kegagalan aturan oktet
Pengecualian dan Kegagalan Aturan OktetWalaupun aturan oktet banyak membantu dalam meramalkan rumus kimia senyawa biner sederhana, akan tetapi aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi.
A. Pengecualian Aturan OktetPengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3
2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17. Kemungkinan rumus Lewis untuk NO2 sebagai berikut.
3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampunghingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5. Perhatikan rumus Lewis dari PCl
5, SF6, dan ClF3 berikut ini.
B. Kegagalan Aturan OktetAturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn,
dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet.
Ikatan LogamIkatan elektron-elektron valensi dalam atom logam bukanlah ikatan ion, juga bukan ikatan kovalen sederhana. Suatu logam terdiri dari suatu kisi ketat dari ion- ion positif dan di sekitarnya terdapat lautan (atmosfer) elektron-elektron valensi. Elektron valensi ini terbatas pada permukaan-permukaan energi tertentu, namun mempunyai cukup kebebasan, sehingga elektron-elektron ini tidak terus-menerusdigunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi, elektron-elektron ini mudah dioperkan dari atom ke atom. Sistem ikatan ini unik bagi logam dan dikenal sebagai ikatan logam.
Pengecualian Aturan Oktet1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktetSenyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet.Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr32. Senyawa dengan jumlah electron valensi ganjilContohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17. 3. Senyawa yang melampaui aturan oktet. Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5.
3. Senyawa dengan octet berkembangUnsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih).Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5
B. Kegagalan Aturan OktetAturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2.Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet.
Ikatan Logam Ikatan elektron-elektron valensi dalam atom logam bukanlah ikatan ion, juga bukan ikatan kovalen sederhana. Suatu logam terdiri dari suatu kisi ketat dari ionion positif dan di sekitarnya terdapat lautan (atmosfer) elektron-elektron valensi.
Elektron valensi ini terbatas pada permukaan-permukaan energi tertentu, namun mempunyai cukup kebebasan, sehingga elektron-elektron ini tidak terus-menerus digunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi, elektron-elektron ini mudah dioperkan dari atom ke atom. Sistem ikatan ini unik bagi logam dan dikenal sebagai ikatan logam.
Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :1) Tidak mencapai oktet2) Melampaui oktet ( oktet berkembang )
Penulisan Struktur LewisLangkah-langkahnya :1) Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis2) Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan3) Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)4) Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)
Langkah alternatif : ( syarat utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui )1) Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion2) Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan3) Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet4) Tambahkan sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat5) Jika atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan rangkap dengan atom pusat
Resonansia. Suatu molekul atau ion tidak dapat dinyatakan hanya dengan satu struktur Lewis.b. Kemungkinan-kemungkinan struktur Lewis yang ekivalen untuk suatu molekul atau ion disebut Struktur Resonansi .c. Dalam molekul SO 2 terdapat 2 jenis ikatan yaitu 1 ikatan tunggal (S-O) dan 1 ikatan rangkap (S=O).d. Berdasarkan konsep resonansi, kedua ikatan dalam molekul SO 2 adalah ekivalen.e. Dalam molekul SO 2 itu, ikatan rangkap tidak tetap antara atom S dengan salah 1 dari 2 atom O dalam molekul itu, tetapi silih berganti.f. Tidak satupun di antara ke-2 struktur di atas yang benar untuk SO 2, yang benar adalah gabungan atau hibrid dari ke-2 struktur resonansi tersebut
http://diniindriasari.wordpress.com/kimia-kelas-x/ikatan-kimia/kegagalan-aturan-oktet/
Cara Mudah Menggambar Struktur Lewis Suatu Molekul
Posted on 9 Oktober 2013 by Urip Kalteng
Struktur Lewis dari suatu molekul adalah cara menggambarkan bagaimana
atom-atom berikatan membentuk molekul dengan menggunakan penanda
seperti noktah atau tanda x untuk mewakili elektron yang terlibat dalam
pembentukan molekul. Elektron yang terlibat ini biasanya hanya elektron
valensi (elektron yang berada di kulit terluar).
Prinsip dalam menggambarkan struktur Lewis suatu molekul adalah
mengupayakan agar elektron di sekitar atom dalam setiap molekul berjumlah
delapan atau mengikuti aturan oktet. Dengan memiliki elektron sebanyak 8
setiap atom diharapkan menjadi stabil dengan membentuk ikatan.
Untuk itu sebelum dapat menggambar struktur Lewis suatu molekul harus
memahami bagaimana menentukan konfigurasi elektron setiap atom. Biasanya
dalam soal-soal disertai dengan data nomor atom setiap unsur yang akan
digunakan, tujuannya tidak lain agar dapat menuliskan konfigurasi elektronnya
sehingga elektron valensinya juga dapat diketahui.
CARA MENGGAMBAR STRUKTUR LEWIS UNTUK MOLEKUL
YANG TIDAK MENGANDUNG ATOM BERMUATAN
1. Hitung jumlah semua elektron valensi untuk setiap atom
dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total
elektron valensi).
2. Hitung jumlah elektron valensi setiap atom dalam molekul
jika atom-atom itu sesuai aturan oktet (selanjutnya dalam tulisan
ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet menyatakan
bahwa semua atom harus memiliki delapan elektron valensi
(kecuali untuk hidrogen, yang cukup dua saja, dan boron dengan
enam elektron).
3. Hitung selisih jumlah elektron yang sesuai aturan oktet
dengan jumlah elektron valensi nyatanya (hasil pada langkah #2
dikurangi hasil pada langkah #1). Selisih ini akan sama dengan
jumlah elektron yang digunakan berikatan dalam
molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron
berikatan)
4. Bagilah jumlah elektron berikatan dengan angka dua: Ingat,
karena setiap ikatan memiliki dua elektron, jumlah elektron yang
digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi ini
merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam
molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini disebut jumlah ikatan)
5. Gambarkan susunan atom untuk molekul dengan jumlah
ikatan yang diperoleh pada langkah #4 di atas: Beberapa aturan
berguna untuk diingat adalah ini:
o Hidrogen dan halogen: berikatan sekali.
o Golongan oksigen: berikatan dua kali.
o Golongan nitrogen: berikatan tiga kali. Begitu pula
boron.
o Golongan karbon: berikatan empat kali.
Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang antaratom adalah ikatan tunggal
terlebih dahulu, dan kemudian menambahkan beberapa ikatan (jika diperlukan)
sampai aturan diatas diikuti.
Catatan: Unsur yang lebih elektroprositif atau kurang elektronegatif
(dalam tabel periodik unsur letaknya di sebelah kiri (kecuali H) atau
sebelah bawah atau jari-jari atomnya lebih besar) lebih mungkin
sebagai atom pusat. Perkecualian pada Cl2O, O yang berperan
sebagai atom pusat. H tidak akan pernah sebagai atom pusat. Atom
pusat ketika membentuk ikatan harus mengikuti aturan oktet, kecuali
Be hanya 4 elektron ikatan dan B hanya 6 elektron ikatan.
6. Tentukan jumlah pasangan elektron bebas (tak berikatan).
Caranya hitung jumlah elektron valensi – jumlah elektron yang
digunakan untuk berikatan
atau dengan cara kurangi hasil hitung langkah #1 dengan hasil hitung pada
langkah # 3.
Tata semuanya di sekitar atom sampai semua memenuhi aturan oktet: Ingat,
SEMUA unsur agar di sekitarnya ada delapan elektron, secara total (KECUALI
hidrogen). Hidrogen cukup dua elektron. Oh ya untuk unsur yang terletak pada
periode 3 (misalnya S belerang) sering jumlah elektron disekitarnya lebih dari
delapan, dengan pertimbangan muatan formalnya nol akan lebih disukai.
7. Menguji keberadaan muatan formal, (muatan formal ini
adalah muatan semu, hasil perbandingan antara elektron valensi
setiap atom dengan jumlah elektron yang dimiliki ketika
membentuk ikatan dengan atom yang lain).
Muatan formal tiap atom = elektron valensi atom – jumlah ikatan dengan
atom lain – jumlah elektron bebas (tidak digunakan berikatan) yg dimiliki.
Contoh penerapan untuk molekul CH2O
1. Total elektron valensi adalah 12.
2 elektron valensi H (2 atom H × 1 elektron/atom = 2 elektron)
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
6 elektron valensi O (1 atom O × 6 elektron/atom) = 6 elektron)
Jumlah elektron valensi pada CH2O = 2+4+6 = 12 elektron
2. Total elektron oktet semua atom dalam CH2O = 20,
diperoleh dari:
(2 atom H × 2 elektron) + 1atom C × 8 elektron) + (1 atom O × 8 elektron) = 4
+ 8 + 8 = 20 elektron.
3. Total elektron berikatan sama dengan total elektron
oktet dikurangi total elektron valensi, atau 20 – 12 = 8.
4. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua,
karena ada dua elektron per ikatan. Akibatnya, di CH2O, jumlah
ikatannya = 4. (Karena 8/2 adalah 4).
5. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah
dan atom lainnya (2 atom H dan 1 atom O) berada di sekeliling
atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2 elektron
setiap ikatan) di antara atom pusat (C) dengan atom yang ada
disekitarnya, antara atom C dan O yang paling mungkin memiliki
ikatan rangkap 2 (double bond). Lakukan hingga semua (dalam
hal ini 8 elektron berikatan terpakai).
6. Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi
(dari # 1) dikurangi total elektron berikatan (dari # 3), yang
dalam contoh ini sama dengan 12 – 8, atau 4. Melihat
struktur CH2O, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki
delapan elektron di sekitarnya. Oksigen, hanya memiliki empat
elektron di sekitarnya (lihat gambar pada nomor 5 di atas). Untuk
melengkapi gambar, masing-masing oksigen harus memiliki dua
set pasangan elektron bebas, Tambahkan pasangan elektron
bebas pada atom O sehingga aturan oktet terpenuhi.seperti
dalam struktur Lewis berikut:
7. Menguji ada tidaknya muatan formal tiap atom.
Muatan formal C = 4 (e.valensi) – 4 (jumlah ikatan) – 0
(jumlah elektron bebas) = 0
Muatan formal H = 1 – 1 – 0 = 0
Muatan formal O = 6 – 2 – 4 = 0
Jadi benar bahwa molekul CH2O ini tidak bermuatan alias netral.
Contoh penerapan untuk molekul H2CO3
1. Total elektron valensi adalah 24.
2 elektron valensi H (2 atom H × 1 elektron/atom = 2 elektron)
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
18 elektron valensi O (3 atom O × 6 elektron/atom) = 18 elektron)
Total elektron valensi pada H2CO3 = 24 elektron
2. Total elektron oktet semua atom dalam H2CO3 = 36,
diperoleh dari:
(2 atom H × 2 elektron) + 1atom C × 8 elektron) + (3 atom O × 8 elektron) = 4
+ 8 + 24 = 36 elektron.
3. Total elektron berikatan sama dengan total elektron
oktet dikurangi total elektron valensi, atau 36 – 24 = 12.
4. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua,
karena ada dua elektron per ikatan. Akibatnya, di H2CO3, jumlah
ikatannya = 6. (Karena 12/2 adalah 6).
5. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah
dan atom lainnya (2 atom H dan 3 atom O) berada di sekeliling
atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2 elektron
setiap ikatan) di antara atom pusat (C) dengan atom yang ada
disekitarnya, perhatikan antara atom C dan O ada yang
memungkinkan memiliki ikatan rangkap 2 (ikatan dobel). Lakukan
hingga semua elektron berikatan terpakai (dalam hal ini 12
elektron berikatan terpakai atau dengan sistem garis, 6 garis).
6. Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi
(dari # 1) dikurangi total elektron berikatan (dari # 3), yang
dalam contoh ini sama dengan 24 – 12, atau 12. Melihat struktur
H2CO3, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan
elektron (empat ikatan) di sekitarnya. Setiap oksigen akan
mendapat bagian masing-masing 2 pasang elektron bebas untuk
memenuhi aturan oktet, untuk atom H sudah memenuhi aturan
duplet. H2CO3 mempunyai struktur Lewis:
7. Menguji ada tidaknya muatan formal tiap atom.
Muatan formal C = 4 (e.valensi) – 4 (jumlah ikatan) – 0
(jumlah elektron bebas) = 0
Muatan formal H = 1 – 1 – 0 = 0 —–pada moleluk ini kedua
atom H muatan formalnya sama.
Muatan formal O (yang berikatan rangkap dengan C) = 6 – 2
– 4 = 0
Muatan formal O (yang berikatan dengan C dan H) = 6 – 2 –
4 = 0
Jadi benar bahwa molekul H2CO3 ini tidak bermuatan alias netral.
CARA MENGGAMBAR STRUKTUR LEWIS UNTUK MOLEKUL
YANG MENGANDUNG SATU ATAU LEBIH ATOM BERMUATAN
Cara ini pada dasarnya adalah sama dengan cara di atas, kecuali ada
beberapa aturan tambahan. Perubahan prosedur di atas diuraikan
dengan huruf berwarna merah.
1. Hitung jumlah semua elektron valensi untuk setiap atom
dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total
elektron valensi). Untuk anion poliatomik, tambahkan muatan
ion (jumlah elektron yang diterima) dengan jumlah elektron
valensi.. Untuk kation poliatomik, kurangi muatan ion (jumlah
elektron yang dilepas) dari jumlah elektron valensi.
2. Hitung jumlah elektron valensi setiap atom dalam molekul
jika atom-atom itu sesuai aturan oktet (selanjutnya dalam tulisan
ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet menyatakan
bahwa semua atom harus memiliki delapan elektron valensi
(kecuali untuk hidrogen, yang cukup dua saja, dan boron dengan
enam elektron).
3. Hitung selisih jumlah elektron yang sesuai aturan oktet
dengan jumlah elektron valensi nyatanya (hasil pada langkah #2
dikurangi hasil pada langkah #1). Selisih ini akan sama dengan
jumlah elektron yang digunakan berikatan dalam
molekul (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron
berikatan).
4. Bagilah jumlah elektron berikatan dengan angka dua: Ingat,
karena setiap ikatan memiliki dua elektron, jumlah elektron yang
digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi ini
merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam
molekul (selanjutnya dalam tulisan ini disebut jumlah ikatan).
5. Gambarkan susunan atom untuk molekul dengan jumlah
ikatan yang diperoleh pada langkah #4 di atas: Beberapa aturan
berguna untuk diingat adalah ini:
o Hidrogen dan halogen: dapat berikatan sekali.
o Golongan Oksigen dapat berikatan satu, dua, atau
tiga kali.
o Golongan Nitrogen dapat berikatan dua, tiga, atau
empat kali
o Golongan Boron biasanya dapat berikatan empat
kali.
o Golongan Karbon dapat berikatan empat kali.
Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang antaratom adalah ikatan tunggal
terlebih dahulu, dan kemudian menambahkan beberapa ikatan (jika diperlukan)
sampai aturan diatas diikuti. Catatan unsur yang lebih elektroprositif
atau kurang elektronegatif (dalam tabel periodik unsur letaknya di
sebelah kiri (kecuali H) atau sebelah bawah atau jari-jari atomnya
lebih besar) lebih mungkin sebagai atom pusat.
6. Tentukan jumlah pasangan elektron bebas (tak berikatan).
Caranya hitung jumlah elektron valensi – jumlah elektron yang
digunakan untuk berikatan
atau dengan cara kurangi hasil hitung langkah #1 dengan hasil hitung pada
langkah # 3.
Tata semuanya di sekitar atom sampai semua memenuhi aturan oktet: Ingat,
SEMUA unsur agar di sekitarnya ada delapan elektron, secara total (KECUALI
hidrogen). Hidrogen cukup dua elektron. Catatan unsur yang dalam tabel
periodik unsur letaknya di sebelah kiri (kecuali H) lebih mungkin sebagai atom
pusat.
7. Untuk menentukan apakah atom memiliki muatan,
bandingkan jumlah elektron setiap atom dengan jumlah
elektron valensi normalnya. Langkah ini sama dengan kita
menguji keberadaan muatan formal setiap atom dalam molekul,
sehingga pada bagian akhir kita akan tahu molekul itu bermuatan
atau tidak, kalau bermuatan kita jadi tahu atom mana yang
menyumbang muatan tersebut.
Untuk tujuan ini (tinjauan tiap atom), setiap ikatan dihitung hanya
satu elektron dan setiap pasangan elektron bebas dihitung dua
elektron.
Jika jumlah elektron yang dimiliki atom lebih dari jumlah elektron
valensi normal, maka atom memiliki muatan negatif.Jika jumlahnya
kurang dari jumlah elektron valensi normal, maka atom bermuatan
positif. Jika itu sama dengan keadaan normal, maka atom tidak
bermuatan.
Contoh penerapan untuk molekul CO32-
1. Total elektron valensi adalah 24.
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
18 elektron valensi O (3 atom O × 6 elektron/atom) = 18 elektron)
2 elektron yang diterima (karena ion bermuatan 2-)
Jumlah elektron valensi pada CO32- dianggap = 24 elektron
2. Total elektron oktet semua atom dalam CO32- = 32,
diperoleh dari:
(1 atom C × 8 elektron) + (3 atom O × 8 elektron) = 8 + 24 = 32 elektron.
3. Total elektron berikatan = total elektron oktet dikurangi
total elektron valensi, atau 32 – 24 = 8.
4. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua,
karena ada dua elektron per ikatan. Akibatnya, di CO32-, jumlah
ikatannya = 4. (Karena 8/2 adalah 4).
5. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah
dan 3 atom O berada di sekeliling atom C. Cantumkan elektron
berikatan (masing-masing 2 elektron setiap ikatan atau langsung
dengan menuliskan garis ikatan (perikatan 2 elektron)) di antara
atom pusat (C) dengan atom O yang ada disekitarnya, perhatikan
antara atom C dan O ada yang memungkinkan memiliki ikatan
rangkap 2 (ikatan dobel). Lakukan hingga semua elektron
berikatan terpakai (dalam hal ini 8 elektron berikatan terpakai
atau dengan sistem garis, 4 garis).
6. Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi
(dari # 1) dikurangi total elektron berikatan (dari # 3), yang
dalam contoh ini sama dengan 24 – 8, atau 16. Melihat struktur
CO32-, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan elektron
(4 ikatan) di sekitarnya. Pada O yang berikatan rangkap dengan C
hanya perlu 2 pasangan elektron bebas hingga memenuhi aturan
oktet, dua O lainnya masing-masing perlu 3 pasang elektron
bebas untuk memenuhi aturan oktet karena antara O dan C hanya
berikatan tunggal (yang sama dengan punya dua elektron)
7. Menentukan atom manakah yang kemungkinan bermuatan
adalah dengan membandingkan elektron yang dimiliki dengan
elektron valensi normalnya. Dalam hal ini O yang ada di kiri dan
kanan atom C elektronnya berlebih satu dari jumlah elektron
valensi yang seharusnya. Seharusnya hanya punya 6 tetapi pada
bagian tersebut O punya 7 elektron (6 + 1 elektron diambil dari
elektron ikatan antara dirinya dengan atom C).
http://urip.wordpress.com/2013/10/09/cara-mudah-menggambar-struktur-lewis-suatu-molekul/#more-10724
Struktur Lewis
Teori Lewis menjelaskan bahwa elektron valensi memegang peranan penting dalam pembentukkan ikatan kimia. Ikatan ini terbentuk karena transfer dan penggunaan elektron bersama l sebab atom –atom bukan gas mulia cenderung mencapai konfigurasi yang sama dengan gas mulia (duplet atau oktet) dengan cara berikatan dengan dengan unsur lain membentuk molekul. Dengan demikian, susunan elektron valensi atom-atom bukan gas mulia dalam
molekulnya dapat ditemukan dalam bentuk duplet atau oktet. Elektron-elektron yang terlibat adalam ikatan dinyatakan dengan struktur lewis.
Struktur Lewis suatu atom atau ion terdiri atas lambang kimia yang dikelilingi oleh titik-titik elektron. Struktur Lewis diusulkan oleh G. N. Lewis yang merupakan cara untuk menggambarkan elektron valensi dari atom-atom dengan titik-titik. Struktur Lewis sangat berguna dalam menggambarkan atom-atom yang saling berikatan membentuk ikatan kovalen atau ikatan ion.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706614/strukturlewis.html
Penulisan struktur Lewis
Langkah-langkah membuat struktur Lewis untuk molekul dengan ikatan kovalen tunggal dan rangkap
1. Tentukan semua atom yang membentuk molekul tersebut. Buat kerangka strukturnya dimana atom pusatnya biasanya adalah atom pertama dalam rumus kimia molekul tersebut. Ambil contoh molekul
F N F
F
2. Tentukan elektron valensi dari atom-atom berdasarkan golongannya pada sistem periodik.
3. Tulis semua elektron valensi atom pusat dengan lambang (•). Letakkan 1 elektron pada sisi di mana terdapat atom lain. Sisanya, letakkan secara berpasangan.
4. Tulis semua elektron valensi atom lainnya dengan lambang (•) sedemikian sehingga mengikuti aturan oktet/duplet atau pengecualian aturan oktet.
5. Periksa jumlah elektron di sekeliling atom pusat, apakah sudah sesuai dengan aturan oktet/duplet. Jika sudah sesuai, ganti setiap pasangan elektrontersebut dengan garis tunggal (ikatan tunggal). Jika belum sesuai, tambahkan pasangan elektron. Apabila terdapat dua pasangan elektron, maka ganti dengan garis rangkap dua (ikatan rangkap dua). Jika terdapat 3 pasangan elektron, ganti dengan garis rangkap tiga (ikatan rangkap tiga).
Atom N memerlukan 8 elektron di sekelilingnya untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia. Pada , jumlah elektron ini sudah terpenuhi. Jadi ganti setiap pasangan elektron tersebut dengan garis tunggal (ikatan tunggal).
atau
Struktur Lewis pada Ikatan Kovalen Tunggal
Pada ikatan kovalen tunggal melibatkan penggunaan bersama 1 pasang elektron oleh dua atom yang berikatan
Molekul
Molekul terdiri dari 2 atom H. Atom H (Z =1) memiliki konfigurasi elekktron (1). Atom H memerlukan 1 elektron tambahan untuk mencapai konfigurasi He (2). Aturan duplet dapat dipenuhi apabila 1 atom H bergabung dengan atom H lain membentuk saru ikatan kovalen H─H.
Molekul
Molekul terdiri dari 1 atom C dan 4 atom H.
Atom C (Z=6) dengan konfigurasi elektron (2.4) memerlukan 4 elektron tambahan untuk mencapai konfigurasi elektron Ne (2.8). (Aturan oktet)
Atom H (Z=1) Dengan konfigurasi elektron (1) memerlukan 1 elektron tambahan untuk mencapai konfigurasi elektron He (2). (aturan duplet).
Aturan oktet dan duplet dapat dipenuhi apabila 1 atom C bergabung dengan 4 atom H membentuk 4 ikatan kovalen C ─ H.
Molekul Molekul terdiri dari 2 atom F. Atom H (Z =9) memiliki konfigurasi
elektron (2.7). Atom F memerlukan 1 elektron tambahan untuk mencapai konfigurasi Ne (2.8). Aturan oktet dapat dipenuhi apabila 1 atom F bergabung dengan atom F lain membentuk satu ikatan kovalen F ─ F.
Struktur Lewis pada Ikatan Kovalen Rangkap Dua Pada ikatan kovalen rangkap dua ditunjukkan oleh garis rangkap dua (=), yang artinya ada 2 pasangan elektron ikatan.Contoh :
Ikatan rangkap dua pada molekul
Ikatan tunggal dan rangkap dua pada
Struktur Lewis pada Ikatan Kovalen Rangkap Tiga Pada ikatan kovalen rangkap tiga ditunjukkan oleh garis rangkap tiga (≡), yang artinya ada 3 pasangan elektron ikatan.Contoh :Ikatan rangkap tiga pada molekul
Ikatan tunggal dan rangkap tiga pada molekul HCN
Struktur Lewis pada Ikatan Ion Pada ikatan ion, satu atom menyerahkan sebuah elektron pada yang lainnya, membentuk muatan positif dan negatif.Ikatan ion pada NaCl
Ikatan pada MgO
Ikatan pada
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706614/penulisanstrukturlewis.html
Teori Oktet dan Isoelektronik Apabila konfigurasi elektron suatu atom atau ion mempunyai jumlah elektron yang sama maka dikatakan isoelektronik. Penulisan rumus titik elektron Lewis untuk atom atau ion isoelektronik juga sama. Oleh karena lambang Lewis hanya menunjukkan elektron valensi, konsep isoelektronik dapat diperluas meliputi spesi yang mempunyai elektron valensi sama. Spesi yang isoelektronik dengan gas mulia relatif stabil, karena konfigurasi elektronnyanya sama dengan gas mulia. Berikut beberapa contoh atom dan ion yang isoelektronik dengan gas mulia dan cenderung stabil.
He, Li+, Be 2+, H-, mempunyai dua elektronNe, Na+, Mg 2+, Al 3+, mempunyai sepuluh elektron
Teori oktet menjelaskan, untuk gas mulia (selain He), delapan elektron dalam kulit valensinya disusun seolah mengisi kedelapan pojok kubus (gambar 3.3) sementara untuk atom lain, beberapa sudutnya tidak diisi elektron. Pembentukan ikatan kimia dengan penggunaan bersama pasangan elektron dilakukan dengan penggunaan bersama rusuk atau bidang kubus. Dengan cara ini dimungkinkan untuk memahami ikatan kimia yang membentuk molekul hidrogen..
Setelah Bohr mengembangkan model atom menyerupai planet dalam sistem tata surya, Lewis menyimpulkan bahwa elektron boleh jadi berputar di sekitar inti dalam beberapa orbit. Maka penggambaran rumus titik elektron berubah menjadi mengelilingi lambang unsurnya. Misalnya pada :
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706614/Struktur%20oktet%20dan%20isoelektronik.html