PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dahulu orang sering menggunakan anggota tubuh sebagai satuan pengukuran, misalnya
jari, hasta, kaki, jengkal, depa, langkah dan lain-lain. Namun satuan-satuan tersebut bukan
merupakan satuan baku, sehingga menyulitkan bila digunakan dalam komunikasi. Dari
keluargamu atau orang lain mungkin kita pernah mendengar satuan-satuan pengukuran
berikut: membeli air dalam galon, membeli benang dalam yard, diameter pipa paralon
dinyatakan dalam inci dan lain-lain. Satuan-satuan pengukuran di atas adalah beberapa
contoh satuan ukuran dalam sistem Inggris. Setelah tahun 1700, sekelompok ilmuwan
menggunakan sistem ukuran, dikenal dengan nama Sistem Metrik. Pada tahun 1960, Sistem
Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI). Penamaan ini
berasal dari bahasa Perancis Le Systeme Internationale d’Unites. Dalam satuan
internasional terdapat besaran Pokok diantaranya:
No Besaran Pokok Satuan Simbol Dimensi
1 Panjang meter m L
2 massa kilogran kg M
3 waktu sekon s T
4 Kuat arus listrik ampere A I
5 suhu kelvin K θ
6 Jumlah zat mole mol J
7 Intensitas cahaya candela cd N
No Besaran Pokok Tambahan Satuan Simbol Dimensi
1 Sudut datar radian rad -
2 Sudut ruang steradian sr -
Tabel 1.1 Besaran Pokok dalam Satuan InternasionalDalam ilmu fisika memerlukan pengukuran- pengukuran yang sangat teliti agar setiap
barang yang di ukur memiliki ketelitian yang akurat. Ketika kita akan melakukan
1
pengukuran suatu besaran Fisika, dibutuhkan alat ukur untuk membantu Anda
mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk mengukur panjang suatu benda, dapat
menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer ulir (sekrup). Untuk mengukur massa
suatu benda dapat menggunakan timbangan atau neraca. Adapun untuk mengukur waktu,
kita dapat menggunakan jam atau stopwatch. Adapun alat ukur yang digunakan dalam
kehidupan sehari diantaranya:
a. Mistar
Alat ukur panjang yang sering kita gunakan adalah mistar atau penggaris. Pada
umumnya, mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian
pengukuran 0,5 mm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar.
Pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah pandangan hendaknya
tepat pada tempat yang diukur. Artinya, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala
pada mistar dan benda yang di Ukur.
b. Jangka sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala
panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek
yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius. Skala utama pada jangka sorong
memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki
panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu
skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar,
diameter dalam, kedalaman tabung.
c. Timbangan/ Neraca
Alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berbagai jenis
neraca yang biasa digunakan adalah neraca batang antara lain: neraca sama lengan, neraca
tiga lengan (O’hauss – 2610 dapat mengukur massa sampai 2.610 kg dengan ketelitian 0,1
gram ), neraca empat lengan(O’hauss – 311 dapat mengukur massa sampai 310 gram
dengan ketelitian 0,01 gram).
d. Stopwatch
2
Alat-alat yang dapat digunakan untuk mengukur waktu, antara lain arloji atau jam,
stopwatch, dan jam atom. Seperti halnya alat pengukur panjang dan massa, alat pengukur
waktu juga dibuat sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk mengukur waktu yang membutuhkan
tingkat ketelitian hingga 1
100sekon digunakan stopwatch analog, untuk yang membutuhkan
tingkat ketelitian hingga 1
1000sekon digunakan stopwatch digital, dan yang membutuhkan
tingkat ketelitian yang lebih dari itu digunakan jam atom.
e. Termometer
Untuk mengukur suhu suatu sistem umumnya menggunakan termometer. Termometer
dibuat berdasarkan prinsip pemuaian. Termometer biasanya terbuat dari sebuah tabung pipa
kapiler tertutup yang berisi air raksa yang diberi skala. Ketika suhu bertambah, air raksa
dan tabung memuai. Pemuaian yang terjadi pada air raksa lebih besar dibandingkan
pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya ketinggian permukaan raksa dalam tabung kapiler
dibaca sebagai kenaikan suhu. Berdasarkan skala temperaturnya, termometer dibagi dalam
empat macam, yaitu termometer skala Fahrenheit, skala Celsius, skala Kelvin, dan skala
Reamur. Termometer skala Fahrenheit memiliki titik beku pada suhu 32oF dan titik didih
pada 212oF. Termometer skala Celsius memiliki titik beku pada suhu 0oC, dan titik didih
pada 100oC. Termometer skala Kelvin memiliki titik beku pada suhu 273oK dan titik didih
pada 373oK. Suhu 0oK disebut suhu nol mutlak, yaitu suhu semua molekul berhenti
bergerak. Dan termometer skala Reamur memiliki titik beku pada suhu 0oR dan titik didih
pada 80oR.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Memperlajari penggunaan alat-alat ukur dan cara penggunaanya serta memahami
penggunaan angka penting
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran merupakan proses mengukur. Sedangkan mengukur didefinisikan
sebagai kegiatan untuk membandingkan suatu besaran dengan besaran standart yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu. Dari pengertian ini dapat diturunkan pengertian berikutnya yaitu
besaran dan satuan. Besaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang didapat dari hasil
pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka dan satuannya. (Sri Handayani, 2009)
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan
angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.
Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap
untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut
satuan tidak baku. ( Teguh Sugiyarto,2008)
Pengukuran merupakan pengunaan instrument alat ukur. Instrument alat ukur ialah
adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau
variabel.sedangkan Ketelitian alat ukur adalah harga terdekat dengan mana suatu
pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur.dan ketepatan
mengukur ialah suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa. ( Sri
Walyuti, 2002 )
Pengukuran merupakan proses pengunaan alat ukur menggunakan satuan
internasional, satuan internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara
internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Dan dalam satuan interrnasional
terdapat besaran pokok yaitu besaran yang satuan-satuannya telah di tetapkan dan
digunakan sebagai acuan ( patokan ) besaran-besaran satuan lainnya. Sedangkan besaran
adalah sesuatu yang dapat diukur yang memiliki satuan. (Joko Sumarso, 2008)
4
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Waktu dan tempat
Waktu : Rabu,10.20 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Dasar
B. Alat dan BahanAlat yang digunakan adalah:
No Nama Alat Jumlah1 Mistar besi 12 Jangka sorong 13 Neraca digital 14 termometer 15 Gelas ukur 16 stopwatch 2
Bahan yang digunakan adalah
No Nama bahan jumlah
1 Balok 3
2 Jam dinding 1
3 kaleng bear beand 1
4 Kaleng lasegar 1
5 pipa 1
C. Cara Kerjaa. Pengukuran dengan jangka sorong
1. Sebuah pipa diambil, kemudian diukur diameter pipa bagian dalam dan luar dari pipa tersebut,dilakukan pengulangan sebanyak lima kali
2. Selanjutnya diukur dengan mengunakan mistar besi dan dilakukan pengulangan sebanayak lima kali
3. Hasil pengukuran dibandingkan dengan menggunakan mistar dan jangka sorong berdasarkan kesalahan mutlaknya
b. Pengukuran dengan menggunakan timbangan
5
Tentukan Nst Sebuah balok diambil, lalu diletakan pada landasan beban timbangan Masa balok tersebut diukur dan diulangi pengukuran untuk jenis balok yang
lainnya
c. Pengukuran dengan stopwatch Tentukan Nst Stopwatch diset pada posisi nol, kemudian posisi jarum pada jam tangan
diset Pada saat jarum mulai bergerak dari posisi yang telah diset, stopwatch
dihidupkan. Kemudian nilai terbaca pada stopwatch dibandingkan dengan lamanya waktu yang telah diset pada jam tangan yaitu 3 menit dan 5 menit. Pengulangan dilakukan sebanyak lima kali
d. Pengukuran dengan termometer Tentukan Nst Termometer Air diambil lalu dimasukkan dalam gelas dan ukur suhu air tersebut dengan
memasukkan termometer di dalam gelas, coba lakukan pengukuran untuk suhu air yang telah di panaskan . lakukan pengulangan
e. Pengukuran dengan gelas ukur Ukurlah dimensi silinder( kaleng) kemudian dimasukkan air ke dalam
kaleng tersebut. volume air didalam kaleng dihitung dengan menggunakan rumus volume silinder. Kemudian air yang sama di masukkan ke dalam gelas ukur
Bandingkan volume air dimasukkan kaleng dan gelas ukur lakukan penggulangan sebanyak lima kali
diameter kelereng dihitung dengan jangka sorong, hitung volumenya selanjutnya dimasukkan kelereng dalam gelas ukur, hitung volumenya. Kemudian dibandingkan
6
PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
a) Hasil percobaan pengukuran dengan gelas ukur
NO VOLUMEVOLUME GELAS
UKURVOLUME MATEMATIS
1 LASEGAR
1. 310 ml
2. 310 ml
3. 310 ml
382,58ml
2BEAR
BEAND
1. 190 ml
2. 190 ml
3. 180ml
237,68 ml
b) Hasil percobaan pengukuran dengan stopwatch
NoPengukuran pada jam
dinding
Jumlah ulang
Ulang I Ulang II
1 3 Menit 3.00.16 3.00.25
2 5 Menit 5.00.63 5.00.28
c. Hasil percobaan pengukuran dengan Jangka sorong
7
Ulangan (n)
Data (x−x ) ¿
1 6,45 6,45 – 6,3= 0,11 ( 0,11 )2= 0,0121
2 6,47 6,47– 6,34= 0,13 ( 0,13 )2= 0,0169
3 6,1 6,1 – 6,34= – 0,24 (– 0,24)2= 0,0576
n=3x =∑ x
n = 6,34 ∑ ¿¿ = 0,0866
d. Hasil percobaan pengukuran dengan Menggunakan Timbangan
Ulangan(n)
Data (x−x ) ¿
1 327 327– 332,3=-5,3 (– 5,3 )2= 28,09
2 401 401– 332,3=68,7 (68,7)2= 4719,69
3 269 269 – 332,3= –63,3 (– 63,3)2= 4006,89
n=3 x =∑ x
n = 332,3 ∑ ¿¿ = 8754,67
e. Pengukuran dengan mistar
8
Ulangan (n)
Data (x−x ) ¿
1 6,3 6,3– 6,26= 0,04 (0,04 )2= 0,0016
2 6,4 6,4– 6,26= 0,14 (0,14)2= 0,0196
3 6,1 6,1– 6,26 = – 0,16 (–0,16 )2= 0,0256
n=3 x =∑ x
n = 6,26 ∑ ¿¿ = 00,468
B. ANALISA DATA
a. Pengukuran Volume dengan gelas ukur
Diketahui : Tinggi lasegar = 11,5cm
Diameter lasegar = 6,51cm
Jari-jari lasegar = 3,255cm
Ditanya: Volume tabung lasegar
Jawab:
Vlasegar =π r2× t
= 3.14 x (3,255)2 X 11,5
= 382,58 cm3
= 382,58 ml
diketahui: Tinggi bear beand = 10,5cm
Diameter bear beand = 5,37cm
9
Jari-jari bear beand = 2,685cm
Ditanya: Volume tabung bear beand
Jawab:
Vbear beand=π r2× t
= 3,14x(2,685)2x10,5
= 237,68 cm3
=237,68 ml
b. Pengukuran dengan Jangka Sorong
kesalahan Mutlak Δ x=√∑¿¿¿ =√ 0,08666
=√0,01443
= 0,12
Kesalahan relatif =Δ xx =
0,126,45= 0,0186
Kesalahan relatif =Δ xx =
0,126,47=0,0185
Kesalahan relatif =Δ xx =
0.126,1 =0,0196
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,0186 x 100% =1,86%
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,0185 x 100% =1,85%
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,0196 x 100% =1,96%
10
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
=(1−0,0186 ) ×100 %
= 98,14%
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
=(1−0,0185 )× 100 %
=98,15%
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
=(1−0,0196 ) ×100 %
= 98,04%
Hasil pengukuran:x=x ± Δ x
= 6,34 + 0,12 = 6,46
= 6,34 – 0,12 = 6,22
c. Pengukuran dengan Timbangan/neraca
kesalahan Mutlak Δ x=√∑¿¿¿=√ 8754,676
=38,19
Kesalahan relatif =Δ xx =
38,19327 = 0,116
Kesalahan relatif =Δ xx =
38,19401 = 0,095
11
Kesalahan relatif =Δ xx =
38,19269 = 0,141
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,116 x 100% =11,6%
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,095 x 100% =9,5%
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,141 x 100% =14,1%
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
=(1−0,116) ×100 %
= 88,4%
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
=(1−0,095 )× 100 %
= 90,5%
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
=(1−0,141 )× 100 %
=98,54%
Hasil pengukuran:x=x ± Δ x
= 332,3+ 38,19 = 370,49
= 332,3 – 38,19 = 294,11
12
d. Pengukuran dengan Mistar
kesalahan Mutlak Δ x=√∑¿¿¿ =√ 0,04686
=
= 0,088
Kesalahan relatif =Δ xx =
0,0886,3 = 0,0139
Kesalahan relatif =Δ xx =
0,0886,4 =0,0137
Kesalahan relatif =Δ xx =
0,0886,1 =0,0144
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,0139 x 100% =1,39%
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,0137 x 100% =1,37%
Kesalahan persen = (Δ xx
)x100%
= 0,0144 x 100% =1,44%
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
=(1−0,0139 )× 100 %
= 98,61%
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
13
=(1−0,0137 ) ×100 %
= 98,63%
Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %
=(1−0,0144 ) ×100 %
= 98,56%
Hasil pengukuran:x=x ± Δ x
= 6,26+ 0,088= 6,348
= 6,26 – 0,088= 6,172
C. Pembahasan
a. Pengukuran volume menggunakan gelas ukur
Pengukuran volume botol lasegar menggunakan gelas ukur mula-mula adalah 310 ml,
pada pengukuran kedua adalah 310 ml dan pada pengukuran ketiga adalah 310 ml. secara
matematis, volume pada botol lasegar adalah 382,58 ml. hal ini berbeda dengan
pengukuran pada gelas ukur, ini di sebabkan pada pengisian air pada botol lasegar kurang
penuh dan banyaknya volume air pada saat pengukuran tumpah keluar.
Pengukuran volume botol bear beand menggunakan gelas ukur adalah 190 ml,
pengukuran kedua adalah 190 ml, dan pengukuran ketiga adalah 180 ml. secara matematis
pengukuran volume pada botol bear beand adalah 237,68 ml. pengukuran volume secara
matematis lebih besar dari pengukuran dengan gelas ukur. Hal ini di sebabkan oleh pada
pengisian air pada botol bear beand kurang penuh dan pada saat pengukuran banyak
volume air tumpah keluar.
b. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong
14
Pengukuran pipa menggunakan jangka sorong adalah 6,45 cm,pada pengukuran
kedua adalah 6,47cm dan pada pengukuran ketiga adalah 6,1 cm. pada pengukuran
pertama , pengukuran kedua, dan pengukuran ketiga memiliki nilai pengukuran berbeda,
hal ini disebabakan posisi mata pada saat pembacaan alat ukur jangka sorong tidak tepat
sehingga nilai pembacaan berbeda. Sehingga pengukuran menggunakan jangka sorong
memiliki kesalahan mutlak adalah 0,12 cm dan memiliki kesalahan relatif pada pengukuran
adalah 0,0186 cm, kesalahan relatif pada pengukuran kedua adalah 0,0185 cm, dan
kesalahan relatif pada pengukuran ketiga adalah 0,0196 cm.
Pada pengukuran pertama menggunakan jangka sorong memiliki kesalahan persen
adalah 1,86% , kesalahan persen pada pengukuran kedua adalah 1,85%, kesalahan persen
pada pengukuran ketiga adalah1,96% dan saat pengukuran terdapat kesalahan penelitian.
Pada pengukuran pertama memiliki kesalahan penelitian adalah 98,14%, pengukuran kedua
memiliki kesalahan penelitian adalah 98,15%,dan pengukuran ketiga memiliki kesalahan
penelitian adalah 98,04%. Jadi, hasil pengukuran sebenarnya antara 6,46 cm dan 6,42 cm.
c. Pengukuran dengan menggunakan stopwatch
Pengukuran jam dinding menggunakan stopwatch dengan waktu tiga menit adalah
3.00.16 pada ulang ke-1 dan 3.00.25 pada ulang ke-2 . perbedaan antara 3 menit pada jam
dinding dengan stopwatch disebabkan oleh pengukuran waktu pada jam dinding
menggunakan satuan detik (sekon) dan pengukuran pada stopwatch menggunakan satuan
mili detik (mili sekon) .
Pengukuran jam dinding menggunakan stopwatch dengan waktu lima menit adalah
5.00.63 pada ulang ke-1 dan 5.00.28 pada ulang ke -2 . perbedaan antara 5 menit pada jam
dinding dengan stopwatch disebabkan oleh pengukuran waktu pada jam dinding
menggunakan satuan detik (sekon) dan pengukuran pada stopwatch menggunakan satuan
mili detik (mili sekon)
d. Pengukuran dengan menggunakan timbangan/neraca
15
Pengukuran balok menggunakan neraca mula-mula adalah 327gram, pada pengukuran
kedua balok adalah 401 gram dan pada pengukuran balok ketiga adalah 269 gram. pada
pengukuran pertama , pengukuran kedua, dan pengukuran ketiga memiliki nilai pengukuran
berbeda, hal ini disebabakan karena massa ketiga balok berbeda pada saat pengukuran
menggunakan neraca. pada saat pengukuran menggunakan timbangan/neraca memiliki
kesalahan mutlak adalah 38,19 gram dan memiliki kesalahan relatif pada pengukuran
adalah 0,116 gram, kesalahan relatif pada pengukuran kedua adalah 0,095 gram, dan
kesalahan relatif pada pengukuran ketiga adalah 0,141 gram.
Pada pengukuran pertama menggunakan timbangan/neraca memiliki kesalahan
persen adalah 11,6%, kesalahan persen pada pengukuran kedua adalah 9,5%, kesalahan
persen pada pengukuran ketiga adalah14,1% dan saat pengukuran terdapat kesalahan
penelitian. Pada pengukuran pertama memiliki kesalahan penelitian adalah 88,4%,
pengukuran kedua memiliki kesalahan penelitian adalah 90,5%,dan pengukuran ketiga
memiliki kesalahan penelitian adalah 98,54%. Maka, hasil pengukuran sebenarnya antara
294,11 gram dan 370,49 gram
e. Pengukuran dengan menggunakan mistar
Pengukuran pertama menggunkan mistar dalah 6,3 cm, pengukuran kedua
menggunakan misatar adalah 6,4cm dan pengukuran ketiga adalah 6,1 cm. pengukuran
dengan menggunakan mistar memiliki kesalahan mutlak adalah 0,088 cm dan kesalahan
relatif pada pengukuran pertama adalah 0,0139 cm , kesalahan relatif pada pengukuran
kedua adalah 0,0137cm, kesalahan relatif pada pengukuran ketiga adalah 0,0144 cm. selain
kesalah relatif terdapatnya kesalahan persen dengan menggunakan mistar. Kesalahan
persen pada pengukuran pertama adalah 1,39%, kesalahan persen pada pengukuran kedua
adalah 1,37%, kesalahan persen pada pengukuran ketiga adalah 1,44% dan pada
pengukuran dengan mistar terdapat kesalahan penelitian. Kesalahan penelitian pada
pengukuran pertama adalah 98,61%, kesalahan penelitian pada pengukuran kedua adalah
16
98,63% dan kesalahan penelitian pada pengukuran ketiga adalah 98,56%. Maka, hasil
pengukuran sebenarnya ialah: antara 6,172 cm dan 6,348 cm
f. Pengukuran menggunakan termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature suatu zat.
Ada dua jenis termometer yang umum digunakan dalam laboratorium, yaitu termometer air
raksa dan termometer alkohol. Keduanya adalah termometer jenis batang gelas dengan
batas ukur minimum – 10 oC dan batas ukur maksimum +110 oC. Nilai skala terkecil untuk
kedua jenis termometer tersebut dapat ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala
terkecil sebuah mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan membaginya
dengan jumlah skala dari nol sampai pada ukur yang diambil tersebut. Berdasarkan skala
temperaturnya, termometer dibagi dalam empat macam, yaitu termometer skala Fahrenheit,
skala Celsius, skala Kelvin, dan skala Reamur. Termometer skala Fahrenheit memiliki titik
beku pada suhu 32oF dan titik didih pada 212oF. Termometer skala Celsius memiliki titik
beku pada suhu 0oC, dan titik didih pada 100oC. Termometer skala Kelvin memiliki titik
beku pada suhu 273oK dan titik didih pada 373oK. Suhu 0oK disebut suhu nol mutlak,
yaitu suhu semua molekul berhenti bergerak. Dan termometer skala Reamur memiliki titik
beku pada suhu 0oR dan titik didih pada 80oR.
17
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Pengukuran volume botol lasegar menggunakan gelas ukur adalah 310 ml dan
pada pengukuran volume secara matematis adalah 382,58ml
2. Pengukuran volume botol bear beand menggunakan gelas ukur adalah 190 ml
dan pada pengkuran volume secara matematis adalah237,68 ml
3. Pengukuran menggunakan jangka sorong memiliki kesalahan mutlak adalah
0,12 cm dan hasil pengukuran sebenarnya antara 6,46cm dan 6,42 cm
4. Pengukuran jam dinding menggunakan stopwatch dengan waktu tiga menit
adalah 3.00.16 pada ulang ke-1 dan 3.00.25 pada ulang ke-2 .pengukuran jam
dinding menggunakan stopwatch dengan waktu lima menit adalah 5.00.63 pada
ulang ke-1 dan 5.00.28 pada ulang ke -2
5. Pengukuran menggunakan neraca memiliki kesalahan mutlak adalah 38,19 gram
dan hasil pengukuran sebenarnya antara 294,11 gram dan 370,49 gram
6. Pengukuran menggunakan mistar memiliki kesalahan mutlak adalah 0,088 cm
dan hasil pengukuran sebenarnya antara 6,172 cm dan 6,348 cm
b. Saran
1. agar peralatan pratikum pada laboratorium fisika dasar ditambah , baik yang
sudah ada peralatan maupun tidak ada peralatan
18
2. agar kedisplinan masuk laboratorium fiska dasar di perhatikan
DAFTAR PUSTAKA
1. Handayani. Sri.2009. Fisika Dasar .penerbit: departemen pendidikan Nasional
2. Nurachmandani. Setya.2008. FISIKA 1, penerbit Grahadi
3. Sumarso, Joko.2008, Fisika SMA. Penerbit CV Teguh Karya
4. Sugiarto. Teguh, Ismawati. Eny.2007. Fisika Bagi Pemula, penerbit:pusat
perbukuan depateman pendidikan Nasional
5. Walyuti. sri. 2002. Alat Ukur Dan Teknik Pengukuran, penerbit: gramedia, jakarta
19
Top Related