LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT SATKER (05)
TAHUN 2020
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS KESEHATAN
TAHUN 2020
ii
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan
perkenaan-Nya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dapat menyelesaikan dan menyajikan
Laporan Kinerja Tahun 2020.
Tujuan penyusunan laporan kinerja ini selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan mengacu pada petunjuk teknis perjanjian
kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu instansi pemerintah yang termuat dalam
PERMENPAN No. 53 Tahun 2014, juga sebagai dokumen yang mencerminkan akuntabilitas dan
diharapkan memberikan gambaran capaian kinerja Dinas Kesehatan.
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan telah dijabarkan dalam Rencana
Strategis (RENSTRA) Tahun 2020 - 2024 dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan. Untuk
mengetahui dan mengukur sampai sejauh mana pelaksanaan Renstra, maka dilaksanakan analisis
capaian kinerja program dan kegiatan yang dilaporkan dalam bentuk Laporan Kinerja tahun 2020
dan merupakan bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur khususnya kinerja
Dinas Kesehatan. Penyusunan laporan ini telah dilaksanakan secara maksimal, namun disadari
masih terdapat kekurangan baik dari aspek teknis penulisan maupun isi laporan, sehingga
diperlukan koreksi dalam rangka perbaikan laporan dimasa depan.
Apresiasi dan terima kasih kepada seluruh Bidang, Seksi, Program dan UPTD, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah bekerja secara maksimal dengan berbagai tantangan yang
dihadapi guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik diseluruh wilayah Jawa
Barat dalam mewujudkan Masyarakat Jawa Barat yang mandiri untuk hidup sehat.
Bandung, Januari 2021
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat
dr. Berli Hamdani Gelung Sakti, MPPM
Pembina Utama Muda
NIP 19661020 199803 1 003
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dari 7 Indikator Kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020 yang
dijanjikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan Direktur Jenderal P2P untuk
capaian indikator sebagai berikut :
- Presentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV dari target 77% tercapai
42% (55%)
- Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC dari target 80% tercapai 54% (66%)
- Persentase anak 0 – 11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap dari target
92,9% tercapai 81,6% (88%)
- Persentase kasus kusta baru tanpa cacat dari target 87% tercapai 74% (85%)
- Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar dari target 95% tercapai 100%
(105%)
- Jumlah Kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker dari target 15 Kab/kota tercapai
0 Kab/kota
- Persentase Nilai kinerja penganggaran dari target >80% tercapai 82,5%
Capaian Realisasi Keuangan pada tahun 2020 per tanggal Januari 2021 berdasarkan Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) tercapai 73,64% atau sebesar Rp. 1.903.426.375,-
dari total anggaran sebesar Rp. 2.584.865.000,-
Berikut Realisasi Anggaran Satker 05 :
- Surveilans dan Karantina Kesehatan, Pagu anggaran semula sebesar Rp.1.841.918.000,-,Pagu
anggaran setelah revisi sebesar Rp.815.712.000,- hanya terealisasi sebesar Rp.441.239.500,-
dengan jumlah pengembalian belanja sebesar Rp.120.000,-. Realisasi Netto sebesar
Rp.441.119.500,- (54,09%) sehingga masih tersisa anggaran belanja sebesar Rp.374.592.500,-.
- Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik, Pagu anggaran semula sebesar
Rp.3.007.927.000,-. Pagu anggaran setelah revisi sebesar Rp.984.874.000,- hanya terealisasi
sebesar Rp.857.537.000,- dengan jumlah pengembalian belanja sebesar Rp.200.000,-. Realisasi
Netto sebesar Rp.857.337.000,-(87,07%) sehingga masih tersisa anggaran belanja sebesar
Rp.127.537.000,-.
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Pagu anggaran semula sebesar
Rp.1.197.976.000,-. Pagu anggaran setelah revisi sebesar Rp.351.966.000,- hanya terealisasi
sebesar Rp.350.766.500,- dengan jumlah pengembalian belanja sebesar Rp.768.000,-. Realisasi
Netto sebesar Rp.349.998.500,- (99,66%) sehingga masih tersisa anggaran belanja sebesar
Rp.1.967.500,-.
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Pagu anggaran semula
Rp.1.720.666.000,-. Pagu anggaran setelah revisi sebesar Rp.134.846.000,- hanya terealisasi
sebesar Rp.130.795.000,- dengan jumlah pengembalian belanja sebesar Rp.0, Realisasi Netto
sebesar Rp.130.795.000,-(97%) sehingga masih tersisa anggaran belanja sebesar Rp.4.051.000,-.
- Dukman pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Pagu anggaran semula
Rp.542.000.000,-. Pagu anggaran setelah revisi sebesar Rp.297.467.000,- hanya terealisasi
sebesar Rp.124.176.375,- dengan jumlah pengembalian belanja sebesar Rp.0, Realisasi Netto
iv
sebesar Rp.124.176.375,-(41,74%) sehingga masih tersisa anggaran belanja sebesar
Rp.173.290.625,-.
v
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR.. ii
RINGKASAN EKSEKUTIF. iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL. v
DAFTAR GAMBAR.. vi
DAFTAR LAMPIRAN.. vii
BAB 1 PENDAHULUAN.. 1
1.1 Latar Belakang. 1
1.2 Visi dan Misi 3
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi 3
1.4 Sumber Daya Manusia. 4
1.5 Sistematika Penulisan. 5
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA.. 6
2.1 Perencanaan Kinerja. 6
2.2 Perjanjian Kinerja. 9
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA.. 11
3.1 Capaian kinerja. 11
3.2 Realisasi Anggaran. 22
BAB 4 PENUTUP.. 23
4.1 Kesimpulan. 23
4.2 Tindak Lanjut 23
vi
DAFTAR TABEL
No table of figures entries found.
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1.1.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan tahun 2020-2024 adalah Meningkatkan pelayanan Kesehatan menuju cakupan Kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan Kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotive dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi. Kementrian Kesehatan RI dalam RPJM 2020-2040 telah menentukan strateginya yang terurai dalam lima point yaitu: 1.Peningkatan Kesehatan ibu dan anak dan kesehatan reproduksi, 2. Percepatan perbaikan gisi masyarakat,3.peningkatan pengendalian penyakit, 4.penguatan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), 5. peningkatan pelayanan kesehatan dan pengawasan obat dan makanan. RPJMN 2020-2024 telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2020-2024 melalui Peraturan Menteri Kesehatan nomor 21 tahun 2020, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) telah menyusun Rencana Aksi Program P2P tahun 2020 – 2024 yang merupakan jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P termasuk langkah-langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang. Isu strategis di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang ada di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit saat ini dengan adanya Stanting akan terkait terhadap beberapa program yang ada di Bidang P2P seperti Kecacingan, diare ISPA (Pneumoni), Tb dan Imunisasi. Sehingga perlu strategi untuk mengendalikan dan menekan Stanting dengan kegiatan yang dilaksanakan di Bidang P2P. Selain itu juga Penyakit Tidak Menular tetap masih merupakan penyakit yang harus dikendalikan Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Kesehatan provinsi Jawa Barat atas pelaksanaan tugas dan fungsi selama Tahun 2020. Disamping itu, laporan kinerja ini merupakan pelaksanaan amanat peraturan perundang-undangan terkait, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Pemerintah. Laporan kinerja ini juga sekaligus menjadi alat atau bahan evaluasi guna peningkatan kinerja Kementerian Kesehatan di masa depan.
1.2 Visi dan Misi Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengikuti Visi dan Misi
Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini dilaksanakan
melalui 7 misi pembangunan yaitu:
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 2
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya
seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Terdapat
dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2020-2024, yaitu: 1) Peningkatan derajat
kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup.; 2) Penguatan pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan; 3) Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan
pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat; 4) Penigkatan sumber daya Kesehatan; 5)
Peningkatan tata kelola yang baik, bersih, dan inovatif.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome) dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat melalui indikator yang akan dicapai yakni sebagai
berikut:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010),
346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 3
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian Kesehatan
yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian peyakit secara berhasil-guna dan
berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina kesehatan, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular langsung, pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan jiwa dan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program
P2P.
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Visi
“Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”
Misi
1. Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Menjamin pelayanan kesehatan yang prima
3. Mendukung sumber daya pembangunan kesehatan
4. Regulator pembangunan kesehatan di Jawa Barat
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi 1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Tugas Pokok :
Melaksanakan urusan pemerintah di bidang kesehatan, meliputi : kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan
sumber daya kesehatan yang menjadi kewenangan daerah Provinsi, melaksanakan
tugas dekonsentrasi dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fungsi :
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan, yang menjadi
kewenangan Daerah Provinsi
b. Penyelenggaraan pengelolaan bidang kesehatan, yang menjadi kewenangan
Daerah Provinsi
c. Penyelenggaraan administrasi Dinas
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Struktur Organisasi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat mempunyai Stuktur Organisasi dengan susunan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 4
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
1.4 Sumber Daya Manusia Pada tahun 2020, jumlah pegawai di Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebanyak 55 orang yang terdiri dari 37 tenaga ASN dan 18 tenaga Non ASN, dengan distribusi pegawai di seksi surveilans dan imunisasi 23 orang, seksi pengendalian penyakit menular 21 orang, dan seksi penyakit tidak menular dan keswa 11 orang.
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBAG KEPEGAWAIAN
& UMUM
SUBAG PERENCANAAN DAN
PELAPORAN
SUBAG KEUANGAN &
ASET
BIDANG BINA PELAYANAN KESEHATAN
Seksi Yankes Primer dan Tradisional
Seksi Yankes
Rujukan
Seksi Mutu Yankes
BIDANG PENCEGAHAN
DANPENGENDALIAN PENYAKIT
Seksi Surveilans &
Imunisasi
Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular
Seksi PTM dan
Keswa
BIDANG SUMBER DAYA
KESEHATAN
Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Seksi Pembiayaan dan
Jaminan Kesehatan
Seksi Sumber Daya Manusia
UPTD
BIDANG KESEHATAN
MASYARAKAT
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Kesehatan
Seksi Kesling dan Kesja Or
1. Bapelkes 6. RSU JAMPANGKULON
2. Balai Labkes 7. RSU AL IHSAN
3. BKKM 8. RS. PARU
4. BKPM 9. RS JIWA
5. RSU PAMEUNGPEUK
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 5
a. Grafik.1 Distribusi Pegawai berdasarkan Pendidikan
b. Grafik Distribusi Pegawai berdasarkan jabatan fungsional. Di Bidang P2P tidak ada pegawai dengan Jabatan Fungsional
1.5 Sistematika Penulisan 1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapi organisasi.
2. Bab II Perencanaan Kinerja
Bab ini menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2020.
3. Bab III Akuntabilitas Kinerja
a. Capaian Kinerja Organisasi Sub bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. b. Realisasi Anggaran Sub bab ini menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan dan telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja
4. Bab IV Penutup
Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
1
11
34
2
6
1
0
5
10
15
20
25
30
35
40
S3 S2 S1 D3 SMA SMP
Jenis Pendidikan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 6
BAB 2
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Perencanaan Kinerja Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang
mungkin timbul. Perencanaan kinerja instansi pemerintah terdiri atas tiga dokumen
Perencanaan yaitu Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan perencanaan 5 tahunan,
Rencana Kerja (Renja), dan Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan perencanaan tahunan.
Perencanaan 5 tahunan Dinas Kesehatan Provinsi khususnya dana Dekonsentrasi berasal dari
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana Aksi Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Rencana Aksi Kegiatan Direktorat pada Ditjen P2P dan Rencana Kerja
(Renja) Ditjen P2P. Sasaran dan indikator kinerja sasaran kemudian dituangkan dalam
Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi.
Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020 - 2024
adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya insidensi TB menjadi 190 per 100.000 penduduk pd tahun 2024
2. Menurunnya insidensi HIV menjadi 0,18% pd tahun 2024
3. Meningkatkan eliminasi malaria di 405 kab/kota
4. Kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap sebanyak 95 %
5. Meningkatnya Kab/Kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM
Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk Direktorat dan
Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 7
Tabel 2.1.1
Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi
Tahun 2020
Indikator Kinerja pada RAP Ditjen P2P
Indikator Kinerja pada RAK Direktorat/Setditjen P2P
Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi
1. Persentase Orang Dengan HIV-AIDS yang menjalani Terapi ARV (ODHA on ART)
1. Persentase Orang Dengan HIV-AIDS yang
menjalani Terapi ARV (ODHA on ART) 1. Persentase Orang Dengan HIV-AIDS
yang menjalani Terapi ARV (ODHA on
ART) 2. Persentase angka keberhasilan
pengobatan TBC (TBC Succes Rate) 2. Persentase angka keberhasilan pengobatan
TBC (TBC Succes Rate) 2. Persentase angka keberhasilan
pengobatan TBC (TBC Succes Rate) 3. Jumlah kabupaten/kota yang
mencapai eliminasi malaria 3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai
eliminasi malaria 3. Jumlah kabupaten/kota yang
mencapai eliminasi malaria 4. Jumlah kabupaten/kota dengan
eliminasi kusta 4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi
kusta 4. Jumlah kabupaten/kota dengan
eliminasi kusta 5. Jumlah kabupaten/kota endemis
filariasis yang mencapai eliminas 5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis
yang mencapai eliminas
5. Jumlah kabupaten/kota endemis
filariasis yang mencapai eliminas 6. Jumlah kabupaten/kota yang
melakukan pencegahan perokok usia < 18 tahun
6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
pencegahan perokok usia < 18 tahun
6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
pencegahan perokok usia < 18 tahun
7. Jumlah Kab/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM
7. Jumlah Kab/kota yang melakukan
pencegahan dan pengendalian PTM 7. Jumlah Kab/kota yang melakukan
pencegahan dan pengendalian PTM 8. Persentase kabupaten/kota yang
mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11 bulan
8. Persentase kabupaten/kota yang mencapai
80% imunisasi dasar lengkap anak usia 0-
11 bulan
8. Persentase kabupaten/kota yang
mencapai 80% imunisasi dasar lengkap
anak usia 0-11 bulan 9. Jumlah Kab/kota yang
melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan Napz
9. Jumlah Kab/kota yang melaksanakan
deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
penyalahgunaan Napz
9. Jumlah Kab/kota yang melaksanakan
deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
penyalahgunaan Napz
10. Persentase kab/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan pengendalian KKM
10. Persentase kab/kota yang mempunyai
kapasitas dalam pencegahan dan
pengendalian KKM
10. Persentase kab/kota yang mempunyai
kapasitas dalam pencegahan dan
pengendalian KKM
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 8
Indikator Kinerja pada RAP Ditjen P2P
Indikator Kinerja pada RAK Direktorat/Setditjen P2P
Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi
11. Jumlah kab/kota yang mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan
11. Jumlah kab/kota yang mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan
11. Jumlah kab/kota yang mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 9
2.2. Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit merupakan dokumen pernyataan dan kesepakatan kinerja antara
Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
untuk mewujudkan target-target kinerja sasaran Ditjen P2P pada akhir Tahun 2018.
Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi disusun berdasarkan pada indikator yang
tertuang dalam RAK dan Renja serta telah mendapat persetujuan anggaran. Target-target
kinerja sasaran kegiatan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Provinsi dalam dokumen
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2.1 Perjanjian Kinerja
Dinas Kesehatan Provinsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
No Sasaran Indikator Kegiatan Target
1. Menurunnya Penyakit Menular, Penyakit tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa
1) Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV
2) Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC
3) Persentase anak 0-11 tahun mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
4) Persentase Kasus Kusta baru tanpa cacat
5) Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
6) Jumlah Kabupaten/kota melaksanakan detekai dini kanker
77%
80%
92,9%
87%
95%
15 Kab/kota
2. Terkelolanya anggaran pencegahan dan pengendalian penyakit yang efisien dan akuntabel
7) Nilai kinerja penganggaran >80%
Pada Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 telah dialokasikan
anggaran sebesar Rp. 8.310.487.000,- dengan rincian sebagai berikut :
Namun seiring perjalanan waktu, alokasi anggaran di efisiensi sekitar 70% dari alokasi
anggaran awal menjadi Rp. 2.584.865.000,- dengan rincian sebagai berikut :
No Kegiatan Anggaran
1. Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp. 1.841.918.000
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Rp. 3.007.927.000 Zoonotik
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Rp. 1.197.976.000
Langsung
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Rp. 1.720.666.000
5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Rp. 542.000.000
Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
TOTAL Rp. 8.310.487.000
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 10
No Kegiatan Anggaran
1. Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp. 815.712.000
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Rp. 984.874.000 Zoonotik
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Rp. 351.966.000
Langsung
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Rp. 134.846.000
5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Rp. 297.467.000
Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
TOTAL Rp. 2.584.865.000
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 11
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian kinerja Indikator pada sasaran strategis ini merupakan komposit dari upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit serta upaya penyehatan lingkungan. Berikut uraian pencapaian
indikator kinerja untuk sasaran strategis ketiga:
Tabel 3.1.1 Capaian Indikator Kinerja Utama
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN
TARGET
REALISASI CAPAIAN KINERJA
(%)
PREDIKAT
1 2 3 4 5 6 7 1 Persentase ODHA baru
ditemukan yang memulai pengobatan ARV
Persen 77% 42% 55% Baik
2 Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC
Persen 80% 54% 66% Baik
3
Persentase anak 0-11 tahun mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
Persen 92,9% 81,6% 88% Baik
4 Persentase Kasus Kusta baru tanpa cacat
Persen 87% 74% 85% Baik
5 Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
Persen 95% 100% 100 % Sangat Baik
6 Jumlah Kabupaten/kota melaksanakan detekai dini kanker
Kab/Kota 15 0 0 % -
7 Nilai kinerja penganggaran
Persen >80% 82,5 % 100 % Sangat Baik
Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja per setiap indikator :
1. Indikator : Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV 1) Definisi Operasional: Persentase ODHA yang baru ditemukan masuk dalam
layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi Anti Retro Virus.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah ODHA yang baru ditemukan masuk dalam layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi Anti
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 12
Retro Virus {ODHA yang inisiasi ART}, dibagi dengan jumlah ODHA yang baru ditemukan masuk dalam layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), dalam kurun waktu tertentu, dikali 100 persen
3) Capaian Indikator Tabel. 3.1.10
Persentase kasus HIV yang diobati tahun 2020
INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAPAIAN Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV
77% 42% 55%
Grafik.3.1.9
Presentase kasus HIV yang diobati.
Tahun 2017, 2018,2019 dan 2020
4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
- Melakukan Pelatihan layanan HIV secara komprehensif
- Meningkatkan SDM di layanan
5) Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternative social yang telah dilakukan.
- Masih rendahnya ODHA yang mau mengakses ARV
- Kurangnya kesadaran ODHA untuk kepatuhan minum obat
- Akses layanan PDP pada masa pandemic covid-19 dibatasi
6) Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan
- SDM terbatas di layanan
- Seringnya terjadi mutasi petugas terlatih
7) Kendala/Masalah yang dihadapi
- Terbatasnya sarana dan Prasarana penunjang Program HIV di Fasyankes Kab/Kota
dan Provinsi dan komitmen pimpinan terhadap SDM yang sudah dilatih.
- Terbatasnya Anggaran Kegiatan HIV baik di Provinsi maupun Kab/Kota
8) Pemecahan masalah
- Meningkatkan Sumberdaya manusia yang terlatih
52% 52% 55%
77%85%
52% 52% 55%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Capaian
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 13
- Advokasi terkait penambahan anggaran
- Skrining HIV dan penggunaan ARV secara maksimal
9) Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya.
Capaian Indikator Kinerja 55%
Capaian realisasi keuangan 99,7%
2. Indikator: Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC. 1) Definisi Operasional: Persentase semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk TB
resistan obat) yang diobati dan dilaporkan diantara perkiraan insiden TB 2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk TB
resistan obat) yang diobati dan dilaporkan dibagi perkiraan insiden TB dikali 100 persen.
3) Capaian Indikator
Tabel. 3.1.9 Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar. Tahun 2020
INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAPAIAN Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC
80% 54% 66%
Grafik. 3.1.8 Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar. Tahun 2018, 2019 dan 2020
4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
a. On the job training (OJT) SITB secara bertahap oleh kab/kota diwilayah
masing-masing.
b. Mendorong petugas TBC di kab/kota maupun di faskes untuk menyelesaikan
pencatatan pelaporan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
c. Beberapa faskes memberlakukan Pemantauan Minum Obat (PMO) dilakukan
oleh keluarga pasien atau media elektronik/Video call
d. Melaksanakan virtual meeting Penguatan Jejaring Laboratorium TB di masa
pandemic Covid-19 dengan mengundang kab/kota dan narasumber
labkesda Provinsi Jawa Barat dan PATELKI.
80% 80% 80%99% 98%
66%
0%
50%
100%
150%
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Capaian
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 14
e. Pengaturan Kembali jejaring faskes TCM dalam penggunaan alat TCM TBC
untuk pemeriksaan covid-19 oleh kab/kota.
5) Analisa penyebab kegagalan
a. Data yang di dapatkan dari hasil penyisiran kasus rumah sakit tidak dapat
diidentifikasi apakah sesuai dengan standar atau tidak
b. Tidak optimalnya jejaring internal dan eksternal di fasilitas pelayanan
kesehatan
6) Kendala/masalah yang dihadapi
a. Adanya pergantian system pencatatan dan pelaporan TBC dari SITT/eTB
Manager ke SITB
b. Dimasa pandemic covid-19, petugas TBC di kab/kota maupun di faskes
merangkap menjadi petugas covid-19
c. Terkendala pemantauan minum obat (PMO) terhadap pasien
d. Beberapa petugas lab menolak untuk pemeriksaan laboratorium
e. Beberapa faskes TCM TBC digunakan untuk pemeriksaan covid-19
7) Pemecahan masalah
a. Dilakukan penyisiran data TB terutama di rumah sakit
b. Memberikan surat edaran ke kab./kota untuk melaksanakan penemuan dini
kasus TB
c. Himbauan untuk membentuk Distrik Public Private Mix (DPPM) dan Koalisi
Organisasi Profesi (KOPITB) di tingkat kab./kota
d. Memperkuat jejaring internal dan eksternal melalui kegiatan DPPM
8) Efisiensi penggunaan sumber daya
Capaian Indikator Kinerja 66%
Capaian realisasi keuangan 100%
3. Indikator : Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
1) Definisi Operasional: Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis Hep B, 1 dosis BCG, 4 dosis Polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib, serta 1 dosis campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1
dosis Hep B, 1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib
serta 1 dosis campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun dibagi
dengan jumlah seluruh bayi yang bertahan hidup di suatu wilayah pada
kurun waktu yang sama dikali 100 persen.
3) Capaian Indikator
Tabel. 3.1.2 Presentase Anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi Lengkap
INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAPAIAN Indikator Presentase Anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi Lengkap
93%
81,6 %
88 %
Grafik 3.1.1
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 15
92%
95%93% 93%
91.30%
96.60%95.00%
89.00%
78%
83%
88%
93%
98%
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Capaian
Capaian Indikator Anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi Lengkap Tahun 2017 sd 2020
4) Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan
Target Indikator Presentase Anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi lengkap pada tahun 2020 belum mencapai target hal ini disebabkan karena : • SDM berkualitas (terlatih)
• Kualitas dan kuantitas data program (pencatatan dan pelaporan)
• Dukungan Pemerintah Daerah dan LP/LS
• Ketersediaan vaksin, ADS dan Safety Box
• Peralatan rantai dingin vaksin
• Masa pandemic covid-19 sehingga layanan posyandu tidak berjalan dan
diarahkan ke puskesmas
5) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Capaian Indikator Presentase Anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi lengkap sebesar 82,6 % (89%) dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran Layanan Imunisasi sebesar 50,98 % efisien.
6) Upaya upaya yang dilakukan untuk mencapai Indikator - Peningkatan SDM program imunisasi di semua tingkat
- Bimbingan teknis yang berkualitas, secara berkala dan rutin disemua tingkat
- Pemenuhan kebutuhan logistik : vaksin, ADS, Safety Box dan peralatan
rantai dingin sesuai standar
- Pengelolaan rantai dingin vaksin sesuai SOP disemua tingkat
- Pemenuhan logistik KIE tentang Imunisasi sampai ke tingkat
desa/kelurahan
- Advokasi, desiminasi informasi ke Pemda dan Lintas Sektor terkait untuk
mendapatkan dukungan, terutama pendanaan operasional untuk
pengelolaan program imunisasi.
- Meningkatkan keterlibatan Lintas Program dan Lintas Sektor disemua
tingkat untuk mendukung pelaksaanaan imunisasi
- Kegiatan imunisasi dimaksimalkan di puskesmas
7) Kendala/Masalah yang dihadapi
- Rotasi tenaga pengelola program imunisasi di semua tingkat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 16
- Tidak semua pengelola program imunisasi berkompeten dan terampil
dalam mengelola program imunisasi
- Belum semua pengelola program imunisasi di semua tingkat terlatih
(provinsi, kab/koa, puskesmas, bidan, pelaksana vaksinator)
- Kualitas Pencatatan dan pelaporan masih kurang
- Ketersediaan vaksin beberapa jenis antigen dari pusat tersendat.
- Distribusi vaksin sampai dengan gudang Dinkes provinsi, Kabupaten/Kota
belum semua mengalokasikan biaya pengambilan vaksin dan logistik
lainnya ke provinsi
- Tidak semua Kab/Kota mengalokasikan anggaran untuk operasional
program imunisasi
- Kurangnya media KIE
- Adanya pandemic Covid-19
8) Pemecahan Masalah
• Pelatihan pengelola program imunisasi disemua tingkat yang terakreditasi
• Advokasi, sosialisasi program imunisasi ke LP/LS untuk mendapatkan
dukungan
• Pemenuhan vaksin dan logistic lainnya program imunisasi
• Pemenuhan dan Pengelolaan peralatan rantai dingin vaksin yang
berkualitas
• Bimtek dan supervisi supportif yang berkualitas disemua tingkat
• Validasi data rutin disemua tingkat
• Memaksimalkan SDM yang ada dan Anggaran yang ada.
4. Indikator : Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat.
1) Definisi Operasional: Persentase kasus kusta baru yang ditemukan tanpa cacatt (cacat tingkat 0) diantara kasus kusta baru
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus kusta baru tanpa cacat (cacat tingkat 0) dibagi total jumlah kasus kusta baru dikali 100 persen
3) Capaian Indikator Tabel. 3.1.7
Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat. Tahun 2020
INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAPAIAN Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat.
87%
74%
85%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 17
Grafik.3.1.6 Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat. Tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020
4) Upaya :
Melakukan kegiatan penemuan kasus kusta secara dini melalui kegiatan ICF (Intensifikasi case finding) , RVS (Rapid Village Survey) dan kontak survey
5) Analisa : a. Data yg didapatkan tdk valid dan akurat b. Tidak dilakukan Pemeriksaan fungsi saraf pd penderita kusta c. Tidak optimalnya penatalaksanaan kasus kusta d. Adanya pandemic covid-19 mengakibatkan menurunnya penemuan
kasus baru
6) Kendala : 1. Banyak petugas yg belum dilatih tatalaksana kasus Kusta 2. Petugas ketakutan dalam memeriksa kasus kusta baru pada masa
pandemic covid-19
7) Pemecahan : a) Pelatihan petugas puskesmas dan Rs b) Pelatihan wasor kabupaten,propinsi c) Melakukan pemeriksaan fungsi saraf kepada penderita setiap 1bln
sekali d) Pemeriksaan dilakukan dengan APD yang lengkap sesuai Protokol
8) Efisiensi Penggunaan Sumber daya Capaian Indikator Kinerja 85% dan Capaian realisasi keuangan 100%
5. Indikator : Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar
1) Definisi Operasional: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai
standar program
88%91% 91%
87%
80% 80%
85% 85%
70%
75%
80%
85%
90%
95%
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Capaian
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 18
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus positif malaria yang diobati sesuai standar program dibagi dengan jumlah seluruh kasus positif malaria dikali 100 persen
3) Capaian Indikator Tabel. 3.1.5
Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar tahun 2019
INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAPAIAN Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar
95%
95%
100%
Grafik 3.1.6 Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020
4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator :
- Bersama Kabupaten melakukan Advokasi kepada Pemangku Daerah sehingga
ada dukungan dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan tata laksana kasus
malaria
- Membuat jejaring dengan fasilitas kesehatan dalam pengobatan malaria
- Melaksanakan Pertemuan Lintas Program untuk mendapatkan komitmen
Puskesmas dan Lintas Program dalam upaya peningkatan tatalaksana malaria
5) Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan :
- Penyebab Keberhasilan :
o Adanya jejaring yang dilakukan Fasilitas Kesehatan
o Adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam tatalaksana kasus malaria
dan eliminasi malaria
6) Kendala/masalah yang dihadapi :
- Keterlambatan dalam penemuan kasus sehingga pengobatan pun menjadi
terlambat
95% 95% 95% 95%95% 95% 95%
100%
92%
94%
96%
98%
100%
102%
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Capaian
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 19
- Masih ada perbedaan persepsi antara dokter spesialis dalam tatalaksana
pengobatan
- Masih ada perbedaan baca hasil lab antara analis dan dokter patklin
7) Pemecahan masalah :
- Meminta Kabupaten untuk meningkatkan koordinasi dengan faskes dan labkes
- Melakukan koordinasi dengan Subdit Malaria untuk pengajuan obat.
8) Efisiensi penggunaan sumber daya :
- Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mencapai indikator secara langsung
yaitu melalui komponen-komponen yang sudah ditetapkan pada DIPA APBN
sedangkan yang tidak langsung mencapai indikator tidak diserap. Capaian
Kinerja 100% dan capaian realisasi anggaran 85,51%
6. Indikator: Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker
1) Definisi Operasional: Kab/kota yang menyelenggarakan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks paling kurang pada 80% populasi wanita usia 30-59 tahun atau wanita yang memiliki riwayat sexual aktif.
2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki cakupan deteksi dini kanker payudara paling kurang 80% populasi wanita usia 30-59 tahun atau wanita yang memiliki riwayat sexual aktif.
3) Capaian Indikator
Tabel. 3.1.13 Jumlah Kab/Kota melaksanakan deteksi dini kanker tahun 2020
INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAPAIAN Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker
27 Kab/kota
0 Kab/kota
0 %
Grafik.3.1.11 Jumlah Kab/kota melaksanakan deteksi dini kanker tahun 2020
27
00
5
10
15
20
25
30
Tahun 2020
Target Realisasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 20
4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator Upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh Program P2PTM Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat untuk mencapai indikator jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker adalah a) Meningkatkan Bimbingan teknis kepada kab/kota yang memiliki manajemen
yang kurang baik untuk P2PTM baik SDM maupun anggaran. b) Meningkatkan promosi, pencegahan dan pengurangan factor risiko PTM
melalui pemeberdayaan masyarakat c) Penguatan kapasitas dan kompetensi petugas dan layanan, serta kolaborasi
sector swasta dan professional.
5) Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Berdasarkan hasil analisis dari target indikator jumlah kabupaten/kota
melaksanakan deteksi dini kanker yang berasal data Monev P2PTM Tahun 2020 semua target indikator belum tercapai. Beberapa hal yang menyebabkan belum tercapainya target adalah : 1) Belum semua puskesmas mampu melaksanakan kegiatan deteksi dini
kanker payudara dan serviks berkaitan dengan SDM terlatih, kesadaran dari masyarakat dalam hal ini wanita usia subur untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dan serviks, kurang promosi kesehatan dari petugas kesehatan tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara dan serviks serta terbatasnya sarana dan prasarana
2) Pada mas pandemic covid-19 kegiatan tidak terlaksana dengan baik
6) Kendala/masalah yang dihadapi Beberapa kendala/masalah yang dihadapi dalam pencapaian target jumlah
kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker adalah : 1 Masih banyak pengelola program P2 Kanker di Kabupaten/Kota maupun
puskesmas yang belum terlatih untuk Deteksi Dini Kanker Serviks dan
Kanker Payudara
2 Sering terjadi pergantian pengelola Program P2 Kanker di Kabupaten/Kota
maupun puskesmas
3 Masyarakat khususnya Wanita Usia Subur (WUS) Usia 30-50 tahun masih
segan untuk melakukan pemeriksaan IVA Test walaupun petugas telah
menawarkan pemeriksaan ini di puskemas 7. Pemecahan Masalah
1. Meningkatkan kapasitas pengelola program P2 Kanker di Kabupaten/Kota dan puskesmas dalam Program P2 Kanker melalui Pelatihan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Kanker Payudara bersumberdana APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten/Kota
2 Membuat surat edaran kepada Kabupaten/Kota bahwa petugas yang telah terlatih tidak dipindah selama 3 tahun setelah pelatihan
3 Meningkatkan kerjasama dengan organisasi profesi (POGI atau IBI) untuk dapat melaksanakan pelatihan atau workshop bagi tim Pengelola P2 Kanker (dokter, bidan dan perawat) di puskesmas yang akan mendukung peningkatan kapasitas petugas
4 Petugas P2 Kanker di Puskesmas yang belum terlatih bisa melakukan magang untuk pemeriksaan IVA Test di Puskesmas dengan tenaga yang telah terlatih.
8. Efisiensi penggunaan sumber daya
Capaian Indikator Kinerja 0%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 21
Capaian realisasi keuangan 100%
7. Indikator : Nilai kinerja penganggaran
1) Definisi Operasional: Capaian keluaran kegiatan diukur dari realisasi Volume Keluaran (RVK) dan realisasi volume keluaran kegiatan (RIKK) dengan menggunakan formula rata geometrik.
2) Rumus/Cara perhitungan: Realisasi volume kegiatan / target volume kegiatan x realisasi indikator kegiatan / target indikator kegiatan.
3) Capaian Indikator
Tabel. 3.1.15 Nilai kinerja penganggaran Tahun 2020
INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAPAIAN Nilai kinerja penganggaran
>80%
82,5%
100% 4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai indicator Untuk mencapai indicator dalam Nilai kinerja penganggaran telah dilakukan
dengan berkoordinas antara petugas yeng ditetapkan 5) Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan.
Secara pencapai indicator kinerja telah tercapai dengan baik tetapi dalam
penyerapan anggaran belum maksimal karena ada beberapa dana yang tidak
dipakai seperti Honor Pejabat Pembuat Komitmen (1 orang) di rencanakan 2
orang
6) Kendala/masalah yang dihadapi
Dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan Manajemen ada beberapa masalah
yang dihadap seperti petugas Satker merangkap dengan pengelola program,
terbatasnya SDM yang ada
7) Pemecahan Masalah
Memaksimalkan tenaga yang ada dengan penjadwalan masing petugas antara
tugas sebagai pengelola satker dan pengelola program
8) Efisiensi penggunaan sumber daya
Sudah cukup efisien dalam pelaksanaan kegiatan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 22
3.2 Realisasi Anggaran
Realisasi Anggaran berdasarkan Kegiatan
URAIAN KEGIATAN/OUTPUT REALISASI ANGGARAN
PAGU REALISASI SISA PAGU % Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2.584..865.000 1.903.426.375 6.81.438.625 73,68
Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan matra
- Layanan kewaspadaan dini dan respon penyakit potensial KLB
- Layanan Imunisasi - Layanan Kekarantinaan Kesehatan - Layanan Pengendalian Penyakit
Infeksi Emerging
815.712.000
190.503.000
500.209.000 125.000.000
0
441.119.500
106.527.500
254.992.000 79.600.000
0
374.592.500
83.975.500
245.217.000 45.400.000
0
54,09
55,92
50,98 63,78
0
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang - Layanan Intensifikasi Eliminasi
Malaria - Layanan Pengendalian Penyakit
Filariasis dan Kecacingan
984.874.000 160.400.000
824.474.000
857.337.000 137.160.000
720.177.000
127.537.000 23.240.000
104.297.000
87,07 85,51
87,37
Pengendalian Penyakit Menular Langsung - Layanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit HIV/AIDS - Layanan Pengendalian Penyakit TBC - Intensifikasi Penemuan kasus Kusta
351.966.000
44.416.000 153.660.000
153.890.000
349.998.500
44.281.500 152.892.000
152.825.000
1.967.500
134.500 768.000
1.065.000
99,66
99,70 100
99,31
Pengendalian Penyakit Tidak Menular - Deteksi dini Faktor Risiko Penyakit
Tidak Menular - Layanan Upaya Berhenti Merokok - Deteksi Dini Kanker - Deteksi Dini Gangguan Indra
134.846.000 65.880.000
0 0
68.966.000
130.795.000 64.555.000
0 0
66.240.000
4.051.000 1.325.000
0 0
2.726.000
97.00 97,99
0 0
96,05
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Layanan Dukungan Manajemen Satker
297.467.000
297.467.000
124.176.375
124.176.375
173.290.625
173.290.625
41,74
41,74
Dari tabel diatas dapat dilihat Realisasi Anggaran untuk dana Dekon Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebesar 73,68%. Rentang Realisasi Anggaran berkisar dari 0% - 99.5%.
- Realisasi terendah terdapat di kegiatan Layanan Dukungan Manajemen (41,74%), ini dikarenakan adanya kegiatan perjadin yang tidak bisa terserap dengan baik karena pandemic covid-19.
- Realisasi tertinggi terdapat pada kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular sebesar 99,66%
Dari table diatas dapat dilihat dari 15 Indikator tidak ada yang mencapai 100% penyerapan anggaran. - Hal ini disebabkan karena revisi terlambat terkait SK pergantian Kuasa Pengguna
Anggaran baru keluar diakhir batas revisi sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan. Selain itu juga adanya pandemic Covid-19 yang mengakibatkan tersendatnya kegiatan dan difokuskan ke kegiatan Covid-19.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 23
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan a. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun
2020 kurang berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dengan rata –rata capaian kinerja sebesar 88,14 %
b. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020, dari 7 Indikator kinerja sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020, sebanyak 2 indikator telah melebihi target yang ditetapkan (100%), sedangkan 5 indikator tidak mencapai target
c. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 diketahui bahwa kinerja anggaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 73,68 %, dengan realisasi Rp. 1.903.426.375,- dengan realisasi tertinggi pada Layanan pengendalian TBC sebesar 100% dan realisasi paling rendah pada dana dekonsentrasi yakni sebesar 41,74 %. (Dukungan manajemen)
d. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 7 indikator, semua indikator telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai atau melebihi target dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan telah dilaksanakan dengan baik.
e. Mengingat penyakit tidak mengenal batas wilayah administrasi, pemerintahan, maupun negara, maka penyelenggaraan penanggulangan penyakit secara nasional dilakukan dengan prinsip konkuren, yaitu dilakukan bersama-sama antara unsur pemerintahan di pusat dan pemerintah daerah. Dengan demikian, setiap permasalahan penyakit dan faktor risikonya yang timbul di suatu wilayah perlu ditangani secara bersama antara unsur pusat dan daerah, sedangkan untuk pintu masuk negara dilakukan upaya khusus melalui upaya kekarantinaan kesehatan dalam rangka cegah tangkal penyakit antar negara sebagai bentuk komitmen kesehatan dalam menjaga kedaulatan negara.
f. Kegiatan – kegiatan pada tahun 2020 ada kendala secara umum yaitu adanya pandemic covid-19 di Jawa Barat, tetapi bukan hanya di Jawa Barat, namun hamper seluruh provinsi di Indonesia.
4.2 Tindak Lanjut ➢ Tahun 2020 merupakan tahun awal RPJMN, Renstra Kementerian Kesehatan,
RAP P2P, dan RAK Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat periode tahun 2020 – 2024 sehingga akan dilakukan review untuk mengevaluasi capaian target akhir tahun perencanaan, menilai keberhasilan dan pembelajaran yang dihasilkan.
➢ Akan dilakukan penyusunan kembali dan pembahasan target RPJMN, Renstra Kementerian Kesehatan, RAP P2P, RAK Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat periode tahun 2020 – 2024. Penetapan target indikator mengacu pada tantangan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 24
dan capaian indikator periode sebelumnya, isu strategis dan hasil mid term evaluation.
Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 disusun sebagai bahan masukan untuk penyusunan perencanaan tahun berikutnya.
Top Related