Download - Laporan Ketik Oceanografi Kelompok 18

Transcript

LAPORAN PRAKTIKUMOSEANOGRAFI

Disusun oleh :Kelompok 18

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMUKELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

LAPORAN PRAKTIKUMOSEANOGRAFI

Disusun oleh :Kelompok 18Sari Tirta P.145080200111010Adenita Kusumaning W.145080200111038Devitalatifatul Mufadhilah145080201111016Reni145080201111032Sundari145080201111055Imam Syafii145080207111012Desi Ratnasari145080501111069Hamidah Tsana Januarti145080507111013

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Oseanografi Disusun Sebagai Salah Satu SyaratMenyelesaikan Praktikum Oseanografi dan Lulus Mata Kuliah Oseanografi

Malang, 5 Desember 2014

Koordinator AsistenAsisten Pendamping

Yogha Rionaldy Rainey Windayati NIM. 115080401111024 NIM. 125080601111025

Mengetahui,Dosen Pengampu

M. Arif Zainul Fuad S. Kel. M. Sc.NIP. 19801005 200501 1 002

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktikum Oseanografi ini dapat disusun dengan baik dan selesai dengan tepat waktu.Kami berharap dengan disusunnya laporan praktikum oseanografi ini dapat memenuhi tugas praktikum yang telah diberikan. Dan dapat menjadi media untuk pembelajaran di bidang pendidikan khusunya dalam disiplin ilmu oceanografi. Dalam laporan praktikum oseanografi ini berisi tinjauan pustaka yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pemebelajaran oseanografi, dan juga memuat panduan pelaksanaan praktikum oseanografi yang berisi metode-metode serta intruksi dalam pelaksaan praktikum. Laporan ini juga memuat hasil pengamatan dan hasil praktikum yang dilakukan oleh praktikan dalam pelaksanaan praktikum oseanografi.Dengan disusunnya Laporan Praktikum Oseanografi ini kami berharap dapat menjadi panduan bagi para praktikan dalam melaksanakan praktikum oseanografi. Dan kami berharap saran serta kritik bagi setiap pihak yang ingin meberikan saran dan kritiknya pada laporan ini. Karena dengan saran dan kritik tersebut dapat membantu kami dalam membangun kemampuan menyusun laporan dengan lebih baik lagi. Dan kami juga mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam laporan oseanografi ini, karena sesungguhnya kami masih dalam tahap pembelajaran. Serta kami ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Dan sekali lagi semoga Laporan Praktikum Oseanografi ini dapat memberi manfaat bagi setiap pembacanya.

Malang, 5 Desember 2014 Penyususn

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN3KATA PENGANTAR4DAFTAR ISI5DAFTAR GAMBAR7DAFTAR TABEL9BAB I PENDAHULUAN101.1Latar Belakang101.2Maksud dan Tujuan101.3Waktu dan Tempat10BAB II TINJAUAN PUSTAKA112.1Perairan Laut112.2Parameter fisika112.2.1Suhu112.2.2Kecepatan Arus122.2.3Kecerahan122.2.4Pasang Surut132.2.5Gelombang132.3Parameter Kimia142.3.1pH142.3.2Salinitas142.3.3DO15BAB III METODOLOGI163.1Alat dan fungsi163.1.1Parameter Fisika163.1.2Parameter Kimia173.2Bahan dan Fungsi173.2.1Parameter Fisika173.2.2Parameter Kimia183.3Skema Kerja193.3.1Parameter Fisika193.3.2Parameter Kimia22BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN254.1Data hasilpengamatan254.2Analisa Prosedur264.2.1Parameter Fisika264.2.2Paratmeter Kimia304.3Analisa Hasil334.3.1Parameter Fisika334.3.2Parameter Kimia354.4Manfaat di bidang perikanan374.4.1Parameter Fisika374.4.2Parameter Kimia40BAB V PENUTUP435.1Kesimpulan435.2Saran44DAFTAR PUSTAKA45LAMPIRAN I46LAMPIRAN II47LAMPIRAN III52LAMPIRAN IV55

DAFTAR GAMBAR

Gambar 124Gambar 226Gambar 327Gambar 430Gambar 534

DAFTAR TABELTabel 126Tabel 230Tabel 331

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangOceanografi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata oceanus (samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oceanografi dapat kita artikan sebagai uraian/deskripsi tentang samudera. Tetapi pada kenyataannya oceanografi tidak hanya membahas tentang deskripsi samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan banyak disipilin ilmu jika ingin diungkapkan ( Supangat dan Susana, 2008 dalam Lanuru, 2011).Fenomena seperti pasang-surut, arus, tranport massa, dan fenomena yang masih belum dapat terungkap secara lugas seperti fenomena El-Nino dan La-Nina menjadi informasi yang banyak dibutuhkan berbagai Negara. Hal tersebut menjadi fakta bahwa samudera merupakan aspek penting bagi kehidupan nasional, regional, dan international. Hal tersebut juga mengukuhkan bahwa pentingnya disiplin ilmu oceanografi untuk dipelajari dan dikaji lebih mendalam (Lanuru, 2011).1.2 Maksud dan TujuanMaksud dari praktikum lapang oceanografi ini adalah untuk lebih memperdalam pengetahuan praktikan mengenai disiplin ilmu oceanografi beserta aspek-aspek yang ada didalamnya. Serta untuk menambah kemampuan praktikan dalam disiplin ilmu oceanografi, khususnya dalam menghitung kecepatan arus, kecerahan, suhu, salinitas, pH, gelombang, pasang-surut dan DO. Tujuan dari praktikum lapang oceanografi ini adalah agar praktikan memiliki kemapuan dalam disiplin ilmu oceanografi yang diharapkan praktikan dapat mengaplikasikannya dalam dunia kerja nantinya.1.3 Waktu dan TempatPraktikum lapang oceanografi ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 16 November 2014 pukul 8.00-17.00 WIB bertempat di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Probolinggo, Jawa Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Perairan LautMenurut Wibisono (2005) lingkungan perairan laut terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu:a. Bagian air yang dikenal dengan pelagik (pelagic)b. Bagian dasar laut yang dikenal sebagai bentik (benthic)Bagian pelagik dibagi lagi menjadi secara horizontal dan vertical. Secara horizontal pelagik terbagi menjadi bagian neritik (perairan pantai) dan oseanik (perairan laut). Batas antara keduanya tidak terlalu jelas, namun umumnya ditentukan batas neritik sampai pada kedalaman 200 meter. Dan secara vertical, bagian pelagik terbagi dalam beberapa zone, yaitu :1. Zone epipelagik (0-200 meter)2. Zone mesopelagik (200-1000 meter)3. Zone bathipelagik (1000-2000 meter)4. Zone abisopelagik (>2000 meter)

2.2 Parameter fisika2.2.1 Suhu Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam mengatur proses kehidupan serta penyebaran organisme. Pada organism yang tidak dapat mengatur suhu tubuhnya akan memiliki proses metabolism yang duakali lipat dalam setiap kenaikan suhu 10C (Nybakken, 1992 dalam Fausan, 2011).Menurut Ghufran (2007), suhu yang optimal bagi kehidupan ikan di perairan tropis berada pada kisarah suhu 28C-32C. pada kisaran suhu tersebut konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/l berat tubuh. Sedangkan suhu 28C-12C mulai berbahaya bagi ikan dan bila suhunya dibawah 12C akan menyebabkan ikan perairan tropis mati kedinginan.

2.2.2 Kecepatan ArusMenurut Nontji (1993) dalam Fausan (2011) arus merupakan gerakan mengalir massa air yang dapat dipengaruhi beberapa factor diantaranya tiupan angin, perbedaan densitas air laut, serta gerakan gelombang panjang seperti pasang-surut. Di laut terbuka, arah serta kekuatan arus dipalisan permukaan banyak dipengaruhi oleh angin. Arah arus permukaan memiliki hubungan yang erat dengan angin.Menurut Aziz (2006), arus diartikan sebagai pergerakan massa air dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pada hakekatnya energi yang menggerakan massa air laut adalah matahari. Hal ini akibat adanya perbedaan pemanasan matahari yang diterima oleh bumi, sehingga menyebabkan perbedaan suhu. Perbedaan suhu yang terjadi dipermukaan bumi menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan yang kemudian menyebabkan aliran udara berpindah dari tekanan tinggi menuju tekanan yang lebih rendah. Dari peristiwa tersebut akan terbentuk angin yang menjadi energi penggerak arus permukaan.Menurut Nining (2002) dalam Aziz (2006) sirkulasi daari arus laut dibagi menjadi dua yaitu sirkulasi arus permukaan laut (surface sirculation) dan sirkulaasi arus didalam laut (intermediate or deep sirculation). Arus yang terjadi dipermukaan laut lebih didominasi oleh adanya angin. Sedangkan arus yang terjadi dalam laut lebih disebabkan oleh adanya perbedaan densitas akibat dari adanya perbedaan densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air laut.2.2.3 KecerahanKecerahan adalah salah satu factor untuk mengukur tingkat kualitas air. Menurut Santoso (2008) Kecerahan/kekeruhan merupakan ukuran transparansi cahaya suatu perairan yang ditentukan secara visual dengan menggukana alat yang bernama secchi disk. Kecerahan/kekeruhan menggambarkan sifat optic air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya matahari yang dapat diserapkan dan dipantulkan oleh bahan-bahan yang terdapat di badan perairan.Menurut Ghufran (2007), kemampuan cahaya matahari untuk masuk sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Kekeruhan dipengaruhi oleh fakto-faktor berikut, yaitu benda-benda halus yang tersuspensi dalam air sepeti lumpur. Juga karena adanya jasad-jasad renik (plankton), dan warna air.2.2.4 Pasang SurutPasang surut merupakan salah satu gejala alam yang dapat kita amati secara langsung. Pasang surut berupa gerakan vertical (naik-turun air laut secara teratur dan berulang-ulang) dari seluruh partikel massa air laut dari permukaan hingga bagian terdalam dari dasar laut ( Surinati, 2007).Menurut Triatmodjo (1999) pasang surut merupakan fluktuasi (naik-turun) air laut karena adanya gaya tarik antara benda-benda langit, terutamanya bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi. Gaya tarik-menarik antara bulan dengan bumi lebih besar daripada gaya tarik-menarik antara matahari dengan bumi. Hal ini karena jarak antara bulan dengan bumi lebih dekat daripada antara matahari dengan bumi, walau massa matahari jauh lebih besar daripada bulan.2.2.5 GelombangGelombang laut menggambarkan transmisi dari energi dan momentum. Menurut Nining (2002) dalam Aziz (2006) gelombang laut dapat terjadi di lapisan dalam (pada bidang antara dua lapisan air yang memiliki densitas berbeda) yang disebut sebagai interval waves ( gelombang dalam). Menurut Samulono (2012) salah satu energi pembangkit gelombang adalah angin. Angin yang bertiup dipermukaan laut memindahkan energinya keparairan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi gelombang laut.

2.3 Parameter Kimia2.3.1 pHMenurut Barus (2004), derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas suatu perairan. pH penting untuk menentukan kadar asam/basa perairan. Nilai pH menggambarkan konsentrasi dari ion H+ yang terlarut dalam air. Kadar ion H+ dan ion OH yang seimbang dalam air menunjukkan bahwa air memiliki pH netral. Apabila konsentrasi ion H+ meningkat akan menyebabkan nilai pH turun dan kondisi ini disebut sebagai kondisi asam dan sebaliknya apabila konsentrasi ion H+ menurun akan menyebabkan nilai pH meningkat dan kondisi ini disebut dengan kondisi basa.Menurut Ghufran (2007) pH merupakan singkatan dari puissance negatif de H, yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam suatu cairan. pH air menunjukkan aktivitas dari ion hidrogen dalam suatu larutan. Konsentrasi ion hidrogen memiliki satuan mol/liter. pH dinyatakan dalam rumus :pH = -log (H+)2.3.2 SalinitasSalinitas adalah salah satu parameter kimia yang penting bagi organism perairan (Nontji, 1987). Salinitas dapat diartikan sebagai indeks jumlah garam yang terlarut dalam air laut. Salinitas dinyatakan dalam satuan ppt (part per thousand) atau dapat juga dinyatakan dalam satuan permil. Salinitas dihitung berdasarkan jumlah garam yang terlarut dalam 1000 gram air laut (Setiyono, 1996).2.3.3 DODO merupakan oksigen yang terlarut dalam air. DO merupakan parameter yang penting untuk mengukur kualitas suatu perairan. DO memiliki peran dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik di perairan. Organisme yang terdapat di perairan membutuhkan DO dalam proses pernafasan dan metabolismenya (Salmin, 2005). Menurut Effendi (2003) oksigen merupakan factor yang penting bagi kehidupan makro dan mikro organism perairan karena diperlukan untuk proses pernafasan. Sumber oksigen terlarut dalam perairan dapat berasal dari atmosfer yang diperoleh melalui proses difusi oksigen. DO juga dapat berasal dari proses fotosintesis produsen primer yaitu dari fitoplankton dan tumbuhan air.

BAB III METODOLOGI3.1 Alat dan fungsi3.1.1 Parameter Fisikaa. Suhu Thermometer: untuk mengukur suhu/ tempreature perairan.b. Kecepatan Arus Stopwatch:untuk mengukur waktu. Kompas:untuk menunjukkan arah. Botol mineral 600 ml:sebagai pemberat (yang berisi air lokal) dan sebagai pelampung (yang kosong). Tali raffia:sebagai penghubung antara kedua botol.c. Kecerahan Secchi disk:untuk mengukur kecerahan perairan. Meteran:untuk mengukur panjang. Karet Gelang:untuk menandai D1 dan D2.d. Pasang Surut Tide Staff :untuk mengukur pasang surut. e. Gelombang Tongkat berskala 2 m:untuk mengukur tinggi gelombang. Stopwatch:untuk mengukur waktu.

3.1.2 Parameter Kimiaa. pH Kotak standart :untuk mencocokan perubahan warna yang terjadi sebagaI tempat sampel air laut.b. Salinitas Refraktometer:untuk mengukur salinitas air laut Pipet tetes:untuk mengambil preparatc. DO Water sampler:sebagai wadah untuk mengambil air laut. Botol DO:sebagai tempat air laut yang diambil samplenya. Buret:sebagai tempat Na2S2O3 / tempat titrasi Statif:sebagai tempat menggantungkan buret. Pipet tetes :untuk mengambil larutan dalam hitungan tetes, 44 tetes =2ml Corong:untuk membantu memasukkan cairan kedalam wadah. Pipet volume :untuk memindahkan secara tepat suatu volume tertentu sesuai kapasitas alat.3.2 Bahan dan Fungsi3.2.1 Parameter FisikaBahan yang digunakan dalam praktikum oceanografi serta fungsinya adalah:a. Suhu Sampel air laut: sebagai perairan yang diukur suhunya.b. Kecepatan Arus Air laut: sebagai bahan sampel yang akan di uji.c. Kecerahan Sampel air laut:sebagai perairan yang diukur kecerahannya. Karet gelang:sebagai pemberi tanda antara D1 dan D2.d. Pasang Surut Sampel air laut:sebagai perairan yang diukur pasang surutnya.e. Gelombang Sampel air laut:sebagai perairan yang diukur gelombangnya.3.2.2 Parameter Kimiaa. pH Sampel air laut:Sebagai sampel untuk mengetahui pH yang terkandung dalamair laut tersebut. Ph paper:untuk menunjukan pH yang terkandung dalam air laut tersebut.b. Salinitas Aquades:Untuk membersihkan membran refraktometer agar steril dari sampel air laut sebelumnya. Air laut sampel:Sebagai sampel untuk mengetahui kandungan salinitas yang terdapat dalam air laut tersebut.c. DO Air laut sampel:Sebagai sampel untuk mengetahui kandungan DO (Dissolved Oxygen) yang terdapat dalam air laut tersebut. Larutan MnSO4:Sebagai pengikat gas O2 di perairan bebas Larutan NaOH+KI:Untuk melepas I2, sehingga terjadi endapan berwarna coklat pada air laut sampel. Larutan H2SO4:Untuk melarutkan endapan coklat dan mengoksidasi Asam. Amylum:Untuk indikator suasana basa dan indikator warna ungu. Larutan Na2S2O3:Sebagai penitrasi larutan dan untuk mengikat I2 serta membentuk 2 Na.3.3 Skema Kerja3.3.1 Parameter Fisikaa. Suhu

Termometer Hg

dicelupkan ke dalam air dibiarkan beberapa saat diangkat, di baca nilai suhu pada skala Hasildimasukkan data pada buku kerja

b. Kecepatan Arus

Botol Bekas Air Mineral

diisi dengan air laut dihubungkan dengan botol bekas air mineral yang kosong, menggunakan tali rafia sepanjang 30 cm diikat pada tali rafia sepanjang 5 meter Arusdihanyutkan mengikuti arus

ditunggu sampai tali merenggang dihitung nilai kecepatan arus dengan rumus :v = s : t dimasukkan data pada buku kerja

Hasil

c. kecerahan

Secchi disk diturunkan pelan-pelan hingga batas pertama tidak tampak ditandai dengan karet gelang diukur panjang tali dengan tongkat skala, dicatat sebagai D1 diturunkan lebih dalam hingga tidak tampak ditarik pelan-pelan hingga pertama kali tampak ditandai dengan karet gelang diukur panjang tali, dicatat sebagai D2 dihitung nilai kecerahan dengan rumus :D = D1 + D2 2 dimasukkan data pada buku kerja

Hasild. Pasang Surut

Tide Staff

dipasang didaerah pasang surut pada saat surut rendah dicatat sebagai tinggi permukaan mula-mula t1 (cm) ditunggu beberapa jam dilihat tinggi permukaan air dicatat sebagai tinggi permukaan t2 (cm ) dihitung selisih kedua hasil pengukuran (cm/jam) dengan rumus:T1-T2t Hasildimasukkan data pada buku kerja

e. Gelombang1. Tinggi gelombang

Tongkat Skala

ditegakkan dalam air sampai menyentuh dasar diukur tinggi gelombang dicatat nilai tinggi gelombang Hasildiulang sebanyak tiga kali pengukuran

2. Periode Gelombang

Tongkat Skala

ditegakkan dalam air sampai menyentuh dasar diukur lama waktu yang diperlukan,jarak gelombang I sampai gelombang II dengan stopwatch dicatat nilai periode gelombang Hasildiulang sebanyak tiga kali pengukuran

3.3.2 Parameter Kimiaa. pH1. pH paperAlat konvensional

dimasukkan kedalam air sampel diangkat dan dikibas-kibaskan hingga setengah kering dicocokkan perubahan warna pH dengan kotak standart pH

Hasil

2. Alat modern

pH meter

dikalibrasi dengan larutan buffer dimasukkan elektroda pH meter dalam larutan buffer dengan pH 7,00 dikeluarkan elektroda pH dari larutan buffer dibersihkan dengan larutan aquadest dimasukkan elektroda kedalam air sampel Hasilditunggu hingga nilai pH muncul

b. Salinitas1. RefraktometerAlat konvensional

dikalibrasi kaca prisma dengan aquades dibersihkan bagian optik dengan tisu diteteskan 3 tetes air sampel pada optik ditutup dengan cover kaca prisma, dengan sudut 45o diarahkan pada cahaya matahari dibaca skala bagian kanan atas Hasildicatat hasilyang ditunjukkan oleh skala

2. Alat modern

Salinometer

dikalibrasi dengan meneteskan aquades pada sensor ditekan tombol on/off ditekan tombol zero hingga muncul AAA ditekan tombol start hingga menunjukkan nilai netral diteteskan air sampel ditekan tombol start Hasildicatat angka yang muncul pada layar

c. Oksigen terlarut (DO)

Botol DO

diukur dan dicatat volume dimasukkan kedalam water sampler dimasukkan kedalam perairan untuk memperoleh air sampel

Air Sampel

ditambahkan 2 ml MnSO4 dan NaOH+KI dibolak-balik sampai homogen dan diendapkan Endapan dibuang air bening ditambahkan 2ml H2SO4, dikocok sampai larut ditambahkan 4 tetes amilum dititrasi dengan Na2S2O3 0,025N, sampai bening dicatat ml titran dihitung dengan rumus :DO = Volume(titran) x N(titran) x 8 x 1000Volume(sampel) - 4

Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Data hasilpengamatanKecepatanarus (m/s)Kecerahan(cm)SuhuSalinitas(ppt)PhGelombangPasangsurut(cm/jam)DO(mg)/L

0,048650,5565,261929302932821,37,863,4

Tabel 1a. Kecepatanarus Panjang tali yang dipakai: 5 meter Lama waktu: 104 detik Kecepatanarus: 0,048 m/detik Arah arus: timur laut ke barat dayab. KecerahanHasil pengukuran Pengukuranpadapukul 09.47 WIB Kedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak):670 cm Kedalaman secchi disk (mulai tampak): 631 cm Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran): 650,5 cm Pengukuran pada pukul 10.18 WIBKedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak):654 cm Kedalaman secchi disk (mulai tampak):477 cm Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran):565,2 cm Pengukuran pada pukul 10.36 WIB Kedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak):747 cm Kedalaman secchi disk (mulai tampak):491 cm Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran): 619 cm

c. SuhuPengukuran pada pukul 09.47 WIB Suhu air laut = 29Pengukuran pada pukul 10.18 WIB Suhu air laut = 30Pengukuran pada pukul 10.36 WIB Suhu air laut = 29d. SalinitasNilai salinitas = 32ppte. Derajat keasamanNilai pH = 8

4.2 Analisa Prosedur4.2.1 Parameter Fisikaa. SuhuCara pengukuran suhu pertama yang mesti dilakukan adalah dipersiapkan alatnya yaitu Thermometer Hg, setelah dipersiapkan thermometer Hg kemudian dicelupkan langsung kedalam laut dengan membelakangi matahari dengan tujuan agar panas matahri tidak mengkontaminasi thermometer. Biarkan beberapa saat kemudian diangkat dan secepatnya dibaca nilai suhu pada skala Thermometer Hg sebelum terpengaruh oleh suhu sekitar. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran suhu yaitu membelakangi sinar matahari, badan thermometer tidak tersentuh oleh tangan pembaca skala dengan cepat dan waktu perendaman dalam air selama 3 menit.

Gambar 1b. Kecepatan ArusPada pengukuran kecepatan arus hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan seperti botol bekas air mineral 600 ml 2 buah, stopwatch dan kompas sedangkan bahannya adalah tali plastic dan perairan laut. Setelah menyiapkan alat dan bahan, kemudian ambil 1 botol air mineral, kemudian isi dengan air laut dan dihubungkan dengan botol kosong menggunakan tali rafia. Kemudian diikatkan lagi pada tali raffia dan kemudian dihanyutkan mengikuti arus tidak lupa dicatat waktu yang ditempuh pada panjang tali 5 meter dan dihitung dengan menggunakan rumus . Sebelum dihanyutkan harus mengetahui arah arus air laut. Setelah itu dicatat hasil pengamatannya.

c. KecerahanAlat yang digunakan pada praktikum kecerahan adalah secchi disk, tongkat skala dan karet gelang. Pengukuran kecerahan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pukul 10.45 WIB dan 11.45 WIB. Cara pengukuran praktikum kecerahan yaitu secchi disk diturunkan pelan-pelan hingga batas pertama kali tidak tampak, ditandai dengan karet gelang, dan diukur panjang tali menggunakan tongkat skala, dihitung sebagai D1 dan dicatat kedalamnya, lalu secchi disk diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar tidak tampak kemudian ditarik pelan-pelan hingga pertama kali terlihat, ditandai dengan karet gelang, dan diukur panjang tali dan dihitung sebagai D2. Dicatat kedalamnya. Rata-rata hasil pengukuran tersebut merupakan nilai kecerahan perairan dihitung dengan rumus :

Gambar 2d. Pasang SurutPada pengukuran pasang surut alat yang digunakan yaitu tide staff. Tide staff disiapkan. Tide staff dipasang pada daerah pasangsurut yang masih terendam air padapukul 14.00 WIB 14.30 WIB. Kemudian catat tinggi permukaan air pada tide staff sebagai T0 (cm) kemudiantunggu 5 jam. Setelah 5 jam catat lagi tinggi permukaan air sebagai T1 (cm) dan kemudian dihitung kecepatan pasang surut sebagai selisih kedua hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan rumus: dan di catat dalam data.

e. Gelombang1) Tinggi GelombangPada pengukuran tinggi gelombang alat yang digunakan yaitu tongkat berskala. Setelah tingkat disiapkan, bawa tongkat skala di tepi pantai kemudian ditancapkan, diamati gelombang yang datang dicatat berapa tinggi gelombang saat menyentuh tongkat skala. Cara pengukuran harus dengan hati-hati dan cermat karena gelombang datang dengan cepat. Pengukuran ini diulangi sebanyak 3x kemudian catat hasilnya.

Gambar 3

2) Periode gelombangTongkat skala yang sudah ditancapkan diperairan pantai diamati, apabila gelombang datang, stopwatch dinyalakan saat puncak pertama gelombang menyentuh tongkat skala dan dimatikan saat puncak gelombang selanjutnya yang menyentuh tongkat skala. Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan ke-1 dan diulangi langkah-langkah diatas untuk pengamatan 2 dan 3, sehingga diperoleh hasil rata-rata dari periode gelombang tersebut.

Tinggi GelombangTinggigelombangIIIIII

Puncak (cm)525660

Lembah (cm)464513

Selisih (cm)61147

Tabel 2

= PeriodegelombangPengukuran keIIIIIIRata-rata

Periode gelombang1,751,781,881,80

Tabel 3f. Pasang SurutSkala awal pada tide staf= 58 cm Skala akhir pada tide staf= 19 cm Selang waktu pengukuran= 5 jam Kecepatan pasang surut= 7,8 cm/jam

g. Oksigenterlarut

4.2.2 Paratmeter Kimiaa. pHPengukuran pH hanya membutuhkan pH paper dan pH meter. Kedua alat tersebut berfungsi untuk mengukur kadar pH pada sampel suatu perairan. Sedangkan, bahannya air laut yang menjadi objek untuk diukur nilai pH-nya.Prosedur pengukuran pH pada saat di lapang dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara konvensional dan modern. Dengan cara konvensional menggunakan pH paper. Sedangkan dengan cara modern menggunakan pH meter.Langkah pertama yang disiapkan adalah pH paper dan sampel air local yang akan di hitung pH nya. Langkah kedua yaitu teteskan sampel air local tersebut pada pH paper, pH paper diangkat dan dikibas-kibaskan hingga setengah kering. Setelah kering baru Dicocokkan perubahan warna pH paper dengan kotak standart pHb. SalinitasPengukuran salinitas hanya membutuhkan refraktometer dan salinometer. Kedua alat tersebut berfungsi untuk mengukur kadar garam terlarut pada sampel suatu perairan. Sedangkan, bahannya air laut yang menjadi objek untuk diukur nilai salinitasnya.Langkah pertama yang dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan.Alat yang digunakan yaitu refraktometer sebagai alat untuk mengukur salinitas,pipet tetes untuk mengambil larutan dalam skala kecil,washing bootlle sebagai tempat aquadest,sedangkan bahan yang digunakan yaitu,aquadest sebagai pengkalibrasi kaca prisma,air laut sebagai sample yang akan diuji salinitasnya,tissue untuk membersihkan kaca prisma.Langkah selanjutnya adalah dibuka tutp kaca prisma pada refraktometer lalu dikalibrasi dengan aquadest kemudian dibersikan dengan tissue,lalu air laut diambil dan ditetesi pada kaca prisma refaktometer dengan pipet tetes sebnayak 1-2 tetes.Kemudian ditutup prisma refraktometer perlahan membentuk sudut 45 agar tidak terjadi gelembung. Kemudian refraktometer diarahkan pada cahaya kemudian dilihat nilai salinitasnya dengan melihat skala refraktometer pada sisi kanan atas kemudian dicatat hasilnya.

Gambar 4 c. DOPengukuran DO membutuhkan water sampler sebagai tembat untuk meletakkan botol DO dan mengambil sampel air laut.Kemudian, buret digunakan untuk titrasi. Corong digunakan sebagai alat bantu untuk menuangkan suatu cairan agar tidak tumpah. Pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan dalam skala kecil.Pipet volum digunakan untuk memindahkan cairan dalam skala besar.Statif merupakan alat penyangga untuk meletakkan buret. Sedangkan bahan yang digunakan ialah air sampel sebagai objek yang diukur DO-nya, MnSO4 untuk mengikat O2, NaOH+KI untuk membentuk endapan coklat, H2SO4 untuk pengkondisian asam, Na2S2O3 untuk titrasi, amilum untuk pengkondisian basa serta indikator warna ungu dan kertas label ditempelkan pada botol DO agar sampel air tidak tertukar.Setelah mengambil sampel DO diperairan dan ditunggu selam 30 menit,langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan.Alat yang digunakan yaitu statif yaitu sebagai tempat titrasi larutan Na2S2O3 ,botol DO sebagai tempat sampel air laut,statif sebagi penyangga buret,pipet tetes untuk mengambil larutan NaOH+KI dan H2SO4.Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air laut sebagi sampel yang diukur kadar DO-nya, MnO4 berfungsi untuk mengikat oksigen (O2), NaOH+KI berfungsi untuk membentuk endapan coklat dan untuk mengikat I2(Iodin), H2SO4 berfungsi untuk mengencerkan endapan coklat,amilum berfungsi sebagai indikatot basa dan Na2s2O3 berfungsi sebgai larutan titran dan mengikat I2.Kemudian air bening yang berada diatas endapan dibuang kemudian endapan coklat ditetesi larutan H2SO4 sebanyak 2m l(44 tetes) sebagai pengkodisian asam dan untuk melarutkan endapan coklat,lalu ditetesi amilum sebanyak 2 tetes untuk pengkondisian basa lalu dihomogenkan,selanjutnya dititrasi dengan Na-Thiosulfat (Na2S2O3) 0,025N sampai jernih pertama kali menggunakan buret dan dicatat volume Na2S2O3 yang digunakan,langkah selanjutnya yaitu dihitung nilai DO dengan rumus:

DO=V(titran) x N(titran) x 8 x 1000Vbotol DO-4

Dimana,Vtitran adalah volume larutan titran yang digunakan (Na2S2O3),Ntitran adalah normalitas Na-Thiosulfat,8 adalah jumlah Ar oksigen(O2) dan 1000 adalah konver`si 1 L air menjadi ML,Vbotol DO yaitu volume botoL DO yang digunakan dan 4 adalah asumsi jumlah air yang tumpah saat botol DO ditutup.

4.3 Analisa Hasil4.3.1 Parameter Fisikaa. SuhuDari praktikum lapang Oseanografi tentang suhu, didapatkan hasil pengukuran nilai suhu pada percobaan pertama pukul 09.47 WIB sebesar 29C, pada percobaan kedua pukul 10.18 WIB sebesar 30C dan pada percobaan ketiga pukul 10.36 WIB sebesar 28C. Maka didapatkan rata-rata suhu sebesar 29oC

b. Kecepatan ArusDari praktikum lapang Oseanografi tentang kecepatan arus, didapatkan hasil pengukuran nilai kecepatan arus sebesar 0,048 m/s pada pukul 11.00 WIB. Sedangkan arah arus berasal dari Utara menuju Selatan.Variasi bulanan angin permukaan di atas perairan Samudera Hindia terutama di belahan bumi bagian utara sangat dipengaruhi oleh sistem monsun Asia - Australia sebagai akibat pergeseran posisi matahari ke utara dan selatan ekuator.Namun sebaliknya, pola sirkulasi angin permukaan di belahan bumi bagian selatan relatif konstan sepanjang tahun, yaitu angin bergerak ke arah Barat dan Barat Laut.Hal ini disebabkan kondisi geografis perairan Samudera Hindia, yaitu bagian utara ekuator merupakan perairan tertutup dan sebaliknya bagian selatan ekuator merupakan perairan terbuka

c. KecerahanDari praktikum lapang Oseanografi tentang kecerahan, didapatkan hasil pengukuran nilai kecerahan pada percobaan pertama pukul 09.47 WIB sebesar 650,5 cm dengan D1 = 670 cm dan D2 = 631 cm, pada percobaan kedua pukul 10.18 WIB sebesar 565,2 cm dengan D1 = 654 cm dan D2 = 477 cm dan pada percobaan ketiga pukul 10.30 WIB sebesar 619 cm dengan D1 = 747 cm dan D2 = 491 cm. Maka rata-rata kecerahannya adalah 611,7 cm.kondisi lingkungan perairan sebaiknya harus memenuhi standard kualitas air laut yang baik bagi kehidupan teripangseperti : pH 6,58,5, kecerahan air laut 50 cm, kadar oksigen terlarut 48 mg/l d. Pasang SurutDari praktikum lapang Oseanografi tentang pasang surut, didapatkan hasil pengukuran nilai pasang surut pukul 08.00 WIB skala awal pada tide staff sebesar 68 cm dan pada pukul 14.00 WIB skala akhir pada tide staff sebesar 30 cm. Selang waktu pengukuran adalah 6 jam menit. Kecepatan pasang surut 6,33 cm/jam. Maka diperoleh tipe pasang surut campuran condong diurnal.e. Gelombang Tingggi GelombangDari praktikum lapang Oseanografi tentang gelombang, didapatkan hasil pengukuran tinggi puncak gelombang pertama52 cm, kedalaman lembah pertama 46 cm, tinggi puncak gelombang kedua 56 cm, tinggi lembah gelombang kedua 45 cm dan tinggi puncak gelombang ketiga 60 cm, tinggi lembah gelombang ketiga 47 cm. Rata-rata tinggi puncak gelombang adalah 56 dan rata-rata tinggi lembah gelombang 46 cm. Maka diperoleh hasil rata-rata selisihnya sebesar 10 cm.

-Periode GelombangDari praktikum lapang Oseanografi tentang periode gelombang, didapatkan hasil pengukuran nilai periode gelombang pertama 1,76 detik, periode gelombang kedua 1,78 detik, dan periode gelombang ketiga adalah 1,88 detik. Rata-rata periode gelombang sebesar 1,80 detik.4.3.2 Parameter Kimiaa. pHDari praktikum lapang Oseanografi tentang pH, didapatkan hasil pengukuran nilai pH sebesar 8,5 pada pH meter dan 8 pada pH paper.Hal ini menunjukkan bahwa perairan Probolinggo termasuk dalam kondisi cukup baik.Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Minggawati (2012) bahwa ph yang baik di perairan indonesia berkisar antara 7-8,5.

Gambar 5b. Salinitas Dari praktikum lapang Oseanografi tentang salinitas, didapatkan hasil pengukuran nilai salinitas sebesar 35 ppt dengan salinometer. Salinitas di perairan laut Probolinggo termasuk cukup baik.Hal ini sesuai dengan pendapat Hutabarat (2011) yang mengemukakan bahwa ir 1aut unmmnya terdiri dari beberapa clemen ion element) terdiri dari ioo-ion chloride, sulphate, bicarbonate, bromide.borate, fluoride, sodium, magnesium, ca/sium. potasium, don strontium. Kwnpulan ion-ion ini urnumnya dikena1 sebagai salinitas Salinitas rata.-rata dijumpai di lautan 35 ppt kecuali dibagian Timur laut Mediteranean dapat mencapai 37 ppt.c. DODari praktikum lapang Oseanografi tentang DO, didapatkan nilai DO sebesar 6,34 mg/liter. Hal ini menunjukkan bahwa perairan di Probolinggo termasuk dalam keadaan cukup baik.Hasil pengukuran tersebut sesuai karena menurut Simanjuntak 2007 yaitu kadar oksigen terlarut tertinggi ditemukan pada lapisan permukaan . kadarnya terus menurun berdasarkan penambahan kedalaman. Penurunan kadar oksigen terbesar adalah (0,41 ml/l) diperoleh dalam kedalaman 5 meter sampai dasar.

4.4 Manfaat di bidang perikanan4.4.1 Parameter Fisikaa. SuhuMenurut Limbong (2008), Suhu permukaan laut tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan. Namun terdapat pola atau trend yang menunjukan bahwa ikan ukuran kecil lebih dominan tertangkap pada suhu hangat sedangkan ukuran besar dapat tertangkap pada suhu hangat dan dingin.Perubahan suhu air juga akan mempengaruhi kehidupan dalam air. Selain itu suhu berpengaruh terhadap keberadaan organisme di perairan, banyak organisme termasuk ikan melakukan migrasi karena terdapat ketidak sesuaian lingkungan dengan suhu optimal untuk metabolisme (Fausan,2011)distribusi suhu di perairan estuari terutama dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Di beberapa estuari seringkali suhu air sungai lebih rendah daripada air laut. Hal ini terjadi karena besarnya kapasitas panas dari laut dan lambatnya respon air laut terhadap proses pemanasan dan pendinginan. Suhu air laut tertinggi di perairan Estuari Binuangeun bulan Juni 2005, ternyata terjadi pada lapisan permukaan pada bagian tengah daerah penelitian yaitu akibat dari adanya tekanan suhu rendah dari sungai dan Samudera Indonesia ( Aziz,2007).b. Kecepatan arus Arus tersebut ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arab pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus telah dibuat oleh para pelaut berabad-abad . Kita dapat mengetahui adanya arus terutama didasarkan atau pekerjaan seorang ahli oseanografi berkebangsaan Amerika, Mathew Fontaine yang telah memulai pekerjaan tersebut sejak tahun 1840. la membuat sebuah gambar dari sistem arus dunia berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran terhadap besamya pengaruh arus yang mempengaruhi pembelokan arab kapai dari lintasan jalan yang panjang dan memakan waktu yang lama (Hutabarat 2001).Manfaat arus laut bagi kehidupan adalah; Arus musim dipergunakan untuk para nelayan bepergian dan pulang kembali,terutama untuk para nelayan yang masih mempergunakan perahu layar.Arus Konveksi menyebabkan peredaran air, ini mempengaruhi pengangkutan bahan makanan yang berpengaruh pula terhadap pengumpulan ikan.Untuk masa depan arus laut bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air. Menyebarkan tumbuh-tumbuhan. Misalnya kelapa dapat terbawa arus ketempat lain, dihempaskan ke pantai dan kemudian tumbuh di tempat itu.Arus laut memengaruhi iklim.Umpamanya di Eropa Barat banyak hujankarena pengaruh Arus Teluk (Gulf Stream) yang panas (Susilawati, 2010).Menurut Nugraha (2001), manfaat arus adalah untuk keperluan perencanaan analisis dampak lingkungan di suatu perairan yang membutuhkan data tentang pola arus,perencanaan struktur pantai agar proses penerjaanya efisien dan efektif,perencanaan struktur lepas pantai,studi rute pelayaran dan perikanan,keperluan pariwisata laut,mempelajari proses sedimentasi laut.c. KecerahanMenurut Riyadi et al (2005) manfaat kecerahan adalah untuk penglihatan,fotosintess,pemanasan. Kecerahan dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan intensitas matahari masuk ke perairan. Sinar matahari merupakan sumber energi bagi jasad hidup di perairan. Sinar matahari diperlukan tumbuhan air untuk asimilas.Kecerahan penting dalam dunia perikanan yaitu untuk mengetahui kualitas suatu perairan dari oksigen yang terlarut dan bahan tersuspensi di dalamnya. Manfaat kecerahan adalah untuk budidaya perikanan, kecerahan air yang dipersyaratkan adalah lebih dari 3 m, radiasi matahari penting dalam melengkapi cahaya yang dibutuhkan tanaman hijau-hijauan untuk dipakai dalam proses fotosintesa, merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan perpindahan populasi hewan laut (Deddy, 2009).Kecerahan merupakan faktor penting bagi proses fotosintesa dan produksi primerdalam suatu perairan. Berdasarkan pada data pengukuran di lapangan, rata-rata kecerahan perairan baik itu pada waktu pasang maupun surut selama penelitian tidak jauh berbeda berkisar antara 0,57 m - 1,22 m (Sari etal 2012)

d. Pasang SurutMenurut Deddy (2009) pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan di dalam transportasi laut, kegiatan pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain.Fenomena pasang surut laut tersebut diketahui dapat membangkitkan arus laut yang dikenal dengan sebutan arus pasang surut atau arus pasut. Kecepatan arus pasut biasanya berubah-ubah secara periodik dalam suatu selang waktu tertentu atau sering disebut dalam satu siklus pasang surut sehingga arus pasang surut dapat di ramalkan. Arus pasut sangat dominan dalam proses sirkulasi air laut di perairan pantai. Pada saat pasang, arus akan membawa air dari laut menuju perairan pantai dan pada saat surut akan membawa air dari perairan pantai ke laut lepas. (Ismail,2011)Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan perbedaan tinggi permukaan air laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu daribumi, bulan dan matahari. Saat spring, yaitu saat kedudukan matahari segaris dengan sumbu burnt-bulan, maka terjadi pasang maksimum pada titik di permukaan bumi yang berada di sumbu kedudukan relatif bumi, bulan dan matahari (Lanuru,2011)

e. GelombangManfaat gelombang adalah dari gerakan air berpengaruh terhadap pendekatan spora pada substratnya.Karakteristik spora dan algae yang tumbuh pada daerah berombak dan berarus kuat.Umumnya cepat tenggelam dan memiliki kemampuan menempel dengan cepat dan kuat. Sebagai contoh: Euchuma serra, E. Spinossum, Gelidium spp dan Pleroladia spp. Sementara itu, algae yang tumbuh di daerah yang tenang memiliki karakteristik spora yang mengandung lapisan lendir dan memiliki ukuran serta bentuk yang lebih besar. Gerakan air tesebut juga sangat berperan dalam mempertahankan sirkulasi zat hara yang berguna untuk pertumbuhan (Deddy, 2009).Kajian tentang karakteristik gelombang yang memuat informasi variasi tinggi gelombang bulanan di perairan Indonesia sangat diperlukan sebagai suatu acuan bagi kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pelayaran,perikanan serta penelitian di wilayah perairan Indonesia (Kurniawan et al, 2011).Suatu gelombang membentuk gerakan maju melintasi permukaan air, tetapi di sana sebenarnya hanya terjadi suatu gerakan kecil ke arah depan dari massa itu sendiri. Hal ini akan lebih mudah dimengerti apabila kita melihat sepotong gabus atau benda-benda mengapung lainnya di antara gelombang-gelombang di lautan bebas. Potongan gabus akan tampak timbul dan tenggelam sesuai dengan gerakan berturut-turut dari puncak dan lembah gelombang yang lebih atau kurang, tinggal pada tempat yang sama (Aziz,2006).

4.4.2 Parameter Kimiaa. pHFluktuasi pH sangat dipengaruhi oleh proses respirasi, karena gas karbondioksida yang dihasilkannya. Semakin banyak karbondioksida yang dihasilkan dari proses respirasi, maka pH akan semakin rendah. Namun sebaliknya jika aktivitas fotosintesis semakin tinggi maka akan menyebabkan pH semakin tinggi (Apridayanti,2008). pH dapat mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam lingkungan perairan dan mempengaruhi tersedianya unsur hara serta toksisitas dari unsur- unsur renik, selain itu pH dapat mempengaruhi kehidupan biota air. kebanyakan dari biota air lebih menyukai pH yang netral atau pada kisaran 6 8,5. Daya larut dan sifat toksik suatu logam dipengaruhi oleh pH, dan logam akan semakin toksik dengan kisaran pH yang rendah. Keasaman pH akan menyebabkan logam - logam larut dalam air (Hardiani, 2005).Ketika pH meningkat maka CT berkurang konsentrasinya, demikian juga sebaliknya jika pH berkurang, sehingga dapat dikatakan bahwa derajat keasaman (pH) berpengaruh terhadap jenis karbon anorganik yang ada dalam air laut (Suratno, 2010).

b. SalinitasMenurut Romimoharto (2007) dalam Octasylva (2008), keanekaragaman salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad-jasad hidup akuatik melalui pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan osmotik. Jenis-jenis biota perenang ditakdirkan untuk mempunyai hampir semua jaringan-jaringan lunak yang berat jenisnya mendekati berat jenis air laut biasa, sedangkan jenis-jenis lainnya seperti bentos mempunyai berat jenis yang lebih tinggi daripada air laut di atasnya.Menurut Fausan (2011) hampir sama dengan suhu perubahan keadaan salinitas akan mengakibatkan migrasi ikan. Mengingat suatu spesies ikan cenderung untuk menuju tempat yang memiliki kesesuaian salinitas yang disukainya. Hubungan umum antara salinitas dengan khlorinitas tersebut tidak berlaku pada beberapa perairan tertentu yang kondisi lingkungannya menyebabkan komposisi garamnya berbeda dengan air laut pada umum-nya, atau perairan yang mempunyai nilai salinitas yang tinggi, yaitu di atas 40 . Contoh perairan tersebut adalah Laut Kas-pia yang merupakan laut terisolasi oleh daratan sekitarnya. Untuk perairan tersebut berlaku hubungan salinitas dan khlorinitas yang khusus. Sejalan dengan perkembangan teknologi, sejak tahun 1957 daya hantar listrik air laut mulai digunakan dalam pe-nentuan nilai salinitas air laut di dunia (Arief,1984).

c. DOSalmin (2000) dalam Salmin (2005) menyatakan bahwa, oksigen terlarut (Dissolved Oxigen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,proses metabolism atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobic. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Menurut Simanjuntak (2003), oksigen adalah salah satu unsur kimia yang penting dalam kehidupan organisme. Oksigen dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk proses respirasi dan menguraikan zat organik oleh mikroganisme. Oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis organisme.Menurut Ulqadry et al (2010), hubungan umum antara salinitas dengan khlorinitas tersebut tidak berlaku pada beberapa perairan tertentu yang kondisi lingkungannya menyebabkan komposisi garamnya berbeda dengan air laut pada umum-nya, atau perairan yang mempunyai nilai salinitas yang tinggi, yaitu di atas 40 . Contoh perairan tersebut adalah Laut Kas-pia yang merupakan laut terisolasi oleh daratan sekitarnya. Untuk perairan tersebut berlaku hubungan salinitas dan khlorinitas yang khusus. Sejalan dengan perkembangan.

BAB V PENUTUP

5.1 KesimpulanDari hasil praktikum yang dilakukan diperoleh kesimpulan berupa data sebagai berikut :Kecepatanarus (m/s)Kecerahan(cm)SuhuSalinitas(ppt)PhGelombangPasangsurut(cm/jam)DO(mg)/L

0,048650,5565,261929302932821,37,863,4

f. Kecepatanarus Panjang tali yang dipakai: 5 meter Lama waktu: 104 detik Kecepatanarus: 0,048 m/detik Arah arus: timur laut ke barat dayag. KecerahanHasil pengukuran Pengukuranpadapukul 09.47 WIB Kedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak):670 cm Kedalaman secchi disk (mulai tampak): 631 cm Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran): 650,5 cm Pengukuran pada pukul 10.18 WIBKedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak):654 cm Kedalaman secchi disk (mulai tampak):477 cm Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran):565,2 cm Pengukuran pada pukul 10.36 WIB Kedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak):747 cm Kedalaman secchi disk (mulai tampak):491 cm Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran): 619 cmh. SuhuPengukuran pada pukul 09.47 WIB Suhu air laut = 29Pengukuran pada pukul 10.18 WIB Suhu air laut = 30Pengukuran pada pukul 10.36 WIB Suhu air laut = 29i. SalinitasNilai salinitas = 32pptj. Derajat keasamanNilai pH = 85.2 SaranDalam melakukan praktikum oseanografi diharapkan para praktikan agara lebih berhat-hati khususnya dalam pengukuran DO karena dalam praktikum tersebut terdapat larutan yang berbahaya. Dan juga praktikan diharapkan lebih terliti terhadap proses pelaksanaan praktikum.

DAFTAR PUSTAKAAziz, M. Furqon. 2006. Gerak Air di Laut. Oseana, Volume XXXI, Nomor 4.Tahun 2006 : 9 2.Barus.2004.Pengantar Limnologi, Studi tentang Ekosistem Sungai dan Danau.Jurusan Biologi, Fakultas MIPA USU.Medan.Fausan.2011.Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang (katsuwonus pelamis) Berbasis Sistem Informasi Geografis Diperairan Teluk Tomini Provinsi Gorontalo. Skripsi. Makasar.Ghufran,M dan Andi Baso. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Rinoka Cipta. Jakarta.Hutabarat, A dan S.M Frons.1985.Pengantar Oceanografi. Jakarta : Universitas Indonesia Press.Lanuru, Mahatma.2011.Pengantar Oseanografi.Fakultas dan Perikanan Univesitas Hasanuddin. Makasar.Safitri, M. 2012, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 4 : No 2. Halaman :386-377.Setiyono, Heriyoso.1996.Kamus Oceanografi.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.Wibisono, M.S.2005.Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta : Penernit Grasindo.

LAMPIRAN IDenah Lokasi PraktikumOseanografiPelabuhan Perikanan Pantai, Mayangan, ProbolinggoLintang: Selatan, 7,72090Bujur: Timur, 113,23050Akurat: 14 meterKetinggian: 33 meterAkurattinggi: 34 meter

LAMPIRAN II

Nama AlatDokumentasi

Alat dalam pengukuran suhu Thermometer Hg

Alat dalam pengukuran kecepatan arus Tali raffia Botol mineral 600 ml Kompas Stopwatch

Alat dalam pengukuran kecerahan Secchi disk Tongkat skala Karet gelang

Alat dalam pengukuran pasang-surut Tide stuff

Alat daam pengukuran gelombang Stopwatch Tonkgat skala

Alat dalam pengukuran pH pH paper pH meter

Alat dalam pengukuran salinitas salinometer modern salinometer konvensional washing bottle pipet tetes

Alat dalam pengukuran DO buret statif corong botol DO water sampler

LAMPIRAN III

Pengukuran parameter fisikaDokumentasi

Suhu

Kecerahan

Pasang Surut

Gelombang

Pengukuran Parameter KimiaDokumentasi

pH

Salinitas

DO

LAMPIRAN IV

Parameter FisikaPerhitungan

Kecepatan ArusDik :Panjang tali (s) = 5 mLama waktu (t) = 104 dtkDit :

kecerahanDik :Pengukuran 1D1 = 670 cmD2 = 631 cmPengukuran 2D1 = 654 cmD2 = 477 cmPengukuran 3D1 = 747 cmD2 = 491 cmDik :Rata-rata Kecerahan = ?

Kecerahan1= 650,5 cmKecerahan= ==565,2 cmKecerahan===619Kecerahan rata-rata===611,56 cm

SuhuDik :Suhu 1 = 29CSuhu 2 = 30CSuhu 3 = 28CDit :Suhu rata-rata = ?JawabSuhu rata-rata = T1+T2+T3= 29C+30C+28C= 29C

DO (dissolve Oxygen)DO = Volume (titran) x N (titran) x 8 x 1000Volume botol DO 4=7,8 x 0,025 x 8 x 1000250 4= 6,34 mg/L

Pasang SurutDik :Skala awal tide stuff = 58 cmSkala akhir tide stuff = 19 cmSelang waktu pengukuran = 5 jamDit :Kecepatan pasang surut = ?V =

=

Laporan Praktikum Oseanografi 2014 6