Download - Laporan Kasus OBGYN IV

Transcript
Page 1: Laporan Kasus OBGYN IV

Laporan Kasus OBGYN IV

Di RSIA Zainab

I. Identitas pasien

No rekam medik : 13.01.00.067

Tanggal masuk RS : 3 Januari 2013

Nama : Ny.K

Umur : 33 tahun

Jenis kelamin : Wanita

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : sungai pagar lubuk sanai Kampar kiri

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

II. Anamnesis

Keluhan Utama :

Pasien mengeluhkan adanya perdarahan dari jalan lahir sejak 5 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :

Pasien mengaku awalnya perdarahan hanya berupa flek-flek yang warnanya

merah kecoklatan, namuan sejak 2 hari yang lalu perdarahan disertai

gumpalan-gumpalan berwarna hitam. Selain perdarahan pasien juga merasakan

nyeri perut pada bagian bawah. Pasien mengatakan telat haid dan tes kehamilan

positif.

Riwayat Menstruasi

Mernarche umur 14 tahun, siklus teratur 1x/bulan, lamanya 4-5 hari tiap kali

menstruasi. HPHT 27 September 2012, TP 4 Juni 2013.

Riwayat perkawinan

Pasien menikah satu kali dengan suami yang sekarang selama ± 3 tahun.

Riwayat Persalinan

Pasien mengaku ini baru kehamilan yang pertama.

Page 2: Laporan Kasus OBGYN IV

Riwayat Ante Natal Care (ANC)

Pasien mengaku pergi ke bidan dekat rumah untuk periksa kehamilannya

sebanyak dua kali dan mengaku tidak ada keluhan.

Riwayat KB

Pasien mengaku belum pernah KB sebelumnya

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :

Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

Riwayat penyakit gula, riwayat hipertensi, penyakit jantung, asma, alergi obat,

dan riwayat truma disangkal pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :

Pasien menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit yang sama, riwayat hipertensi, penyakit gula, asma disangkal pasien.

Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE) :

Pasien sehari-hari makan nasi dengan lauk secukupnya, makan 3 kali sehari

dengan porsi sedang. Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak

mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

III. Pemeriksaan fisik

Keadan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Vital sign : Tekanan Darah : 126/91 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36,7°C

Status general :

Kepala

Normochepali

Tidak tampak adanya deformitas

Mata

Page 3: Laporan Kasus OBGYN IV

Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem

Conjunctiva tidak anemis

Sklera tidak tampak ikterik

Pupil: isokor

Hidung

Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas

Septum : terletak ditengah dan simetris

Mukosa hidung : tidak hiperemis

Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan

Telinga

Daun telinga : normal

Lieng telinga : lapang

Membrana timpani : intake

Nyeri tekan mastoid : tidak ada

Sekret : tidak ada

Mulut dan tenggorokan

Bibir : tidak pucat, tidak ada sianosis

Gigi geligi : lengkap, ada karies

Palatum : tidak ditemukan torus

Lidah : normoglosia

Tonsil : T1/T1 tenang

Faring : tidak hiperemis

Leher

JVP : (5+2) cm H2O

Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

Trakea : letak di tengah

Thorax

Paru-Paru

Inspeksi : pergerakan nafas statis dan dinamis

Page 4: Laporan Kasus OBGYN IV

Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru

Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis

sinistra, ICS 5

Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis

sinistra

Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea

midclavicularis sinistra

Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : datar, parut bekas operasi (-), pelebaran vena (-),

edema (-)

Palpasi : nyeri tekan (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas atas : gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-),

pigmentasi normal, telapak tangan pucat (-),

turgor kembali lambat (-), sianosis (-),

parestesia (-).

Ekstremitas Bawah : gerakan bebas, jaringan parut (-), pigmentasi

normal, telapak kaki pucat (-), turgor kembali

lambat (-), edema pretibia dan pergelangan kaki

(-), parestesia (-).

IV. Status obstetric (jika pasien hamil)

Abdomen

- Leopold I :

Page 5: Laporan Kasus OBGYN IV

- Leopold II :

- Leopold III :

- Leopold IV :

- TFU :

- TBJ :

- DJJ :

- HIS :

V. Pemeriksaan dalam vagina (VT)

Ditemukan adanya perdarahan pervaginam, kanalis servikalis masih terbuka

dan teraba jaringan dalam kavum uteri.

VI. Pemeriksaan penunjang

Tes kehamilan

Doppler atau USG

VII. Diagnose kerja

G1A0H0 + Gr 13-14 minggu + Abortus inkomplit

VIII. Diagnose banding

Molahidatidosa

Kehamilan ektopik terganggu (KET)

IX. Penatalaksanaan

IVFD RL 20 tpm

Skin test Antibiotik Ceftriaxon

Kuretase: keluar jaringan ± 10 gram + darah ± 50 cc

Ciprofloxacin 3x1 tab

Asam mefenamat 3x500 mg

Metil ergometrine 3x1 tab

X. Prognosis

Page 6: Laporan Kasus OBGYN IV

Ad vitam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Definis

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu

atau berat janin kurang dari 500 gram.

2. Klasifikasi

a. Abortus iminens

Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus,

ditandai dengan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang

dari 20 minggu, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih

baik dalam kandungan.

b. Abortus insipiens

Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah

mendatar dan ostium uteri telah membuka, hasil konsepsi masih dalam

kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.

c. Abortus komplit

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan

kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, ostium

telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit.

d. Abortus inkomplit

Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang

tertinggal, pada umur kehamilan kuang dari 20 minggu atau berat janin

kurang dari 500 gram. Pada pemeriksaan VT, kanalis servikalis masih

terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada

Page 7: Laporan Kasus OBGYN IV

ostium uteri eksternum. Banyaknya perdarahan tergantung pada jaringan

yang tersisa.

e. Missed abortion

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam

kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya

masih tertahan dalam kandungan.

f. Abortus habitualis

Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut. Salah satu

penyeba yang sering dijumpai ialah inkompetensia serviks yaitu keadaan

dimana serviks uterus tidak dapat menerima beban untuk tetap betahan

menutup setelah kehamilan melewati trimester pertama, ostium serviks

akan membuka tanpa disertai rasa mules/kontraksi rahim dan akhirnya

terjadi pengeluaran janin.

3. Etiologi

Penyebab abortus terbanyak adalah: Factor genetic Kelainan congenital uterus Autoimun Defek fase luteal Infeksi: bakteri, virus, parasit Hematologic lingkungan

4. Pathogenesis

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jairnga

sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam

uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamialn kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus desidua secara

dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 – 14

minggu, penembusan lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan

menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan > 14 minggu, janin dikeluarkan

lebih dahulu daipada plasenta.

Page 8: Laporan Kasus OBGYN IV

PerdarahanFactor predisposisiJanin

Plasenta previaMerah, segarTidak adaBagian terbawah janin blm masuk PAP, ada kelainan letak, kebanyakan masih hidup

Solusio plasentaMerah tua, kehitamanAdaKebanyakan telah mati

5. Diagnosis

Anamnesis:- Riwayat terlambat haid- Riwayat truma- Waktu, jumlah, dan sifat perdarahan- Mules- Riwayat keluarnya jaringan dari vagina- Kenaikan suhu badan- Keadaan umum lemah atau pingsan

Perdarahan Pervaginam

Tidak hamil/tidak berkaitan dg kehamilan

Kehamilan < 20 minggu Kehamilan >20 minggu

Diagnosis banding:Solusio plasentaPlasenta previa

Diagnosis banding: Kanker serviks, Polip serviks, Erosi porsio, Perdarahan uterus,

trauma

Diagnosis banding:Kehamilan ektopik

Molahidatidodaabortus

Molahidatidosa:- Darah coklat, keluar

gelembung,- uterus lebih besar dari

usia kehamilan- tidak teraba bagian janin,- BJJ tdk terdengar,- sonde dapat diputar tanpa

tahanan,- beta HCG meningkat

Pemeriksaan fisik:- Tanda vital: mencari tanda-tanda

syok- Pada pemeriksaan

ginekologis/obstetric: perhaitkan adanya darah, jaringan, bau, rasa nyeri, massa

Hamil ?

Kehamilan ektopik:- Nyri perut bawah- Tampak pucat- Tanda syok- Nyeri pergerakan serviks- Uterus teraba membesar- Kavum Douglass

menonjol berisi darah dan nyeri

- Kuldosentesis: darah (+)

Abortus Hasil Konsepsi Dilatasi ServiksIminens dalam uterus tidak adaInsipiens dalam uterus adaInkomplit sebagian adaKomplit sudah keluar tidak adaMissed dalam uterus tidak adaabortion

Page 9: Laporan Kasus OBGYN IV

6. Penatalaksanaan

1) Abortus iminens

Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsangan

mekanik berkurang

Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak

panas dan tiap empat jam bila pasien panas

Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila negative, mungkin janin sudah

mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

atau tidak.

Berikan obat penenang, fenobarbital 3x30 mg. berikan preparat

hematinik sulfas ferosus 600-1000 mg.

Diet tinggi protei dan tambahan vitamin C

Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptic

untuk mencegah infeksi.

2) Abortus insipiens

Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa

pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.

Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang disertai perdarahan,

tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam

abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikan

ergotametrin 0,5 mg IM.

Pada kehamilan > 12 minggu, berikan infuse oksitosin 10 IU dalam

dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tpm dan naikkan sesuai kontraksi

uterus sampai terjadi abortus komplit.

Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan

pengeluaran plasenta secara manual.

3) Abortus inkomplit

Bila disertai syok karena perdarahan, berika infuse cairan NaCl

fisiologis atau RL dan seccepat mungkin transfuse darah.

Page 10: Laporan Kasus OBGYN IV

Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu

suntikan ergometrin 0,2 mg IM

Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan

pengeluaran plasenta secara manual.

Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi.

4) Abortus komplit

Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3-5

hari

Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau

transfuse darah

Berikan antibiotic untuk menceah infeksi

Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.

5) Missed abortion

Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi

dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.

Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar

sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.

Pada kehamilan < 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan

gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi serviks dengan

dilatators Hegar. Kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam

ovum lalu dengan kuret tajam.

Pada kehamilan > 12 minggu, berikan dietistilbesterol 3x5 mg lalu

infuse oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20

tpm dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapaat

diberikaan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang

infuse oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.

Bila TFU sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan

menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding

perut.

Page 11: Laporan Kasus OBGYN IV

REFERENSI

1. Mansjoer, Arif. Kapita selekta Kedokteran. Jilid 1. Edisi ke-3. Jakarta: Media

Aesculapius. 2000

2. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2005