5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 1/19
TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
KLIPING DAN ULASAN ARTIKEL TENAGA PENDIDIK
Sertifikasi Guru dan Peningkatan Kualitas Pendidikan
OLEH:
SEBTI ATUL AWALIYAH
098 554 127
TN O9 A (PAGI)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI - TATA NIAGA
2012
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 2/19
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini di dunia pendidikan kita masih kekurangan guru, kalau tenaga pengajar
banyak, tetapi tenaga guru masih langka. ukuran kualitas perguruan tinggi bukan hanya dilihat
dari berapa yang bergelar doktor, tetapi berapa banyak guru didalamnya. Secara eksplisit kalimat
tersebut mengindikasikan rendahnya mutu dan kualitas tenaga pendidik di Indonesia. Dengan hal
tersebut, bagaimanapun berimplikasi secara signifikan terhadap rendahnya kualitas lulusan (out-
put ) sekolah. Tidak salah kalau kemudian keterpurukan dunia pendidikan di negara ini
dialamatkan kepada guru sebagai garda terdepan pelaksanaan pendidikan itu sendiri.
Apabila dicermati kondisi objektif kualitas guru saat ini, maka setidak-tidaknya bisa
dilihat dari sisi kelayakan mengajar dan ijazah yang dimiliki. Dari sekitar 2,6 juta guru di
Indonesia ternyata masih cukup banyak guru yang termasuk kategori tidak layak mengajar
karena kualifikasi dan kompetensinya tidak sesuai.
Upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat luar biasa. Di satu sisi
membuat masyarakat tercengang dan terkaget-kaget, terutama di kalangan guru karena mereka
akan memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok. Namun, di sisi lain juga
membuat tergopoh-gopoh para praktisi pendidikan tersebut karena mereka harus mempersiapkan
banyak hal untuk bisa memperoleh tunjangan profesi tersebut.
Langkah konkrit dari upaya peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari peningkatan
mutu tenaga pendidik. Hal itu dilakukan karena ada asumsi bahwa rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia bukan diakibatkan oleh rendahnya input pendidikan, akan tetapi
diakibatkan oleh rendahnya kualitas guru, di samping karena proses pendidikan yang tidak
maksimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya peserta didik yang tidak lulus Ujian
Akhir Nasional dengan standar nilai 4,26, di mana akar permasalahannya adalah minimnya
proses yang dilakukan oleh sekolah (Martinis Yamin, 2006: 1).
Proses yang tidak sempurna mengakibatkan kualitas produk yang tidak baik, sementara
proses pendidikan di sekolah terletak di tangan guru. Yaitu mulai dari bagaimana melaksanakan
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 3/19
pembelajaran, penguasaan materi, komunikasi yang dilakukan terhadap peserta didik, member
motivasi belajar, menciptakan pembelajaran yang kondusif, sampai pada mengelola
pembelajaran. Dengan demikian, pangkal permasalahan rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia adalah rendahnya kualitas guru. Oleh karena itulah, Pemerintah menggelindingkan
kebijakan peningkatan kualitas guru melalui sertifikasi guru sebagaimana tertulis dalam UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42 yang berbunyi “Pendidik harus
memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”,
dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8 yang berbunyi “Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jamani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewu judkan tujuan pendidikan nasional”.
Sertifikat pendidik menjadi tuntutan bagi setiap guru, karena sebagaimana dinyatakan
dalam Pasal 2 UU No. 14 Tahun 2005 bahwa “(1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga
professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perudang-undangan;
dan (2) Pengakuan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuktikan dengan sertifikat pendidik”.
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 4/19
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sertifikasi Guru
1. Definisi Sertifikasi Guru
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai
tenaga profesional (UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004).
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses
pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan
pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji
kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai
landasan pemberian sertifikat pendidik (UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004).
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikasi bagi guru
dalam jabatan dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang
terakreditasi dan ditetapkan pemerintah. Pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yakni dilakukan
dalam bentuk portofolio (Samani, 2007).
Sertifikasi guru merupakan kebijakan yang sangat strategis, karena langkah dan tujuan
melakukan sertifikasi guru untuk meningkat kualitas guru, memiliki kompetensi, mengangkat
harkat dan wibawa guru sehingga guru lebih dihargai dan untuk meningkatkan kualitaspendidikan di Indonesia (Sanaky, 2004).
Menurut Mulyasa (2007), Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon
guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai
profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 5/19
dalam sertifikasi guru adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti
pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan
pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Dengan kata lain sertifikasi
guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh
karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh
sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
National Commision on Education Services (NCES) memberikan pengertian sertifikasi
guru secara lebih umum. Sertifikasi guru merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang
calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar. Hal ini diperlukan karena
lulusan lembaga pendidikan tenaga keguruan sangat bervariasi, baik di kalangan perguruan
tinggi negeri maupun swasta (NCES dalam Mulyasa, 2007). Maka, dapat disimpulkan bahwaprogram sertifikasi guru adalah suatu program yang dilakukan oleh pemerintah dibawah kuasa
Dinas Pendidikan Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang
dilaksanakan melalui LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah dengan pemberian
sertifikat kepada guru yang telah berhasil mengikuti program tersebut.
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai upaya meningkatkanprofesionalisme guru dan
meningkatkan mutu layanan dan hasil pendidikan di Indonesia, diselenggarakan berdasarkan
landasan hukum sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
e. Fatwa/Pendapat Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor I.UM.01.02-
253.
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi
Guru dalam Jabatan.
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 6/19
3. Tujuan Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
c. Meningkatkan martabat guru
d. Meningkatkan profesionalitas guru
4. Manfaat Sertifikasi Guru
Manfaat uji sertifikasi guru adalah sebagai berikut:
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten
sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
profesional yang akan dapat menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan
penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.
c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru
dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan.
d. Menjaga lembaga penyelenggaran pendidikan dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
e. Memperoleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan guru.
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 7/19
BAB III
PEMBAHASAN
Artikel 1 :
“Sertifikasi Guru dan Peningkatan Kualitas Pendidikan” (http://blog.alfisatria.com/sertifikasi-
guru-dan-peningkatan-kualitas-pendidikan.html)
Artikel 2 :
“Sertifikasi Belum Pengaruhi Kualitas Guru” (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan
/berita-pendidikan/11/07/18/loiftw-sertifikasi-belum-pengaruhi-kualitas-guru)
Artikel 3 :
“Tunjangan Non Sertifikasi Guru di Tangsel tak Juga Cair” (http://www.republika.co.id/berita
/pendidikan/berita-pendidikan/11/12/29/lwy6wi-tunjangan-non-sertifikasi-guru-di-tangsel-tak-
juga-cair)
Ketiga artikel tersebut saling berhubungan dengan permasalahan sertifikasi guru dan
pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Dewasa ini Sertifikat pendidik menjadi
tuntutan bagi setiap guru, karena sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 2 UU No. 14 Tahun 2005
bahwa “(1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
diangkat sesuai dengan peraturan perudang-undangan; dan (2) Pengakuan guru sebagai tenaga
profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik”.
Namun, apabila dicermati kondisi objektif kualitas guru saat ini, maka setidak-tidaknya
bisa dilihat dari sisi kelayakan mengajar dan ijazah yang dimiliki. Dari sekitar 2,6 juta guru di
Indonesia ternyata masih cukup banyak guru yang termasuk kategori tidak layak mengajar
karena kualifikasi dan kompetensinya tidak sesuai (Kompas, 9/12/2005). Jumlah guru yang tidak
layak mengajar tercatat 916.505 orang, terdiri dari 609.217 guru SD/MI, 167.643 guru
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 8/19
SMP/MTs, dan 75.684 guru SMA/MA, serta 63.961 guru SMK. Bahkan persentase guru yang
mengajar tidak sesuai dengan keahliannya mencapai 15 %, padahal mutu guru yang mengajar
sesuai dengan kompetensinya saja, ketika diberi tes kompetensi, hasilnya masih amat sangat
memprihatinkan. Sedangkan dari sisi ijazah yang dimiliki; dari 1.234.927 guru SD hanya sekitar
8,30 % yang berkualifikasi S1 dan 0,05 % berkualifikasi S2. Untuk tingkat SMP; dari 466.748
guru, hanya 42,03 % yang berkualifikasi S1 dan 0,31 % berkualifikasi S2. Sedangkan untuk
SMA, dari 230.114 orang guru, 72,75 % berkualifikasi S1 dan 0,33 % S2. Untuk SMK, dari
147.559 guru, 64,16 % S1 dan 0,33 % S2.
Kondisi guru yang seperti ini tentu masih jauh dari tuntutan UU No. 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 9 bahwa kualifikasi akademik
yang harus dipenuhi guru minimal berpendidikan D4/S1. Selain kualifikasi akademik, seorang
guru juga dituntut memiliki kompetensi (pasal 10), serta memiliki sertifikat pendidik (Pasal 8).
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikasi bagi guru
prajabatan dilakukan melalui pendidikan profesi di LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan
pemerintah diakhiri dengan uji kompetensi. Sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yakni dilakukan
dalam bentuk portofolio.
Portofolio adalah kumpulan dokumen yang menggambarkan prestasi seseorang.
Portofolio guru adalah kumpulan dokumen pengalaman berkarya atau prestasi dalam
menjalankan tugas sebagai guru dalam interval waktu tertentu.
Sertifikasi pendidik dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
1) Dilaksanakan secara
a) objektif, yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang impartial, tidak
diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional.b) transparan, yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada
para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang
pengelolaan pendidikan, yang sebagai suatu sistem meliputi masukan, proses, dan hasil
sertifikasi.
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 9/19
c) akuntabel, yaitu proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku
kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.
2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan
kesejahteraan guru, seperti :
a) Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang
dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru.
b) Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali
gaji pokok sebagai bentuk upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
c) Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS)
maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non PNS/swasta),
d) Peningkatan mutu dan kesejahteraan guru diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
3) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundangundangan, antara lain:
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
b)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.c) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis, meliputi :
a) Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru (kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional). Standar kompetensi guru mencakup
kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan menjadi kompetensi guru TK/RA,
guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran.
b) Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu dilakukan penilaian terhadap
unjuk kerjanya sebagai bukti penguasaan seperangkat kompetensi yang dipersyaratkan.
c) Instrumen penilaian kompetensi tersebut dapat berupa tes dan non tes. Pengembangan
instrumen penilaian kompetensi guru dilakukan oleh LPTK tertentu yang ditunjuk oleh
Pemerintah dengan standar yang sama untuk seluruh Indonesia.
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 10/19
5) Menghargai pengalaman kerja guru, seperti:
a) Pengalaman kerja guru di samping lamanya guru mengajar juga termasuk pendidikan dan
pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah dihasilkan baik dalam bentuk tulisan
maupun media pembelajaran, serta aktivitas lain yang menunjang profesionalitas guru.
b) Pengalaman kerja guru perlu mendapat penghargaan sebagai salah satu komponen yang
diperhitungkan dalam sertifikasi guru.
6) Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah, antara lain:
a) Untuk alasan efekti-vitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru serta penjaminan
kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap
tahunnya ditetapkan oleh pemerintah.
b) Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru
peserta sertifikasi untuk masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota.
c) Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas jumlah data individu guru per
Kabupaten/Kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (http://sertifikasiguru.org) .
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 11/19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari ketiga artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya program sertifikasi
yang telah diadakan oleh pemerintah, diharapkan sertifikasi guru akan dapat melindungi profesi
guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru,
melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak
professional serta agar mampu meningkatkan kesejahteraan guru.
Pelaksanaannya berupa peningkatan kesejahteraan guru berupa pemberian tunjangan
profesi kepada guru yang sudah memenuhi persyaratan sebagai guru professional atau telah
mendapatkan sertifikat. Program ini masih menyisakan permasalah, terutama berkaitan dengan
pengaruhnya terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dedikasi guru sehingga
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.
Namun, tidak semua program sertifikasi yang telah diadakan pemerintah dapat berjalan
sesuai dengan rencana awalnya. Dapat kita lihat pada artikel kedua yang berjudul “Sertifikasi
Belum Pengaruhi Kualitas Guru” . Dalam artikel tersebut dijelaskan Sertifikasi belum banyak
berpengaruh terhadap kualitas guru. Karena buktinya, hasil kajian Kementerian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas) menyatakan sekitar 40 persen guru yang lulus sertifikasi memiliki nilai
di bawah lima. Meski demikian, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur
mengatakan Kemendiknas akan membuat program diklat terakreditasi. Diklat tersebut bersifatwajib diikuti oleh seluruh guru yang telah lulus sertifkasi dan menerima TPP.
Selain itu, juga dapat kita lihat pada artikel ketiga yang berjudul “Tunjangan Non
Sertifikasi Guru di Tangsel tak Juga Cair” bahwa, pemerintah perlu memperhatikan kembali
pelaksanaan program-program sertifikasi terkait. Seperti halnya masalah tunjangan yang telah
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 12/19
seharusnya diterima oleh guru-guru tersebut haruslah benar-benar sampai atau diterima oleh para
guru tersebut.
B. Saran
Saran dan perbaikan untuk kesempurnaan sistem sertifikasi guru sangat diperlukan.
Berikut ini adalah saran yang diberikan untuk perbaikan selanjutnya, antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan analisis lebih mendalam mengenai desain sertifikasi guru, disesuaikan dengan
kebutuhan saat ini.
2. Melakukan klarifikasi dan evaluasi lebih lanjut terkait adanya perubahan struktur organisasi
Kemdiknas yang baru, sehingga proses sistem sertifikasi lebih relevan terhadap struktur
organisasi Kemdiknas yang baru.
3. Memperpendek aliran proses sertifikasi guru.
4. Memberikan sosialisasi sejelas-jelasnya kepada para guru untuk pemahaman sertifikasi guru.
5. Bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk secara bersama-sama berkomitmen dalam
melaksanakan sistem sertifikasi guru.
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 13/19
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.alfisatria.com/sertifikasi- guru-dan-peningkatan-kualitas-pendidikan.html
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/11/07/18/loiftw-
sertifikasi-belum-pengaruhi-kualitas-guru
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/11/12/29/lwy6wi-
tunjangan-non-sertifikasi-guru-di-tangsel-tak-juga-cair
http://sertifikasiguru.org.
http://weblog-pendidikan.blogspot.com/2009/08/peningkatan-mutu-pendidikan-melalui.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2190980-pengertian-sertifikasi-guru/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23335/4/Chapter%20II.pdf
http://www.google.com
http://www.wikipedia.com
http://scholar.google.com
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 14/19
LAMPIRAN ARTIKEL
Sertifikasi Guru dan Peningkatan Kualitas Pendidikan
June 22nd, 2011 at 6:56pm
Bagi guru di banyak daerah, pekan-pekan ini merupakan pekan mengumpulkan berkas-
berkas untuk kelengkapan syarat pencairan tunjangan sertifikasi guru. Sebagian menunggu
pencairan triwulan kedua (April-Juni) 2011, ada juga yang menunggu pencairan tahun 2011
karena sejak Januari 2011 tunjangan ini belum diturunkan juga, baik untuk guru-guru di bawah
koordinasi Kementrian Pendidikan Nasional maupun Kementrian Agama. Memang sampai tahun
2011 ini, pencairan dana tunjangan sertifikasi merupakan “berkat kejutan” bagi para guru yang
sudah mendapat sertifikat pendidik karena tidak lancarnya proses ini.
Menurut program idealnya, tunjangan ini diturunkan setiap bulan bersamaan dengan gaji
guru, tapi kenyataannya sampai tahun 2011 ini yang berarti sudah hampir 5 tahun program ini
berjalan, kejadian ideal ini masih jauh dari harapan. Seringnya, dana tunjangan diturunkan setiap
tiga bulan, ini yang paling beruntung, tapi sebagian lagi ada yang enam bulanan, sembilan
bulanan, bahkan tahunan. Walaupun diterima lebih besar daripada diterima bulanan secara
jumlah, tapi secara kebutuhan guru dan tujuan diadakannya tunjangan ini, tersendatnya program
ini menurut saya malah menyusahkan. Tidak jarang, guru-guru sudah “menggadaikan” dana
tunjangan ini jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga ketika turun tetap saja langsung habis
terdistribusi membayar hutang :).Setahu saya program ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan guru dan juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Dari
sisi kesejahteraan guru memang terlihat ada peningkatan kesejahteraan, walaupun turunnya tidak
jelas waktunya, paling tidak menambahincome daripada biasanya. Nah, yang jadi pertanyaan
berikutnya yang sering dilontarkan terutama oleh orang-orang yang tidak berprofesi sebagaiguru, atau yang tidak “kecipratan” adalah apakah tujuan yang kedua, yaitu meingkatkan kualitas
pendidikan nasional, juga tercapai dengan pemberian tunjangan ini?
Sebagai guru tentu saja saya setuju dengan kedua tujuan di atas dan yakin bahwa
keduanya akan tercapai dengan pemberian tunjangan sertifikasi ini. Namun, perlu disadari
perubahan seperti itu tidak mungkin terjadi sekejap mata, tidak mungkin terjadi hanya dengan
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 15/19
pemberian tunjangan setahun dua tahun yang itupun tersendat-sendat turunnya. Guru-guru yang
selama ini hanya menjadi pahlawan tanpa “tanda jasa” alias gajinya kecil -kecil saja, ketika
diberikan tunjangan yang tidak seberapa itu, baru menjadi pelepas dahaga “tanda jasa” saja. Jadi,
kalau selama ini guru selalu dalam kondisi “minus” dalam hal keuangan, tunjangan sertifikasi ini
baru menjadi penutup lubang hingga mencapai kondisi “nol”. Saya rasa wajar kalau ada sedikit
euforia di sini.
Tentang hubungan peningkatan kualitas pendidikan dengan tunjangan sertifikasi ini, saya kira
kita tidak bisa serta merta mengharapkan guru-guru yang sudah mendapat sertifikasi ini “tiba-
tiba” menjadi guru yang profesional, guru yang berdedikasi, guru yang mampu mendidik dengan
baik dalam waktu satu atau dua tahun hanya karena diberikan tunjangan. Kita harus menyadari
bahwa sebagian besar guru-guru ini masih banyak yang menjadi guru karena “terpaksa”. Karena
tidak bisa masuk perguruan tinggi lain akhirnya masuk IKIP agar tetap bisa kuliah. Atau karena
tidak mendapat pekerjaan di bidang lain, lebih baik menjadi guru. Dan masih banyak sebab
lainnya yang intinya, baik dari segi sumber daya maupun motivasi, guru-guru kita ini sebagian
besar masih rendah kualitasnya. Lihat saja hasil tes kompetensi mata pelajaran yang diberikan
kepada guru-guru, berapa persen yang mampu melampaui nilai terendah? Kalau mau jujur masih
banyak sekali yang tidak kompeten. Bagaimana bisa menciptakan generasi unggul kalau
pendidiknya saja tidak kompeten? Dan sekali lagi ini tidak bisa diubah hanya dalam waktu
setahun dua tahun pemberian tunjangan.
Jadi, bagaimana tunjangan sertifikasi dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional?Menurut saya,roadmap-nya seperti ini. Saat ini profesi guru menjadi profesi yang mulai “dilirik”
karena berbagai tunjangan yang diberikan sehingga akan banyak menarik kaum muda untuk
menjadi guru. Semakin banyak yang berminat menjadi guru maka persaingan akan semakin
ketat, akibatnya yang bisa lulus sebagai guru adalah mereka-mereka yang berkemampuan dan
berkompeten. Beberapa tahun lagi, guru-guru kita adalah mereka yang telah mampu melewati
berbagai kompetisi antarcalon guru, mereka yang berkompeten sebagai. Nah, pada saat itulah,
baru kita harapkan kualitas pendidikan kita meningkat secara drastis.
Maka, tetaplah memberikan tunjangan kepada guru-guru kita, pasti kualitas pendidikan
kita meningkat.
http://blog.alfisatria.com/sertifikasi-guru-dan-peningkatan-kualitas-pendidikan.html
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 16/19
Sertifikasi Belum Pengaruhi Kualitas Guru
Senin, 18 Juli 2011 10:46 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Sertifikasi belum banyak berpengaruh terhadap
kualitas guru. Buktinya, hasil kajian Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
menyatakan sekitar 40 persen guru yang lulus sertifikasi memiliki nilai di bawah lima.
"Dengan hasil itu, masih banyak guru yang kualitasnya belum meningkat walaupun telah
menerima tunjangan profesi pendidik (TPP)," ujar Kepala Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) Jawa Timur, Salamun, Senin (18/7).
Diungkapkannya, kajian tersebut dilakukan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendiknas terhadap sejumlah guru yang bersertifikasi dan menerima TPP. Dari kajian itu
disimpulkan, hanya 29,6 persen kompetensi guru yang naik setelah sertifikasi. "Pemberian
tunjangan setelah sertifikasi hanya berdampak kecil bagi kualifikasi guru," ungkapnya.
Meski demikian, Salamun mengatakan Kemendiknas akan membuat program diklat
terakreditasi. Diklat tersebut bersifat wajib diikuti oleh seluruh guru yang telah lulus sertifkasi
dan menerima TPP. "Jika tidak ada program pendidikan dan latihan, proses sertifikasi semakin
tidak berdampak pada kualifikasi guru," katanya menegaskan.
Sementara itu, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jatim, Ikhwan Sumadi
membantah sertifikasi belum meningkatkan kualifikasi guru. Menurutnya, kinerja guru sudahmulai meningkat.
"Guru-guru sekarang sudah mulai berlatih membuat penelitian hasil pembelajaran di
kelas sehingga sertifikasi itu jelas berdampak. Kami harap tidak mudah menuding kinerja guru
penerima sertifikasi tetap tidak meningkat," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ikhwan mengungkapkan lebih dari 50 persen guru yang bersertifikasi telah
meningkat kinerjanya. Dia menilai guru sudah lebih bersemangat ketika mengajar. "Mereka
sudah mampu meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran," tuturnya.
Selama ini, dia mengaku PGRI telah mendorong guru penerima sertifikasi untuk terusmeningkatkan kualifikasinya. Sertifikasi bukan hanya untuk mendapatkan tunjangan. "Kami
mendorong para guru untuk meningkatkan kualitas, tidak hanya meminta haknya dapat
tunjangan," ujarnya.
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 17/19
Di sisi lain, Ikhwan menuding proses sertifikasi guru justru belum adil lantaran kuota
lebih banyak diberikan kepada pengajar sekolah menengah. Kuota sertifikasi tersebut belum
sesuai rasio jumlah guru yang mengajar di tiap jenjang pendidikan.
"Sekarang, guru SMA yang mengajar enam tahun sudah bisa ikut sertifikasi, tetapi justru
ada guru SD yang mengajar lebih dari sepuluh tahun belum bisa ikut," ungkapnya.
Dia menilai kuota sertifikasi seharusnya diatur berdasarkan rasio jumlah guru yang mengajar di
masing-masing jenjang pendidikan. Hal ini lantaran, jumlah guru yang mengajar di SD lebih
banyak dibandingkan yang mengajar di sekolah lanjutan.
"Jika tidak ada rasio yang seimbang, jumlah guru SD yang lulus sertifikasi tentu akan
lebih sedikit," ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Harun menekankan guru yang telah lulus sertifikasi
harus meningkatkan profesionalitasnya. Khusu di Surabaya, hampir 90 persen guru telah lulussertifikasi dan mendapatkan TPP. "Sudah ada sekitar 9.600 dari 11.800 guru di Surabaya ikut
sertifikasi dan mendapat tunjangan. Kita usahakan tahun ini guru yang belum bersertifikasi
diselesaikan," ujarnya.
Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: C01
STMIK AMIKOM
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/11/07/18/loiftw-sertifikasi-belum-pengaruhi-kualitas-guru
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 18/19
Tunjangan Non Sertifikasi Guru di Tangsel tak Juga CairKamis, 29 Desember 2011 11:24 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, PAMULANG – Tunjangan non sertifikasi guru di Tangerang
Selatan (Tangsel) belum juga dicairkan sejak bulan Januari hingga Desember 2011. Padahal,
dana tersebut seharusnya sudah dibayarkan setiap bulan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel, Mathoda, menampik bahwa pihaknya menunda-
nunda pembayaran. “Tunjangan sertifikasi merupakan anggaran Kementerian Pendidikan, saya
tidak tahu menahu mengapa tunjangan tersebut bisa molor hingga satu tahun,” katanya pada
wartawan, Rabu (28/12).
Menurutnya, Dindik Tangsel hanya menunggu kebijakan dari pusat dan tidak berwenang
untuk mencairkan dana tersebut. Namun begitu, Mathoda memastikan tunjangan non sertifikasi
akan segera cair dalam waktu dekat ini. “Sekarang kemungkinan masih dalam proses, tunggu
saja kalau tidak hari ini, ya besok,” ujarnya.
Pencairan dana non sertifikasi, kata dia, akan dibayarkan secara penuh dan tidak hanya
enam bulan seperti isu yang menyebar di antara para guru. “Akan kita berikan penuh. Tunggu
saja!” tegasnya.
Di lain pihak, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangsel, UusKusnadi, mengatakan pencairan tunjangan non sertifikasi saat ini sudah siap dicairkan.
Jumlahnya mencapai Rp 18,9 miliar rupiah untuk seluruh guru di Tangsel. Uus meminta para
guru bersabar atas belum cairnya dana non sertifikasi tersebut.
Sebelumnya, para guru di Tangerang Selatan (Tangsel) mengeluhkan belum turunnya
tunjangan non sertifikasi guru sejak Januari. Salah seorang guru PNS di salah satu SMP Negeri
di kawasan Pondok Aren, Agus, mengeluhkan molornya tunjangan non sertifikasi yang
dijanjikan pemerintah ini. “Seharusnya, setiap bulan dibayarkan sebesar Rp 250 ribu untuk setiap
orang guru,” ujarnya.
Pria yang mengaku telah 20 tahun menjadi PNS ini mengaku hanya mendapatkan janji-
janji semata. Termasuk adanya kabar yang menyebutkan dalam bulan ini rencana pencairan
tunjangan sertifikasi akan dilakukan Pemkot setempat. “Katanya dalam bulan ini akan
dibayarkan. Tapi dana yang keluar hanya enam bulan saja, bukan satu tahun ,” kata Agus.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Lingga Permesti
5/12/2018 Kliping Dan Ulasan Artikel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-dan-ulasan-artikel 19/19
STMIK AMIKOM
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/11/12/29/lwy6wi-tunjangan-non-
sertifikasi-guru-di-tangsel-tak-juga-cair
Top Related