MAKALAH SKENARIO 1
“Memutihkan Gigi”
KELOMPOK 3 :
Zuhda Febrina Ramadhani I1D110003
Nida Amalia I1D110009
M. Fauzan Anshari I1D110013
Sindi Sativa Prasetyo I1D110020
Gusti Febby Aprilia I1D110024
Eka Oktavia Ruswanti I1D110035
Achmad Riwandy I1D110204
Dian Novita Sari I1D110212
Nisa Yanuarti Hasanah I1D110217
M. Herry Septianoor I1D110218
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PSKG 2010
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayahNya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Salawat dan salam penulis sampaikan
kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk sehingga berada di
jalan yang benar. Makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam menghadapi
masalah pemilihan tambalan gigi serta efek yang ditimbulkannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis sadar bahwa makalah ini
masih terdapat kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat memperbaiki
sangat kami harapkan.
Banjarbaru, 11 Mei 2011
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Judul ……………………………………………………………………………......1
Kata Pengantar …………………………...…………………………………........... 2
Daftar Isi …………………………………………………………………..…......... 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………..6
Bab II Isi
2.1 Pengertian tumpatan amalgam ……...................................……….. 7
2.2 Komposisi amalgam ....................................................................... 7
2.3 Kelebihan dan kekurangan tumpatan amalgam…….. ……………..... 8
2.4 Penyebab diskolorisasi pada tumpatan amalgam ………………....…. 8
2.5 Mekanisme diskolorisasi pada tumpatan ......................................... 9
2.6 Pengertian tumpatan komposit ....................................................... 10
2.7 Komposisi komposit ...................................................................... 11
2.8 Kelebihan dan kekurangan tumpatan komposit ................................ 11
2.9 Pengertian bleaching ..................................................................... 12
2.10 Bahan-bahan bleaching ................................................................ 12
2.11 Macam-macam teknik bleaching .................................................... 13
2.12 Efek samping bleaching ............................................................... 17
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ………………………………………………….……..... 19
3.2 Saran ……………………………………………………….……...... 19
Daftar Pustaka ……………………………..………………………………….…... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dental amalgam merupakan bahan tumpatan yang sering digunakan di Kedokteran
Gigi. Pertama diperkenalkan di Perancis pada awal 1800-an, berisi campuran air raksa
dengan setidaknya satu logam lainnya. Amalgam telah menjadi metode restoratif pilihan
selama bertahun-tahun karena biaya rendah, kemudahan aplikasi, kekuatan, ketahanan, dan
efek bakteriostatik. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan penggunaan baru-baru ini
adalah dampak merugikan bagi kesehatan, estetika yang kurang, dan pencemaran
lingkungan. Masalah estetika adalah karena warna metalik tidak berbaur dengan baik
dengan warna gigi alami. Hal ini terutama menjadi perhatian bila digunakan pada gigi
depan, tetapi dapat diatasi dengan menggunakan bahan gigi alternatif. Amalgam
merupakan bahan yang paling sering digunakan karena bahan ini dapat bertahan lama
sebagai bahan tumpatan, mudah memanipulasinya, mudah beradaptasi dengan cairan
mulut dan harganya relatif murah. Namun, mengenai masalah efek samping yang
ditimbulkan oleh bahan ini masih dipertanyakan karena masih ada anggapan bahwa
amalgam berbahaya bagi kesehatan tubuh pasien, hal ini karena di dalam amalgam
terkandung merkuri. Merkuri dalam keadaan bebas sangat berbahaya bagi kesehatan
karena dapat meracuni tubuh oleh karena itu merkuri di dalam amalgam dianggap
berbahaya. Bahaya merkuri ini tidak hanya mengancam kesehatan pasien tetapi juga
dokter gigi itu sendiri, uap merkuri yang terhirup pada saat mengaduk amalgam dapat
menimbulkan efek toksik kumulatif pada dokter gigi tersebut.
Perubahan warna gigi terutama gigi anterior dapat menimbulkan suatu
problema estetika yang mempunyai dampak psikologi yang cukup besar bagi
4
penderitanya. Pada saat ini, perkembangangan kosmetik bidang kedokteran gigi
sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut yaitu dengan cara restoratif
misalnya pelapisan mahkota gigiatau dengan cara bleaching.
Bleaching merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah
warna,sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi dan
tujuannya mengembal ikan fak to r eks t r ins ik pender i t a . Tekn ik bleaching
memi l ik i beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik karena tidak
mengambil jaringan kerasdan teknik perawatan relatif lebih mudah dibandingkan dengan
pembuatan suatu mahkota tiruan. Bleaching dapat dilakukan pada gigi vital ataupun
gigi non vital yang mengalami perubahan warna.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun identifikasi masalah yang didapat ialah sebagai berikut:
1. Pengertian tumpatan amalgam ?
2. Komposisi amalgam ?
3. Kelebihan dan kekurangan tumpatan amalgam ?
4. Penyebab Diskolorasi pada tumpatan amalgam ?
5. Mekanisme diskolorasi ?
6. Pengertian tumpatan komposit ?
7. Komposisi komposit ?
8. Kelebihan dan kekurangan tumpatan komposit ?
9. Pengertian bleaching ?
10. Bahan – bahan bleaching ?
11. Macam – macam teknik bleaching ?
12. Efek samping bleaching ?
5
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tumpatan amalgam
2. Mengetahui komposisi amalgam
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tumpatan amalgam
4. Mengetahui penyebab diskolorasi pada tumpatan amalgam
5. Mengetahui mekanisme diskolorasi
6. Mengetahui pengertian tumpatan komposit
7. Mengetahui komposisi komposit
8. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tumpatan komposit
9. Mengetahui Pengertian bleaching
10. Mengetahui Bahan – bahan bleaching
11. Mengetahui Macam – macam teknik bleaching
12. Mengetahui efek samping bleaching
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tumpatan Amalgam
Amalgam telah dipakai dalam restorasi lesi karies sejak awal abad ke -15 atau
bahkan lebih dini lagi, amalgam masih merupakan suatu bahan yang paling banyak
dipergunakan. Kualitas yang paling baik dari amalgam gigi ini adalah tahan lama dan
mudah manipulasinya. Cukup bisa beradaptasi dengan cairan mulut, amalgam adalah
restorasi yang relatif murah dan dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan. Dapat
dikatakan bahwa amalgam merupakan suatu bahan tambalan yang paling banyak
dipergunakan dokter gigi.1
Amalgam adalah jenis logam campur khusus yang mengandung merkuri sebagai
salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperatur kamar, merkuri
dapat dicampur dengan logam lain yang padat.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tambalan dapat dibagi dalam 2 group :
pertama, faktor dari pabrik, seperti komposisi dan pembuatannya, dan hal yang kedua
faktor dokter gigi dan asistennya. Hal-hal yang penting seperti metode triturasi dan waktu,
teknik kondensasi, karakteristik anatomi dan prosedur penyelesaian tergantung kepada
dokter gigi yang berada di kamar praktik. Keberhasilan klinik dari amalgam tergantung
pada perhatian yang detail sewaktu pembuatannya, selama preparasi gigi, pengisian dan
penyelesaian restorasi.1
2.2 Komposisi Amalgam
Komposisi tumpatan amalgam yaitu terdiri dari :1
a. Low copper alloy
- Perak 67% - 24%
7
- Timah 25% - 27%
- Tembaga 0% - 6%
- Seng 0% - 2%
b. High Copper Alloy
Perak Timah Tembaga Seng
Admixed Alloy 69% 17% 13% 1%
Single Composition
Alloy40-60% 22-30% 13-30% 0-4%
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Amalgam
Amalgam memiliki beberapa kelebihan antara lain kuat, tahan lama, tahan terhadap
tekanan kunyah, paling murah diantara tambalan lainnya, resiko terjadinya kebocoran yang
menyebabkan masuknya bakteri dan makanan sangat kecil, serta dapat ditambalkan pada
anak-anak dan pada pasien dengan kebutuhan khusus.1,2
Sedangkan kekurangan yang dimiliki amalgam adalah menyebabkan perubahan warna
pada gigi karena bersifat korosi, membutuhkan banyak pengambilan jaringan gigi yang
sehat sehingga cenderung melemahkan struktur gigi yang tersisa, cenderung menimbulkan
reaksi alergi pada beberapa pasien, perbaikan tambalan amalgam juga membutuhkan
perlakuan khusus untuk menghindari bahaya merkuri yang mungkin terlepas pada saat
pembongkaran tambalan, dan pemolesan baru dilakukan pada kunjungan berikutnya.1,2
2.4 Penyebab Diskolorasi pada Tumpatan Amalgam
Perubahan warna terjadi selama atau sesudah pembentukan email dan dentin. Ada
perubahan warna yang tampak setelah gigi erupsi, dan ada pula yang timbul akibat
prosedur perawatan. Kelompok pertama, perubahan warna alami (didapat), bisa terjadi
8
pada permukaan atau di dalam struktur gigi. Adakalanya disebabkan oleh cacat pada email
atau cedera trauma. Kelompok kedua adalah perubahan warna iotrogenik yang timbul
akibat prosedur perawatan gigi, biasanya tergabung dalam struktur gigi dan sebenarnya
merupakan kejadian yang bisa dicegah.3
Diskolorasi gigi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
Diskolorasi Ekstrinsik
Diskolorasi ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasala
lokal, seperti misalnya noda/strain tembakau. Beberapa diskolorasi ekstrinsik, misalnya
diskolorasi hijau yang dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak – anak, dan
noda teh serta tembakau, dapat dihilangkan dengan skaling dan pemolesan pada waktu
profilaksis gigi. Jenis lain diskolorasi ekstrinsik, seperti noda nitrat perak, hampir tidak
dapat dihilangkan tanpa digerinda/diasah karena strain memasuki permukaan mahkota dan
uskar dihilangkan hanya dengan bahan – bahan kimiawi saja.4
Diskolorasi Intristik
Diskolorasi intristik adalah noda yang terdapat di dalam email dan dentin yang
disebabkan oleh penumpukan atau penggabungan bahan di dalam struktur – struktur ini
seperti strain tetracycline. Bila masuk ke dalam dentin menjadi kelihatan karena
translusensi email. Dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi, seperti pada
dentinogenesis imperfekta, atau dapat diperoleh setelah selesainya perkembangan seperti
pada nekrosis pulpa. Diskolorasi intristik seperti yang terjadi pada amelogenesis
imperfekta atau dentinogenesis imperfekta tidak mungkin dihilangkan karena berasal dari
kerusakan perkembangan email dan dentin, tetapi stain yang disebabkan karena nekrosis,
dapat dihilangkan dengan prosedur pemutihan.4
2.5 Mekanisme Diskolorisasi Tumpatan Amalgam
9
Perubahan warna gigi karena tambalan amalgam dapat terjadi karena bahan tambalan
amalgam memiliki komposisi ; merkuri (Hg), Perak (Ag), Timah (Sn), Tembaga (Cu), dan
Seng (Zn). Saat proses triturasi untuk mencapur bahan-bahan tambalan amalgam dan
kondensasi, terjadi kontaminasi air akibat kesalahan operator ini menyebabkan terjadinya
reaksi air (H2O) dengan Seng (Zn) yang menghasilkan gas hydrogen radikal dan bebas,
hydrogen hasil reaksi akan terjebab di dalam kavitas gigi dan meningkatkan tekanan
internal tambalan amalgam. Jika hal ini terus berlanjut maka akan terjadi ekspansi
tertunda, akibatnya terjadi penetrasi merkuri pada jaringan gigi di sekitar tambalan yang
menyebabkan perubahan warna pada gigi. Proses inilah yang menyebabkan perubahan
warna (diskolorasi).1
2.6 Pengertian Tumpatan Komposit
Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan 2 atau lebih bahan
berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Contoh
bahan komposit alamiah adalah email gigi dan dentin. Pada enamelin mewakili matriks
organik, sementara dalam dentin, matriks terdiri atas kolagen. Dalam kedua ‘komposit’ ini,
partikel-partikel bahan pengisi terdiri atas kristal hidroksiapatit. Perbedaan sifat kedua
jaringan ini sebagian dikaitkan dengan perbedaan rasio bahan matriks dan bahan pengisi. 2
Komposit konvensional. Resin komposit yang dinamai resin tambalan direk tipe II
dalam spesifikasi American Dental Association. Bahan ini pada dasarnya merupakan hasil
penelitian yang dilakukan oleh R.Bowen.1
Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-
kurangnya dua bahan kimia yang berbeda secara kimia dengan suatu komponen pemisah
yang nyata di antara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini memberikan kekuatan
yang tidak dapat diperoleh bila bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi
10
komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi organik
sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan.1
2.7 Komposisi Komposit
Komposit memiliki komposisi sebagai berikut : 1,2
• Matrix resin ( Monomer aromatic, BIS – GMA,TEGDMA)
• Filler ( Quartz, heavy metal glasses)
• Coupling agent
• Bahan penghambat polimerisasi ( butylated hydroxytoluene)
• Camphroquinone
• Modifier optik
• Pigmen Warna ( ferric oxide, cadmium black , mercuric sulfide).
2.8 Kelebihan dan Kekurangan Tumpatan komposit
Tumpatan komposit memiliki kelebihan, antara lain :1,2
Warna sangat mirip dengan gigi.
Tidak korosi.
Cukup kuat, tahan lama, dan tahan tekanan kunyah yang tidak terlalu besar pada
ukuran tambalan kecil hingga sedang.
Bisa digunakan untuk semua gigi, depan maupun belakang.
Membutuhkan lebih sedikit pengambilan jaringan gigi yang sehat.
Perbaikan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Pemolesan dilakukan langsung di akhir kunjungan.
Kekurangan dari tumpatan komposit adalah :1,2
Lebih mudah pecah dan dapat terjadi sedikit abrasi permukaan dibanding amalgam.
11
Paling sulit dalam pengaplikasiannya dibanding tambalan lain, memerlukan teknik
sensitif dan keterampilan yang cukup.
Lebih mahal dibanding amalgam.
Dapat menyebabkan reaksi alergi, walau sangat jarang, lebih jarang dibanding
amalgam.
Lebih mudah terjadi kebocoran dan dapat terjadi sensitivitas gigi akibat penambalan
dengan prosedur yang tidak tepat.
2.9 Pengertian Bleaching
Bleaching, yaitu suatu cara pemulihan kembali gigi yang berubah
warna, sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan
secara kimiawi dan tujuannya mengembalikan faktor estetik penderita.5
2.10 Bahan – Bahan Bleaching
Bahan pemutih gigi dapat berperan sebagai oksidator atau
reduktor, kebanyakan preparat yang tersedia adalah oksidator. Macam-
macam bahan-bahan pemutih gigi adalah sebagai berikut :6
1. Hidrogen peroksida
Hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat dan tersedia dalam
berbagai konsentrasi, yang paling umum di pakai adalah konsentrasi
30-35 %. Contoh larutan hidrogen peroksida adalah superoxol,
perhidrol. Cairan ini merupakan cairan bening tidak berwarna dan tidak
berbau.
2. Pirozon
Pirozon adalah larutan hidrogen peroksida 25 % dalam eter 75 %.
Larutan ini bersifat kaustik, mudah menguap juga baunya merangsang
menyebabkan rasa mual pada pasien.
12
3. Natrium perborat
Natrium perborat dapat diperoleh dalam bentuk bubuk. Bahan yang
masih baru mengandung kira-kira 95 % perborat dalam 9,9 % oksigen.
Bahan ini bersifat alkali, lebih mudah dikontrol dan lebih aman daripada
cairan hidrogen pekat.
4. Karbamid peroksida
Karbamid peroksida dikenal sebagai urea hidrogen peroksida, dapat
diperoleh dalam berbagai konsentrasi antara 3-15 %. Umumnya
preparat ini mempunyai pH 5-6,5 % dan mengandung kira-kira 10 %
karbamid peroksida, biasanya mengandung gliserin atau propilen glikol,
natrium stannat, asam fosfat atau asam sitrat dan aroma.
5. Larutan Mc. Innes
Larutan ini terdiri atas 5 bagian asam klorida 36 %, 5 bagian
hidrogen peroksida 30 % dan 1 bagian eter, biasanya digunakan untuk
menghilangkan noda pada kasus fluorosis.
6. Natrium peroksiborat monohidrat
Contoh bahan ini adalah amosan, yang melepaskan oksigen lebih
banyak daripada natrium perborat, diindikasikan untuk pemutihan gigi
secara internal.
2.11 Macam – macam Tehknik Bleaching
Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara
eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching
secara internal, dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik.
2.11.1 Tehnik Bleaching secara Eksternal
13
Pewarnaan pada gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan
faktor ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial.
a. Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warna karena Tetrasiklin
Bleaching secara eksternal dilakukan pada gigi vital yang berubah warna karena
tetrasikllin yang belum parah yaitu gigi berwarna kuning. Tehniknya bleaching secara
eksternal, sebagai berikut :6
1. Bersihkan gigi, lindungi jaringan lunak dengan mengulaskan pasta pelindung mulut,
pasang karet isolator (rubberdam), ikat dengan benang (dental floss) pada gigi yang
akan dirawat.
2. Letakkan sepotong kapas yang telah dibasahi larutan hidrogen peroksida pada
bagian labial dan palatinal gigi.
3. Pemanasan dilakukan dengan cara memakai lampu reostat controlled photoflood
yang diletakan sekitar 30 cm dari gigi selama 10-30 menit atau dengan hand-held
thermostatically controlled yaitu dengan menempelkan ujung alat ini pada
permukaan gigi yang telah diberi gulungan kapas yang dibasahi dengan superoxol.
4. Pemutihan gigi dilakukan selama 30-60 detik. Ulangi prosedur ini sebanyak 3 kali.
5. Kapas dilepas, gigi dibilas dengan air hangat, buka ikatan dental floss, lepaskan
Karet isolator, bersihkan sisa pasta pelindung mulut.
6. Suruh pasien menyikat gigi kemudian lakukan pemolesan.
7. Pasien disuruh datang 1 minggu kemudian, bila belum memuaskan prosedur
bleaching diulang
b. Bleaching Tehnik Mouthguard
Tehnik ini biasanya dipakai pada perubahan yang ringan, dianjurkan sebagai tehnik
pemutihan di rumah, biasa disebut juga tehnik pemutihan dengan matriks. Tehnik ini dapat
14
dilakukan pada malam hari saat tidur disebut nightguard vital bleaching atau dipakai pada
siang hari. Prosedur mouthguard bleaching adalah sebagai berikut :6
1. Pasien diberi penjelasan, lakukan profilaksis, dibuat foto permulaan dan selama
perawatan.
2. Gigi dicetak, dibuat model lengkung rahang dari gips batu. Dua lapis relief die
diulaskan pada bagian bukal cetakan gigi untuk membentuk reservoir bagi bahan
pemutih.
3. Matriks plastik lunak setebal 2 mm dibuat dan dirapikan dengan gunting sampai
1mm melewati tepi ginggiva.
4. Mouthguard dicoba pada mulut, lalu diangkat dan bahan pemutih dimasukkan
kedalam ruangan dari setiap gigi yang akan diputihkan. Kemudian mouthguard
dipasang atas gigi dalam mulut dan kelebihan bahan pemutih gigi dibuang.
5. Pasien harus dibiasakan menggunakan prosedur ini, biasanya 3-4 jam sehari dan
bahan pemutih diisi kembali setiap 30-60 menit.
6. Perawatan dilanjutkan selama 4-24 minggu, pasien diperiksa setiap 2 minggu.
c. Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warna karena Fluorosis
Untuk memperbaiki pewarnaan karena fluorosis ini, cara yang lebih efektif adalah
tehnik asam hidroklorik-pumis yang terkontrol atau disebut tehnik pumis asam. Sebetulnya
cara ini bukan cara pemutihan gigi murni (oksidasi), melainkan suatu tehnik dekalsifikasi
dan pembuangan selapis tipis email yang berubah warna.6
2.11.2 Tehnik Bleaching secara Internal (Intrakoronal)
Pemutihan gigi secara intrakoronal dilakukan pada gigi yang telah dirawat
endodontik dengan baik. Metode bleaching yang umum dilakukan untuk gigi ini adalah
tehnik walking bleach, termokatalitik dan kombinasi.
a. Tehnik Walking Bleach
15
Tehnik ini memakai campuaran superoxol dan natrium perborat, prosedurnya adalah
sebagai berikut :6
1. Jaringan sekitar gigi yang akan dirawat dilindungi dengan vaselin.
2. Isolasi gigi dengan karet isolator (rubberdam).
3. Kamar pulpa dan tanduk pulpa dibersihkan, kemudian dentin bagian labial dalam
kamar pulpa dikurangi 0,5 mm dengan bor kecepatan rendah.
4. Kurangi gutaperca dengan plugger panas sebanyak 2 mm ke arah apikal.
5. Daerah orifis ditutup dengan semen seng oksida eugenol setebal 1 mm.
6. Bersihkan kamar pulpa dengan xylene atau isopropil alkohol 70 %, Kemudian
keringkan dengan aliran udara. Menurut Hyess (1986) dapat juga dipakai asam fosfat
37 % yang dioleskan dalam kamar pulpa selama 1 menit, kemudian bilas dengan air
dan keringkan.
7. Letakkan pasta campuran natrium perborat dengan superoxol di dalam kamar pulpa,
tekan dengan kapas ke arah dinding labial kemudian tutup dengan tumpatan
sementara seng oksida eugenol.
8. Kunjungan berikutnya dilakukan 3-7 hari kemudian. Bila pemutihan gigi Belum
berhasil, ulangi prosedur di atas, tetapi bila sudah berhasil, bersihkan gigi kemudian
lakukan tumpatan tetap dengan resin komposit.
b. Tehnik Kombinasi
Tehnik kombinasi ialah cara bleaching yang menggabungkan tehnik walking bleach
dengan tehnik termokatalitik secara bergantian, sehingga hasilnya lebih cepat dan
memuaskan.Prosedur tehnik kombinasi adalah langkah pertama sama dengan tehnik
termokatalitik, setelah dilakukan pemanasan, kapas yang telah dibasahi hidrogen peroksida
dalam kamar pulpa dikeluarkan lalu gigi dikeringkan. Kemudian pasta hasil pencampuran
16
superoxol dengan bubuk natrium perborat diletakkan dalam kamar pulpa. Tindakan
selanjutnya seperti tehnik walking bleach.6
c. Tehnik Foto Oksidasi Ultra Violet
Lampu ultraviolet diletakkan pada permukaan labial gigi yang akan diputihkan.
Cairan hidrogen peroksida 30-35 % diletakkan di dalam kamar pulpa dengan kapas, lalu
disinari dengan lampu ultraviolet selama 2 menit. Diduga hal ini mengakibatkan
penglepasan oksigen sama dengan pemutihan tehnik termokatalitik. Cara ini kurang efektif
dibandingkan dengan tehnik walking bleach serta memerlukan waktu yang lebih banyak.6
2.12 Efek Samping Bleaching
Ada 2 efek samping yang paling sering terjadi yaitu gigi sensitif dan iritasi pada
ginggiva. Selain sakit tenggoroka dan perih pada jaringan rongga mulut dan sakit kepala
merupakan efek samping teteapi jarang dilaporkan. Ketika efek samping pada seseorang
terjadi secara kebetulan selama proses bleaching, proses ini harus dihentikan. Bagi
kebanyakan orang efek samping yang mereka rasakan tidak pernah terlalu signifikan
dibandingkan dengan proses bleachingnya. Umumnya efek samping ringan pada seseorang
yang dapat ditoleransi selama proses bleaching akan menurun dalam beberapa hari setelah
beberapa hari setelah mereka menyelesaikan perawatannya.7,8
1. Gigi sensitif
Beberapa pasien mempunyai riwayat gigi sensitif setelah sekali pengaplikasian dari
bahan bleaching.Gigi menjadi sensitif terhadap udara, air ,panas dan dingin dan sensitif
terhadap makanan dan minuman yang manis.Bahan bleaching ini merusak prisma rod
enamel ,kerusakan ini dapat menyebabkan tersingkapnya dentin secara
mikroskopis .Hydrogen peroxide dalam bentuk gel atau past ,secaa kimia memiliki sifat
hypertonic dibandingkan cairan pada struktur gigi dn jaringan sekitarnya. Kondisi tersebut
17
menyebabkan trjadinya proses penyerapan air dari tekanan yang lbih rendah. Dalam hal ini
dari enamel ,tubulus dentin dan lapisan epitel mukosa atau gusi. Proses dehidrasi tersebut
menyebabkan rasa ngilu dan sensitif.7,8
2. Iritasi gingiva
Selama proses bleaching jaringan gingiva dapat menjadi iritasi. Iritasi gingiva dapa
meluas dihubungkan dengan konsentrasi peroxide yang ditemukan pada bahan
bleaching.Bisa juga dikarenakan tray mendorong melawan gingiva selam proses bleaching
yang menyebabkan trauma mekanis. Larutan bleaching dengan konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan trauma khemis. Hal-hal ini dapat menyebabkn resesi gingiva secara
permanen.7,8
3. Sakit pada tenggorokan
Bahan bleaching dapat tertelan.Hal ini tidak dapat dihindari selama proes
bleaching .Ketika bahan tersebut tertelan ,dapat menyebakan iritasi paa jaringan mukosa
pada tengggorokan.7,8
4. Masalah dengan material restorasi gigi
Pemeriksaan laboratorium membuktikan efek bahan bleaching pada material gigi
menunjukkan perubahan secara klinis tidak signifikan terhadap kebanyakan material
restorasi gigi setelah bleaching. Gel Carbamide peroxide meningkatkan pelepasan merkuri
dari amalgam gigi menyebabkan perbahan warna menjadi lebih buram.7,8
5. Perubahan morfologi enamel
Carbamide peroxide menyebabkan sedikit perubahan morfologi dari permukaan
enamel pada level pH yang beragam.Menurut penelitian Rosalina Tjandrawinat merendam
sampel enamel dalam Carbamite peroxide dan Hydrogen peroxide menunjukkan hasil
yang sama yaitu perubahan gambaran email menjadi lebih kasar ,berpori-pori dan adanya
bercak warna putih akibat menggunakan bahan tersebut dilihat secar mikroskopis.7,8
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Amalgam merupakan bahan tumpatan yang paling sering digunakan karena bahan ini
dapat bertahan lama sebagai bahan tumpatan, mudah memanipulasinya, mudah beradaptasi
dengan cairan mulut dan harganya relatif murah. Tetapi amalgam memiliki nilai estetika
yang rendah serta dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi karena bersifat korosi.
Komposit digunakan sebagai alternatif pengganti amalgam karena komposit cukup
kuat untuk gigi posterior dan memiliki nilai estetika tinggi karena warna sangat mirip
dengan gigi.
Proses bleaching (pemutihan) gigi, merupakan suatu tindakan yang
cukup efektif dan sederhana dalam menanggulangi perubahan warna
gigi, baik pada gigi vital maupun pada gigi non vital yang telah dirawat
endodontik.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam pemilihan tumpatan dokter gigi menjelaskan
tentang kelebihan dan kekurangan tumpatan kepada pasien serta
memilih tumpatan sesuai indikasi.
Sebaiknya dokter gigi mempertimbangkan cara bleaching yang
mana yang akan dikerjakan untuk memutihkan gigi sesuai dengan
indikasinya sehingga akan memberikan hasil yang memuaskan.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Baum, Phillips, Land. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC, 1997.
2. Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10.
Jakarta : EGC, 2003.
3. Walton, Richard E. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Jakarta : EGC, 2008.
4. Grossman, Louis I. Ilmu Endodontik dalam Praktek Edisi Kesebelas. Jakarta : EGC,
1995.
5. Tarigan, R. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Cetakan I. Jakarta : Widya Medika,
1994.
6. Walton, R. & Torabinejab, M.. Principles and Practice of Endodontics. Second
Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Co, 1996.
7. Tjandrawinata R. Pengaruh karbamid peroksida dan stanous flourida terhadap
permukaan email gigi. FKG Universitas Trisakti, 1999
8. Tam laura. The safety of home bleaching techniques.J Can Assoc 1999 ;65:453-5.
21
Top Related