i
LITERATUR REVIEW PENERAPAN TERAPI RELAKSASI
NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PASIEN PRE OPERASI APENDIKSITIS
OLEH :
YONATHAN GOA RUMBI
NIM. P00320017046
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
2020
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yonathan Goa Rumbi
Nim : P00320017046
Institusi Pendidikan : Jurusan D III Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Kendari
Judul Literatur Review : Penerapan Terapi Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan
Pasien Pre Operasi Apendiksitis
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil pemikiran saya sendiri, dan bukan merupakan pengambil
alihan tulisan orang lain saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari dapat di buktikan bahwa Tugas Akhir ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Kendari, 28 Juni 2020
Yang Membuat Pernyataan,
Yonathan Goa Rumbi
v
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
1. Nama : YONATHAN GOA RUMBI
2. Tempat / Tanggal Lahir : Kolaka,26 Desember 1998
3. Jenis Kelamin : Laki - Laki
4. Agama : Kristen Protestan
5. Suku / Kebangsaan : Toraja / Indonesia
6. Alamat : Kel.19 November, Kec. Wondulako,
Kab. Kolaka
7. No. Telpon : 0822 9277 4404
B. PENDIDIKAN
1. SD : SDN 2 19 November tamat 2011
2. SMP : SMP Negeri 3 kolaka Tamat 2014
3. SMA : SMA Negeri 1 kolaka tamat 2017
4. Diploma : Sejak 2017 berkuliah di Poltekkes
Kendari
vi
MOTTO
Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan
menyertai engkau,Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau; jangan takut dan janganlah patah hati
Ulangan 31:8
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Literatur Review yang
merupakan syarat dalam menyelesaikan Pendidikan di Poltekkes Kemenkes
Kendari, dengan judul “Penerapan Terapi Relaksasi Teknik Napas Dalam
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Apendiksitis”.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Literatur
Review ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitri
Wijayati,S.Kep,Ns.,M,Kep , selaku pembimbing I dan bapak Muhaimin
Saranani S,Kep.,Ns.,M.Sc , selaku pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada penulis .
Untuk itu Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuannya kepada yang terhormat :
1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kendari.
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes, Selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kesehatan Kendari.
3. Ibu Dian Yuniar, SKM.,M.Kep, Ibu Nurfantri, S.Kep.,Ns.,M.Sc, Dan Ibu
Rusna Tahir, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Dosen Penguji Yang Telah
Memberikan Pengarahan Dan Masukan – Masukan Berjalan Sebaik –
Baiknya.
viii
4. Semua Dosen Dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes
Kesehatan Kendari Yang Telah Membantu Dan Memberikan Dukungan
Pengarahan Serta Ilmu Yang Bermanfaat Kepada Penulis Selama Kuliah.
5. Kedua Orang Tua Saya Bapak Kila Dan Ibu Marlina Yang Telah
Memberikan Dukungan Dan Doa Kepada Saya Selama Berkuliah Di
Poltekkes Kemenkes Kendari
6. Seluruh Teman – Teman Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan Angkatan 2017
7. Serta Semua Pihak Yang Tidak Dapat Disebutkan Satu Persatu Yang Telah
Memberikan Dukungan.
Penulis menyadari bahwa Literaur Review ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang dapat membangun dari para pembaca. Kiranya Literatur
Review dapat bermanfaat kepada kita semua.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................ iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v
MOTTO .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………x
ABSTRAK .............................................................................................. xi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan masalah ................................................................... 4
C. Tujuan penelitian .................................................................... 4
D. Manfaat penelitian .................................................................. 5
METODE PENELITIAN
A. Strategi Pencarian Literatur .................................................... 6
B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................. 7
C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas .................................... 7
HASIL DAN ANALISIS ........................................................................ 18
PEMBAHASAN ..................................................................................... 21
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 24
B. Saran .................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 25
x
DAFTAR LAMPIRAN
Bebas Administrasi
Bebas Pustaka
xi
LITERATUR REVIEW PENERAPAN TERAPI RELAKSASI
NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PASIEN PRE OPERASI APENDIKSITIS
Yonathan Goa Rumbi
Jurusan Keperawatan,Poltekkes Kemenkes Kendari,Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Pendahuluan : Insident apendiksitis di Indonesia menempati urutan tertinggi
di antara kasus kegawatan abdomen lainya, pada tahun 2013 jumlah penderita
apendiksitis di indonesia mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun 2014
sebesar 596.132 orang. Penatalaksanaan dari apendisitis adalah apendiktomi
(terapi bedah). Pasien yang akan mengalami pembedahan umumnya disertai
ansietas (kecemasan). Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penerapan terapi
relaksasi nafas dalam berguna terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien
pre operasi apendiksitis. Metode : Penelusuran dilakukan menggunakan google
scholar, didapatkan 5 artikel yang mampu melakukan terapi relaksasi untuk
menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi apendiksitis, kemudian
dianalisis untuk dijadikan literatur review. Hasil : Berdasarkan 5 artikel penelitian
didapatkan bahwa relaksasi nafas dalam terbukti secara signifikan dapat
membantu menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi apendiksitis.
Simpulan : Menunjukkan bahwa terdapat hasil perbedaan rata-rata skor indeks
kecemasan sebelum dan sesudah teknik relaksasi nafas dalam, dan dapat
disimpulkan bahwa pemberian teknik relaksasi nafas dalam mempengaruhi
tingkat kecemasan pada pasien pre operasi apendiksitis.
Kata kunci : Relaksasi nafas dalam, Tingkat kecemasan, Pre operasi
apendiksitis
xii
ABSTRACT
Introduction : The incidence of appendixitis in Indonesia ranks highest among
other cases of emergency abdomen, in 2013 the number of appendixitis sufferers
in Indonesia reached 591,819 people and increased in 2014 by 596,132 people.
Management of appendicitis is appendectomy (surgical therapy). Patients who
will undergo surgery are generally accompanied by anxiety (anxiety). Objective :
to determine the effect of the application of breathing relaxation therapy in a
useful way to reduce anxiety levels in patients with preoperative appendicitis.
Method : Search was performed using Google Scholar, obtained 5 articles that
are able to do relaxation therapy to reduce the level of anxiety of patients with
preoperative appendicitis, then analyzed to be used as literature review. Results :
Based on 5 research articles, it was found that deep breathing relaxation was
significantly proven to help reduce anxiety levels in patients pre operative
appendicitis. Conclusion : Shows that there are differences in the average score
of anxiety index before and after deep breathing relaxation techniques, and it can
be concluded that the administration of breathing relaxation techniques in
influencing the level of anxiety in patients pre operative appendixitis.
Keywords: Deep breath relaxation, Anxiety level, Pre operative appendixitis
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
WHO tahun 2013 terdapat 70.000 kasus kejadian apendiktomi setiap
tahunnya (Jamaludin dan Ulya, 2018). Di Asia insidensi apendiksitis pada tahun
2013 adalah 4,8% penduduk dari total populasi. Insidensi appendiksitis di
Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen
lainya. Pada tahun 2013 jumlah penderita appendiksitis di indonesia mencapai
591.819 orang dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 596.132 orang (Soewito,
2017). Dinas kesehatan Jawa tengah menyebutkan pada tahun 2014 jumlah kasus
apendiksitis sebanyak 1.355 penderita, dan 190 penderita diantaranya
menyebabkan kematian (Zulfikar dkk, 2015).
Apendisitis adalah inflamasi akut pada apendiks yang bukan merupakan organ
esensial dalam proses pencernaan. Apendiks adalah sebuah kantong kecil pada
usus yang dapat terisi oleh materi usus, terinflamasi dan kemungkinan ruptur
(Hurst, 2016). Apendiksitis merupakan peradangan pada apendiks (umbai
cacing). Kira-kira 7% lebih cenderung laki-laki terkena apendiksitis dibanding
wanita. Apendiksitis lebih sering menyerang pada usia 10 sampai 30 tahun (Ratu
dan Adwann, 2018).
Penatalaksanaan dari apendiksitis adalah apendiktomi (terapi bedah). Pasien
yang akan mengalami pembedahan umumnya disertai ansietas (kecemasan).
Ansietas adalah respon adaptif yang normal terhadap stress karena pembedahan.
Rasa cemas bisa timbul pada tahap perioperatif ketika pasien menghadapi
pembedahannya. Hasil penelitian dari Fatmawati 2016 (Putri dan Widarti, 2018).
2
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tak jelas dan menyebar, berkaitan
dengan perasaan tak pasti dan tak berdaya (Sukarni, 2013). kecemasan dapat
timbul dengan intensitas yang berbeda-beda. Cemas terbagi menjadi kecemasan
ringan, sedang, berat, dan panik (Suprajitno, 2012). Kecemasan yang tidak
ditangani dapat menimbulkan perilaku tidak rasional, konflik, ketidakpatuhan,
ketakutan, ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari dan perasaan takut
akan kematian (Kim & Yang 2015). Faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan yaitu persepsi pasien terhadap hospitalisasi dan pengalaman
pembedahan, tingkat harga diri atau gambaran diri pasien (Maryunani, 2014).
Kecemasan pada pasien praoperasi harus diatasi, karena dapat menimbulkan
perubahan perubahan fisiologis yang akan menghambat dilakukannya tindakan
operasi (Smeltzer & bare, 2013). Akibat dari kecemasan pasien preoperasi yang
sangat hebat maka ada kemungkinan operasi tidak bisa dilaksanakan, karena
pada pasien yang mengalami kecemasan sebelum operasi akan muncul kelainan
seperti tekanan darah yang meningkat, sehingga apabila tetap dilakukan operasi
akan dapat mengakibatkan penyulit terutama dalam menghentikan perdarahan,
dan bahkan setelah operasi pun akan mengganggu proses penyembuhan.
Penanganan kecemasan pada pasien pre operasi telah banyak dilakukan oleh
perawat, salah satunya dengan tindakan tehnik relaksasi berupa nafas
dalam.(Sjamsuhidajat, 2010).
Kecemasan dapat berkurang dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain dengan teknik distraksi dan relaksasi, komunikasi terapeutik, psikofarma,
psikoterapi, dan psikoreligius (Putri dan Widarti, 2018). Teknik relaksasi
3
merupakan teknik dengan metode pemberian kegiatan yang dapat membuat
rileks, misalnya meditasi, nafas dalam, relaksasi imajinasi, pemberian
aromaterapi dan relaksasi progresif (Putri dan Widarti, 2018)
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien.
Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan
kecemasan dan nyeri paska operasi (Brunner & Suddart, 2001 dalam Novarizki,
2010)
Nafas dalam merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik
dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi. Teknik nafas
dalam sangat mudah dilakukan pada ibu yang mengalami proses persalinan,
penggunaan teknik nafas dalam yang benarakan meningkatkan kemampuan ibu
dalam mengontrol rasa nyerinya, menurunkan rasa cemas, menurunkan kadar
kotakolamin, menstimulus aliran darah menuju uterus dan menurunkan
ketegangan otot (Damayanti, 2012).
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari latihan napas dalam adalah
meningkatkan inflasi alveolar maksimal dan relaksasi otot ; meredahkan
kecemasan ; menghilangkan pola aktivitas otot pernapasan yang tidak efektif dan
tidak terkoordinasi ; memperlambat laju pernapasan ; dan mengurangi kerja
pernapasan. Pernapasan yang lambat, santai, dan ritmis juga membantu
mengendalikan kecemasan yang terjadi (Smeltzer, etal. 2010).
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh peneliti diatas, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
terapi relaksasi nafas dalam terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi
apendiksitis.
C. Tujuan
Mengetahui pengaruh penerapan terapi relaksasi nafas dalam terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi apendiksitis.
5
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan kemampuan peneliti dalam melaksanakan
penerapan terapi relakasasi teknik nafas dalam dan menambah wawasan
ilmu pengetahuan bagi peneliti terhadap tingkat kecemasan pasien pre
operasi apendiksitis.
2. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tingkat kecemasan
pre operasi apendiksitis, untuk mengaplikasikan bagaimana cara
melakukan terapi relaksasi teknik nafas dalam terhadap tingkat
kecemasan.
3. Bagi Institusi pendidikan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber informasi dan sumber data bagi calon peneliti selanjutnya.
4. Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan perbandingan data dasar dan informasi referensi pada
peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
6
METODE PENELITIAN
A. Strategi Pencarian Literatur
Design yang dipilih oleh peneliti untuk dijadikan literatur review ini
menggunakan metode terbaik dalam menjawab pertanyaan klinis dilapangan.
Tipe study yang direview adalah semua jenis penelitian yang menggunakan
terapi relaksasi nafas dalam untuk membantu terhadap tingkat kecemasan pre
operasi apendiksitis.
Penelusuran dilakukan menggunakan Google scholar, dengan membuka
website www.google scholar. Com. Penulis harus lebih cermat untuk
membaca dan melihat apakah artikel memenuhi kriteria inkluasi penulis
untuk dijadikan sebagai literatur dalam penulisan literatur review.
Pencaharian dimulai dari memasukkan semua kata yang terdapat pada judul
dan didapatkan hasil 160 dengan berbagai macam design penelitian.
Kemudian dispesifikan tahun 2015 sampai 2020 dengan kriteria inklusi tahun
publikasi, didapatkan 130 hasil. kemudian di spesifikan dengan kata kunci
penerapan terapi relaksasi nafas dalam, tingkat kecemasan, dan pre operasi
apendiksitis, didapatkan 85 hasil. kriteria inklusi yang digunakan
menggunakan kelompok intervensi bukan pada kelompok kontrol, populasi
sampel, didapatkan 30 hasil. Untuk mencari artikel penelitian, menggunakan
kata kunci yang sudah disusun. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria
inkluasi dan ekslusi dan didapatkan 5 artikel yang mampu melakukan terapi
relaksasi untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi
apendiksitis, kemudian dianalisis untuk dijadikan literatur review.
7
B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Artikel yang masuk dalam kriteria inklusi dianalisis yaitu menggunakan
terapi relaksasi nafas dalam, tingkat kecemasan dan pasien pre operasi
apendiksitis, berbagai macam design seperti design quasy experimental, pre-
eksperimental, studi kasus,dan deskriptif. kemudian tahun publikasi artikel
minimal 5 tahun terakhir, dengan menggunakan kelompok intervensi nafas
dalam untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi apendiksitis.
untuk kriteria ekslusi didapatkan yaitu selain penelitian design experimen,
tahun publikasi, populasi sampel dan kelompok intervensi bukan
menggunakan kelompok kontrol. Dari hasil ekstraksi dan analisis diharapkan
akan ditemukan sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan dasar dalam
melakukan intervensi keperawatan di rumah sakit ataupun tatanan komunitas.
C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas
Berikut merupakan intisari yang diambil dari penelitian : judul penelitian,
nama penelitian, tahun publikasi, metode, jumlah sampel dari kelompok
intervensi bukan menggunakan kelompok kontrol, alat yang digunakan
selama penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian lengkap dengan nilai
signifikansinya. Intisari yang diambil kemudian dimasukkan ke dalam sebuah
tabel agar hasil ekstraksi mudah di baca.
Untuk mencari artikel, penulis melakukan pencarian menggunakan kata
kunci yang disusun dengan teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi apendiksitis. setelah dilakukan seleksi
berdasarkan kriteria inklusi dan eksluasi didapatkan 5 artikel, 5 artikel
8
tersebut kemudian dianalisis. Dibawah ini merupakan 5 daftar artikel yang di
ekstraksi dalam bentuk tabel :
Penelusuran menggunakan Google scholar
Memasukan semua kata yang ada
dalam judul literatur review
Di spesifikan lima tahun terakhir
(2015 - 2020)
Di spesifikan dengan kata kunci
penerapan terapi relaksasi nafas
dalam, tingkat kecemasan, dan pre
operasi apendisitis
Hasil dengan kriteria Inklusi
kelompok intervensi dan populasi
sampel.
Hasil artikel Literatur untuk di
analisis
Gambar 1. Artikel Berdasarkan Kriteria Inklusi dan Ekslusi
160 hasil
130 hasil
85 hasil
30 hasil
5 hasil
9
Tabel 2. Sintesis / Ekstraksi Data Hasil Penelitian
Studi / Outhor Tempat
Penelitian
Jumlah
Sampel
Usia Kelompok Metode
Penelitian
Alat Ukur
Outcame
Intervensi Kontrol
Pengaruh
Teknik
Relaksasi
Terhadap
Penurunan
Tingkat
Kecemasan
Pasien
Praoperatif
Febria Syafyu
Sari
(2016)
Di Bangsal
Bedah RSUD
Dr.Achmad
Mochtar
Bukittinggi
Pada bulan
September
2016
12 Orang
responden
Intervensi yang
dilakukan yaitu
mengajarkan
nafas dalam dan
lambat kepada
responden
dengan tujuan
agar responden
merasa rilek dan
nyaman
sehingga
responden
tersebut
merasakan
ketenangan
dalam dirinya,
mengurangi
stress, dan
kekakuan yang
dirasakan pada
- Penelitian ini
menggunakan
rancangan
penelitian
eksperimental
dengan desain
studi Quasi
Experimental
Design yaitu
dengan
menggunakan
kelompok
kontrol, tetapi
tidak dapat
berfungsi
sepenuhnya
untuk
mengontrol
variabel-
variabel luar
Berdasarkan
intervensi diketahui
rata - rata
kecemasan
sebelum diberikan
teknik
relaksasi dan
sesudah
diberikannya
teknik relaksasi
pada kelompok
intervensi adalah
sebesar
1.167 dengan
standar deviasi
0.408 dengan hasil
uji statistik
didapatkan nilai
p value 0.001.
10
diri responden
pada fase akan
dilakukannya
operasi tersebut,
dan dari
tanggapan
responden
tentang teknik
relaksasi ini
mengatakan
terapi yang
diberikannya
kepada klien ini
sangatlah
bermanfaat
untuk mengatur
pernafasannya
dan klien
merasakan rilek
sehingga klien
merasakan
tenang dan
nyaman dan
klien bisa
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
eksperimen
sedangkan rata -
rata kecemasan
pada kelompok
kontrol sewaktu
diobservasi adalah
sebesar 0,333
dengan standar
deviasi 0,516
dengan hasil uji
statistik didapatkan
nilai p value 0.175
artinya ada
perbedaan yang
signifikan antara
cemas sebelum
diberikan teknik
relaksasi dengan
sesudah
diberikanya teknik
relaksasi kepada
kelompok
intervensi dan tidak
signifikan antara
11
memfokuskan
fikirannya yang
lebih tenang
untuk
menghadapi
operasi yang
akan
dihadapinya.
cemas sebelum dan
sesudah
dilakukannya
observasi ulang
pada kelompok
kontol, sehingga
dapat disimpulan
bahwa adanya
pengaruh teknik
relaksasi terhadap
penurunan tingkat
kecemasan.
Pengaruh teknik
relaksasi nafas
dalam dan
aromaterapi
lavender untuk
penurunan
tingkat
kecemasan
pasien pre
operasi
apendiksitis
Di RSUD Dr.
M. Yunus
Bengkulu
tahun 2017
20 Orang
responden
Usia rata -
rata 20 -
40 tahun.
Intervensi yang
dilakukan yaitu
dengan teknik
relaksasi nafas
dalam dengan
aromaterapi
levender
khususnya
dalam
menanggulangi
dan mengurangi
kecemasan
- Penelitian ini
menggunakan
pre -
eksperimental
dengan one -
group pretest -
posttest design.
Hasil intervesi
menunjukan rata -
rata tingkat
kecemasan pasien
pre operasi
apendisitis
sebelum dilakukan
tindakan relaksasi
nafas dalam dengan
aroma terpi
lavender 28, 70
sedangkan rata -
12
Ria Oktasari
Nurdin,
Sariman
Pardosi,
Dahrizal
(2017)
pasien pre
operasi
apendiksitis.
rata kecemasan
sesudah dilakukan
tindakan nafas
dalam dengan
aroma terapi
lavender 23,70.
Ada pengaruh
pemberian teknik
relaksasi nafas
dalam dengan
aromaterapi
lavender terhadap
nilai kecemasan
pasien pre operasi
dengan perbedaan
rata-rata
kecemasan
sebelum dan
sesudah intervensi
sebesar 5,00.
13
Relaksasi nafas
dalam
menurunkan
kecemasan
pasien pre
operasi bedah
abdomen
Agung Octa
Nihando
Rokawie,
Sulastri, Anita
(Tahun 2017)
Di Ruang
Bedah RSUD
Jendral
Ahmad Yani
Metro.
32 Orang
responden
Usia rata-
rata yaitu
usia 18 25
tahun
.
Intervensi yang
dilakukan yaitu
mengajarkan
nafas dalam
kepada
responden untuk
mengatasi
tingkat
kecemasan pre
operasi.
- Penelitian ini
menggunakan
kuantitatif
dengan pre
experimental
design yang
diperluas
dengan
rancangan one
group
pretestposttest.
Hasil intervensi
menunjukan
adanya
Perubahan rata-
rata skor indeks
kecemasan pre
operasi
sebelum diberikan
tindakan relaksasi
nafas dalam
adalah 54,59. Pada
pengukuran rata-
rata skor
indeks kecemasan
setelah diberikan
tindakan
relaksasi nafas
dalam didapatkan
rata-rata
kecemasan 49,56,
nilai perbedaan
mean antara
14
kecemasan
sebelum dan
sesudah diberikan
tindakan relaksasi
nafas dalam adalah
5,03. Hasil
uji statistik dengan
uji t - dependent
didapatkan
perhitungan p -
value (0,000) <a
(0.05) yang
berarti ha diterima
sehingga dapat
disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan rata -
rata skor indeks
kecemasan
sebelum dan
sesudah dilakukan
terapi
15
relaksasi nafas
dalam pada pasien
pre operasi.
Upaya
menurunkan
tingkat
kecemasan
melalui aroma
terapi orange
pada asuhan
keperawatan pre
operasi
apendiktomi
Vera Lusyaria,
Siti Sarifah,Ika
Kusuma
Wardani
(Tahun 2019)
Di RSUD
Pandan
Arang
Boyolali
3 Orang
responden
Usia rata-
rata 35, 33
dan 29
tahun.
Intervensi yang
diberikan yaitu
Cytrus (orange)
aromatherapy
dapat diterapkan
pada pasien pre
operasi
untuk
menurunkan
kecemasan.
- Penelitian ini
menggunakan
desain studi
kasus dengan
pendekatan
asuhan
keperawatan.
Hasil intervensi
menunjukan
penurunan skala
kecemasan setelah
diberikan
aromaterapi
orange, pasien
pertama skala
kecemasan dari 51
menjadi 42,
mengalami
penurunan 9 angka.
Pasiem kedua skala
kecemasan dari 48
menjadi 43,
mengalami
penurunan 5
angka.dari
penelitian yang
dilakukan
16
didapatkan hasil
teknim relaksasi
aromaterapi
orange dapat
menurunkan
tingkat kecemasan
pada pasein pre
operasi
apendiktomi.
Faktor – faktor
yang
mempengaruhi
kecemasan pada
pasien pre
operasi
appendiktomi
Mila Anis
Sholikha,Siti
Sarifah ,Ida
Utari
(Tahun 2019 )
Di bangsal
bedah RSUD
Pandan
Arang
Boyolali.
22 Orang
responden
Usia rata –
rata yaitu
26 – 35
tahun
Intervensi yang
diberikan yaitu
dengan
mengidentifikasi
faktor – faktor
yang
mempengaruhi
kecemasan pada
pasien pre
operasi
apendiktomi
- Desain
penelitian ini
menggunakan
jenis penelitian
deskriptif,
dengan
pendekatan
cross
sectional.
Hasil intervensi
menunjukkan
Kecemasan ringan
banyak terjadi pada
pasien umur 26 -
35 tahun dan 36 -
45 tahun, jenis
kelamin laki-laki,
pendidikan SMA
dan tingkat
pengetahuan
ringan.
Kecemasan sedang
banyak terjadi pada
17
pasien umur 17 -
25 tahun,
jenis kelamin
perempuan,
pendidikan SMA
dan tingkat
pengetahuan
cukup dan kurang.
Kemasan berat
banyak terjadi pada
pasien umur
17 - 25 tahun dan
26 - 35 tahun, jenis
kelamin laki-laki
dan perempuan,
pendidikan SD dan
SMP dan tingat
pengetahuan
kurang.
18
HASIL DAN ANALISIS
A. HASIL
Didapatkan 5 jenis artikel, metode penelitian yang dianalisis menggunakan
metode Quasy exsperimental design, pre-eksperimental, studi kasus, dan
deskriptif. Tempat dilakukan penelitian juga berbeda, untuk artikel pertama
dilakukan Di Bangsal Bedah RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi, artikel
ke-dua dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, artikel ke-tiga dilakukan
di Ruang Bedah RSUD Jendral Ahmad Yani Metro, artikel ke-empat dan
artikel ke-lima dilakukan di RSUD Pandan Arang Boyolali.
B. ANALISIS
Artikel pertama Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikannya
intervensi relaksasi nafas dalam tingkat kecemasan terbesar berada pada
kecemasan berat dengan jumlah 3 (tiga) orang (50%), sedangkan setelah
diberikannya intervensi relaksasi nafas dalam tingkat kecemasan terbesar
berada pada kecemasan ringan yaitu dengan jumlah 3 (tiga) orang (50%),
Pengaruh pemberian relaksasi nafas dalam dapat dilihat dari hasil analisa uji
bivariat dengan metode uji Paired T test diperoleh nilai t sebesar 7,000 dengan
nilai p sebesar 0.001 dimana p < 0.05. Selisih rata - rata (mean) tingkat
kecemasan pasien pre operasi sebelum dan sesudah diberikannya relaksasi
nafas dalam diperoleh perbedaan sebesar 0,834 .
Artikel kedua Hasil penelitian menunjukan bahwa rata - rata tingkat
kecemasan pasien pre operasi apendiksitis sebelum dilakukan tindakan
relaksasi nafas dalam dengan aroma terapi lavender 28,70 sedangkan rata -rata
19
kecemasan sesudah dilakukan tindakan nafas dalam dengan aroma terapi
lavender 23,70. Ada pengaruh pemberian teknik relaksasi nafas dalam dengan
aromaterapi lavender terhadap nilai kecemasan pasien pre operasi dengan
perbedaan rata - rata kecemasan sebelum dan sesudah intervensi sebesar 5,00.
Artikel ketiga Hasil penelitian menunjukkan adanya Perubahan rata-rata
skor indeks kecemasan pre operasi sebelum diberikan tindakan relaksasi nafas
dalam adalah 54,59. Pada pengukuran rata - rata skor indeks kecemasan setelah
diberikan tindakan relaksasi nafas dalam didapatkan rata – rata kecemasan
49,56, nilai perbedaan mean antara kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
tindakan relaksasi nafas dalam adalah 5,03. Hasil uji statistik dengan uji t -
dependent didapatkan perhitungan p-value (0,000) <a (0.05) yang berarti ha
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata - rata skor
indeks kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi nafas dalam
pada pasien pre operasi.
Artikel keempat hasil penelitan menunjukkan bahwa penurunan skala
kecemasan setelah diberikan aromaterapi orange, pasien pertama skala
kecemasan dari 51 menjadi 42, mengalami penurunan 9 angka. Pasien kedua
skala kecemasan dari 48 menjadi 43, mengalami penurunan 5 angka. dari
penelitian yang dilakukan didapatkan hasil teknik relaksasi aromaterapi orange
dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi apendiktomi.
Artikel kelima Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecemasan ringan
banyak terjadi pada pasien umur 26 - 35 tahun dan 36 - 45 tahun, jenis kelamin
laki-laki, pendidikan SMA dan tingkat pengetahuan ringan. Kecemasan sedang
20
banyak terjadi pada pasien umur 17 - 25 tahun, jenis kelamin perempuan,
pendidikan SMA dan tingkat pengetahuan cukup dan kurang. Kemasan berat
banyak terjadi pada pasien umur 17 - 25 tahun dan 26 - 35 tahun, jenis kelamin
laki-laki dan perempuan, pendidikan SD dan SMP dan tingkat pengetahuan
kurang.
21
PEMBAHASAN
Teknik Relaksasi
Penetapan kriteria yang ketat, pada metode sangat mempengaruhi jumlah
artikel yang didapat. Penelusuran menggunakan google scholar, penentuan
artikel yang diambil awalnya dengan memasukan semua kata yang terdapat
dalam literatur review dengan rentang tahun 2015 – 2020. Jumlah artikel yang
didapatkan terbatas, kriteria pengambilan artikel selanjutnya dispesifikan,
dengan kata kunci tiap variabel yang dipilih sesuai relaksasi nafas dalam
terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi apendiksitis. setelah itu
dispesifikan dengan kriteria inkluasi 5 artikel yang di dapat dilakukan analisis.
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress,
karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik
relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan
kecemasan dan nyeri paska operasi (Novarizki, 2010).
Latihan relaksasi napas dalam telah menunjukan hasil yang baik dalam
menurunkan skor kecemasan dalam periode tertentu. Hasil penelitian ini dan
studi terkait lainnya menunjukkan bahwa menggunakan metode yang mudah
dilakukan, tidak memerlukan biaya dan resiko yang rendah dapat membantu
pasien mengurangi kecemasan pasien Latihan relaksasi napas dalam
meningkatkan inflasi alveolar maksimal dan relaksasi otot, memperlambat laju
pernapasan dan mengurangi kerja pernapasan. Pernapasan yang lambat, santai,
22
dan ritmis juga membantu mengendalikan kontrol kecemasan (Smeltzer, at al.
2010).
Hasil penelitian yang dilakukan Suprapto, Utami, & Supriati (2012), dengan
judul “ pengaruh pemberian relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
kecemasan klien pre operasi ” menunjukkan bahwa intervensi keperawatan
mandiri tentang teknik relaksasi nafas dalam yang diberikan empat jam
sebelum pasien menjalani pre operasi rata - rata mengalami kecemasan yang
berat dari (72,5%) yang belum diberikan teknik relasasi setelah diberikan
teknik relaksasi menjadi (22,5%) berat dan dari (27,5%) kecemasan sedang
setelah diberikannya teknik relaksasi menjadi kecemasan ringan yaitu (77,5%).
Menurut analisa peneliti bahwa teknik relaksasi yang diberikan kepada
responden dengan mengatur suatu intervensi untuk mengajarkan nafas dalam
dan lambat kepada responden dengan tujuan agar responden merasa rilek dan
nyaman sehingga responden tersebut merasakan ketenangan dalam dirinya,
mengurangi stress, dan kekakuan yang dirasakan pada diri responden pada fase
akan dilakukannya operasi tersebut, dan dari tanggapan responden tentang
teknik relaksasi ini mengatakan terapi yang diberikannya kepada klien ini
sangatlah bermanfaat untuk mengatur pernafasannya dan klien merasakan rilek
sehingga klien merasakan tenang dan nyaman dan klien bisa memfokuskan
fikirannya yang lebih tenang untuk menghadapi operasi yang akan dihadapinya.
23
Skala kecemasan
Timbulnya kecemasan terjadi karena adanya faktor - faktor atau sumber yang
dianggap sebagai ancaman atau membahayakan individu itu sendiri. Jika
perasaan cemas yang dialami sesorang berlebihan maka dapat menggangu
sebagian sistem tubuh dan dapat membahayakan orang tersebut. Umumnya
individu akan merasa cemas ketika akan menjalani tindakan medis karena
tindakan medis merupakan prosedur yang dapat menimbulkan komplikasi yang
kemungkinan dapat merugikan individu tersebut (Koizer, dkk 2010).
Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan yang
mengancam keutuhan serta keberadaan dirinya dan di manifestasikan dalam
bentuk perilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, fobia
tertentu (Nursalam, 2014). Perasaan kecemasan merupakan salah satu gejala
bersamaan yang paling penting dari penyakit fisik dan psikologis. Hal ini dapat
dilihat sebagai reaksi organik kompleks yang terjadi hanya dalam situasi yang
dianggap berbahaya. Periode sekitar operasi adalah contoh dari ini, sebagai
pasien yang terlibat dalam situasi yang dinilai menjadi negatif (Komolafe, dkk.
2015).
24
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari kelima artikel direview terdapat perbedaan signifikan antara cemas
sebelum diberikan intervensi teknik relaksasi nafas dalam dengan sesudah
diberikanya teknik relaksasi nafas dalam, diperoleh bahwa terapi relaksasi nafas
dalam terbukti berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien
pre operasi apendiksitis.
B. SARAN
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat lebih mempersiapkan diri atau
melakukan perencanaan yang terarah, dalam meneliti tentang pemberian terapi
relaksasi nafas dalam terhadap pasien yang mengalami kecemasan, akibat
adanya tindakan pembedahan atau pre operasi sehingga mampu memberikan
penanganan kecemasan lebih baik serta melakukan teknik relaksasi nafas dalam
dengan sesuai dengan prosedur.
25
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2010. Keperawatan Medical Bedah Volume 2. Jakarta:
EGC.
Damayanti. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Dan
Pengalaman Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operatif Sectio Caesar
Di Ruang Obgyn RSU Elim Rantepao Kabutaten Toraja Utara. Program Studi
S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Toraja
Hurst, M. 2016. Belajar Mudah Keperawatan Medikal - Bedah Vol
Kim, S., & Yang, J. (2015). Factor sinfluencing the stress of patientson
hemodialysis. The Journal of Korean Academic Society of Nursing Education.
21(3). Pp:340-349.
Maryunani, A. 2014. Asuhan Keperawatan PERIOPERATIF - PRE OPERASI
(Menjelang Pembedahan). Jakarta Timur : Trans Info Media
Putri, M.A., Widarti, A.T. 2018. Pengaruh Citrus (Orange) Aroma therapy
Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi di RSUD Kota
Madiun. Program Studi Ilmu Keperawatan. STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
Ratu, A., Adwan, M. 2018. Penyakit Penyakit Hati Lambung Usus dan Ambien.
Yogyakarta : Nuha Medika
Sjamsuhidayat, R. De Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Smertzer & Bare.(2013) Manual for the Depression Anxiety & Stress Scales
(Second edition). Psychology Foundation.
Soewito, B. 2017. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Pasien
Pre Operasi Apendisitis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2017. Jurnal Keperawatan Lubuk linggau
Volume 5, Nomor 2.
Suprapto, Utami, & Supriati.(2012). Pengaruh Pemberian Informasi Tentang
Persiapan Operasi dengan Pendekatan Komunikasi Terapeutik Terhadap
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Bougenville RSUD Sleman.
26
Syamsuhidajat.(2010). Penanganan Psikologik Pada tingkat stres. Jakarta :
Salemba Medika
Zulfikar., Prihwanto, B. Wiratmo.2015. Studi Penggunaan Antibiotik pada Kasus
Bedah Apendiks di Instalasi Rawat Inap RSD dr.Soebandi Jember Tahun
2013. e-Jurnal Pustaka Kesehatan Vol. 3 No. 1Januari 2015.
27
28
Top Related