MAKASSAR BEBAS ROKOK 2012
Alimin Maidin
Fakultas Kesehatan Masyarakat Univ.Hasanuddin
(FKM-UNHAS)
Lesson Learned dari Pengendalian Tembakau
Di Kota Makassar
Latar Belakang
• Rokok adalah produk adiktif yang dapat menyebabkan ketergantungan dan sangat berbahaya karena beredar luas dipasaran tanpa adanya batasan khusus layaknya zat adiktif lainnya seperti ganja, narkotik dan sebagainya .
• Rokok mengandung 4000 zat kimia, 69 diantaranya adalah karsinogenik (pencetus kanker).
Latar Belakang
• Berdasarkan hasil survei 1999-2003 pada lebih
dari 175.000 keluarga miskin perkotaan di
Indonesia menunjukkan adanya hubungan yang
erat antara konsumsi rokok dan masalah gizi.
• Hasil survei menunjukkan belanja mingguan
untuk membeli rokok menempati peringkat
tertinggi (22%), lebih besar dari pengeluaran
pokok yaitu beras (19%).
Latar Belakang
• Kematian karena tembakau di seluruh
dunia : setiap 6 detik terjadi satu kematian
dengan akumulasi 5,4 juta jiwa pada
tahun 2005, diperkirakan 8 juta pada
tahun 2030 (80% terkait dengan
tembakau)
• Jika dibiarkan akan mengakibatkan
kematian 1 milyar selama abad 21.
Latar Belakang• Makassar sebagai kota terbesar
dikawasan Indonesia Timur dengan penduduk kurang lebih 1,5 juta jiwa dengan sekitar 75% laki-laki perokok mulai dari anak-anak hingga kakek-kakek.
• Berdasarkan data riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa usia mulai merokok pada usia 5 tahun dan di Makassar perokok pemula terbanyak pada usia 15-19 tahun (usia remaja) sebanyak 41,1%
Latar Belakang• Budaya Makassar adalah
memberikan suguhan rokok pada setiap pesta baik itu perkawinan, acara baca doa (barasanji) maupun acara adat lainnya.
• Anak-anak dan Ibu-ibu menjadi korban perokok pasif menjadi tidak terhindarkan.Oleh karenanya diperlukan suatu aturan yang baku.
• Thn 2010 ada sekira 22,6% penduduk Makassar yg merokok dg jumlah rata-rata 10-14 batang perhari.
• Biaya rokok paling sedikit Rp.10.000/hari, jadi kalau dibulatkan maka ada 300.000 org merokok xRp.10.000=
• Rp.3 milyard/hari dibakar dikota Makassar
• Ini sama dg membakar 2 buah rumah ibadah dg ukuran 20mx 30m x2,5 juta=1,5 milyard
• Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah
mempromosikan Makassar menjadi
kota tanpa rokok pada Tahun 2012
• Metode : Penelitian ini merupakan
penelitian operasional dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif , yang dilakukan
pada Januari – Desember 2010 di Kota
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
• Penelitian kecil dilakukan pada
bulan Juni 2010 dengan
melibatkan 426 responden
berusia 13-51 di masyarakat
dengan random sampling.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
• 88% dari mereka tahu tentang bahaya
tembakau
• 93% setuju dengan area bebas merokok
(Kawasan Tanpa Rokok)
• 90% setuju untuk tidak merokok di publik
area
• Penelitian kecil lainnya dilakukan pada 30
mahasiswa yang merokok aktif di
Universitas Hasanuddin diperoleh hasil
sbb:
• 80% responden setuju dengan Kawasan
Tanpa Rokok.
• Survei awal ini memberi keyakinan bahwa
masyarakat yang merokok maupun yang
tidak merokok setuju dengan adanya
KTR dan 90% setuju untuk tidak merokok
di Public area (tempat umum).
Berbagai Kegiatan yg dilakukan
1. Melakukan Lobby pada pemda terutama
Wakil Walikota dan Wakil Gubernur
2. Mengadvokasi pada anggota DPRD
untuk membuat perda tentang Makassar
sebagai kawasan bebas rokok
Berbagai Kegiatan yg dilakukan
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
bahaya rokok terkhusus pada generasi muda
(anak SD, SMP, SMU dan mahasiswa pada
PT)
4. Melibatkan berbagai stakeholder dalam
kampaye anti rokok terkhusus pada Bagian
Hukum Setda(Sekretariat Daerah), Majelis
Ulama, Muhammadiah, NU dan IMMIM, LSM,
IAKMI, DINKES, FKM dan berbagai
perguruan tinggi di Makassar
Berbagai Kegiatan yg dilakukan
5. Menyusun draft akademik KTR dan
penyelarasan Ranperda di tingkat
pemerintah kota
6. Pembahasan Naskah Ranperda tentang
Rokok di DPR
POA 6 BULAN PERTAMA
MAKASSAR BEBAS ROKOK Kegiatan Sasaran Dimana Penanggung
Jawab
Durasi
Program
Target
Pertemuan
(Lobby)
PEMDA,
DPRD,
Balaikota DINKES
FKM
LSM
3 x pertemuan Terlaksana
dalam 2
bulan
Kampanye
Anti rokok
Generasi Muda,
TOMA-TOGA,
PKK & DW
Hotel DINKES
FKM
LSM
3 x pertemuan Terlaksana
dalam 2
bulan
Pembuatan
Drafting
Naskah
Akdaemis
dan
PERDA
Perguruan
Tinggi,
Dinkes
FKM dan
DINKES
Kadinkes
DEKAN
3 x pertemuan Terbentuknya
naskah
akademis
dalam
waktu 2
bulan
Mengajukan
anggaran
dalam
APBD
DINKES DINKES DINKES Diajukan
dalam
anggaran
perubahan
Mendapatkan
dana APBD
• Setelah melakukan berbagai kegiatan
antara lain: advokasi melalui para ulama di
Kota Makassar, guru-guru pendidik, tokoh
masyarakat dan bekerjasama dengan
para stakeholder lainnya baik ditingkat
lokal, propinsi, nasional dan
internasional, kawasan tanpa rokok
dapat dilaksanakan dan diterima
masyarakat dan pemerintah.
•
Pertengahan tahun 2011,
Walikota Makassar
menandatangani
peraturan walikota
Kawasan Tanpa Rokok No.13
Tahun 2011.
Kesimpulan:
• Untuk menginisiasi pengendalian
tembakau di Makassar atau di kota lain
diperlukan kerjasama lintas sektoral,
Ulama, Tokoh masyarakat, LSM atau
Stakeholder lainnya.
Top Related