7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
1/22
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
BPH (BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA)
A. Pengertian BPH (Benigna Prostat Hyperpasia)
Pada banyak pasien yang berusia diatas 50 tahun kelenjar prostatnya
mungkin mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih
dan menyumbat aliran urine dengan menutupi aripisium urethra, kondisi ini
dikenal dengan hiperplasia prostatik jinak (BPH).
Prostat adalah kelenjar pembuat getah disekeliling bagian atas saluran
kandung kemih laki-laki berbatasan dengan poros usus. Sedangkan hiperplasia
prostatik jinak (BPH) itu sendiri adalah pembesaran prostat atau BPH adalah
kondisi psikologis yang paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang
paling sering untuk interensi medis pada usia diatas !0 tahun.
Hiperplasia kelenjar periurethra yang mendesak jaringan prostat yang asli
ke peri"er dan menjadi simpai bedah. Prealensinya meningkat sejalan dengan
peningkatan usia pria. #nsiden dinegara berkembang karena adanya peningkatan
umur harapan hidup.
!. Etioogi
$tiologi BPH belum jelas namun terdapat "aktor resiko umur dan hormon
androgen. Perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria %0-&0
tahun. Bila perubahan mikroskopik ini berkembang, akan terjadi perubahan
patologik anatomi yang ada, pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50 ',usia 0 tahun sekitar 0 ' dan usia 0 tahun *00 '.
+elenjar periurethral dapat mengalami hiperplasia, pada umumnya
dikemukakan beberapa teori, misalnya teori sel stem (#saas *&, *).
Berdasarkan teori ini pada keadaan normal kelenjar periurethral dalam keadaan
keseimbangan antara yang tumbuh dan yang mati, sel baru biasanya tumbuh dari
sel stem, oleh karena suatu sebab seperti "aktor usia, gangguan keseimbangan
*
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
2/22
"arenoinal, atau "aktor penting lainnya, maka sel stem tersebut dapat berproli"erasi
lebih epat sehingga terjadi hiperplasia kelenjar periurethral.
eori lain mengatakan bah/a hiperplasia disebabkan oleh karena
terjadinya perubahan keseimbangan antara estrogen, testosteron sebagian besar
dihasilkan oleh kedua testis, sehingga timbulnya pembesaran prostat memerlukan
adanya testis yang normal (Higgins *&, oore *&)., testosteron dihasilkan
oleh sel leyding atas pengaruh hormon liteni1ing hormon (2H) yang dihasilkan
kelenjar hipo"isis, kelenjar ini menghasilkan 2H atas rangsangan liteni1ing
hormon releasing hormon (2H3H).
Sebagian besar testosteron dalam tubuh berada dalam keadaan terikat
dengan protein dalam bentuk serum binding hormon (SBH), hanya 4 '
testosteron berada dalam keadaan bebas, dan testosteron inilah yang memegang
proses dalam inisiasi pembesaran prostat. estosteron bebas ini dengan
pertolongan en1im salpa redukasi akan dihidroksi menjadi dihidrotestosteron
(H). alam bentuk H inilah yang kemudian akan diikat oleh reseptor yang
berada dalam sitaplasma sel prostat sehingga membentuk H.
engan bertambahnya usia akan terjadi perubahan imbangan testosteron
estrogen, hal ini disebabkan oleh berkurangnya produksi testosteron dan juga
terjadinya konersi testosteron menjadi ostrogen pada jaringan adiposis didaerah
peri"er dengan pertolongan en1im aromatase. $strogen inilah yang kemudian
menyebabkan terjadinya hyperplasi stroma, sehingga timbul dugaan bah/a
testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya proli"erasi sel tetapi kemudian
estrogenlah yang berperan untuk perkembangan stroma. +emungkinan lain ialah
perubahan konsentrasi relati" testosteron dan estrogen akan menyebabkan
produksi dan potensiasi "aktor pertumbuhan angka otopsi diluar negeri perubahanmikroskopik pada prostat sudah dapat diidenti"ikasi pada pria usia %0-&0 tahun.
Perubahan mikroskopik ini bila terus berkembang akan menjadi perubahan
patologik anatomik, yang pada pria usia 50 tahun pada otopsi ternyata angka
kejadiannya sekitar 50 ', dan pada usia 0 tahun angka tersebut menapai sekitar
0 '.
4
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
3/22
". Anato#i $isioogi
+elenjar prostate adalah suatu kelenjar "ibro musular yang melingkar
Bledder nek dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang
de/asa kira-kira 40 gram dengan ukuran rata-rata6- Panjang %.& m- 2ebar &.&
m- ebal 4.! m. Seara embriologis terdiro dari 5 lobur6- 2obus medius * buah-
2obus anterior * buah- 2obus posterior * buah- 2obus lateral 4 buahSelama
perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi
saru disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadang-kadang tidak
tampak karena terlalu keil dan lobus ini tampak homogen ber/arna abu-abu,
dengan kista keil berisi airan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. Padapotongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri dari6
- +apsul anatomis
- 7aringan stroma yang terdiri dari jaringan "ibrosa dan jaringan muskuler-
7aringan kelenjar yang terbagi atas % kelompok bagian6
Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga sebagai
adenomatus 1one
i sekitar uretra disebut periuretral gland
%
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
4/22
Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari
esika seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara
ke dalam uretra. Pada laki-laki remaja prostat belum teraba pada olok dubur,
sedangkan pada oran de/asa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah
teraba.Sedangkan pada penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat,
jaringan prostat masih baik. Pertambahan unsur kelenjar menghasilkan /arna
kuning kemerahan, konsisitensi lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat
yang terdesak ber/arna putih ke abu-abuan dan padat. 8pabila tonjolan itu
ditekan keluar airan seperti susu.8pabila jaringan "ibromuskuler yang bertambah
tonjolan ber/arna abu-abu, padat dan tidak mengeluarkan airan sehingga batas
tidak jelas. onjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra
menyerupai elah. erkadang juga penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra,
tetapi "ibrosis jaringan kelenjar yang berangsur-angsur mendesak prostat dan
kontraksi dari esika yang dapat mengakibatkan peradangan
%. Tan&a &an Ge'aa
Boyarsky dan ka/an-ka/an * membagi gejala prostat hyperplasia
menjadi 6
b) 9ejala obstrukti" yaitu gejala harus menunggu pada permulaan miksi
(hesitensy), miksi terputus (intermitteny), menentes pada akhir miksi
(terminal dribbling), penarian miksi menjadi lemah, rasa belum puas
sehabis miksi.
9ejala obstrukti" disebabkan oleh karena detrisor gagal
berkontraksi dengan ukup luat atau gagal berkontraksi ukup lama
sehingga konstraksi terputus-putus.
) 9ejala iritati" yaitu bertambahnya "rekuensi miksi, noturia, miksi sulit
ditahan (urgeny) dan nyeri pada /aktu miksi (dysuria).
9ejala iritati" disebabkan oleh karena pengosongan yang tidak
sempurna pada saat miksi atau pembesaran prostat menyebabkan
rangsangan pada esika sehingga esika sering berkontraksi meskipun
belum penuh, keadaan membuat sistem skoring untuk menentukan
beratnya keluhan klinik penderita prostat hyperplasia.
&
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
5/22
!. Patoisioogis
:leh karena proses pembesaran prostat terjadi seara perlahan-lahan maka
e"ek terjadinya perubahan pada trakrus urinarius juga terjadi seara perlahan-
lahan. Perubahan pato"isiologis yang disebabkan pembesaran prostat sebenarnya
disebabkan oleh kombinasi resistensi urethra daerah prostat.
Pada tahap a/al setelah terjadinya pembesaran prostat akan terjadi
resistensi yang bertambah pada esika dan daerah prostat.
Sebagai akibatnya serat detrison akan jadi lebih tebal dan penonkolan
serat detrason ke dalam mukosa bali-bali akan terlihat sebagai balok-balok yang
tampak bila dilihat dari dalam esika dengan sistoskopi , mukosa esika dapat
menerobos keluar diantara serat detrason sehingga terbentuk benjolan mukosa
yang apabila keil dinamakan sakula dan bila besar dinamakan diertikel, "ase
penebalan detrason ini disebut "ase konpensasi yang apabila berlanjut detrason
akan menjadi belah dan akhirnya mengalami dekonpensasi dan tidak mampu lagi
untuk kontraksi sehingga akan terjadi retensi urin total.
". ata Pen*n'ang
a. Pemeriksaan 28B
Pemeriksaan urine dapat memberi keuntungan adanya kelainan yang
penting yang harus diperhatikan dalam penanganan selanjutnya, seperti
adanya , proteinnya yang dapat memberi petunjuk adanya gangguan
pada ginjal, yang harus dipikirkan adanya in"eksi, hematuria miskroskopik,
5
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
6/22
yang harus dipikirkan adanya batu atau keganasan. +reatinin dan elektrolit
pada darah dapat memberi gambaran mengenai "ungsi ginjal.
b. Pemeriksaan Penitraan
Pada saat sekarang penitraan prostat dapat dilakukan dengan
berbagai ara misalnya dengan pemeriksaan radiologi seperti poto polos
perut dan pyelogra"i intra ena yang dikenal dengan istilah B;: dan #.
%. Pengo+atan
Seara klinik biasanya derajat berat gejala klinik dibagi menjadi & gradasi,
yaitu 6
d) 8pabila ditemukan keluhan prostatismus, pada (3$)
ditemukan penonjolan prostat dan sisa urin kurang dari 50 ml.
Pada derajat satu biasanya belum memerlukan tindakan operati",
dapat diberikan pengobatan seara konserati" misalnya dengan diberikan
al"a bloker sebaiknya yang selekti" untuk ( *) misalnya pra1osin,
ter1osin *-5 setiap hari. Pemberian obat ini dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah.
e) 8pabila ditemukan tanda dan gejala seperti pada derajat
satu, prostat lebih menonjol, batas atas masih teraba dan sisa urin lebih
banyak dari 50 ml tetapi kurang dari *00 ml.
erajat dua sebenarnya sudah ada indikasi untuk melakukan
interensi operati", sebagai ara yang masih terpilih ialah trans urethral
resetion (?3 P).
") S seperti derajat dua tetapi batas atas prostat tidak teraba lagi
dan sisa urin lebih dari *00 ml.
!
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
7/22
?3 P masih dapat dikerjakan oleh ahli urologi yang ukup
berpengalaman karena besar prostat sudah lebih dari !0 gram. 8pabila
prostat sudah ukup besar maka sebaiknya dilakukan operasi terbuka.
g) erajat empat 6 apabila sudah terjadi retensi total
Pada tingkat yang lebih rendah dapat pula diberikan obat anti
endrogen yang mekanisme kerjanya menegah hidrolise testosteron
menjadi H dengan memberikan penghambat 5-8 redutase inhibilator,
sehingga jumlah H berkurang tapi jumlah tidak berkurang, sehingga
libido juga tidak menurun.
Pemasangan stent merupakan alternati" sementara bila kondisi
penderita belum memungkinkan untuk mendapatkan terapi yang lebih
inasi". 8khir-akhir ini dikembangkan juga stent yang dapat dipertahankan
lebih lama misalnya porges urospiral (Parker ++) atau /alkstent
(;arding, 8.2 , Paulsen).
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
8/22
BAB III
TINJAUAN ,ASUS
ASUHAN ,EPERA-ATAN Tn.H
GANGGUAN RASA NYAAN NYERI SEHUBUNGAN ENGAN
POST OP PROSTATE/TOY
I GEUNG TOPA0 RSU &r.SLAET GARUT
I. Peng1a'ian
II. Bio&ata
*. Biodata +lien
;ama 6 n. H
?mur 6 %& tahun
7enis kelamin 6 laki-laki
Pendidikan 6 S8
8gama 6 #slam
Suku bangsa 6 Sunda
Status pernikahan 6 enikah
8lamat 6 +arangpa/itan
gl. asuk 6 ! esember 40*&
gl. Pengkajian 6 esember 40*&
;o. @ 6 4&*%
4. Biodata Penanggung 7a/ab
;ama 6 ;y.S
?mur 6 %4 tahun
7enis kelamin 6 perempuanPekerjaan 6 ibu rumah tangga
8lamat 6 +arangpa/itan
Hubungan dengan klien 6 #stri
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
9/22
III. Ri2ayat ,ese3atan
*) +eluhan utama
+lien mengeluh nyeri bekas operasi Prostatetomy
4) 3i/ayat kesehatan sekarang
+lien mengeluh nyeri pada perut bagian ba/ah karena adanya luka
operasi prostatetomy, nyeri di rasakan seperti tersayat-sayat dengan
skala nyeri % dari rentang (0-5), nyeri di rasakan saat klien bergerak
dan nyeri berkurang ketika istirahat
%) 3i/ayat kesehatan dahulu
enurut penuturan klien , klien tidak pernah mengalami hal yang
dialaminya sekarang yang harus sampai dira/at di 3S dan klien tidak
mengidap penyakit yang dapat memperburuk keadaaannyaApenyakit
seperti .
&) 3i/ayat kesehatan keluarga
enurut penuturan keluarganya, tidak ada anggota keluarga yang
pernah mengalami penyakit yang seperti sekarang diderita klien, atau
penyakit menular, keturunan dan harus dira/at di 3S.
II. Pe#eri1saan isi1
*. +eadaan umum
Penampilan umum 6 lemah
+esadaran 6 ompos mentis
4. anda-tanda ital
ekanan darah 6 *40A0 mmHg
Pols 6 0 Amenit
3espirasi 6 40 AmenitSuhu 6 %!
%. #ntegumen
a. 3ambut
Carna 6 Hitam
ekstur 6 Halus
+erontokan 6 tidak ada
+ebersihan 6 bersih
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
10/22
Penyebaran 6 erata
b. +ulit kepala
ekstur 6 Halus
+elembaban 6 lembab
2esi 6 tidak ada lesi
;yeri tekan 6 idak ada nyeri tekan
. +ulit
Carna 6 sa/o matang
kelembaban 6 2embab
ekstur 6 Halus
2esi 6 idak ada lesi
urgor 6 Baik, terbukti saat di tekan kembali dalam
D4 detik
d. +uku
Carna dasar 6 erah muda
Bentuk 6 @embung
Sudut antara kuku 6 *!0o
&. +epala
Bentuk 6 Bulat
+esimetrisan 6 Simetris
+ebersihan 6 bersih
+ondisi kepala 6 idak ada lesi E benjolan
5. ata
a. Bola mata
+esimetrisan 6 Simetris antara mata kiriEkananSklera 6 ampak Putih
+onjungtia 6 erah muda
+ebersihan 6 bersih
Sensitiitas kornea 6 Baik, saat di dekatkan kapas re"lek
berkedip
b. 8lis ata
*0
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
11/22
+esimetrisan 6 Simetris antara alis mata kiriEkanan
Carna 6 Hitam
istribusi bulu 6 erata
Benjolan 6 idak ;ampak adanya benjolan
;yeri ekan 6 idak 8da nyeri tekan
2esi 6 idak ada lesi
. Pupil
Bentuk 6 Bulat
+esimetrisan 6 Simeris antara pupil kiriEkanan
3eaksi pupil 6 Baik
3e"lek akomondasi 6 Baik
!. elinga
+esimetrisan6 6Simetris antara elinga kananEkiri
Carna 6 sama dengan kulit sekitar
ekstur 6 lembut
+ebersihan 6 Bersih
2iang telinga 6 terdapat bulu-bulu silia
Serumen 6 tidak ada serumen
Fungsi pendengaran 6 Baik, klien dapat mendengar dengan baik
. Hidung
+esimetrisan 6 simetris antara lubang hidung kiriEkanan
Carna 6 sama dengan kulit sekitar
ekstur 6 lembut
Fungsi peniuman 6 Baik, klien dapan membedakan bau kayu
putihEalhohol+ebersihan 6 Bersih
. ulut
a) Bibir
Carna 6 agak oklat
ekstur 6 halus
+elembaban 6 2embab
Stomatitis 6 tidak ada
**
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
12/22
sianosis 6 tidak nampak
b) 9igi
7umlah 6 %0 buah
Carna gigi 6 putih kekuningan
@aries 6 tidak ada
+ebersihan 6 bersih
) 2idah
Carna 6 merah muda
Pergerakan 6 dapat digerkan kesegala arah
Fungsi pengeapan 6 baik
+ebersihan 6 bersih
. 2eher
+esimetrisan 6 Simetris
Pergerakan 6 Baik
7p 6 idak ada peninggian
+gb 6 idak ada pembesaran
+elenjar yroid 6 idak ada pembesaran
3e"lek menelan 6 baik
*0. ada
Bentuk 6 tampak simetris dengan bentuk tubuh
Pola na"as 6 teratur 40 Amenit
Bunyi jantung 6 reguler
Bunyi paru 6 tidak ada /hee1ing
+ebersihan 6 bersih
**. 8bdomen+eadaan 6 @embung
ekstur 6 halus, terdapat luka sepanjang m dengan
! jahitan
Bising usus 6 G *% Amenit
+ebersihan 6 bersih
;yeri tekan 6 erdapat nyeri tekan padaa perut bagian
ba/ah
*4
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
13/22
*4. 9enetalia
+eluhan 6 nyeri pada daerah abdomen
+eadaan 6 terpasang kateter
*%. $ktremitas
a) 8tas
apat digerakan kesegala arah, tangan kiri terpasang in"us tidak
tampak oedema dan peradangan
b) Ba/ah
+aki kanan dan kiri dapat digerakan kesegala arah tapi dengan
bantuan karena bila kateter tergerakan terasa sakit, tidak tampak
oedema dan peradangan.
/. A1ti4itas Se3ari53ari
;o 7enis 8ktiitas Sebelum sakit Setelah sakit
* ;utrisi
*. akan
Frekuensi
7umlah
7enis
porsi
keluhan
4. inum
7enis
jumlah@ara
% Ahari
* porsi
nasi, lauk pauk
* porsi
idak ada
G - gelasAhari
air putih
- gelasA hari(mandiri)
% Ahari
*A4 porsi
B; +P
* porsi
idak ada
G !- gelasAhari
air putih
!-5 gelasA hari(mandiri)
4 $liminasi
a. B8B
Frekuensi
Carna
+onsistensi
* Ahari
kuning
padat
* Ahari
kuning
padat
*%
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
14/22
Bau
@ara
b. B8+
Frekuensi
Carna
Bau
@ara
+has "eses
mandiri
G - Ahari
kuning jernih
khas urine
(mandiri)
khas "eses
andiri
500
+uning
+has urine
(ibantu kateter)
% Pola #stirahat idur
- idur malam- idur siang
- +ualitas
G - jamG 4jam
;yenyak
(mandiri)
G !- jamG jam
tidak nyenyak
(mandiri)
& tidurPersonal
Hygiene
- andi
- gosok gigi
- 9anti pakaian
- ara
4 Ahari
4A hari
4 Ahari
(mandiri)
* Ahari
*Ahari
* Ahari
(mandiri)
I6. ata Psi1oogi7 Sosia &an
Spirit*a
*) ata psikologi, soial dan spiritual
a. ata psisikologis
+lien tampak lemah, klien selalu berkata ingin pulang danklien meringis saat di suntikan obat
b. ata sosial
+lien dapat bersosialisasi dengan baik dan bekerja sama
terhadap tim kesehatan dan menerima setiap tindakan positi" sesuai
prosedur yang di lakukan
. ata spiritual
*&
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
15/22
+lien beragama islam, klien selalu berdoIa untuk
kesembuhannya
6. ata Pen*n'ang
a. Hematologi
;o Pemeriksaan Hasil ;ilai ;ormal
* Hemoglobin *%, grAdl *4-*! grAdl
4 2eukosit &00Amm% &000-*0.000
% $ritrosit 5 jutaAmm% &,5-5 jutaAmm%
& rombosit 450.000Amm% *500.&50.000
5 2im"osit %&' 40-&0'
! Hematorit %4' %5-54'
Segmen !0' 50-0'
onosit %' 4-%'
+adar gula puasa *00 mgAdl 0-*00 mgAdl
b. iagnosa kepera/atan 6 BPH ( Benigna Prostat Hyperplasia)
. herapy obat 6
@e"otaim 4* * gram i
+etorola 4* * amp
ramadol 4* *amp
3anitidine 4* * amp
3inger laktat 40 ttsA menit
d. 3adiologi 6 illetroystoopy
!. Anaisa ata
;o Symptom $tiologi Problem
* s 6
+lien mengeluh
nyeri pada daerah
bekas operasi
o 6
- +lien tampak
meringis
- +lien ;ampak
gelisah
#nsisi pada perut inontuitas
jaringan kulit pengeluaran
stretonin dan bradikinin
diteruskan ke hipotalamus
sebagai pusat sensori nyeri
di persepsikan
9angguan rasa
nyaman nyeri
*5
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
16/22
- 2uka insisi
sepanjang m
dengan ! jahitan
4 s 6 klien mengeluh
proses pengeluaran
urine terhambat
o6 klien tampak
gelisah
erjadinya
sumbatan di d
ateter
8danya luka bekas operasi
terpasang ateter
pengeluaran urine terganggu
gangguan eliminasi urine
9angguan
eliminasi urine
% s 6 klien
mengatakan emas
tentang keadaan
penyakitnya
o 6 - klien tampak
gelisah, ekspresi
/ajah tegang
+urang in"ormasi dan
pengetahuan akan penyakitnya
stimuli stress emas
9angguan rasa
aman emas
& s 6
+lien mengatakan
luka operasinya
basah
o 6
- tampak ada luka
operasi
- terdapat luka
insisi sepanjang
m
- terdapat ! jahitan
- terdapat pus
8danya luka insisi bu""er
pertahanan terganggutempat
masuknya kuman le/at
melalui insisi resiko tinggi
in"eksi
3esiko tinggi
terhadap in"eksi
*!
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
17/22
". iagnosa ,epera2atan
a. 9angguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya luka insisi
didaerah perut bagian ba/ah yang ditandai dengan 6
s 6 +lien mengeluh terasa nyeri pada daerah bekas operasi
o 6 +lien tampak meringis
+lien tampak gelisah
2uka insisi sepanjang m dengan ! jahitan
b. 9angguan eliminasi sehubungan dengan pemasangan ateter di tandai
dengan6
s 6 klien mengeluh proses pengeluaran urin terhambat
o 6 klien ;ampak gelisah
. 9angguan rasa aman emas sehubungan dengan kurang pengetahuan
tentang post op prostatetomy ditandai dengan 6
s 6 +lien mengatakan emas tentang keadaan penyakitnya
o 6 klien tampak gelisah
$kspresi /ajah tegang
d. 3esiko tinggi terhadap in"eksi berhubungan dengan insisi bedah di tandai
dengan 6
s 6 +lien mengatakan luka operasinya basah
o 6 klien tampak meringis
anpak luka insisi
erdapat pus
erdapat luka insisi sepanjang m dengan ! jahitan
*
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
18/22
PROSES ,EPERA-ATAN
;ama 6 n.H ;o. @ 6 4&*%
?mur 6 %& tahun 3uang 6 opa1
7enis +elamin 6 laki-laki iagnosa medis 6 BPH
;
o
#89;:S8 P$3$;@8;88;
+$P$38C88; ?7?8; #;$3
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
19/22
; #89;:S8 P$3$;@8;88;
+$P$38C88; ?7?8; #;$3
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
20/22
; #89;:S8 P$3$;@8;88;
+$P$38C88; ?7?8; #;$3
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
21/22
; #89;:S8 P$3$;@8;88;
+$P$38C88; ?7?8; #;$3
7/26/2019 Kmb III Lp Dan Askep Bph
22/22
/ATATAN PER,EBANGAN
;ama 6 n. H ;o @m 6 4&*%
?mur 6 %& ahun 3uang 6 opa1
7enis kelamin 62aki-laki iagnosa 6 BPH
anggal P @atatan Perkembangan Pelaksana
0-*4-*& # S 6 klien mengatakan nyeri pada
daerah bekas operasi
: 6 klien tampak gelisah
+lien tampak meringis
8 6 9g. ;yaman nyeri belum teratasi
P 6 lanjutkan interensi
Pera/at
0-*4-*& ## S 6 klien mengatakan proses
berkemihnya lanar
: 6 klien ;ampak tenang
8 6 9g. $liminasi sudah teratasi
P 6 pertahankan interensi pera/at
0-*4-*& ### S 6 klien mengatakan emas tentang
keadaan penyakitnya
: 6 klien tampak gelisah
$kspresi /ajah tegang
8 6 9g. 3asa aman emas belum
teratasi
P6 lanjutkan interensi
pera/at
0-*4-*& #< S6 +lien mengatakan luka operasinya
tidak basah
:6 luka operasi keringidak teerdapat pus
8 6 resiko in"eksi teratasi
P 6 pertahankan interensi pera/at