1.1 Latar Belakang
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan
evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari
tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan
bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan
penyakit, dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya.
Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000
anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90%
dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir
500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.
Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara
berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah
polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di
Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai dinilai, 47 persen dari danau
hektar dinilai, dan 32 persen dari teluk dinilai dan muara mil persegi
diklasifikasikan sebagai tercemar. Sumberdaya air merupakan sumberdaya
yang sangat esensial/mendasar bagi kehidupan makhluk hidup, utamanya
umat manusia. Ketersediaan sumberdaya air di muka bumi pada hakekatnya
tidaklah merata, selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, dan berbeda antara
satu tempat dengan tempat lainnya. Meski air termasuk sumber daya alam
yang bisa diperbaharui, namun keberadaannya di lingkungan tetap terancam
karena tingkat penggunaan air melebihi tingkat pembaharuannya. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan populasi manusia yang semakin besar dan cepat
dengan tuntutan urbanisasi dan industrialisasi yang semakin meluas.
Adanya ketidak-seimbangan antara tingkat kebutuhan dan
keterdapatan sumberdaya air, dapat berakibat pada timbulnya permasalahan,
yaitu terjadinya “krisis air”. Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa
sumberdaya air dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai sektor dan
kebutuhan, antara lain mulai dari kebutuhan untuk rumah tangga, industri,
transportasi, pembangkit energi, pertanian/perkebunan, kesehatan dan lain-
lain kebutuhan manusia.
1
Keberadaan dan ketersediaan sumberdaya air dimuka bumi ini
sangatlah beragam, baik secara spatial maupun temporal. Ditinjau dari sisi
siklus hidrologi, sumberdaya air ini bersifat sangat dinamis (selalu berubah-
ubah dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lain. Dengan
kondisi demikian maka ketersediaan dan penggunaan kebutuhan sumberdaya
air juga akan selalu berubah dan dinamis setiap saat. Dan jika terjadi
“ketimpangan” antara jumlah kebutuhan dengan jumlah ketersediaan
sumberdaya air ini, maka akan menimbulkan masalah. Hal inilah yang
kemudian selalu disebut sebagai krisis air.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1) Untuk mengetahui bagaimana kondisi air
2) Untuk mengetahui penyebab kenapa air bisa tercemar
3) Untuk mengetahui kaitannya dengan kondisi lingkungan
4) Untuk mengetahui solusi dari pencemaran air
1.3 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang kami lakukan antara lain :
1.3.1 Waktu dan Tempat
BTN. Sungai Pauh, pukul 16.00 WIB pada tanggal 29 Maret 2016
1.3.2 Cara Kerja
1) Mendatangkan lokasi air yang tercemar
2) Melihat, memantau dan meneliti air serta lingkungan
3) Mencatat hasil pengamatan
4) Membuatnya kedalam bentuk laporan
2
2.1 Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan dari penelitian ini adalah kondisi air yang kami
lihat sangat tercemar karena airnya berwarna hitam, jorok, dan berbau sangat
menyengat. Air tersebut bisa tercemar karena kurangnya perhatian dari
masyarakat sekitar, seperti membuang sampah ke aliran air yang bisa
mengakibatkan sampah berbau busuk sehingga mempengaruhi keadaan air.
Air menjadi bau serta tersendat jalannya air. Pencemaran air ini berdampak
negatif terhadap lingkungan karena air yang tercemar bisa saja membuat
masyarakat sekitar terkena dampak penyakit. Pencemaran ini sangat besar
pengaruhnya terhadap kesehatan. Kita sering mendengar berita adanya
keracunan dan kematian karena air yang tercemar ini. Efek yang paling
ringan adalah penyakit kulit. Gejala yang lain adalah gangguan pada ginjal,
kanker, saraf pusat dan lain-lain. Penyakit yang paling sering menyerang saat
krisis air bersih melanda adalah diare. Penyakit yang juga populer dengan
nama muntaber ini bisa dikatakan sebagai penyakit endemis di Indonesia,
artinya terjadi terus-menerus di semua daerah, baik di perkotaan maupun di
pedesaan. Diare yang disertai gejala buang air terus menerus, muntah dan
kejang perut sering dianggap bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu
pertolongan medis.
Solusi yang dapat kami berikan terhadap pencemaran air ini adalah
agar masyarakat tidak ceroboh atau melakukan hal-hal yang mencemari air,
dengan menjaga dan merawat aliran-aliran air. Jika masyarakat mau
membuang sampah jangan di aliran-aliran air tetapi buanglah sampah pada
tempat yang telah disediakan seperti tempat pembuangan sampah.
3
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian di atas adalah :
a) Hasil dan pembahasan dari penelitian ini adalah kondisi air yang kami lihat
sangat tercemar karena airnya berwarna hitam, jorok, dan berbau sangat
menyengat.
b) Pencemaran air ini berdampak negatif terhadap lingkungan karena air yang
tercemar bisa saja membuat masyarakat sekitar terkena dampak penyakit.
c) Solusi yang dapat kami berikan terhadap pencemaran air ini adalah agar
masyarakat tidak ceroboh atau melakukan hal-hal yang mencemari air,
dengan menjaga dan merawat aliran-aliran air.
d) Jika masyarakat mau membuang sampah jangan di aliran-aliran air tetapi
buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan seperti tempat
pembuangan sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Ircham Machfoedz. 2003. Sanitasi Lingkungan. Yogyakarta: Fitra Maya.
Nommy Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta:
Erlangga
Sakti A.Siregar. 2004. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Dian Nusantara.
4
LAMPIRAN
5