutamil Transferase (Gamma GT)
Lactic acid Dehidrogenase (LDH)
Tentang Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam
proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal
dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air, bilirubin
yang disekresikan dalam darah harus diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati.
Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan dan mengkonjugasinya dengan asam glukoronat
sehingga bersifat larut air, sehingga disebut bilirubin direk atau glukoroniltransferase, dapat juga
dalam bentuk bilirubin terkonjugasi. Proses konjugasi melibatkan enzim glukoroniltransferase,
selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk monoglukoronida atau ikatan dengan
glukosa, xylosa dan sulfat. Bilirubin terkonjugasi dikeluarkan melalui proses energi kedalam sistem
bilier.
Sewaktu zat ini beredar melalui hati, hepatosit melakukan fungsi sebagai berikut :
1. Penyerapan bilirubin dan sirkulasi
2. Konjugasi enzimatik sebagai bilirubin glukuronida
3. Pengangkutan dan ekskresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu untuk dikeluarkan dari
tubuh
Konjugasi intrasel asam glukoronat ke dua tempat di molekul bilirubin menyebabkan bilirubin
bermuatan negatif, sehingga bilirubin terkonjugasi ini larut dalam fase air. Apabila terjadi obstruksi
By: Ira, Daniel, Bagas :)
atau kegagalan lain untuk mengekskresikan bilirubin terkonjugasi ini zat ini akan masuk kembali ke
dan tertimbun dalam sirkulasi.
Selain bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri kolon mengubah bilirubin menjadi urobilinogen
yaitu beberapa senyawa tidak berwarna yang kemudian mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat
urobilin. Urobilin diekskresikan dalam feses tetapi sebagian urobilinogen direabsorpsi melalui usus,
dan melalui sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan dalam empedu. Karena larut air,
urobilinogen juga dapat keluar melalui urin apabila mencapai ginjal.
Pembentukan bilirubin
Dalam keadaan fisiologis, masa hidup eritrosit manusia sekitar 120 hari, eritrosit mengalami
lisis 1-2×108 setiap jamnya pada seorang dewasa dengan berat badan 70 kg, dimana diperhitungkan
hemoglobin yang turut lisis sekitar 6 gr per hari. Sel-sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan
dihancurkan oleh limpa. Apoprotein dari hemoglobin dihidrolisis menjadi komponen asam-asam
aminonya. Katabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom sel
retikuloendotel oleh sistem enzim yang kompleks yaitu heme oksigenase yang merupakan enzim
dari keluarga besar sitokrom P450. Langkah awal pemecahan gugus heme ialah pemutusan
jembatan α metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol linier. Besi mengalami beberapa kali
reaksi reduksi dan oksidasi, reaksi-reaksi ini memerlukan oksigen dan NADPH. Pada akhir reaksi
dibebaskan Fe3+ yang dapat digunakan kembali, karbon monoksida yang berasal dari atom karbon
jembatan metena dan biliverdin. Biliverdin, suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh
biliverdin reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen
antara cincin pirol III – IV dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu bilirubin. Perubahan
warna pada memar merupakan petunjuk reaksi degradasi ini.
Bilirubin bersifat lebih sukar larut dalam air dibandingkan dengan biliverdin. Dalam setiap 1
gr hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin dan tiap hari dibentuk sekitar 250–350
mg pada seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin, proses erytropoetik yang tidak efekif
dan pemecahan hemprotein lainnya. Bilirubin dari jaringan retikuloendotel adalah bentuk yang
sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin
ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg bilirubin yang dapat diikat kuat pada
albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah ini hanya terikat longgar hingga mudah lepas dan berdifusi
ke jaringan. Bilirubin yang sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan
sinusoid hepatosit oleh suatu protein pembawa yaitu ligandin. Sistem transport difasilitasi ini
mempunyai kapasitas yang sangat besar tetapi penggambilan bilirubin akan tergantung pada
kelancaran proses yang akan dilewati bilirubin berikutnya. Bilirubin nonpolar akan menetap dalam
sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut. Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut
yang dapat diekskresikan dengan mudah kedalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut
By: Ira, Daniel, Bagas :)
melibatkan asam glukoronat yang dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzim bilirubin
glukoronosiltransferase. Hati mengandung sedikitnya dua isoform enzym glukoronosiltransferase
yang terdapat terutama pada retikulum endoplasma. Reaksi konjugasi ini berlangsung dua tahap,
memerlukan UDP asam glukoronat sebagai donor glukoronat. Tahap pertama akan membentuk
bilirubin monoglukoronida sebagai senyawa antara yang kemudian dikonversi menjadi bilirubin
diglukoronida yang larut pada tahap kedua.
Macam dan sifat bilirubin
a. Bilirubin terkonjugasi /direk
Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut dalam air sehingga
dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau
hepatobilirubin ) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus
akan mengubahnya menjadi urobilinogen.
Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk
azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi dapat disebabkan
oleh gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik antara lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor,
Recurrent (benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran empedu.
Diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil
negatif.
b. Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek
Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas yang terikat
albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga untuk memudahkan bereaksi dalam
pemeriksaan harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat
bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek. Peningkatan kadar bilirubin indirek
mempunyai arti dalam diagnosis penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat gangguan
dari delivery bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan tanda-tanda
payah jantung, setelah payah jantung diatasi maka kadar bilirubin akan normal kembali dan
harus dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai bilirubinemia.
Peningkatan yang lain terjadi pada bilirubinemia akibat hemolisis atau eritropoesis yang
tidak sempurna, biasanya ditandai dari anemi hemolitik yaitu gambaran apusan darah tepi yang
abnormal,umur eritrosit yang pendek.
Pengambilan Bilirubin oleh Hati
Bilirubin hanya sedikit larut dalam plasma dan terikat dengan protein, terutama albumin.
Beberapa senyawa seperti antibiotika dan obat-obatan bersaing dengan bilirubin untuk mengadakan
ikatan dengan albumin. Sehingga, dapat mempunyai pengaruh klinis. Dalam hati, bilirubin
dilepaskan dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid dari hepatosit melalui suatu sistem
By: Ira, Daniel, Bagas :)
transport berfasilitas (carrier-mediated saturable system) yang saturasinya sangat besar. Sehingga,
dalam keadaan patologis pun transport tersebut tidak dipengaruhi.
Konjugasi Bilirubin
Dalam hati, bilirubin mengalami konjugsi menjadi bentuk yang lebih polar sehingga lebih
mudah diekskresi ke dalam empedu dengan penambahan 2 molekul asam glukoronat. Proses ini
dikatalisis oleh enzim diglukoronil transferase dan menghasilkan bilirubin diglukoronida. Enzim
tersebut terutama terletak dalam retikulum endoplasma halus dan menggunakan UDP-asam
glukoronat sebagai donor glukoronil. Aktivitas UDP-glukoronil transferase dapat diinduksi oleh
sejumlah obat misalnya fenobarbital.
Ekskresi bilirubin kedalam empedu
Bilirubin yang sudah terkonjugasi akan disekresi kedalam empedu melalui mekanisme
pangangkutan yang aktif dan mungkin bertindak sebagai rate limiting enzyme metabolisme
bilirubin. Sekeresi bilirubin juga dapat diinduksi dengan obat-obatan yang dapat menginduksi
konjugasi bilirubin. Sistem konjugasi dan sekresi bilirubin berlaku sebagai unit fungsional yang
terkoordinasi.
Metabolisme Bilirubin di Usus
Setelah mencapai ileum terminalis dan usus besar bilirubin terkonjugasi akan dilepaskan
glukoronidanya oleh enzim bakteri yang spesifik (b-glukoronidase). Dengan bantuan flora usus
bilirubin selanjutnya dirubah menjadi urobilinogen.
Urobilinogen tidak berwarna, sebagian kecil akan diabsorpsi dan diekskresikan kembali
lewat hati, mengalami siklus urobilinogen enterohepatik. Sebagian besar urobilinogen dirubah oleh
flora normal colon menjadi urobilin atau sterkobilin yang berwarna kuning dan diekskresikan
melalui feces. Warna feces yang berubah menjaadi lebih gelap ketika dibiarkan udara disebabkan
oksidasi urobilinogen yang tersisa menjadi urobilin.
PRAKTIKUM
Bilirubin total
Pengertian
Pemeriksaan bilirubin total merupakan pengukuran jumlah total bilirubin dalam darah, meliputi
bilirubin tak terkonjugasi dan terkonjugasi. Bilirubin dibentuk dari pemecahan heme pada sistem
retikuloendotelial. Bilirubin akan terikat dengan albumin dan bersikulasi di dalam darah,
kemudian dikonjugasi dan disekresi oleh hati. Bilirubin terkonjugasi bersifat larut dalam air,
sehingga dapat ditemukan di dalam urin. Sementara, bilirubin tak terkonjugasi tidak dapat larut
di dalam air.
Prosedur
By: Ira, Daniel, Bagas :)
o Metode: Colorimetric Test - Dichloroaniline (DCA)
o Prinsip :Total bilirubin direaksikan dengan dichloroanilin terdiazotisasi membentuk
senyawa azo yang berwarna merah dalam larutan asam, campuran khusus (detergen enables)
sangat sesuai untuk menentukan bilirubin total. Reaksi : Bilirubin + ion diazonium
membentuk Azobilirubin dalam suasana asam (Dialine Diagnostik).
o Dibaca di gelombang 546nm (540-560nm)
blanko Sample/calibrator
Sample/calibrator - 25μl
Dist. Water 25μl -
Reagent1 1000μl 1000μl
Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25/ 5 menit pada suhu 37, baca absorbansi 1
Reagent2 250μl 250μl
Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25/ 5 menit pada suhu37, baca absorbansi 2
o faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas kadar bilirubin total dalam serum diantaranya
yaitu
Sinar
Suhu Penyimpanan
Kesalahan-kasalahan Dalam Pemeriksaan Laboratorium
o Kesalahan Kasar
Merupakan kesalahan yang dapat timbul akibat kekeliruan pada penanganan sampel,
pipetasasi, reagensia, panjang gelombang dan lain lain. Hasil yang diukur biasanya
tidak sesuai yang diharapkan maka kesalahan yang demikian dapat segera diketahui
o Kesalahan Acak
Pengukuran suatu zat pada kondisi yang sama untuk beberapa kali pada suatu
sampel, kita mendapatkan hasil yang tidak sama, hasil-hasil yang didapat pasti
berdeviasi satu sama lain. Hasil nilai yang didapat pada kesalahan acak tidak dapat
dihindari tapi bisa diatasi dengan melakukan pemeriksaan yang cermat dan teliti serta
reagensia dan peralalatan yang baik
o Kesalahan Sistemik atau Sistematik
By: Ira, Daniel, Bagas :)
Biasanya disebabkan oleh pipet yang kurang akurat, penyimpanan serum yang
kurang baik, suhu yang tidak sesuai waktu pemeriksaan, reagensia yang rusak dan
photometer yang tidak terkalibrasi.
Kegunaan tes
Deteksi berbagai kondisi seperti : 1) penyakit hepatobilier, hepatitis, sirosis, dan penyakit hati
lainnya; 2) malnutrisi dan anoreksia; 3) anemia pernisiosa, anemia hemolitik, neonatal jaundice,
hematoma, dan fetal aritoblastosis; 4) pulmonary embolism; 5) congestive heart failure (CHF).
Kaitan dengan pemeriksaan lain
Pertimbangkan untuk mengecek kadar Hb dan fungsi hati pasien. Kadar Hb digunakan untuk
mengecek apakah terjadi retikulosis atau tidak. Fungsi hati pasien yang berkaitan adalh enzim
hati. (terlampir di klinis)
Nilai normal dan abnormal
Acuan 1: lihat buku praktikum adeknya
Acuan 2:
Laki-laki > 10 tahun : < 1,3 mg/dL
Perempuan > 10 tahun : < 1,1 mg/dL
Usia < 10 tahun : < 0,9 mg/dL
Usia < 2 minggu : < 11,7 mg/dL
Acuan 3:
DEWASA : total : 0.1 – 1.2 mg/dl
ANAK : total : 0.2 – 0.8 mg/dl
BAYI BARU LAHIR : total : 1 – 12 mg/dl
Bilirubin direct
Pengertian
Pemeriksaan bilirubin direk merupakan pengukuran kadar bilirubin terkonjugasi dalam darah.
Bilirubin dibentuk dari pemecahan haem pada sistem retikuloendotelial. Bilirubin akan terikat
dengan albumin dan bersikulasi di dalam darah, kemudian dikonjugasi dan disekresi oleh hati.
Bilirubin terkonjugasi bersifat larut dalam air, sehingga dapat ditemukan di dalam urin.
Prosedur
Prinsip mirip bilirubin total, Cuma beda prosedur:
By: Ira, Daniel, Bagas :)
blanko Sample/calibrator
Sample/calibrator - 100μl
Dist. Water 100μl -
Reagent1 1000μl 1000μl
Campur, inkubasi 3-5 menit pada suhu 20-25/37, baca absorbansi 1
Reagent2 250μl 250μl
Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25/ 5menit pada suhu37, baca absorbansi 2
Kegunaan tes
Deteksi berbagai kondisi seperti : 1) lesi intrahepatik dan ekstrahepatik; 2) sindrom Dubin-
Johnson dan sindrom Rotor; 3) infeksi bakteri, sepsis, hepatitis B, sifilis, dan TORCH; 4)
kelainan genetik dan metabolik seperti galaktosemia, tirosinemia dan trisomy 18.
Kaitan dengan pemeriksaan lain
Pertimbangkan untuk mengecek kadar Hb dan fungsi hati pasien. Kadar Hb digunakan untuk
mengecek apakah terjadi retikulosis atau tidak. Fungsi hati pasien yang berkaitan adalah enzim
hati. (terlampir di klinis)
Nilai normal dan abnormal
Acuan 1:
Usia < 2 minggu : < 1,2 mg/dL
Usia > 2 minggu : < 0,3 mg/dL
Acuan 2:
DEWASA : direk : 0.1 – 0.3 mg/dl, indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl
ANAK : indirek : sama dengan dewasa.
BAYI BARU LAHIR : indirek : sama dengan dewasa.
Bilirubin in urine
Pengertian
Secara normal, bilirubin tidak dijumpai di urin. Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin
dan ditranspor ke hati, tempat bilirubin berkonjugasi dan diekskresi dalam bentuk empedu.
Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut dalam air dan diekskresikan ke dalam urin jika
terjadi peningkatan kadar di serum. Bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin indirek) bersifat larut
dalam lemak, sehingga tidak dapat diekskresikan ke dalam urin. Bilirubin yang dapat dijumpai
dalam urine adalah bilirubin direk (terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin, sehingga
By: Ira, Daniel, Bagas :)
mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darah
meningkat.
Prosedur
harrison spot test (fouchet’s test)
Ke dalam 12 ml urin, tambahkan 3 ml barium klorida dan 3 tetes ammonium sulfat jenuh.
Centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Buang supernatant, tambahkan 2 tetes
larutan Fouchet pada endapan. Amati perubahan warna yang terjadi. Reaksi negatif jika tidak
tampak perubahan warna. Reaksi positif jika terjadi perubahan warna : hijau atau biru.
Pengujian harus dilakukan dalam waktu 1 jam, dan urin harus dihindarkan dari pajanan sinar
matahari (sinar ultraviolet) langsung agar bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin.
Kegunaan tes
Diagnosa dini viral hepatitis ( meningkat lebih dini dari pada di darah )
Indeks penyembuhan viral hepatitis
Diagnosa anemia hemolitik
Kaitan dengan pemeriksaan lain
Cek enzim hati untuk mengecek tingkat kerusakan hati.
Nilai normal dan abnormal
Normal : negatif (kurang dari 0.5mg/dl); di buku praktikum 0,02mg/dl masih dianggap normal.
KLINIS
Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana konsentrasi bilirubin darah melebihi 1 mg/dl.
Pada konsentrasi lebih dari 2 mg/dl, hiperbilirubinemia akan menyebabkan gejala ikterik atau
jaundice. Ikterik atau jaundice adalah keadaan dimana jaringan terutama kulit dan sklera mata
menjadi kuning akibat deposisi bilirubin yang berdiffusi dari konsentrasinya yang tinggi didalam
darah.
Berdasarkan penyebabnya yaitu hiperbilirubinemia retensi yang disebabkan oleh produksi
yang berlebih dan hiperbilirubinemia regurgitasi yang disebabkan refluks bilirubin kedalam darah
karena adanya obstruksi bilier. Hiperbilirubinemia retensi dapat terjadi pada kasus-kasus haemolisis
berat dan gangguan konjugasi. Hati mempunyai kapasitas mengkonjugasikan dan mengekskresikan
lebih dari 3000 mg bilirubin perharinya sedangkan produksi normal bilirubin hanya 300 mg perhari.
Hal ini menunjukkan kapasitas hati yang sangat besar dimana bila pemecahan heme meningkat, hati
masih akan mampu meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin larut. Akan tetapi lisisnya
eritrosit secara massive misalnya pada kasus sickle cell anemia ataupun malaria akan menyebabkan
produksi bilirubin lebih cepat dari kemampuan hati mengkonjugasinya sehingga akan terdapat
peningkatan bilirubin tak larut didalam darah. Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah
By: Ira, Daniel, Bagas :)
tidak terdeteksi didalam urine sehingga disebut juga dengan ikterik acholuria. Pada neonatus
terutama yang lahir premature peningkatan bilirubin tak larut terjadi biasanya fisiologis dan
sementara, dikarenakan haemolisis cepat dalam proses penggantian hemoglobin fetal ke
hemoglobin dewasa dan juga oleh karena hepar belum matur, dimana aktivitas
glukoronosiltransferase masih rendah.
Apabila peningkatan bilirubin tak larut ini melampaui kemampuan albumin mengikat kuat,
bilirubin akan berdiffusi ke basal ganglia pada otak dan menyebabkan ensephalopathy toksik yang
disebut sebagai kern ikterus. Beberapa kelainan penyebab hiperbilirubinemia retensi diantaranya
seperti Syndroma Crigler Najjar I yang merupakan gangguan konjugasi karena glukoronil
transferase tidak aktif, diturunkan secara autosomal resesif, merupakan kasus yang jarang, dimana
didapati konsentrasi bilirubin mencapai lebih dari 20 mg/dl. Syndroma Crigler Najjar II, merupakan
kasus yang lebih ringan dari tipe I, karena kerusakan pada isoform glukoronil transferase II,
didapati bilirubin monoglukoronida terdapat dalam getah empedu. Syndroma Gilbert, terjadi karena
haemolisis bersama dengan penurunan uptake bilirubin oleh hepatosit dan penurunan aktivitas
enzym konjugasi dan diturunkan secara autosomal dominan. Hiperbilirubinemia regurgitasi paling
sering terjadi karena terdapatnya obstruksi pada saluran empedu, misalnya karena tumor, batu,
proses peradangan dan sikatrik. Sumbatan pada duktus hepatikus dan duktus koledokus akan
menghalangi masuknya bilirubin keusus dan peninggian konsentrasinya pada hati menyebabkan
refluks bilirubin larut ke vena hepatika dan pembuluh limfe.
Bilirubin Total, Direk
PENINGKATAN KADAR : ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis
hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat :
antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin,
tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid),
alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium),
barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat,
metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.
PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat
(aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.
Bilirubin indirek
PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse,
malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis
By: Ira, Daniel, Bagas :)
terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total,
direk)
PENURUNAN KADAR : pengaruh obat (lihat bilirubin total, direk)
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat mempengaruhi
kadar bilirubin.
Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin.
Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen
empedunya akan menurun.
Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar bilirubin.
Bilirubin di urin
Bentuknya yang larut menyebabkan bilirubin ini dapat terdeteksi dalam urine dan disebut
sebagai ikterik choluria. Karena terjadinya akibat sumbatan pada saluran empedu disebut juga
sebagai ikterus kolestatik. Bilirubin terkonjugasi dapat terikat secara kovalen pada albumin dan
membentuk θ bilirubin yang memiliki waktu paruh (T1/2) yang panjang mengakibatkan gejala
ikterik dapat berlangsung lebih lama dan masih dijumpai pada masa pemulihan
Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau saluran empedu,
seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker
hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin yang mengadung bilirubin yang tinggi tampak berwarna
kuning pekat, dan jika digoncang-goncangkan akan timbul busa.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan bilirubinuria : Fenotiazin – klorpromazin (Thorazine),
asetofenazin (Tindal), klorprotiksen (Taractan), fenazopiridin (Pyridium), klorzoksazon (Paraflex).
By: Ira, Daniel, Bagas :)
ALAT (GPT) serum
Pengertian
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT) atau Alanine Aminotransferase (ALT) merupakan
suatu enzim yang banyak ditemukan dalam organ hati. Selain itu, dalam jumlah yang kecil juga
ditemukan pada organ ginjal, jantung, dan sel otot. Pada kondisi normal, konsentrasi serum ALT
dalam darah rendah. Namun, ketika terjadi kerusakan pada organ hati, ALT akan dilepaskan ke
dalam aliran darah sebelum gejala kerusakan hati nampak seperti jaundice (mata dan kulit
berwarna kuning). ALT lebih spesifik dari AST dalam mendeteksi adanya kerusakan hati.
Jumlah sel hati yang mati tidak berkaitan dengan peningkatan konsentrasi serum ALT sehingga
pada kerusakan hati yang parah, konsentrasi serum ALT bisa saja normal atau menurun.
Prosedur
Optimized UV-test according to IFCC ( bingung baca buku praktikumnya T___T, maaf )
Kegunaan tes
Konsentrasi serum GPT meningkat pada kondisi hepatitis B dan C kronik, steatosis dan NASH,
hepatik fibrosis, sirosis, autoimun hepatitis, hemochromatosis, Wilson disease, defisiensi alpha-
trypsin 1, serta penyalahgunaan alkohol dan obat. Pemeriksaan serum GPT dan GOT digunakan
untuk skrining hepatitis A, B, dan C yang harus dikonfirmasi lagi dengan pemeriksaan serologis
hepatitis A,B, dan C.
Nilai normal dan abnormal
Laki-laki dewasa : < 50 U/L
Perempuan dewasa : < 35 U/L
Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :
Peningkatan SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau
kimia)
Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan
empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)
Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar
Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat meningkatkan
kadar
Hemolisis sampel
Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin,
gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika
By: Ira, Daniel, Bagas :)
(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat
digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol
(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.
Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.
Sebenarnya ada tes fungsi hati lain untuk mengetahui enzim2 selain GPT:
Pada hepatitis A dan B, kadar AST lebih tinggi daripada ALT pada 24 jam pertama, karena
aktivitas aktivitas AST yang lebih tinggi (7000 kali) di hepatosit, namun 24 jam berikutnya
kadar ALT lebih tinggi daripada AST berdasarkan waktu paruhnya.
Pada hepatitis kronis, terjadi pengrusakan sel hati dan peradangan berkelanjutan, yang dapat
terlihat dari hasil biopsi. Kondisi ini terutama disebabkan oleh hepatitis B kronis atau infeksi
HCV, HBsAg terdeteksi, dan merupakan faktor predisposisi utama pada sirosis dan karsinoma
hepatoseluler. Hepatitis kronis memiliki asimtomatik atau gejala ringan. Peningkatan ringan
AST dan ALT umunya terlihat pada hepatitis C.
Sirosis hati adalah suatu kondisi yang menyebabkan fibrosis parenkim dan
regenerasi nodular hepatocytic dan dapat disebabkan oleh alkoholisme (macronodular
atau Laennec yang sirosis), hepatitis panhepatic, aktif kronis dan sirosis bilier sekunder dan
predisposisi sirosis. Pada hemochromatosis, misalnya, kelebihan zat besi disimpan di berbagai
jaringan, termasuk hati, dan menjadi beracun untuk sel hati yang merupakan predisposisi
sirosis. Penyakit ini disebabkan oleh substitusi asam amino tunggal, (paling sering) tirosin
untuk sistein 282 (C282Y), dalam produk protein dari gen HFE pada kromosom 6. Protein ini
diduga terlibat dalam interaksi transferin dengan reseptor transferin, dan substitusi asam amino
By: Ira, Daniel, Bagas :)
seperti C282Y, yang menginduksi kerusakan protein, yang kemudian mengakibatkan deposisi
besi abnormal dalam jaringan, termasuk hati.
Tes lain untuk kondisi ini mencakup penetapan besi dari sampel biopsi hati dan analisis
genetik. Dalam perkembangan sirosis, sebgian besar (> 80%) melibatkan parenkim hati, yang
menyebabkan fungsi hati menjadi terganggu. Penekanan pada ductus empedu menyebabkan
hiperbilirubinemia dan peningkatan fosfatase alkali, GGT, dan 5′-nucleotidase. Konsentrasi
serum enzim hepatosit seperti AST, ALT, dan LD mungkin normal atau berkurang.
SKDI
By: Ira, Daniel, Bagas :)
Antibody to Hepatitis B Surface Antigen (Anti-HBs)
Pengertian dan Fisiologi
Anti HBs merupakan antibodi spesifik untuk HBsAg, muncul di darah 1 sampai 4 bulan setelah
terinfeksi virus hepatitis B. Anti HBs diinterpretasikan sebagai kekebalan atau dalam masa
penyembuhan penyakit hepatitis B. Antibodi ini memberikan perlindungan terhadap penyakit
hepatitis B.
Antibodi terhadap HBsAg (anti-HBs) merupakan antibody pokok untuk menetralkan antigen
hepatitis B (HBs Ag), yang biasanya bertahan seumur hidup dan melindungi terhadap reinfeksi.
Tingkat anti-HBs, oleh karena itu, berfungsi sebagai Indikator untuk menilai pemulihan dari infeksi
HBV, atau keberhasilan vaksinasi menggunakan partikel HBsAg. Antibodi konsentrasi ≥ 10 IU / L
menunjukkan kekebalan terhadap HBV.
Fisiologi
Beberapa orang yang terinfeksi oleh HBV tidak menujukkan gejala spesifik namun mereka
menularkan infeksi kepada orang lain. Dalam bentuk yang kronis, infeksi HBV dapat merusak hati
melalui proses jaringan parut, yang disebut sirosis, atau dapat menyebabkan kanker hati.
Ketika seseorang terinfeksi oleh HBV, virus memasuki aliran darah dan cairan tubuh, dan mampu
melewati istirahat kecil di kulit, mulut, atau daerah kelamin laki-laki atau perempuan. Ada beberapa
cara untuk mendapatkan infeksi:
Selama kelahiran, seorang ibu dengan hepatitis B dapat menularkan HBV ke bayinya.
Kontak dengan darah yang terinfeksi adalah sarana umum transmisi hepatitis B. Salah satu
cara ini mungkin terjadi adalah dengan terjebak dengan jarum. Kedua pekerja kesehatan dan
mereka yang menyuntikkan obat ke dalam pembuluh darah mereka beresiko dengan cara ini.
Berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi oleh HBV merupakan faktor risiko yang
penting (khususnya seks anal).
By: Ira, Daniel, Bagas :)
Tak lama setelah munculnya HBsAg, antigen lain yang disebut antigen e hepatitis B (HBeAg) akan
muncul. Secara tradisional, kehadiran HBeAg dalam serum host dikaitkan dengan tingkat replikasi
virus dan infektivitasnya yang jauh lebih tinggi, namun beberapa varian dari virus hepatitis B tidak
memproduksi antigen 'e', jadi aturan ini tidak selalu berlaku. Selama infeksi, HBeAg mungkin
dibersihkan, dan antibodi terhadap antigen 'e' (anti-HBe) akan muncul segera setelah itu. Konversi
ini biasanya dikaitkan dengan penurunan dramatis dalam replikasi virus.
Jika host mampu membersihkan infeksi, akhirnya HBsAg akan menjadi tidak terdeteksi dan akan
diikuti oleh antibodi IgG terhadap antigen permukaan hepatitis B dan antigen inti, (anti-HBs dan
anti HBc IgG) . Waktu antara penghapusan HBsAg dan munculnya anti-HBs disebut windows
period. Seseorang negatif untuk HBsAg positif tetapi untuk anti-HBs menunjukkan bahwa ia
mungkin telah bebas infeksi atau telah divaksinasi sebelumnya.
Individu yang tetap HBsAg positif selama setidaknya enam bulan dianggap hepatitis B pembawa .
Pembawa virus mungkin memiliki hepatitis B kronik, yang akan tercermin dari peningkatan serum
alanine aminotransferase (ALT) dan peradangan hati, seperti yang diungkapkan oleh biopsi.
Carriers yang telah serokonversi menjadi HBeAg negatif, terutama mereka yang memperoleh
infeksi pada saat dewasa, memiliki multiplikasi virus sangat sedikit dan karenanya mungkin
berisiko kecil komplikasi jangka panjang atau penularan infeksi kepada orang lain.
Prinsip percobaan
Hbs Ab one step test merupakan chromatographic immunoassay (CIA) untuk penentuan kualitatif
cepat dari human anti Hbs Ag pada serum. Membran terlebih dahulu dilapisi antigen HBs Ag pada
regio pita test dan mouse anti HBs Ag pada region pita kontrol. Selama test, serum spesimen
dibiarkan bereaksi dengan partikel colloidal gold yang telah dilapisi oleh purified HBs Ag.
Campurannya kemudian bergerak secara lateral pada membrane melalui aksi kapilaritas.
Kegunaan tes dilakukan
Digunakan untuk mendeteksi paparan sebelumnya HBV, juga dapat diperoleh dari vaksinasi yang
sukses. Tes ini dilakukan untuk menentukan kebutuhan vaksinasi (jika anti-HBs tidak ada) atau
untuk menentukan apakah seseorang telah pulih dari infeksi dan kekebalan tubuh (tidak bisa
mendapatkan infeksi lagi).
Penentuan anti-HBs dapat digunakan sebagai:
a. Monitor prognosis pasien yang baru pulih dari infeksi virus hepatitis B
b. Mengindikasikan pasien yang pernah terpapar terhadap Hepatitis B Surface Antigen
c. Mempelajari faktor-faktor epidemiologi yang terasosiasi dengan transmisi HBsAg
By: Ira, Daniel, Bagas :)
Kaitan dengan pemeriksaan lain
Tes ini dapat dilakukan bersama dengan pemeriksaan lain yang tergabung dalam panel uji HBV,
yang dijabarkandalam tabel berikut ini:
Test Description UseHepatitis B surface antigen (HBsAG)
Protein that is present on the surface of the virus; will be present in the blood with acute and chronic HBV infections
Often used to screen for and detect HBV infections; earliest indicator of acute hepatitis B and frequently identifies infected people before symptoms appear; undetectable in the blood during the recovery period; it is the primary way of identifying those with chronic infections.
Hepatitis B surface antibody (anti-HBs)
Antibody produced in response to HBV surface antigen; levels in the blood rise during the recovery phase.
Used to detect previous exposure to HBV; can also be acquired from successful vaccination. This test is done to determine the need for vaccination (if anti-HBs is absent) or to determine if a person has recovered from an infections and is immune (cannot get the infection again).
Anti-hepatitis B core (anti-HBc), IgM
IgM antibody to the hepatitis B core antigen (The hepatitis B core antigen is present only in infected liver cells; it cannot be detected in the blood.)
First antibody produced after infection with HBV; used to detect acute infection
Anti-hepatitis B core (anti-HBc), Total
Both IgM and IgG antibodies to hepatitis B core antigen
Can be used to help detect acute and chronic HBV infections; it is produced in response to the core antigen and usually persists for life.
Hepatitis B e-antigen (HBeAG)
Protein produced and released into the blood by actively replicating hepatitis B virus
Unlike the surface antigen, the e-antigen is found in the blood only when the HBV virus is actively replicating. HBeAg is often used as a marker of ability to spread the virus to other people (infectivity). It may also be used to monitor the effectiveness of treatment. However, there are some types (strains) of HBV that do not make e-antigen; these are especially common in the Middle East and Asia. In areas where these strains of HBV are common, testing for HBeAg is not very useful.
Anti-hepatitis Be antibody (Anti-HBe)
Antibody produced in response to the hepatitis Be antigen
In those who have recovered from acute hepatitis B infection, anti-HBe will be present along with anti-HBc and anti-HBs. In those with chronic hepatitis B, anti-HBe can be used to monitor the infection and treatment.
Hepatitis B DNA (HBV DNA)
Detects hepatitis B viral genetic material
Can detect an active HBV infection; its primary use is to monitor antiviral therapy in patients with chronic HBV infections.
Sedangkan tes yang dijelaskan di atas adalah khusus untuk HBV, tes-tes hepar lainnya seperti AST,
ALT, dan gamma-glutamil transferase (GGT) dapat digunakan untuk memantau perkembangan
penyakit. Dalam beberapa kasus, biopsi hati mungkin dilakukan untuk konfirmasi.
By: Ira, Daniel, Bagas :)
Indikasi diperiksa dan kontraindikasi
Pada pasien yang baru pulih dari infeksi virus hepatitis B untuk memonitor prognosis. memastikan
efektivitas pasca imunisasi Hep B, dilakukan pula bersamaan dengan pemeriksaan lain yang
berhubungan dengan panel Hep B untuk mengetahui pada fase manakah infeksi yang sedang
dialami.
Kontraindikasi belum ditemukan.
How do I interpret hepatitis B panel results?
Interpretation of the hepatitis B panel
Tests Results Interpretation
HBsAganti-HBcanti-HBs
negativenegativenegative
susceptible
HBsAganti-HBcanti-HBs
negativenegativepositive with >10mIU/mL*
immune due to vaccination
HBsAganti-HBcanti-HBs
negativepositivepositive
immune due to natural infection
HBsAganti-HBcIgM anti-HBcanti-HBs
positivepositivepositivenegative
acutely infected
HBsAganti-HBcIgM anti-HBcanti-HBs
positivepositivenegativenegative
chronically infected
HBsAganti-HBcanti-HBs
negativepositivenegative
four interpretations possible†
* Postvaccination testing, when it is recommended, should be performed 1–2
months following dose #3.
†1
.May be recovering from acute HBV infection.
2. May be distantly immune and the test is not sensitive enough to detect a
very low level of anti-HBs in serum.
By: Ira, Daniel, Bagas :)
3. May be susceptible with a false positive anti-HBc.
4. May be chronically infected and have an undetectable level of HBsAg
present in the serum.
Penyakit yang dapat dideteksi
Tes anti-Hbs positif juga dapat berarti seseorang pernah mendapat vaksin hepatitis B atau
immunoglobulin. Hal ini juga dapat terjadi pada bayi yang mendapat kekebalan dari ibunya. Anti-
Hbs posistif pada individu yang tidak pernah mendapat imunisasi hepatatitis B menunjukkan bahwa
individu tersebut pernah terinfeksi virus hepatitis B. Dalam bentuk yang kronis, infeksi HBV dapat
merusak hati melalui proses jaringan parut, yang disebut sirosis, atau dapat menyebabkan kanker
hati.
Dulu, diperkirakan HBsAg dan anti HBs tidak mungkin dijumpai bersama-sama, namun ternyata
sepertiga carrier HBsAg juga memiliki anti-HBs. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi simultan
dengan sub-tipe yang berbeda.
Prognosis
Setiap tahun diperkirakan 150.000 orang di Amerika Serikat mendapatkan hepatitis B. Lebih dari
10.000 memerlukan perawatan rumah sakit, dan sebanyak 5.000 akan meninggal akibat komplikasi
dari infeksi. Sekitar 90% dari semua orang yang terinfeksi akan memiliki penyakit akut saja.
Sebagian besar pasien akan sembuh dalam waktu tiga bulan. Ini adalah 10% sisanya, dengan infeksi
kronis, yang menjelaskan komplikasi yang paling serius dan kematian akibat infeksi HBV. Di
Amerika Serikat, mungkin hanya 2% dari semua orang yang terinfeksi akan menjadi sakit kronis.
Perjalanan infeksi HBV kronis dalam setiap pasien tertentu tidak dapat diprediksi. Beberapa pasien
yang melakukannya dengan baik pada awalnya kemudian dapat mengembangkan komplikasi serius.
Bahkan ketika tidak ada gejala penyakit hati berkembang, pembawa kronis tetap menjadi ancaman
bagi orang lain dengan melayani sebagai sumber infeksi
SKDI penyakit
Uncomplicated Hepatitis B: 4
Cirrhosis hepatis: 2
Liver failure: 2
Liver – Hepatoma (Liver cell adenoma, Hepatocellular carcinoma): 2
By: Ira, Daniel, Bagas :)
HBSAg
Antigen: Suatu zat asing dalam tubuh, seperti virus hepatitis B.
Permukaan antigen: Lapisan luar virus terdiri dari surface antigen yang mengelilingi inti dari virus.
Antibodi: Sebuah protein yang membuat sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap zat
asing. Antibodi dapat diproduksi dalam menanggapi vaksin atau infeksi alami. Antibodi biasanya
melindungi Pasien terhadap infeksi di masa yg akan datang.
Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) yakni surface antigen infeksi hepatitis B yang
dimiliki pasien. Hal ini dapat berarti infeksi akut atau kronis . Sederhananya, jika Pasien memiliki
surface antigen, Pasien menderita hepatitis B dan mampu menginfeksi orang lain.
Ketika HBV bereplikasi di hati, virus tersebut menghasilkan lebih banyak surface antigen
sehingga mengumpul dialiran darah dan dengan mudah diidentifikasi dalam tes laboratorium. Uji
laboratorium biasanya dapat mengidentifikasi surface antigen sekitar empat minggu setelah infeksi,
tetapi terkadang bisa teidentifikasi hingga 12 minggu setelah infeksi.
Dalam infeksi akut, sistem kekebalan tubuh mampu untuk memerangi "benda asing"/surface
antigen dan membuat antibodi permukaan (HbsAg atau anti-HBsAg) untuk menaklukkan infeksi
dalam waktu empat bulan dari saat gejala pertama muncul. Namun, dalam infeksi kronis, kekebalan
sistem tidak dapat melawan dan menyingkirkan surface antigen dan menciptakan cukup surface
antibodi. Hepatitis B kronis didiagnosis ketika surface antigen hadir dalam aliran darah selama
lebih dari enam bulan. Ketika surface antigen hilang dan antibodi permukaan muncul dalam sebuah
laporan laboratorium, maka orang tersebut dianggap memiliki kemampuan membersihkan infeksi.
HBV ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, melalui
hubungan seks tanpa kondom, jarum yang tidak steril, dan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya
selama proses kelahiran .
HBV tidak menular melalui udara, atau dari kontak sosial biasa (Memeluk, batuk, bersin).
Kelompok berikut ini terutama pada risiko tinggi untuk infeksi dan harus diuji:
• Petugas kesehatan dan petugas UGD
• Mitra atau individu yang tinggal di kontak serumah dekat dengan seseorang yang terinfeksi
• Individu yang memiliki banyak pasangan seks atau yang telah didiagnosis dengan PMS
• Pria yang berhubungan seks dengan laki-laki
• Individu yang memiliki tato atau tindik tubuh dan Pengguna narkoba suntik
• Individu yang melakukan perjalanan ke negara-negara di mana hepatitis B adalah umum (Asia,
Afrika, Amerika Selatan, Pasifik Kepulauan, Eropa Timur, dan Timur Tengah)
By: Ira, Daniel, Bagas :)
• Individu beremigrasi dari negara-negara di mana hepatitis B adalah umum, atau yang lahir dari
orang tua yang beremigrasi dari negara-negara (lihat di atas)
• SEMUA wanita hamil harus diuji untuk infeksi hepatitis B
Kabar baiknya adalah bahwa ada vaksin yang aman dan efektif untuk hepatitis B yang
berefek seumur hidup. Disarankan di AS dan negara-negara lain untuk semua bayi dan anak-anak
sampai usia 18 tahun dan orang dewasa yang berisiko tinggi terinfeksi.
Tambahan Diagnostik:
a.Tes Fungsi Hati (LFT)
b. Biopsi:Jaringan akan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari peradangan atau kerusakan
hati.
c.Hepatitis B tes DNA: memeriksa keberadaan DNAvirus hepatitis B dalam aliran darah. Tes DNA
menunjukkan berapa banyak virus yang ada dalam darah.
d. HBe-antigen: Ini adalah protein yang dibuat oleh virus. Jika tes ini positif, ini menunjukkan
bahwa ada banyak virus di darah, yang berarti bahwa pasien dapat lebih mudah menyebarkan virus
ke orang lain.
e. HBe-antibodi: Seringkali sebagai virus berhenti mereplikasi dalam tubuh, dan e-antigen
menghilang dari darah, namun masih ada HBe-antibody yang muncul. Hal ini dapat terjadi secara
spontan atau setelah pengobatan.
Prinsip praktikum
SMI One Step HBsAg Uji Perangkat (Serum / Plasma) adalah uji kualitatif, aliran lateral
immunoassay untuk mendeteksi HBsAg dalam serum atau plasma. Membran telah dilapisi dengan
anti-HbsAg antibodi pada daerah jalur uji tes. Selama pengujian, serum atau plasma spesimen
bereaksi dengan partikel yang dilapisi dengan anti-HBsAg antibodi. Campuran bermigrasi ke atas
pada membran untuk bereaksi dengan anti-HBsAg antibodi pada membran dan menghasilkan warna
pada garis (chromatographically). Kehadiran ini garis berwarna di daerah uji menunjukkan hasil
positif, sementara ketiadaan menunjukkan hasil negatif. Diperlukan kontrol prosedural dalam uji
ini dan garis berwarna akan selalu muncul yang menunjukkan bahwa volume spesimen telah tepat
dan wicking membran telah terjadi.
Spesimen Koleksi & Persiapan
dapat dilakukan dengan menggunakan baik serum atau plasma. Pisahkan serum atau plasma dari
darah sesegera mungkin untuk menghindari hemolisis. Hanya spesiemen yang bebas dari hemolisis
By: Ira, Daniel, Bagas :)
(non-hemolyzed spesimen ) yang dapat digunakan. Pengujian harus dilakukan segera setelah
spesimen diambil. Petugastidak boleh meninggalkan spesimen pada suhu kamar selama periode
yang lama. Spesimen dapat disimpan pada 2-8 ° C hingga 3 hari. Untuk jangka
panjang,penyimpanan spesimen harus disimpan di bawah -20 ° C.• Bawa spesimen ke suhu kamar
sebelum pengujian. spesimen beku harus benar-benar dicairkan dan dicampur dengan baik sebelum
pengujian. Spesimen tidak boleh dibekukan dan dicairkan berulang-ulang.
Interpretasi
POSITIF: Dua garis merah yang berbeda muncul. Satu baris
harus di daerah kontrol (C) dan garis lain
harus di wilayah uji (T).
* Catatan: Intensitas warna merah pada garis uji (T) akan bervariasi tergantung pada konsentrasi
HBsAg hadir dalam spesimen. Oleh karena itu, setiap warna merah di wilayah uji (T) harus
dianggap positif.
NEGATIF: Satu garis merah muncul di kontrol (C). Tidak ada garis merah atau pink terlihat
muncul di
wilayah uji (T)
INVALID: baris Kontrol gagal untuk muncul. Spesimen tidak cukup volume atau salah teknik
prosedural adalah alasan yang paling mungkin untuk kegagalan munculnya garis kontrol. Evaluasi
prosedur dan mengulang uji dengan perangkat pengujian baru adalah hal yang mutlak
By: Ira, Daniel, Bagas :)
Top Related