7/31/2019 Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung Dan Uji Triaksial Pada Campuran Tanah Lempung Pasir
1/8
21
ABSTRACT
The Soil Shear Strength parameters are needed to analyze of bearing capacity, slope stability and stability of earth
retaining wall. The value of soil parameter acquired from shear test at laboratory such as Unconfined Compression
Strength, Laboratory Vane Shear, Direct Shear, and Triaxial apparatus. People usually use triaxial test to obtain soilparameter because triaxial apparatus can set as same as field condition so the test results more accurate but the pro-
cedure and work mechanism of triaxial apparatus more complicated and need long duration for a test than another.
The aim of this research is to determine the correlation between test results of soil parameter obtain from triaxial test
and Direct Shear test, so soil parameter can obtain in simple test but get a accurate result. In this research applied
experimental and model method. It used several remolded soils in undisturbed condition. As samples for Triaxial test
and Direct Shear test were made in same condition, result of those test were analyzed by multiple linier regression
between those two apparatus and its properties
Correlation between result of two tests and soil properties were analyzed by doubled linear correlation. The internal
skin frictions value of triaxial tests is smaller 4 until 12 degree from Direct Shearwith mean difference are 7 degree.While cohesion result of triaxial test are bigger 2 until 8 kPa, with mean difference 5 kPa
Keywords: correlation, direct shear, shear strength, triaxial
KORELASI PARAMETER KUAT GESER
HASIL UJI GESER LANGSUNG DAN UJI TRIAKSIAL
PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG PASIR
Soewignjo Agus Nugroho1
, Zul Azmy2
dan Rapida Safitri3
1,2)Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru3)Jurusan Teknik Sipil, Program S-1, Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru
E-mail : [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis daya dukung tanah, stabilisasi lereng dan tegangan lateralpada
dinding penahan tanah. Nilai parameter kuat geser tanah dapat diperoleh dari uji laboratorium, seperti UCS, Vaneshear, Direct Shear,dan Triaxial. Pengujian triaksial lebih sering dilakukan karena dapat disesuaikan dengan kondisi
tegangan lapangan sehingga menghasilkan data yang lebih akurat akan tetapi pelaksanaan pengujiannya lebih komplek
dan membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan pengujian geser lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bentuk hubungan (perumusan korelasi) antara parameter kuat geser tanah
yang dihasilkan dari uji Triaksial dengan hasil uji Direct Shear. Pada penelitian ini digunakan metode eksperimental
dan model. Benda uji merupakan tanah yang dibentuk kembali (remolded) campuran tanah lempung/pasir dengan kon-disi tidak terganggu, kemudian hasil pengujian dianalisis dengan analisis regresi linier berganda antara hasil pen-
gujian Triaksial, hasil pengujian Geser Langsung, dan sifat fisis tanah campuran.
Korelasi antara parameter kuat geser ( dan c) hasil pengujian triaksial.didapatkan dengan analisis regresi linier ber-
ganda. Nilai sudut gesek hasil pengujian Triaksial lebih kecil 4 sampai 12 derajat dari nilai sudut gesek hasil pengujian
Direct Shear, dengan selisih rata-rata 7 derajat. Sedangkan kohesi hasil pengujian Triaksial lebih besar 2-8 kPa dari
kohesi hasil pengujianDirect Shear, dengan selisih rata-rata 5 kPa.
Kata kunci: direct shear, korelasi, kuat geser, triaksial
Jurnal Sains dan Teknologi 10 (1), Maret 2011: 21-28
7/31/2019 Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung Dan Uji Triaksial Pada Campuran Tanah Lempung Pasir
2/8
22
PENDAHULUAN
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk
analisis daya dukung tanah, stabilitas lereng dan
stabilitas dinding penahan tanah, dan nilai
parameter ini diperoleh dengan melakukan
pengujian di laboratorium.
Pengujian kuat geser tanah di laboratorium dapat
dilakukan dengan memakai berbagai peralatan,
seperti Unconfined Compression Strength,Direct
Shear, dan Triaxial. Sesuai dengan karakteristik
peralatan tersebut, setiap pengujian menghasilkan
nilai parameter yang berbeda beda untuk sampel
uji yang sama. Hal ini terjadi karena prosedur
pengujian dan cara kerja alat yang berbeda serta
target hasil uji utama dari masing-masing
peralatan dalam menentukan parameter tanah
(Ardana, 2008). Pengujian yang sering dilakukanyaitu pengujian triaksial karena dapat dimodelkan
sesuai kondisi lapangan sehingga menghasilkan
data yang lebih akurat. Pengujian Triaksial lebih
rumit dan membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan pengujian geser lainnya.
Pada penelitian ini akan membandingkan antara
hasil pengujian Triaksial dan pengujian
unconfined compression strength pada kondisi
consolidated undrained. Dengan membandingkan
kedua hasil pengujian ini akan dibuat korelasi
nilai parameter kuat geser tanah sehingganantinya dengan melakukan pengujian UCSdapat
diperoleh nilai kuat geser tanah yang setara
dengan pengujian triaksial dengan waktu yang
relatif singkat
Tanah merupakan material berbutir, sehingga
keruntuhan tanah terutama disebabkan oleh tergu-
ling atau tergelincirnya butiran-butiran dan bukan
oleh tarikan atau tekanan yang sederhana saja.
Oleh karena sifat keruntuhan ini, tegangan yang
ditinjau adalah tegangan geser, sedangkan tahan-
an tanah atau kekuatannya yang ditinjau adalahkuat geser.
Uji triaksial lebih rumit dari pada uji geser lang-
sung, namun uji triaksial juga lebih memuaskan.
Kita bisa mengontrol kondisi pengaliran air
dengan baik, pengukuran perubahan volume lebih
teliti, kondisi tegangan bisa diketahui pada semua
tahapan pembebanan sepanjang uji triaksial di-
mana pada uji geser langsung hanya kondisi te-
gangan pada saat runtuh saja yang dapat kita
ketahui, dan pengujian triaksial lebih bisa dis-
esuaikan dengan kondisi lapangan.
Keuntungan uji geser langsung adalah alat uji
geser langsung lebih mudah dioperasikan, lebih
cepat dan sample mudah dibuat, maka perlu
ditemukan suatu formula yang bisa menghub-
ungkan hasil uji geser langsung dengan Triak-
sial.
Uji Direct Shear (geser langsung) dilakukan
dengan menempatkan contoh tanah ke dalam
kotak geser yang terbelah, dengan setengah ba-
gian bawah merupakan bagian yang tetap dan
bagian atas bebas untuk bertranslasi. Sampel
berbentuk silinder berdiameter 6,35 cm dengan
tinggi 2 cm. Sampel secara hati-hati diletakkan
di dalam kotak, sebuah blok pembebanan, ter-
masuk batu pori untuk drainase yang cepat dile-
takkan di atas contoh, kemudian suatu beban
normal sebesar P dikerjakan (BSN, 1994).
Pengujian Triaxial benda uji berupa tanah (c
dan ) berbentuk silinder yang dibungkus
membran karet kedap air yang diberi tekanan
sel (s3) kesemua arah kemudian diberi tekanan
aksial sampai terjadi keruntuhan (BSN, 1992).
Uji geser triaksial adalah pengujian yang paling
dapat diandalkan dalam menentukan parameter
tegangan geser tetapi lebih mahal dan butuh
waktu cukup lama. Pada pengujian ini
digunakan sampel tanah dengan diameter 3,8
cm dan tinggi 7,6 cm.
BAHAN DAN METODE
Metode yang dilakukan pada penelitian ini
adalah metode eksperimental dan model. Model
berupa silinder berdiameter 30 cm dan tinggi 20
cm (Gambar 1) yang dipakai untuk membuat
benda uji dari campuran pasir dan lempung
dengan prosentasi berbeda beda (Tabel 1). Ben-
da uji kemudian diberi air sampai kondisi plas-
tis, diletakan dalam cetakan/model kemudian
dijenuhkan serta dikonsolidasikan dengan
beban 28 kg sampai tidak terjadi penurunantanah lagi (14 hari).
Gambar 1. Model alat penjenuhan dan konsoli-
dasi
Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung dan Uji Triaksial (Nugroho, et al)
7/31/2019 Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung Dan Uji Triaksial Pada Campuran Tanah Lempung Pasir
3/8
23
Metode eksperimen dibagi menjadi dua tahap
yaitu Pengujian pendahuluan dan Pengujian uta-
ma. Pengujian pendahuluan meliputi pengujian
properties tanah pasir, tanah lempung, dan prop-
erties tanah campuran (BSN, 2008). Pengujian
utama berupa Pengujian geser langsung dan pen-
gujian triaksial. Sampel untuk Pengujian triaksial
dan geser langsung diambil dari cetakan dari pipa
PVC, setelah dikonsolidasi selama 14 hari (BSN,
1992). Kemudian tanah dari pipa PVC dicetak
dengan cetakan standar untuk Pengujian geser
langsung dan triaksial (Gambar 2)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel tanah lempung (100%) dan pasir (100%)
yang akan dicampur terlebih dahulu diuji karakter-
istik sifat fisik dan mekanik tanahnya meliputiPengujian Specific Gravity, Atterberg Limits, dan
kuat geser. Setelah tanah lempung dan pasir
dicampur dengan prosentasi tertentu kemudian
diuji kembali sifat fisik dan mekanik (Bowles,
1999). Hasil Pengujian selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.
Berdasarkan klasifikasi menurut USCS, tanah
lempung yang memiliki batas cair 49,78% dan
Indeks plastisitas 21,76% tergolong dalam tanah
CL (lempung non organik plastisitas rendah)
(Hardiyatmo, 2006). Pasir dapat dikatagorikan
sebagai poorly graded sand (SP) (Das, 1988).
Untuk klasifikasi menurut USCS (Das, 1993) pada
variasi campuran lempung dan pasir selengkapnya
dapat di lihat pada Tabel 3
Gs Atterberg Limits (%) Triaksial Geser Langsungclay sand LL PL IP c (kPa) (o) c (kPa) (o)
0 100 2,664 N/A N/A N/A N/A N/A 5,00 31,63
30 70 2,666 18,93 15,12 3,81 7,27 8,34 4,47 20,62
35 65 2,673 20,50 16,75 3,75 7,92 7,35 5,47 14,62
40 60 2,677 23,77 18,33 5,44 8,66 7,04 4,63 13,69
45 55 2,681 29,21 19,50 9,71 11,22 6,86 6,94 13,35
50 50 2,685 30,65 20,25 10,40 9,80 6,41 5,58 13,09
55 45 2,689 35,25 24,52 10,73 13,35 6,06 6,63 12,41
60 40 2,692 37,17 26,47 10,70 14,28 5,89 5,79 10,63
65 35 2,695 39,60 27,35 12,25 14,76 6,25 6,57 9,99
70 30 2,699 46,21 30,75 15,46 13,87 3,81 5,05 8,16
100 0 2,727 49,78 28,02 21,76 18,88 13,14 N/A N/A
Prosentase (%)
Tabel 2. Hasil pengujian sifat fisik tanah campuran
Prosentase
(%)
Gs Attterberg
Limits
Triaksial
clay sand LL PL IP c c
0 100 A N N N N N N A
30 70 A A A A A A A A
35 65 A A A A A A A A
40 60 A A A A A A A A
45 55 A A A A A A A A
50 50 A A A A A A A A
55 45 A A A A A A A A
60 40 A A A A A A A A
65 35 A A A A A A A A
70 30 A A A A A A A A
100 0 A A A A A N N N
Geser
langsung
Tabel 1. Macam Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik
Tanah
Catatan. : N/A = not available, A = available
Gambar 2. Pencetakan sampel sebelum dicetak
dgn cetakan standar
Jurnal Sains dan Teknologi 10 (1), Maret 2011: 21-28
7/31/2019 Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung Dan Uji Triaksial Pada Campuran Tanah Lempung Pasir
4/8
24
Berdasarkan pada Tabel 3, tanah campuran
dengan penambahan butiran halus (lempung)
akan merubah klasifikasi tanah dari pasir (SP)
menjadi clayey sand (SC) kemudian menjadi lean
clay (CL) dengan semakin bertambahnya kadar
lempung.
Hasil pengujian Spesifik Gravity (Gs) dapat
disimpulkan bahwa nilai Gs tanah semakin besar
seiring dengan bertambahnya prosentase kadar
lempung (Gambar 3).
Gambar 3. Hasil pengujian berat jenis
Grafik hasil pengujian Atterberg limit (Gambar
4), kadar air kondisi liquid limit (LL) bertambah
sesuai dengan pertambahan fraksi lempung.
Keadaan yang sama juga terjadi pada kadar air
kondisi plastis (PL). Hal tersebut dikarenakan
partikel lempung memiliki ikatan hidrogen antara
molekul air dengan permukaan partikel lempung
yang menimbulkan gaya tarik-menarik antar
partikel lempung dan menghasilkan plastisitas.
Sehingga rentang kadar air pada kondisi cair (LL)dan pada kondisi plastis (PL) semakin melebar
2.66
2.67
2.67
2.68
2.68
2.69
2.69
2.70
2.70
2.71
30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
fraksi lempung (%)
Gs
Gs pengujian
yang menyebabkan indeks plastisitas, IP (IP=LL-
PL) akan semakin besar.
Gambar 4. Hasil pengujian pastisitas tanah
Hasil Pengujian kuat geser berupa sudut gesek
internal tanah (), untuk tanah dengan campuran
yang sama, terlihat bahwa hasil pengujian dengan
alat uji geser langsung (Gambar 5) menghasilkan
sudut gesek yang lebih besar dibandingkan bila diuji dengan alat uji triaksial (Gambar 6). Hal ini
dikarenakan, pada Pengujian geser langsung
tanah dipaksa untuk bergeser pada bidang geser
alat uji, sementara pada alat triaksial tanah
bergeser pada bidang terlemah (Lambe, 1969).
Gambar 5. Hasil ujiDirect Shear untuk
Besar sudut gesek internal tanah () semakin
mengecil dengan membesarnya prosentase
lempung (mengecilnya prosentase butiran kasar/
pasir). Ini disebabkan nilai friksi tanahmerupakan sumbangan dari tanah granular
(pasir). Jadi semakin kecil prosentase pasir, maka
sumbangan friksi juga akan semakin mengecil.
Nilai kohesi hasil Pengujian geser langsung
berbentuk fluktuatif (Gambar 7), kemungkinan
disebabkan karena kecepatan pergeseran yang
tidak konstan. Nilai kohesi hasil uji geser
langsung, jika dilihat tren grafiknya cenderung
naik seiring dengan bertambahnya prosentase
lempung. In juga terjadi jika tanah diuji triaksial
(Gambar 8). Nilai kohesi hasil Pengujian keduaalat, menghasilan nilai maksimum (c, ) pada
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
30 35 40 45 50 55 60 65 70
fraksi lempung (%)
KadarAir,LL,P
L,IP(%)
LL
PL
IP
6
9
12
15
18
21
24
30 35 40 45 50 55 60 65 70
fraksi lempung (%)
SudutG
esek
(o)
Saringan No. #200Batas
cair (%)
Indek
plastisitas
(%)Lolos
(%)
Tertahan
(%)
30 70 18,93 3,81 SC
35 65 20,50 3,749 SC
40 60 23,77 5,439 SC
45 55 29,21 9,708 SC
50 50 30,65 10,405 CL
55 45 35,25 10,732 CL
60 40 37,17 10,697 CL
65 35 39,60 12,247 CL
70 30 46,21 15,46 CL
Klasifi-
kasi
USCS
Tabel 3. Klasifikasi Tanah Campuran berdasar-
kan USCS
Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung dan Uji Triaksial (Nugroho, et al)
7/31/2019 Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung Dan Uji Triaksial Pada Campuran Tanah Lempung Pasir
5/8
25
kadar/prosentase lempung 60% atau prosentase
pasir berkisar 30%-40%.
Gambar 7. Hasil uji Direct Shear untuk c
Korelasi Sudut gesek () Triaksial, sudut gesek
() Direct Shear, dan Sifat Fisik Tanah didapatdengan menggunakan persamaan untuk
memperkirakan nilai Sudut gesek internal ()
hasil pengujian Triaksial, Direct Shear dan Fraksi
Lempung nya dapat ditentukan dengan mencari
hubungan antara nilai TX , DS, dan Fraksi
Lempung (Fc) dengan menggunakan analisis
korelasi linier berganda (Supranto, 2004).
Gambar 8 Hasil uji Triaksial untuk c
Dengan mengasumsikan DS dan Fc merupakan
variabel bebas, dan nilai TX merupakan variabeltak bebas, maka:
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
30 35 40 45 50 55 60 65 70
Fraksi Lempung(%)
Kohesic(kPa)
c
0
3
6
9
12
15
18
30 35 40 45 50 55 60 65 70
Fraks i Lempung (%)
KohesiC(
kPa)
c
dengan:
b0, b1, b2 : konstanta
Y : Nilai TX (o)
X1 : Nilai DS hasil uji (o)
X2 : Fraksi Lempung, Fc (%)
Maka didapatkan b0=6.817; b1=-0,15 danb2=0,046, kemudian dihasilkan persamaan
sebagai berikut:
TX (analysis) = 6.817 (0.150DS) + (0.046Fc).Dengan cara yang sama, menggunakan regresi
linier berganda dengan Pers. (1-5), hubungan
antara TX,DS, dan Batas Cair (LL) adalah :TX (analysis) = 7,540 + (0,199DS) - (0,084LL).Sementara hubungan antara TX,DS, dan BatasPlastis (PL) adalah :
TX (analysis) = 7,540 + (0,138DS) - (0,130PL).Dan hubungan antara TX , DS, dan IndekPlastisitas (IP) adalah :
TX (analysis) = 5,766 + (0,163DS) - (0,157IP).Perbandingan antara Nilai Sudut gesek pengujian
[TX=TX(pengujian)] dengan Sudut gesek analisis[TX(analysis)] untuk seluruhnya dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut ini.
Grafik perbandingan antara nilai sudut gesek in-
ternal hasil analisis (regresi berdasarkan nilai
geser langsung) dan hasil Pengujian Triaksial
dengan melihat parameter fraksi lempung, batas
cair, batas plastis, dan indek plastisitas dapat
dilihat berturut-turut pada Gambar 9 sampai
Gambar 12.
Korelasi Kohesi (c) Triaksial dengan Batas Cair
(LL) dan Fraksi Lempung dengan menggunakan
analisa regresi linier berganda, maka hasilkan
persamaan sebagai berikut: Ctriaksial=1.147-
(0.022LL)+(0.216FClay). Perbandingan antara
nilai kohesi hasil pengujian dengan hasil analisis
dapat dilihat pada Gambar 13.
Hasil pengujian dengan kohesi hasil analisis, dari
Gambar 11 di atas terlihat hasil kohesi analisis
hampir mendekati hasil pengujian, dengan
koefisien korelasi sebesar 0.94, maka persamaan
ini dianjurkan untuk digunakan sebagaipendekatan untuk memperkirakan kohesi
Triaksial bila diketahui nilai LL dan Fraksi
( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
=
YX
YX
Y
b
b
b
XXXX
XXXX
XXn
2
1
2
1
0
2
2212
21
2
11
21
XXx ii =
YYy ii =
3.0
4.5
6.0
7.5
9.0
30 35 40 45 50 55 60 65 70
Fraksi Lempung (%)
sudutgesek(O)
Gambar 6. Hasil uji Triaksial untuk
(1)
(2)
(3)
(4)
Jurnal Sains dan Teknologi 10 (1), Maret 2011: 21-28
7/31/2019 Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung Dan Uji Triaksial Pada Campuran Tanah Lempung Pasir
6/8
26
lempung, dengan memperhatikan kondisi tanah
asal dan fraksi lempung tanah.
Korelasi Kohesi Triaksial dengan Batas Plastis
(PL) dan Fraksi Lempung diperoleh dengan
analisa regresi linier berganda, maka dihasilkan
persamaan sebagai berikut: CTriaksial= 1.147-
(0.022LL)+(0.216F.Clay). Perbandingan antaranilai kohesi hasil pengujian dengan hasil analisis
dapat dilihat pada Gambar 14.
Hasil pengujian dengan kohesi hasil analisis
dengan koefisien korelasi sebesar 0.94, maka
persamaan ini dianjurkan untuk digunakan
sebagai pendekatan untuk memperkirakan kohesi
Triaksial bila diketahui nilai PL dan Fraksi
lempung.
Korelasi Kohesi Triaksial dengan Indeks
Plastisitas (IP) dan Fraksi Lempung diperoleh
dengan analisa regrsi linier berganda seperti di
atas,maka hasilkan persamaan sebagai berikut:
Fraksi Lempung
(%)
hasil pen-
gujian
Triaksial
hasil korelasi
TX& DS TX,DS & Fc TX,DS & LL TX,DS &PL TX,DS & IP
30 8,34 8,86 8,52 8,40 8,42 8,53
35 7,35 6,97 7,39 7,55 7,38 7,5640 7,04 6,68 7,02 7,16 7,04 7,15
45 6,86 6,57 6,74 6,66 6,84 6,42
50 6,41 6,49 6,47 6,51 6,71 6,27
55 6,06 6,28 6,13 6,04 6,06 6,11
60 5,89 5,71 5,63 5,67 5,56 5,82
65 6,25 5,51 5,31 5,39 5,35 5,47
70 3,81 4,94 4,80 4,61 5,92 4,67
0,79 0,92 0,94 0,93 0,94Koef. Korelasi (r) 0,79
Tabel 4. Rekapitulasi TX hasil pengujian dengan TX hasil analysis (korelasi)
Gambar 9 Korelasi f(analysis)
, f(Pengujian)
, Fc
Gambar 10 Korelasi (((( analysis), (Pengujian), LL
3
4
5
6
7
8
9
10
3 5 7 9
TX analisis
TXpengujia
Y=X
3
4
5
6
7
8
9
10
3 5 7 9
TX analisis
TXpengujia
Y=X
Gambar 11. Korelasi (analysis), (Pengujian),PL
Gambar 12 Korelasi (analysis), (Pengujian), IP
3
4
5
6
7
8
9
10
3 5 7 9
TX analisis
TXpengujia
Y=X
3
4
5
6
7
8
9
10
3 4 5 6 7 8 9 10
TXanalisis
TXpengujia
X=Y
Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung dan Uji Triaksial (Nugroho, et al)
7/31/2019 Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung Dan Uji Triaksial Pada Campuran Tanah Lempung Pasir
7/8
27
CTriaksial = 0.490(0.146IP)+(0.242F.Clay).
Perbandingan antara kedua nilai kohesi tersebut
dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini.
Berdasarkan pada Gambar 15 di atas terlihat hasil
kohesi analisis hampir setara dengan hasil
pengujian, dengan koefisien korelasi sebesar0.95, maka persamaan ini dianjurkan untuk
digunakan sebagai pendekatan untuk
memperkirakan kohesi Triaksial bila diketahui
nilaiIP dan Fraksi lempung.
KESIMPULAN
Dengan memperhatikan hasil dari pengujian
triaksial dan hasil pengujian direct shear, dengan
memperhatikan sifat fisik dan mekanik tanah bisa
di buat korelasi sebagai berikut: TX=6,817-0,150
DS+ 0,046FC, TX=7,540+0,119DS-0,084LL,TX=7,540+0,138DS-0,130PL, TX=5,766+0,163
DS -0,157IP, cTX=1,147+0,216Fc-0,022LL,
cTX=0,565+ 0,116Fc-0,22PL, dan
cTX=0,490+0,242Fc-0,146IP. Dengan Fc adalah
fraksi lempung, LL adalah batas cair, PL adalah
batas plastis, IP adalah indek plastisitas dan DS
merupakan hasil ujiDirect Shear.
Korelasi antara parameter kuat geser ( dan c)hasil pengujian triaksial.didapatkan dengan ana-
lisis regresi linier berganda. Nilai sudut gesek
hasil pengujian Triaksial lebih kecil 4 sampai 12
derajat dari nilai sudut gesek hasil pengujian Di-
rect Shear, dengan selisih rata-rata 7 derajat. Se-
dangkan kohesi hasil pengujian Triaksial lebih
besar 2-8 kPa dari kohesi hasil pengujian Direct
Shear, dengan selisih rata-rata 5 kPa.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Rugun Ermina S atas data-data nya
dan kepada Syawal Satibi dan Agus Ika Putra atas
saran dan masukannya untuk perbaikan tulisan
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, M. D. W., 2008. Korelasi Kekuatan
Geser Undrained Tanah Lempung dari Uji
Unconfined Compression dan Uji Laboratory
Vane Shear (studi pada remolded Clay).
Jurnal Teknik Sipil ITB, 12(2).Bowles, Joseph E., 1999. SifatSifat Fisis dan
Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Jakarta:
Erlangga.
BSN., 2008. SNI 03-1964, 2008, Cara Uji Berat
Jenis Tanah. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional
BSN., 1992. SNI 03-2812, 1992, Cara uji
Konsolidasi Tanah Satu Dimensi. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional
BSN., 2008. SNI 03-1967, 2008, Cara Uji
Penentuan Batas Cair Tanah. Jakarta: BadanStandarisasi Nasional
BSN., 2008. SNI 03-1966, 2008, Cara Uji
Penentuan Batas Plastis Dan Indeks Plastisitas
Tanah. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
BSN., 1992. SNI 03-2815-1992, Cara Uji Tekan
Triaksial Pada Laboratorium. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional
BSN., 1994. SNI 03-3638-1994, Metode
Pengujian Kuat Tekan Bebas Tanah Kohesif.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Das, Braja M., 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1. Jakarta,
PT. Erlangga.
3
6
9
12
15
18
3 6 9 12 15 18
C TX analisis (kPa)
CTXpengujian(kP
c
X=Y
3
6
9
12
15
18
3 6 9 12 15 18
CTX analisis (kPa)
CTXpengujian(kPa
cX=Y
3
6
9
12
15
18
3 6 9 12 15 18
CTX analisis (kPa)
CTXpengujian(kPa
c
X=Y
Gambar 13. Perbandingan kohesi Triaksial hasil
Gambar 14. Perbandingan kohesi Triaksial hasil
Gambar15. Perbandingan kohesi Triaksial hasil
Jurnal Sains dan Teknologi 10 (1), Maret 2011: 21-28
7/31/2019 Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung Dan Uji Triaksial Pada Campuran Tanah Lempung Pasir
8/8
28
Das, Braja M., 1993. Mekanika Tanah (Prinsip-
Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2. Jakarta:
PT. Erlangga.
Hardiyatmo, Hary Christady., 2006. Mekanika
Tanah 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Lambe, T.W & Whitman,R.V., 1969. Soil
Mechanics. New York: John Wiley and
Son,inc.
Supranto, J.,2004, Statistik (Teori dan Aplikasi).
Jakarta: Erlangga.
Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung dan Uji Triaksial (Nugroho, et al)
Top Related