BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan (knowledge)
1. Defenisi Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian,
diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
2. Tingkatan Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. a) Tahu
(know). Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu
tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan
menyatakan; b) Memahami (comprehension). Memahami berarti kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan;
Universitas Sumatera Utara
c) Aplikasi/ penerapan (application). Aplikasi berarti kemampuan menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan
prinsip dalam konteks atau situasi nyata; d) Analisis (analysis). Analisis adalah
kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis dapat dlihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan dan
mengelompokkan; e) Sintesis (synthesis). Sintesis merupakan kemampuan
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi
yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat
meringkas dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah
ada; f) Evaluasi (evaluation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan
dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.
B. Tindakan
Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan,
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata maka diperlukan faktor
pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat
antara sikap da tindakan yang didukung oleh sikap yang mengatakan bahwa sikap
merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak
(Notoatmodjo, 2007).
Universitas Sumatera Utara
1. Tingkatan Tindakan
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil.
a. Respon Terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh.
b. Mekanisme (mechanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat
tiga.
c. Adopsi (Adoption)
Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa
tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan
lanjut (Notoadmodjo, 2007).
C. Neonatus
1. Defenisi Neonatus
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai berusia empat minggu. Kehidupan
pada masa neonatus sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar
bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
Universitas Sumatera Utara
2. Kulit Neonatus
Ada perbedaan yang sangat besar dari permukaan dan volume tubuh bayi dan
anak remaja. Kulit bayi lebih tipis dari pada anak remaja. Lapisan di bagian dalam
mempunyai kelembaban yang lebih tinggi. Lapisan asid ada dalam beberapa minggu
pertama dan pada bayi lebih mudah terkena gangguan dari pada anak remaja.
3. Karakteristik Kulit Neonatus
Berkaitan dengan anatomi dan fisiologi dari kulit, kulit pada bayi relatif
tipis, dan mempunyai suatu kandungan air yang tinggi pada lapisan dalam dan fungsi
perlindungan yang belum berkembang dengan penuh. Perlindungan melalui sebum
seperti pada kulit remaja masih belum bisa. Kondisi kulit bayi baru lahir mengalami
peralihan dari lingkungan dalam kandungan terhadap perubahan suhu dengan
kelembaban udara yang berubah-ubah dan juga kontak dengan kuman, patogen,
substansi yang berbahaya dapat mengganggu kulit bayi setelah kelahiran
(Sujayanto, 2001).
a). Fungsi Kulit pada Neonatus :
1. Proteksi secara fisis dan imunologis.
2. Mengatur suhu tubuh.
3. Mengatur keseimbangan elektrolit.
4. Persepsi ( panas, dingin, tekanan, nyeri dan perabaan).
5. Ekskresi (Hasan at all,2002, hlm. 167)
Universitas Sumatera Utara
b). Perubahan Kulit yang Terjadi pada Neonatus
Permukaan kulit normal pada neonatus akan bereaksi asam (variasi antara
pH 4,5 – 6,5). Keasaman ini ditimbulkan oleh bahan kimia tertentu dalam sebum dan
keringat. Oleh sebab itu dikatakan bahwa kulit mempunyai acid mantle. Keasaman
inilah yang menyebabkan permukaan kulit mempunyai sifat aseptik seperti halnya
keasaman lambung dan vagina. Daerah keasaman yang berkurang pada daerah
intertriginosa (lipatan kulit) menyebabkan daerah tersebut lebih mudah dan lebih
sering diserang oleh kuman dan jamur. Sebum terdiri dari asam lemak, kolesterol,
alkohol, gliserida, dan fosfatida. Sebum yang teremulsikan oleh keringat berfungsi
sebagai pelumas kulit yang mempunyai daya fungistatik.Anak dan bayi menghasilkan
sebum agak kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa ( puncak produksi terjadi
pada masa pubertas dan adolesen), sehingga pada kulit bayi lebih kering
dibandingkan orang dewasa. (Darsana, 2009 ¶ 1, Efektifitas Perawatan Perianal
Dengan Baby Oil Terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus.
(http://darsananursejiwa. blogspot. com diperoleh 30 oktober 2009)
1. Perbedaan Kulit Neonatus, Bayi dan Dewasa
Secara histopatologis terdapat perbedaan struktur kulit pada neonatus
prematur neonatus cukup bulan, dan dewasa. Perbedaan struktur kulit neonatus
prematur, neonatus cukup bulan, dan orang dewasa
Berbagai perbedaan penting antara kulit bayi dengan kulit dewasa, antara lain:
1. Kulit relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar.
2. Produksi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea lebih sedikit.
Universitas Sumatera Utara
3. Terdapat peningkatan potensi mengalami iritasi.
4. Terdapat peningkatan kerentanan terhadap infeksi, terutama bakteri
5. Sedikit kemungkinan mengalami alergi kontak.
6. Permeabilitas perkutan meningkat, terutama pada bayi prematur atau bila
terjadi kerusakan kulit.
7. Perbandingan luas permukaan kulit terhadap volume cairan tubuh relatif lebih
besar, sehingga risiko peningkatan bahan toksik di dalam darah lebih tinggi.
Kondisi kulit tersebut memungkinkan spektrum kelainan pada bayi baru lahir
bersifat fisiologik dan sementara serta relatif tidak memerlukan terapi atau
perawatan husus. Kelainan kulit cenderung lebih banyak diakibatkan oleh
infeksi dan iritasi
4. Popok Bayi
a. Popok Sekali Pakai (Pospak) atau Diapers
Yang perlu diketahui orangtua adalah kulit bayi. Kulit Bayi sangat lembut dan
peka. Sebab itu, bila setiap saat kulit bayi terkontak atau terpapar benda asing seperti
keringat, air kencing, atau permukaan kain yang kasar, mudah terjadi gangguan
ringan yang bisa membuat kulit kemerahan.
Faktor lain yang mempermudah timbulnya ruam popok adalah perawatan
kulit yang kurang baik. Misalnya sering menggosok daerah popok dengan kain
bertekstur kasar atau tebal (seperti, handuk), jarang mengganti popok yang sudah
basah, pemakaian popok yang lembab atau tidak kering betul oleh panas matahari,
Universitas Sumatera Utara
dan pemakaian popok yang terlalu ketat (dr Irwan, 2008 ¶ 2, Popok Bayi
http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)
Selain itu, ada juga bayi yang alergi terhadap bahan dasar diapers. Dan, ada
juga ruam popok yang terjadi karena ibu terlalu ketat memasangkan diapers. sering
didapati ibu atau pengasuh yang taken for granteed (kelewat percaya) diapers,
sehingga tidak mencek "isi"-nya sampai berjam-jam. Padahal, mungkin saja saat baru
dipasangkan diapers, bayi buang air besar. Ada juga kasus ruam popok akibat kurang
cermat membersihkan feses (kotoran) bayi, sehingga di sekitar kelamin masih
terdapat sisa feses saat dipasangkan popok baru. "Ini sering terjadi saat bayi diare.
Karena sisa feses mengandung bakteri, maka begitu kontak dengan kulit, melukai
kulit dan menyebabkan ruam," (dr Irwan, 2008 ¶ 4, Popok Bayi
http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)
1. Jenis dan Kandungan Diapers
Tidak semua ibu memahami fungsi jenis dan kandungan diapers tersebut bagi
bayinya. Diapers, umumnya berbahan dasar bubur kertas atau pulp, kain kasa tipis,
juga kain flanel. Biasanya mempunyai lapisan bahan berdaya serap tinggi. Sehingga,
mampu menyerap cairan hingga 80-100 kali beratnya sendiri. Atau, kira-kira bisa
digunakan untuk menampung jumlah air seni bayi sebanyak 5-8 kali pipis. Lapisan
terluar terbuat dari plastik kedap air, agar kotoran bayi tidak tercecer kemana-mana.
Sedangkan sejumlah merek saat ini kandungannya diperkaya dengan moistruiser
(pelembab) dan aloe vera (lidah buaya) untuk melembutkan. Sejumlah diapers
Universitas Sumatera Utara
disertai pengharum ringan. Bagian pinggang dan kaki biasanya elastis dengan strip
cadangan untuk mencegah kebocoran saat bayi dalam posisi berbaring.
Selain itu, ada pula bayi yang tidak cocok mengenakan satu merek diapers
karena mudah terjadi kebocoran. Ini, lebih disebabkan anatomi diapers yang kurang
cocok bagi anatomi bayi. Atau, karena bayi terlalu banyak bergerak. "Karena sangat
individual sifatnya, adakalanya diapers yang cocok bagi seorang bayi, tidak cocok
bagi bayi lain ujar Aisah. Menurutnya, merek, harga, dan cara penjualan diapers
(misal, diapers generik) bukanlah faktor penentu cocok-tidaknya diapers bagi seorang
bayi.
2. Ukuran
Pilihlah pospak yang seukuran dengan berat bayi dan jangan terlalu besar.
Bagaimanapun, fungsi pospak adalah mencegah urin meluber. Bila ukurannya terlalu
besar maka fungsinya jadi tidak efektif karena pospak tidak lekat ke tubuh bayi.
Selain itu, pospak yang kebesaran pun membuat bayi tidak nyaman bergerak
3. Kualitas
Kualitas pospak juga perlu diperhatikan. Kita bisa menilainya dari kemasan,
bahan yang digunakan apakah berpori atau tidak, serta penjelasan yang diberikan oleh
produsen yang biasanya tertera di kemasannya (Ari, 2008, ¶ 2, Kiat Memilih Pospak.
http://www.parenting.co.id).
Bila bayi anda menggunakan popok sekali pakai, perhatikan hal-hal berikut:
1. Setiap kali bayi buang air besar, segera ganti popoknya sehingga bayi terhindar
dari ruam popok
Universitas Sumatera Utara
2. Jika perekat popok tampak memebekas di dekat pangkal paha bayi maka berarti
popok terlalu ketat, kendurkan lain waktu.
3. Jika ruam bayi melebar, ganti merek popok dengan yang lain. Ada beberapa bayi
yang sensitif terhadap jenis merek popok tertentu.
4. Pada bayi laki-laki, saat akan menutup popok, posisikan penis ke arah bawah.
5. Jika tali puat bayi belum lepas, pastikan bagian atas popok tidak mengenai tali
pusat.
6. Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi (dr Iwan, 2008, ¶
6, Popok Bayi. http://dokteranakku.com, diperoleh 25 Oktober 2009)
4. Cara Menggunakan Diapers yang Baik yaitu:
1. Sebelum mengganti atau menggunakan diaper, pastikan tangan Anda bersih.
2. Bersihkan area popok bayi; lipatan paha, paha atas, anus dan kelamin. Gunakan
lap basah untuk membersihkan. Dan, lap kering untuk mengeringkan sebelum
dipakaikan diapers kembali.
3. Agar bayi tidak terkena iritasi, oleskan baby oil atau krim khusus pada area popok
4. Pakaikan diapers sesuai ukuran. Jangan memberikan diapers terlalu besar atau
kecil.
5. Perhatikan cara penggunaannya. Pemakaian diaper yang benar akan memberi
kenyamanan bagi bayi.
6. Sebaiknya seringlah mengganti diaper kalau memang sudah kotor atau "penuh".
Frekuensi penggantian sangat tergantung frekuensi buang air kecil atau buang air
Universitas Sumatera Utara
besar bayi. Jangan tunggu sampai diaper tercium bau amoniak, karena inilah yang
bisa mengakibatkan kuman mengiritasi kulit.
Saat mengganti diapers, ulangi proses pembersihan seperti disebut di atas.
Setelah itu, biarkan bayi tanpa diapers sebentar, agar kulitnya "bernafas"
(Ari, 2008, ¶ 1, Nyaman dan Aman Pakai Pospak.
http://www.parenting.co.id)
5. Cara Membuang Pospak yang Benar
Orang tua keliru memperlakukan pospak bekas. Biasanya kita langsung
membuang begitu saja pospak yang di dalamnya masih terdapat feses atau tinja.
Seharusnya, kata Ari, sebelum pospak dibuang bersihkan dulu dari feses yang
menempel di permukaannya. Tentu saja, feses dibuang ke tempat semestinya di
kloset.
Setelah bersih, lipat popok dengan benar. Gel atau lapisan penampung air seni
harus berada di bagian dalam dan tertutup oleh bagian luar pospak. "Hal ini sudah
dihimbau oleh WHO sejak beberapa tahun lalu demi kesehatan,". Alasannya, sampah
pospak yang bercampur tinja akan mencemari lingkungan rumah kita (Ari, 2008, ¶
2, Nyaman dan Aman Pakai Pospak.
http://www.parenting.co.id)
b. Popok Kain
Meski popok sekali pakai lebih praktis dan tidak repot, tapi, tak sedikit orang
tua yang tetap memilih popok kain untuk bayinya dengan alasan dapat dibersihkan
ulang dan konon ramah lingkungan. Berikut cara menggunakan popok kain yang
benar:
Universitas Sumatera Utara
1. Jika anda menggunakan peniti popok, maka pilih yang bagian pengamannya
ditutup bahan plastik.
2. Bila popok hanya basah karena pipis bayi maka langsung diletakkan ke keranjang
kotor, tapi kalau popoknya basah dan ada kotoran maka bersihkan dulu. Untuk
menghilangkan bau, semprotkan campuran air dan baking soda ke popok yang
sudah dibersihkan kotorannya.
3. Pisahkan popok dari pakaian bayi yang lain dan gunakan deterjen yang lembut.
Jangan gunakan pelembut pakaian. Gunakan air hangat dan dua kali pembilasan.
4. Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi (dr Irwan, 2008, ¶
6, Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)
D. Ruam Popok
1. Defenisi Ruam Popok
Ruam popok merupakan kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup
popok yang paling sering diderita oleh bayi ( Soepardan, 2001 : 10 )
Ruam popok adalah kemerahan di daerah popok, seperti di alat kelamin,
dubur, bokong, lipat paha, dan perut bawah (Lutfiatus, 2008 : 95).
Ruam popok mempunyai pengertian, yaitu: Inflamasi akut pada kulit yang
disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh pemakaian popok (Nursalam,
2005 : 104).
2. Etiologi Ruam Popok
1. Kebersihan kulit yang tidak terjaga
2. Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing
Universitas Sumatera Utara
3. Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab
4. Akibat menceret
5. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen.
6. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci tangan dan
dibilas sampai bersih dan dikeringkan (dr Ika, 2008, ¶ 4 Jangan sepelekan
Ruam Popok. http://www.anakku.net, diperoleh 30 Oktober 2009).
Tentu saja tidak semua anak yang memakai popok akan menderita ruam
popok ini, namun memang memiliki kerentanan akan mengalaminya. Banyak hal
yang mempengaruhi timbulnya ruam popok ini, namun sebenarnya hal utama yang
mendasarinya adalah faktor iritasi. Iritasi ini terjadi terutama karena adanya
kontak dengan urin/ air seni dalam jangka waktu lama akibat pemakaian sebuah
popok yang berkepanjangan. Selain itu, iritasi juga disebabkan oleh:
1. Gesekan kulit dengan bahan popok. Hal ini akan semakin berat pada bayi/
anak yang gemuk apalagi bila ukuran popok yang digunakan tidak sesuai
dengan yang seharusnya (terlalu kecil)
2. Enzim yang terdapat di feses ( tinja/ kotoran ) bayi/ anak
3. Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian ( jika kurang bersih saat melakukan
pembilasan waktu mencuci popok kain )
Perlu diketahui juga, ternyata angka kejadian ruam popok akan meningkat
jika bayi atau anak menderita diare. Penggunaan susu kaleng ( pengganti air susu ibu)
juga mempertinggi resiko terjadinya ruam popok. Selain faktor iritasi, ternyata
kelainan kulit yang terjadi dapat pula diperberat dengan adanya infeksi sekunder
oleh kuman dan jamur. Kuman/ bakteri yang sering menginfeksi adalah jenis
Universitas Sumatera Utara
Staphylococcus aureus, sedangkan jamurnya berasal dari golongan Candida albicans.
Sebenarnya kedua jenis mikroorganisme ini secara normal dapat ditemukan di
daerah selangkangan dan sekitar alat kelamin, bahkan ragi candida juga normal
terdapat di saluran pencernaan. Infeksi sekunder biasanya sudah terjadi dalam
waktu 48-72 jam setelah timbulnya kelainan di daerah popok secara primer akibat
iritasi penggunaan popok saja. Pada kulit yang normal dan utuh, maka kedua
mikroorganisme ini tidak akan menimbulkan penyakit. Namun adanya faktor iritasi
yang telah dijelaskan di atas terlebih dahulu, dimana kulit akan mengalami
peradangan awal maka infeksi ini pun dapat dengan lebih mudah terjadi.
Kombinasi berbagai tersebut menjadi penyebab utama terjadinya ruam popok
pada kulit bayi yang masih peka. Aneka faktor tersebut berasal dari sejumlah hal
yaitu :
1. Pemakaian popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak. Kotoran
bokong dan cairan yang bercampur menghasilkan zat yang menyebabkan
peningkatan PH (derajat keasamaan) kulit dan enzim dalam kotoran. Tingkat
keasamaan kulit yang tinggi ini membuat kulit lebih peka, sehingga
memudahkan terjadinya iritasi kulit..
2. Pemberian susu formula ternyata juga memungkinkan bayi anda mengalami
masalah ruam popok lebih besar dibandingkan dengan ASI (air susu ibu)
pada urin atau kotorannya bayi anda. Ruam popok dapat disebabkan oleh
adanya riwayat alergi karena keturunan.
Universitas Sumatera Utara
3. Gejala Ruam Popok
Gejala dari ruam popok bervariasi :
• Pada tahap dini, ruam tersebut berupa kemerahan di kulit pada daerah popok
yang sifatnya terbatas disertai lecet-lecet ringan atau luka pada kulit.
• Pada derajat sedang berupa kemerahan dengan atau tanpa adanya bintil-bintil
yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet pada permukaan luas.
Biasanya disertai rasa nyeri dan tidak nyaman.
• Pada kondisi yang parah ditemukan
kemerahan yang disertai bintil-bintil,
bernanah dan meliputi daerah kulit
yang luas.
• Bayi atau anak dengan kelainan itu
dapat menjadi rewel akibat adanya
rasa nyeri, terutama pada waktu buang
air kecil atau besar.
(Steven, 2008, ¶ 1 Ruam popok. http://www.conectique.com, diperoleh tanggal 23
Oktober 2009).
4. Mencegah Ruam Popok
Ada beberapa cara untuk mengurangi atau mencegah masalah ruam popok
pada bayi tips menjaga kulit pantat bayi sehat dan nyaman :
1. Gantilah popok sesering mungkin
Universitas Sumatera Utara
2. Bersihkan pantat bayi dengan lembut menggunakan kain penyeka bayi. Kemudian
keringkan diantara lipatan-lipatan secara seksama setiap kali mengganti popok.
3. Ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan ke belakang. Ini
akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi.
4. Usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit.
5. Gunakan pelapis popok atau popok sekali pakai yang dapat menyerap
kelembaban dari kulit bayi, sehingga menjadikan bayi lebih kering.
6. Ketika anda mencuci popok, bersihkan popok secara seksama sehingga semua
deterjen hilang. (dr Ika, 2008, ¶ 8 Jangan sepelekan Ruam Popok.
http://www.anakku.net, diperoleh 30 Oktober 2009).
5. Perawatan Perianal
Perawatan pada daerah yang tertutup popok sangat penting dilakukan
1. Ganti Popok Usai Mengompol
Ruam kulit bisa timbul karena popok yang basah. Segera ganti popoknya begitu
ia kencing. Kalau si kecil menggunakan diapers, sering-seringlah memeriksanya.
Jangan sampai membiarkan genangan air seni atau tinja di dalam diapers.
Sebaiknya ganti diapers 3-4 jam sekali. Kecuali jika ia buang air besar, harus
langsung diganti.
2. Kulit Senantiasa Kering
Usahakan kulit bayi dalam keadaan kering. Jika ia baru mengompol, segera basuh
dengan air menggunakan waslap. Keringkan dengan kain yang lembut atau
dengan cara menepuk-nepuknya. Bila perlu olesi salep kulit atau krim di daerah
Universitas Sumatera Utara
lipatan leher, ketiak, paha, dan pantat. Tak perlu menambahkan bedak karena
tidak cocok untuk menangani ruam popok. Salep kulit/krim ini bisa mengurangi
rasa gatal dan merah-merah yang timbul. Sebaiknya, beli berdasar resep dokter
atau produk yang sudah dianjurkan dokter.
3. Pakai Sabun Khusus
Gunakan sabun khusus yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hindari
pemakaian sabun pada daerah yang terkena peradangan.
4. Longgarkan Popok
Jangan mengikat popok terlalu kuat. Hindari juga penggunaan popok/celana yang
terbuat dari plastik, karet, nilon, atau bahan lain yang tidak menyerap cairan.
5. Beri Udara Bebas
Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas. Untuk beberapa saat
lamanya (biasanya setelah mandi), biarkan si kecil tanpa celana.
6. Mengatasi Ruam Popok
Warna kemerahan merupakan tanda awal terjadinya ruam popok, cukup
dengan melakukan langkah pencegahan, biasanya ruam popok dapat sembuh sendiri.
Dapat ditambahkan krim pelindung kulit khusus bayi yang mengandung zinc
oxide atau petroleum untuk mencegah kontak dengan urin dan feses.Gantilah popok
dengan popok sekali pakai yang mengandung gel berdaya serap tinggi
(superbasorbent gelling material) dan hindarkan penggunaan yang terlalu kencang
Untuk sementara, hindari penggunaan tisu basah (baby wipes) karena dapat
menambah iritasi pada area popok, lebih baik gunakan air dan sabun. Jika tidak
Universitas Sumatera Utara
sembuh juga, curigai kemungkinan adanya infeksi jamur atau bakteri dan penyakit
lain. (dr Ika, 2008, ¶ 9 Jangan sepelekan Ruam Popok. http://www.anakku.net,
diperoleh 30 Oktober 2009)
7. Penanganan Ruam Popok
Banyak sekali macam gangguan masalah kulit pada bayi gangguan kulit pada
bayi biasanya disebabkan banyak hal, misalnya : terjadinya ruam popok akibat
pemakaian popok yang menimbulkan merah pada kulit bayi. Ruam popok ini kerap
menjadi masalah pada bayi baru lahir.
1. Jika menggunakan popok dari kain, sebaiknya haruslah terbuat dari bahan katun
yang lembut. Janganlah terlalu ketat menggunakan diaper, hal ini agar kulit bayi
tidak tergeser.
2. Sebaiknya perhatikanlah daya tampung dari diaper itu. Jika telah menggelembung
atau menggantung, sebaiknya segeralah tukar dengan yang baru
3. Cobalah menghindari pemakaian diaper yang terlalu sering. Gunakanlah diaper
disaat-saat yang membutuhkan sekali.
4. Janganlah ada sisa urine/kotoran saat membersihkan kulit bayi karena kulit yang
tidak bersih akan sangat mudah mengalami ruam popok.
5. Jangan lupa menggunakan sabun jika kulit bayi yang tertutup diaper terdapat
merah dan kasar.
Universitas Sumatera Utara
8. Berbagai Obat Atasi Ruam Popok
1. Kategori obat: pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang
aman dan dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat
oles yang mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik,
menyejukkan kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau
lanolin yang menahan air dalam kulit dan mencegah iritasi.
2. Kategori obat: Anti jamur
Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti dengan
pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep
nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah
pertumbuhan jamur lebih lanjut.
3. Kategori Obat: Steroid Topikal (dioleskan di kulit)
Bekerja mengurangi peradangan. Misalnya obat yang mengandun
hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya. Dapat
diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru dapat memperparah ruam
popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau bakteri.
4. Kategori Obat : Antibiotika Topikal
Digunakan untuk mengobati ruam popok yang terinfeksi bakteri. (dr Ika,
2008, ¶ 11 Jangan sepelekan Ruam Popok. http://www.anakku.net, diperoleh
30 Oktober 2009).
Universitas Sumatera Utara
5. Karakteristik Responden
a. Pendidikan
Menurut Arikunto (2006) pendidikan dinilai dari jenjang pendidikan formal
yang dikelompokkan menjadi :
- SD
- SMP
- SMA
- Perguruan tinggi
b. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
penghasilan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.
Menurut Hurlock (1995) menyatakan bahwa pengetahuan dan kepuasan dapat
dengan mudah diperoleh dari keterampilan, pengalaman kerja, dengan daya tarik
pribadi. Hal ini biasanya dimiliki oleh seorang pekerja yang professional, jarang
menukar pekerjaannya (pekerja tetap)
Menurut Arikunto (2006) pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan
sehari-hari yang dikelompokkan menjadi :
- Ibu Rumah Tangga (IRT)
- Pegawai swasta
- Pegawai Negeri Sipil (PNS)
- Wiraswasta
Universitas Sumatera Utara
c. Sosial Ekonomi
Menurut Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa adanya hubungan
antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun
pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
mungkin oleh karena tidak mempunyai uang
Berdasarkan Surat Keputusan (SK Gubsu No.561/2244/thn 2006), Drs.
Rudolg M.Pardede, menetapkan UMP (Upah Minimum Propinsi) Sumut tahun 2007
sebesar Rp.761.000,- ini merupakan upah terendah dan hanya berlaku bagi pekerja
atau buruh yang punya masa kerja kurang dari satu tahun.
Sosial ekonomi adalah jumlah pendapatan tetap atau tambahan yang diperoleh
responden baik yang terkait dengan instansi ataupun yang tidak, diterima perbulan
dengan kategori sebagai berikut :
- Ekonomi rendah (Rp. 761.000)
- Ekonomi sedang (Rp. 761.000 s/d Rp. 1.500.000)
- Ekonomi tinggi (>Rp.1.500.000)
d. Sumber informasi
Pada hakikatnya media informasi kesehatan merupakan saluran (chanel) untuk
menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan mempermudah
penerimaan pesan kesehatan masyarakat atau klien (Notoatmodjo, 2003)
Sumber informasi merupakan awal datangnya berita atau kabar yang
diperoleh terhadap pesan-pesan kesehatan, berdasarkan fungsinya sebagai penyalur
pesan-pesan kesehatan, maka media dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Media langsung
- Keluarga
- Teman
- Tenaga kesehatan
2. Media tidak langsung
- Media cetak
- Media elektronik
- Media papan
Universitas Sumatera Utara