1
LAPORAN PENELITIAN
PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI PENDIDIKAN
MELALUI BALANCED SCORECARD
Oleh:
Desak Nyoman Arista Retno Dewi, M.Psi
James Waskito Sasongko, MAA
Dibiayai oleh Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2011
2
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kegiatan Research Grant :
Pengukuran Kinerja Institusi Pendidikan Melalui Balanced Scorecard
Pelaksana Research Grant :
1. Ketua Research Grant
a. Nama Lengkap & Gelar : Desak Nyoman Arista Retno Dewi, M.Psi
b. Alamat : Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya
c. Nomer Telpon/HP : 031-5678478 ext. 154
d. Alamat email : [email protected]
2. Anggota Tim
a. Nama Lengkap & Gelar : James waskito Sasongko, MA
e. Alamat : Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya
b. Nomer Telpon/HP : 031-5678478 ext. 154
c. Alamat email : [email protected]
Surabaya, 13 Agustus 2011
Menyetujui, Ketua Peneliti/Pelaksana
Dekan Fakultas Psikologi
Y.Yettie Wandansari, M.Si Desak Nyoman Arista RD, M.Psi
NIK. 711.98.0337 NIK. 711.09.0636
Mengetahui,
Ketua LPPM
Prof. Dr. Veronica L. Diptoadi, M.Sc
NIK. 121.74.0027
3
KATA PENGANTAR
Pudji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat
dan rahmatnya penelitian “Pengukuran kinerja institusi pendidikan melalui
balanced scorecard‟ dapat terlaksana dengan lancar. Penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat bagi Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya
mengenai gambaran kinerja fakultas terkait dengan pengukuran pada aspek
finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business
process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth). Diharapkan
hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada fakultas sehingga dapat
melakukan perencanaan strategis berikutnya dalam rangka perbaikan dan
peningkatan kinerja Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya.
Pada kesempatan ini pula, kami tim research grant hendak menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini yaitu kepada :
1. Pimpinan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya, Ibu Yettie
Wandansari, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UKWMS dan Ibu
Yuni Apsari, M.Si selaku Sekretaris Fakultas Psikologi UKWMS,
terimakasih atas kesempatan dan dukungan untuk melakukan research
grant.
2. Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) Unika Widya Mandala Surabaya, Prof. Veronica L. Diptoadi,
M.Sc, yang mendorong terlaksananya research grant. Terimakasih atas
dukungannya.
3. Para informan penelitian yaitu karyawan dan stakeholders (mahasiswa,
alumni dan perusahaan pemakai) Fakultas Psikologi Unika Widya
4
Mandala Surabaya yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada kami
untuk mendapatkan data mengenai kinerja Fakultas Psikologi Unika
Widya Mandala Surabaya. Terimakasih dan sukses selalu.
4. Para asisten research grant yaitu Andhika (2009), Yangkita (2007), dan
Ade (2009) terimakasih atas kerjasama dan kesediaannya dalam
membantu pelaksanaan penelitian ini. Semoga pengalaman sebagai asisten
penelitian memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman baru yang
inspiratif.
5. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan memperlancar
pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih.
Kami menyadari pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari kekurangan.
Kami masih perlu banyak belajar untuk melaksanakan penelitian dengan benar
sesuai dengan metode dan kaidah penelitian ilmiah. Untuk itu tim research grant
mohon maaf kepada semua pihak jika sekiranya ada kekurangan atau kesalahan
dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga laporan penelitian bisa diterima dan
memberikan inspirasi kepada siapa saja yang memiliki ketertarikan dengan
pengukuran kinerja intitusi atau organisasi melalui balanced scorecard.
Terimakasih.
Tim Research grant
Surabaya, Agustus 2011.
5
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul ........................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................ ii
Kata Pengantar ........................................................................................ iii
Daftar Isi .................................................................................................. v
Daftar Tabel ............................................................................................ vii
Daftar Gambar ......................................................................................... viii
Daftar Lampiran ...................................................................................... ix
Abstraksi ................................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2. Fokus Penelitian .......................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5
2.1. Kajian Literatur Seputar Kinerja Organisasi dan Balanced
Scorecard ..
5
2.2. Kajian Literatur Seputar Hasil Penelitian terdahulu ...................... 9
BAB III. METODE PENELITIAN .....………..…………………………… 11
3.1. KonsepPenelitian …………...................…………......................... 11
6
3.2. Teknik Pengambilan Sampel ..……………………........................ 11
3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 12
3.4. Teknik Analisis Data ...................................................................... 13
3.5. Etika Penelitian ……..……............................................................ 14
3.6. Peran Mahasiswa …………............................................................ 15
BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ............................ 16
4.1. Persiapan Pengambilan Data .......................................................... 16
4.2. Proses Pengambilan Data ............................................................... 16
4.3. Hasil Penelitian ……..……............................................................ 18
BAB V. PENUTUP ......................……........................................................ 41
5.1. Diskusi …........................................................................................ 41
5.2. Saran ............................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 48
LAMPIRAN ..................................................................................................... 50
7
DAFTAR TABEL
4.1. Daftar Informan ......................................................................... 16
4.2. Jadwal Pengambilan Data .......................................................... 17
4.3.1. Aspek Visi da Misi ..................................................................... 18
4.3.2. Aspek Finansial .......................................................................... 26
4.3.3. Aspek Pelanggan ....................................................................... 29
4.3.4. Aspek Proses Internal ................................................................ 32
4.3.5. Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan ..................................... 36
5.1. Perencanaan Strategis ............................................................... 46
8
DAFTAR GAMBAR
5.1. Gambar Analisa Pesaing.............................................................. 45
5.2. Gambar Proses Pelaksanaan Strategis Sistem Manajemen ........ 47
9
DAFTAR LAMPIRAN
Kata Pengantar Kuesioner ........................................................................... 50
Petunjuk Pengisian ...................................................................................... 51
Kuesioner .................................................................................................... 52
10
Desak Nyoman Arista Retno Dewi dan James Waskito Sasongko (2011).
Pengukuran Kinerja Institusi Pendidikan Melalui Balanced Scorecard.
ABSTRAKSI
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai kinerja organisasi dengan
menggunakan balanced scorecard pada Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala
Surabaya. Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang
menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran
operasional. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan gambaran
mengenai kinerja fakultas, sehingga diharapkan mampu melakukan perencanaan
strategis berikutnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen
yaitu para stakeholders (mahasiswa, alumni dan perusahaan pemakai).
Pengambilan data dilakukan menggunakan wawancara dan kuesioner serta data
sekunder berupa laporan kinerja tahunan. Subyek penelitiannya adalah dekanat
dan karyawan (edukatif dan non edukatif) Fakultas Psikologi Unika Widya
Mandala Surabaya dan para stakeholders yaitu mahasiswa, alumni, dan
perusahaan pemakai. Hasil pengumpulan data akan diolah secara kualitatif
menggunakan thematic analysis dan statistic deskriptif. Berdasarkan hasil
pengolahan data diketahui bahwa kinerja fakultas masih belum optimal. Dilihat
dari pengukuran balanced scorecard pada perspektif finansial, pelanggan
(customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran
dan pertumbuhan (learning and growth) performa fakultas masih perlu
dioptimalkan lebih lanjut sebagai upaya pencapaian visi dan misi (strategi)
organisasi.
Kata kunci: pengukuran, kinerja, balanced scorecard, institusi pendidikan
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era industri modern saat ini, masih banyak perusahaan atau organisasi
yang mengukur keberhasilannya tanpa melalui pengukuran kinerja (performance)
yang relevan dan spesifik. Baik pada organisasi bisnis maupun nirlaba, seringkali
indikator kinerjanya tidak mengukur secara utuh efektifitas organisasinya. Banyak
yang mengukur dari semata segi financial, dan ada juga yang mengukur hanya
semata dari popularitas, Padahal untuk keberlanjutan organisasi dalam
menghadapi persaingan ke depan, peningkatan income atau popularitas semata
tidaklah cukup. Keberhasilan perusahaan atau organisasi harus dilihat secara luas
melalui identifikasi terhadap proses dan hasil kinerja secara utuh.
Perusahaan atau organisasi publik yang berhubungan dengan penyediaan jasa
dan produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen juga perlu memperhatikan
kepuasan konsumen. Persepsi konsumen mengenai jasa dan produk, baik itu
terkait dengan kualitas, pelayanan, dan berbagai aspek yang mengiringinya,
mempengaruhi kepuasan konsumen sehingga juga mempengaruhi keberhasilan
perusahaan dan organisasi. Dalam upaya mendapatkan dan mempertahankan
kepuasan konsumen, maka perusahaan atau organisasi perlu melakukan perbaikan
atau peningkatan yang berkelanjutan terhadap produk-produk/jasa yang
dimilikinya. Selain itu perusahaan harus mampu mengidentifikasi proses internal
organisasi dengan berfokus pada langkah strategis, dan perlu mengarahkan
kemampuan dan komitmen SDM untuk mewujudkan tujuan organisasi.
12
Identifikasi keberhasilan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan
Balancedd Scorecard sebagai suatu alternatif dalam mengukur kinerja karena
selain mempertimbangkan faktor financial juga faktor non financial. Balancedd
scorecard secara singkat adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola
implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi,
strategi dan sasaran kepada stakeholders. Kata balancedd dalam balancedd
scorecard merujuk pada konsep keseimbangan antara berbagai perspektif, jangka
waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian (intern dan ekstern). Kata
scorecard mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian-bagiannya serta
ukurannya secara kuantitatif. Dengan empat perspektif, yaitu customer, internal
business process, learning and growth dan financial diharapkan dapat
memberikan penilaian yang komprehensif kepada manajemen. Sistem ini
dikembangkan Kaplan dan Norton (1990an) untuk menetapkan goals dan
sekaligus melakukan pengukuran atas pencapaiannya, sehingga secara tidak
langsung dalam aplikasinya, sistem ini dapat dipakai sebagai alat penetapan
strategi bagi perusahaan (Darwanto, 2009).
Balanced scorecard telah diaplikasikan pada banyak organisasi swasta,
pemerintah dan nirlaba, 60% dari 1000 organisasi dalam Fortune menggunakan
balancedd scorecard. Balancedd scorecard semakin banyak diadopsi di Eropa,
Australia dan Asia oleh organisasi besar, menengah dan kecil. Industri pengguna
balancedd scorecard sendiri terdiri dari berbagai macam perusahaan, seperti bank,
konstruksi, jasa konsultansi, IT, perminyakan, farmasi, penerbangan, asuransi,
manufacturing, perusahaan dagang dan distribusi (Darwanto, 2009). Di Indonesia,
13
balancedd scorecard juga cukup populer, walau lebih banyak di organisasi
bisnis/perusahaan. Di kalangan organisasi nirlaba, sepertinya hal ini belum
populer.
Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa perlu melakukan penelitian
mengenai kinerja organisasi dengan menggunakan balanced scorecard pada
Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya. Ini didasarkan pada kondisi
bahwa di lingkup fakultas, belum ada mekanisme pengukuran kinerja organisasi
yang utuh. Ini berbeda dengan organisasi universitas yang sudah memiliki sistem
penjaminan mutu dan akreditasi sebagai sistem pengukuran kinerja organisasinya.
Fakultas sebagai organisasi publik juga berhubungan dengan penyediaan produk
dan pelayanan terhadap kebutuhan konsumen yaitu mahasiswa melalui kegiatan-
kegiatan kemahasiswaan. Keberhasilan fakultas dalam memenuhi kebutuhan
mahasiswa dan para stakeholders dapat diketahui melalui identifikasi terhadap
kinerja organisasi.
1.2. Fokus Penelitian
Penelitian ini fokus pada pengukuran kinerja Fakultas Psikologi Unika Widya
Mandala Surabaya melalui pengukuran balanced scorecard dengan mengacu
pada perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal
(internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning
and growth) .
14
1.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui kinerja organisasi (Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala
Surabaya) melalui balanced scorecard.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini akan memberi masukan bagi pengembangan
ilmu Psikologi, terutama Psikologi Industri dan Organisasi yang
berhubungan dengan pengukuran kinerja organisasi melalui balanced
scorecard.
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala diharapkan hasil penelitian
ini akan memberikan gambaran mengenai kinerja organisasi, sehingga
diharapkan mampu melakukan perencanaan strategis berikutnya dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Seputar Kinerja Organisasi dan Balanced Scorecard
Balancedd Scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang
menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran
operasional (Hansen dan Mowen 2003). Berdasar konsep yang dikembangkan
oleh Kaplan dan Norton ini, untuk mengukur kinerja organisasi, maka tujuan dan
ukuran operasional dari visi dan strategis organisasi harus dinyatakan dalam
empat perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis
internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan
(learning and growth) (Kaplan dan Norton ,1996). Masing-masing perspektif visi
dan strategi tersebut dinyatakan dalam bentuk tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi, ukuran (measures) dari tujuan, target yang diharapkan dimasa yang
akan datang serta inisiatif–inisiatif atau program yang harus dilaksanakan untuk
memenuhi tujuan-tujuan strategis (Imelda, 2004). Berikut merupakan gambar
empat perspektif dari visi dan strategi.
16
Dalam perkembangan terbarunya, balanced scorecard berkembang
menjadi bentuk enam perspektif, dengan ditambahkannya perspektif
lingkungan/komunitas (environment/community) dan perspektif kepuasan
karyawan (employee satisfaction). Pengembangan ini mengakomodasi
berkembangnya visi social enterprise di kalangan organisasi nirlaba, serta social
and environmental responsibility dalam organisasi bisnis (Kaplan & Norton,
2004, dalam Parmenter, 2007).
Berikut sekilas penjelasan tentang keempat perspektif tersebut, beserta dua
perspektif yang dikembangkan belakangan (Kaplan dan Norton, 1996; Parmenter,
2007):
1. Perspektif Finansial
Perspektif finansial organisasi merumuskan tujuan finansial yang ingin
dicapai organisasi dimasa yang akan datang. Selanjutnya tujuan financial
tersebut dijadikan dasar bagi perspektif lainnya dalam menetapkan tujuan
17
dan ukurannya. Tujuan finansial suatu organisasi bisnis biasanya
berhubungan dengan profitabilisas yang bisa diukur berdasarkan laba
operasi, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan lainnya.
Ukuran finansial menggambarkan apakah implementasi strategi
organisasi memberikan kontribusi atau tidak terhadap keberhasilan
finansial organisasi.
2. Perspektif Pelanggan
Melalui perspektif ini, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan
segmen pasar dimana organisasi akan bersaing. Tujuan yang bisa
ditetapkan dalam perspektif ini adalah pemuasan kebutuhan pelanggan.
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif ini antara lain retensi
pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi
pelanggan baru, market share, dan lainnya. Dalam perspektif ini
organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi
organisasi.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses
penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif pelanggan)
dan pemilik organisasi (perspektif finansial). Komponen utama dalam
proses bisnis internal adalah: 1) proses inovasi, yang diukur dengan
banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu penyerahan
produk ke pasar, dan lainnya 2) proses operasional, yang diukur dengan
18
peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang lebih pendek,
dan lainnya 3) proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna
jual, waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada
pelanggan, dan lainnya.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan
pertumbuhan jangka panjang. Tujuan dalam perspektif ini adalah
menyediakan infrastruktur bagi perspektif finansial, pelanggan, dan
proses bisnis internal, agar tujuan dari perspektif-persepektif tersebut
tercapai. Perspektif ini bertujuan meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, meningkatkan kapabilitas sistem informasi, dan peningkatan
keselarasan dan motivasi. Ukuran yang bisa digunakan antara lain
peningkatan kemampuan karyawan, pengembangan kepemimpinan
internal, keterbukaan informasi, dan penyediaan dukungan
pengembangan sumber daya manusia secara multi-dimensi.
5. Perspektif Lingkungan/Komunitas
Perspektif ini merumuskan peran strategis perusahaan/organisasi dalam
mempengaruhi lingkungan dan masyarakat/komunitas yang menjadi
stakeholder-nya. Ini meliputi operasionalisasi kerja yang bersifat ramah
lingkungan dan kerjasama dengan organisasi-organisasi sosial
kemasyarakatan dalam kerangka social responsibility. Ukuran yang bisa
digunakan adalah tingkat kerjasama dengan organisasi social
19
kemasyarakatan atau pendidikan, persepsi publik terhadap reputasi social
perusahaan, dan tingkat antisipasi dampak lingkungan.
6. Perspektif Kepuasan Karyawan
Perspektif ini menggambarkan aspek kepuasaan karyawan atau anggota
organisasi sebagai bagian dari organisasi tempat dia bekerja/menjadi
anggota. Ini meliputi sikap dan kepuasan individual, kebanggan dan
komitmen terhadap organisasi, serta budaya organisasi/perusahaan. Hal
ini juga meliputi keseimbangan pekerjaan dengan non-pekerjaan, serta
pengambilan keputusan partisipatif. Ukuran yang bisa digunakan antara
lain kepuasan karyawan, retensi karyawan, banyaknya saran yang
diberikan oleh karyawan, dan lainnya.
2.2. Hasil Penelitian Seputar Balanced Scorecard
Sistem balanced scorecard ini telah banyak digunakan oleh berbagai
sektor. Penelitian Kocakulah dan Austill (2007) menyatakan balanced scorecard
dapat diaplikasikan pada industri pelayanan kesehatan, meskipun lamban. Farneti
(2009) membahas mengenai pengaplikasian balanced scorecard pada pemerintah
lokal Italia. Penelitian Imelda (2004) menyebutkan bahwa balanced scorecard
bisa diaplikasikan pada organisasi publik dengan berbagai modifikasi.
Penerapan balanced scorecard pada hotel juga diteliti oleh Phillips (2007)
dan Chiung-Ju Liang & Lung-Chun Hou (2007). Pengaplikasian balanced
scorecard pada industri retail yang diteliti oleh Thomas, Gable, dan Dickinson
(1999) menunjukkan peningkatan kinerja perusahaan. Selain itu penelitian
20
Karathanos & Karathanos (2005) juga menunjukkan pengaplikasian balanced
scorecard pada sektor pendidikan.
Parmenter menunjukkan bahwa balanced scorecard berhasil menarik
perhatian praktisi manajemen untuk mengukur kinerja organisasi secara holistik
(2007). Balanced scorecard juga diakui sebagai salah satu kerangka kerja yang
bagus dalam mendorong perubahan organisasi (Antos, 2007). Hasil penelitian-
penelitian tersebut menunjukkan bahwa sistem balanced scorecard terbukti dapat
diaplikasikan pada berbagai sektor, dan secara keseluruhan hasil
pengaplikasiannya berpengaruh pada kinerja organisasi meskipun dalam
pengaplikasiannya perlu dilakukan berbagai penyesuaian dan modifikasi.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Konsep Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan
metode wawancara dan membagikan kuesioner untuk mengetahui kinerja
Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya melalui pengukuran
dengan menggunakan sistem balanced scorecard. Penelitian dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu:
Tahap 1: melakukan identifikasi dan perumusan masalah kinerja organisasi
kemahasiswaan melalui wawancara dan data sekunder berupa laporan kinerja
tahunan.
Tahap 2: menyusun item pernyataan kuesioner berdasarkan perspektif
balanced scorecard dan menyusun panduan wawancara dalam upaya
penggalian data hasil kuesioner.
Tahap 3: melakukan wawancara dan membagikan kuesioner pada subyek
penelitian, yaitu karyawan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala
Surabaya dan para stakeholders.
Tahap 4: mengolah data kuesioner dan wawancara.
Tahap 5: menyusun laporan hasil penelitian.
3.2. Teknik Pengambilan Sampel
Subyek penelitian adalah dekanat dan karyawan (edukatif dan non
edukatif) Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya dan para
22
stakeholders yaitu mahasiswa, alumni, dan perusahaan pemakai. Teknik
pengambilan sampel menggunakan total population sampling dengan asumsi
random sampling. Pemilihan teknik sampling ini berdasarkan pertimbangan
bahwa semua anggota organisasi kemahasiswaan dan para stakehordels
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi subyek penelitian
(Hadi, 2004).
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelum proses
pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terbuka
dan semi terstruktur. Menurut Poerwandari (1998: 73) metode wawancara
dengan pedoman terstandar yang terbuka adalah wawancara dengan pedoman
yang ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya
dalam kalimat dan tetap mengacu pada indikator-indikator wawancara.
Berikut ini adalah pedoman wawancara yang pertanyaan umum
penelitiannya :
1. Bagaimana penerapan visi misi dan nilai organisasi dalam perencanaan,
aktivitas dan prosedur kerja sehari-hari?
2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SDM dalam
kaitannya dengan visi misi dan nilai organisasi?
3. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan keuangan dalam kaitannya dengan
visi misi dan nilai organisasi?
23
4. Bagaimana relasi dengan konsumen dan tingkat kepuasan mereka dalam
kaitannya dengan visi misi dan nilai organisasi?
5. Bagaimana pelaksanaan proses kerja internal dalam kaitannya dengan visi
misi dan nilai organisasi?
Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner
berdasarkan perspektif dalam balanced scorecard (adaptasi dan
penyempurnaan dari http://www.scribd.com/doc/36656599/Balance-
Scorecard). Item pernyataan dalam kuesioner penelitian ini disusun
berdasarkan pada metode sematic differencial. Setiap item pernyataan disertai
dengan enam alternatif jawaban yang merupakan rentang dari sangat setuju
sampai sangat tidak setuju. Setiap alternatif jawaban akan disesuaikan dengan
item pernyataan. Kuesioner merupakan adaptasi yang disesuaikan dengan
topik penelitian.
3.4. Teknik Analisis Data
Hasil wawancara akan diolah menggunakan thematic analysis yaitu
proses analisis data yang melibatkan pemilahan informasi menjadi tema-tema
yang berupa konsep atau gagasan yang sering muncul dan dikenali sebagai
sumber data yang dianalisis. Analisis data ini melalui tahap pengkodingan
dari hasil verbatim dan pengkategorian.
Proses pelaksanaan model theory-led thematic analysis adalah sebagai
berikut;
a) Pada tahap koding
24
a. Peneliti melihat kembali pada teori yang dipaparkan dalam Bab II
yang menjadi dasar penyusunan poin-poin pedoman wawancara di
Bab III
b. Peneliti menggunakan poin-poin dalam pedoman wawancara
tersebut sebagai dasar untuk menandai data.
b) Pada tahap kategorisasi
a. Data-data yang telah ditandai dikelompokkan berdasar poin-poin
dalam pedoman wawancara
b. Hasil pengelompokkan inilah yang akan dilaporkan sebagai temuan
penelitian
c. Dalam pelaporan temuan penelitian, peneliti dapat menggunakan
tabel kategorisasi.
Hasil kuesioner akan diolah berdasarkan statistik deskriptif untuk
merangkum dan menggambarkan pola data secara keseluruhan.
3.5. Etika penelitian
Etika yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Peneliti meminta persetujuan / kesediaan subjek untuk diwawancarai, sekaligus
merekam semua hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan alat
perekam.
2. Peneliti memberikan inform concent pada subjek sebagai bukti tertulis
mengenai pernyataan kesediaan subjek untuk terlibat pada penelitian ini tanpa
ada paksaan dari siapapun. Dengan menggunakan inform concent ini juga
peneliti menjamin kerahasiaan hasil wawancara.
25
3. Peneliti membuat hasil penelitian ini hanya untuk ruang lingkup orang-orang
yang terkait saja.
3.6. Peran Mahasiswa Dalam Penelitian
Mahasiswa yang dilibatkan dalam penelitian ini akan mengikuti dan
terlibat dalam hampir semua aktivitas penelitian. Mulai dari pelaksanaan
penelitian, pengambilan data dan analisis data berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan. Alasan melibatkan mahasiswa dalam hampir seluruh tahap adalah agar
mereka memiliki pengalaman praktis penelitian dan pengaplikasian ilmu yang
didapat. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi penelitian payung bagi
mahasiswa yang terlibat.
26
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Persiapan pengambilan data
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan
terlebih dahulu, yaitu:
1. Membaca referensi terkait topik penelitian dalam rangka menyusun panduan
wawancara.
2. Menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan sebagai pedoman
wawancara dan menyusun surat persetujuan informan.
3. Menyusun item pernyataan yang akan digunakan dalam kuesioner.
4. Mempersiapkan alat-alat pendukung proses pengambilan data.
5. Menghubungi subyek penelitian untuk meminta kesediaannya untuk menjadi
informan dan mengatur waktu dan tempat untuk bertemu.
4.2. Proses pengambilan data
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 21
karyawan dan stakeholders Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Suranaya
dengan rincian pada tabel 4.1. berikut ini:
No Posisi Jumlah
1. Dekanat 2 orang
2. Karyawan non edukatif (Tata Usaha) 3 orang
3. Karyawan edukatif (Dosen) 4 orang
4. Kepala koordinator 3 orang
5. Mahasiswa ormawa 3 orang
6. Mahasiswa non ormawa 3 orang
27
7. Pengguna (User) 1 orang
8. Mitra 2 orang
Secara umum pengambilan data dilakukan mulai dari tanggal 14 April – 2
Juli 2011. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh asisten
penelitian. Pengambilan data diawali dengan menghubungi masing-masing
subyek penelitian untuk meminta kesediaan menjadi informan yang dilanjutkan
dengan membuat janji bertemu. Dalam pelaksanaannya pengambilan data
membutuhkan waktu yang panjang dikarenakan proses penyesuaian jadwal antara
peneliti dengan informan yang sulit. Berikut merupakan tabel 4.2. berupa jadwal
wawancara dan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan:
Informan Hari Tempat
YT Kamis, 14 April 2011 Fakultas
YN Senin, 18 April 2011 Fakultas
MD Rabu, 20 April 2011 Fakultas
JK Selasa, 26 April 2011 Fakultas
JS Jumat, 29 April 2011 Fakultas
ED Selasa, 3 Mei 2011 Fakultas
RY Senin, 9 Mei 2011 Fakultas
HN Senin, 9 Mei 2011 Fakultas
SL Selasa, 24 Mei 2011 Fakultas
LS Rabu, 25 Mei 2011 Fakultas
PD Sabtu, 28 Mei 2011 Fakultas
ES Sabtu, 28 Mei 2011 Fakultas
ST Jumat, 10 Juni 2011 Fakultas
CH Jumat, 10 Juni 2011 Fakultas
EA Sabtu, 11 Juni 2011 Fakultas
28
HU Sabtu, 18 Juni 2011 Fakultas
WI Jumat 24 Juni 2011 Fakultas
KN Jumat, 24 Juni 2011 Fakultas
EL Rabu, 29 Juni 2011 Fakultas
SS Rabu, 29 Juni 2011 Fakultas
FL Sabtu, 2 Juli 2011 Fakultas
4.3. Hasil penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data wawancara pada informan, berikut
merupakan pengkodingan dan pengkategorian berdasarkan empat aspek balanced
scorecard dan visi misi (strategi organisasi) yaitu finansial, pelanggan
(customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran
dan pertumbuhan (learning and growth).
4.3.1. Aspek Visi Misi (strategis organisasi)
Subyek Descriptive Label Analytical Label
LS
Tahu visi misi dari baca di buku fakultas.
Aplikasi dalam perkuliahan, melalui
belajar mengajar.
Tahu visi misi dan aplikasinya pada
proses belajar mengajar.
Kaitan visi dan misi dg tugas TU yg
dilakukan lebih mendukung proses belajar
mengajar.
Tugas TU mendukung visi misi melalui
proses belajar mengajar.
EA
Sudah pernah diinfokan visi misi (baru)
fakultas hanya tidak memahami
maksudnya.
Belum paham akan visi dan misi fakultas
yang baru.
Visi misi lebih terkait dengan arah
fakultas dan berhubungan dengan
pendidikan dan proses belajar mengajar
yang mengarah pada bidang minat.
Kurang berhubungan dengan tugas admin.
Ada hubungan dg tugas TU hanya tidak
terlalu terlihat.
Ada hubungan dengan tugas TU hanya
tidak terlalu terlihat.
HN Lupa. Tapi secara umum menjadi agen
perubahan. Dari contoh kecil yaitu,
Hanya tahu sebagai agent of change.
29
membuang sampah pada tempatnya
dimana mahasiswa melakukan perubahan
lewat membiasakan membuang sampah
pada tempatnya sehingga orang lain
melihatnya dan diperhatikan.
JK
Visi: menciptakan sarjana-sarjana yang
kompeten untuk bidang-bidang sosio
klinis dan sosio industri dan kemudian
siap melakukan perubahan (agent of
change).
Tahu visi dan misi yang ada.
Misi: menerapkan metode pembelajaran
Experiential Learning dan menciptakan
sarjana sesuai nilai organisasi.
Pemahaman terhadap visi misi dan fokus
organisasinya juga belum disepakati
sampai ke tingkat definisi operasional.
Pemahaman hanya sebatas definisi
operasional.
Penerapan dalam keseharian tidak terlalu
jelas, dan tidak ada keterkaitan antara visi
misi dan aktualisasi proses kerja.
Aplikasinya umum dan tidak memiliki ciri
khas dengan fakultas psikologi yang lain.
Intepretasi terhadap visi misi berganti-
ganti tiap kali adanya pergantian
kepemimpinan.
Aplikasi tidak terlalu jelas karena
interpretasi berganti seiring dengan
pergantian kepemimpinan.
JS
Agen perubahan didukung oleh nilai
rasional, empatik, solutif dan bertanggung
jawab. Konteks dalam pekerjaan bergerak
di bidang sosio industri dan sosio klinis.
Sosio industri berkaitan dengan
bagaimana ketika membangun industri
disertai pula dengan pemberdayaan
masyarakat, sedangkan sosio klinis
dimana ketika membiarkan kesejahteraan
individual dilakukan pengembangan
terhadap seluruh masyarakat tersebut.
Paham mengenai konsep visi misi.
Penerapan visi dan misi pada masa
tertentu hanya tempelan dan berkaitan
dengan ketidakkonsistensian dalam
intepretasi definisi operasional konkrit,
tidak sepaham, masih abstrak, dan belum
disepakati secara bersama. Pada beberapa
hal tertentu ada yang berlawanan dengan
visi misi dan nilai itu.
Penerapkannya tidak konsisten dan pada
beberapa hal berlawanan.
Visi misi ditindaklanjuti secara serius jika
ada proses evaluasi.
30
Diseriuskan ketika ada yang akan
mengevaluasi seperti tim audit, akreditasi,
atau grants tertentu.
Belum ada tolak ukur dan indikator
konkrit dari visi dan misi serta nilai
organisasi.
Visi misi belum ada indikator atau ukuran
yang jelas.
RY
Agent of change yang merupakan pihak
yang mendorong adanya perubahan ketika
segala sesuatu tidak ada pergerakan dan
merugikan pihak lain.
Visi misi sebagai agent of change , tapi
penerapannya belum terlihat.
Di dalam penerapannya belum tampak
bahwa visi misi dan nilai tentang agent of
change diarahkan ke perwujudnyataannya
didalam dunia fakultas termasuk dunia
pendidikannya. Pendidik juga belum
terlihat mengarahkan anak didiknya ke
kesesuaian dengan agent of change.
SL
Visi misi socio industri dan socio klinis,
implementasinya belum jelas dan tidak
ada.
Visi misi belum jelas implementasinya.
Dibandingkan dekade sebelumnya, visi
misi yang sekarang belum jelas
implementasinya. Dekade pertama belum jelas sama sekali
termasuk di dalamnya proses kerja, dan
tanpa arah yang jelas. Selain itu pula, dari
segi pengalaman di suatu institusi, hanya
Pak Maramis yang memiliki pengalaman
di bidang mengajar dan berproses dalam
suatu institusi serta terkait juga dalam
pengimplementasian visi misi.
Dekade kedua sudah mulai tertata dan
mulai terarah. Dikatakan sebagai masa
keemasan psikologi UKWMS karena
adanya pengembangan dan pembebasan
sesuai dengan potensi dan minat yang
dimiliki oleh yang ada di dalamnya
khususnya dosen. Contohnya adanya
menang-menang lomba ataupun beasiswa.
Dekade sekarang malah mundur
dibandingkan dekade kemarin.
Seharusnya, sekarang adalah “masa
memetik hasil” tapi dari segi visi dan misi
saja masih selalu dalam tahap revisi.
Implementasinya pun belum jelas.
YT Saat ini masih fokus mempertajam Visi misi masih dipertajam hubungannya
31
alignment antara visi misi dengan proses
pembelajaran di fakultas. Karena
seharusnya proses pembelajaran di
fakultas, di kuliah, proses pengembangan
dan penelitian itu semua harus sejalan
dengan visi misi. Alignment itu masih
dirasa kabur dan perlu diperbaiki.
dengan proses pembelajaran,
pengambangan, penelitian di fakultas.
Terdapat interpretasi yang berbeda-beda
terhadap visi misi, bisa mungkin karena
adanya dosen yang masih baru, atau bisa
juga dosen lama yang baru pulang dari
studi. Walaupun sudah ada SADARI,
PPK, LKMM, namun masih terjadi
perbedaan interpretasi terhadap visi misi
yang ada di fakultas.
Kata-kata dalam visi misi memiliki makna
yang sangat luas sehingga interpretasi visi
misi jadi berbeda-beda.
Kata-kata yang ada di dalam visi misi
cenderung sangat luas dan memungkinkan
untuk terjadinya interpretasi yang
berbeda-beda.
PD
Visi misi experiential learning yang ada
itu rasanya belum mencerminkan
experiential learning. Karena kita dapat
tugas, itu sekedar tugas paper tentang
pemaparan solusi tapi tidak ada follow-
upnya.
Tugas yang diberikan belum
mencerminkan visi misi experiential
learning. Sifatnya masih sekedar tugas
paper tentang pemaparan solusi dan tidak
ada follow-up.
Visi misi yang ada rasanya tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada di ormawa.
Karena contohnya BPM yang fungsinya
ada mewakili mahasiswa, nyatanya
cenderung mewakili mahasiswa yang
sebenarnya tidak perlu diwakili,
Contohnya saja saat sarasehan yang
diadakan untuk mengeluarkan uneg-uneg
yang ada pada mahasiswa. Tapi
kenyataannya hanya sebagian kecil saja
yang mau mengeluarkan uneg-uneg,
sedangkan yang lain merasa acuh tak
acuh.
Visi misi tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada di ormawa. Kegiatan yang
dilakukan tidak sesuai dengan
aplikasinya.
ES
Fakta visi misi fakultas, banyak dosen-
dosen yang mengarahkan mahasiswa
untuk menerapkan visi misi itu. Yakni
mencoba mencari sendiri hal-hal yang
telah diajarkan, agar secara mandiri
Penerapan visi misi tentang experiential
learning sudah dilakukan namun terkait
dengan penerapan visi misi agent of
change belum ada.
32
mahasiswa mampu mengaplikasikan hal-
hal yang ada di kelas (experiential
learning). Tapi untuk agent of change ,
dirasa belum ada tindakan nyata.
ED
Scientific practioiner dengan pendekatan
socio klinis socio industri. Cuma menjadi
jargon serta belum menjadi milik
bersama. Sulit untuk diimplementasikan
dalam kerja sehari-hari.
Visi misi masih seperti jargon dan belum
menjadi milik bersama.
Basic needs relatif belum terpenuhi.
Sistem bukan sebagai fakultas mandiri,
ada ketergantungan dari fakultas ke
rektorat, rektorat ke yayasan. Basic needs
tingkat kesejahteraan seperti kesehatan,
perumahan, pendidikan.
Fakultas belum mandiri, masih ada
ketergantungan dengan universitas dan
yayasan.
HU
Tidak tahu visi dan misi fakultas.
Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan hanya tidak terlalu kentara.
Tidak tahu visi dan misi fakultas.
Tujuan fakultas diarahkan untuk
mensekolahkan warga fakultas yang
belum sekolah dan meningkatkan jumlah
mahasiswa.
Tujuan lebih kearah mencapai target yaitu
peningkatan jumlah mahasiswa dan
kompetensi.
YN
Dari awal visi misi harusnya memayungi
seluruh aktivitas kinerja dan beberapa kali
telah diingatkan oleh pimpinan-pimpinan
yang ada.
Idealnya visi misi terintegrasi dalam
aktivitas kinerja.
Ada motivasi dari para pemimpin untuk
mengaplikasikan dalam seluruh aktivitas
fakultas.
Masih sebatas pada wacana. Aplikasinya
dalam tri dharma perguruan tinggi masih
jalan secara sendiri dan parsial.
Realisasinya pengaplikasian sifatnya
masih pribadi dan parsial.
Belum pernah ada forum diskusi yang
mempertemukan semua pihak dan
menyamakan persepsi tentang visi misi
dan pengaplikasiannya.
Kalau experiential learning dijalankan,
hanya terkait dengan sosio industri karena
belum ada pengarahan secara bersama,
maka dijalankan versi individual sehingga
tidak tahu sinergi apa tidak.
Ada usaha secara pribadi untuk
menerapkan visi misi. Namun pertemuan
secara bersama untuk membicarakan inti
atau rohnya tidak pernah ada.
Selama ini belum pernah ada sebuah
forum untuk mempertemukan semuanya
untuk mengintegrasikan semua pihak.
Untuk saat ini sudah dimulai untuk Sudah ada usaha untuk membicarakan
33
membicarakan secara bersama agar bisa
berjalan segerak mesti belum semua dan
masih berjalan sendiri-sendiri.
secara bersama namun belum efektif.
Selama ini hanya manajemen yang paham
penterjemahan visi misi kedalam aktivitas
kinerja fakultas. Dekanat sudah memikirkan dan
membicarakan dengan benar-benar
mengenai aplikasi visi misi dilakukan,
dari yang lain belum ada.
Kedepan harapannya semua paham, dan
dalam aplikasinya bisa sendiri-sendiri
hanya tetap dalam kerangka visi misi.
EL
Tahu ada visi misi dan berhubungan
dengan kegiatan perkuliahan yang
dilakukan.
Visi misi berhubungan dengan kegiatan
perkuliahan.
SS
Visi : Corenya di agent of change.
Lulusan bisa menjadi agent of change,
analisa situasi, melihat masalah dan
mencari solusi dengan
mempertimbangkan nilai moral dan
empatik.
Visi misi terkait dengan agent of change
dan experiential learning sudah
diaplikasikan dalam perkuliahan.
Misi : keywordnya EL (experiential
learning) bahwa kuliah tidak saja teori,
diskusi dalam kelas, studi kasus tidak riil
tapi mahasiswa turun langsung ke
lapangan lihat masalah yang sebenarnya
dan dibuat solusinya dan dipresentasikan
untuk mendapat feedback.
Pada aplikasi diperkuliahnya sudah
disesuaikan, hanya untuk saat ini tidak
tahu.
Apakah pengaplikasiannya masih
dilakukan sampai saat ini tidak tahu.
MD
Tim bidang I/O dianggap kompak dan
solid, tetapi dalam sehari-hari tema sosio-
industri/klinis jarang diangkat (lihat ke
pengelolaan SDM).
Pengaplikasian visi misi masih kurang.
Penelitian yang dilakukan kebanyakan di
luar sosio-klinis/sosio-industri.
Orang-orang yang jadi pencetus visi misi
sudah tidak bekerja lagi di fakultas,
sehingga inti atau „roh‟ dari visi misi yang
ingin dicapai „masih meraba-meraba‟.
Tidak semua warga fakultas tahu inti atau
roh dari visi misi fakultas.
ST
Membuat program-program dengan
mahasiswa non-LPM sebagai peserta,
mengangkat tema tertentu dalam majalah.
Pembuatan program dengan mengangkat
tema tertentu dalam majalah.
CH Agent of change jadi berinisiatif saat kerja Menjadi agent of change.
34
kelompok.
Experiential learning melalui tugas-tugas
di lapangan dan praktek langsung.
Experiential learning melalui tugas
lapangan dan praktek.
WI Visi misi tidak jelas. Visi misi tidak jelas.
KN
Tidak tahu apa yang menjadi visi dan misi
fakultas Psikologi.
Visi misi tidak diinformasikan atau
sosialisasikan pada pihak diluar fakultas.
Tidak ada informasi atau sosialisasi
mengenai visi misi.
Hasil pengukuran terhadap visi dan misi sebagai strategi organisasi dalam
mencapai tujuan, didapatkan hasil bahwa sosialisasi terhadap isi atau “roh” dari
visi misi masih kurang. Sebagaian besar informan menyatakan tahu apa yang
menjadi visi dan misi fakultas karena secara fisik terlihat dan terpasang, namun
maksud yang terkandung dalam visi dan misi itu belum dipahami. Hal ini
terutama dialami oleh informan yang memiliki posisi sebagai supporting system
sehingga mereka cenderung bekerja apa adanya sesuai dengan tugasnya. Berikut
merupakan beberapa pernyataan yang mendukung:
EA : “Sudah pernah diinfokan visi misi (baru) fakultas
hanya tidak memahami maksudnya.”
WI : “Visi misi tidak jelas.”
HU: “Tidak tahu visi dan misi fakultas. Kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan hanya tidak terlalu
kentara.”
Visi dan misi masih dianggap sebagai slogan yang dalam aplikasinya
belum terlihat kesesuaiannya dengan proses kerja yang ada di fakultas, baik dalam
perkuliahan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada informan yang
memiliki posisi sebagai core system pemahaman akan visi dan misi ini juga masih
belum terlalu jelas. Interpretasi yang dilakukan terhadap isi visi dan misi masih
35
dilakukan secara individual sehingga aplikasinya juga didasarkan pada
pemahaman pribadi. Hal ini didukung dengan pernyataan berikut:
YT : “Kata-kata dalam visi misi memiliki makna yang
sangat luas sehingga interpretasi visi misi jadi
berbeda-beda.”
YN : “Masih sebatas pada wacana. Aplikasinya dalam tri
dharma perguruan tinggi masih jalan secara sendiri
dan parsial.”
SL : “Visi misi socio industri dan socio klinis,
implementasinya belum jelas dan tidak ada.”
RY : “Di dalam penerapannya belum tampak bahwa visi
misi dan nilai tentang agent of change diarahkan ke
perwujudnyataannya didalam dunia fakultas
termasuk dunia pendidikannya. Pendidik juga belum
terlihat mengarahkan anak didiknya ke kesesuaian
dengan agent of change.”
Secara internal dapat dikatakan belum ada keseragaman pemahamanan
mengenai isi dan aplikasi visi dan misi terhadap proses kerja keseharian, selain itu
juga belum ada indikator atau ukuran yang jelas untuk mengevaluasi efektifitas
proses kerja dalam dalam upaya pencapaian visi dan misi fakultas. Hal ini
didukung dengan pernyataan YN dan JS:
YN : “Selama ini belum pernah ada sebuah forum untuk
mempertemukan semuanya untuk mengintegrasikan
semua pihak.”
JS : “Belum ada tolak ukur dan indikator konkrit dari visi
dan misi serta nilai organisasi.”
Pemahaman dan penterjemahan visi dan misi kedalam aktivitas kinerja
fakultas masih pada tataran manajemen. Secara eksternal sosialisasi visi dan misi
juga belum dilakukan secara optimal. Pemahaman para stakeholder terhadap visi
dan misi fakultas hanya sebatas pengetahuan berdasarkan artefak yang terpasang
dan pengalaman sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:
LS : ”Tahu visi misi dari baca di buku fakultas.”
36
SS : “Pada aplikasi diperkuliahnya sudah disesuaikan,
hanya untuk saat ini tidak tahu.”
4.3.2. Aspek Finansial
Subyek Descriptive Label Analytical Label
LS
Pengajuan anggaran keuangan sudah
disesuaikan dg rencana visi misi namun
yg didapat tdk sesuai dengan yg
diharapkan.
Pengajuan anggaran keuangan
disesuaikan dengan rencana pada visi misi
fakultas, namun yang diterima tidak
sesuai.
Pengelolaannya sejauh ini cukup baik,
mis. untuk pelatihan dan pengabdian
masyarakat. Hanya pada bbrp hal mis.
kesempatan pendidikan atau kursus keluar
harus nunggu dulu (mis pengajuan pada
dikti) atau diambil dari dana yg ada
(diotak-atik dari post anggaran yg ada)
atau melakukan kegiatan untuk
mendapatkan dana (mis mengadakan
workshop).
Pengalokasian dan pemenuhan dana per
bagian masih “gali lubang tutup lubang”
Dana untuk pengelolaan dan
pengembangan SDM cukup ada hanya
memang harus pandai-pandai
mengaturnya krn dana yang minim.
EA
Pengelolaan keuangan sudah
direncanakan jauh hari meski
pelaksanaannya kadang tidak sesuai
dengan yang direncanakan.
Sudah ada perencanaan tapi aplikasinya
berubah.
HN
Hanya mengetahui cara pembayaran uang
di kampus yang meliputi pembayaran per
semester, dan uang kuliah dasar.
Pembayaran uang untuk per semester dan
uang kuliah dasar.
Ada anggaran 25% - 35% dari uang
kuliah untuk pengembangan SDM. Tapi,
tidak mengerti apa tujuan nyata dari
penganggaran itu. Hal ini diketahui saat
pekan pengenalan kampus.
Tahu dari ppk kalau 25% - 35% dari uang
kuliah untuk pengembangan SDM.
JK
Tidak ada kaitan antara visi misi dengan
keuangan, tapi coba ditarik benang
merahnya ketika akan mengadakan suatu
program dimana program tersebut
dikaitkan dengan visi misi dan setelahnya
visi misi tersebut tercermin pada
pengelolaan keuangan.
Keuangan cukup memiliki kaitan dengan
visi misi.
JS Pengelolaan keuangan terbagi menjadi 2, Keuangan fakultas costing tidak sesuai
37
yaitu, sentral ke yayasan dan memiliki
batasan-batasan yang sangat terbatas, dan
fakultas yang kini lebih pada costing.
Costing disini lebih pada melakukan
pengeluaran tanpa adanya investasi.
Sebagai contoh adalah, pembelian alat lab
apakah disesuaikan dengan visi misi nilai
organisasi tidak ada.
dengan visi misi tanpa disertai investasi.
Diperlukan adanya politic financial serta
pencerminan dari visi dan misi itu sendiri.
Dan juga, evaluasi belum ada.
Perlu ada politic financial dan evaluasi.
Proses pengelolaan keuangan didasari
pada konsep socio dimana
mempertimbangkan pula kebutuhan
bersama.
Pengelolaan keuangan lebih didasari
pertimbangan kebutuhan bersama.
YT
Adanya multi interpretasi dan otonomi
pihak universitas yang kurang.
Pihak universitas kurang memiliki
otonomi dalam pengelolaan keuangan.
Ada pihak yang lebih memiliki otonomi
terkait dengan keuangan.
Maka didalam proses pengambilan
keputusan seperti program kerja dan
keuangan, cenderung melakukan prioritas
program yang memang harus dilakukan
(standar operasional minimum) dan belum
bisa melakukan bidang pengembangan.
Pengambilan keputusan terhadap program
kerja dan keuangan didasarkan pada
prioritas program, dan belum menyentuh
pada bidang pengembangan.
PD
Dana yang diajukan dalam tiap program
kebanyakan dipotong tanpa ada
alasan/klarifikasi dari pihak-pihak yang
terkait.
Tidak ada komunikasi yang jelas tentang
potongan yang ada pada setiap program
yang diajukan.
ES
Orang tua merasa cukup puas dengan
fakultas ini karena cara pembayaran yang
tidak ribet dan mudah.
Kepuasan orang tua mahasiswa cukup
baik terkait dengan pembayaran.
HU
Pengelolaan keuangan terlihat kacau
hanya tidak tahu dengan jelas.
Pengelolaan keuangan kurang terstruktur
dan terkesan kacau.
Kurang terstruktur.
EL Kegiatan dilakukan sesuai dengan alokasi
dana yang diberikan.
Kegiatan yang dilakukan disesuaikan
dengan dana yang diberikan.
SS
Pengelolaan dikelola dengan fleksibel
sesuai dengan justifikasinya.
Pengelolaan keuangan selama ini fleksibel
dan sesuai dengan tujuan.
Fleksibel bukan berarti tidak tertib tapi
disesuaikan dengan tujuan.
MD Tidak maksimal, misalnya anggaran
penelitian, lebih baik diarahkan dan
Belum maksimal dalam mendukung visi
misi.
38
diutamakan ke sosio klinis/sosio industri.
ST Dananya dari fakultas terbatas, untuk
tambahan harus cari sponsor.
Perlu mencari dana tambahan.
WI
Pengelolaan dan pengaturan keuangan
tidak jelas.
Pengelolaan keuangan tidak jelas.
Pembuatan anggaran dilakukan oleh
dekan. Selama ini yang membuat anggaran
dekanat, dan kepala TU hanya diajak
diskusi setelahnya.
KN
Pengelolaan keuangan diserahkan pada
fakultas. Disesuaikan dengan kebutuhan
fakultas.
Pengaturan finansial fakultas diserahkan
dan sesuaikan dengan kebutuhan dari
masing-masing fakultas.
Kontrol terhadap sisi finansial dilakukan
berdasarkan pelaporan dari pihak fakultas
mengenai pengaplikasiannya.
Kontrol didasarkan pada laporan
keuangan.
Pada aspek finansial didapatkan hasil pengukuran yang menyatakan
pengelolaan finansial fakultas masih kurang maksimal mendukung visi dan misi
fakultas. Pada dasarnya pengaturan keuangan fakultas telah disusun berdasarkan
perencanaan, namun dalam aplikasinya kadang tidak sesuai. Hal ini didukung
dengan pernyataan EA berikut ini:
“Pengelolaan keuangan sudah direncanakan jauh hari
meski pelaksanaannya kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.”
Selain itu dalam perencanaan keuangan lebih dilakukan oleh manajemen,
belum melibatkan pihak lain yang berhubungan dalam pencapaian visi dan misi
fakultas. Hal ini didukung oleh penyataan WI:
“Pengelolaan dan pengaturan keuangan tidak jelas. Selama
ini yang membuat anggaran dekanat, dan kepala TU hanya
diajak diskusi setelahnya.”
Pada pengelolaan keuangan, fakultas juga masih banyak melakukan
pengeluaran tanpa melakukan investasi dan memiliki ketergantungan terhadap
pihak lain dalam hal income. Hal ini juga didukung dengan hasil survei bahwa 2
39
dari 3 orang menyatakan variasi pendapatan fakultas masih minim. Belum ada
indikator atau ukuran yang jelas dalam perencanaan keuangan fakultas dan
evaluasi terhadap efektifitas pencapaiannya berpengaruh terhadap pencapaian visi
dan misi fakultas. Hal ini didukung dengan pernyataan JS:
“Pengelolaan keuangan terbagi menjadi 2, yaitu, sentral ke
yayasan dan memiliki batasan-batasan yang sangat
terbatas, dan fakultas yang kini lebih pada costing. Costing
disini lebih pada melakukan pengeluaran tanpa adanya
investasi. Sebagai contoh adalah, pembelian alat lab
apakah disesuaikan dengan visi misi nilai organisasi tidak
ada.”
4.3.3. Aspek Pelanggan
Subyek Descriptive Label Analytical Label
EA
Pelayanan sudah cukup baik. Sesuai
standar masing-masing dan kadang
tergantung mood.
Belum ada standarisasi pelayanan
konsumen.
Pernah ada standar penerimaan telpon dan
tamu tapi lalu terabaikan.
Belum pernah ada pengukuran tentang
kepuasan pelayanan administrasi.
JS
Konsumen disini adalah masyarakat
pengguna lulusan, dimana lulusan itu
adalah mahasiswa dan mahasiswa itu
sendiri merupakan konsumen intermediet.
Mahasiswa adalah yang kemudian akan
membawa kompetensi dari hasil kerja
fakultas setelah lulus.
Mahasiswa merupakan cerminan dari
hasil kerja fakultas.
Terkait kepuasan, tidak ada data karena,
sejauh ini tidak mengetahui apakah ada
survey sejauh mana konsumen puas
terhadap lulusan dan membawa perubahan
kepada konsumen itu sendiri.
Tidak pernah ada survey tentang kepuasan
konsumen.
YT
Mahasiswa sering benar-benar terbuka
memberikan saran pada saat sarasehan
dan ketika mengisi form menjelang
kelulusan.
Ada forum untuk memberikan saran dan
masukan pada fakultas.
Masukan yang sering muncul adalah
mengenai kesempatan praktek magang
Masukan lebih banyak mengenai
kesempatan praktek magang yang kurang
40
yang dirasa perlu diperbanyak. dan kinerja dosen.
Untuk masalah intern, mahasiswa lebih
sering memberi masukan terkait kinerja
dosen-dosen tertentu.
ED
Konsumen disini dalam arti mahasiswa.
Belum terpenuhi. Tidak terlalu puas,
dibuktikan dengan sedikitnya jumlah
pendaftar baru dibandingkan dengan
fakultas baru.
Kepuasan konsumen masih kurang,
terlihat dari pendaftar baru yang sedikit.
Berhubungan dengan marketing,
seharusnya melibatkan semua masyarakat
psikologi. Proses keluarnya dosen juga
menjadi pertanyaan bagi mahasiswa.
Proses marketing harusnya menjadi
program bersama.
HU
Masyarakat kurang tahu karena tidak
pernah berhubungan dengan mereka.
Belum ada pengukuran kepuasan
konsumen. Namun dirasa kepuasan
mahasiswa cukup baik. Kepuasan mahasiswa secara umum cukup
baik.
EL
Dari alumni yang sharing (bidang
pendidikan) terkait dengan masa kerja
cukup lama dan dapat bertahan.
Selama ini para alumni dapat bekerja
dengan baik dan jangka waktu yang lama.
SS
Data dari alumni, beberapa memiliki
performa kinerja yang bagus,
dipromosikan jabatannya.
Kepuasan konsumen (user) baik terkait
dengan kinerja alumni.
Beberapa memiliki performa kerja yang
bagus dan mendapat promosi jabatan. Diasumsikan mereka (user) memiliki
kepuasan yang baik terhadap kinerja para
alumni.
MD
Karena tidak kenal banyak dengan
konsumen, merasa tidak tahu banyak.
Belum pernah ada pengukuran mengenai
kepuasan konsumen.
Tapi dari salah satu konsumen (RCTI
Jatim), mengatakan kalau dia puas dengan
kerja salah satu lulusan fak psikologi.
Salah satu user menyatakan puas dengan
kinerja alumni.
ST
Tidak ada proses feedback dari konsumen
secara resmi, hanya inisiatif anggota.
Interviewee mengatakan bahwa konsumen
(pembaca) cukup puas dengan hasil kerja
ormawa.
Konsumen cukup puas dengan hasil kerja.
WI
Pelayanan terhadap konsumen kurang
baik, misalnya terkait dengan janjian
bimbingan, pengambilan tugas.
Pelayanan terhadap konsumen masih
kurang dan banyak terkait dengan proses
belajar mengajar.
Ketidakpuasan lebih pada proses belajar
mengajar.
Mahasiswa banyak merasa tidak puas. Ada yang merasa puas, namun ada yang
tidak puas. Namun ada juga mahasiswa yang merasa
41
puas.
FL
Lulusan dirasa memiliki kompetensi yang
baik untuk melakukan apa yang menjadi
tugasnya.
Kompetensi dan inisiatif kerja yang
dimiliki lulusan mendukung proses
kerjanya.
Inisiatif yang dimilki cukup baik.
Target kerja yang diberikan dijalankan
dengan baik, bahkan melebihi permintaan.
Lulusan mampu mencapai target kerja
bahkan melebihinya.
Keingin tahuan yang tinggi membuatnya
melakukan banyak kerja sekaligus
sehingga membuat target kerjanya kurang
terpenuhi.
Kurang fokus pada satu tugas berakibat
pada target kerja yang kurang terpenuhi.
KN
Secara khusus bagaimana kepuasan
konsumen terhadap fakultas Psikologi
tidak tahu.
Belum pernah ada pengukuran kepuasan
konsumen.
Belum pernah ada pengukuran secara
khusus.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada aspek pelanggan diketahui bahwa
selama ini belum pernah ada pengukuran secara formal dan terstandarisasi
mengenai kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh fakultas.
Selama ini pengukuran kepuasan konsumen masih dilakukan secara parsial dan
didasarkan pada persepsi masing-masing. Hal ini didukung dengan pernyataan
EA:
EA : “Pelayanan sudah cukup baik. Sesuai standar masing-
masing dan kadang tergantung mood.”
JS : “Terkait kepuasan, tidak ada data karena sejauh ini
tidak mengetahui apakah ada survey sejauh mana
konsumen puas terhadap lulusan dan membawa
perubahan kepada konsumen itu sendiri.”
KN : “Secara khusus bagaimana kepuasan konsumen
terhadap fakultas Psikologi tidak tahu.”
Secara internal, pelanggan fakultas memberikan kritik dan saran terhadap
kinerja fakultas melalui forum tertentu. Secara eksternal juga ada yang
menyatakan puas dengan pelayanan dan produk yang dihasilkan oleh fakultas
42
(lulusan). Hal ini sesuai dengan hasil survei terhadap 2 orang pengguna lulusan
yang menyatakan bahwa lulusan yang mereka pekerjakan memiliki inisiatif dan
partisipatif kerja yang tinggi. Meskipun demikian masih belum jelas ukuran dan
aspek kepuasannya, dan tidak ada umpan balik yang jelas dan formal terhadap
kinerja fakultas.
YT : “Mahasiswa sering benar-benar terbuka memberikan
saran pada saat sarasehan dan ketika mengisi form
menjelang kelulusan.”
SS : “Data dari alumni, beberapa memiliki performa
kinerja yang bagus, dipromosikan jabatannya.”
FL : “Lulusan dirasa memiliki kompetensi yang baik untuk
melakukan apa yang menjadi tugasnya.”
4.3.4. Aspek Proses Internal
Subyek Descriptive Label Analytical Label
LS
Program english day untuk peningkatan
kompetensi dalam rangka mendukung
proses belajar mengajar dalam bhs
inggris.
Adanya produk baru berupa program
english day.
EA
Pelayanan sudah cukup baik dan lebih
disesuai standar masing-masing (kadang
tergantung mood).
Belum ada standarisasi pelayanan
konsumen.
HN
Kinerja di fakultas sudah baik. Tapi,
secara teknis dalam pelayanan terutama di
TU kurang ramah. (“misalnya pada waktu
itu aku telat ujian. Wah, mukanya itu
langsung gimana gitu. Waktu aku juga
mau revisi KRS, ya juga kadang itu
gimana ya, aku juga yang mau tanya itu
gak ngerti soalnya mereka itu jawabnya
seperlu aja gitu. Trus ada salah satu yang
mau aku tanyain eee dititipin lembar KHS
gak? ehhh KRS gak? “Waduhhh aku gak
ngerti”...bayangin aja tuh...”coba kamu
cari sendiri disitu”)
Kinerja Fakultas sudah baik, hanya
pelayanan di TU kurang ramah.
JS
Sebagian sudah cocok tapi
pengimplementasian dan monitoringnya
kurang jelas. Berbagai usaha dilakukan
Secara rencana dan kerangka sudah jelas
hanya pelaksanaan dan monitoring yang
kurang jelas.
43
seperti Treasure Study, pembuatan SAP
tapi, untuk pelaksanaanya kurang jelas.
Secara rencana dan kerangka sudah ada
tapi tidak terawasi sehingga kemungkinan
terjadi berbagai implikasi yang tidak
terencana.
RY
Dari sisi organisasi kemahasiswaan BEM
bergerak di bidang pembuatan program,
pengembangan hardskill serta softskill
mahasiswa. Sebagai contoh adalah
kegiatan yang berkaitan dengan
penggunaan Bahasa Inggris. BEM dibagi
menjadi beberapa divisi seperti divisi
usaha bersama.
Proses internal di ormawa terkait dengan
pembuatan program hardskill dan
softskill.
SL
Menyangkut well-being, organisasi
menjadi tidak sehat, karena passion
menurun, dan juga apa yang dilakukan
sekarang hanyalah bersifat normatif saja.
Well-being hanya bersifat normatif.
Proses kerja internal belum berjalan.
Hal di atas mengakibatkan proses kerja
internalnya tidak berjalan. Hal ini
diakibatkan karena kehilangan passion
dari orang-orang yang berada di dalam
organisasi. Selain itu, karena wadah untuk
pengembangan diri juga tidak ada
membuat proses kerja internalnya tidak
berjalan.
YT
Tidak semua karyawan (akademik & non-
akademik) yang masuk ke fakultas ini
memiliki hati yang sama yakni untuk
memajukan fakultas.
Tidak semua karyawan punya hati untuk
memajukan fakultas.
ES
Teman-teman di fakultas lain dan
universitas lain merasa di fakultas
psikologi WM memiliki cara/sistem
kuliah yang rapi. Seperti jadwal UTS dan
UAS yang sudah dijadwalkan dan ujian-
ujian lain yang sudah ditetapkan.
Menurut eksternal proses perkuliahan di
F.Psikologi WM terbilang rapi dan
sistematis.
ED
SDM sangat kurang implementasinya. SDM dirasa kurang berani dalam
mengungkapkan pendapat, kurang
transparan terutama pada bagian interaksi
dan relasi.
Selain itu, tidak terlalu tranparansi. Sama
seperti pada bagian relasi dan interaksi.
Belum terlalu berani untuk
mengungkapkan pendapat seperti fakultas
lain.
HU Proses kerja secara umum cukup. Proses kerja dirasa cukup berjalan sesuai
44
aturan yang ada.
YN
Ada kerinduan untuk bertemu dalam
forum untuk membicarakan mengenai visi
misi dengan para stakeholder (dosen,
karyawan, mahasiswa).
Proses kerja secara internal dalam fakultas
belum mencerminkan visi misi.
Proses internal terkait dengan kejelasan
visi misi masih abstrak sehingga dalam
aplikasi teknisnya pada pengelolaan
SDM, finansial, pelayanan konsumen
masih kabur.
Prosesnya masih mengkira-kira apakah
aktivitas yang dilakukan akan mendukung
visi misi atau tidak masih belum jelas
karena indikatornya masih kabur,
ukurannya tidak jelas.
EL
Ada kegiatan yang tidak berhubungan
atau mendukung visi misi seperti kegiatan
entertaiment atau kegiatan penunjang
lainnya.
Kegiatan penunjang ada yang tidak sesuai
atau mendukung visi dan misi.
Skill dasar atau standar untuk
pengembangan kompetensi dosen terkait
dengan proses belajar, misalnya cara
kuliah tamu, cara cuti.
Perlu ada pengembangan kompetensi
terkait dengan kemampuan dasar dosen.
SS
Berdasar pengalaman dulu pengaplikasian
visi misi dilakukan dalam bentuk
melibatkan mahasiswa dalam pelatihan-
pelatihan yang diberikan oleh fakultas.
Pada aplikasi visi misi juga melibatkan
mahasiswa dalam bentuk pelatihan yang
dilakukan.
MD
Lab masih hanya sebatas psikodiagnostik. Lab masih sebatas pada psikodiagnostik
dan tugasnya masih sebatas urusan
administrasi.
Tugas kalab lebih pada urusan
administrasi, bukan mengembangkan lab
sesuai visi misi (dikembangkan dengan
tema sosio-klinis/sosio-industri).
Jadinya waktu terbuang untuk mengurusi
administrasi lab (yang dianggap bisa
diurus oleh staf non-psikologi), padahal
waktunya bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan lab.
Proses kerja menjadi terhambat karena
mengurusi masalah administrasi.
ST
Sering ada yang melewati deadline,
sehingga jalur birokrasi terhambat dan
diundur lama.
Proses kerja sering terhambat dengan
birokasi.
WI
Untuk TU pembagian sudah jelas sesuai
prosedur dan jalan.
Pembagian kerja pada tata usaha sudah
sesuai dengan tugasnya.
Pembagian kerja dekanat masih belum Pembagian kerja dekanat masih belum
45
jelas, dan masih mengurusi hal-hal yang
kecil.
jelas.
Kinerja dosen ada yang rapi, ada yang
tidak.
Kinerja dosen masih tidak rapi dan tidak
teratur dan mempengaruhi kerja TU.
Kinerja dosen yang tidak rapi
berpengaruh pada kerja TU.
Pada aspek proses internal diketahui bahwa masih banyak proses bisnis
internal fakulas yang kurang berjalan dengan efektif dan efisien dalam upaya
mendukung pencapaian visi dan misi. Dilihat dari proses kerja, masih ditemui
pembagian kerja yang belum jelas dan kinerja yang belum sesuai. Hal ini
didukung dengan hasil survei pada 9 dari 18 orang menyatakan kinerja dosen
sudah cukup baik hanya masih sering melakukan kesalahan dalam mengerjakan
tugasnya. Hal ini juga didukung pernyataan dari:
WI : “Pembagian kerja dekanat masih belum jelas, dan
masih mengurusi hal-hal yang kecil.” “Kinerja
dosen ada yang rapi, ada yang tida, ada juga yang
tidak rapi dan berpengaruh pada kerja TU ”
MD : “Tugas kalab lebih pada urusan administrasi, bukan
mengembangkan lab sesuai visi misi
(dikembangkan dengan tema sosio-klinis/sosio-
industri). Jadinya waktu terbuang untuk mengurusi
administrasi lab (yang dianggap bisa diurus oleh
staf non-psikologi), padahal waktunya bisa
dimanfaatkan untuk pengembangan lab.”
EL : “Ada kegiatan yang tidak berhubungan atau
mendukung visi misi seperti kegiatan entertaiment
atau kegiatan penunjang lainnya.”
Namun demikian ada usaha dan rencana yang dilakukan untuk membuat
proses internal menjadi lebih baik, hanya kurangnya monitoring membuat
aplikasinya menjadi tidak jelas. Hal ini didukung dengan pernyataan berikut:
LS : “Program english day untuk peningkatan kompetensi
dalam rangka mendukung proses belajar mengajar
dalam bhs inggris.”
46
YN : “Proses internal terkait dengan kejelasan visi misi
masih abstrak sehingga dalam aplikasi teknisnya
pada pengelolaan SDM, finansial, pelayanan
konsumen masih kabur.”
JS : “Sebagian sudah cocok tapi pengimplementasian dan
monitoringnya kurang jelas. Berbagai usaha
dilakukan seperti Treasure Study, pembuatan SAP
tapi, untuk pelaksanaanya kurang jelas. Secara
rencana dan kerangka sudah ada” tapi tidak
terawasi sehingga kemungkinan terjadi berbagai
implikasi yang tidak terencana.
4.3.5. Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan
Subyek Descriptive Label Analytical Label
LS
Pernah mengikuti pelatihan BAN PT. Ada pelatihan dan masih perlu ada
peningkatan kompetensi. Yang telah ada
program english day.
Perlunya peningkatan kompetensi. Yang
terbaru program english day sebagai
upaya peningkatan kompetensi dalam
rangka mendukung proses belajar
mengajar dalam bhs inggris.
Pengelolaan dan pembagian tugas di
administrasi sudah sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki.
Pembagian tugas TU sudah sesuai dengan
kompetensi masing-masing.
Tugas dosen bukan hanya mengajar tapi
penelitian dan pengabdian.
Pengembangannya kadang terhambat krn
tugas admin, menjabat.
Tugas dosen meliputi tri dharma PT,
namun masih suka terhambat oleh tugas
dan jabatan.
EA
Pembagian job desc sudah sesuai tapi
pelaksanaan fleksibel, saling
menggantikan jika ada yang tidak masuk.
Job desc fleksibel dan bisa saling
menggantikan.
Pengembangan diri (SDM) di TU melalui
rolling tugas (job rotation),
pemberlakukan english day.
Ada job rotation dan english day sebagai
upaya pengembangn diri.
JK
Experiential learning. Disini proses
pengembangan SDM terbatas pada
pelatihan yang memang masih jarang,
presentasi penelitian, mengundang dosen
tamu untuk kuliah tamu bagi mahasiswa,
serta kurangnya mengundang pembicara
di ruang lingkup fakultas.
Pelatihan masih jarang diadakan, dan
kurang mengundang pembicara dari
lingkup fakultas.
Untuk non akademis tidak ada. Tidak ada pembelajaran bagi karyawan
non akademis.
Sumber masalah di SDM itu sendiri SDM sedikit tapi tugas banyak.
47
adalah tugas banyak sedangkan
ketersediaan SDM sedikit.
JS
Institusi pendidikan = core bisnis. Perlu
adanya pengembangan di bidang itu
seperti pengadaan pelatihan, pola
pendidikan, ketersediaan buku,
penyediaan instrumen belajar atau
penelitian tetapi harus merupakan
pencerminan dari visi misi nilai
organisasi. Senyatanya, yang terjadi
adalah tidak adanya kesesuaian visi misi
nilai dan proses pengembangan SDM itu
sendiri.
Pengambangan SDM tidak mencerminkan
atau tidak sesuai dengan visi misi.
Untuk wadah pengembangan secara
konsep ada, tapi secara pelaksanaan dan
dihubungkan dengan visi misi nilai belum
jelas.
Konsep pengembangan SDM tidak sesuai
dengan pelaksanaan dan visi misi.
SL
Permasalahan yang sama dari tahun
pertama hingga sekarang adalah booming-
nya mahasiswa namun dari segi
pengajaran sedikit.
Pengembangan SMD sangat terasa saat
dekade kedua.
Kondisi sekarang penurunan mhs.
Ruang pengembangan minat dan potensi
terbatas. Pengembangan SDM yang sangat terasa
adalah di dekade kedua dimana adanya
lomba-lomba, tersedianya fasilitas untuk
kembangkan diri seperti seminar taraf
internasional tapi sekarang menurun.
Ruang untuk mengembangkan minat dan
potensi juga terbatas.
YT
Sebenarnya bersama dengan pihak sekfak
sudah membuat sebuah lembaran tentang
hal-hal yang perlu dilakukan di fakultas.
Kemudian lembaran itu diberikan kepada
dosen baru.
Ada usaha untuk meningkatkan
kompetensi dosen.
Berkaitan dengan hal tersebut, dosen yang
bersangkutan diminta ikut obsevasi proses
perkuliahan dan ikut penelitian dan ikut
dekanat agar supaya tahu fakultas seperti
apa dan menjadi jelas.
Ada proses observasi pada aktivitas di
fakultas (pengajaran dan penelitian)
sebagai bentuk pengenalan dan
peningkatan kompetensi dosen baru
terhadap proses perkuliahan dan fakultas.
ES
Kalo training soft skill dan hard skill,
lebih bermakna yang punya ormawa
ketimbang punya dosen. Karena milik
dosen lebih fokus untuk perkuliahan2,
sedangkan ormawa lebih pada
Pelatihan yang diberikan ormawa bagi
mahasiswa lebih mengenai dibandingkan
pelatihan yang diberikan dosen.
48
pengembangan soft skill dan hard skill.
ED
Belum dalam arti semakin kedepan,
harapannya adalah pohon penelitian
sehingga jelas kompetensi individu (salah
satu contoh).
Belum ada pengembangan.
Terlalu terkotak-kotak pada sesuai tidak
dengan visi misi. Apabila tidak sesuai ya
tidak bisa dilakukan pengembangan
kompetensi SDM.
Terlalu terkotak-kotak dan tidak sesuai
dengan visi misi.
HU
Pengembangan karyawan masih sangat
kecil.
Kurang ada pengembangan karyawan.
Kurang diamati kurangnya apa, hanya
kerja saja.
EL
Terkait dengan pengembangan diri
pribadi didasari pada sikap proaktif dari
masing-masing dosen.
Dosen harus proaktif jika ingin
mengembangkan kemampuannya.
Terkait dengan pengetahuan yang sifatnya
umum dan pokok harusnya ada
persamaan persepsi, misalnya skripsi dan
penulisan skripsi.
Perlu ada persamaan persepsi tentang
kemampuan dasar dosen.
Pengetahuan yang pokok-pokok tersebut
belum tersentuh.
SS
Ada kesempatan yang luas bagi para
dosen untuk meningkatkan kemampuan.
Dosen memiliki kesempatan yang luas
untuk meingkatkan kemampuannya.
Ada beberapa dosen yang kurang
memiliki kemampuan yang baik,
misalnya dalam pembimbingan dimana
proses pembimbingan yang diberikan
kurang tajam, perlu ada pendampingan
dari dosen senior.
Ada beberapa dosen yang masih harus
meningkatkan kemampuannya, misalnya
terkait dengan proses bimbingan.
MD
Pengelolaan SDM masih belum optimal. Pengelolaan SDM masih belum optimal
dan belum disesuaikan dengan visi misi. Staff dosen hanya beberapa yang berasal
dari bidang sosio klinis industri.
Dosen yang melanjutkan studi tidak
diarahkan untuk mengambil bidang
sosioklinis/industri.
ST
Hanya kalau dibutuhkan – sebatas prajab
dan pelatihan internal. Sisanya belajar
sendiri atau belajar dari masalah yang
muncul.
Pada ormawa pengembangan kompetensi
hanya jika dibutuhkan.
CH
Proses pembelajaran tidak keliatan secara
langsung. Kecuali jadi anggota panitia
kegiatan, experiential learning tidak
Tidak terlihat dengan jelas bagaimana
proses pembelajaran.
49
terasa.
WI
Pengembangan SDM pada dosen jelas.
Terkait dengan sekolah lanjut.
Pengembangan kompetensi dosen jelas
(sekolah lanjut) tapi pada tata usaha tidak
ada. Untuk tata usaha tidak ada pengembanan
kompetensi.
Dulu pernah ada yang disekolahkan,
hanya 3 orang, sekarang tidak pernah lagi.
Pengembangan kompetensi SDM tidak
dikelola dengan baik dan merata.
Dalam administrasi tidak ada
pengembangan kompetensi lagi.
Pengolahan data pada aspek pertumbuhan dan pembelajaran didapatkan
hasil bahwa pengembangan sumberdaya manusia sebagai bentuk pertumbuhan
dan pembelajaran dalam upaya mendukung visi dan misi masih kurang optimal
dilakukan. Secara konsep tampak sudah dipersiapkan hanya dalam
implementasinya kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan JS :
“Untuk wadah pengembangan secara konsep ada, tapi
secara pelaksanaan dan dihubungkan dengan visi misi nilai
belum jelas. Institusi pendidikan = core bisnis. Perlu
adanya pengembangan di bidang itu seperti pengadaan
pelatihan, pola pendidikan, ketersediaan buku, penyediaan
instrumen belajar atau penelitian tetapi harus merupakan
pencerminan dari visi misi nilai organisasi. Senyatanya,
yang terjadi adalah tidak adanya kesesuaian visi misi nilai
dan proses pengembangan SDM itu sendiri.”
Dalam pelaksanaannya pengembangan sumberdaya manusia masih
didasarkan pada kebutuhan pribadi dan inisiatif masing-masing staf. Sedangkan
pengembangan kemampuan terkait dengan hal yang pokok dan dasar masih belum
dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat EL:
“Terkait dengan pengembangan diri pribadi didasari pada
sikap proaktif dari masing-masing dosen. Terkait dengan
pengetahuan yang sifatnya umum dan harusnya ada
50
persamaan persepsi, misalnya skripsi dan penulisan skripsi.
Pengetahuan yang pokok tersebut belum tersentuh.”
Selain itu pengembangan kemampuan juga masih terbatas pada staf
edukatif melalui studi lanjut dengankan staf non edukatif pengembangan
kemampuan dilakukan melalui perputaran kerja.
WI : “Pengembangan SDM pada dosen jelas. Terkait
dengan sekolah lanjut. Untuk tata usaha tidak ada
pengembanan kompetensi.”
EA : “Pengembangan diri (SDM) di TU melalui rolling
tugas (job rotation), pemberlakukan english day.”
51
BAB V
PENUTUP
5.1. Diskusi
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kinerja Fakultas Psikologi Unika
Widya Mandala Surabaya melalui balanced scorecard berdasarkan empat
perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal
(internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and
growth) diketahui bahwa secara keseluruhan dalam pelaksanaannya masih kurang
dapat dilakukan secara optimal.
Untuk dapat melihat kesesuaian antara kinerja organisasi dengan
pencapaian tujuan organisasi, maka perlu adanya kesetaraan persepsi akan visi
dan misi (strategi) organisasi yang tercermin dalam empat persepsi balanced
scorecard. Pada aspek visi dan misi (strategi) fakultas diketahui bahwa belum ada
kesamaan persepsi pada karyawan mengenai isi atau maksud yang terkandung
dalam visi dan misi fakultas. Hal ini menunjukkan adanya proses klarifikasi dan
penterjemaah visi dan misi yang kurang ke dalam istilah yang dapat dipahami dan
ditindaklanjuti oleh semua karyawan. Konsekuensi dari kurangnya kejelasan akan
visi dan misi fakultas berakibat pada masing-masing karyawan mengejar dan
berusaha mencapai tujuan yang berbeda berdasarkan interpretasi masing-masing.
Idealnya setiap orang dalam organisasi memahami visi dan misi (strategi)
organisasi. Untuk dapat memiliki pemahaman yang sama serta komitmen untuk
mencapai tujuan, dalam penyusunannya visi dan misi (strategi) juga perlu
melibatkan semua pihak dalam organisasi dengan menyelaraskan antara tujuan
52
pribadi dan tujuan organisasi. Selain itu untuk menjamin pemahaman bersama
mengenai visi dan misi organisasi dapat dilakukan melalui komunikasi dari
seluruh karyawan, mulai dari posisi manajemen sampai operasional termasuk para
stakeholders. Pada Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala tampaknya proses
komunikasi dan penyesuaian antara tujuan pribadi dan tujuan bersama belum
berjalan secara optimal sehingga proses kerja yang dilakukan dalam upaya
mencapai tujuan organisasi masih dilakukan secara parsial berdasar pemahaman
pribadi.
Dalam pelaksanaannya pemahaman melalui komunikasi dan penyesuaian
antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi perlu didukung dengan perencanaan
dan target pencapaian tujuan. Perencanaan strategis dan ukuran serta indikator
yang jelas pada pencapaian visi dan misi organisasi melalui scorecards dapat
mengidentifikasi dan mengevaluasi kesesuaian antara aplikasi dengan pencapaian
tujuan organisasi yang telah diraih. Belum adanya ukuran atau indikator yang
jelas untuk mengevaluasi pencapaian tujuan organisasi melalui scorecards
membuat ukuran kinerja fakultas menjadi tidak jelas. Hal ini membuat
perencanaan kerja yang telah dibuat menjadi tidak terukur dan anggota organisasi
pun bertindak sendiri-sendiri, terkesan tanpa arah, akibatnya tidak diketahui
positioning yang dimiliki oleh fakultas.
Adanya proses evaluasi terhadap pencapaian tujuan dapat memberikan
data bagi organisasi sebagai bentuk umpan balik terhadap proses kerja yang telah
dilakukan. Data yang didapat kemudian akan membantu penyusunan strategi
berikutnya sebagai sebuah proses yang berkesinambungan. Selanjutnya strategi
53
pencapaian tujuan yang baru akan kembali melalui proses klarifikasi dan
penterjemahan, mengkomunikasikan dan mengaitkan antara tujuan pribadi dengan
organisasi. Selanjutnya kembali melalui proses perencanaan dan penentuan target
serta umpan balik. Tampaknya proses ini belum optimal dilakukan oleh fakultas
dalam upaya pencapaian tujuan. Hal ini dikarenakan belum adanya ukuran atau
indikatir pencapaian tujuan yang jelas dan terukur.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tata kelola
organisasi yang baik (Good Corporate Governance) pada di Fakultas Psikologi
Unika Widya Mandala Surabaya masih lemah. Tata kelola organisasi yang kurang
baik dapat berdampak pada kegagalan pencapaian tujuan organisasi dikarenakan
tidak adanya pengaturan dan pengukuran organisasi yang jelas.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan,
diantaranya:
1. Tidak semua informan yang direncanakan akan diminta datanya dapat
dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kesibukan peneliti sehingga sampai batas
pelaporan penelitian tidak dapat dihubungi. Akibatnya tidak semua perwakilan
para stakeholders dapat terwakili sehingga pendapat yang disampaikan tidak
dapat dijadikan perwakilan pendapat yang lainnya.
2. Kendala yang lain adalah tim mengalami kesulitan menemukan waktu yang
sesuai untuk melakukan pengambilan data dengan informan, akibatnya
pengambilan data menjadi molor dari waktu yang telah direncanakan.
54
5.2. Saran
Bagi Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya diharapkan
melalui penelitian ini memperoleh gambaran mengenai kinerja fakultas dan mulai
merencanakan strategi atau sistem manajemen terpadu berdasar balanced
scorecard dengan penerapan keselarasan strategi dari atas ke bawah, disertai
dengan perencanaan dan penentuan target pencapaian yang terukur dan obyektif
serta monitoring dan evaluasi yang terjadwal yang dapat digunakan sebagai
umpan balik perencanaan strategi berikutnya sehingga menjadi sebuah proses
pertumbuhan dan pengembangan fakultas yang berkesinambungan.
Melalui balanced scorecard organisasi tidak saja dapat melakukan
pengukuran kinerjanya melalui ukuran finansial, namun juga ukuran pendorong
kinerja masa depan melalui menciptakan nilai bagi para pelanggan saat ini dan
yang akan datang, dan seberapa banyak peningkatan kapabilitas internal dan
investasi di dalam sumberdaya manusia, beserta sistem dan prosedur yang
dibutuhkan. Balanced scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai
yang dihasilkan para partisipan organisasi yang memiliki kemampuan dan
motivasi dengan mengungkapkan berbagai faktor yang menjadi pendorong
tercapainya tidak saja kinerja financial, namun juga kompetitif jangka panjang.
Perencanaan dapat diawali dengan melakukan analisa dan identifikasi
kekuatan, kelamahan, kesempatan dan tantangan yang dihadapi (SWOT) oleh
fakultas. Selanjutnya dapat dilakukan analisa pesaing dengan memposisikan diri
kedalam situasi kompetitif dalam industri, disertai juga analisa terhadap kondisi
lingkungan. Situasi kompetitif ini meliputi masuknya persaing baru, ancaman dari
55
produk pengganti, kekuatan tawar pembeli, kekuatan tawar pemasok, dan
persaingan diantara pesaing yang ada. Kondisi lingkungan dapat meliputi kondisi
lingkungan sosial, ekonomi makro, teknologi, politik dan hukum, serta demografi.
Hasil analisa ini dapat membantu penyusunan visi dan misi organisasi. Selain itu
dapat juga dijadikan data dalam menyusun tujuan strategis tiap perspektif. Berikut
merupakan gambar 5.1. mengenai analisa pesaing (adaptasi dari Yuwono, S.,
Sukarno, E., & Ichsan, M. 2003):
Persaingan
Industri
Pembeli
Siswa SMA dan
orang tua
Pemasok
Sekolah-Sekolah
SMA
Pendatang Baru
Universitas dan fakultas
Psikologi baru
Produk Pengganti
Program Diploma, Program
Studi/Fakultas Lain
Kekuatan tawar
pembeli
Kekuatan tawar
pemasok
Ancaman
produk/jasa
pengganti
Ancaman
pendatang baru
Politik dan
Hukum
Teknologi
Ekonomi
Makro
Sosial
Demografi
Selanjutnya melakukan klarifikasi dengan menyamakan persepsi dan
pemahaman mengenai maksud yang terkandung dalam visi dan misi melalui
komunikasi yang terbuka dengan semua pihak yang terkait dengan pencapaian
visi dan misi. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan membentuk suatu forum
diskusi antara pihak fakultas dengan para stakeholder (mahasiswa, orangtua
56
mahasiswa, pengguna lulusan, alumni, dan mitra). Dapat juga dilakukan melalui
pertemuan formal yang juga melibatkan semua pihak. Tujuan pertemuan ini selain
mengkomunikasikan visi dan misi yang telah disusun, dapat juga sebagai forum
pemberian masukan dan kritik atas visi dan misi yang telah disusun, rencana
strategi yang akan disusun, serta kinerja fakultas secara keseluruhan. Diharapkan
masukan dan kritikan dapat digunakan sebagai data untuk menyempurnakan visi
dan misi (jika diperlukan), dan menyusun perencanaan berikutnya dalam upaya
mencapai tujuan fakultas.
Untuk dapat mencapai visi dan misi fakultas perlu ada perencanaan
strategis yang disertai dengan target dan indikator yang jelas. Visi dan misi
fakultas harus dapat diturunkan dalam bentuk aplikasi yang dapat diukur.
Perencanaan strategis dimulai dengan merumuskan dan merinci masing-masing
perspektif dan tolak ukur pencapaiannya. Tujuan strategis yang akan dicapai harus
selaras dengan ukuran strategis. Ukuran strategis terkait dengan hasil yang akan
dicapai (lagging indicator) tidak dapat terlaksana jika tidak didukung dengan
faktor pendorong pencapaian (leading indicator). Berikut merupakan tabel 5.1.
tentang perencanaan strategis yang dapat dilakukan.
Visi : menjadi agent of change dan center of excellence yang membantu individu dan
masyarakat untuk menyikapi perubahan.
Misi : menetapkan the scientist – practitioner model, melalui metode pembelajaran
experiential learning.
Perspektif Finansial Pelanggan
Proses
Internal
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
Tujuan Strategis
Ukuran
Strategis
Indikator
Keberhasilan
Faktor
Pendorong
57
Untuk dapat mengetahui sejauh mana pencapaian dari perencanaan
strategis yang telah disusun, maka perlu dibuat sistem monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaannya. Melalui monitoring dan evaluasi ini akan dapat
memberikan umpan balik kepada fakultas sehingga dapat disusun pengembangan
strategi lebih lanjut sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Untuk itu dapat
dibuat timeline berupa rancangan dan langkah-langkah pelaksanaan mengacu pada
rencana strategis yang telah dibuat. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan
dalam bentuk bulanan atau kuartalan. Hal yang penting untuk dapat melakukan
pengukuran kinerja melalui balanced scorecard perlu dibentuk tim yang memiliki
tanggung jawab dan komitmen untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja
fakultas.
Berikut merupakan gambar 5.2. mengenai proses pelaksanaan strategi
sistem manajemen melalui balanced scorecard (adaptasi dari Kalpan dan Norton,
1996):
Balanced Scorecard
Klarifikasi dan
penterjemahan visi dan
misi (strategi organisasi)
Perencanaan bisnis dan
penentuan target
Umpan balik strategik
dan pembelajaran
Komunikasi dan
keterhubungan
58
DAFTAR PUSTAKA
Antos, J. (2007). Balancedd Scorecard. Dalam Holman, P., Devane, T., & Cady,
S. (2007) The change handbook: The definitive resource on today‟s best methods
for engaging whole systems. San Fransisco: Berret Kohler.
Chiung-Ju Liang & Lung-Chun Hou. (2007). A Dynamic Connection of
Balancedd Scorecard Applied For The Hotel. Journal of Services Research,
Volume 6, Number 2.
Darwanto, H. (2009, 15 October ). Balanced Scorecard Untuk Organisasi
Pemerintah. Bappenas. Diambil tanggal 29 Nopember 2010, dari
http://www.bappenas.go.id/node/48/2294/balancedd-scorecard-untuk-organisasi-
pemerintah.
Diambil tanggal 24 Februari 2011, dari
http://www.scribd.com/doc/36656599/Balance-Scorecard.
Farneti, F. (2009). Balanced Scorecard Implementation in An Italian Local
Government Organization. Journal Compilation Public Money & Management.
Hadi, S. (2004). Statistik 2. Yogyakarta: Andi.
Hansen, DR and Mowen, MM. (2003). Management Accounting, sixth edition,
South-Western, America.
Imelda R. H. N. (2004). Implementasi Balancedd Scorecard pada Organisasi
Publik. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 6, No. 2: 106-122.
Kaplan, R. S. & Norton, D. P. (1996), Balancedd Scorecard, Jakarta: Erlangga.
Kaplan, R. S. & Norton, D. P. (1996), Balancedd Scorecard: Translating Strategy
into Action, Massachusetts: Harvard Business Review.
Kocakulah, M.A. & Austill, A.D. (2007). Balancedd Scorecard Application in the
Health Care Industry: A Case Study. Journal Of Health Care Finance; 34(1):72–
99.
Karathanos, D. & Karathanos, P. (2005). Applying The Balancedd Scorecard To
Education. Journal Of Education For Business.
Parmenter, D. (2007). Key Performance Indicators: Developing, implementing,
and using winning KPI‟s. New Jersey, John Wiley & Sons.
59
Phillips, P.A. (2007). The Balancedd Scorecard and Strategic Control: A Hotel
Case Study Analysis. The Service Industries Journal, Vol.27, no.6, pp.731–746.
Thomas, R. Gable, M. & Dickinson, R. (1999). An Application of The Balancedd
Scorecard in Retailing. The International Review of Retail, Distribution and
Consumer Research, 9 (1): 41–67.
Yuwono, S., Sukarno, E., & Ichsan, M. (2003). Petunjuk Praktis Penyusunan
Balanced Scorecard, Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi, Jakarta:
PT.Gramedia
60
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian yang sedang kami lakukan di Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mengenai “PENGUKURAN KINERJA
INSTANSI PENDIDIKAN MELALUI BALANCE SCORECARD” untuk itu kami
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I sekalian untuk mengisi
kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian.
Kuesioner penelitian ini merupakan pengukuran perspektif terkait dengan
pengukuran kinerja organisasi sebagai sistem manajemen strategis dalam
menterjemahkan visi dan strateginya kedalam tujuan dan ukuran operasional
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen yaitu para
stakeholders (mahasiswa, alumni dan perusahaan pemakai). Pengukuran kinerja
organisasi ini meliputi pengukuran pada aspek financial, customer, internal
business process, dan learning and growth. Harapannya penelitian ini nantinya
bisa berguna untuk pengembangan organisasi dalam melakukan perencanaan
strategis berikutnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Bila Bapak/Ibu
dan Saudara/I sekalian memiliki pertanyaan, saran maupun kritik bisa dikirimkan
langsung ke alamat email kami di [email protected] atau
Hormat kami,
Peneliti
61
Petunjuk Pengisian
1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan penelitian dan tidak ada jawaban
benar atau salah, untuk itu mohon dijawab dengan jujur.
2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan atau pernyataan dengan teliti tanpa
ada yang terlewatkan.
3. Berilah tanda (X) pada kolom yang menurut anda sesuai dengan pengalaman
dan pengetahuan anda.
4. Jawaban atau data yang Bapak/Ibu dan Saudara/I berikan akan kami jamin
kerahasiaannya.
5. Bapak/Ibu dan Saudara/I hanya akan menerima kuesioner sesuai judul
kuesioner.
62
Kuesioner Perspektif Finansial Fakultas
Perspektif finansial organisasi merupakan rumusan tujuan finansial yang ingin dicapai
organisasi dimasa yang akan datang. Biasanya berhubungan dengan profitabilisas yang
bisa diukur berdasarkan laba operasi, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan
lainnya. Ukuran finansial menggambarkan apakah implementasi strategi organisasi
memberikan kontribusi atau tidak terhadap keberhasilan finansial organisasi.
No Deskripsi
1 Realisasi biaya operasional yang dianggarkan
Dilaksanakan Diabaikan
2 Mana yang lebih besar di fakultas?
Dana investasi
Dana operasional
3 Penggunaan dana operasional di Fakultas?
Efektif Mubazir
4 Variasi sumber pendapatan fakultas
Banyak Sedikit
5 Dana untuk pengelolaan Fakultas
Besar Kecil
6 Dana dari mahasiswa yang masuk cukup untuk pengelolaan fakultas
Ya Tidak
7 Besarnya SPP mahasiswa baru di Fakultas ini
Naik setiap tahun
Turun setiap tahun
8 Besarnya dana operasional fakultas setiap tahun
Naik Turun
9 Kelancaran sirkulasi dana operasional fakultas
Cepat Lambat
10 Tingkat return on asset (ROA) di Fakultas ini lebih dari 10% per tahun
Ya Tidak
63
Kuesioner Perspektif Proses Internal Fakultas
Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif pelanggan) dan pemilik organisasi
(perspektif finansial). Komponen utama dalam proses bisnis internal adalah: 1) proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar, dan lainnya 2) proses operasional, yang diukur dengan
peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang lebih pendek, dan lainnya 3) proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang dibutuhkan
untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan lainnya.
No Deskripsi
1 Administrasi pelayanan akademik (KRS, penjadwalan, nilai, dll) di Fakultas ini telah didukung oleh sistem informasi akademik berkomputer
Tidak jelas/hampir tidak ada
Lengkap, jelas dan efektif
2 Fakultas ini telah menyediakan layanan informasi akademik melalui media on line (internet)
Hampir tidak ada
Tersedia lengkap
3 Proses rekrutmen pegawai di Fakultas ini sangat selektif
Tidak jelas Selektif
4 Pegawai yang diterima di Fakultas ini berkemampuan sesuai dengan kebutuhan
Rekrutmen tak sesuai kebutuhan
Kualifikasi relevan
5 Semua pegawai di Fakultas ini mempunyai ketrampilan yang kompeten pada bidang pekerjaannya
Tidak kapabel Kompeten
6 Tingkat kesalahan yang dilakukan pegawai dalam pekerjaannya relatif rendah
Sering ditemui keselahan
Kesalahn relatif rendah
7 Semua Dosen di Fakultas ini aktif melakukan penelitian
Tidak jelas Aktif, jelas dan merata
64
8 Semua Dosen di Fakultas ini aktif menulis karya ilmiah dan populer
Jarang menulis
Publikasi rutin
9 Semua dosen di Fakultas ini aktif mengikuti forum-forum ilmiah
Jarang berpartisipasi
Rutin berpartisipasi
10 Semua dosen di Fakultas ini aktif mengisi forum-forum ilmiah
Jarang presentasi
Rutin presentasi
11 Semua dosen melalukan tatap muka (mengajar) di kelas sesuai dengan jumlah waktu yang ditentukan (Untuk 3 SKS = 150 menit dan 2 SKS =100 menit)
Tidak ada disiplin waktu
Alokasi waktu efektif dan sesuai standar
12 Kurikulum dan silabus pada Fakultas ini selalu di-up date sesuai dengan tuntutan pasar
Update tidak dilakukan/tidak sesuai
Relevan dan mutakhir
13 Setiap mata kuliah dalam kurikulum telah dilengkapi dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang jelas dan akuntable
Tidak jelas Lengkap, relevan dan akuntabel
14 Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Fakultas ini telah menerapkan quality assurance
Tidak jelas Rutin dan efektif
15 Fakultas ini selalu menggali informasi kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pasar
Jarang meng-update
Rutin meng-update
16 Fakultas ini mempunyai fasilitas pendukung penyelenggaraan pendidikan (perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
Tidak lengkap dan tidak efektif
Lengkap dan efektif
65
ruang kuliah, sarana kegiatan kemahasiswaan)
17 Perpustakaan Fakultas ini telah menyediakan buku teks dan referensi lain yang up to date
Jarang dan out-of-date
Lengkap dan up-to-date
18 Perpustakaan Fakultas ini menyediakan akses jurnal ilmiah dan publikasian ilmiah lainnya
Tidak jelas Aksesibel
19 Jumlah komputer yang disediakan untuk mahasiswa di lab mencukupi dan menyediakan software yang up to date
Kurang, tidak aksesibel, dan out-of-date
Lengkap, aksesibel, dan up-to-date
66
Kuesioner Perspektif Inovasi dan Pembelajaran Fakultas
Perspektif inovasi dan pembelajaran menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang, dengan tujuan meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia, meningkatkan kapabilitas sistem informasi, dan peningkatan keselarasan dan motivasi. Ukuran yang bisa digunakan antara lain peningkatan
kemampuan karyawan, pengembangan kepemimpinan internal, keterbukaan informasi, dan penyediaan dukungan pengembangan sumber daya manusia secara multi-dimensi.
No Deskripsi
1 Sistem kompensasi yang berlaku sebagai hasil kinerja
Sesuai kompetensi
Tidak jelas
2 Kepuasan kerja sebagai karyawan di Fakultas
Puas Kecewa
3 Kebanggaan sebagai karyawan di Fakultas
Bangga Malu
4 Turn over (keluar
masuknya) karyawan
Tinggi Rendah
5 Penolakan karyawan terhadap tugas
Tinggi Rendah
6 Pelatihan/pengembangan karyawan
Selalu Tidak pernah
7 Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan
Selalu Tidak pernah
8 Pengiriman dosen ke studi lanjut
Wajib Tidak pernah
9 Penghargaan bagi karyawan yang berprestasi
Selalu Tidak pernah
10 Pemanfaatan IT (Information and Technology)
Tinggi Rendah
67
Kuesioner Perspektif Pelanggan Internal (Mahasiswa) Fakultas
Perspektif pelanggan merupakan rumusan strategi organisasi yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial
bagi organisasi. Melalui perspektif ini, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan
segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dengan tujuan pemuasan kebutuhan
pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan antara lain retensi pelanggan, kepuasan
pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya.
No Deskripsi
1 Sistem perkuliahan yang terdapat di Fakultas ini
Tidak jelas dan membingungkan
Jelas dan terarah
2 Metode perkuliahan yang terdapat di Fakultas ini
Tidak jelas dan membingungkan
Jelas dan terarah
3 Penggunaan buku referensi oleh rata-rata Dosen di Fakultas ini
Out-of-date Up-to-date
4 Manfaat yang saya rasakan dengan kuliah di Fakultas ini
Tidak ada Ada dan banyak
5 Ketepatan waktu Dosen di Fakultas ini dalam memulai dan mengakhiri kuliah
Tidak disiplin waktu
Sesuai alokasi waktu
6 Kesesuaian Dosen di Fakultas ini dalam melaksanakan kuliah dengan rencana kuliah/silabus/RPKP
Tidak sesuai Sesuai
7 Kesesuaian materi kuliah dengan tujuan pencapaian matakuliah yang tertera pada rencana kuliah/silabus/RPKP
Tidak sesuai/tidak tercapai
Sesuai dan tepat sasaran
8 Motivasi belajar yang diberikan Dosen di Fakultas ini kepada saya
Tidak pernah Selalu dan setiap saat
68
9 Proses perkuliahan di Fakultas ini memaksa saya
Tergantung pada dosen atau teman
Eksploratif, mandiri mencari materi kuliah
10 Sistem perkuliahan di Fakultas ini membiasakan saya
Tidak terarah Berpikir sistematis, ilmiah dan rasional
11 Proses diskusi pada perkuliahan di Fakultas ini melatih saya
Berbicara yang tidak jelas dan tidak terarah
Mengemukakan pendapat secara sistematis dan terarah
12 Sistem layanan administrasi akademik di Fakultas ini
Tidak jelas Jelas dan terjadwal
13 Sistem layanan administrasi umum dan keuangan di Fakultas ini
Tidak jelas Jelas dan lengkap
14 Sistem layanan administrasi perpustakaan di Fakultas ini
Tidak jelas, tidak sistematis dan out-of-date
Tertata rapi, lengkap dan up-to-date
15 Sistem layanan administrasi pendukung (lab.komputer,lab.eksperimen lab.psikodiagnostik, dll) di Fakultas ini
Tidak lengkap, tidak jelas dan rusak
Jelas, lengkap, terjaga dan efektif
16 Proses bimbingan dan konsultasi yang diberikan Dosen
Tidak pernah Rutin dan efektif
17 Penyelenggaraan seminar, studium general, dan simposium oleh Fakultas untuk mahasiswa
Tidak pernah Rutin dan sesuai kebutuhan
18 Penyelenggaraan kursus dan pelatihan ketrampilan oleh Fakultas untuk mahasiswa
Tidak pernah Rutin dan sesuai kebutuhan
19 Kegiatan intra maupun Tidak jelas Jelas, terarah,
69
ekstra kampus yang ada di Fakultas ini
dan tidak bermanfaat
dan bermanfaat
20 Keterbukaan Dosen di Fakultas ini dalam menerima kritikan
Kaku, sulit Fleksibel, terbuka
21 Keikutsertaan Dosen di Fakultas ini dalam mendukung kegiatan kemahasiswaan
Pasif Aktif dan rutin berpartisipasi
22 Dukungan Dosen di Fakultas ini terhadap kegiatan kemahasiswaan
Tidak jelas, hampir tidak ada
Jelas, aktif terlibat
70
Kuesioner Perspektif Pelanggan Eksternal (Alumni) Fakultas
Perspektif pelanggan merupakan rumusan strategi organisasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial
bagi organisasi. Melalui perspektif ini, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dengan tujuan pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan antara lain retensi pelanggan, kepuasan
pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya.
No Deskripsi
1 Perusahaan yang meminta saya untuk bekerja disana sebelum saya lulus
Tidak ada sama sekali
Lebih dari 3 perusahaan
2 Waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh pekerjaan
Lebih dari 6 bulan
Kurang dari 3 bulan
3 Kesesuaian pekerjaan saya dengan bidang ilmu yang saya pelajari di Fakultas
Berbeda sama sekali
Sesuai sekali
4 Kebermanfaatan Ilmu yang saya peroleh dalam membantu pekerjaan saya saat ini
Tidak ada Tepat guna
5 Gaji pertama yang saya terima
Lebih kecil dari permintaan
Lebih besar dari permintaan
6 Besaran gaji pertama saya dibandingkan dengan gaji lulusan Universitas lain
Dibawah Diatas
7 Kemungkinan untuk berkarier pada level yang optimal berdasarkan kemampuan yang saya dapat dari pendidikan di Fakultas ini
Tertutup Terbuka lebar
8 Kemungkinan saya untuk menyarankan pada orang lain / anggota keluarga agar
Tidak akan Selalu
71
menempuh pendidikan di Fakultas ini
9 Pengaruh proses pembelajaran dalam mendukung ketahanan (endurance) saya menghadapi permasalahan pekerjaan
Tidak ada Tahan banting
10 Keunggulan bersaing (competitive advantage) yang saya miliki dibandingkan lulusan Universitas lain
Tidak ada Unik, khas
72
Kuesioner Perspektif Pelanggan Eksternal (organisasi/masyarakat pengguna lulusan) Fakultas
Perspektif pelanggan merupakan rumusan strategi organisasi yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial
bagi organisasi. Melalui perspektif ini, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan
segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dengan tujuan pemuasan kebutuhan
pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan antara lain retensi pelanggan, kepuasan
pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya.
No Deskripsi
1 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam beradaptasi dengan situasi dan tantangan pekerjaan
Kaku Luwes
2 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam team work di pekerjaan
Sulit Teamwork efektif
3 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
Tidak jelas Komunikatif
4 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi
Awam IT Terampil
5 Kemampuan lulusan Fakultas ini untuk mengaplikasikan ilmunya dalam setting kerja nyata
Tidak jelas Hasil nyata
6 Kontribusi signifikan lulusan Fakultas ini terhadap pengembangan perusahaan
Pasif Aktif partisipatif
7 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam menyelesaikan permasalahan bisnis yang terjadi di perusahaan
Problematik Solutif
73
Top Related