LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI
ACARA 1
PRINSIP KEKEKALAN DAN NERACA MASSA DAN ENERI
DISUSUN OLEH :
NAMA : FEBRIANA INTAN PERMATA HATI
NIM : 13/346860/TP/10619
GOL : RABU (B)
CO ASS : AHMAD DENIM
LABORATORIUM TEKNIK PANGAN & PASCAPANEN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN & BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan kita selalu bergerak. Benda diam merupakan nilai
relative dari sudut pandang yang melihatnya. Dalam melakukan setiap
kegiatan kita membutuhkan energi. Energi merupakan sesuatu yang
dibutuhkan untuk melakukan kerja, energi memiliki bentuk yang
bermacam-macam diantaranya energi panas, energi bunyi, energi kinetic,
energi potensial dan bentuk-bentuk energi lainnya.
Komposisi energi di dunia ini selalu sama, hal ini dikarenakan
energi tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan sehingga jumlah total
energi di alam selalu konstan sama, pernyataan ini disebut kekekalan
energi. Disamping energi massa juga jumlahnya selalu sama di dunia ini.
Massa merupakan ukuran inersia/kelembaman suatu benda (kemampuan
mempertahankan keadaan diam suatu gerak). Dalam kekekalan massa,
massa tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, sama halnya seperti
energi. Reaksi ini terjadi pada sistem tertutup dan melibatkan perpindahan
materi.
Dalam sebuah sistem yang bekerja terjadi peristiwa pemakaian
energi. Untuk menghitung analisis karakteristik pemakaian energi maka
dilakukan perhitungan neraca massa dan neraca energi. Terdapat beberapa
macam perhitungan neraca massa dan energi, diantaranya yang melibatkan
reaksi kimia, dan yang tidak melibatkan reaksi kimia.
Sebagai mahasiswa Teknik Pertanian memiliki pengetahuan
mengenai hukum kekekalan energi dan massa serta dapat menerapkan
prinsip tersebut dalam neraca massa dan energi sebuah sistem merupakan
sebuah keharusan, hal ini dikarenakan banyak praktikum yang dilakukan
diantaranya melibatkan perpindahan energi dan massa, contoh nyata
pemanfaatan neraca energi dan massa adalah pada kegiatan menspesifikasi
alat, alat yang bagus adalah alat yang bisa meminimalisir terbuangnya
energi. Dengan penghitungan neraca massa dan neraca energi maka niali
tersebut dapat ditemukan. Oleh karena sebab-sebab diatas maka praktikum
ini sangat penting untuk dilakukan.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum acara 1 Satuan Operasi adalah :
1. Mempelajari prinsip kekekalan massa
2. Mempelajari prinsip kekekalan energi
3. Mempelajari analisa neraca massa
4. Mempelajari analisa neraca energi
BAB II
DASAR TEORI
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja. Terdapat banyak
bentuk energi dan semuanya dapat saling berubah bentuk. Energi adalah fungsi
keadaan, kerja dan kalor bukan merupakan fungsi keadaan (chang, 2005). Untuk
setiap kegiatan, energi ini disebut sebagai tenaga. Tindakan berangkat ke sekolah,
mengayuh sepeda, bermain dan berolahraga memerlukan energi. Macam-macam
energi yang dikenal dalam kehidupan manusia diantaranya adalah :
1. energi panas : energi panas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang
panas. Panas disebut juga kalor. Benda yang memiliki panas juga memiliki
enegi panas didalamnya, contohnya lilin yang menyala dapat memutar
kertas spiral yang bergantung diatasnya.
2. Energi bunyi : Energi bunyi adalah energi yang ditimbulkan oleh benda
yang mengeluarkan bunyi. Bunyi dihasilkan dari getaran,. Besar kecilnya
sumber bunyi mempengaruhi dari energi bunyi yang dihasilkan. Contoh
bunyi yang kuat adalah halilintar, petasan dan bom. Bunyi yang kuat
menghasilkan energi yang besar. Bunyi kuat dapat memekakkan telinga,
menggetarkan dan bahkan memecahkan kaca jendela
3. Energi kinetic : energi kinetic adalah energi yang dimiliki oleh benda yang
sedang bergerak. Contoh benda yang bergerak dan menghasilkan energi
kinetik antara lain kincir angin dan dinamo sepeda. Kincir angin
dimanfaatkan oleh manusia untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan
listrik. Sementara itu, putaran roda sepeda mampu memutar dinamo
sepeda dan menghasilkan energi listrik untuk menyalakan lampu sepeda.
4. Energi potensial : Energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam
suatu benda. Ketapel yang teregang mempunyai energi potensial. Energi
tersebut sewaktu-waktu dapat dilepaskan. Contoh benda yang memiliki
energi potensial selain ketapel adalah per yang teregang, busur anak panah
yang teregang, dan lain-lain. Energi potensial yang ada pada per disebut
sebagai energi potensial pegas.
5. Energi listrik : Energi listrik adalah energi yang tersimpan dalam benda
yang bermuatan listrik. Energi yang dihasilkan oleh arus listrik mampu
menjalankan motor listrik. Contohnya lampu listrik, kipas angin, seterika
listrik, dan pompa air listrik.
6. Energi cahaya : Kapas yang diletakkan di bawah lensa cembung yang
terkena sinar matahari dapat terbakar. Mengapa demikian? Karena cahaya
matahari yang dikumpulkan oleh lensa cembung dapat memanaskan kapas
sampai terbakar.
7. Energi kimia : Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam bahan
kimia. Energi kimia terdapat dalam berbagai bahan kimia, seperti baterai,
aki, makanan, dan bahan bakar. Sebagian bahan kimia tersebut bisa
digunakan untuk menghasilkan energi listrik (anonim1, 2012).
Hukum I Thermodinamika menjelaskan bahwa Energi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya, tetapi energi tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan yang kemudian disebut dengan hukum kekekalan energi (berata ,
2003).
Gaya nonkonservatif tidak dapat dinyatakan dalam persamaan energi
potensial. Tetapi kita dapat menggambarkan efek dari gaya tersebut dalam bentuk
energi selain energi kinetik dan potensil. Ketika sebuah mobil yang bergerak
direm agar berhenti, ban dan permukaan jalan menjadi panas. Energi ini
dinamakan energi dalam. Kenaikan temperatur sebuah benda dapat menaikkan
enerfi dala. Percobaan yang sangat hati-hati menunjukkan bahwa kenaikan energi
dalam tepat sama dengan nilai absolut dari kerja yang dilakukan oleh geseka,
dengan kata lain
∆Udalam=−W lain
Dimana ∆Udalam merupakan perubahan energi dalam. Jika
disubstitusikan dengan persamaan sebelumnya maka menjadi :
∆ K+∆U+∆Udalam=0(hukum kekekalan energi)
Persamaan tersebut ,erupakan bentuk umum dari hukum kekekalan energi
(law of conservation of energy). Dalam suatu proses, energi kinetik, energi
potensial, dan energi dalam sistem dapat berubah semuanya. Tetapi jumlah dari
semua perubahan tersebut selalu nol. Jika terdapat penurunan suatu bentuk energi,
maka terjadi peningkatan bentuk energi lainnya. Bila kita mengembangkan
definisi energi yang melibatkan energi dalam. Persamaan diatas menyatakan
bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tapi hanya berubah
bentuk (young, et al., 2000).
Konsep massa pertama kali dikemukakan oleh Newton, Newton
menggunakan konsep massa sebagai sinonim jumlah zat, namun hal ini tidak
terlalu tepat karena penghitungan dari jumlah zat tidak bisa didefinisi secara jelas
karena belum ditermukan cara yang tepat untuk menghitung partikel-partikel
tersebut. Menurut Newton massa merupakan ukuran inersia/ kelembaman suatu
benda. Makin besar suatu massa benda maka makin sulit mengubah keadaan
gerak benda tersebut. Semakin besar massa benda, semakin sulit
menggerakannya dari keadaan diam, atau menghentikannya ketika sedang
bergerak atau merubah gerakannya keluar dari lintasannya yang lurus. Konsep ini
dengan mudah dapat kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Jika kita
memukul bola tenis meja dan bola basket dengan gaya yang sama maka tentu saja
bola basket akan bergerak lebih lambat/bola basket memiliki percepatan yang
lebih kecil dibandingkan denga bola tenis. Demikian juga sebuah truk gandeng
yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi.
Jika sebuah gaya menghasilkan percepatan yang besar, maka massa benda kecil;
jika gaya yang sama menyebabkan percepatan kecil, maka massa benda besar
(purnomo, 2008).
Massa juga memiliki komposisi yang konstan di alam. Hukum kekekalan
massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-lavoisier adalah suatu hukum
yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses didalam sistem tersebut. Pernyataan yang umum
digunakan untuk manyatakan hukum kekekalan massa adalah massa berubah
bentuk tetapi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan (wahyuu, et al.,2009).
Dalam sebuah sistem yang bekerja terjadi peristiwa pemakaian energi.
Untuk menghitung analisis karakteristik pemakaian energi maka dilakukan
perhitungan neraca massa dan neraca energi. Neraca massa dan energi dapat
diterapkan dalam bentuk penggunaan dan penggambaran volume atur. Prinsip
kekekalan massa untuk volume atur diperkenalkan dengan men=mperlihatkan
bahwa sistem berupa sejumlah massa tetap m yang menempati ruang yang
berbeda pada satu waktu t dan beberapa saat kemudian t + ∆t. pada saat waktu t,
jumlah massa dalam pembahasan ini adalah penjumlahan dari :
m=mcv(t) + mi
Dimana massa mcv (t) adalah massa yang berbeda didalam volume atur,
dan mi adalah massa yang berbeda di dalam daerah kecil bertanda i.
Dalam selang waktu ∆t seluruh massa yang berada didalam daerah I
melingtasi batas volume atur, sementara sebagian dari massa (me) yang tadinya
berada didalam volume atur akan keluar untuk mengisi satu daerah berlabel e
yang letaknya bersebelahan dengan volume atur.
m=mcv ( t+∆ t )+me
Walaupun sistem dalam pembahasan ini menempati daerah yang berbeda dalam
ruang , pada waktu yang berbeda, sistem tersebut terdiri dari zat yang sama
jumlahnya sesuai persamaan
mcv (t+∆ t )−mcv ( t )=mi−me
Persamaan diatas membuktikan bahwa perubahan massa pada volume atur selam
selang waktu ∆t adalah sama dengan jumlah massa yang masuk dikurangi jumlah
massa yang keluar.
Sedangkan untuk kekekalan energi untuk suatu volume atur dapat diperkenalkan
menggunakan gambar dibawah ini
Dari gambar ditunjukkan suatu sistem terdiri dari zat dengan jumlah tetap m, yang
mengisi daerah yang berbeda pada waktu t dan kemudian t + ∆t. pada waktu t ,
energi sistem yang dibahas adalah
Dimana Eev (t) adalah penjumlahan energi dalam , energi kinetic dan energi
potensial gravitasi. Dalam selang waktu ∆t seluruh massa didalam daerah i
melintasi batas volume atur, sementara itu sejumlah massa me yang semula
berada didalm vlume atur keluat untuk mengisi daerah e. selama selang waktu
tersebut terjadi perpindahan energi , melalui perpindahan kalor dan kerja, dari atau
ke dalam sistem. Pada waktu t + ∆t, energi sistem adalah
Walaupun massa total m dalam pembahasan ini mengisi ruang dari daerah yang
berbeda pada waktu yang berbeda, tetapi jumlah zat yang ada adalah tetap.
Dengan demikian neraca energi sistem tertutup dapat diaplikasikan
Dan bila dimasukkan rumus sebelumnya maka
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum acara 1 Satuan Operasi adalah :
1. Bak air
2. Stopwatch
3. Gelas ukur atau ember sudah ditera
4. Garis atau mistar ukur
Bahan yang digunakan pada praktikum acara 1 Satuan Operasi adalah :
1. Air
2. analisis data acara 1
3. buku modul praktikum Satuan Operasi
B. CARA KERJA
1. pengukuran lama pengisisan dan laju aliran massa ke bak
Pada pengukuran ini digabung dengan pecobaan ke tiga. Kran
bukaan divariasi yaitu 1/3, 2/3 dan 3/3 dan kran pengatus ditutup.
Waktunya dicatat setiap perubahan ketinggian 10 cm sampai 90 cm.
stopwatch dipencet ketika air keluar dari selang menuju gelas ukur.
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan
volume akumulasi
Disiapkan gelas ukur diisi dengan air penuh setinggi 90 cm
dahulu, setelah itu secara bersamaan kran pemasok dank ran pengatus
dibuka (stopwatch mulai saat air mulai mengalir) kemudian kran
pengatus dibuka penuh, kran pemasok divariasikan sebanyak 3x. setiap
interval waktu 10 detik ketinggian air diamati dan dicatat sampai
ketinggian air konsyan (tetap) dan dilakukan 3x berturut-turut.
3. Pengaturan aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
Air dari percobaan satu yang tingginya 90 cm digunakan pada
percobaan ini, bukaan dari kran pengatus divariasi (stopwatch pencet
saat air mulai keluar), tinggi permukaan air kemudian diamati dan
dicatat waktu yang diperlukan untuk penurunan ketinggian air setinggi
10 cm.
4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi
permukaan berubah
Gelas ukur dikosongkan, kran pemasok kemudian dibuka
penuh dan kran pengatus divariasikan (stopwatch ditekan saat air
mulai air mulai keluar dari selang), setiap interval waktu 10 detik
diamati dan dicatat ketinggian air dalam bak penampung sampai air
dalam gelas ukur tersebut konstan, percobaan dilakukan 3x
perulangan.
Skema Alat :
Keterangan :
a. Pompa
b. Kran
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
e. Rangkaian pipa
f. Bak
C. CARA ANALISIS DATA
1. Pengukuran Lama Pengisian dan Laju Aliran Massa ke Bak Air
a. Membuat grafik ketinggian (h dalam meter) vs waktu (t dalam
sekon) :
h = y dan t = x
y = ax + b ,a = dhdt
Atau dengan cara:
dhdt
=ht−h(t−1)
t t−t ( t−1 )
b. Menghitung luas lubang tabung
Atab¿ π(D¿¿ tab)2
4¿
c. Menghitung debit masuk
Q=dhdt∙ A tabung
d. Menghitung laju aliran massa
Min=ρ ∙ Qin ρ=1000kg/m3
2. Pengukuran Pasokan dan Pengatusan Massa Tanpa Ada Perubahan
Volume Akumulasi
g. Menghitung luas lubang kran
Untuk bukaan kecil :
Akran = 14x
13π ¿kran)2
Untuk bukaan sedang
Akran = 14x
23π ¿kran)2
Untuk bukaan penuh
Akran = 14π¿kran)2
b. Menghitung kecepatan air keluar
Vout = √2gh
c. Menghitung debit air keluar
Qout = V out x Akran
d. Menghitung laju aliran massa keluar
Mout = Qout x ρair
3.Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahab volume akumulasi
a. Mencari gradient garis
dhdt
=ht−h(t−1)
t t−t ( t−1 )
b. Menghitung debit keluar
Qout = dhdt
x Atabung
c. Mencari laju aliran massa keluar
Mout = Qout x ρair
e. Dibuat grafik antara t vs h
4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi
permukaan berubah
a. Mencari kecepatan keluar
Vout = √2gh
b. Mencari debit keluar
Qout = V ∙Akran
c. Mencari laju aliran massa keluar
Mout = ρ ∙Qout
d. Mencari gradien
dhdt
=ht−h(t−1)
t t−t ( t−1 )
e. Mencari Qak
Qak = dhdt∙Atab
f. Mencari Qin
Qin = Qout + Qak
g. Dibuat grafik antara Qak vs t
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
A. HASIL PENGAMATAN
1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
h (m)t Bukaan Penuh (s) t Bukaan Sedang (s) t Bukaan kecil (s)1 2 rerata 2 rerata 1 2 rerata
0,1 3 3,2 3,1 3,5 3,7 3,6 12,6 8,1 10,350,2 4,4 4,4 4,4 5 5,4 5,2 22,3 14 18,150,3 5,9 5,9 5,9 6,6 6,7 6,65 31,9 19,4 25,650,4 7,5 7,5 7,5 8,1 8,5 8,3 43 25,7 34,350,5 9,1 8,9 9 10 10,3 10,15 52,8 31,3 42,050,6 10,6 10,4 10,5 11,7 12 11,85 63,5 37,4 50,450,7 12,2 11,8 12 13,4 13,8 13,6 74,3 43,5 58,90,8 13,5 13,6 13,55 15,3 15,7 15,5 83,9 49,4 66,650,9 15,1 15,4 15,25 17 17,5 17,25 94,5 55,2 74,85
Tabel 1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume akumulasi
t (s) tinggi air - in Penuh (m) tinggi air - in Sedang (m) tinggi air - in Kecil (m)1 2 rerata 1 2 rerata 1 2 rerata
10 0,64 0,67 0,655 0,59 0,6 0,595 0,31 0,31 0,3120 0,53 0,53 0,53 0,43 43 21,715 0,09 0,08 0,08530 0,47 0,47 0,47 0,36 0,36 0,36 0,06 0,05 0,05540 0,44 0,45 0,445 0,32 0,33 0,325 0,04 0,04 0,0450 0,43 0,43 0,43 0,32 0,32 0,32 0,04 0,04 0,0460 0,42 0,42 0,42 0,32 0,32 0,32 0,04 0,04 0,0470 0,42 0,42 0,42 0,32 0,32 0,32 80 0,42 0,42 0,42
Tabel 2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume akumulasi
3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
h (m)
t - Out penuh (s) t- Out sedang (s) t- Out Kecil (s)1 2 rerat
a 1 2 rerata 1 2 rerata
0,9 0 0 0 0 0 0 0 0 00,8 1,3 1,2 1,25 2,6 3,4 3 10,3 7,1 8,70,7 2,4 2,3 2,35 4,4 5,7 5,05 21,2 13,8 17,50,6 3,7 3,6 3,65 6,6 8,6 7,6 33 21,3 27,150,5 4,9 4,7 4,8 8,9 11,8 10,35 45,7 29,2 37,450,4 6,2 6,3 6,25 11,3 15,4 13,35 59,9 37,9 48,90,3 7,9 8,1 8 14,2 19,5 16,85 75,5 48,1 61,80,2 9,6 9,9 9,75 17,6 24 20,8 94 59,9 76,950,1 12,8 13 12,9 22,2 29,9 26,05 117,
975,4 96,65
0 15 18,7 16,85 30,1 39,6 34,85 169,7
103,3 136,5
Tabel 3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan berubah
t (s) tinggi air - in Penuh (m) tinggi air - in Sedang (m) tinggi air - in Kecil (m)1 2 rerata 1 2 rerata 1 2 rerata
10 0,32 0,31 0,315 0,41 0,45 0,43 0,43 0,45 0,4420 0,43 0,43 0,43 0,68 0,73 0,705 0,72 0,74 0,7330 0,45 0,45 0,45 0,86 0,9 0,88 0,9 0,9 0,940 0,44 0,43 0,435 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,950 0,43 0,42 0,425 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,960 0,42 0,42 0,42 0,9 0,9 0,9 70 0,42 0,42 0,42 80 0,42 0,42 0,42
Tabel 4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan berubah
Contoh perhitungan :
1. pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke gelas ukur
a) membuat grafik ketinggian (h dalam meter) vs waktu (t dalam
sekon)
0 10 20 30 40 50 60 70 800
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
f(x) = 0.0123411168303113 x − 0.0229891065645239R² = 0.999836148535718
f(x) = 0.0582164668627008 x − 0.0957485108949709R² = 0.998897543919174f(x) = 0.0657228715593026 x − 0.0929663522905971R² = 0.999535338297728
Grafik H vs t
h vs t bukaan penuhLinear (h vs t bukaan penuh)h vs t bukaan sedangLinear (h vs t bukaan sedang)h vs t bukaan kecilLinear (h vs t bukaan kecil)
t (sekon)
h (m
eter
)
Grafik 1. H vs t percobaan 1
dhdt
= 0,8−0,713,55−12
= 0,64516129
b) menghitung luas tabung
Atab¿3,14(0,095)2
4=0,007084625
c) menghitung debit masuk
Q∈¿0,64516129 ∙0,007084625=0,000472308
d) menghitung laju aliran massa
Min=1000 ∙ 0,000472308=0,4723083333
2. pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan
volume akumulasi
a) menghitung luas lubang kran :
Untuk bukaan kecil :
Akran = 14x
13
3,14 ¿)2 = 0,000065903
Untuk bukaan sedang
Akran = 14x
23
3,14 ¿)2= 0,000131805
Untuk bukaan penuh
Akran = 14
3,14¿)2= 0,000197708
b. Menghitung kecepatan air keluar
Vout = √2g0,42= 2,898275349
c. Menghitung debit air keluar
Qout = 2,898275349x 0,000197708= 0,000573011
d. Menghitung laju aliran massa keluar
Mout = 0,000573011x 1000=0,573011256
Grafik h (meter) vs t (sekon )
0 10 20 30 40 50 60 70 80 900
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
grafik H vs t
h vs t bukaan penuhh vs t bukaan sedang h vs t bukaan kecil
t (sekon)
y (m
ati)
Grafik 2. H vs t percobaan 2
3.Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahab volume akumulasi
a. Mencari gradient garis
dhdt
=¿ 0,7−0,821,2−10,3
| = 0,010362694
b. Menghitung debit keluar
Qout = 0,010362694x 0,007084625=0,000073415803
c. Mencari laju aliran massa keluar
Mout = 0,000073415803 x 1000=0,7341580
e. Dibuat grafik antara t vs h
0 20 40 60 80 100 120 140 1600
0.10.20.30.40.50.60.70.80.9
1
Grafik t Vs H
t (waktu) vs h bukaan penuht (waktu) vs h bukaan sedangt (waktu) vs h bukaan kecil
h (meter)
t (se
kon)
Grafik 3. t vs h percobaan 3
4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi
permukaan berubah
a. Mencari kecepatan keluar
Vout = √2x 9,8 x0,9= 4,242640687
b. Mencari debit keluar
Qout = 4,242640687 ∙0,000131805 = 0,000559202
c. Mencari laju aliran massa keluar
Mout = 1000 ∙0,000559202= 0,559201727
d. Mencari gradien
dhdt
=0
e. Mencari Qak
Qak = 0 ∙0,007084625=0
f. Mencari Qin
Qin = 0,000559202 + 0 = 0,000559202
g. Dibuat grafik antara Qak vs t
0 10 20 30 40 50 60 70 80 900.0000000000
0.0000500000
0.0001000000
0.0001500000
0.0002000000
0.0002500000
Grafik Qak vs t
t (sekon) vs Qak bukaan penuht (sekon) vs Qak bukaan sedangt (sekon) vs Qak bukaan kecil
t (sekon)
Qak
Grafik 4. Qak vs t percobaan 4
BAB VI
KESIMPULAN
Dari praktikum acara 1 Satuan Operasi praktikan diminta untuk
memvariasikan data waktu dan ketinggian pada sebuah alat yang terdiri dari bak
air, tera volume dan 2 buah kran, yaitu keran pasokan dan keran pangasutan. Dari
percobaan ini ditentukan dengan menggunakan neraca massa dan energi. Dalam
melakukan praktikum ini dilakukan untuk membuktikan penggunaan energi yang
dianggap selalu kekal, berdasarkan hukum kekekalan energi yang berbunyi energi
tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan hanya bisa diubah bentuknya menjadi
bentuk energi lain, massa juga memiliki komposisi yang sama di alam sehingga
memiliki hukum kekekalan massa juga.
Setelah dilakukan percobaan maka didapatkan pada percobaan 1 pengaruh
ukuran kran terhadap waktu pengisian air, Qin dan Min , dimana semakin besar
ukuran kran maka kebutuhan waktu, laju dan massa yang masuk lebih sedikit, .
Pada percobaan 2 pengaruh variasi bukaan kran terhadap waktu dan jumlah
volume akumulasi yaitu lebih cepat. Dan pengaruh lamanya waktu terjadinya
volume akumulasi dan bukaan kran terhadap Vout, Qak, dan Qin, dimana semakin
kecil bukaan kran maka laju pengeluaran , laju akumulasi dan lahu masuk terjadi
lebih lambat. Kemudian untuk percobaan 3 pengaruh bukaan kran terhadap
volume akumulasi , Vout, Qout, Qak dan Mout, dimana semakin besar ukuran
kran maka semakin cepat laju volume akumulasi, kecepatan keluar, laju keluar,
dan massa yang keluar dari alat. Dan yang terakhir pada percobaan 4 pengaruh
ukuran kran terhadap volume akumulasi, Vout, Qout, dan Mout . dimana semakin
besar ukuran kran maka laju volume akumulasi lebih kecil dan kecepatan keluar,
laju keluar dan massa keluar lebih besar. Untuk nilai Qak pada percobaan 4
bernilai konstan pada tinggi yang sama waktu yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
wahyu, dian and sumiati, ruzita. 2009,
analisis energi pada sistem rotaty kiln unit indarung IV, PT. Semen Padang.. 2, padang : jurnal teknik mesin, 2009, Vol. 6, p. 80
anonim1. 2012. definisi dan macam-macam bentuk energi dalam kehidupan manusia.diakses dari http://ridwanaz.com/umum/alam/definisi-dan-macam-macam-bentuk-energi-dalam-kehidupan-manusia/ pada oktober 27, 2014.] pukul 22:21.
chang, raymond. 2005. kimia dasar konsep konsep inti. 3. Jakarta : Erlangga, 2005. p. 281.
berata, wajan. 2003 prediksi kurva S-N berdasarkan Hukum Kekekalan enegi pada pembebanan dinamis kombinasi aksial-torsional , surabaya : jurnal teknik mesin , Vol. 3
purnomo, sidik. 2008. massa, berat, gaya normal. diakses dari http://sidikpurnomo.net/massa-berat-gaya-normal.html. pada oktober 28, 2014.]pukul 19:23.
young, hugh D and Freedman, Roger A. 2000. fisika universitas. 10th edition. jakarta : erlangga, 2000. pp. 211-212.
LAMPIRAN
Top Related