1
1
Dinas Sosial DIY Jl. Janti Banguntapan Yogyakarta
Telp/Fax. (0274) 514932, 563510
Website : http://dinsos.jogjaprov.go.id
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
TAHUN
2019
2
2
Kata Pengantar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Sosial DIY Tahun 2019
disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2019. LKjIP Dinas Sosial DIY Tahun
2019 merupakan bentuk akuntabilitas publik dari pelaksanaan tugas dan fungsi dan
penggunaan anggaran yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah.
Laporan ini sebagai media informasi publik atas capaian kinerja yang terukur.
Capaian kinerja disajikan melalui pengukuran dan evaluasi kinerja serta
pengungkapan (disclosure) secara memadai atas hasil analisis pengukuran kinerja.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
kegagalan pencapaian sasaran strategis berdasarkan indikator-indikator yang
ditetapkan. Diharapkan penyajian LKjIP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk
perbaikan kinerja agar lebih berorientasi pada hasil, relevan, efektif, efisien dan
berkelanjutan di masa mendatang.
Yogyakarta, 12 Februari 2020
Kepala Dinas Sosial DIY
3
3
Ikhtisar Eksekutif
Capaian kinerja Dinas Sosial DIY tahun 2019 dalam mewujudkan sasaran
strategis dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Capaian sasaran strategis 1 “Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan
jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)”:
- Diukur dengan indikator Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan
berfungsi sosial (Persentase target penanganan PMKS dibagi jumlah
populasi (N-2)). Formulasi Perhitungan : Rata-Rata Prosentase Program
Penanganan PMKS dibagi 9 = (%Rehabsos+%Linjamsos+%Fakir
Miskin+%BRTPD+%BPRSW+%BRSBKL%BPRSR+%BRSPA+%BPSTW) dibagi 9
- Capaian indikator dimaksud didukung oleh kinerja 9 (sembilan) Program,
yakni Program Rehabilitasi Sosial, Program Perlindungan dan Jaminan
Sosial, Program Penanganan Fakir Miskin, Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Penyandang Disabilitas, Program Perlindungan dan Rehabilitasi
Sosial Perempuan Penyandang Masalah Sosial, Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, Pemulung dan Eks Psikotik, Program
Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial, Program
Perlindungan Lanjut Usia Terlantar serta Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial.
- Target capaian indikator sasaran tahun 2019 sebesar 40,97%; sampai
dengan bulan Desember 2019 terealisir 42,17%. Dengan demikinan capaian
ini telah melampaui target. Prosentase realisasi terhadap target (capaian
dibagi target dikalikan 100%) mencapai 102,93%.
- Dibandingkan dengan capaian target tahun 2018 sebesar 103,21% terjadi
penurunan sebesar 0,28%
2. Capaian sasaran strategis 2 “Terwujudnya peningkatan kemampuan,
partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)”:
4
4
- Diukur dengan indikator Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang
meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan,
kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial (Persentase target pembinaan
PSKS dibagi jumlah populasi PSKS (N-2)). Formulasi Perhitungan : (%PSM +
%tagana + %LKS + %karang taruna + %WKSBM + %TKSK + %dunia usaha +
%jiwa kepahlawanan + %kesejahteraan keluarga pahlawan) dibagi 9
- Capaian indikator dimaksud didukung oleh kinerja Program Pengembangan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial dan Penanaman Nilai-Nilai
Kepahlawanan
- Target capaian indikator sasaran tahun 2019 sebesar 51,57%; sampai
dengan akhir Bulan Desember 2019 terealisir 51,72%. Dengan demikian
capaian ini telah melampaui target. Prosentase realisasi terhadap target
(capaian dibagi target dikalikan 100%) mencapai 100,29%.
- Dibandingkan dengan capaian target tahun 2018 sebanyak 100,16% terjadi
peningkatan sebanyak 0,13%.
Terhadap capaian kinerja sebagaimana terseebut di atas terdapat beberapa
tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Dinas Sosial DIY ke depan, sebagai
berikut :
1. Jumlah penduduk miskin pada September 2018 di DIY sebanyak 450,25 ribu
orang atau 11,81% terhadap total penduduknya. Sementara itu, penduduk
miskin pada periode Maret 2018 adalah 460,10 ribu orang atau 12,13% dari
penduduk DIY. Garis kemiskinan di DIY pada September 2018 sebesar Rp
414.899 per kapita per bulan. Dalam satu semester terakhir, garis
kemiskinan meningkat 1,26% dari kondisi Maret 2018 yang besarnya
Rp 409.744 per kapita per bulan. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada
periode September 2018 menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan
dengan Maret 2018. Demikian juga halnya dengan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) yang mengindikasikan semakin homogennya pengeluaran
penduduk miskin (BPS : 2018).
2. Populasi terbesar dari anak-anak yang mengalami permasalahan
kesejahteraan sosial adalah anak-anak yang termasuk kategori anak
terlantar, yang angkanya sebesar 11.009 anak (Pemutakhiran Data PMKS
5
5
dan PSKS Dinsos DIY: 2018). Mereka tinggal di dalam keluarga miskin
sehingga pengembangan potensinya mengalami banyak kesulitan.
Peringkat kedua yaitu Anak dengan kedisabilitasan, yang berjumlah 1.931
anak (Pemutakhiran Data PMKS dan PSKS Dinsos DIY: 2018). Anak dengan
Kedisabilitasan atau Anak berkebutuhan khusus (ABK) belum terpenuhi
hak-haknya untuk bisa menikmati pendidikan di Sekolah Inklusi.
3. Pelayanan kesejahteraan sosial yang telah dilakukan oleh Dinas Sosial
masih sangat terbatas, mengingat data penyandang disabilitas mencapai
27.094 orang (Pemutakhiran Data PMKS dan PSKS Dinsos DIY: 2018).
Pelayanan sebatas pada bimbingan asistensi bagi keluarga, bantuan
pengembangan usaha mandiri, Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK),
Rumah Antara dan Bebas Pasung.
4. Daerah Istimewa Yogyakarta dengan batas utara adalah Gunung Merapi
serta batas selatan adalah Laut Jawa, memiliki potensi yang lebih besar
terhadap kejadian bencana alam. Dua kabupatennya bertopografi
pegunungan, yaitu di Kabupaten Gunungkidul dengan pegunungan kapur
atau merupakan kawasan karts dan di Kabupaten Kulonprogo sebagian
merupakan kawasan Pegunungan Menoreh, juga berpotensi lebih besar
terhadap kejadian bencana alam. Selain itu Kota Yogyakarta dan kabupaten
Sleman sebagai kota tujuan pendidikan mempunyai penduduk dengan latar
belakang yang lebih beragam, sehingga berpotensi terhadap kejadian
konflik atau bencana sosial.
5. Usia harapan hidup di DIY di atas 74 tahun, dan ini angka tertinggi di
seluruh Indonesia. Meskipun usia harapan hidup di DIY tertinggi di tingkat
nasional, kondisi kehidupan para lanjut usia masih banyak yang mengalami
keterlantaran. Pemutakhiran Data Dinas Sosial tahun 2017 menunjukkan
ada sejumlah 42.417 orang (Pemutakhiran Data PMKS dan PSKS Dinsos DIY:
2018). DIY belum memiliki platform /agenda rencana aksi atau rodmap
dalam memberikan pelayanan kepada penduduk lanjut usia.
Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi Dinas Sosial DIY dalam perbaikan
kinerja di tahun yang akan datang.
6
6
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
IKHTISAR EKSEKUTIF ....................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 6
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ 7
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 9
1.1 Cascading Kinerja sebagai Dasar Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah .................................................................................. 10
1.2 Mandat Kinerja, Peta Proses Bisnis dan Struktur Biro Organisasi
Setda DIY ................................................................................................ 11
1.3 Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan ............................................................... 12
1.4 Isu-isu Strategis ...................................................................................... 15
1.5 Dukungan SDM, Sarana-Prasarana dan Anggaran ................................... 16
1.6 Tindak Lanjut atas Laporan Hasil Evaluasi SAKIP 2018 ............................ 21
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA........................................................ 22
2.1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja OPD ............................................. 22
2.2 Strategi dan Arah Kebijakan .................................................................... 23
2.3 Struktur Program dan kegiatan 2019 ...................................................... 24
2.4 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ................................................................ 26
2.5 Instrumen Pendukung Capaian Kinerja ................................................... 27
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................................... 29
3.1. Capaian Kinerja Tahun 2019 ................................................................... 29
3.2. Analisis Ketercapaian Kinerja Tahun 2019 ............................................... 50
3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya ......................................... 51
3.4. Realisasi Anggaran .................................................................................. 54
3.5 Inovasi .................................................................................................... 56
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................. 61
7
7
Daftar Tabel
Tabel I.1 Jumlah Pegawai Menurut Kualifikas Jabatan, Jenis Kelamin dan ................. 16
Tabel I.2 Sarana-Prasarana........................................................................................ 19
Tabel I.3 Perbandingan Anggaran Tahun 2018 dan 2019......................................... 21
Tabel II.1 Sasaran Strategis Dinas Sosial DIY, 2017-2022 .......................................... 23
Tabel II.2 Strategi dan Arah Kebijakan ..................................................................... 24
Tabel II.3.1 Struktur Program dan Kegiatan terkait Langsung Pencapaian Sasaran
Tahun 2019................................................................................................ 24
Tabel II.3.2 Struktur Program dan Kegiatan Pendukung Pencapaian Sasaran
Tahun 2019 ............................................................................................... 26
Tabel II.4 Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Sosial DIY Tahun 2019 ............................. 27
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ..................................................................... 29
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2019 ..................................................................... 30
Tabel III.3 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan Sasaran 1 ........................ 37
Tabel III.3.1 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Rehabilitasi Sosial ..................... 32
Tabel III.3.2 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Perlindungan
dan Jaminan Sosial ................................................................................... 32
Tabel III.3.3 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Penanganan Fakir Miskin .......... 33
Tabel III.3.4 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRTPD ........................................ 33
Tabel III.3.4 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSW ....................................... 34
Tabel III.3.4 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRSBKL ....................................... 34
Tabel III.3.4 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSR ........................................ 35
Tabel III.3.4 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRSPA ........................................ 36
Tabel III.3.4 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPSTW ....................................... 37
Tabel III.4 Pengukuran Capaian Sasaran 1 ................................................................. 37
Tabel III.5 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1 Tahun 2019 ................................... 38
Tabel III.6 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan Sasaran 2 ........................ 46
Tabel III.6.1 Capaian Hasil Pemberdayaan PSKS dan Masyarakat Melalui
Pemberdayaan PSKS dan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan ............... 47
Tabel III.7 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 2 Tahun 2019 ................................... 48
Tabel III.8 Target, Realisasi dan Alokasi Anggaran SPM Bidang Sosial Tahun 2019 ..... 52
Tabel III.9 Target dan Realisasi SDGs Dinas Sosial Tahun 2019 .................................. 53
Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2019 ........... 54
8
8
Daftar Gambar
Gambar I.1. Cascading Kinerja ................................................................................... 10
Gambar I.2. Mandat Kinerja Peta Proses Bisnis dan Struktur Biro Organisasi
Setda DIY .............................................................................................. 11
Gambar I.3. Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan pada Organisasi Dinas Sosial
Setda DIY ............................................................................................... 12
Gambar II.1. Sistem Integrasi ROPK,Monitoring dan Evaluasi, E-SAKIP ....................... 28
Gambar II.2. Website Dinas Sosial DIY ........................................................................ 28
Gambar III.1 Program Rehabilitasi Sosial .................................................................... 39
Gambar III.2. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial ............................................. 40
Gambar III.3. Program Penanganan Fakir Miskin ......................................................... 41
Gambar III.4. Program Perlindungan dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas ............. 42
Gambar III.5. Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Perempuan
Penyandang Masalah Sosial ................................................................... 43
Gambar III.6. Program Perlindungan dan Rehabilitasi Gelandangan, Pemulung,
Pengemis dan Eks Psikotik ..................................................................... 43
Gambar III.7. Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang
Masalah Sosial ....................................................................................... 44
Gambar III.8. Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak Penyandang
Masalah Sosial ....................................................................................... 45
Gambar III.9. Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar .......................................... 45
Gambar III.10. Program Pengembangan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial dan
Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan .................................................... 49
9
9
BAB I
Pendahuluan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) merupakan bentuk pertanggung-
jawaban setiap instansi Pemerintah/Pemerintah
Daerah yang menyusun Perjanjian Kinerja, atas
penggunaan anggaran yang bersumber dari APBD
dan/atau APBN. Dasar hukum penyusunan meliputi:
1. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
2. Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
3. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 94 Tahun 2016
tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Adapun tujuan penyusunan LKjIP sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai,
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja
instansi
1.1 Cascading Kinerja sebagai Dasar Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
Selaras dengan paradigma Organisasi Berbasis Kinerja (Performance Based
Organization) yang diterapkan Pemerintah Daerah DIY, setiap Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) dibentuk untuk memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi,
tujuan dan sasaran pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2018 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun 2017 – 2022. Dinas Sosial DIY
dibentuk dengan skema kinerja sebagai berikut :
Bab I berisi : 1. Cascading Kinerja 2. Mandat Kinerja, Proses
Bisnis dan Struktur Organisasi
3. Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan
4. Isu-Isu Strategis 5. Dukungan SDM, Sarana-
Prasarana dan Anggaran 6. Tindak Lanjut atas
Rekomendasi LHE SAKIP Tahun sebelumnya
10
10
Gambar I.1 Cascading Kinerja
Program 1 Penanggulangan
Kemiskinan Indikator Program: Jumlah Penduduk Miskin
RPJMD
RENSTRA DINAS
11
11
1.2 Mandat Kinerja, Peta Proses Bisnis dan Struktur Dinas Sosial DIY
Hubungan antara mandat kinerja, peta proses bisnis dan desain struktur organisasi
Biro Organisasi Setda DIY sebagaimana tersaji dalam gambar berikut :
Gambar I.2 Mandat Kinerja Peta Proses Bisnis dan Struktur Dinas Sosial DIY
12
12
1.3 Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan
Dalam upaya mewujudkan kinerja sebagaimana telah dimandatkan dalam
RPJMD, Dinas Sosial DIY memiliki tugas dan fungsi yang kemudian menjadi dasar
penempatan personil dalam jabatan sebagaimana gambar berikut:
Gambar I.3. Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan pada Organisasi Dinas Sosial DIY
Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2018 tentang Dinas Sosial DIY mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang sosial. Adapun fungsi Dinas Sosial DIY sebagai berikut : 1. penyusunan program dan pengendalian di bidang sosial; 2. perumusan kebijakan teknis bidang sosial; 3. pengelolaan rehabilitasi dan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan sosial, pengembangan
sosial serta partisipasi sosial masyarakat; 4. pemberian fasilitasi penyelenggaraan sosial Kabupaten/Kota; 5. pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya; 6. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang sosial; 7. pemanfaatan nilai-nilai, norma dan tradisi luhur dalam penanganan masalah sosial; 8. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; 9. penyusunan laporan pelaksanaan tugas dinas; 10. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Sesuai Pelaksanaan tugas fungsi Dinas Sosial dibagi habis ke dalam jabatan struktural dan jabatan pelaksana berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 104 tahun 2018 tentang Kualifikasi Jabatan Pelaksana serta jabatan fungsional berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 105 Tahun 2018 tentang Jenis dan Kebutuhan Pejabat Fungsional dengan komposisi sebagai berikut :
Jabatan Struktural/Fungsional Jabatan Pelaksana 1. Kepala Dinas 2. Sekretaris
1) Kasubbag Program 2) Kasubbag Keuangan 3) Kasubbag Umum
3. Kabid Rehabilitasi Sosial : 1) Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas dan Rehabilitasi Sosial Anak
2) Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban NAPZA, Korban Tindak Kekerasan, dan Korban Perdagangan Orang
4. Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial : 1) Kepala Seksi Jaminan Sosial
dan Perlindungan Lanjut Usia 2) Kepala Seksi Penanganan
Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial
5. Kabid Penanganan Fakir Miskin : 1) Kepala Seksi Penanganan Fakir
Miskin Perdesaan, Perkotaan dan Pesisir
2) Kepala Seksi Penyuluhan Sosial
1. Dibawah Kasubbag Program : 1) Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan; 2) Pengelola Sistem dan Jaringan
2) Dibawah Kasubbag Keuangan : 1) Bendahara; 2) Pengadministrasi Keuangan; 3) Pengelola Gaji; 4) Pengelola Akuntansi; 5) Verifikator Data Laporan Keuangan
3) Dibawah Kasubbag Umum : 1) Pengadministrasi Persuratan; 2) Penata kearsipan; 3) Pengadministrasi Kepegawaian; 4) Teksnisi Sarana dan Prasarana; 5) Pengelola Barang Milik Negara; 6) Pengemudi; 7) Pengadministrasian Umum
4) Dibawah Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Rehabilitasi Sosial Anak : 1) Pengadministrasi Umum; 2) Pengelola Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial
5) Dibawah Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban NAPZA, Korban Tindak Kekerasan, dan Korban Perdagangan Orang : 1) Pengelola Rehabilitasi Sosial
6) Dibawah Seksi Jaminan Sosial dan Perlindungan Lanjut Usia : 1) Pengadministrasi Umum; 2) Pengelola Perlindungan Sosial
7) Dibawah Seksi Penanganan Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial : 1) Pengelola Perlindungan Sosial
13
13
Sesuai Pelaksanaan tugas fungsi Dinas Sosial dibagi habis ke dalam jabatan struktural dan jabatan pelaksana berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 104 tahun 2018 tentang Kualifikasi Jabatan Pelaksana serta jabatan fungsional berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 105 Tahun 2018 tentang Jenis dan Kebutuhan Pejabat Fungsional dengan komposisi sebagai berikut :
Jabatan Struktural/Fungsional Jabatan Pelaksana 6. Kabid Pemberdayaan Sosial
1. Kepala Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat dan Sumber Dana Sosial
2. Kepala Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial
7. Kepala Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) 1) Kasubbag Tata Usaha 2) Kepala Seksi Bina Netra dan
Grahita 3) Kepala Seksi Bina Daksa dan
Rungu Wicara 4) Kepala Seksi Rehabilitasi
Medik 8. Kepala Balai Perlindungan dan
Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW) : 1) Kasubbag Tata Usaha 2) Kepala Seksi Perlindungan
dan Rehabilitasi Sosial 9. Kepala Balai Rehabilitasi Sosial
Bina Karya dan Laras (BRSBKL) : 1) Kasubbag Tata Usaha 2) Kepala Seksi Perlindungan
dan Rehabilitasi Sosial Bina Karya
3) Kepala Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Laras
10. Kepala Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) : 1) Kasubbag Tata Usaha 2) Kepala Seksi Perlindungan
dan Rehabilitasi Sosial 11. Kepala Balai Rehabilitasi Sosial
dan Pengasuhan Anak (BRSPA) : 1) Kasubbag Tata Usaha 2) Kepala Seksi Perlindungan
dan Pengembangan Sosial 12. Kepala Balai Pelayanan Sosial
Tresna Werdha (BPSTW) : 1) Kasubbag Tata Usaha 2) Kepala Seksi Perlindungan
dan Jaminan Sosial 13. Pekerja Sosial 14. Penyuluh Sosial 15. Perawat 16. Fisioterapis
8) Dibawah Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan, Perkotaan dan Pesisir : 1) Pengadministrasi Umum; 2) Pengelola Bimbingan Sosial
9) Dibawah Seksi Penyuluhan Sosial : 1) Penyuluh Penanganan Masalah Sosial
10) Dibawah Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat dan Sumber Dana Sosial : 1) Pengadministrasi Umum; 2) Pengelola Kesejahteraan Sosial
11) Dibawah Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial : 1) Pengelola Bimbingan Masyarakat ; 2) Pranata Taman Makam Pahlawan
12) Dibawah Kasubbag Tata Usaha BRTPD : 1) Pengadministrasi Persuratan; 2) Penata Kearsipan; 3) Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan; 4) Pengadministrasi Kepegawaian; 5) Pengelola Barang Milik Negara; 6) Pengelola Asrama; 7) Bendahara; 8) Pengadministrasi Keuangan; 9) Pengelola Gaji; 10) Pengelola Akuntansi; 11) Verifikator Data Laporan Keuangan; 12) Teknisi Sarana dan Prasarana; 13) Pengolah Makanan
13) Dibawah Seksi Bina Netra dan Grahita BRTPD : 1) Pengadministrasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat; 2) Pengelola Rehabilitasi Sosial
14) Dibawah Seksi Bina Daksa dan Rungu Wicara : 1) Pengadministrasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat; 2) Pengelola Rehabilitasi Sosial
15) Dibawah Seksi Rehabilitasi Medik : 1) Pengadministrasi Rekam Medis dan Informasi; 2) Pengelola Rehabilitasi Sosial
16) Dibawah Kasubbag Tata Usaha BPRSW : 1) Pengadministrasi Persuratan; 2) Penata Kearsipan; 3) Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan; 4) Pengadministrasi Kepegawaian; 5) Pengelola Barang Milik Negara; 6) Pengelola Asrama; 7) Bendahara; 8) Pengadministrasi Keuangan; 9) Pengelola Gaji; 10) Pengelola Akuntansi; 11) Verifikator Data Laporan Keuangan; 12) Teknisi Sarana dan Prasarana; 13) Pengolah Makanan
17) Dibawah Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial BPRSW : 1) Pengelola Rehabilitasi Sosial
18) Dibawah Kasubbag Tata Usaha BRSBKL : 1) Pengadministrasi Persuratan; 2) Penata Kearsipan; 3) Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan; 4) Pengadministrasi Kepegawaian; 5) Pengelola Barang Milik Negara; 6) Pengelola Asrama; 7) Bendahara; 8) Pengadministrasi Keuangan; 9) Pengelola Gaji; 10) Pengelola Akuntansi; 11) Verifikator Data Laporan Keuangan; 12) Teknisi Sarana dan Prasarana; 13) Pengolah Makanan
19) Dibawah Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Karya BRSBKL : 1) Pengelola Rehabilitasi Sosial; 2) Pengelola Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial
14
14
Sesuai Pelaksanaan tugas fungsi Dinas Sosial dibagi habis ke dalam jabatan struktural dan jabatan pelaksana berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 104 tahun 2018 tentang Kualifikasi Jabatan Pelaksana serta jabatan fungsional berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 105 Tahun 2018 tentang Jenis dan Kebutuhan Pejabat Fungsional dengan komposisi sebagai berikut :
Jabatan Struktural/Fungsional Jabatan Pelaksana 20) Dibawah Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Laras
BRSBKL : 1) Pengelola Rehabilitasi Sosial; 2) Pengelola Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial
21) Dibawah Kasubbag Tata Usaha BPRSR : 1) Pengadministrasi Persuratan; 2) Penata Kearsipan; 3) Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan; 4) Pengadministrasi Kepegawaian; 5) Pengelola Barang Milik Negara; 6) Pengelola Asrama; 7) Bendahara; 8) Pengadministrasi Keuangan; 9) Pengelola Gaji; 10) Pengelola Akuntansi; 11) Verifikator Data Laporan Keuangan; 12) Teknisi Sarana dan Prasarana; 13) Pengolah Makanan
22) Dibawah Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial BPRSR : 1) Pengelola Rehabilitasi Sosial
23) Dibawah Kasubbag Tata Usaha BRSPA : 1) Pengadministrasi Persuratan; 2) Penata Kearsipan; 3) Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan; 4) Pengadministrasi Kepegawaian; 5) Pengelola Barang Milik Negara; 6) Pengelola Asrama; 7) Bendahara; 8) Pengadministrasi Keuangan; 9) Pengelola Gaji; 10) Pengelola Akuntansi; 11) Verifikator Data Laporan Keuangan; 12) Teknisi Sarana dan Prasarana; 13) Pengolah Makanan
24) Dibawah Seksi Perlindungan dan Pengembangan Sosial BRSPA : 1) Pengelola Rehabilitasi Sosial; 2) Pengelola Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial
25) Dibawah Kasubbag Tata Usaha BPSTW : 1) Pengadministrasi Persuratan; 2) Penata Kearsipan; 3) Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan; 4) Pengadministrasi Kepegawaian; 5) Pengelola Barang Milik Negara; 6) Pengelola Asrama; 7) Bendahara; 8) Pengadministrasi Keuangan; 9) Pengelola Gaji; 10) Pengelola Akuntansi; 11) Verifikator Data Laporan Keuangan; 12) Teknisi Sarana dan Prasarana; 13) Pengolah Makanan
26) Dibawah Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial BPSTW : 1) Pengelola Rehabilitasi Sosial; 2) Pengelola Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial
15
15
1.4 Isu-Isu Strategis
Eksistensi sebuah institusi bergantung sejauh mana institusi tersebut mampu
menemukenali dan merespon isu strategis dengan berbagai kebijakan dan tindakan
yang tepat. Secara umum isu strategis dapat bersumber dari lingkungan eksternal
maupun lingkungan internal. Isu-isu strategis yang melingkupi Dinas Sosial DIY
sebagai bagian dari Perangkat Daerah yang memiliki tujuan ”Meningkatkan kualitas
pelayanan rehabilitasi, perlindungan, pemberdayaan dan jaminan sosial bagi PMKS
guna memulihkan dan meningkatkan fungsi sosial dalam mencapai kemandirian
serta Meningkatkan kapasitas dan partisipasi PSKS dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial”, antara lain sebagai berikut:
1. Persentase penduduk miskin di DIY lebih tinggi dari persentase penduduk
miskin nasional, yaitu sebesar 11,81% lebih tinggi dibanding angka nasional
sebesar 9,66% pada September 2018 (BPS DIY : 2018). Jumlah penduduk
miskin pada September 2018 di DIY sebanyak 450,25 ribu orang atau 11,81%
terhadap total penduduknya. Sementara itu, penduduk miskin pada periode
Maret 2018 adalah 460,10 ribu orang atau 12,13% dari penduduk DIY. Hal ini
menunjukkan penurunan angka kemiskinan yang lambat.
2. Jumlah Anak terlantar masih berada pada peringkat pertama anak bermasalah
sosial, sebesar 11.009 anak. Padahal rehabilitasi tidak lagi menjadi
kewenangan pemerintah provinsi, selain rehabilitasi dalam panti. Padahal
pengasuhan dalam panti/ lembaga/ balai menjadi alternatif terakhir pada
penanganan anak terlantar.
3. Data penyandang disabilitas sebesar 27.094 orang dan anak dengan
kedisabilitasan sebesar 1.931 anak. Pelayanan kesos pada penyandang
disabilitas lebih banyak mengarahkan rehabilitasi vokasional yang hanya
sampai pada tingkat dasar atau menengah sehingga sangat sulit diharapkan
dapat menciptakan wirausaha baru yang mampu memproduksi barang dan
atau jasa yang kompetitif. Faktanya banyak usaha mandiri yang dikelola
penyandang disabilitas yang bangkrut, mandeg atau tumbuh sangat lambat.
4. Daerah Istimewa Yogyakarta dengan batas utara adalah Gunung Merapi serta
batas selatan adalah Laut Jawa, memiliki potensi yang lebih besar terhadap
kejadian bencana alam. Dua kabupatennya bertopografi pegunungan, yaitu di
Kabupaten Gunungkidul dengan pegunungan kapur atau merupakan kawasan
karts dan di Kabupaten Kulonprogo sebagian merupakan kawasan Pegunungan
16
16
Menoreh, juga berpotensi lebih besar terhadap kejadian bencana alam. Selain
itu Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman sebagai kota tujuan pendidikan
mempunyai penduduk dengan latar belakang yang lebih beragam, sehingga
berpotensi terhadap kejadian konflik atau bencana sosial.
5. Usia harapan hidup di DIY yang tinggi atau tertinggi di Indonesia, namun DIY
belum memiliki platform/agenda rencana aksi atau rodmap dalam
memberikan pelayanan kepada penduduk lanjut usia. Program-program
pelayanan sosial lanjut usia masih mengarah kepada pemberian jaminan hidup
untuk memenuhi kebutuhan pokok dan menjamin kelangsungan hidup lanjut
usia terlantar saja. Hingga saat ini DIY belum mempunyai Pelayanan yang lebih
luas dalam rangka menjamin hari tua yang mandiri, aman, tentram dan
bahagia.
1.5 Dukungan SDM, Sarana-Prasarana dan Anggaran
Dukungan sumberdaya manusia, sarana-prasarana dan anggaran pada
tahun 2019 sebagaimana tabel berikut:
Tabel I.1 Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Jabatan dan Jenis Kelamin
No Jabatan Formasi Pegawai yang ada Jenis Kelamin
Jml Kualifikasi Jml Kualifikasi Laki Peremp
1 2 3 4 5 6 7 8
A. Jabatan Struktural 38 S1, S2 36 S1, S2 24 12
1. Kepala Dinas 1 S2, S1 1 S2 1 0
2. Sekretaris 1 S2, S1 1 S2 0 1
3. Kabid Rehabilitasi Sosial 1 S2, S1 0 0 0 0
4. Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial 1 S2, S1 1 S1 0 1
5. Kabid Penanganan Fakir Miskin 1 S2, S1 1 S1 1 0
6. Kabid Pemberdayaan Sosial 1 S2, S1 1 S1 0 1
7. Kepala Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD)
1 S2, S1 1 S2 1 0
8. Kepala Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosila Wanita (BPRSW)
1 S2, S1 1 S1 0 1
9. Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL)
1 S2, S1 1 S1 1 0
10. Kepala Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR)
1 S2, S1 1 S2 1 0
11. Kepala Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (BRSPA)
1 S2, S1 1 S2 0 1
12. Kepala Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW)
1 S2, S1 1 S1 1 0
13. Kasubbag Program 1 S1 1 S1 1 0
14. Kasubbag Keuangan 1 S1 1 S1 1 0
15. Kasubbag Umum 1 S1 1 S1 0 1
17
17
No Jabatan Formasi Pegawai yang ada Jenis Kelamin
Jml Kualifikasi Jml Kualifikasi Laki Peremp
1 2 3 4 5 6 7 8
16. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Rehabilitasi Sosial Anak
1 S1 1 S2 0 1
17. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban NAPZA, Korban Tindak Kekerasan, dan Korban Perdagangan Orang
1 S1 1 S2 1 0
18. Kepala Seksi Jaminan Sosial dan Perlindungan Lanjut Usia
1 S1 1 S1 1 0
19. Kepala Seksi Penanganan Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial
1 S1 1 S1 1 0
20. Kepala Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan, Perkotaan dan Pesisir
1 S1 1 S2 1 0
21. Kepala Seksi Penyuluhan Sosial 1 S1 1 S2 1 0
22. Kepala Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat dan Sumber Dana Sosial
1 S1 1 S2 1 0
23. Kepala Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial
1 S1 1 S1 1 0
24. Kasubbag Tata Usaha (BRTPD) 1 S1 1 S1 1 0
25. Kepala Seksi Bina Netra dan Grahita (BRTPD)
1
S1 1 S1 0 1
26. Kepala Seksi Bina Daksa dan Rungu Wicara (BRTPD
1 S1 1 S1 1 0
27. Kepala Seksi Rehabilitasi Medik (BRTPD) 1 S1 1 S1 1 0
28. Kasubbag Tata Usaha BPRSW 1 S1 0 0 0 0
29. Kepala Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial (BPRSW)
1 S1 1 S1 0 1
30. Kasubbag Tata Usaha (BRSBKL) 1 S1 1 S2 0 1
31. Kepala Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Karya (BRSBKL)
1 S1 1 S1 1 0
32. Kepala Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Laras (BRSBKL)
1 S1 1 S1 0 1
33. Kasubbag Tata Usaha (BPRSR) 1 S1 1 S1 1 0
34. Kepala Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial (BPRSR)
1 S1 1 S1 1 0
35. Kasubbag Tata Usaha (BRSPA) 1 S1 1 S1 1 0
36. Kepala Seksi Perlindungan dan Pengembangan Sosial (BRSPA)
1 s1 1 S1 1 0
37. Kasubbag Tata Usaha (BPSTW) 1 S1 1 S1 0 1
38. Kepala Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial (BPSTW)
1 S1 1 S1 1 0
B. Jabatan Fungsional 58 D3, S1 58 SLTA, D3, S1 27 31
39. Pekerja Sosial 28 S1 28 SLTA, S1 16 12
40. Penyuluh Sosial 4 S1 4 S1, S2 3 1
41. Perawat 20 D3 20 D3 8 12
42. Fisioterapi 2 D3 2 D3 0 2
43. Instruktur 2 S1 2 S1 0 2
44. Calon Nutrisionis 1 S1 1 S1 0 1
18
18
No Jabatan Formasi Pegawai yang ada Jenis Kelamin
Jml Kualifikasi Jml Kualifikasi Laki Peremp
1 2 3 4 5 6 7 8
45 Pelaksana 1 S1 1 S1 0 1
C. Jabatan Pelaksana Substantif 9 S1 9 SLTA, D3, S1, S2
5 4
46. Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan
9 S1 9 SLTA, D3, S1, S2
5 4
D. Jabatan Pelaksana Pendukung/ Administratif
221 SLTA/SMK, D3, D4, S1
131 SD, SLTP, SLTA/SMK,
D3, S1
65 66
47. Pengelola Sistem dan Jaringan 2 S1 1 SLTA 0 1
48. Bendahara 9 S1 9 SLTA, D3, S1 0 9
49. Pengadministrasi Keuangan 12 D3 7 SLTA/SMK, D3
1 6
50. Pengelola Gaji 7 D3 5 SLTA/SMK, D3
0 5
51. Pengelola Akuntansi 7 D3 3 D3, S1 1 2
52. Verifikator Data Laporan Keuangan 7 D3 1 D3 0 1
53. Pengadministrasi Persuratan 8 D3 6 SD, SLTA 3 3
54. Penata Kearsipan 8 D3 4 SLTP, SLTA/SMK
4 0
55. Pengadministrasi Kepegawaian 8 D3 8 Sd, SLTA, S1 3 5
56. Teknisi Sarana dan Prasarana 8 D3 6 SLTA, S1 5 1
57. Pengelola Barang Milik Negara 16 D3 14 SLTA, S1 13 1
58. Pengemudi 1 SLTA/SMK 1 SLTA 1 0
59. Pengadministrasi Umum 5 D3 4 SLTA, D3 2 2
60. Pengelola Asrama 8 D3 3 SLTP, SLTA 2 1
61. Pengolah Makanan 19 D3 6 SD, SLTP, SLTA
0 6
62. Pengelola Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial
28 D3, D4, S1 16 SLTA, S1 9 7
63. Pengelola Rehabilitasi Sosial 41 D4, S1 22 SMP, SLTA, D3, S1
10 12
64. Pengelola Perlindungan Sosial 6 D4, S1 3 SLTA, S1 3 0
65. Pengelola Bimbingan Sosial 3 D4, S1 2 D3, S1 1 1
66. Penyuluh Penanganan Masalah Sosial 3 D4, S1 1 SLTA 1 0
67. Pengelola Kesejahteraan Sosial 6 D4, S1 5 D3, S1 4 1
68. Pengelola Bimbingan Masyarakat 2 D4, S1 2 SLTA, D3 0 2
69. Pranata Taman Makam Pahlawan 4 D3 1 SD 1 0
70. Pengadministrasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat
1 D3 0 0 0 0
71. Pengadministrasi Rekam Medis dan Informasi
2 D3 1 SLTA 1 0
E CPNS 11 S1 11 S1 6 5
72. CPNS 11 S1 11 S1 6 5
Jumlah 337 SLTA/SMK, D3, D4, S1,
S2
245 SD, SLTP, SLTA/SMK, D3, S1, S2
123 122
Sumber: Data Kepegawaian Dinas Sosial DIY Desember 2019
Organisasi, 2019
19
19
Berdasarkan data pada tabel I.1, tingkat pendidikan SDM Dinas Sosial DIY
relatif tinggi dan merata antara laki-laki dan perempuan, didominasi oleh jenjang
pendidikan S1 sebanyak 90 orang (36,73%), disusul oleh jenjang pendidikan
SLTA/sederajat sebanyak 81 orang (33,06%), D3/D2 sebanyak 45 orang (18,37%),
S2 sebanyak 17 orang (6,94%), SLTP/sederajat sebanyak 7 orang (2,86%) dan SD
sebanyak 5 orang (2,04%). Komposisi keseluruhan pegawai Dinas Sosial DIY antara
pegawai laki-laki hampir sama dengan pegawai perempuan, hanya selisih satu
orang. Untuk jabatan yang didominasi pegawai laki-laki berada di jabatan struktural
dengan jumlah sebanyak 24 orang dan pegawai perempuan sebanyak 12 orang,
jabatan pelaksana substantif pegawai laki-laki sebanyak 5 orang dan pegawai
perempuan sebanyak 4 orang, CPNS laki-laki sebanyak 6 orang dan CPNS
perempuan sebanyak 5 orang. Sedangkan untuk jabatan yang didominasi oleh
pegawai perempuan berada pada jabatan fungsional dengan jumlah sebanyak 31
orang dan pegawai laki-laki sebanyak 27 orang serta pada jabatan pelaksana
pendukung/administratif dengan jumlah sebanyak 70 orang dan pegawai laki-laki
sebanyak 61 orang.
Masih terdapat kekurangan pegawai sebanyak 92 orang, terdiri dari 2
orang pejabat struktural dan 90 orang pejabat pelaksana pendukung/administratif.
Terdapat 2 jabatan struktural yang masih kosong dikarenakan sudah pensiun dan
belum mendapatkan pejabat pengganti. Hal ini tentu berpengaruh pada
optimalisasi tugas dan fungsi Dinas Sosial DIY pada setiap jabatan yang kosong
sebagai penanggungjawab suatu program/kegiatan dibawah Dinas Sosial DIY.
Tabel I.2 Sarana-Prasarana
No Klasifikasi Jumlah Barang Nilai Aset (Rp)*
1 Tanah 35 lokasi 18.723.779.490,00
1.1 Tanah 35 lokasi 18.723.779.490
2 Peralatan dan Mesin 16.776 unit 27.665.481.628,74
2.1 Alat-Alat Besar 47 unit 1.067.321.000
2.2 Alat-Alat Angkutan 142 unit 6.125.551.408
2.3 Alat Bengkel dan Alat Ukur 540 unit 718.845.800
2.4 Alat Pertanian 44 unit 163.374.500
2.5 Alat Kantor dan Rumah Tangga 14.292 unit 14.057.731.007
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 319 unit 1.103.765.846
2.7 Alat-Alat Kedokteran 1.169 unit 4.038.634.067
2.8 Alat Laboratorium 189 unit 366.518.000
20
20
No Klasifikasi Jumlah Barang Nilai Aset (Rp)*
2.9 Alat-Alat Persenjataan Keamanan 34 unit 23.740.000
3 Gedung dan Bangunan 302 unit 93.673.640.971,67
3.1 Bangunan Gedung 281 unit 93.2283562.605
3.2 Monumen 21 unit 445.078.367
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 38 unit 1.215.955.007,67
4.1 Jalan dan Jembatan 2 unit 291.668.000
4.2 Bangunan Air/Irigasi 15 unit 500.077.302
4.3 Instalasi 9 unit 173.719.256
4.4 Jaringan 12 unit 250.491.450
5 Aset Tetap Lainnya 1.630 unit 592.019.287,00
5.1 Buku Perpustakaan 1.310 unit 95.813.242
5.2 Barang Bercorak Kebudayaan 320 unit 496.206.045
5.3 Hewan dan Ternak serta Tanaman 0 0
5.4 Aset Renovasi 0 0
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0 0
6.1 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0 0
7 Aset Tidak Berwujud 4 unit 175.268.000,00
7.1 Aset Tidak Berwujud 4 unit 175.268.000
Total 18.785 unit 142.046.145.385,08
*Nilai aset belum memperhitungkan penyusutan di tahun 2018
Kendaraan operasional Dinas Sosial DIY (induk dan balai) terdiri dari yakni 8
(delapan) unit kendaraan dinas jabatan, 26 (dua puluh enam) unit kendaraan
operasional, 4 (empat) unit kendaraan roda tiga 3 (tiga) dan 65 (enam puluh lima)
unit kendaraan roda dua. Kebutuhan ruangan kantor umum relatif sudah tersedia
meliputi ruang rapat, ruang pengelola keuangan, ruang arsip, ruang mushola, ruang
baca, ruang gudang, ruang tunggu, ruang laktasi, dan toilet. Adapun perlengkapan
kantor berupa meja, kursi, lemari, filling cabinet, pendingin ruangan, alat pemadam
kebakaran dan lain-lain sudah tersedia dalam kondisi baik. Rasio personal
komputer/laptop dibanding jumlah pegawai mendekati 1 : 1. Dengan demikian
ketersediaan sarana dan prasarana sudah memadai. Hanya saja sebanyak 80 % dari
komputer/laptop yang ada diproduksi Tahun 2000an awal yang spesifikasinya
sudah jauh tertinggal dengan kondisi saat ini sehingga tidak mendukung tuntutan
pekerjaan yang 90 % berbasis IT.
21
21
Tabel I.3 Perbandingan Anggaran Tahun 2018 dan 2019
Tahun Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah
2018 Rp. 17.062.811.142,00 Rp. 33.985.644.132,00 Rp. 51.048.455.274,00
2019 Rp. 15.920.100.363,00 Rp. 47.380.550.679,00 Rp. 63.300.651.042,00
Dukungan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Sosial
berasal dari APBD Daerah Istimewa Yogyakarta. Terlihat pada tabel I.3, untuk tahun
2019 dibanding tahun 2018 terdapat kenaikan anggaran belanja langsung yang
sangat signifikan sebesar Rp. 13.394.906.547,00. Hal ini menunjukkan tidak ada
kendala anggaran untuk membiayai program/kegiatan Dinas Sosial DIY.
1.6 Tindak Lanjut atas Laporan Hasil Evaluasi SAKIP 2018
No Saran/Rekomendasi Tindak lanjut
1. Surat Inspektur DIY Nomor : 700/01351 tanggal 6 Mei 2019, perihal Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Sistem AKIP Dinas Sosial DIY
Rekomendasi: Kepala Dinas Sosial DIY beserta seluruh jajarannya agar lebih optimal dalam melakukan tindakan perbaikan terkait dengan Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi, agar meningkatkan kinerja dari penilaian stakeholder pada kinerja/penghargaan lainnya.
Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Pencapaian Sasaran/Kinerja
Organisasi, agar meningkatkan kinerja yang dilaporkan pada capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya;
2. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi, agar meningkatkan kinerja dari penilaian stakeholder pada kinerja/penghargaan lainnya.
22
22
BAB 2
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2019 merupakan tahun pertama
penerapan Organisasi Berbasis Kinerja (Performance
Based Organization). Melalui Peraturan Daerah
Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun
2018 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta, kelembagaan
Pemerintah Daerah DIY didesain paralel (inline)
dengan alur (cascading) kinerja visi, misi, tujuan,
sasaran, progarm Pemda, dan program OPD yang
diamanatkan dalam dokumen RPJMD 2017 – 2022.
Renstra Dinas Sosial DIY yang merupakan penjabaran operasional RPJMD
2017 - 2022 telah mengakomodir dinamika program/kegiatan selama kurun waktu
2017 – 2022. Renstra ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2018 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah
Tahun 2017 – 2018 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 109 Tahun 2018.
2.1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja OPD
Sesuai cascade kinerja, Dinas Sosial DIY mendukung pencapaian sasaran
Pemerintah Daerah meningkatnya derajat ekonomi masyarakat yang didukung oleh
program Penanggulangan Kemiskinan. Terkait hal tersebut tujuan jangka
menengah Dinas Sosial DIY selama lima tahun adalah :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan rehabilitasi, perlindungan,
pemberdayaan dan jaminan sosial bagi PMKS guna memulihkan dan
meningkatkan fungsi sosial dalam mencapai kemandirian; dan
2. Meningkatkan kapasitas dan partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Bab 2 Berisi : 1. Tujuan, Sasaran dan
Indikator Kinerja OPD
2. Strategi dan Arah Kebijakan
3. Struktur Program dan Kegiatan 2019
4. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
5. Instrumen Pendu-kung Capaian Kiner-ja OPD
23
23
Adapun sasaran Dinas Sosial DIY dalam waktu lima tahun sebagai berikut :
Tabel II.1 Sasaran Strategis Dinas Sosial DIY, 2017-2022
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA SATUAN
Baseline 2017
TARGET TAHUNAN Target Akhir
Renstra 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Terpenuhinya
kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial
% n/a 42,38 40,97 42,17 43,08 44,28 44,28
2. Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
% 63,40 51,56 51,57 51,58 51,59 51,60 51,60
2.2. Strategi dan Arah Kebijakan
Strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah,
diuraikan dalam tabel sebagai berikut :
24
24
Tabel II.2 Strategi dan Arah Kebijakan
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Penguatan kapasitas pelayanan rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
Memperluas jejaring dan meningkatkan kinerja pelayanan
Membangun sinergi lintas mitra yang terkait dalam pemenuhan hak-hak penyandang masalah kesejahteraan sosial
Optimalisasi mitigasi bencana dan pemetaan daerah rawan bencana
Menyiapkan kesiapsiagaan masyarakat (pembentukan KSB, sarasehan keserasian sosial) dan perluasan jangkauan pelayanan oleh petugas perlindungan sosial (tagana, tenaga pelopor perdamaian, tim kampung siaga bencana, difagana)
Meningkatkan kualitas perlindungan dan pemenuhan hak-hak lansia
Promosi perlindungan dan pemenuhan hak-hak bagi lansia
Meningkatkan partisipasi dan kemandirian masyarakat miskin
Promosi kesejahteraan sosial melalui media penyuluhan dan membuka akses bagi warga miskin
2. Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Optimalisasi peran PSKS dalam pelayanan kesejahteraan sosial
Peningkatan kapasitas PSKS dan peningkatan nilai-nilai Kepahlawanan, keperintisan, serta kesetiakawanan sosial melalui edukasi kesejahteraan sosial
2.3. Struktur Program dan Kegiatan 2019
Struktur program dan kegiatan yang berkaitan langsung dengan tercapainya
sasaran Dinas Sosial DIY tahun 2019 maupun program dan kegiatan pendukung
sebagaimana tabel berikut:
Tabel II.3.1. Struktur Program dan Kegiatan terkait Langsung Pencapaian Sasaran Tahun 2019
Sasaran Program/Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp)
1. Terpenuhinya
kebutuhan dasar
perlindungan dan
jaminan sosial
serta perubahan
perilaku bagi
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
1.1. Program Rehabilitasi Sosial 4.944.858.000,00
1.1.1. Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang
Disabilitas dan Anak Bermasalah Sosial
1.570.245.800,00
1.1.2. Rehabilitasi Sosial Bagi Eks Penyandang
Penyakit Sosial Serta Korban Tindak
Kekerasan dan Perdagangan Orang
3.374.612.200,00
1.2 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 1.635.616.000,00
1.2.1 Pelayanan dan Perlindungan Lanjut Usia
Terlantar Serta Keluarga Rentan dan Miskin
808.895.000,00
25
25
Sasaran Program/Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp)
Sosial (PMKS) 1.2.2 Penguatan Kesiapsiagaan, Perlindungan
Sosial Bagi Korban Bencana Serta
Pemulangan dan Pemakaman Orang
Terlantar
826.721.000,00
1.3 Program Penanganan Fakir Miskin 4.889.739.000,00
1.3.1 Penyuluhan, Edukasi dan Promosi
Kesejahteraan Sosial Serta Pendataan PMKS
dan PSKS
3.522.195.000,00
1.3.2 Pembinaan Usaha dan Jejaring Ekonomi Bagi
Keluarga Miskin dan RTSM PKH
1.367.544.000,00
1.4 Program Perlindungan dan Rehabilitasi
Penyandang Disabilitas
1.237.519.000,00
1.4.1 Pelayanan Sosial Bagi Penyandang Disabilitas
Warga Binaan Balai
1.237.519.000,00
1.5 Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
Perempuan Penyandang Masalah Sosial
1.445.990.000,00
1.5.1 Pelayanan Sosial Bagi Perempuan
Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan
Balai
1.445.990.000,00
1.6 Program Perlindungan dan Rehabilitasi
Gelandangan, Pengemis, Pemulung dan Eks
Psikotik
2.005.826.200,00
1.6.1 Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan,
Pemulung, Pengemis dan Eks Psikotik
2.005.826.200,00
1.7 Program Perlindungan dan Rehabilitasi
Remaja Penyandang Masalah Sosial
727.655.800,00
1.7.1 Pelayanan Sosial Bagi Remaja Penyandang
Masalah Sosial Warga Binaan Balai
727.655.800,00
1.8 Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak
Penyandang Masalah Sosial
1.095.959.000,00
1.8.1 Pelayanan Sosial Bagi Anak Penyandang
Masalah Sosial Warga Binaan Balai
1.095.959.000,00
1.9 Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar 613.627.000,00
1.9.1 Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia Terlantar
Warga Binaan Balai
613.627.000,00
Total Nilai Anggaran yang mendukung Sasaran 1 18.596.790.000,00
2 Terwujudnya
peningkatan
kemampuan,
partisipasi dan
2.1 Program Pengembangan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial dan Penanaman Nilai-
Nilai Kepahlawanan
5.557.207.750,00
2.1.1 Pembinaan dan Jejaring Potensi Sumber 2.391.888.750,00
26
26
Sasaran Program/Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp)
peran Potensi
Sumber
Kesejahteraan
Sosial (PSKS)
Kesejahteraan Sosial (PSKS)
2.1.2 Pemeliharaan TMPN, MPP, MPN dan
Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan
3.165.319.000,00
Total Anggaran yang Mendukung Sasaran 2 5.557.207.750,00
Total Anggaran yang Berkaitan Langsung dengan Pencapaian Sasaran 24.153.997.750,00
Tabel II.3.2. Struktur Program dan Kegiatan Pendukung Pencapaian Sasaran Tahun 2019
No. Program/Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp)
1 2 3
1. 1. Program Administrasi Perkantoran 19.954.174.434,00
1.1. Penyediaan Jasa, Peralatan dan Perlengkapan Kantor 11.998.740.981,00
1.2. Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran 7.597.396.453,00
1.3. Penyediaan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi 358.037.000,00
2. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.103.186.495,00
2.1. Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor 667.059.000,00
2.2. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan 640.528.000,00
2.3. Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor 643.809.495,00
2.4. Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan 240.686.000,00
2.5. Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional 911.104.000,00
3. 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 16.194.000,00
3.1 Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan Penilaian
Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu
16.194.000,00
4. 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Pelaporan Keuangan
152.998.000,00
4.1. Peyusunan Laporan Kinerja SKPD 12.012.000,00
4.2. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 16.966.000,00
4.3 Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta
Pengembangan Data dan Informasi
107.520.000,00
4.4 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program kegiatan SKPD 16.500.000,00
Total Anggaran Pendukung 23.226.552.929,00
2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang
lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerjanya. Adapun Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Sosial DIY yang
merepresentasikan kinerja instansi dengan Bapak Gubernur DIY sebagai berikut :
27
27
Tabel II.4 Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Sosial DIY Tahun 2019
2.5. Instrumen Pendukung Capaian Kinerja
Instrumen pendukung penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(SAKIP) di lingkungan Pemerintah Daerah DIY adalah aplikasi
sengguh.jogjaprov.go.id yang mengintegrasikan perencanaan termasuk Rencana
Operasional Pelaksanaan Kegiatan (ROPK), anggaran kas, monitoring dan evaluasi
capaian kinerja bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan OPD.
Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri memiliki website resmi yang
dapat diakses, baik oleh pegawai Dinas Sosial DIY maupun masyarakat umum
dengan alamat http://dinsos.jogjaprov.go.id. Di dalam website ini memuat profil
lengkap beserta tugas dan fungsi Dinas Sosial DIY dan UPT Dinas Sosial DIY. Selain
itu juga ditampilkan beberapa kegiatan terbaru yang telah dilakukan Dinas Sosial
DIY. Ada juga menu untuk pengaduan, pelayanan masyarakat dan prosedur
pelayanan masyarakat yang dilakukan di Dinas Sosial DIY, seperti Pengangkatan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
Tahunan Triwulan Target
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial
% 40,97 Triwulan I 13,84
Triwulan II 21,13
Triwulan III 31,75
Triwulan IV 40,97
2. Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
% 51,57 Triwulan I 30,63
Triwulan II 41,79
Triwulan III 50,82
Triwulan IV 51,57
28
28
anak (adopsi), Pemakaman jenazah terlantar, Pemulangan orang terlantar,
Penanganan gelandangan dan pengemis, Penanganan penyakit sosial (ODHA),
Syarat mengurus rekomendasi penelitian, PKL dan permohonan data, Pendaftaran
Osos/LKS, Visum jenazah dan Pelaksanaan Penyelenggaraan Undian Gratis
Berhadiah (UGB) dan Pengumpulan Uang/Barang (PUB).
Gambar II.1. Sistem Integrasi ROPK, Monitoring dan Evaluasi, E-SAKIP
Sumber:http://sengguh.jogjaprov.go.id/
Gambar II.2. Website Dinas Sosial DIY
Sumber:http://dinsos.jogjaprov.go.id/
29
29
BAB 3
Akuntabilitas Kinerja
3.1. Capaian Kinerja Tahun 2019
Dinas Sosial DIY telah melaksanakan pengukuran
kinerja atas kinerja yang diperjanjikan Kepala Dinas
Sosial DIY dengan Bapak Gubernur DIY tahun 2019.
Pengukuran mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencana-
an, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
dengan skala nilai peringkat kinerja sebagaimana tabel
berikut :
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
No. Interval Nilai Realisasi
Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
Bab 3 Berisi : 1. Capaian Kinerja
Tahun 2019 2. Evaluasi dan
Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
3. Realisasi Anggaran 4. Inovasi
30
30
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR/META INDIKATOR
SATUAN
Base line 2017
Capaian 2018
TAHUN 2019 TARGET AKHIR RPJMD
TAR GET
REALI SASI
PERSEN TASE
KRITERIA/ KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Indikator: Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial Meta Indikator: Persentase target penanganan PMKS dibagi jumlah populasi (N-2) Formulasi Perhitungan : Rata-Rata Prosentase Program Penanganan PMKS dibagi 9 = %Rehabsos+%Linjamsos+%Fakir Miskin+%BRTPD+%BPRSW+%BRSBKL%BPRSR+%BRSPA+%BPSTW dibagi 9
% n/a 103,21 40,97 42,17 102,93 Sangat Baik
44,28
2 Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Indikator: Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
Meta Indikator: Persentase target pembinaan PSKS dibagi jumlah populasi PSKS (N-2) Formulasi Perhitungan : (%PSM + %tagana + %LKS + %karang taruna + %WKSBM + %TKSK + %dunia usaha + %jiwa kepahlawanan + %kesejahteraan keluarga pahlawan) dibagi 9
% 63,40 100,16 51,57 51,72 100,29 Sangat Baik
51,60
31
31
Adapun analisis capaian kinerja per sasaran stategis diuraikan sebagai
berikut:
3.1.1. Sasaran 1: Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial
serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Kinerja sasaran terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan
sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel III.3 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan Sasaran 1
NO Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3 4
1 Terpenuhinya kebutuhan
dasar perlindungan dan
jaminan sosial serta
perubahan perilaku bagi
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
Persentase PMKS yang
memperoleh pemenuhan
kebutuhan dasar,
perlindungan, jaminan sosial,
dapat hidup mandiri dan
berfungsi sosial
Persentase target penanganan PMKS dibagi jumlah populasi (N-2) Formulasi Perhitungan : Rata-Rata
Prosentase Program Penanganan PMKS
dibagi 9 =
%Rehabsos+%Linjamsos+%Fakir
Miskin+%BRTPD+%BPRSW+%BRSBKL%B
PRSR+%BRSPA+%BPSTW dibagi 9
Kinerja Sasaran diatas diukur dengan indikator persentase PMKS yang
memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat
hidup mandiri dan berfungsi sosial yang merupakan penghitungan komposit dari 9
(sembilan) sub indikator sebagai berikut :
1. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Rehabilitasi Sosial pada Bidang
Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial DIY melaksanalan rehabilitasi sosial untuk
meningkatkan persentase anak bawah lima tahun terlantar, anak terlantar, anak
yang berhadapan dengan hukum, anak jalanan, anak dengan kedisabilitasan,
penyandang disabilitas, gelandangan, pengemis, pemulung, orang dengan HIV
AIDS, dan korban tindak kekerasan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya,
memperoleh bimbingan keterampilan, mandiri, dan mampu berinteraksi dengan
keluarga dan masyarakat. Capaian hasil penanganan PMKS melalui Program
Rehabilitasi Sosial dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
32
32
Tabel III.3.1 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Rehabilitasi Sosial
No Jenis PMKS Populasi
2016 Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Anak Balita Terlantar 1.826 anak 22 1,20 88 4,82
2 Anak Terlantar 14.450 anak 500 3,46 366 2,53
3 Anak Jalanan 327 anak 22 6,73 65 19,88
4 Anak yang Berhadapan
Hukum
184 anak 17 9,24 27 14,67
5 Anak dengan
Kedisabilitasan
3.095 anak 61 1,97 69 2,23
6 Penyandang Disabilitas 26.177 orang 1.120 4,28 1.120 4,28
7 Gelandangan, Pengemis
dan Pemulung
771 orang 160 20,75 220 28,53
8 Orang dengan HIV/AIDS 2.834 orang 7 0,25 7 0,25
9 Korban Tindak
Kekerasan
735 orang 11 1,50 0 0,00
Rerata Hasil Penanganan PMKS melalui Rehabilitasi Sosial :
(Jumlah Persentase hasil penanganan masing-masing jenis PMKS
dibagi jumlah komponen jenis PMKS)
= (4,82%+2,53%+19,88%+14,67%+2,23%+
4,28%+28,53%+0,25%+0,00%)/9 = 8,58 %
Populasi diperoleh dari hasil pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY
2. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Jaminan Sosial pada
Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial DIY untuk melaksanakan
perlindungan dan jaminan sosial untuk meningkatkan persentase lanjut usia
terlantar, korban bencana alam, dan korban bencana sosial yang memperoleh
pelindungan dan jaminan sosial. Capaian hasil penanganan PMKS melalui
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.3.2 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Perlindungan dan Jaminan Sosial
No Jenis PMKS Populasi
2016 Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Lanjut Usia Terlantar 46.242 orang 1.250 2,70 1.250 2,70
2 Korban Bencana Alam 150.000 orang 150.000 100,00 150.000 100,00
3 Korban Bencana Sosial 500 orang 500 100,00 500 100,00
Rerata Hasil Penanganan PMKS melalui Perlindungan dan
Jaminan Sosial :
(Jumlah Persentase hasil penanganan masing-masing jenis PMKS
dibagi jumlah komponen jenis PMKS)
= (2,70%+100,00%+100,00%)/3 = 67,57 %
Populasi diperoleh dari hasil pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY
33
33
3. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Penanganan Fakir Miskin pada Bidang
Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial DIY untuk melaksanakan penanganan fakir
miskin dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan persentase fakir miskin yang
memperoleh bimbingan dan keterampilan berusaha sehingga pendapatan dan
asetnya meningkat. Capaian hasil penanganan PMKS melalui Program
Penanganan Fakir Miskin dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.3.3 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Penanganan Fakir Miskin
No Jenis PMKS Populasi
2016 Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penerima Bantuan UEP
PKH Graduasi
33.212 orang 660 1,99 822 2,48
2 Fakir Miskin
(Peningkatan Pengurus
UEP KUBE dan KM)
367.540 orang 150 0,04 150 0,04
3 Korban Bencana Sosial 500 orang 500 100,00 500 100,00
Rerata Hasil Penanganan PMKS melalui Penanganan Fakir
Miskin :
(Jumlah Persentase hasil penanganan masing-masing jenis
PMKS dibagi jumlah komponen jenis PMKS)
= (2,48%+0,04%)/2 = 1,26 %
Populasi diperoleh dari hasil pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY
4. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Penyandang Disabilitas pada Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang
Disabilitas (BRTPD) sebagai pelaksana teknis dalam perlindungan sosial,
rehabilitasi sosial, dan rehabilitasi medis bagi penyandang disabilitas netra,
grahita, daksa, rungu wicara, dan werdha disabilitas untuk meningkatkan
persentase warga binaan yang terpenuhi dan terlindungi haknya, mampu hidup
mandiri dan berfungsi sosial. Capaian hasil penanganan PMKS dalam BRTPD
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.3.4 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRTPD
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan yang
terpenuhi dan terlindungi hak-
haknya, mampu hidup mandiri
dan berfungsi sosial
(Penyandang Disabilitas)
170 orang 43 25,29 43 25,29
Jumlah Persentase Penanganan Dalam Balai dibagi Daya Tampung dikali 100% = 43/170*100% : 25,29%
34
34
5. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Sosial Perempuan Penyandang Masalah Sosial pada Balai
Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW) sebagai pelaksana teknis
dalam perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraal sosial wanita rawan sosial ekonomi, wanita tuna susila, wanita
korban tindak kekerasan, wanita pekerja migran bermasalah sosial dan wanita
korban perdagangan orang (tralficking) untuk meningkatkan persentase warga
binaan yang memiliki kapasitas untuk mandiri dan berfungsi sosial. Capaian hasil
penanganan PMKS dalam BPRSW dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.3.5 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSW
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga
binaan yang memiliki
kapasitas untuk mandiri
dan berfungsi sosial
(Perempuan Rawan
Sosial Ekonomi)
60 orang 26 43,33 26 43,33
Jumlah Persentase Penanganan Dalam Balai dibagi Daya Tampung dikali 100% = 26/60*100% : 43,33%
6. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, Pemulung dan Eks Psikotik pada Balai
Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL) sebagai pelaksana teknis dalam
perlindungan sosial, jaminan sosial, dan rehabilitasi sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial gelandangan, pengemis dan penyandang
disabilitas mental untuk meningkatkan persentase warga binaan balai yang
mampu berfungsi sosial dan hidup mandiri serta kembali ke
keluarga/masyarakat. Capaian hasil penanganan PMKS dalam BRSBKL dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.3.6 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRSBKL
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan
balai yang mampu
berfungsi sosial dan hidup
mandiri serta kembali ke
50 orang 10 20,00 10 20,00
35
35
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
keluarga / masyarakat
(Gelandangan, Pengemis,
Pemulung)
2 Persentase warga binaan
balai yang mampu
berfungsi sosial dan hidup
mandiri serta kembali ke
keluarga / masyarakat (Eks
Psikotik)
250 orang 21 8,40 21 8,40
Rerata Hasil Penanganan PMKS dalam BRSBKL :
(Penanganan gelandangan, pengemis, pemulung dijumlah eks
psikotik) dibagi jumlah komponen penanganan PMKS dalam balai
=(20,00%+8,40%)/2 = 14,20 %
7. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial pada Balai Perlindungan dan
Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) sebagai sebagai pelaksana teknis dalam
pelayanan perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, advokasi, reunifikasi, dan
rujukan bagi remaja bermasalah sosial dan anak yang berhadapan dengan
hukum untuk meningkatkan persentase warga binaan yang muunpu hidup
normatif dalam pengasuhan keluarga. Capaian hasil penanganan PMKS dalam
BPRSR dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.3.7 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSR
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan
yang mampu hidup normatif
dalam pengasuhan keluarga
(Anak Terlantar/Anak Putus
Sekolah)
40 anak 22 55,00 22 55,00
2 Persentase warga binaan
yang mampu hidup normatif
dalam pengasuhan keluarga
(Anak yang Berhadapan
Hukum)
40 anak 40 100,00 40 100,00
Rerata Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSR :
(Penanganan anak terlantar/anak putus sekolah dijumlah eks anak
yang berhadapan hukum) dibagi jumlah komponen penanganan
PMKS dalam balai
=(55,00%+100,00%)/2 = 77,50 %
36
36
8. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial pada Balai Rehabilitasi Sosial dan
Pengasuhan Anak (BRSPA) sebagai pelaksana teknis dalam perlindungan,
pengasuhan, pengembangan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial anak untuk meningkatkan persentase warga binaan yang
terpenuhi kebutuhan dasarnya, terlindungi hak - haknya dan mampu berfungsi
sosial dalam pengasuhan keluarga. Capaian hasil penanganan PMKS dalam
BRSPA dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.3.8 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRSPA
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan
yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya, terlindungi hak-
haknya dan mampu
berfungsi sosial dalam
pengasuhan keluarga
(Anak Balita Terlantar)
25 anak 13 52,00 13 52,00
2 Persentase warga binaan
yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya, terlindungi hak-
haknya dan mampu
berfungsi sosial dalam
pengasuhan keluarga
(Anak Terlantar)
80 anak 18 22,50 18 22,50
3 Persentase warga binaan
yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya, terlindungi hak-
haknya dan mampu
berfungsi sosial dalam
pengasuhan keluarga
(Anak yang Memerlukan
Perlindungan Khusus)
35 anak 10 28,57 10 28,57
Rerata Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSR :
(Penanganan anak balita terlantar, anak terlantar dijumlah eks
anak yang memerlukan perlindungan khusus) dibagi jumlah
komponen penanganan PMKS dalam balai
=(52,00%+22,50%+28,57)/3 = 34,36 %
37
37
9. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan Lanjut Usia
Terlantar pada Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) sebagai
pelaksana teknis dalam perlindungan, jaminan dan rehabilitasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial lanjut usia untuk mempertahankan
persentase warga binaan yang terpenuhi kebutuhan dasar dan haknya. Capaian
hasil penanganan PMKS dalam BPSTW dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel III.3.9 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPSTW
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan
yang terpenuhi kebutuhan
dasar dan hak-haknya
(Lanjut Usia Terlantar)
214 orang 214 100,00 230 107,48
Jumlah Persentase Penanganan Dalam Balai dibagi Daya Tampung dikali 100% = 230/214*100% : 107,48%
Hasil penghitungan komposit dari 9 (sembilan) sub indikator tersebut di atas
diperoleh capaian sebagai berikut:
Tabel III.4 Pengukuran Capaian Sasaran 1
Sub-Indikator Hasil Sub Indikator
Rata-Rata Nilai
a. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Rehabilitasi Sosial 8,58%
42,17 %
b. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
67,57%
c. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Penanganan Fakir Miskin
1,26%
d. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas
25,29%
e. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Perempuan Penyandang Masalah Sosial
43,33%
f. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, Pemulung dan Eks Psikotik
14,20%
g. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial
77,50%
h. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial
34,36%
i. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar
107,48%
38
38
Kinerja Sasaran Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan
jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan indikator Persentase PMKS yang
memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial,
dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial pada tahun 2019 dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel III.5 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1 Tahun 2019
No Indikator
Sasaran
Capaian
2018
2019 Target
Akhir
Renstra
(2022)
Capaian s/d
2019 terhadap
target 2022 (%) Target Realisasi % Realisasi*
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase
PMKS yang
memperoleh
pemenuhan
kebutuhan
dasar,
perlindungan,
jaminan sosial,
dapat hidup
mandiri dan
berfungsi sosial
103,21 40,97 42,17 102,93 44,28 95,24
3.1.1.1. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS melalui Program
Rehabilitasi Sosial
- Program Rehabilitasi Sosial melekat pada Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas
Sosial DIY dan dilaksanakan oleh 2 (dua) seksi dengan masing-masing 1
(satu) kegiatan, yaitu :
a. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Rehabilitasi Sosial
Anak kegiatannya Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas dan
Anak Bermasalah Sosial dengan anggaran sebesar Rp. 1.570.245.800,-.
b. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban Napza, Korban Tindak
Kekerasan dan Korban Perdagangan Orang dengan anggaran sebesar
Rp. 3.374.612.200,-
39
39
Gambar III.1
Program Rehabilitasi Sosial
Kegiatan Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas dan Anak Bermasalah Sosial
Rapat Mediasi Family Gathering
Anak yang Berhadapan Hukum Bagi Penyandang Disabilitas
Kegiatan Rehabilitasi Sosial Bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial Serta Korban Tindak
Kekerasan dan Perdagangan Orang
Bimbingan Mental Sosial Pemulangan Warga Binaan Camp Assesment
Warga Binaan Camp Assesment Ke Daerah Asal
3.1.1.2. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS melalui Program
Perlindungan dan Jaminan Sosial
- Program Perlindungan dan Jaminan Sosial melekat pada Bidang
Perlindungan dan Jaminan Dinas Sosial DIY dan dilaksanakan oleh 2 (dua)
seksi dengan masing-masing 1 (satu) kegiatan, yaitu :
40
40
a. Seksi Jaminan Sosial dan Perlindungan Lanjut Usia kegiatannya
Pelayanan dan Perlindungan Lanjut Usia Terlantar Serta Keluarga Rentan
dan Miskin dengan anggaran sebesar Rp. 808.895.000,-
b. Seksi Penanganan Korban Bencana Alam dan Korban Bencana Sosial
kegiatannya Penguatan Kesiapsiagaan, Perlindungan Sosial Bagi Korban
Bencana Serta Pemulangan dan Pemakanan Orang Terlantar dengan
anggaran sebesar Rp. 826.721.000,-
Gambar III.2
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Kegiatan Pelayanan dan Perlindungan Lanjut Usia Terlantar serta Keluarga Rentan dan Miskin
Pemberian Bantuan Permakanan Penyerahan Bantuan Bedah Kamar
Bagi Lanjut Usia Terlantar Bagi Lanjut Usia Terlantar
Kegiatan Penguatan Kesiapsiagaan, Perlindungan Sosial Bagi Korban Bencana serta
Pemulangan dan Pemakaman Orang Terlantar
Simulasi Kampung Siaga Bencana (KSB) Bantuan Distribusi Air Bersih
Oleh Tagana DIY Bagi Korban Bencana Kekeringan
41
41
3.1.1.3. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS melalui Program
Penanganan Fakir miskin
- Program Penanganan Fakir Miskin melekat pada Bidang Penanganan Fakir
Miskin dan dilaksanakan oleh 2 (dua) seksi dengan masing-masing 1 (satu)
kegiatan, yaitu :
a. Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan, Perkotaan dan Pesisir
kegiatannya Pembinaan Usaha dan Jejaring Ekonomi Bagi Keluarga
Miskin dan RTSM PKH dengan anggaran sebesar Rp. 1.367.544.000,
b. Seksi Penyuluhan Sosial kegiatannya Penyuluhan, Edukasi dan Promosi
Kesejahteraan Sosial serta Pendataan PMKS dan PSKS sebesar
Rp. 3.522.195.000,-
Gambar III.3
Program Penanganan Fakir Miskin
Kegiatan Fasilitasi dan Jejaring Ekonomi Bagi Keluarga Fakir Miskin dan RTSM PKH
Revaluasi dan Assesment Lanjutan Koordinasi Pemanfaatan Bantuan dan
UEP PKH Graduasi Pembuatan Laporan Bantuan
Kegiatan Penyuluhan, Edukasi dan Promosi Kesejahteraan Sosial
serta Pendataan PMKS dan PSKS
Penyuluhan Sosial Penyuluhan Sosial
Melalui Media Peragaan (Wayang Cakruk) Melalui Media Elektronik (Siaran Radio)
42
42
3.1.1.4. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas
- Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
melekat pada Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD)
dilaksanakan dalam 3 (tiga) seksi dengan 1 (satu) kegiatan, yaitu : Seksi
Bina Netra dan Grahita, Seksi Daksa dan Rungu Wicara serta Seksi
Rehabilitasi Medik kegiatannya Pelayanan Sosial Bagi Penyandang
Disabilitas Warga Binaan Balai dengan anggaran sebesar
Rp. 1.237.519.000,-
Gambar III.4
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Warga Binaan
Bimbingan Keterampilan Desain Grafis Posyandu Bagi Warga Binaan Balai
Warga Binaan Balai
3.1.1.5. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Perempuan Penyandang
Masalah Sosial
- Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Perempuan Penyandang
Masalah Sosial melekat pada Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
Wanita (BPRSW) dilaksanakan dalam 1 (satu) seksi dengan 1 (satu)
kegiatan, yaitu : Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial kegiatannya
Pelayanan Sosial Bagi Perempuan Penyandang Masalah Sosial Warga
Binaan Balai dengan anggaran sebesar Rp. 1.445.990.000,-
43
43
Gambar III.5
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
Perempuan Penyandang Masalah Sosial
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Perempuan Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai
Bimbingan Keterampilan Olahan Pangan Bimbingan Keagamaan dan Sosial
Warga Binaan Balai Bagi Warga Binaan Balai
3.1.1.6. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis,
Pemulung dan Eks Psikotik
- Program Perlindungan dan Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, Pemulung
dan Eks Psikotik melekat pada Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras
(BRSBKL) dilaksanakan dalam 2 (dua) seksi dengan 1 (satu) kegiatan, yaitu :
Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Seksi
Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Laras kegiatannya Pelayanan
Sosial Bagi Gelandangan, Pemulung, Pengemis dan Eks Psikotik dengan
anggaran sebesar Rp. 2.005.826.200,-
Gambar III.6
Program Perlindungan dan Rehabilitasi
Gelandangan, Pemulung, Pengemis dan Eks Psikotik
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan, Pemulung, Pengemis dan Eks Psikotik
Bimbingan Pertukangan Batu Bimbingan Kerajinan Membatik Jumputan
Warga Binaan Balai Warga Binaan Balai
44
44
3.1.1.7. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah
Sosial
- Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial
melekat pada Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR)
dilaksanakan dalam 1 (satu) seksi dengan 1 (satu) kegiatan, yaitu : Seksi
Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial kegiatannya Pelayanan Sosial Bagi
Remaja Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai dengan anggaran
sebesar Rp. 727.655.800,-
Gambar III.7
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Remaja Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai
Bimbingan Keterampilan Menjahit Bimbingan Keterampilan Otomotif
Warga Binaan Balai Warga Binaan Balai
3.1.1.8. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial
- Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial
melekat pada Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (BRSPA)
dilaksanakan dalam 1 (satu) seksi dengan 1 (satu) kegiatan, yaitu : Seksi
Perlindungan dan Pengembangan Sosial kegiatannya Pelayanan Sosial Bagi
Anak Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai dengan anggaran
sebesar Rp. 1.095.959.000,-
45
45
Gambar III.8
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Anak Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai
Bimbingan Psikologi Warga Binaan Balai Assesment Warga Binaan Balai
3.1.1.9. Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui
Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar
- Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar melekat pada Balai Pelayanan
Sosial Tresna Werdha (BPSTW) dilaksanakan dalam 1 (satu) seksi dengan 1
(satu) kegiatan, yaitu : Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial kegiatannya
Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia Terlantar Warga Binaan Balai dengan
anggaran sebesar Rp. 613.627.000,-
Gambar III.9
Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia Terlantar Warga Binaan Balai
Bimbingan Keterampilan Warga Binaan Balai Bimbingan Kesenian Warga Binaan Balai
46
46
3.1.2. Sasaran 2: Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Kinerja sasaran terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel III.6 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan Sasaran 2
NO Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3 4
1 Terwujudnya peningkatan
kemampuan, partisipasi
dan peran Potensi
Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS)
Persentase PSKS dan
masyarakat sasaran yang
meningkat kemampuan dan
partisipasinya dalam
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial serta
mampu mewujudkan nilai-
nilai keperintisan,
kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial
Persentase target pembinaan PSKS dibagi jumlah populasi PSKS (N-2) Formulasi Perhitungan : (%PSM +
%tagana + %LKS + %karang taruna +
%WKSBM + %TKSK + %dunia usaha +
%jiwa kepahlawanan + %kesejahteraan
keluarga pahlawan) dibagi 9
Kinerja Sasaran diatas diukur dengan indikator persentase PSKS dan
masyarakat sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai
keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial diperoleh dari Skor
Komposit Hasil Pemberdayaan PSKS dan Masyarakat melalui Program
Pengembangan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial dan Penanaman Nilai-Nilai
Kepahlawanan pada Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial DIY untuk
melaksanakan pemberdayaan sosial guna meningkatkan persentase potensi dan
sumber kesejahteraan sosial dan masyarakat yang mampu menangani penyandang
masalah kesejahteraan sosial dan menguatnya nilai-nilai keperintisan,
kepahlawanan, dan kesetiaan sosial dalam masyarakat. Capaian hasil
pemberdayaan PSKS melalui Program Pengembangan PSKS dan Penanaman Nilai-
Nilai Kepahlawanan dapat dilihat sebagai berikut :
47
47
Tabel III.6.1 Capaian Hasil Pemberdayaan PSKS dan Masyarakat
Melalui Pemberdayaan PSKS dan Penanamam Nilai-Nilai Kepahlawanan
No Jenis PSKS Populasi
2016 Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pekerja Sosial
Masyarakat
4.767 orang 95 1,99 95 1,99
2 Taruna Siaga Bencana 1.058 orang 55 5,20 55 5,20
3 Karang Taruna 438 orang 345 78,77 345 78,77
4 Wahana
Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat
163 orang 105 64,42 105 64,42
5 Tenaga Kesejahteraan
Sosial Kecamatan
78 orang 78 100,00 78 100,00
6 Lembaga
Kesejahteraan Sosial
370 lembaga 40 10,81 40 10,81
7 Dunia Usaha 42 lembaga 42 100,00 42 100,00
8 Penanaman Nilai-Nilai
Kepahlawanan
(Pelajar SLTA)
349.627 orang 10.250 2,93 10.944 4,30
9 Kesejahteraan
Keluarga Pahlawan
7 orang 7 100,00 7 100,00
Rerata Hasil Pemberdayaan PSKS dan Masyarakat melalui
Pemberdayaan PSKS dan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan :
(Jumlah Persentase hasil pemberdayaan masing-masing jenis
PSKS dan masyarakat dibagi jumlah komponen jenis PMKS)
= (1,99%+5,20%+78,77%+64,42%+100,00%+
10,81%+100,00%+4,30%+100,00%)/9
= 51, 72 %
Populasi diperoleh dari hasil pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY
Kinerja Sasaran Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dengan indikator PSKS dan masyarakat
sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan,
kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial pada tahun 2019 dapat digambarkan
sebagai berikut :
48
48
Tabel III.7 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 2 Tahun 2019
No Indikator
Sasaran
Capaian
2018
2019 Target
Akhir
Renstra
(2022)
Capaian s/d
2019 terhadap
target 2022 (%) Target Realisasi % Realisasi*
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase PSKS
dan masyarakat
sasaran yang
meningkat
kemampuan dan
partisipasinya
dalam
penyelenggaraan
kesejahteraan
sosial serta
mampu
mewujudkan
nilai-nilai
keperintisan,
kepahlawanan
dan
kesetiakawanan
sosial
100,16 51,57 51,72 100,29 51,60 100,24
3.1.2.1. Data Dukung Capaian Hasil Perhitungan Komposit Peningkatan
Kemampuan, Partisipasi dan Peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS)
- Peningkatan Kemampuan, Partisipasi dan Peran Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) diukur melalui Program Pengembangan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial dan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan
yang melekat pada Bidang Pemberdayaan Sosial dan dilaksanakan oleh 2
(dua) seksi dengan masing-masing 1 (satu) kegiatan, yaitu :
a. Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan
Masyarakat dan Sumber Dana Sosial kegiatannya Pembinaan dan
Jejaring Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dengan anggaran
sebesar Rp. 2.391.888.750,
b. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan, Kesetiakawanan, dan
Restorasi Sosial kegiatannya Pemeliharaan TMPN, MPP, MPN dan
Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan dengan anggaran sebesar
Rp. 3.165.319.000,-
49
49
Gambar III.10
Program Pengembangan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
dan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan
Kegiatan Penguatan Partisipasi dan Fasilitasi Kesejahteraan Sosial
Bimbingan Teknis LK3 Bimbingan Teknis WKSBM
Bimbingan Teknis PSM Bimbingan Teknis TKSK
Kegiatan Pemeliharaan TMPN/TMP, MPP, MPN
dan Pengembangan Nilai-Nilai Kepahlawanan
Ziarah Rombongan Wisata Sarasehan Restorasi Sosial
Taman Makam Pahlawan “Gerbang Praja”
50
50
3.2. Analisis Ketercapaian Kinerja Tahun 2019
Berdasarkan Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2019, dapat dilakukan analisis
sebagai berikut :
3.2.1 Sasaran 1: Terwujudnya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial
serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
- Tercapai 42,17%; dengan demikian prosentase realisasi terhadap target=
102,93%, maka target tahun 2019 tercapai.
- Dibandingkan realisasi tahun lalu, terdapat penurunan sebesar 0,28%.
- Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, diproyeksikan sasaran akan
berhasil tercapai.
- Keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja sasaran 1 disebabkan oleh:
Tersedianya data PMKS dan PSKS terbaru untuk bahan penentuan sasaran,
tersedianya lembaga kesejahteraan sosial terkait dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan serta kerja sama yang baik dengan instansi sosial
kab/kota, masyarakat dan pihak-pihak terkait sehingga pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan.
Terkait permasalahan capaian kinerja indikator sasaran tidak ada karena
capaiannya sudah melebihi target, hanya saja ada beberapa sub indikator
yang realisasinya tidak bisa diprediksi, tergantung situasi/kondisi di
lapangan. Untuk solusi permasalahannya, selalu berkoordinasi dengan
instansi sosial terkait, instansi lain dan masyarakat terkait permasalahan
yang terjadi di lapangan sehingga penanganannya bisa cepat dan sesuai
yang diharapkan.
3.2.2 Sasaran 2: Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
- Tercapai 51,72%; dengan demikian prosentase realisasi terhadap target=
100,29%, maka target tahun 2019 tercapai.
- Dibandingkan realisasi tahun lalu, terdapat kenaikan sebesar 0,13%.
- Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, diproyeksikan sasaran akan
berhasil tercapai.
- Keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja sasaran 2 disebabkan oleh:
Tersedianya data PMKS dan PSKS terbaru untuk bahan penentuan sasaran,
Adanya kerja sama yang baik dari instansi sosial kab/kota terkait, pihak
rombongan dan pengelola tempat ziarah serta adanya partisipasi yang
51
51
besar dari PSKS di DIY dalam mendukung program kegiatan SKPD. Terkait
permasalahan capaian kinerja indikator sasaran tidak ada karena
capaiannya sudah melebihi target, hanya saja ada beberapa sub indikator
yang realisasinya tidak bisa diprediksi. Untuk solusi permasalahannya,
Selalu menjalin kerja sama dan koordinasi yang baik dengan instansi sosial
kab/kota bersama-sama dengan PSKS dalam penanganan PMKS dan
mendukung program kegiatan SKPD.
3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya
3.3.1 Capaian Kinerja SPM Bidang Sosial DIY Tahun 2019
Upaya mewujudkan kesejahteraan sosial telah tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Rehabilitasi sosial,
jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial termasuk dalam
upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Berdasarkan lampiran Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dalam pembagian
kewenangannya maka kebijakan umum SPM Bidang Sosial Provinsi yaitu :
1. Rehabilitasi Sosial Dasar di Dalam Panti (bagi Penyandang Disabilitas
Terlantar, Anak Terlantar, Lanjut Usia Terlantar, Gelandangan dan
Pengemis); serta
2. Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Sosial Provinsi
SPM Bidang Sosial merupakan penjabaran dari target yang telah ditetapkan
oleh Kementerian Sosial RI berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor Nomor
9 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Sosial di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. SPM Bidang Sosial
Provinsi mencakup 5 (lima) pelayanan dasar yaitu :
1. Rehabilitasi Sosial Dasar Penyandang Disabilitas Terlantar di Dalam
Panti;
2. Rehabilitasi Sosial Dasar Anak Terlantar di Dalam Panti;
3. Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut Usia Terlantar di Dalam Panti;
4. Rehabilitasi Sosial Dasar Gelandangan dan Pengemis di Dalam Panti; dan
5. Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Sosial Provinsi.
Adapun target, realisasi dan alokasi anggaran SPM Bidang Sosial dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
52
52
Tabel III. 8 Target, Realisasi dan Alokasi Anggaran SPM Bidang Sosial Tahun 2019
No
Jenis
Pelayanan
Dasar
Nasional Reali
sasi
Kondisi
Pencapaian SPM :
Belum Tercapai (<)
Sesuai (=)
Melampaui (>)
Anggaran
Sasaran Indikator
SPM Target 2019 2019
1 2 3 4 5 6 7 8
Rehabilitasi
Sosial Dasar
Penyandang
Disabilitas
Terlantar di
Dalam Panti
Terpenuhiny
a kebutuhan
dasar
penyandang
disabilitas
terlantar di
dalam panti
Persentase (%)
penyandang
disabilitas
terlantar yang
terpenuhi
kebutuhan
dasarnya di
dalam panti
100% selama
1 (satu)
tahun
anggaran
berdasarkan
data dan
perhitungan
kebutuhan
100 % = 5,793,852,100
(APBD)
0
(APBN)
0
(Lain-Lain)
2 Rehabilitasi
Sosial Dasar
Anak
Terlantar di
Dalam Panti
Terpenuhiny
a kebutuhan
dasar anak
terlantar di
dalam panti
Persentase (%)
anak terlantar
yang terpenuhi
kebutuhan
dasarnya di
dalam panti
100% selama
1 (satu)
tahun
anggaran
berdasarkan
data dan
perhitungan
kebutuhan
100 % = 1,924,466,460
(APBD)
0
(APBN)
0
(Lain-Lain)
3 Rehabilitasi
Sosial Dasar
Lanjut Usia
Terlantar di
Dalam Panti
Terpenuhiny
a kebutuhan
dasar lanjut
usia terlantar
di dalam
panti
Persentase (%)
lanjut usia
terlantar yang
terpenuhi
kebutuhan
dasarnya di
dalam panti
100% selama
1 (satu)
tahun
anggaran
berdasarkan
data dan
perhitungan
kebutuhan
100 % = 2,011,686,165
(APBD)
0
(APBN)
0
(Lain-Lain)
4 Rehabilitasi
Sosial Dasar
Gelandangan
dan
Pengemis di
Dalam Panti
Terpenuhiny
a kebutuhan
dasar
gelandangan
dan
pengemis di
dalam panti
Persentase (%)
gelandangan
dan pengemis
yang terpenuhi
kebutuhan
dasarnya di
dalam panti
100% selama
1 (satu)
tahun
anggaran
berdasarkan
data dan
perhitungan
kebutuhan
100 % = 888,470,100
(APBD)
0
(APBN)
0
(Lain-Lain)
5 Perlindungan
Sosial
Korban
Bencana
Alam dan
Sosial
Terpenuhiny
a kebutuhan
dasar korban
bencana
alam dan
sosial
provinsi
Persentase (%)
korban bencana
alam dan sosial
yang terpenuhi
kebutuhan
dasarnya pada
saat dan
setelah tanggap
darurat
bencana
provinsi
100% selama
1 (satu)
tahun
anggaran
berdasarkan
data dan
perhitungan
kebutuhan
-
(tidak
ada
benca
na
dalam
skala
provi
nsi)
< 0
(APBD)
5,586,179,771
(APBN)
0
(Lain-Lain)
53
53
3.3.2 Capaian Kinerja SDGs Dinas Sosial DIY Tahun 2019
Sustainable Development Goals (SDGs)/ Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
merupakan dokumen yang memuat tujuan dan sasaran global pembangunan
berkelanjutan tahun 2016 sampai tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan
dari Millennium Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Milenium
(TPM). MDGs hanya berfokus pada 8 (delapan) tujuan global, sedangkan pada SDGs
terdapat penambahan tujuan global lainya berdasarkan isu terkini hingga
mencakup 17 (tujuh belas) tujuan global.
Dalam mendukung pencapaian SDGs 2016-2030, Dinas Sosial DIY mendukung
pada 1 (satu) tujuan dari 17 (tujuh belas) tujuan global yang ada, yaitu pada Tujuan
1. Tanpa Kemiskinan dengan 4 (empat) indikator didalamnya, yaitu :
1. Jumlah penyandang disabilitas miskin dan rentan yang menerima
bantuan pemenuhan kebutuhan dasar;
2. Jumlah keluarga miskin yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/ PKH
Graduasi;
3. Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Kebakaran; dan
4. Pemulangan Orang Terlantar.
Adapun target dan realisasi indikator SDGs Dinas Sosial DIY tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III. 9 Target dan Realisasi SDGs Dinas Sosial Tahun 2019
Tujuan 1 : Tanpa Kemiskinan
Target 1.3 : Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan
Kode
Indikator Target / Indikator
Sumber
Data Satuan
Baseline
(2017) Target
Realis
asi Keterangan
1.3.5 Jumlah penyandang
disabilitas miskin
dan rentan yang
menerima bantuan
pemenuhan
kebutuhan dasar
Dinas
Sosial DIY
Jiwa 672 1.470 1.470 Tercapai
1.3.6 Jumlah keluarga
miskin yang
mendapatkan
bantuan tunai
bersyarat/ PKH
Graduasi
Dinas
Sosial DIY
Jiwa n/a 825 823 Tidak sesuai
kriteria
(meninggal dan
sudah meningkat
kesejahterannya)
54
54
Target 1.5 : Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada
dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim
dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana
Kode
Indikator
Target /
Indikator
Sumber
Data Satuan
Baseline
(2017) Target
Realis
asi Keterangan
1.5.5 Bantuan
Logistik
untuk Korban
Bencana
Kebakaran
Dinas Sosial
DIY
Orang 196 186 0 Tidak Ada
Bencana
Kebakaran
1.5.6 Pemulangan
Orang Terlantar
Dinas Sosial
DIY
Jiwa 323 323 302 Menyesuaikan
jumlah orang
terlantar yang
ada
3.4 Realisasi Anggaran
Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2019
No Sasaran Indikator
Kinerja Anggaran
Target Realisasi % Realisasi Target (Rp) Realisasi (Rp)
%
Realisasi
1 Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial
40,97% 42,17% 102,93% 18.596.790.000 17.644.493.965 94,88
2 Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan,
51,57% 51,72% 100,29% 5.557.207.750 5.377.459.997 96.77
55
55
No Sasaran Indikator
Kinerja Anggaran
Target Realisasi % Realisasi Target (Rp) Realisasi (Rp)
%
Realisasi
kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
Jumlah 24.153.997.750 23.021.953.962 95.31
Program pendukung
23.226.552.928 20.963.351.980 90.26
Total Belanja Langsung
47.380.550.678 43.985.305.942 92.83
Berdasarkan tabel III.5 di atas dari total belanja langsung program/kegiatan yang
terkait langsung pencapaian sasaran sebesar Rp. 24.153.997.750,- terealisir
Rp. 23.021.953.962,- atau 95,31%. Sisa anggaran sebesar Rp. 1.132.043.788,- atau
4,69% antara lain bersumber dari :
- Sisa pengadaan barang dan jasa
- Efisiensi belanja perjalanan dinas
- Efisiensi honor narasumber
- Efisiensi uang saku peserta kegiatan
- Efisiensi tagihan air, listrik, telepon dan kegiatan belanja lain yang
menyesuaikan harga pasar
- Efisiensi belanja mobilitas darat, akomodasi dan transportasi menyesuaikan
kondisi dan kebutuhan di lapangan
- Efisiensi belanja sewa (tempat, meja, kursi, genset, tenda, sound system)
menyesuaikan kondisi di lapangan
Meskipun belanja tidak terserap 100% namun keseluruhan sasaran strategis
Dinas Sosial DIY tercapai lebih dari 100%, dengan rincian Sasaran 1 “Terwujudnya
kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)” sebesar 41,27% (102,93%).
Sedangkan untuk Sasaran 2 “Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi
dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)” sebesar 51,72% (100,29%).
Sehingga demikian terdapat efisiensi keseluruhan belanja langsung 7,17% dengan
rincian untuk belanja yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran utama (1
dan 2) sebesar 4,69% sedangkan untuk belanja program pendukung sasaran (1 dan
2) sebesar 9,74%.
56
56
3.5 Inovasi
Tantangan Global penyelenggaraan pemerintahan menuntut aparatur
untuk bergerak dinamis dan kreatif. Permasalahan dan Keterbatasan sumber
daya harus dipandang sebagai pemicu gagasan dan ide kreatif yang dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah DIY untuk mewujudkan
pelayanan publik yang prima, setiap Perangkat Daerah di lingkungan Pemda
DIY diwajibkan untuk melakukan inovasi. Komitmen inovasi tersebut tertuang
alam Surat Edaran SE Gubernur DIY No. 065/12017 Tahun 2015 tentang
Inovasi Pelayanan Publik yang mendorong "one agency, one innovation”.
Inovasi yang diemban oleh Perangkat Daerah ditujukan juga untuk mencapai
keberhasilan capaian sasaran kinerja yang telah ditetapkan Pada tahun 2018
ini, Dinas Sosial DIY Telah menginisiasi inovasi, sebagai beriut :
1. Wisma Bunda, inovasi yang dilakukan oleh UPT Dinas Sosial DIY, yaitu Balai
Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW) pada tahun 2016.
Wisma Bunda merupakan sebuah strategi perlindungan dan rehabilitasi
terpadu ibu bersama balita dengan permasalahan sosial. Sebelum adanya
Wisma Bunda, pelayanan warga binaan balai secara umum melalui Rumah
Perlindungan Trauma Center (RPTC) dengan pendekatan trauma healing
dan pemulihan psikososial saja sehingga perempuan korban yang
membawa anak harus dipisahkan sementara waktu atau di titipkan di Panti
Asuhan khusus anak, sedangkan ibu tetap berada dalam layanan
RPTC/Reguler. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kelekatan antara
ibu dan anak menjadi berkurang dan dengan adanya inovasi Wisma Bunda
ini diharapkan anak mendapatkan pengasuhan dan kasih sayang penuh dari
ibunya selama dalam masa perlindungan atau rehabilitasi.
2. Modifikasi Perilaku Dengan Teknik Token Ekonomi, merupakan inovasi
yang dilakukan oleh UPT Dinas Sosial DIY, yaitu Balai Rehabilitasi dan
Pengasuhan Anak (BRSPA) pada Tahun 2016. Warga binaan BRSPA setiap
tahunnya rata-rata mencapai 120-140 anak dengan usia 0-18 tahun yang
memiliki masalah kesejahteraan sosial anak seperti anak balita terlantar,
anak terlantar dan anak yang memerlukan perlindungan khusus. Dengan
banyaknya jumlah anak asuh Balai, terbentuklah komunitas-komunitas baik
57
57
dalam kelompok kecil maupun besar yang ternyata memiliki pengaruh yang
besar terhadap sikap dan perilaku anak. Selain pengasuhan, BRSPA juga
memiliki tugas dan fungsi dalam menyelenggarakan rehabilitasi bagi anak-
anak yang mengalami permasalahan sosial. Fungsi rehabilitasi ini salah
satunya berkenaan dengan bagaimana BRSPA mampu memperbaiki
perilaku anak yang semula mal adaptif menjadi perilaku adaptif. Perilaku
mal adaptif yang ditunjukkan anak tidak lepas dari permasalahan sosial
yang dialaminya, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan
sosialnya. Terkait hal ini, pekerja sosial sebagai pendamping anak-anak
yang diasuh di Balai telah melakukan upaya-upaya dalam merubah perilaku
anak. Beberapa upaya tersebut terkait dengan teknik-teknik modifikasi
perilaku yang ada. Misalnya saja, pekerja sosial menerapkan teknik
pemberian hukuman positif (aversi), disisihkan (sementara) dari
kelompoknya (time out), memberikan denda (respon cost), pemberian
hukuman (punishment) dan beberapa teknik lain yang terkait dengan
modifikasi perilaku. Dari beberapa teknik yang telah dijalankan, dirasa
perubahan perilaku belum memperlihatkan dampak yang cukup signifikan
terutama dalam kasus pengasuhan di dalam Balai. Dengan dilaksanakanya
modifikasi perilaku dengan teknik token ekonomi ini, perilaku mal adaptif
baru yang mungkin munculdari anak selama masa terapi dapat
diminimalisir. Dari hasil evaluasi hal ini disebabkan karena anak tidak
terlalu merasa dibebani dengan sebuah proses terapi, bahkan beberapa
anak tidak merasa jika sedang menjalankan terapi perilaku. Ketertarikan
anak-anak pada sistem token ekonomi di mana mereka mendapatkan poin
dan rewards dari setiap perilaku adatif yang mereka lakukan juga sangat
membantu anak-anak dalam melaksanakan terapi ini. Utamanya ketika
modifikasi perilaku dengan token ekonomi yang berbasis komunitas
dijalankan, lonjakan-lonjakan emosi dalam proses terapi tidak lagi
ditemukan.
3. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Oleh Difabel Tagana
(Difagana), merupakan inovasi yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY pada
tahun 2017. Difagana dibentuk berdasarkan usulan Kepala Dinas Sosial DIY
yang memang di provinsi lain seluruh Indonesia baru ada di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Inovasi ini dibentuk melalui anggaran APBN dengan
strategi dan tahapan pelaksanaan meliputi sosialisasi pra rekruitmen,
58
58
rekruitmen, peningkatan kapasitas (pelatihan dasar), pengukuhan dan uji
kompetensi. Latar belakang dibentuknya inovasi ini adalah masih adanya
stigma di masyarakat bahwa penyandang disabilitas belum bisa hidup
mandiri dan banyak yang belum mengetahui resiko dan bagaimana
mekanisme penanggulangan bencana, mengingat di DIY sendiri merupakan
provinsi rawan bencana yang di masing-masing kabupaten/kotanya
memiliki karakteristik kebencanaan yang berbeda-beda. Dengan adanya
kegiatan penanggulangan bencana oleh penyandang disabilitas ini
diharapkan penyandang disabilitas yang selama ini kurang percaya pada
kemampuan diri mereka dan masih adanya stigma masyarakat bahwa
penyandang disabilitas belum bisa hidup mandiri dan harus bergantung
pada orang lain, mereka bisa membuktikan bahwa mereka memiliki
kepercayaan diri dan kemampuan, mampu dan paham dengan pelatihan
dan ilmu yang diberikan dan mampu memotivasi masyarakat umum dalam
upaya penanggulangan bencana, baik itu pra, saat maupun pasca bencana
sehingga mereka tidak hanya bisa membantu dirinya sendiri namun juga
orang lain. Ada 3 (tiga) indikator keberhasilan yang digunakan dalam
inovasi ini, yaitu kemandirian, kemampuan dan pengetahuan. Pada tahun
pertama dan kedua, jumlah anggota Difagana ada 50 orang seluruh DIY dan
di tahun-tahun berikutnya diupayakan untuk lebih ditingkatkan jumlah dan
kualitasnya dengan selalu bekerja sama melibatkan stakeholder terkait,
seperti lembaga non pemerintah (NGO), LSM, Instansi Sosial Kab/Kota,
Kemensos, BNPB dan BPBD DIY.
59
59
BAB 4
Penutup
Hasil laporan kinerja Dinas Sosial DIY tahun 2019
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari analisis 2 (dua) sasaran, terdapat 2 (dua) indikator kinerja utama yang
dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2019, semua indikator melebihi target
yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator.
2. Keberhasilan tercapainya kinerja tidak lepas dari tersedianya data PMKS dan
PSKS terbaru untuk bahan penentuan sasaran, tersedianya lembaga
kesejahteraan sosial terkait dalam mendukung pelaksanaan kegiatan serta
kerja sama yang baik dengan instansi sosial kab/kota, masyarakat dan pihak-
pihak terkait sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan yang direncanakan serta partisipasi yang besar dari PSKS di DIY
untuk mendukung program kegiatan Dinas Sosial DIY dalam upaya
penanganan PMKS dan usaha penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Adapun rekomendasi langkah-langkah perbaikan ke depan sebagai berikut:
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesejahteraan sosial kepada penduduk
miskin melalui berbagai kegiatan pemberdayaan sosial dan ekonomi
berdasarkan updating data kemiskinan secara terpadu di DIY.
2. Memaksimalkan implementasi Perda DIY Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Penanganan Gelandangan dan Pengemis dengan meningkatkan koordinasi
dengan berbagai pihak dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk
mencegah praktek pergelandangan dan pengemisan dengan tidak
memberikan sumbangan kepada para peminta-minta di tempat umum
maupun di perumahan serta mengarahkan masyarakat untuk memberikan
sumbangan pada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang menangani
permasalahan sosial.
3. Memaksimalkan peran orang tua (keluarga) dalam upaya mengatasi
permasalah sosial anak sedini mungkin melalui bimbingan edukasi, sosialisasi
Bab 4 Berisi : 1. Kesimpulan 2. Rekomendasi
Peningkatan kinerja
60
60
dan motivasi sehingga permasalah seperti anak balita terlantar, anak terlantar,
anak yang berhadpan hukum, anak jalanan, anak yang memerlukan
perlindungan khusus bisa berkurang. Disamping itu juga harus selalu
berkoordinasi dengan stakeholder terkait, seperti lembaga perlindungan anak
yang ada, kepolisian dan masyarakat terhadap permasalah sosial yang sedang
terjadi di amsyarakat sehingga solusi pemecahan masalahnya bisa segera
diatasi.
4. Pemerintah, LSM, swasta dan stakeholders harus lebih meningkatkan kerja
sama dalam penyadaran hak-hak difabel melalui banyak media seperti, diskusi,
workshop, media massa ataupun fasilitas web. Penyedia layanan transportasi
publik juga perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan
transportasi yang aksesibel dan ramah difabel.
5. Memaksimalkan peran Tagana dan instansi pemerintah serta melibatkan
masyarakat di daerah rawan bencana dalam hal penanganan bencana mulai
dari pra, saat dan pasca terjadinya bencana.
6. Perlunya payung hukum di DIY terkait dengan pelayanan dan perlindungan
bagi lanjut usia, khususnya lanjut usia terlantar sehingga ada kejelasan aturan
dalam pemberian pelayanan, perlindungan maupun jaminan sosial bagi para
lanjut usia.
7. Memberikan penanaman nilai-nilai kesetiakawanan sosial pada generasi muda
terutama anak-anak sekolah melalui Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan
Nilai-Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial.
8. Memaksimalkan potensi sumber daya manusia dan pelayanan dalam balai
sehingga kebutuhan dasar, rehabilitasi, perlindungan dan jaminan sosial warga
binaan balai dapat terpenuhi.
Adapun rencana aksi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sebagai
berikut:
1. Koordinasi dan harmonisasi intensif dengan SKPD dan Pemerintah Pusat.
2. Implementasi hasil kegiatan perlu dimonitor dan dievaluasi secara berkala agar
pelaksanaan kegiatan tersebut dapat terus berkembang dan meningkat pada
periode mendatang sesuai dinamika dan target yang telah ditetapkan.
3. Koordinasi dan komunikasi internal Dinas Sosial DIY secara lebih intensif.
61
61
L A M P I R A N
Lampiran 1. Struktur Dinas Sosial DIY Tahun 2019
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)
Tujuan dan Sasaran Renstra Dinas Sosial DIY Periode 2017-2022
No Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Satu
an
Target Kinerja Sasaran Pada Tahun
2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Meningkatkan
kualitas
pelayanan
rehabilitasi,
perlindungan,
pemberdayaa
n dan jaminan
sosial bagi
PMKS guna
memulihkan
dan
meningkatkan
fungsi sosial
dalam
mencapai
kemandirian
Terpenuhinya
kebutuhan
dasar
perlindungan
dan jaminan
sosial serta
perubahan
perilaku bagi
Penyandang
Masalah
Kesejahteraa
n Sosial
(PMKS)
Persentase
PMKS yang
memperoleh
pemenuhan
kebutuhan
dasar,
perlindungan,
jaminan sosial,
dapat hidup
mandiri dan
berfungsi sosial
% 42,38 40,97 42,17 43,08 44,28
2 Meningkatkan
kapasitas dan
partisipasi
Potensi
Sumber
Kesejahteraan
Sosial dalam
penyelenggar
aan
kesejahteraan
sosial
Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
% 51,56 51,57 51,58 51,59 51,60
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Lampiran 4. Evaluasi LKj IP Tahun Sebelumnya
Lampiran 5. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
TANGGAPAN/TINDAK LANJUT EVALUASI LKJ IP TAHUN SEBELUMNYA (2018)
Dinas Sosial DIY
No Saran/Rekomendasi Tindak lanjut
1. Kepala Dinas Sosial DIY beserta seluruh jajarannya agar lebih optimal dalam melakukan tindakan perbaikan terkait dengan Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi, agar meningkatkan kinerja dari penilaian stakeholder pada kinerja/penghargaan lainnya.
Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Pencapaian Sasaran/Kinerja
Organisasi, agar meningkatkan kinerja yang dilaporkan pada capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya;
2. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi, agar meningkatkan kinerja dari penilaian stakeholder pada kinerja/penghargaan lainnya.
KEPALA
Top Related