BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan ummat manusia di muka bumi ini
menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, manusia akan menghadapi keadaan yang
terus berbeda. Dimulai dari segi sosiologi, norma hidup manusia, keilmuan tekhnologi dan
perubahan lainnya. Perubahan ini menunjukkan bahwa semakin berkembangnya manusia
maka diperlukannya pula sikap dan usaha bagaimana cara menghadapinya dan mencari
solusinya.
Melihat kejadian-kejadian yang terjadi terhadap perkembangan sekarang ini terutama
sektor pertumbuhan penduduk yang terjadi di Negara kita Indonesia semakin lama semakin
menunjukkan pertambahan dari jumlah penduduk yang begitu cepat. Hal ini merupakan salah
satu akibat semakin berkembangnya manusia maka berkembangnya pula sektor-sektor yang
lainnya. Apalagi Negara kita adalah Negara yang berkembang yang masih dalam proses
menuju Negara yang mandiri. Dari hal pertumbuhan penduduk yang begitu cepat
mengakibatkan peningkatan perekonomian Negara, sedangkan yang kita ketahui saat ini
bahwa Negara kita sedang dalam keadaan krisis ekonomi. Lapangan pekerjaan sangat
dibutuhkan sedang masyarakat terus berkembang jumlahnya, sandang, pangan dan papan pun
menjadi kebutuhan mendesak sedang kita pun masih mengimport kebutuhan tersebut dari
Negara lain, kesehatan pun ikut menjadi bagian yang diperlukan sedang masyarakat miskin
tak mampu menjalankan. Kesemua itu adalah fenomena kehidupan yang dialami Negara kita
bahwa kebutuhan, kesejahteraan dan peningkatan kualitas bangsa ini disesuaikan oleh laju
pertumbahan penduduk.
Usaha untuk menurunkan angka kelahiran dilakukan dengan jalan mengajak PUS
untuk berkeluarga berencana. Di samping itu diusahakan pula dengan jalan
meningkatkan tingkat pendidikan sehingga masyarakat dapat lebih mudah menerima
tatanan hidup baru. Guna menunjang usaha tersebut telah diupayakan untuk
memasukkan pendidikan kependudukan ke dalam pendidikan formal dan non formal.
1
2
Oleh karenanya, jika hal tersebut di atas tidak segera ditanggulangi dan dicarikan solusi
maka akan berpengaruh negatif terhadap pembangunan nasional, karena pemerintah bisa
kewalahan menyediakan sarana perekonomian, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan, tempat
wisata dan sebagainya. Menjadi tanggung jawab kementrian kesejahteraan rakyat sebagai
pemerintah yang mengola laju pertumbahan rakyat dan kita bersama sebagai masyarakat
wajib dan sadar akan apa yang telah kita alami agar ikut berpartisipasi menjalankan
aturannya.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui konsep kependudukan dalam bidang kontrasepsi dan keluarga
berencana
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Kependudukan
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua yaitu
orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah
tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan
bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan
jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian,
persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.
Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk
mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi
penduduk. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan
perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh
keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang
meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan,
kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan
menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian,
berkebangsaan dan hidup layak.
Para ahli biasanya membedakan antara ilmu kependudukan (demografi) dengan studi-
studi tentang kependudukan (population studies). Demografi berasal dari kata Yunani demos
– penduduk dan Grafien – tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah
studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga
faktor tersebut berubah dari waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat
kuantitatif dan yang bersifat kualitatif. Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang
disebut Formal Demography – Demography Formal) lebih banyak menggunakan hitungan-
4
hitungan statistik dan matematik. Tetapi Demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak
menerangkan aspek-aspek kependudukan secara deskriptif analitik. Sedangkan studi-studi
kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan, fenomena dan masalah-masalah
penduduk dalam kaitannya dengan situasi sosial di sekitarnya.
Ilmu kependudukan yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah lebih
menyerupai studi antar disiplin ilmu yang dipadu dengan analisis demografi yang lazim
diberi istilah Demografi Sosial. Disiplin lain banyak berhubungan dengan demografi antara
lain matematika, geografi, sosilogi, ekonomi, kedokteran.
2.2 Tujuan dan Kegunaan Ilmu Kependudukan
Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu selalu kita
perhatikan, cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi. Sedangkan dua
faktor penunjang lainnya yang penting ialah mobilitas sosial dan tingkat perkawinan. Ketiga
komponen pokok dan dua faktor penunjang kemudian digunakan sebagai variabel (perubah)
yang dapat menerangkan hal ihwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada tempat
tertentu, tentang pertumbuhan masa lampau dan persebarannya. Tentang hubungan antara
perkembangan penduduk dengan berbagai variabel (perubah) sosial, dan tentang prediksi
pertumbuhan penduduk di masa mendatang dan berbagai kemungkinan akibat-akibatnya.
Berbagai macam informasi tentang kependudukan sangat berguna bagi berbagai pihak di
dalam masyarakat. Bagi pemerintah informasi tentang kependudukan sangat membantu di
dalam menyusun perencanaan baik untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan, pertanian,
pembuatan jalan-jalan atau bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta informasi tentang
kependudukan juga tidak kalah pentingnya. Para pengusaha industri dapat menggunakan
informasi tentang kependudukan untuk perencanaan produksi dan pemasaran.
2.3 Teori Tentang Pertumbuhan Penduduk
Meskipun masalah kependudukan telah lama diperbincangkan di kalangan masyarakat,
namun baru di sekitar abad ke 18 banyak diantaranya yang mulai menganalisis masalah
kependudukan secara sitematis. Meskipun banyak para ahli yang menulis tentang masalah
5
kependudukan di dunia, akan tetapi diantara tokoh-tokoh yang dianggap pakar ilmu
kependudukan klasik adalah Thomas Malthus dan Karl Marx, sedangkan untuk generasi
berikutnya yang paling menonjol adalah Warren Thompson dengan teori demografi
transisinya.
1. Teori Malthus Tentang Penduduk
Orang pertama yang menulis secara sistematis tentang bahaya daripada pada
pertumbuhan penduduk adalah Thomas Malthus. Ia adalah salah seorang pendeta dan
juga ahli politik ekonomi bangsa Inggris. Pada tahun 1978 ia menerbitkan buku analisis
kependudukan berjudul “Essay On The Principle of Population” dan mempertahankan
pendapatnya bahwa “natural law” atau hukum alamiah yang mempengaruhi atau
menentukan pertumbuhan penduduk. Menurut Malthus, penduduk akan selalu bertambah
lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bahan makanan, kecuali terhambat oleh
karena apa yang ia sebutkan sebagai moral restrains, seperti misalnya wabah penyakit
atau malapetaka.
2. Teori Transisi Demografi
Pertumbuhan penduduk di belahan dunia sebelah barat tidak dapat dijelaskan hanya
oleh teori Malthus saja. Selama dan setelah revoluasi industri, banyak negara barat
mengalami fenomena pertumbuhan yang terus berlangsung hingga abad ke-20 setelah
perang Dunia Ke-1,beberapa diantara negara-negara itu seperti Perancis, Inggris dan
Skandinavia menunjukkan bahwa pertumbuhannya telah terhenti atau adanya gejala akan
berhenti. Oleh karena itu perlu adanya teori baru yang dapat menjelaskan pertumbuhan
yang eksplosif sifatnya dan juga pertumbuhan yang terhenti-henti sifatnya. Observasi ini
digarap secara sistematis oleh para ahli demografi berkebangsaan Amerika Warren
Thompson pada tahun 1929 dan diberi nama hipotesis transisi demografi. Thompson dan
kawan-kawannya terus menghaluskan hipotesisnya secara sistematis dan sekarang
dikenal dengan nama “theory of the demografic transition” atau teori transisi demografi.
Teori ini menggambarkan empat proporsi yang saling berhubungan yang dinyatakan
menurut tahap-tahap sesuai dengan pertumbuhan dan berubahnya keadaan penduduk.
6
Tahap 1 : Jika Angka kematian tinggi sebanding dengan angka kelahiran, menghasilkan
angka pertumbuhan nol (zero).
Tahap 2 : Jika Angka kematian menurun tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran,
maka akan menghasilkan angka pertumbuhan yang positif dan meningkat
terus.
Tahap 3 : Jika Angka kematian terus menerus dan disertai dengan menurunnya angka
kelahiran, maka akan menghasilkan pertumbuhan yang positif akan tetapi
menurun.
Tahap 4 : Jika Angka kematian dan angka kelahiran juga rendah, maka hasilnya adalah
pertumbuhan yang semakin berkurang yang pada akhir akan mencapai nol
(zero).
2.4 Dinamika Kependudukan
a. Pengertian
Dinamika penduduk yaitu suatu proses perubahan penduduk secara terus menerus
yang mempengaruhi jumlah. Dinamika kependudukan merupakan perubahan
kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu.
b. Penyebab perubahan penduduk
Dinamika penduduk dipengaruhi beberapa faktor yaitu kelahiran, kematian,
perpindahan penduduk serta kondisi sosial ekonomi dan budaya yang berkembang di
masyarakat. Dari berbagai penyebab tersebut dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
penyebab langsung dan tidak langsung.
1) Penyebab langsung
Yang dimaksud dari penyebab langsung dari pertumbuhan penduduk adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara langsung tanpa melalui
variabel antara lain kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Berdasarkan
faktor-faktor tersebut, maka pertambahan penduduk secara sederhana terbagi
menjadi; 1) pertumbuhan penduduk alami yaitu pertambahan penduduk karena
adanya selisih antara kelahiran dan kematian, 2) pertambahan penduduk sosial yaitu
pertambahan penduduk disebabkan selisih antara kelahiran kematian dan migrasi
2) Penyebab tidak langsung
7
Faktor yang mempengaruhi perubahan penduduk secara tidak langsung melalui
variabel antara yaitu keadaan sosial ekonomi dan budaya. Menurut King Sley Davis
dan Judith Blake, variabel antara yang dapat mempertinggi / menekan fertilitas suatu
masyarakat yaitu :
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan oleh hubungan kelamin (inter
couse variable)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk konsepsi (conception
variable)
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran selamat (gestation
variable)
Usia perkawinan juga akan berpengaruh pada dinamika penduduk, jika perkawinan
terjadi pada usia muda maka usia reproduktif yang dialami oleh pasangan usia muda
tersebut akan lebih panjang daripada pasangan usia lanjut akibatnya kemungkinan jumlah
anak yang dihasilkan oleh pasangan muda akan lebih banyak daripada pasangan usia
lanjut.
Status sosial, pekerjaan dan latar belakang pendidikan sedikit banyak berpengaruh
pada tinggi rendahnya fertilitas maupun mortalitas dalam suatu masyarakat. Tingkat
fertilitas umur lebih rendah pada wanita yang berusia lebih tua yang mempunyai
penghasilan lebih rendah. Ini karena tingkat ekonomi masyarakat rendah sehingga secara
tidak langsung status sosial ekonomi berpengaruh pada dinamika penduduk
2.5 Faktor Demografi yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk (Growht Rate) ditentukan oleh tingkat kelahiran dan
tingkat kematian. Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate) dan tingkat kematian kasar
(Crude Death Rate) masing-masing menunjukkan jumlah kelahiran hidup dan jumlah
kematian per 1000 penduduk pertahun. Dengan demikian ada 4 kemungkinan dari 2 variabel
ini 1) tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian tinggi, 2) tingkat kelahiran tinggi dan
tingkat kematian rendah, 3) tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian rendah, 4) tingkat
kelahiran rendah dan tingkat kematian tinggi.
8
Faktor-Faktor Demografik Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk
1. Angka Kelahiran (Fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seseorang wanita secara ril
untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Tinggi rendahnya
kelahiran erat hubngannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran,
perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan
serta pembangunan. Besar kecilnya angka kelahiran dipengaruhi oleh beberapa faktor
pendorong dan penghambat yaitu:
a) Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki
Sifat alami manusia ingin melanjutkan keturunan
Pernikahan usia dini
Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya dibandingkan anak
perempuan sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan
berusaha mempunyai anak laki-laki
Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak sehingga bagi keluarga yang belum
memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
b) Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
Adanya program keluarga berencana
Kemajuan diidang IPTEK dan obat-obatan
Adanya peraturan pemerintah tentan g pembatasan tunjangan anak bagi
PNS
Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan
Penundaan usia pernikahan karena alsan ekonomi, pendidikan dan karir
Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.
9
Beberapa fertilitas yang sering digunankan adalah :
a. Angka kelahiran kasar ( Crude Birth Rate)
Angaka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran
pertahun disatu tempat perseribu penduduk. CBR dapat dihitung dengan rumus
berikut ini :
Keterangan :
CBR : angka kelahiran kasar ( Crude Birth Rate)
L : jumlah kelahiran selama satu tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1000 : Konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) dibedakan menjadi tiga macam :
CBR< 20 termasuk kriteria rendah
CBR antara 20-30 termasuk kriteria sedang
CBR > 30 termasuk kriteria tinggi
b. Angka Kelahiran Khusus ( Age Spesifik Birth Rate)
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukan banyaknya kelahiran bayi
setiap 1000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung
dengan rumus berikut ini :
Keterangan :
ASBR : angka kelahiran khusus
Li : jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Pi : jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun.
10
1000 : konstanta
c. Angka Kelahiran Umum ( General Fertiliti Rate )
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukan banyaknya kelahiran setiap
1000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun. GFR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini :
Keterangan :
GFR : angka kelahiran umum
L : jumlah kelahiran selama satu tahun
W(15-49): jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
1000 : konstatnta
2. Angka Kematian (Mortalitas)
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukan banyaknya kematian setiap
1000 penduduk dalam waktu satu tahun. CDR dapat dihitung dengan rumus berikut
ini:
Keterangan :
CDR : angka kematian kasar
M : jumlah kematian selama satu tahun
P : jumlah penduduk pertengahan tahun
1000 : konstanta
11
Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan dalam tiga macam :
CDR < 10 termasuk kriteria rendah
CDR antara 10-20 termasuk kriteria sedang
CDR > 20 termasuk kriteria tinggi
b. Angka Kematian Khusus (Age Spesifik Death Rate)
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukan banyaknya kematian setiap
1000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
Keterangan :
ASDR : angka kematian khusus
Mi : jumlah kematian pada kelompok umur tetentu
Pi : jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1000 : konstanta
c. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortaliti Rate )
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukan banyaknya kematian bayi ( anak
yang umurnya dibawah satu tahun ) setiap 1000 kelahiran bayi hidup dalam satu
tahun. IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :
Keterangan : D= jumlah kematian bayi sebelum umur 1 tahun
P = jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama
Kriteria angka kematian bayi :
IMR < 35 termasuk kriteria rendah
IMR antara 35-75 termasuk kriteria sedang
IMR antara 76-125 termasuk kriteria tinggi
IMR = (Db/Pb)x1000
12
IMR > 125 termasuk kriteria sangat tinggi
3. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka pertumbuhan
penduduk. Migrasi adalah perpindhan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan
migrasi apabila orang tyersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain. Jenis-
jenis migrasi :
1) Transmigrasi: Perpindahan dari satu daerah (pulau) untuk menetap kedaerah lain
didalam wilayah republik indonesia
2) Urbanisasi: Perpindahan penduduk dari desa kekota besar
3) Emigrasi: Perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap keluar
negeri.
4) Imigrasi: Perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian menetap ke dalam
negeri
5) Reemigrasi: Kembali ketempat asal
Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dar suatu wilayah menuju wilayah lain
dan bertujuan untuk menetap diwilayah yang didatangi. Migrasi masuk adalah
masuknya penduduk dari wilayah lain kesuatu wilayah dengan tujuan menetap
diwilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari
daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi
ditinjau dari daerah tujuannya.
a) Rasio ketergantungan
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio ) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan
dapat dilihat menurut usia yakni rasio ketergantungan mudah dan rasio
ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan merupakan indikator demografi yang sangat penting.
Semakin tingginya presentase depedency ratio menunjukan semakin tingginya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi.
Sedangkan presentasi dependency ratio yang semakin rendah menunjukan semakin
13
rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan
didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk belum produktif ( 0-14 tahun)
dan jumlah penduduk yang tidak produktif (65 tahunj keatas) dengan jumlah
pemnduduk usia produktif (15 -64 tahun).
Keterangan :
RK total : rasio ketergantungan penduduk usia muda dan tua
RK muda : rasio ketergantungan penduduk usia muda
RK tua : rasio ketergantungan penduduk usia tua
P (0-14 ) : jumlah penduduk usia muda 0-14 tahun
P (65+) : jumlah penduduk usia tua 65 tahun keatas
P (15-64) :jumlah pemduduk usia produktif
b) Angka perkawinan umum
Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yanag berstatus
kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan tahun
untuk satu tahun tertentu. Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan
dimana seorang laki-laki dan seorang perepuan hidup bersama dalam kurun waktu
yang lama.
c) Pengaruh program KB
Berikut ini adalah istilah yang digunakan dalam analisa keluarga berencana beserta
definisinya :
Pasangan usia subur / PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-
49 tahun
14
Pemakai alat atau cara KB adala seseorang yang sedang atau pernah memakai alat
atau cara KB
Pernah memakai alat atau cara KB (ever user ) adalah seseorang yang pernah
memakai alat atau cara KB
Pemakai alat atau KB aktif ( current user) adalah seseorang yang sedang memakai
alat atau cara KB
Alat atau cara KB adalah alat atau cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.
Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (unmed need) adalah presentase perempuan
usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menunda kelahiran
berikutnya tetapi tidak memakai alat atau cara KB.
2.6 Transisi Demografi
Transisi demografi adalah berkembangnya keadaan peralihan penduduk yang semula
relatif tetap (stationer) berkembangnya dengan pesat dan akhirnya mencapai tetap (stationer)
kembali. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya mortalitas antara lain :
a) Perkembangan teknologi di bidang pertanian dan perkembangan industri modern /
dewasa ini dikenal juga revolusi hijau yang ada pada masyarakat Indonesia ditetapkan
sebagai panca usaha di bidang pertanian.
b) Munculnya pemerintahan yang relatif stabil/mantap yang memungkinkan mantapnya
fasilitas penyaluran bahan makanan dan jasa.
c) Kemajuan sanitasi lingkungan menimbulkan kondisi lingkungan yang sehat
d) Kemajuan di bidang kedokteran, gizi, pengobatan dan program-progran kesehatan
masyarakat.
2.7 Masalah Kependudukan di Indonesia
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Orang pertama yang mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas
Robert Malthus yang hidup pada tahun 1886-1824. Dalam edisi pertamanya, Essay on
Population Th 1798, Malthur mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu kebutuhan
penduduk seperti bahan makanan adalah penting bagi kehidupan manusia dan nafsu
manusia tidak dapat ditahan dan tidak terbatas. Dari dua hal tersebut dia mengemukakan
15
pendapatnya bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cpat dari pertumbuhan bahan
makanan. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu jumlah penduduk meningkat secara
geometris (deret ukur) sedangkan kebutuhan hidup kian meningkat secara alat aritmatika
(deret hitung), akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang beasar antara
jumlah penduduk dan kebutuhan hidup. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar
antara 2,15 % hinggá 2,49 % per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu
dipengaruhi oleh tiga factor utama, yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
dan perpindahan penduduk ( migrasi).
Peristiwa kematian dan kelahiran disuatu daerah menyebabkan berubahnya jumlah
dan komposisi penduduk. Sedangkan peristiwa perpindahan penduduk dapat menambah
maupun mengurangi jumlah penduduk disuatu daerah, mengurangi bagi yang
ditinggalkan dan menambah bagi daerah yang didatangi. Selain penyebab langsung
seperti kelahiran, kematian dan migrasi, terdapat penyebab tidak langsung seperti
keadaan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan., politik, dsb. Pertumbuhan penduduk
seperti dikemukakan diatas dapat dikatakan terlalu tinggi karena dapat menimbulkan
berbagai persoalan.
2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Permasalahan yang muncul adalah tidak meratanya kepadatan penduduk antar
daerah di Indonesia. Secara ekonomis, permasalahan yang muncul dari kondisi ini adalah
rendahnya produktivitas daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah.
a. Struktur Umur Penduduk
Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk utama.
Pengelompokan penduduk berdasarkan kedua karakteristik tersebut selalu diperlukan
dalam menganalisis data. Melalui analisis komponen penduduk berdasarkan umur dan
jenis kelamin disuatu daerah atau Negara, dapat dihitung berbagi perbandingan atau
rasio (ratio) antara lain : rasio jenis kelamin (sex ratio), rasio jenis kelamin waktu
lahir (sex ratio birth), rasio ibu dan anak (child women ratio), dan rasio beban
ketergantungan (dependenty ratio). Komposisi penduduk di Indonesia termasuk
dalam model exposive atau umur muda. Komposisi tersebut mengandung masalah
penyediaan lapangan kerja, pendidikan dan beban kelompok produktif.
16
b. Kelahiran dan Kematian
1) Kelahiran
Ukuran tingkat kelahiran yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah
angka kelahiran total atau Total Fertlity Rate (TFR) dan angka kelahiran menurur
umur atau Age Specific Fertility Rate (ASFR). TFR merupakan ukuran tingkat
kelahiran yang menunjukan rata – rata jumlah anak yang akan dilahirka oleh
seorang wanita, seandainya dia dapat hidup sampai akhir masa reproduksinya
(umur 15 – 49 tahun). ASFR mempunyai pengertian yang sama dengan
menggunakan metode anak kandung (Own Children). Adapun pertimbangan
penerapan metode tersebut antara lain :
1. Karena tidak tersedianya data angka kelahiran secara lengkap dari hasil
registrasi selama periode tahun 1990 – 2000.
2. Dapat menghasilkan ukuran kelahiran menurut umur ibu (ASFR).
3. Paling memungkinkan untuk keperluan trend dan untuk menjaga
kesinambungan data.
2) Data yang disiapkan
Jumlah anak menurut kelompok umur tunggal
Jumlah ibu menurut kelompok umur tunggal (14 – 65)
Jumlah wanita kawin
3) Prosedur perhitungan
Tentukan Own Children, diasumsikan 0,01 % (mengacu BPS)
Non Own Children didistribusikan ke kelompok umur anak dengan menghitug
explanation factor (Ki) = 1 + ∑ Non Own Children umur X ∑ Own Children
Umur X.
Estimasi probabilitas kelangsungan hidup anak, tentukan koefisien α & β
sesuai level kematian mengacu manual X.
Estimasi probabilitas hidup wanita dewasa.
Memperkirakan kelahiran anak 14 tahun kebelakang.
Memperkirakan jumlah wanita s/d 14 tahun yang lalu.
2.8 Rumusan Tahapan Kualitas Keluarga
17
1. Keluarga Pra-sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, sandang, pangan, kesehatan dan keluarga
berencana
2. Keluarga sejahtera tahap I yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial
psikologisnya seperti keburuhan akan pendidikan, interaksi dan keluarga, interaksi
dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
3. Keluarga sejahtera tahap II yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik
dan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan informasi
4. Keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
fisik, sosial psikologis dan pengembangannya secara teratur kepada masyarakat
sekitanya, misalnya dalam bentuk sumbanagn materiil dan keuangan, serta aktif menjadi
pengurus lembaga sosial kemasyarakatan yang ada dilingkungannya
5. Keluarga sejahtera tahap III plus yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhannya serta memiliki kepedulian yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga di sekitarnya
2.9 Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran
sedemikian rupa, sehingga, bagi ibu maupun bayinya, dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan, tidak menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kelahiran tersebut.
Keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan konsepsi atau
pencegahan terjadinya pembuahan atau pencegahan pertemuan antara sel mani dari laki-laki
dan sel telur dari perempuan sekitar persetubuhan.
Menurut WHO keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk 1) mendapatkan objektif0objektif tertentu, 2) menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, 3) mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, 4)
mengatur interval di antara kehamilan, 5) mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan
dengan umur suami istri, 6) menentukan jumlah anak dalam keluarga.
18
Secara garisbesar definisi ini mencakup beberapa komponen pelayanan
kependudukan/KB yang dapat diberikan sebagai berikut :
a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Tujuan:
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan
peserta baru
Membina kelestarian peserta KB
Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan
b. Konseling
Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE, yang dibutuhkan bila seseorang
menghadapi suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri
Tujuan konseling:
Memahami diri secara lebih baik
Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan potensinya
Lebih realistis dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi sehingga mampu
memecahkan masalah secara kreatif dan produktif, memiliki taraf aktualisasi diri
sesuai dengan potensi yang dimiliki, terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salah
penyesuaian diri, mampu menyelesaikan dengan situasi dan lingkungan serta
memperoleh dan merasakan kebahagian
c. Pelayanan kontrasepsi (PK)
Tujuan:
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya
NKKBS
Penurunan angka kelahiran yang bermakna
d. Pelayanan infertilitas
19
Kurang lebih 10% dari pasangan usia subur di Indonesia menurut sensus 1980,
tidak/belum berhasil mempunyai anak. Sesuai dengan tujuan Program Nasional KB yaitu
Norma Keluarga Kecil yang Bahagia Sejahtera, seyigianya diberikan pelayanan
infertilitas kepada mereka ini
e. Pendidikan seks (sex education)
Dulu orang beranggapan bahwa pada waktunya orang akan tahu sendiri tentang seks.
Kenyataannya tidaklah demikian. Berapa banyak dari para remaja kita yang mengalami
kecelakaan karena ketidaktahuannya. Oleh karena itu masalah sex education sudah tidak
dapat ditunda
f. Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan
Kebutuhan akan hal ini secara nyata telah diperlihatkan oleh masyarakat kita dengan
adanya masa pertunangan, serta nasihat pernikahan
g. Konsultasi genetik
Dengan program K/KB maka orang akan mempunyai anak yang relatif lebih sedikt
dibandingkan dengan mereka yang hidup puluhan tahun yang lalu. Untuk itu diperlukan
jaminan bahwa anak yang dilahirkan itu bebas dari kelainangenetik yang akan
membebani orang tuanya dan masyarakat
h. Test keganasan
Melalui program KB maka pelayanan yang bersifat health maintenance ini dapat
dikembangkan. Hal ini pada gilirannya akan sangat meningkatkan penerimaan NKKBS
i. Adopsi
Di Indonesia anak-anak yang terlantar cukup banyak, sedangkan pasangan yang infertil
kira-kira 10% dari PUS. Alangkah baiknya bila anak yang terlantar dipertemukan dengan
pasangan yang infertil tersebut
20
2.10 Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana Terpadu/ Gerakan Hidup Sehat (GHS)
Meliputi pelayanan tehnis medis dan pelayanan penyuluhan dari 6 program utama:
a) Pelayanan Gizi: penimbangan balita, pemberian paket gizi, penyuluhan gizi
b) Pelayanan KIA: pemeriksaan kehamilan, bayi, penimbangan bayi, pemeriksaan ibu
menyusui, penyuluhan KIA dan pemeriksaan anak balita
c) Pelayanan KB: pelayanan kontrasepsi, pemeriksaan ulang kontrasepsi dan
penyuluhan KB
d) Pelayanan Immunisasi: pemberian immunisasi pada ibu hamil, bayi dan penyuluhan
imunisasi
e) Pelayanan Diare: pemberian oralit, penyuluhan diare, pembuatan larutan gula garam
f) Pelayanan Kesehatan Lingkungan: pengadaan jamban keluarga, sarana air bersih,
sarana pembuangan air limbah dan penyuluhan kesehatan lingkungan.
21
BAB III
KESIMPULAN
Pelaksanaan pembangunan di bidang kependudukan juga diarahkan untuk
menumbuhkan sikap dan perilaku masyarakat yang semakin aktif dalam pemecahan
masalah kependudukan. Pelaksanaan tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan
peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Besarnya masalah kependudukan di Indonesia telah mendorong tumbuhnya pusat-
pusat studi kependudukan di daerah. Dengan adanya pusat studi kependudukan (PSK) ini
baik pemerintah daerah setempat maupun pemerintah pusat lebih mudah dalam memantau
perkembangan pelaksanaan pemecahan masalah kependudukan. Untuk itu usaha
peningkatan PSK terus ditingkatkan dan dimantapkan agar permasalahan kependudukan
di daerah makin dapat teratasi. Kegiatan utama pusat studi kependudukan adalah
melakukan penelitian di bidang kependudukan.
Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya
keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara keadaan kependudukan dan lingkungan
hidup. Kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan agar dapat mengelola sumber
daya alam dan lingkungan hidup secara lebih optimal dan ber tanggung jawab atas usaha
pembangunan selanjutnya.
Dalam rangka mencapai sasaran program kependudukan dan KB telah dilaksanakan
usaha-usaha kependudukan dan keluarga berencana secara terpadu dengan sektor
pembangunan lainnya. Bentuk keterpaduan ini bervariasi, mulai dari kegiatan yang hanya
sekedar memberikan dorongan sampai dengan kegiatan yang bersifat langsung
diusahakan bersama-sama dengan sektor terkait. Sejalan dengan itu telah dibentuk
forum komunikasi mulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Melalui forum
komunikasi ini berbagai pihak dapat mengutarakan permasalahan yang ditemui dalam
persiapan maupun pelaksanaan di lapangan dan mengusahakan penyelesaiannya secara
bersama-sama.
Usaha menurunkan tingkat kematian dilakukan melalui perbaikan gizi keluarga,
terutama gizi bayi dan anak-anak. Semakin tinggi gizi anak semakin baik kesehatannya
dan selanjutnya akan menurunkan tingkat kematian anak. Hal ini akan mendorong
22
penurunan tingkat kelahiran karena makin besarnya kemungkinan anaknya akan hidup
dapat menyebabkan keinginan untuk mempunyai anak banyak semakin menurun.
Kegiatan penerangan dan motivasi keluarga berencana dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam berkeluarga
berencana. Dengan telah besarnya jumlah peserta program KB, maka pelaksanaan program ini
perlu makin ditingkatkan kualitasnya. Sehubungan dengan itu maka pesan-pesan penerangan KB
telah diarahkan kepada pemakaian alat kontrasepsi yang lebih efektif dengan tingkat
perlindungan terhadap kehamilan yang lebih tinggi. Kegiatan penerangan juga meliput
penerangan medis yang bertujuan meningkatkan pengetahuan mengenai alat-alat kontrasepsi.
Pada akhirnya kegiatan penerangan dan motivasi ditujukan pada usaha pelembagaan
yaitu mendorong timbulnya keikutsertaan masyarakat secara aktif dan kreatif dalam
berkeluarga berencana. Pelembagaan pelaksanaan program keluarga berencana yang
dibentuk secara sukarela ini diusahakan secara bertahap dan terus ditingkatkan untuk
lebih mempercepat penerimaan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Selanjutnya diharapkan pula agar secara bertahap masyarakat dapat melaksanakan sendiri
program KB.
Pendidikan kependudukan dan keluarga berencana dimaksudkan untuk lebih
membudayakan masyarakat dalam norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
Kegiatan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana terutama ditujukan untuk
generasi muda baik yang ada di bangku sekolah maupun yang tidak. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memberi bekal pengetahuan dalam pemecahan masalah
kependudukan dan KB sehingga akan tumbuh dan berkembang pengertian dan kesadaran
yang selanjutnya akan mengembangkan sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab
dalam menghadapi masalah kependudukan dan KB.
Program KB telah berkembang sehingga menjangkau seluruh wilayah dan lapisan
masyarakat. Dalam rangka peningkatan mutu pengelolaan dan pelayanan diperlukan
peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga pengelola dan pelaksana program.
Keberhasilan program KB tidak terlepas dari mutu pelayanan yang dilaksanakan dan
penyediaan sarana yang diperlukan. Untuk mendekatkan pelayanan keluarga berencana
kepada masyarakat maka pelayanan dalam bentuk penyediaan kontrasepsi yang tidak
23
memerlukan pelayanan medis, seperti pil dan kondom, disalurkan melalui Pos KB,
PPKBD dan Sub-PPKBD. Sedangkan pelayanan KB yang memerlukan pelayanan media
dilaksanakan melalui Rumah Sakit, Puskesmas ataupun klinik KB dan Tim KB Keliling
(TKBK).
Usaha untuk meningkatkan peserta KB aktif dilakukan melalui pembinaan para
peserta KB agar tetap memakai alat kontrasepsi. Usaha itu juga dilaksanakan dengan
memberikan motivasi agar mereka bersedia memakai alat kontrasepsi yang lebih efektif
yang mempunyai tingkat kelangsungan lebih tinggi.
Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai merupakan komponen penting
dalam mendukung lancarnya pelaksanaan pro-gram. Dalam program KB sarana utama
adalah alat dan obat kontrasepsi. Oleh karena itu selalu diusahakan pemenuhan kebutuhan
akan alat dan obat kontrasepsi yang sesuai baik jenis, jumlah maupun mutunya serta
waktu pengadaannya.
Dengan luasnya jangkauan dan besarnya aktivitas program KB diperlukan adanya
pemantauan atas pelaksanaan program ini agar secara teratur dapat diperoleh informasi
yang memadai mengenai perkembangan hasil-hasil dan masalahnya.
Top Related