1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRA-MENULIS PADA ANAK
KELOMPOK B MELALUI MEDIA YANG BERVARIASI DI
TK IKASTRI
JUHETI (823004568)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pra-menulis pada anak
kelompok B melalui media yang bervariasi tahun 2015 di TK Ikastri Kebayoran-
Lama Jakarta-Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Lokasi
di TK Ikastri Jalan Komplek Perhubungan Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta-
Selatan. Penelitian dilakukan pada anak kelompok B dari usia 5 tahun 6 bulan
sampai 6 tahun dengan jumlah anak sebanyak 12 anak yang terdiri dari 7 anak
laki-laki dan 5 anak perempuan Tema pada saat PTK dilaksanakan adalah
binatang. Analisis data yang digunakan secara deskriftif yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Metode penelitian yang saya pakai adalah Penelitian Tindakan
Kelas. Hasil penelitian dalam kegiatan pengembangan kegiatan pra-menulis
ternyata kelemahan saya adalah guru tidak menjelaskan tidak secara bertahap
dan berulang-ulang, dan penggunaan waktu yang tidak sesuai. tidak memberi
arahan yang jelas kepada anak. Sedangkan kelebihannya adalah saya berusaha
merancang kegiatan berdasarkan indikator yang sesuai dengan tema dan media
yang bervariasi dan suasana yang menyenangkan pola pengembangan secara
umum adalah guru menyiapkan kondisi anak agar tertib, guru menyiapkan alat
dan bahan, guru menjelaskan langkah-langkah pra-menulis, guru memberi
contoh cara melakukan kegiatan pra-menulis, guru memperlihatkan hasil
kegiatan yang sudah jadi, guru meminta anak untuk melakukan kegiatan pra-
menulis, guru memberikan umpan balik dan guru melakukan pengamatan dan
penilaian. Hasil penelitian meningkatkan kemampuan pra-menulis anak usia 5-6
tahun menunjukan bahwa 90 % anak sudah mandiri.
Kata kunci : Pra-menulis, Kelompok B, Media bervariasi
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
2
perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Perkembangan Motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan dan
pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik berkembang dengan
kematangan syaraf dan otot. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik
kasar dan halus. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan
otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan
benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan
sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh
organ otak. Perlu diketahui bahwa perkembangan motorik halus sangat penting
bagi anak usia dini karena sangat berpengaruh pada segi pengembangan lainnya.
Motorik halus sangat penting karena nantinya akan dibutuhkan anak dari segi
akademis. Gerakan tersebut melalui kegiatan seperti menulis, menggunting,
mewarnai, melipat, menjiplak, menarik garis dan menggambar. Gerakan ini
secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Dalam perkembangan
anak, biasanya motorik kasar lebih cepat berkembang daripada kemampuan
motorik halus. Keterampilan motorik halus pada umumnya memerlukan jangka
waktu yang relatif lama untuk penyesuaiannya. Keterlambatan motorik halus
menyebabkan kesulitan menulis ketika anak masuk sekolah. Dalam kenyataan di
lapangan sebagian Taman Kanak-kanak menerapkan pembelajaran yang
dijadikan dasar peningkatan motorik halus kurang terencana dan terprogram.
Dari data awal yang peneliti peroleh melalui kegiatan observasi dan
refleksi selama 2 minggu yaitu tanggal 27 Juni sampai dengan 7 Agustus 2013 di
TK Ikastri pada anak kelompok B khususnya kelompok B2 menggambarkan
bahwa masih banyak masalah yang peneliti hadapi yaitu, Pada kegiatan
pembukaan, anak-anak berbaris tidak tertib, berdoa anak-anak gaduh dan tidak
ikut berdoa, di minta menuliskan huruf b dan d, 6 dari 12 anak menulisnya
sering tertukar dan masih banyak anak yang belum mampu memegang pensil
dengan benar, saat kegiata makan anak masih ngobrol, kegiatan menempel
hasilnya tidak sesuai harapan, masih ada anak yang tidak mau memegang lem,
3
dan ketika diminta merapikan mainan banyak anak yang tidak mau
merapikannya.
Dari keenam masalah yang terindentifikasi tersebut peneliti tertarik untuk
memperbaiki kemampuan pada anak pada masalah nomor 3, yaitu meningkatkan
kemampuan pra menulis anak usia 5-6 tahun di kelompok B, karena dari jumlah
12 anak hanya 3 anak yang proses hasil menulisnya sesuai dengan harapan guru,
hal ini mungkin disebabkan karena guru menyampaikan atau mengerjakan
kegiatan masih belum menggunakan strategi yang ideal, yang di tandai dengan
kurang terampilnya anak dalam pengembangan kreativitas menggunakan media
kertas dalam pengembangan kegiatan belajar. Aktivitas anak dalam
keterampilan menggerakan motorik halus dalam perkembangan menulis dari
kreativitas anak masih belum terampil ini penyebabnya adalah pengelolaan
kelas, yaitu penggunaan metode dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak
dalam menulis sehingga kemampuan motorik halusnya kurang terampil. Apabila
masalah ini tidak diperbaiki kemungkinan akan mempengaruhi kemampuan
berbahasa dalam motorik halus anak secara keseluruhan di tahap mendatang.
Solusi yang akan saya lakukan untuk memperbaikinya adalah dengan
menggunakan media yang bervariasi dengan teknik PTK. Oleh karena itu saya
ingin “Meningkatkan Kemampuan Pra-menulis anak Kelompok B melalui media
yang bervariasi tahun 2015 di TK Ikastri Jakarta Selatan”. Berikut ini
perencanaan pengembangan motorik anak melalui kegiatan Pra-menulis dimana
guru merencanakan bentuk evaluasi untuk pengembangan motorik halus anak
dalam pra-menulis di kelompok B di TK Ikastri. Dari kegiatan ini anak berlatih
menggerakkan pergelangan tangan saat memegang kertas dan juga agar anak
dapat menyalurkan perasaannya dan menciptakan keindahan. Kegiatan akan
dilaksanakan di dalam kelas. Guru pun sudah merencanakan langkah-langkah
kegiatan apa saja yang akan dilakukannya bersama anak- anak di kelas.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka masalah
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Meningkatkan
Kemampuan Pra-menulis anak Kelompok B Melalui Media yang bervariasi
Tahun 2015 di TK Ikastri Jakarta Selatan? Tujuan perbaikan pengembangan ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan pra-menulis pada anak kelompok B
4
melalui media yang bervariasi Tahun 2015 di TK Ikastri Jakarta-
Selatan.Menurut Elizabeth B.Hurlock. (1978:159) perkembangan motorik
diartikan sebagai perkembangan dan unsur kematangan pengendalian gerak
tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerakan tersebut melalui kegiatan seperti
menulis, menggunting, mewarnai, melipat, menjiplak, menarik garis dan
menggambar.
PEMBAHASAN
Gerakan Motorik Halus Anak Usia TK.
Gerakan motorik halus yaitu gerakan yang hanya melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti
keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan
yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga,
namun gerkan ini membutuhkan kordinasi antara tangan dan mata yang cermat.
Karenanya koordinasi antara tangan dan mata sudah semakin baik maka anak
sudah bisa mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan orang yang lebih
dewasa. Gerakan motorik halus bisa terlihat saat anak usia TK, antara lain
adalah anak mulai memakai sepatunya sendiri, mengancingkan pakaian, serta
makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat
berkreasi, seperti menggunting kertas, menggambar gambar sederhana,
mewarnai, menjahit, mengayam kertas, menajamkan pensil dengan rautan.
Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan
ini pada tahap yang sama. Kemampuan motorik halus anak juga memerlukan
fisik lain serta kematangan mental, misalnya ketermpilan membuat gambar,
dalam membuat gambar anak memerlukan keterampilan menggerakan
pergelangan tangan, jari-jari tangan, anak juga memerlukan kemampuan kognitif
yang memungkinkan terbentuknya sebuah gambar. Gerakan motorik halus sudah
berkembang pesat kira-kira 3 tahun. Di usia ini anak meniru cara ayahnya
memegang pensil, namun posisi jari-jarinya masih belum cukup jauh dari mata
pensil. Selain itu anak masih kaku dalam melakukan gerakan tangan untuk
menulis. Namun saat anak usia 4 tahun ia sudah memegang pensil warna,
5
krayon, untuk menggambar. Gerakan motorik halus seperti menulis,
menggambar akan diperlukan anak saat ia bersekolah nanti. Kemampuan
melakukan gerakan motorik tidak akan sama dengan yang lainnya. Misalnya
walaupun usianya sama-sama 4 tahun kemampuan seorang anak dalam
membuka baju sendiri tanpa dibantu dan bisa melepasnya sendiri sedangkan
yang yang lainnya harus dibantu untuk melepaskan bajunya. Ini menunjukan ada
anak-anak yang masih kurang menguasai gerakan motorik halus atau motorik
kasarnya. Perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh pada perkembangan
motorik anak TK. Anak perempuan lebih sering melatih ketermpilan yang
membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti permainan lompat tali (skipping),
aau melompat-lompat dengan bola besar (hoping), sedangkan anak laki-laki
lebih senang melatih keterampilan melempar, menangkap, dan menendang bola
atau berperilaku yang mementingkan kecepatan dan kekuatan. Anak laki-laki
juga lebih senang berpartisipasi pada kegiatan yang melatih keterampilan
motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih suka pada keterampilan motorik
halus. Kemampuan motorik halus anak pada usia 5-6 tahun yaitu :
Mengikat tali sepatu, memasukan surat ke dalam amplop, mengoleskan
selai di atas roti, membentuk berbagai macam objek dengan tanah liat, mencuci
dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju, memasukan benang ke dalam
lubang jarum.
Keterampilan motorik halus yang paling utama adalah kemampuan
memegang pensil dengan cara menggenggam seluruh pensil yang digunakan
untuk mencorat-coret. Cara ini dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun (Depdiknas.
2007:10) dalam buku anak pra sekolah (2000) tertulis bahwa masa lima tahun
per masa pesatnya perkembangan motorik awal. Walkey (1996) blogspot.com
perkembangan motorik kasar dan halus dalam leoniya-Tk Negeri pembina.
berpendapat perkembangan anak baik motorik halus maupun kasar usia
berdasarkan kronologi usia 0-5 tahun. Kemampuan kegiatan pra menulis anak
usia dini merupakan periode perkembangan yang cepat terjadi dalam banyak
aspek perkembangan yang dimiliki, potensi yang harus dikembangkan. Periode
ini sering pula disebut pra-sekolah, yang paling penting tepat untuk
memperkenalkan berbagai aspek kehidupan pada anak usia dini yaitu:
6
mengenalkan alam sekitar, membuat kerajinan tangan (kreativitas), huruf, angka,
menulis dan lain sebagainya, tentunya dengan kegiatan yang asik dan
menyenangkan.Tingkat pencapaian perkembangan anak dalam Permen Diknas
no 58: 2009 adalah menggunakan alat tulis dengan benar, meniru bentuk, kolase,
menarik garis, juga menulis namanya sendiri. Anak Usia Dini 5-6 tahun dapat
mengkoordinasikan mata dan tangan, secara holistik antara lain dapat dilihat
pada waktu kegiatan meremas, menggambar, mewarnai, meniru tulisan,
menjiplak bentuk, mencap.
Dari uraian diatas keterampilan motorik halus adalah aktivitas yang
memerlukan otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang
pensil dengan benar, mencabut rumput, merobek, mengambil tissue dengan dua
jari, finger painting, mencap. Kegiatan ini terlihat mudah namun memerlukan
latihan dan bimbingan agar anak dapat melakukan dengan baik dan benar.
Keterampilan motorik dibagi menjadi yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar adalah melakukan gerakan koordinasi kaki, tangan, kepala dan
menirukan gerakan dan terampil menggunakan tangan kanan dan tangan kiri.
Sedangkan motorik halus adalah melakukan gerakan jari tangan gerakan
koordinasi mata dan jari tangan melalui kegiatan meniru bentuk, menggunakan
alat tulis dengan benar, menggambar, mewarnai, kolase, mengarsir dan lain-lain.
Perkembangan Motorik Halus anak usia 5-6 tahun
Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang
pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual
motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan
tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau
menggambar. Keterampilan motorik halus; meliputi otot-otot kecil yang ada
diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Lerner & Hultsch (1983).
Menurut dr. Radix Hadriyanto, Sp.A dalam Rahmadkodaryanto52
(kemampuan dan keterampilan motorik kasar dan halus) beberapa ciri khas
tumbuh kembang anak yang normal secara umum menurut klasifikasi umurnya
dapat dilihat sebagai berikut : Jenjang usia 5-6 tahun stimulasi gerak halus yang
7
sesuai dilakukan dengan efisien dan efektif. Gerakannya pun sudah
terkoordinasi. Namun, seperti diungkapkan Bambang, anak kelompok usia ini
lebih menyukai permainan yang tidak banyak melibatkan motorik kasar. Mereka
lebih menyukai permainan yang menggunakan kemampuan berpikir seperti
bermain puzzle, balok, bongkar pasang mobil, serta mulai tertarik pada games di
komputer maupun play station.
Anak usia 5-6 tahun adalah anak yang periang dan imajinatif. Mereka
tiada hentinya bergerak dan berbuat sesuatu. Dunia sekitar mereka seakan
mengundang mereka, menunggu untuk ditemukan, dikuasai dan penuh
tantangan. Untuk itulah perlu disediakan suatu lingkungan yang baik, yang kaya
dengan stimulus untuk membantu mereka mengembangkan seluruh aspek
dirinya.(Diara Zha, 2013).
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (action
research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari classroom
Action Research yaitu satu Action Research yang dilakukan dikelas. Penelitian
Tindakan Kelas merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang merupakan
refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat
didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.
Menurut Kemis, Stephen dalam D. Hopkins (1992) penelitian tindakan adalah
suatu bentuk penelaahan atau inkuri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh
peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari praktek-praktek sosial atau
kependidikan yang mereka lakukan sendiri, pemahaman mereka terhadap
praktek-praktek tersebut, situasi di tempat praktek itu dilaksanakan (warehouse
1994).
SUBYEK PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Ikastri yang beralamat di Jalan Komplek
Perhubungan, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. TK Ikastri didirikan oleh Dharma Wanita Persatuan Sekretariat
8
Jenderal Kementrian Perhubungan RI sejak tahun 1984 hingga sekarang dengan
izin operasional dari dinas No. KEP538/101-A1.17. Sumber daya manusia di TK
Ikastri pada saat ini 8 orang yang terdiri dari 1orang kepala sekolah dengan
pendidikan S1 PGPAUD dan satu pramubakti sekolah, dengan pembagian tugas
3 guru kelas dengan pendidikan akhir SI Bimbingan Konseling 1 guru dan 2
guru masih menempuh pendidikan SI PGPAUD pada semester 7, dan guru
lainnya adalah guru ekstrakurikuler yaitu menari, melukis, bahasa Inggris.
Jumlah anak didik di TK Ikastri sebanyak 42 anak, yang di kelompokkan
berdasarkan usia. Usia 5-6 tahun di kelompok B terdiri dari kelompok B1
dengan jumlah 13 anak, B2 dengan jumlah 12 anak, B3 dengan jumlah Anak 10,
usia 4-5 tahun di kelompok A ada 1 kelompok dengan jumlah 7 anak. Waktu
belajar kelompok B adalah dari pukul 07.30 sampai pukul 10.30 WIB.
Sedangkan waktu belajar untuk kelompok A adalah pukul 07.30 sampai pukul
10.00 WIB.
WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama 10 hari dengan 2 siklus dimulai dengan
observasi yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013 dan dilanjutkan
dengan siklus I dimulai dari tanggal 10 Agustus sampai dengan 14 Agustus
2015. Sedangkan siklus II dimulai dari tanggal 18 sampai dengan 24 Agustus
2015.
KELOMPOK DAN KARAKTERISTIK
Peneliti mengadakan penelitian di TK Ikastri pada kelompok B dari usia 5
tahun 6 bulan sampai dengan 6 tahun 10 bulan dengan jumlah sebanyak 12 anak
yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.
Anak-anak pada kelompok B ini memiliki karakteristik yang sangat aktif,
mereka sangat senang berlari, melompat dan meloncat, keingintahuan mereka
sangat besar. Perkembangan anak usia TK yang terentang antara usia lima
sampai enam tahun merupakan bagian dari perkembangan manusia secara
keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan
motorik, kognitif, sosial emosional, dan bahasa.
9
RENCANA PERBAIKAN
SIKLUS I
Siklus I akan dilaksanakan selama 1 minggu mulai dari tanggal 10
Agustus sampai dengan 14 Agustus 2015 pada kelompok B di TK Ikastri.
Peneliti membuat rencana perbaikan dengan tujuan meningkatkan kemampuan
Pra-menulis anak kelompok B melalui media yang bervariasi tahun 2015 di TK
Ikastri.Peneliti membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH), skenario perbaikan
serta menyiapkan media pembelajaran, selain itu juga peneliti menggunakan
kamera sebagai alat penilaian selama kegiatan pengembangan berlangsung.
SIKLUS II
Siklus II akan dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 18 Agustus
sampai tanggal 24 Agustus 2015 pada kelompok B di TK Ikastri. Peneliti
membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH), skenario perbaikan serta
menyiapkan media pembelajaran. Selain itu juga peneliti menyiapkan catatan
kecil dan menggunakan kamera sebagai alat untuk penilaian selama kegiatan
pengembangan berlangsung.
BERKAS YANG DIGUNAKAN
Peneliti melaksanakan kegiatan di TK Ikastri pada kelompok B dengan
anak usia 5-6 tahun, jumlah anak terdiri dari 12 anak. Pelaksanaan dimulai
dengan mempersiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH), skenario perbaikan,
catatan kecil untuk menilai hasil anak serta media pembelajaran, dokumentasi
dan alat-alat lainnya yang diperlukan. Pelaksanaan dilakukan di dalam kelas
sesuai dengan rancangan satu siklus.Selama kegiatan berlangsung peneliti di
bimbing oleh supervisor II yaitu Ibu Saadah S.Pd dan penilai oleh Ibu Liestiani
S.Pd . Supervisor II bertugas mengamati dan membimbing peneliti mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Supervisor II juga mengamati selama
satu siklus setiap hari, dan pada hari jumat menilai dengan APKG 1 untuk
menilai RKH dan APKG 2 untuk menilai pelaksanaan praktek.Penilai bertugas
mengamati, membimbing dan menilai peneliti dari perencanaan , pelakanaan
10
setiap hari dan pada jumat menilai dengan APKG I untuk menilai RKH dan
APKG II untuk menilai pelaksanaan praktek.
PENGAMATAN
Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan catatan kecil dan
menggunakan kamera selama proses kegiatan pengembangan berlangsung. Dari
pengamatan tersebut peneliti mendapat hasil dan nilai. Setelah anak-anak pulang
peneliti melakukan refleksi apakah kegiatan pengembangan sesuai dengan yang
di harapkan atau belum. Peneliti memberi penilaian sesuai dengan indikator
sebagai berikut: dapat mengerjakan tugas, mengerti beberapa perintah
sederhana, menunjukan inisiatif, kerapihan dan kebersihan, dapat menggunakan
alat tulis dengan benar, terampil, teratur, terarah dalam penulisan. Dan
penilaiannya menggunakan simbol sebagai berikut :
kriteria bagi anak yang sudah mampu mengerjakan tugas dengan
baik dan dapat memenuhi 5 dari 6 indikator.
kriteria bagi anak yang masih dibantu dalam mengerjakan tugas
dan dapat memenuhi 3 dari 6 indikator.
kriteria bagi anak belum mampu dalam mengerjakan tugas dengan
baik dan hanya dapat memenuhi 2 dari 6 indikator.
REFLEKSI
KELEBIHAN
Dari semua pelaksanaan perbaikan yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa kelebihan–kelebihan yang ada pada setiap kegiatan adalah
peneliti dapat merancang kegiatan sesuai dengan dengan perkembangan dan
tahapan anak dari perkembangan di mulai dengan membuat coretan, garis
horizontal, vertikal, lingkaran, membuat bentuk , menggambar dari bentuk,
mewarnai, kolase titik-titik, meniru bentuk pola, menghubungkan titik-titik
membentuk satu gambar utuh, meniru tulisan, hingga menulis nama.ini
dilakukan dari tahap yang paling mudah hingga meningkat yang sulit. Tidak
hanya itu kegiatan ini peneliti menggunakan media dan strategi yang berbeda
11
sehingga anak-anak tidak bosan dan berkesan apalagi saat hasil karyanya di
pakai dan di bawa pulang.
KELEMAHAN
Dari semua pelaksanaan kegiatan perbaikan yang peneliti lakukan, maka
dapat di simpulkan bahwa masih ada kelemahan-kelemahan peneliti dalam
melaksanaan kegiatan perbaikan yaitu, tidak menekannya aturan pada setiap
kegiatan, kurangnya menjelaskan disetiap kegiatan, contoh gambar terlalu kecil,
alokasi waktu yang belum efektif, ketika memberikan contoh tidak memberikan
arahan yang jelas sehingga anak masih bertanya dan bingung dalam melakukan
kegiatan
PENILAIAN ANAK
Berdasarkan kesimpulan pada proses perbaikan siklus satu dari kegiatan
pembuka, inti dan penutup peneliti menemukan pola-pola dari kegiatan
pembuka, inti dan penutup dengan bagan. Berdasarkan pola kegiatan pembuka,
inti dan penutup yaitu pertama guru menyiapkan bahan dan alat yang akan
digunakan, kemudian guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan, lalu guru memberikan contoh kegiatan selanjutnya guru meminta
anak untuk melakukan kegiatan kemudian guru memberikan umpan balik dan
memotivasi kepada anak yang belum mampu melakukan kegiatan.
Dari perolehan nilai pada siklus I, maka usaha perbaikan dalam
meningkatkan perbaikan kemampuan kegiatan pra-menulis anak masih belum
memperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat terlihat pada kegiatan pembukaan
yang mendapat sebanyak 13,28 % dan anak yang mendapat sebanyak
34,86% , sedangkan anak yang mendapat 51,6% pada kegiatan inti
anak yang mendapat sebanyak 19,92% dan anak yang mendapat
sebanyak 36,52 % dan anak yang mendapat sebanyak 43,16% sedangkan
pada kegiatan penutup anak yang mendapat sebanyak 11,62% dan anak yang
mendapat sebanyak 38,18% sedangkan anak yang mendapat
sebanyak 49,8%, dengan melihat hasil persentase dari tabel di atas
dari data keseluruhan masih ada 51,12% yang perlu di beri stimulasi lagi
12
karena masih belum mencapai indikator yang diharapakan sehingga anak
mendapat hasil yang yang diharapkan guru.
Peneliti melakukan perbaikan kegiatan pada Siklus II yang dilakukan
selama 5 hari mulai dari tanggal 18 Agustus sampai dengan 24 Agustus 2015
pada kelompok B di TK Ikastri. Karena pada Siklus I kemampuan pra-menulis
anak belum sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan pola kegiatan secara umum pada siklus II diatas peneliti
menemukan pola kegiatan pengembangan yaitu pertama guru menyiapkan alat
danbahan yang akan digunakan, lalu guru menjelaskan langkah-langkah
kegiatan, setelah itu guru memberi contoh kegiatan, kemudian guru
memperlihatkan hasil kegiatan yang sudah jadi lalu guru meminta anak untuk
melakukan kegiatan, setelah itu guru guru memberikan motivasi kepada anak,
terakhir guru melakukan pengamatan dan penilaian.
Dari tabel data pada kegiatan penutup ,menunjukan anak yang belum mampu
mengerjakan tugasnya sebanyak 6,64% dan anak yang masih dibantu dalam
mengerjakan tugasnya sebanyak 29,88% , sedangkan anak yang sudah mampu
mengerjakan tugasnya dengan baik sebanyak 66,4 % .
Dari kegiatan penutup anak yang sudah mampu dalam mengerjakan tugasnya
dengan baik sebanyak 43,6 % menjadi 66,4 % , sedangkan anak yang dibantu
dalam mengerjakannya tugasnya dari 29,23% menjadi 33,09 % sedangkan anak
yang belum mampu mengerjakan tugasnya dari tugasnya dari 12% menjadi 6,6%
.Tampak bahwa ada 100% anak yang sudah berhasil mencapai indikator yang
diharapkan dan dapat memenuhi 5 dari 6 indikator atau dengan simbol
pada kegiatan inti terdapat 98% yang sudah mencapai dan
Penemuan data ini menunjukan penelitian sudah berhasil sehingga siklus di
hentikan sampai siklus II.
KESIMPULAN
Anak Usia Dini adalah usia yang membutuhkan pembinaan serta
bimbingan dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak. Salah satu
potensi yang perlu dikembangkan salah satunya keterampilan yang bisa
13
dikembangkan melalui pembinaan dan bimbingan motorik halus dengan berbagi
media dan strategi kegiatan pengembangan. Kegiatan pra-menulis merupakan
salah satu perkembangan motorik halus yang membutuhkan konsentrasi,
ketelitian, keuletan dan keterampilan. Kegiatan ini merupakan salah satu media
untuk menunjang guna melenturkan otot-otot jari tangan motorik halus, daya
fikir, keterampilan yang tingkat kesulitannya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak usia 5-6 tahun serta perasaan sensitif anak. Melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti melakukan perbaikan dalam
meningkatkan kemampuan pra-menulis kelompok B anak usia 5-6 tahun dengan
media yang bervariasi. Selama melakukan penelitian pada kegiatan pra-menulis
yang peneliti laksanakan selama dua siklus peneliti menemukan pola kegiatan
pengembangan pra-menulis untuk Taman Kanak-kanak adalah guru pertama-
tama menyiapkan kondisi anak agar tertib, kedua menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, ketiga guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pra-
menulis, keempat guru memberikan contoh dan langkah-langkah kegiatan,
kelima guru memperlihatkan hasil kegiatan pengembangan kegiatan pra-menulis
yang sudah jadi, keenam guru meminta anak untuk melakukan kegiatan
pengembangan pra-menulis, ketujuh guru memberi pujian dan motivasi, terakhir
guru melakukan pengamatan dan penilaian kepada anak.Kemampuan anak
dalam kegiatan pengembangan pra-menulis melalui berbagai media yang
bervariasi dan suasana menyenangkan.peneliti melakukan kegiatan
pengembangan secara bertahap dan berulang-ulang,sehingga anak dapat dengan
mudah melakukan kegiatan pra-menulis dengan baik.Dari perolehan data
selama kegiatan pengembangan berlangsung di TK Ikastri pada kelompok B
mengalami peningkatan, terbukti dari 2 siklus bahwa jumlah anak yang sudah
mampu mengerjakan kegiatan pra-menulis dan sudah mandiri dari 45,16 %
menjadi 66,4 % . Dengan hasil peningkatan tersebut dapat disimpulkan bahwa
menggunakan strategi dan media yang bervariasi dapat meningkatkan kegiatan
pra-menulis untuk anak usia 5-6 tahun.
14
REKOMENDASI
Dalam Penelitin Tindakan Kelas (PTK), peneliti memiliki kelebihan dan
kelemahan selama pelaksanaan kegiatan pengembangan berlangsung yang
peneliti lakukan mendapat banyak manfaat. Pada kesempatan kali ini peneliti
ingin memberikan saran–saran dalam melaksanakan kegiatan pengembangan,
semoga saran peneliti dapat bermanfaat dan dapat membangun serta
memberikan motivasi bagi semua dalam melaksanakan perbaikan pada anak usia
dini.
Agar kegiatan pengembangan pra-menulis berhasil secara optimal
sebaiknya guru melakukan kegiatan secara bertahap dan dilakukan berulang-
ulang dan juga guru harus memperhatikan alokasi waktu agar sesuai dan efektif
dalam kegiatan pengembangan, dan dapat melakukan semua kegiatan secara
optimal. Strategi dan penggunaan media yang bervariasi agar kegiatan tidak
monoton dan tidak membosankan bagi anak. Dalam kegiatan pengembangan
pra-menulis hendaknya dibuat suasana yang sangat menyenangkan dan selalu
memberikan reward /rangsangan yang terarah agar anak dapat mengerjakan
dengan semangat serta berkelanjutan dalam setiap kegiatan pengembangan guru
hendaknya selalu melakukan perbaikan dalam kegiatan guna meningkatkan
kemampuan anak.
Daftar Pustaka
Diarazha (2013). Perkembangan Motorik Halus usia 5-6 tahun. Diarazha.
blogspot.com diunduh Senin 23 Agustus 2015 jam 19:00 wib.
Dr. Radix Hadriyanto, Sp.A Stimulasi motorik kasar dan halus serta
kemampuan dan keterampilan motorik kasar dan
halus.http://rahmadkadaryanto52 wordpress.co.id. diunduh jumat 21
Agustus 2015 2015 jam 20:00 wib.
Depdiknas (2007:10) dalam buku pra sekolah 2000. Keterampilan motorik halus
anak. pkppkmut.blogspot.co.id 2015 diunduh 22 Agustus 2015 jam
16:00 WIB.
Elizabeth B.Hurlock (1978:159). Perkembangan Motorik Anak. blogspot..com
diunduh 20 Agustus 2015 jam 21:00 wib.
15
Learner & hultsch (1983) . Perkembangan dan stimulus untuk motorik kasar dan
halus.rahmat kadaryanto.blogspot.com diunduh 20 Agustus 2015 jam
19:00 wib.
Learner & Hultsch (1983) Perkembangan dan stimulus motorik kasar dan
motorik halus. Rahmadkadaryanto52. blogspot.com diunduh 20
Agustus 2015 jam 16:00 wib.
Masitoh dkk (2010). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Walkey (1996) Perkembangan aktivitas dan karakteristik anak.blodspot.com
diunduh tanggal 20 Agustus 2015 jam 16:00 wib.
Web forum UPI diunduh pada hari sabtu 22 Agustus 2015 jam 20:00.