jurnal pencemaran air

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. PENDAHULUAN Air, merupakan sumber daya alam yang dapat memenuhi hajat hidup orang banyak, oleh sebab itu perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Namun, sebagai akibat dari pesatnya proses pembangunan di segala bidang, baik bidang pertanian, peternakan, industri dan lain-lain, serta laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat seringkali pemanfaatan air tidak lagi dilakukan sebagaimana mestinya. Hal ini memberikan dampak negatif yang tidak sedikit yaitu mempengaruhi baik sifat fisik maupun sifat kimia air, sehingga menurunkan kualitas air. Menurut PP. No 82 tahun 2001, menurut peruntukannya, air dapat dibagi atas 4 kelas yaitu: Kelas I : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Kelas II : Air yang dapat digunakan sebagai bahan air minum Kelas III : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan Universitas Sumatera Utara

description

jurnali ini mengupas segala macam yang berkaitan dengan pencemaran air

Transcript of jurnal pencemaran air

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1. PENDAHULUAN

    Air, merupakan sumber daya alam yang dapat memenuhi hajat hidup orang

    banyak, oleh sebab itu perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan

    kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan

    air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan

    memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

    Namun, sebagai akibat dari pesatnya proses pembangunan di segala bidang, baik

    bidang pertanian, peternakan, industri dan lain-lain, serta laju pertumbuhan penduduk

    yang sangat cepat seringkali pemanfaatan air tidak lagi dilakukan sebagaimana

    mestinya. Hal ini memberikan dampak negatif yang tidak sedikit yaitu mempengaruhi

    baik sifat fisik maupun sifat kimia air, sehingga menurunkan kualitas air.

    Menurut PP. No 82 tahun 2001, menurut peruntukannya, air dapat dibagi atas 4 kelas

    yaitu:

    Kelas I : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa

    pengolahan terlebih dahulu.

    Kelas II : Air yang dapat digunakan sebagai bahan air minum

    Kelas III : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan

    Universitas Sumatera Utara

  • Kelas IV : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat

    dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan pembangkit listrik

    tenaga air.

    2. 2. SUMBER PENCEMARAN AIR

    Sumber pencemaran air sangat ditentukan oleh jenis kegiatan serta pemanfaat

    sumber daya air oleh manusia yang berada disekeliling air tersebut. Kualitas air

    menjadi menurun sebagai akibat dari masuknya berbagai limbah, baik limbah cair

    maupun padat kedalam aliran air ataupun danau. Limbah tersebut berasal dari:

    1. Daerah pemukiman.

    Yaitu berupa limbah domestik. Bahan pencemaran umumnya berupa bahan-bahan

    organik seperti: karbohidrat, minyak dan lemak, protein dan lain-lain.

    2. Daerah pertanian.

    Bahan pencemar dapat berupa residu pestisida, pupuk dan lain-lain.

    3. Daerah peternakan dan perikanan.

    Bahan pencemar umumnya berupa sisa-sisa makanan ternak, kotoran ternak dan

    lain-lain.

    4. Kawasan industri.

    Bahan pencemar dapat berupa bahan-bahan organik, unsur-unsur lain seperti

    logam berat, serta barang berbahaya dan beracun lainnya.

    Berbagai kegiatan/industri memang berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap

    kualitas lingkungan termasuk air, oleh sebab itu pemerintah telah menetapkan baku

    Universitas Sumatera Utara

  • mutu limbah cair untuk berbagai jenis kegiatan maupun industri seperti yang diatur

    pada KEPMEN LH. NO.51/ MENLH/10/1995, yang isinya antara lain perlu

    dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair ke lingkungan.

    Yang dimaksud dengan baku mutu limbah cair adalah batas maksimum nilai-nilai

    paremeter limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan (badan air).

    Sedangkan limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh suatu

    kegiatan atau industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan

    kualitas lingkungan (air ).

    Mutu limbah cair adalah keadaan limbah cair yang dinyatakan dengan debit

    maksimum, kadar maksimum dan beban pencemaran.

    Debit maksimum yaitu : debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang

    ke lingkungan.

    Kadar maksimum yaitu : kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang

    ke lingkungan.

    Beban pencemaran maksimum : beban tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang

    ke lingkungan.

    Itulah sebabnya sebelum dibuang ke sistem perairan, limbah cair terlebih dahulu

    harus diolah pada Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL), sampai kualitas yang

    dicapai memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Namum pada kenyatannya

    kebanyakan industri maupun kegiatan lain masih membuang begitu saja limbahnya

    kea badan air, tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Hal inilah yang menyebabkan

    terjadinya penurunan kualitas air.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. 3. DATA KUALITAS AIR

    Kulaitas air ditenttukan oleh berbagai parameter antara lain parameter fisik

    (warna, suhu, total padatan tersuspensi) dan parameter kimia (pH, DO, BOD, COD).

    Jenis dan jumlah parameter yang dianalisis terhadap suatu badan air sangat

    tergantung pada jenis kegiatan yang diprakirakan memberikan dampak terhadap

    badan air tersebut.

    2. 3. 1. Parameter Fisik

    Ada beberapa parameter fisik yang menentukan kualitas air, antara lain:

    a. Warna

    Air alami, yang sama sekali belum mengalami pencemaran, berwarna bening,

    atau sering dikatakan tak berwarna. Timbulnya warna disebabkan oleh kehadiran

    bahan-bahan tersuspensi yang berwarna, ekstrak senyawa-senyawa organik ataupun

    tumbuh-tumbuhan dan karena terdapatnya mikro organisme seperti plankton,

    disamping itu juga akibat adanya ion-ion metal alami seperti besi dan mangan.

    Komponen penyebab warna, khususnya yang berasal dari limbah industri

    kemungkinan dapat membahayakan bagi manusia mau bagi biota air. Disamping itu

    warna air juga memberi indikasi terdapatnya senyawa-senyawa organik, yang melalui

    proses klorinasi dapat meningkatkan pertumbuhan mikro organisme air.

    b. Bau dan Rasa

    Air alami yang sama sekali belum tercemar dikatakan tidak berbau dan tidak

    berasa. Air yang berbau sudah pasti menimbulkan rasa yang tidak menyenangkan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Adanya bau dan rasa pada air, menunjukkan terdapatnya organisme penghasil bau

    dan juga adanya bahan-bahan pencemar yang dapat mengganggu kesehatan.

    c. Suhu

    Dalam setiap penentuan kualitas air, pengukuran suhu merupakan hal yang

    mutlak dilakukan. Pengukuran suhu air biasanya dilakukan langsung di lapangan.

    Suhu air yang normal berkisar 3 0C dari suhu udara. Peningkatan suhu air bisa

    disebabkan oleh berbagai hal, antara lain, air (sungai) yang dekat dengan gunung

    berapi, ataupun akibat adanya pembuangan limbah cair yang panas ke badan air.

    Disamping itu adanya limbah bahan organik, yang lebih lanjut mengalami proses

    degradasi baik secara biologis maupun kima, seringkali meningkatkan suhu air.

    Kenaikan suhu air dapat mengakibatkan kelarutan oksigen dalam air menjadi

    berkurang, sehingga konsumsi oksigen oleh biota air juga menjadi terganggu .

    d. Total padatan Tersuspensi (Total Suspended Solid,TSS)

    Total padatan tersuspensi adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter >1m) yang

    tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 m. TSS terdiri atas

    lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan

    tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air. Materi yang tersuspensi

    mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi

    matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan

    pertumbuhan bagi organisme produser.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. 3. 2. Parameter Kimia

    Ada banyak parameter kimia yang menentukan kualitas air, namun yang

    umum ada beberapa parameter, diantaranya:

    a. pH

    pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui

    konsentrasi/aktifitas ion hidrogen (H+). Secara matematis dinyatakan sebagai:

    pH = - log (H+).

    H+ selalu ada dalam keseimbangan yang dinamis dengan air(H2O) yang membentuk

    suasana untuk semua reaksi kimiawi yang berkaitan dengan masalah pencemaran air,

    dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis.

    H+ tidak hanya merupakan unsur molekul H2O saja, tetapi juga merupakan unsur

    banyak senyawa lain. Dalam air murni, banyaknya molekul H2O yang terionkan ada

    sebanyak 10-7, sehingga pH air dikatakan 7. Bila konsentrasi ion hidrogen bertambah,

    maka nilai pH akan turun dan larutan disebut bersifat asam. Sebaliknya, jika

    konsentrasi ion hidrogen berkurang, menyebabkan nilai pH naik dan larutan disebut

    bersifat basa.

    pH yang ideal bagi kehidupan biota air adalah antara 6,8 sampai 8,5. pH yang sangat

    rendah, menyebabkan kelarutan logam-logam dalam air makin besar, yang bersifat

    toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat meningkatkan konsentrasi

    amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme air.

    pH air biasanya ditentukan langsung di lapangan dengan alat pH-meter, atau dapat

    juga dengan kertas pH.

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Oksigen terlarut (DO)

    Adanya oksigen terlarut dalam air adalah sangat penting untuk kelangsungan

    kehidupan ikan dan organisme air lainnya yaitu untuk proses respirasi. Kemampuan

    air untuk membersihkan pencemaran secara alamiah banyak tergantung pada cukup

    tidaknya kadar oksigen terlarut. Adanya oksigen terlarut dalam air berasal dari udara

    dan dari proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Kelarutan oksigen dalam air,

    tergantung pada temperatur, tekanan atmosfer dan kandungan mineral dalam air.

    Kelarutan maksimum oksigen dalam air, pada suhu 00C yaitu sebesar 14,16 mg/L.

    Sejalan dengan meningkatnya suhu, maka konsentrasi oksigen dalam air akan

    berkurang.

    Ada dua metode yang umum digunakan untuk analisa oksigen terlarut dalam air yaitu

    dengan metode titrasi cara Winkler dan metode elektrokimia dengan alat DO-meter.

    c. BOD

    Angka BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau disebut juga Kebutuhan

    Oksigen Biokimiawi adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara

    global proses-proses mikrobiologis yang sebenarnya terjadi di dalam air.

    Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik

    untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut maupun yang tersuspensi

    di dalam air. Pengukuran BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran

    akibat air buangan penduduk ataupun industri dan untuk mendesain sistim

    pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat organik adalah

    proses alamiah, yang kalau suatu badan air dicemari oleh zat organik maka selama

    proses penguraiannya mikroorganisme dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air

    Universitas Sumatera Utara

  • tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air. Disamping itu

    kehabisan oksigen dapat mengubah keadaan menjadi anaerobik sehingga dapat

    menimbulkan bau busuk.

    Pengukuran BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik oleh oksigen dalam air,

    dan proses tersebut berlangsung disebabkan adanya bakter aerobik. Menurut

    penelitian, untuk supaya 100% bahan organik terurai, diperlukan waktu kira-kira 20

    hari. Namun dalam waktu 5 hari, pada temperatur inkubasi 20 0C, bahan organik yang

    dapat diuraikan mencapai 75%, sehingga waktu ini sudah dianggap cukup. Maka

    timbullah istilah BOD520 dapat ditentukan dengan mencari selisih antara harga DO0-

    DO5 dengan metode Azida modifikasi.

    d. COD

    Angka COD (Chemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan Oksigen Kimiawi

    adalah jumlah O2 (mg) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi total zat-zat organik

    yang terdapat dalam 1 liter sampel air. Angka COD merupakan ukuran bagi

    pencemaran air oleh total zat-zat organik baik yang dapat diuraikan secara biologis,

    maupun yang hanya dapat diuraikan dengan proses kimia.

    Analisa COD berbeda dengan analisa BOD, namun perbandingan antara angka COD

    dengan angka BOD dapat ditetapkan. Secara umum perbandingan BOD5/COD = 0,40

    0,60. Pengukuran COD dilakukan dengan metode refluks titrimtri.

    2. 4. Tawas

    Universitas Sumatera Utara

  • Tawas (Alum) adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2(SO4)3.11 H2O

    atau 14 H2O atau 18 H2O, umumnya yang digunakan adalah 18 H2O. Tawas

    merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan, karena bahan ini paling

    ekonomis,mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah

    pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi

    turbidity air baku maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakaian

    tawas juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut.

    Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

    Al2(SO4)3 2 Al3 + 3 (SO4)-2

    Air akan mengalami:

    H2O H+ + OH-

    selanjutnya

    2Al +3 + 6OH- 2 Al(OH)3

    Selain itu akan dihasilkan asam

    3 (SO4)-2 + 6H+ 3H2SO4

    Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan

    semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat. Apabila alkalinitas alami dari air tidak

    seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan alkalinitas, biasanya ditambahkan

    larutan kapur (Ca(OH)2) atau (Na2CO3). Reaksi yang terjadi:

    Al2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 2 Al(OH)3 + 6CO2

    Al2(SO4)3 + 3Na2CO3 + 3H2O 2Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 3CO2

    Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 2. 1. Reaksi penambahan larutan kapur

    Koagulan yang berbasis aluminium seperti aluminium sulfat dan poly aluminium

    klorida yang digunakan pada pengolahan air minum untuk memperkuat penghilangan

    materi partikulat, kolloidal dan bahan-bahan terlarut lainnya melalui proses koagulasi.

    Pemakaian alum sebagai koagulan dalam pengolahan air, sering menimbulkan

    konsentrasi aluminium yang lebih tinggi dalam air yang diolah dari pada dalam air

    mentah itu sendiri (Srinivasan).

    2. 5. Aluminium

    Aluminium merupakan logam yang paling banyak di dunia, ditemukan dalam

    tanah, dalam air dan udara. Sekitar 6% kerak bumi terdiri dari aluminium. Elemen ini

    adalah logam paling berlimpah yang secara alami terdapat di udara tanah dan air.

    Oleh karena itu, eksposur lingkungan terhadap aluminium adalah memungkinkan

    secara potensial. Perannya tidak bisa dihindari karena senyawa-senyawa aluminium

    ditambahkan bukan hanya ke suplai air tapi juga kebanyak makanan dan obat yang di

    proses (Tony Sarvinder Singh). Sifat-sifat kimia dan fisiknya membuatnya ideal

    untuk berbagai jenis pemakaian. Misalnya, aluminium dan senyawa-senyawanya

    sering digunakan dalam makanan sebagai aditif, dalam obat-obatan (misalnya

    antacid), dalam produk konsumen (misalnya alat-alat masak dan aluminium foil) dan

    dalam pengujian air minum (misalnya koagulan). Karena aluminium sangat pervasif

    dalam lingkungan, pada titik yang tidak bisa dihindari, maka pengaruhnya terhadap

    manusia menunjukkan hubungan antara intake aluminium dan dementia neurologis

    Universitas Sumatera Utara

  • pada pasien dialisis ginjal (encephalopati dialisis). Akhir-akhir ini publik dan media

    telah memperhatikan efek buruk yang mungkin dari aluminium terhadap kesehatan

    manusia, termasuk perannya dalam penyakit Alzheimer, penyakit Parkison dan

    Sclerosis lateral amyotropik (Lou Gehrings disease), juga mengenai resiko potensial

    terhadap bayi yang minum formula bayi yang mengandung aluminium.

    2. 6. Sulfur

    Sulfur atau belerang adalah unsur kimia di dalam sistim periodik yang

    mempunyai simbol S dan nomor atom 16. Sulfur bukan logam multivalen yang

    berlimpah, tanpa rasa dan tanpa bau. Sulfur, dalam bentuk aslinya, adalah satu kristal

    padat yang berwarna kuning. Dalam alam ia ditemukan dalam bentuk unsur murni

    atau dalam bentuk mineral sulfida atau sulfat. Ia merupakan unsur penting untuk

    kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Secara komersilnya, sulfur

    digunakan terutama dalam baja dan juga digunakan secara meluas dalam mesiu,

    korek api, racun serangga dan racun jamur.

    Hidrogen sulfida (H2S) dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas asam (sour

    gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer gas). Asam

    sulfida merupakan gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau

    seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri

    mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di

    rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul

    dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. 7. Tanaman Tebu

    Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya

    dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-

    rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih

    1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.

    Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin

    pemeras (mesin peras) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut

    disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari

    proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan

    sisanya berupa tetes (molasse) dan air.

    2. 8. Metode Analisis Parameter Air

    2. 8. 1. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

    Pada kondisi tertentu setiap zat-zat kimia mampu mengabsorpsi dan

    memisahkan radiasi.prinsip tersebut diringkas oleh Hukum Kirchoff (1859). Para

    sarjana kini dapat menggunakan prinsip ini seratus tahun kemudian, ketika A.

    Waish (1995) dari australia menetapkan prinsip tersebut untuk menentukan elemen-

    elemen kimia dengan Spektrum Serapan Atom (SSA).

    Sejak dipekernalkan oleh A. Waslh metode SSA telah mengalami perkembangan

    yang sangat pesat dan sampai saat ini dapat menentukan hampir keseluruhan unsur

    logam yang terdapat dalam Jadwal Berkala (tabel periodik).

    2. 8. 1. 1. Prinsip Dasar Analisis SSA

    Universitas Sumatera Utara

  • Analisis SSA merupakan metode analisis untuk penentuan unsur atom

    dalam keadaan gas (keadan dasar) bedasarkan serapan-serapan sinar yang mempunyai

    jarak gelombang tertentu.

    Kelebihan SSA adalah dapat menetukan logam dalam skala kualitatif karena

    lampunya untuk setiap sampel tidak sama (untuk setiap logam Cd hanya dapat

    digunakan lampu katoda Cd).

    2. 8. 1. 2. Skema peralatan Spektrofotometer Serapan Atom

    A B C D E F

    Gambar 2.2. Sistematis ringkas dari alat SSA

    A. Lampu katoda berongga

    Lampu katoda berongga merupakan sumber sinar yang memancarkan

    spektrum dari unsur logam yang akan dianalisa (setiap logam yang memiliki

    lampu khusus untuk logam tersebut).

    B. Chopper

    Mengatur sinar yang dipancarkan.

    C. Tungku

    Tempat pembakaran (untuk memecahkan larutan sampel pada tetesan halus dan

    meleburkannya ke dalam nyala untuk diatomkan).

    Universitas Sumatera Utara

  • D. Monokromator

    Mendispersi sinar yang ditransmisikan oleh atom.

    E. Detektor

    Mengukur sinar yang ditransmisikan dan memberikan signal sebagai respon

    terhadap sinar yang diterima.

    F. Rekorder

    Untuk membaca nilai absorbansi (Khopkar, S.M.2002)

    2. 8. 1. 3. Kegunaan Spektrofotometer Serapan Atom dalam Analisis Kimia

    Sejak diperkenalkan oleh A. Walsh (1995) metode spektrofotometer

    serapan atom (SSA) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sampai saat

    ini telah digunakan untuk mendeteksi (menganalisis) hampir keseluruhan unsur-unsur

    logam yang tardapat dalam sistim periodik unsur. Metode SSA digunakan untuk

    menganalisis sampel yang terdapat di dalam bentuk bahan-bahan biologi, pertanian,

    makanan dan minuman, air tanah, pupuk, besi baja dan juga bahan-bahan pencemar

    lingkungan. Pada tahun terakhir ini alat SSA semakin sensitif dan canggih dan dapat

    digabungkan dengan komputer dalam pengolahan datanya.

    2. 8. 2. Analisis Titrimetri

    Analisis titrimetri merupakan analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan

    menetapkan volume suatu larutan yang kosentrasinya diketahui dengan tepat yang

    diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan

    Universitas Sumatera Utara

  • ditetapkan. Larutan dengan kosentrasi yang diketahui dengan tepat disebut larutan

    standar.

    Larutan standar ditambahkan dari dalam sebuah buret. Proses penambahan larutan

    standar sampai reaksi tepat lengkap bereaksi, disebut titrasi, dan zat yang akan

    ditentukan konsentrasinya disebut dititrasi. Titik pada saat reaksi itu tepat lengkap

    bereaksi disebut titik ekivalen (Vogel, 1994).

    2. 8. 3. pH Meter

    pH Meter merupakan suatu alat yang berguna untuk mengukur pH larutan. pH

    meter dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi asam basa penganti

    indikator. Alat ini dilengkapi dengan elektroda gelas dan elektroda kalomer (SCE)

    atau gabungan dari keduanya/elektroda kombinasi (Sumar, 1995).

    pH meter sebelum dipakai dikalibrasikan terlebih dahulu dengan menggunakan

    larutan buffer pH 7. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam buffer 7, kemudian

    skala pH meter disesuaikan, dan setelah itu dibilas dengan akuades. Sampel

    dituangkan kedalam beaker gelas dan dicelupkan elektroda ke dalamnya, sampai

    angka yang tertera tidak berubah.

    3. 8. 4. Analisis Spektrofotometer Sinar Tampak

    Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada

    pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

    Universitas Sumatera Utara

  • panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

    difraksi dengan fototube.

    Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel

    sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan

    spektrofotometer ini, sering disebut dengan spektrofotometri.

    Spektrofotometer sinar tampak adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas

    sinar tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar tampak memiliki energi yang cukup

    untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi.

    Spektrofotometer sinar tampak digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau

    komplek di dalam larutan. Pengukuran sinar tampak pada panjang gelombang 400-

    800 nm. Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer (Dachriyanus,

    2004).

    Hukum Beer : Absorbans, log (Po/P), radiasi monokromatik berbanding lurus dengan

    konsentrasi sutu spesies penyerap dalam larutan.

    Hukum Bouguer (Lambert) : Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen

    dalam lapisan-lapisan yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik

    yang memasuki lapisan itu dalam fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain.

    Dengan semuanya yang lain sama, maka absorbans itu berbanding lurus dengan

    panjang jalan yang melewati medium.

    Gabungan Hukum Bouguer-Beer, sering di tuliskan sebagai:

    A = abc atau A = bc

    dengan A = absorbans

    Universitas Sumatera Utara

  • = absorpsivitas molar (jika konsentrasi dalam molar) dengan satuan M-

    1cm-1

    a = absorpsivitas (jika konsentrasi dalam %b/v) dituliskan E1%1cm

    b = panjang jalan/kuvet

    c = konsentrasi ( dalam molar atau %b/v)

    Spektra absorpsi sering diyatakan dalam %T maupun dalam bentuk A (absorbansi).

    Maka, A = log (%T)

    A = log (Po/P), Po adalah daya cahaya masuk dan P adalah daya yang diteruskan

    melewati sampel.

    Universitas Sumatera Utara