LATAR BELAKANG

25
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dahulu orang sering menggunakan anggota tubuh sebagai satuan pengukuran, misalnya jari, hasta, kaki, jengkal, depa, langkah dan lain-lain. Namun satuan-satuan tersebut bukan merupakan satuan baku, sehingga menyulitkan bila digunakan dalam komunikasi. Dari keluargamu atau orang lain mungkin kita pernah mendengar satuan-satuan pengukuran berikut: membeli air dalam galon, membeli benang dalam yard, diameter pipa paralon dinyatakan dalam inci dan lain-lain. Satuan-satuan pengukuran di atas adalah beberapa contoh satuan ukuran dalam sistem Inggris. Setelah tahun 1700, sekelompok ilmuwan menggunakan sistem ukuran, dikenal dengan nama Sistem Metrik. Pada tahun 1960, Sistem Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI). Penamaan ini berasal dari bahasa Perancis Le Systeme Internationale d’Unites. Dalam satuan internasional terdapat besaran Pokok diantaranya: No Besaran Pokok Satuan Simbol Dimensi 1 Panjang meter m L 2 massa kilogran kg M 3 waktu sekon s T 4 Kuat arus listrik ampere A I 5 suhu kelvin K θ 1

description

LATAR BELAKANG

Transcript of LATAR BELAKANG

Page 1: LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dahulu orang sering menggunakan anggota tubuh sebagai satuan pengukuran, misalnya

jari, hasta, kaki, jengkal, depa, langkah dan lain-lain. Namun satuan-satuan tersebut bukan

merupakan satuan baku, sehingga menyulitkan bila digunakan dalam komunikasi. Dari

keluargamu atau orang lain mungkin kita pernah mendengar satuan-satuan pengukuran

berikut: membeli air dalam galon, membeli benang dalam yard, diameter pipa paralon

dinyatakan dalam inci dan lain-lain. Satuan-satuan pengukuran di atas adalah beberapa

contoh satuan ukuran dalam sistem Inggris. Setelah tahun 1700, sekelompok ilmuwan

menggunakan sistem ukuran, dikenal dengan nama Sistem Metrik. Pada tahun 1960, Sistem

Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI). Penamaan ini

berasal dari bahasa Perancis Le Systeme Internationale d’Unites. Dalam satuan

internasional terdapat besaran Pokok diantaranya:

No Besaran Pokok Satuan Simbol Dimensi

1 Panjang meter m L

2 massa kilogran kg M

3 waktu sekon s T

4 Kuat arus listrik ampere A I

5 suhu kelvin K θ

6 Jumlah zat mole mol J

7 Intensitas cahaya candela cd N

No Besaran Pokok Tambahan Satuan Simbol Dimensi

1 Sudut datar radian rad -

2 Sudut ruang steradian sr -

Tabel 1.1 Besaran Pokok dalam Satuan InternasionalDalam ilmu fisika memerlukan pengukuran- pengukuran yang sangat teliti agar setiap

barang yang di ukur memiliki ketelitian yang akurat. Ketika kita akan melakukan

1

Page 2: LATAR BELAKANG

pengukuran suatu besaran Fisika, dibutuhkan alat ukur untuk membantu Anda

mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk mengukur panjang suatu benda, dapat

menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer ulir (sekrup). Untuk mengukur massa

suatu benda dapat menggunakan timbangan atau neraca. Adapun untuk mengukur waktu,

kita dapat menggunakan jam atau stopwatch. Adapun alat ukur yang digunakan dalam

kehidupan sehari diantaranya:

a. Mistar

Alat ukur panjang yang sering kita gunakan adalah mistar atau penggaris. Pada

umumnya, mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian

pengukuran 0,5 mm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar.

Pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah pandangan hendaknya

tepat pada tempat yang diukur. Artinya, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala

pada mistar dan benda yang di Ukur.

b. Jangka sorong

Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala

panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek

yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius. Skala utama pada jangka sorong

memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki

panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu

skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong

adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar,

diameter dalam, kedalaman tabung.

c. Timbangan/ Neraca

Alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berbagai jenis

neraca yang biasa digunakan adalah neraca batang antara lain: neraca sama lengan, neraca

tiga lengan (O’hauss – 2610 dapat mengukur massa sampai 2.610 kg dengan ketelitian 0,1

gram ), neraca empat lengan(O’hauss – 311 dapat mengukur massa sampai 310 gram

dengan ketelitian 0,01 gram).

d. Stopwatch

2

Page 3: LATAR BELAKANG

Alat-alat yang dapat digunakan untuk mengukur waktu, antara lain arloji atau jam,

stopwatch, dan jam atom. Seperti halnya alat pengukur panjang dan massa, alat pengukur

waktu juga dibuat sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk mengukur waktu yang membutuhkan

tingkat ketelitian hingga 1

100sekon digunakan stopwatch analog, untuk yang membutuhkan

tingkat ketelitian hingga 1

1000sekon digunakan stopwatch digital, dan yang membutuhkan

tingkat ketelitian yang lebih dari itu digunakan jam atom.

e. Termometer

Untuk mengukur suhu suatu sistem umumnya menggunakan termometer. Termometer

dibuat berdasarkan prinsip pemuaian. Termometer biasanya terbuat dari sebuah tabung pipa

kapiler tertutup yang berisi air raksa yang diberi skala. Ketika suhu bertambah, air raksa

dan tabung memuai. Pemuaian yang terjadi pada air raksa lebih besar dibandingkan

pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya ketinggian permukaan raksa dalam tabung kapiler

dibaca sebagai kenaikan suhu. Berdasarkan skala temperaturnya, termometer dibagi dalam

empat macam, yaitu termometer skala Fahrenheit, skala Celsius, skala Kelvin, dan skala

Reamur. Termometer skala Fahrenheit memiliki titik beku pada suhu 32oF dan titik didih

pada 212oF. Termometer skala Celsius memiliki titik beku pada suhu 0oC, dan titik didih

pada 100oC. Termometer skala Kelvin memiliki titik beku pada suhu 273oK dan titik didih

pada 373oK. Suhu 0oK disebut suhu nol mutlak, yaitu suhu semua molekul berhenti

bergerak. Dan termometer skala Reamur memiliki titik beku pada suhu 0oR dan titik didih

pada 80oR.

B. TUJUAN PERCOBAAN

Memperlajari penggunaan alat-alat ukur dan cara penggunaanya serta memahami

penggunaan angka penting

3

Page 4: LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran merupakan proses mengukur. Sedangkan mengukur didefinisikan

sebagai kegiatan untuk membandingkan suatu besaran dengan besaran standart yang sudah

ditetapkan terlebih dahulu. Dari pengertian ini dapat diturunkan pengertian berikutnya yaitu

besaran dan satuan. Besaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang didapat dari hasil

pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka dan satuannya. (Sri Handayani, 2009)

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur

yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan

angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.

Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap

untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk

melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut

satuan tidak baku. ( Teguh Sugiyarto,2008)

Pengukuran merupakan pengunaan instrument alat ukur. Instrument alat ukur ialah

adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau

variabel.sedangkan Ketelitian alat ukur adalah harga terdekat dengan mana suatu

pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur.dan ketepatan

mengukur ialah suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa. ( Sri

Walyuti, 2002 )

Pengukuran merupakan proses pengunaan alat ukur menggunakan satuan

internasional, satuan internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara

internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Dan dalam satuan interrnasional

terdapat besaran pokok yaitu besaran yang satuan-satuannya telah di tetapkan dan

digunakan sebagai acuan ( patokan ) besaran-besaran satuan lainnya. Sedangkan besaran

adalah sesuatu yang dapat diukur yang memiliki satuan. (Joko Sumarso, 2008)

4

Page 5: LATAR BELAKANG

PROSEDUR PERCOBAAN

A. Waktu dan tempat

Waktu : Rabu,10.20 WIB

Tempat : Laboratorium Fisika Dasar

B. Alat dan BahanAlat yang digunakan adalah:

No Nama Alat Jumlah1 Mistar besi 12 Jangka sorong 13 Neraca digital 14 termometer 15 Gelas ukur 16 stopwatch 2

Bahan yang digunakan adalah

No Nama bahan jumlah

1 Balok 3

2 Jam dinding 1

3 kaleng bear beand 1

4 Kaleng lasegar 1

5 pipa 1

C. Cara Kerjaa. Pengukuran dengan jangka sorong

1. Sebuah pipa diambil, kemudian diukur diameter pipa bagian dalam dan luar dari pipa tersebut,dilakukan pengulangan sebanyak lima kali

2. Selanjutnya diukur dengan mengunakan mistar besi dan dilakukan pengulangan sebanayak lima kali

3. Hasil pengukuran dibandingkan dengan menggunakan mistar dan jangka sorong berdasarkan kesalahan mutlaknya

b. Pengukuran dengan menggunakan timbangan

5

Page 6: LATAR BELAKANG

Tentukan Nst Sebuah balok diambil, lalu diletakan pada landasan beban timbangan Masa balok tersebut diukur dan diulangi pengukuran untuk jenis balok yang

lainnya

c. Pengukuran dengan stopwatch Tentukan Nst Stopwatch diset pada posisi nol, kemudian posisi jarum pada jam tangan

diset Pada saat jarum mulai bergerak dari posisi yang telah diset, stopwatch

dihidupkan. Kemudian nilai terbaca pada stopwatch dibandingkan dengan lamanya waktu yang telah diset pada jam tangan yaitu 3 menit dan 5 menit. Pengulangan dilakukan sebanyak lima kali

d. Pengukuran dengan termometer Tentukan Nst Termometer Air diambil lalu dimasukkan dalam gelas dan ukur suhu air tersebut dengan

memasukkan termometer di dalam gelas, coba lakukan pengukuran untuk suhu air yang telah di panaskan . lakukan pengulangan

e. Pengukuran dengan gelas ukur Ukurlah dimensi silinder( kaleng) kemudian dimasukkan air ke dalam

kaleng tersebut. volume air didalam kaleng dihitung dengan menggunakan rumus volume silinder. Kemudian air yang sama di masukkan ke dalam gelas ukur

Bandingkan volume air dimasukkan kaleng dan gelas ukur lakukan penggulangan sebanyak lima kali

diameter kelereng dihitung dengan jangka sorong, hitung volumenya selanjutnya dimasukkan kelereng dalam gelas ukur, hitung volumenya. Kemudian dibandingkan

6

Page 7: LATAR BELAKANG

PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

a) Hasil percobaan pengukuran dengan gelas ukur

NO VOLUMEVOLUME GELAS

UKURVOLUME MATEMATIS

1 LASEGAR

1. 310 ml

2. 310 ml

3. 310 ml

382,58ml

2BEAR

BEAND

1. 190 ml

2. 190 ml

3. 180ml

237,68 ml

b) Hasil percobaan pengukuran dengan stopwatch

NoPengukuran pada jam

dinding

Jumlah ulang

Ulang I Ulang II

1 3 Menit 3.00.16 3.00.25

2 5 Menit 5.00.63 5.00.28

c. Hasil percobaan pengukuran dengan Jangka sorong

7

Page 8: LATAR BELAKANG

Ulangan (n)

Data (x−x ) ¿

1 6,45 6,45 – 6,3= 0,11 ( 0,11 )2= 0,0121

2 6,47 6,47– 6,34= 0,13 ( 0,13 )2= 0,0169

3 6,1 6,1 – 6,34= – 0,24 (– 0,24)2= 0,0576

n=3x =∑ x

n = 6,34 ∑ ¿¿ = 0,0866

d. Hasil percobaan pengukuran dengan Menggunakan Timbangan

Ulangan(n)

Data (x−x ) ¿

1 327 327– 332,3=-5,3 (– 5,3 )2= 28,09

2 401 401– 332,3=68,7 (68,7)2= 4719,69

3 269 269 – 332,3= –63,3 (– 63,3)2= 4006,89

n=3 x =∑ x

n = 332,3 ∑ ¿¿ = 8754,67

e. Pengukuran dengan mistar

8

Page 9: LATAR BELAKANG

Ulangan (n)

Data (x−x ) ¿

1 6,3 6,3– 6,26= 0,04 (0,04 )2= 0,0016

2 6,4 6,4– 6,26= 0,14 (0,14)2= 0,0196

3 6,1 6,1– 6,26 = – 0,16 (–0,16 )2= 0,0256

n=3 x =∑ x

n = 6,26 ∑ ¿¿ = 00,468

B. ANALISA DATA

a. Pengukuran Volume dengan gelas ukur

Diketahui : Tinggi lasegar = 11,5cm

Diameter lasegar = 6,51cm

Jari-jari lasegar = 3,255cm

Ditanya: Volume tabung lasegar

Jawab:

Vlasegar =π r2× t

= 3.14 x (3,255)2 X 11,5

= 382,58 cm3

= 382,58 ml

diketahui: Tinggi bear beand = 10,5cm

Diameter bear beand = 5,37cm

9

Page 10: LATAR BELAKANG

Jari-jari bear beand = 2,685cm

Ditanya: Volume tabung bear beand

Jawab:

Vbear beand=π r2× t

= 3,14x(2,685)2x10,5

= 237,68 cm3

=237,68 ml

b. Pengukuran dengan Jangka Sorong

kesalahan Mutlak Δ x=√∑¿¿¿ =√ 0,08666

=√0,01443

= 0,12

Kesalahan relatif =Δ xx =

0,126,45= 0,0186

Kesalahan relatif =Δ xx =

0,126,47=0,0185

Kesalahan relatif =Δ xx =

0.126,1 =0,0196

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,0186 x 100% =1,86%

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,0185 x 100% =1,85%

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,0196 x 100% =1,96%

10

Page 11: LATAR BELAKANG

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

=(1−0,0186 ) ×100 %

= 98,14%

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

=(1−0,0185 )× 100 %

=98,15%

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

=(1−0,0196 ) ×100 %

= 98,04%

Hasil pengukuran:x=x ± Δ x

= 6,34 + 0,12 = 6,46

= 6,34 – 0,12 = 6,22

c. Pengukuran dengan Timbangan/neraca

kesalahan Mutlak Δ x=√∑¿¿¿=√ 8754,676

=38,19

Kesalahan relatif =Δ xx =

38,19327 = 0,116

Kesalahan relatif =Δ xx =

38,19401 = 0,095

11

Page 12: LATAR BELAKANG

Kesalahan relatif =Δ xx =

38,19269 = 0,141

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,116 x 100% =11,6%

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,095 x 100% =9,5%

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,141 x 100% =14,1%

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

=(1−0,116) ×100 %

= 88,4%

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

=(1−0,095 )× 100 %

= 90,5%

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

=(1−0,141 )× 100 %

=98,54%

Hasil pengukuran:x=x ± Δ x

= 332,3+ 38,19 = 370,49

= 332,3 – 38,19 = 294,11

12

Page 13: LATAR BELAKANG

d. Pengukuran dengan Mistar

kesalahan Mutlak Δ x=√∑¿¿¿ =√ 0,04686

=

= 0,088

Kesalahan relatif =Δ xx =

0,0886,3 = 0,0139

Kesalahan relatif =Δ xx =

0,0886,4 =0,0137

Kesalahan relatif =Δ xx =

0,0886,1 =0,0144

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,0139 x 100% =1,39%

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,0137 x 100% =1,37%

Kesalahan persen = (Δ xx

)x100%

= 0,0144 x 100% =1,44%

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

=(1−0,0139 )× 100 %

= 98,61%

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

13

Page 14: LATAR BELAKANG

=(1−0,0137 ) ×100 %

= 98,63%

Kesalahan penelitian =(1−Δ xx )× 100 %

=(1−0,0144 ) ×100 %

= 98,56%

Hasil pengukuran:x=x ± Δ x

= 6,26+ 0,088= 6,348

= 6,26 – 0,088= 6,172

C. Pembahasan

a. Pengukuran volume menggunakan gelas ukur

Pengukuran volume botol lasegar menggunakan gelas ukur mula-mula adalah 310 ml,

pada pengukuran kedua adalah 310 ml dan pada pengukuran ketiga adalah 310 ml. secara

matematis, volume pada botol lasegar adalah 382,58 ml. hal ini berbeda dengan

pengukuran pada gelas ukur, ini di sebabkan pada pengisian air pada botol lasegar kurang

penuh dan banyaknya volume air pada saat pengukuran tumpah keluar.

Pengukuran volume botol bear beand menggunakan gelas ukur adalah 190 ml,

pengukuran kedua adalah 190 ml, dan pengukuran ketiga adalah 180 ml. secara matematis

pengukuran volume pada botol bear beand adalah 237,68 ml. pengukuran volume secara

matematis lebih besar dari pengukuran dengan gelas ukur. Hal ini di sebabkan oleh pada

pengisian air pada botol bear beand kurang penuh dan pada saat pengukuran banyak

volume air tumpah keluar.

b. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong

14

Page 15: LATAR BELAKANG

Pengukuran pipa menggunakan jangka sorong adalah 6,45 cm,pada pengukuran

kedua adalah 6,47cm dan pada pengukuran ketiga adalah 6,1 cm. pada pengukuran

pertama , pengukuran kedua, dan pengukuran ketiga memiliki nilai pengukuran berbeda,

hal ini disebabakan posisi mata pada saat pembacaan alat ukur jangka sorong tidak tepat

sehingga nilai pembacaan berbeda. Sehingga pengukuran menggunakan jangka sorong

memiliki kesalahan mutlak adalah 0,12 cm dan memiliki kesalahan relatif pada pengukuran

adalah 0,0186 cm, kesalahan relatif pada pengukuran kedua adalah 0,0185 cm, dan

kesalahan relatif pada pengukuran ketiga adalah 0,0196 cm.

Pada pengukuran pertama menggunakan jangka sorong memiliki kesalahan persen

adalah 1,86% , kesalahan persen pada pengukuran kedua adalah 1,85%, kesalahan persen

pada pengukuran ketiga adalah1,96% dan saat pengukuran terdapat kesalahan penelitian.

Pada pengukuran pertama memiliki kesalahan penelitian adalah 98,14%, pengukuran kedua

memiliki kesalahan penelitian adalah 98,15%,dan pengukuran ketiga memiliki kesalahan

penelitian adalah 98,04%. Jadi, hasil pengukuran sebenarnya antara 6,46 cm dan 6,42 cm.

c. Pengukuran dengan menggunakan stopwatch

Pengukuran jam dinding menggunakan stopwatch dengan waktu tiga menit adalah

3.00.16 pada ulang ke-1 dan 3.00.25 pada ulang ke-2 . perbedaan antara 3 menit pada jam

dinding dengan stopwatch disebabkan oleh pengukuran waktu pada jam dinding

menggunakan satuan detik (sekon) dan pengukuran pada stopwatch menggunakan satuan

mili detik (mili sekon) .

Pengukuran jam dinding menggunakan stopwatch dengan waktu lima menit adalah

5.00.63 pada ulang ke-1 dan 5.00.28 pada ulang ke -2 . perbedaan antara 5 menit pada jam

dinding dengan stopwatch disebabkan oleh pengukuran waktu pada jam dinding

menggunakan satuan detik (sekon) dan pengukuran pada stopwatch menggunakan satuan

mili detik (mili sekon)

d. Pengukuran dengan menggunakan timbangan/neraca

15

Page 16: LATAR BELAKANG

Pengukuran balok menggunakan neraca mula-mula adalah 327gram, pada pengukuran

kedua balok adalah 401 gram dan pada pengukuran balok ketiga adalah 269 gram. pada

pengukuran pertama , pengukuran kedua, dan pengukuran ketiga memiliki nilai pengukuran

berbeda, hal ini disebabakan karena massa ketiga balok berbeda pada saat pengukuran

menggunakan neraca. pada saat pengukuran menggunakan timbangan/neraca memiliki

kesalahan mutlak adalah 38,19 gram dan memiliki kesalahan relatif pada pengukuran

adalah 0,116 gram, kesalahan relatif pada pengukuran kedua adalah 0,095 gram, dan

kesalahan relatif pada pengukuran ketiga adalah 0,141 gram.

Pada pengukuran pertama menggunakan timbangan/neraca memiliki kesalahan

persen adalah 11,6%, kesalahan persen pada pengukuran kedua adalah 9,5%, kesalahan

persen pada pengukuran ketiga adalah14,1% dan saat pengukuran terdapat kesalahan

penelitian. Pada pengukuran pertama memiliki kesalahan penelitian adalah 88,4%,

pengukuran kedua memiliki kesalahan penelitian adalah 90,5%,dan pengukuran ketiga

memiliki kesalahan penelitian adalah 98,54%. Maka, hasil pengukuran sebenarnya antara

294,11 gram dan 370,49 gram

e. Pengukuran dengan menggunakan mistar

Pengukuran pertama menggunkan mistar dalah 6,3 cm, pengukuran kedua

menggunakan misatar adalah 6,4cm dan pengukuran ketiga adalah 6,1 cm. pengukuran

dengan menggunakan mistar memiliki kesalahan mutlak adalah 0,088 cm dan kesalahan

relatif pada pengukuran pertama adalah 0,0139 cm , kesalahan relatif pada pengukuran

kedua adalah 0,0137cm, kesalahan relatif pada pengukuran ketiga adalah 0,0144 cm. selain

kesalah relatif terdapatnya kesalahan persen dengan menggunakan mistar. Kesalahan

persen pada pengukuran pertama adalah 1,39%, kesalahan persen pada pengukuran kedua

adalah 1,37%, kesalahan persen pada pengukuran ketiga adalah 1,44% dan pada

pengukuran dengan mistar terdapat kesalahan penelitian. Kesalahan penelitian pada

pengukuran pertama adalah 98,61%, kesalahan penelitian pada pengukuran kedua adalah

16

Page 17: LATAR BELAKANG

98,63% dan kesalahan penelitian pada pengukuran ketiga adalah 98,56%. Maka, hasil

pengukuran sebenarnya ialah: antara 6,172 cm dan 6,348 cm

f. Pengukuran menggunakan termometer

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature suatu zat.

Ada dua jenis termometer yang umum digunakan dalam laboratorium, yaitu termometer air

raksa dan termometer alkohol. Keduanya adalah termometer jenis batang gelas dengan

batas ukur minimum – 10 oC dan batas ukur maksimum +110 oC. Nilai skala terkecil untuk

kedua jenis termometer tersebut dapat ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala

terkecil sebuah mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan membaginya

dengan jumlah skala dari nol sampai pada ukur yang diambil tersebut. Berdasarkan skala

temperaturnya, termometer dibagi dalam empat macam, yaitu termometer skala Fahrenheit,

skala Celsius, skala Kelvin, dan skala Reamur. Termometer skala Fahrenheit memiliki titik

beku pada suhu 32oF dan titik didih pada 212oF. Termometer skala Celsius memiliki titik

beku pada suhu 0oC, dan titik didih pada 100oC. Termometer skala Kelvin memiliki titik

beku pada suhu 273oK dan titik didih pada 373oK. Suhu 0oK disebut suhu nol mutlak,

yaitu suhu semua molekul berhenti bergerak. Dan termometer skala Reamur memiliki titik

beku pada suhu 0oR dan titik didih pada 80oR.

17

Page 18: LATAR BELAKANG

PENUTUP

a. Kesimpulan

1. Pengukuran volume botol lasegar menggunakan gelas ukur adalah 310 ml dan

pada pengukuran volume secara matematis adalah 382,58ml

2. Pengukuran volume botol bear beand menggunakan gelas ukur adalah 190 ml

dan pada pengkuran volume secara matematis adalah237,68 ml

3. Pengukuran menggunakan jangka sorong memiliki kesalahan mutlak adalah

0,12 cm dan hasil pengukuran sebenarnya antara 6,46cm dan 6,42 cm

4. Pengukuran jam dinding menggunakan stopwatch dengan waktu tiga menit

adalah 3.00.16 pada ulang ke-1 dan 3.00.25 pada ulang ke-2 .pengukuran jam

dinding menggunakan stopwatch dengan waktu lima menit adalah 5.00.63 pada

ulang ke-1 dan 5.00.28 pada ulang ke -2

5. Pengukuran menggunakan neraca memiliki kesalahan mutlak adalah 38,19 gram

dan hasil pengukuran sebenarnya antara 294,11 gram dan 370,49 gram

6. Pengukuran menggunakan mistar memiliki kesalahan mutlak adalah 0,088 cm

dan hasil pengukuran sebenarnya antara 6,172 cm dan 6,348 cm

b. Saran

1. agar peralatan pratikum pada laboratorium fisika dasar ditambah , baik yang

sudah ada peralatan maupun tidak ada peralatan

18

Page 19: LATAR BELAKANG

2. agar kedisplinan masuk laboratorium fiska dasar di perhatikan

DAFTAR PUSTAKA

1. Handayani. Sri.2009. Fisika Dasar .penerbit: departemen pendidikan Nasional

2. Nurachmandani. Setya.2008. FISIKA 1, penerbit Grahadi

3. Sumarso, Joko.2008, Fisika SMA. Penerbit CV Teguh Karya

4. Sugiarto. Teguh, Ismawati. Eny.2007. Fisika Bagi Pemula, penerbit:pusat

perbukuan depateman pendidikan Nasional

5. Walyuti. sri. 2002. Alat Ukur Dan Teknik Pengukuran, penerbit: gramedia, jakarta

19