LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI JAWA TIMUR
Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017 - 2018
1 - 5 Mei 2018
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
2018
1
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI JAWA TIMUR
Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017 - 2018 1 - 5 Mei 2018
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Kunjungan Kerja
Pasal 98 ayat (4) huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang
MPR, DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana telah mengalami perubahan
pertama dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 dan perubahan
kedua dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018.
Surat Tugas Nomor: ST/19/Kom.VI/DPR RI/IV/2018 tentang Penugasan
Anggota Komisi VI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Pada
Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017 - 2018 ke Provinsi
Jawa Timur.
B. Objek Kunjungan Kerja
Objek yang dikunjungi dan dibahas meliputi:
1. Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur
2. BUMN Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan :
PT. Pelindo III (Persero), PT. PAL (Persero), PT. Dok Perkapalan
Surabaya (Persero).
3. BUMN Bidang Usaha Energi, Logistik, Pertambangan dan Industri
Stragegis : PT. Semen Indonesia (Persero), PT. Pupuk Indonesia
(Persero), PT. Barata (Persero).
4. BUMN Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi : PTPN X, PTPN XI,
PTPN XII
5. BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan : PT.
BNI (Persero) Tbk, PT. BRI (Persero) Tbk, PT. Mandiri (Persero) Tbk,
PT. BTN (Persero).
2
C. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja
Komisi VI DPR-RI yang membidangi Perindustrian, Perdagangan, Investasi,
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), BUMN, serta Persaingan
Usaha bermaksud melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur guna
memperoleh masukan tentang berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya yang terkait dengan bidang
kerja Komisi VI DPR RI guna ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.
Secara umum tujuan kunjungan kerja ini adalah untuk memperoleh
gambaran tentang realisasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan
dan rencana serta program pembangunan yang akan dilakukan, terutama
yang berkaitan dengan bidang tugas serta lingkup Komisi VI DPR-RI, yaitu
Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM), BUMN, serta Persaingan Usaha.
Sasaran Kunjungan Kerja dititikberatkan pada aspek:
1. Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan, khususnya
yang berkaitan dengan bidang tugas mitra kerja Komisi VI DPR RI.
2. Pengawasan terhadap kinerja lembaga-lembaga/badan yang berada di
dalam lingkup mitra kerja Komisi VI DPR RI.
3. Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi kinerja, pokok-pokok kebijakan,
tantangan dan permasalahan yang dihadapi di Provinsi Jawa Timur
khususnya tentang :
a. Pelaksanaan, pengelolaan dan pengawasan anggaran pembangunan
yang dialokasikan untuk Provinsi dan Kabupaten di Jawa Timur;
b. Potensi daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan beserta masalah yang dihadapi khususnya dalam bidang
industri, perdagangan, UKM & Koperasi, Investasi, dan persaingan
usaha, yang berkaitan dengan pembinaan, pengembangan, dan
alokasi anggaran yang diberikan;
c. Kontribusi BUMN dalam pembangunan di Provinsi Jawa Timur.
4. Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi kinerja, pokok-pokok kebijakan,
tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh BUMN yang beroperasi
di wilayah Provinsi Jawa Timur khususnya tentang kinerja operasional
dan keuangan, aset perusahaan, jumlah anak perusahaan serta kondisi
aktual yang tengah dihadapi perusahaan.
D. Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI
(Terlampir)
3
II. HASIL KUNJUNGAN KERJA
A. Permasalahan Spesifik Di Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan data statistik daerah provinsi Jawa Timur tahun 2017:
1. Produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Timur selama tujuh tahun
terakhir mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp.
990,65 trilyun, dan hampir mencapai dua kalinya pada tahun 2016 atau
mencapai Rp. 1.855,04 trilyun. Peningkatan nilai PDRB Jawa Timur
selama kurun waktu itu menunjukkan bahwa perekonomian Jawa Timur
bergerak cukup dinamis. Tiga sektor utama yang menopang perekonomi
Jawa Timur yaitu industri pengolahan (29 persen), perdagangan besar
dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor (18 persen), dan
pertanian, kehutanan, dan perikanan (13 persen). Struktur ekonomi
Jawa Timur saat ini sangat berbeda dengan kondisi 40 tahun yang lalu,
pertanian sangat mendominasi dengan kontribusi sebesar 43 persen
dan industri hanya sekitar 12 persen. Pertumbuhan pertanian yang
lambat dan pertumbuhan industri yang cukup cepat menyebabkan
pergeseran struktur ekonomi
2. Jawa Timur merupakan produsen padi nasional. Selama periode 2014 –
2016 hasil produksi tanaman padi mengalami perkembangan sebesar
9,98 persen. Pada tahun 2016 produksi padi mencapai 13,63 juta ton
sedangkan tahun 2014 sebesar 12,4 juta ton. Produksi padi tetap
mengalami peningkatan meskipun prodoktivitasnya menurun. Tercatat
pada tahun 2016 hanya sebesar 59,84 kw/ha sedangkan di tahun 2015
mencapai 61,13 kw/ ha. Luas panen padi pada tahun 2016 sebesar 2,28
juta ha. Sedangkan kontribusi padi pada tahun 2016 terhadap total
tanaman pangan di Jawa Timur adalah 57,83 persen.
3. Sektor industri merupakan sektor pendukung utama perekonomian Jawa
Timur dengan kontribusi sebesar 29 persen. Sektor ini tumbuh cukup
cepat, sehingga struktur ekonomi 40 tahun yang lalu masih didominasi
pertanian, sekarang ini sudah berbalik didominasi oleh sektor industri.
Kontribusi pertanian 40 tahun yang lalu sekitar 43 persen dan sekarang
menjadi tinggal 13 persen. Sebaliknya industri pada kondisi 40 tahun
yang lalu hanya 12 persen, saat ini menjadi 29 persen, terbesar
dibanding sektor-sektor lainnya. Pada tahun 2016 industri pengolahan
mencapai Rp. 536,47 trilyun tertinggi selama lima tahun terakhir. Namun
demikian dalam dua tahun terakhir pertumbuhannya mengalmi
perlambatan. Pada tahun 2014 pertumbuhan sektor industri pengolahan
sempat menyentuh angka 7,67 persen, pada dua tahun terakhir
4
melambat masing-masing 5,63 persen (2015) dan 4,51 persen (2016).
Melambatnya pertumbuhan tersebut lebih dikarenakan dampak
eksternal ekonomi global yang kurang mendukung. Beberapa industri
manufaktur besar dan sedang pada triwulan II tahun 2017 mengalami
pertumbuhan dan kontraksi produksi lebih dari 10 persen. Industri logam
dasar tercatat mengalami pertumbuhan produksi tertinggi (19,59
persen), Sedangkan industri minuman mengalami kontraksi tertinggi (-
22,02 persen),
4. Kebutuhan listrik di Jawa Timur dengan potensi Industri yang tinggi,
dapat dipenuhi dengan baik . Konsumsi listrik terbanyak terserap untuk
keperluan industri sebesar 13,8 juta MWh atau 42 persen. Terbanyak
kedua terserap untuk keperluan rumah tangga sebesar 13 juta MWh
atau 39 persen, dan terbanyak ketiga terserap untuk keperluan usaha
dan hotel sebanyak 4,1 juta MWh atau 13 persen. Untuk keperluan
sosial terserap konsumsi listrik sebesar 1 juta MWh atau sebesar 3
persen. Penggunaan lainnya terserap untuk keperluan penerangan
jalan, dan gedung/kantor masing-masing sebesar 355,4 ribu MWh (1
persen) dan 585,5 ribu (2 persen).
Jumlah pelanggan terbanyak tercatat di kantor cabang Kediri sebesar
1,09 juta pelanggan, kantor cabang Mojokerto sebesar 1,09 juta
pelanggan dan kantor Malang sebesar 1,05 juta pelanggan. Pelanggan
kantor cabang Surabaya (Selatan, Utara dan Barat) tercatat sebesar
1,14 juta pelanggan. Kontribusi keenam kantor cabang tersebut sebesar
41,4 persen. Pelanggan terkecil tercatat di kantor cabang Surabaya
Barat dan Gresik masing-masing 244,78 pelanggan dan 333,93
pelanggan. Dilihat dari daya terpasang menurut kantor cabang, tercatat
terbesar di kantor cabang Surabaya Selatan atau 2,13 juta KVA, diikuti
kantor cabang Mojokerto sebesar 1,73 juta KVA. Dari kedua kantor
cabang itu memberikan peran sebesar 22,15 persen. Daya terpasang
terendah tercatat di kantor cabang Situbondo sebesar 315,8 ribu KVA
diikuti kantor cabang Ponorogo sebesar 464,8 ribu KVA. Dilihat
berdasarkan konsumsi listrik, kantor cabang Surabaya Selatan tercatat
tertinggi sebesar 3,95 juta MWh, diikuti Mojokerto (3,7 juta MWh),
Pasuruan (3,41 juta MWh) dan Sidoarjo (3,06 juta MWh). Konsumsi
listrik terkecil tercatat di kantor cabang Ponorogo dan Situbondo masing-
masing 498,8 ribu MWh dan 638,2 ribu MWh. Ketersediaan listrik
menjadi hal yang sangat krusial, mengingat listrik merupakan pendorong
perekonomian wilayah.
5
5. Besaran angka PDRB Konstruksi yang dihasilkan selama lima tahun
terakhir meningkat dari Rp. 114,63 trilyun (2012) menjadi Rp. 179,82
trilyun (2016). Dari sisi pertumbuhannya, sektor Konstruksi sempat
melambat pada tahun 2013 - 2015 , tetapi kemudian meningkat lagi
pertumbuhannya dan tercatat sebesar 5,07 persen pada tahun 2016.
Perusahan konstruksi di Jawa Timur pada tahun 2015 sebanyak 16.476
perusahaan. Perusahaan konstruksi berkualikasi kecil (nilai kontrak
pekerjaan sampai dengan Rp. 2,5 milyar) sebanyak 15.095 perusahaan
atau 91,6 persen Perusahaan konstruksi yang tergolong perusahaan
menengah atau mampu menyelesaikan nilai pekerjaan konstruksi dari
Rp. 10 - 50 milyar sebanyak 1.325 perusahan atau 8 persen. Sedangkan
yang berskala besar atau mampu menyelesaikan pekerjaan dengan nilai
di atas Ro. 250 milyar hanya 56 perusahaan atau 0,3 persen. Jumlah
perusahaan konstruksi di Jawa Timur adalah terbanyak dibanding
provinsi-provinsi lainnya. Dalam perkembangannya, harga barang-
barang untuk konstruksi dari tiga tahun terakhir naik, ditunjukkan dari
indeks kemahalan konstruksi (IKK). Pada tahun 2014 sebesar 87,62
naik pada dua tahun berikutnya masing-masing 100 (2015) dan 101,78
(2016). Pada tahun 2016, IKK mengalami kenaikan 1,78 persen .
6. Demi mendukung lancarnya trasportasi jalan raya Pemerintah Jawa
Timur menyediakan infrastruktur jalan provinsi sepanjang 1.420,5 km.
Dari total panjang jalan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi,
sekita 49,23 persen dengan kondisi baik dan 39,67 persen dengan
kondisi sedang. Sementara kondisi jalan rusak ringan sebesar 9,95
persen dan hanya 1,15 persen dalam kondisi rusak berat. Seiring
dengan semakin meningkatnya volume kendaraan (pribadi dan umum),
maka diperlukan usaha untuk memperbaiki infrastruktur pendukung
transportasi ini. Jawa Timur mempunyai sebanyak 2.520 goronggorong
dengan panjang 24.923 meter. Gorong-gorong dengan berkondisi baik
sebanyak 77,7 persen, dalam kondisi rusak sedang sebanyak 21 persen
dan hanya sekitar 1,3 persen yang mengalami rusak berat. Jembatan
yang dalam kondisi baik adalah sebanyak 929 unit (92,2 persen) atau
sepanjang 10.019 meter. Jembatan dalam kondisi rusak ringan
sebanyak 66 unit (7,8 persen) atau sepanjang 851 meter.
Pada tahun 2016 kendaraan di Jawa Timur yang paling banyak
melakukan pelanggaran kelebihan muatan adalah kendaraan dengan
golongan I yaitu sekitar 61,75 persen, diikuti kendaraan golongan III, IV
dan II, masing-masing sebesar 19,48 persen, 11,07 persen dan 7,69
persen. Dari 18 jembatan timbang tercatat 1.121.203 unit kendaraan
6
yang melakukan pelanggaran kelebihan muatan, yang dikategorikan
sebagai pelanggaran ringan, sedang dan berat menurut golongan
kendaraan I, II, III, dan IV. Pelanggaran terbanyak adalah kendaraan
yang melalui Jembatan Timbang Sedarum, yaitu sebanyak 212.107 unit
dan yang paling sedikit adalah kendaraan yang melalui Jembatan
Timbang Klakah dengan jumlah kendaraan 9.405 unit.
Pada tahun 2016 jumlah penumpang kereta api melalui stasiun
keberangkatan yang berada di wilayah operasi DAOP VIII Surabaya
sebanyak 8.532.295 orang. Jumlah penumpang terbanyak adalah
penumpang yang berangkat dari stasiun yang ada di Kota Surabaya
sebanyak 4.350.254 orang. Angkutan kereta api masih menjadi
angkutan favorit bagi masyarakat Jawa Timur, terutama angkutan kereta
api lokal/ jarak dekat. Karena semakin tertib dengan pelayanan yang
baik, diantaranya ticketing dengan sistim booking seperti yang
diberlakukan pada moda pesawat terbang, tidak diperkenankan lagi
pedagang asongan mendekat Kereta Api, dll
Jumlah sepeda motor di Jawa Timur terus mengalami peningkatan
selama periode 2014-2015. Pada periode tersebut jumlah pengguna
kendaraan sepeda motor mengalami kenaikan relatif tinggi mencapai
17,63 persen. Pada tahun 2013 jumlah sepeda motor di Jawa Timur
sebanyak 84.732.652 unit meningkat mencapai 99.675.001 unit pada
tahun 2016. Sepeda motor sebagai sarana transportasi massal yang
aman dan murah sehingga sepeda motor menjadi kendaraan alternatif
yang banyak digunakan oleh penduduk Jawa Timur, baik yang tinggal di
perkotaan maupun yang tinggal di pelosok desa.
7. Proyek yang mendukung Prioritas Nasional dibidang Infrastruktur,
Konektivitas, dan Kemaritiman di Provinsi Jawa Timur adalah
Pembangunan Jalur Ganda Lintas Solo-Surabaya antara Madiun-
Jombang (SBSN) dan Kedungbanteng-Madiun (SBSN); Pembangunan
Jalan Tol yang meliputi Jalan Tol Pandaan-Malang, Ngawi-Kertosono,
Kertosono-Mojokerto, Mojokerto-Surabaya, Gempol-Pasuruan;
Pembangunan Jalan Non Tol Fly Over dari dan menuju Teluk Lamong;
dan Peningkatan Kapasitas atau Rekonstruksi Jalan Kertosono-
Mantingan dan Kertosono-Kediri. Disamping itu, proyek-proyek yang
mendukung Prioritas Nasional dibidang Ketahanan Pangan, antara lain
adalah pembangunan Bendungan Tugu, Semantok (Kabupaten
Nganjuk), Gongseng, Tukul dan Bagong. Sementara proyek
pembangunan kilang minyak Tuban untuk mendukung Prioritas Nasional
dibidang Ketahanan Energi.
7
8. Perkembangan ekspor dan impor Jawa Timur terhadap luar negeri di
tahun 2016 menggembirakan. Pada periode 2011-2015 kondisi impor
selalu lebih tinggi dibanding ekspornya, tetapi pada tahun 2016 ekspor
Jawa Timur lebih tinggi dibanding impor. Ekspor 2016 tercatat sebesar
US $ 18,95 milyar atau lebih tinggi US $ 322 juta dibanding nilai impor.
Nilai ekspor 2016 naik 10,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kondisi ini cukup menggembirakan, pasalnya ekspor tahun 2015 sempat
turun hingga –8,8 persen dibanding tahun 2014. Sekitar 95 persen
ekspor Jawa Timur berasal dari produk non migas dan 5 persen produk
migas. Sekitar 23 persen ekspor non migas berasal dari ekspor
perhiasan, 7 persen berasal dari lemak dan minyak hewan/nabati dan 6
persen berasal dari ekspor kayu dan barang dari kayu. Berbeda dengan
ekspor, impor Jawa Timur pada tahun 2016 turun sebesar –3,4 persen
dibanding tahun 2015. Penurunan ini jauh lebih rendah dibanding
penurunan pada tahun 2015 yang mencapai –23,5 persen. Sekitar 84
persen impor Jawa Timur adalah impor non migas, sedangkan sisanya
adalah impor migas. Dari total impor, sebagian besar atau 80 persen
merupakan impor bahan baku, 11 persen impor barang konsumsi dan
8,8 persen impor barang modal.
9. Posisi dana perbankan hingga Desember 2016 mencapai Rp. 458,065
trilyun, naik 7,6 persen dibanding posisi tahun sebelumnya yang hanya
mencapai Rp. 425,833 trilyun. Posisi perbankan ini terus bertambah
seiring semakin meningkatnya peran perbankan bagi perkembangan
perekonomian suatu daerah. Dana perbankan terbesar berasal dari
tabungan yang mencapai Rp 186,309 trilyun pada tahun 2016 atau
meningkat 11,4 persen dibanding posisi Desember 2015. Kontribusi
tabungan mencapai 44 persen dalam pembentukan dana perbankan.
Kontriibusi simpangan berjangka mendominasi kedua pembentukan
dana perbankan atau sebesar 41 persen, mampu tumbuh di tahun 2016
sebesar 4,3 persen. Peran giro dalam dana perbankan Jawa Timur
hanya sekitar 15,3 persen dan mampu tumbuh 5,9 persen dibanding
tahun lalu. Dilihat dari kategori bank, kontribusi terbesar dana perbankan
Jawa Timur utamanya berasal dari bank swasta (48 persen) dan bank
pemerintah (46 persen). Bank asing mempunyai peran sebesar 4,2
persen, sedangkan BPR mempunyai peran terkecil hanya sekitar 1,9
persen. Selama lima tahun terakhir, PDRB Perbankan mengalami
peningkatan dari Rp. 30,52 trilyun (2012) menjadi Rp. 51,66 trilyun
(2016). Dari sisi pertumbuhannya, perbankan sempat tumbuh di atas 10
persen pada kurun waktu 2012-2013.
8
Pada tahun 2014 pertumbuhan perbankan melambat tetapi masih di
atas 6 persen. Demikian juga pada dua tahun terakhir kembali
menggeliat di sekitar angka 7 persen. Posisi pinjaman menurut lapangan
usaha, terbesar diserap sektor industri sebesar Rp. 136,73 trilyun (28,8
persen), diikuti bukan lapangan usaha sebesar Rp. 130,31 trilyun (27,4
persen) dan perdagangan, restoran dan hotel sebesar 123,54 trilyun (26
persen). Posisi pinjaman terkecil tercatat di sektor listrik, gas dan air
bersih sebesar Rp. 5,74 trilyun (1,2 persen), diikuti pertambangan
sebesar Rp. 6,49 trilyun (1,4 persen). Tingginya posisi pinjaman pada
sektor industri dan sektor perdagangan, restoran dan hotel selaras
dengan kontribusi kedua sektor tersebut dalam PDRB yang juga cukup
besar. Investasi proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada
tahun 2016 yang disetujui Pemerintah Jawa Timur tercatat sebesar Rp
46,33 milyar. Proyek PMDN pada tahun 2016 naik sebesar 9,5 persen
dibanding tahun sebelumnya. Berbeda dengan kondisi PMDN, proyek
PMA tahun 2016 justru mengalami penurunan. Nilai proyek PMA 2016
tercatat sebesar 1,94 milyar US $ atau turun sebesar 82,11 persen
dibanding tahun 2015.
Penyaluran kredit perbankan masih terkonsentrasi di Kota Surabaya,
Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kota Malang dan Kabupaten
Pasuruan. Dari sisi pengembangan akses keuangan dan UMKM,
proporsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan Jawa Timur telah
mencapai 25,65%, Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan
akses keuangan dan daya saing UMKM, diantaranya melalui edukasi
keuangan, pembentukan klaster, monitoring rasio kredit UMKM, serta
penyelenggaraan dialog mengenai potensi ekspor UMKM.
B. BUMN Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan
1. PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia (Persero)
PT PAL Indonesia (Persero) memproyeksi terjadi peningkatan kontrak
kerja menjadi Rp4,2 triliun sepanjang tahun ini. Peningkatan nilai kontrak
tersebut diharapkan bisa diraih, terutama dari produk-produk andalan
seperti adalah kapal Strategic Sealift Vessel (SSV) serta kapal cepat
rudal (KCR). Amanat UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri
Pertahanan dan Keputusan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP)
Nomor 12 Tahun 2013 diharapkan dapat meningkatkan posisi strategis
sebagai lead integrator kapal kombatan.
Salah satu fokus kapal yang akan digarap PT PAL tahun ini adalah jenis
Kapal Cepat Rudal (KCR). Selain itu, PT PAL juga membuat tiga kapal
9
selam pesanan TNI AL bekerja sama dengan Korea Selatan. Perakitan
ini dilakukan lewat proses alih teknologi dengan Daewoo Shipbuilding
and Marine Engineering (DSME). PT PAL juga tengah mengerjakan
perakitan kapal Landing Platform Deck (LPD) ketiga pesanan TNI AL.
Kapal ini direncanakan untuk selesai dibangun akhir tahun 2018.
Saat ini Jawa Timur memiliki 30 perusahaan galangan kapal yang 23
galangan di antaranya berada di Surabaya, tiga galangan di Madura, tiga
galangan di Banyuwangi dan satu galangan lain di Sidoarjo. Selain itu,
ada sekitar 170 sentra industri kapal kecil di Jatim, di antaranya berada
di Madura, Tuban, Lamongan, Gresik, dan terutama wilayah pesisir.
Penyidik (KPK) memeriksa saksi yaitu Narti Laksono, Kepala Cabang
Bank BRI cabang Mabes TNI Cilangkap pada kasus gratifikasi untuk
tersangka Arief Cahyana (AC) selaku Kepala Divisi Perbendaharaan.
Sebelumnya penyidik KPK melakukan pemeriksaan pada 14 saksi di
Surabaya, tepatnya di kantor BPKP Jawa Timur. 14 saksi ini diperiksa
untuk tiga tersangka penerimaan gratifikasi yakni M Firmansyah Arifin
selaku Direktur Utama, Arief Cahyana selaku Kepala Divisi
Perbendaharaan dan Saiful Anwar selaku Direktur Keuangan sebagai
tersangka gratifikasi bukan terkait fee agensi penjualan dua kapan
perang SSV. Diketahui dugaan penerimaan gratifikasi ketiga tersangka
terbongkar saat penyidik melakukan penyidikan kasus suap fee agensi
penjualan dua kapal perang Strategi Sealift Vessel SSV dari Ashanti
Sales Incorporation (AS Inc). Suap ini terbongkar
setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta dan
Surabaya. Petugas mengamankan uang sejumlah US$ 25,000 sebagai
suap dari AS Inc untuk para pejabat PT PAL Indonesia.
2. PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero)
PT Dok Perkapalan Surabaya/DPS (Persero) mendapat pesanan tiga
kapal dari PT Djakarta Lloyd yang terdiri dari dua unit tug boat atau kapal
tunda dan satu unit kapal tanker berukuran 6.500 DWT. Nilai kontrak dua
unit tug boat mencapai US$8 juta sedangkan nilai kontrak untuk tanker
sebesar US$13 juta sehingga DPS menggenggam kontrak senilai US$21
juta dari Djakarta Lloyd. DPS siap menggenjot produksi seiring turunnya
dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 200 milyar untuk
fasilitas docking. Saat ini, DPS memiliki tingkat produktivitas baja 10.000
ton per tahun yang setara dengan kapasitas pembangunan empat kapal
baru berukuran 6.500. Saat ini PT Dok Perkapalan Surabaya memiliki
empat dermaga terapung (floating dock) yang mampu menampung kapal
berukuran panjang 290 meter. Di segmen perbaikan kapal, Dok
10
Perkapalan Surabaya juga bisa menangani kapal berukuran panjang 310
meter. Fasilitas galangan perseroan juga didukung 24 crane yang dapat
mengangkat sampai dengan 300 ton.
PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero) saat ini tengah mencari mitra
kerja untuk membangun dan mengembangkan galangan kapal baru di
lahan 10 hektar di Lamongan, Jawa Timur untuk memenuhi pesanan dari
beberapa klien yang membutuhkan spesifikasi khusus, seperti PT
Pertamina (Persero). Pertamina akan memesan tujuh kapal tanker
dengan ukuran 7.500 DWT. Saat ini perseroan baru mendapat pesanan
tiga kapal dari PT Djakarta Lloyd (Persero) yang terdiri dari dua kapal
tunda dan satu kapal tanker. Nilai kontrak pembangunan tiga kapal itu
mencapai US$21 juta. Adapun pembangunan kapal diestimasi rampung
pada 2019.
3. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) menandatangani Memorandum of
Collaboration (MoC) dengan PT Muria Sumba Manis, PT Sriboga Flour
Mill, dan PT Adaro Energi guna mengembangkan infrastruktur logistik di
daerah. Kerja sama dengan PT Muria Sumba Manis perusahaan Grup
Djarum yang mengelola perkebunan tebu dan pabrik gula di Sumba,
membutuhkan fasilitas pelabuhan, penunjang pelabuhan, dan peralatan
bongkar muat untuk mendukung operasional pabriknya. di Pelabuhan
Kawasan Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sedangkan, untuk PT Sriboga Flour Mill terkait dengan pengembangan
terminal curah kering akan dibangun di Pelabuhan Tanjung Emas,
Semarang. Pelindo III akan mengoptimalkan penggunaan aset
pelabuhan sehingga Sriboga akan mendapatkan hak pengelolaan dua
bidang tanah sekitar 40.000 meter persegi untuk membangun fasilitas
food grain yang mendukung kebutuhan industri dan masyarakat pada
jangka panjang. Konsep kerja sama yang digunakan adalah BTO (build-
transfer-operate) untuk 16 unit silo, suction, dan dermaga yang 30
persen permodalannya dari Pelindo III dan 70 persen dari Sriboga.
Sementara itu, kerja sama dengan PT Indonesia Bulk Terminal atau anak
usaha dari Adaro yakni pendirian perusahaan patungan untuk
mengembangkan Pelabuhan Mekar Putih di Kalimantan Selatan sebagai
pusat pelabuhan penghubung yang strategis dan terminal curah yang
menangani barang-barang curah kering dan curah cair, serta komoditas
lainnya.
11
Pelindo III berinovasi mempercepat dan mempermudah proses
pemesanan layanan jasa kepelabuhanan dengan meluncurkan aplikasi
mobile, "Home Terminal". Ada empat fitur layanan yang terintegrasi
dengan sistem operasi terminal (TOS). Yakni mulai dari vessel
service, port activities, logistics, dan container management. Fitur
tersebut juga memungkinkan pengguna jasa memantau pergerakan
kapal dan barangnya secara langsung (real-time online). Pada tahap
awal aplikasi tersebut ditujukan untuk pelayanan kapal (vessel service),
meliputi pemanduan (pilotage), penundaan (towage), penyandaran kapal
(vessel berthing), pengisian bahan bakar (bunkering) dan pengisian air
bersih (fresh water). Selain itu juga jasa tambat (mooring/unmooring),
pelayanan kapal (vessel handling), port clearance, penampungan limbah
(waste disposal), daya kelistrikan (shore plug electricity), crew transfer,
dan jasa terkait lainnya. Aplikasi Home Terminal diimplementasikan
bertahap mulai 1 Februari 2018 untuk vessel services di TPS dan TTL,
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Tahap berikutnya di bulan Maret
akan diperluas ke layanan terminal (port services) di seluruh terminal di
Tanjung Perak. Kemudian di bulan April penerapannya sudah meningkat
hingga layanan logistik sampai ke depo peti kemas dan tahap
selanjutnya yakni container management. Home Terminal adalah
sepenuhnya hasil karya anak bangsa dari tim IT (information
technology) Pelindo III. Didukung dengan sinergi sejumlah entitas
internal dalam grup usaha, seperti PT Terminal Petikemas Surabaya
(TPS), PT Terminal Teluk Lamong (TTL), PT Pelindo Marine Service
(PMS), PT Lamong Energi (LEGI), PT Pelindo Energi Logistik (PEL), dan
PT Berkah Multi Cargo (BCM).
Pelindo III bekerjasama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk menerbitkan e-Port untuk digunakan para pengguna Jasa
Kepelabuhanan yang ada di lingkungan kerja Pelindo III yaitu Semarang
dan sekitarnya, serta akan diperluas ke beberapa kawasan di Indonesia
bagian Timur. Penerapan e-Port tersebut menjadi salah satu sistem
pembayaran terintegrasi (Integrated Payment System) yang meliputi
Billing System, Autocollection, dan E-Port TapCash. E-port dapat
digunakan untuk berbagai pembayaran seperti di gate masuk pelabuhan,
pembelian tiket, pembayaran krantina, gudang, hingga transaksi di
merchants. Kartu e-Port dapat diisi ulang melalui ATM BNI berlogo
TapCash, Kantor Cabang BNI, BNI SMS Banking, Alfamart, dan
Electronic Data Capture (EDC) yang disediakan di lingkungan
Pelabuhan. Ke depan beberapa pelabuhan yang juga akan menjadi
12
lokasi penggunaan Kartu TapCash e-Port adalah Pelabuhan Tanjung
Benoa, Bali dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) akan menerbitkan obligasi global
(global bond) pada semester I-2018. Pelindo III membutuhkan investasi
sebesar Rp 18 triliun dalam dua tahun. Sementara, sebesar Rp 12 triliun
akan didapat melalui pendanaan dari luar. Sebelumnya, Pelindo III telah
memperoleh obligasi global sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 5,97
triliun (dengan kurs Rp 11.954) pada tahun 2014. Suntikan modal itu
diperoleh dari tiga penerbitan obligasi (bond issuer) terkemuka, yakni
ANZ, Credit Suisse, dan Standard Chartered. Suntikan tambahan dari
penerbitan obligasi itu akan dialokasikan sekitar 70 persen kepada anak
perusahaan. Mulai proyek pengembangan Pelabuhan Tanjung Benoa
Bali, Gili Mas Lombok, Tanjung Emas Semarang, hingga revitalisasi 11
terminal penumpang di seluruh wilayah kerja Pelindo III.
PT Pelindo III (Persero) mengakuisisi saham entitas swasta PT Alur
Pelayaran Barat Surabaya (APBS). APBS merupakan perusahaan
patungan antara Pelindo III dengan kontraktor pengerukan asal Belanda,
Van Oord, dan perusahaan swasta nasional, PT Gerbang Samudera
Utama (GSU). Sebelumnya perusahaan jasa kepelabuhanan pelat merah
itu memiliki 60% saham APBS melalui anak usahanya, yakni PT Pelindo
Marine Service (PMS). Sisanya dimiliki oleh Van Oord dan GSU masing-
masing sebesar 20%. Pelindo III mengakuisi masing-masing 15% saham
dari Van Oord dan GSU. Sehingga kini Pelindo III memiliki kontrol penuh
dengan 90% saham. Kepemilikan saham mayoritas di APBS membuat
Pelindo III semakin gesit mengambil keputusan bisnis. Apalagi kini
Pelindo III mengintegrasikan pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak
dan Pelabuhan Gresik dalam konsep Great Surabaya Metropolitan Port.
Beberapa terminal di Pelabuhan Tanjung Perak sudah direkonfigurasi
sesuai jenis komoditasnya untuk meningkatkan produktivitas bongkar
muat. Kemudian Pelindo III juga membangun beberapa terminal baru,
seperti Terminal Teluk Lamong dan Terminal Manyar di JIIPE (Java
Integrated Industrial and Port Estate). “Maka traffic (arus) kapal akan
semakin ramai melalui APBS. Pelindo III pada tahun 2015 telah berhasil
menyelesaikan proyek revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya
dengan nilai pekerjaan mencapai USD73 juta. Alur pelayaran sepanjang
25 mil tersebut menjadi akses laut menuju Pelabuhan Tanjung Perak dan
Pelabuhan Gresik, Jawa Timur (Jatim) dikembangkan dari semula
dengan lebar 100 meter dan kedalaman sekitar -9,5 meter LWS (low
water spring/rata-rata permukaan air) menjadi selebar 150 meter dengan
13
kedalaman mencapai -13 meter LWS. Sehingga memiliki kedalaman
yang cukup untuk mengakomodir kapal-kapal yang berbobot lebih besar.
Jumlah kapal yang melalui APBS sepanjang tahun 2016 sebanyak 1.105
unit atau setara dengan total bobot kapal yang mencapai lebih dari 27
juta gros ton. Kemudian meningkat pada tahun 2017 dengan jumlah
kapal sebanyak 2.857 unit atau setara dengan lebih dari 53 juta gros ton
bobot kapal. Sehingga peningkatan year on year untuk periode tersebut
untuk arus kapal sebesar 158,5% dan untuk bobot kapal sebesar 96,3%.
PT Pelindo III (Persero) memperluas fasilitas lapangan penumpukan peti
kemas (container yard) di Terminal Teluk Lamong (TTL), Pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya dari eksisting 10 blok dengan kapasitas 1 juta
TEUs, menjadi 15 blok dengan kapasitas mencapai 1,5 juta TEUs.
Pelindo III berinvestasi untuk perluasan CY (container yard/lapangan
penumpukan) tahap kedua ini senilai hampir Rp400 miliar. Peninggian
dermaga Terminal Samudera ditujukan untuk mengembangkan dari
semula dermaga untuk general cargo menjadi dermaga peti kemas.
Nantinya, container crane (alat angkat peti kemas) di Terminal Peti
Kemas Semarang akan ada yang dipindahkan ke Terminal Samudera,
serta terkoneksi dengan jalur rel kereta api.
Pelindo III akan mempercantik dan memperluas terminal penumpang
Pelabuhan Benoa, Bali. Hal tersebut dilakukan untuk menyambut
Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali pada 12-14 Oktober.
Bangunan terminal penumpang yang semula berkapasitas 950 orang
akan diperbesar untuk menampung 3 500 turis, yang bangunannya
seluas 5 600 meter persegi. Pelindo III sudah memiliki masterplan
(rencana jangka panjang) untuk mengembangkan Pelabuhan Benoa
agar semakin menarik cruise internasional untuk bersandar. Saat ini
Benoa merupakan cruise hub-port utama di Indonesia. Kapal pesiar
internasional dapat menaikkan dan menurunkan penumpang di gerbang
laut wisata Pulau Dewata tersebut.
C. BUMN Bidang Usaha Energi, Logistik, Pertambangan dan Industri
Stragegis
1. PT Pupuk Indonesia (Persero)
PT Pupuk Indonesia (Persero) mengalokasikan anggaran belanja modal
atau capital expenditure (capex) mencapai Rp 5,5 triliun. Sebagian besar
akan digunakan untuk pembangunan pabrik pupuk nitrogen,
phosphorous, dan potassium (NPK). Di Indonesia, kebutuhan pupuk
NPK masih tinggi, sedangkan suplai masih kurang, sehingga dipenuhi
14
dengan impor. Kebutuhan pupuk NPK dari tahun ke tahun semakin naik,
karena petani mulai sadar dan beralih dari pupuk tunggal (urea) ke
pupuk majemuk (NPK). Rencananya, pabrik pupuk tersebut akan
dibangun di Palembang, Aceh, Kalimantan Timur, dan Cikampek,
dengan total kapasitas mencapai 2,2 juta ton. Pembangunan pabrik-
pabrik tersebut nantinya akan fokus di lokasi-lokasi yang memang sudah
memiliki pabrik, tetapi belum memproduksi pupuk NPK. Investasi yang
diperlukan untuk pembangunan satu pabrik berkisar Rp 1 triliun hingga
Rp 1,5 triliun.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga berencana membangun pabrik baru di
wilayah Iskandar Muda, Aceh. Di mana pabrik tersebut akan memiliki
kapasitas sebesar 1 juta ton per tahunnya.Kemudian akan ada dua
pabrik baru di wilayah Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi
masing-masing 500 ribu ton per tahun. Selanjutnya ada pembangunan
pabrik di wilayahnya Pupuk Kujang di Jawa Barat yang memiliki
kapasitas 200 ribu ton per tahun. Dan yang terakhir adalah
pembangunan di wilayah pupuk Sriwijaya dengan kapasitas produksi
200 ribu ton per tahunnya
PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan kebutuhan pupuk untuk
Jawa Timur tercukupi. Stok pupuk ini dapat memenuhi kebutuhan petani
untuk musim tanam, hingga 8 Maret 2018, stok di provinsi Jawa Timur
untuk pupuk urea di gudang saat ini mencapai 161.003 ton, NPK
sebesar 95.967 ton, SP-36 sebesar 18.869 ton, ZA sebesar 36.210 ton
dan organik sebesar 35.406 ton, keseluruhannya siap disalurkan ke 38
kabupaten dan kota di Jawa Timur. Dalam menjamin distribusi pupuk
urea bersubsidi dan mencegah terjadinya penyimpangan penyaluran di
lapangan, pemerintah menerapkan sistem distribusi pupuk bersubsidi
secara tertutup dengan mempergunakan sistem distribusi dengan
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
PT Pupuk Indonesia menargetkan menandatangani Perjanjian Jual Beli
Gas (PJBG) dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT
Pertamina (Persero) di sektor hulu migas. PHE akan memasok
kebutuhan gas Pupuk Indonesia sebesar 95 juta kaki kubik per hari
(MMSCFD) dari Lapangan Senoro. Lapangan Senoro merupakan bagian
dari Wilayah Kerja (WK) Migas Senoro, Toili, Sulawesi Tengah.
PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan pembinaan melalui BUMDes
(Badan Usaha Milik Desa) dalam penyerapan gabah petani yang
15
menjalin kerja sama dengan anak usaha Pupuk Indonesia yaitu PT
Pupuk Indonesia Pangan dan PT Pupuk Kujang dalam hal penyaluran
distribusi pupuk. Hasil gabah petani dibeli oleh PT Mitra Desa Bersama
Tempuran, setelah itu diproses menjadi beras di mesin pengolahan
gabah atau Rice Mill milik PT Pupuk Indonesia Pangan yang kemudian
hasilnya, berasnya dijual. Dengan begitu, harganya juga lebih bagus
bagi petani itu sendiri sehingga dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan petani. Untuk penyaluran pupuk PT Mitra Desa Bersama
Tempuran telah membuka kios pupuk dan Saprotan untuk dapat
memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi
2. PT Barata Indonesia (Persero)
PT Barata Indonesia (Persero) melakukan kerjasama dengan PT
Perkebunan Nusantara (PTPN) X untuk pembuatan workshop bersama
di Pabrik Gula Watoetoelis dan Barata Indonesia menyuplai komponen
pabrik gula untuk PTPN X. Sebelumnya Barata Indonesia melakukan
revitalisasi PG Rendeng,Kudus dari 2.500 TCD menjadi 4.000 TCD.
PT Barata Indonesia (Persero) semakin menunjukkan eksistensi sebagai
perusahaan yang memiliki kompetensi di bidang pembangkit listrik
tenaga terbarukan dengan merampungkan Pembangkit Listrik Tenaga
Mini Hidro (PLTM) Lodagung (2x650 kW) yang merupakan sinergi
antara Barata Indonesia dengan Perum Jasa Tirta I. Proyek tersebut
menambah daftar proyek pembangkit listrik energi terbarukan yang
pernah dikerjakan oleh Barata Indonesia. Mulai dari PLTM Walesi (500
kW), PTLM Cipayung 4-B (300 kW) PLTM Kayu Aro (950 kW) serta
PLTM Parmonangan. Barata Indonesia juga mendapatkan kontrak untuk
mengerjakan PLTM Batang Toru 3 (2x5 MW) di Sumatera Utara.
PT Barata Indonesia (Persero) melakukan kerja sama strategis dengan
Siemens Aktiengeseilschaft untuk memasok turbin uap industri
khususnya industri gula. Guna percepatan penguasaan teknologi,
kerjasama dengan Siemens AG ini juga meliputi program capacity
building SDM Barata melalui program internship serta pelatihan dalam
bidang terkait.
PT Barata Indonesia (Persero) melakukan penandatangan
Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Indonesia Power,
anak perusahan PT PLN (Persero) untuk melakukan kerjasama di
bidang pembangkit listrik sebagai partner penyedia komponen dan
16
memberikan layanan maintenance pembangkit listrik di lingkungan PT
Indonesia Power.
PT Barata Indonesia (Persero) melakukan penandatanganan kerja sama
dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) III untuk pembangunan
fasilitas peralatan crane di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Barata
Indonesia memproduksi empat buah rubber tyred gantry crane (RTGC)
yang digunakan di Pelabuhan Tanjung Perak serta rail mounted harbour
crane (RMHC) untuk Pelabuhan Bontang.
3. PT Semen Indonesia (Persero)
PT Semen Indonesia (Persero) menjalin kerja sama dengan PT PLN
(Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam memanfaatkan Fly
Ash dan Bottom Ash (FABA).
Semen Indonesia akan dipermudah dalam mendapatkan bahan baku.
Sementara PLN serta Pupuk Indonesia akan lebih mudah mengeluarkan
produk sampingan dari hasil pembakaran pembangkit. Produksi FABA
dari pembangkit saat ini sebanyak 10.886.400 ton. Jumlah itu terdiri dari
produksi FABA pembangkit PLN sebanyak 5.234.400 ton dan produkai
FABA dari pembangkit swasta (IPP) sebesar 5.652.000 ton. Selama ini
produkai FABA itu dikerjasamakan secara bisnis ke bisnis ke
perusahaan semen asing swasta, Holcim. Potensi kebutuhan FABA
Semen Indonesia sebanyak 3.219.168 ton per tahun.
Ribuan orang yang tergabung di Jaringan Aspirasi Masyrakat (Jaring
Mas) warga terdampak Ring Satu PT Semen Gresik menggelar aksi
demo di depan Gedung Utama PT Semen Indonesia di Desa
Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Tuntutan yang diaspirasikan adalah CSR yang belum tepat sasaran,
tentang transparasi rekrutmen tenaga kerja dan terakhir terkait sengketa
tanah warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek, yang diserobot perusahaan
sejak 2002 dan kini masih dalam sengketa.
Tingkat konsumsi semen di Indonesia masih rendah. Konsumsi semen
di Indonesia apabila dihitung berdasarkan jumlah populasi penduduk
angkanya 260 kg/orang/tahun. Jumlah yang kecil jika dibandingkan
negara jiran Malaysia yang angkanya di atas 600 kg/orang/tahun. Atau
bahkan Vietnam di atas 500 kg/orang/tahun. Saat ini, total produksi
semen secara nasional mencapai 100 juta ton per tahun, total produksi
Semen Indonesia adalah 30 juta ton per tahun dari total produksi
nasional. Sementara konsumsi semen secara nasional untuk tahun 2017
17
sebesar 70 juta ton. Dari total 70 juta ton konsumsi nasional, sebanyak
60 persen terserap di Pulau Jawa. Sementara Sumatera 20 persen,
Sulawesi sekitar 7-8 persen, Bali dan Nusa Tenggara 6 persen,
Kalimantan 4 persen, serta Papua dan Maluku 2 persen.
Untuk memenuhi kebutuhan semen di Pulau Jawa yang menyedot 60
persen konsumsi semen nasional, Semen Indonesia mengandalkan
pabrik semen Tuban yang berkapasitas 14 juta ton. Sementara Lafarge
Holcim memiliki 5 juta ton di Cibinong, 2,5 juta ton di Cilacap dan 3,4 juta
ton di Tuban. Sedangkan Heidelberg melalui Indocement memiliki
kapasitas 22 juta ton di Citeureup dan 2,5 ton di Cirebon. Penguasa
pasar semen di Jawa Timur adalah Semen Gresik (produksi Semen
Indonesia) sebesar 75 persen, diikuti Holcim 12 persen dan Indocement
dengan produk Semen Tiga Roda sebesar 9 persen. Sementara di
Jateng dan DIY, penguasa pasar juga Semen Gresik sebesar 43 persen,
diikuti Indocement 30 persen. Sedangkan Jawa Barat memang dikuasai
Semen Tiga Roda Indocement sebesar 50 persen, disusul Semen
Gresik dan Holcim. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia,
melonjaknya produksi tersebut karena ada lima pabrik baru yang
mulai beroperasi pada tahun ini,yakni pabrik Semen Jawa milik SCG
(Siam Cement Group), lalu Semen Merah Putih dari PT Cemindo
Gemilang, Semen Bosowa dan Semen Bima serta Semen Tiga Roda
(PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk). Kondisi oversupply, dipicu oleh
beroperasinya sejumlah pabrik baru seperti Semen Conch di Kalimantan
Selatan, Semen Garuda di Jawa Barat, pabrik baru PT Holcim Indonesia
Tbk (SMCB) di Tuban, pabrik semen BIMA di Jawa Tengah, serta pabrik
baru PT Semen Bosowa.
D. BUMN Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi
1. PTPN X
PTPN X Targetkan Produksi 397.341 Ton Gula Pada 2018, sedangkan
produksi gula pada 2017 adalah sebesar 343.747 ton dengan rata-rata
rendemen sebesar 7,93% dan produktivitas sebesar 5,97 ton per hektar.
Angka produksi gula ini menunjukkan kontribusi PTPN X sekitar 16%
dalam produksi gula nasional, sekaligus menjadikan PTPN X sebagai
produsen gula terbesar se-Indonesia. Dari sisi tembakau, target produksi
daun hijau sebesar 16.008.563 kg dengan produktivitas 19.334 kg/Ha.
Tahun 2018, PTPN X akan menggiling 4,9 juta tebu dengan target
rendemen sebesar 8,01%. Sedangkan untuk produksi gula, PTPN X
menargetkan 397.341 ton, meningkat 15,6% dibandingkan tahun 2017.
18
Salah satu upaya strategis yang dilakukan di sisi on farm adalah
peningkatan engagement dengan petani. Pada sisi off farm, PTPN X
juga fokus pada perbaikan mesin dan juga investasi alat-alat pabrik
guna menghasilkan gula yang berkualitas sesuai dengan SNI.
Diversifikasi usaha dan optimalisasi aset juga merupakan langkah
strategis PTPN X di tahun 2018 ini. Diversifikasi usaha yang dilakukan
adalah produksi gula ritel kemasan 1 Kg. Gula ritel ini siap diproduksi
pada Bulan Juni 2018 dengan kapasitas produksi 60 ton per hari.
Nantinya, gula ritel akan diproduksi di Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru
Kediri. Diversifikasi lainnya adalah PTPN X akan memproduksi pellet
dari baggase dengan kapasitas 3 ton per jam. Awal produksi pellet akan
dilakukan di Bulan Juli 2018 dengan kemasan 25 kg. Optimalisasi aset
PTPN X memanfaatkan aset bangunan di PG Toelangan sebagai
gedung pertemuan dan aset PG Watoetoelis
sebagai workshop peralatan pabrik. Selain itu, lahan idle milik PTPN X
juga akan dimanfaatkan untuk menanam kedelai edamame, kayu
sengon, jahe, dan sereh wangi.
Bank Jatim mendukung pengembangan produksi gula di Jawa Timur.
Salah satunya dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X melalui
skim KPPA (Kredit Koperasi Primer untuk Anggota). Kredit yang
disalurkan kepada KPTR (Koperasi Petani Tebu Rakyat) di wilayah
PTPN X sebesar Rp 100,5 miliar. Kredit tersebut disalurkan untuk 10
Pabrik Gula (PG) PTPN X yaitu PG Kremboong, PG Watoetoelis, PG
Tulangan, PG Gempolkrep dan PG Tjoekir. Selain itu juga untuk KPTR
di PG Lestari, PG Ngadiredjo, PG Pesantren baru, PG Meritjan dan PG
Modjopanggoong. Sementara itu, Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo
Annurogo mengatakan, supply bahan baku tebu di PTPN X 90 persen
diantaranya berasal dari petani. Karena itu KPPA sangat bermanfaat
untuk membina kemitraan dengan petani tebu.
2. PTPN XI
Dalam rangka transformasi bisnis dan pengembangan asset PTPN XI
dan berdasarkan PER-03/MBU/08/2017 tanggal 14 Agustus 2017
tentang Pedoman Kerja Sama Badan Usaha Milik Negara serta
Peraturan Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) No.
3.00/PER/01/2018 tentang SOP Kerjasama Pemanfaatan Aset, maka
PT Perkebunan Nusantara XI membuka kesempatan kepada semua
pihak yang berkompeten untuk bekerjasama dengan skema : (a)
Bangun Guna Serah (BOT); (b) Bangun Serah Guna (BTO); (c) Kerja
19
sama Operasional (KSO); (d) Kerja sama Usaha (KSU); (e) Kerja sama
Lisensi (KSL)
Adapun aset-aset yang akan dikerjasamakan adalah sebagai berikut:
a. Integrated Sugar Refinery Annexed with Food Industry Pabrik Gula
Kedawoeng.
b. Pengembangan Pabrik Gula Wonolangan
c. Pembangunan Pabrik Gula cair di PG Padjarakan
d. Pembangunan Pabrik Gula baru di Situbondo
e. Tanah kosong persil 2 seluas 510 m2 di Siwalankerto,
f. SurabayaTanah kosong persil 3 seluas 538 m2 di Siwalankerto,
g. SurabayaTanah kosong persil 4 seluas 1.415 m2 di Siwalankerto,
h. Surabaya Lahan eks KDT PK. Rosella Baru seluas 19.200 m2 di
Kota Lumajang
i. Lahan seluas 2.007 m2 berada di Yosenan, Madiun
j. Lahan seluas 44.010 m2 berada di Peterongan, Jombang
k. Pembangunan Hotel di depan PG Pandji Situbondo tanah
seluas 11.000 m2
l. Pembangunan Heritage & Edupark di Pabrik Gula Olean, Situbondo
m. Pengembangan dan Operasional Pabrik Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) di Pradjekan, Bondowoso
Komitmen menyelesaikan proyek revitalisasi juga terlihat di PG Djatiroto,
meskipun progress total revitalisasi masih mencapai kisaran 60%, tetapi
dengan peralatan existing PG Djatiroto masih bisa melakukan aktivitas
giling tahun 2018. Meskipun demikian diharapkan kualitas GKP produksi
memenuhi SNI dengan icumsa kurang dari 200. 2018 kami masih
menggunakan sulfitasi, tetapi 2019 nanti diganti remelt karbonatasi
sehingga icumsa diharapkan kurang dari 100", kata Agus Noor Widodo
General Manager PG Djatiroto. Revitalisasi PG Djatiroto dilaksanakan
oleh konsorsium Hutama Karya-UTTAM-Euroasiatic dengan capaian
peningkatan kapasitas giling menjadi 10.000 TCD, excess power 10MW
dan Icumsa kurang dari 100.
PTPN XI meminta dukungan kebijakan pemerintah adanya ketersediaan
lahan tebu di Jatim termasuk regulasi yang mendukung pengembangan
industri gula dan komoditas beserta program teknis lainnya. Hal ini
terungkap dalam diskusi bertajuk Revitalisasi Agroindustri Menuju
Industri Mandiri yang di gelar PTPN XII bersama Jawa Pos Group pada
Senin (29/01/2018) di Graha Pena Surabaya.
Saat ini yang sudah masuk revitalisasi adalah PG Djatiroto di Lumajang
yang akan ditingkatkan menjadi 10.000 TCD dan PG Assembagoes di
20
Situbondo akan ditingkatkan menjadi 6.000 TCD, perbaikan mutu
produksi memenuhi kualitas SNI dan pengembangan Co Generation 10
MW. Sedangkan jangka panjang PTPN XI akan memodernisasi 5 PG
masing-masing menjadi 4.000 TCD, dan berencana membangun PG
baru di Kabupaten Situbondo dengan kapasitas giling 6.000 TCD.
Dengan peningkatan kapasitas produksi juga mengarah pada
kemandirian energi yang menghasilkan energi baru terbarukan yakni
exces power, biofuel.
Sementara jangka pendek yang sudah dilakukan PTPN XI memperluas
lahan tebu dan pemenuhan bahan baku gula melalui proyek Agro
Forestry kerjasama dengan Perum Perhutani seluas 374,9 ha untuk
budidaya tanaman tebu di lahan Perum Perhutani Wilayah Padangan,
Bojonegoro, Ngawi, dan Saradan pada Maret 2017, serta pemanfaatan
lahan Pemkab Jember seluas 25 ha untuk budidaya tanaman tebu.
Investasi pengadaan lahan 367 ha untuk budidaya tanaman tebu dan
agrowisata di daerah Baluran Situbondo.
Turunnya produksi tebu tahun lalu dipengaruhi oleh konsolidasi lahan
dan petani yang belum optimal, serta tumpang tindih tata guna lahan
dengan komoditas pangan lain dan alih fungsi lahan tebu. Termasuk
penyediaan sarpras dan kredit petani tidak tepat waktu. Dari sisi biaya
produksi juga meningkat tapi HPP belum kompetitif dengan harga gula
dunia.
3. PTPN XII
Perkebunan karet milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII di Kebun
Pancursari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dijarah dan dibakar oleh
warga. Akibat kejadian itu sekitar 16 ribu dari 21 ribu pohon karet
mengalami kerusakan. Kebun karet merupakan investasi selama 25
tahun. Dengan luas 230 ha dan sudah berumur 2-3 tahun. Itu sebabnya
PTPN XII berusaha keras membendung segala bentuk penjarahan lahan
dan aset Negara agar tidak seperti kasus di Kebun Kalibakar, Malang,
seluruh aset negara seluas 2.050 ha dikuasai warga sejak 1998.
Kebun Pancursari mengelola 3.050 ha terdiri atas 2.200 ha kebun
cengkeh dan karet, 550 ha hutan konservasi, 300 ha emplacement.
Rencananya, investasi karet bakal dikembangkan hingga seluas 1.200
ha. Sedangkan kebun cengkeh 800 ha. Sisanya, 200 ha untuk tanaman
kayu. Sekarang, kebun karet sudah mencapai 856 ha. Untuk kebun
cengkeh 900 ha. Tahun depan, 100 ha akan dikonversi ke karet. Bagi
21
PTPN XII, karet menjadi komoditas andalan perusahaan. Pasalnya
harga karet dunia ada tren terus membaik seiring harga minyak dunia.
Manajer Kebun Pancursari PTPN XII Malang Hendrianto menyatakan
kerugian akibat penjarahan dan pembakaran lahan bisa mencapai
Rp123 miliar. Hal itu didasarkan pada investasi karet di 230 ha mampu
produksi selama 25 tahun dengan harga karet rata-rata US$2 per kg.
Adapun rincian kerugian itu yakni kebun seluas 177,03 ha senilai Rp1,3
miliar di Afdeling Sumberkerto/Sumbermanggis. Kerugian lainnya,
lanjutnya, seluas 14,05 ha tanaman karet mengalami kerusakan di
Afdeling Bumirejo, Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Kerugian di afdeling itu sebesar Rp224,8 juta. Bahkan, pascapenjarahan
atas kerja sama operasi petani lain di Afdeling Bumirejo senilai
Rp827,470 juta. Selain itu perusakan dan pembakaran tanaman karet
38,92 ha dengan tanaman sebanyak 16.721 tegakan, kerugiannya
Rp3,429 miliar.
Anak usaha PTPN XII, PT Rolas Nusantara Mandiri berupaya
meningkatkan pemasaran kopi lewat kafe Cup of Java milik PT Sarinah
(Persero). Selain kopi, produk PTPN XII seperti cokelat dan teh bakal
dipasarkan di jaringan retail Sarinah. Cup of Java juga bakal dibuka di
gerai Sarinah di Semarang dan Malang, serta kerja sama sinergi dengan
BUMN lainnya, seperti bandara-bandara Angkasa Pura.
E. BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan
1. PT BNI (Persero) Tbk
Program Serap Gabah (Sergab) 46 yang digelar PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bersama PT Pertani (Persero) di Provinsi
Jawa Timur telah mampu menyerap sekitar 700 ton gabah petani.
Program yang dilaksanakan untuk menstabilkan harga jual gabah
ditingkat petani berbasis Kartu Tani telah digelar di tujuh kabupaten di
Jawa Timur, yaitu di Mojokerto, Madiun, Pasuruan, Jember, Nganjuk,
Mojokerto dan Banyuwangi. Pada Program Sergab46
ini, BNI mengutamakan pembelian gabah pada harga pasar untuk para
petani yang telah menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI dan
pemegang Kartu Tani BNI. Sejak Sergab46 digelar mulai 20 Maret
2018, BNI dan BUMN pendukung lainnya telah menyerap gabah di
Madiun sebanyak 210 ton dari lahan sawah seluas 30 hektar (ha);
kemudian di Mojokerto sebanyak 176 ton gabah dari 19,8 ha sawah;
dilanjutkan di Pasuruan dengan pembelian sebanyak 175 ton gabah dari
25 ha sawah yang panen. Sergab46 juga menyerap sebanyak 105 ton
22
gabah di Jombang dari 15 ha sawah; kemudian 24 ton gabah di Kediri
dari 4 ha sawah; serta 9 ton gabah di Banyuwangi dari sawah seluas 1,3
ha. Para petani di kawasan ini telah menerima KUR BNI, yang rata-rata
sebesar Rp 9 juta per ha sawah. Setelah hasil panen petani diserap oleh
BUMN pangan dalam hal ini Pertani, selanjutnya Petani mendapatkan
kembali fasilitas KUR untuk musim tanam berikutnya dan proses ini akan
berkelanjutan terus. Saat ini, jumlah Kartu Tani yang telah
disalurkan BNI kepada petani di Jawa Timur mencapai 870.628 kartu.
Kartu Tani ini berperan sebagai sarana pemantau yang dapat
menunjukkan lokasi panen dalam rangka penyerapan gabah.
BNI memberikan perhatian serius kepada keberhasilan pertanian para
petani kopi di Banyuwangi. BNI bersinergi dengan PTPN12 untuk
memberikan dukungan maksimal kepada para petani kopi ini. Dukungan
BUMN kepada petani kopi diperlukan karena produktifitas tanaman
semakin lama cenderung menurun, selain itu petani kopi didominasi oleh
karyawan dan letaknya berbatasan dengan kebun PTPN 12. Terjadinya
idle capacity karena kuantum bahan baku kopi masih dibawah kapasitas
pabrik. Dukungan juga diperlukan karena harga pokok pengolahan
tinggi. KUR BNI telah menyentuh 384 petani kopi di Banyuwangi dan
sekitarnya. Nilai KUR yang disalurkan ke petani kopi mencapai Rp 3
miliar lebih.
BNI menargetkan pertumbuhan kredit di 2018 berada di kisaran 13
persen sampai 15 persen. Pada kuartal I/2018, kredit BNI yang tersalur
sebesar Rp 439,46 triliun. Hal tersebut dikontribusi oleh kredit korporasi
sebesar Rp 216,09 triliun atau tumbuh 10,9 persen yoy. Sementara
untuk kredit segmen menengah dijaga dengan pertumbuhan konservatif
yaitu 5,8 persen yoy, sebesar Rp 3,66 triliun. Kredit segmen kecil juga
mencatatkan pertumbuhan yang baik yaitu 13,4 persen yoy atau
sebesar Rp 57,73 triliun. Untuk menjaga pertumbuhan kredit korporasi,
BNI menerapkan kebijakan penyaluran kredit antara lain pemberian
kredit kepada high quality corporates baik badan usaha milik negara
(BUMN) maupun perusahaan swasta utama (Major Player Private
Corporates). BNI juga hanya memberikan pembiayaan pada corporates
cash flow generator, antara lain dengan memberikan pinjaman kepada
operating company, bukan hanya kepada holding company. Selain itu,
BNI juga selalu mengupayakan perbaikan proses pemberian kredit
dengan semakin memperkuat kemampuan para industry specialist.
Portofolio pinjaman infrastruktur masih menjadi salah satu prioritas BNI
dalam menumbuhkan pinjaman pada segmen korporasi, di mana pada
23
kuartal I/2018, kredit infrastruktur tumbuh 15,3 persen yoy, yang
didominasi oleh pembiayaan proyek-proyek konstruksi dan jalan tol.
Pada sektor kredit menengah, BNI mengupayakan strategi pertumbuhan
yang selektif dan berkualitas melalui beberapa langkah inisiatif strategi
seperti supply chain financing, yaitu pemberian pembiayaan kepada
debitur menengah yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan nasabah
korporasi BNI. Untuk menjaga kualitas kredit dan ekspansi bisnis di
segmen kredit kecil, BNI menerapkan beberapa strategi antara lain
pemberian kewenangan memutus kredit kepada cabang yang diiringi
dengan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di
bidang perkreditan. Pada segmen konsumer, payroll loan masih tetap
menjadi prioritas BNI, di mana pada kuartal I/2018, payroll
loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 45,4 persen yoy, yaitu dari Rp
13,12 triliun pada kuartal I/2017 menjadi Rp 19,07 triliun pada kuartal
I/2018. Pada kuartal I/2018, kartu kredit dan kredit pemilikan rumah serta
apartemen atau BNI Griya juga mencatatkan pertumbuhan yang
membaik, yaitu masing-masing sebesar 8,2 persen dan 4,2 persen yoy.
Kredit BNI tidak hanya tumbuh melainkan juga semakin berkualitas. Hal
itu ditandai oleh membaiknya rasio kredit bermasalah atau non
performing loan (NPL) yang mengalami penurunan dari 3,0 persen pada
kuartal I/2017 menjadi 2,3 persen pada kuartal I/2018. Karena perbaikan
kualitas kredit tersebut, BNI mampu menjaga credit cost relatif stabil
pada posisi 1,7 persen. Sementara itu, coverage ratio juga mengalami
perbaikan dari 147,1 persen pada kuartal I/2017 menjadi 148,0 persen
pada kuartal I/2018. Rasio Loan to Deposit (LDR) BNI berada pada level
90,1 persen, sehingga masih cukup untuk mendukung pertumbuhan
kredit BNI.
2. PT BRI (Persero) Tbk
Belasan nasabah bank BRI di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kehilangan
uang tabungannya secara misterius. Adanya aktivitas skimming dan saat
ini sudah ditangani oleh BRI pusat. Terkait hilangnya uang nasabah di
beberapa kantor unit BRI Cabang Kediri, Otoritas Jasa Keuangan ( OJK)
Kediri, Jawa Timur memberikan pembinaan aktif kepada seluruh kantor
perbankan agar kasus skimming BRI tidak terulang. Selain memberikan
pembinaan terhadap sejumlah bank, OJK juga meminta BRI untuk
menjaga sistem keamanan internalnya agar hal serupa tidak kembali
terjadi. Dengan adanya kasus tersebut, BRI berjanji akan segera
mengganti kartu debit yang masih menggunakan magnetic stripe
dengan teknologi chip. Magnetic stripe yang berada di bagian belakang
24
kartu sering disebut juga sebagai magstripe. kadang disebut dengan
swipe card (kartu gesek)
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara nasional untuk tahun
2016 mencapai Rp 94,4 triliun, sedangkan untuk di Jawa Timur,
penyaluran KUR mencapai Rp 16,3 triliun tahun 2017, naik sebesar
20,7% dibandingkan tahun 2016 yang penyalurannya sebesar Rp 14,6
triliun. Provinsi Jawa Timur menempati peringkat kedua setelah Provinsi
Jawa Tengah sebesar Rp 16,9 triliun. Sementara posisi ketiga adalah
Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 12,4 triliun. Untuk luar Jawa,
penyaluran KUR tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp 5,8
triliun dan Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp 4,3 triliun. Penyaluran
KUR di sektor produksi (pertanian, kelautan dan perikanan, industri
pengolahan, konstruksi, jasa-jasa) mencapai sebesar Rp 40,9 triliun
(42,3%). Sedangkan penyaluran KUR di sektor perdagangan mencapai
sebesar Rp 55,8 triliun (57,7%). Dibandingkan dengan kinerja tahun
2016, penyaluran KUR di sektor produksi sampai dengan 31 Desember
2017 meningkat sebesar 9% (yoy). Untuk mencapai target penyaluran
KUR sektor produksi tersebut, pemerintah juga mendesain KUR Khusus.
Skema KUR Khusus ditujukan untuk komoditas perkebunan rakyat,
peternakan rakyat, dan perikanan rakyat. KUR Khusus diberikan kepada
kelompok dengan Di tahun 2018, target penyaluran untuk sektor
produksi menjadi minimum sebesar 50% dari target total penyaluran
sebesar Rp 120 triliun.menggunakan mekanisme tanggung renteng
termasuk pengusaha pemula yang ikut dalam kelompok, dan dikelola
secara bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan mitra
usaha. KUR Khusus ini bisa untuk membiayai peremajaan perkebunan
kelapa sawit rakyat, pembelian kapal bagi nelayan dan penggemukan
ternak rakyat. Adapun plafon KUR Khusus adalah di atas Rp 25 juta
sampai dengan Rp 500 juta untuk setiap individu anggota kelompok.
3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Ratusan nasabah Bank Mandiri di Surabaya mendatangi Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Bank Mandiri Graha Pena 2 untuk membuka blokir dan
melaporkan uang dalam rekening mendadak hilang karena terkena
skimming usai melakukan transaksi lewat mesin ATM. Bank Indonesia
(BI) Kantor Perwakilan Jawa Timur meminta perbankan mengecek ulang
sistem dan data nasabah agar tidak mudah bocor menyusul adanya
sejunlah kejahatan skimming di BRI Kediri dan Bank Mandiri Graha
Pena Surabaya.
25
Bank Mandiri regional Jawa Timur bakal fokus menyalurkan kredit usaha
rakyat (KUR) kepada petani jagung. Selama ini, Bank Mandiri lebih
banyak menyalurkan KUR di sektor perdagangan. Sebelumnya, Bank
Mandiri Jatim juga fokus melakukan pembinaan petani tebu. Komposisi
KUR sektor pertanian yang paling besar disalurkan kepada petani tebu.
Bank Mandiri Jatim juga bekerja sama dengan PT Perkebunan
Nusantara (PTPN) dengan menyalurkan Kartu Tani. Kartu Tani ini paling
banyak disalurkan di Kediri dan Tulungagung yang merupakan wilayah
PTPN X.
4. PT BTN (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan menggenjot
pertumbuhan kreditnya pada tahun ini di kisaran 21 persen hingga 23
persen. Salah satu daerah yang potensial yakni Jawa Timur. BTN telah
mencatatkan diri sebagai pemimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) di Jatim dengan pangsa sebesar 54 persen. Berdasarkan hasil
riset Bank BTN, permintaan akan hunian di Jatim mencapai sekitar lebih
dari 230 ribu unit pada 2017. Namun, pasokan rumah di wilayah ini baru
mencapai sekitar 7 persen dari permintaan atau setara lebih dari 15 ribu
unit rumah.
Di Surabaya, tingginya permintaan hunian mengerek naik harga rumah
di wilayah tersebut. Data bank sentral merekam per Juni 2017, Surabaya
mencatatkan kenaikan harga rumah tertinggi di Indonesia atau sebesar
7,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). BTN membidik dapat
menyalurkan KPR di Jatim untuk lebih dari 18 ribu unit rumah atau
melebihi pasokan unit rumah yang ada. Sejak 2015, pertumbuhan
realisasi KPR perseroan di Jatim memang terus menunjukkan
pertumbuhan positif. Di segmen KPR Non-Subsidi, realisasinya naik di
level 18,38 persen (yoy) per akhir tahun lalu. Kemudian, realisasi di
segmen KPR Subsidi pun melaju lebih tinggi sebesar 69,22 persen yoy
per akhir tahun lalu.
BTN resmi membuka kantor cabang di Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebelumnya, BTN Banyuwangi berstatus kantor cabang pembantu
(KCP) dari Kantor Cabang (KC) Jember. Setelah naik status menjadi
cabang, BTN Banyuwangi akan membawahi dua KCP Genteng dan
Situbondo. Bank BTN diminta berkontribusi mengembangkan pariwisata
Banyuwangi. Salah satunya adalah membantu perkreditan
pembangunan dan renovasi homestay di desa-desa wisata.
26
III. CATATAN DALAM KUNJUNGAN KERJA
1. PT PAL Indonesia (Persero)
a. Hambatan yang dihadapi :
Implementasi UU No.16/2012 dan KKIP Kep 12/XII/2013 belum
konsisten
Kontinuitas order dari kementerian/lembaga/BUMN yang tidak terjaga
Industri lokal/pendukung yang belum berkembang
Kondisi bank-ability yang belum mendukung
b. Strategi penyelesaian atas hambatan yang dihadapi :
Revitalisasi kebijakan pemerintah yang meliputi pengadaan,
pemeliharaan dan perbaikan dilaksanakan di dalam negeri, edukasi
PT PAL sebagai lead integrator kapal combatant yang terdiri atas
platform dan sewaco, konsistensi dan kontinuitas order
Kebijakan sinergi yang meliputi pengadaan kapal Tanker
(Pertamina), penngadaan akapl patroli untuk kemneterian/lembaga
(Bakamla, Basarnas, Polri, KKP, dll)
Peningkatan TKDN yang meliputi Backward integration/outsourching
kepada pemasok lokal untuk mendukung kegiatan supply chain,
Integrasi teknologi/perakitan komponen ex import oleh industri
penunjang dalam negeri
Kebijakan keuangan yang meliputi kerjasama pembiayaan dengan
bank/asuransi/lembaga keuangan non bank, serta hedging untuk
memitigasi risiko valuta asing dan restrukturisasi hutang bank
c. Hutang Sub Loan Agreement & Rekening Dana Investasi sesuai surat
Menteri BUMN S-319/MBU/05/2016 tanggal 26 Mei 2016 perihal usulan
restrukturisasi pinjaman SLA dan RDI PT PAL Indonesia (Persero) ke
Menteri Keuangan, dimana pinjaman SLA (termasuk non pokok)
sebesar Rp 462,89 miliar dihapusbukukan dan pinjaman RDI (termasuk
non pokok) sebesar Rp 56,54 miliar dilakukan penjadwalan kembali
dengan masa angsuran selama 20 tahun, selanjutnya pinjaman RDI
diusulkan sebagai PMN non cash.
2. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
a. Diagendakan RDP untuk membahas fokus bisnis, roadmap, dan
rencana strategis PT Dok dan Perkapalam Surabaya (Persero) apakah
di bidang pemeliharaan atau pembangunan, bentuknya seperti apa dan
programnya bagaimana dengan memperhatikan trend industri
perkapalan.
27
b. Profil hutang PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) yang terdiri
dari hutang bank, hutang usaha, hutang pajak, hutang kepada
karyawan, hutang RDI, dan hutang lainnya perlu dicarikan solusinya.
Untuk itu porsi hutang bank perlu diperjelas bagaimana mekanisme
pengembaliannya, dan untuk pinjaman RDI diusulkan sebagai PMN non
cash.
3. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
a. Strategi PT Pelindo III (Persero) untuk meningkatkan kinerja adalah
transformasi, diversifikasi, dan cost efficiency. Untuk itu program
pembangunan dan pengembangan infrastruktur difokuskan pada:
Pengadaan Alat Bongkar Muat baru untuk percepatan proses
bongkar muat barang seperti 5 unit Harbour Mobile Crane (HMC),
xcontainer Crane, 7 unit Ruber Tyred Gantry unit Reach Stacker, 6
unit Terminal tractor, 5 unit Grab-Hopper, 8 unit Forklift, 1 unit
Wheelloader dan E
Pengurukan kolam dengan kontrak kedalaman, Alur Pelayaran barat
Surabaya (APBS)
Pembangunan 2 gudang jumbo di terminal jamrud dan 2 gudang di
Kalimas serta penataan terminal secara menyeluruh
Program Safety Management Penyediaan Lapangan Penumpukan
Petikemas untuk pelayanan Petikemas baik Tol Laut dan Non Tol
laut
b. Masalah yang dihadapi dan upaya yang dilakukan antara lain adalah:
Masalah TKBM masih menjadi monopoli koperasi TKBM sehingga
mengakibatkan produktivitas bongkar muat rendah. Untuk itu
diupayakan untuk mengubah pola pembayaran base on produksi
untuk meningkatkan produktifitas
Penambahan kapasitas produksi baik Petikemas maupun curah sert
permasalahan lalu lintas darat di sekitar wilayah Surabaya. Untuk itu
diupayakan untuk pembangunan fase 3 Terminal Teluk Lamong/TTL
dan pembangunan fly over TTL
c. Diagendakan untuk RDP untuk membahas Program Safety
Management Penyediaan Lapangan Penumpukan Petikemas untuk
pelayanan Petikemas baik Tol Laut dan Non Tol laut, serta kontribusi
anak perusahaan khususnya PT Pelindo Logistik Energi
28
4. PT BARATA Indonesia (Persero)
a. Sinergi BUMN yang dilakukan oleh PT BARATA Indonesia (Persero)
sebaiknya fokus di bidang pembangkit listrik, industri agro, logistik dan
transportasi, serta minyak dan gas.
b. Pinjaman RDI PT BARATA Indonesia (Persero) diusulkan sebagai PMN
non cash.
5. PT Semen Indonesia (Persero)
a. Tantangan yang dihadapi adalah kelebihan pasokan (over supply)
sebesar 38 juta ton dimana kapasitas terpasang nasional mencapai
107,4 juta ton semen per tahun sedangkan konsumsi domestik hanya
66,3 juta ton serta ekspor 2,9 juta ton. Kondisi ini mengakibatkan utilisasi
industri semen nasional hanya mencapai 65% selain itu tantangannya
adalah biaya logistik yang tinggi, terjadi perang harga di pasar, dan
kenaikan harga batubara sekitara 40% sejak akhir tahun 2017
b. Menghadapi tantangan tersebut maka upaya yang dilakukan adalah
supply chain optimization, centralize marketing, centralize procurement,
serta cost transformation & enable corporate growth.
6. PT Pupuk Indonesia (Persero)
a. Kurang bayar subsidi pupuk sebesar Rp 23.843.707 juta dari PT
Petrokiomia gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT
Pupuk Iskandar Muda, dan PT Pupuk Sriwidjaja harus diurus oleh
Kemnterian BUMN ke Kemnterian Keuangan
b. Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi nasional yang alokasinya
berdasarkan Permentan 47 Tahun 2017 dan ketersediaan stok pupuk
bersubsidi nasional sesuai Permendag 15 Tahun 2013 harus dilakukan
sinkronisasi dan harmonisasi dalam roadmap produksi dan distribusi
agar diperoleh gambaran yang jelas kapan impor komoditas pangan bisa
diakhiri
c. Pendataan aset dan optimalisasi pemanfaatan aset PT Pupuk Indonesia
(Persero) seperti di Banyuwangi harus ditingkatkan untuk menunjang
kinerja perusahaan.
7. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
a. PTPN X perlu meningkatkan kemitraan dengan petani tebu di sisi on
farm dan memberikan supervisi atas skema KPPA (Kredit Kopeasi
Primer untuk Anggota) dari bank Jatim serta perbaikan mesin dan
29
investasi pada sisi off farm guna menghasilkan gula yang meningkat
kualitasnya.
b. PTPN XI meminta dukungan DPR dan kebijakan pemerintah atas
ketersediaan lahan tebu di Jawa Timur termasuk regulasi yang
mendukung revitalisasi industri gula seperti pada proyek agro forestry
yang bekerjasama dengan Perum Perhutani wilayah Bojonegoro, Ngawi,
Padangan, dan Saradan
c. PTPN XII meminta dukungan DPR dan kebijakan pemerintah dalam
mengatasi penjarahan lahan, perusakan dan pembakaran perkebunan
karet khususnya di Kebun Pancursari Malang.
8. BUMN Jasa Keuangan dan Bank
a. Bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) harus meningkatkan
sosialisasi dan edukasi terhadap nasabah dan calon nasabah
khususnya di daerah pemilihan anggota DPR RI Komisi VI
b. Program BUMN untuk negeri yang alokasinya diambil dari porsi
sponsorship bank perlu kejelasan alokasi, sasaran, dan
penggunaannya.
IV. PENUTUP
Demikianlah laporan Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Timur
pada Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017 - 2018.
Ketua Tim, Ttd.
Top Related