i
2020
PUSAT KESEHATAN HAJI
KEMENTERIAN KESEHATAN
2021
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KINERJA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas anugerah dan bimbingan-
Nya, sehingga Laporan Kinerja Pusat Kesehatan Haji Tahun
2020 dapat diselesaikan. Laporan Kinerja ini merupakan salah
satu kewajiban instansi pemerintah dalam meningkatkan
akuntabilitas, tranparansi dan penganggaran berbasis kinerja.
Indikator kinerja yang dirumuskan secara terukur didukung
data dan informasi pada laporan ini memberikan gambaran ketercapaian indikator
kinerja serta analisis terhadap capaian kinerja yang telah ditetapkan.
Laporan Kinerja Pusat Kesehatan Haji merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara
keseluruhan. Hal ini diharapkan dapat mendorong Pemerintah Pusat maupun
Daerah khususnya dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan Haji dalam
pelaksanakan tugas, tanggung jawab, dan fungsinya secara baik dan transparan,
serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Meskipun pelaksanaan haji di Arab Saudi Tahun 2020 dibatalkan atau
ditunda karena adanya pandemi COVID-19, akan tetapi pelaksanaan
penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia yang meliputi pembinaan, pelayanan
dan perlindungan kesehatan jemaah haji tetap dilaksanakan sebagai bentuk
pelayanan publik.
Semoga laporan ini dapat diterima sebagai umpan balik Penyelenggaraan
Kesehatan Haji Tahun 2020, dan dapat menjadi salah satu bahan acuan dalam
upaya peningkatan kinerja Pusat Kesehatan Haji secara terus menerus.
Terimakasih yang setulusnya dan penghargaan kepada Tim Penyusun dan para
kontributor dalam penyelesaian laporan ini.
Kepala Pusat Kesehatan Haji
Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc
NIP. 197005242000121001
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Pusat Kesehatan Haji adalah satuan kerja di Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan yang memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan haji, sebagaimana tertulis pada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
Permenkes tersebut menjelaskan fungsi Pusat Kesehatan Haji sebagai berikut:
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor
risiko, pendayagunaan sumber daya, dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji;
b. pelaksanaan di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko,
pendayagunaan sumber daya, dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembimbingan dan
pengendalian faktor risiko, pendayagunaan sumber daya, dan fasilitasi
pelayanan kesehatan haji; dan
d. pelaksanaan administrasi Pusat.
Merujuk Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji, Pusat Kesehatan Haji melakukan
Penyelenggaraan Kesehatan Haji dengan tujuan sebagai berikut:
a. mencapai kondisi Istithaah kesehatan bagi jemaah haji;
b. mengendalikan faktor risiko kesehatan haji;
c. menjaga kondisi jemaah haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia, selama
perjalanan dan di tanah suci;
d. mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar
dan/atau masuk ke Indonesia oleh Jemaah Haji, dan
e. memaksimalkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
haji.
Untuk dapat mencapai tujuan penyelenggaraan kesehatan haji tersebut,
maka pada tahun 2020 Pusat Kesehatan Haji melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
iii
1. Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji
Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah:
a. Pembinaan kesehatan kepada jemaah haji;
b. Pembinaan petugas yang akan berangkat ke Arab Saudi;
c. Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji;
d. Sosialisasi Hasil Ijtima Majelis Ulama Indonesia (MUI);
e. Melakukan kemitraan dengan organisasi profesi, ulama dan pemuka agama,
organisasi masyarakat dan akademisi;
f. Pembuatan video sebagai media pembinaan kesehatan haji;
2. Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan Jemaah haji Indonesia;
b. Melakukan proses rekrutmen Petugas Kesehatan Haji Indonesia;
c. Pelatihan tenaga kesehatan haji, baik pengelola program kesheatan haji di
kabupaten/kota dan calon petugas kesehatan yang akan berangkat ke Arab
Saudi;
d. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Arab Saudi;
e. Implementasi Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH) berbasis Teknologi
Informasi (TI);
3. Perlindungan Kesehatan Jemaah Haji
a. Pemberian vaksin meningitis meningokokkus pada Jemaah haji dan umrah;
b. Pemantauan hygiene sanitasi asrama haji yang akan digunakan;
c. Penyusunan pedoman/petunjuk teknis pengendalian faktor risiko kesehatan
jemaah haji;
d. Penyusunan Protokol Kesehatan yang termaktub dalam keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 9838 tahun 2020 tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Corona Virus 2019 (Covid-19) Bagi Petugas Dan Jemaah Haji Dan
Umrah.
Pandemi Coronavirus 2019 (COVID-19) telah mempengaruhi lebih dari 200
negara, dan berdampak terhadap kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat. Pandemi ini juga telah membuat penyelenggaraan
ibadah haji dilaksanakan secara terbatas dengan tetap menerapkan protokol
iv
kesehatan antara lain memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak fisik
(physical distancing).
Pembatalan penyelenggaraan haji di Arab Saudi ditetapkan pada 2 Juni
2020. Hal ini demi kesehatan dan keselamatan jemaah haji. Pembatalan dinyatakan
dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 494 Tahun 2020 tentang Pembatalan
Keberangkatan Jemaah Haji Pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1441
H/2020 M. Akan tetapi pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi tetap dilaksanakan
dengan ketentuan yang berbeda. Hanya Warga Negara Arab Saudi dan ekspatriat
yang tinggal di sana yang dapat menjalankan ibadah haji dengan jumlah kuota
hanya 1.000 jemaah. Hal ini diputuskan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab
Saudi pada 23 Juni 2020.
Walaupun terjadi pembatalan keberangkatan jemaah haji ke Arab Saudi
pada tahun 2020, namun pencapaian indikator kinerja kegiatan Pusat Kesehatan
Haji tetap berjalan dengan baik dan patut dibanggakan, karena dalam masa
pandemi dan terjadi pembatalan keberangkatan pencapaian indikator tidak bernilai
nol. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah:
a. Pembinaan dan pembimbingan kesehatan jemaah haji secara online;
b. Self assessment pengukuran kebugaran bagi jemaah haji;
c. Pelatihan PPIH, TKHI dan petugas Kesehatan kabupaten/kota secara e-
learning;
d. Pelaksanaan Sosialisasi Haji Sehat (SHS) dengan penerapan protokol
kesehatan yang ketat;
e. Pengukuran indeks kepuasan secara online;
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
IKHTISAR EKSEKUTIF ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tugas, Fungsi dan Struktur Pusat Kesehatan Haji dalam Pembangunan
Kesehatan. ................................................................................................... 3
1.3. Struktur Organisasi. ............................................................................... 5
1.3.1. Bagian Tata Usaha. ....................................................................... 6
1.3.2. Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko
Kesehatan Haji. ............................................................................... 6
1.3.3. Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan Haji. ............................................................................... 7
1.4. Sistematika Laporan .............................................................................. 8
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA .................. 9
2.1. PERJANJIAN KINERJA (VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN) .................. 9
2.1.1. VISI DAN MISI ............................................................................... 9
2.1.2. TUJUAN ...................................................................................... 10
2.1.3. SASARAN ................................................................................... 11
2.1.4. DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
(IKK) .............................................................................................. 11
2.2. PERJANJIAN KINERJA 2020.............................................................. 14
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................ 18
3.1. CAPAIAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN 2015-2019 . 18
3.2. CAPAIAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN 2020 .......... 19
3.2.1. Jemaah Haji yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan: ............ 20
vi
3.2.2. Jemaah Haji yang Dilakukan Pengukuran Kebugaran: ............... 20
3.2.3. Jemaah Haji yang Mendapatkan Proteksi Terhadap Penyakit
Meningitis Mengingokokus: ........................................................... 21
3.2.4. Indeks Kepuasan Jemaah haji terhadap pelayanan kesehatan
Haji di Arab Saudi minimal baik pada saat operasional haji. ......... 24
3.3. UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PENCAPAIAN KINERJA TAHUN
2020 ........................................................................................................... 26
3.3.1. Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko
Kesehatan Haji. ............................................................................. 26
3.3.1.1. Sub-Bidang Pengendalian Faktor Risiko. ........................... 32
3.3.1.2.1. Vaksinasi Meningitis Meningokokus Bagi Jemaah Haji ......... 33
3.3.2. BIDANG PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA DAN
FASILITASI PELAYANAN KESEHATAN HAJI. ............................. 47
3.4. SUMBER DAYA/REALISASI ANGGARAN ......................................... 58
3.4.1. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) .............................................. 58
3.4.2. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA ........................... 65
3.4.3. REALISASI ANGGARAN ............................................................ 67
BAB 4 PENUTUP ............................................................................................ 70
4.1. Kesimpulan .......................................................................................... 70
4.2. Tindak Lanjut ....................................................................................... 71
LAMPIRAN ....................................................................................................... 72
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penjelasan IKK Pusat Kesehatan Haji ........................................................ 12
Tabel 3.1. Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji tahun 2015-2019 ........................... 18
Tabel 3.2. Rekapitulasi Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji .......... 26
Tabel 3.3. Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Haji. ........................................... 28
Tabel 3.4. Pelaksanaan Sosialisasi Haji Sehat ........................................................... 42
Tabel 3.5. Hasil Penghitungan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Tahun 2020
Berdasarkan 5 Dimensi Kinerja Jasa ...................................................... 43
Tabel 3.6. Hasil Penghitungan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Tahun 2020
Berdasarkan Jasa Layanan Pemeriksaan Kesehatan, Pembinaan dan
Perlindungan Kesehatan Haji .................................................................. 44
Tabel 3.7. Hasil Validasi berkas, Tes MMPI, Tes Napza dan Tes Kebugaran pada
Pelatihan Kompetensi PPIH Tenaga Kesehatan Haji .............................. 49
Tabel 3.8 Jadwal Kegiatan Pelatihan Petugas pada Pembekalan Integrasi: ............... 50
Tabel 3.9 Petugas Tabel Kesehatan Haji yang direkrut tahun 2016 s.d 2020 ............. 51
Tabel 3.10 Jadwal e-learning Manajemen Kesehatan Haji Bagi Pengelola Program
Kesehatan Haji Provinsi dan Kabupaten/Kota. ........................................ 52
Tabel 3.11. Pengerahan Calon Petugas Kesehatan Haji ............................................ 53
Tabel 3.12. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2018 - 2020 ................. 59
Tabel 3.13. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2020 ............................ 59
Tabel 3.14.Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan tahun 2020 .............................. 60
Tabel 3.15. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2020 ................... 60
Tabel 3.16. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji Berdasarkan Kategori Usia .... 60
viii
Tabel 3.17. Pengembangan Kompetensi yang Telah Dilaksanakan pada 2020 .......... 62
Tabel 3.18. Distribusi Penempatan ASN Pusat Kesehatan Haji .................................. 63
Tabel 3.19. Distribusi Penempatan ASN Puskeshaji Berdasar Usulan ........................ 63
Tabel 3.20. Pegawai Pusat Kesehatan Haji yang Mengikuti Tugas Belajar ................. 64
Tabel 3.21. Sarana dan Prasarana di Pusat Kesehatan Haji....................................... 65
Tabel 3.22. Rincian Revisi DIPA Pusat Kesehatan Haji .............................................. 67
Tabel 3.23. Realisasi Anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun 2020 ........................... 68
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan ............................................ 4
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Haji ................................................ 5
Gambar 2.1. Visi dan Misi Presiden RI sebagai Landasan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2020–2024 ......................................................... 9
Gambar 2.2. Strategi Pembangunan SDM .................................................................. 10
Gambar 2.3. Perjanjian Kinerja Halaman Pertama ...................................................... 14
Gambar 2.4. Perjanjian Kinerja Halaman Kedua ......................................................... 15
Gambar 2.5. Perjanjian Kinerja Halaman Pertama setelah Revisi ............................... 16
Gambar 2.6. Perjanjian Kinerja Halaman Kedua setelah Revisi .................................. 17
Gambar 3.3. Cakupan Jemaah Haji Mendapaykan Pelayanan Kesehatan Tahun 2020
............................................................................................................... 20
Gambar 3.4. Cakupan Jemaah Haji Mendapat Pengukuran Kebugaran Tahun 2020 . 20
Gambar 3.5. Cakupan Jemaah Haji Mendapatkan Proteksi terhadap Penyakit
Meningitis Meningokokus pada Tahun 2020 ........................................... 21
Gambar 3.6. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2020 ......... 59
Gambar 3.7. Peta Jabatan di Pusat Kesehatan Haji ................................................... 61
1
Akuntabilitas Kinerja menggambarkan perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah, dalam hal ini Pusat Kesehatan Haji, untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan pelaksanaan misi organisasi. Hal ini
dilaksanakan dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Adapun manfaatnya bagi
penyelenggaraan kesehatan haji adalah:
1. Peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan Kesehatan Haji;
2. Meningkatkan kredibilitas dan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat
kepada Pemerintah;
3. Mengetahui dan menilai (mengevaluasi) keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawab penyelenggaraan kesehatan haji;
4. Sebagai sumber informasi untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan
pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan kinerja
kesehatan haji dan berkesinambungan;
5. Sebagai dasar penyempurnaan dokumen perencanaan penyelenggaraan
kesehatan Haji tahun berikutnya;
6. Mendorong Pemerintah dalam penyelenggaraan kesehatan haji baik di
tingkat Pusat maupun Daerah untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab,
dan fungsinya secara baik dan transparan, serta dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Laporan Kinerja Pusat Kesehatan Haji menjadi sangat penting karena
merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada
Menteri Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan, baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung. Laporan Kinerja ini sekaligus menyampaikan
proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya pemecahan masalah dan
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
2
strategi keberhasilan selama kurun waktu 2020 yang dapat dijadikan lesson learn
pada perencanaan strategis tahun ke depan.
Laporan Kinerja tahun 2020 ini merupakan salah satu wujud
pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tujuan/sasaran strategis yang
tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024. Laporan ini dilaksanakan setiap akhir tahun dengan mengacu pada
peraturan yang berlaku, diantaranya:
a. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah dimana dalam rangka pertanggungjawaban
APBN/APBD, setiap entitas pelaporan wajib menyusun dan menyajikan
Laporan Keuangan (LK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (Laporan Kinerja);
b. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) mengarahkan bahwa pelaksanaan
pemerintahan harus berdayaguna, berhasil guna, bersih dan
bertanggungjawab;
c. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Repulik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
d. Penyusunan Laporan Kinerja menggunakan pedoman yang disusun oleh
Lembaga Administrasi Negara (LAN) tahun 2003 dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 29
Tahun 2010 tentang Panduan Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Laporan Kinerja Pusat Kesehatan Haji 2020 mempunyai manfaat bagi
peningkatan pencapaian kinerja. Laporan ini relevan, dan dapat dipercaya,
dicermati dengan tegas dan konsisten, berdaya banding tinggi (reliable), berdaya
uji (verifiable), lengkap, netral, padat, dan mengikuti standar laporan yang
ditetapkan dan merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja
pencapaian tujuan/sasaran strategis yang tertuang pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
3
Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Kesehatan Haji adalah unsur
pendukung pelaksanaan tugas Kementerian Kesehatan di bidang kesehatan haji
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan melalui
Sekretaris Jenderal. Pusat Kesehatan Haji mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan kesehatan haji sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Kesehatan Haji
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pembimbingan dan pengendalian
faktor risiko, pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan
kesehatan haji;
2. Pelaksanaan di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko,
pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji;
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembimbingan dan
pengendalian faktor risiko, pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi
pelayanan kesehatan haji;
4. Pelaksanaan administrasi Pusat.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, personil Pusat Kesehatan Haji
berjumlah 73 orang, terdiri dari 60 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
didukung oleh 13 orang tenaga honorer (8 orang di Indonesia dan 5 orang di Arab
Saudi).
Adapun posisi Pusat Kesehatan Haji dapat dilihat pada struktur
organisasi Kementerian Kesehatan RI, sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan, sebagai berikut:
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
4
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan
5
Pusat Kesehatan Haji dipimpin oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji, dengan
struktur organisasi Pusat Kesehatan Haji terdiri atas:
1. Bagian Tata Usaha;
2. Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko;
3. Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan
Haji; dan
4. Kelompok Jabatan Fungsional.
Organisasi Pusat Kesehatan Haji disajikan pada gambar berikut:
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Haji
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
6
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi Pusat
dan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program dan anggaran;
b. Pengelolaan informasi kesehatan haji;
c. Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara;
d. Penataan organisasi dan tata laksana;
e. Pengelolaan urusan kepegawaian, kearsipan, tata persuratan, rumah tangga
dan perlengkapan; dan
f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Bagian Tata Usaha terdiri atas:
1.3.1.1. Sub-bagian Program dan Informasi Kesehatan Haji; mempunyai tugas
melakukan penyusunan rencana, program dan anggaran dan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan informasi
kesehatan haji.
1.3.1.2. Sub-bagian Keuangan dan Barang Milik Negara; mempunyai tugas
melakukan pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara,
dan
1.3.1.3 Sub-bagian Kepegawaian dan Umum; mempunyai tugas melakukan
urusan kepegawaian, kearsipan, tata persuratan, rumah tangga dan
perlengkapan.
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan
di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko kesehatan haji. Dalam
melaksanakan tugas, Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko
Kesehatan Haji menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang penyuluhan dan
pembimbingan, dan pengendalian faktor risiko kesehatan haji; dan
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
7
b. Penyiapan pelaksanaan di bidang penyuluhan dan pembimbingan, dan
pengendalian faktor risiko kesehatan haji.
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji terdiri
atas:
1.3.2.1. Subbidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan; mempunyai
tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan
pelaksanaan di bidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan
Haji; dan
1.3.2.2. Subbidang Pengendalian Faktor Risiko; mempunyai tugas melakukan
penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang
pengendalian faktor risiko kesehatan haji dan pemantauan faktor
risiko kesehatan umrah.
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan Haji mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis
dan pelaksanaan di bidang pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi
pelayanan kesehatan haji Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pendayagunaan
Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pendayagunaan sumber
daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji; dan
b. Penyiapan pelaksanaan di bidang pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi
pelayanan kesehatan haji.
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji
terdiri atas:
1.3.3.1. Subbidang Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji;
mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
8
dan pelaksanaan di bidang pendayagunaan sumber daya kesehatan
haji; dan
1.3.3.2. Subbidang Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji; mempunyai tugas
melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan
di bidang fasilitasi pelayanan kesehatan haji.
Laporan ini terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:
1.4.1. Bab 1 Pendahuluan
Menjelaskan hal-hal yang menjadi dasar penyusunan Laporan Kinerja ini,
seperti latar belakang penyusunan laporan, Tugas, fungsi, dan struktur
Pusat Kesehatan Haji dalam Kementerian Kesehatan, Struktur Organisasi
dalam Pusat Kesehatan Haji, serta Sistematika dalam Laporan Kinerja ini.
1.4.2. Bab 2 Perjanjian Kinerja
Menjelaskan detail Perjanjian Kinerja yang berisi Definisi Operasional
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), dan hasil scan terhadap Perjanjian
Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes dan
Kepala Pusat Kesehatan Haji.
1.4.3. Bab 3 Akuntabilitas Kinerja
Mencakup Cakupan Kinerja Pusat Kesehatan Haji selama 5 (lima) tahun
terakhir, Analisis terhadap Capaian Kinerja tahun 2020 berisi Analisis
terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator tahun 2020,
dan Analisa terhadap sumber daya dan realisasi anggaran Pusat
Kesehatan Haji tahun 2020.
1.4.4. Bab 4 Penutup
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
9
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 ditetapkan
visi dan misi, yang sama dengan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-royong” sebagaimana tergambar pada gambar berikut:
Gambar 2.1. Visi dan Misi Presiden RI sebagai Landasan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2020–2024
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 9 (sembilan) misi
pembangunan yaitu:
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;
2. Penguatan struktur Ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing;
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
10
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Memajukan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga
8. Pengelolaan pemerintah yang bersih, efektif, dan terpercaya
9. Sinergi pemerintahan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.
Gambar 2.2. Strategi Pembangunan SDM
Dalam penyelenggaraan kesehatan haji seperti yang tercantum dalam
Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji
terdapat 5 tujuan penyelenggaraan haji, yang meliputi:
a. Mencapai kondisi isthithaah kesehatan Jemaah Haji;
b. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji;
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
11
c. Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia, selama
perjalanan dan di tanah suci;
d. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa
keluar dan/atau masuk Indonesia oleh Jemaah Haji;
e. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesehatan
Haji
Sasaran penyelenggaraan kesehatan haji adalah seluruh jemaah haji yang
akan berangkat ke Tanah Suci pada tahun 2020 sejumlah 221.000 jemaah haji.
Sasaran program peningkatan Kesehatan Jemaah haji adalah jemaah haji yang
mendapatkan pelayanan kesehatan haji dengan indeks kepuasan minimal baik.
Untuk mencapai sasaran Penyelenggaraan Kesehatan Haji tahun 2020,
Pusat Kesehatan Haji melaksanakan program pembinaan, pelayanan dan
perlindungan kesehatan melalui strategi penyelenggaraan kesehatan haji di
Indonesia dan Arab Saudi sebagai berikut:
a. Peningkatan komitmen politik pemerintah dalam hal kesehatan haji.
b. Pengintegrasian data kesehatan dengan data umum Jemaah haji dalam
Siskohat Kementerian Agama.
c. Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku Jemaah haji terhadap
pentingnya kesehatan dalam ibadah haji.
d. Peningkatan peran serta masyarakat (termasuk ulama dan para akademisi).
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) adalah ukuran keberhasilan unit kerja
Pusat Kesehatan Haji dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtiar hasil
berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi Pusat
Kesehatan Haji. IKK Pusat Kesehatan Haji merupakan indikator kinerja yang
berada pada perspektif manfaat bagi Jemaah haji yang menunjukkan peran
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
12
utama Pusat Kesehatan Haji dalam tanggung jawabnya meningkatkan
pelayanan kesehatan haji.
IKK Pusat Kesehatan Haji tahun 2020 mengalami perubahan dari IKK
tahun 2019. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan tiga pilar
penyelenggaraan Kesehatan haji, yaitu: pembinaan, pelayanan dan
perlindungan Kesehatan haji.
IKK Pusat Kesehatan Haji tahun 2020 mengalami perubahan dari IKK
tahun 2019. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan tiga pilar
penyelenggaraan Kesehatan haji, yaitu: pembinaan, pelayanan dan
perlindungan Kesehatan haji.
Adapun IKK Pusat Kesehatan Haji tahun 2020 adalah sebagai berikut:
a. Seluruh Jemaah haji mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Persentase jemaah haji memperoleh pengukuran kebugaran jasmani
sebelum keberangkatan.
c. Persentase jemaah haji memperoleh perlindungan atau proteksi terhadap
penyakit meningitis meningokokus sebelum keberangkatan.
d. Indeks Kepuasan jemaah haji terhadap pelayanan kesehatan Haji di Arab
Saudi minimal baik pada saat operasional haji.
Sebagai penjelasan dari IKK tersebut dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 2.1. Penjelasan IKK Pusat Kesehatan Haji
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
DEFINISI OPERASIONAL (DO)
CARA MENGHITUNG SUMBER
DATA TARGET 2020
1. Seluruh Jemaah haji mendapatkan pelayanan kesehatan.
Jemaah haji yang mendapatkan pembinaan, pemeriksaan kesehatan, vaksinasi dan/atau pengobatan bagi jemaah haji yang memerlukan sesuai dengan kuota yang ditetapkan.
Jumlah Jemaah haji yang mendapatkan pemeriksaan kesehatan, vaksinasi dan/atau pengobatan dan tercatat dalam Siskohatkes serta memiliki Kartu Kesehatan Jemaah Haji.
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu bidang Kesehatan (Siskohatkes)
221.000
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
13
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
DEFINISI OPERASIONAL (DO)
CARA MENGHITUNG SUMBER
DATA TARGET 2020
2. Persentase jemaah haji memperoleh pengukuran kebugaran jasmani sebelum keberangkatan.
Pengukuran kebugaran jemaah haji dilaksanakan sebelum masuk Embarkasi dengan menggunakan metode Rockport atau Six Minutes Walk Test.
Jumlah Jemaah haji yang dilakukan pengukuran kebugaran pada tahun berjalan dibagi Jumlah Total Jemaah haji yang akan berangkat pada tahun yang sama dikali 100%.
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu bidang Kesehatan (Siskohatkes)
80%
3. Persentase Jemaah haji memperoleh perlindungan atau proteksi terhadap penyakit meningitis meningokokus sebelum keberangkatan.
Jemaah Haji yang memperoleh vaksinasi atau profilaksis terhadap penyakit Meningitis Meningokokus setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Jumlah Jemaah haji yang diberikan vaksin meningitis atau profilaksis lainnya dibagi Jumlah Total Jemaah haji yang akan berangkat pada tahun yang sama dikali 100%.
Siskohatkes dan Laporan Vaksin PIHK
100%
4. Indeks Kepuasan Jemaah haji terhadap pelayanan kesehatan Haji di Arab Saudi minimal baik pada saat operasional haji.
Nilai kepuasan Jemaah Haji terhadap pelayanan kesehatan haji saat operasional di Arab Saudi baik.
Nilai kepuasan Jemaah haji yang menyatakan baik (dengan metode survey).
Survey Indeks Kepuasan
Baik
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
14
Gambar 2.3. Perjanjian Kinerja Halaman Pertama
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
15
Gambar 2.4. Perjanjian Kinerja Halaman Kedua
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
16
Selama tahun 2020, terjadi beberapa kali perubahan anggaran karena adanya
efisiensi dan revisi penggunaan anggaran, akibat dibatalkannya keberangkatan
jemaah haji tahun 2020. Adapun Perjanjian Kinerja Pusat Kesehatan Haji setelah
revisi adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5. Perjanjian Kinerja Halaman Pertama setelah Revisi
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
17
Gambar 2.6. Perjanjian Kinerja Halaman Kedua setelah Revisi
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
18
Pusat Kesehatan Haji adalah satuan kerja di Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan, memiliki tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
di bidang pelayanan kesehatan haji.
Capaian kegiatan Pusat Kesehatan Haji tahun 2015 - 2019
berdasarkan Indikator Kinerja yang ditetapkan sudah cukup baik, karena
selalu melebihi target yang ditentukan. Capaian kegiatan kinerja dapat
dlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1. Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji tahun 2015-2019
NO TAHUN INDIKATOR
KINERJA
TARGET (%) CAPAIAN
(%)
1 2015 Persentase Hasil Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji (3 bulan sebelum operasional)
60 60,40
2 2016 Persentase Hasil Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji (3 bulan sebelum operasional) 65 65,68
3 2017 Persentase jemaah haji yang mendapatkan pembinaan istithaah (kemampuan) kesehatan haji
70 84,90
4 2018 Persentase jemaah haji yang mendapatkan pembinaan istithaah (kemampuan) kesehatan haji
75 102,29
5 2019 Persentase jemaah haji yang mendapatkan pembinaan istithaah (kemampuan) kesehatan haji
80 100,35
Dari tabel di atas terlihat bahwa selama tahun 2015 sampai 2019,
penilaian kinerja Pusat Kesehatan Haji hanya berdasar pada ada 1 (satu)
indikator. Dalam upaya meningkatkan kinerja, dan menjadi indikator yang
SMART, maka pada Renstra 2020 - 2024 dikembangkan menjadi 4
(empat) indikator.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
19
Sesuai dengan Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Penyelengaraan Kesehatan Haji dikatakan bahwa Penyelenggaraan
Kesehatan Haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan kesehatan dalam penyelenggaraan
ibadah haji. Berdasarkan hal tersebut disusun indikator kinerja yang
mengacu pada kegiatan pembinaan, pelayanan dan perlindungan jemaah
haji tersebut, yaitu:
a. Pembinaan kesehatan haji diukur dengan jemaah haji yang
mendapat pengukuran kebugaran;
b. Pelayanan kesehatan haji diukur dengan jemaah haji yang dilakukan
pemeriksaan kesehatan.
c. Perlindungan kesehatan haji diukur dengan jemaah haji yang
mendapat perlindungan atau proteksi terhadap penyakit meningitis
meningokokus.
d. Indeks Kepuasan jemaah haji terhadap pelayanan kesehatan haji di
Arab Saudi minimal baik pada saat operasional haji.
Penyelenggaraan Kesehatan haji dilakukan pada masa pra operasional
dengan lokasi di Tanah Air dan Masa Operasional di Arab Saudi.
Indikator Kinerja penyelenggaraan kesehatan haji di Tanah Air
meliputi pembinaan, pelayanan dan perlindungan dapat dilihat pada poin
a, b dan c diatas didapatkan data melalui aplikasi Siskohatkes sedangkan
indikator kinerja penyelengggaraan haji di Arab Saudi didapatkan melalui
survey.
Capaian Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji, seperti yang
dijelaskan pada Bab 2 di atas, didapat dari data hasil pemeriksan
kesehatan jemaah haji yang sudah diinput ke dalam aplikasi Siskohatkes.
Berdasarkan data Siskohatkes yang diambil pada tanggal 24 Desember
2020, maka hasil Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji Tahun
2020 adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
20
Sumber: Siskohatkes, 2020
Gambar 3.1. Cakupan Jemaah Haji Mendapaykan Pelayanan Kesehatan Tahun 2020
Sumber: Siskohatkes, 2020
Gambar 3.2. Cakupan Jemaah Haji Mendapat Pengukuran Kebugaran Tahun 2020
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
21
Sumber: Siskohatkes, 2020
Gambar 3.3. Cakupan Jemaah Haji Mendapatkan Proteksi terhadap Penyakit
Meningitis Meningokokus pada Tahun 2020
Berdasarkan ketiga grafik di atas, maka dapat disampaikan sebagai
berikut:
a) Cakupan Indikator Jemaah yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Haji adalah 95,6% dari target 100% jika jemaah haji diberangkatkan
(tidak terjadi pandemi).
b) Indikator Cakupan Pengukuran Kebugaran Jemaah Haji adalah
63,5% dari target 80% jika jemaah haji diberangkatkan (tidak terjadi
pandemi).
c) Indikator Jemaah Haji yang Mendapat Perlindungan atau Proteksi
terhadap Penyakit Meningitis Meningokokus adalah 81,4% dari target
100% jika jemaah haji diberangkatkan (tidak terjadi pandemi).
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
22
1) Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target
a) Adanya Undang-undang Nomor 8 Tahun 2019 yang
menetapkan bahwa jemaah haji dapat diberangkatkan ke Tanah
Suci bila memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga semua
jemaah haji harus mendapatkan pembinaan, pelayanan dan
perlindungan kesehatan.
b) Adanya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 15 Tahun 2016
tentang Isithaah Kesehatan Jemaah Haji.
c) Adanya Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.01/Menkes/33/2020 tentang Kategori Sakit Permanen
Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
d) Adanya Surat Edaran Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama RI Nomor 4001 Tahun 2018 tentang
Persiapan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Dalam
Negeri Tahun 1439H/2018M, yang mewajibkan jemaah dapat
melunasi BPIH bila sudah diperiksa kesehatannya dan
ditetapkan statusnya Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan.
Selain itu proses pembuatan visa dapat dilakukan bila jemaah
haji sudah menerima vaksinasi meningitis meningokokus.
2) Permasalahan:
a) Adanya pandemi Covid-19 sehingga jemaah haji tidak dapat
melakukan pemeriksaan kesehatan, pembinaan kesehatan dan
pemberian vaksinasi. Hal ini disebabkan karena jemaah
khawatir tertular Covid-19 bila melakukan aktifitas di luar rumah.
Selain itu juga beberapa sarana kesehatan difokuskan untuk
melayani dan melakukan upaya promotif preventif terkait
penyebaran Covid-19.
b) Dibatalkannya keberangkatan jemaah haji tahun 2020, sesuai
Keputusan Menteri Agama no. 494 tahun 2020 tentang
Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada
Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1441H/2020M.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
23
c) Hal ini berimbas pada jemaah haji yang belum melakukan
pemeriksaan kesehatan, maka jemaah tersebut tidak akan
melakukan pemeriksaan kesehatan lagi karena tidak harus
melunasi Bipih.
d) Jemaah haji yang belum dilakukan penyuntikan vaksin
meningitis juga tidak melanjutkan upaya penyuntikan, karena
tidak akan diproses pembuatan visanya tahun ini.
3) Pemecahan Masalah:
a) Dibuat Surat Edaran Kepala Pusat Kesehatan Haji Nomor
HJ.01.02/1/1597/2020 tanggal 15 Juni 2020 kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota agar tetap melakukan
kegiatan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan
pasca pembatalan keberangkatan haji tahun 2020 (Surat Edaran
terlampir)
b) Pemeriksaan kesehatan jemaah haji dilakukan bersamaan dengan
pemberian vaksinasi, dengan menggunakan protokol kesehatan,
sehingga jemaah haji tidak datang serempak pada waktu
bersamaan.
c) Pembinaan kesehatan jemaah haji tetap dilaksanakan dengan
memperhatikan protokol kesehatan, salah satunya dengan
menggunakan metode online.
d) Membuat vlog haji sehat dan disebarluaskan melalui berbagai
saluran media guna meningkatkan pengetahuan dan perilaku
jemaah agar tetap mempraktekkan hidup sehat
e) Tetap dilakukan koordinasi dan peningkatan kapasitas petugas
kesehatan menggunakan metode online (webinar).
f) Pelatihan pengelola kesehatan haji kabupaten/kota secara online
(e-learning).
g) Pengerahan petugas kesehatan ke daerah masing-masing
(Petugas kesehatan melakukan pembinaan kesehatan haji di
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
24
wilayah masing-masing, dengan dana diserahkan kepada Dinas
Kesehatan masing-masing).
h) Koordinasi petugas kesehatan baik yang akan berangkat ke Arab
Saudi maupun ke pengelola program dilakukan melalui webinar
4) Rencana Tindak Lanjut:
a) Penguatan promotif dan preventif kepada jemaah haji
Indonesia;
b) Pelaksanaan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
kesehatan haji dalam kondisi new era dengan penerapan
kebiasaan protokol kesehatan;
c) Petugas kesehatan haji yang telah direkrut tahun 2020 dan batal
berangkat, akan menjadi petugas kesehatan haji tahun 2021
d) Penguatan tatanan manajemen kesehatan haji.
e) Penguatan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji di
kabupaten/kota.
f) Penguatan penyuluhan/dakwah kesehatan haji.
g) Pengerahan calon petugas dalam memperkuat pembinaan
kesehatan haji di wilayahnya masing-masing.
h) Penguatan komunikasi dan advokasi dengan stakeholders
terkait dengan penyelenggaraan kesehatan haji.
i) Penguatan kemitraan kesehatan haji.
j) Penguatan pemberdayaan masyarakat.
k) Rencana pemberian vaksin Covid-19 pada jemaah haji.
Untuk Indikator “Indeks Kepuasan Jemaah haji terhadap pelayanan
kesehatan Haji di Arab Saudi minimal baik pada saat operasional haji”,
tidak dapat dilaksanakan karena adanya pembatalan keberangkatan
jemaah haji, sehingga survey dilaksanakan kepada jemaah haji di
Indonesia.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
25
Keputusan Pemerintah untuk membatalkan keberangkatan jemaah
haji Indonesia bukan berarti kegiatan pembinaan, pelayanan dan
perlindungan kesehatan pada jemaah haji tidak diselenggarakan. Sebagai
upaya menilai kepuasan jemaah terhadap pelayanan kesehatan haji,
maka Pusat Kesehatan Haji melaksanakan survey kepuasan jemaah
terhadap pelayanan kesehatan di Tanah Air, karena penilaian Indikator
Indeks kepuasan jemaah haji tetap harus dipenuhi (format kuesioner
survey terlampir).
Dalam mewujudkan tercapainya indikator tersebut Pengukuran Indeks
kepuasan pada jemaah haji di Tanah Air diharapkan memberikan dampak
yang baik terhadap pelayanan kesehatan haji dan kepercayaan jemaah.
Hal ini merupakan satu upaya yang harus dilakukan dalam perbaikan
pelayanan kesehatan Haji. Hasil Indeks Kepuasan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Pengukuran Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia yang
dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) dimensi Kinerja Jasa, yang terdiri
dari unsur Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan
Emphaty. Kegiatan ini dilaksnakan di 28 provinsi, dengan jumlah
responden 16.164 jemaah. Penilaian dilakukan berdasarkan Tabel
Indeks Kepuasan terlampir.
2. Hasil Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia terhadap Pelayanan
pemeriksaan Kesehatan, Pembinaan dan Perlindungan Kesehatan
Jemaah Haji didapatkan :
a) Indeks rata rata Pemeriksaan kesehatan (77,79)
b) Indeks rata rata Pembinaan kesehatan haji (76,44)
c) Indeks rata rata Perlindungan kesehatan jemaah haji (77,08)
Berdasarkan ketiga hasil rata-rata indeks diatas, didapatkan hasil
Indeks terhadap Pemeriksaan, Pembinaan dan perlindungan
kesehatan jemaah haji 77,10 dengan mutu pelayanan bernilai BAIK,
yang berarti kinerja jasa terhadap Pemeriksaan, Pembinaan dan
perlindungan kesehatan jemaah haji dinilai baik oleh masyarakat (hasil
terlampir).
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
26
3.3.1.1. Sub-Bidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan.
Adapun kegiatan yang dilakukan sub-bidang Penyuluhan dan
Pembimbingan Kesehatan Haji selama tahun 2020 sebagai berikut:
3.3.1.1.1. Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.
Pelaksanaan Sosialisasi Istithaah Kesehatan dilakukan melalui
kegiatan Sosialisasi Haji Sehat (SHS) dilaksanakan pada rentang
waktu bulan Januari s.d Desember 2020 di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan SHS dikelola oleh Tim Penyelenggara kesehatan haji
Provinsi dan kabupaten/kota. Pemerintah daerah melakukan SHS
sebagai bentuk pembinaan kesehatan secara intensif. Pembinaan
kesehatan dimaksud dilakukan melalui kerjasama dengan lintas sektor,
organisasi masyarakat, organisasi profesi, serta dapat melibatkan
sektor lain yang terkait termasuk DPR atau DPRD.
Tabel 3.2. Rekapitulasi Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Tahun 2020
No Tanggal
Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan
1 19 Januari 2020 Auditorium RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan, Banten
2 25 Januari 2020 Gedung Lestari 45, Kota Makassar
3 29 Februari 2020 Gedung Pendopo dan Lapangan Pemda Kab. Pandeglang
4 7 Maret 2020 Stadion Merangin, Langling, Bangko, Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
5 14 Maret 2020 Auditorium Bappeda dan Lapangan Pemda Kab. Sleman
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
27
6 15 Agustus 2020 pendopo Kabupaten Blora
7 12 September 2020 Gedung PKK Stabat Kab Langkat
8 12 September 2020 Aula Yayasan Sahabat Qur’an Kota Binjai
9 13 September 2020 Halaman Kantor Walikota Palu Sulawesi Tengah
10 18 September 2020 Rumah Aspirasi Ibu Dewi di Kab Tegal
11 27 September 2020 Pelataran Masjid Islamic Center Syekh Abdul Manan Kab Indramayu
12 10 Oktober 2020 Aula Komplek Perkantoran Pemerintah Daerah Tebo
13 18 Oktober 2020 Lapangan Asrama Haji Pusbangdai, Cikembar, Kab Sukabumi
14 24 Oktober 2020 Graha Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Blitar
15 25 Oktober 2020 Gedung Serba Guna Pemerintahan Kab. Empat Lawang Sumatera Selatan
16 25 Oktober 2020 Stadion Kahuripan, Kab Malang
17 15 November 2020 Lapangan Sepak Bola Desa Tulo, Kab. Sigi
18 15 November 2020 Asrama Haji Kota Madiun
19 21 November 2020 Halaman Gedung DPRD Prov. Sumsel - Palembang
20 22 November 2020 Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawah Lunto
21 22 November 2020 Hotel Grand Kota Jambi
22 28 November 2020 Gelanggang Pemuda dan Olahraga, Lhong Raya Aceh
23 6 Desember 2020 Cirebon
24 6 Desember 2020 Asrama Haji Sudiang Makassar
Sumber Data: Laporan Sosialisasi Istithaah Bidang PPFRKH Tahun 2020,
pelaksanaan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
28
Petugas Pembinaan terpadu pada pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari:
1. Pusat Kesehatan Haji.
2. Komisi IX DPR RI
3. Dinas Kesehatan Provinsi.
4. Kanwil Kementerian Agama.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
6. Calon TKHI/PPIH tahun 2021.
Pelaksanaan Sosialisasi Istitha’ah Kesehatan Jemaah Haji
melibatkan berbagai pihak, yaitu Kepala Daerah, Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota, Majelis Ulama Indonesia dan Kantor
Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota. Untuk memperoleh
dukungan komitmen politik dari Lembaga Legislatif juga melibatkan
komisi IX DPR RI.
Pada masa tingginya kasus covid-19, sosialisasi haji sehat
dilaksanakan secara jarak jauh di beberapa wilayah yaitu Provinsi Jawa
Timur, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten
dan Kab. Bekasi. Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah
Haji, dilaksanakan di lokus/lokasi yang masih perlu diintervensi. Dalam
5 tahun terakhir dapat dilihat lokasi yang telah dilakukan Sosialisasi
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Haji.
Tahun Lokasi
2016 16 kab/kota
2017 65 kab/kota
2018 33 kab/kota
2019 18 kab/kota
2020 24 kab/kota
Sumber Data: Laporan Sosialisasi Istithaah Bidang PPFRKH Tahun 2020
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
29
1) Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target
Pelaksanaan Sosialisasi Istitha’ah tahun 2020 sebanyak 24 lokasi.
Adanya penambahan jumlah lokasi untuk mencapai indikator
kinerja Pusat Kesehatan Haji dalam hal ini terkait pembinaan dan
vaksinasi meningitis meningikokkus. Hal ini dipengaruhi oleh:
a) Koordinasi dengan instansi terkait
b) Peran aktif komisi IX DPR RI dan pemerintah daerah
2) Permasalahan:
a) Adanya pandemi Covid-19, menyebabkan jumlah peserta
yang hadir terbatas.
b) Penetapan waktu pelaksanaan yang menyesuaikan jadwal
Anggota Komisi IX DPR-RI sehingga jadwal yang sudah
disusun dapat berubah sewaktu-waktu.
c) Perubahan lokasi tempat pelaksanaan kegiatan mengikuti
daerah yang ditetapkan oleh Ketua/Anggota Komisi IX DPR-
RI dan adanya usulan dari Dinas Kesehatan Provinsi.
d) Cara menginput self asessment sebagai bentuk pembinaan
kesehatan haji masih perlu disosialisasikan.
3) Pemecahan Masalah:
a) Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota untuk pelaksanaan kegiatan dengan
memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-
19.
b) Berkoordinasi dengan Tenaga Ahli Ketua/Anggota Komisi IX
DPR-RI dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam
menentukan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan dengan
mempertimbangkan perkembangan kasus covid-19.
c) Melakukan pendampingan kepada pengelola program
kesehatan haji untuk menginput data pembinaan kesehatan
haji ke dalam Siskohatkes.
4) Rencana Tindak Lanjut:
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
30
a) Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota/Kabupaten akan
bekerjasama dengan Kemenag untuk melakukan upaya
pendekatan keluarga, bagi jemaah yang belum diperiksa
kesehatannya dan untuk melakukan latihan kebugaran agar
jemaah haji istithaah dalam kesehatan.
b) Kegiatan pembinaan akan dilakukan secara berkala dan
terintegrasi dengan program Promosi Kesehatan,
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Pengendalian Penyakit
Menular, Kesehatan Lingkungan, Gizi Masyarakat, Kesehatan
Jiwa, Kesehatan Tradisional dan Kesehatan Olah Raga.
c) Selama masa pandemi COVID-19, kegiatan pembinaan
kesehatan haji juga dapat dilaksanakan secara mandiri
dengan menggunakan formulir pengukuran kebugaran mandiri
jemaah haji.
d) Segera melakukan vaksinasi Meningitis Meningokokus di
puskesmas bagi jemaah haji yang belum di vaksin.
e) Petugas PPIH Kloter dan PPIH Non Kloter dilibatkan dalam
setiap pembinaan kesehatan jemaah haji
f) Dinas kesehatan segera melakukan entri data pembinaan
jemaah haji dalam Siskohatkes.
3.3.1.1.2. Kemitraan dengan Asosiasi dan atau Praktisi Haji Umrah.
Sebagai upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan haji, dilakukan program kemitraan dengan
melibatkan organisasi profesi, ulama dan pemuka agama, organisasi
masyarakat, dan akademisi. Bentuk kegiatan kemitraan tersebut
meliputi:
3.3.1.1.2.1. Pertemuan sosialisasi penyelenggaraan kesehatan haji dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan
ibadah haji dan umrah, pada 19 - 21 Januari 2020 di hotel Bidakara.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
31
3.3.1.1.2.2. Pertemuan jarak jauh bekerja sama dengan Forum Diskusi
Kesehatan Haji Indonesia (FDKHI) yang melibatkan organisasi
profesi dan dokter spesialis. Dilaksanakan sebanyak 4 kali yaitu:
a) Topik Penyelenggaraan Kesehatan Haji Pasca Keputusan
Pemerintah RI mengenai pembatalan keberangkatan jemaah
haji tahun 1441 H/2020 M, pada tanggal 6 Juni 2020
b) Topik Penyakit Kardiovaskular pada Jemaah Haji Indonesia,
pada tanggal 13 Juni 2020
c) Topik Penyakit Paru dan Saluran Nafas pada Jemaah Haji
Indonesia, pada tanggal 20 Juni 2020
d) Topik Vaksinasi Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Pada
Jemaah Haji, pada tanggal 5 Juli 2020.
3.3.1.1.2.3. Pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI):
a) Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Bumi Wiyata, Depok
pada 11 - 13 November 2020 membahas Pemakaian masker saat
berihram.
b) Focus Group Discussion (FGD) Kesehatan Haji dan Masalah
Keagamaan Komtemporer di Century Park Hotel, Jakarta pada 25
- 27 November 2020.
1) Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target:
Semua kegiatan tercapai dan terlaksana dengan baik, tidak ada
kendala yang berarti. Hal ini dipengaruhi oleh koordinasi yang baik
dengan instansi terkait.
2) Permasalahan
Adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan pertemuan kemitraan
tidak dapat dilaksanakan dengan tatap muka
3) Pemecahan Masalah
⚫ Melakukan pertemuan jarak jauh
⚫ Melakukan pertemuan tatap muka dengan komisi fatwa MUI
dengan menerapkan protokol kesehatan.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
32
4) Rencana Tindak Lanjut
Mensosialisasikan hasil pertemuan kemitraan kepada stakeholder
terkait dan jemaah haji melalui KIE kesehatan haji.
Dalam pelaksanaan ibadah haji, banyak faktor yang
mempengaruhi kondisi kesehatan Jemaah haji Indonesia.antara lain :
a. Faktor determinan seperti Usia lanjut, penyakit kronis
(kardiovaskular, metabolic, neurologis), Psikososial (akut dan
kronis), masalah gizi, lingkungan (air bersih, sanitasi, cuaca
ekstrim) dan pengetahuan kesehatan.
b. Faktor Eksternal
• Lingkungan Fisik seperti jarak pemondokan ke masjidil haram,
suhu ekstrim (panas, berdebu dan badai pasir), kelembaban
rendah serta aktivitas ibadah yang merupakan kegiatan fisik
• Lingkungan social, seperti adaptasi dengan penduduk dari
berbagai negara dan di negeri asing serta norma dan
kebiasaan yang berbeda
• Lingkungan Psikologis, seperti jauh dari keluarga dalam jangka
waktu yang lama dan interaksi antara sesame Jemaah haji
Indonesia selama menjalankan ibadah haji.
• Kebijakan, seperti kebijakan penempatan pondokan Jemaah
haji berisiko tinggi, baik jarak atau kemudahan aksesnya
dengan tenaga kesehatan.
Faktor risiko tersebut diatas sangat mempengaruhi kondisi
kesehatan Jemaah haji Indonesia dan perlu diantisipasi untuk
mencegah tingginya angka kesakitan dan kematian Jemaah haji
Indonesia. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62
tahun 2016, tujuan penyelenggaraan kesehatan haji antara lain
adalah:
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
33
a) Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum
keberangkatan.
b) Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama
menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di Tanah Air.
c) Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin
terbawa keluar / masuk oleh jemaah haji.
Adapun kegiatan yang dilakukan Sub-Bidang Pengendalian
Faktor Risiko Kesehatan Haji selama tahun 2020 sebagai berikut:
Vaksinasi meningitis meningokokus bertujuan untuk melindungi
jemaah haji terhadap risiko penyakit radang selaput otak. Dalam
kegiatan vaksinasi meningitis meningokokus, Sub Bidang
Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji bertugas dalam proses
perencanaan dan pemantauan.
Pada tahap perencanaan penyusunan kebutuhan vaksin Sub
Bidang Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji berkoordinasi
dengan Direktorat Bina Farmasi dan Alat Kesehatan. Pada tahun
2020, jumlah kebutuhan vaksin sebanyak 213.925 vial, terdiri dari
Vaksin Provinsi sebanyak 192.398 vial dan Pusat sebanyak 21.527.
Pada tahap pemantauan pelaksanaan vaksin meningitis
meningokokus, kegiatannya terintegrasi dengan kegiatan Sosialisasi
Haji Sehat. Untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, Pusat
Kesehatan Haji telah membuat Surat Edaran kepada Dinas
Kesehatan Propinsi Seluruh Indonesia Nomor HJ.01.01/I/2557/2020
tanggal 8 Oktober 2020 yang berisi tentang himbuan agar
meningkatkan cakupan dengan melaksanakan vaksinasi pada
jemaah haji yang belum di vaksin dan menginput ke dalam aplikasi
siskohatkes.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
34
1) Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target
Faktor yang mempengaruhi pencapaian target Pelaksanaan
vaksinasi Meningitis Meningokokus Vaksinasi tidak terlaksana
sesuai jadwal karena adanya Pandemi Covid-19
2) Permasalahan
- Adanya Pandemi COVID-19
- Letak geografis domisili Jemaah Haji jauh dari tempat vaksinasi
- Calon Jemaah Haji tidak mendapatkan Informasi jadwal
vaksinasi
- Kurangnya Pemahaman petugas mengenai proses vaksinasi
Jemaah haji lintas daerah (beda domisili dengan tempat
vaksin), dll.
3) Pemecahan Masalah
Adanya pandemic Covid 19 dan pembatalan keberangkatan haji
tahun 2020 sangat mempengaruhi pencapaian target vaksinasi
untuk itu Pusat Kesehatan Haji telah menerbitkan surat nomor
HJ.01.01/1/2557/2020 tanggal 8 oktober 2020 yang berisi bahwa
Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan Vaksin Meningitis
Meningokokus ke seluruh provinsi dan menghimbau kepada
Dinas Kesehatan Prosinsi seluruh Indonesia agar terus
meningkatkan cakupan dengan melaksanakan vaksinasi pada
Jemaah haji yang belum di vaksin dan menginput ke dalam
aplikasi Siskohatkes.
4) Rencana Tindak lanjut
Berkoordinasi lebih intens dengan pengelola program kesehatan
haji dengan memanfaatkan Whatsapp Group pengelola program
kesehatan haji seluruh Indonesia.
3.3.1.2.2. Surveilans Kesehatan Haji
Dalam pelaksanaan Pembinaan, pelayanan dan perlindungan
Kesehatan jemaah haji mulai di tanah air sampai di tanah suci perlu
di dukung surveilans epidemiologi yang kuat termasuk pencatatan
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
35
pelaporan penyelenggaraan kesehatan haji. Hasil pemeriksaan
kesehatan, pembinaan dan pelayanan kesehatan haji yang telah
diinput ke dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu bidang
Kesehatan (Siskohatkes) oleh petugas kesehatan haji di daerah dan
arab Saudi selanjutnya dianalisa oleh tim Surveilans Pusat Kesehatan
Haji untuk disampaikan ke stakeholder sebagai bahan untuk
menentukan kebijakanndalam pengendalian faktor risiko kesehatan
haji.
Untuk itu kami kami melaksanakan pertemuan-pertemuan yang
mengundang tim surveilans kesehatan haji dan lintas program terkait
untuk dapat meningkatkan kapasitas tim surveilans dan memperkuat
hasil analisa kesehatan haji. Namun demikian, kegiatan pertemuan
tidak dapat dilaksanakan melalui pertemuan yang mengumpulkan
banyak orang dalam satu tempat karena adanya wabah COVID-19.
Pada masa pandemi wabah COVID-19 dengan diberlakukan
kebijakan physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) untuk memutus rantai penularan, maka kegiatan pertemuan
dilaksanakan melalui metode pertemuan jarak jauh dengan
menggunakan akses internet. Adapun pertemuan (jarak jauh)
surveilans kesehatan haji yang telah dilaksanakan meliputi :
a) Pertemuan surveilans kesehatan haji dilaksanakan pada 19 Mei
2020, dengan tujuan untuk menganalisa profil kesehatan haji
dikaitkan dengan kondisi saat ini yaitu adanya pandemi wabah
COVID-19, sehingga diperolehnya bahan masukan untuk pihak
yang terkait dalam penyelenggaraan kesehatan haji.
b) Pertemuan surveilans kesehatan haji (penyakit menular)
dilaksanakan pada 15 Juni 2020, dengan tujuan untuk
menganalisa profil kesehatan jemaah haji terutama penyakit
menular pada jemaah haji, sehingga diperoleh bahan masukan
untuk pihak yang terkait dalam penyelenggaraan kesehatan haji.
c) Pertemuan surveilans kesehatan haji (penyakit tidak menular)
dilaksanakan pada 24 Juni 2020, dengan tujuan untuk
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
36
menganalisa profil kesehatan jemaah haji terutama penyakit tidak
menular pada jemaah haji, sehingga diperoleh bahan masukan
untuk pihak yang terkait dalam penyelenggaraan kesehatan haji.
d) Penyusunan Juknis Surveilans Kesehatan Haji
Surveilans pada Penyelenggaraan Kesehatan Haji dilakukan
dengan cara pengumpulan, pengolahan data, analisa, interpretasi
dan diseminasi informasi terhadap kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi kesehatan
Jemaah haji, dilaksanakan selama Jemaah haji di Indonesia dan
Arab Saudi. Hasil surveilans kesehatan haji digunakan sebagai
bahan evaluasi dan dasar pengambilan kebijakan/tindakan
perbaikan penyelenggaraan kesehatan haji.
Besarnya cakupan surveilans, adanya keterbatasan waktu
pelaksanaan dan sumber daya manusia yang terbatas dapat
mengakibatkan kurang optimalnya pelaksanaan surveilans
kesehatan Jemaah haji. Berdasarkan hal tersebut diatas maka
disusunlah Petunjuk Teknis Surveilans Kesehatan Haji di Arab
Saudi agar diperoleh persamaan persepsi, pemahaman dan
pelaksanaan surveilans epidemiologi di Arab Saudi.
Adapun kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu
tanggal 7 dan 8 Juli 2020 di Margo Hotel Depok, Jalan Margonda
Raya No.358, Kemiri Muka, Kec. Beji Depok.
e) Pertemuan Penguatan Manajemen Surveilans Kesehatan Haji
Dalam pelaksanaan surveilans kesehatan haji tidak terlepas dari
manajemen surveilans kesehatan haji sehingga dapat
menghasilkan analisis-analisis yang tajam dan sesuai kebutuhan.
Untuk itu dilaksanakan pertemuan penguatan manajemen
surveilans kesehatan haji yang membahas tentang profil
kesehatan haji dan menyusun informasi-informasi tentang
pelaksanaan kesehatan haji. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal
25 - 26 Juli 2020 di Favehotel Margonda Depok, Jl. Margonda
Raya No. 166.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
37
f) Penyusunan Pedoman Surveilans Kesehatan Haji di Era Pandemi
Sejak 11 Maret 2020 organisasi WHO telah menetapkan COVID-
19 sebagai pandemi global dimana terdapat lebih dari 118.000
kasus di 114 negara dan Pemerintah Indonesia telah menetapkan
penyakit COVID-19 sebagai Bencana Nasional sejak 14 Maret
2020. Adanya pandemi wabah Corona Virus Diseases 2019
(COVID-19) yang telah menyebar ke seluruh dunia termasuk
Indonesia dan Arab Saudi menjadi perhatian banyak pihak
khususnya terkait penyelenggaraan ibadah haji. Pada tanggal 2
Juni 2020 pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak
memberangkatkan jemaah hajinya ke Arab Saudi, hal ini tertuang
pada KMA 494 tahun 2020 tentang pembatalan keberangakatan
jemaah haji ke Arab Saudi tahun 2020.
Untuk itu dilaksanakan pertemuan penyusunan pedoman
surveilans kesehatan haji di Era Pandemi, dengan harapan
pedoman yang telah disusun dapat digunakan oleh tim surveilans
dalam melaksanakan tugasnya selama masa Pandemi Covid-19.
Kegiatan dilaksanakan pada 15 - 17 September 2020 di Hotel
Bumiwiyata Depok.
1) Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target
Dalam melaksanakan kegiatan pertemuan surveilans kesehatan
haji tidak ditemukan hal-hal yang mempengaruhi pencapaian
target
2) Permasalahan
o Pertemuan tidak dapat dilaksanakan melalui pertemuan yang
mengumpulkan banyak orang dalam satu tempat karena
adanya wabah COVID-19.
o Sebagian pertemuan memerlukan koneksi internet yang kuat
karena dilaksanakan menggunakan pertemuan jarak jauh.
o Juknis yang disusun belum dicetak dan disosialisasikan.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
38
3) Pemecahan Masalah
• Pertemuan dilaksanakan dengan mengundang tim yang
berkompeten di bidang surveilans kesehatan haji dengan
jumlah peserta terbatas dan memperhatikan protokol
kesehatan COVID-19.
• Menggunakan koneksi internet kantor.
4) Rencana Tindak lanjut
• Perlu dibuat SK Tim Surveilan Kesehatan Haji
• Perlu dianggarkan percetakan juknis agar selanjutnya dapat
disosialisasikan
3.3.1.2.2. Koordinasi Pelaksanaan vaksinasi jemaah haji dan umrah serta
protokol kesehatan
Pertemuan Koordinasi pelaksanaan vaksinasi dan penerapan
protokol Kesehatan COVID-19 bagi Jemaah haji dan umrah
dilaksanakan dalam rangka persiapan penyelenggaraan Kesehatan
haji dan menindaklanjuti pertemuan jarak jauh (webinar) sebelumnya
pada 5 September 2020 yang membahas tentang Draft Protokol
Kesehatan bagi petugas haji dan Jemaah haji dan umrah. Waktu
pelaksanaan tanggal 9 sampai dengan 11 September 2020,
bertempat di Hotel Santika Depok. Dengan 2 pembahasan pokok
yaitu pelayanan vaksinasi dan penerapan protokol Kesehatan
COVID-19 bagi Jemaah haji dan umrah.
Pertemuan koordinasi ini dimaksudkan agar terciptanya satu
pemahaman mengenai pelaksanaan vaksinasi untuk Jemaah haji dan
umrah serta tersusunnya draft protokol Kesehatan COVID 19 bagi
Jemaah haji dan umrah yang nantinya dapat dijadikan pedoman bagi
Jemaah agar dapat melaksanakan ibadahnya dengan menggunakan
protokol Kesehatan sehingga Jemaah haji dan umrah terhindar dari
penularan dan penyebaran COVID-19.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Bina Umrah dan Haji khusus
Kementerian Agama, Direktur Obat Publik dan Pebekes, Kepala Balai
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
39
Besar Laboratorium Jakarta, Kepala Pusat Krisis Kesehatan dan
Ketua Komite Ahli Kesehatan Haji Indonesia, Kepala Kantor
Kesehatan Pelabuhan di 13 Embarkasi dan Pusat Kesehatan Haji.
Sebelum pelaksanaan pertemuan ini peserta diwajibkan
melaksanakan pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) terlebih
dahulu. Jika hasil RDT menyatakan non reaktif maka peserta dapat
memasuki ruang pertemuan ini dan mengikuti pertemuan sampai
dengan selesai.
1) Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target
Dalam melaksanakan kegiatan pertemuan Koordinasi vaksin
jemaah haji dan umrah serta protokol kesehatan tidak ditemukan
hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target
2) Permasalahan
Hasil pemeriksaan RDT Covid-19 terdapat 3 orang peserta
reaktif
3) Pemecahan Masalah
Peserta yang reaktif dipulangkan dan disarankan melakukan
swab di UPK Kementerian Kesehatan dan Wisma Atlit
4) Rencana Tindak lanjut
Perlu adanya pertemuan kembali antara Kementerian
Kesehatan, Kementerian Agama, Kementerian Pariwisata dan
Kemenkumham yang membahas tentang protokol Kesehatan
bagi jemaah haji dan umrah.
3.3.1.2.4. Pemantauan Hygiene Sanitasi Asrama Haji
Adanya pandemi Covid 19 dan pembatalan keberangkatan haji
tahun 2020 yang dituangkan dalam keputusan menteri agama nomor
494 tahun 2020 mengakibatkan kegiatan Pemantauan Hygine
Sanitasi dan Catering Jemaah Haji di Asrama Haji tidak dapat
dilaksanakan. Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk
mendukung capaian Indikator Kinerja Pusat Kesehatan Haji maka
kegiatan Pemantauan Hygine Sanitasi dan Catering Jemaah Haji di
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
40
Asrama Haji dialihkan/direvisi untuk mendukung kegiatan Sosialisasi
Haji Sehat.
3.3.1.2.5.Kemitraan dengan organisasi internasional (World Health
Organization (WHO))
Pada tanggal 22 Januari 2020 telah di tandatangani joint work plan
World Health Organization (WHO) Biennium 2020-2021 antara
Kepala Pusat Kesehatan Haji dengan WHO Representative to
Indonesia. Dana hibah bantuan WHO tersebut adalah sebesar
USD.35,073 atau setara dengan kurs Rp.500.000.000. Adapun
pemanfaatan dana tersebut adalah untuk Pertemuan media edukasi
faktor risiko kesehatan haji (panduan jemaah haji resiko tinggi di
Indonesia dan Arab Saudi; pencegahan dan pengendalian penyakit
paru dan pernafasan pada jemaah haji; pencegahan dan
pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaah
haji) dan Pembuatan Vlog kesehatan Haji
1) Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target
• Adanya Pandemi Covid-19
• Pengalaman penyedia dan talent dalam pembuatan media
edukasi vlog kesehatan haji
2) Permasalahan
Adanya Pandemi COVID 19 namun semua kegiatan tercapai dan
terlaksana dengan baik, tidak ada kendala yang berarti.
3) Pemecahan Masalah
Melakukan pertemuan/kegiatan dengan menerapkan protokol
kesehatan.
4) Rencana Tindaklanjut
Berkoordinasi dengan WHO untuk:
• Pertemuan lanjutan penyusunan pedoman / media edukasi
penyakit / faktor risiko lainnya
• Pencetakan pedoman / media edukasi
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
41
3.3.1.2.6. Survei Kepuasan Jemaah Haji terhadap penyelenggaraan kesehatan
haji di Indonesia
Seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat
dalam hal pelayanan, maka Pusat Kesehatan Haji yang
menyelenggarakn pelayanan kesehatan terhadap jemaah dituntut
untuk memenuhi harapan jemaah dalam melakukan pelayanan
kesehatan Haji. Keputusan Pemerintah untuk membatalkan
keberangkatan jemaah haji Indonesia pada tanggal 2 Juni 2020 ke
Saudi Arabia bukan berarti pembinaan, pelayanan dan perlindungan
kesehatan pada jemaah haji tidak diselenggarakan. Indikator Inkeds
Kepuasan Jemaah Haji terhadap pelayanan kesehatan haji tetap
harus dipenuhi.
Sebagai komitmen pelaksanaan Rencana Strategi (RENSTRA)
Pusat Kesehatan Haji tahun 2020-2024, dengan salah satu indikator
adalah kepuasan jemaah haji maka perlu dilakukan survei kepuasan
layanan kesehatan pada jemaah haji di tanah air. Dalam mewujudkan
tercapainya indikator tersebut Pengukuran Indeks kepuasan pada
jemaah haji di tanah air diharapkan memberikan dampak yang baik
terhadap pelayanan kesehatan haji dan kepercayaan jemaah sebagai
satu upaya yang harus dilakukan dalam perbaikan pelayanan
kesehatan Haji.
1) Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target
Survei kepuasan jemaah haji di tanah air dilaksanakan
berbarengan dengan pelaksanaan Sosialisasi Haji sehat di 7
Kabupaten / Kota.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
42
Tabel 3.4. Pelaksanaan Sosialisasi Haji Sehat
Hasil Penghitungan Indeks Kepuasan jemaah Haji tahun 2020
berdasarkan 5 dimensi kinerja jasa :
No Provinsi Kab/ Kota Tgl Pelaksanaan
1 Jawa Tengah Tegal 18 September
2020
2 Jawa Barat Indramayu 27 september 2020
3 Jawa Barat Sukabumi 18 Oktober 2020
4 Jambi Tebo 10 Oktober 2020
5 Jawa Timur Blitar 24 Oktober 2020
6 Jawa Timur Malang 25 Oktober 2020
7 Sumatera Selatan Empat Lawang 25 Oktober 2020
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
43
Tabel 3.5. Hasil Penghitungan Indeks Kepuasan Jemaah Haji
Tahun 2020 Berdasarkan 5 Dimensi Kinerja Jasa
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
44
Hasil Penghitungan Indeks Kepuasan jemaah Haji tahun 2020 berdasarkan jasa
layanan Pemeriksaan kesehatan, Pembinaan dan Perlindungan Kesehatan Haji
:
Tabel 3.6. Hasil Penghitungan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Tahun 2020
Berdasarkan Jasa Layanan Pemeriksaan Kesehatan, Pembinaan dan
Perlindungan Kesehatan Haji
76,44
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
45
2) Permasalahan:
a) Sulitnya mengumpulkan responden sesuai target
sampling (10% dari total jemaah haji). Target
Responden adalah 10 % dari jumlah jemaah haji
201.558 sehingga diharapkan mendapatkan responden
2015.58 jemaah. Sampai batas akhir waktu yang telah
disepakati, jumlah responden didapatkan 16.164
jemaah (8,02 % dari total jemaah)
b) Adanya pandemi Covid-19 di beberapa negara
termasuk Indonesia
c) Waktu pengambilan data diseling waktu istirahat
jemaah setelah pengukuran kebugaran di kegiatan
SHS.
d) Beberapa Jemaah haji tidak memiliki kemampuan
membaca sehingga perlu bantuan petugas
e) Tidak ada tenaga terlatih yang bisa diperbantukan
sebagai enumerator
3) Pemecahan Masalah:
a) Pengumpulan data dilaksanakna dengan meminta
bantuan Penanggung jawab program kesehatan Haji di
daerah dengan menyebarkan Kuesioner yang sudah
teruji Validitas dan Reliabilitasnya.
b) Enumerator diperbantukan dengan mengerahkan TKHI
dalam pengambilan data kepada jemaah haji tahun
2020
c) Pengambilan data dilakukan juga melalui Google Drive
dengan alamat
https://forms.gle/9vCy1hbWUu3Yam5A7.
d) Dukungan dan komitmen yang kuat dari Kementerian
Kesehatan dalam melakukan Pembinaan Kesehatan
Jemaah Haji
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
46
e) Berkoordinasi dengan Tim Komisi Ahli Kesehatan Haji
nasional (KOMLI)
f) Berkoordinasi dengan Badan Penelitian Kesehatan
Nasional
4) Rencana Tindak Lanjut:
a) Melakukan Diseminasi Informasi hasil survei kepuasan
Nasional di tingkat Nasional
b) Meningkatkan koordinasi dengan pengelola haji di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebagai upaya
perbaikan dalam pembinaan, Pelayanan dan
perlindungan kesehatan Jemaah haji Indonesia.
c) Melakukan Advokasi kepada Pemerintah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menyediakan
anggaran dan melaksanakan pembinaan pelayaan
kesehatan dan perlindungan kesehatan haji Jemaah
Haji secara terpadu.
d) Melakukan survei kesehatan haji lainnya yang dapat
berguna untuk meningkatkan layanan kesehatan
jemaah haji.
e) Berdasarkan indeks pelayanan jasa : Peningkatan
layanan kesehatan haji masih perlu ditingkatkan
terutama pada pembinaan kesehatan perlu mendapat
perhatian khusus,
f) Dalam memberikan pelayaan kesehatan, pembinaan
dan perlindungan kesehatan haji perlu diberikan
pelatihan peningkatan kompetensi pada petugas
kesehatan pemeriksa kesehatan haji.
g) Rasa Empati dan jaminan rasa aman saat pembinaan
dan pemberian perlindungan kesehatan pada jemaah
haji perlu mendapat perhatian khusus.
h) Sarana dan prasarana dalam pemberian layanan jasa
pembinaan dan perlindungan kesehatan perlu
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
47
memperhatikan kebersihan dan kenyamanan dalam
meberikan layanan Kesehatan pada Jemaah haji
3.3.2.1. SUB-BIDANG PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA KESEHATAN
HAJI
3.3.2.1.1. Kesekretariatan Rekrutmen.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) harus memenuhi
persyaratan kompetensi, pengalaman, integritas, dan dedikasi yang
dilakukan melalui seleksi secara professional. Oleh karena itu
pelaksanaan rekrutmen PPIH dilaksanakan berdasarkan asas
keadilan, transparan, profesionalitas dan akuntabilitas.
PPIH Kloter Tenaga Kesehatan Haji terdiri dari dokter dan perawat,
sedangkan PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan terdiri dari Tim
Promotif dan Preventif (TPP) yang akan fokus pada proses pembinaan
kesehatan, Tim Gerak Cepat (TGC) yang fokus bertugas pada
perlindungan terhadap jemaah haji, dan Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR),
fokus bertugas pada pelayanan kesehatan.
Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) yang diperlukan pada saat
operasional haji di Arab Saudi. Pengaturan rekrutmen TPK dalam
penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi bertujuan untuk
memperoleh TPK yang berintegritas, profesional, jujur, dan
bertanggungjawab sesuai dengan tugas yang diberikan, guna
menjamin kualitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji di Arab
Saudi.
Penyelenggara Pelatihan kompetensi PPIH adalah Pusat Pelatihan
SDM Kesehatan. Pada tahap pelatihan ini juga dilaksanakan validasi
berkas rekrutmen dan tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory
(MMPI). Tes Napza dan Tes Kebugaran.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
48
Validasi Berkas bertujuan untuk membuktikan bahwa dokumen dan
formulir rekrutmen petugas yang telah diupload oleh calon petugas
dalam sistem rekrutmen online adalah valid/sesuai/benar.
Tes MMPI dan wawancara bertujuan untuk mengetahui gambaran
dimensi-dimensi kepribadian dan psikopatologi yang penting calon
petugas secara akurat. Bila ditemukan gangguan psikopatologi berat
maka maka calon petugas akan dipertimbangkan untuk diganti.
Tes Napza bertujuan untuk mendeteksi potensi masalah
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya oleh
calon petugas. Bila ditemukan positif maka calon petugas akan diganti.
Tes Kebugaran bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jantung
dan paru calon petugas. Dalam melayani jemaah haji di Arab Saudi
diperlukan petugas yang handal/tangguh. Tes Kebugaran
menggunakan metode Rockport yaitu yaitu lari kecil sepanjang 1,6 km.
Adapun hasil Validasi berkas, Tes MMPI, Tes Napza dan Tes
Kebugaran pada pelatihan kompetensi PPIH Tenaga Kesehatan Haji
dapat dilihat pada tabel berikut:
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
49
Tabel 3.7. Hasil Validasi berkas, Tes MMPI, Tes Napza dan Tes
Kebugaran pada Pelatihan Kompetensi PPIH Tenaga Kesehatan Haji
Dari 1.489 peserta, 9 peserta tidak hadir, 4 orang dengan hasil
Unfit Medical Check Up, 7 orang ditemukan adanya potensi gangguan
psikopatologi dan 8 orang ditemukan adanya penggunaan zat.
Terdapat 1 (satu) lokasi, yaitu Bapelkes Padang tidak dapat
melaksanakan pelatihan kompetensi secara offline/ tatap muka, tetapi
dilkasnakan secara online. Validasi berkas, tes MMPI, tes Napza, dan
tes kebugaran juga belum dilaksanakan.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
50
Pembekalan Integrasi PPIH Kloter Tenaga Kesehatan Haji
dilaksanakan di asrama haji embarkasi setelah pelatihan kompetensi.
Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan petugas haji dari
Kementerian Agama. Jadwal kegiatan pelatihan petugas yang dilatih
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.8 Jadwal Kegiatan Pelatihan Petugas pada Pembekalan
Integrasi:
NO EMBARKASI TANGGAL TEMPAT KETERANGAN
1. Banjarmasin (BDJ) 28 Februari s.d 8 Maret
Asrama Haji Banjarbaru
Sudah terlaksana
2. Palembang (PLM) 4-13 Maret Asrama Haji Palembang
Sudah terlaksana
3. Surabaya (SUB) 9 – 18 Maret Asrama Haji Surabaya
Sudah terlaksana
4. Solo (SOC) 11-20 Maret Asrama Haji Donohudan
Sudah terlaksana
5. Mataram (LOP) 12-21 Maret Asrama Haji Mataram
Sudah terlaksana
6. Balikpapan (BPN) 14-23 Maret Asrama Haji Balikpapan
Sudah terlaksana Berhenti ditengah jalan karena Covid-19. Materi kesehatan sudah tersampaikan.
7. Medan (KNO) 16-25 Maret Asrama Haji Medan
Sudah terlaksana
8. Aceh (BTJ) 18-27 Maret Asrama Haji Aceh
Tunda
9. Jakarta Bekasi (JKS)
18-27 Maret Asrama Haji Bekasi
Tunda
10. Jakarta (JKG) 19-28 Maret Asrama Haji Pondokgede
Tunda
11. Makassar (UPG) 22-30 Maret Asrama Haji Makassar
Tunda
12. Batam (BTH) 24 Maret – 2 April
Asrama Haji Batam
Tunda
13. Padang (PDG) 28 Maret - 6 April
Asrama Haji Padang
Tunda
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
51
Tabel 3.9 Petugas Tabel Kesehatan Haji yang direkrut tahun 2016 s.d
2020
No Petugas Kesehatan Haji
Indonesia 2016 2017 2018 2019 2020
1. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) / PPIH Kloter Tenaga Kesehatan Haji
1152 1520 1521 1587 1521
2. PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan
306 268 317 316 311
3. Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK)
150 186 200 222 194
3.3.2.1.2. Peningkatan Kapasitas pengelola program kesehatan haji Provinsi dan
Kabupaten/Kota melalui e-learning.
Sesuai dengan Permenkes No. 62 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji, pengelola kesehatan haji di
Kabupaten/Kota memiliki peran strategis dalam melakukan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan jemaah haji di
daerah masing-masing. Kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan
cakupan indikator kinerja Pusat Kesehatan Haji
Untuk mempersiapkan petugas yang memiliki pengetahuan
dan kemampuan yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan
kesehatan haji, maka diperlukan pelatihan yang terakreditasi.
Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku petugas dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan. Materi juga dirancang untuk
meningkatkan wawasan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
baik individual maupun tim dalam memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan kesehatan terhadap Jemaah Haji, serta
tugas-tugas administrasi yang terkait.
Dalam melaksanakan tugasnya Pengelola Kesehatan Haji di
Kabupaten/Kota tidak bekerja sendiri, akan tetapi perlu membentuk
jejaring dengan lintas sektoral. Untuk menyelenggarakan pelatihan
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
52
yang bermutu dibutuhkan perangkat kurikulum yang terakreditasi
guna mencapai kompetensi yang diharapkan, oleh karena itu perlu
disusun suatu kurikulum pelatihan bagi pengelola kesehatan haji di
Kabupaten/Kota, dan diperlukan pelatihan jarak jauh (e-learning)
bagi petugas pengelola kesehatan haji di Kabupaten/Kota di era new
normal pada masa pandemi Covid-19.
Dalam hal penyiapan kurikulum dan modul pelatihan maka
perlu dilakukan pertemuan penyusunan modul dan kurikulum baik
ofline maupun online. Pertemuan melibatkan Puslat SDM
Kesehatan, BBPK Ciloto dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
dan Jawa Barat. Pertemuan offline dengan protokol kesehatan
dilaksanakan pada tanggal 16 - 18 Juli 2020 di Hotel Margo Depok.
Pertemuan ini dilakukan setelah keluarnya adaptasi kebiasaan baru
(new normal).
Dari hasil pertemuan telah dihasilkan Kurikulum dan Modul
Pelatihan Jarak Jauh (PPJ)/e-learning Manajemen Kesehatan Bagi
Pengelola Program Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Materi
Inti Modul pelatihan terdiri Pembinaan Kesehatan, Pelayanan
Kesehatan, Perlindungan Kesehatan dan Siskohatkes. Selanjutnya
diselenggarakan PJJ/e-learning oleh BBPK Ciloto sebagai
pelaksana.
Pelaksanaan PJJ/e-learning Manajemen Kesehatan Haji
Pengelola Program Kesehatan Haji Provinsi dan Kabupaten/Kota
dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 3.10 Jadwal e-learning Manajemen Kesehatan Haji Bagi
Pengelola Program Kesehatan Haji Provinsi dan Kabupaten/Kota.
No Gelombang Waktu Jumlah Pendaftar
1. I (Satu) 5- 23 Oktober 2020 258 orang
2. II (Dua) 9 - 27 November 2020 252 orang
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
53
3.3.2.1.3. Pengerahan Calon Petugas Kesehatan Haji dalam Pembinaan Haji di
Wilayahnya masing-masing.
Dalam rangka menjalankan program kegiatan pembinaan
kesehatan haji, dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan kegiatan
secara terintegrasi dengan program promosi kesehatan, kesehatan
keluarga, kesehatan lingkungan, gizi masyarakat, pembinaan
kebugaran jasmani, pengendalian penyakit tidak menular,
pengendalian penyakit menular, kesehatan tradisional, kesehatan
jiwa, dan surveilans dan dapat melibatkan PPIH Kloter Tenaga
Kesehatan Haji dan PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan yang berada
dalam wilayah kabupaten/kota masing-masing.
Sehubungan dengan kondisi terjadinya pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19), maka perlu dilakukan penyusunan tatanan
normal baru terhadap pelayanan, pembinaan dan perlindungan serta
keselamatan masyarakat. Upaya mitigasi dan kesiapan tempat kerja
seoptimal mungkin sehingga dapat beradaptasi melalui perubahan
pola hidup pada situasi COVID-19 (New Normal). Adapun
pelaksanaan pengerahan calon petugas Kesehatan haji sebagai
berikut:
Tabel 3.11. Pengerahan Calon Petugas Kesehatan Haji
No Tanggal Lokasi Bentuk Kegiatan
1 25 September 2020 Kota Tangerang Selatan
Pertemuan langsung dengan Calon Petugas
Kesehatan Haji dengan menerapkan protokol
kesehatan dan Webinar dengan Jemaah Haji
2 3 Oktober 2020 Kab. Lebak
Pertemuan langsung dengan Calon Petugas
Kesehatan Haji dengan menerapkan protokol
kesehatan dan Webinar dengan Jemaah Haji
3 14-16 November 2020 Kota Palu
Pertemuan langsung dengan Calon Petugas
Kesehatan Haji dengan menerapkan protokol
kesehatan dan Webinar dengan Jemaah Haji
4 14-16 November 2020 Kabupaten MadiunPertemuan langsung dengan Calon Petugas
Kesehatan Haji saat Sosialisasi Haji Sehat
5 20-22 November 2020 Kota PalembangPertemuan langsung dengan Calon Petugas
Kesehatan Haji saat Sosialisasi Haji Sehat
6 20-22 November 2020 JambiPertemuan langsung dengan Calon Petugas
Kesehatan Haji saat Sosialisasi Haji Sehat
7 20-22 November 2020 Sawahlunto, SumbarPertemuan langsung dengan Calon Petugas
Kesehatan Haji saat Sosialisasi Haji Sehat
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
54
3.3.2.1.4.Pembekalan Tenaga Kesehatan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus
(PIHK).
Untuk meningkatkan pelayanan yang optimal kepada jemaah
haji selain kesehatan jemaah haji yang harus disiapkan sebelum
keberangkatan ke Arab Saudi, perlu juga petugas kesehatan PIHK
yang dapat bekerja secara profesional dan selalu siap melakukan
pelayanan kesehatan bagi jemaah haji khusus. Kegiatan persiapan
dan pelaksanaan penyediaan petugas kesehatan PIHK bertujuan
untuk mendapatkan tenaga kesehatan yang profesional, jujur dan
amanah.
3.3.2.1.5. Konsolidasi Calon Petugas Kesehatan Haji Tahun 2021.
Sejalan dengan UU No. 8 tahun 2019, Kementerian Kesehatan
diberikan kewenangan untuk melakukan pembinaan, pelayanan dan
perlindungan kesehatan terhadap jemaah haji. Dalam rangka
mendukung hal tersebut Pusat Kesehatan Haji telah merekrut Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan yang terdiri dari
tim preventif promotif (TPP), tim gerak cepat (TGC), tim kuratif
rehabilitatif (TKR) dan Tim mobile kesehatan sebanyak 306 petugas.
Guna meningkatkan koordinasi dan komunikasi dalam rangka
persiapan pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji 2021, maka
perlu dilakukan pertemuan konsolidasi agar setiap tim dapat
berkoordinasi dan bersinergi dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada haji.
3.3.2.2. SUB-BIDANG FASILITASI PELAYANAN KESEHATAN HAJI
3.3.2.2.1. Perencanaan Obat dan Perbekalan Kesehatan.
Sebelum pembatalan pemberangkatan Jemaah haji Indonesia
oleh pemerintah di musim haji tahun 2020M/ 1441H akibat dari
pandemi covid-19. Kegiatan perencanaan obat dan perbekalan
kesehatan sudah dilaksanakan Puskeshaji bersama dengan
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
55
Direktorat Obat Publik, Direktorat Pelayanan Kefarmasian, dan PPIH
2019. Output yang berhasil dicapai dalam kegiatan ini yaitu:
a) Usulan formularium Obat dan Perbekalan Kesehatan pada
Pelayanan Kesehatan Haji yang berisi daftar obat dan perbekalan
kesehatan yang terpilih dan dibutuhkan serta harus tersedia
dalam rangka pelaksanaan pelayanan kesehatan haji.
b) Usulan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan untuk
opersional haji tahun 2020 yang terdiri atas:
• Paket obat bagi Jemaah haji Indonesia, sebanyak jumlah
usulan kebutuhan berdasarkan kuota Jemaah haji regular dan
petugas kloter tahun 2019.
• Paket obat yang terdapat dalam tas obat kloter.
• Obat dan perbekalan Kesehatan (termasuk reagen).
3.3.2.2.2. Penyusunan Permenkes Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab
Saudi.
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah bertujuan untuk
memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-
baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang baik,
agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib,
lancar dan nyaman sebagaimana amanat UU No.8 Tahun 2019.
Permenkes Pelayanan Pelayanan Kesehatan berisi:
a) Pelayanan Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia
Makkah.
Pengorganisasian, Sumber Daya Manusia, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Kegiatan Pelayanan Kesehatan, Rujukan Di
Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), Rencana Operasional
Pelayanan Kesehatan Daker Mekkah. Pelayanan Kesehatan
Arafah Mudzalifah Dan Mina, Pelayanan Kesehatan Pasca
Arafah Mudzalifah Dan Mina, Tanazul Jemaah Sakit dan
Rencana Kontinjensi.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
56
b) Pelayanan Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia
Madinah.
Pengorganisasian, Sumber Daya Manusia, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Kegiatan Pelayanan Kesehatan, Rujukan Di Rumah
Sakit Arab Saudi, Rencana Operasional Pelayanan Kesehatan
Daker Madinah, Rencana Kontinjensi.
c) Pelayanan Kesehatan Daerah Kerja Bandara.
Pengorganisasian, Wilayah Kerja, Pelaksanaan Kegiatan
(Sebelum Kedatangan Jemaah Gelombang I Dan II,
Kedatangan Jemaah Gelombang I Dan II, Kepulangan Jemaah
Gelombang I Dan II, Pos Kesehatan Arafah), Pelayanan
Kesehatan Kloter, Pelayanan Promotif Dan Preventif,
Pelayanan Kesehatan Pasca Operasional.
d) Pelayanan Gerak Cepat
e) Pelayanan Sanitasi
f) Surveilans
g) Pelayanan Obat Dan Perbekalan Kesehatan
h) Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular
i) Penatausahaan Barang Milik Negara
j) Pencatatan dan Pelaporan
k) Penelitian Dan Pengembangan
3.3.2.2.3. Penyusunan Kepmenkes Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Bagi Petugas dan Jemaah
Haji Umrah.
Kepmenkes Pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-
19 disusun berdasarkan rekomendasi World Health Organization
(WHO) yang disesuaikan dengan perkembangan pandemi COVID-
19, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bertujuan sebagai acuan dalam pencegahan dan pengendalian
Covid-19 pada pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Pedoman
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
57
pencegahan dan pengendalian COVID-19 bagi petugas dan Jemaah
Haji umrah ini meliputi beberapa pokok bahasan yaitu:
a) Upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Indonesia
dan Arab Saudi.
b) Penerapan protokol kesehatan.
b.1) Protokol Kesehatan Persiapan Keberangkatan dari
Daerah Asal
b.2) Protokol Kesehatan di Alat Angkutan/Kendaraan
b.3) Protokol Kesehatan di Pelabuhan/Bandar Udara
b.4) Protokol kesehatan di Asrama Haji/Hotel
b.5) Protokol Kesehatan di Pasar/Pusat
b.6) Perbelanjaan/Mall/Pertokoan dan sejenisnya
b.7) Protokol Kesehatan di Rumah Makan/Restoran dan
sejenisnya
b.8) Protokol Kesehatan di Lokasi Ziarah
b.9) Protokol Kesehatan saat Kegiatan di Masjid
b.10) Protokol Kesehatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina
b.11) Protokol Kesehatan pada Kasus Meninggal Dunia
3.3.2.2.4. Penyiapan Penyelenggaraan Umrah Setelah Pandemi Covid-19.
Dalam rangka persiapan kebijakan pemerintah Kerajaan Arab
Saudi dalam penyelenggarakan perjalanan ibadah umrah pada masa
pandemi Covid-19, Pusat Kesehatan Haji telah berkoordinasi dengan
melakukan pertemuan dengan Kementerian Agama, Direktorat Bina
Umrah dan Haji Khusus, KKP Soekarno Hatta, Kepala BBLK, Dinkes
DKI, BNPB Ditjen P2P Subdit Karantina Kesehatan, Balitbangkes dan
Komite Ahli Kesehatan Haji (Komli) mencapai hasil sebagai berikut:
a) Pemerintah akan berupaya memberikan pembinaan, pelayanan
dan perlindungan kepada Jemaah umrah selama masa pandemic
covid-19.
b) Perjalanan Jemaah Umrah ke an dari Arab Saudi perlu dilakukan
secara hati-hati, selektif, dan sesuai dengan protokol kesehatan.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
58
c) Persyaratan Jemaah umrah yang dapat diberangkatkan pada
masa pandemic covid-19 yaitu:
d) Kewajiban Jemaah untuk mengikuti protokol kesehatan.
e) Kekarantinaan Jemaah sebelum keberangkatan dan saat
kepulangan menjadi tanggung penyelenggara ibadah umrah.
f) Transportasi, akomodasi dan konsumsi menjadi tanggung jawab
penyelenggaran umrah dengan menjamin kepastian dan
pengawasan pemberangkatan dan pemulangan Jemaah pada
masa pemberangkatan dan pemulangan. Protokol keberangkatan
dan kepulangan sebagai berikut:
• Skema Keberangkatan: Jemaah tes PCR mandiri di Lab
yang terverifikasi (PCR berlaku 72 jam sebelum
pengambilan sampel). Bila hasil PCR Negatif, Jemaah bisa
berangkat umrah.
• Skema Kepulangan: Tes Swab PCR dan karantina sampai
hasil PCR keluar. Bila hasil PCR Negatif maka Jemaah bisa
pulang ke Tanah Air.
3.4.1.1. Profil SDM Pusat Kesehatan Haji
Pada tahun 2020 jumlah pegawai Pusat Kesehatan Haji mengalami
penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya (tabel 3.17).
Penurunan ini disebabkan karena adanya pegawai negeri sipil yang
purna tugas (pensiun) dan mutasi/promosi pegawai.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
59
Tabel 3.12. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2018 - 2020
No Jenis Pegawai 2018 2019 2020
1 ASN 60 63 60
2 Pegawai Pemerintah Non PNS/Honorer di Indonesia
5 8 8
3 Pegawai Pemerintah Non PNS/Honorer di Arab Saudi
6 6 5
Total 71 77 73
Tabel 3.13. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2020
No Jenjang Pendidikan PNS Honorer
Indonesia Arab Saudi
1 SMP/SMA - 4 4
2 Akademi/Diploma 6 - -
3 S1 17 2 1
4 S2 33 2 -
5 S3 4 - -
Jumlah 60 8 5
Gambar 3.4. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2020
0
6
17
33
44
02 2
0
4
0 1 0 00
5
10
15
20
25
30
35
SMP/SMA Akademi/Diploma S1 S2 S3
Grafik Komposisi PegawaiBerdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2020
PNS Honorer Indonesia Honorer Arab Saudi
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
60
Tabel 3.14.Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan tahun 2020
No Jenis Jabatan Jumlah
1 Jabatan Struktural 11
2 Jabatan Fungsional 10
3 Jabatan Pelaksana 39
4 Tenaga Honorer 13
Total 73
Tabel 3.15. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2020
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 45 61,6%
2 Perempuan 28 38,4%
Total 73 100%
Tabel 3.16. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji Berdasarkan
Kategori Usia
No Kelompok Usia 2020
1 < 31 tahun 2
2 31 – 40 tahun 23
3 41 – 50 tahun 27
4 51 – 58 tahun 21
Total 73
3.4.1.2. Perencanaan SDM Pusat Kesehatan Haji
Pusat Kesehatan Haji merencanakan jumlah pegawai dengan
mempertimbangkan strategi, kebijakan program kesehatan haji, jumlah
pegawai yang akan pensiun dan kebutuhan pegawai berdasarkan peta
jabatan di Pusat Kesehatan Haji. Peta Jabatan Pusat Kesehatan Haji
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2599 Tahun 2020
Tentang Peta Jabatan Di Lingkungan Kementerian Kesehatan, adalah
sebagai berikut:
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
61
Gambar 3.5. Peta Jabatan di Pusat Kesehatan Haji
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
62
3.4.1.3. Program Pengembangan Kompetensi Pegawai Pusat Kesehatan
Haji
Pengembangan kompetensi dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai Pusat
Kesehatan Haji. Adanya program inpassing Jabatan Fungsional
Tertentu (JFT) juga mewajibkan adanya pelatihan kompetensi. Adapun
pengembangan kompetensi yang terlah dilaksanakan selama tahun
2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.17. Pengembangan Kompetensi yang Telah Dilaksanakan pada 2020
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
63
Adanya penataan ASN ke dalam jabatan fungsional Pusat
Kesehatan Haji telah menyusun matriks penempatan berdasarkan
Analisa Beban Kerja (ABK) dan peta jabatan mengacu pada syarat
kualifikasi pendidikan D3 dan S1. Adapun distribusi penempatan ASN
Pusat Kesehatan Haji, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.18. Distribusi Penempatan ASN Pusat Kesehatan Haji
Tabel 3.19. Distribusi Penempatan ASN Puskeshaji Berdasar Usulan Jabatan Fungsional
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
64
Selain pelatihan kompetensi dan workshop, program
pengembangan lain adalah dengan mengikut sertakan pegawai Pusat
Kesehatan Haji pada program Tugas Belajar, adapun Pegawai yang
mengikuti Tugas belajar tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.20. Pegawai Pusat Kesehatan Haji yang Mengikuti Tugas
Belajar
No Jenjang
pendidikan Jurusan
Tahun Masuk
Tahun Lulus Jumlah
1 S2 Gizi klinik, Universitas Indonesia
2018 Sedang berlangsung
1 orang
2 S2 Global Health Policy, Universiy of Edinburgh
2020 Sedang berlangsung
1 orang
Untuk meningkatkan pengetahuan pegawai Pusat Kesehatan Haji
juga telah melaksanakan beberapa pertemuan yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman pegawai pusat kesehatan haji mengenai
analisis beban kerja dan peta Jabatan. Adapun kegiatannya antara lain:
a) Pertemuan Penyusunan Draft Analisis Beban Kerja (ABK) Jabatan
Fungsional Administrasi Kesehatan,Pranata Komputer, Perencana
pada tanggal 27 Juli 2020 di Hotel Margo Depok Jawa Barat,
dengan jumlah peserta 37 orang.
b) Pertemuan Penyusunan Draft Analisis Beban Kerja (ABK) Jabatan
Fungsional Epidemiologi, Arsiparis, Keuangan dan Analis
Anggaran pada tanggal 28 Juli 2020 di Hotel Margonda Depok
Jawa Barat, dengan jumlah peserta 31 orang.
c) Pertemuan Penyusunan Draft Analisis Beban Kerja (ABK) Jabatan
Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Analis Kebijakan,
Analis Kepegawaian dan Sanitarian pada tanggal 29 Juli 2020
dengan jumlah peserta 33 orang
d) Pertemuan Lanjutan Penyusunan Analisis Beban Kerja (ABK)
Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan dan Analis Kebijakan
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
65
Pusat Kesehatan Haji, pada tanggal 10 Agustus 2020 di Hotel
Aston Imperial Bekasi Jawa Barat, dengan jumlah peserta 30
orang.
Pusat Kesehatan Haji merupakan satuan kerja yang bertanggung
jawab langsung kepada Menteri Kesehatan dalam melaksanakan
program-program Kesehatan Haji. Tugas dan Fungsi tersebut perlu
didukung oleh peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana
seperti ruang kerja dan perangkat kerja yang memadai dengan mengacu
pada Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) yaitu penggunaan ruang secara
efektif serta mampu memberikan kenyaman kepada pegawai dalam
bekerja secara optimal.
Sarana di ruang kerja Puskeshaji harus mendukung konsep hemat
energi (go green) Kementerian Kesehatan yaitu seperti penggunaan AC
Inverter/hemat energi, yaitu penggunaan AC Standing pada saat AC
Central sudah mati (off). Begitu juga pembentukan perilaku dan
kebiasaan diri untuk menggunakan listrik saat diperlukan, secara
bergantian, dan tidak berlebihan, mematikan televisi, kran air, komputer
atau lampu jika sudah tidak digunakan, serta perangkat elektronik sudah
dilengkapi hemat energi.
Sarana dan Prasarana yang tersedia meliputi meubelair, perangkat
elektronik dan perangkat kerja yang di design sesuai dengan kebutuhan
Sumber Daya Manusia (SDM). Berikut Sarana dan Prasarana yang
tersedia di Pusat Kesehatan Haji, sepert pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.21. Sarana dan Prasarana di Pusat Kesehatan Haji
NO SARANA PRASARANA JUMLAH KONDISI
A SARANA
Perangkat Kerja
1 Meja Kerja 81 Unit Baik
2 Meja Rapat 4 Unit Baik
3 Meja Bar 1 Unit Baik
4 Kursi 139 Unit Baik
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
66
NO SARANA PRASARANA JUMLAH KONDISI
5 Kursi Bar 3 Unit Baik
6 Lemari 36 Unit Baik
7 Loker 59 Unit Baik
Alat-alat Elektronik
1 Komputer 36 Unit Baik
2 Laptop 28 Unit Baik
3 Printer 42 Unit Baik
4 AC 5 Unit Baik
5 CCTV 1 Unit Baik
6 Mesin Fotocopy 1 Unit Baik
7 Dispenser 2 Unit Baik
Mebel
1 Meja Tamu 3 Unit Baik
2 Sofa Tamu 3 Unit Baik
3 Kitchen Set 1 Unit Baik
4 Lemari/Rak Sepatu 2 Unit Baik
Lain-lain
1 APAR 2 Unit Baik
2 Tempat Sampah 10 Unit Baik
B PRASARANA
1 Ruang Kapus 1 Unit Baik
2 Ruang Resepsionis 1 Unit Baik
3 Ruang Rapat 2 Unit Baik
4 Pantry 1 Unit Baik
Sarana dan prasarana penyelenggaraan kesehatan haji di Arab
Saudi, antara lain:
a. Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah
b. KKHI Madinah
c. KKHI Jeddah
d. Wisma Kesehatan Haji
e. Ambulans
f. Kendaraan operasional
Pada tahun 2020, Pusat Kesehatan Haji memiliki total nilai aset
sebesar Rp.71.564.614.141,- yang berarti terdapat kenaikan nilai aset
apabila dibandingkan tahun 2019. Kenaikan nilai aset pada tahun ini
diperoleh dari realisasi belanja modal sebesar Rp.4,191,638,220,-. Total
aset Pusat Kesehatan Haji tertuang dalam Laporan Barang Milik Negara.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
67
Sumber daya anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun Anggaran 2020
bersumber dari DIPA APBN dengan sumber dana berasal dari rupiah
murni. DIPA Awal Pusat Kesehatan Haji adalah sebesar
Rp286.841.392.000,00 (12 November 2019). Jika dibandingkan tahun
lalu, anggaran Pusat Kesehatan Haji di tahun ini mengalami penurunan.
Anggaran tahun 2019 sebesar Rp.302.664.672.000,-.
Kemudian dengan adanya pembatalan keberangkatan jemaah haji ke
Arab Saudi, akibat adanya pandemi covid19 maka penyelenggaraan
kesehatan haji di Arab Saudi ditiadakan. Hal tersebut sesuai dengan
Keputusan Menteri Agama No. 494 tahun 2020 tentang Pembatalan
Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun
1441H/2020M.
Hal ini mengakibatkan DIPA Pusat Kesehatan Haji mengalami revisi
sebanyak 10 (sepuluh) kali. Sebagian besar anggaran Pusat Kesehatan
Haji mengalami realokasi dan refocussing dalam rangka penanganan
pandemi covid19 di lingkungan Kementerian Kesehatan. Hingga saat ini
DIPA Akhir Pusat Kesehatan Haji adalah sebesar Rp. 51.532.159.000,-.
Adapun rincian revisi DIPA awal sampai akhir adalah sebagai berikut:
Tabel 3.22. Rincian Revisi DIPA Pusat Kesehatan Haji
DIPA Tanggal Pagu
DIPA Awal 12 November 2019 286.841.392.000
Revisi ke-1 24 Februari 2020 286.841.392.000
Revisi ke-2 11 Mei 2020 235.223.564.000
Revisi ke-3 24 Juli 2020 224.505.315.000
Revisi ke-4 31 Agustus 2020 53.847.489.000
Revisi ke-5 5 Oktober 2020 51.856.209.000
Revisi ke-6 16 Oktober 2020 51.361.589.000
Revisi ke-7 3 November 2020 51.498.045.000
Revisi ke-8 30 November 2020 51.498.045.000
Revisi ke-9 18 Desember 2020 51.498.045.000
Revisi ke-10 30 Desember 2020 51.532.159.000
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
68
Pencairan dana DIPA Pusat Kesehatan Haji dilakukan melalui 2 (dua)
kantor bayar yaitu Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Khusus Pinjaman dan Hibah (KPH) sebesar Rp. 26.217.550.000,- dan
KPPN Jakarta VII sebesar Rp.25.314.609.000,-.
Anggaran Pusat Kesehatan Haji tahun 2020 dipergunakan untuk
kegiatan Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji. Pembiayaan tersebut
diantaranya untuk biaya penyediaan sarana dan prasarana Klinik
Kesehatan Haji, Pembinaan Kesehatan Haji, Dukungan Manajemen
Satker dan Layanan Perkantoran.
Realisasi anggaran s/d 31 Desember 2020 adalah sebesar
Rp.49.069.947.630,- atau 95,22% dari total pagu anggaran. Pagu
anggaran terdiri dari 2 (dua) jenis belanja, yaitu belanja barang dan modal.
Realisasi belanja barang sebesar Rp.48.576.315.328,- atau 95,29% dari
total pagu anggaran dan realisasi belanja modal sebesar
Rp.458.232.302,- atau 87,62% dari total pagu anggaran. Uraian pagu dan
realisasi per komponen kegiatan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.23. Realisasi Anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun 2020
No BA-
Satker
Nama
Satker KPPN Ket
Belanja Total
Barang Modal
1 024-
258531
PUSAT
KESEHATAN
HAJI
140
PAGU 26.217.550.000 - 26,183,436,000
REALISASI 25,920,036,250 - 25,920,036,250
% 98.99% 98.99%
SISA 263,399,750 - 263,399,750
2 024-
258531
PUSAT
KESEHATAN
HAJI
182
PAGU 24,791,621,000 522,988,000 25,314,609,000
REALISASI 22,656,279,078 458,232,302 23,114,511,380
% 91.39% 87.62% 91.31%
SISA 2,135,341,922 64,755,698 2,200,097,620
TOTAL
TOTAL
PAGU 51.009.171.000 522,988,000 51.532.159.000
TOTAL REA 48,576,315,328 458,232,302 49,034,547,630
% 95.29 87.62 95.22
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
69
3.4.4. Penghargaan Yang Diterima
Atas upaya yang dilakukan Pusat Kesehatan Haji pada tahun 2020,
Menteri Kesehatan RI memberikan penghargaan sebagai Peringkat Pertama
Penilaian Indikator Kinerja Penggunaan Anggaran Triwulan III Tahun 2020
(Piagam Penghargaan terlampir).
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) adalah indikator yang
ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN (Bendahara Umum Negara)
untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian
Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas
pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan
terhadap regulasi.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
70
Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji pada tahun 2020 pada
prinsipnya melebihi target yang diestimasikan karena adanya kejadian luar
biasa atau pandemi COVID-19, dan adanya pembatalan keberangkatan
jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi, sehingga penjelasan indikator
sebagai berikut:
a) Seluruh jemaah haji mendapatkan pelayanan kesehatan. Cakupannya
adalah 95,6% dari target 100% (jika jemaah haji tidak dibatalkan dan
tidak ada pandemi).
b) Persentase jemaah haji memperoleh pengukuran kebugaran sebelum
keberangkatan.Cakupannya adalah 63,5% dari target 80% (jika jemaah
haji tidak dibatalkan dan tidak ada pandemi).
c) Persentase jemaah haji memperoleh perlindungan atau proteksi
terhadap penyakit meningitis meningokokus sebelum keberangkatan.
Cakupannya adalah 81,4% dari target 100% (jika jemaah haji tidak
dibatalkan dan tidak ada pandemi).
d) Indeks Kepuasan jemaah haji terhadap pelayanan kesehatan Haji
bernilai BAIK.
Pagu anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun 2020 sebesar Rp.
286.841.392.000,00. Karena adanya pandemi COVID-19, anggaran
tersebut diefisiensi menjadi Rp. 51.532.159.000,00.
Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2020 adalah sebesar
Rp.49.034.547.630,- atau 95,22% dari total pagu anggaran.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
71
1. Perlu dilakukan advokasi kesehatan haji dengan Kementerian/Lembaga
lain, untuk memperoleh komitmen dan dukungan penuh dalam
penerapan Permenkes 15 tahun 2016;
2. Melakukan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Haji di seluruh
kabupaten/kota dengan prioritas kabupaten/kota yang memiliki jemaah
haji risiko tinggi kesehatan terbanyak.
3. Penyebarluasan informasi kesehatan haji melalui penggunaan media
massa, pembuatan buku dan tulisan tentang istithaah kesehatan serta
dengan kegiatan analisis kesehatan haji.
4. Memperkuat dukungan penyelenggaraan kesehatan jemaah haji dari
organisasi profesi, ulama, organisasi masyarakat dan akademisi melalui
pertemuan koordinasi lebih lanjut.
5. Sosialisasi dan implementasi protokol kesehatan bagi jemaah haji dan
umrah.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
72
LAMPIRAN
Lampiran 1. PENGHARGAAN
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) 2020
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
73
Lampiran 2: Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Haji
Nomor HK.02.03/1/2302/2020 tanggal 3 September 2020
Tentang Tim Penyusun Lakip Dan Tim Evaluasi Sakip Puskeshaji Tahun 2020
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
74
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
75
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
76
Lampiran 3: Surat Edaran Kepala Pusat Kesehatan Haji Tentang Pelaksanaan
Pemeriksaan, Pembinaan Kesehatan dan Pemberian Vaksinasi bagi Jemaah
Haji.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
77
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
78
Lampiran 4: Surat Edaran Kepala Pusat Kesehatan Haji Tentang Pemeriksaan
dan Pembinaan Keehatan Pasca Pembatalan Keberangkatan Haji Tahun
1441H/2020M.
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
79
Lampiran 5:
Format Survey Kepuasan Jemaah Haji
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
80
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
81
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
82
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
83
Laporan Kinerja Puskeshaji 2020
84
PUSAT KESEHATAN HAJI
KEMENTERIAN KESEHATAN 2021
Top Related