Analisis Emosi dan Komunikasi Verbal dan Non Verbal pada Tokoh Film
Ron Clark Story
Laporan Observasi FilmDisusun sebagai tugas kelompok Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015
Mata Kuliah Psikologi Komunikasi
Disusun oleh:
1. Githa Fauzia Asokawati 1401592
2. M. Rhaka Katresna 1404749
3. Putri Puspitasari 1403932
4. Tesa Juniangsih 1404003
5. Wildan Syahriza 1405110
DEPARTEMEN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Daftar Isi
Daftar Isi..................................................................................................................2
I. Pengantar Teori Emosi: Roda Emosi Plutchik.....................................................3
A. Ikhtisar.............................................................................................................3
B. Robert Plutchik................................................................................................3
C. Roda Emosi Plutchik.......................................................................................4
D. Teori Psikoevolusioner Plutchik tentang Emosi.............................................6
E. 10 Postulat.......................................................................................................7
F. Model Struktural..............................................................................................8
G. Model Sekuensial............................................................................................8
H. Model Turunan..............................................................................................10
I. Bagaimana roda Plutchik tentang emosi dapat diterapkan?...........................10
II. Analisis Emosi Tokoh dan Reaksi Tokoh Lain.................................................11
A. Ron Clark......................................................................................................11
B. Shameika Wallace.........................................................................................20
III. Emosi yang Paling Dominan............................................................................34
A. Ron Clark......................................................................................................34
B. Shameika Wallace.........................................................................................34
IV. Bentuk Komunikasi Verbal dan Non Verbal yang Memengaruhi Perilaku Orang Lain.............................................................................................................35
V. Faktor-Faktor yang Mendukung Agar Komunikasi Dapat Menciptakan Terjadinya Perubahan Perilaku..............................................................................36
Referensi................................................................................................................38
2 |
I. Pengantar Teori Emosi: Roda Emosi Plutchik1
Roda Plutchik tentang emosi: Apakah roda Plutchik tentang emosi, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana hal itu dapat diterapkan?
A. Ikhtisar
Studi tentang emosi adalah salah satu topik yang paling membingungkan dalam psikologi hari ini (Plutchik, 2001a). Alasan di balik ini adalah bahwa bahasa emosi begitu luas, dengan ratusan kata-kata yang berbeda untuk menggambarkan berbagai keadaan emosional. Rumitnya topik emosi lebih lanjut adalah kebanyakan teori emosi yang penulisnya menafsirkan peran emosi dalam kehidupan yang sangat berbeda (Plutchik, 2001a). Roda Plutchik tentang emosi mempertimbangkan berbagai definisi emosi dan teori terkait, dan mengusulkan teori yang mencakup segala emosi untuk membantu lebih baik menjelaskan topik yang kompleks tentang emosi.
Robert Plutchik menciptakan Roda Emosi 2D dan kerucut 3D pada tahun 1980 untuk membantu memahami Teori Psychoevolutionary-nya tentang Emosi. Plutchik mengidentifikasikan delapan emosi utama yang ia koordinasikan dengan pasangan berlawanan:
• gembira vs sedih
• percaya vs jijik
• takut vs marah
• antisipasi vs terkejut
Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi didasarkan pada sepuluh postulat dan terdiri dari tiga komponen, model struktural, model sekuensial, dan model turunannya. (Plutchik, 1980, 2001)
B. Robert Plutchik
Robert Plutchik (21 Oktober 1927 - 29 April 2006) adalah profesor emeritus di Albert Einstein College of Medicine dan profesor di University of South Florida. Dia menerima gelar Ph.D. dari Columbia University. Minat penelitiannya antara lain studi emosi, studi tentang bunuh diri dan kekerasan dan studi tentang proses psikoterapi. (American Scientist, 2014)
1 Diterjemahkan dari http://en.wikiversity.org/w/index.php?title=Motivation_and_emotion/Book/2014/Plutchik%27s_wheel_of_emotions&oldid=1278834
3 |
C. Roda Emosi Plutchik
Terintegrasi ke dalam Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi adalah roda Plutchik tentang emosi. Plutchik mengusulkan roda emosi pada tahun 1980 untuk menggambarkan berbagai hubungan antara emosi. Roda Plutchik tentang emosi menggabungkan semua elemen dari Teori Psychoevolutionary nya tentang Emosi. Lihat gambar (kanan) untuk roda Plutchik tentang emosi. Perhatikan bahwa 'bunga' dua dimensi dapat dilipat ke dalam tiga dimensi, berbentuk gasing.
Roda Emosi Plutchik beranalog dengan roda warna. Seperti warna, emosi primer dapat dinyatakan pada intensitas yang berbeda dan dapat bercampur dengan satu sama lain untuk membentuk emosi yang berbeda (emosi kombinasi). Intensitas emosi meningkat saat Anda bergerak menuju pusat roda dan berkurang saat Anda bergerak ke luar; semakin gelap warna, semakin intens emosi (Plutchik, 2001a). Seperti dijelaskan dalam Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi, Plutchik percaya bahwa ada delapan emosi primer. Kedelapan emosi
4 |
primer menempati pusat roda (perhatikan warna berani) dan emosi 'ringan' membentuk ekstremitas (perhatikan warna pucat). Misalnya, kemarahan adalah bentuk kuat dari kemarahan sementara kesal lebih lemah (Plutchik, 2001a).
Delapan emosi utama Plutchik itu adalah Gembira, Percaya, Takut, Terkejut, Sedih, Antisipasi, Marah, dan jijik. Setiap emosi utama memiliki kebalikan, sehingga: (Williams, 2013)
• Gembira adalah kebalikan dari Sedih
• Takut adalah kebalikan dari Marah
• Antisipasi adalah kebalikan dari Terkejut
• jijik adalah kebalikan dari percaya
Roda Plutchik juga mengandung emosi kombinasi, yang merupakan kombinasi dari emosi utama yang terletak di samping satu sama lain pada roda Emosi (Williams, 2013). Emosi kombinasi ini dapat menjadi diad utama (sering dirasakan), diad sekunder (kadang-kadang dirasakan) dan diad tersier (jarang dirasakan). Tabel 1 memberikan contoh diad primer yang dihasilkan dengan menggabungkan dua emosi utama:Table 1:
Emosi primer
GabunganEmosi Diproduksi dari Kombinasi Emosi Primer
1 Marah + Antisipasi Agresif
2 Antisipasi + Gembira Optimis
3 Gembira + Percaya Cinta
4 Percaya + Takut Tunduk
5 Terkejut + Sedih Kecewa
6 Sedih + Jijik Kesal
5 |
7 Takut + Terkejut Gelisah
8 Jijik + Marah Terhina
D. Teori Psikoevolusioner Plutchik tentang Emosi
Teori Psychoevolutionary Robert Plutchik tentang Emosi menunjukkan bahwa emosi bukan hanya keadaan perasaan tapi rantai kompleks peristiwa yang dimulai dengan stimulus yang membangkitkan perasaan, perubahan psikologis, impuls mengarah ke tindakan, dan perilaku tujuan-berorientasi (Plutchik, 2001b). Plutchik menggambarkan emosi sebagai "adaptasi dasar yang dibutuhkan oleh semua organisme dalam perjuangan untuk bertahan hidup individual" (Plutchik, 1980). Menurut Plutchik, emosi mirip dengan DNA atau organ - sifat yang sangat penting bahwa mereka adalah kelangsungan hidup dan kebutuhan evolusioner (Plutchik, 2001b).
Seperti ditunjukkan pada Tabel 2, Plutchik berteori bahwa emosi menjalani setidaknya delapan fungsi yang berbeda (perilaku adaptif): perlindungan, perusakan, reproduksi, reuni, afiliasi, penolakan, eksplorasi, dan orientasi (Plutchik, 1980; Reeve, 2009). Plutchik mengusulkan bahwa delapan 'dasar' fungsi-fungsi ini secara biologis primitif dan telah berevolusi untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kebugaran reproduksi manusia dan hewan (Plutchik, 2001a). Misalnya, untuk tujuan perlindungan, takut memberikan energi dan inspirasi respon fight-or-flight (Reeve, 2009). Untuk menjelajahi lingkungan baru, antisipasi memicu minat dan mempersiapkan tubuh untuk investigasi (Reeve, 2009). Untuk setiap peristiwa besar dalam hidup atau tugas, manusia telah berevolusi yang diperlukan, reaksi emosi adaptif (Reeve, 2009). Oleh karena itu fungsi emosi adalah untuk mempersiapkan kita untuk tugas-tugas hidup, dengan respon otomatis dan respon historis yang berhasil (Plutchik, 1980; Reeve, 2009). Dari sudut pandang ini, semua emosi yang bermanfaat karena memprioritaskan perilaku dengan cara yang mengoptimalkan penyesuaian dengan tuntutan kehidupan (Plutchik, 1980; Reeve, 2009).
6 |
Tabel 2:
Perilaku Adaptif Emosi
Perlindungan: Penarikan, mundur Takut, Teror
Kerusakan: Eliminasi hambatan untuk kepuasan
kebutuhanMarah, Murka
Penggabungan: Menelan makanan Penerimaan
Penolakan: Pembebasan respon kepada materi
berbahayaJijik
Reproduksi: Pendekatan, kontak, pertukaran genetik Gembira, Senang
Reintegrasi: Reaksi terhadap hilangnya produk nutrisi Sedih, Duka Cita
Eksplorasi: Investigasi lingkunganKeingintahuan,
Bermain
Orientasi: Reaksi untuk kontak dengan objek asing Terkejut
E. 10 Postulat
Plutchik (1980) mengembangkan sepuluh postulat di mana Teori Psychoevolutionary nya Emosi didasarkan:
1. Hewan dan Manusia: Konsep emosi ini berlaku untuk semua tingkat evolusi dan berlaku untuk semua hewan dan manusia.
2. Evolusi Sejarah: Emosi memiliki sejarah evolusi dan telah berkembang berbagai bentuk ekspresi dalam spesies yang berbeda.
3. Isu kelangsungan hidup: Emosi melayani peran adaptif dalam membantu organisme menangani masalah kelangsungan hidup utama yang ditimbulkan oleh lingkungan.
7 |
4. Pola prototipe: Meskipun berbagai bentuk ekspresi emosi dalam spesies yang berbeda, ada unsur-unsur umum tertentu, atau prototipe yang dapat diidentifikasi.
5. Emosi Dasar: Ada sejumlah kecil dari emosi dasar, primer, atau prototipe. 6. Kombinasi: Semua emosi lain bercampur atau keadaan derivatif; yaitu,
mereka terjadi sebagai kombinasi, campuran, atau senyawa dari emosi primer.
7. Konstruksi hipotetis: emosi primer adalah konstruksi hipotetis keadaan ideal yang sifat dan karakteristiknya hanya dapat disimpulkan dari berbagai jenis bukti.
8. Berlawanan: emosi primer dapat dikonseptualisasikan dari sisi kutub yang berlawanan.
9. Kesamaan: Semua emosi bervariasi dalam tingkat kesamaan satu sama lain.
10. Intensitas: Setiap emosi dapat ada di berbagai tingkat intensitas atau tingkat rangsangan.
F. Model Struktural
Aspek dari Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi mengasumsikan bahwa emosi dapat dikonseptualisasikan dalam mode yang analog dengan warna dan bahwa hubungan antara emosi dapat diwakili oleh model tiga dimensi yang berbentuk seperti kerucut. Dimensi vertikal dalam roda emosi 3D mewakili intensitas emosi, lingkaran mewakili tingkat kesamaan emosi, dan polaritas diwakili oleh emosi yang berlawanan pada lingkaran. Sebuah aspek kunci dari model struktural adalah gagasan bahwa ada delapan emosi primer dan bahwa semua orang lain yang berasal dari mereka kombinasi.
G. Model Sekuensial
Aspek dari teori psychoevolutionary Plutchik tentang emosi menunjukkan bahwa emosi adalah hasil dari urutan peristiwa (Plutchik, 2001a). Seperti ditunjukkan pada Tabel 3, model sekuensial mengusulkan bahwa peristiwa stimulus, baik eksternal maupun internal, bertindak sebagai pemicu utama yang memulai proses emosional (Plutchik, 2001a). Bagaimana seorang individu menafsirkan suatu peristiwa stimulus menentukan proses emosi mereka, interpretasi atau kognisi (sadar atau sadar) kemudian mengarah ke keadaan perasaan (Plutchik, 2001a). Keadaan perasaan kemudian sering memicu dorongan untuk bertindak (perilaku terbuka), yang menghasilkan efek / solusi (Plutchik, 2001b). Lihat Tabel 3 untuk contoh elemen kunci dalam urutan emosional.
8 |
Tabel 3:
Peristiwa
Stimulus
Kognisi/
Interpretasi
Keadaan
Perasaan
Perilaku
TerlihatEfek
Ancaman 'Bahaya' TakutMenyelamatka
n diriKeamanan
Rintangan 'Musuh' Marah MenyerangMenghandurka
n Rintangan
Keuntunga
n dari
Objek
Berharga
'Memiliki' GembiraMenahan atau
Mengulang
Mendapatkkkan
Sumber Daya
atau Gen Baru
Kehilangan
Benda
Berharga
'Keadaan Tertinggal' Sedih Menangis
Mengikat
Kembali
dengan Objek
yang Hilang
Anggota
dari Suatu
Grup
'Teman'Penerimaa
nMerawat
Saling
Mendukung
Benda
Tidak
Diinginkan
'Racun' Jijik Muntah Menolak Racun
Wilayah
Baru'Menjelajah' Harapan Peta
Pengetahuan
tentang
Wilayah
9 |
Peristiwa
Tidak
Terduga
'Apa ini?' Terkejut Berhenti
Mendapatkan
waktu untuk
berorientasi
H. Model Turunan
Aspek dari Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi menjelaskan bagaimana deskriptor banyak / bahasa emosi dapat dipertanggungjawabkan. Teori Psychoevolutionary Plutchik mengasumsikan bahwa ada delapan dimensi emosi dasar sedangkan berbagai penelitian lain menunjukkan bahwa ada beberapa ratus kata yang menggambarkan emosi (yang cenderung jatuh ke dalam kelompok berdasarkan kesamaan) (Plutchik, 2001a). Dengan menggabungkan kombinasi yang berbeda dari delapan emosi dasar Plutchik tentang, emosi dapat ditemukan. Misalnya, pencampuran gembira dan penerimaan menghasilkan emosi merindukan cinta, atau, jijik ditambah kemarahan menghasilkan permusuhan atau kemarahan (Plutchik, 2001a). Plutchik (2001a) menunjukkan bahwa emosi tidak dijelaskan dalam delapan dimensi emosi dasar, merupakan turunan dari delapan ini.
I. Bagaimana roda Plutchik tentang emosi dapat diterapkan?
Roda Plutchik tentang emosi memberikan penjelasan mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan. Ini mengusulkan bahwa emosi kita tidak hanya perasaan keadaan, tetapi hasil dari urutan kompleks dari peristiwa. Roda Plutchik tentang emosi menggambarkan berbagai hubungan antara emosi kita berbeda dan, dengan Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi, itu menjelaskan bagaimana dan mengapa kita mengalami emosi yang kita lakukan. Sebuah pemahaman yang lebih besar dari emosi dan perilaku disediakan oleh roda Plutchik tentang emosi, pengetahuan ini dapat membantu seorang individu untuk memahami emosi dan perilaku mereka dan karena itu dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kehidupan mereka.
10 |
II. Analisis Emosi Tokoh dan Reaksi Tokoh Lain
A. Ron Clark
1. Sedih + Jijik = Kesal
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: gestur tangan menggaruk-garuk kepala seperti gatal
padahal tidak
Facial Sign: Pandangan lurus ke satu arah menandakan ia sedang berpikir
Gesture: Menggaruk, mengacak-acak rambut
Posture: Duduk dengan tangan diatas meja sambil memegang kepalanya
Parabahasa: Ron Clark mendesah putus asa
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: -
Reaksi: Tukang bersih-bersih sekolah hanya menggelengkan kepala dan pergi
2. Antisipasi + Gembira = Optimis
Komunikasi Verbal: Ron Clark bilang pada ibu Shameika bahwa ia adalah anak
yang berbakat dan yang dia butuhan adalah kesempatan
Komunikasi Non-verbal: kontak mata sosial dengan ibu Shameika, mendekat pada
ibu Shameika untuk berdiskusi sejenak
Facial Sign: Tersenyum puas
Gesture: Tersenyum, dada condong kedepan (membusung), tangan di pinggang
11 |
Posture: Postur tubuhnya terlihat santai
Parabahasa: menggumam ‘okay’, suara mantap, intonasi normal, volume suara
normal
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Ron Clark dan ibu Shameika berbicara dengan jarak sosial
Reaksi: Ibu Shameika mengangguk dan menyetujui
3. Marah
Komunikasi Verbal: “look at me when I talk to you”
Komunikasi Non-verbal: Ron Clark menarik dan mengguncangkan meja
Shameika karena Shameika mengabaikannya saat dia mengajak bicara
Facial Sign: Wajah yang cenderung menjadi lebih agresif, ditunjukan dengan alis
yang mengkerut, mata yang dimincingkan, dan gerakan bibir yang menunjukan
bentakan
Gesture: Muka tegang, suara mengeram, alis ditekuk
Posture: Posisi tubuh terlihat lebih tegak
Parabahasa: suara Ron Clark meninggi, intonasinya naik
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: jarak pribadi (personal)
Reaksi: Shameika menjerit, tubuhnya tegang
12 |
4. Jijik + Marah = Terhina
Komunikasi Verbal: Ron Clark kesal pada Mr. Turner karena Mr. Turner
menganggap anak-anak di kelas Ron Clark anak-anak yang bodoh
Komunikasi Non-verbal: tangan dipinggang, alis ditekuk, dahi berkerut vertikal
Facial Sign: Alisnya mengkerut, memajukan wajah seolah mendekati lawan bicara
Gesture: Bicara tepat, tangan mengepal, muka tegang dan terlihat merah padam, tangan di pinggang
Posture: Terlihat tubuhnya condong kearah Mr.Turner
Parabahasa: suara meninggi, berbicara lebh cepat, suara keras, intonasi naik,
artikulasi jelas
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Ron Clark dan Mr. Turner berbicara dalam jarak pribadi
Reaksi: Kepala Sekolah berdebat dengan Tuan Clark
5. Gembira + Percaya = Cinta
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: bibir tersenyum
Facial Sign: Alis mengangkat, senyum lepas, dan mata berbinar
Gesture: Tersenyum, mata menyipit, bagian bawah kelopak mata terangkat dan
ada kerutan, pipi memerah dan membesar
Posture: Badan terlihat lega dan tidak ada beban pikiran
Parabahasa: -
13 |
Sentuhan: berpelukkan dengan murid-nuridnya
Artefak: -
Proxemic: Jarak dengan Marissa kurang lebih 3 meter (jarak sosial)
Reaksi: Marissa datang dan tersenyum padanya
6. Gembira
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: tersenyum
Facial Sign: tersenyum lepas, mata berbinar
Gesture: Mulut dan bibir mengembang, badan terlihat relak, posisi badan terbuka
Posture: Badan terlihat relaks
Parabahasa: tertawa
Sentuhan: Berpelukan dengan murid-muridnya
Artefak: -
Proxemic: Berdekatan dengan semua anak muridnya (jarak pribadi)
Reaksi: Anak-anak bernyanyi ‘The President’s Rap’ bersama Ron Clark
7. Gembira
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: tersenyum
Facial Sign: Tersenyum lebar, bagian bawah kelopak mata agak terangkat
Gesture: Senyum, badan rileks, bahu turun, rileks
14 |
Posture: Badan terlihat rileks
Parabahasa: tertawa
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: jarak sosial
Reaksi: Anak-anak tersenyum dan bertepuk tangan
8. Antisipasi + Gembira = Optimis
Komunikasi Verbal: Berbicara pada muridnya “Rule number 3, we all line up to
go to lunch room”
Komunikasi Non-verbal: gestur menunjukkan bahwa dia yang berkuasa di kelas
Facial Sign: Tersenyum puas, bagian bawah kelopak mata agak
terangkat/menyipitkan matanya
Gesture: Bahu digerakkan ke belakang, membesarkan rongga dada, tersenyum puas
Posture: Duduk dengan santai diatas meja murid-murid
Parabahasa: suara lumayan keras, suara lancar dan mantap, intonasi naik dan turun
untuk menekankan perkataan
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Berjarak kurang lebih 3 meter dengan muridnya (jarak publik fase
jauh)
Reaksi: Murid mengeluh dan Shameika berbicara bahwa dia tidak ingin berbaris
15 |
9. Takut + Terkejut = Gelisah
Komunikasi Verbal: “I’m a teacher” dan “Okay, thank you”
Komunikasi Non-verbal: postur yang menunjukkan minat terhadap apa yang
dikatakan Y’landa
Facial Sign: Mulut merapat, bibir seperti cemberut
Gesture: Kening berkerut horizontal, bahu ditekan ke depan
Postur: forward lean (condong ke depan) yang bermakna “penuh perhatian”
Parabahasa: volume suara normal/biasa
Sentuhan: -
Artefak: buku daftar nama sekolah di Harlem
Proxemic: jarak sosial (fase dekat)
Reaksi: Y’landa memberi tahu kalau sekolah Harlem itu buruk
10. Terkejut
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: postur tubuh drooping shoulders (bahu terkulai) dan
dada menekuk bermakna tertekan, sedih, putus asa
Facial Sign: Alis terangkat dan mata membesar melihat seluruh isi kelas , mulut
terbuka perlahan
Gesture: Seluruh alis terangkat dan mata membesar, mulut terbuka
Posture: Bahu mengangkat terlihat kaget dan perasaan terancam
Parabahasa: -
Sentuhan: -
16 |
Artefak: -
Proxemic: -
Reaksi: Tidak ada karena Ron Clark hanya sendiri di dalam kelas
11. Terkejut + Sedih = Kecewa
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: postur bahu tertekan
Facial Sign: -
Gesture: Tangan di dahi, pandangan kebawah, bahu digerakkan ke depan, badan
cenderung merosot
Posture: Menarik dagu ke bawah
Parabahasa: -
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: -
Reaksi: Tidak ada karena Ron Clark hanya sendiri di dalam kelas
12. Antisipasi + Gembira = Optimis
Komunikasi Verbal: Ron Clark berkata pada Shameika, “I’m proud of you”
Komunikasi Non-verbal: tersenyum
Facial Sign: Tersenyum puas
Gesture: Tuan Clark mengatakan dia bangga pada Shameika dan tersenyum
Posture: Menegakkan kepala merasa yakin pada diri sendiri, menurunkan bahu
merasa bebas dan yakin pada dirinya
Parabahasa: suara normal, lancar, volume biasa
17 |
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: jarak pribadi (fase jauh) atau jarak sosial (fase dekat)
Reaksi: Shameika mendelik lalu pergi
13. Terkejut + Sedih = Kecewa
Komunikasi Verbal: Ron Clark mengatakan “aww” saat diberi kejutan
Komunikasi Non-verbal: Tersenyum kecut
Facial Sign: Tersenyum tetapi seperti yang terpaksa, alis dikerutkan
Gesture: Tersenyum tetapi mulut tertutup rapat seolah seperti diperas
Postur: drawing back (menarik ke belakang) yang bermakna ‘negatif’ atau ‘penolakan’
Parabahasa: Ron Clark berkata “aww” dengan volume suara yang kecil
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Berdekatan dengan guru-guru yang lain, jarak sosial
Reaksi: Orang lain bertepuk tangan
14. Gembira
Komunikasi Verbal: Saat Marissa bertanya apakah Clark sudah dapat pekerjaan
Clark menganggguk dan menjawab “In a Harlem elementary, I start meeting my
kid tomorrow”
Komunikasi Non-verbal: Tersenyum
Facial Sign: Tersenyum lepas
Gesture: Pupil mata melebar, tesenyum, pandangan lurus
18 |
Posture: Tubuhnya condong kearah lawan bicaranya menandakan ia tertarik pada
pembicaraannya
Parabahasa: volume suara biasa saja dan mantap
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial (fase dekat)
Reaksi: Tersenyum
15. Takut + Terkejut = Gelisah
Komunikasi Verbal: “I’m not nervous”
Komunikasi Non-verbal: gestur ragu-ragu
Facial Sign: dahi berkerut cemas
Gesture: Badan tidak dapat diam
Posture: Duduk tidak santai meskipun badan bersandar di dinding
Parabahasa: berkata “I’m not nervous” dengan cepat
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Duduk dengan guru perempuan (jarak sosial fase dekat)
Reaksi: Berbincang dengan guru perempuan lalu karena gelisah dia makan permen karet
19 |
B. Shameika Wallace
1. Marah
Adegan: Ron Clark mengunjungi apartemen Shameika
Komunikasi Verbal: “ I’m 12 years old and I got three kids.”
Komunikasi Non-verbal: -
Facial Sign: Tersenyum palsu karena mata tidak ikut tersenyum, bibir di tarik
kesamping sehingga tertutup rapat dan gigi dikatupkan erat-erat
Gesture: -
Posture: -
Parabahasa:Perkataan dikatakan dengan nada sarkastik
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial fase dekat
Reaksi:Ron memberi reaksi merasa tidak berdaya dengan menarik kepalanya
kedalam akhirnya membiarkan Shameika menutup pintu apartemen
2. Marah
Adegan: Shameika bermain double dutch dan temannya tidak bisa memegang
karet yang digunakan untuk permainan itu dengan benar
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: Mendorong lawan bicara dan merebut tali lompat tinggi
dari lawannya
20 |
Facial Sign:-
Gesture:-
Posture: Menegakkan kepala,Mengembangkan dada kedepan menunjukan
dominasi
Parabahasa: -
Sentuhan:-
Artefak:-
Proxemic: Jarak Sosial fase dekat
Reaksi:Lawan bicara mengalah dan menunduk takut
3. Marah
Adegan: Hari pertama Ron Clark mengajar dan mencoba mendisiplinkan kelas
Komunikasi Verbal: “What you gonna do? Suspend me? Suspend me i wanna
leave!”
Komunikasi Non-verbal: menjatuhkan buku ketanah
Facial Sign: Mata melotot menantang
Gesture:-
Posture: Tubuh condong kedepan menantang
Parabahasa: membentak
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial fase jauh
Reaksi: Semua anak mendukung perkataan Shameika sedangkan Ron Mulutnya terbuka tidak percaya dengan perkataan Shameika yang kasar
21 |
4. Jijik
Adegan: Saat Ron mengatakan dia tidak akan keluar dari kelas dan menyuruh
Shameika untuk tidak pergi dari kelas
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: membuang kembali buku yang Ron berikan padanya
Facial Sign: menjulurkan lidah, menunjukkan wajah bodoh
Gesture: memalingkan badan dari Ron
Posture: -
Parabahasa:-
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial jauh
Reaksi:Ron merasa tidak berdaya dan hanya diam menatap kearah Shameika
5. Marah
Adegan: Ron membacakan peraturan di kelas dan menjelaskan pada anak-anak
namun anak-anak merespon dengan perlakuan negatif
Komunikasi Verbal: “So Stupid!”
Komunikasi Non-verbal
Facial Sign: Memutar mata
Gesture: Mendecakan bibir
Posture: Memalingkan tubuh dari Ron
Parabahasa: Membentak
22 |
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak Sosial fase Jauh
Reaksi:Ron pura-pura senang dan berterimakasih pada Shameika untuk mengingatkan peraturan no 4 karena sikap tidak sopan Shameika
6. Jijik
Adegan: Ron mengunci pintu kelas saat istirahat makan siang dan tidak mengijinkan anak-anak keluar sebelum mereka berbaris
Komunikasi Verbal: “You know what? Here’s my rule, ain’t standin’ no line.”
Komunikasi Non-verbal: -
Facial Sign: Mata menatap lurus kearah Ron kesal
Gesture: Memutar kepala kebelakang, mengepalkan tangan
Posture: -
Parabahasa: berkata dengan nada rendah
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial jauh
Reaksi: Anak-anak dikelas mengerang kesal dan menyuruhnya untuk mengikuti
perkataan Ron
23 |
7. Takut
Adegan: Anak-anak berbaris menuju kantin tapi Shameika memotong antrian dan berbohong pada Ron saat Ron menanyakan jika dia memotong barisan atau tidak
Komunikasi Verbal: “I aint cut in no line!”
Komunikasi Non-verbal: Memalingkan wajah dari Ron
Facial Sign: Bibir ditekan dan ditutup rapat
Gesture: -
Posture: Memalingkan kepala
Parabahasa: Bicara dengan nada tinggi karena berbohong
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak pribadi fase jauh
Reaksi:
8. Sedih
Adegan: Ron bertanya pada Shameika apakah dia memotong barisan atau tidak
Komunikasi Verbal: “Yeah...”
Komunikasi Non-verbal: Menundukan kepala
Facial Sign: Bibir ditarik kebawah
Gesture: -
Posture: bahu kebawah
24 |
Parabahasa: bicara dengan suara yang kecil hampir tidak terdengar
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak pribadi fase jauh
Reaksi:Ron tersenyum bangga karena Shameika akhirnya mengatakan yang sejujurnya
9. Terkejut
Adegan: Murid perempuan mengobrol di kamar mandi tentang Ron
Komunikasi Verbal: “What?”
Komunikasi Non-verbal: -
Facial Sign: Mulut terbuka lebar,alis terangkat
Gesture: -
Posture: Tubuh condong kedepan
Parabahasa: dikatakan dengan nada terkejut
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial dekat
Reaksi:Badriyah menunduk tidak berani melakukan kontak mata namun tetap menjelaskan kenapa dia tidak ingin Ron berhenti menjadi guru mereka
25 |
10. Jijik
Adegan: Shameika sedang bermain bersama temannya dan Ron menghampiri
Shameika
Komunikasi Verbal:-
Komunikasi Non-verbal: Menjauh dari Ron
Facial Sign: Memiringkan bibir seperti reaksi rasa asam, memalingkan mata
Gesture: -
Posture: -
Parabahasa:-
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial Jauh
Reaksi:Bibir Ron tertarik kebawah dan menatap sedih kearah sosok Shameika yang menjauh
11. Marah
Adegan: Ron menanyakan apakah Shameika mengerjakan tugas jurnalnya tentang
impian dan aspirasi yang sudah ditugaskan Ron beberapa hari yang lalu
Komunikasi Verbal: “Go to hell!”
Komunikasi Non-verbal: -
Facial Sign: Gigi dikatupkan rapat
Gesture: mencengkram meja untuk menahan emosinya
26 |
Posture: Bahu diangkat
Parabahasa: Dikatakan dengan suara menggeram
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic:Jarak pribadi fase jauh
Reaksi:-Ron sangat kesal dan akhirnya kehilangan kendali dan menguncangkan
meja Shameika beberapa kali
- Anak-anak menatap terkejut kearah shameika dan Ron sebagain menarik nafas
saking terkejutnya
12. Terkejut
Adegan: Saat Ron menguncangkan bangku Shameika karena Shameika tidak
mengerjakan tugas Jurnal yang dia tigaskan beberapa hari yang lalu
Komunikasi Verbal:-
Komunikasi Non-verbal: Tubuh menegang
Facial Sign: Mulut terbuka lebar dan alis terangkat
Gesture: -
Posture: Bahu terangkat karena merasa terancam
Parabahasa: -
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial fase jauh
Reaksi:Ron sama terkejutnya dengan Shameika dia tidak percaya dengan apa
yang baru saja dia lakukan
27 |
13. Takut
Adegan: Setelah Ron menguncangkan meja Shameika
Komunikasi Verbal:-
Komunikasi Non-verbal: langsung menutup diri setelah Ron keluar
Facial Sign: Mata menatap kebawah
Gesture: Tangan dilipat menutup diri
Posture: Menunduk
Parabahasa: -
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic:-
Reaksi: -
14. Antisipasi
Adegan: Saat Ron menawarkan perjanjian belajar pada shameika jika dia berhasil
bermain double dutch
Komunikasi Verbal: “Are you gonna jump?”
Komunikasi Non-verbal: -
Facial Sign: menatap lurus penuh ketertarikan
28 |
Gesture: -
Posture: berdiri tegak
Parabahasa: bertanya dengan nada tenang namun penasaran
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak sosial fase dekat
Reaksi: Ron langsung bermain doble dutch namun dia gagal
15. Gembira
Adegan: Ron terjatuh mencoba melakukan double dutch
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: Tertawa
Facial Sign: bagian bawah mata terangkat dan bibir tertarik karena tersenyum dan
mata menyipit
Gesture: -
Posture: bahu kebawah menunjukan posisi rileks
Parabahasa: -
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak Sosial fase Dekat
Reaksi: Semua anak-anak ikut tertawa
29 |
16. Gembira
Adegan: Ron mennyanyikan lagu rap agar murid-murid gampang menghapal
seluruh presiden Amerika
Komunikasi Verbal:-
Komunikasi Non-verbal: Tertawa
Facial Sign: Bibir terangkat menunjukan senyum lebar yang terbuka
Gesture: menutup tawa dengan tangan
Posture: tubuh terbuka dan bahu kelihatan rileks
Parabahasa: -
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak pribadi fase dekat
Reaksi:Anak-anak yang lain juga tertawa melihat tingkah Ron
17. Takut
Adegan: Ron mengejar Shameika yang tidak menemuinya padahal mereka
memiliki janji dan menanyakan kenapa Shameika tidak pernah mengumpulkan
PR nya
Komunikasi Verbal: “Fire alarm went off in my building.”
Komunikasi Non-verbal: -
30 |
Facial Sign: Bibir dikatupkan dan ditekan menunjukan adanya tekanan karena dia
harus berbohong
Gesture: Menghindari tatapan
Posture: menunduk
Parabahasa: berbicara dengan suara halus
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: Jarak pribadi fase dekat
Reaksi:Mencoba membujuk Shameika agar dia mengatakan yaang sebenarnya dan berhenti menutupi masalahnya
18. Sedih
Adegan: Ibu Shameika mengusir Ron dari apartemennya
Komunikasi Verbal: -
Komunikasi Non-verbal: Menunduk sedih
Facial Sign: Bibir tertarik kebawah dan ujung dalam alis terangkat
Gesture: -
Posture: Menunduk, bahu ditekuk kedepan
Parabahasa: -
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic: -
Reaksi: Anak-anak yang sedang makan berhenti makan melihat Shameika
bersedih
31 |
19. Terkejut
Adegan: Ron Clark pingsan
Komunikasi Verbal: “Mr.Clark?”
Komunikasi Non-verbal: -
Facial Sign: Mulut terbuka
Gesture: -
Posture: Bahu menegang dan langsung berdiri saat melihat tuan Clark pingsan
Parabahasa: Dikatakan dengan nada suara rendah namun terkejut
Sentuhan: -
Artefak: -
Proxemic:-
Reaksi: Semua anak ikut berdiri melihat Ron sudah pingsan dilantai
20. Sedih
Adegan: Ron Clark dibawa oleh ambulan
Komunikasi Verbal:-
Komunikasi Non-verbal: Pandangan menyebar dan menutup diri
Facial Sign: Alis tertarik kebawah dan mulut tertutup rapat
Gesture: Menutup diri dengan menghalangi sisi tubuh dengan kedua tangan
Posture: bahu ditekan kedepan dan kelihatan kebawah
Parabahasa: -
Sentuhan: -
32 |
Artefak: -
Proxemic:-
Reaksi: Anak lain ikut sedih
21. Terkejut
Adegan: Shameika mendapatkan gelar siswa terbaik di pelajaran bahasa dan
matematika
Komunikasi Verbal: “Oh my god!”
Komunikasi Non-verbal: menutup mulut yang terbuka
Facial Sign: Alis terangkat, mulut terbuka lebar
Gesture: berjingkrak-jingkrak
Posture: Bahu dinaikan
Parabahasa: Bicara dengan suara lantang
Sentuhan: langsung memeluk Ron
Artefak: -
Proxemic: Jarak Pribadi fase dekat
Reaksi: Semua anak bersorak bahagia mendengar Shameika mendapatkan prestasi
33 |
III. Emosi yang Paling Dominan
Setelah kami melihat film Ron Clark Story ini, kami menganalisis apa saja emosi yang muncul pada tokoh Ron Clark dan Shameika Wallace, lalu didapatlah emosi yang menjadi dominasi pada tiap tokoh tersebut. Berikut rangkumannya:
A. Ron Clark
Emosi Frekuensi
Marah 2
Jijik 2
Takut 2
Sedih 3
Terkejut 5
Antisipasi 3
Gembira 7
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase emosi yang paling sering muncul pada tokoh Ron Clark adalah emosi gembira (29%).
B. Shameika Wallace
Emosi Frekuensi
Marah 5
Jijik 3
Takut 3
Sedih 3
Terkejut 4
Antisipasi 1
Gembira 2
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase emosi yang paling sering muncul pada tokoh Shameika Wallace adalah emosi marah (24%).
34 |
Marah24%
Jijik14%
Takut14%
Sedih14%
Terkejut19%
Antisipasi5%
Gembira10%
Frekuensi Munculnya Emosi
Marah8% Jijik
8%
Takut8%
Sedih13%
Terkejut21%Antisipasi
13%
Gembira29%
Frekuensi Munculnya Emosi
IV. Bentuk Komunikasi Verbal dan Non Verbal yang Memengaruhi Perilaku Orang Lain
Terdapat beberapa adegan dalam film Ron Clark Story yang menunjukkan komunikasi verbal dan nonverbal yang memengaruhi perilaku orang lain. Beberapa tokoh dalam film tersebut menunjukkan tokoh yang melakukan kendali atas lingkungannya, menyampaikan emosi dan pesan lain melalui bahasa verbal maupun nonverbal.
Pada tokoh Ron Clark. Dalam beberapa adegan, Ron menggunakan gesture mengacak pinggang untu menunjukkan kendali atau dominasi atas kelas yang diajarnya. Ada gesture seperti bentuk tangan “rock on” untuk menegaskan pesan “shut up!” dan anak-anak di kelas menunjukan reaksi terkejut dan kelas menjadi hening setelahnya. Ron menunjukkan empati dan beberapa bentuk pesan non-verbal yang menunjukkan bahwa ia siap untuk mendengarkan muridnya ketika kesulitan. Ron pula menegaskan pesan-pesan ketika mengajar dengan berbicara dengan jelas dan lantang, pengulangan seperlunya, dan memberikan kontak mata yang sesuai supaya dapat diperhatikan oleh murid maupun lawan bicaranya.
Lain halnya Shameika, tokoh ini sering kali memberikan komunikasi bahwa ia mendominasi di kelasnya melalui postur, pakaian, dan gaya bicaranya. Dengan cara demikian, Shameika menunjukkan eksistensi dirinya sebagai anak populer dengan berperilaku demikian. Ada suatu adegan dimana Shameika berteriak “go to hell,” kepada Ron Clark. Hal ini memicu amarah Ron Clark sehingga ia membanting meja tiga kali. Shameika merespon dengan berteriak, seluruh tubuhnya tegang, dan shock setelah mengalami peristiwa tersebut. Efek dari peristiwa ini dapat dilihat pada ekspresi teman-teman sekelas Shameika yang menunjukkan tekanan yang serupa seperti apa yang dialami oleh Shameika. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi yang dialami oleh Shameika dikomunikasikan melalui teriakan dan komunikasi non verbal lainnya, mempengaruhi perilaku orang lain.
35 |
V. Faktor-Faktor yang Mendukung Agar Komunikasi Dapat Menciptakan Terjadinya Perubahan Perilaku
Menurut diskusi kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dapat mengubah perilaku. Pada dasarnya, komunikasi disampaikan penerima pesan dapat melakukan apa yang dimaksud oleh pengirim pesan, termasuk perubahan perilaku.
O’Connor (1996, dalam http://members.tripod.com/teaching_is_reaching/communication_affects_on_life.htm) menyebutkan hal-hal yang dapat membuat komunikator menjadi efektif, yaitu:
1. Kesungguhan: komunikator berbicara yang efektif harus sungguh-sungguh, bahwa mereka harus percaya pada diri mereka sendiri tentang apa yang mereka katakan dan orang yang mendengarkan harus percaya pada apa yang mereka maksud.
2. Pengetahuan: komunikator berbicara yang efektif harus berbicara dengan berpengetahuan luas.
3. Organisasi: komunikator berbicara efektif harus terorganisir dengan baik.4. Mendengarkan: komunikator berbicara efektif harus terorganisir dengan
baik.5. Keyakinan: komunikator berbicara yang efektif harus yakin dan mampu
mengatasi demam panggung.6. Bahasa: komunikator berbicara yang efektif harus menggunakan bahasa
dengan hati-hati. Sebuah pilihan kata-kata pembicara dapat membuat perbedaan dalam apakah atau tidak pesan telah diterima dan dipahami seperti yang pembicara maksud.
7. Komunikasi Nonverbal: komunikator berbicara yang efektif harus memanfaatkan komunikasi nonverbal. Pembicara "mengatakan" besar dengan suara mereka, tetapi juga dengan gerakan tubuh mereka.
8. Menetapkan Tujuan: komunikator berbicara yang efektif umumnya akan dapat mencapai tujuan tertentu. Ketika pembicara yang efektif menyajikan informasi tentang suatu topik, penerima juga akan selalu tahu lebih banyak tentang topik setelah mendengarkan daripada yang mereka lakukan sebelumnya.
Poin-poin yang disebutkan di atas menunjukkan faktor-faktor yang harus dipenuhi oleh komunikator pada situasi formal atau pidato. Dalam film Ron Clark Story, Ron berbicara di dalam kelas. Dalam situasi ini, Ron menyampaikan materi belajarnya dengan suara yang lantang, dan jelas, disertai komunikasi non verbal yang sesuai untuk menegaskan pesan-pesan yang ingin disampaikan nya. Hal ini menimbulkan keterikatan emosi antara Ron Clark dengan muridnya, sehingga
36 |
muridnya dapat melakukan apa yang diperintahkan oleh Ron Clark. Faktor-faktor tersebut ditunjukkan oleh Ron Clark sebagai salah satu upaya untuk menguasai kondisi kelas dan mengatur pembelajaran muridnya.
Selain itu, ada beberapa adegan film Ron Clark Story yang menunjukkan upaya untuk mengubah perilaku muridnya.
Pada beberapa kesempatan, Ron Clark mengulang pesan yang sama mengenai aturan-aturan kelas terhadap muridnya. Menurut Cacioppo dan Petty (Casioppo &Petty, 1989) tingkat moderat dari pengulangan meningkatkan kemampuan orang untuk memperhatikan daya tarik; untuk mengakses asosiasi yang relevan, gambar dan pengalaman dari memori; untuk menguraikan lebih banyak pada pesan argumen eksternal yang disediakan sehubungan asosiasi dari memori; untuk menarik kesimpulan tentang manfaat dari argumen; dan akibatnya untuk mengkonsolidasikan sikap mereka terhadap rekomendasi. Murid Ron Clark menunjukkan perilaku bahwa mereka dapat mengikuti aturan dengan baik setelah diberikan pengulangan pesan seperlunya. Hal ini menunjukkan bahwa penyampaian pesan yang berulang-ulang berpengaruh terhadap perilaku anak-anak yang semula melanggar aturan kelas menjadi patuh pada peraturan.
Ada adegan dalam film dimana Ron Clark mengubah warna dinding menjadi biru dan Ron Clark memposisikan dirinya untuk bermain bersama anak-anaknya. Mungkin cara ini dilakukan oleh Ron Clark untuk menenangkan anak-anak, juga untuk membentuk keterkaitan emosi dengan anak-anak. Ron Clark pula berkomunikasi dengan anak sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak. Hal ini menunjukkan faktor penyesuian diri terhadap perubahan perilaku.
Kewenangan Ron Clark sebagai guru di kelas juga berpengaruh terhadap bagaimana ia berkomunikasi di kelas. Ia memiliki kendali atas kelas yang diampu nya. Meskipun demikian, kewenangan ini pada awalnya diabaikan oleh anak-anak kelasnya. Lalu secara bertahap, setelah pendekatan dan membentuk keterkaitan emosi dengan anak-anak, menjadi patuh terhadap peraturan-peraturan yang dibuat oleh Ron Clark. Ini menunjukkan bahwa kewenangan pun berpengaruh terhadap perubahan perilaku.
Peraturan-peraturan yang disampaikan oleh Ron Clark menunjukkan pengaruh yang cukup penting dalam film ini. Misalnya ketika memperkenalkan peraturan-peraturan kelas pertama seperti, “We are family”. Meski peraturan ini sederhana, Ron Clark menekankan adanya keterkaitan emosi antara Ron Clark dengan murid-muridnya untuk mengarahkan mereka. Proses belajar mengajar yang ditunjukkan seperti meminum susu setiap 15 detik jika muridnya tidak bersuara selama ia mengajar, sangat jelas menerapkan hukuman dan ganjaran yang memperkuat aturan dan kontrol Ron Clark terhadap kelas.
37 |
Dari penjelasan tersebut, kami simpulkan terdapat lima faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku, yaitu; komunikasi harus efektif, pengulangan pesan, penyesuaian diri terhadap lingkungan dan sosial, kewenangan, dan peraturan.
Referensi
Casioppo, J. T., & Petty, R. E. (1989). Effects of message repetition on argument processing, recall, and persuasion. Dalam Basic and Applied Social Psychology (hal. 3-12). Lawrence Erlbaum Associates.
Haines, R. (Sutradara). (2006). The Ron Clark Story [Gambar Hidup].
Herlina. (2011). Mengenali Komunikasi Non-Verbal. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.
Smith, C. (t.thn.). Teaching is Reaching. Dipetik April 2015, 17, dari Communication Affects on Life: http://members.tripod.com/teaching_is_reaching/communication_affects_on_life.htm
Wikiversity. (2014, Desember 4). Motivation and emotion/Book/2014/Plutchik's wheel of emotions. Dipetik Mei 23, 2015, dari Wikiversity: http://en.wikiversity.org/w/index.php?title=Motivation_and_emotion/Book/2014/Plutchik%27s_wheel_of_emotions&oldid=1278834
38 |
Top Related