UNIT IV
Routing Protocol
I. Pendahuluan
Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang
dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket.
Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan
routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router
menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika
menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi
tentang jaringan yang ingin dituju secara manual.
Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan
secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika
terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis,
maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table
routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil.
Sedangkan routing dinamis bias diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan
kemampuan lebih dari administrator.
II. Deskripsi Kerja
Tugas 1. IP Assignment
1. Pada gambar topologi jaringan komputer di atas, lakukan pembagian pengalamatan
untuk mengakomodir seluruh host yang ada. IP yang diberikan adalah:
192.168.100.0/24
2. Lakukan pembagian pengalamatan dengan pendekatan VLSM dengan kebutuhan
host:
Network pada PC A 50 Host
Network pada PC B 45 Host
Network pada PC C 24 Host
Network pada Server A 20 Host
Network pada Server B 13 Host
Network pada Server C 10 Host
WAN pada Network R1 – R2 2 Host
WAN pada Network R2 – R3 2 Host
3. Gunakan ketentuan:
a. Host pada tiap network menggunakan 1st usable IP address.
b. Gateway pada tiap network menggunakan last usable IP address.
c. WAN R1- R2 memiliki alamat network lebih rendah daripada WAN R2-R3.
d. S 0/0/0 R1 1st usable IP address, S 0/0/0 R2 last usable IP address.
e. S 0/0/1 R2 1st usable IP address, S 0/0/1 R3 last usable IP address.
4. Gunakan Lembar Corat-Coret yang disediakan untuk menghitung, diperbolehkan
menggunakan kalkulator. Dapat juga digunakan Tabel Subnetting VLSM untuk
mengerjakan.
5. Berdasarkan hasil penghitungan, lengkapi tabel pada Lembar Pengamatan Tugas 1.
Tugas 2. IP Addressing
1. Pilih mode Realtime dalam Packet Tracer.
2. Lakukan pengalamatan pada tiap perangkat yang ada sesuai dengan ketentuan
Lembar Pengamatan 1.
3. Lakukan uji konektifitas menggunakan ping dengan Command Prompt, lengkapi
hasilnya pada Lembar pengamatan 2
Tugas 3. Static Routing
1. Pilih mode Realtime dalam Packet Tracer
2. Pada Router 1 tambahkan Static Routing menuju network yang ada pada PC B dengan
cara:
a. Masuk/klik 2x pada Router 1, pada tab Config – Routing, pilih Static untuk
memberi static routes.
b. Masukan untuk static routes dari Router 1 untuk menuju ke semua network yang
tidak terhubung langsung (directly connected) pada router dengan parameter:
Network : Network tujuan
Mask : Subnet mask network tujuan
Next Hop : merupakan alamat ip yang masih dapat dijangkau tanpa routing
protocol menuju network tujuan.
c. Menggunakan Command Prompt yang ada di Desktop di PC A, lakukan telnet
ke Router 1 dengan perintah telnet [ip gateway], misal telnet 192.168.100.62.
d. Gunakan password ” jarkom ” untuk semua proses yang membutuhkan password.
e. Masuk ke mode privelege pada router menggunakan perintah ”enable”, amati
routing table pada Router 1 dengan mengetikan perintah ”show ip route”, amati
dan catat hasilnya Lembar pengamatan 3.a.
3. Pilih Simulation mode pada Packet Tracer.
a. Sebelumnya, pastikan jendela Event List bersih dengan cara klik tombol Delete di
bagian bawah tengah.
b. Pilih dan pastikan Event List Filters pada pilihan ICMP.
c. Dari PC A, lakukan ping ke semua alamat ip sesuai Lembar pengamatan 3.b,
menggunakan Add Complex PDU dengan parameter sequence number dan time
pada one shot bernilai 1, create PDU
d. Jalankan proses menggunakan capture/forward sampai proses dinyatakan
successful / failed.
e. Amati setiap event yang ada, catat dan lengkapi dengan deskripsi singkat proses
dalam setiap event successful dan failed, catat hasilnya pada Lembar
pengamatan 3.c.
4. Pilih mode Realtime dalam Packet Tracer.
a. Ulangi langkah nomor 2 pada Router 2 dan Router 3 untuk membangun routing
table pada Router 2 dan Router 3.
b. Ulangi langkah 2.c & 2.d dari PC yang terhubung langsung dengan Router 2 dan
Router 3 untuk melihat routing table dan lengkapi Lembar pengamatan 3.d
5. Pilih Simulation mode pada Packet Tracer
a. Menggunakan Lembar pengamatan 3.e, lakukan ping ke semua IP sesuai.
b. Amati setiap event yang ada, catat dan lengkapi dengan deskripsi singkat proses
dalam setiap event successful dan failed, catat hasilnya pada Lembar
pengamatan 3.f.
Tugas 4. Dynamic Routing
1. Pilih mode Realtime dalam Packet Tracer, hapus routing table yang ada pada tiap
router dengan cara:
a. Pada Config tab tiap router, gunakan Remove untuk menghapus Static Routes.
b. Lakukan uji konektifitas, bandingkan hasilnya dengan Lembar Pengamatan 2.
2. Masuk pada Router 1 menggunakan telnet dari PC A untuk menambahkan dynamic
routing protocol RIP version 2.
R1(config-router)#network 192.168.100.0
R1(config-router)#network 192.168.100.160
R1(config-router)#network 192.168.100.224
Merupakan network - network yang terhubung langsung (directly connected) ke Router 1.
3. Amati routing table yang terbentuk pada Router 1 menggunakan show ip route, dan
catat hasilnya pada Lembar pengamatan 4.a.
4. Ulangi langkah nomor 2 untuk membangun routing table pada Router 2, amati
routing table yang terbentuk pada Router 1 dan Router 2, dan catat hasilnya pada
Lembar pengamatan 4.b.
5. Pilih Simulation mode pada Packet Tracer.
a. Sebelumnya, pastikan jendela Event List bersih dengan cara klik tombol Delete di
bagian bawah tengah.
b. Pilih dan pastikan Event List Filters pada pilihan RIP.
c. Jalankan proses menggunakan capture/forward
d. Amati setiap event yang ada, catat dan lengkapi dengan deskripsi singkat proses
dalam setiap event, dan catat hasilnya pada Lembar pengamatan 4.c.
6. Pilih mode Realtime dalam Packet Tracer.
7. Ulangi langkah nomor 2 untuk membangun routing table pada Router 3.
8. Lakukan uji konektifitas menggunakan ping, pastikan ping dapat dilakukan ke semua
alamat IP
9. Amati routing table yang terbentuk pada Router 1, Router 2, dan Router 3, dan
catat hasilnya pada Lembar pengamatan 4.d.
10. Pilih Simulation mode pada Packet Tracer.
a. Sebelumnya, pastikan jendela Event List bersih dengan cara klik tombol Delete di
bagian bawah tengah.
b. Pilih dan pastikan Event List Filters pada pilihan ICMP.
c. Lakukan uji konektifitas dari PC A ke salah satu tujuan alamat IP.
d. Jalankan proses menggunakan Auto capture / Play.
e. Amati setiap event yang ada, catat dan lengkapi dengan deskripsi singkat proses
dalam setiap event, dan catat hasilnya pada Lembar pengamatan 4.e.
III. Pembahasan
Tugas 1. IP Assignment
Pembagian alamat IP didasarkan pada pengalamatan VLSM dan dihasilkan seperti
pada Lembar Pengamatan Tugas 1.
Tugas 2. IP Addressing
Dalam Lembar Pengamatan Tugas 2 terdapat beberapa jaringan yang tidak dapat
melakukan proses ping. Hal ini dikarenakan belum adanya routing protocol yang mengatur
lalu lintas antar router sehingga koneksi jaringan yang terhubung hanya jaringan local saja.
Karena itulah, ketika PC A melakukan ping, hasilnya hanya bisa berhasil ke Server A, Router
1, dan PC A itu sendiri. Untuk hasil lain & pembahasan dengan deskripsi singkat, bisa dilihat
pada Lembar Pengamatan 2.
Tugas 3. Static Routing
Lembar Pengamatan Tugas 3 mencatat hasil pengujian terhadap Static Routing.
Lembar pengamatan 3a – 3c dicatat ketika Static Routing Protocol hanya diimplementasikan
pada Router 1. Lembar pengamatan 3d – 3f dicatat ketika Static Routing Protocol sudah
diimplementasikan ke semua router. Hasil dan deskripsi singkat ada pada Lembar
Pengamatan 3.
Pertanyaan Tugas 3:
1. Pada lembar 3.b, apa penyebab kegagalan ping?
Jawab: PC A hanya bisa melakukan ping ke Server A dan Router 1, artinya koneksi
local sudah terhubung. Tapi ping dari PC A ke network lain / host lain gagal, artinya
koneksi antar network masih belum terhubung karena pengaturan routing masih
belum dilakukan. Polisi yang mengatur lalu lintas data tiap network adalah router,
sehingga kalau router belum di-setting ke mana jalur data harus diarahkan, maka data
tidak akan pernah sampai tujuan.
2. Pada lembar 3.e, apa penyebab keberhasilan proses ping?
Jawab: Proses ping berhasil, artinya koneksi antar network sudah terhubung karena di
Router 1, Router 2 dan Router 3 sudah di-setting jalur routing-nya. Dapat dilihat di
lembar pengamatan tabel 3.d
3. Apa yang terjadi jika semua jaringan internet yang ada menggunakan static route?
Jawab: Konsep dari static routing adalah routing yang static (tetap). Rute pada static
routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator. Sehingga
static routing memiliki kekurangan yang besar untuk jaringan skala besar karena tidak
dapat beradaptasi pada perubahan teknologi topologi jaringan dan kegagalan
peralatan. Jadi, jika terjadi pengubahan topologi jaringan, maka konfigurasi pada
static routing (routing table) juga harus diubah.
4. Pada kondisi apakah static route dapat digunakan?
Jawab: Static routing disarankan diapakai pada jaringan dengan skala menengah ke
bawah supaya admin tidak terlalu banyak melakukan setting. Bisa juga pada jaringan
yang hampir tidak ada pengubahan topologi jaringan, atau yang menunggunakan
sumber daya yang sedikit.
Tugas 4. Dynamic Routing
Lembar pengamatan 4a mencatat kondisi rute IP di mana setting Static Routing
Protocol sudah dihapus dan Router 1 di-setting Dynamic Routing Protocol RIPv2. Lembar
pengamatan 4b – 4c mencatat kondisi jaringan ketika Router 1 dan 2 di-setting Dynamic
Routing Protocol. Lembar pengamatan 4b – 4c mencatat kondisi jaringan ketika Router 1 dan
2 di-setting Dynamic Routing Protocol dan mencatat simulation mode. Lembar pengamatan
4d – 4e mencatat kondisi jaringan ketika Router 1 dan 2 di-setting Dynamic Routing Protocol
dan mencatat simulation mode. Hasil dan deskripsi singkat ada pada Lembar Pengamatan 4.
Pertanyaan Tugas 4:
1. Berapa alamat ip yang digunakan oleh router untuk proses pengiriman update routing
protocol? dan apa yang dimaksud multicast?
Jawab: Terlihat pada hasil praktikum bahwa router menggunakan 6 (enam) alamat IP
untuk proses pengiriman update routing protocol. Multicast yaitu pengiriman data dari
banyak node ke banyak node dengan alamat yang berbeda, prinsip ini juga diterapkan
dalam dynamic protocol.
2. Apa yang dimaksud metrics dalam sebuah routing Protocol, dan apa saja yang
termasuk didalamnya?
Jawab: Metrics adalah properti dari routing protocol yang terdiri dari hal-hal yang
diperlukan dalam proses routing untuk menentukan jalur terbaik yang harus dipilih
dalam pengiriman data. Contohnya Routing Information Protocol menggunakan hop
count untuk menghitung jumlah lompatan router / ke jaringan yang berbeda sehingga
bisa menentukan rute terbaik.
Metrics dalam routing protocol:
a. Routing Information Protocol (RIP)
RIP adalah routing protocol yang paling sederhana, dan termasuk dalam kategori
distance vector. RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) dengan metrik
maksimum sebanyak 15 lompatan. Tabel RIP akan di update setiap 30 detik. RIP
yang digunakan dalam praktikum adalah RIPv2. Semua prosedur operasi, timer-
timer, dan fungsi-fungsi stabilitas dari RIPv1 tetap ada pada versi 2, dengan
pengecualian update broadcast. Pada RIPv2 update dilakukan secara multicasts
pada router-router lain menggunakan address kelas D 224.0.0.9. Keuntungan
multicast adalah mesin-mesin pada network lokal yang tidak berpartisipasi dalam
proses RIP tidak perlu menghabiskan waktu “membuka bungkus” paket broadcast
dari router. Metrics: hop count.
b. Enhanced IGRP (EIGRP)
EIGRP juga merupakan salah satu protocol buatan Cisco yang termasuk dalam
distance-vector, namun meskipun demikian protokol ini mempunyai beberapa
keunggulan dari link-state protocol biasa. Karena itulah protokol ini juga disebut
sebagai bagian dari protokol balanced-hybrid. Metrik: Bandwidth, delay, load,
reliability, MTU.
c. Open Shortest Path First (OSPF)
OSPF dibuat sekitar tahun 1991 dan dinyatakan sebagai suatu protocol yang
terbuka, disamping itu OSPF juga di dokumentasikan dalam RFC 2328. OSPF
mempunyai beberapa kelebihan diantaranya adalah bebas putaran (loop), dengan
syarat selama Link State DataBase (LSDB) nya selalu disamakan (synchronized)
dan selama semua router mempunyai perhitungan yang benar. OSPF
menggunakan algoritma link-state untuk mengirimkan semua informasi ke semua
titik pada semua jaringan, dengan memperhitungkan jalur paling pendek untuk
setiap titik. Metrics: cost.
d. Intermediate System to Intermediate System (IS-IS)
Routing protocol ini sudah di standarisasi dengan menggunakan ISO 10589. IS-IS
banyak digunakan ISP besar, terutama di Amerika. Konfigurasi yang digunakan
juga lebih mudah dari OSPF. Sistem protokol ini berdasarkan suatu cara routing,
yang lebih dikenal dengan nama DECnet phase V routing. Pada sistem ini router,
yang lebih dikenal sebagai intermediate system, saling bertukar data dengan
menggunakan matrik tunggal untuk menetapkan topologi jaringan. Metrics: cost.
3. Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis routing protocol?
Keuntungan Static Routing
Mudah untuk diprediksi dan dipahami untuk jaringan yang berukuran kecil.
Sedikit bandwidth yang digunakan antar router.
Tahan terhadap gangguan-gangguan jaringan seperti kegagalan routing dan
aktifitas spoofing jaringan.
Kerugian Static Routing
Memerlukan perencanaan yang matang dan membutuhkan biaya yang sangat
mahal untuk manajemennya.
Administrator jaringan harus benar-benar memahami internetwork dan
penggunaan router serta pengkonfigurasiaan router tersebut.
Tidak dapat beradaptasi pada perubahan teknologi topologi jaringan dan
kegagalan peralatan.
Tidak cocok untuk jaringan dengan ukuran besar.
Keuntungan Dynamic Routing Protocol
Mempunyai kemampuan untuk mengubah routing table yang ada berdasarkan
perubahan yang terjadi pada jaringan.
Kerugian Dynamic Routing Protocol
Dalam penyediaan alat lebih mahal.
Dibutuhkan kemampuan yang lebih untuk administrator agar bisa melakukan
konfigurasi-konfigurasi yang diperlukan oleh router.
IV. Penutup
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu
jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara
dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router
lain. Perlu melakukan setting sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router untuk
bisa membuat routing protocol. Ada dua jenis routing protocol, yaitu :
Static Routing Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan
yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika
diubah secara manual oleh administrator. Berikut ini adalah karakteristik dari static routing:
tidak akan mentolerir jika terjadi kesalahan pada konfigurasi yang ada. Jika terjadi
perubahan pada jaringan atau terjadi kegagalan sambungan antara dua atau lebih titik
yang terhubung secara langsung, arus lalu lintas tidak akan disambungkan oleh router.
konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam jaringan yang hanya
mempunyai beberapa router, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3.
informasi routingnya diberikan oleh orang (biasa disebut administrator jaringan)
secara manual.
satu router memiliki satu table routing
jenis ini biasanya digunakan untuk jaringan kecil dan stabil
Dynamic Routing
Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk
meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan
rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan
bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute
pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router. Yang
termasuk dalam dynamic routing protocol adalah RIP, IGRP, BGP, OSPF dan IS-IS.
Karakteristik dynamic routing:
informasi routingnya tidak lagi diberikan oleh orang (manual), melainkan diberikan
oleh software.
apabila salah satu jalur yang ada mengalami gangguan atau kerusakan peralatan, maka
router akan secara otomatis akan mencari ganti dari jalur yang tidak bisa dipakai lagi.
menangani jaringan yang lebih kompleks dan luas, atau jaringan yang konfigurasinya
sering berubah ubah (koneksi putus-nyambung)
jaringannya cerdas (sudah menggunakan komputasi)
memerlukan routing protokol untuk membuat table routing dan routing protokol ini
bisa memakan sumber daya komputer.
V. Daftar Pustaka
http://www.tulisanku.com/2009/05/routing-protocol.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Routing Modul Jaringan Komputer UNY (tidak ada keterangan penulis)
Top Related