HIDROLISIS GARAM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun untuk melengkapi nilai
Praktikum Kimia Semester II
Oleh:
Antonius Geralldy XI IPA I/04
Ehowu Hia XI IPA I/09
Feren Jessica R. XI IPA I/12
Jessica XI IPA I/18
Jessica Nathania XI IPA I/19
SMA STRADA ST. THOMAS AQUINO
TANGERANG
2012
A. Judul : Hidrolisis Garam B. Tujuan : Menyelidiki sifat asam, basa, atau netral berbagai
jenis larutan garam. C. Dasar Teori :
Garam adalah suatu zat hasil reaksi antara asam dan basa. Jika
garam dilarutkan dalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion. Ion-ion
yang berasal dari asam lemah atau basa lemah akan mengalami hidrolisis.
Sementara itu, ion yang berasal dari asam kuat atau basa kuat hanya
mengalami hidrasi.
Hidrasi adalah peristiwa dikelilinginya suatu ion oleh molekul air
akibat adanya baku tarik antara ion dan molekul air. Hidrolisis adalah
reaksi antara kation atau anion dengan molekul air sehingga dihasilkan H+
atau OH-.
Garam yang mengalami hidrolisis membentuk suatu reaksi
kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan anion basa atau kation asam,
akan dibebaskan OH-
atau H+. Ion OH- dan ion H+ inilah yang dapat
menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral.Karena
hidrolisis garam merupakan reaksi refersibel (bolak-balik), maka reaksi ini
mempunyai tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan hidrolisis
(Kh).Besarnya Kh bergantung pada harga tetapan ionisasi asam (Ka) atau
tetapan ionisasi basa (Kb).Tetapan hidrolisis dapat digunakan untuk
menentukan pH larutan garam.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan
dalam air menunjukkan reaksi netral, karena anion maupun kationnya
masing-masing tidak ada yang bergabung dengan ion hidrogen atau
hidroksida.Untuk menentukan produk yang sangat sedikit
berdisosiasi.Karena itu kesetimbangan air tidak terganggu.
H2O (l) → H +(aq) + OH -
(aq)
Karena konsetrasi H+ dan OH- dalam larutan sama, maka larutan
bersifat netral (pH=7)
Jika garam yang berasal dari asam kuat dengan basa lemah
dilarutkan ke dalam air, maka larutan tersebut bersifat asam (pH < 7).
Kation asam (BH+ ) dari garam bereaksi dengan air yang menghasilkan
ion H3O+ .
BH +(aq) + H 2 O (l) → B (aq) + H 3 O +
(aq) .
Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis (Kh) sebagai berikut.
Konsentrasi BH + semula, sama dengan konsentrasi garamnya. Jika
konsentrasi BH + mula-mula sebesar M dan hidrolisis sebesar α, maka
konsentrasi semua komponen dalam persamaan tersebut adalah:
Karena nilai α sangat kecil, maka besarnya α pada M-α diabaikan,
sehingga untuk M-α = M. Besarnya konsentrasi B dan H3O+ adalah sama.
Karena H3O + dapat diganti H +, persamaan tetapan hidrolisis dapat ditulis.
Suatu basa dapat mengalami kesetimbangan sebagai berikut.
B (aq) + H 2 O (l) → BH +(aq) + OH -
(l)
Selanjutnya konsentrasi ion H + dapat ditulis:
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Kb : tetapan ionisasi basa
[BH + ] : konsentrasi kation dari garam
Garam yang berasal dari asam lemah dengan basa kuat jika dilarutkan
dalam air maka larutan tersebut bersifat basa (pH > 7). Anion basa (A- )
dari garam bereaksi dalam air yang menghasilkan ion OH - .
A -(aq) + H 2 O (l) → HA (aq) + OH -
(aq)
Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis sebagai berikut.
Konsentrasi A - semula sama dengan konsentrasi garamnya. Jika
konsentrasi A - mula-mula sebesar M dan terhidrolisis sebesar α, maka
untuk konsentrasi semua komponen dalam persamaan tersebut adalah:
Karena nilai α relatif kecil (dapat diabaikan) sehingga nilai (M-α) sama
dengan M. Asam lemah akan terionisasi menjadi:
HA → H + + A -
Konsentrasi HA sama dengan konsentrasi OH -, sehingga diperoleh
persamaan tetapan:
Selanjutnya konsentrasi OH - dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Ka : tetapan ionisasi asam
[A-] : konsentrasi anion dari garam
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika
dilarutkan dalam air dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada
kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Larutan garam ini akan
terhidrolisis sempurna baik kation [BH+ ] maupun anionnya [A-].
Tetapan hidrolisis (Kh) dari hidrolisis di atas dapat ditulis sebagai berikut.
Selanjutnya untuk menghitung [H+ ] adalah sebagai berikut.
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Ka : tetapan ionisasi asam
Kb : tetapan ionisasi basa
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan
garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun
netral.Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan
basanya.Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam
lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah
dengan basa lemah.Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari
kekuatan asam dan basa penyusunnya.Sifat keasaman atau kebasaan garam
ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses
larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro
yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian).
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air.
Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis,
sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh, Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi
sempurna membentuk kation dan anionnya.KOH terionisasi menjadi H +
dan Cl - .Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat
ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K +(aq) + Cl -(aq)
K +(aq) + H 2 O (l) →
Cl -(aq) + H 2 O (l) →
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air.Garam ini mengandung
kation asam yang mengalami hidrolisis.Larutan garam ini bersifat asam,
pH <7.
Contoh, Amonium klorida (NH4Cl) merupakan garam yang
terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH3. HCl akan
terionisasi sempurna menjadi H+ dan Cl- sedangkan NH3 dalam larutannya
akan terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion Cl- berasal
dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH4+ berasal
dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4+
(aq) + Cl -(aq)
Cl -(aq) + H 2 O (l) →
NH 4+
(aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O +(aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH4+) merupakan reaksi
kesetimbangan.Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H3O+) yang
bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O +
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
mengalami hidrolisis parsial dalam air.Garam ini mengandung anion basa
yang mengalami hidrolisis.Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh: NaF, CH3COONa
Contoh, Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah
CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian
membentuk CH 3 COO - dan Na+ .Anion CH 3 COO - berasal dari asam
lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa
kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO -(aq) + Na +
(aq)
Na +(aq) + H2O (l) → (tidak bereaksi)
CH 3 COO -(aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH -
(aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO- ) merupakan reaksi
kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH- yang bersifat basa
(pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H2O → HA + OH -
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang
terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat
terhidrolisis dalam air.Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa,
maupun netral.Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh, Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah,
NH3akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air
membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian
membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4+
dapat terhidrolisis di dalam air.
NH4CN (aq) → NH4+
(aq) + CN -(aq)
NH4+
(aq) + H2O → NH3(aq) + H3O+ (aq)
CN-(aq) + H2O (e) → HCN (aq) + OH-
(aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya
(Ka dan Kb)
Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan
terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat
netral.
D. Alat dan Bahan :
No. Alat dan Bahan Ukuran dan
Satuan
Jumlah
1 Tabung reaksi - 8
2 Rak tabung reaksi - 1
3 Pipet - 8
4 Kertas lakmus merah - 8
5 Kertas lakmus biru - 8
6 Indikator universal - 8
7 Larutan NaCl - -
8 Larutan MgSO4 - -
9 NH4Cl - -
10 (NH4)2SO4 - -
11 Na2CO3 - -
12 NaCH3COO - -
13 NH4CH3COO - -
14 NH4C2O4 - -
E. Langkah Kerja :
F. Hasil Pengamatan : No. Rumus kimia garam Lakmus
Merah
Lakmus Biru pH
1 NaCl Merah Biru 7
2 MgSO4 Merah Biru 7
3 NH4Cl Merah Merah 5
4 (NH4)2SO4 Merah Merah 7
5 Na2CO3 Biru Biru 11
Memasukan larutan garam ke dalam
masing-masing tabung reaksi
NaCl NH4Cl Na2CO3 NH4CH3COO
MgSO4 (NH4)2SO4 NaCH3COO
O (NH4)2C2O4
Mengukur PH larutan garam
tersebut dengan:
Lakmus
Merah
Lakmus
Biru
Indikator
Universal
Mencatat perubahan warna
yang terjadi
Mencatat pH hasil
pengamatan
6 NaCH3COO Biru Biru 8
7 NH4CH3COO Biru Merah 7
8 (NH4)2C2O4 Merah Merah 7
Pertanyaan
1. Carilah hubungan antara kekuatan asam dan basa pembentuk garam
dengan sifat larutan garam.
No. Rumus kimia
garam
Basa pembentuk Asam Pembentuk Sifat
larutan Rumus Jenis Rumus Jenis
1 NaCl NaOH Basa kuat HCl Asam kuat Netral
2 MgSO4 Mg(OH)2 Basa kuat H2SO4 Asam kuat Netral
3 NH4Cl NH3 Basa lemah HCl Asam kuat Asam
4 (NH4)2SO4 NH3 Basa lemah H2SO4 Asam kuat Asam
5 Na2CO3 NaOH Basa kuat H2CO3 Asam lemah Basa
6 NaCH3COO NaOH Basa kuat CH3COOH Asam lemah Basa
7 NH4CH3COO NH3 Basa lemah CH3COOH Asam lemah Netral
8 (NH4)2C2O4 NH3 Basa lemah H2C2O4 Asam lemah Asam
2. Apakah ada kaitan antara jenis asam dan basa pembentuk garam
dengan sifat larutan garamnya? Ya, garam dari asam kuat-basa kuat
bersifat netral, garam dari asam kuat-basa lemah bersifat asam, garam
dari basa kuat-asam lemah bersifat basa, dan garam dari asam lemah-
basa lemah bergantung pada Ka dan Kb garamnya (Ka>Kb = asam,
Ka<Kb = basa, Ka=Kb = netral).
3. Tarik kesimpulan dari percobaan ini. (Kami tampilkan dalam pokok
bahasan “simpulan”)
G. Pembahasan : Pada praktikum kali ini, kami akan membahas mengenai
Hidrolisis Garam. Kami akan menyelidiki sifat asam, basa, atau netral dari
larutan NaCl, MgSO4, NH4Cl, (NH4)2SO4, Na2CO3, NaCH3COO,
NH4CH3COO, dan NH4C2O4dengan kertas lakmus merah, lakmus biru,
dan indikator universal.
Pada percobaan pertama, kami memasukan garam dari asam
kuat-basa kuat, yaitu larutan NaCl ke dalam tabung reaksi, kemudian
memasukan kertas lakmus merah ke dalam larutan.Hasil yang didapat
yaitu lakmus tetap berwarna merah.Kemudian, kami memasukan kertas
lakmus biru ke dalam larutan dan hasilnya warna lakmus tidak berubah,
yaitu tetap.Selanjutnya, kami mengukur pH larutan dengan indikator
universal. Hasil yang didapat yaitu pH=7. Berdasarkan hasil percobaan,
dapat dikatakan larutan NaCl bersifat netral.Jika dibandingkan dengan
teori yang ada yang mengatakan bahwa garam dari asam kuat-basa kuat
bersifat netral, maka percobaan kami dapat dikatakan benar dan sesuai
dengan teori. Adapun yang ada dalam larutan:
Itu sebabnya larutan bersifat netral: karena tidak bereaksi dengan air (tidak
terhidrolisis) , maka NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion
H+ dan OH- dalam air.
Pada percobaan kedua, kami memasukan garam dari asam kuat-
basa kuat yaitu larutan MgSO4 ke dalam tabung reaksi, kemudian
memasukan kertas lakmus merah ke dalam larutan.Hasil yang didapat
yaitu lakmus tetap berwarna merah.Kemudian, kami memasukan kertas
lakmus biru ke dalam larutan dan hasilnya warna lakmus tidak berubah,
yaitu tetap.Selanjutnya, kami mengukur pH larutan dengan indikator
universal. Hasil yang didapat yaitu pH=7. Berdasarkan hasil percobaan,
dapat dikatakan larutan MgSO4 bersifat netral.Jika dibandingkan dengan
teori yang ada yang mengatakan bahwa garam dari asam kuat-basa kuat
bersifat netral, maka percobaan kami dapat dikatakan benar dan sesuai
dengan teori. Adapun yang terjadi dalam larutan:
Itu sebabnya larutan bersifat netral: karena tidak bereaksi dengan air (tidak
terhidrolisis), maka MgSO4 tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion
H+ dan OH- dalam air.
Pada percobaan ketiga, kami memasukan garam dari asam kuat-
basa lemah yaitu larutan NH4Cl ke dalam tabung reaksi, kemudian
memasukan kertas lakmus merah ke dalam larutan.Hasil yang didapat
yaitu lakmus tetap berwarna merah.Kemudian, kami memasukan kertas
lakmus biru ke dalam larutan dan hasilnya warna lakmus berubah menjadi
merah.Selanjutnya, kami mengukur pH larutan dengan indikator universal.
Hasil yang didapat yaitu pH=5. Hal ini berarti larutan bersifat asam.Jika
dibandingkan dengan perhitungan yang kami lakukan:
log( =
Hasil perhitungan memerlihatkan bahwa larutan bersifat asam.Terlihat
bahwa hasil perhitungan dengan hasil percobaan, yaitu antara 5 dengan
4,62 saling mendukung. Hal itu memerlihatkan bahwa percobaan kami
sudah tepat dan sesuai dengan teori. Adapun reaksi yang terjadi di dalam
larutan:
Hidrolisis ini termasuk hidrolisis parsial dimana menghasilkan ion
. Itu sebabnya larutan bersifat asam.
Pada percobaan keempat, kami memasukan garam dari asam
kuat-basa lemah yaitu larutan (NH4)2SO4 ke dalam tabung reaksi,
kemudian memasukan kertas lakmus merah ke dalam larutan.Hasil yang
didapat yaitu lakmus tetap berwarna merah.Kemudian, kami memasukan
kertas lakmus biru ke dalam larutan dan hasilnya warna lakmus berubah
menjadi merah.Selanjutnya, kami mengukur pH larutan dengan indikator
universal. Hasil yang didapat yaitu pH=7. Hasil antara kertas lakmus
dengan indikator universal sudah bertentangan. Jika dibandingkan dengan
perhitungan yang kami lakukan:
log( =
Hasil perhitungan memerlihatkan bahwa larutan bersifat asam.
Adapun reaksi yang terjadi dalam larutan :
Hidrolisis ini termasuk hidrolisis parsial yang menghasilkan ion ,
maka larutan bersifat asam.
Ini berarti larutan bersifat asam dan percobaan kertas lakmus-lah yang
benar, karena antara 7 dengan 4,47 sudah sangat jauh. Hal ini mungkin
terjadi karena kurang teliti dalam mengamati perubahan warna indikator.
Karena itu, ketidakcocokan data ini merupakan kesalahan kelompok kami.
Pada percobaan kelima, kami melakukan percobaan dengan basa
kuat-asam lemah yaitu larutan Na2CO3,ke dalam tabung reaksi, kemudian
memasukan kertas lakmus merah ke dalam larutan.Hasil yang didapat
yaitu lakmus berubah menjadi biru.Kemudian, kami memasukan kertas
lakmus biru ke dalam larutan dan hasilnya warna lakmus tetap berwarna
biru.Selanjutnya, kami mengukur pH larutan dengan indikator universal.
Hasil yang didapat yaitu pH=11. Hal ini menandakan larutan bersifat
basa.Jika dibandingkan dengan perhitungan yang kami lakukan:
=
Hasil perhitungan memerlihatkan bahwa larutan bersifat basa. Terlihat
bahwa hasil perhitungan dengan hasil percobaan, yaitu antara 11 dengan
10,18 saling mendukung dan hanya berselisih sedikit. Hal itu
memerlihatkan bahwa percobaan kami sudah tepat dan sesuai dengan
teori. Adapun reaksi yang terjadi dalam larutan:
Hidrolisis ini termasuk hidrolisis parsial yang menghasilkan ion . Itu
sebabnya larutan bersifat basa.
Pada percobaan keenam, kami melakukan percobaan dengan basa
kuat-asam lemah yaitu larutan NaCH3COO, ke dalam tabung reaksi,
kemudian memasukan kertas lakmus merah ke dalam larutan.Hasil yang
didapat yaitu lakmus berubah menjadi biru.Kemudian, kami memasukan
kertas lakmus biru ke dalam larutan dan hasilnya warna lakmus tetap
berwarna biru.Selanjutnya, kami mengukur pH larutan dengan indikator
universal. Hasil yang didapat yaitu pH=8. Hal ini menandakan larutan
bersifat basa. Jika dibandingkan dengan perhitungan yang kami lakukan:
=
log2,4=5-0,38=4,62
pH= 14-4,62 = 9,38
Hasil perhitungan memerlihatkan bahwa larutan bersifat basa.
Adapun reaksi yang terjadi pada larutan:
Hidrolisis ini termasuk hidrolisis parsial yang menghasilkan ion ,
maka larutan bersifat basa.
Walaupun hasil percobaan, reaksi dan perhitungan sama-sama
memperlihatkan basa, namun selisih antara 8 dengan 9,38 dapat dibilang
cukup jauh. Hal ini mungkin terjadi karena kami kurang teliti dalam
mengamati perubahan warna indikator.Karena itu, ketidakcocokan data ini
merupakan kesalahan kelompok kami.
Pada percobaan ketujuh, kami melakukan percobaan dengan basa
lemah-asam lemah yaitu larutan,NH4CH3COO ke dalam tabung reaksi,
kemudian memasukan kertas lakmus merah ke dalam larutan.Hasil yang
didapat yaitu lakmus tetap berwarna merah. Kemudian, kami memasukan
kertas lakmus biru ke dalam larutan dan hasilnya warna lakmus tetap
berwarna biru. Selanjutnya, kami mengukur pH larutan dengan indikator
universal. Hasil yang didapat yaitu pH=7. Hal ini menandakan larutan
bersifat netral. Jika dibandingkan dengan perhitungan yang kami lakukan:
Hasil perhitungan memerlihatkan bahwa larutan bersifat netral dengan
pH=7.
Adapun reaksi yang terjadi pada larutan:
Hidrolisis ini merupakan hidrolisis total dan karena harga Ka=Kb, maka
pH bernilai 7.
Hal ini sesuai dengan hasil percobaan kami yang juga menyatakan pH=7.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa percobaan kami sudah benar dan
sesuai dengan teori.
Pada percobaan kedelapan, kami melakukan percobaan dengan
basa lemah-asam lemah yaitu larutan,(NH4)2C2O4 ke dalam tabung reaksi,
kemudian memasukan kertas lakmus merah ke dalam larutan.Hasil yang
didapat yaitu lakmus tetap berwarna merah.Kemudian, kami memasukan
kertas lakmus biru ke dalam larutan dan hasilnya warna lakmus berubah
menjadi merah.Dari percobaan kertas lakmus, memperlihatkan bahwa
larutan bersifat asam.Selanjutnya, kami mengukur pH larutan dengan
indikator universal. Hasil yang didapat yaitu pH=7. Hal ini menandakan
larutan bersifat netral.Terdapat pertentangan antara percobaan kertas
lakmus dengan indikator universal. Jika dibandingkan dengan perhitungan
yang kami lakukan:
log 5,87 = 6- 0,77 = 5,23
Hasil perhitungan menyatakan bahwa larutan bersifat asam. Hal ini
menandakan percobaan kertas lakmus lah yang benar, karena antara 7
dengan 5,23 selisihnya jauh. Hal ini mungkin terjadi karena kami kurang
teliti dalam mengamati perubahan warna indikator.Karena itu,
ketidakcocokan data ini merupakan kesalahan kelompok kami.
Adapun reaksi yang terjadi pada larutan:
Hidrolisis ini merupakan hidrolisis total dan karena harga Ka>Kb, maka
pH bernilai <7.
Untuk memperkuat data hasil percobaan yang telah kami
lakukan, kami tampilkan gambar hasil percobaan. Adapun gambar tersebut
adalah sebagai berikut:
Deret kiri ke kanan:
1. Larutan NaCl (pH=7)
2. Larutan MgSO4 (pH=7)
3. Larutan NH4Cl (pH=5)
4. Larutan (NH4)2SO4 (pH=7)
5. Larutan Na2CO3 (pH=11)
6. Larutan NaCH3COO (pH=8)
7. Larutan NH4CH3COO (pH=7)
8. Larutan (NH4)2C2O4 (pH=7)
H. Simpulan : Berdasarkan hasil pengamatan kami, maka dapat disimpulkan
larutan NaCl bersifat netral, larutan MgSO4bersifat netral, larutan NH4Cl
bersifat asam, larutan (NH4)2SO4bersifat asam, larutan Na2CO3bersifat
basa, larutan NaCH3COO bersifat basa, larutan NH4CH3COO bersifat
netral, dan larutan (NH4)2C2O4bersifat asam.
I. Daftar Pustaka Miladi, Sahri David. 2010. “Hidrolisis Garam”.
http://sahri.ohlog.com/hidrolisis-garam.cat3440.html. Diunduh 3
Mei 2012.
Rahayu, Nurhayati dan Giriarso, Jodhi Pramuji.2009. Rangkuman Kimia
SMA. Jakarta: Gagasmedia.
Wilianandini, Anggi. 2011. “Ciri-ciri Garam yang Terhidrolisis”.
http://anggiwilianandini.wordpress.com diunduh 4 Mei 2012.
Top Related