PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HIV
Endang Retnowati
Departemen/Instalasi Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Unair
2014
Tujuan
Mahasiswa mampu :
• Memahami tujuan dan diagnosis laboratorium infeksi HIV
• Memahami struktur virus HIV
• Memahami hubungan perjalanan penyakit HIV/AIDS dengan pembentukan antibodi dan antigenemia
• Memahami jenis pemeriksaan
• Memahami strategi tes HIV
• Memahami perbedaan algoritma pemeriksaaan serial dan paralel
• Memahami pemantapan kualitas pemeriksaan
2
Tujuan :
1. untuk diagnosis individu terinfeksi
HIV
2. pengamanan darah transfusi atau
pencangkokan organ
3. untuk keperluan surveilans
4. pengobatan (ART).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
4
Struktur virus HIV (Rubbert A et al, 2007).
HIV-1 HIV-2
Inti p 24 p 26
Transmembran gp 41 gp 34
Membran luar gp 160/120 gp 140
5
Protein pada HIV-1 dan HIV-2
6
TYPES OF HIV
HIV
HIV-1 M (A)
HIV-1 M (B)
HIV-1 M (C)
HIV-1 M (D)
HIV-1 M (E)
HIV-1 M (F)
HIV-1 M (G)
HIV-1 M (H)
HIV-1 M (I)
HIV-1 M (J)
SUBTYPE
HIV-1 HIV-2TYPE
HIV-1 (M) HIV-1 (O)GROUP
Source: http://www.avert.org/hivtypes.htm
Also reported are Group “N” and Subtype “K”
7
TYPES OF HIV
Laboratory studies undertaken by Dr Max
Essex of the Harvard School of Public
Health in Boston have demonstrated that
subtypes C and E infect and replicate
more efficiently than subtype B in
Langerhans cells which are present in the
vaginal mucosa, cervix and the foreskin of
the penis but not on the wall of the rectum.
These data suggest that HIV subtypes E
and C may have a higher potential for
heterosexual transmission than subtype B.
Major Differences
Genetic CompositionBiological
Differences in vivo
Biological
Differences in vitro
Difference in
Transmission Routes
Subtype B Subtype C Subtype E
Via BloodVia Mucosal
Route
Major Routes
Homosexual IV Drug Use Heterosexual
Though HIV subtype C & E replicate more efficiently in
mucosa, but they also can transmit through other routes, e.g.
BLOOD TRANSFUSION.
Perjalanan penyakit
1. sindrom retroviral akut yang terjadi 2-3 minggu setelah infeksi HIV
2. infeksi kronis HIV-asimtomatik : terjadi 2-3 minggu setelah tahap 1, gejala infeksi virus menghilang. Tahap ini berlangsung sekitar 8-10 tahun
3. infeksi HIV/AIDS simtomatik : berlangsung sekitar 1-3 tahun dan keadaan tersebut dapat berakhir kematian.
8
Perjalanan Penyakit HIV 1
(Schochetman, 1994)
10
.Laboratory markers during HIV-1 disease progression
1. Deteksi infeksi HIV (antibodi dan antigen)
- pemeriksaan penyaring
- pemeriksaan konfirmasi
2. Kelainan sistem imun (mengetahui perjalanan penyakit dan pengobatan) → CD4
3. Pemeriksaan untuk awal dan memantau pengobatan → beban virus : RNA-HIV-PCR
4. Pemeriksaan penunjang untuk keganasan dan infeksi oportunistik 11
PEMERIKSAAN LABORATORIUM 4 KELOMPOK
Pemeriksaan laboratorium
• Diagnosis HIV (Pemeriksaan antibodi/antigen)
– Enzyme Immunoassay (EIA) : deteksi Ag,Ab,Ag+Ab
– Pemeriksaan Rapid : deteksi antibodi
– Western Blot (WB) : deteksi antibodi
– p24 (deteksi antigen)
• Diagnosis awal untuk bayi
– deteksi materi genetik : DNA provirus/RNA
• Mengawali dan memantau pengobatan
– CD4 , Viral Load12
Strategi pemeriksaan laboratorium :
Penderita
Curiga terinfeksi HIV
Konseling pre-tes
Informed consent
Tes darah
Konseling pasca-tes hasil positif / negatifHarus rahasia
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Biological assays tidak tepat 100%. Masing-masing biological assay mempunyai potensi menghasilkan false positive atau false negative.
• Deteksi antibodi : penyaring dan konfirmasi.
14
Ada beberapa kebutuhan yg berbeda utk setiap
Pemeriksaan antibodi
Pemilihan Strategi tergantung 3 faktor :
• Tujuan Pemeriksaan
• Sensitivitas & spesifisitas reagen
• Prevalensi HIV pd populasi yg di Pemeriksaan
STRATEGI PEMERIKSAAN
Bagan alur strategi pemeriksaan HIV
Dikutip dari Dirjen P2M dan PL, 200316
Tujuan
pemeriksaan
Prevalensi
infeksi
Faktor
risiko
Strategi pemeriksaan
Keamanan
transfusi/
transplantasi
Semua
prevalensi
I
Surveilans >10%
≤ 10%
I
II
Diagnosis Terdapat
gejala
klinik
infeksi HIV
>30% + I
≤ 30% - II
Tanpa
gejala
klinik
infeksi HIV
>10% + II
≤ 10% - III
Reagen HIV yang digunakan
• Bahan / reagen harus sudah terdaftar di Kemenkes
• Sudah dievaluasi oleh Lab. Rujukan Nasiona
• Enzyme Immunoassay (EIA) and Rapid test
• Untuk diagnostik menggunakan 3 macam reagen HIV
• Sensitivitas reagen pertama > 99%
• Spesifisitas reagen kedua > 98%
• Spesifisitas reagen ketiga > 99%
• Ketidaksesuaian hasil <5%
• Preparasi Antigen atau prinsip tes berbeda
• Penerapan sistem rujukan berdasar Jejaring Laboratorium
17
HASIL EVALUASI REAGEN HIV DARI RSCM (Per Mei 2010)
N
o. Kit Manufacturer
Type of
kit Sensitivity Specificity Month
1Abbott HIV 1/2 gO Abbott EIA 100.00 99.43 December 2001
2Enzygnost anti-HIV 1/2 Plus Dade Behring EIA 99.34 98.30 December 2001
3Murex HIV-1.2.O Abbott EIA 100.00 97.16 December 2001
4HIV Uniform II Ag.Ab Organon Teknika EIA 98.68 96.59 December 2001
5Vidas HIV Duo BioMerieux EIA 98.68 97.16 December 2001
6Serodia HIV-1/2 Fujirebio Rapid 98.68 93.71 December 2001
7Entebe HIV Dipstick Hepatika
Laboratories
Rapid 98.03 99.43 December 2001
8Immunocomb II HIV 1&2
BiSpot
PBS Orgenics Rapid 98.68 99.43 December 2001
9HIV Spot Genelabs
Diagnostics
Rapid 94.70 100.00 December 2001
10Hexagon HIV Human Rapid 97.37 100.00 December 2001
11Determine HIV ½ Abbott Rapid 98.68 100.00 December 2001
12HIV 1&2 Antibody Rapid
Pemeriksaant
Oncoprobe Biotech Rapid 97.39 98.86 December 2001
13Eucardio HIV EIA Lab Inc EIA 49.34 98.30 December 2001
14HIVase 1+2 General Biologicals EIA 84.21 90.91 December 2001
15dBest One Step HIV-1/HIV-2
Pemeriksaant Strip
AmeriTek Rapid 98.03 80.11 December 2001
16Capillus HIV-1/HIV-2 Trinity Biotech Rapid 96.05 99.43 December 2001
17Genie II HIV-1/HIV-2 BioRad Rapid 95.39 99.43 December 2001
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring darah donor & transplantasi organ
19
A1
A1 positif
Anggap
sebagai
“positif”
A1 negatif
Anggap
sebagai
“negatif”
Jangan dipakai !!
Strategi IISurveilans, Diagnosis
20
A1
A1 -A1 +
Laporkan positf
Laporkan negatif
A2
A1+A2+A1+A2-
Ulangi A1 dan A2
A1-A2-A1+A2-A1+A2+
Laporkan indeterminate
Laporkan negatif
Laporkan positf
Strategi IIIDiagnosis
21
A1
A1 -A1 +
Laporkan positf
Risiko
tinggi
A2
A1+A2-A1+A2+
Ulangi A1 dan A2
A1-A2-A1+A2-A1+A2+
Anggap indeterminate
Laporkan
negatif
A3
Laporkan
negatif
A1+ A2- A3- A1+ A2+ A3- A1+ A2- A3+ A1+ A2+ A3+
Risiko
rendah
Anggap
indeterminate
Anggap
Negatif
Catatan penting :
• Untuk hasil indeterminate → perlu diulang dengan bahan baru yang diambil sedikitnya 14 hari sesudah pemeriksaan yang pertama
• Bila hasil tetap indeterminate dengan bahan baru → lakukan pemantauan ulang pada 3,6,12 bulan. Bila setelah 12 bulan hasil tetap “indeterminate”→ tidak terinfeksi HIV
22
Bahan pemeriksaan :
o Darah : serum, plasma, darah lengkap (whole blood)
o Saliva
o Urine
- Metode yang dianjurkan digunakan : deteksi antibodi
- Antibodi terbentuk 3 - 6 minggu bisa sampai 3 – 6 bulan
- Antibodi HIV positif terinfeksi HIV
- Paling efisien dan luas pemakaiannya
PEMERIKSAAN ANTIBODI - HIV
Ada beberapa macam metode :
- Uji EIA (Enzyme Immunoassay)
- Uji sederhana / cepat/rapid
- Uji konfirmasi (Western Blot)
25
EIA (Enzyme Immuno Assay)• memerlukan peralatan yang cangggih dan waktu
pemeriksaan yang cukup lama.
• Dapat mendeteksi antigen dan antibodi.
• Hasil : reaktif atau nonreaktif.
• Pemeriksaan antigen yang yang digunakan adalah p24 HIV.
• Antigen p24 biasanya dideteksi 1 - 3 minggu sesudah infeksi HIV. Namun deteksi antigen p24 belum dipakai sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis infeksi HIV.
26
27
Piring HIV berlapis
Ag
AntibodiPt’s
Ensim Reagen pewarna
(+)
(- )
Enzyme linked immuno sorbent assay
Introduksites HIV
ELISA
28
Piring ELISA
kontrol
Positif
Negatif
? hasil
Introduksi tes HIV
Rapid test
• mudah penggunaannya dan tidak memerlukan peralatan yang canggih, waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan relatif cepat sekitar 10-20 menit (misal : aglutinasi, imunodot, imunokromatografi).
• Tes ini mendeteksi antibodi.
• Hasil reaktif atau nonreaktif.
29
30
Rapid test
Rapid test
31
• Ada 3 kemungkinan hasil pemeriksaan untuk 1 pemeriksaan antibodi HIV pemeriksaan :
• Reaktif – ketika keduanya baik pita pemeriksaan dan pita kontrol tampak.
• Non-reaktif – ketika hanya pita kontrol yang tampak.
• Tidak sah/Invalid – ketika pita kontrol tidak tampak.
jika pemeriksaan menghasilkan hasil tidak sah, maka pemeriksaan ini gagal. Pemeriksaan HARUS diulangi.
32
Tes konfirmasi
1.Western Blot (WB)
2. Indirect immunofluorescence asssays (IFA)
3. Radioimmunoprecipitation assays (RIPA)
33
Western Blot Assay
• Antibodi HIV bereaksi dengan protein
spesifik HIV dan mengikat kertas tepat
pada titik yang sama di mana protein
target bermigrasi
• Antibodi terikat kemudian dideteksi dengan teknik colourimetric
34
Gambar 1. Struktur Virus HIV 35
36
SENSITIVITAS
Sensitivitas epidemiologi/ klinikal : Kemampuan reagensia untuk mendeteksi semua individu yg
telah terinfeksi (= setelah melalui serokonversi).
Sensitivitas analitikal : Kemampuan reagensia untuk mendeteksi sejumlah kecil analit
(mis : Ab), waktu kemunculan tiap jenis Ab sangat berpengaruh, mis. pd inf HIV anti-p24 muncul lebih dulu
Jelaslah tidak semua reagensia mempunyai persamaansensitivitas analitikal walaupun mempunyai sensitivitasepidemiologi yang sama.
SensitiVitas = __TP__ x 100%
TP+FN
37
SPESIFISITAS
Kemampuan assay menentukan individu yang benar-benar seronegatif.
Spesifisitas = __TN__ x 100%
TN+FP
Setiap hasil FP sebaiknya diulang duplicate, jika salah satuhasilnya positif maka tentukan hasil sebagai reaktif.
Penyebab hasil positif palsu 1. kesalahan pada waktu penanganan sampel (tertukar)
2. reaksi silang dengan antibodi HLA-DR
3. terjadi reaksi silang dengan antigen yang menggunakan viral lysate
4. otoreaktif antibodi, sampel yang dibekukan dan dicairkan berulangkali
5. penyakit hati yang berat
6. penyakit keganasan.
7. Epstein Barr Virus
8. Hiperbilirubinemia
9. Setum lipemik
10. Infeksi virus akut. 38
Anti HIV Negatif Palsu
- Kesalahan penanganan sampel
- Pemeriksaan terlalu dini
- Disfungsi sel B
- Defek sintesis antibodi
39
DIAGNOSIS HIV PADA BAYI DAN ANAK
• Diagnosis dini HIV anak menentukan waktu mulainya pengobatan.
• Bayi dan anak lebih cepat progresivitas penyakit dibanding dewasa.
• Antibodi (Ab)-HIV maternal yang ditransfer secara pasif selama kehamilan dapat terdeteksi sampai umur anak 18 bulan→ interpretasi hasil positif uji Ab HIV menjadi lebih sulit pada usia < 18 bulan 40
• Untuk diagnosis pasti HIV pada anak dengan usia < 18 bulan → diperlukan uji virologi HIV yang dapat memeriksa virus atau komponennya.
• Anak yang mendapat ASI akan terus berisiko terinfeksi HIV → infeksi HIV baru bisa disingkirkan bila pemeriksaan dilakukan setelah ASI dihentikan > 6 minggu
CD4
• Jumlah limfosit T CD4 digunakan untuk pemberian terapi (< 350 sel/mm3) :
- menentukan prognosis klinis,
- mengkaji kriteria inisiasi ARV,
- memonitor terapi.
Jumlah CD4 bisa dilakukan dengan metoda manual atau otomatis.
42
Viral Load
• merupakan pengukuran kuantitatif molekuler untuk menentukan jumlah HIV di dalam darah.
• Semakin tinggi viral load (jumlah HIV di dalam darah), semakin hebat progresivitas penyakit.
• Sensitivitas viral load bervariasi pada umumnya ≤ 50 kopi/mm3.
• Dapat mendeteksi hingga 750.000 kopi/mm3
• Satuan lain yang digunakan adalah IU/ml kopi dan log. 43
Penggunaan Viral load
• memprediksikan progresivitas penyakit
• membantu memutuskan waktu untuk menginisiasi ARV
• melihat respon ARV.
44
Daftar pustaka• Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit menular dan Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Tatalaksana Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Anak Indonesia.Jakarta, 2008, 1-20
• Kementrian Kesehatan RI, 2011. Modul Pelatihan Pemeriksaan HIV Bagi Petugas Laboratotium. Informasi Dasar HIV AIDS dan Strategi Tes HIV, 1-15
• Roitt I, Brostoff J, Male D. Secondary immunodeficiency. In Immunology. Roitt,Brostoff, Male editors, sixth ed. Mosby, Spain,2002, 317-321
• Rubbert A, Behrens G, Ostrowski, 2007. Pathogenesis of HIV-1 Infection. HIV Mecicine 2007. Flying Publisher. Paris. pp.58-81.
45
46
Pemeriksaan HIV
• Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 241/Menkes/SK/IV/2006 tentang Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemeriksa HIV/AIDS dan Infeksi Oportunistik, dalam melakukan pemilihan reagen HIV yang akan digunakan.
47
Cara pemeriksaan hitung limfosit total :
• Langsung : dengan alat hematologi (flowcytometer)
• Tidak langsung : % limfosit (hitung jenis) kali jumlah leukosit.
48
49
Gambar 2. Siklus Hidup HIV ( Schochetman G, 1994 )
Top Related