Laporan Pendahuluan Kejang Demam
ETIOLOGIPenyebab belum diketahui secara pasti, demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi, kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang.
DEFINISI
Kejang demam adalah semua bangkitan kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu rektal ≥38oC tanpa adanya kelainan primer intrakranial
MANIFESTASI KLINIS 1. Kurang selera makan (anoreksia)2. Tampak gelisah3. Badan pasien panas dan berkeringat4. Mukosa bibir kering
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan laboratorium: tidak
dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam.
2. Pungsi lumbal3. Elektroensefalografi4. Pencitraan
PENATALAKSANAAN MEDIS1. Penatalaksanaan saat kejang: diazepam iv
(dosis 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg), diazepam rektal (dosis 0,5-0,75 mg/kg atau 5 mg untuk anak BB <10 kg dan 10 mg untuk anak BB >10 kg).
2. Pemberian obat saan demam: parasetamol (dosis 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali) atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali diberikan 3-4 kali sehari).
KLASIFIKASI
Kejang demam sederhana: kejang berlangsung akut, kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.Kejang demam kompleks: kejang demam dengan salah satu ciri berikut; kejang lama (berlangsung >15 menit atau kejang berulang >2 kali dan diantara bangkitan kejang anak tidak sadar), kejang fokal/parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang/lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Risiko injuri Risiko keterlambatan perkembangan
Web of Caution
Peningkatan suhu tubuh
Infeksi
Hipertermia
Metabolisme basal meningkat
Kebutuhan O2 meningkat
Glukosa ke otak menurun
Perubahan konsentrasi dan jenis ion di dalam dan di
luar sel
Difusi ion Na+ dan K+
Kejang demam
TIK meningkat
Gangguan perfusi jaringan otak
Sederhana Kompleks
Hipoksia jaringan
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KEJANG DEMAM
PENGKAJIANa. Identitas meliputi nama, umur, dan jenis kelaminb. Riwayat kesehatan dahulu
1. Riwayat prenatal2. Riwayat kelahiran3. Riwayat yang berhubungan dengan hospitalisasi4. Tumbuh kembang5. Imunisasi
c. Riwayat penyakit sekarang1. Awal serangan: sejak timbul demam, apakah kejang timbul setelah 24 jam
pertama setelah demam2. Keluhan utama: timbul kejang (tonik, klonik, tonik klonik), suhu badan
meningkat3. Pengobatan: pada saat kejang segera diberi obat anti konvulsan dan apabila
pasien berada di rumah, tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi kejang.
4. Riwayat psikologis: reaksi pasien terhadap penyakit, kecemasan pasien dan orang tua sehubungan dengan penyakit dan hospitalisasi.
d. Pemeriksaan fisik1. Pengukuran pertumbuhan: berat badan, tinggi badan, lingkar kepala2. Pengukuran fisiologis: suhu biasanya di atas 38C, nadi cepat, pernafasan
(mungkin dispnea, nafas pendek, nafas cepat, sianosis)3. Keadaan umum: pasien tampak lemah, malaise4. Kulit: turgor kulit dan kebersihan kulit5. Kepala: Bagaimana kebersihan kulit kepala dan warna rambut serta
kebersihannya6. Mata: konjungtiva, sklera pucat / tidak, pupil dan palpebra7. Telinga: kotor/tidak, mungkin ditemukan adanya Otitis Media Akut / Kronis8. Hidung: umumnya tidak ada kelainan9. Mulut dan tenggorokan: bisa dijumpai adanya tonsilitis10. Dada: simetris / tidak, pergerakan dada11. Paru-paru: bronchitis kemungkinan ditemukan12. Jantung: umumnya normal13. Abdomen: mual dan muntah
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi2. Risiko injuri 3. Risiko keterlambatan perkembangan
NOC dan NIC
uHipertermia berhubungan dengan proses
penyakit
NOC: TermoregulationKriteria hasil:Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5oC-37,5oC)Intervensi1. Monitor suhu tubuh pasien.2. Kolaborasi dengan dokter untuk
menentukan penyebab peningkatan suhu tubuh untuk membantu menentukan pengobatan yang tepat.
3. Kolaborasi pemberian antipiretik.4. Kaji output cairan dan fasilitasi
pemberian cairan per oral atau intravena untuk mengganti kehilangan cairan akibat peningkatan suhu tubuh.
5. Beritahukan kepada orang tua untuk jangan menyelimuti anaknya dengan kain yang tebal.
6. Berikan kompres hangat.
Risiko injuri dengan faktor risiko hipoksia jaringan
NOC: Risk ControlKriteria hasil:Klien akan bebas dari tanda-tanda infeksiIntervensi:1. Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan2. Pastikan semua alat yang kontak dengan
pasien bersih/steril3. Pantau adanya tanda-tanda infeksi4. Anjurkan keluarga untuk menjaga
kebersihan pasien
Risiko keterlambatan perkembangan dengan faktor risiko hipoksia jaringan otak
NOC: Child developmentKriteria hasil:1. Pasien akan menunjukkan perkembangan
sesuai dengan usianya2. Orang tua dapat memahami cara yang
dapat mendukung perkembangan anaknyaIntervensi1. Kaji mengenai pengaruh kultur, norma,
dan nilai-nilai yang dianut oleh orang tua mengenai perkembangan anak.
2. Ajarkan pada orangtua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia.
3. Berikan kesempatan bagi anak yang sakit memenuhi tugas perkembangannya.
4. Berikan mainan sesuai usia anak.5. Dorong orang tua untuk terus melakukan
stimulasi pada anak.
DAFTAR PUSTAKA1. Tim Editor. 2006. Konsesnsus penatalaksanaan kejang demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.2. Blackwell W. 2014. Nursing diagnoses: Definitions and classification 2015-2017. 3. Wong, L. D & Whaleys. 2004. Pedoman klinis asuhan keperawatan anak, alih bahasa monica ester,
Jakarta: EGC.4. Ackley BJ & Ladwig GB. 2011. Nursing diagnosis handbook ninth edition: an evidence-based guide to
planning care. Mosby Elsevier.