8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
1/11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan
makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga
lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula
yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang
lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil
dan berukuran renik atau mikroskopik(http://makalah biologiku.com).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang
berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari
makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat makanan
tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya yang penyakit
melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan tetapi mencapai keseimbangan
yang menjamin bakteri dan inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan berpropagasi. Beberapa
bakteri penting yang menyebabkan penyakit pada perbenihan biasanya tumbuh bersama dengan
flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus). Ada beberapa
bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya Salmonella typhi), tapi infeksi tetap belum kelihatan
atau subklinis dan inang merupakan pembawa bakteri (Brooks, dkk 2005).
Bakteri ini berasal dari family Enterobacteriaceae. Klebsiella pertama kali diteliti dan diberi
nama oleh bacteriologist Jerman yang bernama Edwin Klebs (1834-1913).
Koloni Klebsiella besar sangat mukoid dan cenderung besatu bila lama dieramkan.
Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini antara lain adalah bronkopneumoniae dan
pneumonia bakteri gram negatif. Hampir semua pneumonia disebabkan oleh bakteri
ini. Klebsiella pneumoniaterdapat dalam saluran nafasdan feses sekitar 5 % orang normal dan
dapat menyebabkan pneumonia bacterial. Sampai saat ini para ahli masih banyak melakukan
penelitian mengenai obat apa yang cocok untuk menghambat pertumbuhan
bakteri Klebsiella pneumoniae ini. Ada artikel yang menerangkan bahwa daya antimikroba
kombinasi ampisilin dan klorampenikol dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
bronkopneumoniae pada anak kecil tersebut. Hal itu dapat dilihat dari nilai konsentrasi hambat
minimal (KHM) antibiotic yang digunakan. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik
untuk menangani mikroba ini.
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia maka dilakukan
suatu langkah identifikasi dan isolasi terhadap specimen yang diperoleh dari tubuh manusia yang
didiagnosa terinvasi oleh bakteri. Specimen yang biasa digunakan sebagai bahan pemeriksaan
http://unjabisnis.com/http://unjabisnis.com/8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
2/11
dapat berupa sputum, faeces,urin, dan sisa-sisa bahan makanan, eksudat atau pus dari
abses,rectal swab,swab amandel dan darah.
B. Maksud
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi
bakteri Klebsiella dalam sampel yang digunakan yaitu urine. Selain itu, praktikum juga
dimaksudnkan untuk mengetahui jenis dari bakteri Klebsiella dalam sampel.
C. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifaki
bakteriKlebsiella dalam urine dan penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
3/11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Umum Klebsiella
Nama bakteriberasal dari kata bakterion(bahasa Yunani)yang berarti tongkat atau
batang.Sekarang nama tersebutdipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel
satu ,tidak berklorofil (meskipun ada beberapa yang terkecuali),berbiak dengan pembelahan diri
,serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop.
(Prof.Dr.D.Dwidjoseputro,1998:22)
B. Klasifikasi Klebsiella
Kerajaan : Bakteri
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobakteriales
Family : Enterobakteriaceae
Genus : Klebsiella
Species : Klebsiella pneumonia
Kleibsiella Oxytoca
Klebsieella ozaenae
Klebsiella rhino scheleromatis
C. Morfologi
Bakteri ini termasuk Gram negatif, berbentuk panjang atau pendek yang bersifat fakultatif
anaerob. Bakteri Klebsiella berbentuk basil atau batang , tidak berspora, tidak bergerak, dan
memiliki kapsul.Bakteri ini berukuran 0,5-1,5 1-2 mikron. Mempunyai selubung yang lebarnya
2-3 kali ukuran kuman. Berpasangan atau berderet, tetapi bakteri Klebsiella tidak
bergerak(Soemarno,2000)
D.Gejala Klinis
K.pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia bacterial. K.pneumoniae banyak terdapat
dalam saluran nafas dan feses sekitar 5 % orang normal. K.pneumoniae dapat menyebabkan
konsolidasi luas disertai nekrosis hemoragik pada paru-paru. Klebsiella kadang-kadang
menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang
lemah. Klebsiella menduduki ranking kedua setelah E.coli untuk infeksi saluran kemih di orang-
orang yang sudah berumur. Klebsiella juga merupakan suatu opportunistic pathogen untuk
pasien dengan penyakit paru-paru kronis dan rhinoscleroma.Feses adalah salah satu sumber yang
paling signifikan dalam hal infeksi kepada pasien, yang selanjutnya diikuti oleh berhubungan
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
4/11
dengan alat-alat yang sudah terkontaminasi oleh bakteri. Penyakit utama yang ditimbulkan oleh
bakteri ini adalah pneumonia. Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan
dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen
atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran.
Dengan demikian flora endogen menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernafasan.
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan.
Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus,
jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru
atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum
alkohol. Pasien yang rentan mengalami pneumonia antara lain peminum alcohol, perokok,
penderita diabetes, penderita gagal jantung, dan penderita AIDS. Pada penderita pneuminiae,
kantong udara paruparu penuh dengan nanah dan cairan yang lainnya.
Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan
mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen
dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super
infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya.
Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka macam dan bisa terjadi infeksi yang
seluruh tubuh.
E.Penularan dan Pengobatan
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bakteri yang ada di udara. Selain itu dapat
juga disebarkan melalui darah yang berasal dari tempat lain misalnya luka, dan perpindahan
langsung bakteri dari infeksi di dekat paru-paru. Jika melalui saluran nafas, bibit penyakit yang
masuk akan dilawan oleh berbagai macam sistem pertahanan yang dimiliki oleh tubuh kita. Yang
dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh, misalnya struktur kulit, proses batuk, hingga sel-sel
pembunuh yang berada dalam darah maupun cairan limfe kita (sistem antibodi). Pada
orangorang yang terganggu pertahanan tubuhnya, misalnya kesadaran menurun, usia lanjut,
menderita penyakit pernapasan kronik/PPOM, infeksi virus, diabetes mellitus, dan penyakit
kronis lainnya, termasuk juga pada penderita penyakit payah jantung atau kanker, mereka itu
menjadi mudah sakit. Selain itu, jumlah bakteri atau virus serta keganasan virus/bakteri tersebut
yang masuk ke tubuh calon penderita bisa mempengaruhi,apakah seseorang menjadi sakit atau
tidak. Gejalagejala yang biasanya timbul dari penderita peneumonia antara lain batuk berdahak
dimana dahaknya seperti lendir berwarna hijau atau seperti nanah, nyeri dada, menggigil,
demam, mudah lelah, sesak nafas, sakit kepala, nafsu makan berkurang, mual, muntah, tidak
enak badan, kekakuan sendi, kekakuan otot, kulit lembab, batuk darah, nyeri perut, dan
pernafasan yang cepat. Untuk mendiagnosa diadakan berbagai macam pemeriksaan antara lain
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
5/11
dengan menggunakan stetoskop, rontgen dada, pembiakan dahak dan penghitungan gas darah
arteri.
Untuk pengobatan dapat digunakan senyawa yang memiliki cincin laktam. Ada artikel
yang menyebutkan bahwa kombinasi antara ampisilin dan klorampenikol dapat menghambat
pertumbuha dariKlebsiella ini. Akan tetapi Klebsiella juga sudah resisten terhadap beberapa
antibiotic. Sehingga sampai sekarang para peneliti masih banyak mengadakan eksperimen untuk
mencari obat yang ampuh untuk jenis bakteri ini.Namun selain itu pertama-tama penderita harus
di beri antibiotik, untuk tetap menjaga keadan tubuh agar stabil
F. Media Identifikasi
Klebsiella dapat bumbuh dengan baik pada media pembenihan seperti pada media Blood
Agar Plate (BAP), Endo agar, dan Mac Conkey Agar Plate pad suhu 37C. Ciri-ciri pertumbuhan
koloniKlebsiella pada media-i media pembenihannya yaitu (Soemarno,2000);
a) Media Mac Conkay Agar (MCA)
Klebsiella pada media Mac Conkey memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu
memiliki koloni besar-besar, smooth, cembung, berwarna merah muda sampai merah
bata bersifat mucoid yakni pada saatkoloni diambil dengan ose akan kelihatan molor
seperti tali atau benan (elastic)
b)
Media Endo AgarKlebsiella pada media Endo agar memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu memiliki
koloni kecil sampai besar, berwarna merah muda sampai merah tua,cembung dan
mucoid.
c) Media BAP (Blood Agar Palte)
Klebsiella pada media BAP memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu koloni
besar, putih-abu-abu, smooth, cembung, mucoid atau tidak, dan anhaemolytis.
d) Uji biokimia
Uji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri melalui reaksi
biokimia, yang biasa dilakukan diantaranya:
e) TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)
Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif batang, untuk melihat
kemampuan meragi glukosa dan sukrosa atau laktosa.
f) Fermentasi karbohidrat/gula-gula
Uji gula-gula dilakukan untuk menentukan kemampuan dari bakteri untuk
menfermentasikan beberapa jenis gula-gula seperti glukosa, laktosa, maltose, manitol dan
sukrosa.
g) MR/VP (methyl red /voges proskauer)
Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang memproduksi dan mengelola
asam dan produk-produknya dari hasil fermentasi glukosa, memperlihatkan kemampuan
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
6/11
sistem buffer dan menentukan organism yang menghasilkan prosuk netral (asetil metal
karbinol atau aseton) dari hasil fermentasi glukosa
h) SIM(sulfur, indol, motility)
Uji ini untuk mengetahui pergerakkan bakteri, produksi indol dan pembentukkan
gas H2S
i) Simon Citrate (SCA)
Uji ini dilakukan untuk menentukkan bakteri yang menggunakan sitrat sebagai
sumber karbon
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
7/11
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Objek Glass
Ose bulat dan ose lurus
Lampu spiritus
Bak pewarnaan
Tabung reaksi
Mikroskop
Pipet tetes
Incubator
Korek gas
B. Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sampel : Urine
2.
Reagen
NaCl 0,9 %
KOH 10%
Safranin
CGV (Carbol Gentian Violet)
Alcohol 96%
Lugol
Indicator methyl red
- naftol
3. Media
Media BHIB (Brain Heart Infussion Broth)
Media MCA (Mac Conkay Agar)
Media ENDO agar dan EMBA (Eosin Metil bile Agar)
Media SIM (Sulfur Indol Motility)
Media Urea Media MR/VP(Methyl Red/Voges Proskauer)
Media SIM(Sulfit,Indol,Motility)
Media SCA (Simon Citrat Agar)
Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, dan amnitol)
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
8/11
C. Metode Kerja
Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri Klebsiella adalah sebagai berikut :
Hari pertama (I)
1. Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB
a) Ambil urine lalu centrifuge selama 15 menit.
b)Buang supernatanya. Dengan menggunakan ose ambil endapan dan tanam pada media
BHIB.
c) Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37C.
Hari Kedua (II)
1. Lakukan pewarnaan gram
a) Ambil suspensi bakteri pada BHIB.
b)
Buat apusan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah kering, fiksasi
sediaan.
c) Warnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit kemudian bilas dengan air mengalir.
d) Tetesi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan air mengalir.
e) Lunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas dengan air.
f) Tetesi sediaan zat warna safranin selam 1 menit, bilas dengan air.
g) Setelah preparat kering, amati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 100.
2. Penanaman pada media selektif MCA, ENDO, dan BAP
a)Dengan menggunakan ose steril ambil suspensi bakteri pada BHIB lalu goreskan
dipermukaan media MCA, ENDO, dan EMBA.
b)Incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37C.
Hari Ketiga (III)
1. Lakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni yang sesuai pada media MCA,
ENDO, dan EMBA.
2. Penanaman pada media KIA
Dengan menggunakan ose lurus (nahl), tusuk media KIA, sampai dasar tabung
dan buat goresan pada daerah miring.
3. Penanaman pada media biokimia dan gula-gula.
Dengan koloni yang sama, ambil dan tanam pada media biokimia (SIM, SCA,
urea, dan MR/VP), dan gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, manitol, dan laktosa)
Hari keempat (IV)
Amati perubahan yang terjadi pada media SIM, SCA, MR/VP, urea, glukosa, laktosa,
maltose, sukrosa, dan manitol.
Untuk media SIM tabahkan dengan reagen covacs 2-3 tetes.
Untuk media MR ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.
Untuk media VP ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan - naftol 12 tetes.
Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel biokimia untuk menentukan jenis bakteri.
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
9/11
Pembahasan
Hari kedua (II)
a) Terjadi kekeruhan pada media BHIB yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri
pada media tersebut.
b) Bakteri berbentuk bacil dan streptobacil. Bakteri berwarna merah artinya bakteri luntur
pada pelunturan dengan alcohol, namun mampu mengikat zat warna pembanding yaitu
safranin sehingga berwarna merah.
Hari ketiga (III)
a) Media Mac Conkay Agar (MCA)
Pada media MCA didapatkan pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri ukuran
koloni kecil-kecil, tak berwarna, smooth, cembung, berlendir dan mucoid.
b)
Media ENDO agar
Pada media Endo agar didaptkan hasil pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri
berukuran kecil sampai sedang, smooth, cembung, bulat,dan berwarna merah muda /
merah ros
c) Media EMBA
Tidak terjadi pertumbuhan (TAP)
Hari keempat (IV)
1. TSIA
Pada bagian lereng media TSIA tidak mengalami perubahan warna yaitu merah ,
Ini menunjukkan bahwa bakteri tidak mampu menfermentasikan glukosa pada lereng
dalam media TSIA. Pada dasar media TSIA terjadi perubahan warna yaitu kuning.Ini
menunjukan bahwa bakteri ini mampu memfermentasikan sukrosa dan laktosa yang
teradapat di dasar media.
Terdapat endapan hitam pada media yang menandakan bahwa bakteri memiliki
enzim desulfurase. Enzim tersebut digunakan menghidrolisis asam amino dengan gugus
samping SH sehingga akan menghasilkan H2S yang bereaksi dengan FeSO4 dan
membentuk endapan hitam FeS.
Adanya ruangan kosong atau udara pada media menandakan bahwa bakteri
mampu menghasilkan gas.
2. KIA
Pada penanaman pada media KIA didapatkan hasil alkali acid yang menandakan
bahwa bakteri mampu menfermentasikan gula-gila dalam media tersebut.
3.
Gula-gula
Hasil positif didapatkan pada seluruh gula-gula yang digunaka baik glukosa, maltose,
laktosa, sukrosa dan manitol. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna
indicator yang terdapat dalam media ini yaitu dari biru menjadi kuning. Perubahan warna
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
10/11
tersebut disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu memfermentasikan
gula-gula tersebut berupa produk asam.
4. SIM :
a) S (sulfur) : Bakteri tidak menghasilkan sulfur. Hal ini ditandai dengan tidak
terbentuknya endapan hitam pada media, karena bakteri ini tidak mampu
mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media SIM.
b) I (indol) : Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media
ini ditambahkan dengan reagen Covacs. Indol dikatakan positif jika terdapat
cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang
merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan
penambahan Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan
bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon.
Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negatif sehingga dapat disimpulkan
bakteri yang tumbuh tidak menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber
carbonnya.
c) M (motility) : Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas
putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM
merupakan media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility
positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses
pertumbuhannya.
5. MR
Setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi
kuning Berarti tidak terjadi fermentasi asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan
asam formiat) oleh bakteri.
6. VP
Setelah penambahan KOH 10 % dan -nafto 1 %, warna media berubah (positif).
Ini disebabkan bakteri memfermentasikan butanadiol oleh bakteri.
7. Urea
Hasil yang didapat adalah negatif karena warna media tidak berubah menjadi warna
merah muda.
8. Simmons Citrate
Didapatkan hasil positif(+), sebab terjadi perubahan warna pada media yakni dari
hijau menjadi biru. Ini disebabkan bakteri Kelbsiella merupakan salah satu spesies yang
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon untuk metabolisme dengan menghasilkan
suasana basa.
8/10/2019 LAPORAN IDENTIFIKASI BAKTERI KLEBSIELLA
11/11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi dan isolasi yang telah dilakukan (pewarnaan, pembiakan, uji
differensial, uji biokimia dan gula-gula) pada sampel urine ditemukan bakteri Klebsiella.
B. Saran
Tubuh manusia merupakan media pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri yang
paling baik. karena hal tersebut, tubuh manusia menjadi sumber penularan penyakit yang
paling besar. Salmonella dan Shigella merupakan salah satu bakteri yang paling seing
menginfeksi tubuh manusia.
Pada proses identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri sangat tinggi.
Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, handscond, dan jas
laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu, kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat
diperlukan sehingga bakteri yang diisolasi bisa tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu, sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri kita dan
lingkungan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi terserang penyakit bisa
ditanggulangi.
Top Related