KESEHATAN MASYARAKAT (Public
Health)
Dinkes Kota BatamBidang P2-PL
tahun 2013
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “
PENGERTIAN
Perbaikan sanitasi lingkungan Pemberantasan penyakit-penyakit
menular Pendidikan untuk kebersihan
perorangan Pengorganisasian pelayanan-
pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Untuk Apa ?
merupakan ilmu yang multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas untuk
1. Mencegah penyakit (preventif)2. Meningkatkan kesehatan (promotif), 3. Pengobatan Penyakit (kuratif),4. Pemulihan fisik, mental dan
sosial (rehabilitatif)
Ilmu Kesehatan Masyarakat ?
1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan Vektor5. Pendidikan (penyuluhan)
kesehatan masyarakat
Garis besar Upaya Kesmas
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Pembinaan gizi masyarakat3. Pengawasan Sanitasi Tempat-
Tempat Umum4. Pengawasan Obat dan Minuman5. Pembinaan Peran Serta
Masyarakat
Garis besar Upaya Kesmas
Menurut H.L Blum :1. Kesehatan Lingkungan2. Perilaku3. Pelayanan Kesehatan4. Genetik
4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESMAS
adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman (virus, bakteri, amuba, atau jamur dll) yang dapat berpindah secara langsung maupun tidak langsung.
PENYAKIT MENULAR
Faktor Penyebab Penyakit Menular
HOST
AGENTENVIRONME
NT
Umur, Jenis Kelamin dan RasHereditas ( Perkembangan Individu )
Prilaku Mekanisme Pertahan TubuhStatus GIZI
Host
VirusBakteriCacing JamurProtozoa
Agent
FisikKimiaBiologiSosial Ekonomi
Environment
Infektifitas : kerampuan masuk dan berkembang biak
Patogenesitas : kemampuan agent menghasilkan gejala klinik
Virulensi: Proporsi bahaya bagi penderita dengan gejala klinik yang jelas
Antigenesitas/Emunogenesitas: Agent mensti mulasi Host untuk mengasilkan kekebalan
Hubungan Agent dengan Host
Agent membutuhkan tempat yang ideal/cocok untuk bertahan dan berkembang biak
Tempat berkembang biak disebut Reservoir dan reservoir merupakan pusat penyakit menular ( Manusia, hewan dan komponen lingkungan lainya )
Hubungan Agent Dengan Environment
Host bagian dari unsur lingkungan
Host dapat bertahan pada lingkungan dengan beradap tasi
Baik buruk Lingkungan tergantung dari prilaku Host
Hubungan Host dengan Envronment
Kontak LangsungMelalui UdaraMelalui makanan/MinumanMelalui Vektor
CARA PENULARAN PENYAKIT
Vektor adalah binatang/ serangga yang dapat menjadi perantara penularan Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, ricketsia, virus, protozoa dan cacing.
Penularan melalui Vektor
Perubahan lingkungan fisik seperti pertambangan, industri dan pembangunan perumahan yang mengakibarkan berkembang biaknya vektor penyakit
Sistim penyediaan air bersih dengan perpipaan yang belum menjangkau seluruh penduduk sehingga masih diperlukan container untuk penyediaan air.
Sistem drainase permukiman dan perkotaan yang tidak memenuhi syarat sehingga menjadi tempat perindukan vektor
Mengapa ?
Sistem pengelolaan sampah yang belum memenuhi syarat menjadikan sampah menjadi sarang vektor
Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dalam pengendalian vektor penyakit secara kimia beresiko timbulnya keracunan dan pencemaran lingkungan serta resistensi vektor
Mengapa ?
Adalah Serangga seperti Nyamuk Anopheles merupakan vektor utama penyakit malaria, Aedes Aegypti adalah vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue , cikungunya.
Penyakit Tersebut di tanggulangi melalui Program Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)
Vektor Utama
7 Pokok Program Upaya Pengendalian dan Pemberantasan
Surveilans epidemiologi dan Penang gulangan KLB
Pemberantasan VektorPenatalaksanaan Kasus Penyuluhan Kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD Peran Serta Masyarakat : Jumantik Pelatihan
P2-Demam Berdarah Dengue ( DBD )
Untuk setiap kasus DBD harus dilakukan Penyelidikan epidemiologi meliputi radius 100
meter dari rumah penderita
APABILADitemukan bukti bukti penularan yaitu
penderita DBD lainnya , ada 3 penderita demam atau ada faktor risiko yaitu ditemukan jentik,
maka dilakukan penyemprotan (Fogging Focus) dengan siklus 2 Kali disertai larvasidasi, dan gerakan PSN.
Langkah Langkah Penanggulangan Penyakit DBD
Puskesmas melaksanakan kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala ( PJB ) setahun 4 kali untuk memonitor kepadatan jentik diwilayahnya
Lebih mengutamakan pencegahan yaitu dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M PLUS, dengan melibatkan masyarakat
Langkah Langkah Penanggulangan Penyakit DBD
Memfasilitasi terbentuknya tenaga JUMANTIK ( Juru Pemantau Jentik)
Kemitraan melalui wadah POKJANAL bersama lintas sektor lainnya terutama DEPDIKNAS
Langkah Langkah Penanggulangan Penyakit DBD
SITUASI PENYAKITDEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)DI KOTA BATAM
DINAS KESEHATAN KOTA BATAM TAHUN 2013
Penyakit Demam Berdah Dengue Masih merupakan Masalah Kesehatan di Kota Batam
Penyakit DBD menyebar luas sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk.
Dipengaruhi Musim atau Curah Hujan
Gambaran Umum Penyakit DBD di Kota Batam
Vektor Penyakit DBD di Kota Batam adalahAedes Aegypti dan Aedes Albopictus
Vektor ditemukan Sepanjang tahun Kepadatan Ventor Tergandung Curah
Hujan Pada Saat Musim Panas Kepadatan
Vektor TETAP tinggi karena Penduduk Menampung cadangan air
Gambaran Umum Penyakit DBD di Kota Batam
Insidence Rate ( IR ) 5 tahun Ter akhir
tahun 2008 sebesar : 171,7 /100.000 penduduktahun 2009 sebesar : 125,0 /100.000 penduduktahun 2010 sebesar : 73,6 /100.000 penduduk tahun 2011 sebesar : 59,4/100.000 penduduk tahun 2012 sebesar : 60,5/100.000 penduduk
Gambaran Umum Penyakit DBD di Kota Batam
Case Fatality Rate ( CFR ) Penyakit DBD 5 Tahun Ter Akhir
tahun 2008 sebesar : 1,,13 %,tahun 2009 sebesar : 0,98 %, tahun 2010 sebesar : 1,32 %,tahun 2011 sebesar : 0,32 % tahun 2012 sebesar : 1,31 %
Gambaran Umum Penyakit DBD di Kota Batam
Penularan Penyakit DBD Terjadi Sepanjang Tahun
Kejadian Penyakit DBD 5 ( Lima) Tahun terakhir Bervariasi namun Cenderung Menurun
Insidence Penyakit DBDDi Kota Batam
No Tahun ∑kasus ∑Mati IR CFR1 2008 1244 14 171,7
1,132 2009 1124 11 125,0
0,983 2010 759 10 73,6
1,32 4 2011 628 2 59,4
0,325 2012 748 10 60,5
1,31
Angka InsidencePenyakit DBD di Kota Batam
Tahun 2008-2012
Grafik Insidence DBD di Kota Batam
Tahun 2008-2012
Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agust Sept Okto-ber
No-vem-ber
De-sem-ber
2008 68 45 32 26 57 87 131 120 136 199 196 149
2009 136 40 49 44 54 55 146 74 91 163 148 124
2010 87 76 46 33 47 56 47 91 42 64 72 98
2011 48 39 33 26 20 27 37 46 53 97 94 108
2012 107 56 22 24 37 44 57 33 73 86 125 84
25
75
125
175
225
Grafik Pola Penularan DBD di Kota Batam
Tahun 2008-2012
Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agust Sept Okto-ber
No-vem-ber
De-sem-ber
2008 68 45 32 26 57 87 131 120 136 199 196 149
2009 136 40 49 44 54 55 146 74 91 163 148 124
2010 87 76 46 33 47 56 47 91 42 64 72 98
2011 48 39 33 26 20 27 37 46 53 97 94 108
2012 107 56 22 24 37 44 57 33 73 86 125 84
50
150
250
350
450
550
650
Grafik Rata rata Kejadian DBD
Di Kota Batam
Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agust Sept Okto-ber
No-vem-ber
De-sem-ber
Rata rata 89.2 51.2 36.4 30.6 43 53.8 83.6 72.8 79 121.8 127 112.6
10
30
50
70
90
110
130 PSN Sebelum Musim Penu-
laran
GrafikMonitoring KLB DBD
Tahun 2012
Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agust Sept Okto-ber
No-vem-ber
De-sem-ber
Minimum 48 39 32 26 20 27 21 24 33 47 54 54
2012 107 56 22 24 37 44 57 33 73 86 125 84
Maximum 148 142 53 55 57 87 146 120 136 199 196 149
25
75
125
175
225
275
325
375
Faktor Manusia dan Sosial Budaya kepadatan penduduk INFRA STRUKTUR yang kurang memadai
seperti penyediaan sarana air bersih, sarana pembuangan sampah,
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB DBD DI KOTA BATAM
Mobilitas manusia atau perpindahan penduduk dari Kota lain ke Kota Batam yang tinggi mempengaruhi penyebaran penyakit DBD.
Perilaku masyarakat seperti kebiasaan menampung air untuk keperluan sehari hari .
Kebiasaan menyimpan barang barang bekas atau kurang memeriksa lingkungan terhadap adanya air yang tertampung
Faktor Manusia dan Sosial Budaya
Faktor Nyamuk penular, yaitu Aedes aegypti/ Albopictus yang infektif (mengandung virus Dengue ) tersebar diseluruh pelosok Kota Batam dan populasinya meningkat pada saat musim hujan
Musim hujan meningkatkan populasi nyamuk
Faktor Agent dan Lingkungan
Kurangnya pemahaman tentang penegakan diagnosis dan penatalaksanaan penderita DBD sesuai standar pada sebagian klinisi baik di Rumah Sakit.
Belum semua rumah sakit menggunakan form KDRS/KD-DBD dan seringnya keterlambatan pelaporan kasus dari rumah sakit ke Dinas Kesehatan atau ke Puskesmas.
Faktor Standar Operasional Prosedur ( SOP)
Faktor pelaksana program yang sering berganti-ganti, kurangnya petugas lapangan Untuk pelaksanaan program pengendalian DBD.
Kegiatan pemeriksaan jentik berjalan namun tidak menyeluruh karena keterbatasan tenaga. Puskesmas melaksanakan PJB ( Pemeriksaan Jentik Berkala) , kader JUMANTIK melaksanakan pemeriksaan jentik seminggu sekali.
Faktor KETERSEDIAAN TENAGA
Dana yang tersedia untuk kegiatan untuk penanggulangan DBD masih kurang sehingga proram tidak terlaksana secara utuh dan menyeluruh
Peningkatan kasus yang umumnya terjadi bulan Desember, Januari dan pebruari , di mana pada bulan Desember Dana telah habis dan pada bulan-Januari dan Februari dana operasional belum turun
Faktor PEMBIAYAAN
Faktor peran serta lintas sektor maupun peran serta masyarakat yang masih kurang dan cenderung mengharapkan sektor kesehatan saja yang mengatasi masalah DBD.
Faktor kerjasama/peran serta
Malaria masih merupakan salah satu penyakit menular yang merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit Malaria mengenai semua usia mulai dari Bayi,Balita,anak-anak, usia remaja bahkan pada usia produktif
Penyakit Malaria
Dampak ekonomi disebabkan kehilangan waktu bekerja, biaya pengobatan sampai terjadinya penurunan tingkat kecerdasan dan produktivitas kerja
Dampak lain adalah menurunnya kunjungan wisatawan
Penyebaran Malaria disebabkan berbagai faktor yang komplek: perubahan lingkungan, vektor, sosial budaya masyarakat, resistensi obat dan akses pelayanan kesehatan
Dapak Malaria
DAMPAK ANEMI MALARIA PERDARAHAN, PREMATUR,BBLR GANGGUAN PERTUMBUHAN &
PERKEMBANGAN PRESTASI BELAJAR, OLAH RAGA
MENURUN DAYA
TAHAN,PRODUKTIVITAS,PENDAPATAN MENURUN
LEMAH, DAYA TAHAN MENURUN,SERING SAKIT, KEMATIAN.
Tujuan UmumTerwujudnya masyarakat yang hidup sehat yang terbebas dari penularan malaria (Eliminasi Malaria) sampai dengan menurunnya kasus Malaria (API) menjadi 1 per 1.000 penduduk
Tujuan khusus :1. Semua Yankes mampu melaksanakan pemeriksaan
sediaan darah malaria dan memberikan pengobatan tepat dan terjangkau dengan ACT;
2. Seluruh wilayah Kota Batam sudah melaksanakan intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria;
3. Menurunnya 50 % jumlah daerah endemis malaria
P2 Malaria
TAHAPAN ELIMINASI MALARIA
PEMBERANTASANPRA
ELIMINASI ELIMINASI PEMELIHARAAN
SPR < 5%Dari malariakinis
< 1 kasus/1000penduduk berisiko
KasusIIndiigenous 0
Sertifikasi WHO
3 tahun
Reorientasiprogram menuju
eliminasi
Reorientasiprogram menuju
pemeliharaan
Penemuan dini dan pengobatan penderita. Meningkatkan akses pelayanan yang
berkualitas(konfirmasi dengan mikroskop atau RDT).
Pemberdayaan dan penggerakan masyarakat Meningkatkan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) Menggalang kemitraan Meningkatkan sistem surveilans Meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kegitan Pokok P2 Malaria
Diagnosis Malaria Semua kasus malaria dikonfirmasi dengan mikroskop atau Rapid Diagnostic Test (RDT)
Pengobatan Artemisinin -- based Combination Therapy (ACT)
Pencegahan : Pendistribusian kelambu (Long-Lasting
Insecticidal Net- LLin), Indoor Residual Spraying/IRS, larvasiding dll
Kemitraan dalam Menuju Eliminasi Malaria
Strategi
Juru Permantau VektorJuru Pemantau Vektor ( JPV ) adalah wadah pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian malaria yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
Strategi
Terima Kasih