LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
DEPUTI SDM APARATUR
TAHUN 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
DEPUTI SDM APARATUR
TAHUN 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja
Deputi SDM Aparatur
Tahun 2017
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiJln. Jend Sudirman Kav 69 Jakarta Selatan 12980
Telp. (021) 7398381-85 Fax. (021) 7398343
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
KATA PENGANTAR 5
BAB I PENDAHULUAN 6
1.1 Kedudukan, Tugas, Fungsi 6
1.2 Susunan Organisasi 7
1.3. Aspek Strategis 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA 10
2.1 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 10
2.2 Perjanjian Kinerja 2015 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 14
3.1 Capaian Kinerja 14
3.2 Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja 16
3.3 Realisasi Anggaran 38
BAB IV PENUTUP 45
Daftar Isi
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang SDM Aparatur Tahun 2017 dapat dise-
lesaikan dengan baik. Penyusunan LAKIP ini pada prinsipnya adalah dalam
rangka penyampaian potret kegiatan dan capaiannya, hambatan serta masa-
lahnya, sampai dengan bagaimana cara Deputi SDM Aparatur dapat mencari
solusi pemecahan suatu masalah.
LAKIP merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawa-
ban kinerja suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBN/
APBD dalam rangka mencapai tujuan/sasaran strategis suatu instansi, dimana laporan tersebut disusun
berdasarkan siklus anggaran yang berjalan selama 1 (satu) tahun. Dalam penyusunan LAKIP, suatu instansi
pemerintah harus dapat menentukan besaran kinerja yang dihasilkan secara kuantitatif yaitu besaran dalam
satuan jumlah atau persentase. Adapun salah satu manfaat dari LAKIP ini adalah dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi terhadap instansi pemerintah yang bersangkutan selama 1 (satu) tahun anggaran.
LAKIP merupakan produk akhir dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SA-
KIP) yang berisi integrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran, dan sistem pelaporan
kinerja yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan. Dalam hal ini, setiap
organisasi diwajibkan untuk mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara
serta kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku.
Substansi yang tersaji dalam LAKIP ini memuat informasi yang berkaitan dengan capaian
kinerja selama kurun tahun anggaran 2017 dan menyajikan informasi keberhasilan serta bebera-
pa kinerja yang belum berhasil tercapai. Seluruh informasi tersebut tersaji dalam deskripsi yang
tertuang di dalam analisis terhadap capaian pada masing-masing kegiatan yang telah dilaks-
anakan dan dikoordinasikan oleh para Asisten Deputi.
Kami menyadari bahwa LAKIP Deputi Bidang SDM Aparatur Tahun 2017 ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka atas saran dan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Namun demikian, kami berharap laporan ini dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas dari akuntabilitas kinerja dan perbaikan kinerja or-
ganisasi menuju birokrasi pemerintahan yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Jakarta, Januari 2018
Deputi Bidang SDM Aparatur,
Setiawan Wangsaatmaja
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
BAB IPENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi khususnya di bidang SDM Aparatur, perlu dilakukan serangkaian upaya yang terpadu di bidang pendayagunaan aparatur negara yang meliputi perubahan mind-set dan culture-set dari para aparatur negara sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo yang menekankan pada aspek revolusi mental untuk mewujudkan SDM Aparatur yang lebih siap menghadapi era globalisasi. Adapun salah satu langkah persiapan dalam rangka mencetak SDM Aparatur yang mumpuni tersebut adalah dengan melakukan berbagai persiapan perumusan kebijakan di bidang SDM Aparatur sehingga diharapkan kualitas SDM Aparatur yang kompeten, kompetitif, dan berintegritas dapat tercapai, dimana hal ini menjadi bagian utama dari rencana mewujudkan pemerintahan berkelas dunia pada tahun 2025.
Sebagai bagian dari Kementerian yang memiliki kedudukan sebagai persiapan perumusan kebijakan di bidang SDM Aparatur, Deputi Bidang SDM Aparatur melaporkan kinerjanya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja untuk tahun
anggaran 2017.
1.1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2016 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi maka kedudukan, tugas, dan fungsi Deputi SDM Aparatur adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan Deputi Bidang SDM Aparatur adalah unsur pelaksana dari Kementerian PANRB yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
2. Tugas Deputi Bidang SDM Aparatur bertugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koor-dinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang SDM Aparatur.3. Fungsi Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184, Deputi Bidang SDM Aparatur menyelenggarakan fungsi: a) Perumusan kebijakan di bidang SDM Aparatur dan manajemen ASN;b) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang SDM Aparatur dan manaje men ASN; c) Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang SDM Aparatur dan manajemen ASN;d) Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan kebijakan ASN;e) Pelaksanaan administrasi Deputi Bidang SDM Aparatur; danf) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri PANRB.
1.2. Susunan OrganisasiDalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang SDM Aparatur, terdiri atas beberapa fungsi yang memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing sebagai berikut:
1. Sekretariat Deputi
Melaksanakan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja dan keuangan, serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Deputi Bidang SDM Aparatur.
2. Asisten Deputi Pembinaan Integritas dan Penegakan Disiplin SDM Aparatur
Melaksanakan koordinasi, perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembinaan integritas dan penegakan disiplin SDM Aparatur.
3. Asisten Deputi Perencanaan dan Pengadaan SDM Aparatur
Melaksanakan persiapan untuk perumusan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan-pengadaan dan pengelolaan sistem informasi SDM Aparatur.
4. Asisten Deputi Standardisasi Jabatan dan Pengembangan Karier SDM Aparatur
Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, serta pelaporan di bidang standardisasi jabatan dan pengembangan karier SDM Aparatur.
5. Asisten Deputi Pengembangan Kompetensi dan Kinerja SDM Aparatur
Melaksanakan persiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, serta pelaporan atas pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kompetensi dan peningkatan kinerja SDM Aparatur.
6. Asisten Deputi Kesejahteraan SDM Aparatur
Melaksanakan persiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, serta pelaporan atas pelaksanaan kebijakan di bidang
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
kesejahteraan SDM Aparatur.
Untuk lebih jelas mengenai susunan struktur organisasi pada Deputi SDM Aparatur dapat dilihat pada gambar 1.2.1. sebagai berikut:
Gambar : 1.2.1
Struktur Organisasi Deputi Bidang SDM Aparatur
DEPUTI BIDANG SDM APARATUR
Asisten DeputiPembinaan Integritas
dan Penegakan Disiplin
SDM Aparatur
Asisten DeputiPerencanaan danPengadaan SDM
Aparatur
Asisten DeputiStandardisasi Jabatandan Pengembangan
Karier SDM Aparatur
Asisten DeputiPengembanganKompetensi dan
KinerjaSDM Aparatur
Asisten Deputi Kesejahteraan SDM
Aparatur
SEKRETARIS DEPUTI
Gambar : 1.2.2
Deputi Bidang SDM Aparatur beserta jajaran
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
1.3. Aspek Strategis
Deputi Bidang SDM Aparatur mempunyai peran strategis dalam mewujudkan visi, misi, tugas pokok, dan fungsi Kementerian PANRB. Peran tersebut yakni menciptakan keunggulan kompetitif ketersediaan SDM yang profesional, berkinerja tinggi, akuntabel, dan sejahtera sesuai dengan karakteristik, visi, misi, dan tujuan strategis organisasi untuk dapat memba-ngun sikap dan perilaku yang mampu menghadapi berbagai gejala perkembangan dunia di masa depan. Dengan demikian, dalam memasuki kondisi persaingan yang semakin tajam dan ruang gerak yang kian menyempit, diperlukan SDM yang mampu mengemban tugas, tu-gas jabatan, mampu berkinerja tinggi, dan berkontribusi secara optimal dalam pencapaian tujuan organisasi dan menjadi dasar bagi organisasi dalam mempertahankan eksistensinya dan membentuk organisasi yang unggul dalam menghadapi persaingan global.
Fungsi hakiki dari manajemen SDM adalah memastikan agar organisasi dapat men-capai visi, misi, dan tujuan strategisnya dengan memiliki SDM yang memenuhi kebutuhan organisasi secara kualitas maupun kuantitas, kompeten, dan menghasilkan kinerja yang efektif pada jabatan dan peranan masing masing serta berkontribusi secara optimal dalam memajukan dan mencapai tujuan organisasi.
Tuntutan masyarakat dan tuntutan lingkungan strategis baik di tingkat nasional mau-pun global terhadap SDM Aparatur yang profesional dalam menyelenggarakan tugas pe-merintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat, kian mendesak dan tidak dapat ditunda lagi. Oleh karena itu, perlu dibangun suatu sistem manajemen SDM Aparatur yang kondusif untuk membentuk SDM Aparatur yang profesional dan berkinerja tinggi. Beberapa aspek penting dalam manajemen SDM ini antara lain adalah:
1. Perencanaan dan penempatan SDM Aparatur;
2. Rekrutmen, seleksi, dan sosialisasi SDM Aparatur;
3. Penempatan dan pengelolaan karier SDM Aparatur;
4. Pengelolaan dan penilaian kinerja SDM Aparatur;
5. Peningkatan kapasitas SDM Aparatur;
6. Peningkatan integritas SDM Aparatur melalui penegakan disiplin PNS;
7. Remunerasi dan kesejahteraan SDM Aparatur.
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
BAB IIPERENCANAAN
KINERJA2.1. Rencana Strategis Tahun 2015-2019
Dengan situasi saat ini yang penuh tantangan dan banyaknya hal yang berkaitan den-gan ketidakpastian akibat perubahan-perubahan pada lingkup nasional maupun interna-sional, Deputi Bidang SDM Aparatur sebagai lembaga perumus kebijakan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan lembaga yang memiliki tugas dan fungsi sep-erti telah dikemukakan pada bab I-1.3., memandang perlu adanya perubahan paradigma yaitu dari paradigma lama yang hanya bersifat reaktif dan lamban serta kurang antisipatif dalam perumusan kebijakan menuju paradigma baru yaitu menjadi pemimpin yang secara pro aktif mengkoordinasikan para pemangku kepentingan dalam perumusan kebijakan dan pembaharuan di bidang pendayagunaaan aparatur negara secara holistik dan terintegrasi sehingga memungkinkan setiap organisasi pemerintah memiliki SDM yang berkualitas sesuai kebutuhan organisasi, profesional dan berkinerja tinggi, akuntabel, serta sejahtera.
Sebagai lembaga perumus kebijakan pemerintah di bidang SDM Aparatur, maka Deputi Bidang SDM Aparatur berperan sebagai perumus kebijakan dan pembaharu dalam manajemen SDM Aparatur ke arah profesionalisme dan berkinerja tinggi serta bertanggung jawab dalam mengemban tugas sebagai unsur suatu negara dan abdi masyarakat.
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Dalam rangka menunjang dan membantu Menteri PANRB dalam menuju kesuksesan pelaksanaan fungsi tersebut, Deputi Bidang SDM Aparatur menyusun sebuah visi yang menunjukkan jati diri dan fungsinya sebagai perumus kebijakan pendayagunaan SDM
Aparatur melalui konsep manajemen SDM Aparatur dengan visi sebagai berikut:
Visi
Terwujudnya Aparatur Negara yang
Kompeten, Kompetitif, dan Berintegritas
Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi Deputi Bidang SDM Aparatur sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan koordinasi kebijakan, penyusunan, evaluasi program dan pembinaan integritas SDM Aparatur;
2. Merumuskan kebijakan perencanaan dan sistem informasi SDM Aparatur;
3. Merumuskan kebijakan pengadaan SDM Aparatur;
4. Merumuskan kebijakan standardisasi jabatan dan pengembangan kompetensi SDM Aparatur; dan
5. Merumuskan kebijakan kesejahteraan SDM Aparatur.
** Menyeluruh
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Gambar : 2.1.1
Deputi Bidang SDM Aparatur saat pemaparan visi dan misi.
2.2 Perjanjian Kinerja 2017
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang SDM Aparatur adalah surat berisikan penugasan dari
Menteri PANRB untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai dengan indikator dan
target. Melalui Perjanjian Kinerja inilah kinerja Deputi Bidang SDM Aparatur menjadi terukur ses-
uai dengan tugas, fungsi dan wewenang, serta sumber daya yang tersedia. Perjanjian Kinerja ini
diselaraskan dengan rencana kinerja tahunan 2017 yang merupakan penjabaran dari Rencana
Strategis Deputi SDM Aparatur dalam mewujudkan visi dan misi yang dijabarkan melalui sasaran
yang akan dicapai.
Adapun, Perjanjian Kinerja Deputi Bidang SDM Aparatur Tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel 2.2.1. berikut:
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Terwujudnya SDM Aparatur yang kompeten dan
kompetitif1
Presentase IP yang sudah menerapkan pengisian
jabatan sesuai standar kompetensi jabatan
Persentase Pegawai ASN di tiap IP yang telah
mengikuti dan lulus pengembangan kompetensi
Jumah IP yang menerapkan kebijakan promosi
terbuka untuk JPT sesuai ketentuan UU ASN
Jumlah IP yang 50% PNS-nya memiliki penilaian
kinerja "Baik"
Jumlah IP yang terintegrasi sistem informasi
kepegawaian dengan BKN
60%
371 IP
20 %
50 IP
300 IP
77 K/L
Terwujudnya SDM Aparatur yang berintegritas2Persentase penurunan hukuman disiplin
tingkat berat
K/L : 10%
PROV. : 10%
KAB/KOTA : 10%
Terwujudnya sistem kesejahteraan SDM
Aparatur berbasis jabatan dan kinerja3
Terwujudnya sistem kesejahteraan SDM
Aparatur berbasis jabatan dan kinerja
K/L : 100%
PROV. : 75%
KAB/KOTA : 75%
Terwujudnya Deputi SDM Aparartur yang
efektif, efisien, akuntabel, dan berkinerja tinggi4Nilai pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Deputi SDM Aparatur75
Nilai akuntabilitas kinerja Deputi SDM
AparaturA
Persentase pengelolaan keuangan
(anggaran) yang bebas dari temuan yang
material
100 %
Gambar: 2.2.1Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan Target Deputi Bidang SDM Aparatur Tahun 2017
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
BAB IIIakuntabilitas
kinerjaAkuntabilitas kinerja Deputi Bidang SDM Aparatur merupakan bentuk pertanggungjawa-
ban kinerja yang memuat realisasi dan tingkat capaian kinerja yang dijanjikan, dalam hal ini
pada tahun anggaran 2017. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan antara target
sasaran yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dengan realisasinya.
3.1. Capaian Kinerja
Capaian kinerja merupakan dasar dalam menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksa-
naan kegiatan sesuai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Secara keseluruhan target
kinerja Deputi SDM Aparatur tahun 2017 telah tercapai. Hal ini terlihat dari indikator capaiannya
secara umum diatas 100% (tabel 3.1.1).
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Tabel : 3.1.1Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan Target Deputi Bidang SDM Aparatur Tahun 2017
beserta Realisasinya
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
3.2. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja
Evaluasi dan analisa terhadap capaian kinerja Deputi Bidang SDM Aparatur untuk setiap
indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahunan dan berorientasi pada
percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di pemerintah pusat dan daerah, yang difokuskan
pada agenda program percepatan reformasi birokrasi bidang SDM Aparatur yang terbagi da-
lam 4 (empat) sasaran strategis:
A. Sasaran Pertama : Terwujudnya SDM Aparatur yang Kompeten
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis yang pertama yakni terwujudnya SDM
Aparatur yang kompeten dan kompetitif, maka kinerja ini diukur dari 5 (lima) indikator kiner-
ja, yaitu:
A.1. Persentase IP yang sudah menerapkan pengisian jabatan sesuai standar kom-
petensi jabatan
Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip pro-
fesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang
ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya. Untuk mendukung terwu-
judnya profesionalisme tersebut diperlukan standar kompetensi jabatan yang wajib
dimiliki oleh setiap PNS, yang terdiri dari Standar Kompetensi Teknis dan Standar Kom-
petensi Manajerial (bagi pejabat struktural).
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN diatur bahwa pengangkatan PNS da-
lam jabatan tertentu berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifi-
kasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratann yang dimiliki oleh pegawai. Selanjutnya diatur bahwa pengisian
jabatan sesuai standar kompetensi jabatan ditentukan oleh 3 (tiga) rumpun jabatan
PNS yaitu: Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi dan Jabatan Fungsional.
Oleh karena itu setiap instansi pemerintah harus memilik standar kompetensi jabatan,
yang selanjutnya dijadikan dasar pengisian jabatan tersebut. Untuk pengisian jabatan
pimpinan tinggi diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No. 13 Tahun 2014, mengenai tata cara pengisian jabatan
pimpinan tinggi secara terbuka di lingkungan instansi pemerintah.
Dalam tahun 2017 instansi pemerintah yang telah menerapkan pengisian jabatan
sesuai dengan standar kompetensi jabatan berjumlah 555 instansi Pemerintah, yang
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
meliputi pengisian jabatan tinggi dan jabatan fungsional. Dibandingkan dengan tar-
get sebesar 60% atau 371 instansi pemerintah maka capaian tahun 2017 melebihi tar-
get (150%). Berikut rincian jumlah IP yang telah menerapkan pengisian jabatan sesuai
dengan standar kompetensi sebagai berikut:
Tahun Pusat Daerah Total
2015 60 87 147
2016 43 258 301
2017 17 90 107
Jumlah 120 435 555
Sejak tahun 2015 s.d. 2017, instansi pemerintah yang melakukan pengisian Ja-
batan Pimpinan Tinggi seluruhnya telah dilakukan melalui seleksi secara terbuka den-
gan data sebagai sebagai berikut :
Instansi Pemerintah 2015 2016 2017
Kementerian/ Lembaga 60 43 17
Pemda (Prov/Kab/Kota) 87 258 90
Jumlah 147 301 107
Selain itu, dalam rangka mendukung pelaksanaan pengisian jabatan sesuai
standar kompetensi jabatan, dalam tahun 2017 Kementerian PAN dan RB telah mene-
tapkan 9 (Sembilan) Jabatan Fungsional baru, yaitu: jabatan fungsional penerjemah,
pemeriksa pajak, analis anggaran, penilai pemerintah, pembimbing kemasyarakatan,
asisten pembimbing kemasyarakatan, perancang, analis pertahanan negara dan pe-
nata ruang.
Sedangkan untuk pengisian jabatan fungsional seluruhnya telah dilakukan pengi-
sian sesuai dengan standar kompetensi jabatan. Dan apabila belum sesuai, maka
harus dilakukan uji kompetensi oleh instansi pembina. Pada saat ini Instansi pembina
jabatan fungsional berjumlah 47 Kementerian/Lembaga yang masing-masing memi-
liki jumlah jabatan fungsional yang berbeda-beda. Daftar jabatan fungsional tertentu
yang diterbitkan Tahun 2017 disajikan dalam table berikut :
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Tabel : 3.2.1Prosentase Instansi Pembina yang telah menerapkan uji kompetensi
A.2. Persentase Pegawai ASN di tiap IP yang telah mengikuti dan lulus pengemban-
gan kompetensi
Pengembangan kompetensi sumberdaya manusia pada dasarnya bertujuan untuk
memastikan dan memelihara kemampuan pegawai agar memenuhi kualifikasi yang
diprasyaratkan sehingga dapat memberikan kontribusi optimal bagi organisasi. Salah
satu bentuk pengembangan pegawai adalah pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
dan pelatihan pada dasarnya adalah suatu proses terencana untuk mengubah sikap/
prilaku, pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman belajar sehingga dapat
memberi kontribusi peningkatan produktivitas, efektitas dan efisiensi organisasi
setelah pegawai kembali ke tempat kerjanya.
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, secara jelas diatur
tentang pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.
Pada Pasal 70 ayat (1) disebutkan bahwa setiap pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)
memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Pada ayat berikutnya
berbunyi pengembangan kompetensi sebagaimana disebut pada ayat (1) antara lain
melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus dan penataran. Pendidikan dan
pelatihan ini merupakan hak pegawai dalam rangka pengembangan kompetensi.
Oleh karena setiap instansi pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan
kompetensi tahunan yang tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi
masing-masing. Selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017
tentang Manajemen PNS bahwa pengembangan kompetensi setiap PNS dilakukan
paling sedikit 20 Jam pelajaran dalam 1 tahun (pasal 2013 ayat 4).
Selama tahun 2016 sebanyak 228 instansi pemerintah (48 K/L dan 180 Pemda)
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
dan tahun 2017 sebanyak 42 instansi pemerintah (9 K/L dan 33 Pemda) telah
menyampaikan data pengembangan kompetensi. Dari data tersebut diketahui bahwa
dalam tahun 2016 sebanyak 220 telah melakukan pengembangan kompetensi dan 8
IP belum melakukan pengembangan kompetensi. Namun IP yang telah memenuhi
pengembangan kompetensi minmal 20 jam pelajaran belum ada. Sedangkan hasil
pendataan tahun 2017 sebanyak 42 IP telah melakukan pengembangan kompetensi
dan 4 K/L (Kementerain Pertahanan, Kementerian Perdagangan, Lembaga Ketahanan
Nasional dan BNP2TKI) dan 4 pemda (Kota Palembang, Kab. Boyolali, Kab. Sleman,
dan Prov Jawa Timur) telah memenuhi pengembangan kompetensi lebih dari 20 Jam
Pelajaran.
A.3. Jumlah IP yang 50% PNS-nya memiliki penilaian kinerja “Baik”
Dalam rangka memperoleh data tentang penilaian prestasi kerja PNS di
seluruh instansi pemerintah, Deputi Bidang SDM Aparatur telah mengeluarkan Surat
Menteri PANRB Nomor: B/2810/M.PAN-RB/08/2016 tanggal 15 Agustus 2016 perihal
Penilaian Prestasi Kerja PNS yang ditindaklanjuti oleh Surat Deputi Bidang Pembinaan
Manajemen Kepegawaian BKN Nomor: C 26-30/V 33-6/99 tanggal 13 Maret 2017
perihal Laporan Penilaian Prestasi Kerja PNS. Dari hasil laporan penilaian prestasi
kinerja PNS yang diterima melalui aplikasi e-lapkin BKN, hardcopy yang dikirimkan
ke BKN dan Kementerian PANRB serta email [email protected] dapat kami
sampaikan bahwa dari hasil rekapitulasi tahap VIII yang disampaikan oleh BKN per
tanggal 20 Oktober 2017, instansi pemerintah yang telah mengirimkan laporan hasil
penilaian prestasi kerja pegawainya sebanyak 306 intansi dengan rincian sebanyak
55 instansi pusat (258.507 pegawai dengan nilai SKP baik dan sangat baik dari total
260.982 SKP yang masuk di seluruh instansi pusat) dan 251 instansi daerah (956.136
pegawai dengan nilai SKP baik dan sangat baik dari total 960.573 SKP yang masuk
dari seluruh instansi daerah yang telah melaporkan). Dari data yang masuk tersebut
dapat dilihat bahwa dari SKP yang masuk nilai prestasi kerja pegawai di 306 instansi
yang telah melaporkan penilaian prestasi kerja tahun 2017 sebanyak lebih dari 99,43%
yang PNS-nya memiliki kinerja baik.
A.4. Jumlah IP yang menerapkan kebijakan promosi terbuka untuk JPT sesuai keten-
tuan UU ASN
DJabatan Pimpinan Tinggi (JPT) merupakan jabatan strategis dalam mendukung
birokrasi yang progresif, responsif, dan partisipatif. Melalui tugas pelayanan publik, tu-
gas pemerintahan, dan tugas pembangunan yang diembannya, setiap pengemban JPT
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
harus mampu menjamin akuntabilitas jabatan sesuai dengan jenjangnya masing-mas-
ing. Oeh karena tugasnya yang strategis dan menuntut akuntabilitas jabatan, maka
pengangkatan dan penempatan ASN pada level JPT mendapat pengaturan khusus.
Pengaturan mengenai JPT dan pengisiannya, baik pada Instansi Pusat maupun Instansi
Daerah, tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, yaitu melalui mekanisme seleksi yang objektif berbasis sistem merit.
Dari data yang masuk melalui sistem persuratan di Asisten Deputi Standardisasi
Jabatan dan Pengembangan Karier SDM Aparatur, terdapat sejumlah instansi pemer-
intah yang telah melaksanakan seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi secara terbuka. Jum-
lah Instansi Pusat yang telah melaksanakan pengisian JPT secara terbuka pada tahun
2015 sebanyak 60 instansi, tahun 2016 sebanyak 43 instansi, dan pada tahun 2017
sebanyak 17 instansi.
0
10
20
30
40
50
60
Progress Pelaksanaan Seleksi Terbuka Dalam Pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi Di Instansi Pusat
2015 2016 2017
Gambar : 3.2.2Progress Pelaksanaan Seleksi Terbuka dalam Pengisian JPT di Instansi Pusat
Dengan berdasarkan data persuratan yang sama dengan aplikasi siMail, Asisten
Deputi Standardisasi Jabatan dan Pengembangan Karier SDM Aparatur juga men-
catat sejumlah Instansi Daerah yang telah melaksanakan proses seleksi terbuka da-
lam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di instansinya. Jika diamati sejak tahun 2015
hingga tahun 2017, maka jumlah Instansi Daerah yang melaksanakan seleksi terbuka
berjumlah:
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
0
50
100
150
200
250
300
Progress Pelaksanaan Seleksi Terbuka Dalam Pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi Di Instansi Daerah
2015 2016 2017
Gambar : 3.2.3Progress Pelaksanaan Seleksi Terbuka dalam Pengisian JPT di Instansi Daerah
A.5. Jumlah IP yang terintegrasi sistem informasi kepegawaian dengan BKN
Pada tahun 2017, integrasi sistem informasi ASN telah melampaui target, dari tar-
get yang ditetapkan. Hal ini didukung dengan implementasi sistem SAPK yang kemu-
dian diverifikasi dengan ePUPNS. Kemudian, tidak puas dengan capaian tersebut,
Kementerian PANRB pada tahun ini juga mengembangkan Decision Support System
(DSS) Command Center, dimana pada sistem tersebut akan mengintegrasikan da-
ta-data Aparatur Sipil Nasional, tidak hanya data-data dari BKN dan data pada e-for-
masi, namun juga dari Kementerian dan Lembaga terkait data-data tematik, dimana
sistem tersebut diolah menurut tema kedalam sistem geopasial untuk mempermudah
dan mempercepat pengambilan keputusan pembuatan kebijakan Manajemen SDM
Aparatur. Untuk saat ini data yang ada pada Decision Support System (DSS) Com-
mand Center, telah mencakup 77 K/L dan 542 Prov/Kab/Kota. Dimana dalam sistem
tersebut, yang terkait dengan Deputi SDM Aparatur, kita dapat melihat antara lain :
• Rasio ASN terhadap Penduduk (Kabupaten/Kota, Provinsi (ASN Pemprov), Provinsi (Akumulasi), Nasional dan Peringkat Daerah);
• Kepadatan ASN per Luas wilayah (Kabupaten/Kota, Provinsi (ASN Pemprov), Provin-si (Akumulasi)
• Batas Usia Pensiun terhadap Total ASN (Kabupaten/Kota, Provinsi, Kementerian/Lembaga)
• Rasio Belanja Pegawai terhadap APBD (Kabupaten/Kota, Provinsi)
• Koridor Ekonomi (Peta Koridor Ekonomi)
• Bidang Pendidikan (Rasio Guru Terhadap Total ASN, Lokasi Sekolah)
• Bidang Infrastruktur/Teknis (Ratio Tenaga Teknis Terhadap Total ASN, Ratio Tenaga Teknis Terhadap Total Penduduk)
• Peta Sebaran Widyaswara dan
• Peta Sebaran Alumni Diklat
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Sementara untuk tahun 2018, diharapkan Deputi SDM Aparatur berkerjasama
dengan BKN terus memperbaiki dan menngkatkan kualitas dan kuantitas data, antara
lain berencana membangun sistem bridging dengan web service, sehingga diharap-
kan data-data dari berbagai aplikasi yang dibuat mandiri oleh di Kementeria/Lemba-
ga/Daerah dapat terintegrasi dengan sistem SAPK BKN maupun sistem informasi BKN
lainnya.
Gambar : 3.2.4Deputi SDM Bidang SDM Aparatur pada saat peluncuran “e-Goverment”di KementerianPendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
B. Sasaran Kedua : Terwujudnya SDM Aparatur yang berintegrasi
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis yang kedua yakni terwujudnya SDM
Aparatur yang berintegrasi, maka kinerja ini diukur dari 1 (satu) indikator kinerja, yaitu:
B.1. Presentase penurunan hukuman disiplin tingkat berat
Penurunan kasus pelanggaran disiplin dan integritas SDM Aparatur tingkat be-
rat di Instansi Pusat adalah pencapaian lain yang diraih oleh Asisten Deputi Pembi-
naan Integritas dan Penegakkan Disiplin SDM Aparatur, pencapaian di bidang ini telah
melampaui dari target 10 persen yang ditetapkan. Bila dibandingkan tahun 2016 yang
berjumlah sebanyak 205 kasus, di tahun 2017 telah menurun menjadi 173 kasus. Pen-
capaian ini memang masih menyisakan pekerjaan rumah, yakni masih sulitnya sosial-
isasi sampai di tingkat unit kerja terkecil/individu. Salah satu strategi menyelesaikan
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
pekerjaan ini adalah dengan menyempurnakan sistem aplikasi dan sosialisasi melalui
animasi.
Selain itu terkait dengan pembinaan integritas dan penegakan disiplin SDM
Aparatur, pencapaian sepanjang 2017 juga dapat dilihat melalui indikator jumlah IP
yang melaksanakan Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Pere-
daran Gelap Narkoba (P4GN). Berdasarkan data BNN sampai dengan Oktober 2017,
dari 278 IP Prov/Kab/Kota di Indonesia, sebanyak 130 IP sudah melaksanakan program
tersebut. Kementerian PANRB terus mendorong semua IP melaksanakan program ini
dan melaporkan pelaksanaannya. Kementerian PANRB juga terus mendorong pemerin-
tah Prov/Kab/Kota untuk mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan P4GN.
Soal kebijakan penegakkan disiplin dan pembinaan integritas SDM Aparatur,
sepanjang tahun 2017 telah diselesaikan penyusunan draft SE Menteri PANRB Nomor
50 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan P4GN di Lingkungan Instansi Pemerintah, draft SE
Menteri PANRB Nomor 51 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Sehat di Lingkungan
Instansi Pemerintah, draft Peraturan Menteri PANRB tentang Pedoman Umum Pemban-
gunan Budaya Integritas, draft Peraturan Menteri PANRB tentang Mekanisme Pengem-
balian pada Jabatan dan Kedudukan pada Sektor Publik, dan SE Menteri PANRB ten-
tang Netralitas PNS pada Pilkada Serentak Tahun 2018.
C. Sasaran Ketiga: Terwujudnya SDM Aparatur yang berintegrasi
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis yang ketiga yakni terwujudnya sistem
kesejahteraan SDM Aparatur berbasis jabatan dan kinerja, maka kinerja ini diukur dari 1
(satu) indikator kinerja, yaitu:
C.1. Presentase IP yang telah divalidasi hasil evaluasi jabatannya
Salah satu tugas yang dibebankan kepada Asisten Deputi Kesejahteraan SDM
Aparatur yaitu memvalidasi hasil evaluasi jabatan di lingkungan IP. Evaluasi jabatan
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pe-
doman Evaluasi Jabatan. Evaluasi jabatan perlu dilakukan selain dalam penentuan
kelas jabatan untuk pembayaran tunjangan kinerja di lingkungan Instansi Pusat atau
untuk pembayaran tunjangan perbaikan penghasilan di lingkungan Instansi Daerah,
serta untuk menyongsong sistem kepangkatan ASN yang baru.
Mekanisme penetapan berita acara hasil evaluasi jabatan pada Peraturan Men-
teri PANRB Nomor 34 Tahun 2011 disempurnakan dengan Peraturan Menteri PANRB No-
mor 39 Tahun 2013 tentang Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan Instansi Pemer-
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
intah, dimana Pejabat Pembina Kepegawaian IP mengusulkan validasi hasil evaluasi
jabatan kepada Menteri PANRB dengan lampiran sebagai berikut:
1. Rekapitulasi Kelas Jabatan dan Persediaan Pegawai;
2. Daftar Nama Jabatan Struktural, Kelas Jabatan, dan Persediaan Pegawai;
3. Daftar Nama Jabatan Fungsional dan Jabatan Lainnya, Kelas Jabatan, dan Perse-diaan Pegawai;
4. Tabel Hasil Evaluasi Jabatan Struktural;
5. Tabel Hasil Evaluasi Jabatan Fungsional dan Jabatan Lainnya;
6. Peta Jabatan;
7. Informasi Faktor Jabatan Struktural; dan
8. Informasi Faktor Jabatan Fungsional.
Akan tetapi, pelaksanaan evaluasi jabatan di lingkungan Instansi Daerah pada
tahun 2017 belum optimal karena adanya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Organisasi Perangkat Daerah yang menyebabkan terjadinya perubahan or-
ganisasi di lingkungan Instansi Daerah.
Tabel : 3.2.5Daftar Instansi Pemerintah Daerah yang Melakukan Evaluasi Jabatan
D. Sasaran Keempat : Terwujudnya Deputi SDM Aparatur yang efektif, efisien, akunta-
bel, dan berkinerja tinggi
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis yang keempat yakni terwujudnya
Deputi SDM Aparatur yang efektif, efisien, akuntabel, dan berkinerja tinggi sistem
kesejahteraan SDM Aparatur berbasis jabatan dan kinerja, maka kinerja ini diukur dari
3 (tiga) indikator kinerja, yaitu:
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
D.1. Nilai pelaksanaan Reformasi Birokrasi Deputi SDM Aparatur
Untuk indikator utama, khususnya indikator capaian Indeks Reformasi Birokrasi,
evaluasi ini dilakukan oleh Inspektorat sebagai implementasi dari Peraturan Ment-
eri PANRB No. 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi
Pemerintah. Untuk unit di Kementerian PANRB, pada saat ini menggunakan indikator
Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih se-
bagai indikator pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Hal ini mengingat Unit Kerja Eselon I
di Kementerian PANRB, dianggap sebagai unit yang penting/strategis dalam melaku-
kan pelayanan publik. Untuk tahun ini, Deputi SDM Aparatur belum ditunjuk sebagai
unit kerja berpredikat Menuju WBK/Menuju WBBM. Namun demikian, diharapkan Depu-
ti SDM Aparatur dalam waktu dekat Menuju WBK/Menuju WBBM. Untuk saat ini proses
penilaian tersebut masih dalam proses evaluasi oleh Tim Penilai.
D.2. Nilai akuntabilitas kinerja Deputi SDM Aparatur
Dalam mengukur akuntabilitas kinerja, capaian Deputi SDM Aparatur dapat di-
lihat dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat Kementerian PANRB, dimana
Deputi SDM Aparatur mendapatkan nilai 74,31 atau setara dengan predikat “BB” (San-
gat Baik). Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SDM Aparatur mengalami peningkatan
nilai dibandingkan tahun 2015 dan 2016. Dengan kata lain Deputi SDM Aparatur se-
cara umum dapat dikatakan telah bekerja secara akuntabel, berkinerja baik, memiliki
sistem manajemen kinerja yang handal, sebagaimana diungkapkan oleh Inspektorat
Kementerian PANRB sebagai Tim Penilai.
Tabel : 3.2.6Rincian Hasil Penilaian Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur
D.3. Persentase pengelolaan keuangan (anggaran) yang bebas dari temuan yang
material
Untuk Indikator ketiga yaitu terkait pengelolaan keuangan (anggaran). Menurut
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
data yang ada pada unit Inspektorat Kementerian PANRB, Deputi Bidang SDM Apara-
tur pada tahun 2017 dinyatakan bebas dari catatan temuan material, dengan kata lain
telah mencapai target sebesar 100%.
E. Capaian di luar Perjanjian Kinerja
Selain capaian sesuai dengan yang tertera dalam Perjanjian Kinerja, Deputi SDM Apara-
tur juga melakukan berbagai hal dalam upaya mencapai visi dan misi sebagaimana amanah
dari Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014, antara lain:
E.1. Penyusunan kebijakan sesuai amanah UU Nomor 5 Tahun 2014
Beberapa kebijakan yang telah diselesaikan pada Tahun 2017 yang merupakan
amanah dari UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:
1. RPP Manajemen PNS
RPP Manajemen PNS telah ditandatangani oleh Presiden pada tanggal 30 Maret 2017
dan telah diundangkan pada tanggal 7 April 2017 pada Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 63 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6037.
2. RPP Manajemen PPPK
RPP Manajemen PPPK sudah final dan siap untuk dikirim kepada Presiden untuk ditetap-
kan. Namun demikian, ada hal yang perlu dipenuhi oleh Kementerian PANRB sebelum
menyampaikan kembali untuk ketiga kalinya RPP Manajemen PPPK, yaitu: Rancan-
gan Peraturan Presiden tentang Jabatan ASN yang dapat diisi oleh PPPK (Rancan-
gan Perpres Jabatan PPPK) sesuai Surat Menteri Sekretariat Negara Nomor B-387/M.
Sesneg/D-1/HK.02.00/05/2017 tanggal 5 Mei 2017. Sebelumnya, RPP Manajemen
PPPK telah disampaikan kembali untuk kedua kalinya kepada Presiden melalui Menteri
Sekretaris Negara oleh Menteri PANRB melalui Surat Nomor B/34/M.SM.03.00/2017
pada tanggal 31 Maret 2017 setelah dilakukan pembahasan ulang dan penyempurnaan
RPP oleh PAK (Panitia Antar Kementerian) terhadap penyampaian kembali RPP Manaje-
men PPPK berdasarkan Surat Menteri Sekretaris Negara Nomor B-749/M.Sesneg/D-1/
HK.02.00/08/2016 tanggal 25 Agustus 2016. Rancangan Perpres Jabatan PPPK yang
merupakan amanat Pasal 94 dari UU ASN telah final disusun oleh PAK dan siap un-
tuk disampaikan kepada Kementerian Hukum dan HAM untuk dilakukan harmonisasi.
Adapun PAK yang menyusun Rancangan Perpres Jabatan PPPK yang terdiri atas Ke-
menterian PANRB selaku Koordinator merangkap anggota, Kementerian Hukum dan
HAM, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Keuangan, Badan Kepegawaian
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Negara, dan Lembaga Administrasi Negara yang masing-masing sebagai anggota.
Penyusunan Rancangan Perpres ini didasarkan pada Surat Persetujuan Izin Prakar-
sa dari Sekretariat Negara Nomor B-923/M.Sesneg/D-1/HK.03.00/10/2017 tanggal 3
Oktober 2017.
3. RPP Penilaian Kinerja PNS
RPP Penilaian Kinerja PNS saat ini sedang dalam proses paraf koordinasi sesuai su-
rat dari Menteri Sekretaris Negara Nomor B-354/M.Sesneg/D-1/HK.02.00/04/2017
tanggal 25 April 2017. Namun dalam prosesnya, RPP Penilaian Kinerja tersebut men-
galami kendala ketika berada di Kementerian Keuangan untuk mendapatkan paraf dari
Menteri Keuangan. Hal ini telah dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan untuk
kemudian diadakan rapat koordinasi dan sinkronisasi RPP Penilaian Kinerja PNS pada
tanggal 31 Oktober 2017 sesuai dengan surat Undangan Nomor Und-271/AG.8/2017
tanggal 26 Oktober 2017. Dalam rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Kemen-
terian PANRB, Kementerian Keuangan (ditjen Anggaran dan Sekretariat Jenderal), dan
Badan Kepegawaian Negara. Dalam pembahasan dimaksud, Kementerian Keuangan
memberikan masukan dan saran terhadap RPP Penilaian Kinerja yang selanjutnya akan
ditindaklanjuti oleh Kementerian Sekretariat Negara.
4. RPP Korps Profesi Pegawai ASN
RPP Korps Profesi Pegawai ASN (RPP KPP-ASN) telah selesai harmonisasi di Kemente-
rian Hukum dan HAM berdasarkan Surat Menteri Hukum dan HAM Nomor PPE.02.04-
1365 tanggal 27 November 2017. Secara prinsip RPP KPP-ASN sudah siap disampaikan
kepada Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara untuk ditetapkan. Namun demikian
karena berdasarkan tembusan surat dari Menteri Sekretaris Negara Nomor B-1006/M.
Sesneg/D-1/HK.02.00/10/2016 perihal Status Kelembagaan Korpri tanggal 26 Okto-
ber 2017 yang ditujukan kepada Menteri Hukum dan HAM maka Kementerian PANRB
perlu mempertimbangkan kejelasan status kelembagaan Korpri yang ada saat ini se-
belum menyampaikan RPP KPP-ASN kepada Presiden untuk ditetapkan.
5. RPP Disiplin PNS
RPP Disiplin PNS telah selesai harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM berdasar-
kan Surat Menteri Hukum dan HAM Nomor PPE.PP.02.04-1278 perihal Penyampaian
Hasil Harmonisasi Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil tanggal 27 Oktober 2017. RPP Disiplin PNS ini telah disampaikan kepada Presiden
melalui Menteri Sekretaris Negara untuk ditetapkan. Posisi saat ini sedang dimintakan
paraf persetujuan oleh Menteri Sekretaris Negara dari beberapa kementerian ter-
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
kait sebelum ditetapkan oleh Presiden dengan surat Nomor B-1184/M.Sesneg/D-1/
HK.02.00/12/2017 tanggal 21 Desember 2017.
6. RPP tentang Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas PNS
RPP ini telah diharmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM, kendala yang dihadapi
adalah perlu adanya pendalaman lebih lanjut atas usulan Kementerian Keuangan. Da-
lam rangka finalisasi RPP, juga akan ditempuh langkah sebagai berikut; Kementerian
PANRB akan menginisiasi rapat pimpinan tingkat Eselon I Kementerian PANRB, Kemen-
terian Keuangan, dan BKN. Kemudian, Kementerian Hukum dan HAM akan menginisiasi
Rapat Pimpinan Tingkat Menteri untuk memutuskan sistem gaji dan tunjangan PNS.
7. RPP tentang Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua
RPP yang diharmonisasi dikembalikan oleh Kementerian Hukum dan HAM (perlu disem-
purnakan terkait isu kelembagaan).
E.2. Kebijakan pengembangan kompetensi dan penilaian kinerja SDM Aparatur
(ASN) Rancangan Peraturan Presiden tentang Tugas Belajar
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 211 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, perlu disusun Peraturan Presiden tentang Tu-
gas Belajar Pegawai Negeri Sipil. Rancangan Perpres tentang Tugas Belajar telah
selesai pembahasannya dan saat ini dalam proses harmonisasi di Kementerian Hu-
kum dan HAM sesuai dengan Surat Sekretaris Kementerian PANRB Nomor B/168/S.
SM.03.00/2017 tanggal 20 Desember 2017 perihal Harmonisasi, Pembulatan, dan Pe-
mantapan Konsepsi Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Tugas Belajar.
Dapat kami sampaikan bahwa Rancangan Peraturan Presiden ini disusun selain
merupakan ketentuan pelaksanaan dalam Peraturan Pemerintan No 11 Tahun 2017 ten-
tang Manajemen PNS, juga dilakukan untuk mengganti Peraturan Presiden No 12 Tahun
1961 tentang Pemberian Tugas Belajar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan
harus segera dilakukan perubahan untuk menyesuaikan dengan amanat Undang-Un-
dang Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen PNS.
E.3. Kebijakan Pedoman Standar Kompetensi Nasional (Manajerial, Teknis, Sosial
Kultural)
Rancangan Peraturan Menteri PANRB tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
telah selesai pembahasannya dan telah ditetapkan sebagai Peraturan Menteri PANRB
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN. Sebelum ditetap-
kannya Peraturan Menteri ini, Instansi Pemerintah belum memiliki pedoman di dalam
menyusun standar kompetensi jabatan sehingga Instansi Pemerintah menggunakan
Peraturan Kepala BKN Nomor 7 tahun 2013 tentang pedoman Penyusunan Standar
Kompetensi Manajerial PNS dan Peraturan Kepala BKN Nomor 8 tahun 2013 Pedoman
Penyusunan Standar Kompetensi Teknis PNS. Hingga saat ini kurang dari 15% Instansi
Pemerintah yang telah menyusun standar kompetensi.
Tabel : 3.2.7
Data Instansi yang Telah Menyusun Standar Kompetensi
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
Jabatan ASN secara umum berisi tentang kamus kompetensi manajerial dan sosial
kultural beserta standar kompetensi jabatan untuk Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan
Administrator dan Jabatan Fungsional. Untuk kamus kompetensi teknis akan disiapkan
oleh kementerian teknis yang membidangi urusan. Setelah kamus kompetensi teknis
disusun, Instansi Pemerintah dapat menggunakan kamus tersebut untuk menyusun
standar kompetensi masing-masing jabatan.
E.4. Peraturan Menteri PANRB terkait Jabatan Fungsional
Terkait Kebijakan standarisasi jabatan dan pengembangan karier SDM Aparatur,
Deputi SDM Aparatur sudah berhasil menetapkan 21 Peraturan Menteri, yaitu:
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Tabel : 3.2.8Peraturan Menteri PANRB terkait Jabatan Fungsional
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
E.5. Peraturan Menteri PANRB terkait Jabatan Fungsional
Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kesejahteraan SDM Aparatur, yakni:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pemberian Gaji, Pensiun, atau Tunjangan Ketiga Belas kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, An-ggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Negara, dan Penerima Pensi-un atau Tunjangan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2017 tentang Pemberian Penghasilan Keti-ga Belas kepada Pimpinan dan Pegawai NonPegawai Negeri Sipil Pada Lembaga NonStruktural;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya dalam Tahun Anggaran 2017 kepada PNS, Prajurit TNI, Anggota Polri, dan Pe-jabat Negara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Dalam Tahun Anggaran 2017 kepada Pimpinan dan Pegawai NonPegawai Negeri Sipil pada LNS;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Anggota Komisi Yudisial;
6. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2017 tentang Penghasilan dan Hak-Hak Lain Kepala Perwakilan Ombudsman RI di Daerah;
7. Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Lain-nya Bagi Kepala, Sekretaris Badan, Deputi, Kelompok Kerja, dan Kelompok Ahli Badan Restorasi Gambut;
8. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pe-meriksa Perlindungan Varietas Tanaman;
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Analis Ketahanan Pangan;
10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pranata Komputer;
11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian;
12. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pemeriksa Keimigrasian;
13. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Analis Keimigrasian;
14. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh Hukum;
15. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pemeriksa Merek;
16. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pemeriksa Desain Industri;
17. Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pemeriksa Paten;
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
18. Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh Narkoba;
19. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2017 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan;
E.6. Pengadaan Calon ASN Tahun Anggaran 2017
Dalam perjalanannya, jumlah instansi yang melaksanakan pengadaan dengan perincian adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan CPNS dari oleh 8 Kementerian/Lembaga yang mempunyai sekolah kedinasan
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan CPNS tahun 2017, dibutuhkan pengang-katan pegawai baru melalui seleksi siswa/siswi dari 8 (delapan) sekolah kedinasan. Tambahan kebutuhan pegawai dimaksud hanya diberikan kepada beberapa Ke-menterian/Lembaga yang mempunyai sekolah kedinasan yang mendukung Program Nawacita (kesehatan, pendidikan, penanggulangan kemiskinan, infrastruktur, po-ros maritim, ketahanan pangan, ketahanan energi, penegak hukum, dan dukungan reformasi birokrasi), antara lain:
a) Kementerian Keuangan (PKN-STAN) sejumlah 6.961 orang;
b) Kementerian Perhubungan (STTD) sejumlah 165 orang;
c) Kementerian Dalam Negeri (IPDN) sejumlah 1.689 orang;
d) Kementerian Hukum dan HAM (POLTEKIP dan POLTEKIM) sebanyak 500 orang;
e) Badan Intelijen Negara (STIN) sebanyak 100 orang;
f) Badan Pusat Statistik (STIS) sebanyak 500 orang;
g) Badan Meteorologi Klimatologi, dan (STMKG) sebanyak 250 orang; dan
h) Lembaga Sandi Negara (STSN) sebanyak 124 orang;
Tabel : 3.2.9Data Pengadaan CPNS Tahun 2017
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
2. Pengadaan CPNS pelamar umum periode I
Pada periode I, penerimaan CPNS dari pelamar umum dilaksanakan ha-
nya pada 2 (dua) instansi yakni Kementerian Hukum dan HAM dan Mahkamah
Agung. Adapun jabatan-jabatan yang formasinya dapat dilamar terbatas han-
ya pada formasi penegak hukum dalam hal ini Hakim dan Penjaga Tahanan serta
formasi Analis Keimigrasian Tahun 2017. Pada periode I ini, formasi yang dibuka
sebanyak 37.138 formasi.
3. Pengadaan CPNS pelamar umum periode II
Pengadaan CPNS pelamar umum periode II dilaksanakan oleh 61 Kemente-
rian Lembaga dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dengan rincian formasi
sebagai berikut:
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Tabel : 3.2.10Rincian Formasi Pengadaan CPNS Tahun 2017
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
E.7. Penghargaan (reward) bagi JPT Teladan dan jabatan lain
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan reward dan punishment, khususnya kepa-
da para pejabat pimpinan tinggi, maka Kementerian Pendayagunaan Aparatur Neg-
ara dan Reformasi Birokrasi telah mengeluarkan SE Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/202/M.SM.99/2017 tanggal 27 Oktober
2017 perihal Apresiasi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Teladan Nasional Tahun 2017.
Pemberian apresiasi atau penghargaan tersebut sebagai bentuk penghargaan ke-
pada PPT dalam pengembangan kariernya guna memberikan motivasi dan lebih
mengembangkan nilai-nilai kepeloporan dan keteladanan. Sebagai pelaksanaan,
maka Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menye-
lenggarakan PPT Madya Teladan Award Tingkat Nasional Tahun 2017 pada hari kamis
tanggal 28 Desember 2017 dengan bertempat di aula Kantor Lembaga Administrasi
Negara (LAN) Jakarta.
Menteri PANRB, Asman Abnur menegaskan jika Penganugerahan PPT Madya Tel-
adan untuk kali pertama dan Anugerah KASN Tahun 2017 merupakan bentuk penghar-
gaan kepada pejabat pimpinan tinggi dan instansi yang telah melaksanakan sistem
merit dengan berbagai komitmen dan konsistensi guna mewujudkan ASN yang profe-
sional. Diharapkan melalui penganugerahan ini, dapat menjadi sebuah motivasi serta
mendorong setiap individu pejabat untuk terus menjadi pelopor dalam bidang keahl-
ian profesional, analisis, dan rekomendasi kebijakan serta kepemimpinan manajemen,
pengembangan kerja sama dengan instansi lain. Selain itu, tentunya keteladanan da-
lam mengamalkan nilai dasar ASN serta melaksanakan kode etik dan kode perilaku
ASN.
Tabel : 3.2.11Menteri PANRB memberikan pidato saat malam penganugerahan PPT Madya Teladan
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Pada kesempatan tersebut Menteri PANRB menekankan penting peran para pe-
jabat pimpinan tinggi, sebagaimana kutipan dari pidato tersebut.
“Penghargaan yang diberikan bukan untuk mengukuhkan juara, karena seluruh
pejabat pimpinan tinggi merupakan aset yang berharga dalam menjalankan organ-
isasi pemerintahan,” ujarnya dalam sambutan Penganugerahan PPT Madya Tel-
adan untuk tahap pertama dan Anugerah KASN Tahun 2017, di Kantor Lembaga
Administrasi Negara (LAN) Jakarta, Kamis (28/12). (menpan.go.id).
Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan Anugerah KASN yang ditujukan bagi
instansi yang mendapatkan apresiasi dengan Kategori Kepatuhan dan Kualitas Tata
Kelola Seleksi Terbuka dalam Pengisian JPT dan Kategori Inovasi Penguatan Sistem
Merit dalam Manajemen ASN. Pejabat pimpinan tinggi sebagai panglima dalam bi-
rokrasi Indonesia, harus mampu memimpin dan menjadi teladan serta mampu mewu-
judkan kerja nyata sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain di
dunia. Dengan penghargaan yang diberikan, pemerintah akan memberikan dorongan
kepada para pejabat pimpinan tinggi untuk terus bangkit guna bersaing membangun
Indonesia yang maju dan sejahtera. Faktanya selama tiga tahun penerapan sistem
seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) secara terbuka, pengisian jabatannya dilakukan
lebih transparan dan adil bagi ASN sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya.
Pelaksanaan seleksi terbuka JPT ditandai dengan terbitnya Peraturan Menteri
PANRB Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Se-
cara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah. Sampai saat ini, praktik pengisian JPT
secara terbuka dan kompetitif sudah dilaksanakan pada Instansi Pusat dan Daerah,
yaitu pada 51 Kementerian/Lembaga, 15 Provinsi, dan 118 Kabupaten/Kota. Dari prak-
tek pengisian JPT tersebut, pengaduan lebih banyak berasal dari Kabupaten/Kota.
Seiring dengan telah diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen PNS, Kementerian PANRB sedang melakukan penyesuaian dan
penguatan terhadap pengaturan pengisian JPT. Sebab dari hasil pengamatan dan
evaluasi selama ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan dalam prak-
tek pengisian JPT. Dengan adanya pengaturan dalam pengisian JPT mulai dari per-
encanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta kinerja dalam menduduki ja-
batan, menjadikan JPT memiliki peran yang strategis dan tanggung jawab yang besar
dalam mempertahankan kinerjanya. Saat ini sudah ada dan sedang dikembangkan
tools assessment yang dapat menilai para pejabat tinggi dengan standar internasi-
onal agar dapat bersaing dengan SDM dari negara-negara lain. Setidaknya dapat
37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Peraih Penghargaan Top 9 Pejabat Pimpinan Tingkat (PPT) Madya Teladan Na-
sional 2017:
1. Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan: Marwanto;
2. Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo: Winarni Monoarfa;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan: Sugihardjo;
4. Sekretaris Kementerian PANRB: Dwi Wahyu Atmaji;
5. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM: Bambang Rantam Sariwanto;
6. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan: Untung Suseno Sutarjo;
7. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Bambang Hen-
droyono;
8. Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ekonomi Kementerian Pertahanan: Bondan
Tiara Sofyan;
9. Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum: Arif Rahman Hakim.
Penerima Anugerah KASN 2017:
A. Kategori Kepatuhan dan Kualitas Tata Kelola Seleksi Terbuka Pengisian JPT:
1. Kementerian: Kemenko Perekonomian, Kementerian BUMN, Kemen PPN/Bappenas;
2. Lembaga Pemerintah NonKementerian: BPPT, BKN, BPKP;
3. Provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara;
4. Kabupaten: Ngawi, Deli Serdang, Penajam Paser Utara, Buleleng, Banyuwangi,
Bandung Barat, Grobogan;
5. Kota: Yogyakarta, Bandung.
B. Kategori Inovasi Penguatan Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN:
1. Pengembangan Manajemen Talenta: Kementerian Keuangan;
2. Pengembangan Instrumen Uji Kompetensi Teknis: Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
3. Perintis Pengembangan Sistem Merit secara Berkelanjutan: Provinsi D.I. Yogyakarta;
4. Pelayanan Assessment Center bagi Instansi Pemerintah: Provinsi Jawa Tengah,
Provinsi Jawa Timur;
5. Penerapan Uji Publik dalam Pelaksanaan Seleksi Terbuka: Provinsi Kalimantan Timur.
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
3.3. Realisasi Anggaran
Deputi SDM Aparatur pada tahun 2017 mendapatkan anggaran sebesar Rp.
8,082,656,000.00 (setelah efisiensi/blokir) yang kemudian didistribusikan kepada lima Asisten
Deputi di lingkungan Deputi Bidang SDM Aparatur dan Sekretaris Deputi, dengan total penyer-
apan atau realisasi pada tahun ini adalah sebesar Rp. 7,941,209,520 (98.25%) (capaian 110%)
sebagaimana tabel 3.2.12 berikut ini :
39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Tabel : 3.3.1Realisasi Anggaran Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Series 1
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2014
2015
2016
2017
2014, 55.59%2015, 62.81%
2016, 82.49%
2017, 98.51%
Tabel : 3.3.2Tren Penyerapan Tahun 2014-2017
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
BAB IVlain - lain
4.1. Performance Dialogue
Dalam upaya memberikan hasil kinerja yang terbaik, Deputi SDM Aparatur melakukan
beberapa langkah konsolidasi dan evaluasi internal, dengan mekanisme performance dialogue.
Hakikat performance dialogue merupakan komunikasi langsung antara atasan dengan bawa-
han guna mendiskusikan kinerja individu yang bertujuan untuk mencapai target kinerja, antara
lain mereviu kinerja pegawai, mengarahkan dan memotivasi pegawai, mengubah cara berpikir
dan bertindak dengan memperjelas ekspektasi kinerja, meningkatkan akuntabilitas dalam pen-
gelolaan kinerja serta pengembangan pegawai itu sendiri. Kegiatan ini berlangsung secara
triwulanan, sejalan dengan evaluasi triwulanan dari Kementerian PANRB.
Salah satu contoh dari performance dialogue tersebut adalah terselenggaranya Rapat
Reviu Perjanjian Kinerja 2018 dengan Tim Reviu Kementerian. Dimana tujuan dari reviu ini adalah
mengevaluasi, mempertajam, dan mengkoreksi target-target yang akan dicapai pada tahun
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
2018, sehingga akan lebih efektif. Selain itu, capaian-capaian kinerja dan anggaran Deputi
SDM Aparatur kami rekam dalam beberapa aplikasi anatar lain:
a) Aplikasi Kementerian Keuangan (http://monev. anggaran.depkeu.go.id/smart/);
b) Aplikasi Kementerian Perencanaan/Bappenas (http://e-monev. bappenas.go.id/);
c) Aplikasi siMona (Aplikasi Sistem Monitoring Anggaran Kementerian PANRB);
Gambar : 4.1.1Performance Dialogue dengan Tim Reviu Kementerian
4.2. Survei Pelayanan Kedeputian SDM Aparatur
Dalam memberikan pelayanannya, pemerintah dituntut untuk memberikan sebuah pe-
layanan prima kepada publik/masyarakat, sehingga tercapai suatu kepuasan. Pelayanan prima
merupakan suatu layanan yang diberikan kepada publik/masyarakat yang mampu memuaskan
pihak yang dilayani, hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Pendaya-
gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pe-
doman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Untuk itu, Kementerian PANRB melakukan survei terkait pelayanan masyarakat dengan
menggunakan aplikasi SiSukma (Aplikasi Survei Kepuasan Masyarakat). Dari hasil survei tersebut
didapatkan bahwa Pelayanan pada Deputi SDM Aparatur mendapatkan respon yang sangat
positif, yaitu 74.2% menyatakan Baik. Pengukuran kepuasan masyarakat dimaksudkan sebagai
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
acuan untuk mengetahui tingkat kinerja terhadap layanan yang diberikan serta memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menilai layanan yang telah diterima. Hal ini sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta mempercepat upaya mencapaian sasaran
terhadap kinerja aparatur negara dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Cukup
20%
Buruk
6%
Memuaskan
0%
Baik
74%
DIAGRAM SURVEY
KEPUASAN MASYARAKAT
Cukup Buruk Memuaskan Baik
Gambar : 4.2.1Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2017 (881 Responden)
4.3. Efisiensi
Dalam membuat kebijakan maupun kegiatan Deputi SDM Aparatur selalu
mempertimbangkan aspek efesiensi dan efektifitas. Seperti terobosan-terobosan
dalam hal pengadaan dan pelaksanaan tes seleksi CPNS. Dimana pada tahun ta-
hun 2017 ini salah satu terobosan tersebut adalah pelaksanaan tes CAT baik pada
tahap TKD maupun tahap TKB. Hal ini selain efesiensi biaya, juga berdampak sig-
nifikat pada efesiensi waktu dan validitas hasil tes.. Ini terlihat tingkat kepuasan
masyarakat yang tinggi terhadap pelakasanaan tes CPNS 2017 ini.
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Hasil tes dapat dilihat secara online sehingga tidak dapat dimanipulasi
Selain itu pada akhir tahun 2017 Deputi SDM Aparatur melakukan acara
penganugrahan JPT Award (ASN Award) yang semula hanya ditujukan kepada
1 (satu) kegiatan penganugrahan, menjadi 3 kegiatan penganugrahan dengan
mengandeng KASN, hal ini dilakukan sebagai wujud efesiensi anggaran. Selain itu
acara tersebut kami laksanakan di Aula Lembaga Admnistrasi Negara. Adapun 3
penganugrahan tersebut adalah ;
1. Peraih Penghargaan Top 9 Pejabat Pimpinan Tingkat (PPT) Madya Teladan Nasi-
onal 2017;
2. Apreasiasi kepada Intansi Pemerintah Pelaksanaan tes seleksi CPNS 2017; dan
3. Penerima Anugerah KASN 2017;
4.4. Penghargaan
Kerja keras Deputi SDM Aparatur pada tahun 2017 ini membuahkan hasil
yang sangat positif, selain tingkat penyerapan dan capaian kinerja yang baik
Deputi SDM Aparatur membuktikan diri dengan mendapat beberapa penghar-
gaan dari Menteri PANRB, antara lain:
1. Unit kerja dengan Penggunaan e-office Tertinggi;
2. Unit kerja dengan Kepuasan Publik Tertinggi; dan
3. Unit kerja dengan Pengelolaan Keuangan Terbaik.
44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Gambar:4.4.1Deputi SDM Aparatur menerima penghargan atas unit kerja dengan Pengelolaan Keuangan Terbaik
dari Menteri PANRB
45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
BAB Vpenutup
LAKIP Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB tahun 2017 menyajikan capaian
kinerja yang telah ditunjukkan Deputi Bidang SDM Aparatur. Dari uraian laporan di atas dapat
simpulkan bahwa Kinerja Deputi SDM Aparatur sudah memuaskan, hal ini tidak saja dapat di-
lihat dari capaian output dan sasaran, tetapi juga diperkuat oleh hasil survei baik itu terhadap
PNS Pusat dan Daerah, maupun juga dampaknya kepada masyarakat dimana mayoritas mas-
yarakat puas akan citra/kinerja PNS saat ini. Hal ini tidak terlepas dari upaya sungguh-sungguh
dari segenap para pemangku kepentingan, khususnya pimpinan dalam membangun engage-
ment yang kuat, sehingga segala tantangan dan hambatan dalam mewujudkan ASN yang lebih
baik dapat tercapai.
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi SDM Aparatur Tahun 2017
Top Related