Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

34
MAKALAH SKENARIO 1 “Memutihkan Gigi” KELOMPOK 3 : Zuhda Febrina Ramadhani I1D110003 Nida Amalia I1D110009 M. Fauzan Anshari I1D110013 Sindi Sativa Prasetyo I1D110020 Gusti Febby Aprilia I1D110024 Eka Oktavia Ruswanti I1D110035 Achmad Riwandy I1D110204 Dian Novita Sari I1D110212 Nisa Yanuarti Hasanah I1D110217 M. Herry Septianoor I1D110218 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 1

Transcript of Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

Page 1: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

MAKALAH SKENARIO 1

“Memutihkan Gigi”

KELOMPOK 3 :

Zuhda Febrina Ramadhani I1D110003

Nida Amalia I1D110009

M. Fauzan Anshari I1D110013

Sindi Sativa Prasetyo I1D110020

Gusti Febby Aprilia I1D110024

Eka Oktavia Ruswanti I1D110035

Achmad Riwandy I1D110204

Dian Novita Sari I1D110212

Nisa Yanuarti Hasanah I1D110217

M. Herry Septianoor I1D110218

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

PSKG 2010

1

Page 2: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayahNya, penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Salawat dan salam penulis sampaikan

kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk sehingga berada di

jalan yang benar. Makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam menghadapi

masalah pemilihan tambalan gigi serta efek yang ditimbulkannya di dalam kehidupan

sehari-hari.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis sadar bahwa makalah ini

masih terdapat kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat memperbaiki

sangat kami harapkan.

Banjarbaru, 11 Mei 2011

Penyusun

2

Page 3: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

DAFTAR ISI

Judul ……………………………………………………………………………......1

Kata Pengantar …………………………...…………………………………........... 2

Daftar Isi …………………………………………………………………..…......... 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………..6

Bab II Isi

2.1 Pengertian tumpatan amalgam ……...................................……….. 7

2.2 Komposisi amalgam ....................................................................... 7

2.3 Kelebihan dan kekurangan tumpatan amalgam…….. ……………..... 8

2.4 Penyebab diskolorisasi pada tumpatan amalgam ………………....…. 8

2.5 Mekanisme diskolorisasi pada tumpatan ......................................... 9

2.6 Pengertian tumpatan komposit ....................................................... 10

2.7 Komposisi komposit ...................................................................... 11

2.8 Kelebihan dan kekurangan tumpatan komposit ................................ 11

2.9 Pengertian bleaching ..................................................................... 12

2.10 Bahan-bahan bleaching ................................................................ 12

2.11 Macam-macam teknik bleaching .................................................... 13

2.12 Efek samping bleaching ............................................................... 17

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….……..... 19

3.2 Saran ……………………………………………………….……...... 19

Daftar Pustaka ……………………………..………………………………….…... 20

3

Page 4: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dental amalgam merupakan bahan tumpatan yang sering digunakan di Kedokteran

Gigi. Pertama diperkenalkan di Perancis pada awal 1800-an, berisi campuran air raksa

dengan setidaknya satu logam lainnya. Amalgam telah menjadi metode restoratif pilihan

selama bertahun-tahun karena biaya rendah, kemudahan aplikasi, kekuatan, ketahanan, dan

efek bakteriostatik. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan penggunaan baru-baru ini

adalah dampak merugikan bagi kesehatan, estetika yang kurang, dan pencemaran

lingkungan. Masalah estetika adalah karena warna metalik tidak berbaur dengan baik

dengan warna gigi alami. Hal ini terutama menjadi perhatian bila digunakan pada gigi

depan, tetapi dapat diatasi dengan menggunakan bahan gigi alternatif. Amalgam

merupakan bahan yang paling sering digunakan karena bahan ini dapat bertahan lama

sebagai bahan tumpatan, mudah memanipulasinya, mudah beradaptasi dengan cairan

mulut dan harganya relatif murah. Namun, mengenai masalah efek samping yang

ditimbulkan oleh bahan ini masih dipertanyakan karena masih ada anggapan bahwa

amalgam berbahaya bagi kesehatan tubuh pasien, hal ini karena di dalam amalgam

terkandung merkuri. Merkuri dalam keadaan bebas sangat berbahaya bagi kesehatan

karena dapat meracuni tubuh oleh karena itu merkuri di dalam amalgam dianggap

berbahaya. Bahaya merkuri ini tidak hanya mengancam kesehatan pasien tetapi juga

dokter gigi itu sendiri, uap merkuri yang terhirup pada saat mengaduk amalgam dapat

menimbulkan efek toksik kumulatif pada dokter gigi tersebut.

Perubahan warna gigi terutama gigi anterior dapat menimbulkan suatu

problema estetika yang mempunyai dampak psikologi yang cukup besar bagi

4

Page 5: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

penderitanya. Pada saat ini, perkembangangan kosmetik bidang kedokteran gigi

sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut yaitu dengan cara restoratif

misalnya pelapisan mahkota gigiatau dengan cara bleaching.

Bleaching  merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah

warna,sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi dan

tujuannya mengembal ikan fak to r eks t r ins ik pender i t a . Tekn ik bleaching 

memi l ik i beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik karena tidak

mengambil jaringan kerasdan teknik perawatan relatif lebih mudah dibandingkan dengan

pembuatan suatu mahkota tiruan. Bleaching  dapat dilakukan pada gigi vital ataupun

gigi non vital yang mengalami perubahan warna.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun identifikasi masalah yang didapat ialah sebagai berikut:

1. Pengertian tumpatan amalgam ?

2. Komposisi amalgam ?

3. Kelebihan dan kekurangan tumpatan amalgam ?

4. Penyebab Diskolorasi pada tumpatan amalgam ?

5. Mekanisme diskolorasi ?

6. Pengertian tumpatan komposit ?

7. Komposisi komposit ?

8. Kelebihan dan kekurangan tumpatan komposit ?

9. Pengertian bleaching ?

10. Bahan – bahan bleaching ?

11. Macam – macam teknik bleaching ?

12. Efek samping bleaching ?

5

Page 6: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian tumpatan amalgam

2. Mengetahui komposisi amalgam

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tumpatan amalgam

4. Mengetahui penyebab diskolorasi pada tumpatan amalgam

5. Mengetahui mekanisme diskolorasi

6. Mengetahui pengertian tumpatan komposit

7. Mengetahui komposisi komposit

8. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tumpatan komposit

9. Mengetahui Pengertian bleaching

10. Mengetahui Bahan – bahan bleaching

11. Mengetahui Macam – macam teknik bleaching

12. Mengetahui efek samping bleaching

6

Page 7: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tumpatan Amalgam

Amalgam telah dipakai dalam restorasi lesi karies sejak awal abad ke -15 atau

bahkan lebih dini lagi, amalgam masih merupakan suatu bahan yang paling banyak

dipergunakan. Kualitas yang paling baik dari amalgam gigi ini adalah tahan lama dan

mudah manipulasinya. Cukup bisa beradaptasi dengan cairan mulut, amalgam adalah

restorasi yang relatif murah dan dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan. Dapat

dikatakan bahwa amalgam merupakan suatu bahan tambalan yang paling banyak

dipergunakan dokter gigi.1

Amalgam adalah jenis logam campur khusus yang mengandung merkuri sebagai

salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperatur kamar, merkuri

dapat dicampur dengan logam lain yang padat.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tambalan dapat dibagi dalam 2 group :

pertama, faktor dari pabrik, seperti komposisi dan pembuatannya, dan hal yang kedua

faktor dokter gigi dan asistennya. Hal-hal yang penting seperti metode triturasi dan waktu,

teknik kondensasi, karakteristik anatomi dan prosedur penyelesaian tergantung kepada

dokter gigi yang berada di kamar praktik. Keberhasilan klinik dari amalgam tergantung

pada perhatian yang detail sewaktu pembuatannya, selama preparasi gigi, pengisian dan

penyelesaian restorasi.1

2.2 Komposisi Amalgam

Komposisi tumpatan amalgam yaitu terdiri dari :1

a. Low copper alloy

- Perak 67% - 24%

7

Page 8: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

- Timah 25% - 27%

- Tembaga 0% - 6%

- Seng 0% - 2%

b. High Copper Alloy

Perak Timah Tembaga Seng

Admixed Alloy 69% 17% 13% 1%

Single Composition

Alloy40-60% 22-30% 13-30% 0-4%

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Amalgam

Amalgam memiliki beberapa kelebihan antara lain kuat, tahan lama, tahan terhadap

tekanan kunyah, paling murah diantara tambalan lainnya, resiko terjadinya kebocoran yang

menyebabkan masuknya bakteri dan makanan sangat kecil, serta dapat ditambalkan pada

anak-anak dan pada pasien dengan kebutuhan khusus.1,2

Sedangkan kekurangan yang dimiliki amalgam adalah menyebabkan perubahan warna

pada gigi karena bersifat korosi, membutuhkan banyak pengambilan jaringan gigi yang

sehat sehingga cenderung melemahkan struktur gigi yang tersisa, cenderung menimbulkan

reaksi alergi pada beberapa pasien, perbaikan tambalan amalgam juga membutuhkan

perlakuan khusus untuk menghindari bahaya merkuri yang mungkin terlepas pada saat

pembongkaran tambalan, dan pemolesan baru dilakukan pada kunjungan berikutnya.1,2

2.4 Penyebab Diskolorasi pada Tumpatan Amalgam

Perubahan warna terjadi selama atau sesudah pembentukan email dan dentin. Ada

perubahan warna yang tampak setelah gigi erupsi, dan ada pula yang timbul akibat

prosedur perawatan. Kelompok pertama, perubahan warna alami (didapat), bisa terjadi

8

Page 9: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

pada permukaan atau di dalam struktur gigi. Adakalanya disebabkan oleh cacat pada email

atau cedera trauma. Kelompok kedua adalah perubahan warna iotrogenik yang timbul

akibat prosedur perawatan gigi, biasanya tergabung dalam struktur gigi dan sebenarnya

merupakan kejadian yang bisa dicegah.3

Diskolorasi gigi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :

Diskolorasi Ekstrinsik

Diskolorasi ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasala

lokal, seperti misalnya noda/strain tembakau. Beberapa diskolorasi ekstrinsik, misalnya

diskolorasi hijau yang dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak – anak, dan

noda teh serta tembakau, dapat dihilangkan dengan skaling dan pemolesan pada waktu

profilaksis gigi. Jenis lain diskolorasi ekstrinsik, seperti noda nitrat perak, hampir tidak

dapat dihilangkan tanpa digerinda/diasah karena strain memasuki permukaan mahkota dan

uskar dihilangkan hanya dengan bahan – bahan kimiawi saja.4

Diskolorasi Intristik

Diskolorasi intristik adalah noda yang terdapat di dalam email dan dentin yang

disebabkan oleh penumpukan atau penggabungan bahan di dalam struktur – struktur ini

seperti strain tetracycline. Bila masuk ke dalam dentin menjadi kelihatan karena

translusensi email. Dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi, seperti pada

dentinogenesis imperfekta, atau dapat diperoleh setelah selesainya perkembangan seperti

pada nekrosis pulpa. Diskolorasi intristik seperti yang terjadi pada amelogenesis

imperfekta atau dentinogenesis imperfekta tidak mungkin dihilangkan karena berasal dari

kerusakan perkembangan email dan dentin, tetapi stain yang disebabkan karena nekrosis,

dapat dihilangkan dengan prosedur pemutihan.4

2.5 Mekanisme Diskolorisasi Tumpatan Amalgam

9

Page 10: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

Perubahan warna gigi karena tambalan amalgam dapat terjadi karena bahan tambalan

amalgam memiliki komposisi ; merkuri (Hg), Perak (Ag), Timah (Sn), Tembaga (Cu), dan

Seng (Zn). Saat proses triturasi untuk mencapur bahan-bahan tambalan amalgam dan

kondensasi, terjadi kontaminasi air akibat kesalahan operator ini menyebabkan terjadinya

reaksi air (H2O) dengan Seng (Zn) yang menghasilkan gas hydrogen radikal dan bebas,

hydrogen hasil reaksi akan terjebab di dalam kavitas gigi dan meningkatkan tekanan

internal tambalan amalgam. Jika hal ini terus berlanjut maka akan terjadi ekspansi

tertunda, akibatnya terjadi penetrasi merkuri pada jaringan gigi di sekitar tambalan yang

menyebabkan perubahan warna pada gigi. Proses inilah yang menyebabkan perubahan

warna (diskolorasi).1

2.6 Pengertian Tumpatan Komposit

Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan 2 atau lebih bahan

berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Contoh

bahan komposit alamiah adalah email gigi dan dentin. Pada enamelin mewakili matriks

organik, sementara dalam dentin, matriks terdiri atas kolagen. Dalam kedua ‘komposit’ ini,

partikel-partikel bahan pengisi terdiri atas kristal hidroksiapatit. Perbedaan sifat kedua

jaringan ini sebagian dikaitkan dengan perbedaan rasio bahan matriks dan bahan pengisi. 2

Komposit konvensional. Resin komposit yang dinamai resin tambalan direk tipe II

dalam spesifikasi American Dental Association. Bahan ini pada dasarnya merupakan hasil

penelitian yang dilakukan oleh R.Bowen.1

Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-

kurangnya dua bahan kimia yang berbeda secara kimia dengan suatu komponen pemisah

yang nyata di antara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini memberikan kekuatan

yang tidak dapat diperoleh bila bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi

10

Page 11: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi organik

sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan.1

2.7 Komposisi Komposit

Komposit memiliki komposisi sebagai berikut : 1,2

• Matrix resin ( Monomer aromatic, BIS – GMA,TEGDMA)

• Filler ( Quartz, heavy metal glasses)

• Coupling agent

• Bahan penghambat polimerisasi ( butylated hydroxytoluene)

• Camphroquinone

• Modifier optik

• Pigmen Warna ( ferric oxide, cadmium black , mercuric sulfide).

2.8 Kelebihan dan Kekurangan Tumpatan komposit

Tumpatan komposit memiliki kelebihan, antara lain :1,2

Warna sangat mirip dengan gigi.

Tidak korosi.

Cukup kuat, tahan lama, dan tahan tekanan kunyah yang tidak terlalu besar pada

ukuran tambalan kecil hingga sedang.

Bisa digunakan untuk semua gigi, depan maupun belakang.

Membutuhkan lebih sedikit pengambilan jaringan gigi yang sehat.

Perbaikan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Pemolesan dilakukan langsung di akhir kunjungan.

Kekurangan dari tumpatan komposit adalah :1,2

Lebih mudah pecah dan dapat terjadi sedikit abrasi permukaan dibanding amalgam.

11

Page 12: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

Paling sulit dalam pengaplikasiannya dibanding tambalan lain, memerlukan teknik

sensitif dan keterampilan yang cukup.

Lebih mahal dibanding amalgam.

Dapat menyebabkan reaksi alergi, walau sangat jarang, lebih jarang dibanding

amalgam.

Lebih mudah terjadi kebocoran dan dapat terjadi sensitivitas gigi akibat penambalan

dengan prosedur yang tidak tepat.

2.9 Pengertian Bleaching

Bleaching, yaitu suatu cara pemulihan kembali gigi yang berubah

warna, sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan

secara kimiawi dan tujuannya mengembalikan faktor estetik penderita.5

2.10 Bahan – Bahan Bleaching

Bahan pemutih gigi dapat berperan sebagai oksidator atau

reduktor, kebanyakan preparat yang tersedia adalah oksidator. Macam-

macam bahan-bahan pemutih gigi adalah sebagai berikut :6

1. Hidrogen peroksida

Hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat dan tersedia dalam

berbagai konsentrasi, yang paling umum di pakai adalah konsentrasi

30-35 %. Contoh larutan hidrogen peroksida adalah superoxol,

perhidrol. Cairan ini merupakan cairan bening tidak berwarna dan tidak

berbau.

2. Pirozon

Pirozon adalah larutan hidrogen peroksida 25 % dalam eter 75 %.

Larutan ini bersifat kaustik, mudah menguap juga baunya merangsang

menyebabkan rasa mual pada pasien.

12

Page 13: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

3. Natrium perborat

Natrium perborat dapat diperoleh dalam bentuk bubuk. Bahan yang

masih baru mengandung kira-kira 95 % perborat dalam 9,9 % oksigen.

Bahan ini bersifat alkali, lebih mudah dikontrol dan lebih aman daripada

cairan hidrogen pekat.

4. Karbamid peroksida

Karbamid peroksida dikenal sebagai urea hidrogen peroksida, dapat

diperoleh dalam berbagai konsentrasi antara 3-15 %. Umumnya

preparat ini mempunyai pH 5-6,5 % dan mengandung kira-kira 10 %

karbamid peroksida, biasanya mengandung gliserin atau propilen glikol,

natrium stannat, asam fosfat atau asam sitrat dan aroma.

5. Larutan Mc. Innes

Larutan ini terdiri atas 5 bagian asam klorida 36 %, 5 bagian

hidrogen peroksida 30 % dan 1 bagian eter, biasanya digunakan untuk

menghilangkan noda pada kasus fluorosis.

6. Natrium peroksiborat monohidrat

Contoh bahan ini adalah amosan, yang melepaskan oksigen lebih

banyak daripada natrium perborat, diindikasikan untuk pemutihan gigi

secara internal.

2.11 Macam – macam Tehknik Bleaching

Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara

eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching

secara internal, dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik.

2.11.1 Tehnik Bleaching secara Eksternal

13

Page 14: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

Pewarnaan pada gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan

faktor ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial.

a. Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warna karena Tetrasiklin

Bleaching secara eksternal dilakukan pada gigi vital yang berubah warna karena

tetrasikllin yang belum parah yaitu gigi berwarna kuning. Tehniknya bleaching secara

eksternal, sebagai berikut :6

1. Bersihkan gigi, lindungi jaringan lunak dengan mengulaskan pasta pelindung mulut,

pasang karet isolator (rubberdam), ikat dengan benang (dental floss) pada gigi yang

akan dirawat.

2. Letakkan sepotong kapas yang telah dibasahi larutan hidrogen peroksida pada

bagian labial dan palatinal gigi.

3. Pemanasan dilakukan dengan cara memakai lampu reostat controlled photoflood

yang diletakan sekitar 30 cm dari gigi selama 10-30 menit atau dengan hand-held

thermostatically controlled yaitu dengan menempelkan ujung alat ini pada

permukaan gigi yang telah diberi gulungan kapas yang dibasahi dengan superoxol.

4. Pemutihan gigi dilakukan selama 30-60 detik. Ulangi prosedur ini sebanyak 3 kali.

5. Kapas dilepas, gigi dibilas dengan air hangat, buka ikatan dental floss, lepaskan

Karet isolator, bersihkan sisa pasta pelindung mulut.

6. Suruh pasien menyikat gigi kemudian lakukan pemolesan.

7. Pasien disuruh datang 1 minggu kemudian, bila belum memuaskan prosedur

bleaching diulang

b. Bleaching Tehnik Mouthguard

Tehnik ini biasanya dipakai pada perubahan yang ringan, dianjurkan sebagai tehnik

pemutihan di rumah, biasa disebut juga tehnik pemutihan dengan matriks. Tehnik ini dapat

14

Page 15: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

dilakukan pada malam hari saat tidur disebut nightguard vital bleaching atau dipakai pada

siang hari. Prosedur mouthguard bleaching adalah sebagai berikut :6

1. Pasien diberi penjelasan, lakukan profilaksis, dibuat foto permulaan dan selama

perawatan.

2. Gigi dicetak, dibuat model lengkung rahang dari gips batu. Dua lapis relief die

diulaskan pada bagian bukal cetakan gigi untuk membentuk reservoir bagi bahan

pemutih.

3. Matriks plastik lunak setebal 2 mm dibuat dan dirapikan dengan gunting sampai

1mm melewati tepi ginggiva.

4. Mouthguard dicoba pada mulut, lalu diangkat dan bahan pemutih dimasukkan

kedalam ruangan dari setiap gigi yang akan diputihkan. Kemudian mouthguard

dipasang atas gigi dalam mulut dan kelebihan bahan pemutih gigi dibuang.

5. Pasien harus dibiasakan menggunakan prosedur ini, biasanya 3-4 jam sehari dan

bahan pemutih diisi kembali setiap 30-60 menit.

6. Perawatan dilanjutkan selama 4-24 minggu, pasien diperiksa setiap 2 minggu.

c. Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warna karena Fluorosis

Untuk memperbaiki pewarnaan karena fluorosis ini, cara yang lebih efektif adalah

tehnik asam hidroklorik-pumis yang terkontrol atau disebut tehnik pumis asam. Sebetulnya

cara ini bukan cara pemutihan gigi murni (oksidasi), melainkan suatu tehnik dekalsifikasi

dan pembuangan selapis tipis email yang berubah warna.6

2.11.2 Tehnik Bleaching secara Internal (Intrakoronal)

Pemutihan gigi secara intrakoronal dilakukan pada gigi yang telah dirawat

endodontik dengan baik. Metode bleaching yang umum dilakukan untuk gigi ini adalah

tehnik walking bleach, termokatalitik dan kombinasi.

a. Tehnik Walking Bleach

15

Page 16: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

Tehnik ini memakai campuaran superoxol dan natrium perborat, prosedurnya adalah

sebagai berikut :6

1. Jaringan sekitar gigi yang akan dirawat dilindungi dengan vaselin.

2. Isolasi gigi dengan karet isolator (rubberdam).

3. Kamar pulpa dan tanduk pulpa dibersihkan, kemudian dentin bagian labial dalam

kamar pulpa dikurangi 0,5 mm dengan bor kecepatan rendah.

4. Kurangi gutaperca dengan plugger panas sebanyak 2 mm ke arah apikal.

5. Daerah orifis ditutup dengan semen seng oksida eugenol setebal 1 mm.

6. Bersihkan kamar pulpa dengan xylene atau isopropil alkohol 70 %, Kemudian

keringkan dengan aliran udara. Menurut Hyess (1986) dapat juga dipakai asam fosfat

37 % yang dioleskan dalam kamar pulpa selama 1 menit, kemudian bilas dengan air

dan keringkan.

7. Letakkan pasta campuran natrium perborat dengan superoxol di dalam kamar pulpa,

tekan dengan kapas ke arah dinding labial kemudian tutup dengan tumpatan

sementara seng oksida eugenol.

8. Kunjungan berikutnya dilakukan 3-7 hari kemudian. Bila pemutihan gigi Belum

berhasil, ulangi prosedur di atas, tetapi bila sudah berhasil, bersihkan gigi kemudian

lakukan tumpatan tetap dengan resin komposit.

b. Tehnik Kombinasi

Tehnik kombinasi ialah cara bleaching yang menggabungkan tehnik walking bleach

dengan tehnik termokatalitik secara bergantian, sehingga hasilnya lebih cepat dan

memuaskan.Prosedur tehnik kombinasi adalah langkah pertama sama dengan tehnik

termokatalitik, setelah dilakukan pemanasan, kapas yang telah dibasahi hidrogen peroksida

dalam kamar pulpa dikeluarkan lalu gigi dikeringkan. Kemudian pasta hasil pencampuran

16

Page 17: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

superoxol dengan bubuk natrium perborat diletakkan dalam kamar pulpa. Tindakan

selanjutnya seperti tehnik walking bleach.6

c. Tehnik Foto Oksidasi Ultra Violet

Lampu ultraviolet diletakkan pada permukaan labial gigi yang akan diputihkan.

Cairan hidrogen peroksida 30-35 % diletakkan di dalam kamar pulpa dengan kapas, lalu

disinari dengan lampu ultraviolet selama 2 menit. Diduga hal ini mengakibatkan

penglepasan oksigen sama dengan pemutihan tehnik termokatalitik. Cara ini kurang efektif

dibandingkan dengan tehnik walking bleach serta memerlukan waktu yang lebih banyak.6

2.12 Efek Samping Bleaching

Ada 2 efek samping yang paling sering terjadi yaitu gigi sensitif dan iritasi pada

ginggiva. Selain sakit tenggoroka dan perih pada jaringan rongga mulut dan sakit kepala

merupakan efek samping teteapi jarang dilaporkan. Ketika efek samping pada seseorang

terjadi secara kebetulan selama proses bleaching, proses ini harus dihentikan. Bagi

kebanyakan orang efek samping yang mereka rasakan tidak pernah terlalu signifikan

dibandingkan dengan proses bleachingnya. Umumnya efek samping ringan pada seseorang

yang dapat ditoleransi selama proses bleaching akan menurun dalam beberapa hari setelah

beberapa hari setelah mereka menyelesaikan perawatannya.7,8

1. Gigi sensitif

Beberapa pasien mempunyai riwayat gigi sensitif setelah sekali pengaplikasian dari

bahan bleaching.Gigi menjadi sensitif terhadap udara, air ,panas dan dingin dan sensitif

terhadap makanan dan minuman yang manis.Bahan bleaching ini merusak prisma rod

enamel ,kerusakan ini dapat menyebabkan tersingkapnya dentin secara

mikroskopis .Hydrogen peroxide dalam bentuk gel atau past ,secaa kimia memiliki sifat

hypertonic dibandingkan cairan pada struktur gigi dn jaringan sekitarnya. Kondisi tersebut

17

Page 18: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

menyebabkan trjadinya proses penyerapan air dari tekanan yang lbih rendah. Dalam hal ini

dari enamel ,tubulus dentin dan lapisan epitel mukosa atau gusi. Proses dehidrasi tersebut

menyebabkan rasa ngilu dan sensitif.7,8

2. Iritasi gingiva

Selama proses bleaching jaringan gingiva dapat menjadi iritasi. Iritasi gingiva dapa

meluas dihubungkan dengan konsentrasi peroxide yang ditemukan pada bahan

bleaching.Bisa juga dikarenakan tray mendorong melawan gingiva selam proses bleaching

yang menyebabkan trauma mekanis. Larutan bleaching dengan konsentrasi tinggi dapat

menyebabkan trauma khemis. Hal-hal ini dapat menyebabkn resesi gingiva secara

permanen.7,8

3. Sakit pada tenggorokan

Bahan bleaching dapat tertelan.Hal ini tidak dapat dihindari selama proes

bleaching .Ketika bahan tersebut tertelan ,dapat menyebakan iritasi paa jaringan mukosa

pada tengggorokan.7,8

4. Masalah dengan material restorasi gigi

Pemeriksaan laboratorium membuktikan efek bahan bleaching pada material gigi

menunjukkan perubahan secara klinis tidak signifikan terhadap kebanyakan material

restorasi gigi setelah bleaching. Gel Carbamide peroxide meningkatkan pelepasan merkuri

dari amalgam gigi menyebabkan perbahan warna menjadi lebih buram.7,8

5. Perubahan morfologi enamel

Carbamide peroxide menyebabkan sedikit perubahan morfologi dari permukaan

enamel pada level pH yang beragam.Menurut penelitian Rosalina Tjandrawinat merendam

sampel enamel dalam Carbamite peroxide dan Hydrogen peroxide menunjukkan hasil

yang sama yaitu perubahan gambaran email menjadi lebih kasar ,berpori-pori dan adanya

bercak warna putih akibat menggunakan bahan tersebut dilihat secar mikroskopis.7,8

18

Page 19: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

19

Page 20: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Amalgam merupakan bahan tumpatan yang paling sering digunakan karena bahan ini

dapat bertahan lama sebagai bahan tumpatan, mudah memanipulasinya, mudah beradaptasi

dengan cairan mulut dan harganya relatif murah. Tetapi amalgam memiliki nilai estetika

yang rendah serta dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi karena bersifat korosi.

Komposit digunakan sebagai alternatif pengganti amalgam karena komposit cukup

kuat untuk gigi posterior dan memiliki nilai estetika tinggi karena warna sangat mirip

dengan gigi.

Proses bleaching (pemutihan) gigi, merupakan suatu tindakan yang

cukup efektif dan sederhana dalam menanggulangi perubahan warna

gigi, baik pada gigi vital maupun pada gigi non vital yang telah dirawat

endodontik.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam pemilihan tumpatan dokter gigi menjelaskan

tentang kelebihan dan kekurangan tumpatan kepada pasien serta

memilih tumpatan sesuai indikasi.

Sebaiknya dokter gigi mempertimbangkan cara bleaching yang

mana yang akan dikerjakan untuk memutihkan gigi sesuai dengan

indikasinya sehingga akan memberikan hasil yang memuaskan.

20

Page 21: Laporan Skenario 1 Memutihkan Gigi

DAFTAR PUSTAKA

1. Baum, Phillips, Land. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC, 1997.

2. Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10.

Jakarta : EGC, 2003.

3. Walton, Richard E. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Jakarta : EGC, 2008.

4. Grossman, Louis I. Ilmu Endodontik dalam Praktek Edisi Kesebelas. Jakarta : EGC,

1995.

5. Tarigan, R. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Cetakan I. Jakarta : Widya Medika,

1994.

6. Walton, R. & Torabinejab, M.. Principles and Practice of Endodontics. Second

Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Co, 1996.

7. Tjandrawinata R. Pengaruh karbamid peroksida dan stanous flourida terhadap

permukaan email gigi. FKG Universitas Trisakti, 1999

8. Tam laura. The safety of home bleaching techniques.J Can Assoc 1999 ;65:453-5.

21