1
KONSEPSI REVISI
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG
BANTUAN KEUANGAN KEPADA
PARTAI POLITIK
OLEH
DRS. SYAMSUDDIN, M.Si
DIREKTORAT POLITIK DALAM NEGERI
DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM
2
UU NO 2/2011 TTG
PERUBAHAN ATAS
UU NO 2/2008 TTG
PARPOL
PP NO 83/2012 TTG
PERUBAHAN ATAS
PP NO 5/2009 TTG
BANTUAN
KEUANGAN PARPOL
PERMENDAGRI NO 6/2017
TTG PERUBAHAN ATAS
PERMENDAGRI NO 77/2014
TTG PEDOMAN TATA CARA
PENGHITUNGAN,
PENGANGGARAN DALAM
APBD, DAN TERTIB
ADMTRASI PENGAJUAN,
PENYALURAN, DAN LPJ
PENGGUNAAN BANTUAN
KEUANGAN PARTAI
POLITIK
DASAR HUKUM
LATAR BELAKANG
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.
Dalam rangka mewujudkan Partai Politik sebagai organisasi yang bersifat Nasional dan Modern, Negara mendorong kemandirian Partai Politik melalui Pemberian Bantuan Keuangan.
Bantuan keuangan parpol dimaksudkan untuk menunjang kegiatan Partai Politik untuk pelaksanaan Pendidikan Politik dan Operasional Sekretariat bagi Partai Politik yang mendapatkan kursi DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota.
Sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan dinamika
masyarakat, pengelolaan keuangan negara dilakukan secara
tertib, taat pada peraturan perundangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
3
PERAN PARTAI POLITIK
SEBAGAI POROS DALAM PROSES DEMOKRASI
SEBAGAI PENYALUR PARTISIPASI POLITIK WARGA NEGARA
MENGINTEGRASIKAN PARA INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM
MASYARAKAT KE DALAM SISTEM POLITIK
MEMPERSIAPKAN PARA KADER CALON PEMIMPIN BANGSA
MEMPERJUANGKAN KEBIJAKAN PUBLIK BERDASARKAN
ASPIRASI DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
MENGEMBANGKAN KAPASITAS BERSAING DALAM PEMILU,
DAN BERKONTRIBUSI SECARA KREATIF DALAM PERDEBATAN
KEBIJAKAN PUBLIK
4
FUNGSI PARTAI POLITIK
SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN POLITIK ANGGOTA DAN
MASYARAKAT
SEBAGAI SARANA PENCIPTAAN IKLIM YG KONDUSIF BAGI PERSATUAN DAN KESATUAN
SEBAGAI SARANA PENYERAP, PENGHIMPUN DAN PENYALUR ASPIRASI POLITIK MASYARAKAT DLM MERUMUSKAN DAN MENETAPKAN KEBIJAKAN NEGARA
SEBAGAI SARANA ASPIRASI POLITIK WARGA NEGARA INDONESIA
SEBAGAI SARANA REKRUTMEN POLITIK DALAM PROESES PENGISIAN JABATAN POLITIK
5
6
PERUBAHAN
KEBIJAKAN
PEMBERIAN
BANPOL
UU NO.2/1999 DAN PSL 2 DAN PSL 7
PP 51 THN 2001 SYARATNYA
MEMPEROLEH SUARA DLM PEMILU
BESARNYA Rp 1.000,-
UU NO.31/2002 PSL 2 DAN PSL 4 PP 29 THN
2005 SYARATNYA MENDAPATKAN KURSI DI
DPR/DPRD SETIAP KURSI DITETAPKAN
SEBESAR RP. 21.000.000,- PER TAHUN
UU 2/2008 JO UU 2/2011 DAN PP 5/2009 JO
PP 83/2012 DIBERIKAN KPD PARPOL YG
MEMPUNYAI KURSI DI DPR/DPRD
DIBERIKAN SECARA PROPRSIONAL
BERDASARKAN JUMLAH PEROLEHAN
SUARA BESARNYA = RP.108,-
7
UU NO.2/2008 jo
UU NO. 2/2011
PARPOL BERHAK MEMPEROLEH BANTUAN KEU DARI
APBN/APBD YG DIBERIKAN SECARA PROPORSIONAL
KPD PARPOL YG MENDAPATKAN KURSI DI DPR,
DPRD RPOV/KAB/KOTA YG HITUNGANNYA
BERDASARKAN PEROLEHAN SUARA
(Psl PSL 34 Ayat (1) dan (3)
- PENGGUNAAN DANA BANTUAN KEUANGAN
DIPRIORITASKAN UTK PENDIDIKAN POLITIK DAN
OPERASIONAL SEKRETARIAT
- DIKELOLA MELALUI REKENING KAS UMUM PARPOL
- PARPOL DISEMUA TINGKATAN MELAKUKAN
PENCATATAN ATAS SEMUA KEUANGAN PARPOL
(Psl 34 Ayat (3a)
PARPOL BERKEWAJIBAN MENYAMPAIKAN LPJ
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KEUANGAN DARI
APBN/APBD KPD BPK SECARA BERKALA 1 THN
SEKALI UTK PALING LAMBAT 1 BULAN SETELAH
TAHUN ANGGARAN BERAKHIR
(Psl 34A)
8
UU NO.2/2008 jo
UU NO. 2/2011
- PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN
PARPOL TRANSPARAN DAN AKUNTABEL
- PENGELOLAAN KEUANGAN PARTAI
POLITIK DIAUDIT OLEH AKUNTAN PUBLIK
SETIAP 1 (SATU) TAHUN DAN
DIUMUMKAN SECARA PERIODIK
- PARPOL WAJIB MEMBUAT LAPORAN
KEUANGAN (Psl 39)
PELANGGARAN TERHADAP KETENTUAN
DIKENAI SANKSI ADMINISTRATIF
BERUPA PENGHENTIAN BANTUAN
APBN/APBD SAMPAI LAPORAN
DITERIMA OLEH PEMERINTAH DALAM
TAHUN ANGGARAN BERKENAAN
Psl 47 Ayat (3)
9
PP No 83 Thn 2012 TTG
PERUBAHAN PP 5/2009 ttg
Bantuan Keuangan kpd
Partai Politik sbgmn tlh
diubah
PEMERINTAH/PEMDA SETIAP
TAHUNNYA MEMBERIKAN BANTUAN
KEUANGAN SECARA
PROPORSIONAL KPD PARPOL YG
MENDAPATKAN KURSI DI DPR, DPRD
PROV DAN DPRD KAB/KOTA
(PSL 2)
Penghitungannya berdasarkan jumlah
perolehan suara, dan dipergunakan
untuk pendidikan politik bagi anggota
Partai Politik dan masyarakat paling
sedikit 60 % (enam puluh persen) dan
sisanya untuk menunjang kegiatan
operasional sekretariat Partai Politik
(Psl 9)
10
METODE:
DIHITUNG
SECARA
PROPORSIONAL
BERDASARKAN
PEROLEHAN
SUARA.
DIT
POLITIK
DALAM
NEGERI
Laporan:
disampaikan
kpd
pemerintah
setelah
diperiksa BPK,
yaitu 1 bulan
setelah tahun
anggaran
berakhir
PERUNTUKAN:
PENDIDIKAN
POLITIK (60 %)
DAN
OPERASIONAL
SEKRETARIAT
Sanksi: apabila
parpol tdk
menyampaikan
LPJ maka
bantuan
keuangan akan
dihentikan sampai
laporan diterima
PENERIMA:
PARPOL YG
MEMPUNYAI
KURSI DI
DPR/DPRD
URGENSI
BANTUAN
KEUANGAN
PARPOL
11
SUMBER KEUANGAN PARTAI POLITIK
Pasal 34 UU No. 2 Tahun 2011
IURAN
ANGGOTA
SUMBANGAN YG SAH
MENURUT HUKUM
Berupa Uang, barang atau jasa
APBN/APBD
Pasal 34 ayat (3)
Perseorangan anggota
partai politik
(pelaksanaannya diatur
dalam AD dan ART)
Diberikan secara
proporsional kepada
parpol yg mendapatkan
kursi di DPR, DPRD Prov
dan Kab/Kota yang
penghitungannya
berdasarkan jumlah
perolehan suara. Perusahaan dan/atau
badan usaha Maksimal 7,5
milyar dlm 1 tahun
anggaran
Perseorangan bukan
anggota parpol maksimal 1
milyar dlm 1 tahun
anggaran
PERMENDAGRI
NO 6 Tahun 2017
12
PENGELOLAAN BANTUAN
KEUANGAN PARPOL
TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS
LAPORAN
KEUANGAN
INTERNAL
IURAN ANGGOTA DAN
SUMBANGAN
DIAUDIT
BPK
TERBUKA
UTK MASY
PARPOL
MENYAMPAIKAN LPJ
PALING LAMBAT 1
BULN SETELAH THN
ANGGARAN
BERAKHIR
LAPORAN KEUANGAN
YG BERSUMBER DARI
APBN/APBD
PARTAI
POLITIK
BERTANGGUNGJAWAB
ATAS PENGELOLAAN
KEUANGAN PARPOL
13
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN PARTAI POLITIK
UU NO.2/2011
Parpol menyampaikan
Laporan paling lambat
1 bulan setelah Tahun
Anggaran berakhir
Psl 12A dan 34 A BPK mengaudit 3
bulan setelah Tahun
Anggaran berakhir
1 bulan setelah audit
Pemerintah
Pusat/Prov/Kab/
Kota
1 bulan
setelah
audit
14
PERUBAHAN
KEBIJAKAN
PEMBERIAN
BANPOL
UU NO.2/1999 DAN PSL 2 DAN PSL 7
PP 51 THN 2001 SYARATNYA
MEMPEROLEH SUARA DLM PEMILU
BESARNYA Rp 1.000,-
UU NO.31/2002 PSL 2 DAN PSL 4 PP 29 THN
2005 SYARATNYA MENDAPATKAN KURSI DI
DPR/DPRD SETIAP KURSI DITETAPKAN
SEBESAR RP. 21.000.000,- PER TAHUN
UU 2/2008 JO UU 2/2011 DAN PP 5/2009 JO
PP 83/2012 DIBERIKAN KPD PARPOL YG
MEMPUNYAI KURSI DI DPR/DPRD
DIBERIKAN SECARA PROPRSIONAL
BERDASARKAN JUMLAH PEROLEHAN
SUARA BESARNYA = RP.108,-
PENGATURAN BESARAN BANPOL
THN 2002-2003
THN 2004-2008
THN 2009-2016
PERSUARA SAH
Rp1000 x
104.099.785
Rp104.099.785.000
PERSUARA SAH
Rp108 x 121.920.762
PER KURSI
Rp21.000.000 x 550
Rp13.167.442.296
Rp11.550.000.000
THN 2017
PERSUARA SAH
Pusat 5.400
Prov 10.000
Kab/kota
15.000
16
DASAR PERTIMBANGAN KENAIKAN BANPOL
• Bahwa sejak tahun 2004 sampai dengan saat
ini bantuan keuangan pada Parpol belum
mengalami peningkatan
• Secara filosofis alokasi anggaran yang
tersedia adalah hanya untuk menunjang
kegiatan operasional kesekretariatan, dan hal
tersebut tercermin dari nilai bantuan
keuangan kepada Parpol yang ada saat ini
• Inflasi yang terjadi dari tahun 2004 sampai
dengan saat ini besaran bantuan keuangan
belum berubah
17
KAJIAN KENAIKAN BESARAN BANTUAN
KEUANGAN PARTAI POLITIK
1. Dialokasikan utk
10 Parpol Rp. 9,3 T
(DPP = Rp. 2,6 T,
DPD Rp. 2,5 T dan
DPW Rp. 4,2 T.
2. Alokasi 9,3 T
dibebankan kpd
Parpol 50% dan
APBN 50% selama
10 tahun
3. Penyesuaian
kenaikan besaran
dari Rp108,-
menjadi Rp 10.706,-
persuara sah
1. Proposi banpol dari APBN
hanya mampu menutupi
kebutuhan parpol 0,63% dari
total pengeluaran
2. Banpol saat ini hanya 0,0006
% dari jmlh APBN dan 0,0245
% dari jmlh keseluruhan
bantuan dari APBN/APBD
3. Pemerintah menetapkan
besaran banpol utk DPP
maks 0,0125% dari total
APBN,
4. Pandangan ICW Banpol
hanya menutup 30% dari
kebutuhan dasar parpol
sedangkan sisanya sebesar
70% ditutup dari sumbangan
anggota dan masyarakat.
1. Nilai Banpol dari
APBN sangat kecil
hanya 1.3% dari
total pengeluaran
parpol per tahun
2. Peningkatan secara
bertahap besaran
Banpol dari 5% (Rp
540) s.d. 51,2% (Rp
40.807) dari total
belanja parpol dgn
pembagian 50%
diberikan langsung
atas perhitungan
jumlah suara dan
50% diberikan atas
kemampuannya
dalam menggalang
dana publik
KPK ICW PERLUDEM
18
KAJIAN KENAIKAN BESARAN BANTUAN
KEUANGAN PARTAI POLITIK
1. Melakukan perubahan
terhadap sistem pemilihan
legislatif
2. Negara mengambil peran
dalam mendanai kegiatan2
parpol tidak melebihi 0,01%
dari total kebutuhan partai
politik.
3. Membentuk panitia
perumusan pembiayaan parpol
dengan melibatkan pihak
pemerintah, LSM Masyarakat,
Partai politik, kampus dan
Akademisi.
Mengambil perbandingan dari
negara lain seperti :
1. Usbekistan (100%)
2. Inggris, Italia dan Australia
(30%)
3. Austria, Swedia dan Meksiko
(70%)
4. Perancis, Denmark dan
Jepang (50%) dari kebutuhan
partai politik
BPK
PENGALAMAN
NEGARA LAIN
Berapa keamampuan dari pemerintah untuk
menaikan bantuan keuangan kepada parpol yg ideal
Kementerian
Keuangan
19
DASAR KEMENDAGRI PERTIMBANGAN
KENAIKAN BESARAN BANPOL
1. Kebutuhan Parpol
Apabila diusulkan kenaikan dari Rp 108 menjadi Rp5.400,- per suara maka
total Banpol yang diterima baru mencapai angka Rp 658.372.111.650 (45.53%)
dari total kebutuhan parpol per tahunnya, atau jika dikaitkan dengan total
APBN Rp 2.000 T saat ini maka total anggaran yg diberikan kepada parpol
hanya menutup sebesar 0,033% dari kebutuhan parpol.
Analisis berdasarkan hasil kajian berdasarkan kebutuhan 10 parpol pertahun
sebesar Rp1.417.112.015.660, maka banpol yg bersumber dari APBN hanya
menutup 0.93% (Rp13.167.442.296) dari total kebutuhan sehingga Ruang
menaikkan bantuan keuangan parpol masih sangat terbuka, mengingat total
bantuan keuangan partai politik hanya 0,0002% dari nilai APBN dan total
kebutuhan seluruh partai parpol per tahun hanyalah 0,0029% dari nilai APBN
2. Penyesuaian besaran bantuan keuangan
Bantuan keuangan partai politik dari tahun ketahun mulai sejak tahun 2004
sampai dengan saat ini tidak akan pernah mengalami perubahan atau
peningkatan sehingga nilai bantuan keuangan kepada partai politik yang di
berikan kepada partai politik tingkat pusat dan di daerah yang bersumber dari
APBN/APBD sekarang ini di nilai relatif sangat kecil jika mengikuti nilai inflasi
yang setiap saat terjadi perubahan dan sangat berpengaruh terhadap biaya
pendidikan politik dan dana operasional kesekretariatan
20
DASAR KEMENDAGRI PERTIMBANGAN
KENAIKAN BESARAN BANPOL
1. Kebutuhan Parpol
Apabila diusulkan kenaikan dari Rp 108 menjadi Rp5.400,- per suara maka
total Banpol yang diterima baru mencapai angka Rp 658.372.111.650 (45.53%)
dari total kebutuhan parpol per tahunnya, atau jika dikaitkan dengan total
APBN Rp 2.000 T saat ini maka total anggaran yg diberikan kepada parpol
hanya menutup sebesar 0,033% dari kebutuhan parpol.
Analisis hasil kajian berdasarkan kebutuhan 10 parpol pertahun sebesar
Rp1.417.112.015.660, maka banpol yg bersumber dari APBN hanya menutup
0.93% (Rp13.167.442.296) dari total kebutuhan sehingga Ruang menaikkan
banpol masih sangat terbuka, mengingat total bantuan keuangan partai
politik hanya 0,0002% dari nilai APBN dan total kebutuhan seluruh partai
parpol per tahun hanyalah 0,0029% dari nilai APBN
2. Penyesuaian besaran bantuan keuangan
Bantuan keuangan partai politik dari tahun ketahun mulai sejak tahun 2004
sampai dengan saat ini tidak akan pernah mengalami perubahan atau
peningkatan sehingga nilai bantuan keuangan kepada partai politik yang di
berikan kepada partai politik tingkat pusat dan di daerah yang bersumber dari
APBN/APBD sekarang ini di nilai relatif sangat kecil jika mengikuti nilai inflasi
yang setiap saat terjadi perubahan dan sangat berpengaruh terhadap biaya
pendidikan politik dan dana operasional kesekretariatan
21
DASAR KEMENDAGRI PERTIMBANGAN
KENAIKAN BESARAN BANPOL
Kebutuhan operasional sekretariat parpol
NO NAMA PARTAI
POLITIK
BANTUAN DARI APBN
KEBUTUHAN OPERASIONAL SET
PARPOL
% KENAIKAN
1 P. NASDEM 908.598.492 125.000.000.000 1.00
2 PKB 1.219.552.308 100.000.000.000 1.22
3 PKS 913.206.312 170.000.000.000 0.54
4 PDIP 2.556.685.944 175.000.000.000 1.46
5 P. GOLKAR 1.989.869.220 180.000.000.000 1.11
6 P. GERINDRA 1.593.004.644 165.000.000.000 0.97
7 P. DEMOKRAT 1.374.246.972 145.000.000.000 0.95
8 PAN 1.021.616.820 155.000.000.000 0.66
9 PPP 880.519.356 150.000.000.000 0.59
10 P. HANURA 710.142.228 100.000.000.000 0.71
JUMLAH 13.167.442.296 1.465.000.000.000 0.90
22
DASAR KEMENDAGRI PERTIMBANGAN
KENAIKAN BESARAN BANPOL
3. Indeks Harga Konsumen (IHK)
IHK dapat digunakan sebagai: (1) Indikator untuk melihat fluktuasi harga yang
terjadi. (2) Sebagai data dasar untuk perhitungan pendapatan nasional/regional
(3) Berbagai analisa harga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan
pembangunan sosial ekonomi lainnya. Perbandingan laju inflasi dan IHK dari
beberapa kota di Indonesia dpt digunakan sebagai dasar atau instrumen untuk
menaikan banpol
4. Perbandingan besaran bantuan keuangan parpol dari negara lain
Perbandingan besaran Banpol dari negara lain maka tidak ada angka ideal
yang berlaku umum di semua negara. Negara Uzbekistan yang membiayai
semua kegiatan parpol (100%), sedangkan Inggris, Italia dan Australia
membantu 30% dari kebutuhan Parpol. Selanjutnya Austria, Swedia dan
Meksiko membantu 70% dari kebutuhan parpol, sedangkan Perancis,
Denmark dan Jepang negara menyumbang 50% dari kebutuhan parpol.
Berapa keamampuan dari pemerintah untuk
menaikan bantuan keuangan kepada parpol yg ideal
Kementerian
Keuangan
No Tahun
Ket 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. 2.78% 6.96% 3.79% 4.3% 8.38% 8.36% 3.35% 0,69%
23
KAJIAN KENAIKAN BESARAN BANTUAN
KEUANGAN PARTAI POLITIK
1. tidak lagi ditentukan oleh besaran bantuan APBN periode sebelumnya dibagi
perolehan suara partai politik yang memperoleh kursi DPR dan DPRD
provinsi/kabupaten/kota periode sebelumnya, namun berdasarkan kebutuhan
dasar partai politik dengan formulasi penghitungan berdasarkan nilai per suara
sah
2. usulan besaran kenaikan Bantuan Keuangan kepada partai poitik sebagai
berikut:
a. Penentuan besarnya nilai bantuan per suara bagi Partai Politik tingkat Pusat
(DPP) yang mendapatkan kursi di DPR yang bersumber dari APBN semula
diberikan sebesar Rp 108,- per suara sah menjadi sebesar Rp 5.400,- nilai
persuara sah;
b. Penentuan besarnya nilai bantuan per suara bagi Partai Politik tingkat
provinsi yang mendapatkan kursi di DPRD provinsi (DPD) yang bersumber
APBD Provinsi semula dialokasikan antara Rp450,- s.d. Rp 5.000 menjadi
sebesar Rp 10.000,- per suara sah;
c. Penentuan besarnya nilai bantuan per suara bagi Partai Politik tingkat
kabupaten/kota yang mendapatkan kursi di DPRD kabupaten/kota (DPC) yang
bersumber APBD kabupaten/kota semula dialokasikan antara Rp 1.500,- s.d.
Rp 17.000 menjadi sebesar Rp 15.000,- per suara
Berapa keamampuan dari pemerintah untuk
menaikan bantuan keuangan kepada parpol yg ideal
Kementerian
Keuangan
24
BESARAN PER SUARA ATAU
PROSENTASE DARI APBN/APBD
• Perlu adanya revisi UU No. 2 Tahun 2008 / UU No. 2 Tahun 2011
• Perlu adanya revisi PP No. 5 Tahun 2009 / PP No. 83 Tahun 2012
• Perlu adanya revisi Permendagri No. 77 Tahun 2014
1. Pemberian bantuan Rp5.400 per suara atau Prosentase dari APBN dan pemberian bantuan
setinggi-tingginya 15 kali lipat untuk provinsi dan Kabupaten/Kota dari APBD harus dilakukan
Revisi UU 2/2008 jo UU 2/2011, karena penghitungannya adalah per suara sah.
2. Kesiapan APBN/APBD dan kondisi perekonomian saat ini.
3. Sesuai ketentuan UU No 2 Tahun 2011 bahwa Partai Politik harus transparan dan akuntabel,
maka Partai Politik harus menyiapakan SDM kader Partai Politik yang paham dan mengerti
pengelolaan keuangan terutama dalam penyusunan Laporan pertanggungjawaban bantuan
keuangan, dikarenakan laporan akan diperiksa/diaudit oleh BPK. Dan hal tersebut rawan
penyimpangan.
4. Pelaksanaan teknis verifikasi kelengkapan administrasi permohonan pengajuan bantuan
keuangan dan fasilitasi bantuan keuangan dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri.
1. Telah ddilakukan kajian yang mendalam antara kementerian/
lembaga yaitu Kementerian Dalam Negeri, Sekretariat Negara, dan
Kementerian Keuangan, KPK, BPK, ICW. Perludem serta para pakar
dan akademisi.
2. Kesiapan Pemerintah dan Partai Politik dalam Penyaluran dan
Penerimaan Bantuan Keuangan dari segi manfaat/penggunaan dan
pertanggungjawaban.
Implikasi
Dampak
Tindaklanjut
KAJIAN PENINGKATAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK
TAHUN 2015
Top Related