LAPORAN AKHIR
KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS
PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI IKAN MAS
MELALUI PEMANFAATAN LAHAN KOSONG
PADA PT MN FISH FARM SUBANG
DHEA CLARAMITA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
ii
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Peningkatan Kapasitas
Produksi Ikan Mas Melalui Pemanfaatan Lahan Kosong pada PT MN Fish Farm
Subang, Jawa Barat yaitu benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun dari yang
tidak diterbitkan dari penulisan lain telah dicantumkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2018
Dhea Claramita
J3J115131
iv
RINGKASAN
DHEA CLARAMITA. Peningkatan Kapasitas Produksi Ikan Mas Melalui
Pemanfaatan Lahan Kosong pada PT MN Fish Farm, Subang. Dibimbing oleh
LIISA FIRHANI RAHMASARI.
Sektor pertanian di Indonesia secara umum terdiri dari bidang holtikultura,
perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Subsektor perikanan memiliki
peluang besar untuk dikembangkan dalam pembangunan di Indonesia. Salah satu
perusahaan yang membudidayakan ikan yaitu PT MN Fish Farm. PT MN Fish
Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang budidaya pembesaran ikan
mas dengan sistem kolam air deras (running water). PT MN Fish Farm masih
memiliki permintaan ikan mas yang belum terpenuhi sebesar 102 ton pada Tahun
2017, dengan permintaan sebesar 174 ton dan penawaran 72 ton. Selain itu adanya
lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini melatarbelakangi
perusahaan untuk memanfaatkan lahan kosong sebagai lahan pembangunan kolam
untuk meningkatkan produksi ikan mas.
Tujuan dalam penulisan Kajian Pengembangan Bisnis ini antara lain
merumuskan rencana ide pengembangan bisnis peningkatan kapasitas produksi
ikan mas melalui pemanfaatan lahan kosong pada PT MN Fish Farm Subang dan
mengkaji kelayakan rencana pengembangan bisnis baik secara non finansial dan
finansial. Kajian Pengembangan Bisnis di PT MN Fish Farm mengambil sumber
data yang terdiri dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Metode
analisis yang digunakan dalam penulisan Kajian Pengembangan Bisnis ini
dilakukan dengan studi kelayakan bisnis, aspek yang dikaji dalam studi kelayakan
bisnis berdasarkan aspek non finansial dan finansial. Analisis aspek non finansial
dilakukan dengan penguaraian deskriptif mengenai beberapa perencanaan
pengembangan bisnis meliputi aspek produksi, aspek pemasaran, aspek organisasi
dan manajemen, aspek sumber daya manusia, dan aspek kolaborasi. Aspek
finansial yang dikaji dalam pengembangan bisnis meliputi analisis arus kas (cash
flow), kriteria investasi, laporan laba rugi, dan analisis sensitivitas.
Rumusan ide pengembangan bisnis berasal dari strategi hasil analisis faktor
internal dan eksternal perusahaan yaitu kekuatan (Strenght) dan peluang
(Opportunity). Kekuatan PT MN Fish Farm yang dimiliki yaitu ketersediaan
sarana dan prasarana yang memadai, kepemilikan aset milik pribadi, lahan kosong
yang masih tersedia, SDM terampil, berpendidikan dan berpengalaman
dibidangnya, dan memiliki hubungan baik dengan para pemasok dan pelanggan.
Peluang yang dapat dimanfaatkan permintaan masyarakat terhadap ikan
cenderung meningkat, meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,
tersedianya tenaga kerja, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup
sehat dengan mengonsumsi ikan, citra baik perusahaan dalam pandangan
masyarakat, adanya kebijakan pemerintah tentang pengelolaan perikanan (impor, kur, legalitas, dan lain-lain), adanya program pemerintah yang mendukung
produksi dan konsumsi ikan seperti GEMARIKAN dan FORIKAN,
berkembangnya teknologi dibidang produksi, peralatan, informasi, dan
komunikasi, kondisi geografis yang cocok untuk kegiatan usaha budidaya,
vi
perusahaan sudah memiliki pelanggan tetap, dan tersedianya kebutuhan pakan dan
benih ikan dari pemasok.
Rumusan ide pengembangan bisnis dianalisis melalui analisis kelayakan
usaha baik secara finansial maupun non finansial. Apabila analisis tersebut
menunjukkan hasil yang secara finansial dan non finansial layak, maka rencana
pengembangan tersebut dapat direalisasikan. Namun jika hasil yang ditunjukkan
tidak layak, maka rencana pengembangan bisnis tersebut harus dievalusi kembali
dan memikirkan rencana pengembangan bisnis yang lain.
Rencana pengembangan bisnis peningkatan kapasitas produksi ikan mas
melalui pemanfaatan lahan kosong pada PT MN Fish Farm Subang dikatakan
layak secara aspek finansial maupun non finansial. Berdasarkan aspek finansial
melalui analisis kriteria investasi, diperoleh NPV layak dengan nilai Rp 2 069 214
513 (NPV≥0), IRR layak dengan nilai 55.18% (IRR>7.61 %), Net B/C layak
dengan nilai 3.64 (Net B/C>1), dan PP 2 tahun 11 bulan (PP<umur bisnis 10
tahun). Dari analisis sensitivitas dapat disimpulkan bahwa pengembangan bisnis
peningkatan kapasitas produksi ikan mas sensitif terhadap perubahan nilai
penjualan, sedangkan pada kenaikan harga benih ikan mas pengembangan bisnis tidak berpengaruh secara signifikan.
Kata kunci : ikan mas, kelayakan bisnis, lahan kosong, PT MN Fish Farm, usaha
pembesaran
PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI IKAN MAS
MELALUI PEMANFAATAN LAHAN KOSONG
PADA PT MN FISH FARM SUBANG
DHEA CLARAMITA
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Studi Manajemen Agribisnis
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
viii
x
xi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga Laporan Akhr Kajian Pengembangan Bisnis ini berhasil diselesaikan.
Shalawat teriring salam juga penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta pengikutnya. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan sejak
tanggal 7 Februari 2018 sampai 30 April 2018. Judul yang dipilih dalam kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT MN Fish Farm Subang, Jawa Barat adalah
Kajian Pengembangan Bisnis Peningkatan Kapasitas Produksi Ikan Mas Melalui
Pemanfaatan Lahan Kosong pada PT MN Fish Farm Subang. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yaitu Bapak Muhammad
Amin dan Ibu Ainun Amin karena berkat doa, kasih sayang, semangat, motivasi,
serta materiil yang telah diberikan kepada penulis selama ini, serta adik dari
penulis yaitu Afifah Putri Kinanti dan Muhammad Adam Alfauzan atas semangat,
kasih sayang dan motivasi. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada ibu Liisa
Firhani Rahmasari, SP, MSi selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, memberikan bimbingan dan arahan pada Kajian Pengembangan Bisnis ini.
Bapak Syahroni, SPi selaku koordinator pembimbing lapang di PT MN Fish Farm
dan sebagai pembimbing lapangan, serta Bapak Dedi Permana atas bantuan dan
arahan. Bapak Ir H Giri Suryatmana selaku pemilik PT MN Fish Farm.
Reyhansyah dan Meti Wahyuti sebagai teman satu kelompok dalam Praktik Kerja
Lapangan serta rekan-rekan seperjuangan bimbingan Ibu Liisa Firhani Rahmasari,
SP, MSi.
Demikian Laporan Akhir Kajian Pengembangan Bisnis ini disusun dengan
baik. Penulis berharap laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Bogor, Agustus 2018
Dhea Claramita
xii
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS 3
2.1 Lokasi dan Waktu 3
2.2 Data, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3
2.3 Metode Kajian 4
2.3.1 Aspek Produksi 4
2.3.2 Aspek Pemasaran 4
2.3.3 Aspek Organisasi dan Manajemen 6
2.3.4 Aspek Sumber Daya Manusia 6
2.3.5 Aspek Kolaborasi 7
2.3.6 Aspek Finansial 7
2.3.7 Analisis Critical Path Method 10
3 KERAGAAN PERUSAHAAN 11
3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 11
3.2 Aspek Organisasi dan Manajemen 12
3.3 Sumber Daya Perusahaan 13
3.3.1 Sumber Daya Fisik 13
3.3.2 Sumber Daya Manusia 14
3.3.3 Sumber Daya Keuangan 14
3.4 Deskripsi Unit Bisnis 15
3.4.1 Pengadaan Input (Bahan dan Peralatan) 16
3.4.2 Proses Produksi 19
3.4.3 Mekanisme Pemasaran 21
4 KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS 22
4.1 Rumusan Ide Pengembangan Bisnis 22
4.2 Perencanaan Pengembangan Bisnis 24
4.2.1 Perencanaan Produk 25
4.2.2 Perencanaan Pemasaran 25
4.2.3 Perencanaan Produksi 29
4.2.4 Perencanaan Organisasi dan Manajemen 37
4.2.5 Perencanaan Sumber Daya Manusia 38
4.2.6 Perencanaan Kolaborasi 38
4.2.7 Perencanaan Finansial 39
4.3 Tahapan Pengembangan Bisnis 44
5 SIMPULAN DAN SARAN 47
5.1 Simpulan 47
5.2 Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN
49
xiv
DAFTAR TABEL
1 Tingkat konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Subang 2015-2017 1
2 Produksi perikanan budidaya di kolam air deras Kabupaten Subang tahun
2014-2016 1
3 Permintaan ikan mas Kabupaten Subang tahun 2015-2016 2
4 Sumber dan metode pengumpulan data 3
5 Tugas dan wewenang 12
6 Prasarana produksi PT MN Fish Farm 14
7 Tingkat Pendidikan Sumber daya Manusia PT MN Fish Farm 14
8 Daftar pemasok benih ikan mas ukuran sangkal 18
9 Permintaan ikan mas pada PT MN Fish Farm 2017 22
10 Proyeksi penjualan ikan mas tahun 1-10 28
11 Perencanaan pengembangan jumlah produksi ikan mas per tahun 35
12 Rincian peralatan dan perlengkapan dalam rencana pengembangan 36
13 Insentif tenaga kerja 38
14 Daftar perusahaan dan pemasok bahan baku 38
15 Kebutuhan biaya pra operasi 41
16 Biaya operasional sebelum dan setelah pengembangan 42
17 Penerimaan sebelum dan setelah pengembangan bisnis 42
18 Analisis kelayakan investasi 42
19 Proyeksi laba rugi 43
20 Analisis sensitivitas 44
21 Daftar aktivitas pembesaran ikan mas 44
22 Aktivitas jalur kritis 45
DAFTAR GAMBAR
1 Struktur Organisasi PT MN Fish Farm 12
2 Kolam pemeliharaan 17
3 Tampak dalam hatchery 17
4 Gudang pakan 17
5 Kantor dan villa 18
6 Pakan pellet 19
7 Alur ide pengembangan bisnis 24
8 Ikan mas majalaya 25
9 Saluran distribusi pemasaran PT MN Fish Farm 27
10 Pembangunan kolam air deras 29
11 Benih ikan mas sangkal 33
12 Garam kasar 34
13 PK 34
14 Struktur organisasi PT MN Fish Farm setelah pengembangan 37
15 Skema kolaborasi rencana pengembangan bisnis 39
16 Tahapan pengembangan bisnis 45
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1 Peralatan dan perlengkapan perusahaan 51
2 Penetapan harga 51
3 Pola tanam produksi tahun pertama 52
4 Pola tanam produksi tahun kedua hingga kesepuluh 55
5 Perhitungan FCR 57
6 Kebutuhan benih tahun pertama 58
7 Kebutuhan benih tahun kedua hingga kesepuluh 58
8 Kebutuhan pakan tahun pertama 58
9 Kebutuhan pakan tahun kedua hingga kesepuluh 58
10 Kebutuhan garam tahun pertama 59
11 Kebutuhan garam tahun kedua hingga kesepuluh 59
12 Kebutuhan PK tahun pertama 59
13 Kebutuhan PK tahun kedua hingga kesepuluh 60
14 Kebutuhan refill oksigen 60
15 Kebutuhan karet gelang 60
16 Tata letak atau layout 61
17 Perhitungan OCC 62
18 Angsuran pembayaran pinjaman 62
19 Biaya Investasi dan penyusutan sebelum pengembangan 62
20 Biaya investasi dan penyusutan setelah pengembangan 63
21 Biaya tetap sebelum pengembangan 64
22 Biaya tetap setelah pengembangan 64
23 Biaya variabel sebelum pengembangan 65
24 Biaya variabel setelah pengembangan 65
25 Laporan proyeksi laba rugi sebelum pengembangan 66
26 Laporan proyeksi laba rugi setelah pengembangan 66
27 Analisis cashflow sebelum pengembangan 67
28 Analisis cashflow setelah pengembangan 68
29 Analisis sensitivitas penurunan penjualan (8.3 %) 69
30 Analisis sensitivitas kenaikan harga benih ikan mas (12.3 %) 70
xvi
1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam
produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam terutama dalam sektor
pertanian. Sektor pertanian di Indonesia secara umum terdiri dari bidang
holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
Subsektor perikanan memiliki peluang besar untuk dikembangkan dalam
pembangunan di Indonesia. Perikanan di Indonesia dibagi menjadi tiga jenis
perikanan yaitu perikanan air laut, perikanan air payau dan perikanan air darat.
Perikanan air laut adalah perikanan yang diusahakan di wilayah perairan laut
lepas, perikanan air payau adalah perikanan yang diusahakan dalam bentuk
tambak di muara sungai ataupun daerah yang dekat dengan air laut, sedangkan
perikanan air darat adalah perikanan yang diusahakan di kolam dan perairan
umum ataupun sawah. Perikanan air darat terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
perikanan kolam air tawar, perikanan di rawa, waduk, danau dan sungai, serta
perikanan sawah. Beberapa jenis ikan yang dibudidayakan pada perikanan air
tawar antara lain ikan mas. Ikan gurame, ikan tawes, ikan nila, ikan mujair, ikan
lele (Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013). Ikan air tawar memiliki potensi
untuk dikembangkan hal itu didukung dengan pertumbuhannya yang cepat,
mudah dipelihara, memiliki nilai gizi dan nilai ekonomis yang cukup tinggi (Tim
Agriminakultura 2014). Berikut adalah tingkat konsumsi ikan masyarakat
Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tingkat konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Subang 2015-2017
Tahun Tingkat konsumsi ikan masyarakat
(kg/kapita) Peningkatan (%)
2015 31.68 - 2016 34.31 8.30
2017 37.63 9.68
Rata-rata kenaikan 8.99
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Subang (diolah) 2018
Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi ikan masyarakat Kabupaten
Subang dari tahun 2015 hingga 2017 mengalami peningkatan setiap tahunnya
sehingga mengindikasikan bahwa permintaan masyarakat terhadap ikan
Kabupaten Subang terus meningkat, menyebabkan usaha budidaya ikan menjadi
menarik bagi para pembudidaya. Berikut data produksi perikanan budidaya di
kolam air deras Kabupaten Subang tahun 2014-2016 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Produksi perikanan budidaya di kolam air deras Kabupaten Subang tahun
2014-2016 Tahun Ikan mas (ton) Ikan nila (ton) Ikan patin (ton)
2014 4 532 3 765 -
2015 5 313 3 147 41 2016 4 242 4 003 94
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Subang (diolah) 2018
2
Berdasarkan Tabel 2 data produksi perikanan budidaya di kolam air deras
Kabupaten Subang tahun 2014 hingga 2016 menunjukkan bahwa ikan mas
memiliki produksi lebih tinggi dibandingkan dengan ikan nila dan patin. Oleh
karena itu, budidaya ikan mas mempunyai potensi dan peluang untuk
dikembangkan dengan baik. Dari data produksi perikanan budidaya di kolam air
deras didapat persentase produksi ikan mas sebesar 50.8% dari jumlah produksi
ikan di kolam air deras. Tingkat konsumsi ikan mas mencapai 19.12 kg perkapita,
hasil ini didapat dari persentase produksi ikan mas dikalikan dengan tingkat
konsumsi ikan. Jumlah rumah tangga pada Kabupaten Subang mencapai 497 845
rumah tangga pada tahun 2013 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang 2015).
Dari data konsumsi ikan mas dan jumlah rumah tangga dapat dihitung kebutuhan
atau permintaan masyarakat terhadap ikan mas. Permintaan ikan mas Kabupaten
Subang pada tahun 2015-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Permintaan ikan mas Kabupaten Subang tahun 2015-2016
Tahun Permintaan (ton) Penawaran (ton) Selisih (ton)
2015 8 010 5 313 2 697
2016 8 672 4 242 4 430
Sumber : Data sekunder 2018 (diolah)
Salah satu perusahaan yang membudidayakan ikan yaitu PT MN Fish Farm.
PT MN Fish Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang budidaya
pembesaran ikan mas dengan sistem kolam air deras (running water). Tingkat
permintaan pada perusahaan cukup tinggi, namun perusahaan belum mampu
memenuhi permintaan tersebut. Tahun 2017, tingkat permintaan ikan mas
mencapai 174 ton. Sementara perusahaan hanya dapat memenuhi 72 ton dari total
permintaan yang ada dan didapat selisih 102 ton permintaan ikan mas yang belum
terpenuhi. Selain itu, adanya lahan kosong yang dimiliki perusahaan seluas
± 20 000 m2 dan belum dimanfaatkan dengan baik. Lahan tersebut dapat dijadikan
sebagai lahan pembangunan kolam pemeliharaan yang baru. Lahan yang akan
digunakan untuk pembangunan kolam pemeliharaan baru seluas 900 m2. Dengan
penambahan kolam pemeliharaan tersebut diharapkan mampu meningkatkan
kualitas dan jumlah produksi ikan mas untuk memenuhi permintaan yang datang
ke perusahaan.
1.2 Tujuan
1. Merumuskan ide pengembangan bisnis peningkatan kapasitas produksi ikan
mas melalui pemanfaatan lahan kosong pada PT MN Fish Farm.
2. Menyusun kajian perencanaan pengembangan bisnis peningkatan kapasitas
produksi ikan mas melalui pemanfaatan lahan kosong pada PT MN Fish Farm
Subang melalui analisis kelayakan bisnis (finansial dan non-finansial).
3
2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS
2.1 Lokasi dan Waktu
Laporan Akhir Kajian Pengembangan Bisnis ini dilaksanakan di perusahaan
yang bergerak di bidang budidaya pembesaran ikan maskonsumsi yaitu PT MN
Fish Farm. PT MN Fish Farm berlokasi di Kampung Sukajaya RT 11/RW 04,
Desa Cijambe, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Waktu
pelaksanaan praktik kerja lapangan dilakukan selama 3 bulan, mulai tanggal 7
Februari hingga 30 April 2018.
2.2 Data, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan Laporan Akhir
Kajian Pengembangan Bisnis ini melalui kegiatan wawancara dan diskusi
langsung dengan koordinator lapang, kepala divisi produksi dan pemasaran, serta
teknisi produksi dan kolam yang terlibat dalam sistem produksi dan pemasaran.
Data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan juga dikumpulkan
dengan kegiatan kunjungan lapang seperti mengunjungi Dinas Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP), referensi dari buku maupun literatur yang riil dan
valid, data dokumenter, historis, serta media internet. Proses pengumpulan data ini
bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang kemudian akan diolah dan
dilakukan analisis untuk disusun secara sistematis dalam laporan.
Data adalah suatu nilai dari suatu variabel yang dikumpulkan dari satuan-
satuan obyek analisis yang disebut dengan atribut. Atribut tersebut dapat berupa
orang, perusahaan, produk, atau atribut lain yang menjadi obyek analisis (Sitepu
dan Sebayang 2016). Jenis data yang digunakan dalam Laporan Akhir Kajian
Pengembangan Bisnis ini dilihat berdasarkan sumbernya, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung
maupun tidak langsung untuk menjawab tujuan penelitian yang telah ditetapkan,
sering juga disebut sumber internal. Sedangkan data sekunder merupakan data
yang dikumpulkan berasal dari hasil kegiatan pengumpulan data pihak lain atau
melalui media perantara seperti tugas akhir, dokumen-dokumen yang dimiliki
oleh perusahaan, perpustakaan (skripsi, tugas akhir, buku, majalah, dan surat
kabar) yang nantinya terlampir dalam daftar pustaka. Sumber dan metode
pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Sumber dan metode pengumpulan data
Data Sumber data Metode pengumpulan
data
1 Sejarah dan perkembangan perusahaan,
struktur organisasi, intensif tenaga kerja
1 Pemilik 1 Wawancara
2 Jumlah dan tingkat pendidikan tenaga
kerja, deskripsi pekerjaan masing-masing
jabatan, sumber daya perusahaan (sarana,
prasarana, manusia, keuangan)
2 Koordinator perusahaan 2 Wawancara
3 Klasifkasi ikan Mas dalam ilmu taksonomi 3 Tim Lentera 3 Litelatur buku
4 Proses budidaya pembesaran ikan mas, 4 Kepala Divisi Produksi dan 4 Observasi, diskusi
4
kapasitas produksi, harga jual ikan panen, pemasaran dan saluran pemasaran
Pemasaran lapang, ikut serta dalam kegiatan
proses produksi
5 Pengadaan bahan baku (input), cara
promosi, biaya investasi dan operasional, data permintaan dan penawaran ikan mas
perusahaan
5 Koordinator perusahaan
Kepala Divisi Produksi dan Pemasaran
5 Wawancara
6 Data konsumsi ikan per kapita masyarakat
Kabupaten Subang
6 Dinas Perikanan Kabupaten
Subang
6 Wawancara
2.3 Metode Kajian
Metode kajian Laporan Akhir Kajian Pengembangan Bisnis ini bertujuan
untuk menilai kelayakan pengembangan bisnis di masa yang akan datang dengan
menggunakan data yang telah ada. Metode analisis yang digunakan merupakan
metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Metode kualitatif
merupakan metode yang menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah. Metode kuantitatif merupakan suatu pendekatan ilmiah
(scientific approach) yang menggunakan prosedur atau teknik secara sistematis
(Sitepu dan Sebayang 2016).
2.3.1 Aspek Produksi
Menurut Nurmalina et al. (2014) aspek teknis berkenaan dengan proses
pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut
selesai dibangun sehingga dapat diketahui rancangan awal perkiraan biaya
investasi dan eksploitasi yang akan dikeluarkan nantinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek produksi adalah masalah
penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik,
dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi (Kasmir dan Jakfar 2017).
a. Lokasi usaha yaitu tempat usaha dilaksanakan dengan mempertimbangkan
lokasi pabrik maupun bukan pabrik. Pertimbangan dalam menentukan letak
suatu lokasi anatara lain yaitu jenis usaha yang dijalankan, kedekatan dengan
pasar, kedekatan dengan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, tersedia
sarana dan prasarana, kemudahan untuk perluasan, kemudahan aksesibilitas,
dan kondisi budaya masyarakat.
b. Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi
yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas
teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien.
c. Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau operasi. Layout
dirancang berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan
lokasi sehingga dapat tercapai efisiensi operasi.
d. Pemilihan mesin dan peralatan utama serta peralatan penunjang lainnya.
e. Ketepatan teknologi yang dipakai dengan mempertimbangkan kemampuan
atau penerimaan masyarakat.
2.3.2 Aspek Pemasaran
Menurut Philip Kotler dalam Kasmir dan Jakfar (2017), pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial, individu dan kelompok mendapatkan
Tabel 4 Sumber dan metode pengumpulan data (lanjutan)
5
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar
sesuatu yang bernilai. Pemasaran dapat pula diartikan sebagai upaya untuk
menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu.
Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang
maupun jasa kepada konsumen di pasar. Penciptaan produk tentu saja didasarkan
kepada kebutuhan dan keinginan pasar. Konsumen yang menginginkan dan
membutuhkan produk adalah individu (perorangan) atau kelompok tertentu
(industri) (Kasmir dan Jakfar 2017).
Strategi pemasaran merupakan usaha yang perlu dilakukan oleh calon
investor atau produsen dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian terhadap produknya. Strategi pemasaran yang digunakan
yaitu dengan melihat segmentasi pasar (segmentation), menetapkan target pasar
sasaran (targetting), dan menentukan posisi pasar (positioning).
1) Segmentasi Pasar (Segmentation)
Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok
pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix
yang berbeda pula. Segmentasi pasar perlu dilakukan mengingat di dalam
suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda keinginan dan
kebutuhannya. Oleh karena itu setiap perbedaan memiliki potensi untuk
menjadi pasar tersendiri (Kasmir dan Jakfar 2017).
Tujuan segmentasi pasar adalah agar segmentasi yang telah dilakukan
tepat sasaran. Salah dalam menentukan variabel segmen akan berdampak
gagalnya sasaran yang ingin dicapai (Kasmir dan Jakfar 2017). Berikut ini
adalah variabel utama untuk melakukan segmentasi pasar konsumen menurut
Philip Kotler dalam Kasmir dan Jakfar (2017), antara lain:
a. Segmentasi berdasarkan geografis terdiri dari bangsa, provinsi,
kabupaten kecamatan dan iklim.
b. Segmentasi berdasarkan demografis terdiri dari umur, jenis kelamin,
ukuran keluarga, daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras dan kebangsaan.
c. Segmentasi berdasarkan psikografis terdiri dari kelas sosial, gaya hidup
dan karakteristik kepribadian.
d. Segmentasi berdasarkan perilaku terdiri dari pengetahuan, sikap,
kegunaan, dan tanggap terhadap suatu produk.
2) Target Pasar (Targetting)
Setelah segmentasi pasar selesai dilakukan, maka terdapat beberapa
segmen yang layak untuk dipilih karena dianggap paling potensial. Secara
umum pengertian menetapkan pasar sasaran adalah mengevaluasi keaktifan
setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih
untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan
ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang
diinginkan (Kasmir dan Jakfar 2017).
3) Posisi Pasar (Positioning)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2017) menentukan posisi pasar yaitu
menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Kegiatan
ini dilakukan setelah menentukan segmen yang paling potensial. Posisi
produk adalah bagaimana suatu produk yang didefinisikan oleh konsumen
atas dasar atribut-atributnya. Tujuan penetapan posisi pasar (market
6
positioning) adalah untuk membangun dan mengomunikasikan keunggulan
bersaing produk yang dihasilkan ke dalam benak konsumen.
Strategi penentuan posisi pasar terdiri dari atas dasar atribut (harga
murah atau mahal), kesempatan penggunaan, menurut kelas pengguna
(dewasa atau anak-anak), langsung menghadapi pesaing, dan kelas produk
(Kasmir dan Jakfar, 2017).
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan
yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran
pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat-alat yang digunakan
perusahaan secara terus menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya di pasar
sasaran. Alat-alat itu diklasifikasikan dan dikenal dengan istilah 4P.
Konsep bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) terdiri dari 4P,
yaitu produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion).
Produk (Product) merupakan suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli, digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan dari konsumen.
Produk dapat berupa barang (benda berwujud) dan jasa (tidak berwujud). Harga
(Price) merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari
memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh
pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk
satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Tempat (Place) yaitu tempat
diasosiasikan sebagai tempat saluran distribusi yang ditujuan untuk mencapai
target konsumen. Sistem distribusi ini mencakup lokasi, transportasi, pergudangan
dan sebagainya. Promosi (Promotion) berarti aktivitas yang menyampaikan
manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.
2.3.3 Aspek Organisasi dan Manajemen
Aspek organisasi dan manajemen merupakan aspek yang cukup penting
dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah
dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan
organisasi yang baik, usaha tersebut mungkin akan mengalami kegagalan. Tujuan
perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan
dalam proses manajemen. Fungsi-fungsi manajemen diantaranya perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Masing-masing fungsi tidak
dapat berjalan sendiri-sendiri tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan
karena kaitan antara fungsi-fungsi manajemen sangat erat (Kasmir dan Jakfar
2017).
Organisasi dan manajemen adalah aspek untuk mendukung aspek
keberlangsungan dan kelancaran suatu usaha yang akan dijalankan perusahaan.
Pengorganisasian akan menentukan bentuk organisasi sesuai dengan bidang
usaha. Pengorganisasian dirancang melalui struktur organisasi, untuk
mengelompokkan berbagai macam aktivitas dengan menempatkan orang-orang di
setiap aktivitas tersebut yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.3.4 Aspek Sumber Daya Manusia
Salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam suatu organisasi.
Karena faktor keberhasilan suatu usaha ialah dengan memiliki sumber daya
manusia yang berkompeten, meskipun perencanaan bisnis sudah disusun dengan
7
baik dan matang namun tidak didukung dengan sumber daya manusia maka bisnis
tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Aspek sumber daya manusia merupakan suatu konsep yang berkaitan
dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana mengelola atau mengatur
orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen sumberdaya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi operatif yang
meliputi analisis jabatan, perencanaan sumberdaya manusia, pengadaan tenaga
kerja, dan kompensasi (Kasmir dan Jakfar 2017). Analisis jabatan merupakan
suatu proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi yang
berhubungan dengan suatu jabatan. Perencanaan sumber daya manusia merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk meramalkan atau
memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu bisnis atau
perusahaan. Pengadaan tenaga kerja merupakan upaya untuk memperoleh jumlah
dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kompensasi adalah penghargaan atau
imbalan yang diterima para tenaga kerja atau karyawan atas kontribusinya dalam
mewujudkan tujun perusahaan (Kasmir dan Jakfar 2017).
2.3.5 Aspek Kolaborasi
Kolaborasi terjadi bilamana dua atau lebih perusahaan bekerja dan diawasi
oleh suatu kepentingan. Kolaborasi dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu seperti meningkatkan efisiensi, memperkokoh pertumbuhan, memperoleh
bahan mentah yang teratur atau untuk menguasai pasar (Manullang 2013).
2.3.6 Aspek Finansial
Tujuan menganalisis aspek finansial dari analisis kelayakan usaha adalah
untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana
tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah usaha akan
dapat dikembangkan terus. Analisis investasi terdiri dari beberapa faktor yang
akan menjadi bahan analisis, yaitu analisis laporan laba rugi dan arus kas.
1. Analisis Laporan Laba Rugi dan Arus Kas
Perhitungan laba rugi dan arus kas memberikan gambaran mengenai
keuntungan dan biaya operasional selama periode tertentu. Laporan laba rugi
merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam suatu
periode tertentu. Dalam laporan laba rugi tergambar jumlah hasil pendapatan
dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan (Kasmir dan Jakfar 2017). Laporan arus kas merupakan laporan
yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan,
baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan
arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan (Kasmir
dan Jakfar 2017). Arus kas yang termasuk ke perusahaan disebut dengan arus
pemasukan (inflow), sedangkan arus kas yang keluar dari perusahaan dinamai
dengan arus pengeluaran (outflow). Aspek yang termasuk ke dalam inflow
adalah nilai produksi total, penerimaan pinjaman, bantuan, nilai sewa dan nilai
sisa. Sedangkan aspek yang termasuk ke dalam komponen outflow adalah
8
biaya investasi, biaya operasional perusahaan, pembayaran bunga dan modal
pinjaman, dan pajak. Kriteria penilaian investasi yang sering digunakan dalam
menganalisis aspek finansial diantaranya yaitu :
a) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan nilai selisih antara total present
value manfaat dengan total present value biaya atau penjumlahan dari
present value manfaat bersih selama umur bisnis (Nurmalina et al. 2014).
NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima oleh perusahaan selama
umur bisnis pada discount rate tertentu. Satuan dari NPV adalah Rupiah.
Suatu bisnis dikatakan layak jika nilai NPV-nya lebih besar sama dengan
dari nol (NPV ≥ 0), sedangkan bisnis yang nilai NPV-nya kurang dari nol
(NPV < 0) maka dikatakan bisnis tersebut tidak layak. Secara matematis,
NPV dirumuskan sebagai berikut :
𝑁𝑃𝑉 = 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
(1 + 𝑖)𝑡
𝑛
𝑡=1
Keterangan :
Bt = manfaat (benefit) pada tahun t (Rp)
Ct = biaya (cost) pada tahun t (Rp)
n = umur bisnis (tahun)
t = tahun kegiatan bisnis (t = 1, 2, 3, …, n) (tahun)
i = discount rate (%)
1
(1+𝑖)𝑡 = discount factor (DF) pada tahun ke-t
b) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Net benefit-cost ratio (Net B/C) adalah rasio antara manfaat bersih
yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif
(Nurmalina et al. 2014). Suatu bisnis dikatakan layak jika nilai Net B/C
lebih dari satu (Net B/C > 1), sedangkan jika nilai Net B/C kurang dari
satu (Net B/C < 1) maka bisnis tersebut dikatakan tidak layak. Secara
sistematis, Net B/C dirumuskan sebagai berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝐵 𝐶 =
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡(1 + 𝑖)𝑡
𝑛𝑡=1
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡(1 + 𝑖)𝑡
𝑛𝑡=1
… 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 > 0
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 < 0
Keterangan :
Bt = manfaat (benefit) pada tahun t (Rp)
Ct = biaya (cost) pada tahun t (Rp)
n = umur bisnis (tahun)
t = tahun kegiatan bisnis (t = 1, 2, 3, …, n) (tahun)
i = discount rate (%)
9
c) Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Nurmalina et al. (2014), penilaian suatu bisnis dapat
dikatakan layak dilihat dari dari seberapa besar pengembalian bisnis
terhadap investasi yang ditanamkan, ditujukan dengan mengukur besarnya
Internal Return of Return (IRR). Internal Rate of Return adalah tingkat
discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Dalam
metode perhitungan tingkat IRR, metode yang umumnya digunakan adalah
dengan menggunakan metode interpolasi diantara tingkat discount rate
yang lebih rendah (menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount
rate yang lebih tinggi (menghasilkan NPV negatif).
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + 𝑁𝑃𝑉1
𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2 × 𝑖2 − 𝑖1
Keterangan :
i1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif (%)
i2 = discount rate yang menghasilkan NPV negatif (%)
NPV1 = NPV bernilai positif (Rp)
NPV2 = NPV bernilai negatif (Rp)
d) Payback Period (PP)
Menurut Sucipto (2011), payback period merupakan teknik penilaian
terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu usaha
dengan cara mengukur seberapa cepat suatu investasi kembali. Payback
period dikatakan layak apabila kurang dari umur bisnis (payback period < umur bisnis), sedangkan jika payback period lebih besar dari umur bisnis
(payback period > umur bisnis) dinyatakan tidak layak. Jika bisnis
dimulaipada tahun ke-1, payback period dirumuskan sebagai berikut:
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 𝑛 + 𝑎
𝑏
Keterangan :
n = tahun terakhir jumlah cashflow belum bisa menutupi biaya
a = jumlah kumulatif present value pada tahun ke-n (Rp)
b = jumlah present value pada tahun ke-n+1 (Rp)
2. Analisis Sensitivitas
Menurut Nurmalina et al. (2014), analisis sensitivitas digunakan untuk
melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu
analisis kelayakan. Tujuan analisis sensitivitas adalah menilai apa yang akan
terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis,
apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Apakah
kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis sensitif tidak terhadap perubahan
yang terjadi. Perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan
bisnis umumnya disebabkan oleh harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikan
dalam biaya dan hasil produksi. Perubahan harga (terutama harga output) dapat
disebabkan adanya penawaran (supply) yang bertambah dengan adanya
10
beberapa bisnis skala besar atau adanya beberapa bisnis baru dengan umur
ekonomis yang panjang. Keterlambatan pelaksanaan biasanya disebabkan oleh
terlambat dalam pemesanan atau penerimaan alat baru, masalah administrasi
yang tidak terhindarkan, adanya teknik atau metode yang baru digunakan
pelaku bisnis. Kenaikan biaya yang biasa terjadi seperti harga peralatan dan
harga bahan bangunan, bisnis cenderung lebih sensitif terhadap kenaikan biaya.
Ketidaktepatan dari perkiraan hasil seperti cara produksi baru yang diusulkan
dipakai sebagai ukuran atau informasi terutama didasarkan pada hasil
penelitian.
3. Teori Opportunity Cost of Capital (OCC)
Menurut Nurmalina et al. (2014), untuk menghitung nilai sekarang
diperlukan tingkat diskonto (discount rate) atau lebih tepatnya dalam analisis
bisnis adalah opportunity cost of capital (OCC). OCC yang dipakai dalam
analisis finansial mempertimbangkan sumber modalnya. Menurut Nurmalina et
al. 2014, pertimbangan pemilihan OCC antara lain the marginal cost of money
dari bisnis yang dianalisis. Tingkat suku bunga yang digunakan sebagai OCC
berasal dari suku bunga sumber modal. Dalam rencana pengembangan bisnis
ini, perusahaan menggunakan modal yang berasal dari modal pribadi dan
modal pinjaman, maka nilai OCC menggunakan rata-rata tertimbang antara
kedua sumber modal. Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pengusaha
bisa dijadikan sebagai OCC. Tingkat pengembalian (rate of return) dari bisnis
alternative bisnis yang terbaik, yang dapat atau ingin dilakukan (the next best
alternative). Rumus menghitung tingkat OCC tersebut yaitu:
𝑂𝐶𝐶 = 𝑖 × 𝑅𝑝𝑋 + (𝑟 × 𝑅𝑝𝑌)
(𝑅𝑝𝑋 + 𝑅𝑝𝑌)× 100%
Keterangan:
i : tingkat suku bunga pinjaman (%)
r : tingkat suku bunga deposito (%)
Rp X : modal pinjaman (Rp)
Rp Y : modal pribadi (Rp)
4. Analisis Critical Path Method
Project scheduling atau penjadwalan kegiatan dapat didefinisikan sebagai
suatu kegiatan yang saling berkaitan yang harus dilakukan dengan urutan
tertentu sebelum keseluruhan tugas dapat diselesaikan. Sebuah kegiatan pada
suatu projek dipandang sebagai sebuah tugas yang memerlukan waktu dan
sumberdaya untuk menyelesaikan projeknya. Manajer dalam melakukan
aktivitas tentu tidak terlepas untuk melakukan suatu perencanaan, penjadwalan
dan pengawasan dari projek (Sitepu dan Sebayang, 2013).
Metode program evaluation and review technique (PERT) dan critical
path method (CPM) bertujuan untuk membantu para manajer dalam hal
perencanaan, penjadwalan dan pengontrolan projek. Metode PERT atau CPM
berorientasi pada waktu yaitu penentuan sebuah jadwal. Penjadwalan projek
dengan metode PERT atau CPM terdiri dari tiga tahap dasar yaitu perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian (Sitepu dan Sebayang 2013).
11
3 KERAGAAN PERUSAHAAN
3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT MN Fish Farm merupakan perusahaan yang bergerak dibidang budidaya
pembesaran ikan mas dengan sistem kolam air deras (running water). Usaha ini
bermula dari sekedar hobi memelihara ikan dan karena memberikan timbal balik
(feedback) yang baik, maka pemilik memutuskan untuk menjalankan kegiatan
pemeliharaan ikan menjadi suatu bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan.
Nama perusahaan PT MN Fish Farm berasal dari singkatan nama kedua anak
pemilik, Bapak Ir H Giri Suryatmana. Anak pertama pemilik yaitu Risti Virgianti
atau biasa dipanggil dengan Meny dan anak keduanya bernama Risfania Swardita
atau biasa dipanggil Neno (Meny-Neno) maka menjadi singkatan MN yang
dijadikan sebagai nama perusahaan. Status badan usaha dari MN Fish Farm
sendiri yaitu Perseroan Terbatas (PT).
Pada tahun 1986 PT MN Fish Farm membuat 4 kolam air deras di Kampung
Pintu, Desa Cijambe. Lalu pada tahun 1990 kolam bertambah sebanyak 16 kolam
produksi. Kemudian pada tahun 1995 kolam bertambah sebanyak 15 kolam
produksi di Kampung Lempar, Desa Cijambe. Empat tahun kemudian pada tahun
1999 kolam air deras kembali bertambah di Kampung Sukajaya, Desa Cijambe.
Jumlah kolam yang dibangun di Kampung Sukajaya sebanyak 25 kolam produksi,
dan satu buah bangunan hatchery yang dibuat pada awal tahun 2006. Pada Mei
2012 terjadi penambahan kolam kembali sebanyak 5 kolam di Kampung Lempar.
Kolam di Kampung Sukajaya bertambah sebanyak 6 kolam pada tahun 2013.
Total pada tahun 2018, kolam yang dimiliki oleh PT MN Fish Farm sebanyak 71
kolam pemeliharaan dari tiga lokasi dan satu buah hatchery yang berada di kolam
Cibacang, Kampung Sukajaya.
Pada awal pendirian usaha hingga tahun 1999, PT MN Fish Farm
membudidayakan ikan air tawar lain seperti ikan nila merah dan lain sebagainya.
Namun pada tahun 2000, PT MN Fish Farm mulai berfokus hanya pada
pembesaran ikan mas ukuran konsumsi. Tujuan awal dari pendirian usaha yang
dilakukan bagi pemilik perusahaan yaitu sebagai usaha sampingan saat itu
menjadi seorang pegawai, menjadikan usaha tersebut sebagai investasi jangka
panjang, dan sebagai bekal masa tua setelah pensiun sebagai pegawai.
VISI
Mewujudkan perusahaan perikanan air tawar (aquaculture) yang prima
dalam pengembangan ilmu dan teknologi yang berdaya saing dan sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi andalan semua lapisan masyarakat.
MISI
Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,
melaksanakan kegiatan perikanan yang bertanggung jawab dan juga ramah
lingkungan, menghasilkan, menerapkan dan mensosialisasikan ilmu perikanan
(aquaculture).
12
3.2 Aspek Organisasi dan Manajemen
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
dan posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan. PT MN Fish Farm memiliki
sebuah struktur organisasi yang terstruktur dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya. Total semua tenaga kerja yang dimiliki oleh PT MN Fish Farm
berjumlah delapan orang yang terdiri dari satu orang direktur, satu orang
coordinator perusahaan, satu orang kepala divisi produksi pemasaran, satu orang
kepala divisi keuangan, satu orang kepala yayasan, dan tiga orang tenaga produksi
kolam. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, berikut penjelasan mengenai
jabatan dan tugas wewenang masing-masing jabatan pada PT MN Fish Farm.
Tabel 5 Tugas dan wewenang
Jabatan Tugas dan wewenang
Direktur a. Mengelola usaha budidaya secara keseluruhan.
b. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan perusahaan sesuai
dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan. c. Mengatur dan mengarahkan seluruh kegiatan manajerial dan operasional dalam
pengambilan keputusan.
d. Menganalisis perkembangan usaha. e. Memberikan arahan tugas dan tanggung jawab, mengembangkan orang-orang dalam
memperbaiki sikap dan pengetahuan.
f. Melakukan dan bertanggung jawab atas segala bentuk kegiatan kerjasama dengan
pihak lain. g. Melakukan evaluasi terhadap hasil kinerja perusahaan.
Koordinator
lapang
a. Membantu dan membina karyawan agar kegiatan usaha berjalan baik dan sesuai
tujuan yang teah direncankan. b. Mengawasi jalannya produksi pada perusahaan.
c. Mengkoordinasikan tugas sesuai dengan kompetensi karyawan.
d. Membantu dalam pengambilan keputusan.
e. Menangani dan bertanggung jawab atas segala bentuk kerjasama dengan pihak lain. f. Memilih dan menyeleksi orang-orang yang akan dijadikan tenaga kerja pada
perusahaan.
g. Mengadakan komunikasi dengan seluruh karyawan.
h. Mencari tahu informasi pasar terkait harga, benih, dan pakan dipasaran. i. Menetapkan harga jual ikan bersama kepala divisi produksi dan pemasaran.
j. Melakukan dan melaporkan hasil evaluasi kinerja perusahaan.
Direktur
Koordinator Perusahaan
Kepala divisi produksi
pemasaran
Teknisi produksi kolam 1
Teknisi produksi kolam 2
Kepala divisi keuangan
Gambar 1 Struktur Organisasi PT MN Fish Farm Sumber: PT MN Fish Farm (diolah) 2018
Kepala
yayasan Aqila
13
k. Melakukan kegiatan pemasaran meliputi pencarian konsumen atau pembeli melalui promosi penjualan pribadi.
Kepala divisi
keuangan
a. Merencanakan dana operasional untuk setiap siklusnya.
b. Mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan perusahaan. c. Mencatat dan mengelola segala aktivitas transaksi keuangan yang terjadi dalam
perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas segala transaksi yang terjadi di perusahaan.
e. Membuat laporan keuangan. f. Mengatur dan mengelola keuangan perusahaan.
Kepala divisi
produksi dan pemasaran
a. Merencanakan penyediaan input untuk proses produksi, penjadwalan proses produksi,
dan pemeliharaan ikan. b. Mengatur pekerjaan agar sesuai dengan waktu pengiriman.
c. Menafsirkan harga produksi untuk kepentingan pemasaran dan membuat harga jual.
d. Mengawasi pelaksanaan proses produksi, membuat rencana pemasaran dan penjualan.
e. Bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan mengawasi kegiatan pemasaran.
f. Berhubungan langsung dengan pihak pembeli dan melakukan kegiatan penjualan.
Teknisi Produksi
Kolam
a. Menjaga proses produksi dengan menjaga kualitas air, pengadaan pakan, dan obat-obatan serta kebersihan sekitar kolam.
b. Melaksanakan kegiatan produksi dari awal yaitu persiapan kolam, hingga akhir yaitu
sortasi dan penjualan.
c. Memberikan pakan secara rutin sesuai prosedur setiap hari. d. Menjaga kesehatan ikan.
Yayasan
Aqila Mandita
a. Sebagai program CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan yang
bertanggung jawab melakukan pendekatan sosial dan lingkungan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berdampak positif bagi perusahaan.
Sumber : Data primer 2018
3.3 Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya perusahaan adalah suatu nilai potensi yang dimiliki dan dapat
dikelola oleh suatu perusahaan. Sumber daya perusahaan digunakan dalam segala
bentuk kegiatan perusahaan seperti kegiatan operasional untuk mencapai tujuan
perusahaan. PT MN Fish Farm memiliki sumber daya perusahaan berupa sumber
daya fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya keuangan.
3.3.1 Sumber Daya Fisik
Sumber daya fisik merupakan sumber daya yang dimiliki dan dapat dikelola
oleh perusahaan. Sumber daya fisik berupa sarana dan prasarana untuk
memudahkan dan melancarkan kegiatan operasional perusahaan. Pengadaan
sumber daya fisik juga harus memperhatikan tingkat ketahanan agar dapat
digunakan dalam jangka panjang.
PT MN Fish Farm memiliki prasarana yang digunakan untuk menunjang
kegiatan bisnis budidaya pembesaran ikan mas yang merupakan aset pribadi
perusahaan. Prasarana tersebut berupa lahan, kolam pembesaran, hatchery, bak
beton, gudang pakan, rumah jaga, kantor, villa, dan saung. Lahan milik
perusahaan seluas 22 900 m2, dari total luas lahan tersebut, 2 795.5 m
2 telah
dimanfaatkan untuk prasarana dan 104.5 m2 digunakan untuk akses jalan.
Sehingga total lahan yang digunakan yaitu 2 900 m2. Dan terdapat ± 20 000 m
2
lahan yang belum dimanfaatkan. Prasarana yang terdapat pada PT MN Fish Farm
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5 Tugas dan wewenang (lanjutan)
14
Tabel 6 Prasarana produksi PT MN Fish Farm Jenis prasarana Jumlah Satuan Luasan (m2)
Kolam pembesaran (7 m x 3.5 m x 1.8 m) 71 Unit 1 739.5
Hatchery (20 m x 10 m) 1 Unit 200 Bak beton (2 m x 1.5 m x 1.5 m) 12 Unit 36
Gudang pakan (3 m x 2 m) 3 Unit 18
Rumah jaga ( 6 m x 5 m) 3 Unit 90
Kantor (25 m x 10 m) 1 Unit 250 Villa (30 m x 15 m) 1 Unit 450
Saung (2 m x 3 m) 2 Unit 12
Total lahan digunakan 2 795.5
Sumber : PT MN Fish Farm (diolah) 2018
Peralatan dan perlengkapan produksi yang digunakan oleh PT MN Fish
Farm dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.3.2 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam sebuah
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, sumber daya manusia berfungsi untuk
meningkatkan produktivitas dan menunjang organisasi supaya lebih kompetitif
untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam hal ini sumber daya manusia adalah
semua staf atau karyawan yang dimiliki oleh PT MN Fish Farm dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan. PT MN Fish Farm memiliki
8 orang karyawan yang memiliki usia produktif yaitu sekitar 22 tahun sampai 55
tahun.
Tenaga kerja yang berada di perusahaan merupakan pekerja tetap dan setiap
bulannya diberi imbalan berupa gaji. Pekerja yang dibutuhkan oleh perusahaan
adalah pekerja yang memiliki sikap jujur, rajin, memiliki pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan dalam budidaya ikan air tawar. Hari kerja yang
diterapkan oleh perusahaan yaitu setiap hari dimulai pukul 07.00 sampai 17.00
WIB, namun apabila terdapat kegiatan seperti pemanenan, maka tenaga kerja
teknisi harus berada di lokasi kolam lebih awal dari jam operasional. Tingkat
pendidikan sumber daya manusia yang ada pada PT MN Fish Farm dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7 Tingkat Pendidikan Sumber daya Manusia PT MN Fish Farm
Jabatan Tingkat pendidikan (orang)
Jumlah SD SMP SMA S1 S2
Direktur - - - - 1 1
Koordinator Lapang - - - 1 - 1
Kepala Divisi Keuangan - - - 1 - 1 Kepala Divisi Produksi dan
Pemasaran - 1 - - - 1
Teknisi Produksi Kolam 1 2 - - - 3
Yayasan Aqila Mandita - - - 1 - 1
Jumlah 1 3 - 3 1 8
Sumber : Data primer (2018)
3.3.3 Sumber Daya Keuangan Keuangan merupakan fungsi dalam perusahaan yang bertanggung jawab
untuk memperoleh dana untuk perusahaan, mengelola keuangan dalam
perusahaan dan merencanakan pengeluaran dalam bentuk aset (sarana dan
prasarana). Sumber pendanaan atau modal bagi perusahaan yaitu pembiayaan
15
internal. PT MN Fish Farm mendapatkan sumber permodalan yang berasal dari
dana pribadi pemilik perusahaan atau pembiayaan internal. Modal awal dalam
pendirian usaha kurang lebih sebesar Rp 50 000 000. Modal tersebut digunakan
untuk membangun beberapa kolam pemeliharaan ikan air tawar, gudang pakan,
saung atau rumah jaga dan lain sebagainya. Perputaran modal dari hasil penjualan
ikan mas berupa keuntungan digunakan kembali untuk membangun kolam, biaya
produksi dan menghasilkan keuntungan kembali.
3.4 Deskripsi Unit Bisnis
PT MN Fish Farm di Desa Cijambe merupakan badan usaha yang bergerak
di bidang usaha perikanan budidaya khususnya bagian budidaya ikan air tawar.
Komoditi perikanan yang dibudidayakan yaitu ikan mas ukuran konsumsi. Jenis
ikan mas yang dibudidayakan adalah ikan mas strain Majalaya. Ciri-ciri morfologi
dari ikan mas Majalaya yaitu ukuran relatif pendek dari jenis ikan mas lainnya,
badan bersisik penuh dengan ukuran sisik normal, dan bagian punggung dan pipi
berwarna hijau serta bagian perut berwarna putih.
Kegiatan pembesaran yang dijalankan dimulai dari benih dengan ukuran
7 cm x 2 cm (10 g per ekor) sampai dihasilkan ikan mas ukuran konsumsi yang
1 kg ikan mas berisi 2 sampai 4 ekor (250-500 g per ekor). Lama waktu proses
pembesaran ikan mas dari benih ikan mas ukuran sangkal hingga mencapai
ukuran ikan mas konsumsi kurang lebih dua sampai tiga bulan setiap siklus
pembesarannya.
Usaha budidaya pembesaran ikan mas yang dijalankan oleh PT MN Fish
Farm dilakukan dengan metode budidaya intensif. Metode budidaya intensif
merupakan suatu metode yang menggunakan areal budidaya terbatas namun
mendapat hasil produksi optimal. Penggunaan areal budidaya yang terbatas
dengan hasil optimal hanya mengandalkan pakan buatan pabrik atau complete
feed. Di dalam usaha budidaya perikanan yang intensif, hal-hal yang perlu
diperhatikan salah satunya ialah pemberian pakan yang sesuai (Taofiqurohman et
al. 2007). Complete feed merupakan pakan ikan lengkap yang bisa melengkapi
dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Pakan
buatan yang digunakan yaitu jenis pakan tenggelam yang memiliki kandungan
protein 28 sampai 30%.
Jenis kolam yang digunakan disesuaikan dengan sistem budidaya dan
sumber air yang digunakan. Jenis kolam yang digunakan yaitu kolam yang
keseluruhan bagian kolam terbuat dari tembok beton karena sistem budidaya yang
diterapkan oleh PT MN Fish Farm yaitu sistem budidaya intensif. Sumber air
yang digunakan dalam kegiatan budidaya pembesaran ini yaitu kolam air mengalir
(running water) dengan sumber air yang berasal dari air sungai atau saluran
irigasi, pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup besar
(20 L/detik) atau dikenal dengan sistem kolam air deras.
Kolam pemeliharaan berlokasi di tiga tempat yaitu lokasi kolam Kampung
Lempar dan Kampung Pintu dengan luas masing-masing 750 m2 (25 m x 30 m),
serta lokasi kolam Kampung Sukajaya dengan ukuran 30 m x 40 m atau
1 200 m2. Kolam pemeliharaan yang tersedia terdapat 71 kolam. Sebanyak 51
kolam digunakan untuk pembesaran benih hingga berukuran konsumsi, 20 kolam
16
disewakan, dan 5 kolam pendederan yang tidak digunakan. PT MN Fish Farm
belum menerapkan pola tanam dalam kegiatan usahanya dan belum semua kolam
dimanfaatkan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari kolam pembesaran yang
disewakan dan kolam pendederan yang tidak digunakan. Dalam satu kolam
pembesaran dapat menghasilkan kurang lebih 550 kg setiap kali panen.
Skala usaha PT MN Fish Farm masih berskala menengah, hal ini dilihat dari
volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan mencapai 5 sampai 6 ton ikan
mas ukuran konsumsi yang dapat dijual setiap bulannya. Hasil produksi tersebut
dijual ke pelanggan tetap yang kemudian disalurkan ke pasar lokal yaitu daerah
Kabupaten Subang, namun jika ada permintaan di luar Kabupaten Subang seperti
dari Bandung dan pihak perusahaan dapat memenuhinya, ketika perusahaan dan
pihak pembeli melakukan perjanjian pembelian terlebih dahulu.
3.4.1 Pengadaan Input (Bahan dan Peralatan)
Kegiatan pengadaan input merupakan kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana produksi untuk kegiatan pembesaran ikan mas. Pengadaan prasarana
produksi mencakup pemilihan lokasi, pengadaan bahan dan pembangunan fasilitas
produksi. Pengadaan sarana produksi meliputi pengadaan tenaga kerja, benih,
pakan, dan pengadaan peralatan akuakultur. Kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana produksi di PT MN Fish Farm yaitu sebagai berikut :
1. Pemilihan lokasi
PT MN Fish Farm memilih lokasi usaha yang berdekatan dengan
sumber air yang cukup melimpah. Perusahaan mendapat pasokan sumber air
yang berasal dari air sungai Cileuleuy yang mengalir setiap tahun untuk
menunjang kegiatan usahanya. Pemilihan lokasi perusahaan berada pada
ketinggian 650 sampai 750 m diatas permukaan laut (dpl).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, setiap kolam air deras
dengan ukuran volume air tertentu harus dapat diisi sampai penuh selama
kurang lebih sepuluh menit. PT MN Fish Farm telah melakukan perhitungan
kecepatan aliran dan debit air pada lokasi usahanya menggunakan flow meter.
Dari perhitungan tersebut didapat hasil bahwa kecepatan aliran dan debit air
pada lokasi usahanya sebesar 20 L/detik dan dalam sepuluh menit dengan
ukuran kolam 7 m x 3.5 m x 1.8 m mampu terisi air dengan penuh. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pemilihan lokasi usaha yang dilakukan oleh PT
MN Fish Farm telah tepat dan sesuai.
2. Pengadaan bahan dan pembangunan fasilitas produksi
Fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT MN Fish Farm dalam
menunjang kegiatan usahanya terdiri dari kolam, hatchery, gudang pakan,
kantor hingga mess karyawan. Fasilitas-fasilitas produksi tersebut disediakan
oleh pihak perusahaan di setiap lokasi produksinya yaitu pada kolam produksi
Kampung Lempar, Kampung Sukajaya dan Kampung Pintu untuk menunjang
kegiatan budidaya pembesaran ikan mas.
PT MN Fish Farm memiliki jenis kolam pemeliharaan, diantaranya
kolam pembesaran dan bak beton yang berada di hatchery. Total kolam
keseluruhan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu 71 kolam, dan 12 bak beton.
Dari 71 kolam pemeliharaan tersebut, hanya 49 kolam pembesaran saja yang
digunakan, 2 kolam lainnya belum dipergunakan untuk kegiatan produksi dan
20 kolam pembesaran yang disewakan. Kolam pembesaran yang dimiliki oleh
17
perusahaan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 7 m x 3.5 m x 1.8 m,
sedangkan untuk bak beton yang berada di hatchery berbentuk persegi enam
dengan panjang setiap sisinya 1 m. Bak beton berfungsi sebagai kolam
pemijahan indukan pada kegiatan pembenihan sekaligus wadah bagi
penetasan telur. Fasilitas kolam-kolam tersebut merupakan aset pribadi milik
perusahaan.
Gambar 2 Kolam pemeliharaan
Sumber : Dokumen pribadi 2018
PT MN Fish Farm memiliki satu buah hatchery yang berada di lokasi
kolam produksi Kampung Sukajaya. Luas hatchery yang dimiliki yaitu
200 m2.
Gambar 3 Tampak dalam hatchery
Sumber : Dokumen pribadi 2018
PT MN Fish Farm mempunyai fasilitas produksi lain yaitu gudang
pakan. Gudang pakan ini masing-masing tersebar di tiga lokasi produksi.
Luas gudang pakan yang dimiliki yaitu 6 m2.
Gambar 4 Gudang pakan
Sumber : Dokumen pribadi 2018
Fasilitas produksi selanjutnya yaitu kantor dan mess karyawan. Kantor
yang dimiliki oleh PT MN Fish Farm berbentuk bangunan permanen dengan
luas 60 m2. Kantor berlokasi di Kampung Sukajaya yang juga memiliki
fungsi lain sebagai villa pemilik usaha. Kegiatan pemantauan dan
18
pemeliharaan ikan dijaga oleh pekerja lapang, hal ini membuat perusahaan
menyediakan mess karyawan atau rumah jaga demi menunjang kegiatan
tersebut. Mess karyawan dibangun sebanyak 3 unit yang berada di setiap
lokasi produksi. Bangunan mess karyawan dibuat semi permanen berupa
bangunan kayu dengan luas 30 m2. Selain fasilitas-fasilitas produksi diatas,
PT MN Fish Farm juga memiliki satu unit villa berlokasi di Kampung
Sukajaya yang dijadikan sebagai aset dan tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan produksi pembesaran ikan mas. Villa tersebut digunakan ketika
pemilik usaha datang ke lokasi produksi untuk memantau kegiatan usaha.
Bangunan villa tersebut dibuat seperti bangunan permanen lainnya dengan
luas 100 m2.
3. Pengadaan benih
Benih ikan mas yang digunakan yaitu benih ikan mas ukuran sangkal
yang dalam satu kilogramnya berisi 100 ekor benih atau 10 g per ekor. Benih
sangkal memiliki ukuran panjang rata-rata yaitu 7 cm x 2 cm per ekornya.
Satu kolam pembesaran ditebar benih sangkal sebanyak 100 kg atau 10 000
ekor. Saat ini harga benih ukuran sangkal yang ada di pasaran Kabupaten
Subang yaitu Rp 31 000 sampai Rp 35 000 per kg. Benih ikan mas dipasok
dari petani budidaya benih dari daerah Subang Utara yaitu Pegaden dan
daerah Ciwaru. Jumlah pasokan benih sangkal yang dikirim kepada
perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Pemasok benih
sangkal mampu mengirimkan benih sebanyak 100 sampai 600 kg dalam satu
kali pengiriman. Daftar nama pemasok benih ikan mas ukuran sangkal dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Daftar pemasok benih ikan mas ukuran sangkal No Nama pemasok Asal
1 Bapak Ukam Haniwung, Pegaden
2 Kang Uhen Ciwaru 3 Fadil Batu Nunggul, Pegaden
Sumber: PT MN Fish Farm (diolah) 2018
4. Pengadaan pakan
PT MN Fish Farm menggunakan jenis pakan tenggelam dalam kegiatan
usaha pembesaran ikan mas. Jenis pakan tenggelam yang digunakan yaitu
pellet dipasok dari PT Cargill Indonesia yang berasal dari Serang, Banten.
Kebutuhan pakan dikirimkan setiap satu bulan sekali sebanyak 8 ton
oleh pemasok kepada PT MN Fish Farm. Pakan yang digunakan dalam
kegiatan usaha pembesaran ikan mas yaitu pakan merk Pro Fish ukuran 3 mm
dengan harga saat ini Rp 7 700 per kg.
Gambar 5 Kantor dan villa Sumber : Dokumen pribadi 2018
19
Gambar 6 Pakan pellet
Sumber : Dokumen pribadi 2018
5. Pengadaan obat-obatan
Dalam pelaksanaan usaha, PT MN Fish Farm belum memperhatikan
penanganan hama dan penyakit yang menyerang ikan mas. Pihak perusahaan
tidak menyediakan obat-obatan, karena pengawasan dari pemilik usaha.
Sehingga ikan mas yang terserang hama dan penyakit tidak ditangani dengan
baik.
6. Pengadaan peralatan dan perlengkapan
Beberapa peralatan dan perlengkapan dibutuhkan oleh PT MN Fish
Farm untuk menunjang kegiatan usahanya. Peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi kegiatan pembesaran ikan mas ini tersedia
dan dapat dibeli di toko sarana produksi perikanan yang ada di sekitar lokasi
usaha. Peralatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh perusahaan tersedia di
Lampiran 1.
3.4.2 Proses Produksi
Ukuran ikan mas konsumsi yang dihasilkan yaitu ukuran pancing, restoran
dan ukuran pasar dengan 1 kg ikan mas ukuran pancing dan restoran berisi 2
sampai 4 ekor ikan mas.
Kegiatan usaha budidaya pembesaran ikan mas dalam subsistem budidaya
(on-farm) dimulai dari persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan hingga
pemanenan.
1) Persiapan kolam
Kolam pemeliharaan yang sudah digunakan sebelumnya dibersihkan
terlebih dahulu dari sisa-sisa sampah dan kotoran lain. Hal yang dilakukan
selanjutnya dalam persiapan kolam cukup dengan pengeringan kolam saja
tidak perlu ada proses pemupukan dan pengapuran. Proses pengeringan
kolam membutuhkan waktu kurang lebih 1 sampai 2 hari. Kemudian
dilakukan pengecekan keadaan konstruksi kolam karena dikhawatirkan
adanya kebocoran. Jika semua kegiatan persiapan kolam sudah dilakukan,
selanjutnya kolam pemeliharaan diisi dengan air dengan cara membuka inlet
dan menutup outlet. Pengisian air ke dalam kolam harus dilakukan dengan
tepat agar ikan mendapatkan ruang gerak yang luas dan mendapat oksigen
yang cukup. Aliran air yang masuk ke dalam kolam harus sedikit demi
sedikit, hal ini bertujuan agar lumpur tidak masuk ke dalam kolam dengan
cepat yang akan menyebabkan kekeruhan perairan. Kolam air deras dengan
ketinggian 1.8 m akan diisi dengan air setinggi 150 cm, sebagai jarak
permukaan air dengan pemasukan air (inlet) sekitar 32 cm.
20
2) Penebaran benih
Benih biasanya ditebar pada waktu pagi atau sore hari pada suhu
optimal yang bertujuan agar benih ditebar tidak akan stres. Benih ikan mas
ukuran sangkal yang ditebar tidak boleh cacat, tidak luka, dan sebaiknya
dalam kondisi sehat. Proses penebaran benih ikan mas sangkal dilakukan
dengan cara aklimatisasi. Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian
fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru
yang akan dimasukinya. Proses aklimatisasi pada ikan mas dilakukan karena
penyesuaian suhu dalam kantong plastik dengan suhu kolam, proses ini
dilakukan selama 10 sampai 15 menit. Jumlah ikan yang ditebar harus
memperhatikan dan disesuaikan dengan luasan kolam. Padat tebar benih
ikan mas dalam kolam berkisar 100 ekor/m2 dengan ukuran benih sangkal
7 cm x 2 cm.
Ukuran kolam milik PT MN Fish Farm yaitu 7 m x 3.5 m x 1.8 m
sehingga apabila dihitung luasan kolam keseluruhan sekitar 24.5 m2.
Kegiatan pembesaran saat ini, benih yang ditebar di dalam satu kolam yaitu
100 kg benih ukuran 30, artinya dalam satu kg benih terdapat 30 ekor benih
siap tebar, jadi total benih yang ditanamkan pada satu kolam pembesaran
kurang lebih sebanyak 3 000 ekor benih ikan mas ukuran sangkal. Padat
tebar benih yang digunakan yaitu 122 ekor/m2. Kegiatan pembesaran benih
ikan mas ukuran sangkal hingga dihasilkan ukuran konsumsi selama 5
bulan. Dua bulan pertama untuk penyembuhan dan adaptasi satu lingkungan
baru. Bulan berikutnya dilakukan sortasi ikan untuk memisahkan ikan mas
sesuai dengan ukurannya untuk menjaga keseragaman ikan. Mortalitas yang
terjadi mencapai 5% dari total benih yang ditanamkan jika kualitas benih
yang ditanam juga merupakan kualitas unggul, namun jika benih yang
dikirim oleh pemasok memiliki kualitas yang kurang baik mortalitas dapat
mencapai 20%.
3) Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan benih meliputi pemberian pakan, pengendalian
kualitas air dan pengendalian hama penyakit.
a. Pemberian pakan
Pakan yang diberikan merupakan pakan buatan berbentuk pellet
dengan merek Pro Fish, dengan kandungan protein tidak kurang dari
30%. Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari
yaitu pada pagi hari (07.00-09.00 WIB), siang hari (11.00-13.00 WIB),
dan sore hari (15.00-17.00 WIB). Pemberian pakan pada ikan tidak
ditakar sesuai dengan SOP budidaya ikan mas pada umumnya, tetapi
ditargetkan pasokan pakan harus habis dalam jangka waktu satu bulan.
b. Pengendalian kualitas air
Pengendalian kualitas air kolam harus dilakukan oleh teknisi kolam
demi keberhasilan kegiatan pembesaran benih. Kualitas air khususnya
pada kolam air deras mudah sekali menurun saat hujan turun. Salah satu
cara yang dilakukan oleh para pekerja yaitu dengan menyurutkan air
yang ada di dalam kolam sampai ketinggian air mencapai 50 cm dan
menutup sebagian inlet. Setelah itu pekerja mulai membersihkan lumpur
yang menumpuk di dasar kolam. Pengendalian kualitas kolam juga
dilakukan ketika warna air kolam berubah menjadi keruh.
21
c. Pengendalian hama dan penyakit
PT MN Fish Farm melakukan pencegahan terhadap hama dan
penyakit dengan cara mengeringkan kolam pemeliharaan sebelum
digunakan sehingga serangan hama dan penyakit akan mati. Lama proses
pengeringan kolam membutuhkan waktu 1 sampai 2 hari. Setelah kolam
dikeringkan, kemudian pemasangan saringan pada pintu pemasukan
(inlet) dilakukan agar hama tidak masuk ke kolam. Pemberantasan hama
baik secara mekanik, biologis maupun kimiawi juga dilakukan bila
jumlah hama yang menyerang banyak.
4) Pemanenan
Ikan mas sebaiknya dipanen pada waktu pagi hari. Ikan mas yang
akan dipanen sebaiknya dipuasakan sehari sebelum pemanenan. Ukuran
ikan mas panen pada PT MN Fish Farm yaitu ikan ukuran pancing dan ikan
ukuran pasar atau konsumsi. Ikan ukuran pancing dalam 1 kg ikan mas
berisi 2 sampai 4 ekor dengan bobot rata-rata 250 sampai 500 g per ekor.
Panen dalam satu siklus dapat menghasilkan 550 kg setiap kolam. Kegiatan
pemanenan ikan mas yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan cara
menutup pintu pemasukan (inlet) dan membuka saluran pintu pengeluaran
(outlet), setelah itu dilakukan penangkapan ikan yang berkumpul di pintu
pengeluaran atau bagian paling dalam dengan menggunakan jaring atau
diambil secara langsung dengan menggunakan tangan asal tidak membuat
lecet atau luka sebab ikan mas yang dijual dalam keadaan hidup. Ikan mas
yang sudah ditangkap dimasukkan ke dalam ember yang bagian bawahnya
terdapat lubang sehingga air yang terbawa saat ikan ditangkap tidak ikut
dalam perhitungan bobot ikan yang akan ditimbang.
3.4.3 Mekanisme Pemasaran
PT MN Fish Farm mendistribusikan ikan hasil panen kepada pelanggan
tetap maupun pembeli umum. Untuk pemasaran pada pelanggan tetap biasanya
pelanggan tetap melakukan pembelian dengan didahului menanyakan persediaan
ikan mas dan membeli secara rutin, sedangkan untuk pembeli umum hanya
sesekali melakukan pembelian dengan minimal pembelian 500 kg. Hasil panen
ikan mas perusahaan dipasarkan di sekitar daerah Subang, Jawa Barat. PT MN
Fish Farm juga menerapkan strategi pemasaran pada kegiatan pemasarannya yaitu
bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang dipilih menggunakan 4P. Penentuan
4P dipilih, karena perusahaan hanya menjual produk dalam kegiatan usahanya.
Bauran pemasaran yang dianalisis antara lain product, price, place dan promotion.
a. Product
PT MN Fish Farm memproduksi ikan air tawar yaitu ikan mas. Ukuran
ikan mas yang dihasilkan adalah ikan mas ukuran pancing dan konsumsi.
Untuk rata-rata ikan mas ukuran pancing, dalam 1 kg berisi 2 sampai 4 ekor
(250-500 g per ekor). Ikan dibudidayakan dari ukuran benih sangkal hingga
dihasilkan ikan mas ukuran konsumsi selama 3 bulan pemeliharaan.
b. Price
Dalam menetapkan harga, PT MN Fish Farm menggunakan metode
biaya produksi (cost-plus pricing) dan pertimbangan harga pasar. Metode
biaya produksi (cost-plus pricing) merupakan penetapan harga output atau
komoditi berdasarkan biaya produksi. Harga pasar yang berlaku sesekali
22
mengikuti pergerakan harga pesaing yang berada di Cirata. Harga ikan mas
yang berlaku saat ini di pasaran daerah Subang yaitu Rp 24 000 per kg
mengikuti harga pasar.
c. Place
PT MN Fish Farm mendistribusikan hasil panen kepada para pedagang
pengepul dan pemancingan yang berada di daerah Subang dan sekitarnya.
Proses jual beli dilakukan langsung di lokasi kolam pemeliharaan di Desa
Cijambe, Subang. Calon pembeli akan menanyakan kepada kepala produksi
dan pemasaran mengenai persediaan ikan terlebih dahulu melalui via telepon,
lalu pembeli tersebut akan datang ke lokasi kolam pemeliharaan. Saluran
distribusi pemasaran perusahaan saat ini melalui pedagang besar (pengepul
atau bandar), pedagang pengecer, dan pengusaha pemancingan sebelum
sampai kepada konsumen akhir.
d. Promotion
Promosi yang dilakukan oleh PT MN Fish Farm yaitu personal selling
dan direct marketing. Promosi dengan metode personal selling sudah
dilakukan oleh perusahaan saat memulai usaha hingga saat ini. Direct
marketing dilakukan dengan cara menghubungi langsung pelanggan dan
menginformasikan serta menawarkan ikan mas secara langsung kepada
pelanggan. Selain itu perusahaan memiliki rekan yang dapat membantu
proses promosi.
4 KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS
4.1 Rumusan Ide Pengembangan Bisnis
PT MN Fish Farm merupakan badan usaha yang bergerak di bidang
perikanan budidaya khususnya bagian budidaya ikan air tawar dengan metode
budidaya intensif yaitu sistem kolam air deras (running system). Komoditi
perikanan yang dibudidayakan yaitu ikan mas ukuran konsumsi.
Tingkat permintaan ikan mas di Kabupaten Subang cukup tinggi, begitu
pula tingkat permintaan yang diminta konsumen pada PT MN Fish Farm.
Perusahaan belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Data tingkat
permintaan dan penawaran ikan mas pada PT MN Fish Farm dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9 Permintaan ikan mas pada PT MN Fish Farm 2017
No Nama pelanggan Permintaan pelanggan (kg/bulan) Pasokan saat ini (kg/bulan)
1 Mahmud 3 000 1 000
2 Nungki 3 000 1 000
3 H. Apid 4 000 2 500
4 Ewoy 2 500 1 000
5 Ajo 2 000 500
Total perbulan (kg/bulan) 14 500 6 000
Total pertahun (kg/tahun) 174 000 72 000
Sumber : Data primer 2018 (diolah)
23
Tabel 9 menunjukkan bahwa PT MN Fish belum mampu memenuhi
permintaan ikan mas yang datang kepada perusahaan. Tingkat permintaan ikan
mas pada Tahun 2017 sebesar 174 000 kg atau 174 ton, sedangkan perusahaan
hanya mampu memenuhi ikan mas sebesar 72 000 kg atau 72 ton.
PT MN Fish Farm baru mampu memenuhi tingkat permintaan ikan mas
sebesar 41.37% dari produksi yang dihasilkan, hal ini menjadi suatu permasalahan
yang dihadapi perusahaan. Permasalahan lain yaitu adanya lahan kosong yang
dimiliki perusahaan seluas ± 20 000 m2 dan belum dimanfaatkan dengan baik.
Lahan tersebut dapat dijadikan sebagai lahan pembangunan kolam pemeliharaan
yang baru. Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kolam pemeliharaan
baru seluas 900 m2. Pemanfaatan lahan yang digunakan sebagai lahan
pembangunan kolam baru bertujuan untuk memperkecil selisih (gap) permintaan
yang belum terpenuhi. Dengan penambahan kolam pemeliharaan tersebut
diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan jumlah produksi ikan mas untuk
memenuhi permintaan yang datang ke perusahaan.
Analisis faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Analisis lingkungan internal
perusahaan berupa kekuatan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia
seoptimal mungkin. Kekuatan yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain ketersediaan sarana
dan prasarana yang memadai, kepemilikan aset milik pribadi, lahan kosong yang
masih tersedia, SDM terampil, berpendidikan dan berpengalaman dibidangnya,
dan memiliki hubungan baik dengan para pemasok dan pelanggan.
Analisis faktor lingkungan eksternal menghasilkan peluang. Peluang yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan
diantaranya yaitu permintaan ikan dan pola hidup sehat masyarakat cenderung
meningkat, meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, tersedianya tenaga
kerja, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat dengan
mengonsumsi ikan, adanya program pemerintah yang mendukung produksi dan
konsumsi ikan seperti GEMARIKAN dan FORIKAN, kondisi geografis yang
cocok untuk kegiatan usaha budidaya, perusahaan sudah memiliki pelanggan
tetap, dan tersedianya kebutuhan pakan dan benih ikan dari pemasok.
Dari analisis faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal tersebut
menghasilkan suatu rumusan ide pengembangan bisnis berupa strategi yang
menggunakan kekuatan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia seoptimal
mungkin disebut dengan strategi Strenght-Opportunity (SO). Rumusan ide
pengembangan tersebut menghasilkan strategi pengembangan bisnis yaitu
peningkatan kapasitas produksi ikan mas melalui pemanfataan lahan kosong pada
PT MN Fish Farm. Rumusan ide pengembangan bisnis tersebut harus dianalisis
melalui analisis kelayakan usaha baik secara finansial maupun non finansial.
Apabila analisis tersebut menunjukkan hasil yang secara finansial dan non
finansial layak, maka rencana pengembangan tersebut dapat direalisasikan.
Namun jika hasil yang ditunjukkan tidak layak, maka rencana pengembangan
bisnis tersebut harus dievaluasi kembali dan memikirkan rencana pengembangan
bisnis yang lain. Alur ide pengembangan bisnis dimulai dari perumusan masalah
hingga didapatkan ide rencana pengembangan. Alur ide pengembangan dapat
dilihat pada Gambar 7.
24
4.2 Perencanaan Pengembangan Bisnis
Pengembangan bisnis yang akan direncanakan pada PT MN Fish Farm yaitu
peningkatan kapasitas produksi ikan mas melalui pemanfaatan lahan kosong.
Pengembangan bisnis ini dilakukan dengan pembangunan kolam pemeliharaan
baru sebanyak 20 kolam yang akan digunakan untuk kegiatan pemeliharaan ikan
mas. Pengembangan ini dipengaruhi karena tingginya tingkat permintaan ikan
mas yang datang ke perusahaan, namun pihak perusahaan belum mampu
memenuhi semua permintaan tersebut.
Perencanaan bisnis dilakukan pada awal sebelum pengembangan bisnis
dilaksanakan. Tujuan dari perencanaan bisnis yaitu untuk mengetahui layak atau
tidak suatu bisnis yang akan dilaksanakan, selain itu perencanaan bisnis juga
berguna sebagai bahan acuan atau pedoman dalam menjalankan suatu bisnis.
Dalam perencanaan bisnis terdapat aspek-aspek yang perlu dikaji agar
pelaksanaan bisnis yang akan dikembangkan berjalan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Aspek-aspek perencanaan bisnis yang perlu dikaji yaitu aspek
pemasaran, aspek produksi, aspek organisasi dan manajemen, aspek sumber daya
manusia, aspek kolaborasi dan aspek finansial.
Gambar 7 Alur ide pengembangan bisnis
Permasalahan :
1. Perusahaan belum mampu memenuhi permintaan pasar terhadap ikan mas
2. Adanya lahan kosong yang tersedia dan belum dimanfaatkan secara optimal
LAYAK TIDAK LAYAK
Dijalankan Evaluasi
Analisis finansial dan non finansial
Ide Pengembangan Bisnis :
Peningkatan kapasitas produksi ikan mas melalui pemanfaatan lahan kosong
Peluang (Opportunity) :
1 Permintaan ikan dan pola hidup sehat masyarakat
cenderung meningkat.
2 Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat.
3 Tersedianya tenaga kerja
4 Adanya program pemerintah yang mendukung
produksi dan konsumsi ikan seperti GEMARIKAN
dan FORIKAN.
5 Kondisi geografis yang cocok untuk kegiatan
budidaya
6 Perusahaan memiliki pelanggan tetap.
7 Tersedianya kebutuhan pakan dan benih ikan dari
pemasok
Kekuatan (Strenght) :
1 Ketersediaan sarana dan prasarana yang
mumpuni.
2 Kepemilikan aset milik pribadi.
3 Lahan kosong yang masih tersedia.
4 SDM terampil, berpendidikan dan
berpengalaman dibidangnya.
5 Memiliki hubungan baik dengan para pemasok
dan pelanggan
Analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan
25
4.2.1 Perencanaan Produk
Produk yang akan dihasilkan pada rencana pengembangan bisnis ini yaitu
ikan mas (Cyprinus carpio). Rencana pengembangan bisnis iniyaitu pembangunan
kolam pemeliharaan sebanyak 20 kolam untuk mengoptimalkan kapasitas
produksi melalui pemanfaatan lahan kosong.
Di Indonesia, ikan mas mulai dikenal pertama kali di daerah Galuh, Ciamis,
Jawa Barat sekitar tahun 1810. Penyebaran ikan mas ke berbagai daerah di
Indonesia relatif begitu cepat. Hal ini terjadi karena cara pemeliharaan dan
pembudidayaan ikan mas tergolong mudah serta ikan mas memiliki daya tahan
terhadap berbagai kondisi lingkungan. Secara morfologi, bentuk badan ikan mas
memanjang dan memipih tegak (compressed). Mulut terletak di ujung tengah
(terminal) dan dapat disembulkan (protaktil) serta terdapat dua pasang sungut. Di
ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang bersusun
dari tiga baris gigi geraham. Hampir seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi sisik,
kecuali beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran
relatif besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (cycloid) (Tim Lentera
2008). Klasifikasi ikan mas menurut Tim Lentera (2008) adalah sebagai berikut :
Filum : Cordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L
Jenis ikan mas yang akan dibudidayakan pada rencana pengembangan bisnis
yaitu ikan mas Majalaya. Ikan mas Majalaya memiliki sisik berwarna hijau keabu-
abuan dengan tepi sisik lebih gelap, punggung tinggi, badan relatif pendek, dan
gerakan lamban. Bila diberi pakan, ikan akan berenang ke permukaan air, dan
memiliki perbandingan panjang dengan tinggi badan yaitu 3.2 : 1
(Tim Agriminakultura 2014). Ikan mas yang dihasilkan dalam satu kg berisi 2
sampai 4 ekor yang memiliki bobot rata-rata 250 sampai 500 g per ekor. Ikan mas
yang diproduksi dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Ikan mas majalaya
Sumber : Bibitikan.net 2018
4.2.2 Perencanaan Pemasaran
Perencanaan pemasaran merupakan aspek yang harus dikaji pada awal
perencanaan bisnis. Dalam perencanaan pemasaran hal yang harus dikaji yaitu
analisis permintaan dan penawaran, strategi pemasaran, bauran pemasaran,
proyeksi penjualan, dan biaya pemasaran.
26
1. Analisis Permintaan dan Penawaran
Analisis permintaan digunakan untuk mengetahui secara riil jumlah
kebutuhan produk atau jasa yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu.
Potensi pasar ikan mas di Kabupaten Subang dinilai cukup tinggi. Dalam satu
siklus produksi ikan mas per kolam, usaha ini mampu memproduksi mencapai
550 kg ikan mas. Jumlah permintaan ikan mas dapat dilihat pada Tabel 8.
Pada tahun 2017, permintaan ikan mas yang diminta pelanggan kepada
perusahaan sebesar 174 ton ikan mas. Sementara perusahaan hanya dapat
menawarkan 72 ton dari total permintaan yang ada. Perusahaan dapat
menjadikan selisih permintaan dengan penawaran ikan mas sebagai peluang
untuk memenuhi permintaan tersebut. Selisih permintaan ikan mas yang masih
belum terpenuhi yaitu sebesar 102 ton. Peningkatan jumlah produksi ikan mas
yang akan dilakukan masih belum mampu memenuhi keseluruhan selisih
permintaan, namun dengan adanya peningkatan ini dapat memperkecil selisih
tersebut. Jumlah peningkatan produksi ikan mas yang dihasilkan dari
pengembangan bisnis pada tahun pertama sebesar 55.89 ton, sehingga produksi
total ikan mas menjadi 127.89 ton. Sedangkan untuk tahun kedua hingga
kesepuluh produksi ikan mas direncanakan sebesar 152.145 ton.
2. Analisis Pesaing
Pesaing dari PT MN Fish Farm adalah pembudidaya ikan mas lain yang
berada di daerah Cijambe yaitu Muara Indah. Muara Indah menghasilkan
produk ikan mas menggunakan teknologi kolam air deras karena letaknya tidak
berjauhan dengan perusahaan. Selain itu, perusahaan memiliki pesaing utama
untuk memasarkan produk ikan mas di daerah Kabupaten Subang yaitu Waduk
Cirata yang merupakan pembudidaya ikan mas dengan sistem Keramba Jaring
Apung (KJA). Harga ikan mas yang dijual oleh pesaing menggunakan harga
berlaku di pasar saat ini yaitu Rp 24 000/kg.
3. Strategi Pemasaran
a. Segmentation
Segmentasi secara geografis, karena terletak di Kabupaten Subang,
maka segmentasi berdasarkan letak geografis dari usaha pembesaran ikan
mas yang dilakukan perusahaan yaitu calon pembeli yang berada di
wilayah Kabupaten Subang. Segmentasi demografis berdasarkan profesi
atau pekerjaan, diperuntukan untuk pedagang atau pengusaha perikanan.
b. Targetting
Target pasar sasaran dari usaha pembesaran ikan mas adalah
pedagang besar (pengepul), pedagang pengecer dan pengusaha
pemancingan wilayah Kabupaten Subang. Pemilihan target pasar ini
berdasarkan pemenuhan permintaan ikan mas kepada pelanggan lama
perusahaan.
c. Positioning
Pengembangan ide usaha pembesaran ikan mas yang direncanakan
menentukan posisi pasar dari produk yaitu ikan mas yang berkualitas. Ikan
mas yang berkualitas ditunjukan dengan kondisi segar, tidak cacat, warna
kulit cerah, daging bagian perut bila ditekan terasa keras, mata jernih
menonjol, sisik ikan segar, kuat dan mengkilat, dan insang berwarna
27
merah. Perusahaan menciptakan tagline produk yaitu “fresh and life” agar
lebih menarik konsumen. Dari tagline tersebut konsumen dapat
mengetahui bahwa ikan mas yang ditawarkan oleh perusahaan dalam
kondisi segar dan hidup.
4. Bauran Pemasaran
a. Product
Produk yang akan dihasilkan dan dijual dalam pengembangan bisnis
ini adalah produk ikan mas Majalaya ukuran konsumsi yang memiliki
bobot rata-rata 250 sampai 500 g per ekor dalam 1 kg. Keunggulan dari
ikan mas yang diproduksi yaitu ikan dalam kondisi hidup, segar dan tidak
cacat.
b. Price
Penetapan harga dalam pengembangan bisnis perusahaan
berdasarkan harga pokok penjualan (HPP), lalu mengalikan % mark up
yang diinginkan dari HPP tersebut. Harga jual akhir produk diperoleh dari
HPP ditambahkan dengan nilai mark up atau margin yang diinginkan.
Penetapan harga tersebut tetap mempertimbangkan harga pasar yang ada,
harga yang ditetapkan direncanakan sama dengan harga pasar produk ikan
mas yang berlaku. Rumus perhitungan HPP yaitu :
HPP = Total biaya tetap Rp + Total biaya variabel (Rp)
Jumlah panen yang dihasilkan (Kg)
Untuk menetapkan harga jual produk, selanjutnya hasil dari
perhitungan HPP ditambahkan dengan keuntungan yang diinginkan setelah
dikalikan dengan hasil HPP. Rumus harga jual produk yaitu :
Harga jual/unit = HPP + (% keuntungan × HPP)
Harga ikan mas yang diterima pada tahun pertama sampai tahun
kesepuluh yaitu Rp 24 000/kg. Perhitungan penetapan harga jual produk
ikan mas dapat dilihat pada Lampiran 2.
c. Place
Lokasi usaha pembesaran ikan mas dalam rencana pengembangan
usaha berada pada tempat yang sama. Saluran distribusi pemasaran ikan
mas yang direncanakan yaitu sebanyak tiga saluran pemasaran. Saluran
distribusi pemasaran ikan mas dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Saluran distribusi pemasaran PT MN Fish Farm
PT MN Fish Farm
Pedagang Besar (Pengepul/Bandar)
Pedagang pengecer, pengusaha
pemancingan
Konsumen Akhir
Pedagang Pengecer
Konsumen Akhir
Pengusaha Pemancingan
Konsumen Akhir
28
Proses jual beli ikan mas dilakukan langsung di lokasi usaha. Calon
pembeli langsung datang ke lokasi kolam pemeliharaan setelah melakukan
pemesanan via telepon dengan Koordinator Lapang atau Kepala Divisi
Produksi Pemasaran.
d. Promotion
Kegiatan promosi dalam rencana pengembangan bisnis ikan mas in
dilakukan dengan metode personal selling dan direct marketing. Personal
selling merupakan interaksi langsung pihak perusahaan dengan calon
pembeli yang potensial dengan melakukan tanya jawab mengenai produk
ikan mas dan menjelaskan keunggulan produk yang dihasilkan perusahaan.
Selain itu kegiatan promosi lainnya yaitu direct marketing, sebuah
aktivitas yang menggunakan media seperti telepon untuk pengiriman pesan
teks ataupun melakukan panggilan suara secara langsung kepada calon
konsumen.
5. Proyeksi Penjualan
Penjualan produk ikan mas pada rencana pengembangan bisnis ini
dimulai dari tahun pertama sampai tahun kesepuluh yang diproyeksikan
berdasarkan total penjualan sampai tahun kesepuluh.
Estimasi besarnya jumlah proyeksi penjualan dalam pengembangan
bisnis ini yaitu sama dengan besarnya jumlah produksi. Penjualan ikan mas
dilakukan setiap bulan sesuai dengan kegiatan panen yang terdapat pada pola
tanam produksi yang terdapat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Dilihat dari
data penjualan ikan mas pada tahun awal pengembangan usaha, penjualan
masih terbatas karena adanya proses identifikasi masalah dan kegiatan
pembangunan kolam pemeliharaan usaha yang baru. Proses pemeliharaan
kolam pada tahun pertama baru dimulai pada bulan keempat. Berikut proyeksi
penjualan ikan mas pada tahun 1 sampai tahun 10 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Proyeksi penjualan ikan mas tahun 1-10
Tahun Siklus kolam panen Kapasitas produksi (kg) Jumlah produksi/tahun
(kg)
1 232 551.25 127 890 2-10 276 551.25 152 145
Jika terjadi kelebihan penawaran atau over supply pada pelanggan,
perusahaan dapat mencari pasar baru atau calon pembeli yang baru. Hal ini
bisa dilakukan karena permintaan masyarakat terhadap ikan mas cukup tinggi,
sedangkan produksi ikan mas belum dapat memenuhi permintaan.
6. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran yang dikeluarkan pada pengembangan usaha ini berupa
pengeluaran biaya pulsa untuk kegiatan promosi menggunakan telepon.
Kegiatan promosi menggunakan biaya pulsa sebesar Rp 200 000 per bulan yang diberikan kepada Koordinator Lapang dan Kepala Divisi Produksi dan
Pemasaran. Untuk kegiatan distribusi perusahaan tidak mengeluarkan biaya
karena ditanggung oleh calon pembeli.
29
4.2.3 Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi secara teknis dalam pengembangan bisnis meliputi
rencana pemanfaatan lahan kosong yang akan dibangun sebanyak 20 kolam
pemeliharaan untuk meningkatkan produksi ikan mas yang dihasilkan.
Perencanaan produksi pengembangan bisnis meliputi perencanaan lokasi usaha,
proses perencanaan peningkatan produksi, kebutuhan bahan baku, luas produksi,
layout usaha, peralatan dan perlengkapan.
1. Lokasi Usaha
Pemilihan lokasi dalam pengembangan bisnis ini yaitu di lahan yang
tersedia, yang bertepatan di Kampung Sukajaya RT 11/RW 04, Desa Cijambe,
Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Persyaratan lokasi
budidaya yang terdiri dari jenis tanah kolam yaitu tanah liat, kemiringan tanah,
ketinggian lokasi perusahaan yaitu 350 mdpl termasuk dari kaki Gunung
Kujang, dan kualitas air dalam kolam dan debit air 20 L/detik, sedangkan
faktor lingkungan meliputi suhu 23 sampai 30o C dan pH air sebesar 7. Selain
itu, fasilitas seperti listrik dan aksesibilitas mobil dan motor mudah untuk
sampai ke lokasi.
2. Perencanaan Peningkatan Produksi
Perencanaan produksi merupakan aspek penting yang harus dikuasai agar
usaha dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, penguasaan teknik produksi
yang baik akan menentukan kualitas produk ikan mas yang dihasilkan. Pada
rencana pengembangan bisnis ini peningkatan produk ikan mas dilakukan
melalui pembangunan kolam baru sebanyak 20 kolam, serta manajemen
budidaya seperti pengendalian hama dan penyakit yang menyerang ikan,
membuat pola tanam produksi dan manajemen pemberian pakan yang tepat.
Perencanaan produksi dalam rencana pengembangan usaha ikan mas ini
dimulai dari persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan benih, panen
hingga proses pascapanen.
a. Persiapan Kolam
Kolam yang dibuat yaitu kolam air deras. Kolam ini terbuat dari bahan
beton dengan ukuran 7 m x 3.5 m x 1.8 m. Pembangunan kolam pembesaran
ini membutuhkan waktu dua bulan, penambahan kolam yang akan dibangun
sebanyak 20 kolam dengan penambahan satu gudang pakan, dan satu rumah
jaga. Pengembangan bisnis ini menggunakan lahan seluas 900 m2 untuk
pembuatan kolam, gudang pakan (3 m x 2 m), rumah jaga (6 m x 5 m) dan
akses jalan. Rencana pembangunan kolam air deras dapat dilihat pada
Gambar 10.
Gambar 10 Pembangunan kolam air deras
Sumber : PT MN Fish Farm 2012
30
Persiapan kolam untuk kegiatan pemeliharaan pada kolam air deras
yaitu pembersihan kolam dan perendaman kolam menggunakan larutan PK.
Pengeringan kolam dilakukan agar kolam lebih higienis, bersih, dan
terawat. Pengeringan kolam biasanya dilakukan setelah panen total untuk
penanaman benih kembali (restocking). Pengeringan kolam dapat
dilanjutkan dengan penjemuran selama 2 sampai 3 hari. Tujuan penjemuran
kolam adalah untuk mengurangi kelembapan kolam dan untuk mematikan
lumut-lumut yang tumbuh di dasar dan dinding kolam. Biasanya lumut-
lumut ini sering menjadi sarang penyakit yang dapat merugikan ikan.
Setelah penjemuran dapat dilanjutkan dengan perendaman kolam
menggunakan larutan PK (KMnO4) 2 g/m2. Untuk satu kolam pemeliharaan
dengan ukuran 7 m x 3.5 m x 2 m atau memiliki luas 24.5 m2,
membutuhkan 49 g larutan PK. Tujuan perendaman adalah agar kolam lebih
steril dari bibit penyakit.
Pembersihan dapat dilakukan dengan cara menyikat dasar dan
dinding kolam. Tujuannya adalah untuk membersihkan sisa-sisa lumut yang
kemungkinan besar belum mati saat proses penjemuran. Kemudian
dilakukan pengecekan keadaan konstruksi kolam karena dikhawatirkan
adanya kebocoran. Pintu air masuk (inlet) dan pintu air keluar (outlet)
dibersihkan dari kotoran dan memeriksa apakah saringan inlet dan outlet
masih berfungsi dengan baik atau tidak. Setelah kegiatan persiapan kolam
selesai, maka kolam pemeliharaan diisi dengan air setinggi 150 cm.
b. Penebaran Benih
Benih biasanya ditebar pada waktu pagi atau sore hari pada suhu
optimal yang bertujuan agar benih ditebar tidak akan stres. Benih ditebar
merupakan benih sangkal unggul yang mempunyai fisik yang baik dan
sehat, tidak luka ataupun cacat. Proses penebaran benih ikan mas sangkal
dilakukan dengan cara aklimatisasi. Aklimatisasi merupakan suatu upaya
penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu
lingkungan baru yang akan dimasukinya. Proses aklimatisasi pada ikan mas
dilakukan karena penyesuaian suhu dalam kantong plastik dengan suhu
kolam, proses ini dilakukan selama 10 sampai 15 menit. Padat tebar benih
ikan mas dalam satu kolam berkisar 100 ekor/m2 berdasarkan SNI 01-6131-
1999 dengan ukuran benih sangkal 8 sampai 12 cm. Total benih yang dapat
ditebarkan dengan luasan kolam 24.5 m2 dengan padat tebar 100 ekor/m
2
yaitu 2 450 ekor per kolam. Untuk kegiatan pembesaran saat ini, benih yang
ditebar di dalam satu kolam yaitu 80 kg benih ukuran 30, artinya dalam satu
kg benih terdapat 30 ekor benih siap tebar, jadi total benih yang ditanamkan
pada satu kolam pembesaran kurang lebih sebanyak 2 450 ekor benih ikan
mas ukuran sangkal.
c. Pemeliharaan Benih
Kegiatan pemeliharaan benih meliputi pemberian pakan, pengendalian
kualitas air dan pengendalian hama penyakit.
1. Pemberian pakan
Dalam usaha pembesaran ikan mas, pemberian pakan harus
dilakukan secara tepat mutu, jumlah, ukuran, dan waktu.
31
A. Tepat Mutu
Ikan mas akan tumbuh dengan cepat bila diberi pakan dengan nilai
protein hewani tinggi. Pakan yang diberikan mengandung protein 28-
30%, lemak 5%, serat kasar 6%, abu 13%, air 12%, dan vitamin C
100 ppm.
B. Tepat Jumlah
Pemberian pakan diatur dan ditingkatkan. Pemberian pakan diatur
sebanyak 4 sampai 5% dari bobot total atau biomassa total ikan yang
dipelihara pada bulan pertama, 3 sampai 3.5% pada bulan kedua, dan
2 sampai 2.5% pada bulan ketiga. Pemberian pakan ini menurun
sesuai dengan penurunan kecepatan tumbuh ikan. Lampiran
pemberian pakan per hari dapat dilihat pada Lampiran 5.
C. Tepat Ukuran
Pakan yang dibutuhkan yaitu pakan yang tidak mudah hancur dalam
air, minimum tahan dalam air sekitar 10 menit. Pakan yang diberikan
yaitu pakan tenggelam berbentuk pellet dengan ukuran 3 mm.
D. Tepat Waktu
Pemberian pakan dilakukan secara manual dengan frekuensi
pemberian pakan sebanyak 3 kali dalam sehari. Pada waktu pagi hari
(07.00-09.00 WIB), siang hari (11.00-13.00 WIB), dan sore hari
(15.00-17.00 WIB).
2. Pengendalian kualitas air
Pengendalian kualitas air kolam harus dilakukan oleh teknisi kolam
demi keberhasilan kegiatan pembesaran benih. Kualitas air khususnya
pada kolam air deras mudah sekali menurun saat hujan turun. Salah satu
cara yang dilakukan oleh para pekerja yaitu dengan menyurutkan air
yang ada di dalam kolam sampai ketinggian air mencapai 50 cm dan
menutup sebagian inlet. Setelah itu pekerja mulai membersihkan lumpur
yang menumpuk di dasar kolam. Pengendalian kualitas kolam juga
dilakukan ketika warna air kolam berubah menjadi keruh.
3. Pengendalian hama dan penyakit
Penyakit yang sering menyerang ikan mas yaitu parasit kutu ikan
Argulus sp. Gejala benih ikan mas yang terserang Argulus sp yaitu benih
ikan mas menjadi kurus karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan
insang terlihat adanya bercak merah akibat pendarahan (hemorrhage).
Penyakit kutu ikan yang menyerang benih ikan mas dapat diobati dengan
penggunaan obat secara langsung yaitu garam (NaCl) dan PK.
Obat kimia yaitu Kalium Permanganat (KMnO4) atau biasa dikenal
dengan PK. Obat tradisional yang digunakan adalah garam (NaCl).
Garam digunakan sebagai antibiotic untu luka ikan akibat terkena jamur,
kutu ikan, dan sisik ikan yang terkelupas, sedangkan PK digunakan untuk
menutup bagian tubuh ikan yang terluka sehingga diharapkan tidak ada
jamur yang tumbuh di sekitar luka ikan tersebut. Garam dan PK tersebut
banyak tersedia di toko-toko penyedia alat dan obat perikanan. Cara
pembuatan garam dan PK untuk pengobatan pada satu kolam
pemeliharaan yaitu sebagai berikut berikut :
a. Melarutkan garam ikan sebanyak 8 kg dan kemudian dicampur
dengan air.
32
b. Kolam diisi dengan air dengan ketinggian 20 cm.
c. Larutan garam ikan pekat ditebarkan langsung ke ikan-ikan yang
berkumpul hingga merata selama kurang lebih 15 menit.
d. Kemudian pemberian larutan PK dengan dosis 10 ppm atau 10 ml/m3
atau sebanyak 20 gram untuk pengobatan satu kolam selama 30 menit.
d. Panen
Pemanenan sebaiknya dilakukan saat hari tidak panas, misalnya pada
malam hari atau menjelang subuh. Ini dimaksudkan agar ikan tidak
mengalami stres akibat perubahan suhu siang hari yang panas. Bila ikan
dipanen pada malam hari, kondisi ikan akan tetap segar sampai ke tempat
tujuan pemasaran. Ikan mas yang akan dipanen sebaiknya dipuasakan sehari
sebelum pemanenan. Ukuran ikan panen dalam 1 kg berisi 2 sampai 4 ekor
dengan bobot rata-rata 250 sampai 500 g per ekor. Dalam rencana
pengembangan ini dapat menghasilkan 551.25 kg ikan dalam satu kolam
satu siklusnya.
Kegiatan pemanenan ikan mas yang dilakukan oleh perusahaan yaitu
dengan cara menutup pintu pemasukan (inlet) dan membuka saluran pintu
pengeluaran (outlet), setelah itu dilakukan penangkapan ikan yang
berkumpul di pintu pengeluaran atau bagian paling dalam dengan
menggunakan jaring atau diambil secara langsung dengan menggunakan
tangan asal tidak membuat lecet atau luka sebab ikan mas yang dijual dalam
keadaan hidup. Ikan mas yang sudah ditangkap dimasukkan ke dalam ember
yang bagian bawahnya terdapat lubang sehingga air yang terbawa saat ikan
ditangkap tidak ikut dalam perhitungan bobot ikan yang akan ditimbang.
e. Pascapanen
Kegiatan penanganan pascapanen berupa kegiatan sortasi dan
pengemasan (packing). Penjelasan kegiatan penanganan pasca panen
sebagai berikut.
1. Sortasi
Sortasi yang dilakukan pada pengembangan bisnis ini yaitu sortasi
berdasarkan ukuran ikan. Ikan mas digolongkan ke dalam dua kategori
ukuran yaitu besar dan sedang. Ikan yang masuk ke dalam kategori
ukuran besar yaitu ikan yang beratnya 1 kg dengan isi 2 sampai 4 ekor
ikan, sedangkan ukuran sedang yaitu ikan yang beratnya 1 kg dengan isi
5 sampai 8 ekor ikan. Alat-alat yang digunakan untuk menyortir ikan
pada proses sortasi yaitu timbangan, ember timbang, jaring, bambu dan
karung.
2. Pengemasan
Pengemasan merupakan penanganan pasca panen yang
dimaksudkan agar ikan mas yang akan diangkut bisa sampai ke
konsumen dengan keadaan yang sehat dan terhindar dari stress. Cara
pengemasan ikan mas yaitu :
1. Menyiapkan peralatan pengemasan seperti tabung oksigen, kantong
plastik, dan karet gelang.
2. Ikan mas yang sudah ditimbang, dimasukkan ke dalam kantong plastik
(sudah diisi air satu per tiga bagian).
3. Mengeluarkan udara dengan cara menekan kantong plastik ke
permukaan air
33
4. Memasukkan oksigen dari tabung oksigen ke dalam kantong plastik
dengan perbandingan air dan oksigen 1:3 atau oksigen mencapai 2/3
bagian.
5. Kantong plastik yang sudah diisi oksigen permukaannya dibuat simpul
seperti siput, kemudian diikat menggunakan 5 karet gelang.
Pada PT MN Fish Farm tidak melakukan proses pengangkutan atau
pendistribusian karena pembeli yang langsung datang ke lokasi kolam
produksi untuk memilih ikan, dan melakukan proses pengangkutan.
f. Penanganan Limbah
Limbah yang dihasilkan pada rencana pengembangan bisnis ini berupa
limbah organik yaitu kotoran ikan air mas. Limbah kotoran ikan air mas
langsung terbawa oleh aliran kolam hingga ke sungai, oleh karena itu
dengan menggunakan sistem budidaya kolam air deras memiliki nilai positif
tersendiri yaitu limbah langsung terbuang ke sungai dan tidak menimbulkan
pencemaran lingkungan. Selain limbah kotoran ikan, perusahaan juga
menghasilkan limbah berupa karung bekas pakan yang dijadikan sebagai
tempat penyimpanan barang dan digunakan untuk menutup inlet saat
kegiatan sortir dan pemanenan ikan.
3. Kebutuhan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi
pengembangan usaha ini adalah benih ikan mas, air, pakan, dan obat-obatan.
Bahan baku pendukung lain yaitu refill oksigen, dan karet gelang.
a. Benih Ikan Mas
Benih ikan mas yang digunakan dalam rencana pengembangan bisnis
ini yaitu benih ikan mas ukuran sangkal dengan ukuran 8 sampai 12 cm.
Dalam satu kg berisi 30 ekor ikan mas dengan bobot 32.65 g per ekor.
Gambar 11 Benih ikan mas sangkal
Sumber : Dokumen pribadi 2018
Pengadaan benih ikan mas ukuran sangkal berasal dari beberapa
pembudidaya benih di daerah Pegaden dan Ciwaru. Harga benih yang ada di
pasaran Kabupaten Subang saat ini yaitu Rp 31 000 sampai Rp 35 000 per
kg. Rencana pasokan benih akan dilakukan setiap satu bulan sekali. Benih
ikan mas ukuran sangkal yang dibutuhkan untuk satu kolam pemeliharaan
yaitu 2 450 ekor atau sekitar 80 kg. Rencana kebutuhan benih ikan mas
dalam rencana kegiatan pengembangan bisnis di tahun pertama dapat dilihat
pada Lampiran 6, sedangkan untuk rencana kebutuhan benih ikan mas di
tahun kedua sampai tahun kesepuluh dapat dilihat pada Lampiran 7.
34
b. Air
Air yang digunakan dalam rencana pengembangan usaha ikan mas ini
yaitu air yang berasal dari Sungai Cileuleuy yang mengalir sepanjang tahun.
c. Pakan
Pakan merupakan bahan baku penting yang mendukung pertumbuhan
ikan. Pakan yang akan digunakan dalam rencana pengembangan bisnis ini
yaitu jenis pakan pellet tenggelam dengan merk Pro Fish yang diproduksi
oleh PT Cargill Indonesia yang berada di Serang, Banten.
Pro Fish, pakan pellet tenggelam memiliki ukuran 3 mm dengan
kandungan protein 28 sampai 30%, lemak min 5%, serat kasar maks 6%,
abu maks 13%, air maks 12%, dan vitamin C 100 ppm. Harga pakan yang
berlaku saat ini sebesar Rp 7 700 per kg. Kebutuhan pakan dalam rencana
kegiatan pengembangan bisnis di tahun pertama dapat dilihat pada
Lampiran 8, untuk kebutuhan pakan pada tahun kedua hingga tahun
kesepuluh terdapat pada Lampiran 9.
d. Obat-obatan
Obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang
timbul akibat hama dan penyakit dalam rencana pengembangan bisnis ini
adalah garam (NaCl) dan PK atau kalium permanganat (KMnO4). Garam
digunakan sebagai antibiotic untuk luka ikan akibat terkena jamur, kutu
ikan, dan sisik ikan yang terkelupas, sedangkan PK digunakan untuk
menutup bagian tubuh ikan yang terluka sehingga diharapkan tidak ada
jamur yang tumbuh di sekitar luka ikan tersebut.
Gambar 12 Garam kasar
Sumber : Dokumen pribadi 2018
Garam dan PK tersebut banyak tersedia di toko-toko penyedia alat dan
obat perikanan. Kebutuhan garam pada tahun pertama dalam rencana
kegiatan pengembangan bisnis dapat dilihat pada Lampiran 10 dan untuk
tahun kedua hingga kesepuluh terdapat pada Lampiran 11. Kebutuhan PK
pada tahun pertama dapat dilihat pada Lampiran 12 dan untuk kebutuhan
PK pada tahun kedua hingga kesepuluh terdapat pada Lampiran 13.
Gambar 13 PK
Sumber : Dokumen pribadi 2018
35
e. Refill Oksigen
Dalam rencana pengembangan usaha yang akan dijalankan, oksigen
diperlukan untuk kegiatan pengemasan ikan. Perbandingan air dan oksigen
yaitu 1:3 atau oksigen mencapai 2/3 bagian. Refill oksigen murni dapat
diperoleh dari toko dan dikemas dalam sebuah tabung dengan berat 100 kg.
Satu tabung oksigen dapat digunakan untuk pengemasan ikan sampai
dengan kapasitas 2 500 kg. Satu kemasan direncanakan berisi 15 kg ikan
mas, sehingga satu tabung oksigen dapat digunakan untuk mengemas 166
kemasan. Harga refill oksigen saat ini yaitu Rp 90 000 per tabung.
Perhitungan kebutuhan tabung refill oksigen dapat dilihat pada Lampiran
14.
f. Karet Gelang
Karet gelang diperlukan dalam kegiatan pengemasan ikan,
kegunaannya untuk mengikat plastik kemasan agar oksigen tidak keluar dari
plastik.Jumlah karet yang digunakan pada satu plastik kemasan sebanyak 5
buah. Karet yang digunakan yaitu karet gelang berwarna kuning dan dapat
diperoleh di toko. Harga karet gelang sebesar Rp 25 000 per kg. Perhitungan
kebutuhan karet gelang terdapat pada Lampiran 15.
4. Luas Produksi
Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
Perhitungan perencanaan jumlah produksi tahun pertama pengembangan bisnis
dan tahun kedua hingga kesepuluh pengembangan bisnis dapat dilihat pada
Tabel 11.
Tabel 11 Perencanaan pengembangan jumlah produksi ikan mas per tahun Produksi tahun pertama
Jumlah benih tebar (ekor/kolam/siklus) 2 450
Survival rate 90%
Jumlah ikan panen (ekor/kolam/siklus) 2 205
Bobot rata-rata panen (kg/ekor/siklus) 0.25
Biomassa panen (kg/siklus) 551.25
Jumlah siklus kolam panen (siklus/tahun) 232
Total panen (kg/tahun) 127 890
Produksi tahun kedua-kesepuluh
Jumlah benih tebar (ekor/kolam/siklus) 2 450
Survival rate 90%
Jumlah ikan panen (ekor/kolam/siklus) 2 205
Bobot rata-rata panen (kg/ekor/siklus) 0.25
Biomassa panen (kg/siklus) 551.25
Jumlah siklus kolam panen (siklus/tahun) 276
Total panen (kg/tahun) 152 145
5. Layout Usaha
Layout usaha merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi. Penentuan layout usaha pada
umumnya dilakukan ketika lokasi usaha ditentukan dengan berbagai
pertimbangan.
Layout perusahaan sebelumnya telah diatur dengan baik dan untuk layout
kolam dalam rencana pengembangan usaha yang baru masih menggunakan
36
layout yang baru. Layout untuk 20 kolam pemeliharaan yang baru harus diatur
dengan baik agar memudahkan melakukan kegiatan pembudidayaan
pembesaran ikan mas.
Rencana layout kolam yang baru selain terdiri dari kolam kolam
pemeliharaan, gudang pakan, rumah jaga, dan akses jalan. Layout kolam
pemeliharaan terdapat dalam Lampiran 16.
6. Peralatan dan Perlengkapan
Rincian peralatan dan perlengkapan yang digunakan merupakan fasilitas
yang dimiliki perusahaan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
usaha PT MN Fish Farm. Peralatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh PT
MN Fish Farm yaitu berupa penunjuang kegiatan manajemen dan penunjang
kegiatan produksi. Kebutuhan peralatan dan perlengkapan perusahaan dalam
rencana pengembangan bisnis ini dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Rincian peralatan dan perlengkapan dalam rencana pengembangan Jenis fasilitas Satuan Jumlah
Penunjang kegiatan manajemen
Handphone Unit 3 ATK Unit 1
Penunjang kegiatan produksi
Drum pakan Unit 71
Pipa PVC (4") (p=1,5 m) Unit 71 Mesin air Unit 5
Tandon/Toren air Unit 3
Blower Unit 1
Bambu inlet Unit 71 Rotan sortir (d = 50 cm) Unit 4
Ember sortir (d = 40 cm) Unit 6
Tong timbang (d = 40 cm) Unit 4
Timbangan (kapasitas 50 kg) Unit 5 Jaring Unit 4
Saringan halus Unit 3
Seser Unit 4
Jolang Unit 71 Garu Unit 4
Baskom Unit 7
Gayung Unit 5
Sikat Unit 4
Termometer Unit 3
pH meter Unit 1
Water heater (50 watt) Unit 1
Tabung oksigen Unit 4 Selang oksigen meter 12
Alat suntik (3 cc) Unit 3
Kompor gas (1 tungku) Unit 4
Tabung gas (15 kg) Unit 4 TV (24") Unit 5
Lampu (8 watt) Unit 20
Tangga kayu Unit 4
Galon air Unit 6 Dispenser Unit 6
Senter Unit 7
Tempat sampah Unit 6 Sepeda motor Unit 1
Tangki semprot Unit 1
37
4.2.4 Perencanaan Organisasi dan Manajemen
Dalam perencanaan organisasi dan manajemen, hal yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih dan bagaimana
struktur organisasi.
a. Bentuk Organisasi
Perencanaan bentuk organisasi perusahaan tidak berbeda dengan bentuk
organisasi sebelum dilakukan pengembangan. MN Fish Farm merupakan
Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang usaha pembesaran ikan mas.
b. Struktur Organisasi
Dalam rencana pengembangan bisnis ini perlu didukung perubahan
struktur maupun manajemen pada PT MN Fish Farm. Koordinator kualitas
dan kuantitas produksi ikan mas ditambahkan dibawah pengarahan
koordinator perusahaan. Koordinator tersebut bertugas untuk membina dan
mengawasi pekerja teknisi kolam agar dapat menghasilkan ikan mas
berkualitas. Tugas koordinator antara lain memberikan arahan dan instruksi
kepada pekerja teknisi kolam mengenai manajemen budidaya yang baik mulai
dari persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan benih, sampai proses
panen dan pascapanen. Selain itu koordinator juga membuat pola tanam
produksi untuk memaksimalkan produksi ikan mas yang dihasilkan.
Koordinator kualitas dan kuantitas produksi ikan mas melakukan koordinasi
dengan kepala divisi produksi mengenai jadwal pembelian pakan dan benih.
Koordinator kualitas dan kuantitas produksi ikan mas harus memiliki
wawasan dan kemampuan tentang budidaya pembesaran ikan mas kolam air
deras dengan baik dan benar.
Rencana pengembangan bisnis ini memerlukan tambahan dua tenaga
kerja teknisi produksi dan kolam untuk membantu kegiatan budidaya ikan
mas. Tenaga kerja teknisi produksi dan kolam yang baru nantinya akan
berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan akan menerima gaji setiap bulannya.
Spesifikasi pekerjaan untuk tenaga kerja teknisi produksi dan kolam yang
baru yaitu jujur, teliti, tekun, rajin, kerja keras dan bertanggung jawab, serta
memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan dalam budidaya perikanan.
Struktur organisasi perusahaan pada rencana pengembangan bisnis dapat
dilihat pada Gambar 14.
Direktur
Koordinator Perusahaan
Kepala Divisi Produksi dan Pemasaran
Teknisi produksi Kolam 1
Teknisi produksi Kolam 2
Teknisi produksi Kolam Baru
Kepala Divisi Keuangan
Koordinator program kualitas
dan kuantitas ikan
Gambar 14 Struktur organisasi PT MN Fish Farm setelah pengembangan
Kepala
yayasan Aqila
38
4.2.5 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Untuk tenaga kerja dalam rencana pengembangan bisnis ikan mas ini
perusahaan melakukan penambahan tenaga kerja. Tenaga kerja teknisi produksi
dan kolam pemeliharaan yang diharapkan mampu mendukung kegiatan usaha
berjalan dengan baik. Tenaga kerja yang dibutuhkan tidak harus memiliki
pendidikan yang tinggi, namun memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam
budidaya perikanan. Selain itu, tenaga kerja juga mempunyai sikap tekun, rajin,
jujur dan disiplin dalam bekerja. Penambahan tenaga kerja dilakukan dengan
sistem rekrutmen. Rekrutmen dilakukan dengan cara informal dan sederhana,
yaitu koordinator dan kepala divisi produksi pemasaran mencari tenaga kerja
melalui masyarakat sekitar dan kenalan dari para sesama budidaya sehingga tidak
ada biaya khusus untuk rekrutmen. Sistem rekrutmen masih dilakukan secara
kekeluargaan.
Sistem pemberian gaji atau insentif dilakukan setiap satu bulan sekali
kepada para tenaga kerja. Besarnya insentif yang diterima oleh tenaga kerja
disesuaikan dengan jabatan dan Upah Minimum Kabupaten Subang. Insentif yang
diterima oleh tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Insentif tenaga kerja No Jabatan Jumlah Insentif (Rp/bulan) Insentif (Rp/bulan)
1 Direktur 1 7 000 000 7 000 000
2 Koordinator Lapang 1 3 500 000 3 500 000 3 Kepala Div Keuangan 1 3 000 000 3 000 000
4 Kepala Div Produksi Pemasaran 1 3 000 000 3 000 000
5 Teknisi Produksi dan Kolam 5 2 500 000 12 500 000
6 Kepala Yayasan Aqila Mandita 1 2 500 000 2 500 000 7 Koordinator kualitas dan
kuantitas produksi ikan mas 1 3 000 000 3 000 000
Jumlah (Rp/bulan) 11 34 500 000
4.2.6 Perencanaan Kolaborasi
Perencanaan kolaborasi yang akan dilakukan pada rencana pengembangan
bisnis ini yaitu membentuk kontrak kerjasama antar pemasok bahan baku. Hal ini
bertujuan agar bahan baku untuk kebutuhan produksi ikan mas selalu tersedia.
Perusahaan membutuhkan ketersediaan bahan baku untuk proses produksi
pembesaran ikan mas, sehingga dengan adanya sistem kontrak kerjasama dengan
para pemasok bahan baku diharapkan tidak terjadi penurunan produksi yang
disebabkan oleh tidak adanya bahan baku dari para pemasok. Berikut perusahaan
dan para pemasok bahan baku dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Daftar perusahaan dan pemasok bahan baku Bahan baku Pemasok Asal daerah Harga (Rp/kg)
Benih ikan mas - Bapak Ukam dan Fadil
- Kang Uhen
- Pegaden
- Ciwaru
31 000
Pakan PT Cargill Indonesia
Serang 7 700
Garam dan Kalium
Permanganat (PK)
Subur Tani – Toko Obat Pertanian Subang 25 000
400 000
Sumber : Data primer (diolah) 2018
39
Pada Tabel 14 terdapat daftar bahan baku yang digunakan untuk proses
produksi pembesaran ikan mas. Selain bahan baku tersebut, terdapat kebutuhan
bahan lain seperti refill oksigen dan karet gelang. Untuk kebutuhan refill oksigen
dan karet gelang, perusahaan dapat dibeli secara langsung tanpa harus membuat
kontrak kerjasama dengan pemasok.
Sistem kontrak kerjasama yang ditetapkan perusahaan kepada pemasok
bahan baku adalah sebagai berikut :
1) Pengiriman dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu pada awal bulan.
2) Harga yang ditetapkan perusahaan pemasok sudah termasuk harga ongkos
kirim.
3) Jika terjadi kelangkaan bahan baku yang akan digunakan, maka pemasok
harus memberi kabar minimal 7 hari sebelum tanggal pengiriman.
4) Perusahaan hanya memberi batas waktu keterlambatan selama 2 hari, jika
lebih dari 2 hari maka pemasok harus memberi potongan harga sebesar 10%
dari total harga yang akan dibayarkan oleh perusahaan.
5) Jika bahan baku yang dikirim oleh pemasok rusak atau kualitasnya sudah
tidak bagus, maka perusahaan berhak membatalkan perjanjian pembelian atau
meretur bahan baku tersebut.
Selain isi perjanjian kontrak diatas perusahaan juga menerapkan beberapa
pencegahan untuk meminimalisir resiko seperti kelangkaan bahan baku, atau
kualitas bahan baku yang rendah, serta keterlambatan pengiriman agar proses
produksi pembesaran ikan mas pada perusahaan tetap berjalan dengan baik.
Pencegahan yang dilakukan yaitu perusahaan sudah memperhitungkan pemakaian
bahan baku untuk satu siklus pembesaran ikan mas, kemudian akan melakukan
pemesanan bahan baku seminggu sebelum kegiatan pembesaran ikan mas dimulai.
Sedangkan pada aspek pemasaran kolaborasi dilakukan agar produk yang
dihasilkan mempunyai pasar yang jelas. Perusahaan akan menjalin kerja sama
dengan pedagang besar (pengepul atau bandar), pedagang pengecer dan
pengusaha pemancingan.
4.2.7 Perencanaan Finansial
Dalam analisis finansial dilakukan penilaian antara biaya yang dibutuhkan
untuk membuat dan menjalankan kegiatan pengembangan dengan pendapatan
yang didapat dari kegiatan pengembangan apakah usaha akan layak dijalankan
berdasar tingkat waktu dan skala usaha yang dilakukan perusahaan. Beberapa
tahapan yang penting dilakukan dalam melakukan analisis finansial antara lain,
melihat sumber pendanaan, memperhitungkan biaya investasi, memperhitungkan
PT MN Fish
Farm
Pengecer besar
(Pengepul/bandar)
Pedagang
pengecer
Pengusaha
pemancingan
Pakan
PT Cargill
Indonesia
Garam dan PK
Toko Subur Tani
Benih
Pemasok
Gambar 15 Skema kolaborasi rencana pengembangan bisnis
40
arus kas, memperhitungkan kriteria penilaian investasi (NPV, IRR, B/C ratio,
Payback period, analisis sensitivitas) dan proyeksi laba rugi.
a. Asumsi Dasar
Asumsi dasar yang digunakan dalam pengembangan usaha peningkatan
produksi ikan mas adalah sebagai berikut :
1. Umur bisnis diasumsikan 10 tahun berdasarkan dari umur ekonomis
investasi utama yang paling lama umur ekonomisnya dan paling
berpengaruh terhadap usaha yaitu kolam air deras yang digunakan sebagai
kolam pembudidayaan ikan mas pada perusahaan.
2. Modal yang digunakan dalam rencana pengembangan bisnis berasal dari
modal sendiri dan ditambah dengan modal pinjaman kredit dari Bank BRI.
3. Besar tingkat suku bunga pinjaman Bank BRI pada bulan Juli 2018 pada
tingkat korporat sebesar 14.00% dan tingkat suku bunga deposito sebesar
5.00%. Bunga pinjaman menggunakan sistem flat dan akan diangsur
selama 3 tahun. Pembayaran angsuran dapat dlihat Lampiran 18.
4. Discount rate (DR) yang digunakan dalam penyusunan cashflow setelah
pengembangan menggunakan OCC (Opportunity Cost of Capital) sebesar
7.61%. Perhitungan besarnya nilai OCC dapat dilihat pada Lampiran 17.
5. Pajak penghasilan usaha yang digunakan sebesar 0.5% menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto tidak melebihi
Rp 4 800 000 000 dalam satu tahun pajak.
6. Tahun pertama pengembangan, produksi dimulai pada bulan ke-4 untuk
perencanaan dan persiapan input. Satu siklus pembesaran ikan mas selama
tiga bulan. Pemanenan dilakukan dalam dua bulan sekali dan siklus
produksi dalam satu tahun terdapat 3 siklus produksi. Pada tahun kedua,
produksi dimulai dari awal tahun. Pemanenan dilakukan setiap satu bulan
sekali dan terdapat 4 siklus produksi.
7. Kapasitas produksi budidaya memperhatikan padat tebar. Jumlah benih
tebar dalam satu kolam yaitu 2 450 ekor. Harga benih ikan mas sebesar
Rp 31 000/kg, diasumsikan tidak ada kenaikan harga benih selama umur
bisnis.
8. Satu kolam benih tebar sebanyak 2 450 ekor, tingkat kelangsungan hidup
atau survival rate (SR) ikan mas sebesar 90% berdasarkan SNI 01-6131-
1999. Harga ikan panen dijual Rp 24 000/kg.
9. Harga pakan ikan mas sebesar Rp 7 700/kg, diasumsikan tidak ada
kenaikan harga benih selama umur bisnis.
10. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang digunakan sebesar 0.25% menurut
Peraturan Daerah Subang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan dari penerimaan rata-rata usaha yang diperoleh dari transaksi
jual beli.
11. Harga input dan output dalam Kajian Pengembangan Bisnis ini
berdasarkan harga yang berlaku 2018 selama penulis melakukan Praktik
Kerja Lapangan.
b. Sumber Pendanaan
Investasi pada rencana pengembangan bisnis membutuhkan modal
sebesar Rp 258 602 200. Sumber pendanaan untuk membiayai kegiatan
41
pengembangan bisnis pada PT MN Fish Farm berasal dari pendanaan
perusahaan sendiri ditambah dengan pendanaan pinjaman berupa kredit dari
Bank BRI. Modal sendiri yang digunakan sebesar 70 % dari kebutuhan
investasi yaitu Rp 183 602 200 dan dari modal pinjaman sebesar 30 % atau
sebesar Rp 75 000 000. Besar tingkat suku bunga pinjaman kredit Bank BRI
pada bulan April 2018 pada tingkat korporat sebesar 14.00% dan bunga
deposito 5.00%. Bunga pinjaman menggunakan sistem flat dan akan diangsur
selama 3 tahun.
c. Arus Pengeluaran
Arus pengeluaran dari rencana pengembangan bisnis antara lain terkait
biaya pra operasi, biaya investasi, dan biaya operasional.
1 Biaya Pra Operasi
Biaya pra operasi merupakan biaya yang dikeluarkan sebelum
perusahaan beroperasi secara komersial. Biaya pra operasi tersebut yaitu
observasi pasar, administrasi pengajuan pinjaman kepada pihak bank,
dan biaya persiapan bahan baku. Rincian kebutuhan biaya pra operasi
pada pengembangan bisnis dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Kebutuhan biaya pra operasi Kegiatan Biaya (Rp)
Observasi pasar 100 000
Administrasi pengajuan pinjaman 250 000 Biaya persiapan bahan baku 150 000
Total biaya pra operasi 500 000
2 Biaya Investasi
Biaya investasi yang diperoleh sebelum perencanaan pengembangan
bisnis sebesar Rp 970 792 100 dan setelah pengembangan bisnis sebesar
Rp 1 229 394 300, hal ini dikarenakan adanya biaya tambahan untuk
pembangunan kolam pemeliharaan sebesar Rp 258 602 200. Biaya
investasi sebelum dan setelah pengembangan bisnis dapat dilihat pada
Lampiran 19 dan Lampiran 20. Perhitungan biaya investasi dalam
pengembangan bisnis ini akan menunjukkan seberapa besar biaya
penyusutan pada investasi yang ditanamkan. Biaya penyusutan investasi
akan dihitung sebagai beban tetap yang dikeluarkan setiap tahunnya.
Perhitungan biaya penyusutan investasi sebelum dan setelah
pengembangan bisnis dapat dilihat pada Lampiran 19 dan Lampiran 20.
3 Biaya Operasional
Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu
keluaran output. Berikut proyeksi biaya operasional untuk memproduksi
ikan mas pada perusahaan. Tabel 16 menunjukkan besarnya biaya
operasional sebelum dan setelah pengembangan bisnis dalam satu tahun
produksi.
42
Tabel 16 Biaya operasional sebelum dan setelah pengembangan
Keterangan Sebelum
pengembangan
(Rp)
Setelah pengembangan (Rp)
Tahun 1 Tahun 2-10
Biaya operasional
Biaya tetap 442 286 719 931 111 906 937 111 906
Biaya variabel 1 197 514 410 1 938 016 815 2 366 930 121
Total biaya operasioanal 1 639 801 128 2 869 128 721 3 298 042 027
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang jumlahnya
tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Rincian biaya tetap sebelum dan
setelah pengembangan untuk satu tahun produksi dapat dilihat pada
Lampiran 21 dan Lampiran 22. Biaya variabel adalah biaya yang
dikeluarkan perusahaan yang jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah
produksi. Rincian biaya variabel sebelum dan setelah pengembangan
untuk satu tahun produksi dapat dilihat pada Lampiran 23 dan
Lampiran 24.
d. Arus Penerimaan
Perencanaan pada pengembangan bisnis ini membandingkan produksi
ikan mas yang ditebar sebelum pembangunan kolam pemeliharaan yang baru
dalam satu tahun produksi dengan 71 kolam pemeliharaan. Perencanaan
penerimaan diperhitungkan sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan
dikalikan harga jual. Penerimaan sebelum dan setelah pengembangan bisnis
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Penerimaan sebelum dan setelah pengembangan bisnis
Keterangan Sebelum
pengembangan
Setelah pengembangan
Tahun 1 Tahun 2-9 Tahun 10
Penjualan ikan 1 728 000 000 3 069 360 000 3 651 480 000 3 651 480 000
Penerimaan sewa 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000
Pinjaman 77 580 660
Nilai sisa 8 493 750 Total penerimaan 1 764 000 000 3 182 940 660 3 687 480 000 3 695 973 750
e. Analisis Aliran Kas (Cash flow)
Analisis kelayakan bisnis pada peningkatan kapasitas produksi ikan
mas melalui pemanfaatan lahan kosong menggunakan metode cash flow.
Pada cash flow akan mendeskripsikan aliran kas perusahaan secara terperinci
sehingga perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Cash
flow sebelum dan setelah pengembangan dapat dilihat pada Lampiran 27 dan
Lampiran 28.
Tabel 18 Analisis kelayakan investasi Kriteria Investasi Sebelum pengembangan Setelah pengembangan
NPV (Rp) 708 826 758 2 069 214 513
IRR (%) 23.84 55.18
Net B/C 1.98 3.64
Payback Period 5.01 2.95
Tabel 18 memperlihatkan bahwa Net Present Value (NPV) yang
dihasilkan dari kelayakan investasi sebelum pengembangan sebesar Rp 708
43
826 758 dan NPV setelah pengembangan sebesar Rp 2 069 214 513, yang
artinya pengembangan bisnis ini dikatakan layak karena NPV ≥ 0.
Nilai Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh sebelum
pengembangan sebesar 23.84%. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat suku
bunga OCC sebesar 5%. IRR yang diperoleh setelah pengembangan bisnis
sebesar 55.18%, sama halnya dengan IRR sebelum pengembangan bahwa
IRR yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga berdasarkan suku
bunga OCC sebesar 7.61%. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan
bisnis ini layak.
Nilai Net B/C yang diperoleh sebelum pengembangan bisnis sebesar
1.98 dikatakan layak karena Net B/C > 1. Setiap Rp 1 PV negatif yang
dikeluarkan akan memberikan PV positif sebesar Rp 1.98. Nilai Net B/C yang
diperoleh setelah pengembangan sebesar 3.64 dikatakan layak karena
Net B/C > 1. Artinya setiap Rp 1 PV negatif yang dikeluarkan maka akan
menghasilkan PV positif sebesar Rp 3.64.
f. Analisis Laporan Laba Rugi Proyeksi laba rugi menggambarkan besarnya pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode ke periode berikutnya. Modal dalam
pengembangan bisnis merupakan modal pribadi dan pinjaman, sehingga biaya
bunga harus diperhitungkan. Selain itu memperhitungkan biaya pajak sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Proyeksi laba rugi rencana pengembangan
peningkatan kapasitas produksi melalui pemanfaatan lahan kosong
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Proyeksi laba rugi
Tahun Laba bersih
sebelum bunga Biaya bunga
Laba bersih sebelum pajak
Pajak (Pajak penghasilan)
Laba bersih setelah pajak
1 235 731 279 10 500 000 225 231 279 15 526 800 209 704 479
2 389 437 972 7 447 319 381 990 653 18 437 400 363 552 253
3 389 437 972 3 967 264 385 470 709 18 437 400 367 033 309
4 389 437 972 389 437 972 18 437 400 371 000 572 5 389 437 972 389 437 972 18 437 400 371 000 572
6 389 437 972 389 437 972 18 437 400 371 000 572
7 389 437 972 389 437 972 18 437 400 371 000 572
8 389 437 972 389 437 972 18 437 400 371 000 572 9 389 437 972 389 437 972 18 437 400 371 000 572
10 389 437 972 389 437 972 18 437 400 371 000 572
g. Analisis Sensitivitas
Pada pengembangan bisnis ini dilakukan pengendalian risiko
menggunakan analisis sensitivitas berdasarkan data empiris dan historis
menurut pengalaman perusahaan. Analisis yang digunakan dalam perhitungan
sensitivitas yaitu penurunan produksi berdasarkan penurunan harga jual
sebesar Rp 22 000 per kg dari harga jual Rp 24 000 per kg dan kenaikan
harga benih ikan mas sebesar Rp 35 000 per kg dari harga Rp 31 000 per kg.
Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 29 dan Lampiran 30.
44
Tabel 20 Analisis sensitivitas
Kriteria investasi Penurunan penjualan 8.3% Kenaikan harga benih
ikan mas 12.9%
NPV (Rp) 36 090 742 1 451 378 759 IRR (%) 8.42 39.72
Net B/C (Rp) 1.0 2.7
Tabel 20 menunjukkan bahwa dari perhitungan sensitivitas diperoleh
beberapa informasi, pada saat terjadi penurunan penjualan sebesar 8.3%,
pengembangan bisnis masih layak dijalankan walaupun terdapat penurunan
perolehan manfaat bersih, Net B/C dan IRR yakni masing-masing sebesar
Rp 36 090 742; 1.0; dan 8.42%. Hasil nilai perhitungan tersebut
mengindikasikan bahwa perubahan penjualan sebesar 8.3%, memberikan
perubahan yang sangat besar terhadap pengembangan usaha. Pada saat terjadi
kenaikan harga benih ikan mas, diperoleh nilai NPV sebesar
Rp 1 451 378 759, Net B/C sebesar 2.7, dan IRR sebesar 39.72%.
Berdasarkan nilai yang diperhitungkan pada saat terjadi kenaikan harga benih
ikan mas menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang sangat signifikan
pada pengembangan bisnis ikan mas. Apabila risiko bisnis tersebut terjadi
maka yang akan berpengaruh besar terhadap pendapatan perusahaan adalah
penurunan penjualan ikan mas 8.3%.
4.3 Tahapan Pengembangan Bisnis
Pelaksanaan pengembangan bisnis ini dilakukan melalui beberapa tahapan
yang disebut tahapan pengembangan bisnis. Tahapan pengembangan bisnis yang
akan direncanakan yaitu identifikasi masalah, observasi pasar, perencanaan
produksi, perencanaan finansial, perencanaan tenaga kerja, perencanaan sarana
dan prasarana, persiapan input, pelaksanaan kegiatan produksi, pelaksanaan
penjualan dan evaluasi kegiatan.
Tabel 21 Daftar aktivitas pembesaran ikan mas
Aktivitas Deskripsi aktivitas Aktivitas yang
mendahului Waktu (hari)
A Identifikasi masalah - 4
B Observasi pasar A 6
C Perencanaan produksi A,B 5
D Perencanaan finansial C 7
E Perencanaan tenaga kerja D 6
F Perencanaan sarana dan prasarana D 60
G Persiapan input E,F 1
H Pelaksanaan kegiatan produksi G 77
I Pelaksanaan penjualan H 2
J Evaluasi kegiatan I 2
Total 184
Dapat disimpulkan dari Tabel 21 bahwa aktivitas tahapan dalam
perencanaan pengembangan bisnis pembesaran ikan mas membutuhkan waktu
184 hari, sedangkan proyek yang dihitung dengan menggunakan metode critical
path method membutuhkan waktu 164 hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa
45
menggunakan CPM waktu yang digunakan menjadi lebih efektif yaitu berkurang
20 hari. Aktivitas jalur kritis dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Aktivitas jalur kritis
Activity time Early start Early finish Late start Late finish Slack
Project 164
A 4 0 4 0 4 0 B 6 4 10 4 10 0
C 5 10 15 10 15 0
D 7 15 22 15 22 0
E 6 22 28 76 82 54 F 60 22 82 22 82 0
G 1 82 83 82 83 0
H 77 83 160 83 160 0
I 2 160 162 160 162 0 J 2 162 164 162 164 0
Berdasarkan Tabel 22 dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang memiliki
nilai slack sama dengan nol, merupakan aktivitas krisis di dalam jalur yaitu
identifikasi masalah (A), observasi pasar (B), perencanaan produksi (C),
perencanaan finansial (D), perencanaan sarana dan prasarana (F), persiapan input
(G), pelaksanaan kegiatan produksi (H), pelaksanaan penjualan (I), dan evaluasi
kegiatan (J). Artinya, suatu aktivitas didalam jalur tidak dapat ditunda. Jika
digambarkan secara visual akan lebih mudah melihat keterkaitan antara aktivitas
yang mendahului pada Gambar 16.
Gambar 16 Tahapan pengembangan bisnis
A. Identifikasi masalah
Tahap awal dalam pengmbangan bisnis peningkatan kapasitas produksi
ikan mas yaitu identifikasi masalah. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan
dalam usaha pembesaran ikan mas yaitu jumlah produksi ikan mas belum
memenuhi jumlah permintaan pelanggan. Masalah lain yaitu jumlah kolam
budidaya sebagai media pemeliharaan masih terbatas dan perlu ditambah
dengan memanfaatkan lahan kosong untuk pembangunan kolam
pemeliharaan yang baru. Kegiatan identifikasi masalah membutuhkan waktu
selama 4 hari.
B. Observasi pasar
Observasi pasar dalam pengembangan bisnis ini dilakukan dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder dari berbagai pihak yang
berkaitan dengan usaha pembesaran ikan mas khususnya pedagang besar,
pedagang pengecer dan pengusaha pemancingan. Observasi pasar dilakukan
46
untuk mengetahui jumlah permintaan ikan yang belum terpenuhi. Kegiatan
observasi pasar membutuhkan waktu 6 hari karena perusahaan sudah
memiliki pasar yang permintaannya belum terpenuhi.
C. Perencanaan produksi
Perencanaan produksi meliputi perencanaan lokasi, proses produksi,
kebutuhaan bahan baku, luas produksi, layout usaha, kebutuhan peralatan dan
perlengkapan usaha. Kegiatan perencanaan produksi dilakukan selama 5 hari.
Perencanaan produksi dilakukan berdasarkan jumlah permintaan ikan mas
dari pelanggan tetap dan kapasitas kolam budidaya setelah pengembangan.
D. Perencanaan finansial
Dalam pengembangan bisnis ini, perencanaan finansial dilakukan
dengan menghitung kebutuhan investasi, kebutuhan input dan biaya
operasional yang termasuk kedalam perencanaan pengeluaran, serta
perencanaan penerimaan dan analisis keuangan. Sumber pendanaan untuk
melakukan perencanaan bisnis ini berasal dari modal pinjaman bank BRI
dengan tingkat suku bunga 14.00% % per tahun. Kegiatan perencanaan
finansial membutuhkan waktu 7 hari. Perencanaan finansial dapat menjadi
patokan bagi pelaksanaan dan kelayakan usaha pengembangan.
E. Perencanaan tenaga kerja
Perencanaan tenaga kerja dilakukan dengan merekrut tenaga kerja baru,
satu sebagai koordinator kualitas dan kuantitas ikan mas dan dua tenaga kerja
teknisi kolam pemeliharaan. Perencanaan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan didasarkan pada jumlah kolam yang bertambah dan peningkatan
kualitas ikan mas. Kegiatan perencanaan tenaga kerja membutuhkan waktu 6
hari.
F. Perencanaan sarana dan prasarana
Perencanaan sarana dan prasarana meliputi persiapan peralatan dan
perlengkapan budidaya, pembuatan kolam pemeliharaan yang baru, dan
persiapan kolam pemeliharaan yang baru sebanyak 20 kolam. Pembangunan
kolam pemeliharaan diperkirakan membutuhkan waktu 60 hari dan dilakukan
bersamaan dengan kegiatan persiapan sarana dan prasarana lainnya.
G. Persiapan input
Kegiatan pengembangan bisnis ini membutuhkan persiapan input
seperti benih ikan mas ukuran sangkal, pakan pellet, obat-obatan seperti
garam dan PK, dan perlengkapan packing. Persiapan input membutuhkan
waktu selama 1 hari.
H. Pelaksanaan kegiatan produksi
Kegiatan usaha pembesaran ikan mas dilakukan selama siklus produksi
ikan yaitu tiga bulan atau 77 hari, mulai dari persiapan input, penebaran
benih, pemeliharaan benih meliputi pemberian pakan, pengelolaan kualitas
air, pengendalian hama dan penyakit hingga pemanenan dan pascapanen.
I. Pelaksanaan penjualan
Penjualan ikan mas hasil produksi dilakukan secara langsung di lokasi
pemeliharaan, dan pembeli atau pelanggan datang ke lokasi dan membeli
47
secara langsung ke perusahaan. Kegiatan penjualan ikan mas dapat dilakukan
selama 2 hari.
J. Evaluasi kegiatan
Pada pengembangan bisnis ini, evaluasi dilakukan selama 2 hari.
Evaluasi bertujuan melakukan penilaian terhadap pengembangan bisnis yang
dijalankan dan melihat kesesuaian antara renacan pengembangan dengan
hasil yang dicapai sehingga dapat mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai.
5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Ide pengembangan bisnis PT MN Fish Farm adalah dengan meningkatkan
kapasitas produksi ikan mas melalui pemanfaatan lahan kosong merupakan
rumusan kombinasi S-O (Strenght-Opportunity) yang diperoleh dari hasil analisis
SWOT. Berdasarkan perencanaan aspek non finansial dan finansial, rencana ide
pengembangan layak untuk dijalankan. Berdasarkan aspek finansial melalui
analisis kriteria investasi, diperoleh NPV layak dengan nilai Rp 2 069 214 513
(NPV≥0), IRR layak dengan nilai 55.18% (IRR>7.61 %), Net B/C layak dengan
nilai 3.64 (Net B/C>1), dan PP 2 tahun 11 bulan (PP<umur bisnis 10 tahun). Dari
analisis sensitivitas dapat disimpulkan bahwa pengembangan bisnis peningkatan
kapasitas produksi ikan mas sensitif terhadap perubahan nilai penjualan,
sedangkan pada kenaikan harga benih ikan mas pengembangan bisnis tidak
berpengaruh secara signifikan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan kajian pengembangan bisnis ini, maka
perusahaan sebaiknya melakukan peningkatan produksi ikan mas dengan
memanfaatkan lahan kosong karena pengembangan bisnis ini layak untuk
dijalankan berdasarkan aspek non finansial maupun finansial. Berdasarkan
analisis sensitivitas dari pengembangan bisnis ini, menunjukkan bahwa PT MN
Fish Farm sensitif terhadap perubahan nilai penjualan ikan mas. Hal ini harus
diperhatikan agar perusahaan dapat mengantisipasi penurunan penjualan dengan
cara menjaga penjualan agar tetap stabil dengan mempromosikan ikan mas agar
lebih dikenal masyarakat dan antisipasi terhadap penurunan produksi ikan mas
dengan menjaga kualitas ikan melalui produksi yang benar. Selain itu perusahaan
dapat melakukan hedging (lindung harga) baik dengan pelanggan maupun
pemasok bahan baku yang bertindak sebagai vendor. Kerjasama hedging
merupakan salah satu cara untuk memastikan ketersediaan produk (ikan mas dan
pakan) di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sekarang
48
untuk melindungi penjual dan pembeli dari resiko kelangkaan supply yang dapat
membuat harga menjadi fluktuatif bahkan sampai melebihi batas toleransi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang. 2015. Jumlah Rumah Tangga dan
Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Subang Akhir Tahun 2013.
[diunduh pada 9 Agustus 2018]. Tersedia pada:
https://subangkab.bps.go.id/statictable/2015/09/24/33/jumlah-rumah-tangga-
dan-penduduk-menurut-kecamatan-di-kabupaten-subang-akhir-tahun-
2013.html
Dinas Perikanan Kabupaten Subang. 2018. Tingkat Konsumsi Ikan Masyarakat
Kabupaten Subang Tahun 2015-2017. Dinas Perikanan Kabupaten Subang.
Subang.
Kasmir dan Jakfar. 2017. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Depok (ID):
Kencana Prenada Media Group.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Jenis Perikanan Indonesia. [diunduh
pada 25 Juli 2018]. Tersedia pada: http://kkp.go.id/perikanan
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Jakarta (ID):
Erlangga.
Manullang. 2013. Pengantar Bisnis. Jakarta (ID): Indeks.
Nurmalina R, Karyadi A, Sarianti T. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Sitepu RK, Sebayang Vbr. 2013. Kapita Selekta Metode Kuantitatif. Yogyakarta
(ID): Mumpuni Rekacipta.
Sucipto A. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Malang (ID): UIN MALIKI Press.
Surya Mina. 2013. Mengenal Ikan Mas Majalaya. [diunduh pada 20 Agustus
2018]. Tersedia pada: http://www.bibitikan.net/mengenal-ikan-mas-
majalaya/
Taofiqurohman, A.; I Nurruhwati; dan Z. Hasan. 2007. Studi Kebiasaan Makanan
Ikan (Food Habbit) Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) di Tarogong
Kabupaten Garut. Laporan Penelitian. Bandung (ID): Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, UNPAD.
Tim Agriminakultura. 2014. Sukses Bisnis dan Budidaya Ikan Mas. Jakarta (ID):
PT Gramedia Pustaka Utama.
Tim Lentera. 2008. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Jakarta (ID):
AgroMedia Pustaka.
49
LAMPIRAN
50
51
Lampiran 1 Peralatan dan perlengkapan perusahaan
Jenis Sarana Jumlah (Unit) Kondisi Barang
Baik Rusak
Tabung oksigen 3
Selang oksigen 9
Drum pakan 71
Pipa PVC (4") (p=1,5 m) 71
Mesin air 5
Tandon/Toren air 3
Blower 1
Bambu inlet 71
Rotan sortir (d = 50 cm) 3
Ember sortir (d = 40 cm) 5
Tong timbang (d = 40 cm) 3
Timbangan (kapasitas 50 kg) 5
Jaring 3
Saringan halus 3
Seser 3
Jolang 71
Garu 3
Baskom 5
Gayung 3
Sikat 3
Termometer 3
pH meter 1
Water heater (50 watt) 1
Tabung O2 3
Alat suntik (3 cc) 3
Kompor gas (1 tungku) 4
Tabung gas (15 kg) 4
TV (24") 4
Lampu (8 watt) 15
Tangga kayu 3
Alat tulis 1 Galon 4
Dispenser 5
Senter 5
Tempat sampah 5
Sepeda motor 1
Tangki semprot 1
Sumber : PT MN Fish Farm (diolah), 2018
Lampiran 2 Penetapan harga
Keterangan Tahun 1 Tahun 2
Biaya tetap/tahun 931 111 906 931 111 906
Biaya variabel/tahun 1 938 016 815 2 366 930 121
Total biaya operasional/tahun 2 869 128 721 3 298 042 028
Jumlah produksi/tahun 127 890 152 145
HPP/unit/tahun 22 434 21 677
Markup 7% 11%
Margin 1 566 2 323
Harga jual 24 000 24 000
52
Lampiran 3 Pola tanam produksi tahun pertama
52
53
33 - 36 Persiapan inputPersiapan kolamPenebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
37 - 40 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
41 - 44 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
45 - 48 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
49 - 52 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
53 - 56 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
16
12
12
16
12
12
53
54
Keterangan :
1) Kolam panen dalam setahun = (Frekuensi panen x jumlah kolam)
2) Kolam 1 sampai 20 merupakan kolam baru pada pengembangan bisnis
3) Kolam 21 sampai 71 merupakan kolam yang sudah dimiliki perusahaan
57 - 60 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
61 - 64 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
65 - 68 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
69 - 71 Persiapan input
Persiapan kolamPenebaran benihPemeliharaan benihPemanenanPasca panen
232
16
12
16 39 16 16 39
12
12
16 16 39KOLAM PANEN 0 0 19 16
54
55
Lampiran 4 Pola tanam produksi tahun kedua hingga kesepuluh
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 - 6 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
7 - 12 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
13 - 18 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
19 - 24 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
25 - 30 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
BULAN
Kolam KegiatanJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Kolam Panen dalam Setahun (Frekuensi
panen x Jumlah kolam)
24
24
24
24
24
55
56
31 - 36 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
37 - 42 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
43 - 48 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
49 - 54 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
55 - 60 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
61 - 66 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
67 - 71 Persiapan input
Persiapan kolam
Penebaran benih
Pemeliharaan benih
Pemanenan
Pasca panen
276
24
24
12
24
24
24
24
242421KOLAM PANEN 24 21 24 24 2421242421
56
57
Lampiran 5 Perhitungan FCR
Uraian Minggu
Nilai akhir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bobot rata-rata per ekor (g) 32.65 54.39 76.12 97.86 119.59 141.33 163.06 184.80 206.53 228.27 250.00 250.0
SR (%) 100% 96.94% 97.68% 98.28% 98.46% 99.11% 99% 100% 100% 100% 100% 90%
MR (%) 0% 3.06% 2.32% 1.72% 1.54% 0.89% 1% 0% 0% 0% 0% 10%
∑ Ikan mati (ekor) 0 75 55 40 35 20 15 5 0 0 0 245
∑ Ikan sebelumnya (ekor) 2 450 2 450 2 375 2 320 2 280 2 245 2 225 2 210 2 205 2 205 2 205
∑ Ikan saat minggu ke- (ekor) 2 450 2 375 2 320 2 280 2 245 2 225 2 210 2 205 2 205 2 205 2 205
Biomassa (g) 80 000 129 171 176 604 223 114 268 484 314 452 360 365 407 475 455 400 503 325 551 250 551
FR (%) 5.0% 5.0% 4.0% 4.0% 3.0% 3.0% 2.5% 2.5% 2.0% 2.0% 2.0%
Total pakan harian (g) 4 000 6 459 7 064 8 925 8 055 9 434 9 009 10 187 9 108 10 067 11 025 93 331
Total pakan per pemberian (g) 1 333 2 153 2 355 2 975 2 685 3 145 3 003 3 396 3 036 3 356 3 675 31 110
Total pakan mingguan (g) 28 000 45 210 49 449 62 472 56 382 66 035 63 064 71 308 63 756 70 466 77 175 653 316
Total pakan mingguan (kg) 28.00 45.21 49.45 62.47 56.38 66.03 63.06 71.31 63.76 70.47 77.18 653.32
Bobot rata-rata awal (g/ekor) 32.65
Bobot rata-rata akhir (g/ekor) 250
Waktu (hari) 77
Growth rate (GR) (g/e/hari) 3.10
Growth rate (GR) (g/ekor/minggu) 21.73
Survival rate (SR) per siklus 90%
∑ benih awal/kolam/siklus 2 450
∑ ikan panen/kolam/siklus 2 205
Bobot rata-rata akhir (g/ekor) 250
Biomassa awal (g/siklus) 80 000
Biomassa akhir (g/siklus) 551 250
Selisih biomassa (g/siklus) 471 250
Total pakan (g/kolam/siklus) 653 316
Total pakan (kg/kolam/siklus) 653
Total panen (kg/siklus) 551
FCR 1.39
57
58
Lampiran 6 Kebutuhan benih tahun pertama
Kolam ke- Jumlah kolam Siklus tebar benih
/ tahun
Kebutuhan benih /
kolam / siklus
Jumlah benih /
siklus
Jumlah benih /
tahun
1-10 10 3 2 450 24 500 73 500
2-20 10 3 2 450 24 500 73 500
21-24 4 4 2 450 9 800 39 200
25-28 4 3 2 450 9 800 29 400
29-32 4 3 2 450 9 800 29 400
33-36 4 4 2 450 9 800 39 200
37-40 4 3 2 450 9 800 29 400
41-44 4 3 2 450 9 800 29 400
45-48 4 4 2 450 9 800 39 200
49-52 4 3 2 450 9 800 29 400
53-56 4 3 2 450 9 800 29 400
57-60 4 4 2 450 9 800 39 200
61-64 4 3 2 450 9 800 29 400
65-68 4 3 2 450 9 800 29 400
69-71 3 4 2 450 7 350 29 400
Kebutuhan benih (ekor) 568 400
Kebutuhan benih (1 kg = 30 ekor) 18 947
Lampiran 7 Kebutuhan benih tahun kedua hingga kesepuluh
Kolam ke- Jumlah kolam Siklus tebar benih
/ tahun
Kebutuhan benih /
kolam / siklus
Jumlah benih /
siklus
Jumlah benih /
tahun
1 -6 6 4 2 450 14 700 58 800
7 - 12 6 4 2 450 14 700 58 800
13 - 18 6 4 2 450 14 700 58 800
19 - 24 6 4 2 450 14 700 58 800
25 - 30 6 4 2 450 14 700 58 800
31 - 36 6 4 2 450 14 700 58 800
37 - 42 6 4 2 450 14 700 58 800
43 - 48 6 4 2 450 14 700 58 800
49 - 54 6 4 2 450 14 700 58 800
55 - 60 6 4 2 450 14 700 58 800
61 - 66 6 4 2 450 14 700 58 800
67 - 71 5 4 2 450 12 250 49 000
Kebutuhan benih (kg) 695 800
Kebutuhan benih (1 kg = 30 ekor) 23 193
Lampiran 8 Kebutuhan pakan tahun pertama
Kolam ke- Jumlah kolam Siklus tebar benih
/ tahun
Kebutuhan pakan /
kolam / siklus
Jumlah pakan /
siklus
Jumlah pakan /
tahun
1-10 10 3 653 6 533 19 599
2-20 10 3 653 6 533 19 599
21-24 4 4 653 2 613 10 453
25-28 4 3 653 2 613 7 840
29-32 4 3 653 2 613 7 840
33-36 4 4 653 2 613 10 453
37-40 4 3 653 2 613 7 840
41-44 4 3 653 2 613 7 840
45-48 4 4 653 2 613 10 453
49-52 4 3 653 2 613 7 840
53-56 4 3 653 2 613 7 840
57-60 4 4 653 2 613 10 453
61-64 4 3 653 2 613 7 840
65-68 4 3 653 2 613 7 840
69-71 3 4 653 1 960 7 840
Kebutuhan pakan (kg) 151 569
Lampiran 9 Kebutuhan pakan tahun kedua hingga kesepuluh
Kolam ke- Jumlah kolam Siklus tebar benih
/ tahun
Kebutuhan pakan /
kolam / siklus
Jumlah pakan /
siklus
Jumlah pakan /
tahun
1 -6 6 4 653 3 920 15 680
7 - 12 6 4 653 3 920 15 680
13 - 18 6 4 653 3 920 15 680
59
19 - 24 6 4 653 3 920 15 680
25 - 30 6 4 653 3 920 15 680
31 - 36 6 4 653 3 920 15 680
37 - 42 6 4 653 3 920 15 680
43 - 48 6 4 653 3 920 15 680
49 - 54 6 4 653 3 920 15 680
55 - 60 6 4 653 3 920 15 680
61 - 66 6 4 653 3 920 15 680
67 - 71 5 4 653 3 267 13 066
Kebutuhan pakan (kg) 185 542
Lampiran 10 Kebutuhan garam tahun pertama
Kolam ke- Jumlah kolam Siklus tebar benih
/ tahun
Kebutuhan garam /
kolam / siklus
Jumlah garam /
siklus
Jumlah garam /
tahun
1-10 10 3 8 80 240
2-20 10 3 8 80 240
21-24 4 4 8 32 128
25-28 4 3 8 32 96
29-32 4 3 8 32 96
33-36 4 4 8 32 128
37-40 4 3 8 32 96
41-44 4 3 8 32 96
45-48 4 4 8 32 128
49-52 4 3 8 32 96
53-56 4 3 8 32 96
57-60 4 4 8 32 128
61-64 4 3 8 32 96
65-68 4 3 8 32 96
69-71 3 4 8 24 96
Kebutuhan garam (kg) 1 856
Lampiran 11 Kebutuhan garam tahun kedua hingga kesepuluh
Kolam ke- Jumlah kolam Siklus tebar benih
/ tahun
Kebutuhan garam /
kolam / siklus
Jumlah garam /
siklus
Jumlah garam /
tahun
1 -6 6 4 8 48 192
7 - 12 6 4 8 48 192
13 - 18 6 4 8 48 192
19 - 24 6 4 8 48 192
25 - 30 6 4 8 48 192
31 - 36 6 4 8 48 192
37 - 42 6 4 8 48 192
43 - 48 6 4 8 48 192
49 - 54 6 4 8 48 192
55 - 60 6 4 8 48 192
61 - 66 6 4 8 48 192
67 - 71 5 4 8 40 160
Kebutuhan garam (kg) 2 272
Lampiran 12 Kebutuhan PK tahun pertama
Kolam ke- Jumlah kolam Siklus tebar benih
/ tahun
Kebutuhan PK /
kolam / siklus
Jumlah PK /
siklus Jumlah PK / tahun
1-10 10 3 69 690 2 070
2-20 10 3 69 690 2 070
21-24 4 4 69 276 1 104
25-28 4 3 69 276 828
29-32 4 3 69 276 828
33-36 4 4 69 276 1 104
37-40 4 3 69 276 828
41-44 4 3 69 276 828
45-48 4 4 69 276 1 104
49-52 4 3 69 276 828
53-56 4 3 69 276 828
57-60 4 4 69 276 1 104
61-64 4 3 69 276 828
65-68 4 3 69 276 828
69-71 3 4 69 207 828
Kebutuhan PK (gram) 16 008
Kebutuhan PK (kg) 16
Lampiran 9 Kebutuhan pakan tahun kedua hingga kesepuluh (lanjutan)
60
Lampiran 13 Kebutuhan PK tahun kedua hingga kesepuluh
Kolam
ke-
Jumlah
kolam
Siklus tebar
benih / tahun
Kebutuhan PK / kolam /
siklus
Jumlah PK /
siklus Jumlah PK / tahun
1 -6 6 4 69 414 1 656
7 - 12 6 4 69 414 1 656
13 - 18 6 4 69 414 1 656
19 - 24 6 4 69 414 1 656
25 - 30 6 4 69 414 1 656
31 - 36 6 4 69 414 1 656
37 - 42 6 4 69 414 1 656
43 - 48 6 4 69 414 1 656
49 - 54 6 4 69 414 1 656
55 - 60 6 4 69 414 1 656
61 - 66 6 4 69 414 1 656
67 - 71 5 4 69 345 1 380
Kebutuhan PK (gram) 19 596
Kebutuhan PK (kg) 20
Lampiran 14 Kebutuhan refill oksigen
Diketahui :
Isi tabung oksigen 100 kg/tabung
Kapasitas kemas 1 tabung 2 500 kg
Isi kemasan 30 kg/kemasan
Kapasitas kemas 1 tabung 83 kemasan
Tahun ke-1 Tahun ke-2 hingga ke-10
Total panen (kg) 127 890 152 145
Isi kemasan (kg/kemasan) 30 30
Total kemasan (kemasan) 4 263 5 072
Kapasitas kemasan/tabung 83 83
Kebutuhan refill tabung oksigen/tahun 51 61
Lampiran 15 Kebutuhan karet gelang
Diketahui :
Kapasitas pengemasan 30 kg/kemasan
Jumlah karet 5 buah/kemasan
Harga karet 25 000 /kg
Jumlah karet/kg 1 000 buah
Tahun ke-1 Tahun ke-2 hingga ke-10
Total panen (kg) 127 890 152 145
Isi kemasan (kg/kemasan) 30 30
Total kemasan 4 263 5 072
Kebutuhan karet/kemasan (buah) 5 5
Kebutuhan karet/tahun (buah) 21 315 25 358
Jumlah karet (kg) 21 25
61
Lampiran 16 Tata letak atau layout
Rumah jaga (6 m x 5 m)
Gudang pakan (3 m x 2 m)
Saluran pemasukan air utama
(1 m x 0.75 m)
Saluran pengeluaran air
utama (1 m x 0.75 m)
Saluran pengeluaran air (4”)
(p=1.5 m)
Kolam pemeliharaan
(7 m x 3.5 m x 1.8 m)
61
62
Lampiran 17 Perhitungan OCC
Keterangan Kredit Modal sendiri
Total investasi (Rp) 258 602 200
Kredit investasi 29% 71%
Kebutuhan kredit (Rp) 75 000 000 183 602 200
Suku bunga 14.00% 5.00%
Jangka waktu pengembalian 3
Tingkat suku bunga OCC (Bank BRI) 7.61%
Capital recovery factor (CRF) 0.43073148
Angsuran per tahun (Rp) 32 304 861
Lampiran 18 Angsuran pembayaran pinjaman
Tahun Pokok pinjaman yang
dibayarkan Biaya bunga Angsuran Sisa pokok pinjaman
1 21 804 861 10 500 000 32 304 861 53 195 139
2 24 857 542 7 447 319 32 304 861 28 337 597
3 28 337 597 3 967 264 32 304 861 0
4 - - - -
5 - - - -
6 - - - -
7 - - - -
8 - - - -
9 - - - -
10 - - - -
Lampiran 19 Biaya Investasi dan penyusutan sebelum pengembangan
Komponen inventaris Jumlah Satuan Harga per
unit (Rp)
Jumlah harga
(Rp)
Umur
eko.
Umur
sisa Nilai sisa
Penyusutan
per tahun
Kolam pembesaran 71 unit 12 000 000 852 000 000 10 0 0 85 200 000
Gudang pakan 3 unit 500 000 1 500 000 5 0 0 300 000
Rumah jaga 3 unit 5 000 000 15 000 000 10 0 0 1 500 000
Kantor 1 unit 10 000 000 10 000 000 10 0 0 1 000 000
Villa 1 unit 20 000 000 20 000 000 10 0 0 2 000 000
Instalasi listrik 4 unit 1 200 000 4 800 000 10 0 0 480 000
SIUP 1 unit 8 000 000 8 000 000 10 0 0 800 000
TDP 1 unit 2 500 000 2 500 000 10 0 0 250 000
Tabung oksigen 3 unit 2 500 000 7 500 000 10 0 0 750 000
Selang oksigen 9 meter 10 000 90 000 5 0 0 18 000
Drum pakan 71 unit 75 000 5 325 000 8 6 3 993 750 166 406
Pipa PVC (4") (p=1,5
m) 71 unit 28 000 1 988 000 5 0 0 397 600
Mesin air 5 unit 335 000 1 675 000 10 0 0 167 500
Tandon/Toren air 3 unit 2 500 000 7 500 000 10 0 0 750 000
Blower 1 unit 1 000 000 1 000 000 5 0 0 200 000
Bambu inlet 71 unit 15 000 1 065 000 2 0 0 532 500
Rotan sortir (d = 50 cm) 3 unit 90 000 270 000 2 0 0 135 000
Ember sortir (d = 40
cm) 5 unit 20 000 100 000 5 0 0 20 000
Tong timbang (d = 40
cm) 3 unit 50 000 150 000 5 0 0 30 000
Timbangan (kapasitas
50 kg) 5 unit 575 000 2 875 000 10 0 0 287 500
Jaring 3 unit 64 000 192 000 2 0 0 96 000
Saringan halus 3 unit 15 000 45 000 2 0 0 22 500
Seser 3 unit 15 000 45 000 4 2 22 500 5 625
Jolang 71 unit 20 000 1 420 000 8 6 1 065 000 44 375
Garu 3 unit 50 000 150 000 10 0 0 15 000
Baskom 5 unit 5 000 25 000 2 0 0 12 500
Gayung 3 unit 5 000 15 000 2 0 0 7 500
Sikat 3 unit 23 200 69 600 2 0 0 34 800
Termometer 3 unit 55 000 165 000 5 0 0 33 000
pH meter 1 unit 147 500 147 500 5 0 0 29 500
63
Water heater (50 watt) 1 unit 850 000 850 000 4 2 425 000 106 250
Alat suntik (3 cc) 3 unit 70 000 210 000 4 2 105 000 26 250
Kompor gas (1 tungku) 4 unit 105 000 420 000 10 0 0 42 000
Tabung gas (15 kg) 4 unit 120 000 480 000 10 0 0 48 000
TV (24") 4 unit 1 200 000 4 800 000 10 0 0 480 000
Lampu (8 watt) 15 unit 70 000 1 050 000 4 2 525 000 131 250
Tangga kayu 3 unit 150 000 450 000 8 6 337 500 14 063
Alat tulis 1 unit 50 000 50 000 2 0 0 25 000
Galon 4 unit 30 000 120 000 10 0 0 12 000
Dispenser 5 unit 155 000 775 000 10 0 0 77 500
Senter 5 unit 50 000 250 000 5 0 0 50 000
Tempat sampah 5 unit 65 000 325 000 5 0 0 65 000
Sepeda motor 1 unit 15 000 000 15 000 000 10 0 0 1 500 000
Tangki semprot 1 unit 400 000 400 000 8 6 300 000 12 500
Total biaya investasi 970 792 100 6 773 750 97 875 119
Lampiran 20 Biaya investasi dan penyusutan setelah pengembangan
Komponen inventaris Jumlah Satuan Harga per
unit (Rp)
Jumlah harga
(Rp)
Umur
eko.
Umur
sisa Nilai sisa
Penyusutan
per tahun
Kolam pembesaran 91 unit 12 000 000 1 092 000 000 10 0 0 109 200 000
Gudang pakan 4 unit 500 000 2 000 000 5 0 0 400 000
Rumah jaga 4 unit 5 000 000 20 000 000 10 0 0 2 000 000
Kantor 1 unit 10 000 000 10 000 000 10 0 0 1 000 000
Villa 1 unit 20 000 000 20 000 000 10 0 0 2 000 000
Instalasi listrik 5 unit 1 200 000 6 000 000 10 0 0 600 000
SIUP 1 unit 8 000 000 8 000 000 10 0 0 800 000
TDP 1 unit 2 500 000 2 500 000 10 0 0 250 000
Tabung oksigen 4 unit 2 500 000 10 000 000 10 0 0 1 000 000
Selang oksigen 12 meter 10 000 120 000 5 0 0 24 000
Drum pakan 91 unit 75 000 6 825 000 8 6 5 118 750 213 281
Pipa PVC (4") (p=1,5 m) 91 unit 28 000 2 548 000 5 0 0 509 600
Mesin air 5 unit 335 000 1 675 000 10 0 0 167 500
Tandon/Toren air 3 unit 2 500 000 7 500 000 10 0 0 750 000
Blower 1 unit 1 000 000 1 000 000 5 0 0 200 000
Bambu inlet 91 unit 15 000 1 365 000 2 0 0 682 500
Rotan sortir (d = 50 cm) 4 unit 90 000 360 000 2 0 0 180 000
Ember sortir (d = 40 cm) 6 unit 20 000 120 000 5 0 0 24 000
Tong timbang (d = 40
cm) 4 unit 50 000 200 000 5 0 0 40 000
Timbangan (kapasitas 50
kg) 5 unit 575 000 2 875 000 10 0 0 287 500
Jaring 4 unit 64 000 256 000 2 0 0 128 000
Saringan halus 3 unit 15 000 45 000 2 0 0 22 500
Seser 4 unit 15 000 60 000 4 2 30 000 7 500
Jolang 91 unit 20 000 1 820 000 8 6 1 365 000 56 875
Garu 4 unit 50 000 200 000 10 0 0 20 000
Baskom 7 unit 5 000 35 000 2 0 0 17 500
Gayung 5 unit 5 000 25 000 2 0 0 12 500
Sikat 4 unit 23 200 92 800 2 0 0 46 400
Termometer 3 unit 55 000 165 000 5 0 0 33 000
pH meter 1 unit 147 500 147 500 5 0 0 29 500
Water heater (50 watt) 1 unit 850 000 850 000 4 2 425 000 106 250
Alat suntik (3 cc) 3 unit 70 000 210 000 4 2 105 000 26 250
Kompor gas (1 tungku) 4 unit 105 000 420 000 10 0 0 42 000
Tabung gas (15 kg) 4 unit 120 000 480 000 10 0 0 48 000
TV (24") 5 unit 1 200 000 6 000 000 10 0 0 600 000
Lampu (8 watt) 20 unit 70 000 1 400 000 4 2 700 000 175 000
Tangga kayu 4 unit 150 000 600 000 8 6 450 000 18 750
Alat tulis 1 unit 50 000 50 000 2 0 0 25 000
Galon 6 unit 30 000 180 000 10 0 0 18 000
Dispenser 6 unit 155 000 930 000 10 0 0 93 000
Senter 7 unit 50 000 350 000 5 0 0 70 000
Tempat sampah 6 unit 65 000 390 000 5 0 0 78 000
Sepeda motor 1 unit 15 000 000 15 000 000 10 0 0 1 500 000
Handphone 3 unit 1 400 000 4 200 000 10 0 0 420 000
Tangki semprot 1 unit 400 000 400 000 8 6 300 000 12 500
Total biaya investasi 1 229 394 300 8 493 750 123 934 906
64
Lampiran 21 Biaya tetap sebelum pengembangan
Komponen biaya tetap Jumlah Satuan Harga per unit (Rp) Jumlah harga (Rp)
Sewa lahan 2 700 m2 30 000 81 000 000
Listrik (voucher) 4 unit 150 000 7 200 000
Gaji pemilik 1 orang 5 000 000 60 000 000
Gaji koordinator 1 orang 2 500 000 30 000 000
Gaji keuangan 1 orang 3 000 000 36 000 000
Gaji produksi pemasaran 1 orang 1 500 000 18 000 000
Gaji teknisi kolam 3 orang 1 000 000 36 000 000
Gaji kepala yayasan 1 orang 1 100 000 13 200 000
Pemeliharaan kolam 51 unit 75 000 45 900 000
Pemeliharaan kantor dan villa 2 unit 150 000 3 600 000
Pemeliharaan rumah jaga 3 unit 50 000 1 800 000
Pemeliharaan motor 3 unit 50 000 1 800 000
Refill galon air 8 unit 5 000 480 000
Refill gas 4 unit 18 000 864 000
Pertalite 16 liter 7 800 1 497 600
Pulsa 2 unit 100 000 2 400 000
PBB
4 320 000 4 320 000
ATK
150 000 150 000
Pajak motor
200 000
Penyusutan
97 875 119
Total biaya tetap/tahun 442 286 719
Lampiran 22 Biaya tetap setelah pengembangan
Komponen biaya tetap Jumlah Satuan Harga per unit
(Rp) Jumlah harga (Rp)
Sewa lahan 2 700 m2 30 000 81 000 000
Sewa lahan tambahan 900 m2 150 000 135 000 000
Listrik (voucher) 5 unit 150 000 9 000 000
Gaji direktur 1 orang 7 000 000 84 000 000
Gaji koordinator 1 orang 3 500 000 42 000 000
Gaji keuangan 1 orang 3 000 000 36 000 000
Gaji produksi pemasaran 1 orang 3 000 000 36 000 000
Gaji teknisi kolam 5 orang 2 500 000 150 000 000
Gaji kepala yayasan 1 orang 2 500 000 30 000 000
Gaji koordinator kualitas dan kuantitas ikan 1 orang 3 000 000 36 000 000
THR tenaga kerja Koordinator 1 orang 1 750 000 1 750 000
Produksi pemasaran 1 orang 1 500 000 1 500 000
Teknisi kolam 5 orang 1 250 000 6 250 000
Kepala yayasan 1 orang 1 250 000 1 250 000
Koordinator kualitas ikan 1 orang 1 500 000 1 500 000
Pemeliharaan kolam 71 unit 150 000 127 800 000
Pemeliharaan kantor dan villa 2 unit 100 000 2 400 000
Pemeliharaan rumah jaga 4 unit 75 000 3 600 000
Pemeliharaan motor 3 unit 75 000 2 700 000
Refill galon air 10 unit 20 000 2 400 000
Refill gas 4 unit 22 000 1 056 000
Pertalite 16 liter 7 800 1 497 600
Pulsa 2 unit 200 000 4 800 000
PBB 7 673 400 7 673 400
ATK 150 000 1 800 000
Pajak motor
200 000
Penyusutan
123 934 906
Total biaya tetap/tahun 931 111 906
65
Lampiran 23 Biaya variabel sebelum pengembangan
Komponen biaya variabel Jumlah Satuan Harga per unit (Rp) Jumlah harga (Rp)
Benih 14 700 kg 31 000 455 700 000
Pakan 96 000 kg 7 700 739 200 000
Karet gelang 0.48 kg 25 000 12 000
Refill oksigen 28.9 tabung 90 000 2 602 410
Total biaya variabel/tahun 1 197 514 410
Lampiran 24 Biaya variabel setelah pengembangan
Komponen biaya variabel Satuan
Harga
per unit
(Rp)
Biaya tahun ke-1 Biaya tahun ke-2 s/d tahun
ke-10
Jumlah Total biaya Jumlah Total biaya
Benih kg 31 000 18 947 587 346 667 23 193 718 993 333
Pakan kg 7 700 151 569 1 167 083 543 185 542 1 428 671 234
Garam kg 10 000 1 856 18 560 000 2 272 22 720 000
Kalium Permanganat (PK) kg 400 000 16 6 403 200 20 7 838 400
Karet gelang kg 25 000 21 532 875 25 633 938
Refill oksigen tabung 90 000 51 4 622 530 61 5 499 217
Bonus tenaga kerja
661 500 153 468 000 661 500 182 574 000
Total biaya variabel/tahun 1 938 016 815 2 366 930 121
Keterangan :
Bonus tenaga kerja sebesar 5% dari perolehan panen ikan setiap siklus
66
Lampiran 25 Laporan proyeksi laba rugi sebelum pengembangan
Keterangan Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Penjualan ikan mas 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000
Penerimaan sewa kolam 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000
TOTAL INFLOW 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000
OUTFLOW
Total biaya tetap 442 286 719 442 286 719 442 286 719 442 286 719 442 286 719 442 286 719 442 286 719 442 286 719 442 286 719 442 286 719
Total biaya variabel 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410
TOTAL OUTFLOW 1 639 801 128 1 639 801 128 1 639 801 128 1 639 801 128 1 639 801 128 1 639 801 128 1 639 801 128 1 639 801 128 1 639 801 128 1 639 801 128
Laba bersih sebelum pajak (EBT) 124 198 872 124 198 872 124 198 872 124 198 872 124 198 872 124 198 872 124 198 872 124 198 872 124 198 872 124 198 872
Pajak penghasilan (1%) 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000
Laba bersih setelah pajak (EAT) 115 378 872 115 378 872 115 378 872 115 378 872 115 378 872 115 378 872 115 378 872 115 378 872 115 378 872 115 378 872
Lampiran 26 Laporan proyeksi laba rugi setelah pengembangan
Keterangan Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PENERIMAAN
Penjualan ikan mas 3 069 360 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000
Penerimaan sewa kolam 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000
TOTAL PENERIMAAN 3 105 360 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000
BIAYA
Total biaya pra operasi 500 000
Total biaya tetap 931 111 906 931 111 906 931 111 906 931 111 906 931 111 906 931 111 906 931 111 906 931 111 906 931 111 906 931 111 906
Total biaya variabel 1 938 016 815 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121
TOTAL BIAYA 2 869 628 721 3 298 042 028 3 298 042 028 3 298 042 028 3 298 042 028 3 298 042 028 3 298 042 028 3 298 042 028 3 298 042 028 3 298 042 028
Laba bersih sebelum bunga dan
pajak (EBIT) 235 731 279 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972
Biaya bunga (7.61%) 10 500 000 7 447 319 3 967 264 0 0 0 0 0 0 0
Laba bersih sebelum pajak (EBT) 225 231 279 381 990 653 385 470 709 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972 389 437 972
Pajak penghasilan (0.5%) 15 526 800 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400
Laba bersih setelah pajak (EAT) 209 704 479 363 553 253 367 033 309 371 000 572 371 000 572 371 000 572 371 000 572 371 000 572 371 000 572 371 000 572
66
67
Lampiran 27 Analisis cashflow sebelum pengembangan
Keterangan Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Penjualan ikan mas 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000 1 728 000 000
Penerimaan sewa kolam 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000
Nilai sisa
6 773 750
TOTAL INFLOW 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 764 000 000 1 770 773 750
OUTFLOW
Total biaya investasi 970 792 100 0 1 731 600 0 3 886 600 5 715 500 1 731 600 0 11 481 600 0
Total biaya tetap 344 411 600 344 411 600 344 411 600 344 411 600 344 411 600 344 411 600 344 411 600 344 411 600 344 411 600 344 411 600
Total biaya variabel 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410 1 197 514 410
Pajak penghasilan (0.5%) 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 820 000 8 853 869
TOTAL OUTFLOW 2 521 538 110 1 550 746 010 1 552 477 610 1 550 746 010 1 554 632 610 1 556 461 510 1 552 477 610 1 550 746 010 1 562 227 610 1 550 779 878
Net benefit - 757 538 110 213 253 990 211 522 390 213 253 990 209 367 390 207 538 490 211 522 390 213 253 990 201 772 390 219 993 872
DF (DR = 5%) 0.9524 0.9070 0.8638 0.8227 0.7835 0.7462 0.7107 0.6768 0.6446 0.6139
PV Net Benefit/tahun - 721 464 866 193 427 656 182 720 994 175 444 586 164 044 829 154 868 417 150 325 014 144 338 695 130 064 282 135 057 153
PV Benefit/tahun 1 680 000 000 1 600 000 000 1 523 809 524 1 451 247 166 1 382 140 158 1 316 323 960 1 253 641 866 1 193 944 635 1 137 090 128 1 087 101 474
PV Cost/tahun 2 401 464 866 1 406 572 344 1 341 088 530 1 275 802 580 1 218 095 329 1 161 455 543 1 103 316 853 1 049 605 940 1 007 025 846 952 044 321
NPV 708 826 758
IRR 23.84%
PV NET BENEFIT POSITIF 1 430 291 625
PV NET BENEFIT NEGATIF - 721 464 866
Net B/C 1.98
Gross B/C 1.05
Rata-rata penerimaan bersih 114 394 078
Payback Periode 5.01
67
68
Lampiran 28 Analisis cashflow setelah pengembangan
Keterangan Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Penjualan ikan mas 3 069 360 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000
Penerimaan sewa kolam 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000
Pinjaman 75 000 000
Nilai sisa
8 493 750
TOTAL INFLOW 3 180 360 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 695 973 750
OUTFLOW
Total biaya investasi 1 229 394 300 0 2 228 800 0 4 748 800 7 040 500 2 228 800 0 14 393 800 0
Total biaya tetap 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000
Total biaya variabel 1 938 016 815 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121
Total biaya pra operasi 500 000
Pajak penghasilan (0.5%) 15 526 800 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400
Angsuran 32 304 861 32 304 861 32 304 861 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL OUTFLOW 4 022 919 776 3 224 849 382 3 227 078 182 3 192 544 521 3 197 293 321 3 199 585 021 3 194 773 321 3 192 544 521 3 206 938 321 3 192 544 521
Net benefit - 842 559 776 462 630 618 460 401 818 494 935 479 490 186 679 487 894 979 492 706 679 494 935 479 480 541 679 503 429 229
DF (DR = 7.61%) 0.9293 0.8636 0.8025 0.7457 0.6930 0.6440 0.5984 0.5561 0.5168 0.4802
PV Net Benefit/tahun - 782 973 994 399 509 952 369 468 039 369 092 354 339 699 245 314 199 899 294 859 251 275 246 313 248 342 244 241 771 209
PV Benefit/tahun 2 955 445 112 3 184 365 459 2 959 167 305 2 749 895 152 2 555 422 715 2 374 703 358 2 206 764 464 2 050 702 200 1 905 676 651 1 774 986 412
PV Cost/tahun 3 738 419 105 2 784 855 506 2 589 699 265 2 380 802 798 2 215 723 469 2 060 503 459 1 911 905 213 1 775 455 887 1 657 334 407 1 533 215 204
NPV 2 069 214 513
IRR 55.18%
PV NET BENEFIT POSITIF 2 852 188 507
PV NET BENEFIT NEGATIF - 782 973 994
Net B/C 3.64
Gross B/C 1.09
Rata-rata penerimaan bersih 352 510 286
Payback Periode 2.95
68
69
Lampiran 29 Analisis sensitivitas penurunan penjualan (8.3 %)
Keterangan Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Penjualan ikan mas 2 813 580 000 3 347 190 000 3 347 190 000 3 347 190 000 3 347 190 000 3 347 190 000 3 347 190 000 3 347 190 000 3 347 190 000 3 347 190 000
Penerimaan sewa kolam 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000
Pinjaman 75 000 000
Nilai sisa
8 493 750
TOTAL INFLOW 2 924 580 000 3 383 190 000 3 383 190 000 3 383 190 000 3 383 190 000 3 383 190 000 3 383 190 000 3 383 190 000 3 383 190 000 3 391 683 750
OUTFLOW
Total biaya investasi 1 229 394 300 0 2 228 800 0 4 748 800 7 040 500 2 228 800 0 14 393 800 0
Total biaya tetap 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000
Total biaya variabel 1 938 016 815 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121 2 366 930 121
Total biaya pra operasi 500 000
Pajak penghasilan (0.5%) 15 526 800 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400
Angsuran 32 304 861 32 304 861 32 304 861 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL OUTFLOW 4 022 919 776 3 224 849 382 3 227 078 182 3 192 544 521 3 197 293 321 3 199 585 021 3 194 773 321 3 192 544 521 3 206 938 321 3 192 544 521
Net benefit -1 098 339 776 158 340 618 156 111 818 190 645 479 185 896 679 183 604 979 188 416 679 190 645 479 176 251 679 199 139 229
DF (DR = 7.61%) 0.9293 0.8636 0.8025 0.7457 0.6930 0.6440 0.5984 0.5561 0.5168 0.4802
PV Net Benefit/tahun -1 020 665 246 136 736 848 125 278 235 142 171 640 128 826 352 118 239 925 112 757 556 106 022 840 91 086 246 95 636 346
PV Benefit/tahun 2 717 753 860 2 921 592 355 2 714 977 501 2 522 974 438 2 344 549 821 2 178 743 384 2 024 662 769 1 881 478 727 1 748 420 652 1 628 851 550
PV Cost/tahun 3 738 419 105 2 784 855 506 2 589 699 265 2 380 802 798 2 215 723 469 2 060 503 459 1 911 905 213 1 775 455 887 1 657 334 407 1 533 215 204
NPV 36 090 742
IRR 8.42%
PV NET BENEFIT POSITIF 1 056 755 988
PV NET BENEFIT NEGATIF -1 020 665 246
Net B/C 1.0
Gross B/C 1.0
Rata-rata penerimaan bersih 53 071 286
Payback Periode 9.6
69
70
Lampiran 30 Analisis sensitivitas kenaikan harga benih ikan mas (12.3 %)
Keterangan Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Penjualan ikan mas 3 069 360 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000 3 651 480 000
Penerimaan sewa kolam 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000 36 000 000
Pinjaman 75 000 000
Nilai sisa
8 493 750
TOTAL INFLOW 3 180 360 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 687 480 000 3 695 973 750
OUTFLOW
Total biaya investasi 1 229 394 300 0 2 228 800 0 4 748 800 7 040 500 2 228 800 0 14 393 800 0
Total biaya tetap 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000 807 177 000
Benih 663 133 333 811 766 667 811 766 667 811 766 667 811 766 667 811 766 667 811 766 667 811 766 667 811 766 667 811 766 667
Pakan 1 167 083 543 1 428 671 234 1 428 671 234 1 428 671 234 1 428 671 234 1 428 671 234 1 428 671 234 1 428 671 234 1 428 671 234 1 428 671 234
Garam 18 560 000 22 720 000 22 720 000 22 720 000 22 720 000 22 720 000 22 720 000 22 720 000 22 720 000 22 720 000
Kalium Permanganat (PK) 6 403 200 7 838 400 7 838 400 7 838 400 7 838 400 7 838 400 7 838 400 7 838 400 7 838 400 7 838 400
Karet gelang 532 875 633 938 633 938 633 938 633 938 633 938 633 938 633 938 633 938 633 938
Refill oksigen 4 622 530 5 499 217 5 499 217 5 499 217 5 499 217 5 499 217 5 499 217 5 499 217 5 499 217 5 499 217
Bonus tenaga kerja 153 468 000 182 574 000 182 574 000 182 574 000 182 574 000 182 574 000 182 574 000 182 574 000 182 574 000 182 574 000
Total biaya variabel 2 013 803 481 2 459 703 455 2 459 703 455 2 459 703 455 2 459 703 455 2 459 703 455 2 459 703 455 2 459 703 455 2 459 703 455 2 459 703 455
Total biaya pra operasi 500 000
Pajak penghasilan (0.5%) 15 526 800 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400 18 437 400
Angsuran 32 304 861 32 304 861 32 304 861 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL OUTFLOW 4 098 706 442 3 317 622 716 3 319 851 516 3 285 317 855 3 290 066 655 3 292 358 355 3 287 546 655 3 285 317 855 3 299 711 655 3 285 317 855
Net benefit - 918 346 442 369 857 284 367 628 484 402 162 145 397 413 345 395 121 645 399 933 345 402 162 145 387 768 345 410 655 895
DF (DR = 7.61%) 0.9293 0.8636 0.8025 0.7457 0.6930 0.6440 0.5984 0.5561 0.5168 0.4802
PV Net Benefit/tahun - 853 401 031 319 394 481 295 018 330 299 907 724 275 407 349 254 454 722 239 339 249 223 652 683 200 397 312 197 216 940
PV Benefit/tahun 2 955 445 112 3 184 365 459 2 959 167 305 2 749 895 152 2 555 422 715 2 374 703 358 2 206 764 464 2 050 702 200 1 905 676 651 1 774 986 412
PV Cost/tahun 3 808 846 143 2 864 970 978 2 664 148 975 2 449 987 428 2 280 015 366 2 120 248 636 1 967 425 215 1 827 049 517 1 705 279 338 1 577 769 472
NPV 1 451 387 759
IRR 39.72%
PV NET BENEFIT POSITIF 2 304 788 791
PV NET BENEFIT NEGATIF - 853 401 031
Net B/C 2.7
Gross B/C 1.1
Rata-rata penerimaan bersih 261 435 619
Payback Periode 3.8
70
71
RIWAYAT HIDUP
Dhea Claramita dilahirkan pada tanggal 24 Mei 1997 di
Karang Agung, Lampung Barat. Penulis merupakan anak
kedua dari empat bersaudara. Putri dari pasangan
Muhammad Amin dan Ainun Amin. Penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 9 Muaradua pada
Tahun 2009 melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama 1
Muaradua dan selesai pada tahun 2012. Tahun 2015 penulis
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas di
SMA SMA Negeri 1 Muaradua. Pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswi
melalui jalur USMI di Institut Pertanian Bogor Sekolah Vokasi pada Program
Studi Manajemen Agribisnis. Selama menempuh pendidikan perkuliahan
penulis pernah mengikuti organisasi AKMAPESA.
Top Related