Disampaikan Oleh: Syahlan Jukhri Nasution Tim KI Percepatan Penyelesaian Perda BG Satker PBL Tarukimsu
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat D i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
FASILITASI LEGALISASI PERATURAN DAERAH BANGUNAN GEDUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015
Hal - 2
S I S T E M AT I K A P E M B A H A S A N 1. PENDAHULUAN
2. PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
3. PERMASALAHAN DALAM
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
4. PENTINGNYA PERDA BANGUNAN GEDUNG
5. PERKEMBANGAN PENYELESAIAN PERDA
BANGUNAN GEDUNG
6. PERCEPATAN PENYELESAIAN PERDA
BANGUNAN GEDUNG
P E N D A H U L U A N
Hal - 3
UU - PENATAAN RUANG
UU
- P
KP
UU
- J
AL
AN
UU
- R
US
UN
UU
- B
AN
GU
NA
N G
ED
UN
G
UU
- R
UM
AH
NE
GA
RA
UU
- P
EN
GA
IRA
N
UU - JASA KONSTRUKSI
UU
- P
ER
SA
MP
AH
AN
Landasan UU Kementerian PUPR
Hal - 4
Pengaturan Bangunan Gedung
Hal - 5
UNDANG-UNDANG 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
PP 36/2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UUBG
PEDOMAN TEKNIS &
STANDAR TEKNIS PERATURAN DAERAH TENTANG
BANGUNAN GEDUNG
KONDISI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN
GEOGRAFI DAERAH
Alur Pikir UU-BG (No. 28 Tahun 2002)
Hal - 6
TUJUAN • FUNGSIONAL &
EFISIEN
• TERTIB PENYELENG- GARAAN
• KEPASTIAN HUKUM
AZAS
LINGKUP PENGATURAN
PERAN MASYARAKAT
PEMBINAAN
FUNGSI
PERSYARATAN
PENYELENGGA-
RAAN KONDISI
YG ADA
SANKSI
Kemanfaatan
Keselamatan
Keseimbangan
Keserasian
Sistematika UU-BG (No. 28 Tahun 2002)
Hal - 7
BAB I: KETENTUAN UMUM
BAB II: AZAS, TUJUAN DAN LINGKUP
BAB III: FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
BAB IV: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
BAB V: PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
BAB VI: PERAN MASYARAKAT
BAB VII: PEMBINAAN
BAB VIII: SANKSI
BAB IX: KETENTUAN PERALIHAN
BAB X: KETENTUAN PENUTUP
JUDUL
KONSIDERAN
DASAR HUKUM
10 BAB
DAN
49 PASAL
Masih Bersifat
Pokok dan Normatif
Sistematika PP-BG (No. 36 Tahun 2005)
Hal - 8
BAB I: KETENTUAN UMUM
BAB II: FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
BAB III: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
BAB IV: PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
BAB V: PERAN MASYARAKAT
BAB VI: PEMBINAAN
BAB VII: SANKSI ADMINISTRATIF
BAB VIII: KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX: KETENTUAN PENUTUP
JUDUL
KONSIDERAN
DASAR HUKUM
9 BAB
DAN
120 PASAL
Sudah Bersifat
Detail dan Operasional
Menjadi Rujukan
Pengaturan di Daerah
Permen PUPR Terkait Penyelenggaraan BG
Hal - 9
TAHUN PRODUK PERATURAN
2006 1. PERMEN PU No. 19/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG TAHAN GEMPA 2. PERMEN PU No. 29/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG 3. PERMEN PU No. 30/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS & AKSESIBILITAS PD BG & LINGK.
2007
4. PERMEN PU No. 05/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS RUSUNA BERTINGKAT TINGGI 5. PERMEN PU No. 06/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 6. PERMEN PU No. 24/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN 7. PERMEN PU No. 25/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI 8. PERMEN PU No. 26/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG 9. PERMEN PU No. 45/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
2008 10.PERMEN PU No. 24/PRT/M/2008 TTG PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG 11.PERMEN PU No. 25/PRT/M/2008 TTG RENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN KOTA 12.PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008 TTG SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BG & LINGK.
2009 13. PERMEN PU No. 20/PRT/M/2009 TTG MANAJEMEN PROTEKSI KEBAKARAN DI PERKOTAAN
2010 14.PERMEN PU No. 16/PRT/M/2010 TTG PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA BANGUNAN GEDUNG 15.PERMEN PU No. 17/PRT/M/2010 TTG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG 16.PERMEN PU No. 18/PRT/M/2010 TTG PEDOMAN REVITALISASI KAWASAN
2014 17. PERMEN PUPR No. 11/PRT/M/2014 TTG PENGELOLAAN AIR HUJAN PADA BG DAN PERSILNYA
2015 18. PERMEN PUPR No. 01/PRT/M/2015 TTG BANGUNAN GEDUNG CAGAR BUDAYA 19. PERMEN PUPR No. 02/PRT/M/2015 TTG BANGUNAN GEDUNG HIJAU
Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
P E N Y E L E N G G A R A A N B A N G U N A N G E D U N G
Hal - 10
Hal - 11
Alur Penyelenggaraan BG pada Umumnya UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
PADA UMUMNYA
PENYEDIA JASA
KETERANGAN : M - Masyarakat
KT - Kajian Teknis
KI - Kajian Identif ikasi
RTB - Rencana Teknis Pembongkaran
TABG - Tim Ahli Bangunan Gedung SLF - Sertif ikat Laik Fungsi
SLFn - Perpanjangan Sertif ikat Laik Fungsi
Alur proses utama
Alur proses penunjang
PERENCANAAN
PERSETJ/
REKOM.
INSTANSI
LAIN
RTRW
KAB/KOTA,
RDTRKP
AMDAL PELAKSANAAN
PENDATAAN /
PENDAFTARAN
IMB SLF
PEMANFAATAN
PELESTARIAN
SLFn RTB
PEMBANGUNAN
KT
KI
RTBL
PEMBONGKARAN
Hal - 12
Alur Penyelenggaraan BG Tertentu UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
TERTENTU
PENYEDIA JASA
KETERANGAN : M - Masyarakat
KT - Kajian Teknis
KI - Kajian Identif ikasi
RTB - Rencana Teknis Pembongkaran
TABG - Tim Ahli Bangunan Gedung SLF - Sertif ikat Laik Fungsi
SLFn - Perpanjangan Sertif ikat Laik Fungsi
Alur proses utama
Alur proses penunjang
PERENCANAAN
PERSETJ/
REKOM.
INSTANSI
LAIN
RTRW
KAB/KOTA,
RDTRKP
AMDAL PELAKSANAAN
PENDATAAN /
PENDAFTARAN
IMB SLF
PEMANFAATAN
PELESTARIAN
SLFn RTB
PEMBANGUNAN
KT
KI
RTBL
PEMBONGKARAN
M
TABG
M
TABG TABG
M TABG
M
TABG
M M
TABG
P E R M A S A L A H A N D A L A M P E N Y E L E N G G A R A A N B A N G U N A N G E D U N G
Hal - 13
Hal - 14
Bangunan Gedung Dibangun Tidak Sesuai dengan Peruntukan
Hal - 15
Kurangnya RTH Mengurangi Area Resapan Air
Hal - 16
Indonesia Berada Pada Jalur Ring of Fire
Hal - 17
Bangunan Dibangun Tidak Mampu Menjamin Keselamatan Penghuninya
Hal - 18
Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis
SEHARUSNYA
Sumber: Ir. RG Eko Djuli Sasongko
Hal - 19
Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan Keselamatan
ITC Permata Hijau
Menara Jamsostek
Hal - 20
Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan Sistem Proteksi Kebakaran
Hal - 21
Bangunan Gedung Dibangun Tidak Memenuhi Persyaratan Keandalan (Keselamatan, Kesehatan, Kenyaman dan Kemudahan)
Hal - 22
Bangunan Mengalami Kegagalan Konstruksi Saat Dibangun
Hal - 23
Ambruknya Jembatan Penghubung Taman Ismail Marzuki (2014)
Hal - 24
Bangunan Gedung Dibangun Tidak Aksesibel Bagi Kaum Disabilitas
Hal - 25
Bangunan Skala Perkotaan / Kota di Indonesia Harus Berkarakter
P E N T I N G N YA P E R D A B A N G U N A N G E D U N G
Hal - 26
Hal - 27
Pentingnya Perda BG dalam Aspek Teknis • Terkait Aspek Teknis, pentingnya Perda BG adalah untuk menjamin
Keandalan Bangunan Gedung di daerah, dalam hal Keselamatan,
Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan.
Hal - 28
Pentingnya Perda BG dalam Aspek Administratif • Terkait Aspek Administratif, pentingnya Perda BG adalah menjamin tertib
penyelenggaraan bangunan gedung, melalui implementasi Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
Hal - 29
Pentingnya Perda BG dalam Aspek Yuridis • Terkait Aspek Yuridis, pentingnya Perda BG adalah merupakan amanah
dari UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan PP Nomor
36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana UU 28 Tahun 2002, dimana
Perda BG merupakan peraturan pelaksana penyelenggaraan bangunan
gedung di daerah.
• Penjelasan Umum UU-BG berbunyi:
“... Undang-undang ini mengatur hal-hal yang
bersifat pokok dan normatif, sedangkan
ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah dan/atau
peraturan perundang-undangan lainnya,
termasuk Peraturan Daerah, dengan tetap
mempertimbangkan ketentuan dalam undang-
undang lain yang terkait dalam pelaksanaan
undang-undang ini.”
• Terdapat 6 pasal dalam PP-BG yang
mengamanahkan disusun Perda BG,
yaitu:
1. Pasal 9 ayat 4
2. Pasal 98 ayat 3
3. Pasal 108 ayat 2
4. Pasal 109 ayat 1
5. Pasal 109 ayat 2
6. Pasal 112 ayat 1
Hal - 30
Pentingnya Perda BG dalam Aspek Kelembagaan • Terkait Aspek Kelembagaan, pentingnya Perda BG adalah wujud nyata
semangat otonomi daerah, dimana menurut UU Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, bidang pekerjaan umum (termasuk
penyelenggaraan BG) merupakan urusan konkuren yang bersifat wajib dan
merupakan pelayanan dasar.
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT : Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
PEMERINTAHAN UMUM : kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan yang di daerah dilaksanakan oleh gubernur, bupati/ walikota dan didelegasikan kepada camat
KONKUREN : Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota
Urusan Wajib
Urusan Pilihan
Bersifat Pelayanan Dasar
Bersifat Non Pelayanan Dasar
Salah Satunya Bidang Pekerjaan Umum, termasuk
Penyelenggaraan BG
Hal - 31
Pentingnya Perda BG dalam Aspek Lokalitas • Terkait Aspek Lokalitas, pentingnya Perda BG adalah sebagai peraturan
penyelenggaraan bangunan yang mengakomodasi berbagai muatan
spesifik lokal setiap daerah sesuai karakteristik fisik wilayah dan
kebencanaan serta kondisi tradisionalitas dan kearifan lokal.
POTENSI TRADISIONALITAS DI INDONESIA SANGAT BERAGAM
KERAWANAN BENCANA DI INDONESIA SANGAT BERAGAM
Hal - 32
Prasyarat Program CK • Dalam hal ini, pentingnya Perda BG adalah sebagai salah satu readiness
criteria alokasi APBN bidang Cipta Karya.
ENTITAS BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN
SOFTWARE/NON FISIK PEMBANGUNAN FISIK Regional Masterplan
Feasibility Study
Sektor AM
SPAM Regional
Sektor PPLP
TPA Regional
Kabupaten/ Kota
Sektor AM
RISPAM
Sektor Bangkim
RKP
Sektor AM
Penyehatan PDAM
SPAM Kab/Kota
Sektor PPLP
Infrastruktur Air Limbah terpusat
Infrastruktur Drainase Perkotaan
Infrastruktur TPA Sampah Sektor PLP
SSK
Sektor PBL
Perda BG
Kawasan RTBL
Desain Kawasan
Sektor AM
SPAM MBR (di Rusunawa, Kws Kumuh dan
Kws Nelayan); Kws KAPET/MP3EI/KEK;
IKK; Pel. Perikanan; Kws Perbatasan
Sektor Bangkim
Rusunawa
Penanganan Permukiman Kumuh
PSD Kws Rawan Bencana, Kws Perbatasan,
Pulau Kecil Terluar, & Kws Perdesaan Potensial
(agro/minapolitan & KTM)
Sektor PPLP
Infrastruktur Air Limbah Komunal & TPST/3R
Sektor PBL
Revitalisasi, RTH dan PSD tradisional/ bersejarah
Lingkung-an
Rencana Kerja Masyarakat/
Community Action Plan
Sektor AM
SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/ Terpencil
PAMSIMAS
Sektor Bangkim
PPIP
Sektor PPLP
Sanimas
Sektor PBL
PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP)
Perbaikan Kampung/Penataan Lingkungan
Permukiman Berbasis Komunitas (PLP-BK)
Hal - 33
Peran Perda BG dalam Penanganan Kumuh
PERDA KUMUH
UU-PKP
PP- PKP
PERMEN KUMUH
PERDA BG
UU-BG
PP-BG
PERMEN BID BG
KRITERIA KUMUH TERKAIT BG
•Kepadatan BG tinggi (tdk sesuai RTR)
•BG tidak teratur (tdk sesuai RTR)
•BG tidak sesuai persyaratan teknis
PENATAAN LINGKUNGAN
MELALUI RTBL
Tdk Memenuhi Persyaratan:
•Relokasi •Pembongkaran •Perbaikan
(Retrofitting)
IMB Diterbitkan (beserta SLF)
Memenuhi Persyaratan:
PERSYARATAN TEKNIS BG
•Peruntukan & Intensitas sesuai dengan RTR
•Pemenuhan persyaratan Keselamatan, Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan
PELAKSANAAN FISIK PENATAAN
LINGKUNGAN
LING-KUNGAN
TIDAK KUMUH
PRAKARSA PERMUKIMAN
100-0-100 TAHUN 2019
PENERTIBAN IMB
P E R C E PATA N P E N Y E L E S A I A N P E R D A
B A N G U N A N G E D U N G
Hal - 34
Hal - 35
STATUS KONDISI KEBUTUHAN INTERVENSI KODE INTERVENSI
1 Belum Memiliki Raperda Fasilitasi Penyusunan Raperda BG F0
2 Penyusunan Baru Raperda Fasilitasi Penyusunan Raperda BG FP1
3 Penyusunan Kembali Raperda Fasilitasi Penyusunan Raperda BG FP2
4 Sudah Memiliki Raperda, Tetapi Belum Masuk Prolegda
Fasilitasi Legalisasi Perda BG FL1
5 Sudah Memiliki Raperda dan
Sudah Masuk Prolegda / Sedang Pembahasan DPRD
Fasilitasi Legalisasi Perda BG FL2
6 Sudah Memiliki Perda BG Pemantauan & Evaluasi Implementasi Perda BG PEI
Klasifikasi Status Perda BG
Hal - 36
Perkembangan Penyelesaian Perda BG
*) Merupakan jumlah Perda BG hingga bulan Oktober 2015, dimana berpotensi mengalami peningkatan hingga bulan Desember 2015.
Sumber: www.perdabg.com
Hal - 37
Status Perda BG Wilayah Barat per Oktober 2015
No Daerah
Blm Memiliki Ranperda
BG
Penyusunan Baru
Penyusunan Kembali
Sdh Ranperda, Tapi Blm Prolegda
Sdh Prolegda dan / atau Sdg
Pembahasan DPRD
Sdh Perda
BG
% Sdh
Perda BG
Provinsi Kab/Kota FP0 FP1 FP2 FL1 FL2 PEI 1 NAD 23 0 0 4 8 1 10 43%
2 Sumatera Utara 33 6 5 2 15 0 5 15% 3 Sumatera Barat 19 0 0 0 1 0 18 94%
4 Riau 12 0 0 0 2 1 9 75%
5 Kepulauan Riau 7 0 1 0 0 1 5 71%
6 Jambi 11 0 1 0 1 3 6 54%
7 Bengkulu 10 0 0 0 0 1 9 90%
8 Sumatera Selatan 16 1 2 0 3 1 9 56%
9 Bangka Belitung 7 0 0 1 0 1 5 71%
10 Lampung 15 1 0 0 3 0 11 73%
11 Banten 8 0 0 0 0 1 7 87%
12 DKI Jakarta 1 0 0 0 0 0 1 100%
13 Jawa Barat 27 1 1 0 4 0 21 77%
14 Jawa Tengah 35 0 1 0 2 0 32 91%
15 DIY Yogyakarta 5 0 0 0 0 0 5 100%
16 Jawa Timur 38 0 12 0 0 5 21 55%
Total Wilayah I 267 9 23 7 39 15 174 65% Sumber: www.perdabg.com
Hal - 38
Status Perda BG Wilayah Timur per Oktober 2015
No Daerah Blm Memiliki
Ranperda BG Penyusunan
Baru Penyusunan
Kembali
Sdh Ranperda, Tapi Blm Prolegda
Sdh Prolegda dan / atau Sdg Pembahasan
DPRD
Sdh Perda
BG
% Sdh
Perda BG
Provinsi Kab/Kota FP0 FP1 FP2 FL1 FL2 PEI 18 Nusa Tenggara Barat 10 0 0 0 0 1 9 90%
19 Nusa Tenggara Timur 22 0 5 0 3 0 14 63%
20 Kalimantan Barat 14 0 0 0 1 4 9 64%
21 Kalimantan Tengah 14 0 0 0 2 3 9 64%
22 Kalimantan Selatan 13 0 0 0 0 1 12 92%
23 Kalimantan Timur 10 1 1 0 3 0 5 50%
24 Kalimantan Utara 5 0 2 0 1 0 2 40%
25 Sulawesi Utara 15 0 1 0 4 5 5 33%
26 Gorontalo 6 0 0 0 3 0 3 50%
27 Sulawesi Tengah 12 0 1 0 4 0 7 58%
28 Sulawesi Barat 6 0 1 0 1 0 4 66%
29 Sulawesi Tenggara 13 0 0 0 0 0 13 100%
30 Sulawesi Selatan 24 0 0 0 0 0 24 100%
31 Maluku 11 0 0 0 5 2 4 36%
32 Maluku Utara 10 0 1 0 5 0 4 40%
33 Papua Barat 13 0 6 0 3 0 4 30%
34 Papua 29 1 11 0 5 0 12 41%
Total Wilayah II 236 2 29 0 43 16 146 61% Total Wilayah I + II 503 11 52 7 82 31 320 63%
Sumber: www.perdabg.com
Hal - 39
Status Perda BG Di Provinsi Sumatera Utara
NO FASILITASI LEGALISASI NO FASILITASI PENYUSUNAN 1 Kab. Samosir 1 Kab. Labuhan Batu 2 Kab.Tapanuli Utara 2 Kota Tanjung Balai 3 Kab. Toba Samosir 3 Kab. Pakpak Bharat 4 Kota Pematang Siantar 5 Kab. Padang Lawas 6 Kab. Padang Lawas Utara 7 Kab. Nias Selatan 8 Kab. Asahan 9 Kab. Tebing TinggI
Sumber: www.perdabg.com
Hal - 40
1. Melakukan Kolaborasi dengan Instansi Terkait di Pusat
(Kemen PU – Kemen Dagri – Kemen KumHAM);
2. Memperkuat Koordinasi dengan Provinsi (SNVT PKPPB);
3. Memberikan Alokasi APBN untuk Fasilitasi Penyusunan
Raperda BG dan Fasilitasi Legalisasi Perda BG;
4. Menyelenggarakan Kegiatan KKP sebagai Bentuk Pembinaan
Pusat kepada Daerah;
5. Menyiapkan Model Perda tentang Bangunan Gedung;
6. Menyiapkan Buku Panduan Pelaksanaan Kegiatan.
Strategi Percepatan Penyelesaian Perda BG
Hal - 41
Fasilitasi Penyusunan Ranperda BG
KABUPATEN/KOTA YANG BELUM
MEMILIKI RANCANGAN
PERDA BG
FASILITASI PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA BG
(KONTRAKTUAL)
• Penyusunan Naskah Akademis • Penyusunan Ranperda BG • Pembahasan Ranperda BG
KABUPATEN/KOTA MEMILIKI RANCANGAN
PERDA BG
KABUPATEN/KOTA MEMILIKI PERDA BG
DUKUNGAN DIT. BPB &
KKP
DUKUNGAN SNVT PKPPBG
PROVINSI
DUKUNGAN TIM POKJA KAB/KOTA
ATAU
INPUT PROSES / INTERVENSI OUTPUT
Hal - 42
Fasilitasi Legalisasi Perda BG
KABUPATEN/KOTA YANG SUDAH
MEMILIKI RANCANGAN
PERDA BG
FASILITASI LEGALISASI PERDA BG
(SWAKELOLA)
• Pembahasan Ranperda BG
• Penyempurnaan Ranperda BG • Penyerahan pada DPRD • Pendampingan saat
Pembahasan DPRD
KABUPATEN/KOTA MEMILIKI PERDA BG
DUKUNGAN DIT. BPB &
KKP
DUKUNGAN SNVT PKPPBG
PROVINSI
DUKUNGAN PEMERINTAH
KAB/KOTA
INPUT PROSES / INTERVENSI OUTPUT
Hal - 43
JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Identifikasi Masalah 1.3. Tujuan dan Kegunaan 1.4. Metode
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 2.1. Kajian Teoritis 2.2. Kajian Asas/Prinsip 2.3. Kajian Praktek Penyelenggaraan, Kondisi Eksisting
dan Permasalahan 2.4. Kajian Implikasi Penerapan Sistem Baru
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
3.1. Peraturan Perundangan Yang Bersifat Atribusi 3.2. Peraturan Perundangan Yang Bersifat Delegasi 3.3. Peraturan Perundangan Terkait Teknis Penyusunan
Peraturan Perundangan 3.4. Peraturan Perundangan Terkait Substansi
Penyelenggaraan Bangunan Gedung
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, & YURIDIS
4.1. Landasan Filosofis 4.2. Landasan Sosiologis 4.3. Landasan Yuridis
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
5.1. Ketentuan Umum 5.2. Fungsi Dan Klasifikasi Bangunan Gedung 5.3. Persyaratan Bangunan Gedung 5.4. Penyelenggaraan Bangunan Gedung 5.5. Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) 5.6. Peran Masyarakat 5.7. Pembinaan 5.8. Sanksi Administratif 5.9. Ketentuan Penyidikan 5.10. Ketentuan Pidana 5.11. Ketentuan Peralihan 5.12. Ketentuan Penutup
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 6.2. Rekomendasi dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Naskah Akademis (Sesuai UU 12/2011)
Hal - 44
JUDUL PEMBUKAAN BATANG TUBUH BAB I KETENTUAN UMUM BAB II FUNGSI DAN KLASIFIKASI BG BAB III PERSYARATAN BG
Bagian Kesatu: Umum Bagian Kedua: Persyaratan Administratif
Paragraf 1 Status Kepemilikan Hak Atas Tanah Paragraf 2 Status Kepemilikan Bangunan Gedung Paragraf 3 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Paragraf 4 IMB di Atas dan/atau di Bawah Tanah, Air
dan/atau Prasarana/Sarana Umum Bagian Ketiga: Persyaratan Teknis
Paragraf 1 Umum Paragraf 2 Persyaratan Peruntukan dan Intensitas Paragraf 3 Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung Paragraf 4 Pengendalian Dampak Lingkungan Paragraf 5 Persyaratan Keselamatan Bangunan Gedung Paragraf 6 Persyaratan Kesehatan Bangunan Gedung Paragraf 7 Persyaratan Kenyamanan Bangunan Gedung Paragraf 8 Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
Bagian Keempat: Persyaratan BG Hijau Bagian Kelima: Persyaratan BG Cagar Budaya
Bagian Keenam: Persyaratan Pembangunan BG di Atas/Bawah Tanah, Air atau PSU, dan pada Daerah SUTT, SUTET, SUTUT dan/atau Menara Telekomunikasi dan/atau Menara Air
Bagian Ketujuh: Persyaratan BG Adat, BG Tradisional, Pemanfaatan Simbol Tradisional serta Kearifan Lokal
Bagian Kedelapan: Persyaratan BG Semi Permanen & Darurat Bagian Ketujuh: Persyaratan BG di Lokasi Rawan Bencana
BAB IV PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG Bagian Kesatu: Umum Bagian Kedua: Kegiatan Pembangunan Bagian Keempat: Kegiatan Pemanfaatan Bagian Kelima: Pembongkaran Bagian Keenam: Pendataan BG Bagian Keenam: Penyelenggaraan BG untuk Kebencanaan
BAB V TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG (TABG) BAB VI PERAN MASYARAKAT BAB VII PEMBINAAN BAB VIII SANKSI ADMINISTRATIF BAB IX KETENTUAN PIDANA BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN BAB XI KETENTUAN PERALIHAN BAB XII KETENTUAN PENUTUP
PENJELASAN LAMPIRAN
Model Perda BG (Revisi 2015)
S E K I A N , T E R I M A K A S I H
Hal - 45
S U B S TA N S I P E R D A B A N G U N A N G E D U N G
Hal - 46
Hal - 47
K e t e n t u a n U m u m Pengertian :
1. Daerah 2. Pemerintah Daerah 3. Bupati 4. DPRD 5. Bangunan Gedung 6. BG Umum 7. BG Tertentu 8. BG Adat 9. BG Tradisional 10. Klasifikasi BG 11. Ket Rencana Kab 12. IMB 13. Permohonan IMB 14. Garis Sempadan 15. KDB 16. KLB 17. KDH
18. KTB 19. Pedoman Teknis 20. Standar Teknis 21. RTRW 22. RDTR 23. Peraturan Zonasi 24. RTBL 25. Penyelenggaraan BG 26. Perencanaan Teknis 27. Pertimbangan Teknis 28. Pemanfaatan BG 29. Pemeriksaan Berkala 30. Laik Fungsi 31. Pemeliharaan 32. Perawatan 33. Pelestarian 34. Pemugaran 35. Pembongkaran
36. Penyelenggara BG 37. Pemilik BG 38. Pengguna BG 39. Penyedia Jasa
Konstruksi BG 40. TABG 41. Pengkaji Teknis 42. Pengawas 43. Masyarakat 44. Peran Masyarakat 45. Dengar Pendapat
Publik 46. Gugatan Perwakilan 47. Pembinaan
Penyelenggaraan BG 48. Pengaturan 49. Pemberdayaan 50. Pengawasan
Tujuan: 1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai
dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Ruang Lingkup: 1. fungsi dan klasifikasi
bangunan gedung; 2. persyaratan bangunan
gedung; 3. penyelenggaraan
bangunan gedung; 4. Tim Ahli Bangunan
Gedung; 5. peran masyarakat dalam
penyelenggaraan
bangunan gedung; 6. pembinaan dalam
penyelenggaraan bangunan gedung;
7. sanksi administratif; 8. ketentuan pidana; 9. ketentuan penyidikan; 10. ketentuan peralihan.
Maksud: Peraturan Daerah ini dimaksudkan sebagai pengaturan lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, baik dalam pemenuhan persyaratan yang diperlukan dalam penyelenggaraan bangunan gedung, maupun dalam pemenuhan tertib penyelenggaraan bangunan gedung di daerah.
Hal - 48
F u n g s i B a n g u n a n G e d u n g NO FUNGSI PENGERTIAN BENTUK 1 Fungsi
Hunian Sebagai Tempat Manusia Tinggal
• bangunan rumah tinggal tunggal; • bangunan rumah tinggal deret; • bangunan rumah tinggal susun; dan • bangunan rumah tinggal sementara.
2 Fungsi Keagama
an
Sebagai Tempat Manusia
Melakukan Ibadah Keagamaan
• bangunan masjid, mushalla, langgar, surau; • bangunan gereja, kapel; • bangunan pura; • bangunan vihara; • bangunan kelenteng; dan • bangunan keagamaan dengan sebutan lainnya.
3 Fungsi Usaha
Sebagai Tempat Manusia
Melakukan Kegiatan Usaha
• perkantoran seperti bangunan perkantoran non-pemerintah dan sejenisnya; • perdagangan seperti bangunan pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, mal dan sejenisnya; • Industri seperti pabrik; • perhotelan seperti bangunan hotel, motel, hostel, penginapan dan sejenisnya; • wisata dan rekreasi seperti tempat rekreasi, bioskop dan sejenisnya; • terminal seperti stasiun, terminal bus, halte bus, terminal peti kemas, pelabuhan laut, pelabuhan
sungai, pelabuhan perikanan, bandar udara; • tempat penyimpanan sementara seperti bangunan gudang, gedung parkir dan sejenisnya; dan • tempat penangkaran atau budidaya seperti sarang burung walet, peternakan sapi dan sejenisnya.
4 Fungsi Sosial Dan
Budaya
Sebagai Tempat Manusia
Melakukan Kegiatan Sosial
Dan Budaya
• pelayanan pendidikan seperti TK, SD, SMP, SMU, pendidikan tinggi, kursus dan semacamnya; • pelayanan kesehatan seperti puskesmas, poliklinik, rumah sakit termasuk panti-panti dan sejenisnya; • kebudayaan seperti bangunan museum, gedung kesenian, bangunan gedung adat dan sejenisnya; • laboratorium seperti bangunan laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan laboratorium lainnya, dan • bangunan gedung pelayanan umum seperti bangunan stadion, gedung olah raga dan sejenisnya.
5 Lebih Dari Satu
Fungsi
Dengan Fungsi Utama Kombinasi
Lebih Dari Satu Fungsi
• bangunan rumah dengan toko (ruko); • bangunan rumah dengan kantor (rukan); • bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran; • bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran-perhotelan; • dan sejenisnya.
Hal - 49
K l a s i f i k a s i B a n g u n a n G e d u n g
NO KLASIFIKASI MELIPUTI
1 Tingkat
Kompleksitas
• bangunan gedung sederhana • bangunan gedung tidak sederhana
• bangunan gedung khusus
2 Tingkat
Permanensi
• bangunan gedung darurat / sementara (< 5 thn) • bangunan gedung semi permanen (5 – 10 thn)
• bangunan gedung permanen (> 20 thn)
3 Tingkat Risiko
Kebakaran
• Tingkat risiko kebakaran rendah • Tingkat risiko kebakaran sedang
• Tingkat risiko kebakaran tinggi
4 Zonasi Gempa Sesuai dengan Peta Zonasi Gempa Indonesia lampiran SNI 1726:2012 Tatacara perencanaan
ketahanan gempa untuk rumah dan gedung
NO KLASIFIKASI MELIPUTI
5 Kepadatan
Lokasi
• bangunan gedung di lokasi renggang • bangunan gedung di lokasi sedang
• bangunan gedung di lokasi padat
6 Ketinggian
Bangunan
• bangunan gedung bertingkat rendah (< 4 lantai
• bangunan gedung bertingkat sedang (5 – 8
lantai)
• bangunan gedung bertingkat tinggi (> 8
lantai)
7 Kepemilikan • bangunan gedung milik negara • bangunan gedung milik perorangan
• bangunan gedung milik badan usaha
Hal - 50
P e r s y a r a t a n B a n g u n a n G e d u n g PERSYARATAN UTAMA PERSYARATAN LAIN
Persyaratan Teknis
Persyaratan Administratif Persyaratan
BG di Kws Rawan
Bencana Alam
1.Kws Rawan Gelombang Pasang
2.Kws Rawan Banjir
3.Kws Rawan Kebakaran
4.Kws Rawan Bencana Alam Geologi
1. Status Hak Atas Tanah
2. Status Kepemilikan Bangunan Gedung
3. Izin Mendirikan Bangunan
Persyaratan Tata Bangunan & Lingkungan
Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung
• Persyaratan BG Semi Permanen
• Persyaratan BG Darurat
• Persyaratan BG Adat
• Persyaratan BG Tradisional
• Pemanfaatan Simbol Tradisional
• Kearifan Lokal
• Persyaratan BG di Atas/ Bawah Tanah, Air atau PSU
• Persyaratan BG di hantaran SUTT / SUTET / SUTUT
• Persyaratan BG di sekitar Menara Telekomunikasi dan/atau Menara Air
Persy. Peruntukan
Persy. Arsitektur
Persy. Pengendalian Dampak Lingkung-
an
Persy. Intensitas
Persy. Keselamatan
Persy. Kenyamanan
Persy. Kemudahan
Persy. Kesehatan
• Kepadatan • Ketinggian • Jarak bebas
• Penampilan • Tata ruang
dalam • Keseimbang
an lingk.
• Amdal • UKL • UPL • Andalalin
• Struktur • Kebakaran • Petir • Peledak
• Penghawaan • Pencahayaan • Sanitasi • Material
• Ruang gerak • Hubungan
antarruang • Kondisi
udara • Pandangan • Getaran &
kebisingan
• Aksesibilitas • Sarana
vertikal
Hal - 51
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Skema Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Hal - 52
Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) TABG dibentuk dan ditetapkan oleh
Bupati
Susunan TABG 1. Pengarah 2. Ketua 3. Wakil Ketua 4. Sekretaris 5. Anggota
Keanggotaan TABG dapat terdiri dari: 1. asosiasi profesi; 2. masyarakat ahli di luar disiplin BG
(termasuk masyarakat adat); 3. perguruan tinggi; 4. instansi Pemerintah Daerah.
Tugas Pokok TABG 1. Memberikan Pertimbangan Teknis berupa nasehat, pendapat,
dan pertimbangan profesional pada pengesahan rencana teknis Bangunan Gedung untuk kepentingan umum.
2. Memberikan masukan tentang program dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang terkait.
Fungsi TABG : 1. Pengkajian dokumen rencana teknis yang telah disetujui oleh
instansi yang berwenang; 2. Pengkajian dokumen rencana teknis berdasarkan ketentuan
tentang persyaratan tata bangunan. 3. Pengkajian dokumen rencana teknis berdasarkan ketentuan
tentang persyaratan keandalan Bangunan Gedung.
Tugas Lain TABG dapat membantu: 1. Pembuatan acuan dan penilaian; 2. Penyelesaian masalah; 3. Penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar.
• Masa kerja TABG ditetapkan 1 Thn Anggaran
• dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masa kerja
Hal - 53
Peran Masyarakat Dlm Penyelenggaraan BG
LINGKUP PERAN MASYARAKAT
1. pemantauan dan penjagaan ketertiban;
2. pemberian masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemda;
3. penyampaian pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang;
4. pengajuan Gugatan Perwakilan terhadap BG yang mengganggu, merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum.
Bentuk Peran Masyarakat Dalam
Tahap Rencana Pembangunan
Bentuk Peran Masyarakat Dalam Tahap Pelaksanaan
Konstruksi
Bentuk Peran Masyarakat Dalam
Tahap Pemanfaatan
Bentuk Peran Masyarakat Dalam Tahap Pelestarian
Bentuk Peran Masyarakat Dalam
Tahap Pembongkaran
• penyampaian keberatan terhadap rencana pembangunan BG yang tidak sesuai dengan RTRW, RDTR, Peraturan Zonasi dan/atau RTBL;
• pemberian masukan dalam rencana pembangunan BG; • pemberian masukan untuk melaksanakan konsultasi dengan
masyarakat tentang rencana pembangunan BG.
• menjaga ketertiban dalam kegiatan pembangunan; • mencegah perbuatan yang dapat mengurangi keandalan BG; • melaporkan atas perbuatan poin kedua; • melaporkan pembangunan BG yang membahayakan umum; • melakukan gugatan ganti rugi akibat dari kesalahan pelaksanaan
konstruksi BG.
• menjaga ketertiban dalam kegiatan Pemanfaatan BG; • mencegah perbuatan yang dapat mengganggu Pemanfaatan BG; • melaporkan penyimpangan Pemanfaatan BG; • melaporkan Pemanfaatan BG yang membahayakan umum; • melakukan gugatan ganti rugi akibat penyimpangan Pemanfaatan BG.
• memberikan informasi tentang kondisi BG yang tidak terpelihara, yang dapat mengancam keselamatan masyarakat;
• memberikan informasi tentang kondisi BG bersejarah yang kurang terpelihara dan terancam kelestariannya;
• melakukan gugatan ganti rugi akibat dari kelalaian pemilik di dalam melestarikan Bangunan Gedung.
• mengajukan keberatan atas rencana pembongkaran cagar budaya; • mengajukan keberatan atas metode pembongkaran yang mengancam
keselamatan atau kesehatan masyarakat dan lingkungannya; • melakukan gugatan ganti rugi atas kerugian dari pelaksanaan
pembongkaran Bangunan Gedung; • melakukan pemantauan pembongkaran.
Hal - 54
P e m b i n a a n
PEMBINAAN
PENGATURAN
PEMBERDAYAAN
PENGAWASAN
bertujuan agar penyelenggaraan Bangunan Gedung dapat berlangsung
tertib dan tercapai keandalan Bangunan Gedung yang
sesuai dengan fungsinya, serta terwujudnya kepastian
hukum
Oleh Pemerintah Daerah Kepada Penyelenggara
Bangunan Gedung
dituangkan ke dalam peraturan daerah atau peraturan bupati sebagai kebijakan Pemerintah
Daerah Pemda menyebarluaskan kebijakan tersebut
bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas Penyelenggara Bangunan Gedung dengan
penyadaran akan hak dan kewajiban dan peran dilakukan melalui pendataan, sosialisasi,
penyebarluasan dan pelatihan
dilakukan oleh Pemda terhadap pelaksanaan Perda ini melalui mekanisme IMB, SLF, dan
surat persetujuan & penetapan pembongkaran. Pemda dapat melibatkan masyarakat dalam
pengawasan
Hal - 55
Sanksi Adm, Ketentuan Pidana & Penyidikan
KETENTUAN PENYIDIKAN • Penyidikan terhadap suatu kasus dilaksanakan setelah diketahui terjadi suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana
bidang penyelenggaraan bangunan gedung berdasarkan laporan kejadian.
• Penyidikan dugaan tindak pidana bidang penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan oleh penyidik umum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. peringatan tertulis; 2. pembatasan kegiatan pembangunan; 3. penghentian sementara atau tetap
pada pekerjaan pelaksanaan pembangunan;
4. penghentian sementara atau tetap pada Pemanfaatan BG;
5. pembekuan IMB gedung; 6. pencabutan IMB gedung; 7. pembekuan SLF BG; 8. pencabutan SLF BG; atau 9. perintah pembongkaran BG.
SANKSI ADMINISTRATIF KETENTUAN PIDANA
FAKTOR KELALAIAN TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PERDA
Kerugian Harta Benda Orang Lain
Penjara maks 1 Thn dan Denda maks 1% Nilai Bangunan
Kecelakaan Orang Lain atau Cacat Seumur Hidup
Penjara maks 2 Thn dan Denda maks 2% Nilai Bangunan
Hilangnya Nyawa Orang Lain
Penjara maks 3 Thn dan Denda maks 3% Nilai Bangunan
FAKTOR KESENGAJAAN TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PERDA INI
Kerugian Harta Benda Orang Lain
Penjara maks 3 Thn dan Denda maks 10% Nilai Bangunan
Kecelakaan Orang Lain atau Cacat Seumur Hidup
Penjara maks 4 Thn dan Denda maks 15% Nilai Bangunan
Hilangnya Nyawa Orang Lain
Penjara maks 5 Thn dan Denda maks 20% Nilai Bangunan
KETENTUAN PIDANA RINGAN Tidak memenuhi Perda ini Tanpa Kerugian Orang Lain
Penjara maks 6 bln / Denda maks Rp. 50jt
Hal - 56
K e t e n t u a n P e r a l i h a n
Sudah Memiliki IMB
Sudah Memiliki SLF
Belum Memiliki IMB
dan IMB sesuai ketentuan dalam Perda ini
namun IMB tidak sesuai ketentuan dalam Perda ini
namun dalam Pembangunan tidak sesuai dengan IMB
Permohonan IMB yang sudah Masuk
Belum Memiliki SLF
Permohonan SLF yang sudah Masuk
dan SLF sesuai ketentuan dalam Perda ini
namun SLF tidak sesuai ketentuan dalam Perda ini
namun kondisi bangunan gedung tidak laik fungsi
SLF Tetap Berlaku
Mengajukan Permohonan SLF baru
Melakukan Perbaikan secara bertahap
IMB Tetap Berlaku
Mengajukan Permohonan IMB baru
Mengajukan Permohonan IMB baru atau Melakukan Perbaikan secara bertahap
Mengajukan Permohonan IMB
Tetap Diproses sesuai ketentuan Perda ini
Mengajukan Permohonan SLF
Tetap Diproses sesuai ketentuan Perda ini
Pelaksanaan penertiban kepemilikan IMB dan SLF oleh Pemda diatur lebih lanjut dalam Perbup
Top Related